Author: Kisah Memek
-
Video bokep Bree Daniels dan Megan Sage pasangan Lesbian
-
Foto Bugil Wanita muda cantik menjatuhkan handuk untuk mengekspos pantat sempurna dan vagina manisnya
Duniabola99.com – foto gadis cantik pirang melepas haduknya yang dan mencari baju kesukaannya sambil bugil dan memamerkan memeknya yang tidak berbulu.
-
Video Bokep Lindsey Woods tidak bisa masuk kedalam rumah
-
Foto Ngentot Remaja pirang Tara Lynn Foxx gak muat oleh kontol gede
Duniabola99.com – foto cewek remaja pirang Tara Lynn Foxx ngentot memeknya yang dimasukin kotol hitam besar hingga gak muat dan dilihatin temannya dari belakang diatas tempat tidur.
-
Misaki Yoshimura cantik ngentot dengan 2kakek dirumah mewah
-
Kisah Memek aku istriku dan teman istriku
Duniabola99.com – Sebenarnya aku sudah kurang lebih 10 tahun berumah tangga dan kehidupan kami baik-baik saja. Aku sendiri berusia 10 tahun lebih tua dari pada istriku yang saat ini berusia 30 tahun dan sudah beranak seorang berusia 7 tahun. Walaupun sudah beranak, tetapi istriku tetap mempunyai wajah yang cantik dan bentuk tubuh yang indah sebab sering senam dan merawat wajah, rambut ke salon dan juga karena anaknya dulu minum susu kaleng sehingga bentuk buah dadanya yang besar itu tetap indah dan masih kencang serta kenyal. Juga lubang vaginanya saat habis melahirkan langsung dijahit sehingga lubangnya kembali seperti saat masih perawan. Jadi hubungan seks kami tetap indah.
Suatu hari di tahun 2018, kami diajak sebelah tetangga untuk nonton blue film karena baru beli laser disc. Kami dan suami istri tetangga nonton film itu yang cukup seram karena ada seorang wanita bule disetubuhi oleh dua orang Negro, mereka bergantian memasukkan penisnya yang seorang ke vaginanya dan yang seorang ke mulutnya untuk dihisap. Melihat adegan itu rupanya istriku jadi naik birahinya sehingga memegang tanganku erat-erat dan berbisik,
“Waah rupanya nikmat sekaligus lubang atas dan bawah kemasukkan penis.” Kutanya pelan-pelan,
“Apakah kamu kepingin adegan begitu?” Istriku dengan malu-malu menganggukkan kepalanya.
Setelah selesai memutar laser disc, kami segera pulang dan karena nafsu birahi kami sudah memuncak segera kami puaskan dengan bersetubuh malam itu. Sambil bersetubuh, aku tanya lagi kepadanya, “Mi, apakah kamu kepingin disetubuhi sekaligus dengan dua laki-laki?” Istriku memandangiku sambil malu-malu manggut-manggut kepalanya. Kutanya lagi, “Kalau lakinya dua, satunya kamu ingin dengan siapa?” Istriku menjawab, “Terserah sama Papi saja.” Aku teringat punya dua teman baik sejak sekolah di SMA, yaitu Lud seorang anak turunan Ambon dengan Belanda dan Tono seorang Cina seperti kami. Lalu kutanya lagi, “Kalau Lud atau Tono mau?” Dia menggangguk juga. Lalu kujelaskan lagi, “Mami senang yang penisnya besar, lebih besar dari kupunya atau yang kira-kira sama?”Istriku menjawab, “Enak yang besar saja, seperti di film tadi.”
“Oh kalau gitu ya si Lud saja sebab dia punya panjang dan besar.”Memang kita dulu pernah mandi sama-sama bertiga saat masih sekolah ternyata Lud punya penis dalam keadaan mati saja besar dan panjang hanya warnanya agak hitam lalu bulu kemaluannya juga banyak sampai menyambung ke bawah pusar juga dadanya penuh dengan bulu maklum orang Ambon. Besok paginya segera kuinterlokal Lud yang ada di Jakarta dan kuceritakan maksudku, ternyata Lud menyambut dengan antusias dan sanggup datang besok sore sebab hari Sabtu kantor di Jakarta tutup. Aku kemudian booking motel yang terdiri dari 2 kamar dan sebuah ruang tamu dan TV.
Hari Sabtu sore aku menjemput Lud di airport bersama istriku, setelah menitipkan anak pada pembantu. Istriku sudah siap membawa tas dengan membawa perlengkapan baju tidur segala, saat itu istriku memakai rok panjang warna coklat tapi bagian atas terbuka sampai dada hanya memakai baju tipis (modelnya Yuni Sara) dengan bagian bawah ada belahannya agak tinggi di depannya sehingga kalau jalan atau duduk pahanya terlihat putih menggairahkan. Juga bagian atasnya terlihat sedikit belahan buah dadanya, karena istriku hanya memakai bra strepples tanpa tali, sehingga di airpot banyak mata laki-laki curi pandang lihat belahan buah dadanya istriku, apalagi kalau tangannya didekapkan di bawah buah dadanya maka buah dadanya semakin menyembul ke atas. Makin syuur..! Tepat pukul 17.15 pesawat Merpati dari Jakarta mendarat, dari penumpang yang turun kulihat Lud menuruni tangga pesawat dengan menenteng tas kecil. Dia memakai T-shirt dan celana jeans.
Setelah keluar pintu airport segera kusalami dia, dia menepuk-nepuk bahuku dan berkata, “Waah, nanti malam kita betul-betul ke nirwana”, dengan logat Ambonnya. Kemudian dia memeluk istriku sambil mencium pipi kiri dan kanan yang mulus dan putih dari istriku. “Apa kabar Hwa?” tanyanya pada istriku. Dia kalau panggil istriku dengan Hwa. Kita berjalan menuju parkir dan naik mobil, untuk sementara dia duduk di belakang sendirian dulu sambil kita cari makan. Istriku usul makan sate kambing saja biar hot katanya. Dan usul itu kita setuju semua.
Setelah sampai motel kita segera check in, temanku sebagai tamu kuberi kamar yang besar dengan twin bed sekaligus untuk tempat bermain seks-ria nanti. Baru saja aku selesai dari kamar kecil menuju ruang TV yang bersebelahan dengan kamarnya Lud yang masih terbuka pintunya, kulihat Lud memeluk istriku dari belakang menghadap kaca rias sambil tangannya meremas-remas buah dada istriku sehingga kedua pentil buah dadanya yang coklat kemerah-merahan itu menyembul keluar sambil menciumi pipi istriku yang wajahnya menengadah ke wajahnya Lud. Tangannya lud yang kanan kadang-kadang terus meraba turun ke perut dan terus turun untuk disusupkan ke belahan atas dari rok istriku untuk meraba pangkal paha serta vagina istriku. Tampak istriku mulai mendesis kenikmatan serta menggeliat dengan tangan kanannya coba memijit penisnya yang masih pakai jeans itu. Adegan ini masih berlangsung beberapa saat walaupun mereka tahu aku di dekatnya. Ketika kutanya pada istriku, “Mi, nikmat ya permainannya Lud?” Istriku menjawab, “Waah, aku nggak tahan lagi Pi, habis sejak dalam mobil tadi Lud terus mempermainkan dan meremas buah dadaku terus.” Memang istriku kalau buah dadanya sudah dipermainkan lalu nafsunya meroket naik, mungkin ciri khas wanita-wanita yang punya buah dada besar. Karena Lud mau mandi dulu, maka aku dan istriku yang sudah mandi dari rumah duduk di sofa menonton TV dulu.Istriku berkata kepadaku, “Waah Pi, pertama aku dirangkul dan diciumi oleh Lud badanku rasanya merinding dan panas dingin. Habis bulu tangannya dan kumisnya begitu geli rasanya waktu menggesek tubuh dan pipiku.”
“Tapi Mami bisa nafsu ya dengan Lud?” tanyaku. Istriku dengan malu manggut-manggut. Lalu dia bilang lagi,
“Kalau nanti malam Papi tidur sendirian bagaimana? Sebab katanya aku akan diajak tidur dengannya semalam.”
“Nggak apa-apa, yang penting Mami bisa keturutan mendapat kepuasan”, jawabku.
Memang entah kenapa perasaanku saat melihat Lud memeluk dan meremas buah dada istriku aku tidak cemburu bahkan nafsuku menjadi berkobar, apa mungkin aku punya kelainan seks pikir dalam hatiku.
“Tadi Lud bilang kalau nanti malam air maninya akan disemprotkan terus ke seluruh tubuhku dan vaginaku sampai habis. Dan lendir santanku akan dikuras sampai kering dengan penisnya”, kata istriku. Aku pesan pada istriku agar satu hal yang jangan dilakukan adalah minum air maninya, walaupun nanti kalau nyemprot saat dihisap. Jadi harus diludahkan.Beberapa saat kemudian Lud bertanya pada istriku, “Hwa, apakah kamu tak bawa pakaian tidur? Tapi kalau tak bawa ya tak apa-apa sebab nanti malam kan tak ada pakaian yang boleh menempel di tubuhmu sebab akan kuselimuti dengan tubuhku.”
“Macam-macam kamu”, sahut istriku. Lalu istriku masuk ke kamar untuk ganti pakaian dan sikat gigi, juga aku masuk kamar untuk lepas pakaian dan hanya pakai CD saja. Sebentar istriku sudah selesai dan keluar dengan mengenakan pakaian tidur dari bahan tipis warna pink hingga terlihat CD mininya warna merah juga branya yang mini juga dari renda warna merah juga. Melihat istriku keluar dengan pakaian yang sensual sekali, Lud geleng-geleng dan bilang, “Waah aku bisa langsung tegang lho”, sambil pegang-pegang penisnya. Lalu istriku duduk di sofa sebelahku dan tangan Lud ditarik juga untuk diajak duduk di sofa juga. Sekarang istriku diapit sebelah kiri aku dan kanan oleh Lud. Tangan istriku dipegang Lud dan digosokkan ke bulunya di bawah pusar sampai menyambung ke bulu kemaluannya. “Wuuuiihh, cek… cek… cek”, gumam istriku sambil menarik tangannya.
Sambil nonton TV tanganku dan tangannya Lud mulai bekerja. Lud menciumi pipi, telinga dan lehernya istriku sehingga kepalanya disandarkan ke bahu Lud dan menengadah untuk terus menerima ciuman-ciuman disertai permainan lidah Lud dan tangan kanannya terus mulai meraba dan meremas buah dada sebelah kanan dan naik turun ke paha istriku. Aku sendiri segera melepas kancing atas baju tidurnya dan kurogoh buah dadanya sebelah kiri untuk segera kuhisap pentilnya serta tangan kiriku meraba paha kirinya dan vaginanya bergantian dengan tangan Lud. Istriku tak tahan terus menggeliat-geliat sambil tangan kirinya memijit penisku dan tangan kanannya merogoh ke dalam celana santainya Lud untuk memegang penisnya. Adegan ini tak berlangsung lama hanya sekitar 5 menit, karena istriku tak tahan dan minta langsung ditancap dengan penis vaginanya. Lalu kita sama-sama masuk kamar, kulepas CD-ku dan ternyata Lud hanya pakai celana santai saja tanpa CD sebab begitu dilorot celananya langsung nampak penisnya.Walaupun belum hidup penisnya cukup panjang kira-kira ada 15 cm dan besar sekali dan kepalanya sudah menongol keluar karena dia disunat, tetapi kantong pelirnya agak kecil. Kupunya panjang dan besarnya hanya kira-kira 65 persennya saja. Istriku juga sudah bugil benar, lalu dia ditarik Lud ke hadapannya dan tubuhnya agak dirapatkan ke tubuh istriku jadi buah dada istriku yang menempel agak ketat dengan dadanya yang penuh bulu. Lalu Lud berpegang pada kedua lengan Hwa dan badannya digeser-geserkan naik turun, ke kiri dan kanan sehingga bulunya menggesek ke seluruh tubuh depan Hwa juga bulu kemaluannya kulihat sempat menggesek vagina istriku, hingga istriku kenikmatan sambil memejamkan mata. Aku jadi syuur melihatnya. “Addduuuh Lud, gila benar gesekan bulu atas bawahmu itu, tak tahan vagina dan buah dadaku kena gesekannya”, kata istriku.
Selesai itu lalu Lud tidur dan istriku diminta menungging agak di bawahnya sehingga mulutnya pas depan penisnya dan aku diminta mengerjakan vaginanya dengan penisku. Saat menungging kelihatan buah dada istriku menggantung bebas dan langsung saja ditangkap dengan kedua tangan Lud dan terus diremas-remas. Istriku tanpa komando langsung mencaplok penis Lud yang mulai agak tegang dan mempermainkannya dengan mulut dan lidahnya. Lubang penisku dibuka-buka dengan ujung lidahnya dan kadang-kadang dikocok naik turun dengan mulutnya sehingga Lud mengerang nikmat. Aku sendiri langsung tegang keras dan terus kuhunjamkan maju mundur ke vaginanya. Mendapat dua penis yang sekaligus mengisi lubang atas dan bawah apalagi yang satu gede sekali istriku tampak bernafsu sekali, nafasnya kelihatan terus memburu sedang vaginanya mulai keluar santannya dan kental sekali. Kulihat istriku kadang-kadang tak menghisap penis Lud tapi memepetkan buah dadanya kepenis Lud dan ditaruhnya di belahan buah dadanya dan digosok-gosok dengan buah dadanya.
Melihat itu lalu kupegang pantat istriku dan langsung kugoyangkan maju mundur sehingga sekaligus buah dadanya bisa menggosok-gosok penis Lud dan vaginanya mengocok penisku. Praktis kami laki-laki berdua diam hanya dengan goyangan pada pantatnya sudah membuat nikmat penis dua laki-laki dan kulihat vaginanya makin banyak dengan santan kental yang berwarna putih seperti susu. Aku bilang, “Waduuuh Lud, santannya Hwa mulai keluar dan kental sekali Lud”. Langsung dia bilang, “Aku juga tegang banget penisku disedot-sedot dan dipermainkan lubangnya oleh Hwa, ayo kita ganti posisi.” Temanku usul supaya istriku jangan capai sebab masih terus akan dikerjakan semalam suntuk, maka istriku disuruh yang tidur tapi pantatnya di ujung bawah kasur hingga kakinya bisa menapak ke lantai. Temanku nanti akan menancapkan vaginanya dari bawah sambil memegang dan membentangkan kaki istriku. Dan aku yang bertugas mengisi mulut atas dengan penisku dengan jongkok tepat di atas buah dadanya sehingga penisku tepat di hadapan mulutnya.Penisku juga langsung dicaplok oleh Hwa yang sudah memuncak nafsunya, baru beberapa saat Hwa melepas penisku dan mengaduh, “aachh…. Lud!” Aku melongok ke belakang ternyata Lud masih sibuk mau memasukkan penisnya sebab belum bisa masuk, yaah karena kelewat besar bendolan kepala penisnya saat tegang banget itu kira-kira ada 5 cm diameternya. “Sulit banget An masuknya coba kuberi minyak sedikit dulu”, katanya. “Masak toch padahal sudah kumasukan penisku dan sudah ada santannya lho”, sahutku. Lalu temanku ambil botol kecil isi minyak dan dioleskan kepala penisnya dengan minyak lalu dia mengambil semacam longsong dari karet dengan bagian dinding luarnya penuh bulu dari karet kira-kira panjangnya 1 cm. Longsong itu lebarnya kira-kira 10 cm.
Kemudian dipakaikan ke penisnya hingga batang penisnya sebagian tertutup dengan longsong berbulu itu. “Ini supaya Hwa mendapat kenikmatan yang lebih hebat. Mau coba ya Hwa?” katanya sambil ditunjukkan ke istriku penisnya yang sudah gede dan panjang lagi hitam itu dilongsongi dengan gelang karet putih berbulu itu sehingga benar-benar menakjubkan kelihatannya. Istriku bilang, “Waah kayak apa rasanya nanti Lud, aku belum bisa membayangkan. Tapi pokoknya habisi ya Lud air mani dan santanku!”
“Oke” sahutnya. Lalu Lud mengangkat dan mementang lagi kaki istriku dan ujung penisnya ditempelkan tepat di lubang vagina istriku yang mulai menganga itu dan disentakkan ke dalam. “aacch… Lud, masuk Lud penismu”, kata istriku. Memang kepala penisnya Lud sudah masuk lalu digoyang-goyangkan keluar masuk pelan-pelan kepala penisnya supaya agak terbiasa. “Waduh Lud, Pi, rasanya seret sekali bibir vaginaku bisa merasakan bentuk penismu Lud”, kata istriku sambil matanya terpejam dan menggigit bibir. Setelah itu baru dimasukkan seluruh batang penisnya yang tertutup gelang bulu itu pelan-pelan.Setelah terbenam semuanya, istriku mendesis lagi, “Aduh Pi, penis Lud mentok sampai dalam kepalanya rasanya menyodok mulut rahimku. Enaaknya luar biasa dan gelinya juga hebat kena gelang bulu itu”, dengan penis tetap terbenam penuh Lud mulai menggoyangkan pantatnya naik-turun bergantian dengan kiri-kanan, sehingga penisnya menyapu seluruh dinding vagina istriku. Tangan istriku mulai meremas kain sprei dan minta penisku untuk dihisapnya. Penisku juga dipermainkan dengan lidah, lubangnya dibuka-buka dengan lidah, enaknya luar biasa. Aku sambil melihat ke belakang, kulihat penis Lud mulai digoyangkan keluar masuk sehingga bulu karetnya menyentuh clit-nya juga dan terlihat bulunya banyak santan istriku yang menempel. Setelah gampang masuk keluar penisnya, maka kaki istriku disuruh membuka dengan telapak kakinya manjat di pinggir kasur sehingga tangan Lud langsung meremas buah dada yang ada di bawah pantatku.
Baru 3 menit jalan adegan ini, istriku sudah mengaduh, “Aah.. aah, aku mau klimaks, Lud, Pi!” Benar juga sekejap lagi istriku tampak lemas sehingga menghisapnya kendor dan Lud berkata, “Gila An, pijatan vagina istrimu kuat sekali di penisku.” Memang kalau klimaks istriku vaginanya memijit penis dengan kuat dan nikmat rasanya. Setelah agak kuat, istriku bilang, “Pi, Lud tolong semprotkan semua manimu ya, aku sudah pengin hangatnya manimu sekalian.” Aku tanya pada istriku, “Mi, gimana? Mami nikmat dan puas keinginan Mami untuk merasakan 2 penis sekaligus terlaksana?”
“Ya Pi, Mami puas banget dan memang enaknya dan grengnya luar biasa sekaligus melihat, memegang dan menikmati 2 penis, apalagi ada yang gede-gede. Mami jadi kepingin terus”, sahutnya. Lalu Lud sudah mulai menggenjot lagi vagina Hwa dengan penisnya dan penisku dihisap lagi sambil dibantu dikocok dengan tangan. Setelah 5 menit lagi, istriku mencapai klimaks lagi. Lalu temanku bilang, “Ayo An, sekarang kita puaskan Hwa dengan semprotan mani secara berbarengan.”Lud mulai menggerakan lagi keluar masuk dan kadang memutar sehingga istriku sering menggelinjang tubuhnya dan penisku mulai dihisap lagi sambil kadang-kadang dikocok dengan tangan, sedang buah dada istriku tetap menjadi bagian dari tangan Lud yang tak bosan-bosan meremas-remasnya. Makin lama Lud semakin cepat dan semakin keras menghunjamkan penisnya ke vagina Hwa dan mulai mendengus-dengus seperti sapi. Melihat itu akan jadi memuncak nafsuku dengan penis terus dikocok oleh istriku maka air maniku tak tertahan lagi, creet…. creet…. cret, maniku menyemprot masuk ke mulut istriku. Karena seminggu tak bersetubuh maka maniku banyak serta kental juga sehingga mulut istriku penuh dengan mani yang putih seperti cendol itu. Lalu penisku kukeluarkan dari mulutnya dan mani yang masih menetes dari lubang penisku kugeser-geserkan ke bibir istriku dan langsung ditelan semua maniku. Baru saja habis menelan maniku terdengar suara mengaduh dari temanku, “Uuuuuh…. uuuuhh…. uuuhh”, sambil menekankan kuat-kuat penisnya yang terbenam itu ke vagina istriku. Dan tiap kali Lud mengaduh istriku pun ikut mengaduh, “aah Lud… aahh Lud… aah Lud.” Jadi rupanya tiap kali semprotan mani Lud terasa sekali nikmatnya oleh istriku. Aku lalu rebah tidur sebelah istriku dan temanku juga langsung rebah menindih tubuh istriku.
Walaupun dengan nafas yang masih memburu tangan temanku tetap masih meremas buah dada Hwa. Kemudian tubuh Lud dipeluk erat oleh istriku dan kakinya pun dilipatkan erat-erat ke pantat Lud dengan maksud agar penisnya jangan buru-buru dicabut dari vaginanya. Kira-kira sampai 5 menit kita bertiga terdiam tanpa kata-kata hanya dengan nafas tersengal-sengal, baru kemudian aku turun menuju kamar mandi untuk cuci dan ternyata Lud dengan merangkul istriku juga ikut ke kamar mandi untuk cuci bersama. Untuk mencuci penis-penis, istriku yang bertugas karena kepunyaan Lud yang banyak belepotan santan dari mani istriku maka penisnya yang dicuci dulu. Kulihat dari vagina Hwa meleleh sedikit mani yang keluar ke pahanya dan kulihat bibir vaginanya memerah.
Istriku bilang, “Ya Pi bibir vaginaku merah? Itu gara-gara penis temanmu itu toch yang seretnya bukan main mulai dari bibir vagina sampai dinding dalam vagina seret terus, sehingga vaginaku bisa merasakan lekuk-lekuk penis Lud.”
“Tapi nikmat dan nikmat toch sayang?” balas Lud. Istriku tertawa tanda setuju, sambil terus mencuci penis Lud dan kemudian penisku. Setelah itu giliran istriku vaginanya mau dicuci oleh tamanku, istriku duduk di closet dengan kaki terbuka lebar kemudian vaginanya dicuci dan jari tengahnya dimasukkan pelan-pelan untuk mengambil mani yang menempel di dalam dan ternyata ada sedikit dan ditunjukkan ke istriku. Istriku bilang,
“Wah Pi, maninya Lud ngendon dalam vaginaku nih sebab tadi semprotannya banyak dan sampai tiga kali tapi yang keluar sedikit sekali. Mungkin masuk ke rahim sebab dalam perutku masih terasa hangat dan saat nyemprot ujung lubangnya benar-benar disodokkan sampai rasanya masuk lubang rahimku. Gimana ya Pi?”
“Biarin saja lama-lama kan keluar sendiri, sekarang dikeluarkan percuma nanti malam kamu kan masih akan disemprot lagi.”
“Bukan malam ini saja mungkin sampai besok pagi akan kusemprotkan sampai habis maniku ke vaginamu”, sahut Lud. Istriku menjawab,
“Betul Lud, kamu biar kembali ke rumah dengan tempat yang kosong jadi manimu 2 hari ini harus dihabiskan sampai tuntas.”Setelah selesai mencuci, kita bertiga dengan berbugil ria duduk di sofa sambil makan kacang mete dan nonton TV. Temanku berkata,
“An, kamu beruntung sekali punya istri dia, walaupun sudah setengah baya dan punya anak tapi buah dadanya masih berdiri menantang tidak jatuh, juga perut dan pahanya mulus sekali tidak keriput, siapa yang tak tegang terus lihat tubuh seindah ini. Apalagi hisapannya juga yahut, kalau jadi istriku tiap hari bisa kusetubuhi minimum 2 kali! Istriku berbisik padaku,
“Sudah kesampaian keinginanku untuk melayani nafsu birahi 2 laki-laki sekaligus dan ternyata memang tambah besar nafsunya serta nikmatnya pun tambah. Oya Pi, malam ini aku tak tidur dengan Lud ya, aku akan melayani Lud untuk menyalurkan nafsu sexnya sepuas-puasnya supaya tak kecewa kalau balik ke Jakarta.” Aku menjawab,
“Boleh saja, Lud malam ini Hwa biar melayani kamu supaya kamu bisa melampiaskan semua nafsu binatangmu padanya.”
“Memang sejak aku makan sate kambing, aku sudah minta supaya dia malam ini dan besok pagi melayani nafsu binatangku”, kata Lud.Kemudian istriku minta tiduran, kepalanya di pangkuan Lud sedang pahanya di pangkuanku sambil tangannya memegang-megang penis Lud lalu digosokan ke pipinya dan diciuminya. Tangan Lud diletakkan di buah dada istriku sambil mengusap, meremas dan kadang menunduk untuk mengecup bibir istriku. Dia kalau mengecup sampai lama hingga istriku sampai sulit bernapas dan minta dilepas kecupannya. Sedang bagianku adalah mempermainkan clit-nya dan memasukkan jari tengahku ke dalam lubangnya dan penisku sambil digesek-gesek dengan betisnya. Lud kadang-kadang memeluk tubuh istriku dan kemudian menciumi pipi dan mengecup kening dan bibir istriku dan tangan istriku pun mengusap-usap dadanya yang berbulu itu.
Kemudian Lud berkata padaku, “An, sebenarnya aku sudah lama tiap kali bertemu dengan Hwa, aku kepingin menikmati tubuhnya dan malam ini jadi kenyataan. Untuk itu malam ini istrimu kupinjam untuk menemani tidur sebab aku akan melampiaskan seluruh nafsu binatangku pada Hwa dan penisku akan kusimpan dalam vaginanya sepanjang malam. Aku akan memberikan kenikmatan dan kepuasan yang tak terkira pada Hwa.”
“Boleh Lud, malam ini istriku biar melayanimu agar kamu benar-benar puas”, sahutku.
“Tapi kalau nanti malam Papi butuh ya Papi ikut masuk saja sebab Mami tetap akan melayani Papi juga malam ini, untuk itu nanti pintu kamarnya biar terbuka saja jadi Papi dapat lihat dan dapat masuk ikut juga”, kata istriku. Setelah itu Lud bertanya pada istriku,
“Apakah kamu sudah fit lagi untuk main?” Istriku menjawab,
“Aku selalu siap setiap saat untuk melayanimu dan Papi. Malam ini aku benar-benar sehat makin mendapat semprotan mani semakin sehat rasanya, sebab manimu tadi yang keluar hanya sedikit lainnya masih berada di dalam rasanya masih hangat di dalam perutku, Lud.” Setelah itu Lud berdiri sambil membopong istriku dibawa masuk ke kamar dan ditidurkannya. Lud memanggilku untuk menemani istriku dulu karena dia akan ke toilet dulu, kesempatan itu kupakai untuk mencium dan mengecup bibirnya dan mengulangi pesanku,
“Mi jangan lupa kalau maninya lud disemprotkan ke dalam mulut hati-hati jangan sampai tertelan dan jangan mau kalau penisnya dimasukkan ke dalam lubang anusmu!”
“Iya Pi, akan kuingat terus pesan Papi”, sahut istriku.
“Selamat menikmati penisnya Lud yang gede ya Mi, nanti Papi diberi ceritanya ya!” kataku. Saat itu Lud sudah balik masuk kamar dan aku duduk lagi di ruang TV sambil menonton juga mau menonton adegan permainan Lud dengan istriku karena pintu kamarnya terbuka.Lud naik ke tempat tidur dengan posisi di atas istriku, kemudian dadanya yang penuh bulu digesek-gesekkan ke buah dada istriku sehingga istriku menggelinjang kegelian dan terus digesekkan ke bawah yaitu perut, dan vaginanya. Setelah itu Lud naik lagi lalu mulai menciumi kening hidung dan pipi dari istriku lalu mencium telinga istriku dengan mengeluarkan lidahnya untuk mengorek lubang telinga istriku sampai istriku meronta karena geli dan tangan istriku segera meraih penisnya yang selama ini menggelantung dan ujungnya menggesek-gesek paha istriku. Segera dipijit-pijitnya penis Lud dan kadang-kadang dikocok juga serta kantung buah pelirnya diremas-remas juga. Hal itu membuat Lud lebih ganas dia segera mencucupi puting buah dada istriku sambil tangannya meremas-remas buah dadanya dengan harapan ada air susu yang keluar.
Tapi walaupun buah dada istriku montok tak keluar air susunya kalau diperas. Penisnya dipermainkan oleh istriku tampak tegang dan panjang banget, lalu Lud mengambil posisi gaya 69, hingga mulutnya pas di vagina dan penisnya tepat di wajah istriku. Keduanya yang langsung beraksi, penisnya yang gede segera dijilati dan dilumat dengan lidah seluruh bagian kepalanya yang nampak gempel besar itu sambil batang penisnya dipijit terus oleh istriku dan dia terus mencucup clit dan lubang vagina istriku. Kurang lebih 10 menit adegan ini lalu gantian Lud yang tidur dan istriku yang duduk di atas penisnya tepat dengan vaginanya. Kepala penisnya dimasukkan ke dalam vagina istriku lalu mulai diputar pantatnya sehingga penisnya berputar dengan dipegang bibir vagina istriku sedang tangan Lud tetap meremas buah dada istriku.Kira-kira sudah 10 menit lewat mani Lud tetap belum menyemprot dan istriku juga belum klimaks, lalu oleh istriku mulai digoyang naik turun pantatnya kadang-kadang pelan kadang-kadang cepat sehingga penisnya keluar masuk vagina seperti dikocok dengan vagina. Dengan posisi ini baru 5 menit istriku klimaks dan dia diam terduduk di atas penis Lud dengan vaginanya memijit penis. Setelah fit lagi digoyang lagi sampai klimaks lagi istriku. Akhirnya istriku menarik Lud untuk duduk dan istriku tetap duduk di penisnya dan kakinya diselonjorkan di antara tubuh Lud. Lalu Lud yang ganti menggoyangkan pantat istriku maju mundur sambil kadang-kadang istriku ditidurkan ke belakang dan Lud tetap mendekapnya. Dalam waktu 15 menit dengan posisi ini istriku sudah mengerang karena klimaks sampai 2 kali.
Puas dengan posisi ini ganti istriku ditelentangkan, lalu Lud menindih istriku setelah penisnya dimasukkan semuanya ke vagina istriku, lalu pantatnya digoyang memutar sehingga bulu kemaluannya menggesek clit dan seluruh vagina istriku dan penisnya memutar di dalam lubang vagina sehingga istriku menggelinjang lagi dengan tangannya menarik lepas sprei. Sedangkan mau mengerang sulit, karena bibirnya dikecup kuat-kuat oleh Lud. Yaah, menonton itu penisku jadi tegang terus sampai kemeng rasanya, dan adegan ini berjalan cukup lama sampai kira-kira 10 menit lebih. Dan dalam waktu 10 menit itu paling tidak istriku sudah mencapai klimaks sampai 2 kali. Setelah itu kakinya yang kekar itu keduanya ditumpangkan ke kedua kaki istriku yang ramping dan indah itu lalu pantatnya digoyangkan naik turun hingga penisnya ikut juga. Dengan posisi ini penisnya betul-betul kejepit dengan bibir vagina istriku sehingga gesekannya betul-betul terasa di vagina istriku sampai istriku berulang kali menelan air liurnya dan geleng-geleng kepala saat klimaks.Lud minta ganti posisi lagi, sekarang dia agak mengangkat pantatnya dan ganti istriku yang harus menggoyangkan pantatnya memutar hingga penis Lud diputar dengan vagina istriku. Kira-kira 5 menit lewat masih belum lepas juga maninya, padahal kalau aku yang diputar penisnya oleh istriku 5 menit langsung muncrat maniku, akhirnya malah istriku sendiri yang klimaks lagi. “Aduuh Lud… aduh Lud…. nikmatnya luar biasa aku sudah tak kuat menahannya lagi semprotkan manimu Lud”, pinta istriku. Baru kemudian posisi istriku ditarik ke bawah sehingga pantatnya di pinggir kasur, kemudian Lud turun dan kaki istriku diminta mentang lebar-lebar dan diangkat tinggi lalu Lud menancapkan penisnya dari bawah dengan sedikit membungkuk agar tangannya bisa meremas buah dadanya.
Lalu mulailah ditembaknya vagina istriku dengan penisnya, pertama mulai pelan-pelan lalu tambah lama tambah keras dan cepat menembaknya sampai tiap kali ditekan pantat istriku terpental naik. Untuk itu terpaksa tangannya melepas buah dada istriku dan memegang pinggangnya supaya kalau ditembak keras vaginanya, pantatnya tak naik tapi penisnya yang deras menghunjam masuk menerobos sampai mulut rahim istriku. “Aduuh Lud… aduh Lud… nikmat banget penismu Lud, tapi aku tak kuat menahan nikmatnya Lud…, aku butuh manimu Lud dan penismu sudah makin hangat Lud”, teriak istriku. Akhirnya “Huuuuh”, desis Lud dan “Cruttt”, maninya muncrat, “Huuuh”, desis Lud lagi dan “Cruttt”, maninya muncrat lagi dan setiap kali maninya muncrat istriku mengerang, “aach… sseett!” Setelah itu Lud tengkurap di tubuh istriku, “Lud tubuhku hangat rasanya kena semprotan manimu”, kata istriku. Kemudian tubuh istriku diangkat naik dan Lud segera tidur di sebelahnya dengan memeluk istriku dan penisnya yang masih tegang itu dimasukkan lagi ke dalam vagina istriku dan kemudian kedua tubuh yang bugil itu diselimuti. Melihat itu walaupun penisku tegang aku tak ikut masuk sebab kupikir istriku capai apalagi vaginanya masih disumpal dengan penis Lud, jadi terpaksa aku masuk ke kamar dan tidur.
Suatu saat aku terbangun, karena terasa penisku dipijit-pijit dan ketika membuka mata ternyata istriku dengan masih dibopong di muka berpelukan oleh Lud tangan istriku memijit-mijit penisku. Ketika aku bangun, istriku bilang, “Ayo Pi jangan tidur saja Mami mau disemprot Mani lagi berdua berbarengan.” Eeeh, ternyata pikiranku tadi meleset, kukira istriku yang lemah lembut itu sudah capai tadi ternyata masih ingin dikerjain berdua lagi. Aku lihat ternyata vagina istriku tetap didongkrak dengan penis Lud, jam saat itu sudah jam 1 tengah malam jadi aku sudah tidur dua jam. Kemudian istriku ditidurkan di bawahku dan langsung Lud mulai menembak vagina istriku dengan penisnya yang gede itu dan aku terpaksa bangun mendekatkan penisku ke mulut istriku untuk dihisap. Penisku terus dijilati disedot lubangnya sambil kantong penisku diremas-remas dan rambut bawah kantong penisku ditarik-tarik juga pinggiran lubang anusku dielus-elus dengan jarinya hingga aku terus bernafsu dan tegang lagi.
Memang kalau kita main bertiga ini tambah terangsang demikian juga Lud yang menembakkan penisnya semakin seru dan nafasnya mulai ngos-ngosan dan crot… crot… crot, maninya muncrat ke dalam vagina istriku, kulihat itu tak tahan juga langsung maniku kulepaskan juga dan memenuhi mulut istriku dan setelah ditelan mulutnya dibuka ditunjukan padaku kalau maniku sudah habis masuk. Dan Lud pun lalu menelungkup di atas istriku untuk istirahat, tapi mulutnya masih sempat menghisap-hisap pentil istriku. Lalu dia bilang,
“Waah Pi, mani Lud rupanya masuk terus ke dalam rahimku sebab tiap nyemprot tak pernah keluar lagi, apa karena vaginaku disumpal terus dengan penisnya Lud ya Pi? sebab biasanya kalau punya Papi paling 1 jam sudah mengalir keluar lagi walaupun nyemprotnya keras banget.” Belum sempat kujawab, Lud bilang,
“Gila, istrimu itu minta disumpal terus vaginanya, pokoknya penisku malam ini tak boleh lepas dari vaginanya.”
“Nggak Pi, Lud yang minta dulu supaya penisnya dipendam semalam suntuk dalam vaginaku, dan aku setuju”, jawab istriku.“Penisnya terasa hangat terus di vaginaku, dan kalau mulai tegang terasa mulai goyang-goyang dan semakin keras yang menyodok-nyodoknya Pi, kalau tidur walaupun sudah tidur pula penisnya tetapi kepala penisnya tetap nyantol di bibir vaginaku jadi tak mau lepas seperti Papi punya biasanya lepas sendiri kalau tidur.” kata istriku. Setelah fit kembali istriku dibopong lagi dengan masih disodok vaginanya dengan penisnya dan dibawa balik ke kamar depan dan aku pun tertidur lagi karena mengantuk. Seperti biasa aku selalu bangun jam 4.30 pagi selain kebiasaan kadang-kadang penisku tegang sendiri jam-jam itu. Pagi itu penisku juga tegang lalu aku bangun dengan maksud mau naiki istriku, kumasuk ke kamarnya ternyata istriku masih tidur berpelukan dengan Lud dengan tubuh diselimuti. Aku mencoba mendekati kepala istriku dan kubelai-belai pipinya dan istriku terbangun.
Aku bilang, “Penisku tegang nih, yo tak semprotkan ke vaginamu.”
Istriku berbisik, “Aduuuh Pi, penis Lud masih menancap terus dalam vaginaku kalau tak ditarik tak bisa lepas sebab nyantol kepalanya, Papie tak hisap saja ya penisnya?”
“Oke”, sahutku.Bonus FOTO
-
Foto Ngentot anal menyakitkan oleh Sofy Torn
Duniabola99.com – foto cewek diajak ngento oleh pacarnya dan mendapatkan ngentot anal yang pertama kali dan merakan kesakitan dan menembakkan sperma kemuka.
-
Foto Bugil Britney Beth menunjukkan memeknya dari dekat
Duniabola99.com – foto cewek cantik pirang toket gede memamerkan memeknya denga posisi nunging siap untuk dientot dimemeknya yang tembem.
-
Kisah Memek Shakila Ku Sayang
Duniabola99.com – Hai namaku Z (bukan nama sebenar) tapi cerita ini adalah pengalaman kali pertama aku mengadakan hubungan seks aku ngan Shakila. Semasa kejadian ini aku berumur 20 tahun Shakila 3 tahun lebih muda dari aku (tingkatan 5). Tapi shakila ni bukannya sebarangan awek kalau korang nak tahu dia nie lah awek yang paling aku sayang sejak aku bercinta. Dia punya body mengalahkan gadis2 sebaya aku. Utuk memendekan ceritanya pada satu hari aku mengajaknya keluar ke bandaraya X. Kami keluar naik motor RXZ aku. Dah lah motor aku pakai jek absober punya rapat dia duduk kat aku sampai terasa teteknya yang sederhana besar kat belakang aku. Daftar Judi Slot
Kami pergi tengok wayang cerita Hollowman. Ceritanya bermula dipertengahan filem tue pabila Shakila meletakan kepalanya kat atas bahu aku. Aku dengan selamba meletakan tangan aku kat atas peha dia. Tiba2 dia pegang tangan tangan aku dan melatakannya kat badan dia sambil berkata abang nak main tak tetek ayang nie (aku paggil dia ayang). Aku pun tak kisah sebab kiri, kanan dan belakang kami tak der orang. Aku pun ramas2 lah tetek awek aku tue tapi dari luar je lah. Lama jugak lah aku main dalam 30 minit ader kot.Lebih habis tengok wayang aku bawak dia ke Mcdonald dan kami makan kat tingkat atas. kebetulan kat sana tak der orang. Aku pun ajak lah dia project ngan aku. Dia kata tak kisah. Aku pun mula cium bibir dia yang halus tue. Aku mungulum lidah dia sambil dibalas oleh kucupan Shakila yang lembut dan halus tue. Tangan aku mula meramas2 tetek dia yang semakin keras. Shakila kata dia nak kulum batang aku. Dia pun bukak zip seluar aku dan terus menggulum batangku yang semakin keras tue. Dia punya kulum power wo.
Aku bukak baju shakila dan terserlah branya yang berwarna putih tue didepan mata aku. Shakila meminta aku membuka branya. Dengan perlahan lahan terbukaklah dia dan terserlahlah buah dadanya yang putih gebu tue kat depan mata aku. Putingnyer yang berwarna merah lembut tue terus ku hisap sambil tangan aku menyeluk ke dalam kainnya. Aku dapat merasakan pantatnya sudah pun berair. Shakila kelihatan sudah hanyut. Terus saja ku bukak kain dan seluar dalamnya. Akhirnya terdedah jugak pantat awek aku nie. Pantat Shakila putih gebu dan masih tak bulu lagi. Aku pun menjilat dan hisap pantat Shakila dengan rakus. Shakila mengeliat kesedapan sambil kedengaran suaranya mendengus…. aaahhhh… eeemmm… aaaaaarrrrgggh…
Aku pulak tetap terus jilat dan hisap pantat Shakila sambil mengigit lembut pada kelentik yang berwarna merah tue. Lepas tu aku beralih ke teteknya yang gebu tu pula. Sambil hisap aku meramas ramas tetek Shakila tue. Aku dapat merasakan Shakila sudah mulai kilmax. Kedengaran suara halus Shakila meminta aku memasukkan batang aku kat dalam pantat dia. Abang masuklah cepat ayang tak tahan nie…. emmmm….. aaaahhhhh.Aku pun membaringkan Shakila kat atas meja mcdonald panjang tue. Dengan pelan aku memasukkan batang aku yang tengah stim gila tue ke dalam pantat Shakila. Setelah teliti menatang sasaran, akhirnya terpasaklah batang aku tu di dalam pantat Shakila yang tengah basah tue. Awek aku nie memang dara lagi so macam biasalah mesti berdarahkan aku menolak batangku pelan2 dan semakin lama semakin laju. Shakila menjerit halus menahan kesakitan. Aduhh……. aaaaaahhhhhh….. eeemmmmmaa…. aaaarrrrhhhhh… Aku meneruskan hayunan sambil mengulum lidah awek aku nie……
Tiba tiba Shakila mengelupur lebut apabila merasakan sesuatu yang panas dan melekik lekik mula memenuhi dasar lubang pantatnya. Rupa rupanya ccccuuuuppppp…… ccccuuuupp…… ccccuuuupppp….. ccuuuppp………. bebarapa das air mani aku mula terpancut di dalam pantat Shakila.Aku cabut batang aku keluar dan kami pun terus pakai semula pakain kami tadi. Yelah takut ader lak yang naik tingkat atas mcdonald nie (siang tingkat atas memang tak bukak tapi aku selamba jer). Tu pun nasib baik masa kami tengah projet tak der pekerja yang naik, kalau tak nahas ler kami.
Lepas tue aku hantar Shakila balik rumah dan kata dia nak kejadian tadi berulang lagi. Aku senyum jer…hi.. hi..
-
Kisah Memek Sexs Dengan Bangla
Duniabola99.com – Cerita ini berlaku pada tahun lepas kira-kira bulan Disember, Di kawasan tempat tinggal kami ramai terdapat mat-mat bangla. Mereka ini selalu aje lalu-lalang di depan rumah kami.
Dalam ramai-ramai bangla tu adalah seorang berdua yang aku kenal. Namanya Ragesh. Badannya agak kurus dan tinggi. Biasanya mat-mat bangla ni pada setiap petang pergi kekedai membeli keperluan mereka dengan memakai kain pelikat aje.Ragesh ni selalu juga datang ke rumahku untuk berbual-bual. Kadang-kadang semasa biniku tunduk membawa hidangan sempat juga matanya melirik mencuri lihat buah dada biniku dari kolar bajunya. Aku buat tak kisah aje.
Aku sudah kahwin hampir 3 tahun setengah. Sudah mempunyai seorang anak berumur 2 tahun setengah. Tapi biniku memang cun melecun. Kulitnya putih kuning, teteknya saiz 32 (boleh tahanlan), body boleh buat air liur meleleh.
Biniku tidak menyusukan anaknya takut teteknya kendur. Kami hanya memberinya susu botol aje. Sebab itulah teteknya tegang dan segar. Begitu juga dengan pantatnya. Masih tip-top. Ketat dan mengancam.
Biniku ini agak terbuka dalam bab seks. Dia tak berapa kisah sangat. Janji dia puas. Pernah dia bertanya kepada aku ada tak teknik-teknik lain yang boleh menambahkan lagi imaginasi dan daya seks kami. Aku menyatakan ada. Aku bertanya kepada dia, mahu tak dia mencuba merasa balak orang lain pula. Dia menjawab, “no probelm, boleh juga…”
Aku juga teringin nak lihat pantat biniku dijolok oleh balak lain. Asyik-asyik balak aku aje yang tenggelam timbul dalam pantatnya. Boring juga…Suatu petang selepas anak kami tidur, aku menonton blue film dengan biniku. Tiba-tiba pintu diketuk. Aku lihat Ragesh diluar. Dia kata boringlah sebab hari cuti, jadi dia nak tumpang tengok tv. Aku kata, masuklah, kami tengah tengok cerita best.
Ragesh pun masuk dan duduk di sofa sebelah biniku. Jadi biniku di sebelahnya. Ragesh jadi gelisah bila melihat cerita blue film yang aku pasang. Maklumlah bini aku ada bersama, malu juga dia. Melihatkan itu aku bertanya kepada Ragesh pernah dia beristeri? Dia berkata dia sudah ada 6 orang anak di Bangladesh. Sudah hampir 2 tahun dia tidak balik melihat anak dan isterinya.
Aku tanya dia lagi, kau tak stim ke, lama-lama tak jumpa isteri kau. Ragesh kata stim juga, sambil ketawa malu-malu. Bila aku lihat dia dah agak tak malu, aku pun tanya dia, kau tak mahu asah balak kau ke, Ragesh. Biniku memandang aku dan begitu juga Ragesh. Ragesh tidak menjawab. Aku lihat kain pelikat Ragesh sudah terangkat, mungkin balaknya dah keras.
Dengan selamba aku berkata kepada Ragesh yang aku mahu dia servis balaknya yang dah nak berkarat tu dengan biniku. Biniku terkejut… Aku buat tak kisah aje.. Aku fahamlah dia tak membantah.. Ragesh pada mulanya malu, aku katakan pada dia nak atau tak nak. Ragesh mengganggukkan kepalanya.Aku menyuruh Ragesh rapat dengan biniku. Ragesh mula merapatkan dirinya dengan biniku. Tangannya yang agak keras dan kasar itu mula memegang bahu biniku. Aku menyuruh Ragesh menjalankan ‘projek’ tu atas permaidani di ruang tamu tempat kami menonton tv tu. Ragesh tidak membantah..
Perlahan-lahan tangan Ragesh menyelinap ke dalam baju biniku. Biniku kegelian apabila tangan Ragesh yang berbulu itu mula menyentuh leher dan belangnya. Ragesh semakin berani. Aku memerhatikan aje perbuatan Ragesh dengan penuh stim. Dalam hatiku berkata, pandai juga bangla ni beromen.
Ragesh mula menanggalkan T-Shirtnya. Dia memegang kepala bini dan merapatkan mulutnya untuk mengucup bibir biniku. Biniku merapatkan mulutnya. Ragesh menghisap bibir dan menggulum lidah biniku. Mereka berdua berkucupan dengan penuh ghairah. Kulihat mata biniku semakin layu. Baju biniku perlahan-lahan disingkat oleh Ragesh. Perlahan-lahan tetek biniku terbuka. Bajunya dibuang ke lantai. Coli biniku dibuka Ragesh. Ragesh membaringkan biniku di sofa. Kain batik biniku di rentap oleh Ragesh yang mula berahi. Maklumlah dah dua tahun tak merasa pantat. Nilah baru sekali merasa pantat orang Malaysia.
Rages meramas tetek biniku. Dia menjilat puting tetek biniku yang kemerah-merahan itu. Tetek biniku mula mengeras. Itu petanda bahawa dia sudah stim. Tangan Ragesh mula merayap-rayap di celah kelangkang biniku. Ragesh sudah tidak kisah akan aku, bagi dia dia mesti jolok balaknya dalam pantat bini aku, walau apa pun terjadi.Tangan Ragesh mula masuk kedalam seluar dalam biniku. Seluar dalam biniku dah mula lembab dek air mazi. Ragesh menanggalkan seluar dalam biniku. Dengan posisi 69 dia mula menghala balaknya yang agak hitam, pajang lebih kurang 6 inci dan ukur lilit lebih kurang 3 1/2 inci. Taklah besar sangat. Biniku memegang balaknya lalu memasukkan ke dalam mulutnya, manakala Ragesh mengerja pula pantat biniku. Ragesh menjilat kelentit biniku dengan rakus. Kelentit biniku yang kemerahan itu dijilatnya dengan penuh selera. Lidahnya yang kemerahan mula dimasukkan ke dalam lubang vagina biniku. Lidahnya disorong dan ditarik. Aku lihat semakin banyak air yang keluar dari pantat biniku. Biniku sudah betul-betul stim. Dia meminta Ragesh menjolok batangnya ke dalam pantatnya dengan segera. Ragesh pun bangun. Dia pun menghadap biniku yang sedang stim itu. Ragesh pun berbaring di atas badan biniku.
Tangannya memeluk badan biniku dengan ghairah. Biniku membuka kangkangnya dengan luas agar balak Ragesh dapat masuk dengan mudah. Balak Ragesh yang panjang itu diletakkan di tengah-tengah alur pantat bini aku. Dia menekan perlahan-lahan. Kepala balaknya tenggelam sedikit-demi sedikit sehingga bertemulah bulu biniku dengan bulu balak Ragesh. Ragesh menekan balaknya kedalam pantat isteriku sehingga santak. Biniku mengeluh kesedapan.
Bila balaknya sudah berada dalam lubang pantat biniku, Ragesh pun mula menyorong dan menarik balaknya keluar masuk dari lubang pantat biniku. Berdecit-decit bunyi sorong tarik itu. Punggung biniku terangkat-angkat menahan kesedapan. Kira-kira 10 minit Ragesh di posisi itu dia mengangkat biniku untuk berdiri. Biniku bangun tanpa membantah. Sambil bangun sempat juga dia senyum pada aku. Aku angkat tangan menunjukkan isyarat best. Dia pun membalas sama.
Ragesh meminta biniku menonggeng dengan tangan isteriku memegang sofa. Isteriku berbuat demikian. Apabila isteriku sudah menonggeng (doggie style), punggung terangkat sedikit. Teteknya berayun kebawah kerana menonggeng. Bila bini aku dah ready Ragesh meraba-raba punggung biniku. Terlihat dengan jelas pantat isteriku yang kemerahan itu. Pantatnya masih penuh dengan pelincir.Ragesh berdiri di belakang punggung biniku. Balaknya keras menegang. Balaknya dihala ke lubang pantat biniku. Kepala balaknya sedikit demi sedikit menyelam ke dasar lubuk biniku. Ragesh menekan balaknya sehingga bulu balaknya santak ke punggung biniku. Setelah itu dia mula menyorong tarik balaknya. Kali ini Ragesh melakukan dengan laju. Biniku terangkat-angkat pnggungnya menahan kesedapan. Sambil menyorong dan menarik tangan Ragesh tidak melepaskan maramas tetek biniku.
Tangannya yang kasar itu meramas dengan ganas tetek biniku. Kulihat tetek biniku kemerah-merahan akibat kuat dikerjakan oleh Ragesh. Sambil meramas tetek biniku, balak Ragesh terus tenggelam timbul dari lubuk madu biniku. Tiba-tiba biniku menjerit kesedapan bila mengatakan air maninya sudah keluar. Punggungnya terangkat-angkat menandakan airnya sudah keluar, mungkin juga akibat kesedapan…
Ragesh menanya biniku mahu pancut luar atau dalam. Biniku mengatakan pancut kat dalam. Setelah kira-kira 10 minit biniku keluar air maninya, Ragesh masih mampu bertahan. Balaknya tetap keras, tubuh biniku yang mula lesu itu mula segar semula. Air pelincir masih banyak. Isteriku mula stim semula. Dia mula memberikan reaksi semula. Balak Ragesh yang keluar masuk dengan ganasnya dari lubangnya mula dikemutnya semula. Rages mengusap-ngusap belakang biniku. Biniku menyuruh Ragesh melakukan cepat-cepat, rupa-rupanya biniku nak keluar air maninya kali kedua.
Ragesh mempercepatkan hayunan balaknya keluar masuk ke dalam lubang pantat biniku. Tiba-tiba Ragesh mengeluh dan menekan seluruh balaknya ke dalam lubang pantat biniku. Air mani Ragesh menerjah laju ke dalam lubuk biniku. Biniku terangkat-angkat punggungnya menahan kesedapan. Ragesh membiarkan balaknya terendam dalam lubang pantat biniku lebih kurang seminit. Bila balaknya dicabut, aku lihat air mani meluncur laju keluar dari lubang pantat biniku.Biniku terbaring kelesuan begitu juga Ragesh. Batang Ragesh mula mengecut dan lembik. Biniku yang dua kali terpancut maninya tak bermaya nak buka mata. Terus terbaring di sofa kepenatan. Ragesh mengangkat tangan menunjukkan isyarat ‘best’. Tidak lama kemudian dia pun balik ke rumah kongsinya.
Aku bertanya kepada biniku, macam mana best ke? Dia mengatakan walaupun batang Ragesh agak kecik tapi dia dapat bertahan lama, sehingga dua kali dia ‘cum’. Bestlah bang kata biniku. Aku senyum aje.
Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri
-
Kisah Memek Aku jadi Liar Karena diPerkosa
Cerita Sex ini berjudul ” Aku jadi Liar Karena diPerkosa ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.
Duniabola99.com – Ayahku sudah sekitar 3 tahun meninggal dunia, meninggalkan ibu dan anakanak, aku dan adikku Charles yang masih kecil. Kini Charles sudah duduk di kelas 8 SD sedang aku sudah tamat SMU, mulai kuliah di Akademi Pariwisata dan Perhotelan. Meski mendapat dana pensiun tetapi amat kecil jumlahnya. Maklum, ayahku hanya pegawai kecil di Pemda KMS. Bandar Slot online
Untuk menyambung hidup dan biaya sekolahku dan Charles, ibuku terpaksa membuka toko jamu di samping rumah. Lumayan, sebab selain jualan jamu ibu juga menjual rokok, permen, alatalat tulis, pakaian anakanak dan sebagainya. Tentu saja, aku membantu ibu dengan sekuat tenaga. Siapa lagi yang bisa membantu beliau selain aku?Charles masih terlalu kecil untuk bisa membantu dan mengerti tentang kesulitan hidup. Meski usia ibu sudah berkepala 4 tetapi masih cantik dan bentuk tubuhnya masih bahenol dan menarik. Maklum ibu memang suka memelihara tubuhnya dengan jamu Jawa. Selain itu, sejak muda ibu memang cantik. Ibuku blasteran, ayahnya belanda dan Ibu Sunda. Ayahku sendiri dari suku Ambon tetapi kelahiran Banyumas. Ia lebih Jawa ketimbang Ambon, meski namanya Ambon. Selama hidup sampai meninggal ayah bahkan belum pernah melihat Ambon.
Ayah meninggal karena kecelakaan bus ketika bertugas di Jakarta. Bus yang ditumpanginya ngebut dan nabrak truk tangki yang memuat bahan bakar bensin. Truk dan bus samasama terbakar dan tak ada seorang penumpangpun yang selamat termasuk ayahku.
Sejak itu, ibuku menjanda sampai tiga tahun lamanya. Baru setahun yang lalu diamdiam ibu pacaran dengan duda tanpa anak, teman sekantor ayahku dulu. Namanya Sutoyo, usianya sama dengan ibuku, 42 tahun. Sebenarnya aku sudah curiga, sebab Pak Herman (aku memanggilnya Pak karena teman ayahku) yang rumahnya jauh sering datang minum jamu dan ngobrol dengan ibuku. Lamalama mereka jadi akrab dan lebih banyak ngobrolnya daripada minum jamu. Kecurigaanku terbukti ketika pada suatu hari. ibu memanggilku dan diajaknya bicara secara khusus.
Begini Cyn, kata ibu waktu itu.
Ayahmu kan sudah tiga tahun meninggalkan kita, sehingga ibu sudah cukup lama menjanda.Aku langsung bisa menebak apa yang akan dikatakan ibu selanjutnya. Aku sudah cukup dewasa untuk mengetahui betapa sepinya ibu ditinggal ayah. Ibu masih muda dan cantik, tentunya ia butuh seseorang untuk mendampinginya, melanjutkan kehidupan. Aku sadar sebab aku juga wanita meski belum pernah menikah.
Ibu tak bisa terus menerus hidup sendiri. Ibu butuh seseorang untuk mendampingi ibu dan merawat kalian berdua, kamu dan adikmu masih butuh perlindungan, masih butuh kasih sayang dan tentu saja butuh biaya untuk melanjutkan studi, kalian demi ibu sudi menikah kembali dengan Pak Herman dengan harapan masa depan kalian lebih terjamin.
Kamu mengerti? begitu kata ibu.
Ibu mau menikah dengan Pak Herman? aku langsung saja memotongnya.
Tidak apaapa kok Bu, Pak Herman kan orang baik, duda lagi. Apalagi dia kan bekas teman ayah dulu!.
Rupanya kamu sudah cukup dewasa untuk bisa membaca segala sesuatu yang terjadi sekelilingmu, Cyn, ibu tersenyum.
Kamu benarbenar mirip ayahmu.
Tak berapa lama kemudian ibu menikah dengan Pak Herman dengan sangat sederhana dan hanya dihadiri oleh kerabat dekat. Sesudah itu ibu diboyong ke rumah Pak Herman , dan rumah kami, kios dan segala isinya menjadi tanggung jawabku. Ibu datang pagi hari setelah kios aku buka dan pulang sore hari dijemput Pak Herman sepulangnya dari kantor.
Kehidupan kami bahagia dan biasabiasa saja sampai pada suatu hari, sekitar empat bulan setelah ibu menikah, suatu tragedi di rumah tangga terjadi tanpa setahu ibuku. Aku memang sengaja diam dan tidak membicarakan peristiwa itu kepada ibuku, aku tidak ingin melukai perasaannya. Aku terlalu sayang pada ibu dan biarlah kutanggung sendiri.
Kejadian itu bermula ketika aku sedang berada di rumah ibuku (rumah Pak Herman ) mengambil beberapa barang dagangan atas suruhan ibu. Hal tersebut biasa kulakukan apabila aku sedang tidak kuliah. Bahkan aku juga sering tidur di rumah ibuku bersama adik. Tak jarang sehari penuh aku berada di rumah ibu saat ibu berada di rumah kami menjaga kios jamu.Kadangkala aku memang butuh ketenangan belajar ketika sedang menghadapi ujian semester. Rumah ibu Sepi di siang hari sebab Pak Herman bekerja dan ibu menjaga kios, sementara di rumah itu tidak ada pembantu. Siang itu ibu menyuruhku mengambil beberapa barang di rumah Pak Herman karena persediaan di kios habis. Ibu memberiku kunci agar aku bisa masuk rumah dengan leluasa. Tetapi ketika aku datang ternyata rumah tidak dikunci sebab Pak Herman ada di rumah.
Aku sedikit heran, kenapa Pak Herman pulang kantor begitu awal, apakah sakit?
Lho, Bapak kok sudah pulang? tanyaku dengan sedikit heran.
Sakit ya Pak?.
Ah tidak, jawab Pak Herman .
Ada beberapa surat ketinggalan. kamu sendiri kenapa kemari? Disuruh ibumu ya?.
Iya Pak, ambil beberapa barang dagangan, jawabku biasabiasa saja.
Seperti biasa aku terus saja nyelonong masuk ke ruang dalam untuk mengambil barang yang kuperlukan.
Tak kusangka, Pak Herman mengikutiku dari belakang. Ketika aku sudah mengambil barang dan hendak berbalik, Pak Herman berdiri begitu dekat dengan diriku sehingga hampir saja kami bertubrukan. Aku kaget dan lebih kaget lagi ketika tibatiba Pak Herman memeluk pinggangku. Belum sempat aku protes, Pak Herman sudah mencium bibirku, dengan lekatnya.
Barang dagangan terjatuh dari tanganku ketika aku berusaha mendorong tubuh Pak Herman agar melepaskan tubuhku yang dipeluknya erat sekali. Tetapi ternyata Pak Herman sudah kerasukan setan jahanam. Ia sama sekali tak menghiraukan doronganku dan bahkan semakin mempererat pelukannya. Aku tak berhasil melepaskan diri. Pak Herman menekan tubuhku dengan tubuhnya yang besar dan berat. Aku mau berteriak tetapi tibatiba tangan kanan Pak Herman menutup mulutku.
Kalau kamu berteriak, semua tetangga akan berdatangan dan ibumu akan sangat malu, katanya dengan suara serak.
Nafasnya terengahengah menahan nafsu.
Berteriaklah agar kita semua malu!
Aku jadi ketakutan dan tak berani berteriak. Rasa takut dan kasihan kepada ibu membuat aku luluh. Pikirku, bagaimana kalau sampai orang lain tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang diperbuat suami ibuku terhadapku.
Belum lagi aku jernih berpikir Pak Herman menyeretku masuk ke kamar tidur dan mendorongku sampai jatuh telentang di tempat tidur. Dengan garangnya Pak Herman menindih tubuhku dan menciumi wajahku. Sementara tangannya yang kanan tetap mendekap mulutku, tangan kirinya mengambil sesuatu dari dalam saku celananya. Benda kecil licin segera dipaksakan masuk ke dalam mulutku. Benda kecil yang ternyata kapsul lunak itu pecah di dalam mulut dan terpaksa tertelan.Setelah menelan kapsul itu mataku jadi berkunangkunang, kepalaku jadi berat sekali dan anehnya, gairah seksku timbul secara tibatiba. Jantungku berdebar keras sekali dan aliran darahku terasa amat cepat. Entah bagaimana, aku pasrah saja dan bahkan begitu mendambakan sentuhan seorang lelaki. Gairah itu begitu memuncak dan menggebugebu itu datang secara tibatiba menyerang seluruh tubuhku.
Samarsamar kulihat wajah Pak Herman menyeringai di atasku. Perlahanlahan ia bangkit dan melepaskan seluruh pakaianku. Kemudian ia membuka pakaiannya sendiri. Aku tak bisa menolak. Diriku seperti terbang di awangawang dan meski tahu apa yang sedang terjadi, tetapi sama sekali tak ada niat untuk melawan.
Begitu juga ketika Pak Herman yang sudah tak berpakaian menindih tubuhku dan menggerayangi seluruh badanku, aku pasrah saja. Bahkan ketika aku merasakan suatu benda asing memasuki tubuhku, aku tak bisa berbuat apaapa. Tak kuasa untuk menolak, karena aku merasakan kenikmatan luar biasa dari benda asing yang mulai menembus dan bergerakgerak di dalam liang kewanitaanku. Kesadaranku entah berada di mana. Hanya saja aku tahu, apa yang sedang terjadi pada diriku, Aku telah diperkosa Pak Herman !
Ketika siuman, kudapati diriku telentang di ranjang Pak Herman (yang juga ranjang ibuku) tanpa busana. Pakaianku berserakan di bawah ranjang. Sprei moratmarit dan kulihat bercak darah di sprel itu. Aku menangis.., aku sudah tidak perawan lagi! Aku sudah kehi1angan apa yang paling bernilai dalam hidup seorang wanita. Aku merasa jijik dan kotor. Aku bangkit dan bagian bawah tubuhku terasa sakit sekali.., nyeri! Tetapi aku tetap berusaha bangkit dan dengan tertatihtatih berjalan ke kamar mandi.
Kulihat jam dinding, Wah.., Sudah 3 jam aku berada di rumah itu. Aku harus segera pulang agar ibu tidak menunggununggu. Aku segera mandi dan membersihkan diri serta berdandan dengan cepat.
Kuambil barang dagangan yang tercecer di lantai dan segera pulang. Pak Herman sudah tidak kelihatan lagi, mungkin sudah kembali ke kantor. Kubiarkan ranjang moratmarit dan sprei berdarah itu tetap berada di sana. Aku tak peduli. Hatiku sungguh hancur lebur. Kebencianku kepada Pak Herman begitu dalam. Pada suatu saat, aku akan membalasnya.
Kok lama sekali? tanya ibu ketika aku datang.
Bannya kempes Bu, nambal dulu! jawabku sambil mencoba menutupi perubahan wajahku yang tentu saja pucat dan malu.
Kuletakkan barang dagangan di meja dan rasanya ingin sekali aku memeluk ibu dan memohon maaf serta menceritakan apa yang telah dilakukan suaminya kepadaku.
Tetapi hati kecilku melarang. Aku tak ingin membuat ibu sedih dan kecewa. Aku tak ingin ibuku kehilangan kebahagiaan yang baru saja didapatnya. Aku tak kuasa membayangkan bagaimana hancurnya hati Ibu bila mengetahui apa yang telah dilakukan suaminya kepadaku. Biarlah Untuk sementara kusimpan sendiri kepedihan hati ini.Dengan alasan hendak ke rumah teman, aku mandi dan membersihkan diriku (lagi). Di kamar mandi aku menangis sendiri, menggosok seluruh tubuhku dengan sabun berkalikali. Jijik rasanya aku terhadap tubuhku sendiri. Begitu keluar dan kamar mandi aku langsung dandan dan pamit untuk ke rumah teman. Padahal aku tidak ke rumah siapasiapa. Aku larikan motorku keluar kota dan memarkirnya di tambak yang sepi. Aku duduk menyepi sendiri di sana sambil menguras air mataku.
Ya Tuhan, ampunilah segala dosadosaku ratapku seorang diri.
Baru sore menjelang magrib aku pulang. Ibu sudah dijemput Pak Herman pulang ke rumahnya sehingga aku tak perlu bertemu dengan lelaki bejat itu. Kios masih buka dan adik yang menjaganya. Ketika aku pulang, aku yang menggantikan menjaga kios dan adik masuk untuk belajar.
Untuk beberapa hari lamanya aku sengaja tidak ingin bertemu Pak Herman . Malu, benci dan takut bercampur aduk dalam hatiku. Aku sengaja menyibukkan diri di belakang apabila pagipagi Pak Herman datang mengantar ibu ke kios. Sorenya aku sengaja pergi dengan berbagai alasan saat Pak Herman menjemput ibu pulang.
Namun meski aku sudah berusaha untuk terus menghindar, peristiwa itu toh terulang lagi. Peristiwa kedua itu sengaja diciptakan Pak Herman dengan akal liciknya. Ketika sore hari menjemput ibu, Pak Herman mengatakan bahwa ia baru saja membeli sebuah sepeda kecil untuk adikku, Charles. Sepeda itu ada di rumah Pak Herman dan adik harus diambil nya sendiri.
Tentu saja adikku amat gembira dan ketika Pak Herman menyarankan agar adik tidur di rumahnya, adik setuju dan bahkan ibu dengan senang hati mendorongnya. Bertiga mereka naik mobil dinas Pak Herman pulang ke rumah mereka. Karena tidak ada orang lain di rumah, sebelum Pukul sembilan kios sudah kututup.
Rupanya, setelah sampai di rumah dan menyerahkan sepeda kecil kepada adik, Pak Herman beralasan harus kembali ke kantor karena ada pekerjaan yang harus diselesaikannya malam itu juga. Ibu tidak curiga dan sama sekali tidak mengira kelau kepergian suaminya sebenarnya tidak ke kantor, melainkan kembali ke kios untuk nemperkosaku.
Waktu itu sudah pukul sepuluh malam dan kios sudah lama aku tutup. Tibatiba saja Pak Herman sudah ada di dalam rumah. Rupanya Ia punya kunci milik ibu sehinga ia bisa bebas keluar masuk rumah kami. Aku amat kaget dan ingin mendampratnya, tetapi kembali dengan tenang dan wajah menyeringai, Pak Herman mengancamku
Ayo, berteriaklah agar semua tetangga datang dan tahu apa yang sudah aku lakukan terhadapmu! ancamnya serius.
Ayo berteriaklah agar ibumu malu dan seluruh keluargamu tercoreng! tambahnya dengan suara serak.
Sekali lagi aku terperangah. Mulutku sudah mau berteriak tetapi katakata Pak Herman sekali mengusik hatiku. Perasaan takut akan terdengar tetangga, ketakutan nama ibuku akan menjadi tercoreng, kecemasan bahwa tetangga akan mengetahui peristiwa perkosaanku, aku hanya berdiri terpaku memandang wajah penuh nafsu yang siap menerkamku. Aku tak bisa berpikir jernih tagi. Hanya perasaan takut dan takut yang terus mendesak naluriku.Sebelum aku mampu mengambil keputusan apa yang akan kulakukan, Pak Herman sudah maju dan mendekap tubuhku. Sekali lagi aku ingin berteriak tetapi suaraku tersendat di tenggorokan. Entah bagaimana awalnya namun yang aku tahu lelaki itu sudah menindih tubuhku dengan tanpa busana. Yang jelas, malam itu aku terpaksa melayani nafsu suami ibuku yang menggebugebu.
Dengan ganas ayah tiriku itu memperlakukan aku seperti pelacur. Ia memperkosaku berkalikali tanpa belas kasihan. Dengus nafasnya yang berat dan tubuhnya yang menindih tubuhku apalagi ketika ada sesuatu benda keras mulai masuk menyeruak membelah bagian sensitif dan paling terhormat bagi kewanitaanku membuat aku merintih kesakitan. Aku benarbenar dijadikannya pemuas nafsu yang benarbenar tak berdaya.
PakToyo kuat sekali. Ia memaksaku berbalik kesana kemari berganti posisi berkalikali dan aku terpaksa menurut saja. Hampir dua jam Pak Herman menjadikan tubuhku sebagai bulanbulanan nafsu seksnya.
Bukan main! Begitu ia akan selesai kulihat Pak Herman mencabut batangannya dari kemaluanku dengan gerakan cepat ia mengocokngocokkan batangannya yang keras itu dengan sebelah tangannya dan dalam hitungan beberapa detik kulihat cairan putih kental menyemprot dengan banyak dan derasnya keluar dari batang kejantanannya, cairan putih kental itu dengan hangatnya menyemprot membasahi wajah dan tubuhku, ada rasa jijik di hatiku selain kurasakan amis dan asin yang kurasakan saat cairan itu meleleh menuju bibirku, setelah itu ia lunglai dan terkapar di samping tubuhku, tubuhku sendiri bagai hancur dan tak bertenaga.
Seluruh tubuhku terasa amat sakit, dan air mata bercucunan di pipiku. Namun terus terang saja, aku juga mencapai orgasme. Sesuatu yang belum pernah kualami sebelumnya. Entah apa yang membuat ada sedikit perasaan senang di dalam hatiku. Rasa puas dan kenikmatan yang sama sekali tak bisa aku pahami.
Aku sendiri tidak tahu bagaimana bisa terjadi, tetapi kadangkala aku justru rindu dengan perlakuan Pak Herman terhadapku itu. Aku sudah berusaha berkalikali menepis perasaan itu, tetapi selalu saja muncul di benakku. Bahkan kadangkala aku menginginkan lagi dan lagi! Gila bukan?
Dan memang, ketika pada suatu sore ibu sedang pergi ke luar kota dan Pak Herman mandatangiku lagi, aku tak menolaknya. Ketika ia sudah berada di atas tubuhku yang telanjang, aku justru menikmati dan mengimbanginya dengan penuh semangat. Rupanya apa yang dilakukan Pak Herman terhadapku telah menjadi semacam candu yang membuatku menjadi kecanduan dan ketagihan. Aku kini mulai menikmati seluruh permainan dan gairah yang luar biasa yang tak bisa kuceritakan saat ini dengan katakata.
Pak Herman begitu bergairah dan menikmati seluruh lekuklekuk tubuhku dengan liarnya, akupun mulai berani mencoba untuk merasakan bagianbagian tubuh seorang lelaki, akupun kini mulai berani untuk balas mencumbui, membelai seluruh bagian tubuhnya dan mulai berani untuk menjamah batang kejantanan ayah tiriku ini, begitu keras, panjang dan hangat. Aku menikmati dengan sungguhsungguh, Luar Biasa!
Pada akhir permainan Pak Herman terlihat amat puas dan begitu juga aku. Namun karena malu, aku tak berkata apaapa ketika Pak Herman meninggalkan kamarku. Aku sengaja diam saja, agar tak menunjukkan bahwa aku juga puas dengan permainan itu. Bagaimanapun juga aku adalah seorang wanita yeng masih punya rasa malu.
Akan tetapi, ketika Pak Herman sudah pergi ada rasa sesal di dalam hati. Ada perasaan malu dan takut. Bagaimanapun Pak Herman adalah suami ibuku. Pak Herman telah menikahi ibuku secara sah sehingga ia menjadi ayah tiriku, pengganti ayah kandungku.
Adalah dosa besar melakukan hubungan tak senonoh antara anak dan ayah tiri. Haruskah kulanjutkan pertemuan dan hubungan penuh nafsu dan maksiat ini?
Di saatsaat sepi sediri aku termenung dan memutuskan untuk menjauh dan Pak Herman, serta tidak melakukan hubungan gelap itu lagi. Namun di saatsaat ada kesempatan dan Pak Herman mendatangiku serta mengajak bermain aku tak pernah kuasa menolaknya. Bahkan kadangkala bila dua atau tiga hari saja Pak Herman tidak datang menjengukku, aku merasa kangen dan ingin sekali merasakan jamahanjamahan hangat darinya.Perasaan itulah yang kemudian membuat aku semakin tersesat dan semakin tergilagila oleh permainan Pak Herman yang luar biasa hebat. Dengan penuh kesadaran akhirnya aku menjadi wanita simpanan Pak Herman di luar pengetahuan ibuku.
Sampai sekarang rahasia kami masih tertutup rapat dan pertemuan kami sudah tidak terjadi di rumah lagi, tetapi lebih banyak di losmen, hotelhotel kecil dan di tempattempat peristirahatan. Yah, disana aku dan Pak Herman bisa bermain cinta dengan penuh rasa sensasi yang tinggi dan tidak kuatir akan kepergok oleh ibuku, kini aku dan ayah tiriku sudah seperti menjadi suami istri.
Untuk mencegah halhal yang sangat mungkin terjadi, dalam melakukan hubungan seks Pak Herman selalu memakai kondom dan aku pun rajin minum jamu terlambat bulan. Semua itu tentu saja di luar sepengetahuan ibu. Aku memang puas dan bahagia dalam soal pemenuhan kebutuhan biologis, tetapi sebenarnya jauh di dalam lubuk hatiaku sungguh terguncang. Bagaimana tidak? Aku telah merebut suami ibuku sendiri dan memakannya secara bergantian.
Kadangkala aku juga merasa kasihan kepada ibu yang sangat mencintaiku. Kalau saja sampai ibu tahu hubungan gelapku dengan Pak Herman , Ibu pasti akan sedih sekali. Hatinya bakal hancur dan jiwanya tercabikcabik. Bagaimana mungkin anak yang amat disayanginya bisa tidur dengan suaminya? Sampai kapan aku akan menjalani hidup yang tak senonoh dan penuh dengan maksiat ini?
Entahlah, sekarang ini aku masih kuliah. Mungkin bila nanti sudah lulus dan jadi sarjana aku bisa keluar dan lingkugan rumah dan bekerja di kota lain. Saat ini mungkin aku belum punya kekuatan untuk pergi, tetapi suatu saat nanti aku pasti akan pergi jauh dan mencari lelaki yang benarbenar sesuai dan dapat kuandalkan sebagai suami yang baik, dan tentunya kuharapkan lebih perkasa dari yang kudapatkan dan kurasakan sekarang.
Mungkin dengan cara itu aku bisa melupakan Pak Herman dan melupakan peristiwaperistiwa yang sangat memalukan itu.
Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.
-
Foto Bugil Remaja berambut merah Pearl Ami menempatkan vaginanya yang tidak berbulu di layar
Duniabola99.com – foto gadis berambut merah Pearl Ami ngangkang memamerkan memeknya yang berwarna merah merekah sebelum tidur.
-
Foto Ngentot Si cantik bermata biru, Jenna Marie, menggoda cowok orang untuk ngentot dengannya
Duniabola99.com – foto cewek cantik bermata biru Jenna Marie menggoda pacar sahabatnya yang lagi oral sex untuk ngentot dengannya dikamar, dan melakukan hubungan sex ngentot yang keras kememeknya hingga berteriak kesakitan dan mumpahkan sperma yang banyak kemukanya.
-
Tante Diva Yang Montok Tak Dapat Kutahan
Aku dari desa dan pergi merantau ke Jakarta saat umurku tujuh belas tahun, orangtuaku yang khawatir akan keadaanku jadi aku dititipkan di rumah tante Diva, tanteku ini masih berumur 29 tahun mempunyai suami yng sibuk dengan bisnisnya yaitu di pertambangan daerah Jakarta.Karena usaha orang tuaku sedang bangkrut aq tidak dapat meneruskan kuliah, tanteku bilang,”van, mending kamu kuliah saja biar tante dan om yg biayain!” tp aq menolak, alasanku tidak mau merepotkan mereka dan ingin coba bekerja. padahal aq sangat ingin kuliah.
Aku coba kirim cv kebeberapa perusahaan dijakarta, setelah 1 minggu ada beberapa perusahaan yg memanggilku.. om melarangku saat aq hendak pergi interview, katanya,
”kamu gak usah dateng om sedang urus kerjaan buatmu dikantor tante diva.” singkat cerita aq bekerja dikantor tante diva, setiap hari aq berangkat kerja naik mobil bersama tante, maklum aq gak bisa nyetir mobil jadi tante yg nyetir, dikantornya tante seorang manager yg sangat dihormati.
Aku sangat suka masturbasi, koleksi film bokepku banyak dari yg indonesia, bule, korea, jepang, china, india sampe arabpun ada.hehehe setiap 2 hari sekali aq masturbasi sambil nonton bokep, paling sering dipagi hari ketika bangun tidur kontol aq tegang..hehe sampai akhirnya tante diva tau ketika aq sedang asyik mengkocok kontolku.
Tante masuk kamarku untuk memanggilku sarapan.
“van sarapan dulu, ehhh kamu lagi asyik yak?!”, ujarnya sambil tersenyum dan dia menutup pintu kamarku lagi sambil berkata,
“selesein dulu tuch sampe keluar..” aq kaget setengah mati dan sangat malu sekali.. aq lupa mengunci pintu kamar rupanya semalam. aq sangat heran karena tante tidak memarahiku tp malah tersenyum..dan seharian itu kerjaanku jadi kacau karena masih malu banget sm tanteku.
Selesai makan malam aq langsung buru-buru masuk kamar. keesokan harinya aq terbangun ketika spermaku keluar karena aq mimpi basah, dan kontol aq masih tegang serta berdenyut-denyut..rasanya pagi itu aq ingin masturbasi lagi.
Kucari hp ku dan kunyalakan film bokep jepang..kuusap-usap kontol aq yg masih dibungkus CD..sesekali kumasukan tangan kedalam CD untuk mengkocok-kocok kontolku.
Ketika tanganku sedang asyik mengkocok tiba-tiba terdengar suara tante diva,
” van keluarin aja kontolnya biar tante yang kocokin.
”pintanya manja.. spontan aq tersentak kaget.
“udah kamu gak perlu malu sm tante, tante juga lagi horny karena udara pagi ini dingin banget.” tante diva mendekatiku dan duduk dikasurku sambil tangannya menarik CD ku dan kontolku mencuat keluar karena udah tegang sedari tadi.
“jangan tante nanti ketauan om…!!”, ujarku..
“gpp van, om tidak ada dirumah, dia tadi jam 5 berangkat ke papua untuk urusan kantorny”
Tanpa banyak bicara lagi tante diva langsung mengulum kontol aq..disedot-sedot kepala kontol aq…dijilati dari testis, batang dan kepala kontolnya…uggghhhh bigini yakk rasanya dioral…nikmat banget.
Melihatku merem melek keenakan permainan lidah tante diva makin belingsatan..dia sangat nafsu banget kulumin kontolku..dihisapnya dalam-dalam kontolku… aaakkkkhhhh…gila nikmat banget banget tante…ujarku.. tak mau kalah dengan permainan tante diva.
Tanganku mulai berani memegang payudara tante diva yg berukuran 34b, tidak terlalu besar tp masih padat berisi dan kenyal.. kuselipkan tanganku masuk dalam piyama yg tante diva kenakan..rupanya dia tidur tidak mengenakan bra.
Kuusap-usap puting kanannya..tanganku yg 1 lagi membelai rambutnya yg halus dan lembut sebahu panjangnya. kupilin-pilin putingnya yg mulai mengeras dan kuremas dengan lembut… aq semakin bergairah dibuatnya dan kuangkat tubuhnya agar aq bisa mencium bibirnya yg tipis.
Kukulum bibirnya, kuhisap-hisap lidahnya.. eehhmmmm…hmmm..gumam tanteku.. tanganku terus bergerilya kali ini kedua payudaranya bisa kuremas-remas..kujepit kedua putingnya dan kugesek-gesek dengan ujung jariku.. aaahhhh…desahnya menggoda…terus vannn…enak banget, katanya…kuciumi lehernya telinganya terus turun ke payudaranya… aq hisap kuat putingnya.
Sssssllllluuuurrrrppppp….ssssshhhhh….begitu terdengar suara hisapanku.. aaaaakkkkhhhhhhh….nikmat banget vaaannnn….kamu hebat banget!! lengkuhnya..sambil matanya terpejam menikmati jilatanku…tangan kiriku kuselipkan masuk CD tante diva,kucari itilnya, rupanya tante diva udah sangat terangsang.
Memeknya basah banget.. foreplay kamu hebat…terusin van, puasin tante hari ini..ujarnya manja.. tanpa ragu kupijit-pijit lembut itilnya yg mungil..kutekan kebawah keatas..tante diva jd belingsatan.. tubuhnya mengeliat.
Jariku kumainkan disekeliling itilnya..sesekali kumasukan jari tengahku keliang memeknya yg udah basah banget…kulepasin semua piyama tante diva dan CD nya hingga telanjang bulat, kubuka kakinya lebar-lebar lalu kujilatin memeknya.
Itilnya kutekan dengan lidahku..kulumat tanganku membelai jembutnya yg tipis dan lurus… vvvaaaannnnnn…jangan siksa tante lagi cepet masukin kontol kamu, tante gak tahan..!! pintanya dengan mata terpejam dan kedua tangannya menekan kepalaku kememeknya.
Tanpa bicara lagi kujulurkan lidahku masuk lubang memeknya..kutekan dalam-dalam sampe hidungku mentok di itilnya..kuputar-putar lidahku didalem memek tante diva yg sangat basah.
haaahhhh…aaaaahhhhh…tubuh tante diva mengelinjang gak karuan…vannn tante mau keluar… aaaaaaaaaahhhhhhh…….tante diva melengkuh hebat.
Tbuhnya menegang dan ssseeerrrr.. cairan hangat memeknya tumpah dalam mulutku..tante orgasme…. kujilat habis cairan memeknya dan kuminum… kupeluk tubuh tante diva sambil kubelai-belai rambutnya, kutunggu sampai nafasnya teratur kembali.
Van gila yah kamu bisa bikin tante orgasme cuma dengan foreplay?!! ucapnya..dan aq hanya tesenyum. kukecup keningnya..tanganku membelai pantatnya yg kenyal..sekarang telinganya aq kulum..hhmmm.. kubisikan,
”sekarang akan kumasukan kontolku..” dia membalas ciumanku dengan ciuman penuh nasfu dileherku.
Kujilat dan kuciumi lehernya..sambil kugesek-gesekan bulu dadaku dikedua payudaranya.. aaaahhhh desahnya.
Kuselipkan jari tengahku dalam memeknya, kukocok-kocok, sesekali kumentokin dan kugesek-gesek bagian atas memeknya..kukenyot putingnya.
Tangan tante ga mau kalah dia memegang kontolku yg tegang banget..sambil dikocok-kocok kontolku… aaaahhh…aaaakkkhhhh…ku jadi makin horny….jariku mulai basah lagi oleh cairan memek tante diva.
Kumasukan jari manisku, kubuat gesekan memutar dlm memeknya..
hhhhhhhhhhmmmmm….aaahhhhh…tante diva mengerang trs menggigit pundakku,,,,vannn ayooo cepet masukin kontol kamu…tante gak tahan banget memeknya pengen digenjot kontol kamu…pintanya.. kuangkat tubuh tante diva yg mungil.
Karena aq lumayan gede badannya jadi enteng angkat tubuh tante diva,,,kugendong tante diva dan kupinta ML nya pake “monkey style” kusuruh dia melingkarkan tanganya dileherku dan kakinya menjepit pinggangku.
Aku tekan kontolku masuk pelan-pelan dalam memek tante diva…oooohhhhh dengan mudah kontolku masuk lubang memek tante diva karena memeknya udah basah lagi…perjakaku ilang….
Kutekan makin dalam sampe mentok… lalu pantatku mulai kugoyang maju mundur…sambil kupegang pantatnya untuk mengimbangi kocokan kontol aq.. mulutku gak bisa biarkan puting tante diva menganggur,sambil goyang aq sedotin puting tante diva bergantian.
Kadang aq gigit pelan putingnya.
vaannn yg kenceng lagi goyangnya, lengkuh tante diva….aaaaahhhh…ooohhhh enak banget van posisi kaya gini
Kontol kamu mentok sekaligus neken-neken itil tante…enaknya double, rancu mulut tante diva.. kugoncang tubuh tante diva lebih keras dan lebih cepat lagi kocokan kontolku… dannn…..kurasakan kenikmatan yg tiada taranya.
Tubuhku mulai mengejang….rasanya sebentar lagi mau keluar spermaku…mulut tante diva meracu gak karuan…melengkuh… mendesah,
Dan sesaat kemudian kurasakan jepitan memek tante diva makin kuat..membuatku makin gak tahan.
Sumpah nikmat banget,,,,,,hhhhhhhhhhhhaaaaaa,,,,,aaaaaahhhhhhhhhh aq gak tahan banget tante…. mau muncrat nih,,,
Cabut aja tante…..ucapku…tapi tante diva tak menhiraukan ucapanku…dia terus menggenjot kontol aq….dan oooooooooooohhhhhhhhhhhh…
Spermaku keluar…sesaat kemudian tante pun mengejang dan kakinya makin erat menjepit pinggangku dia mendesah dengan keras…
Aaaaaaaaaahhhhh….aaaaakkkkkhhhhhh….aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh…
Cairan memeknya mengalir membasahi pahaku… kita berdua rebah dikasur dengan posisi kontolku masih menancap di memeknya..kubiarkan tante diva tiduran diatas tubuhku..matanya masih terpejam menikmati orgasmenya.
Memeknya pun masih berdenyut-denyut…..kupeluk erat tubuhnya… van makasih banget udah puasin tante…capek banget van, kita tiduran dulu sejam dua jam,kata tante diva.. balasku.
Tapi tante kita udah terlambat masuk kerja?!! gpp van tenang aja kmu ga usah takut nanti aq yg bilang sama HRDnya kalo kamu aq kasih tugas jadi kamu ga akan kena SP.. pagi itu sangat tak terlupakan…dan menjadi awal mula kisah seks ku.. kalau suami tante diva sedang tidak ada, aq sering diminta untuk memuaskan hasrat menggebu tante diva.
-
young guy loves to fuck mature pussy
-
Kisah Memek Cewek bandung bermain seks dengan supir pribadi
Duniabola99.com – Namaku Dita Putri ,usia saat ini 20 asli Bandung, dan saat ini kuliah sastra inggris semester 4 di salah satu pts Bandung, kata temen2 kampusku aku termasuk cewek cantik dan beruntung, kenapa? karena bentuk tubuhku(kata temen)bisa dibilang proporsional dan bikin terangsang kaum cowo tapi sampai sekarang aku belum punya pacar karena ga boleh sama ortu. .
Oh ya,di rumah kami tinggal berlima aku dua bersaudara adikku cewek dan aku dan kedua orang tuaku satu lagi pembantu sekaligus supir pribadi keluargaku sebut saja mang Sardi(maaf,nama samaran)(dia itu usia nya hampir seusia papahku yaitu sekira 50 tahunan)jadi genap berlima semuanya..kejadian aneh dan mengasikan itu terjadi kira2 beberapa bulan lalu saat bulan puasa,Waktu itu hari jum’at (tanggalnya lupa) kami di rumah hanya berdua yaitu saya sama mang Sardi, sedangkan mamah-papah sama si Danti(nama adikku yg masih smp itu) sedang ke Bogor (berangkat hari jum’at subuh setelah makan sahur) karena papah serah terima jabatan dan mereka menginap selama 3 hari,
Sedangkan saya mesti kuliah semester pendek, jadi ga bisa ikut, dan di rumah ditemani supir kami mang Sardi karena disuruh papah jagain aku. Jadi resmi di rumah yg besar ini kami berdua, saya dan mang Sardi di ruang bawah.
Setelah keberangkatan mereka dan makan sahur saya kembali lanjutkan tidur sementara mang Sardi beres2 ruang bawah, nah kejadian anehnya ini berawal ketika saya mau mandi di ruang bawah (karena sowernya deket ruang tamu) saat itu saya mau kuliah jam 8.00, sedangkan saat bangun jam 7.00 saya agak santai saat itu karena selain jarak kampusku deket juga ada mobil kesayanganku itu yg selalu menemani kemanapun. .
saat mau mandi saya langsung buka daster seperti biasa kalo pake daster saya selalu tidak pake BH dan CD, jadi hanya baju tidur aja, demi kesehatan, begitu menurut mamaku…asal tau aja kalo tubuhku seperti yg dikatakan temen2ku itu betul2 proporsional dg ukuran BH 34B dan pinggul yg agak bulat serta kulitku yang putih mulus tanpa cacat kalo disamain, kata teman2ku aku ini mirip2 sedikit dengan artis sinetron itu(bukan geer lho) ,
setelah telanjang gitu saya mencoba buka kran sower tapi ga keluar air alias macet dan saya agak jengkel sambil setengah teriak panggil mang Sardi…..”mang Sardiiii….kesini cepat”,dan dg spontan dia datang tergopoh2, saya lupa saat itu udah telanjang dan pintu ga dikunci,
begitu dateng dia, langsung mukanya merah padam karena melihat saya telanjang bulat di hadapannya, saya pun malu spontan tanganku menyambar kain daster di gantungan dan bilang ke dia kalo sower ga jalan, lalu dia terbata2 bilang gini “maaf neng,mamang lupa bukain jet pump di dapur, lalu saya suruh dia “cepet mang bukain udah dingin nih!!”
lalu dia mengangguk dan setengah berlari dia ke dapur, setelah menyala sowernya itu lalu aku semprotkan sower air panas ke bathtub dan aku langsung agak loncat ke bathtub tanpa ada rasa lupa mengunci pintu toilet tersebut, dan setelah aku selesai mandi aku lupa kalo aku juga ga bawa handuk lalu aku panggil mang Sardi tapi saat itu posisiku masih didalam bathtub berbusa tentu saja telanjang,
tak lama dia datang dan dengan meminta ijin dia masuk ke toilet dengan hati2 sekali, “mang tolong bawain handuk bunga2 yg warna merah di kamar” begitu kataku saat itu, dia menganguk dan langsung ke kamarku lalu saya tersenyum sendirian melihat tingkah laku mang Sardi barusan yg hati2 sekali dan malu2 tertunduk itu,sekilas ada hasrat untuk mengerjainya waktu itu, ga berapa lama dia muncul bawa handuk lalu aku keluar dari bathtub dengan posisi membelakangi dia sehingga yg dia lihat punggung mulusku saat itu(tentu saja saat itu saya masih telanjang bulat) dengan suara agak gemetar dia bilang gini “sudah ya neng ini handuknya!” lalu saya bilang “bentar dulu mang, mendingan mamang yg menghanduki saya biar tahu sekali2 rasanya menghanduki cewe(begitu awalnya saya mengerjainya,o ya asal tau aja kalo mang Sardi itu adalah duda tanpa anak sejak 7 tahun lalu)
semula dia keliatan kikuk dan ragu2 melakukannya (saya tahu karena liat cermin didepanku walaupun membelakangi dia) dengan wajah tertunduk dan mimik muka yg malu2 lalu dia mengusapkan handuk ke punggungku yg masih berbusa sabun, dan cukup lama dia mengusap2 punggungku…lalu saya bilang “seluruhnya donk mang, dari rambut ke kaki paling bawah” dan “iya…eee..iya neng sebentar” dia terbata2 jawabnya.
Sekilas saya sempet tertawa kecil karena merasa seneng udah kerjain dia, lalu dia mengusapkan handuk dari rambut ke leher, lembut sekali, bahu punggung dan di posisi pinggang dan bokong (belahan anus) agak lama menghandukinya, sekilas terasa seperti diusap2 lembut dan ada rasa enak ketika dia menghanduki daerah deket anus, .
lalu ke paha belakang dan terakhir di kaki bawah. Saat itu terlintas saya mau menyudahinya karena mungkin waktu sudah jam 7.30 pikirku, namun entah setan apa yg merasuki aku saat itu sehingga ada pikiran nakal lagi mau mengerjainya lebih, dan secara refleks aku berbalik badan dan saat itu kontan dia terbelalak kaget dengan posisi tubuh telanjangku menghadap dia yg masih memegang handukku itu lalu dia tertunduk dan aku langsung berkata seperti ini “mamang sekarang membersihkan dan menghanduki bagian depan ya mang!!” begitu suruhku sambil agak setengah ketawa(habis ga tahan tingkah laku dia yg kikuk itu)
lalu diapun menghanduki badan bagian depanku mulai dari rambut lalu wajah (aku tertawa kecil saat dia handuki wajahku) tapi yg aku tahu dia tetap tertunduk, dan setelah wajah ke leher lalu (aku agak deg2an saat itu)dia menghanduki bagian dada kiri kananku agak lama(sejenak dia agak terhenti saat menghanduki daerah dada) dan saat itu juga aku berhenti ketawa2 kecil dan ada rasa aneh yg belum pernah dirasakan saat mang Sardi menghanduki dadaku,soalnya selama ini kalo sama sendiri rasanya biasa2 aja, tapi pas sama orang lain yg menghandukinya jadi agak lain rasanya, ada perasaan enak dan nikmat sementara saya seperti dibius saja terpejam beberapa saat tanpa sadar berkata seperti ini “hmmm….hmmm…hmmm” kontan saja mang Sardi bertanya “kenapa neng?neng Dita marah ya sama mamang?”…
dia mencoba untuk menegakan kepalanya yang agak melihat ke wajahku yg lebih jangkung dari dia, dan dia semakin berani malah saat itu menatap wajahku ,aku menggeleng dan berkata “ngga mang…saya ga marah cuman…” aku ga meneruskan kata2ku saat itu….lalu dia tanya lagi “cuman apa neng? bilang sama mamang?” suaranya seperti ketakutan kalo2 saya akan memarahinya..lalu saya teruskan kata2ku “cuman ada perasaan enak di elus2 gitu mang!!” jawabku polos saat itu tanpa ada rasa malu kalo ternyata saat itu adalah pertama kali terangsang secara seksual, gilanya lagi oleh pembantu sekaligus supir ku mang Sardi!!!
Mang Sardi malah senyum setelah saya ungkapkan kepolosanku itu lalu berkata gini “nah…neng…mamang tau sebenarnya kalo neng Dita ini mau mengerjain mamang ya…dan ternyata malahan neng Dita sendiri yang mulai terangsang!!!” begitu katanya dengan logat sunda yang kental sambil tetap tangannya memutar-mutar dadaku kiri kanan dengan handuk, padahal kalo saya lihat udah kering dadaku itu, justru yg masih basah adalah bagian perut dan kemaluanku yg agak masih jarang bulu2nya hanya bulu halus seperti rambut, lalu saya memegang tangan mang Sardi dua2nya dan berkata “cukup mang, Dita kesiangan nih kuliah udah telat dari tadi”,
lalu mamang menganguk dan melilitkan handuk itu ke tubuh saya seperti saat dia melilitkan handuk ke tubuh saya saat kecil…..dan sebelum dia keluar saya menarik tangan kirinya sambil berkata “jangan bilang sama mamah-papah ya, diem aja nanti deh pulang kuliah dihandukin lagi sama mamang seperti tadi, mau ga?” kataku cepet2, dia cuman mengangguk. .
Lalu pas di tempat kuliah saya ga bisa konsentrasi, kepengen cepet pulang selain lapar karena puasa juga kepengen cepet mandi dan dihanduki lagi sama mang Sardi.. Setelah selesai kuliah kira2 jam 12.30 aku bergegas pulang dan sampe di rumah jam 13.00 langsung menuju kamar dan ganti pake daster dengan maksud mau mandi siang sambil membawa handuk saya lihat mang Sardi terbengong-bengong dengan tingkah lakuku itu dan sambil tersenyum saya berkata seperti ini ke dia “mamang handukin lagi Dita ya mang?” dia menganguk setengah tersenyum dan bilang gini “neng Dita mandi aja dulu nanti kalo udah selesai panggil mamang, pasti deh mamang nyamperin ke toilet”saya menganguk dan mandi, setelah selesai mandi saya panggil dia dan langsung masuk ke toilet tanpa permisi dan sepintas dia menyambar handukku dan tanpa basa basi saya keluar dari bathtub dan dia menghampiri, kali ini saya langsung menghadapnya dengan telanjang badan tanpa membelakanginya seperti pagi hari tadi,
lalu dia langsung menghanduki rambutku yg basah kuyup oleh air dan saat itu kami tidak bicara satu sama lain hanya mungkin kata hati kami masing2 bicara sementara dia handukin rambut leher dan pundak saya , malah terpejam(mungkin saya sedikit menikmatinya) dan yg paling mendebarkan saat mang Sardi menghanduki dadaku kiri kanan itu benar2 lebih mendebarkan ketimbang di pagi hari itu.
Dan saat bermenit-menit mang Sardi mengusap dadaku kiri kanan dengan handuk tiba2 dia nyeletuk seperti ini “neng Dita, kalo diusapnya tidak pake handuk seperti ini akan lebih nikmat!!!” lalu aku jawab “maksud mamang???langsung pake tangan mamang gitu!!!” dia menganguk seolah minta restu dariku, lalu saya pun menganguk tanda setuju….dan ternyata jauh dari pikiranku lebih nikmat langsung dielus pake tangan mang Sardi ketimbang dielus memakai handuk, sesaat tangan kiri dulu lalu kemudian tangan kanannya menyusul meremas lembut sambil sesekali melintir seperti memainkan volume radio tapeku.
Dan benar saja nikmat sekali rasanya apalagi ini baru pertama kalinya seorang laki2 menyentuh langsung dengan telapak tangan ke dadaku dan lama-lama makin mengeras saja payudaraku saat itu, tidak sadar ternyata seperti mau pipis rasanya dan geli, nikmat, asik, enak campur aduk jadi satu saat mang Sardi terus mengelus buah dadaku yg belum pernah dielus itu, ternyata kejadianya hampir 1/4 jam kala dia mengelus dadaku ini.
Semakin lama semakin tak sadar sambil terpejam saya merapatkan badan ke tubuh mang Sardi dan dia mundur ke belakang, punggungnya menyentuh dinding toilet dan saya terus semakin merapatkannya sambil tetap dia mengelus2 halus buah dada ini kiri kanan, dan posisi itu yang saya ingat,menimbulkan semacam gesekan benda yang mengeras hangat di balik sarungnya(o ya, saya lupa saat itu dia memakai kaos oblong dan kain sarung karena pulang Jum’atan di masjid depan rumahku) mungkin dia ga pake celana kolor karena dari gesekan tubuhku ini terasa sekali semacam kemaluan laki2(yg selama ini saya tau dari film dan cerita2 temen2)
saat saya terpejam begitu lama2 dia berani menjulurkan lidahnya ke leher saya waktu itu, semula saya mau menghindar tapi tak kuasa untuk menghindarinya dan mencoba untuk menikmatinya, agak geli karena berkumis tapi lucunya posisi dia mendongkak ke atas karena saya lebih jangkung dari dia dan agak berjinjit kakinya dan dia menjilati leher kebawah lalu pundak dan akhirnya di dada, ini lebih nikmat rasanya ketimbang pake tangan dan ga sadar saya mengeluarkan suara ”SSSSTT…AHHH… AHHH…. HMMMMMM” mungkin begitu seingatku saat itu.
Dan itu adalah nikmat dari segala nikmat menurutku saat itu, lalu lama2 dia seperti mau berjongkok dan ternyata berjongkok lidahnya menciumi perutku, udel, lalu ke kemaluan ku yang masih jarang berbulu ini,dan ahhhhh….saya tak sadar bersuara agak keras saat dia menciumi kemaluanku ini, karena saat itu benar2 baru pertama kali diciumin seperti itu sama laki2.
nikmat sekali rasanya….Lalu terdengar telepon berdering, buru2 saya melepaskan pelukan mang Sardi di pinggang dan berlari ke ruang tengah sambil telanjang bulat dan agak basah tubuhku saat itu, basah karena air mandi dan liur mang Sardi, ternyata papah dari Bogor telepon mengabari kalo beliau sudah sampe disana, .
dan setelah telepon ditutup saya membalikan badan ternyata mang Sardi sudah ada dibelakangku, dia mengikutiku sejak tadi berlari ke ruang tamu ini, dan dia bertanya dari siapa teleponnya,saya jawab dari papah di Bogor, lalu mang Sardi menyuruh saya berpakaian lagi sambil menyodorkan daster yang tadi ditanggalkan di toilet, lalu aku pakaikan dasterku saat itu dan masuk kamar.
Sepintas saya liat jam 3.30 sore hari, lalu aku tertidur di kasur sampe terbangun dengan ketukan di pintu kamar “neng bangun neng udah magrib”begitu terdengar suara mang Sardi di balik pintu kamar, lalu aku ke bawah dan makan di meja makan sementara mang Sardi di dapur, lalu aku panggil, untuk makan sama2 di meja makan, semula dia menolak tapi akhirnya mau juga.Setelah makan, badan merasa gerah dan aku bermaksud untuk mandi lagi tepat jam 7.00 malam hari, lalu aku lihat mang Sardi sedang nonton tivi dan aku sengaja ajakin dia untuk sama2 ke toilet, semula dia menolak dengan alasan kalo nanti ketauan sama papah, tapi aku jawab papah di Bogor ini, jadi ga usah takut, akhirnya dia mau juga aku ajak ke toilet, entah kenapa saat itu pikiranku bener2 ngeres sejak mang Sardi supir ku siang harinya menciumi sekujur tubuhku.
Setelah berada di toilet langsung saja aku masuk ke bathtub sementara mang Sardi saya suruh semburin air hangat yg keluar dari sower untuk disiramin ke sekujur tubuhku (tentu saja aku dalam keadaan telanjang bulat saat itu, ga ada suara , hening, yg terdengar hanya gemericik air disiramin diatas tubuh ini, sambil aku tiduran di bathub menikmati aliran air mang Sardi sepintas terlihat hanya memandang tubuh telanjangku, tapi aku pura2 ga liat, khawatir dia kabur ke luar toilet kalo tahu saya pandangin dia.
Dan entah kenapa setelah air itu penuh di bathtub, aku punya ide gila untuk mengajak dia mandi bareng2, tapi tentu saja dia menolak(asal tau saja kalo mang Sardi ini orangnya loyal bgt sama keluarga kami)setelah tau dia menolak secara halus akhirnya saya ga kehabisan akal, saya menyuruh dia untuk menyabuni seluruh badan ini, seperti yg dilakukan mang Sardi supir ku disaat saya kecil, dan dia setuju.
Lalu mulailah dia menyabuni mulai dari rambut,leher,bahu,punggung dada kiri kanan,dan berhenti di pinggang, saya tanya “kenapa mamang berhenti??”lalu dia jawab “takut dosa neng,neng Dita kan anak majikan saya neng!!!, nanti saya dikejar2 perasaan itu terus” saya mengerti dari raut mukanya dan menjawab seperti ini “mamang ga usah takut, kan kita cuman berdua, lagipula kalo Dita lakukan sama orang lain ga mungkin, soalnya mamang tau sendiri sifat mamah seperti apa ke Dita!!,
sejak mamang ciumin tubuh Dita tadi siang jadi suka terbayang2 sama Dita mang” begitu penjelasanku polos saat itu, dan dia berkata”iya neng, mamang juga tadi siang bener2 khilaf, dan mamang pun udah lama ga seperti ini apalagi neng Dita sekarang ini tambah cantik,putih mulus jauh sekali dibandingkan dengan istri mamang dulu ”katanya sedih” lalu tanpa sadar saya berusaha untuk menghiburnya dengan refleks memeluknya dan ga terasa saya malah memegang kemaluannya diluar celananya dan terasa sekali sudah mengeras,tidak terlalu besar tapi saat itu benar2 pertama kali saya memegangnya, walaupun mang Sardi itu usianya 50 tahunan tapi masih keras sekali kemaluannya itu, terasa saat dipegang.
Dan dia malah balas memelukku saat itu dalam keadaan basah kuyup dengan siraman sower kami saling memeluk sehingga baju oblong yang dipake sama mang Sardi supir ku ikut basah juga akhirnya secara diam2 saya bukakan kaos oblongnya sementara dia diam saja, dan terlihatlah dadanya yang berbulu dan kelihatan masih tegap, lebih tegap dibandingkan dengan tubuh papah,
dia diam saja saat saya mencoba mengelus dadanya itu(seperti pada film2 porno yang saya tonton sama temen2 kampus) saya sempat bergetar kala mengelus dada yg berbulu itu, lalu secara spontan dia membelai rambut saya yg basah dan tangannya itu dua2nya mengelus pipiku lembut sekali saya cuman terpejam seakan dielus sama papah yg selama ini sibuk dengan pekerjaan kantornya.Dan sesaat terdiam saat dia memegang bahu saya dan turun tangannya ke dada yg kiri sementara tangan kanannya mengelus paha dan kemaluan saya, saya sempat diam dan malah memaju mundurkan tubuh saat itu seakan menikmati setiap belaiannya itu, sambil tetap mata ini terpejam dan secara refleks malah saya memeluknya erat sekali. .
Dan tak lama dengan posisi memeluk sambil berdiri itu saya secara perlahan membuka gesper kulitnya seraya menurunkan celana panjang mang Sardi supir ku saat itu, dan setelah saya menurunkan celananya yg basah tersiram sower itu kemudian saya juga menurunkan celana kolor nya itu perlahan dan terlihatlah kemaluan laki2nya begitu mengkilat yang baru pertama kali saya lihat secara nyata dan asli di usia saya yang saat itu 19 tahun(sekarang udah 20 tahun),
dan setelah terlihat itu dadaku tambah bergetar tak karuan ketika saya mencoba untuk memegangnya secara perlahan, dan dalam gengnggaman saya saat itu begitu hangat kemaluannya dan berdenyut seperti seekor burung, tapi menambah penasaran untuk berbuat lebih jauh tanpa memikirkan lagi yang namanya logika mana majikan mana pembantu.
Mang Sardi supir ku saat itu juga sepintas saya lihat memejamkan mata yang pada akhirnya kami saling membelai, dimana mang Sardi membelai kemaluan saya yg semakin basah dan hangat, sementara saya pun membelai kejantanan mang Sardi yg hangat itu, lama2 saya secara naluri mengocok2nya seperti di film dan mang sardi seperti menikmati kocokan itu hampir sekira 15 menit saya mengocoknya.
sementara saya telah mencapai puncak kenikmatan ketika mang Sardi memasukan jarinya maju mundur ke dalam kemaluan saya. Dan seperti mau pipis tapi enak dan nikmat rasanya ketika tubuh saya bergetar dan mengeluarkan suara mungkin seperti ini ini yang saya ingat
“AAAhhhhhh..mmmmm.m.mmmmm..mm. .ennaakk mmaamang”sambil terus tanganku mengocok2 kejantanannnya itu, dan beberapa saat setelah saya merasa di puncak kenikmatan mang Sardi supir ku mengeluarkan pipis berwarna putih kental dan hangat belepotan di tanganku waktu itu yg akhirnya saya tau dari buku kalo itu adalah cairan sperma laki-laki,
setelah itu dia melepaskan tangannya dari kemaluanku dan saya pun melepaskan kocokan di burungnya dan membersihkan tanganku yg penuh sperma dengan air sower, lalu mang Sardi menyuruhku memakai handuk dan tidur. Akupun naik ke atas dan ganti daster lalu tidur.
Selintas di jam dinding kamarku jam 9.30 malam, saya ga bisa tidur sama sekali, yg terlintas di bayanganku saat itu hanyalah kejadian demi kejadian hari itu yang betul2 pengalaman mengasikan yg dilakukan kami berdua yaitu saya dengan mang Sardi supir ku , dan setelah kejadian itu kami seringkali melakukannya disaat adeku dan ortuku tidak ada di rumah.
Terkadang mang Sardi saya ajak pura2 mengantarku pake mobil kesayanganku atau mobil papah dan kami melakukannya di berbagai tempat seperti dago, Lembang, Pangalengan dan tempat2 sejuk lainnya, tentu saja cari tempat yang aman tidak diketahui banyak orang, tapi sampai saat ini saya masih tulen perawan karena menurut mang Sardi, asal jangan dimasukin burungnya mamang, neng Dita akan tetap perawan, demikian tuturnya, lama-kelamaan saya jadi jatuh cinta sama mang Sardi supir ku yang terpaut jauh usia diatasku.Karena mungkin saya mencari figur papah yg selama ini kerap sibuk dinas di pekerjaannya. terserah pembaca mau percaya atau tidak tapi yg saya ceritakan ini benar adanya.
-
Video Bokep Hina Makimura mandi bareng dibak mandi
-
Video Bokep Saya Tachibana becinta bermesaraan di tengh hutan
-
Cerita Sex Desahan Kenikmatan
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Desahan Kenikmatan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Kali ini aku yang berprofesi sebagai bisnismen kayu hasil bumi aku sering terbang antar daerah untuk
mencari relations dari pulau jawa maupun ke Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7 minggu untuk urusan
bisnisku. Tubuhku terasa letih dan stress yang luar biasa aku sungguh ingin bertemu dengan istriku.
Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah kami
tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44.Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak. Jadi semakin menjadi-jadilah diriku
menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah
selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami.Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan
oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah.Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku
kubuatkan kamar di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang
kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar
pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter.Cerita Sex Desahan Kenikmatan Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka sekali
dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku
dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi.Itulah santapan rohaniku. Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula,
rekorku pernah sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun
belakangan ini yah begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya
maupun kualitasnya.Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa
dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat
pekikan-pekikan kangen isteriku itu.Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana
dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku.Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan
pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit
kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur
kami berada.Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Aku ingin
mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai. Ataukah
lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku.Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa)
kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi
mengangkangi seseorang.Posisi kepalanya nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan.
Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran.Apa yang sedang berlangsung di depan mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur
dengan ditingkahi suara-suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual.Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari.
Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku
sudah mulai dicampuraduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit.Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap
entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan diriku.Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kontolku mulai mengejang. Posisi mereka
mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya. Persis sama
seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya memek isteriku yang dijadikan sasaran. Aku semakin
ngaceng.“Ohh.. Sshh…” suara desisan isteriku berulang-ulang.
Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku
mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali.“Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..”.
Cerita Sex Desahan Kenikmatan Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Pak Aryo pembantu priaku yang
tua itu.Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku
disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.“Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh..”
Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang
kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku
sendiri.“Ahh…”
Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Aryo masih meneruskan aktivitasnya.
Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah
tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan).Dimainkan jari-jarinya di liang memek isteriku. Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin
kencang kocokan jari Pak Aryo pada memek isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha
isteriku kembali dibuat mabuk kepayang.Akhirnya kulihat batang kemaluan Pak Aryo sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede
juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana memek
isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan.
“Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”.
Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan godam si Pak Aryo. Mulai menggila kembali goyangan pantat
isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu.“Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh..”
Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu.
Tangan Pak Aryo tak tinggal diam menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak.Wuuhh gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh
isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging.Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah
belakang. Konsistensi gerakan kontol yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin
mengobarkan hasratku. Markas Judi Online Dominoqq“Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa..”
Pompaan Pak Aryo semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat.
“Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh..”
Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Pak Aryo menyetubuhinya sambil
berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang
mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mrs. Aryo merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan
tergesa. Pembantuku adalah suami isteri.“Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh..”
“Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..”
“Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh”
Cerita Sex Desahan Kenikmatan Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan
kenikmatan luar biasa. Pak Aryo akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan
perlahan sekali menutup pintunya. Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali.Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku.
Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Aryo sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan bingung
dan resah.Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya. Mungkin
kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah.“Sudah sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Dia mengangguk.
“Maafkan isteriku yah”
Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini
mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya.“Ayo ke kamarmu Mbok.”
Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang
membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit
itu, kusuruh dia duduk di ranjang.Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun
tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung.Tetek cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain.
Kepalanya ditimpakan di dadaku. Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia
memerlukan kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur.Tapi tidak terlalu menyengat. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap
hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah
terdengar ketawa kegelian. Mulai kuusap lengannya.Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap lengan kanannya naik turun sengaja
kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya kepalanya mulai
bergoyang.Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh.
Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat
warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.“Ehhmm.. Eehhf..”
Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya.
“Ehh.. Ehhshs..”
Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya.
“Ehhss.. Ehhss.. Oohh…” tergolek kanan kiri kepalanya.
Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri dengan
lidahku.“Oohh.. Paakk.. Oohh..”
Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya
pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami.
Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah memeknya. Mengerinjal
pantatnya.“Esshh.. Ehhss.. Oohh…” desahnya berulang-ulang.
Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung
rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita
membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan cenderung tidak
rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumulDia dan menjatuhkannya di ranjang. Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek (di
sini aku berlama-lama karena penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan
lidahku memutari labia mayoranya.“Oohh.. Paakk.. Ohh..”
Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku
tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini.
“Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass..”Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya
kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah banjir bandang itu.Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam. Menggeliat-geliat
kayak cacing kepanasan si Mrs. Aryo ini. Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya
sambil aku terus menyodokinya.“Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh.”
Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kami
bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?).Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal.
Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang
rimbun itu.“Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak.
Cerita Sex Desahan Kenikmatan Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di
dalam memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya, punyaku juga demikian
saking tidak tertampungya semprotan maniku.Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya
sampai kontolku sudah lemas tak berdaya.Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang masih mengencang. Kujilat-jilat dan
kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu.Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Aryo terlebih dahulu untuk
bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu.
Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri.Suatu kali Pak Aryo memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi
dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk
melakukan sex party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau
rame-rame begitu.cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
-
Kisah Memek Keponakan Ku Mempunyai Nafsu Tinggi
Duniabola99.com – Saya ѕеdikit аkаn bercerita реngаlаmаn ѕеkѕku, kаrеnа аku аdаlаh ѕеоrаng wаnitа berhasil dimаnа kеhiduраnku сukuр mараn, 3 tаhun lantas аku mеmutuѕkаn untuk rеѕign dаri реkеrjааnku karena menginginkan lebih focus dengan rumаh tаnggаku уg ѕеlаmа 4 tаhun terakhir kurang perhatian dariku terlebih suamiku.
Kаmi mеmiliki kеѕibukаn ѕеndiri ѕеndiri, kаmi udаh mеmрunуаi ѕаtu аnаk dаn diа bеrkuliаh di luаr nеgеri yang buat situasi tempat tinggal merasa sepi, tарi mеmаng аku udаh аdа niаt unutuk mеmluаi dаri аwаl lаgi ѕеbuаh hubungаn dеngаn ѕuаmiku, tарi dеngаn kаgеtnуа ѕuаmiku mеmlilih untuk meninggalkanku ѕааt аku ѕudаh mengambil keputusan resign dаri реkеrjааnku.Dаn ара уg biѕа аku buаt tеrnуаtа ѕuаmiku di luаr ѕаnа ѕudаh mеmрunуаi wаnitа ѕimраnаn lаin, аku jugа ngаk biѕа mеnуаlаhkаnnуа, kаrеnа аku jugа ѕudаh ngаk аntuѕiаѕ mеngеtаhui bеritа itu, dаn ѕеmuаnуа mungkin saja ѕudаh tаkdirku dаn аku hаruѕ jаlаni dеngаn tеgаr.
Saya уg uѕiаnуа ѕudаh mеnginjаk kераlа tigа mаkа аku ngаk bеrmimрi untuk mеnikаh lаgi. Kеѕеhаriаnku lеbih bаnуаk untuk jаlаn-jаlаn dеngаn tеmаnku, kаdаng рulа аku di аjаk tеmаnku untuk trаvеling bеbеrара hаri di kоtа lаin, уg hаnуа untuk mеnghаbiѕkаn wаktu dаn mеnуеgаrkаn рikirаn аjа,
Sааt аku реrgi kеmаrin аku mеnуuruh kероnаkаnku untuk tinggаl dirumаhku, аku mеlihаt kеluаrgаnуа уаng еkоnоminуа раѕ-раѕаn jаdi lеbih bаik diа tinggаl dirumаhku ѕаjа, untuk mеngurаngi biауа kеbutuhаn ѕеhаri-hаri.
Kероnаkаnku bеrnаmа Hendry, diа ѕааt ini bеruѕiа 24 tаhunаn tinggаl di rumаhku di lаntаi duа, Diа ѕunguh ѕораn dаn tаhu diri, ѕеhinggа аku jugа biѕа mеmаnfааtkаn diа untuk mеnjаgа rumаhku bilа аku ѕеdаng реrgi trаvеling bеrѕаmа tеmаn-tеmаnku.Sеlаin itu Hendry jugа mеmbаwа bеrkаh. Sааt раgi hаri аku ѕеdаng mаlаѕ untuk bаngun dаri tеmраt tidur, kаrеnа сuаса ѕаngаt ѕеjuk, Aраlаgi bаju tidurku уаng tiрiѕ mеnуеlimuti badanku, аku lihаt badanu ѕеkilаѕ аgаk tеbаl аku рikir ѕеhаruѕnуа udаh mulаi ѕеnаm раgi lаgi nih.
Tаk lаmа jаm telah menunjuk jam 7, mаtаku ѕауuр-ѕауuр ѕаmbil mеndеngаr ѕuаrа kаki уаng mеlаngkаh mеnuju kаmаr ku, tеrdеngаr jugа ѕuаrа kеtukаn рintu.
Tоk… Tоk… Tоk… Tаntе…!!! uсар Hendry.
Mеmаng ѕеngаjа аku diаmkаn оrаng уаng dаtаng kе kаmаrku, dаlаm bаtinku mаu ара diа раgi-раgi gini mеnсаriku. Tаk lаmа kеmudiаn аku mеndеngаr kunсi рintu di рutаr-рutаr tеrbukа dаn tеrlihаt kераlа Hendry уаng mеngintiр dаri bаlik рintu kаmаr, аku ѕеdikit mеlirik dаri ѕudut mаtаku kаrеnа аku ngаk mаu digаnggu.
Hendry ѕеmаkin bеrjаlаn mеndеkаtiku”Tаntе bаngun udаh раgi nih” biѕikаn ѕuаrаnуа tеrdеngаr di tеlingаku, tеtарi аku diаm ѕаjа dаn bеrрurа-рurа tеrtidur рulаѕ.
Bеbеrара kеmudiаn аku ngаk mеndеngаr арарun, ngаk kuѕаngkа Hendry tеrnуаtа ѕudаh duduk diѕаmрingku dаn kurаѕаkаn badannуа bеrgеѕаkаn dеngаn раhаku, tеringаt ѕааt itu аku mаѕih mеmаkаi bаju tidur уаng tiрiѕ ѕеhinggа bеntuk BH dаn сеlаnа dаlаmku tеrlihаt mеngkilаt dаri luаr.Saya intiр ѕеdikit dаri сеlаh mаtаku, tеrnуаtа Hendry mеlihаt badanku dеngаn mаtа уg mеlоtоt ѕаmbil mеnеlаn аir ludаh”Glеkk-Glеkk” ѕuаrа аir ludаh itu ditеlаn.
Pеlаn-реlаn tаngаnnуа Hendry mеnuju kе bаgiаn раhаku уаng hоt, Benar-benar hаtiku ѕеmаkin bеrdеbаr.
“Mаu ngараin ini bосаh? ” dаlаm рikirku уаng mаtаku mаѕih tеrреjаm. Tарi аku tеruѕ bеrрurа-рurа tеrtidur. Suаrа Hendry mеmаnggilku lаgi.
“Tаntе…. Tаn… Tаntеееее” mungkin saja diа ѕеdаng mеmаѕtikаn bаhwа аku ѕеdаng tеrtidur рulаѕ, kеmudiаn аku rаѕаkаn bаjuku ѕеdikit tеrbukа уаng tаngаnnуа mаѕuk mеnуеntuh BHku, ѕungguh аku tаmbаh kаgеt ѕеkаli tарi аku tеtар mеnсоbа untuk tеnаng аgаr tidаk аdа сurigа.
Kurаѕаkаn tаngаn Hendry mеngеluѕ-ngеluѕ tоkеdku, ѕааt аku intiр lаgi tеrnуаtа wаjаh Hendry ѕungguh mеndеkаti buаh dаdаku, tарi аku уаkin kаlаu Hendry ngаk mеngеtаhu kаlаu аku ѕеdаng bеrрurа-рurа tidur рulаѕ.
Nаfаѕku аtur dеngаn tеnаng dаn ѕеlеmbut mungkin saja, tаngаnnуа Hendry mulаi nаkаl dеngаn mеngеluѕ-ngеluѕ tоkеdku, ѕесаrа tidаk lаngѕung bulu kudukku bеrdiri.
Lеbih mengaggetkan lаgi tаngаnуа mеmаinkаn рuting ѕuѕuku, kаrеnа аwаl-аwаlnуа diа hаnуа mеngеluѕ-ngеluѕ реmukааn рауudаrаku tарi kurаѕаkаn dаdаku saat ini dirеmаѕ-rеmаѕ, ѕесаrа tidаk lаngѕung аku mulаi hоrnу, араlаgi udаh lаmа аku ngаk mеrаѕаkаn ѕеntuhаn lаki-lаki, аku рutuѕkаn untuk diаm dаn tеtар mеnikmаti ѕеgаlа реrbuаtаn Hendry.Sеkаrаng tаngаn Hendry mulаi mеnggеѕеk-gеѕеkаn bibir mеmеkku. Kеtikа itu аku menginginkan mеrintih nikmаt tарi nаnti mаlаh mеmbuаtnуа tаkut, jаdi kurаѕаkаn rеmаѕаnnуа dаlаm hеning.
Kurаѕаkаn tаngаnnуа gеmеtаr kеtikа mеmеnсеt рuting tоkеdku, lаlu mеndеkаtkаn wаjаhnуа kеаrаh buаh dаdаku, lаlu iа mеnjilаt-jilаt dеngаn lidаhnуа, Kurаѕаkаn badanku menginginkan bеrgеrаk tеtарi tаkut diа mеnghеntikаn реrmаinаn itu. dаn аku tеtар tеruѕ bеrtаhаn.
Pеrаѕааnku саmрur аduk ngаk kаruаn, nikmаt ѕеkаli реrmаinаnnуа! Mulutnуа tеruѕ mеnуеdоt рuting ѕuѕuku diѕеrtаi dеngаn gigitаn-gigitаn kесil.
Bеgitu jugа tаngаn Hendry mеnеluѕuri ѕеlаngkаngаnku, lаlu kurаѕаkаn jаrinуа mеrаbа vаginаku уаng mаѕih tеrtutuр CD, аku ngаk tаu араkаh vаginаku udаh bаѕаh аtаu bеlum, уg jеlаѕ jаri-jаri Hendry mеnеkаn-nеkаn lubаng vаginаku dаri luаr CD.
Sеlаng bеbеrара mеnit kеmudiаn, Saya rаѕаkаn tаngаnnуа mеnуuѕuр mаѕuk kе dаlаm CD ku, mаkа jаntungku mаkin bеrdеbаr kеrаѕ, kurаѕаkаn kеnikmаtаn mеnjаlаri badanku уаng di ѕuѕul Jаri-jаri Hendry ѕеdаng bеruѕаhа mеmаѕuki lubаng mеmеkku.
Saya hаruѕ mеngаkhiri ѕаndiwаrаku, kаrеnа аku udаh ngаk tаhаn lаgi, tibа-tibа kubukа mаtаku ѕаmbil mеnуеntаkkаn badannуа.
“Hendry …!! Ngараin kаmu? ”, Saya bеruѕаhа bаngun dаn duduk, tарi kеduа tаngаn Hendry mеnеkаn рundаkku dеngаn kеrаѕ.Tibа-tibа Hendry mеnсium mulutku ѕесераt kilаt, аku bеruѕаhа mеmbеrоntаk dеngаn kukеrаhkаn ѕеluruh tеnаgаku, tарi Hendry mаkin kеrаѕ mеnеkаn рundаkku, mаlаh реmudа itu ѕеkаrаng mеnindih badanku, mаkа аku kеѕulitаn untuk mеndоrоngnуа.
Kurаѕаkаn mulutnуа kеmbаli mеnсiumi mulutku, lidаhnуа bеrulаng kаli mаѕuk kе dаlаm mulutku, tеtарi аku tеtар bеrрurа-рurа mеnоlаk.
“Tаntе… mааfkаn аku. udаh lаmа аku menginginkan уg bеginiаn, mааfkаn аku уа tаntе” Hendry mеlераѕkаn сiumаnnуа lаlu mеmаndаngku dеngаn раndаngаn mеmintа реrmаinаn ѕеx.
“Kаmu kаn biѕа dеngаn tеmаn-tеmаn kаmu уg mаѕih mudа” Ujаrku lеmbut.
“Tарi аku реngеnnуа ѕаmа tаntе… ”, Jаwаb Hendry.
“Ah kаmu ini.., уа ѕudаhlаh tеrѕеrаh kаmu аjаlаh”, Saya рurа-рurа mеnghеlа nараѕ раnjаng, раdаhаl badanku udаh ngаk tаhаn lаgi menginginkan dijаmаh оlеhnуа.
Kеmudiаn Hendry mеlераѕkаn CD ku dеngаn ѕеkаli tаrik, ѕеhinggа аku ѕеkаrаng ini mеnjаdi tеlаnjаng bulаt. Lаlu Hendry mеnуuѕul mеlераѕkаn раkаiаnnуа, dаn kаmi mеnjаdi tеlаnjаng bulаt bеrѕаmа-ѕаmа.
Kеduа kаkiku diаngkаtnуа ѕаmраi-ѕаmраi рinggulku jugа tеrаngkаt, Kеmudiаn Hendry mulаi mеnjilаti mеmеkku, kulihаt lidаhnуа bеrѕеmаngаt mеnjilаti iѕi dаlаm mеmеkku” аku mеrintih kеrаѕ kеtikа bibirnуа mеnjilаti kliѕtоriѕku
” Awwwww… Sѕѕѕѕhhh. ” uсарku kеrаѕ
Nikmаt ѕеkаli rаѕаnуа klitоriѕku dihiѕар-hiѕар ѕереrti itu, kurаѕаkаn lidаhnуа mеnjulur ѕеluruh bаgiаn bibir mеmеkku, lаgiаn рulа аku tеrаngѕаng ѕеkаli mеlihаt kеlаhараn реmudа itu mеnikmаti vаginаku, раdаhаl kuрikir vаginаku udаh ngаk mеnаrik lаgi.
“Enаk уа Hendry …? ” Biѕikku ѕаmbil tеruѕ mеlihаtnуа mеlаhар lubаngku.
“Enаk bаngеt tаntе, аku ѕukа ѕеkаli wаngi ѕереrti ini”, Jаwаb Hendry, уаng mеmbuаtku ѕеmаkin tеrаngѕаng.
Sudаh bеbеrара kеmudiаn, diа mеnсоbа bаngkit lаlu bеrdiri tеgаk di аtаѕ badanku, аku tаu mаkѕud diа ѕереrti ini уаng biаѕаnуа menginginkan lаngѕung реnеtrаѕi mеmаѕukkаn kеlаminnуа kе dаlаm lubаng mеmеkku. Kuаrаhkаn lubаng mеmеk kе реniѕnуа dеngаn mеmbukа lеbаr раhаku.
Bеgitu реniѕ itu mаѕuk” Aааhhhhh… Sѕѕѕhhhhh” ѕuаrа dеѕаhаnku mеnikmаtinуа.Di kосоk-kосоknуа mеmеkku dеngаn реniѕ itu dеngаn gеrаkаn уаng ѕаngаt сераt, уаng mеmbuаtku kеwаlаhаn mеnаhаn ѕеrаngаnnуа, dаn lаgi-lаgi ѕuаrаku tеrdеngаr
” Ahhhh… Ahhh… Ahh…”
Mungkin saja аdа 5 mеnit diа mеmоmраku dеngаn gеrаkаn уаng ѕаngаt сераt, ѕаngаt аku ѕауаngkаn ѕеkаli аgrеѕifnуа mеmbuаt diа lеbih duluаn оrgаѕmе.
Crоооооtt… ” ѕреrmа itu kеluаr dеngаn ѕеkаli ѕеmburаn ѕаjа, tеrаѕа ѕеkаli mаѕuk kе dаlаm lubаng vаginаku. уаng mеmbuаt аku bеrgеtаr-gеtаr bеrkаt ѕеmрrоtаnnуа.
Dеngаn ѕigар аku mеnаhаn badannуа уаng jаtuh lеmаѕ di раngkuаnku, Huuuuррр…! ” аku mеmеluknуа. Dаn аku реluk diа di аtаѕ badanku ѕаmраi kаmi bеrduа tеrtidur рulаѕ hinggа ѕiаng hаri уаng di lаnjutkаn dеngаn mаkаn ѕiаng bеrѕаmа-ѕаmа ѕаmbil mеnсеritаkаn kеѕеruаn bеrmаin ѕеx tаdi.
Sеtеlаh itu tidаk аdа hаri-hаri iѕtimеwа lаgi, ѕеbаb Hendry ѕudаh mulаi ѕibuk dеngаn jаdwаl kuliаhnуа di kаmрuѕ ѕаnа, dаn saat ini аku hаnуа mеnunggu hаri-hаri Hendry ѕеdаng libur untuk mеmuаѕkаn nаfѕu birаhiku lаgi. -
Teachers Pet Gets A Creampie
-
Kisah Memek Perawat Mesum
Duniabola99.com – Hari ini adalah hari pertamaku tinggal di kota Bandung. Karena tugas kantorku, aku terpaksa tinggal di Bandung selama 5 hari dan weekend di Jakarta. Di kota kembang ini, aku menyewa kamar di rumah temanku.
Menurutnya, rumah itu hanya ditinggali oleh Ayahnya yang sudah pikun, seorang perawat, dan seorang pembantu. “Rumah yang asri” gumamku dalam hati. Halaman yang hijau, penuh tanaman dan bunga yang segar dikombinasikan dengan kolam ikan berbentuk oval. Aku mengetuk pintu rumah tersebut beberapa kali sampai pintu dibukakan. Sesosok tubuh semampai berbaju serba putih menyambutku dengan senyum manisnya. “Pak Rafi ya..”. “Ya.., saya temannya Mas Anto yang akan menyewa kamar di sini. Lho, kamu kan pernah kerja di tetanggaku?”, jawabku surprise. Perawat ini memang pernah bekerja pada tetanggaku di Bintaro sebagai baby sitter. “Iya…, saya dulu pengasuhnya Aurelia. Saya keluar dari sana karena ada rencana untuk kimpoi lagi. Saya kan dulu janda pak.., tapi mungkin belum jodo.., ee dianya pergi sama orang lain.., ya sudah, akhirnya saya kerja di sini..”, Mataku memandangi sekujur tubuhnya. Tati (nama si perawat itu) secara fisik memang tidak pantas menjadi seorang perawat. Kulitnya putih mulus, wajahnya manis, rambutnya hitam sebahu, buah dadanya sedang menantang, dan kakinya panjang semampai. Kedua matanya yang bundar memandang langsung mataku, seakan ingin mengatakan sesuatu. Aku tergagap dan berkata, “Ee.., Mbak Tati, Bapak ada?”. “Bapak sedang tidur. Tapi Mas Anto sudah nitip sama saya.Mari saya antarkan ke kamar..”. Tati menunjukkan kamar yang sudah disediakan untukku. Kamar yang luas, ber-AC, tempat tidur besar, kamar mandi sendiri, dan sebuah meja kerja. Aku meletakkan koporku di lantai sambil melihat berkeliling, sementara Tati merunduk merapikan sprei ranjangku. Tanpa sengaja aku melirik Tati yang sedang menunduk. Dari balik baju putihnya yang kebetulan berdada rendah, terlihat dua buah dadanya yang ranum bergayut di hadapanku. Ujung buah dada yang berwarna putih itu ditutup oleh BH berwarna pink. Darahku terkesiap. Ahh…, perawat cantik, janda, di rumah yang relatif kosong.Sadar melihat aku terkesima akan keelokan buah dadanya, dengan tersipu-sipu Tati menghalangi pemandangan indah itu dengan tangannya. “Semuanya sudah beres Pak…, silakan beristirahat..”. “Ee…, ya.., terima kasih”, jawabku seperti baru saja terlepas dari lamunan panjang. Sore itu aku berkenalan dengan ayah Anto yang sudah pikun itu. Agen Nova88
Ia tinggal sendiri di rumah itu setelah ditinggalkan oleh istrinya 5 tahun yang lalu. Selama beramah-tamah dengan sang Bapak, mataku tak lepas memandangi Tati. Sore itu ia menggunakan daster tipis yang dikombinasikan dengan celana kulot yang juga tipis. Buah dadanya nampak semakin menyembul dengan dandanan seperti itu. Di rumah itu ada seorang pembantu berumur sekitar 17 tahun. Mukanya manis, walaupun tidak secantik Tati. Badannya bongsor dan motok. Ani namanya. Ia yang sehari-hari menyediakan makan untukku. Hari demi hari berlalu. Karena kepiawaianku dalam bergaul, aku sudah sangat akrab dengan orang-orang di rumah itu. Bahkan Ani sudah biasa mengurutku dan Tati sudah berani untuk ngobrol di kamarku. Bagi janda muda itu, aku sudah merupakan tempat mencurahkan isi hatinya. Begitu mudah keakraban itu terjadi hingga kadang-kadang Tati merasa tidak perlu mengetuk pintu sebelum masuk ke kamarku. Sampai suatu malam, ketika itu hujan turun dengan lebatnya. Aku, karena sedang suntuk memasang VCD porno kesukaanku di laptopku. Tengah asyik-asyiknya aku menonton tanpa sadar aku menoleh ke arah pintu, astaga…, Tati tengah berdiri di sana sambil juga ikut menonton. Rupanya aku lupa menutup pintu, dan ia tertarik akan suara-suara erotis yang dikeluarkan oleh film produksi Vivid interactive itu. Ketika sadar bahwa aku mengetahui kehadirannya, Tati tersipu dan berlari ke luar kamar. Agen Bola Nova88
ze-full wp-image-25373″ src=”http://duniabola99.com/wp-content/uploads/2018/12/4090318_177_6789.jpg” alt=”” width=”853″ height=”1280″ />
“Mbak Tati..”, panggilku seraya mengejarnya ke luar. Kuraih tangannya dan kutarik kembali ke kamarku. “Mbak Tati…, mau nonton bareng? Ngga apa-apa kok..”. “Ah, ngga Pak…, malu aku..”, katanya sambil melengos. “Lho.., kok malu.., kayak sama siapa saja.., kamu itu.., wong kamu sudah cerita banyak tentang diri kamu dan keluarga.., dari yang jelek sampai yang bagus.., masak masih ngomong malu sama aku?”, Kataku seraya menariknya ke arah ranjangku. “Yuk kita nonton bareng yuk..”, Aku mendudukkan Tati di ranjangku dan pintu kamarku kukunci. Dengan santai aku duduk di samping Tati sambil mengeraskan suara laptopku. Adegan-adegan erotis yang diperlihatkan ke 2 bintang porno itu memang menakjubkan. Mereka bergumul dengan buas dan saling menghisap. Aku melirik Tati yang sedari tadi takjub memandangi adegan-adegan panas tersebut. Terlihat ia berkali-kali menelan ludah. Nafasnya mulai memburu, dan buah dadanya terlihat naik turun.
Aku memberanikan diri untuk memegang tangannya yang putih mulus itu. Tati tampak sedikit kaget, namun ia membiarkan tanganku membelai telapak tangannya. Terasa benar bahwa telapak tangan Tati basah oleh keringat. Aku membelai-belai tangannya seraya perlahan-lahan mulai mengusap pergelangan tangannya dan terus merayap ke arah ketiaknya. Tati nampak pasrah saja ketika aku memberanikan diri melingkarkan tanganku ke bahunya sambil membelai mesra bahunya. Namun ia belum berani untuk menatap mataku. Sambil memeluk bahunya, tangan kananku kumasukkan ke dalam daster melalui lubang lehernya. Tanganku mulai merasakan montoknya pangkal buah dada Tati. Kubelai-belai seraya sesekali kutekan daging empuk yang menggunung di dada bagian kanannya. Ketika kulihat tak ada reaksi dari Tati, secepat kilat kusisipkan tangganku ke dalam BH-nya…, kuangkat cup BH-nya dan kugenggam buah dada ranum si janda muda itu.
“Ohh.., Pak…, jangan..”, Bisiknya dengan serak seraya menoleh ke arahku dan mencoba menolak dengan menahan pergelangan tangan kananku dengan tangannya. “Sshh…, ngga apa-apa Mbak…, ngga apa-apa..”. “Nanti ketauanhh..”. “Nggaa…, jangan takut..”, Kataku seraya dengan sigap memegang ujung puting buah dada Tati dengan ibu jari dan telunjukku, lalu kupelintir-pelintir ke kiri dan kanan. “Ooh.., hh.., Pak.., Ouh.., jj.., jjanganhh.., ouh..”, Tati mulai merintih-rintih sambil memejamkan matanya. Pegangan tangannya mulai mengendor di pergelangan tanganku. Saat itu juga, kusambar bibirnya yang sedari tadi sudah terbuka karena merintih-rintih. “Ouhh.., mmff.., cuphh.., mpffhh..”, Dengan nafas tersengal-sengal Tati mulai membalas ciumanku. Kucoba mengulum lidahnya yang mungil, ketika kurasakan ia mulai membalas sedotanku. Bahkan ia kini mencoba menyedot lidahku ke dalam mulutnya seakan ingin menelannya bulat-bulat.
Tangannya kini sudah tidak menahan pergelanganku lagi, namun kedua-duanya sudah melingkari leherku. Malahan tangan kanannya digunakannya untuk menekan belakang kepalaku sehingga ciuman kami berdua semakin lengket dan bergairah. Momentum ini tak kusia-siakan. Sementara Tati melingkarkan kedua tangannya di leherku, akupun melingkarkan kedua tanganku di pinggangnya. Aku melepaskan bibirku dari kulumannya, dan aku mulai menciumi leher putih Tati dengan buas. “aahh..Ouhh..” Tati menggelinjang kegelian dan tanganku mulai menyingkap daster di bagian pinggangnya. Kedua tanganku merayap cepat ke arah tali BH-nya dan, “tasss..” terlepaslah BH-nya dan dengan sigap kualihkan kedua tanganku ke dadanya. Saat itulah lurasakan betapa kencang dan ketatnya kedua buah dada Tati. Kenikmatan meremas-remas dan mempermainkan putingnya itu terasa betul sampai ke ujung sarafku. Penisku yang sedari tadi sudah menegang terasa semakin tegang dan keras.
Rintihan-rintihan Tati mulai berubah menjadi jeritan-jeritan kecil terutama saat kuremas buah dadanya dengan keras. Tati sekarang lebih mengambil inisiatif. Dengan nafasnya yang sudah sangat terengah-engah, ia mulai menciumi leher dan mukaku. Ia bahkan mulai berani menjilati dan menggigit daun telingaku ketika tangan kananku mulai merayap ke arah selangkangannya. Dengan cepat aku menyelipkan jari-jariku ke dalam kulotnya melalui perut, langsung ke dalam celana dalamnya. Walaupun kami berdua masih dalam keadaan duduk berpelukan di atas ranjang, posisi paha Tati saat itu sudah dalam keadaan mengangkang seakan memberi jalan bagi jari-jemariku untuk secepatnya mempermainkan kemaluannya.Hujan semakin deras saja mengguyur kota Bandung. Sesekali terdengar suara guntur bersahutan. Namun cuaca dingin tersebut sama sekali tidak mengurangi gairah kami berdua di saat itu. Gairah seorang lajang yang memiliki libido yang sangat tinggi dan seorang janda muda yang sudah lama sekali tidak menikmati sentuhan lelaki. Tati mengeratkan pelukannya di leherku ketika jemariku menyentuh bulu-bulu lebat di ujung vaginanya. Ia menghentikan ciumannya di kupingku dan terdiam sambil terus memejamkan matanya. Tubuhnya terasa menegang ketika jari tengahku mulai menyentuh vaginanya yang sudah terasa basah dan berlendir itu. Aku mulai mempermainkan vagina itu dan membelainya ke atas dan ke bawah. “Ouuhh Pak.., ouhh.., aahh.., g..g.ggelliiihh…”. Tati sudah tidak bisa berkata-kata lagi selain merintih penuh nafsu ketika clitorisnya kutemukan dan kupermainkan. Seluruh badan Tati bergetar dan bergelinjang. Ia nampak sudah tak dapat mengendalikan dirinya lagi.
Jeritan-jeritannya mulai terdengar keras. Sempat juga aku kawatir dibuatnya. Jangan-jangan seisi rumah mendengar apa yang tengah kami lakukan. Namun kerasnya suara hujan dan geledek di luar rumah menenangkanku. Benda kecil sebesar kacang itu terasa nikmat di ujung jari tengahku ketika aku memutar-mutarnya. Sambil mempermainkan clitorisnya, aku mulai menundukkan kepalaku dan menciumi buah dadanya yang masih tertutupi oleh daster. Seolah mengerti, Tati menyingkapkan dasternya ke atas, sehingga dengan jelas aku bisa melihat buah dadanya yang ranum, kenyal dan berwarna putih mulus itu bergantung di hadapanku. Karena nafsuku sudah memuncak, dengan buas kusedot dan kuhisap buah dada yang berputing merah jambu itu. Putingnya terasa keras di dalam mulutku menandakan nafsu janda muda itupun sudah sampai di puncak. Tati mulai menjerit-jerit tidak karuan sambil menjambak rambutku. Sejenak kuhentikan hisapanku dan bertanya, “Enak Mbak?”.
Sebagai jawabannya, Tati membenamkan kembali kepalaku ke dalam ranumnya buah dadanya. Jari tengahku yang masih mempermainkan clitorisnya kini kuarahkan ke lubang vagina Tati yang sudah menganga karena basah dan posisi pahanya yang mengangkang. Dengan pelan tapi pasti kubenamkan jari tengahku itu ke dalamnya dan, “Auuhh.., P.Paak.., hh”. Tati menjerit dan menaikkan kedua kakinya ke atas ranjang. “Terrusshh.., auhh..”. Kugerakkan jariku keluar masuk di vaginanya dan Tati menggoyangkan pingggulnya mengikuti irama keluar masuknya jemariku itu. Aku menghentikan ciumanku di buah dada Tati dan mulai mengecup bibir ranum janda itu. Matanya tak lagi terpejam, tapi memandang sayu ke mataku seakan berharap kenikmatan yang ia rasakan ini jangan pernah berakhir. Tangan kiriku yang masih bebas, membimbing tangan kanan Tati ke balik celana pendekku. Ketika tangannya menyentuh penisku yang sudah sangat keras dan besar itu, terlihat ia agak terbelalak karena belum pernah melihat bentuk yang panjang dan besar seperti itu.
Tati meremas penisku dan mulai mengocoknya naik turun naik turun.., kocokan yang nikmat yang membuatku tanpa sadar melenguh, “Ahh.., Mbaak.., enaknya.., terusin..”. Saat itu kami berdua berada pada puncaknya nafsu. Aku yakin bahwa Mbak Tati sudah ingin secepatnya memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Ia tidak mengatakannya secara langsung, namun dari tingkahnya menarik penisku dan mendekatkannya ke vaginanya sudah merupakan pertanda. Namun, di detik-detik yang paling menggairahkan itu terdegar suara si Bapak tua berteriak, “Tatiii…, Tatiii..”. Kami berdua tersentak. Kukeluarkan jemariku dari vaginanya, Tati melepaskan kocokannya dan ia membenahi pakaian dan rambutnya yang berantakan. Sambil mengancingkan kembali BH-nya ia keluar dari kamarku menuju kamar Bapak tua itu. Sialan!, kepalaku terasa pening.Begitulah penyakitku kalau libidoku tak tersalurkan. Beberapa saat lamanya aku menanti siapa tahu janda muda itu akan kembali ke kamarku. Tapi nampaknya ia sibuk mengurus orang tua pikun itu, sampai aku tertidur. Entah berapa lama aku terlelap, tiba-tiba aku merasa napasku sesak. Dadaku serasa tertindih suatu beban yang berat. Aku terbangun dan membuka mataku. Aku terbelalak, karena tampak sesosok tubuh putih mulus telanjang bulat menindih tubuhku. “Mbak Tati?”, Tanyaku tergagap karena masih mengagumi keindahan tubuh mulus yang berada di atas tubuhku. Lekukan pinggulnya terlihat landai, dan perutnya terasa masih kencang. Buah dadanya yang lancip dan montok itu menindih dadaku yang masih terbalut piyama itu. Seketika, rasa kantukku hilang.
Mbak Tati tersenyum simpul ketika tangannya memegang celanaku dan merasakan betapa penisku sudah kembali menegang. “Kita tuntaskan ya Mbak?”, Kataku sambil menyambut kuluman lidahnya. Sambil dalam posisi tertindih aku menanggalkan seluruh baju dan celanaku. Kegairahan yang sempat terputus itu, mendadak kembali lagi dan terasa bahkan lebih menggila. Kami berdua yang sudah dalam keadaan bugil saling meraba, meremas, mencium, merintih dengan keganasan yang luar biasa. Mbak Tati sudah tidak malu-malu lagi menggoyangkan pinggulnya di atas penisku sehingga bergesekan dengan vaginanya. Tidak lebih dari 5 menit, aku merasakan bahwa nafsu syahwat kami sudah kembali berada dipuncak. Aku tak ingin kehilangan momen lagi. Kubalikkan tubuh Tati, dan kutindih sehingga keempukan buah dadanya terasa benar menempel di dadaku. Perutku menggesek nikmat perutnya yang kencang, dan penisku yang sudah sangat menegang itu bergesekan dengan vaginanya.
“Mbak.., buka kakinya.., sekarang kamu akan merasakan sorganya dunia Mbak..”, bisikku sambil mengangkangkan kedua pahanya. Sambil tersengal-sengal Tati membuka pahanya selebar-lebarnya. Ia tersenyum manis dengan mata sayunya yang penuh harap itu. “Ayo Pak.., masukkan sekarang…”, Aku menempelkan kepala penisku yang besar itu di mulut vagina Tati. Perlahan-lahan aku memasukkannya ke dalam, semakin dalam, semakin dalam dan, “aa.., Aooohh.., paakh….., aahh..”, rintihnya sambil membelalakkan matanya ketika hampir seluruh penisku kubenamkan ke dalam vaginanya. Setelah itu, “Blesss…”, dengan sentakan yang kuat kubenamkan habis penisku diiringi jeritan erotisnya, “Ahh.., besarnyah.., ennnakk ppaak..”.
Aku mulai memompakan penisku keluar masuk, keluar masuk. Gerakanku makin cepat dan cepat. Semakin cepat gerakanku, semakin keras jeritan Tati terdengar di kamarku. Pinggul janda muda itu pun berputar-putar dengan cepat mengikuti irama pompaanku. Kadang-kadang pinggulnya sampai terangkat-angkat untuk mengimbangi kecepatan naik turunnya pinggulku. Buah dadanya yang terlihat bulat dalam keadaan berbaring itu bergetar dan bergoyang ke sana ke mari. Sungguh menggairahkan! Tiba-tiba aku merasakan pelukannya semakin mengeras. Terasa kuku-kukunya menancap di punggungku. Otot-ototnya mulai menegang. Nafas perempuan itu juga semakin cepat. Tiba-tiba tubuhnya mengejang, mulutnya terbuka, matanya terpejam,dan alisnya merengut “aahh..”. Tati menjerit panjang seraya menjambak rambutku, dan penisku yang masih bergerak masuk keluar itu terasa disiram oleh suatu cairan hangat.Dari wajahnya yang menyeringai, tampak janda muda itu tengah menghayati orgasmenya yang mungkin sudah lama tidak pernah ia alami itu. Aku tidak mengendurkan goyangan pinggulku, karena aku sedang berada di puncak kenikmatanku. “Mbak.., goyang terus Mbak.., aku juga mau keluar..”. Tati kembali menggoyang pinggulnya dengan cepat dan beberapa detik kemudian, seluruh tubuhku menegang. “Keluarkan di dalam saja pak”, bisik Tati, “Aku masih pakai IUD”. Begitu Tati selesai berbisik, aku melenguh. “Mbak.., aku keluar.., aku keluarr…., aahh..”, dan…, “Crat.., crat.., craat”, kubenamkan penisku dalam-dalam di vagina perempuan itu. Seakan mengerti, Tati mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sehingga puncak kenikmatan ini terasa benar hingga ke tulang sumsumku. Kami berdua terkulai lemas sambil memejamkan mata. Pikiran kami melayang-layang entah ke mana. Tubuhku masih menindih tubuh montok Tati.
Kami berdua masih saling berpelukan dan akupun membayangkan hari-hari penuh kenikmatan yang akan kualami sesudah itu di Bandung. Sejak kejadian malam itu, kesibukan di kantorku yang luar biasa membuatku sering pulang larut malam. Kepenatanku selalu membuatku langsung tertidur lelap. Kesibukan ini bahkan membuat aku jarang bisa berkomunikasi dengan Tati. Walaupun begitu, sering juga aku mempergunakan waktu makan siangku untuk mampir ke rumah dengan maksud untuk melakukan seks during lunch. Sayang, di waktu tersebut ternyata Ayah Anto senantiasa dalam keadaan bangun sehingga niatku tak pernah kesampaian. Namun suatu hari aku cukup beruntung walaupun orang tua itu tidak tidur. Aku mendapat apa yang kuinginkan.
Ceritanya sebagai berikut: Tati diminta oleh Ayah Anto untuk mengambil sesuatu di kamarnya. Melihat peluang itu, aku diam-diam mengikutinya dari belakang. Kamar ayah Anto memang tidak terlihat dari tempat di mana orang tua itu biasa duduk. Sesampainya di kamar kuraih pinggang semampai perawat itu dari belakang. Tati terkejut dan tertawa kecil ketika sadar siapa yang memeluknya dan tanpa basa-basi langsung menyambut ciumanku dengan bibirnya yang mungil itu sambil dengan buas mengulum lidahku. Ia memang sudah tidak malu-malu lagi seperti awal pertemuan kami. Janda cantik itu sudah menunjukkan karakternya sebagai seorang pecinta sejati yang tanpa malu-malu lagi menunjukkan kebuasan gairahnya. Kadang aku tidak mengerti, kenapa suaminya tega meninggalkannya.
Namun analisaku mengatakan, suaminya tak mampu mengimbangi gejolak gairah Tati di atas ranjang dan untuk menutupi rasa malu yang terus menerus terpaksa ia meninggalkan perempuan muda itu untuk hidup bersama dengan perempuan lain yang lebih ‘low profile’. Aku memang belum sempat menanyakan pada Tati bagaimana ia menyalurkan kebutuhan biologisnya di saat menjanda. Aku berpikir, bawa masturbasi adalah jalan satu-satunya. Kami berdua masih saling berciuman dengan ganas ketika dengan sigap aku menyelipkan tanganku ke balik baju perawatnya yang putih itu. Sungguh terkejut ketika aku sadar bahwa ia sama sekali tidak memakai BH sehingga dengan mudahnya kuremas buah dada kanannya yang ranum itu. “Kok ngga pakai BH Mbak..?” Sambil menggelinjang dan mendesah, ia menjawab sambil tersenyum nakal. “Supaya gampang diremas sama kamu..”.Benar-benar jawaban yang menggemaskan! Kembali kukulum bibir dan lidahnya yang menggairahkan itu sambil dengan cepat kubuka kancing bajunya yang pertama, kedua, dan ketiga. Lalu tanpa membuang waktu kutundukkan kepalaku, dengan tangan kananku kukeluarkan buah dada kanannya dan kuhisap sedemikian rupa sehingga hampir setengahnya masuk ke dalam mulutku. Tati mulai mengerang kegelian, “Ouhh.., geli Mas.., geliii.., ahh..”. Sejak kejadian malam itu, ia memang membiasakan dirinya untuk memanggilku Mas. Sambil menggelinjang dan merintih, tangan kanan Tati mulai mengelus-elus bagian depan celana kantorku. Penisku yang terletak tepat di baliknya terasa semakin menegang dan menegang. Jari-jari lentik perempuan itu berusaha untuk mencari letak kepala penisku untuk kemudian digosok-gosoknya dari luar celana.
Sensasi itu membuat nafasku semakin memburu seperti layaknya nafas kuda yang tengah berlari kencang. Seakan tak mau kalah darinya, tangan kiriku berusaha menyingkap rok janda muda itu dan dengan sigap kugosokkan jari-jemariku di celana dalamnya. Tepat diatas vaginanya, celana dalam Tati terasa sudah basah. Sungguh hebat! Hanya dalam beberapa menit saja, ia sudah sedemikian terangsangnya sehingga vaginanya sudah siap untuk dimasuki oleh penisku. Tanpa membuang waktu kuturunkan celana dalam tipis yang kali ini berwarna hitam, kudorong tubuh montok perawat itu ke dinding, lalu kuangkat paha kanannya sehingga dengkulnya menempel di pinggangku. Dengan sigap pula kubuka ritsluiting celanaku dan kukeluarkan penisku yang sudah sangat tegang dan besar itu. Tati sudah nampak pasrah.
Ia hanya bersender di dinding sambil memejamkan matanya dan memeluk bahuku. “Tatiii.., mana minyak tawonnya.., kok lama betuul…”. Suara orang tua itu terdengar dengan keras. Sungguh menjengkelkan. Tati sempat terkejut dan nampak panik ketika kemudian aku berbisik, “Tenang Mbak.., jawab aja.., kita selesaikan dulu ini.., kamu mau kan?” Ia mengangguk seraya tersenyum manis. “Sebentar Pak..”, teriaknya. “Minyak tawonnya keselip entah ke mana.., ini lagi dicari kok…”. Ia tertawa cekikikan, geli mendengar jawaban spontannya sendiri. Namun tawanya itu langsung berubah menjadi jerikan erotis kecil ketika kupukul-pukulkan kepala penisku ke selangkangannya. Perlahan-lahan kutempelkan kepala penisku itu di pintu vaginanya. Sambi kuputar-putar kecil kudorong pinggulku perlahan-lahan.
Tati ternganga sambil terengah-engah, “aahh.., aahh.., ouhh.., Mas.., besar sekali.., pelan-pelan Mas..pelan-pelanhh..”, dan, “aa…”. Tati menjerit kecil ketika kumasukkan seluruh penisku ke dalam vaginanya yang becek dan terasa sangat sempit dalam posisi berdiri ini. Aku menyodokkan penisku maju mundur dengan gerakan yang percepatannya meningkat dari waktu ke waktu. Tubuh Tati terguncang-guncang, buah dadanya bergayut ke kiri dan kanan dan jeritannya semakin menjadi-jadi. Aku sudah tak peduli kalau ayah Anton sampai mendengarkan jeritan perempuan itu. Nafsuku sudah naik ke kepala. Janda muda ini memang memiliki daya pikat seks yang luar biasa. Walaupun ia hanya seorang perawat, namun kemulusan dan kemontokan badannya sungguh setara dengan perempuan kota jaman sekarang. Sangat terawat dan nikmat sekali bila digesek-gesekkankan di kulit kita. Gerakan pinggulku semakin cepat dan semakin cepat.
Mulutku tak puas-puasnya menciumi dan menghisap puting buah dadanya yang meruncing panjang dan keras itu. Buah dadanya yang kenyal itu hampir seluruhnya dibasahi oleh air liurku. Aku memang sedang nafsu berat. Aku merasakan bahwa sebentar lagi aku akan orgasme dan bersamaan dengan itu juga tubuh Tati menegang. Kupercepat gerakan pinggulku dan tiba-tiba, “aahh.., Mas.., Masss…, aku keluarrr.., aahh”, Jeritnya. Saat itu juga kusodokkan penisku ke dalam vagina janda muda itu sekeras-kerasnya dan, “Craat.., craatt.., craat”. “Ahh…, Mbaak”, erangku sambil meringis menikmati puncak orgasme kami yang waktunya jatuh bersamaan itu. Kami berpelukan sesaat dan Tati berbisik dengan suara serak. “Mas.., aku ngga pernah dipuasin laki-laki seperti kamu muasin saya.., kamu hebat..”.Aku tersenyum simpul. “Mbak., aku masih punya 1001 teknik yang bisa membuat kamu melayang ke surga ke-7.., ngga bosan kan kalo lain waktu aku praktekkan sama kamu?”. Perlahan Tati menurunkan paha kanannya dan mencabut penisku dari vaginanya. “Bosan? Aku gila apa.., yang beginian ngga akan membuatku bosan.., kalau bisa tiap hari aku mau Mas..”. Benar-benar luar biasa libido perempuan ini. Beruntung aku mempunyai libido yang juga luar biasa besarnya. Sebagai partner seks, kami benar-benar seimbang. Setelah kejadian siang itu, aku dan Tati seperti pengantin baru saja. Tak ada waktu luang yang tak terlewatkan tanpa nafsu dan birahi. Walaupun demikian, aku tekankan pada Tati, bahwa hubungan antara aku dan dia, hanyalah sebatas hubungan untuk memuaskan nafsu birahi saja. Aku dan dia punya hak untuk berhubungan dengan orang lain.
Tati si janda muda yang sudah merasakan kenikmatan seks bebas itu tentu saja menyetujuinya. Suatu hari, Tati masuk ke dalam kamarku dan ia berkata, “Mas, aku akan mengambil cuti selama 1 bulan. Aku harus mengurusi masalah tanah warisan di kampungku..”. “Lha.., kalau Mbak pulang, siapa yang akan mengurusi Bapak?”, tanyaku sambil membayangkan betapa kosongnya hari-hariku selama sebulan ke depan. “Mas Anto bilang, akan ada adik Bapak yang akan menggantikan aku selama 1 bulan.., namanya Mbak Ine.., dia ngga kimpoi.., umurnya sudah hampir 40 tahun.., orangnya baik kok.., cerewet.., tapi ramah..”. Yah apa boleh buat, aku terpaksa kehilangan seorang teman berhubungan seks yang sangat menggairahkan. Hitung-hitung cuti 1 bulan.., atau kalau berpikir positif.., its time to look for a new partner!!! Hari ini adalah hari ke lima setelah kepergian Tati.
Mbak Ine, pengganti sementara Tati, ternyata adalah adik ipar ayah Anto. Jadi, adik istri si bapak tua itu. Mbak Ine adalah seorang perempuan Sunda yang ramah. Wajahnya lumayan cantik, kulitnya berwarna hitam manis, badannya agak pendek dan bertubuh montok. Ukuran buah dadanya besar. Jauh lebih besar dari Tati dan senantiasa berdandan agak menor. Wanita yang berumur hampir 40 tahun itu mengaku belum pernah menikah karena merasa bahwa tak ada laki-laki yang bisa cocok dengan sifatnya yang avonturir. Saat ini ia bekerja secara freelance di sebuah stasiun televisi sebagai penulis naskah. Kemampuan bergaulku dan keramahannya membuat kami cepat sekali akrab. Lagi-lagi, kamarku itu kini menjadi markas curhatnya Mbak Ine. “Panggil saya teh Ine aja deh..”, katanya suatu kali dengan logat Bandungnya yang kental. “Kalau gitu panggil saya Rafi aja ya teh.., ngga usah pake pak pak-an segala..”, balasku sambil tertawa.
Baru 5 hari kami bergaul, namun sepertinya kami sudah lama saling mengenal. Kami seperti dua orang yang kasmaran, saling memperhatikan dan saling bersimpati. Persis seperti cinta monyet ketika kita remaja. Saat itu seperti biasa, kami sedang ngobrol santai dari hati ke hati sambil duduk di atas ranjangku. Aku memakai baju kaos dan celana pendek yang ketat sehingga tanpa kusadari tekstur penis dan testisku tercetak dengan jelas. Bila kuperhatikan, beberapa kali tampak teh Ine mencuri-curi melirik selangkanganku yang dengan mudah dilihatnya karena aku duduk bersila. Aku sengaja membiarkan keadaan itu berlangsung. Malah kadang-kadang dengan sengaja aku meluruskan kedua kakiku dengan posisi agak mengangkang sehingga cetakan penisku makin nyata saja di celanaku. Sesekali, ditengah obrolan santai itu, tampak teh Ine melirik selangkanganku yang diikuti dengan nafasnya yang tertahan.
Kenapa aku melakukan hal ini? Karena libidoku yang luar biasa, aku jadi tertantang untuk bisa meniduri teh Ine yang aku yakini sudah tak perawan lagi karena sifatnya yang avonturir itu. Dan lagi, dari sifatnya yang ramah, ceria, cerewet dan petualang itu, aku yakin di balik tubuh montok perempuan setengah baya tersimpan potensi libido yang tak kalah besar dengan Tati. Juga, gayanya dalam bergaul yang mudah bersentuhan dan saling memegang lengan sering membuat darahku berdesir. Apalagi kalau aku sedang dalam keadaan libido tinggi. Saat ini, teh Ine mengenakan daster berwarna putih tipis sehingga tampak kontras dengan warna kulitnya yang hitam manis itu. Belahan buah dadanya yang besar itu menyembul di balik lingkaran leher yang berpotongan rendah di bagian dada. Dasternya sendiri berpola terusan hingga sebatas lutut sehingga ketika duduk, pahanya yang montok itu terlihat dengan jelas.Aku selalu berusaha untuk bisa mengintip sesuatu yang terletak di antara kedua paha teh Ine. Namun karena posisi duduknya yang selalu sopan, aku tak dapat melihat apa-apa. Bukan main! Ternyata seorang wanita berusia 40-an masih mempunyai daya tarik sexual yang tinggi. Terus terang, baru kali ini aku berani berfantasi mengenai hubungan seks dengan teh Ine. Sementara ia bercerita tentang masa mudanya, pikiranku malah melayang dan membayangkan tubuh teh Ine sedang duduk di hadapanku tanpa selembar benangpun. Alangkah menggairahkannya. Aku seperti bisa melihat dengan jelas seluruh lekuk tubuhnya yang mulus tanpa cacat. Tanpa sadar, penisku menegang dan cairan madzi di ujungnya pun mulai keluar. Celanaku tampak basah di ujung penisku, dan cetakan penis serta testisku semakin jelas saja tercetak di selangkangan celanaku. Membesarnya penisku ternyata tak lepas dari perhatian teh Ine.
Tampak jelas terlihat matanya terbelalak melihat ukuran penisku yang membesar dan tercetak jelas di celana pendekku. Obrolan kami mendadak terhenti karena beberapa saat teh Ine masih terpaku pada selangkanganku. “Kunaon teh..?”, tanyaku memancing. “Eh.., enteu.., kamu teh mikirin apa sih…?”, katanya sambil tersenyum simpul. “Mikirin teh Ine teh.., entah kenapa barusan saya membayangkan teh Ine nggak pakai apa-apa.., aduh indahnya teh..”, tiba-tiba saja jawaban itu meluncur dari mulutku. Aku sendiri terkejut dengan jawabanku yang sangat terus terang itu dan sempat membuatku terpaku memandang wajah teh Ine. Wajah teh Ine tampak memerah mendengar jawabanku itu. Napasnya mendadak memburu. Tiba-tiba teh Ine bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Ia menutup pintu kamarku dan menguncinya.
Leherku tercekat, dan kurasakan jantungku berdegup semakin kencang. Dengan tersenyum dan sorot mata nakal ia menghampiriku dan duduk tepat di hadapan selangkanganku. Aku memang sedang dalam posisi selonjor dengan kedua kaki mengangkang. “Fi, kamu pingin sama teteh..? Hmm?”, Desahnya seraya meraba penis tegangku dari luar celana. Aku menelan ludah sambil mengangguk perlahan dan tersenyum. Entah mengapa, aku jadi gugup sekali melihat wajah teh Ine yang semakin mendekat ke wajahku. Tanpa sadar aku menyandarkan punggungku ke tembok di ujung ranjang dan teh Ine menggeser duduknya mendekatiku sambil tetap menekan dan membelai selangkanganku. Nafas teh Ine yang semakin cepat terasa benar semakin menerpa hidung dan bibirku. Rasa nikmat dari belaian jemari teh Ine di selangkanganku semakin terasa keujung syaraf-syarafku. Napasku mulai memburu dan tanpa sadar mulutku mulai mengeluarkan suara erangan-erangan.
Dengan lembut teh Ine menempelkan bibirnya di atas bibirku. Ia memulainya dengan mengecup ringan, menggigit bibir bawahku, dan tiba-tiba.., lidahnya memasuki mulutku dan berputar-putar di dalamnya dengan cepat. Langit-langit mulutku serasa geli disapu oleh lidah panjang milik perempuan setengah baya yang sangat menggairahkan itu. Aku mulai membalas ciuman, gigitan, dan kuluman teh Ine. Sambil berciuman, tangan kananku kuletakkan di buah dada kiri teh Ine. Uh.., alangkah besarnya.., walaupun masih ditutupi oleh daster, keempukan dan kekenyalannya sudah sangat terasa di telapak tanganku. Dengan cepat kuremas-remas buah dada teh Ine itu, “Emph.., emph..”, rintihnya sambil terus mengulum lidahku dan menggosok-gosok selangkanganku. Mendadak teh Ine menghentikan ciumannya.
Ia menahan tanganku yang tengah meremas buah dadanya dan berkata, “Fi, sekarang kamu diam dulu yah.., biar teteh yang duluan..”. Tiba-tiba dengan cepat teh Ine menarik celana pendekku sekalian dengan celana dalamku. Saking cepatnya, penisku yang menegang melejit keluar. Sejenak teh Ine tertegun menatap penisku yang berdiri tegak laksana tugu monas itu. “Gusti Rafi.., ageung pisan..”, bisiknya lirih. Dengan cepat teh Ine menundukkan kepalanya, dan seketika tubuhku terasa dialiri oleh aliran listrik yang mengalir cepat ketika mulut teh Ine hampir menelan seluruh penisku. Terasa ujung penisku itu menyentuh langit-langit belakang mulut teh Ine. Dengan sigap teh Ine memegang penisku sementara lidahnya memelintir bagian bawahnya. Kepala teh Ine naik turun dengan cepat mengiringi pegangan tangannya dan puntiran lidahnya. Aku benar-benar merasa melayang di udara ketika teh Ine memperkuat hisapannya.
Aku melirik ke arah kaca riasku, dan di sana tampak diriku terduduk mengangkang sementara teh Ine dengan dasternya yang masih saja rapi merunduk di selangkanganku dan kepalanya bergerak naik turun. Suara isapan, jilatan dan kecupan bibir perempuan montok itu terdengar dengan jelas. Kenikmatan ini semakin menjadi-jadi ketika kurasakan teh Ine mulai meremas-remas kedua bola testisku secara bergantian. Perutku serasa mulas dan urat-urat di penisku serasa hendak putus karena tegangnya. Teh Ine tampak semakin buas menghisapi penisku seperti seseorang yang kehausan di padang pasir menemukan air yang segar. Jari-jemarinyapun semakin liar mempermainkan kedua testisku. “Slurrp.., Cuph.., Mphh..”. Suara kecupan-kecupan di penisku semakin keras saja. Nafsuku sudah naik ke kepala. Aku berontak untuk berusaha meremas kedua buah dada montok dan besar milik wanita lajang berusia setengah baya itu, namun tangan teh Ine dengan kuat menghalangi tubuhku dan iapun semakin gila menghisapi dan menjilati penisku.Aku mulai bergelinjang-gelinjang tak karuan. “Teh Ine.., teeeh…, gantian dongg.., please.., saya udah ngga kuaat…, aahh.., sss..”, erangku seakan memohon. Namun permintaanku tak digubrisnya. Kedua tangan dan mulutnya semakin cepat saja mengocok penisku. Terasa seluruh syaraf-syarafku semakin menegang dan menegang, degup jantungku berdetak semakin kencang.. napaskupun makin memburu. “Oohh…, Teh Ine.., Teh Ineee…, aahh….”, Aku berteriak sambil mengangkat pinggulku tinggi-tinggi dan, “Crat.., craat.., craat”, aku memuncratkan spermaku di dalam mulut teh Ine. Dengan sigap pula teh Ine menelan dan menjilati spermaku seperti seorang yang menjilati es krim dengan nikmatnya.
Setiap jilatan teh Ine terasa seperti setruman-setruman kecil di penisku. Aku benar-benar menikmati permainan ini.., luar biasa teh Ine, “Enak Fi..? Hmm?”, teh Ine mengangkat kepalanya dari selangkanganku dan menatapku dengan senyum manisnya, tampak di seputar mulutnya banyak menempel bekas-bekas spermaku. “Fuhh nikmatnya sperma kamu Fi..” Bisiknya mesra seraya menjilat sisa-sisa spermaku di bibirnya. “Obat awet muda ya teh..”, kataku bercanda. “Yaa gitulah…, antosan sekedap nya? Biar teteh ambilkan minum buat kamu”. Oh my God.., benar-benar seorang wanita yang penuh pengabdian, dia belum mengalami orgasme apa-apa tapi perhatiannya pada pasangan lelakinya luar biasa besar, sungguh pasangan seks yang ideal! Kenyataan itu saja membuat rasa simpati dan birahiku pada teh Ine kembali bergejolak.
Teh Ine kembali dari luar membawa segelas air. “Minum deh.., biar kamu segeran..”. “Nuhun teh.., tapi janji ya abis ini giliran saya muasin teteh..”. Aku meneguk habis air dingin buatan teh Ine dan saat itu pula aku merasakan kejantananku kembali. Birahiku kembali bergejolak melihat tubuh montok teh Ine yang ada di hadapanku. Aku meraih tangan teh Ine dan dengan sekali betot kubaringkan tubuhnya yang molek itu di atas ranjang. “Eeehh.., pelan-pelan Fi..”, teriak teh Ine dengan geli. “Teteh mau diapain sih… “, lanjutnya manja. Tanpa menjawab, aku menindih tubuh montok itu, dan sekejap kurasakan nikmatnya buah dada besar itu tergencet oleh dadaku. Juga, syaraf-syaraf sekitar pinggulku merasakan nikmatnya penisku yang menempel dengan gundukan vaginanya walaupun masih ditutupi oleh daster dan celana dalamnya.
Kupandangi wajah teh Ine yang bundar dan manis itu. Kalau diperhatikan, memang sudah terdapat kerut-kerut kecil di daerah mata dan keningnya. Tapi peduli setan! Teh Ine adalah seorang wanita setengah baya yang paling menggairahkan yang pernah kulihat. Pancaran aura sexualnya sungguh kuat menerangi sanubari lelaki yang memandangnya. “Teteh mau tau apa yang ingin saya lakukan terhadap teteh?”, Kataku sambil tersenyum. “Saya akan memperkosa teteh sampai teteh ketagihan”. Lalu dengan ganas, aku memulai menciumi bibir dan leher teh Ine. Teh Inepun dengan tak kalah ganasnya membalas ciuman-ciumanku.
Keganasan kami berdua membuat suasana kamarku menjadi riuh oleh suara-suara kecupan dan rintihan-rintihan erotis. Dengan tak sabar aku menarik ritsluiting daster teh Ine, kulucuti dasternya, BH-nya, dan yang terakhir.., celana dalamnya. Wow.., sebuah gundukan daging tanpa bulu sama sekali terlihat sangat menantang terletak di selangkangan teh Ine. My God.., alangkah indahnya vagina teh Ine itu.., tak pernah kubayangkan bahwa ia mencukur habis bulu kemaluannya. “Kamu juga buka semua dong Fi”, rengeknya sambil menarik baju kaosku ke atas. Dalam sekejap, kami berdua berdua berpelukan dan berciuman dengan penuh nafsu dalam keadaan bugil! Sambil menindih tubuhnya yang montok itu, bibirku menyelusuri lekuk tubuh teh Ine mulai dari bibir, kemudian turun ke leher, kemudian turun lagi ke dada, dan terus ke arah puting susu kirinya yang berwarna coklat kemerah-merahan itu.
Alangkah kerasnya puting susunya, alangkah lancipnnya.., dan mmhh.., seketika itu juga kukulum, kuhisap dan kujilat puting kenyal itu.., karena gemasnya, sesekali kugigit juga puting itu. “Auuhh.., Fi.., gellii.., sss.., ahh”, rintihnya ketika gigitanku agak kukeraskan. Badan montoknya mulai mengelinjang-gelinjang ke sana k emari.., dan mukanya menggeleng-geleng ke kiri dan ke kanan. Sambil menghisap, tangan kananku merayap turun ke selangkangannya. Dengan mudah kudapati vaginanya yang besar dan sudah sangat becek sekali. Akupun dengan sigap memain-mainkan jari tenganku di pintu vaginanya. “Crks.., crks.., crks”, terdengar suara becek vagina teh Ine yang berwarna lebih putih dari kulit sekitarnya.
Ketika jariku mengenai gundukan kecil daging yang mirip dengan sebutir kacang, ketika itu pula wanita setengah baya itu menjerit kecil. “Ahh.., geli Fi.., gelli”, Putaran jariku di atas clitoris teh Ine dan hisapanku pada kedua puting buah dadanya makin membuat lajang montok berkulit hitam manis itu semakin bergelinjang dengan liar. “Fi.., masukin sekarang Fi.., sekarang.., please.., teteh udah nggak tahan..ahh..”. Kulihat wajah teh Ine sudah meringis seperti orang kesakitan. Ringisan itu untuk menahan gejolak orgasmenya yang sudah hampir mencapai puncaknya. Dengan sigap kuarahkan penisku ke vagina montok milik teh Ine.., kutempelkan kepala penisku yang besar tepat di bawah clitorisnya, kuputar-putarkan sejenak dan teh Ine meresponnya dengan mengangkangkan pahanya selebar-lebarnya untuk memberi kemudahan bagiku untuk melakukan penetrasi.., saat itu pula kusodokkan pantatku sekuat-kuatnya dan, “Blesss”, masuk semuanya! “Aahh….” Teh Ine menjerit panjang.., “Besar betul Fi.., auhh…., besar betuull…, duh gusti enaknya.., aahh..”.Dengan penuh keganasan kupompa penisku keluar masuk vagina teh Ine. Dan iapun dengan liarnya memutar-mutar pinggulnya di bawah tindihanku. Astaga.., benar-benar pengalaman yang luar biasa! Bahkan keliaran teh Ine melebihi ganasnya Mbak Tati.., luar biasa! Kedua tubuh kami sudah sangat basah oleh keringat yang bercampur liur. Kasurkupun sudah basah di mana-mana oleh cairan mani maupun lendir yang meleleh dari vagina teh Ine, namun entah kekuatan apa yang ada pada diri kami…, kami masih saling memompa, merintih, melenguh, dan mengerang. Bunyi ranjangkupun sudah tak karuan.., “Kriet.., kriet.., krieeet”, sesuai irama goyangan pinggul kami berdua.
Penisku yang besar itu masih dengan buasnya menggesek-gesek vagina teh Ine yang terasa sempit namun becek itu. Setelah lebih dari 15 menit kami saling memompa, tiba-tiba kurasakan seluruh tubuh teh Ine menegang. “Fi.., Fi.., Teteh mau keluar..”. “Iya teh, saya juga.., kita keluar sama-sama teh…”, Goyanganku semakin kupercepat dan pada saat yang bersamaan kami berdua saling berciuman sambil berpelukan erat.., aku menancapkan penisku dalam-dalam dan teh Ine mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi…, “Crat.., crat.., crat.., crat”, kami berdua mengerang dengan keras sambil menikmati tercapainya orgasme pada saat yang bersamaan. Kami sudah tak peduli bila seisi rumah akan mendengarkan jeritan-jeritan kami, karena aku yakin teh Inepun tak pernah merasakan kenikmatan yang luar biasa ini sepanjang hidupnnya. “Ahh.., Fi.., kamu hebaat.., kamu hebaathh.., hh.., Teteh ngga pernah ngerasain kenikmatan seperti ini”. “Saya juga teh.., terima kasih untuk kenikmatan ini..”, Kataku seraya mengecup kening teh Ine dengan mesra. “Mau tau suatu rahasia Fi?”, tanyanya sambil membelai rambutku, “Teteh sudah lima tahun tidak bersentuhan dengan laki-laki.., tapi entah kenapa, dalam 5 hari bergaul dengan kamu.., teteh tidak bisa menahan gejolak birahi teteh.., ngga tau kenapa.., kamu itu punya aura seks yang luar biasa..”. Teh Ine bangkit dari ranjangku dan mengambil sesuatu dari kantong dasternya.
Sebutir pil KB. “Seperti punya fitasat, teteh sudah minum pil ini sejak 3 hari yang lalu..”, katanya tersenyum, “Dan akan teteh minum selama teteh ada di sini..”, Teh Ine mengerdipkan matanya padaku dengan manja sambil memakai dasternya. “Selamat tidur sayang…”, Teh Ine melangkah keluar dari kamarku. Teh Ine memang luar biasa. Ia bukan saja dapat menggantikan kedudukan Tati sebagai partner seks yang baik, tetapi juga memberi sentuhan-sentuhan kasih sayang keibuan yang luar biasa. Aku benar-benar dimanja oleh wanita setengah baya itu. Fantasi sexualnya juga luar biasa. Mungkin itu pengaruh dari pekerjaannya sebagai penulis cerita drama. Coba bayangkan, ia pernah memijatku dalam keadaan bugil, kemudian sambil terus memijat ia bisa memasukkan penisku ke dalam vaginanya, dan aku disetubuhi sambil terus menikmati pijatan-pijatannya yang nikmat. Ia juga pernah meminta aku untuk menyetubuhinya di saat ia mandi pancuran di kamar mandi dan kami melakukannya dengan tubuh licin penuh sabun. Dan yang paling sensasional adalah.., Sore itu aku sudah berada di rumah. Karena load pekerjaan di kantorku tidak begitu tinggi, aku sengaja pulang cepat.
Selesai mandi aku duduk di meja makan sambil menikmati pisang goreng buatan teh Ine. Perempuan binal itu memang luar biasa. Ia melayaniku seperti suaminya saja. Segala keperluan dan kesenanganku benar-benar diperhatikan olehnya. Seperti biasa, aku mengenakan baju kaos buntung dan celana pendek longgar kesukaanku dan (seperti biasa juga) aku tidak menggunakan celana dalam. Kebiasaan ini kumulai sejak adanya teh Ine di rumah ini, karena bisa dipastikan hampir tiap hari aku akan menikmati tubuh sintal adik ipar ayah si Anto itu. Sore itu sambil menikmati pisang goreng di meja makan, aku bercakap-cakap dengan ayah Anto. Orang tua itu duduk di pojok ruangan dekat pintu masuk untuk menikmati semilirnya angin sore kota Bandung. Jarak antara aku dengannya sekitar 6 meter. Sambil bercakap-cakap mataku tak lepas dari teh Ine yang mondar mandir menyediakan hidangan sore bagi kami. Entah ke mana PRT kami saat itu.Teh Ine mengenakan celana pendek yang ditutupi oleh kaos bergambar Mickey Mouse berukuran ekstra besar sehingga sering tampak kaos itu menutupi celana pendeknya yang memberi kesan teh Ine tidak mengenakan celana. Aku berani bertaruh perempuan itu tidak menggunakan BH karena bila ia berjalan melenggang, tampak buah dadanya bergayut ke atas ke bawah, dan di bagian dadanya tercetak puting buah dadanya yang besar itu. Tanpa sadar batang penisku mulai membesar. Setelah selesai dengan kesibukannya, teh Ine duduk di sebelah kiriku dan ikut menikmati pisang goreng buatannya. Kulihat ia melirik ke arahku sambil memasukkan pisang goreng perlahan-lahan ke dalam mulutnya. Sambil mengerdipkan matanya, ia memasukkan dan mengeluarkan pisang goreng itu dan sesekali menjilatnya. Sambil terus berbasa basi dengan orang tua Anto, aku menelan ludah dan merasakan bahwa urat-urat penisku mulai mengeras dan kepala penisku mulai membesar.
Tiba-tiba kurasakan jari-jemari kanan teh Ine menyentuh pahaku. Lalu perlahan-lahan merayap naik sampai di daerah penisku. Dengan gemas teh Ine meremas penis tegangku dari luar celanaku sehingga membuat cairan beningku membuat tanda bercak di celanaku. Setelah beberapa lama meremas-remas, tangan itu bergerak ke daerah perut dan dengan cepat menyelip ke dalam celana pendekku. Aku sudah tidak tahu lagi apa isi percakapan orang tua Anto itu. Beberapa kali ia mengulangi pertanyaannya padaku karena jawabanku yang asal-asalan. Degup jantungku mulai meningkat. Jemari lentik itu kini sudah mencapai kedua bolaku. Dengan jari telunjuk dan tengah yang dirapatkan, perempuan lajang itu mengelus-elus dan menelusuri kedua bolaku.., mula-mula berputar bergantian kiri dan kanan kemudian naik ke bagian batang.., terus bergerak menelusuri urat-urat tegang yang membalut batang kerasku itu, “sss…, teteh..”. Aku berdesis ketika kedua jarinya itu berhenti di urat yang terletak tepat di bawah kepala penisku.., itu memang daerah kelemahanku.., dan perempuan sintal ini mengetahuinya.., kedua jemarinya menggesek-gesekkan dengan cepat urat penisku itu sambil sesekali mencubitnya. “aahh…”, erangku ketika akhirnya penisku masuk ke dalam genggamannya. “Kenapa Rafi?”, Orang tua yang duduk agak jauh di depanku itu mengira aku mengucapkan sesuatu. “E.., ee…, ndak apa-apa Pak..”, Jawabku tergagap sambil kembali meringis ketika teh Ine mulai mengocok penisku dengan cepat.
Gila perempuan ini! Dia melakukannya di depan kakaknya sendiri walaupun tidak kelihatan karena terhalang meja. “Saya cuma merasa segar dengan udara Bandung yang dingin ini..”, Jawabku sekenanya. “Ooo begitu.., saya pikir kamu sakit perut.., habis tampangmu meringis-meringis begitu..”, Orang tua itu terkekeh sambil memalingkan mukanya ke jalan raya. Begitu kakaknya berpaling, teh Ine dengan cepat merebahkan kepalanya ke pangkuanku sehingga dari arah ayah Anto, teh Ine tak tampak lagi. Dengan cepat tangannya memelorotkan celanaku sehingga penisku yang masih digenggamnya dengan erat itu terasa dingin terterpa angin. Sejenak perempuan itu memandang penis besarku itu.., ia selalu memberikan kesempatan pada matanya untuk menikmati ukuran dan kekokohannya. Kemudian teh Ine menjulurkan lidahnya dan mulai menjilat mengelilingi lubang penisku.., kemudian ia memasukkan ujung lidahnya ke ujung lubang penisku dan mengecap cairan beningku.., lalu lidahnya diturunkan lagi-lagi ke urat di bawah penisku.
Aku mulai menggelinjang-gelinjang tak karuan, walaupun dengan hati-hati takut ketahuan oleh kakak teh Ine yang duduk di depanku. Tanganku mulai meraba-raba buah dadanya yang besar itu dan meremasnya dengan gemas, “sss.., teeehh..”, desisku agak keras ketika perempuan itu dengan kedua bibirnya menyedot urat di bawah kepala penisku itu.., sementara tangannya meremas-remas kedua bolaku…, aawwww nikmatnya…, aku begitu terangsang sehingga seluruh pori-pori kulitku meremang dan mukaku berwarna merah. Aku sudah dalam tahap ingin menindih dan sesegera mungkin memasukkan penisku ke dalam vagina perempuan ini tapi semua itu tak mungkin kulakukan di depan kakaknya yang masih duduk di depanku menikmati lalu lalang kendaraan di depan rumahnya. Tiba-tiba bibir teh Ine bergerak dengan cepat ke kepala penisku.., sambil terus kupermainkan putingnya kulihat ia membuka mulutnya dengan lebar dan tenggelamlah seluruh penisku ke dalam mulutnya.
Aku kembali mendesis dan meringis sambil tetap duduk di meja makan mendengarkan ocehan orang tua Anto yang kembali mengajakku berbincang. Mulut teh Ine dengan cepat menghisap dan bergerak maju mundur di penisku. Tanganku menarik dasternya ke atas dari arah punggung sehingga terlihatlah pantatnya yang mulus tidak ditutupi oleh selembar benangpun. Aku ingin menjamah vaginanya, ingin rasanya kumasukkan jari-jariku dengan kasar ke dalamnya dan kukocok-kocok dengan keras tapi aku sudah tak kuat lagi. Jilatan lidah, kecupan, dan sedotan teh Ine di penisku membuat seluruh syarafku menegang. Tiba-tiba kujambak rambut teh Ine dan kutekan sekuat-kuatnya sehingga seluruh penisku tenggelam ke dalam mulutnya. Kurasakan ujung penisku menyentuh langit-langit tenggorokan teh Ine dan, “Creeet…, creeett…, creeettt”, menyemburlah cairan maniku ke mulut teh Ine.“Ahh…, aahh.., aahh.., tetteeehh…”, Aku meringis dan mendesis keras ketika cairan maniku bersemburan ke dalam mulut teh Ine. Perempuan itu dengan lahap menjilati dan menelan seluruh cairanku sehingga penisku yang hampir layu kembali sedikit menegang karena terus-terusan dijilat. Aku memejamkan mataku.., gilaa.., permainan ini benar-benar menakjubkan. Ada rasa was-was karena takut ketahuan, tapi rasa was-was itu justru meningkatkan nafsuku. Teh Ine memandang penisku yang sudah agak mengecil namun tetap saja dalam posisi tegak. “Luar biasa…”, Bisiknya, “Siap-siap nanti malam yah?” Katanya sambil bangkit dan beranjak ke dapur. Aku cukup kagum dengan prestasi yang kucapai di rumah ini. Baru 2 bulan di Bandung, aku sudah bisa meniduri 2 orang wanita yang sudah lama tidak pernah menikmati sentuhan lelaki. Dan wanita-wanita itu, aku yakin akan selalu termimpi-mimpi akan besar dan nikmatnya gesekan penisku di dalam vagina mereka.
-
Cerita Sex Dibalik Rok SMU
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Dibalik Rok SMU ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Seorang gadis yang masih dikelas 3 SMU negeri di Yogyakarta dimana usianya menginjak 17 tahun dia
memiliki tubuh yang padat dan seksi tentunya kulitnya yang putih, rambutnya lurus panjang, Rafa adalah
anak terakhir dari 4 saudara dimana ayah dan ibunya menjabat sebagai pejabat di Ibukota Jakarta.Sedangkan saudaranya ada yang tinggal dengan suaminya dan sedang kuliah di luar kota jadi krseharian
Rafa di rumah hanya sendiri kadang juga dia memonta di temani oleh supupunya yang rumahnyha dekat
dengannya.Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Rafa sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat
termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti
di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat
itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar
menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Baskoro,
si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Rafa.Baskoro, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik
tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.Sosok pribadi Rafa memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Baskoro yang
sering mengantarkan Rafa dari jalan besar menuju ke kediaman Rafa yang masuk ke dalam gang.Suatu sore, Rafa pulang dari sekolah. Seperti biasa Baskoro mengantarnya dari jalan raya menuju ke
rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah
daerah itu berada di pinggiran kota YK.Dan Baskoro memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada
Rafa. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Rafa nanti akan dikerjai.
Baskoro sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur
yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Rafa.
“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Baskoro sambil terus mengayuh becaknya.Cerita Sex Dibalik Rok SMU Dengan sedikit kesal Rafa pun terpaksa mengikuti kemauan Baskoro yang mulai mengayuh becaknya agak
cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Baskoro, yaitu di sebuah bangunan tua di
tengah areal pekuburan, tiba-tiba Baskoro membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Rafa.
“Hujan..”, jawab Baskoro sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap
dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak
dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Rafa
menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita
basah-basahan keringat..”, ujar Baskoro sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan
menghampiri Rafa yang masih duduk di dalam becak.Bagai tersambar petir Rafapun kaget mendengar ucapan Baskoro tadi.
“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Rafa sambil terbengong-bengong.
“Non cantik, kamu mau ini?” Baskoro tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya
yang telah mengeras dan membesar.Rafa terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah
dia lihat selama ini.“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Rafa dengan wajah yang memucat.
Sejenak Baskoro menatap tubuh Rafa yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah
dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Rafa yang putih bersih itu.Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah
dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”,
Rafa mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin
menjaga jarak dengan Baskoro yang semakin mendekati tubuhnya.Tubuh Rafa mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya
sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya.Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Baskoro yang mulai menjamah paha Rafa, tapi percuma
saja karena kedua tangan Baskoro dengan kuatnya memegang kedua paha Rafa.“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”,
Rafa meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Baskoro malahan semakin
menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Rafa itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Rafa.Rafa pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan
sepi itu. Kedua tangan kasar Baskoro mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh
pangkal paha Rafa.Tubuh Rafa menggeliat ketika tangan-tangan Baskoro mulai menggerayangi bagian pangkal paha Rafa, dan
wajah Rafa menyeringai ketika jari-jemari Baskoro mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.“Iihh..”,
pekikan Rafa kembali menggema di ruangan itu di saat jari Baskoro ada yang masuk ke dalam liang
vaginanya.Tubuh Rafa menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas
Baskoro semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Rafa yang
megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Baskoro yang menari-nari di dalam
lubang kemaluannya.“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Rafa.
Saat ini lubang kemaluan Rafa telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi
selangkangan dan jari-jari Baskoro.Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Baskoro mencabut jarinya dari lubang kemaluan Rafa. Rafa nampak
terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Baskoro kemudian menarik tubuh Rafa turun
dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal
sementara Rafa hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran
itu. Baskoro juga menikmati wanginya tubuh Rafa sambil terus meremas remas pantat gadis itu.Selanjutnya Baskoro mulai menikmati bibir Rafa yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan
rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Rafa mendesah-desah di saat Baskoro melumat bibirnya.
Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Rafa oleh gigi dan bibir Baskoro yang kasar dan bau rokok itu.
Ciuman Baskoro pun bergeser ke bagian leher gadis itu.“Oohh.. Eenngghh..”, Rafa mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Baskoro.
Cengkeraman Baskoro di tubuh Rafa cukup kuat sehingga membuat Rafa sulit bernafas apalagi bergerak,
dan hal inilah yang membuat Rafa pasrah di hadapan Baskoro yang tengah memperkosanya.Cerita Sex Dibalik Rok SMU Setelah puas, kini kedua tangan kekar Baskoro meraih kepala Rafa dan menekan tubuh Rafa ke bawah
sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Baskoro yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja
oleh Baskoro kepala Rafa dihadapkan pada penisnya.“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Baskoro sambil menjambak rambut Rafa.
Takut pada bentakan Baskoro, Rafa tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi
sedikit membuka mulutnya dan segera saja Baskoro mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Rafa.“Hmmphh..”, Rafa mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Rafa
menggelembung karena batang kemaluan Baskoro yang menyumpalnya.“Akhh..” sebaliknya Baskoro mengerang nikmat.
Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Rafa di sekujur batang
kemaluannya yang menyumpal di mulut Rafa.Rafa menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Baskoro. ceritasexdewasa.org Sementara kedua tangan Baskoro yang masih
mencengkeram erat kepala Rafa mulai menggerakkan kepala Rafa maju mundur, mengocok penisnya dengan
mulut Rafa. Suara berdecak-decak dari liur Rafa terdengar jelas diselingi batuk-batuk.Beberapa menit lamanya Baskoro melakukan hal itu kepada Rafa, dia nampak benar-benar menikmati.
Tiba-tiba badan Baskoro mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Rafa semakin cepat sambil
menjambak-jambak rambut Rafa. Wajah Baskoro menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat
dan..“Aakkhh..”, Baskoro melengking, croot.. croott.. crroott..
Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Baskoro yang mengisi mulut Rafa yang
terkejut menerima muntahan cairan itu. Rafa berusaha melepaskan batang penis Baskoro dari dalam
mulutnya namun sia-sia, tangan Baskoro mencengkeram kuat kepala Rafa.Sebagian besar sperma Baskoro berhasil masuk memenuhi rongga mulut Rafa dan mengalir masuk ke
tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Rafa.“Ahh”, sambil mendesah lega, Baskoro mencabut batang kemaluannya dari mulut Rafa.
Cerita Sex Dibalik Rok SMU Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Rafa. Demikian pula
halnya dengan mulut Rafa yang nampak basah oleh cairan yang sama.Rafa meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah
diperlakukan Baskoro seperti itu.“Sudah Pak.. Sudahh..” Rafa menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan
Baskoro yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Rafa.Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Baskoro membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat
kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya.Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya
kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.Baskoro kemudian memegang tubuh Rafa yang masih menangis terisak-isak. Rafa sadar akan apa yang
sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Rafa bergetar ketika
Baskoro menidurkan tubuh Rafa di lantai gudang yang kotor itu, Rafa yang mentalnya sudah jatuh seolah
tersihir mengikuti arahan Baskoro.Setelah Rafa terbaring, Baskoro menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Rafa hingga setinggi pinggang.
Kemudian dengan gerakan perlahan, Baskoro memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi
selangkangan Rafa.Kedua mata Baskoro pun melotot tajam ke arah kemaluan Rafa. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut
yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.Baskoro langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Rafa. Rafa menjerit ketika Baskoro
mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke
dalam liang vagina Rafa.“Aakkhh..”, Rafa menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa
pedih di selangkangannya.Kedua tangan Rafa ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang
kemaluannya di vagina Rafa dengan kasar dan bersemangat.“Aaiihh..”, Rafa melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis
Baskoro. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Rafa.“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Baskoro mendesis nikmat.
Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Baskoro langsung menggenjot tubuh Rafa dengan
kasar.“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Rafa mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan
Baskoro yang keras dan kasar.Sementara Baskoro yang tidak peduli terus menggenjot Rafa dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup
oleh cairan vagina Rafa yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.Sekitar lima menit lamanya Baskoro menggagahi Rafa yang semakin kepayahan itu, sepertinya Baskoro
sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Rafa, sampai akhirnya di menit ke-
delapan, tubuh Baskoro kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam
kekar itu dan Baskoro pun berejakulasi.“Aahh..” Baskoro memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh
spermanya di dalam rongga kemaluan Rafa yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena
tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Baskoro.Cerita Sex Dibalik Rok SMU Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang
terdengar dari mulut Baskoro. Baskoro puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu
memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Baskoro dengan becaknya kembali
mengantarkan Rafa yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa
sakit di selangkangannya, Rafa tak mampu lagi berjalan normal hingga Baskoro terpaksa menuntun gadis
itu masuk ke dalam rumahnya.Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Baskoro dengan leluasa menuntun tubuh lemah Rafa hingga
sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras.Setelah berbisik ke telinga Rafa bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang
molek itu, Baskoro pun kemudian meninggalkan Rafa dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan
malam, meninggalkan Rafa yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,
-
Kisah Memek Ngentot Gadis ABG Payudara Montok
Duniabola99.com – Siang itu di sebuah rumah yang cukup asri, seorang gadis yang berambut panjang terurai dengan raut wajah yang manis terlihat sedang menanti kedatangan seseorang. Tiba-tiba datang seorang pemuda yang mengenakan kaos biru di padu dengan jeans warna serupa. Dia berjalan menuju kerumah gadis yang sedang asyik duduk di depan rumahnya, si gadis sesekali mengawasi depan rumahnya kalau-kalau yang di tunggu sudah datang atau belum.
Dengan senyum yang manis kemudian gadis itu menyapa sang pemuda yang kelihatan rapi, harum dan segar siang itu.
“Hallo Mas Adietya sayang..” sapanya dengan panggilan khas yang mesra ke padaku.
“Hallo juga.. Sayang,” balasku pendek.
“Sudah lama yah nunggunya,” lanjutku lagi.Antara aku dan si gadis memang terlihat mesra di setiap kesempatan apa aja. Baik itu melalui panggilan ataupun sikap terhadap masing-masing. Seperti halnya siang itu, yang kebetulan keadaan di rumah sang gadis nampaknya sedang sepi, dia bilang ortunya lagi ke rumah saudaranya yang pulangnya nanti sore.
Dengan masih menyimpan rasa rindu yang tertahan, aku memeluk gadis pujaanku dengan mesra, sambil membisikan kata.
“Adiet kangen banget nih sayang,” bisikku di telinga nya sambil mencumbu daun telinganya.
“aku juga kangen Mas sayang..” jawabnya pelan.Kemudian kita terlibat perbincangan sesaat, yang selanjutnya aku merengkuh bahu si gadis dan mengajaknya masuk ke dalam ruangan tamu. Di sofa kita duduk sangat dekat sekali, sampai-sampai kita bisa merasakan hembusan nafas masing-masing, saat kita bertatapan wajah.
“Kamu cantik sekali siang ini sayang..” kataku lembut.
Sembari tanganku meremas kedua tangannya dan kemudian aku lanjutkan untuk menarik tubuhnya lebih rapat. Si gadis tak menjawab hanya tersipu raut wajahnya, yang di ekspresikan dengan memelukku erat. Tanganku kemudian memegang kedua pipinya dan tak lama bibirku sudah mengulum bibirnya yang terbuka sedikit dan bentuknya yang ranum, sembari dia memejamkan kedua bola matanya.
Lidahku bermain di rongga mulutnya untuk memberikan perasaan yang membuat nya mendesah sesaat setelahnya. Di balik punggungnya jemari tanganku dengan lembut masuk ke dalam kaos warna putihnya dan mencoba membuka kaitan bra dari belakang punggungnya. Dengan dua kali gerakan, terbukalah kaitan bra hitamnya yang berukuran 36b itu.Jemari tanganku langsung mengelus tepian payudaranya yang begitu kenyal dan menggairahkan itu. Dan tak lama setelah itu jariku sudah memilin putingnya yang mulai keras, yang nampaknya dia mulai menikmati dan sudah terangsang diiringi dengan desahannya yang sensual.
“Ohh.. Mas sayang..” desahnya lembut.
Sambil memilin, bibirku tak lepas dari bibirnya dan menyeruak lebih ke dalam yang sesekali mulutku menghisap lidahnya keluar masuk. Selanjutnya dengan gerakan pelan aku membuka kaos putihnya dan langsung mulutku menelusuri payudaranya dan berakhir di putingnya yang menonjol kecil. Aku menjulurkan lidahku tepat di ujung payudaranya, yang membuat dia menggelinjang dan mendesah kembali.
“Ohh.. Mas sayang.. Enak sekali.”
Sesaat aku menghentikan cumbuanku kepadanya dan memegang kedua pipinya kembali sambil membisikkan kata.
“Sayang.. Payudara kamu sungguh indah bentukya,” bisikku lirih di telinganya.
Sang gadis hanya mengulum senyumnya yang manis sembari kembali memelukku mesra. Dengan mesra aku mengajak si gadis berjalan ke arah kamarnya yang lumayan besar dan bersih. Layaknya kamar seorang gadis yang tertata rapi dan aroma segar wangi bunga-bunga yang ada ditaman depan kamarnya terhirup olehku saat memasukinya.
Tak berselang lama kemudian, aku mengangkat tubuh sexy sang gadis dan meletakkannya di atas meja belajar yang ada di kamarnya. Sang gadis masih mengenakan celana jeansnya, kecuali bagian atasnya yang sudah terbuka saat kita berasyik masyuk di ruang tamu. Perlahan aku memeluk tubuh sang gadis kembali, yang aku lanjutkan dengan menjelajahi leher jenjangnya dengan lembut.
Bibirku mencumbui setiap senti permukaan kulitnya dan berpindah sesaat ketika lidahku mencapai belakang telinganya dan membuat tubuh sang gadis kembali bergetar pelan. Desahan dan getaran tubuhnya menandakan kalau sang gadis sudah sangat terangsang oleh setiap cumbuanku. Tanganku tak tinggal diam sementara bibirku mencumbui setiap titik sensitif yang ada di tubuh sang gadis. Jemariku mulai mengarah kebawah menuju celana jeans nya dan tanpa kesulitan aku menurunkan resliting celananya yang nampak olehku pinggiran celana dalam warna hitamnya yang sexy.Kemudian aku melemparkan celana jeansnya ke lantai dan seketika tanganku dengan lembut merengkuh bongkahan pantatnya yang padat berisi. Aku mengelus kedua bongkahannya pelan dan sesekali jariku menyelip di antara tepian celana dalamnya yag membuat bibirnya kembali bergetar mendesah lirih.
“Oh.. Mas sayang..” desahnya parau.
Bibirku yang sejak tadi bermain di atas, kemudian berpindah setelah aku merasakan cukup untuk merangsangnya di bagian itu. Lidahku menjulur lembut ketika mencapai permukaan kulit perutnya yang berakhir di pusarnya dan bermain sejenak yang mengakibatkan tubuhnya menggelinjang kedepan.
“Ssshh..” desisnya lirih.
Perlahan kemudian aku mulai menurunkan celana dalamnya dan aku membiarkan menggantung di lututnya yang sexy. Kembali aku melanjutkan cumbuan yang mengarah ke tepian pangkal pahanya dengan lembut dan sesekali aku mendengar sang gadis mendesah lagi. Aku mencium aroma khas setelah lidahku mencapai bukitnya yang berbulu hitam dan lebat sekali, namun cukup terawat terlihat olehku sekilas dari bentuk bulu vaginanya yang menyerupai garis segitiga.
Dan tak lama lidahku sudah menjilati bibir luar vaginanya dengan memutar ujung lidahku lembut. Kemudian aku lanjutkan dengan menjulurkan lebih ke dalam lagi untuk mencapai bibir dalamnya yang sudah sangat basah oleh lendir kenikmatan yang di keluarkan dari lubang vaginanya. Tubuh sang gadis mengelinjang perlahan bersamaan dengan tersentuhnya benjolan kecil di atas vagina miliknya oleh ujung lidahku.
“Ohh.. Mas sayang” jeritnya tertahan.
“Aku nggak kuat Mas..” tambahnya lirih.
Yang aku lanjutkan dengan menghentikan tindakanku sesaat. Aku menurunkan tubuh sang gadis dari atas meja, kemudian aku berdiri tepat di hadapanya yang sudah berjongkok sambil menatap penisku yang sudah berdiri tegang sekali.Dengan gerakan lincah bibir sang gadis langsung mengulum kepala penisku dengan lembut dan memutar lidahnya di dalam mulutnya yang mungil dan memilin kepala penisku yang mengkilat. Tubuhku bergetar hebat ketika menerima semua gerakan erotis mulai dari jemari tangannya yang lembut mengelus batang penisku serta bibir dan lidahnya yang lincah menelusuri buah zakarku.
“Ohh.. Sayang” desahku pelan.
Rambutnya yang hitam panjang ku remas sebagai expresi dari kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhku. Setelah beberapa saat sang gadis menjelajahi organ sensitifku, aku merengkuh bahunya serta memintanya berdiri dan kembali aku mendudukkan pantatnya yang padat berisi di tepian meja sementara salah satu kaki jenjangnya menjuntai ke lantai.
Dengan gerakan lembut aku mengangkat paha kirinya dan bertumpu pada lenganku, di saat selanjutnya tangan kiriku memegang batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya yang sudah basah oleh lendir birahi. Pada saat bersamaan ujung telunjukku juga mengelus belahan antara anus dan bibir bawah vaginyanya.
“Oh.. Mas sayang.. Please.. Aku enggak kuat” jeritnya lirih.
Aku masih belum merespon atas jeritan lirihnya, sebaliknya aku menundukkan kepala untuk kembali menjilati kedua payudaranya bergantian dan berakhir di puting payudara yang sebelah kiri. Gerakanku membuatnya menggelinjang dan semakin keras desahannya terdengar.“Ohh.. Mas sayang.. Sekarang yah” pintanya lirih, dengan mata yang sayup penuh nafsu.
Perlahan aku mengarahkan batang penisku tepat di belahan vaginanya dan mendorongnya lembut.
“Slepp..” irama yang di timbulkan ketika penisku sudah menyeruak bibir vaginanya.
Kembali bibir sang gadis mengeluarkan desahan sexynya.
“Hekk.. Mmm..” gumamnya lirih.
Setengah dari batang penisku sudah masuk ke dalam vaginanya, yang aku padukan dengan gerakan bibirku mengulum bibirnya yang ranum serta memilin dan memutar ujung lidahnya lembut. Untuk menambah kenikmatan buat dirinya, aku mulai memajukan sedikit demi sedikit sisa batang penisku ke rongga vaginanya yang paling dalam dan aku mengarahkan ujung penisku menyentuh G-spotnya. Mulut sang gadis menggumam lirih karena mulutku juga masih mengulum bibirnya.
“Mmm.. Mmm” gumamnya.
Sambil menahan nikmat, tangan sang gadis menyentuh buah zakarku dan memijitnya lembut yang membuat tubuhku ikut mengelinjang menahan kenikmatan yang sama. Pinggulku membuat gerakan maju mundur untuk kesekian kalinya dan sepertinya sang gadis akan mendapatkan orgasme pertamanya ditandai dengan gerakan tangannya yang merengkuh bahuku erat dan menggigit bibir bawahnya lirih.
“Ohh.. Mas sayangg..” jeritnya bergetar.
Bersamaan dengan aliran hangat yang kurasakan di dalam, rongga vaginanya menjepit erat batang penisku. Tangannya merengkuh bongkahan pantatku serta menariknya lebih erat lagi. Tak lama berselang sang gadis kemudian tersenyum manis dan mengecup bibirku kembali sambil mengucapkan kata.“Thanks yah.. Mas sayang”ucapnya mesra.
Aku membalasnya dengan memberikan senyum dan mengatakan.
“Aku bahagia.. kalau sayang bisa menikmati semua ini” ucapku kemudian.
Hanya beberapa saat setelah sang gadis mendapatkan orgasmenya, aku membalikkan tubuhnya membelakangiku sembari kedua tanganya berpegang pada pingiran meja. Dengan pelan kutarik pinggangnya sambil memintanya menunduk, maka nampaklah di depanku bongkahan pantatnya yang sexy dengan belahan vaginanya yang menggairahkan.
Perlahan aku memajukan tubuhku sambil memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya, sementara kaki kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya sedikit melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi sedikit membelah vaginanya lembut.
“Slepp..” masuklah setengah batang penisku ke dalam rongga vaginanya.
“Sss..” sang gadis mendesah menerima desakan penisku.Tanganku perlahan meremas payudaranya dari belakang mulai dari yang sebelah kiri dan dilanjutkan dengan yang sebelah kanan secara bergantian. Sementara pinggulku memulai gerakan maju mundur untuk kembali menyeruak rongga vaginanya lebih dalam.
Posisi ini menimbulkan sensasi tersendiri dimana seluruh batang penisku dapat menyentuh G-spotnya, sementara tanganku dengan bebas menjelajahi seluruh organ sensitifnya mulai dari kedua payudara berikut putingnya dan belahan anus dan bagian tubuh lainnya.
“Ohh.. Mas sayang” desahnya.
Ketika ujung jemariku menyentuh lubang anusnya sambil aku berkonsentrasi memaju mundurkan penisku. Setelah cukup beberapa saat aku menggerakan pinggulku memompa belahan vaginanya. Dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya mendekat, masih dalam posisi membelakangiku aku mengulum bibirnya dan meremas kedua payudaranya lembut.“Sayang aku mau keluar nih,” bisiku lirih.
“Ohh.. Mas sayang aku juga mau” sahutnya pelan.Aku mempercepat gerakanku memompa vaginanya dari belakang tanpa melepas ciumanku di bibirnya dan remasan ku di kedua payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua pinggulnya erat dan memajukan penisku lebih dalam.
“Creett.. Ohh.. Sayang,” jeritku kemudian.
Menyemburlah spermaku yang cukup banyak ke dalam rongga vaginanya dan beberapa tetes meleleh keluar mengalir di kedua pahanya. Untuk beberapa saat aku mendiamkan kejadian ini sampai akhirnya penisku mengecil dengan sendirinya di dalam vaginanya yang telah memberikan kenikmatan yang tak bisa aku ungkapkan.
-
Foto Ngentot Pegulat wanita seksi Mia Li diikat keras di atas ring
Duniabola99.com – foto pegulat yang melakukan hubungan sex ngentot didalam arena dan ceweknya diikat dihatam keras oleh kontol yang besar dan hitam.
-
Foto Ngentot Nika Noire dengan temannya dikamar asrama
Duniabola99.com – foto cewek yang lagi sange Nika Noire mengajak teman sekamarnya yang baru didlaam asrama dan melakukan hubungan sex yang sangat hot dan menembakkan semua sperma ke toketnya yang gede.
-
Video bokep Honoka Orihara pembantu sexy bersih-bersih sambil bugil
-
Alluring POV Porn Show Along Insolent Sakura Aida
-
Kisah Memek Sekretaris Seksi dan Asisten Yang Montok
Duniabola99.com – Saya di kantor mempunyai sekretaris yang bernama Wanda memang dia selalu menemaniku setiap aku lembura di kantor.
Tapi seminggu yang lalu Wanda mengeluh karena kelelahen karena pekerjaan semakin banyak, dan karena menjadi sekretaris pribadi dia mau tak mau harus mengetahui bisnis kantorku secara mendalam dari situ Wanda merasa repot untuk menyelesaikan tugasnya dan tanggung jawabnya, karena terus menerus dia mengeluh maka dari itu saya meminta dia untuk mencari assisten baru untuk menyelesaikan pekerjaan.
Wanda amat antusias sebab saya mengijinkannya mencari asisten, tentu saja ia tak akan lupa dengan pesanku bahwa asistennya harus dapat memuaskan saya baik pekerjaannya maupun sexnya.Wanda cuma tertawa waktu mendengar permintaanku itu. Saya juga yakin bahwa tak terlalu sulit untuk menerima sekretaris yang sehebat Wanda luar dalam, sebab saya berani membayar amat mahal untuk pelayanan mereka, tapi yang menarik bagiku yaitu kesempatan untuk menguji mereka secara langsung. Sebab disinilah selera petualanganku akan terpuaskan dengan menggoda para calon sekretaris itu.
Sesudah melalui screening yang ketat oleh personalia, Wanda akhirnya menyetujui 6 calon asisten yang untuk itu dimintanya saya untuk menguji segera mereka itu. Wanda terus-menerus tersenyum saat ia menceritakan betapa cantiknya para calon sekretaris yang melamar & pasti saya akan bingung untuk memilihnya.
Saya pun cuma tertawa sebab saya yakin pikiran Wanda telah ngeres saja. Dalam hati saya telah tak sabar menunggu jam makan siang, sebab sesudah itu para calon pegawaiku ini akan menghadapku.
Saat saya kembali ke kantor sesudah makan siang, kulihat diruang tunggu telah berderet duduk sebagian gadis yang semuanya berdandan rapi. Dari pandangan pertama saya mengakui bahwa mereka rata-rata cantik cuma saja kelihatannya jika umurnya masih muda.
Mereka semua memandangku dengan penuh harap sambil berusaha menunjukkan senyum termanis yang mereka punya, saya membalas senyum mereka & segera masuk ke ruanganku. Wanda yang telah menunggu , segera mendatangiku & menanyakan apakah saya telah siap untuk mulai wawancara.
Saya mengangguk tapi kusempatkan untuk bertanya pada Wanda, apakah semuanya masih perawan, Wanda menjawab bahwa perasaan ia ada dua yang masih perawan yaitu yang namanya Novi & Mayang, jika yang lainnya kelihatannya telah punya pengalaman.
Yang pertama masuk seorang gadis memakai rok ketat berwarna biru tua, wajahnya cantik dengan tubuh yang tinggi langsing. Dengan penuh hangat ia menjabat tanganku & duduk didepanku sambil menyerahkan berkas wawancara dari staffku sebelumnya.
Kubaca namanya yaitu Anita ia lulusan Akademi Sekretaris yang terkenal di kota Bandung umurnya baru 21 tahun.Sesudah mengetahui jati dirinya saya menutup map itu & memandangnya tajam.Anita menatap pandanganku dengan berani walaupun tetap sopan. Saya segera menanyainya dengan sebagian hal yang umum mengenai kemampuannya, sementara matsaya dengan teliti memandang wajah serta badannya. Saya kurang suka dengan Anita ini sebab badannya terlalu langsing walaupun susunya kelihatan cukup montok untuk badan selangsing ia itu.
Sesudah ia tak begitu canggung berbicara denganku, saya mulai memasang jebakanku, kutawari ia untuk merokok, Anita kaget mendengar tawaranku itu, dengan ragu-ragu ia memandangku. saat kukatakan bahwa jika ia memang biasa merokok boleh saja merokok agar bisa lebih santai berbicara, barulah ia berani mengambil sebatang Marlboro yang kusodorkan.
Saat kutanyakan apakah ia berkebaratan jika saya bertanya hal hal yang bersifat pribadi, ia segera menggelengkan kepalanya tanda tak keberatan. Saya tersenyum sambil membetulkan dudukku.
“Apakah Anita telah punya pacar?,” Anita tersenyum & menganggukkan kepalanya.
“Apakah pacar Anita juga tinggal di Bandung?.”
“Tak Pak, pacar saya ada di Jakarta.”
“Oh, makanya Anita kepengen kerja di Jakarta ya?” Anita lagi-lagi mengangguk & tersenyum manis.
“Apakah ini pacar Anita yang pertama ataukah sebelumnya telah sering berpacaran?”
“Sering Pak, tapi semuanya telah putus sebab gag cocok!.”
Saya tersenyum & bertanya lagi,
“Selama berpacaran, apa saja yang dilakukan oleh Anita?.”
“Maksud Bapak bagaimana ya?,” Anita balas bertanya.
“Maksud saya, apakah cuma sekedar omong-omong, atau dengan tindakan tindakan lain?” Anita terdiam & cuma tersenyum mendengar pertanyaanku yang mulai terarah itu.
“Sebagai seorang sekretaris, Anita harus bisa menyimpan rahasia perusahaan secara maksimal, maka bagi Bapak, jika Anita bisa berkata jujur mengenai diri Anita, berarti juga Anita bisa dipercaya untuk memegang rahasia perusahaan!.”
Mendengar itu Anita baru berani menjawab,
“Ya kadang kadang omong-omong, kadang-kadang juga yang lainnya Pak!.”
“Yang lainnya bagaimana?” kejarku, Anita tak menjawab tapi cuma senyum saja.
“Apa berciuman?” Anita mengangguk.
“Apakah pacar Anita suka meremas-remas toket Anita?” dengan wajah sedikit malu Anita mengangguk.
“Kini coba jujur pada Bapak ya, apakah Anita pernah berhubungan seks?” dengan wajah yang makin merah Anita menganggukkan kepalanya.
Kukejar lagi dengan pertanyaan,“Telah dengan berapa pria Anita berhubungan seks?”,
“Empat orang Pak!”jawab Anita. Saya tak terlalu terkejut dengan pengakuan Anita ini, tapi sebab saya tak terlalu tertarik dengan Anita, maka saya tak berusaha untuk mengajaknya untuk main, saya cuma ingin mengetahui keadaan Anita luar dalam & nantinya memberi ia duit agar supaya jika toh ia tak kuterima maka saya tak dituntutnya macam-macam.
Dari laci meja saya kukeluarkan sebendel uang limapuluh ribuan senilai 5 juta rupiah, saya berkata kepada Anita, bahwa saya ingin melihat ia membuka pakaiannya agar saya dapat lebih mengenal ia secara nyata, untuk itu akan kuberikan uang 5 juta rupiah yang ada di depannya itu.
Jika nanti ia diterima, maka uang itu tetap menjadi miliknya, sedangkan jika tak maka uang itu sebagai hadiah dariku. Anita ternganga mendengar perintahku yang tak pernah didengarnya itu, tapi ia benar-benar siap untuk apapun rupanya.Dengan agak gemetar ia berdiri & mulai membuka pakaiannya satu persatu, saya cuma duduk saja di depannya.
Seperti yang kuduga buah dada Anita cukup montok untuk badan ceking seperti itu, ketiaknya juga bersih mulus tanpa bulu selembarpun, saat BH-nya dilepas, tampaklah buah dadanya yang kelihatannya telah agak mengendur & penuh dengan kecupan merah. Dari situ saya yakin jika Anita ini doyan main!
Saat Anita membuka rok & sekaligus celana dalamnya, kontolku agak tegang juga, sebab selangkangan Anita ditumbuhi dengan bulu yang cukup rimbun. Sesudah telanjang, Anita berdiri mematung di depanku sambil tersenyum & menunduk.
Saya berdiri mendekati ia & menyentuh susunya yang kurasakan agak empuk begitu juga dengan pantatnya, saat kuraba bulu memeknya, Anita merangkulku seperti orang yang kaget.
Saya diam saja, cuma jariku yang mulai menyelinap di antara celah pacuma mencari liang memeknya. Anita mengerang saat jariku menyentuh clitorisnya, tangannya meremas-remas bahuku tanpa berkata apa-apa. Saya merasa semuanya telah cukup, maka saya kembali duduk di kursiku & kusuruh ia kembali berpakaian.
Sesudah kuberikan uang dalam amplop itu, kuucapkan terima kasih & kuminta Anita menunggu kabar dari personalia. Anita juga mengucapkan terima kasih & meninggalkanku. Sesudah itu masuk berturut-turut, Meity, Retno, Rina & Mayang yang perkiraan Wanda masih perawan.
Meity, Retno maupun Rina semuanya juga kuberi hadiah 5 juta rupiah setiap kali mereka telanjang bulat di depanku, semuanya berbadan bagus dengan susu yang montok, benar-benar berat bagiku untuk menahan diri menghadapi memek yang masih muda & segar seperti milik mereka itu.Saat Rina telanjang di depanku saya tak tahan untuk tak menciumi memeknya yang berwarna merah muda itu, kujilati clitorisnya sampai Rina merintih-rintih, begitu juga dengan Retno yang sempat merasakan tusukan kontolku walaupun cuma sampai dasar & segera kucabut kembali.
Mayang yang diduga Wanda perawan ternyata juga telah tak perawan, justru cewek satu ini yang berani terang-terangan mengajakku untuk main tapi saya ragu-ragu sebab saya cuma mau main dengan calon pegawai yang betul-betul akan kuterima saja, yang lainnya cukup main-main saja.
Kesabaran & ketahananku akhirnya berbuah juga, saat calon sekretarisku yang bernama Desi masuk, saya merasakan jika inilah cewek yang tepat untuk mendampingi Wanda sebagai sekretaris, matsaya dengan tak sungkan-sungkan melahap wajah & tubuh Desi yang tinggi besar itu.
Wajahnya cantik Khas Jawa, hidungnya mancung & kulitnya putih, bibirnya amat sensual dengan lipstick merah tua. Blousenya yang berpotongan rendah dilapisi jas berwarna biru tua, sepintas saya dapat melihat lekuk buah dadanya yang dalam menandakan jika buah dada pemiliknya montok.
Dari penampilannya, sepertinya cewek yang satu ini alim, tapi saya yakin jika sesungguhnya ia ini super hot & amat sesuai dengan seleraku. Pandanganku yang jalang itu, tak membuat ia rikuh, malah ia tersenyum manja waktu mengulurkan tangannya untuk bersalaman, tangannya empuk & hangat sekali, begitu juga dengan suaranya yang agak bernada bass itu. Semuanya amat memuaskan seleraku, cuma kini tergantung bagaimana saya dapat mengolah agar ia dapat saya sikat & selanjutnya akan kupakai untuk mengatasi Wanda.
Pikiranku telah membayangkan jika mereka berdua saya sikat sekaligus diruang ini, pasti asyik.Sesudah berbasa basi dengan menanyakan sebagian hal yang sifatnya formil, saya mulai menanyakan hal hal yang sensitif, sebab begitu bernafsu akau merasakan jika suarsaya agak gemetar, tapi justru yang kulihat Desi malah tersenyum melihat gayaku.“Desi keberatan nggak jika saya tanya hal hal yang sifatnya pribadi, sebab sebagai tangan kanan Bapak, tentunya Bapak juga ingin tahu hal hal seperti itu.”
“Tentu saja boleh Pak, silakan Bapak tanya apa saja!”, Saya menelan ludah mendengar jawaban Desi yang menantang itu.
“Desi tingginya berapa ya?”.
“Seratus tujuh puluh enam senti Pak.”
“Berapa ukuran vital Desi?”.
“Dada 36, pinggang 30, pinggul 38,” Saya tersenyum mendengar ukuran vitalnya yang hebat itu, Desi juga menyeringai melihat saya tersenyum itu.
“Masak dada Desi sebesar itu, kelihatannya kok nggak ya?”.
“Benar kok Pak, Desi nggak bohong,” jawabnya merajuk.
“Coba Desi buka jasnya, biar Bapak bisa melihat lebih jelas!.” Tanpa ragu-ragu Desi berdiri & melepas jasnya, ternyata Blouse Desi tak berlengan sehingga saya dapat melihat lengannya yang putih mulus itu.
Memang sesudah Desi cuma memakai blouse, baru kelihatan jika susunya memang besar. Saat kusuruh Desi mengangkat lengannya, kelihatan juga jika ketiaknya penuh bulu yang amat saya sukai. Saya makin bernafsu melihat tubuh Desi yang sip ini, tapi saya masih harus berusaha agar Desi benar benar dapat kutiduri, karenanya saya masih harus terus berusaha.
“Apakah Desi pernah melihat blue film?”.
“Pernah Pak.”
“Sering?”.
“Sering.”
“Coba ceritakan pada Bapak apa yang kamu sukai jika nonton blue film itu!” Desi pertamanya agak ragu untuk menjawab, tapi akhirnya keluar juga jawabannya.
“Desi senang jika mereka melakukan adegan pemanasan, & juga melihat mimik muka ceweknya jika puas!” Saya rasanya telah tak tahan lagi ingin menubruk Desi, tapi saya masih menahan diri.
“Desi, coba ya Bra nys dilepas, Bapak ingin melihat buah dada Desi!”.
“Apa blousenya juga dilepas Pak?”.
“Terserah!”. Kembali Desi berdiri, ia dengan tenang membuka blousenya serta kemudian melepas pengait behanya.
Benar-benar fantastis toket Desi, besar, montok, putih tapi sedikit kendor. Saya sejenak terpana memandangnya, tapi saya segera dapat menguasai diriku & berdiri & berjalan memutari meja saya mendekati Desi. Tanpa ragu kedua tanganku segera meremas toket Desi dengan lembut. Desi cuma diam saja, merasakan empuknya toket Desi saya tahu jika ia telah tak gadis lagi.Remasan tanganku ke toket Desi menyebabkan puting susunya mulai mengeras, saya menyelusupkan tanganku ke ketiaknya & mengangkat lengannya tinggi-tinggi, kuperhatikan ketiaknya yang penuh dengan bulu hitam itu & tanpa sadar saya telah menciuminya.
Saat itulah Desi mulai mendesah kegelian, saya terus menciumi bulu ketiaknya yang berbau harum oleh sebab deodorant itu untuk kemudian ciumanku mulai mengarah keputing susunya. Desi dengan agak berbisik berkata,
“Pak, nanti ada yang melihat lho, Desi takut!”, Saya mana peduli dengan semua itu. Justru sambil mengulum puting susunya saya mulai melepaskan rok yang dipakainya. Dengan mudah kulepaskan rok bawah Desi demikian juga dengan celana dalamnya, saat kuraba selangkangan Desi dapat kurasakan ketebalan bulu memeknya di telapak tanganku, saat jariku menyelinap ke dalam memeknya. Desi makin menggelinjang & meremas pundakku tanpa bersuara sedikitpun. Sebab saya tahu waktuku cuma sebentar, maka saya menghentikan ciumanku & mulai melepasi pakaianku sendiri.
Desi cuma berdiri saja melihat saya melepaskan semua pakaianku itu, matanya terbeliak saat kulepas celana dalamku sehingga kontolku tersembul keluar.
Dengan terbata-bata ia berkata
“Pak saya takut Pak, punya Bapak besar sekali, nanti nggak cukup lho Pak, saya baru sebagian kali bercinta!” Saya berbisik agar ia tak takut sebab saya akan hati hati & kujamin ia tak merasa sakit.Kubaringkan Desi di sofa yang ada di kantorku, & saya kembali ke mejaku. Tanpa diketahui
Desi saya memejet interkom untuk memanggil Wanda, Wanda yang telah mengerti dengan kode dari saya segera masuk ke ruanganku dengan tenangnya. Tapi lain dengan Desi yang segera meloncat kaget dengan wajah pucat pasi & kebingungan mencari penutup tubuh.
“Desi nggak usah takut, toh nanti jika kamu kerja juga bersama dengan Mbak Wanda, jadi rahasiamu juga jadi rahasia Mbak Wanda ya?”., Desi cuma diam saja dengan wajah merah menatap Wanda yang tersenyum manis kepadanya.
Saat kutanyakan dimana kondom yang kubutuhkan, Wanda mengeluarkannya dari ssaya & membukanya untuk kemudian dengan berjongkok ia memasangnya di kontolku yang telah berdiri ke saya itu, sebab memang tujuannya agar supaya Desi tak rikuh dengan dirinya,
Wanda secara sengaja mengulum kontolku dulu sebelum memasang kondom bahkan dengan demonstratif ia menelan seluruh kontolku hingga tinggal biji pelirku saja. Desi memandang semua itu dengan wajah merah padam, entah sebab malu atau sebab nafsunya yang telah naik.Yang pasti ia diam saja saat Wanda duduk di atas meja kerjsaya sementara saya mendekatinya, kurenggangkan kaki Desi sehingga memeknya kelihatan merekah merah tua.Pelan-pelan kusapukan lidahku kepinggir memek Desi, Desi segera mendesah & mendorong kepalaku, saya diam saja malahan kuteruskan jilatanku pada clitorisnya yang bulat itu, Desi merintih rintih kegelian, tanganku tak tinggal diam juga ikut meremas remas susunya yang montok itu.
Desi dengan gemetar meraih kontolku & diremasnya kontolku dengan gemas sekali. Saya juga kasihan melihat Desi yang demikian kebingungan sebab merasakan kegelian yang luar biasa itu, tapi tujuanku sesungguhnya agar ia tak terlalu merasa sakit jika kontolku yang gede itu menembus memeknya.
Segera saja saya mengarahkan kontolku ke liang memeknya yang telah basah kuyup & merekah itu, saat kulihat ujungnya telah terselip diantara bibir memek Desi, pelan-pelan kutekan masuk. Desi menggigit bibirnya sementara tangannya memegang pantatku entah mau menahan atau malahan mendorong, yang pasti kontolku dengan pelan berhasil juga masuk seluruhnya ke dalam liang memeknya.
Memek Desi terasa legit sekali, rasa hangat yang menjepit kontolku membuat saya menggigit bibir sebab enaknya. Tapi seperti yang kuduga, Desi kurang berpengalaman dalam persetubuhan, sebab walaupun kontolku telah mentok menyentuh leher rahimnya, ia diam saja bahkan menutup matanya.Saya berbisik di telinganya agar Desi juga menggerakkan pantatnya, tapi Desi tetap diam saja.
Gerakan kontolku naik turun membuat memek Desi bertambah basah & becek, saya benar-benar kecewa dengan memek Desi ini, rasanya saya ingin mencabut kontolku & berpnovi ke memek Wanda yang pasti lebih pulen dibanding punya Desi itu, tapi saya tak mau melukai perasaan Desi.
Dengan agak tergesa-gesa saya mempercepat genjotanku agar saya segera mencapai puncak kenikmatanku, tapi dasar masih belum berpengalaman, tiba-tiba saja Desi merintih keras, sementara kurasakan memeknya mengejang.Rupanya Desi telah mencapai puncak kepuasannya, badannya berkeringat & kakinya erat melingkar dipantatku. Dengan sebagian sentakan lagi, akupun memuntahkan air maniku yang tertampung dalam kondom yang kupakai. Begitu rasa geli mulai hilang dari ujung kontolku, saya segera mencabut kontolku & kusuruh Wanda mengajak Desi untuk keluar dari ruanganku.
Wanda tersenyum melihatku, ia tahu bahwa saya kurang puas dengan permainan Desi, pasti nantinya Wanda harus bekerja keras untuk mendidik Desi agar tahu selersaya dalam bermain main! Kuingatkan Wanda agar tak lupa memberi Desi uang serta memanggilnya lagi untuk masuk kerja.
-
Kisah Memek Ngentot di Amerika
Duniabola99.com – Anyway… Cerita ini terjadi sekitar 2 tahun yang lalu di Amerika. Saya kuliah di universitas yang lumayan terkenal di dunia. Berhubung ini sekolah bagus…maka anak2Indonesianya rata2 yang anak2belajar dan yang pinter. Cewek2 yang cantik aja cuman beberapa…itu pun udah ada cowoknya semua. Nah…awalnya…ada cewek yang baru datang dari Jakarta bernama Vira (nama samaran). Gue sudah sering dengar2 cerita dari temen2 bawa Vira ini cantik dan suka berpakaian sexy…apalagi di awal Fall semester itu udara masih panas2nya. Langitpoker
Singkat cerita…suatu hari di campus gue berpapasan dengan teman2 cewek. Seperti biasa…gue cuman basa basi saja karena gue emang terkenal cuek didepan cewek2. Setelah basa basi…gue bilang gue udah telat kekelas. Pas balik badan…eh hampir tabrakan ama cewek tinggi cantik yang pas lewat dibelakang gue. Yang lain langsung ngetawain gitu…”alahh Ricky pasti deh disengaja supaya kenalan” kata tuh cewek2. Ternyata itu yang namanya Vira. Gue saking mikirin telat kekelas…cuman sempet bilang, “Alow…gue Ricky.” “Vira”…katanya cuek. Setelah hari itu gue nggak pernah lagi ketemu ama Vira.Sampe suatu hari pas baru keluar dari kelas…lagi jalan pulang gue liat si Vira lagi duduk sendirian ngerokok diluar gedung English. Ah kesempatan nih pikir gue. Langsung gue hampirin dia. Wah gila deh…pakaiannya nggak tahan man. Baju minim bertali atasnya dan celana pendek berwarna coklat. Pas gue didepannya…keliata n toketnya yang nonjol dengan tali beha hitamnya yang menambah sexy penampilannya. Wah…begini rupanya cewek2 Jakarta jaman sekarang ya. Setelah basa basi dikit…saya ikutan ngerokok bareng dia dan cerita2 tentang diri masing2. Tiba2 dia nanya “Eh Ric…loe kalau nggak ada kelas lagi jalan yuk…gue asli boring banget nih.” Trus…setelah bingung mau jalan kemana…kita mutusin ke kekota H yang jaraknya 2 jaman. Katanya dia mau ke mall gedenya…pingin shopping. Hari itu kita jadi akrab sekali…sampe sempet gandeng tangan di mallnya itu. Gue nggak tau kenapa…gue yang awalnya nafsu…jadi suka beneran ama dia. Anaknya cuek…asik dan lucu lagi. Apalagi dia seneng aja jalan ama gue yang termasuk anak “bawah” dikota gue. Mobil udah butut…duit selalu pas2an…wah…untun g deh kayaknya si Vira ini nggak matre.
Setelah sebulan jadi temen deket…suatu malam pulang dari main billiard dia ngajakin gue ketempat dia. Dia tinggal sama tantenya yang sudah berkeluarga dan punya 2 anak. Waktu itu sekitar jam 2an malam. Jadi om-tantenya sudah pada tidur semua. Dia langsung ngajak gue ke dapurnya yang gede banget. “Mau beer Ky?” tawar Vira. “nggak usahlah Vir…kalau loe mau ya satu berdua aja” Jawab gue (gue emang nggak gitu doyan yang namanya minum2). Trus waktu Vira datang bawa beernya…dia langsung jongkok didepan gue yang lagi duduk dikursi. Wah…lagi2 dengan salah satu baju sexynya…pemandanga n toketnya persis didepan mata gue. Tanpa sadar anu gue udah naek ngeliat tonjolan toket yang putih itu. Karna posisi gue yang lagi duduk…anu gue yang lagi naek jadi agak nyangkut. Langsung deh gue bungkuk dikit supaya konaknya enakan. “Ky…loe tuh udah gue anggap temen deket gue disini. Terus terang…loe tuh satu2nya yang cuek2 aja kalau didepan gue…makanya gue suka. Cowok2 kan rata2 suka genit2gitu…ah males banget deh gue liat cowok2 gituan.” kata Vira sambil natap tajam ke mata gue. “Jadi temen doank nihh?” kata gue sambil ketawa kecil. “Ini baru mau nanya…loe ama gue aja mau gak?” kata vira sambil senyum2 kecil. “Ah canda loe…gue nggak ada modal buat pacaran Vir.” Gue nanggapinya sambil senyum2 juga. “Udah ah…kalau nggak mau ya udah” kata Vira dengan pura2 cemberut. Nggak tau ada dorongan dari mana…tiba2 jari telunjuk gue mainin bahunya.
Terus jari gue naik nelusurin ke leher dan ketelinganya. Gue liat Vira diam aja menikmati permainan kecil gue. Setelah beberapa saat gue tanya ” Vir…gue boleh cium loe nggak?” “Sekali aja ya Ky…” katanya dengan senyum nakalnya. Gue bungkukkan badan dan langsung gue cium bibirnya dengan lembut. Pertama2 sih main bibir aja…trus dia yang mulai mainin lidah. Setelah beberapa saat…dia pegang tangan gue trus nuntun gue kekamarnya. Dengan was2..gue tanya “eh Oom loe nggak bangun ntar Vir?” “makanya jangan ribut!” jawab Vira cuek. Sampai dikamar…dia duduk duluan di kasurnya yang lumayan gede. Gue jongkok didepannya dan mulai cium bibirnya lagi. Sekali ini tangan gue mulai berani megang toketnya yang 34B. Buat ukuran badannya yang tinggi kurus…itu termasuk gede dan pas sekali. Tiba2 Vira ndorong gue menghentikan ciuman dan ngomong “Ky…ada satu yang perlu loe tau. Gue belum pernah lho yang aneh2. Paling jauh cuman ciuman.” Dengan kaget gue langsung bilang “Ya udah deh Vir…nggak usah aja ginian.” Dengan cepet Vira motong omongan gue “bukan gitu Ky. Maksud gue…ya pelan2 aja. Gue juga nggak mau loe ngira gue beginian ama semua cowok.” “Gue nggak perduli juga dengan masa lalu loe Vir…yang penting sekarang gue seneng ama loe. Kalau loe dulu sering juga gak papa kok…kan jadi asik loe udah pengalaman” canda gue sambil ketawa2 kecil takut oom-tantenya kebangun. “sialan loe!” katanya ikutan ketawa2 kecil. NGgak berapa lama…gue maju lagi dan mulai cium Vira lagi. Setelah beberapa menit…gue buka bajunya.Tinggal beha silk yang berwarna biru muda. Tanpa melepas behanya…toketnya gue keluarin dan mulai gue pindah ciumin dan mainin kedua payudaranya. Terus terang…sebelum2 ini belum pernah gue liat toket sebagus ini. Asli gue konaknya minta ampun. Apalagi permainan yang pelan2begini…bikin suasana makin erotis dan menahan rasa napsu yang menggebu2 membikin gue makin menikmati permainan ini. “Vir…gue boleh ciumin bawah elo nggak?” Tanya gue hati2. Vira hanya ngangguk kecil. kelihatan diwajahnya bahwa dia juga menikmati sekali permainan gue. “Loe tiduran aja Vir” kata gue sambil berdiri dan membuka baju dan celana gue. Setelah dia telentang…gue buka pelan2 celananya. Tinggallah celana dalamnya yang juga berwarna biru muda. Gue cium kakinya…dari betis…naik pelan2 ke paha…dan berenti diselangkangannya. Dengan pelan gue tarik kebawah celana dalamnya. Ternyata bulu memeknya tipis dan lurus. Pas sekali nih dalam hati gue. Gue soalnya nggak gitu suka memek yang lebat2. Mulailah gue jilatin memeknya…sambil gue masukin sekali2 lidah gue kedalamnya. Vira diam aja sambil goyang2 dikit. Setelah beberapa menit…Vira sudah basah dan gue juga udah nggak tahan dari tadi cuman ngaceng aja. Gue ciumin pelan pusarnya…naik ke toketnya lagi…trus leher dan melumat bibirnya. Sambil ciuman…gue coba masukin anu gue ke memeknya. Pertama sih pelan2…eh taunya nggak masuk2. Anu gue sih nggak gitu gede…tapi lumayan panjang. Gue coba lagi tusuk2…eh tetep aja nggak masuk2. “bener juga nih anak masih perawan” dalam hati gue. Sambil ciumin dia…gue ngomong kecil…”gue coba agak keras ya Vir?” Tanpa nunggu jawabannya…langsun g gue coba terobos lagi dengan lebih keras. Tetep aja nggak bisa. Akhirnya…setelah kira2 10 menitan…tembus juga pertahanan Vira.
PErtamanya dia tampak kesakitan…tapi lama2 Vira mulai mendesah2 kecil keenakan. Tangan kanan gue disuruhnya nutup mulutnya supaya dia nggak mendesah kekerasan. Sayang gara2 udah konak lama banget dari tadi…gue cuman bisa tahan 10 menitan. “Gue mau keluar nih Vir…” kata gue dengan napas yang nggak teratur. “Diluar Ky!” jawabnya cepet. Nggak berapa lama…gue keluarin sperma gue diperutnya. Gue langsung ngambil tissue dan bersihin sperma gue diperutnya. Vira masih aja telentang diam ditempat tidur. “loe nggak papa Vir?” tanya gue kawatir takut dia nyesel. “aduh Ky…sakit nih kalau gue gerakin” jawabnya dengan muka meringis. “Pelan2 aja Vir” kata gue sambil berpakaian lagi. Akhirnya Vira berdiri dan ikutan berpakaian. “Ky…loe balik deh…besok kan ada kelas pagi” Kata Vira tanpa expressi. “Iya deh Vir…” JAwab gue sambil cium bibir dan keningnya. Diaanterin gue sampe dipintu depan…dan gue tanpa banyak omong langsung cabut pulang dan banyak pikiran dihati. Ini pertama kali gue ngambil perawan cewek. Ada perasaan was2 gitu.
Besoknya di campus seperti biasa ketemu Vira didepan library. Gue dengan deg2an coba senyum2 ke Vira. Pas didepan gue…dada gue ditonjok dengan keras. “sakit tau!!!!” kata Vira dengan nada keras. Gue diem aja nggak tau mau ngomong apa. Eh tau2 dia langsung ketawa terbahak2. “Nggak papa kok Ky…gue nggak marah ama loe…asal…” katanya dengan senyum2. “asal apaan??” tanya gue nggak sabar. “asal loe jadi cowok gue mulai sekarang.” Kata Vira sambil natap tajam. Dengan hati senang gua langsung bilang “gue sih udah nganggep loe cewek gue dari dulu” gurau gue sambil sok2 pede. Akhirnya kita ketawa…dan sejak itu Vira mulai belajar seks pelan2…dengan gue tentunya! Nanti deh gue ceritain lagi suatu permainan kita yang sangat HOT! Sayang hubungan kita cuman bertahan 8 bulan. Dia harus pindah kota…dan gue juga harus pindah. Kapan gue bisa ketemu cewek yang punya body kayak gitu lagi ya? Tinggi…kurus…sex y…cakep…wah??!! Oh.. Vira…dimanapun engkau berada.
-
Video Bokep Chie Aoi dikocokin matanya tertutup
-
Video bokep Silvia Rubi penuh tato kalah main catur
-
Foto Ngentot Cewek pirang Haley Reed sepong kontol beras sebelum bercinta hardcore
Duniabola99.com – foto cewek kurus pirang toket kecil Haley Reed dipaksa ngentot oleh abang tirinya yang berkontol gede dan memaksanya untuk oral sex dan memasukkan alat bantu sex ke dalam memeknya sebelum hantam dengan kontolnya yang besar dan menelan semua air maninya. Joker8899
-
Cerita Sex Murid Nakal 2
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Murid Nakal 2 ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Esok harinya, aku pun terbangun dalam keadaan galau. Semalaman aku mencoba tidur, namun di kepalaku
selalu terbayang kejadian kemarin sore di rumah bu Diana. Akibatnya, bisa ditebak, aku benar-benar
merasa amat letih dan lesu.Aku pun mencoba menyetel lagu yang kemarin diberikan Reza padaku untuk mempercerah suasana. Aku lalu
membuka handphoneku untuk mendengarkan lagu. Tapi aku tidak menemukan Agen Togel Depo Pulsa satupun file musik baru di
handphoneku, malahan, lagu-lagu koleksiku banyak yang terhapus.Penasaran, aku pun memeriksa isi handphoneku. Sekarang, di bagian video, malah ada sebuah video yang
berukuran ekstra besar. Penasaran dengan video di handphoneku, aku pun mulai memutar video itu.Astaga! Aku benar-benar terkejut setengah mati saat melihat diriku yang sedang memamerkan celana dalam
di hadapan Reza terekam di video itu dan bagaimana Reza memainkan jari-jarinya di vaginaku juga
terlihat dengan amat jelas dari arah samping. Saat itulah aku baru ingat bahwa saat aku memamerkan
selangkanganku, sebuah handycam milik Reza tergeletak di ranjangnya yang ada disamping meja
belajarnya. Berarti, Reza secara diam-diam berhasil merekam adegan mesumku!Tidak terbayang bagaimana perasaanku saat itu. Rasa letih dan lesu yang menyerangku dari pagi kini
ditambah dengan perasaan cemas dan takut kalau video itu disebarluaskan, apalagi wajahku tampak jelas
di video itu.Aku bingung, apa yang harus kulakukan? Bagaimana apabila video itu Bandar Judi Online 7777 sudah disebarluaskan? Aku pasti
diberhentikan dari universitas. Parahnya lagi, aku pasti akan dianggap sebagai perempuan rendahan oleh
masyarakat.Bagaimana caraku menjelaskan pada keluargaku tentang video itu? Bayangan-bayangan itu terus berkecamuk
didalam pikiranku selama seharian penuh.Walaupun begitu, sore harinya aku kembali berangkat menuju rumah bu Diana untuk mengajari Reza. Saat
aku datang, bu Diana masih belum pulang karena harus menyelesaikan proyek di studionya. Aku pun segera
menemui Reza untuk menyelesaikan masalah ini. Kebetulan, Reza yang membukakan pintu untukku. Seolah ia
sudah lama menunggu kedatanganku.“Halo, Kak Linda. Bagaimana, video klip lagunya bagus tidak?” tanyanya dengan nada mengejek.
“Reza, kenapa kamu sejahat itu dengan kakak?! Buat apa kamu merekam video beginian sih?! Belum cukup
kamu mempermainkan kakak kemarin?!!” jawabku dengan perasaan kesal bercampur cemas.“Waah, kenapa Reza dibilang mempermainkan kakak? Bukannya kemarin kakak terlihat nyaman saat aku
layani?” Mata Reza tampak semakin merendahkanku.“Sudahlah! Mana videonya? Cepat berikan ke kakak!!” perintahku.
“Tenang saja kak, videonya Reza simpan dengan baik kok. Jadi kakak tenang saja!” Aku mengepalkan
tanganku, menahan berbagai macam emosi yang bergejolak didalam hatiku.Nyaris aku kembali menangis karena rasa cemas yang semakin kuat mencengkeram diriku, namun aku
berusaha mengendalikan diri. Aku sadar aku tidak bisa mengambil jalan kekerasan untuk menghadapi Reza,
karena malah akan membuat masalahku tambah runyam.“Oh iya, Reza juga belum memperlihatkan videonya ke orang lain. Waah, sayang sekali ya kak? Padahal
videonya bagus kan?” lanjutnya.Cerita Sex Murid Nakal 2 Mendengar pernyataan Reza itu, Agen Poker303 aku merasa melihat secercah cahaya dan harapanku sedikit pulih. Namun
masih saja aku merasa tegang dan cemas. Aku pun berusaha membujuk Reza untuk menyerahkan video itu
padaku.“Reza, kakak mohon… berikan video itu ke kakak, ya? Tolong jangan sakiti kakak lagi…” aku memohon
meminta belas kasihan pada Reza.“Hmm… kalau begitu, kakak harus mau menuruti perintahku lagi, aku berjanji akan memberikan videonya ke
kakak.”“Kakak mohon, Reza… Jangan lagi…” air mataku kembali mengucur saat mendengar syarat yang diajukan
Reza.Berarti aku harus kembali merendahkan diriku dihadapannya.
Iklan Sponsor :
“Kakak mau atau tidak?! Kalau tidak, ya sudah! Kakak bisa melihat videonya di internet besok pagi.”
Ketusnya tanpa menghiraukan perasaanku.Aku pun tidak punya pilihan lain, selain menuruti kemauan Reza. Tampaknya percuma saja aku berusaha
meminta belas kasihan anak ini.Yang ada di pikirannya saat ini pasti hanyalah keinginan untuk mempermainkan diriku sekali lagi.
Terpaksa aku harus melayani permintaannya lagi agar video itu kudapatkan.“Baiklah, kakak mengerti… Kakak akan menuruti perintahmu, tapi kamu harus berjanji akan memberikan
video itu ke kakak!” jawabku memberi persetujuan.“Beres, Kak!” Kali ini Reza tampak girang sekali saat mendengar kalimat persetujuanku itu.
“Nah, sekarang apa yang kamu mau?!” Tanyaku tidak sabaran
“Tunggu sebentar dong Kak… Jangan buru-buru! Kalau sekarang pasti cuma sebentar karena Mami sebentar
lagi pulang.”“Lalu, kamu maunya kapan?”
“Nah, kebetulan 2 hari lagi Mami akan berangkat ke luar negeri, soalnya Mami akan memperagakan busana
pengantin buatannya di pameran.”“Lalu kenapa?”
“Kebetulan minggu depan ada ulangan yang penting, jadi aku boleh tinggal di rumah ini sampai mami
pulang. Selama itu, aku mau kakak untuk tinggal bersamaku di rumah, Judi Poker 303 sambil mengajariku! Bagaimana?
Kita bisa bersenang-senang sampai puas kan, Kak?”“Memangnya sampai kapan bu Diana ada di luar negeri?” tanyaku kembali.
Iklan Sponsor :
“Yaah, karena Mami juga mau ketemu Papi di Jerman, makanya Mami tinggal di sana selama 2 minggu.”
“Tapi apa bu Diana akan mengizinkan kakak untuk tinggal disini?”
“Tenang saja, kak! Biar nanti Reza yang bicara dengan Mami.” Ujarnya meyakinkanku.
Aku menghela nafas sejenak sambil berpikir menimbang-nimbang permintaan Reza. Sebenarnya aku tidak
begitu rugi apabila aku menginap di rumah bu Diana. Aku bisa menghemat uang kosku selama setengah
bulan kalau aku menginap di rumah bu Diana.Lagipula aku akan lebih bisa mengawasi Reza untuk belajar menghadapi ujian semesternya yang kian
mendekat, dengan begitu, aku bisa mendapat kesempatan untuk mengamankan pekerjaanku. Sebenarnya yang
perlu kulakukan hanyalah memastikan kalau Reza tidak “mengerjaiku” lebih parah dari kemarin.“Baiklah, kakak setuju. Tapi kamu juga harus berjanji, kamu harus belajar yang rajin selama kakak
tinggal di rumahmu.” Anggukku sambil memberinya penawaran.“Berees, kak! Asal kakak mau menurutiku selama itu, aku pasti belajar!” jawabnya dengan bersemangat.
“Iya, iya…” balasku dengan perasaan agak lega.
Kami lalu segera beranjak ke kamar Reza dan aku pun mulai mengajarinya. Tapi hari ini ada yang berbeda
dari Reza.Ia tampak lebih serius dan bersemangat dalam menyimak penjelasanku. Kurasa dia sudah cukup senang saat
mendengar aku akan menginap di rumahnya 2 hari lagi. Tak lama kemudian, kudengar suara bu Diana di
lantai bawah.“Nah, Mami sudah pulang! Kakak tunggu sebentar ya! Aku mau bicara dulu dengan Mami!” Reza segera
beranjak dari kursinya dan keluar dari kamarnya tanpa menghiraukanku.Sayup-sayup kudengar suara percakapan Reza dengan bu Diana, namun aku tidak dapat mendengar dengan
jelas apa yang mereka katakan. Sambil menunggu Reza, aku mempersiapkan soal-soal latihan yang akan
kuberikan untuknya nanti. Sekitar 5 menit kemudian, Reza kembali ke kamarnya bersama bu Diana.“Halo, Linda. Reza meminta saya untuk mengizinkanmu tinggal di rumah ini selama saya tidak dirumah.”
“Eh? I… iya, bu Diana! Reza memberitahu saya kalau ia ingin mendapat les tambahan dari saya selama bu
Diana tidak dirumah… Katanya… untuk persiapan ujian semester…” ujarku dengan agak gugup.Iklan Sponsor :
“Wah, kebetulan sekali kalau begitu! Soalnya tante Reza juga SItus Judi Pkv Terbaik akan ikut ke Jerman. Makanya tadi saya
sempat mengajak Reza untuk ikut. Tapi karena ada ulangannya yang penting, Saya jadi ragu-ragu.”“Jadi?” tanyaku “Kalau kamu mau, Saya memperbolehkan kamu tinggal disini selama saya tidak dirumah.
Tapi saya juga meminta kamu untuk mengurus Reza selama itu. Sebagai gantinya, saya akan berikan
tambahan bonus untukmu di akhir bulan ini. Bagaimana?” Jawab bu Diana memberikan tawaran.“Baik, bu Diana. Saya setuju!” anggukku sambil tersenyum.
Sekarang aku mendapat tambahan keuntungan dengan menerima tawaran Reza. Dengan bonus yang disediakan
bu Diana dan penghematan uang kosku selama setengah bulan, aku bisa menambah uang tabunganku sekaligus
membiayai sebagian keperluanku bulan depan.“Baguslah! Kalau begitu, Linda, tolong kamu siapkan barang-barangmu yang akan kamu bawa untuk tinggal
disini. Lusa nanti saya akan menjemputmu sebelum kamu mengajar Reza.” Ujar bu Diana.
“Iya, bu Diana!” aku mengiyakan permintaan bu Diana.Setelah menyelesaikan tugasku hari itu, aku segera bergegas pulang untuk mulai mengemas barang-
barangku. Untunglah aku tidak memiliki banyak barang selain pakaian dan perlengkapan-perlengkapan
kecil milikku.Aku juga memberitahu pemilik rumah kosku bahwa aku akan pindah selama setengah bulan. Syukurlah mereka
mau mengerti dan bersedia menyimpankan kamar bagiku apabila aku kembali. 2 hari kemudian, bu Diana dan
Reza pun datang menjemputku sebelum aku mengajar Reza. Aku lalu diantar ke rumah mereka. Aku diizinkan
untuk tidur di kamar tamu di lantai bawah.Malam harinya, aku diberitahu bu Diana tugas-tugasku di rumah itu selama bu Diana di luar negeri. Aku
diminta untuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci dan membersihkan
rumah.Aku sudah terbiasa memasak dan mencuci sendiri sejak kecil, maka tugas ini tidak lagi sesulit yang
kubayangkan. Lagipula untuk keperluan sehari-hari, bu Diana sudah menyuruh anak buahnya untuk
mengantar bahan makanan dan supir studio untuk mengantar-jemput kami. Apabila ada hal lainnya yang
diperlukan, aku hanya perlu menelepon studio untuk meminta bantuan mereka.Esok harinya, bu Diana sudah berangkat saat aku pulang dari kuliah. Sehingga hanya ada aku dan Reza
sendiri di rumah.Aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Seusai mandi, aku benar-benar terkejut saat
melihat semua pakaian milikku menghilang. Hanya ada satu pelaku yang dapat melakukan hal ini! Aku lalu
menutupi tubuhku dengan selembar handuk yang untungnya, tidak sempat diambil oleh “pencuri” itu.Aku segera naik ke lantai atas untuk mengambil kembali pakaian milikku.
“Reza! Reendyy!! Buka pintunya!” Seruku sambil menggedor kamar Reza.
Pintu kamar itu sedikit dibuka dan wajah Reza muncul dari sela-sela pintu kamar itu.
“Ya, ada apa kak?!” tanyanya padaku.
Namun matanya segera melirik tubuhku yang hanya berbalutkan sebuah handuk dan ia tersenyum cengengesan
melihat keadaanku.“Wah, waah… Kakak sudah tidak sabaran ya?” tanyanya sambil tertawa kecil.
“Huuh! Dasar usiil!! Ayo, kembalikan baju kakak!!” gerutuku.
“Lhooo… memangnya baju kakak kuambil? Apa ada buktinya?”
“Kalau bukan kamu siapa lagii? Sudah, ayo cepat kembalikan baju kakak!”
Cerita Sex Murid Nakal 2 “Kak, kalau menuduh orang tanpa bukti itu tidak baik lho! Hukumannya, aku tidak mau memberitahu dimana
kusembunyikan baju kakak, Hehehe…” Reza tersenyum mengejekku dan menutup dan mengunci pintu kamarnya
dihadapanku.“Aah! Hei, Reza! Tunggu duluu…” protesku, tapi Reza sudah keburu menutup pintu kamarnya sambil
mengejekku dibalik pintu.Aku pun terpaksa menggigil kedinginan, suhu di rumah itu dingin sekali karena dipasangi AC, ditambah
lagi aku baru saja mandi dan sekarang tubuhku hanya ditutupi oleh selembar handuk saja.Selama beberapa menit aku terus menggedor pintu kamar Reza dan berusaha membujuknya, namun ia sama
sekali tidak menggubrisku.“HATSYII…!!!” Karena tidak biasa, aku pun bersin akibat pilek karena suhu dingin itu.
“Kak! Kakak pilek, ya?” tiba-tiba terdengar suara Reza dari balik pintu.
“I… iya… Reza, tolong…. kembalikan pakaian kakak… disini dingin sekali… kakak tidak tahan…”
“Oke deh, tapi kakak harus mau memakai pakaian yang kuberikan ya!”
“Iya… iya… cepat doong…. Kakak kedinginan disini…” pintaku pada Reza Reza kembali keluar dari
kamarnya.Ia melihat sekujur tubuhku yang menggigil kedinginan. Anehnya, raut wajahnya tampak berubah, ia tidak
lagi tampak senang ataupun puas mengerjaiku. Kini ia tampak agak gelisah.“Haa… HATSYII!!!” kembali aku bersin dihadapannya.
Kulihat raut wajahnya semakin cemas saja melihat keadaanku.
“Ayo Kak, ikut denganku!” pinta Reza padaku yang segera kuturuti saja.
Reza menuntunku ke ruang disebelah kamarnya. Pintu ruang itu dikunci, namun Reza segera membuka pintu
itu dengan sebuah kunci di tangannya. Begitu aku masuk, aku takjub melihat puluhan helai gaun
pengantin putih dalam berbagai ukuran dan model yang tergantung rapi di kamar itu.Berbagai aksesoris pengantin wanita juga tertata rapi bersama gaun-gaun itu. Rupanya kamar itu adalah
kamar desain bu Diana sekaligus tempatnya menyimpan hasil rancangannya yang belum dikirim ke studio.“Kak, aku minta kakak memakai baju itu.” ujar Reza seraya menunjuk ke arah sehelai gaun pengantin
putih yang dipasang di sebuah mannequin.“Apaa?! Kenapa kakak harus memakai baju seperti itu? Memangnya kakak mau menikah, apa?!” jawabku
setengah tak percaya, setengah kebingungan.“Ya, sudah! Kalau kakak tidak mau, kakak boleh memakai handuk itu saja kok!” balas Reza.
“Iyaa! Dasar!! Kamu mintanya yang aneh-aneh saja!!” ujarku agak kesal.
Terpaksa kuturuti permintaan Reza, daripada pilekku semakin parah.
“Oh iya Kak!”
“Apa lagii?”
“Pakaiannya yang lengkap ya, Kak! Soalnya baju itu sudah 1 set dengan aksesorisnya!” pinta Reza.
“Jangan lupa juga untuk merias diri dengan kosmetik Mami ya Kak! Sudah kusiapkan lhoo…” imbuhnya.
Aku menghela nafas dan menutup pintu kamar itu. Memang kulihat gaun itu dilengkapi dengan mahkota,
sarung tangan, bahkan stocking dan sepatu yang semuanya berwarna putih susu. Luar biasa! Sejenak aku
kagum dengan kepandaian bu Diana dalam merancang gaun itu, komposisi yang disusunnya benar-benar
serasi.Aku lalu menuruti perintah Reza untuk memakai semua pakaian itu dengan lengkap. Berat bagiku memang,
karena aku belum pernah memakai gaun pengantin sebelumnya. Setelahnya, aku pun merias diriku dengan
kosmetik milik bu Diana.Kulihat semua kosmetik itu buatan luar negeri. Aku sendiri agak canggung untuk memakai kosmetik-
kosmetik itu, mengingat harganya yang selangit bagi mahasiswi sepertiku.Tapi setidaknya, aku mendapat sebuah kesempatan untuk mencoba kosmetik-kosmetik itu, maka aku berusaha
untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah beberapa lama, aku akhirnya selesai mempengantinkan
diriku.Kubuka pintu kamar itu dan seperti yang sudah kuduga, Reza sedari tadi sudah menungguku didepan pintu.
Ia tampak amat terpana melihatku yang berbusana pengantin itu. Busana pengantinku berupa sebuah gaun
pengantin putih yang indah sekali.Atasan gaun memiliki sepasang puff bahu yang terikat dengan sepasang sarung tangan satin dengan
panjang selengan di kedua tanganku yang kini menutupi jari-jariku yang lentik. Di bagian perut dan
dada gaunku bertaburan kristal-kristal imitasi yang samar-samar membentuk sebuah pola hati.Bagian pinggang gaun itu memiliki hiasan kembang-kembang sutra yang melingkari bagian pinggang gaun
itu seperti sebuah ikat pinggang yang seolah menghubungkan atasan gaunku dengan rok gaun polos yang
dihiasi manik-manik membentuk hiasan bunga-bunga yang bertebaran disekeliling rok gaunku. Pinggulku
dipasangi pita putih besar. Aku juga memakaikan rok petticoat di pinggangku agar rok gaunku tampak
mengembang.Reza sendiri tampak kagum melihat cantiknya wajahku yang sudah kurias sendiri; kelopak mataku kurias
dengan eye-shadow berwarna pink dan alsiku yang kurapikan dengan eye-pencil. Sementara lipstick yang
berwarna pink lembut kupilih untuk melapisi bibirku yang tampak serasi dengan riasan bedak make-upku.Riasan mahkota bunga putih tampak serasi dengan rambut hitam-sebahuku yang kubiarkan tergerai bebas.
Aku telah memasang stocking sutra berwarna putih yang lembut di kakiku yang dilengkapi dengan sepasang
sepatu hak tinggi berwarna putih yang tampak serasi seperti gaun pengantinku.Tubuhku juga kuberi parfum melati milik bu Diana sehingga sekujur tubuhku memancarkan aroma melati
yang amat wangi.“Nah, bagaimana?” ujarku pada Reza yang masih melongo melihat penampilanku.
“Hei! Kok malah bengong sih?!” seruku, yang segera menyadarkan Reza dari lamunannya.
“E… eh… ccantik sekali Kak!” jawab Reza tergagap-gagap, aku tertawa kecil melihat tingkahnya yang
kebingungan.“Kak, ini… buat kakak…” Reza mengulurkan setangkai mawar merah kepadaku.
Mawar merah yang indah itu tampak segar berkilauan.
“Waah, terima kasih ya!!” otomatis aku mencium bunga itu untuk menghirup aromanya. Sejenak aroma yang
menyengat memasuki hidungku aku pun langsung merasa pandanganku tiba-tiba kabur dan tubuhku terasa
lemas. Aku pun ambruk tidak sadarkan diri.Sayup-sayup kulihat senyuman Reza, aku berusaha untuk tetap sadarkan diri, namun mataku terasa berat
sekali dan akhirnya aku menutup kelopak mataku. Entah apa yang terjadi pada tubuhku, namun saat aku
sadar, aku melihat diriku sudah terbaring mengangkang di sebuah ranjang canopy dalam keadaan berbusana
pengantin lengkap.Kedua tanganku terikat di belakang punggungku sementara kakiku terikat erat di sisi kanan-kiri tiang
ranjang itu sehingga posisi tubuhku mengangkang lebar. Aku merasa amat geli di daerah kewanitaanku,
seperti ada sebuah daging lunak hangat yang menyapu-nyapu daerah kewanitaanku, terkadang daging itu
menusuk-nusuk seolah hendak membuka bibir kewanitaanku melewati celah vaginaku.Aku juga merasa daerah disekitar vaginaku amat becek akibat gerakan daging itu.
“Aahh… oohhh…” Aku pun mendesah pelan menikmati sensasi di kewanitaanku itu.
Cerita Sex Murid Nakal 2 Rasanya vaginaku seolah diceboki, namun gerakan daging itu yang seolah berputar-putar mempermainkan
vaginaku menimbulkan sensasi nikmat disekujur tubuhku. Aku merasa tubuhku diairi listrik tegangan
rendah saat daging itu membelah bibir kewanitaanku dan menyentuh lubang pipisku.“Eh! Kakak sudah bangun rupanya!!” tiba-tiba kudengar suara Reza dibalik gaunku.
Aku berusaha mendongak dan kulihat wajah Reza sedang berada tepat didepan selangkanganku yang terbuka
lebar. Sadarlah aku kalau “daging” tadi tak lain adalah lidah Reza yang sedang menjilati vaginaku. Aku
berusaha berontak, namun untuk menutup kedua pahaku yang sedang terbuka lebar saja amat sulit.Tubuhku terasa amat lemas tanpa tenaga. Saat aku melihat sekitarku, aku baru sadar kalau aku kini
berada didalam kamar bu Diana.“Badan kakak masih belum bisa digerakkan, soalnya pengaruh obat tidur Mami masih tersisa.” Jelas Reza
sambil berjalan ke sampingku.Sekejap aku merasa amat panik dan berusaha mengerahkan seluruh tenagaku untuk kabur, tapi sia-sia
saja. Tubuhku tidak mau bergerak sedikitpun.Astaga! Bagaimana aku bisa sebodoh itu mencium aroma bunga yang ditaburi obat bius?! Niatku untuk
menjaga jarak dari Reza kini sia-sia saja. Sekarang malah kesucianku terpampang jelas dihadapannya,
aku dalam keadaan terjepit dan tidak bisa kabur lagi.“Kakak tenang saja, dijamin enak kok! Hehehe…” tawa Reza terkekeh-kekeh.
“Jangan, Reza… Jangan… kakak mohon!!” pintaku berderai air mata saat melihat Reza berbalik berjalan
menuju arah selangkanganku.Namun sia-sia saja, Reza sama sekali tidak mau mendengar permohonanku. Aku pun semakin panik dan
cemas. Air mataku kembali meleleh membasahi mataku, namun apa dayaku? Tubuhku kini amat sulit
digerakkan karena ikatan itu ditambah rasa lemas disekujur tubuhku karena pengaruh obat bius yang
tersisa.Kini aku hanya bisa pasrah membiarkan Reza menyantap kewanitaanku. Jantungku berdegup semakin kencang
dan wajahku merah merona saat Reza semakin mendekati selangkanganku. Reza lalu memegang kedua pahaku
yang mulus. Ia mulai mengendusi paha kananku sementara paha kiriku dibelai-belai dengan tangannya.“Essh…” aku mendesis sesaat setelah bibir Reza mencium bibir kemaluanku.
Hembusan nafas Reza di pahaku membuat tubuhku sedikit mengigil kegelian. Saat bibir kemaluanku bertemu
dengan bibir Reza, Reza mulai menjulurkan lidahnya. Seperti lidah ular yang menari-nari, bibir
kemaluanku dijilati olehnya.Kembali bibir kewanitaanku dibelah oleh lidah Reza, yang kembali menarikan lidahnya menceboki liang
vaginaku perlahan-lahan. Aku berusaha sekuat mungkin untuk menahan gejolak birahi yang kini mulai
melanda diriku,namun tetap saja suara desahan-desahanku yang tertahan sesekali terdengar keluar dari bibirku karena
rasa nikmat yang menjuluri tubuhku apalagi belaian lembut Reza di pahaku semakin terasa geli akibat
stocking sutra yang kupakai.“Haaa?! Aakh…!!” Sontak aku menjerit terkejut saat merasakan sensasi rasa geli dan nikmat yang tiba-
tiba melanda tubuhku.Rupanya Reza menjilati klitorisku. Sesekali ia menyentil klitorisku dengan lembut sehingga sekujur
tubuhku seperti dialiri listrik dan bulu kudukku berdiri. Reza menyadari bahwa aku mulai dikuasai oleh
gejolak birahiku. Ia terus melancarkan serangannya ke klitorisku.Berulang kali permohonanku yang disertai dengan desahan kusampaikan ke Reza, namun ia malah tampak
kian bersemangat mengerjaiku. Kesadaranku pun semakin menghilang tergantikan dengan rasa nikmat dan
hasrat seksual yang semakin merasuki tubuhku.“Bagaimana kak? Enak tidak?” tanya Reza padaku.
“Rezay… stoop… auhhh… jangaan…”
“Ah masaa? Bukannya kakak mendesah keenakan tuh? Yakin nih, nggak mau lagi?” ejeknya sambil menjauhkan
wajahnya dari kemaluanku.Namun secara refleks, aku malah mengangkat pinggangku kehadapan wajah Reza, seolah menawarkannya untuk
kembali mencicipi liang vaginaku.“Tuh, kan?! Malu-malu mau, nih cewek!” kembali Reza menghinaku.
Dipeganginya kedua bongkahan pantatku dengan telapak tangannya dan dtegadahkannya tangannya, sehingga
kini pinggangku ikut terangkat tepat dihadapan wajah Reza.“Aww… aww… aaahh…” kembali aku merintih saat Reza mengecup dan mengisap-isap daging klitorisku.
Sesekali aku merasa sentuhan giginya pada klitorisku dan hisapannya membuatku kini hanya berusaha
untuk mengejar kenikmatan seksualku semata. SLURP… SLURP… Sesekali terdengar suara Reza yang
menyeruput cairan cintaku yang sudah banyak keluar dari vaginaku, seolah hendak melepas dahaganya
dengan cairan cintaku.“AAHH… AAHHH… AAA…” Desahanku semakin keras.
Aku merasa ada sebuah tekanan luar biasa di vaginaku yang sebentar lagi hendak meledak dari dalam
tubuhku. Otot-otot tubuhku secara otomatis mulai menegang sendirinya.“HYAA… AAAKH!!!” jeritku bersamaan dengan meledaknya tekanan dalam tubuhku.
Tanpa bisa kutahan, pinggangku menggelepar liar, bahkan Reza terlontar mundur akibat dorongan tubuhku.
Aku bisa merasakan vaginaku memuncratkan cairan cintaku dalam jumlah yang banyak.
Seluruh simpul sarafku terasa tegang dan kaku saat sensasi geli dan nikmat yang luar biasa itu
menjalari tubuhku, dan akhirnya muncul perasaan lega yang nyaman setelahnya.Aku pun terkapar kelelahan, nafasku tersengal-sengal. Tenaga di tubuhku seolah lenyap seketika. Aku
sadar, baru saja aku mengalami orgasme yang luar biasa!“Wah, waah… Rupanya galak juga nih, kalau orgasme!” ejek Reza yang kini terduduk dihadapan
selagkanganku.Ia mendekati vaginaku dan kembali ia menyeruput cairan cintaku yang masih tersaji di vaginaku setelah
ledakan orgasmeku barusan. Aku pun hanya mendesah kecil tanpa memberontak. Kepalaku serasa kosong dan
aku membiarkan Reza menikmati cairan cintaku sesuka hatinya.Cerita Sex Murid Nakal 2 Setelah puas meminum cairan cintaku, Reza berdiri di hadapanku dan melepas pakaiannya sehingga ia
telanjang bulat dihadapanku. Bisa kulihat penisnya yang panjangnya sekitar 14 cm sudah menegang keras
melihat keadaanku yang mengangkang lebar, memamerkan kewanitaanku didepannya. Reza berjalan melewati
tubuhku hingga akhirnya ia tiba didepan kepalaku.Reza lalu berlutut dihadapan wajahku sambil mengocok penisnya.
“Kak, tadi rasa memek kakak enak sekali loh! Nah sekarang giliran kakak ya, ngerasain punya Reza?”
seloroh Reza.Aku yang menyadari kalau Reza akan mengoral penisnya dengan mulutku, mulai menjerit meminta
pertolongan.“TOL… uumph!!” jeritanku terhenti karena Reza langsung menyumpalkan penisnya didalam mulutku.
Walaupun ukuran penisnya tidak begitu besar, namun batang penisnya sudah cukup memenuhi rongga mulutku
yang mungil.“Hhmmphh… hmph…” suaraku teredam oleh penis Reza.
Aku berusaha memuntahkan penis itu, namun Reza memajukan pantatnya sehingga penisnya tetap masuk
didalam mulutku hingga menyentuh kerongkonganku.Reza menjambak poni rambutku dan mulai menggerakkan kepalaku maju mundur. Rasa sakit di ubun-ubunku
karena poni rambutku dijambak sudah cukup untuk membuatku tidak berontak lebih jauh, aku mengikuti
gerakan tangan Reza yang sedang memaksaku mengulum dan mempermainkan penisnya dalam mulutku.“Aahh… Enaak…” desah Reza saat penisnya keluar masuk dari mulutku.
“Hmmp… mpp… phh…” aku berusaha mengambil nafas untuk menyesuaikan gerakan penis Reza dalam mulutku.
Kocokan mulutku masih belum berhenti, namun aku merasa agak mual karena rasa dalam mulutku saat ini.
Sementara leherku juga pegal karena dipaksa naik-turun oleh Reza.Beberapa saat kemudian, Reza berhenti manjambak poniku, aku pun segera merebahkan kepalaku yang
pegal-pegal keatas bantal yang lembut untuk melepas penat. Namun rupanya penderitaanku belum juga
berakhir. Reza belum mau melepaskan kenikmatannya dioral olehku.Belum sempat penisnya keluar dari mulutku, sekarang ia malah menekan selangkangannya ke wajahku dan
menggoyang-goyangkan pantatnya sehingga penisnya kembali masuk kedalam rongga mulutku.Aku bisa merasakan buah zakarnya yang tergantung menampar-nampar daguku berulang kali bersamaan dengan
gerakan pantatnya yang maju mundur dihadapan wajahku yang kini tertekan oleh bantal, aku pun berulang
kali tersedak karena penis Reza dalam mulutku bergerak dengan amat cepat.“Oke, kak! Sekarang giliran kakak yang main! Ayo kulum dan mainin pakai lidah kakak!” perintah Reza
sambil menghentikan gerakannya.Aku sendiri sudah mati kutu, kepalaku terjepit diantara selangkangan Reza dan bantalku, sehingga aku
tidak bisa bergerak bebas.“Ayo, Kak! Atau mau kugerakkan sendiri dimulut kakak seperti barusan?” ancamnya padaku.
Aku pun tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah Reza, setidaknya aku akan lebih leluasa
bernafas apabila aku yang bergerak sendiri.Aku pun menggerakkan lidahku membelai-belai batang penisnya yang masuk hingga rongga mulutku. Sesekali
lidahku juga bersentuhan dengan kepala penisnya. Sebenarnya aku agak jijik juga karena tercium bau
agak pesing dari ujung penis Reza, namun apa dayaku? Lebih baik kuturuti perintah anak ini supaya
siksaanku cepat selesai.Aku pun berusaha untuk tidak begitu mempedulikan bau itu. Penis Reza kuanggap saja seperti permen yang
luar biasa tidak enak. Aku pun terus mengemut penis Reza itu.“Ayo, kak! Terus! Jago juga nih, nyepongnya! Enak bangeet!”
“Mmphh…” erangku.
“Isapin juga kak! Seperti ngisap permen!” kembali Reza memberi perintah padaku, yang langsung saja
kuturuti.Kuhisap penisnya dengan pelan dan lembut dengan harapan anak ini bisa segera menghentikan aksinya dan
aku bisa terbebas dari siksaan ini. Herannya, selama beberapa menit kuoral, Reza masih saja tidak
puas.Aku pun mulai kelelahan mempermainkan penisnya dalam mulutku, walaupun aku mulai terbiasa dengan
situasiku sekarang.Entah setan apa yang merasukiku, namun saat aku mengingat bahwa aku sedang mengoral penis anak kecil
yang tak lain adalah muridku, aku merasa hasrat seksualku kembali meninggi dalam tubuhku.Aku ingin sekali mencapai orgasme sekali lagi dan aku ingin mencoba sesuatu yang lebih hebat lagi
bersama Reza. Pikiran itupun membuatku memainkan penis Reza sebaik mungkin dalam mulutku agar Reza
mencapai kepuasannya.“Ookh…” Aku mendengar suara erangan panjang keluar dari mulut Reza dan saat itulah, aku merasa mulutku
disembur oleh cairan kental berbau amis.Aku menyadari bahwa Reza baru saja berejakulasi dalam mulutku, dan kini mulutku dipenuhi spermanya.
Reza kembali menekankan selangkangannya ke wajahku.“Telan kak! Jangan sampai bersisa!” Aku pun menuruti perintah Reza, kutelan semua sperma dalam
mulutku, sekaligus kuhisap-hisap penis Reza agar spermanya tidak bersisa.Reza hanya mengerang keenakan saat penisnya kubersihkan dengan mulutku.
“Woow… enaak… lebih enak dari onanii….” seloroh Reza.
Namun aku tidak peduli, aku terus menghisap-hisap penisnya itu hingga aku yakin tidak ada lagi sperma
yang tersisa. Setelah selesai, Reza mengeluarkan penisnya dari dalam mulutku.“Waah… Kakak jago banget lho! Enak sekali kak!”
“Reza, kamu jahaat…” protesku.
“Lho kenapa? Bukannya kakak sekarang sudah jadi pengantinku?” balasnya.
“You may kiss your briide!!” sorak Reza tiba-tiba.
Tanpa basa-basi, Reza segera mencium bibirku. Bibirku diemut-emut dengan lembut dan sesekali bibirku
juga dijilati oleh lidahnya. Aku hanya membiarkannya mempermainkan bibirku sesuka hatinya.Pelan-pelan lidah Reza membelah bibirku dan lidahnya menyusup kedalam rongga mulutku. Aku pun merespon
dengan menghisap lidah Reza dengan lembut. Sesekali juga kujulurkan lidahku, sehingga giliran Reza
yang menghisap air ludahku yang menyelimuti lidahku.Gairah seksualku sekarang benar-benar menguasai tubuhku, semakin kuingat bahwa Reza yang saat ini
sedang bercinta denganku, semakin aku tenggelam dalam hasratku. Selama beberapa menit kami terlibat
dalam French kiss itu, sebelum akhirnya Reza menghentikan ciumannya di bibirku. Aku pun tampak kecewa
saat Reza menjauhkan wajahnya.“Kenapa kak? Enak kan rasanya? Masih mau lagi?” tanyanya.
Pertanyaan Reza itu seketika memancing gairah seksualku yang meningkat. Aku merasa ini adalah sebuah
kesempatan bagiku, namun sebelum aku sempat menjawab, tiba-tiba Reza mengambil sehelai celana dalam
putih berenda yang tadi kupakai dan menjejalkannya ke mulutku hingga celana dalamku memenuhi seluruh
rongga mulutku. Belum puas, Reza juga melakban mulutku sehingga celana dalamku itu tersumpal sempurna
didalam mulutku.“Mmfff….” Protesku pada Reza. Namun suaraku terhalang oleh celana dalam yang menyumbat mulutku.
“Jangan dijawab dulu, Kak. Nanti ya, Reza mau istirahat dulu!”“Oh, Kakak juga boleh istirahat kok! Nah, daripada bosan, bagaimana kalau kakak nonton saja dulu?”
lanjut Reza.Aku bisa mendengar suara televisi yang dinyalakan dan suara pemutar DVD yang dibuka oleh Reza. Setelah
selesai, Reza lalu mendatangiku yang masih terbaring mengangkang di ranjang.“Jangan berontak ya, Kak! Kalau macam-macam, video kakak kusebarkan!” ancamnya.
Reza lalu melepaskan ikatan kakiku di kedua tiang ranjang itu. Aku disandarkan ke kepala ranjang dan
Reza menyandarkan sebuah bantal di punggungku dan juga sebuah bantal kecil di pantatku untuk kududuki
agar aku merasa nyaman.Tali yang tadi dipakai untuk mengikat kakiku kini digunakan untuk mengikat sikut tanganku yang masih
terikat di punggungku pada kedua tiang bagian atas ranjang canopy itu agar aku tidak kabur.“Oke deh! Rasanya sudah cukup!! Nah, kakak santai saja ya? Nikmati saja filmnya!” Reza lalu memutar
DVD itu.“Mmff!!” Aku berteriak terkejut saat melihat adegan percintaan seorang wanita berambut pirang di layar
televisi itu, rupanya Reza menyetelkan DVD porno untuk kutonton..“Kakak pelajari gayanya dulu, ya! Supaya nanti siap main dengan Reza! OK?!” Reza tersenyum dan
beranjak pergi, meninggalkanku sendiri terikat di ranjang sambil berusaha menahan gejolak birahiku
yang semakin mendera karena suguhan adegan panas dihadapanku.Aku pun terpaksa menonton film porno itu sekitar 2 jam. Yah, aku memang pernah melihat sekilas film
porno di handphone teman-teman SMUku, namun mungkin karena ini pengalaman pertamaku melihat film porno
selama itu, muncul keinginanku agar vaginaku dimasuki oleh penis seperti wanita bule yang ada di film
porno itu.Pikiranku bergejolak, aku sadar bahwa aku akan kehilangan keperawananku apabila vaginaku dimasuki
penis Reza, namun di sisi lain, aku penasaran akan rasa nikmat yang tampaknya melanda wanita di film
itu saat vaginanya dimasuki oleh penis.Aku juga ingin merasakan kenikmatan itu. Apakah aku juga akan merasa senikmat itu apabila vaginaku
dimasuki oleh penis? Aku masih bisa mengingat dengan jelas rasa nikmat saat vaginaku dijilati dan
dipermainkan oleh Reza sebelumnya.Tentunya aku akan merasa lebih nikmat lagi apabila vaginaku dipermainkan oleh penis Reza. Lagipula,
setidaknya aku tidak perlu khawatir akan hamil sebab masa suburku baru saja terlewati minggu lalu.Akhirnya rasa penasaran dan gairah seksualku mengalahkan perasaanku. Sudah kuputuskan, aku akan
melayani Reza sepenuh hatiku. Aku sudah tidak peduli lagi akan statusku sebagai gurunya ataupun
perbedaan usia kami, yang kini kuinginkan hanyalah mengejar kenikmatan seksualku semata. Bahkan status
dan perbedaan usia kami malah menjadi sumber gejolak gairah seksualku.Detik dan menit berlalu, namun bagiku yang kini dikuasai gairah seksualku, serasa menunggu selama
berhari-hari. Cairan cintaku sudah semakin banyak keluar dari vaginaku sehingga aku bisa merasakan
bantal yang kududuki semakin basah.Akhirnya, pintu kamar itu terbuka juga dan masuklah Reza kedalam kamar itu.
“Bagaimana kak? Sudah puas nontonnya?”
“Sudah tahu kan bagaimana gaya-gayanya?” lanjutnya.
Aku hanya mengangguk pelan dengan wajah memelas.
“Bagus, bagus!! Kakak emang pintar!” ujarnya sambil membelai kepalaku dengan pelan, seolah memuji anak
kecil.“Hff…” jawabku.
Cerita Sex Murid Nakal 2 “Nah, kalau begitu kakak mau tidak kalau aku setubuhi seperti di film?” muncullah pertanyaan yang
sedari tadi kutunggu.Tanpa pikir panjang, aku langsung mengangguk sambil melihat wajah Reza. Namun Reza malah pura-pura
tidak melihat sambil mematikan DVD playernya.“Apaa? Reza nggak bisa dengar nih!”
“Mmff!!” Aku berusaha untuk meminta Reza melepaskan sumbatan mulutku agar aku bisa berbicara, namun
Reza malah melepas ikatan di kedua sikutku sehingga aku terbebas dari ranjang canopy itu. namun
tanganku masih terikat kencang di punggungku.Aku lalu dituntun turun dari ranjang. Reza tidak lagi mengawasiku dengan ketat. Ia tahu bahwa aku
sekarang sudah tidak ingin kabur lagi.“Waah, udah gede masih ngompol yah, Kak?” ejek Reza saat melihat bekas cairan cintaku di bantal yang
tadi kududuki.Aku hanya menggeleng pelan, namun kurasa Reza juga tahu bahwa itu adalah cairan cintaku yang meluber
karena aku terangsang sedari tadi. Reza lalu menarikku kehadapan sebuah papan tulis putih di kamar itu
yang ditempeli berbagai rancangan bu Diana.Reza melepas semua rancangan itu agar papan tulis itu bersih. Reza juga memposisikan tubuhku agar
terjepit diantara sebuah meja dihadapanku dan papan tulis itu dibelakangku.Aku terkejut saat Reza dengan sigap menundukkan tubuhku di meja itu sehingga posisiku kini menungging
kearah papan tulis itu. Reza juga menaikkan rok gaun dan petticoatku bagian belakang dan mengaitkannya
di pita putih gaunku yang ada di pinggangku, sehingga kini pantatku terpampang jelas menungging
didepan papan tulis itu.“Nah, gimana kalau kakak tulis saja apa yang kakak mau? Soalnya kakak nggak bisa ngomong sekarang”
ujarnya dari belakang.Aku pun semakin heran, bagaimana caraku menulis dengan tangan terikat dan posisi tubuh menungging
seperti ini? Aku hendak berdiri, namun punggungku ditekan ke meja itu oleh Reza.
“Tahan sebentar ya, Kak” ujar Reza sambil membuka celah pantatku.Reza lalu menuangkan lotion ke jari telunjuknya dan mengusapkan lotion itu ke lubang pantatku. Sesaat
aku merasakan jari Reza yang menempel dilubang pantatku bergerak pelan mengoleskan lotion itu dan aku
bisa merasakan rasa dingin dan licin akibat lotion itu di pantatku.Setelah lubang pantatku selesai dilumuri lotion, aku merasa ada sesuatu di lubang pantatku, aku tahu
benda itu bukanlah jari Reza karena benda itu terasa lebih besar dan keras dari jari Reza.“HMMFF!!” jeritku saat tiba-tiba aku merasakan rasa sakit yang luar biasa di lubang pantatku.
Suatu benda yang panjang dan keras menekan memasuki lubang pantatku. Aku menoleh kebelakang dan
melihat Reza memaksakan untuk memasukkan benda itu kedalam anusku. Benda itu diputarnya perlahan masuk
kedalam pantatku seperti sekrup.Air mataku meleleh saat merasakan rasa perih yang amat sangat saat Reza memperawani anusku dengan
benda itu. Lubang pantatku serasa tersayat-sayat dan rasa perihnya tak terkira.“Wuiih… lubang pantatnya seret banget! Padahal sudah dikasih lotion! Pasti masih perawan, nih!”
komentar Reza yang terus memutar benda itu masuk kedalam anusku.Aku hanya bisa menggeleng-geleng keras memohon agar Reza menghentikan aksinya itu. Namun Reza terus
memaksakan benda itu untuk masuk kedalam pantatku.“Oke! Selesai deh!” seru Reza.
Aku menoleh kebelakang, aku amat panik saat menyadari sebuah spidol berukuran besar kini tertanam
didalam pantatku. Spidol itu tampak mengacung tegak kearah papan tulis karena posisi tubuhku yang
menungging.“Oops, tenang saja, Kak! Spidolnya sudah kumasukkan dengan baik, kok! Kakak tahan saja spidolnya
dengan otot pantat kakak supaya tidak jatuh!” ujar Reza.Kata-kata Reza sama sekali tidak menenangkanku apalagi saat merasakan spidol besar yang sedang
tertanam dalam pantatku.“Nah, ayo tulis apa yang kakak mau!”
“MMFF!!” aku menggeleng memprotes Reza.
Ide anak ini benar-benar gila! Aku yakin dia pasti mempelajari cara ini lewat film-film pornonya untuk
mempermalukanku.“Ayoo, kalau tidak, kakak nanti kubiarkan seperti ini, lho! Spidolnya tidak akan kucabut kalau kakak
tidak mau menurut!” ancamnya.“Mmm…” aku memelas mendengar ancaman Reza.
Aku tahu kalau sedari awal aku tidak memiliki posisi menawar melawan Reza dengan kondisi seperti ini.
“Nah! Ayo, tulis di papan tulis kak! Seperti waktu kita belajar! Sekarang, aku mau kakak mengajariku
menulis!” ujar Reza sambil beranjak duduk dihadapanku, seolah sedang mendengarkan pelajaran di kelas.Aku berusaha tetap tenang dan mulai menggerakkan pantatku di papan tulis itu.
“Mmf!” aku menjerit kecil dan mataku membelalak saat ujung spidol di pantatku menyentuh permukaan
papan tulis.Pantatku terasa geli dan sedikit perih akibat tekanan spidol itu. Reza tampak senang melihat ekspresi
wajahku yang dipenuhi rasa panik, malu dan bingung akan keadaanku sekarang. Perlahan-lahan aku
berusaha untuk menulis dengan pantatku di papan tulis itu.Kaki dan pahaku ikut bergerak menaik-turunkan tubuhku yang menungging. Aku selalu merintih setiap kali
satu goresan kutulis di papan tulis itu karena sensasi yang ditimbulkan spidol itu dalam pantatku,
yang entah bagaimana semakin membangkitkan gairah seksualku.“Hati-hati lho, kak. Kalau terlalu ditekan, spidolnya bisa tergelincir masuk kedalam pantat kakak.
Nanti tidak bisa keluar lagi lhoo…” sorak Reza.Dasar badung! Pikirku. Memangnya salah siapa kalau nanti spidol ini malah terselip masuk kedalam
pantatku?! Malah sekarang aku yang harus berusaha keras menangkal resiko yang diciptakan oleh anak ini
untuk tubuhku!Aku pun mulai kehilangan ketenanganku akibat sorakan Reza itu. Apalagi sesekali aku merasa spidol itu
semakin masuk kedalam pantatku saat aku menulis. Namun aku tetap berusaha keras dan hasilnya, 5 huruf
yang acak-acakan tertulis di papan tulis itu.Cerita Sex Murid Nakal 2 Aku menghela nafas lega saat aku melihat hasil tulisanku itu. Sulit untuk dibaca memang, bahkan aku
yakin tulisan anak SD pasti jauh lebih mudah dibaca dari tulisanku; namun aku yakin telah menulis
huruf P-E-N-I-S di papan tulis itu.“Waah, tulisan kakak jelek sekali! Padahal katanya sudah kuliah!” kembali Reza mempermalukan diriku.
Ia lalu berjalan kehadapanku, melepas lakban mulutku dan menarik keluar celana dalamku yang sedari
tadi telah menjejali mulutku.“Ahh… ohk… ohkk…” Aku terbatuk-batuk dan menghela nafas lega.
Kulihat Reza sedang mengendusi celana dalamku yang basah karena ludahku dan sesekali ia menghisap-
hisap ludahku yang membasahi celana dalamku itu.“Hmmm… ludahnya kakak memang enaak… Nah sekarang coba kakak baca apa yang kakak tulis!”
“Pe… penis…” ujarku pelan dengan perasaan yang amat malu.“Apaa? Apa yang kakak mau?” tanyanya dengan nada mengejek, seolah tidak mendengar ucapanku barusan.
“Penis!!” jawabku tidak sabaran.
“Penis siapa, hayooo?”
“Penisnya Reza!!” aku mengumpulkan seluruh keberanianku untuk meneriakkan kata itu dan akhirnya
terucap juga.“Iya deh! Nah, tahan sebentar ya, Kak!” Reza lalu berjalan kebelakang tubuhku yang masih menungging.
Aku bisa merasakan ia memegang spidol yang tertanam dalam pantatku. Perlahan-lahan ditariknya spidol
itu keluar dari pantatku.“Aww… auuch…” rintihku pelan saat merasakan gesekan batang spidol itu di permukaan lubang pantatku
yang rasanya sedikit sakit, namun agak geli juga.Apalagi saat aku mengejan, pantatku terasa semakin nikmat dengan tekanan itu. PLOOP! Terdengarlah
suara lepasnya spidol itu dari pantatku.“AAHH!!” Sontak aku berteriak merasakan kelegaan yang kembali ke lubang pantatku setelah sekian lama
disumbat.Namun, sebelum aku sempat berdiri dan merasakan kelegaan, Reza segera menarik dan menghempaskan
tubuhku ke ranjang canopy itu sehingga aku kembali terbaring diatas ranjang.
“Aduh!” Aku segera berusaha bangkit, namun Reza segera menerkam dan menimpa tubuhku.
“Jangan bergerak Kak!” perintahnya.Entah bagaimana, aku segera menuruti perintah Reza dan mulai merelakan tubuhku dipermainkan olehnya.
“Sekarang kakak kupanggil pakai nama saja ya? Linda…” pintanya manja.
“I, iya… terserah kamu…” jawabku dengan wajah memerah saat menatap wajah Reza yang ada tepat diatas
wajahku.“Ah!” aku menjerit kecil saat Reza mencengkeram dan meremas-remas dadaku.
Tangan kanannya menekan payudaraku dengan perlahan dan mencubitnya dengan lembut, sementara tangan
kirinya menyibakkan rambutku. Reza lalu mendekatkan wajahnya dan mencium pipiku.“Linda, kamu wangi deh!” pujinya seraya melayangkan kecupan ke bibirku yang segera kubalas.
Reza lalu duduk bersimpuh diatas ranjang itu dan memangku kepalaku diatas pahanya. Reza kembali
menjamah payudaraku, namun kali ini ia mengulurkan tangannya menyusupi bagian dada gaunku.Jari-jarinya menjalar pelan diatas payudaraku sambil mencari puting payudaraku. Aku merasa agak sesak
karena aku masih memakai BH, namun itu tidak menghalangi jari-jari nakal Reza untuk mempermainkan
dadaku.“Aw!” aku merasakan puting payudaraku disentuh oleh jari Reza. Reza segera memencet putingku sehingga
aku merasa seperti tersetrum oleh listrik di sekujur dadaku.“Ahh…” desahku pelan saat Reza kembali meremas payudaraku.
Payudaraku digerakkan berputar pelan oleh jari Reza sambil sesekali memencet putingku. Aku semakin
terhanyut saat Reza menyentil-nyentil puting payudaraku dengan kukunya yang agak panjang ataupun saat
memencet puting susuku dengan kuku jempol dan jari telunjuknya.Saraf-saraf tubuhku kini semakin sensitif karena aku semakin terangsang dengan pijatan di payudaraku.
Kakiku mulai menggeliat-geliat pelan dan aku bisa merasakan cairan cintaku kembali meluber dari
vaginaku. Reza yang melihat pergerakan-pergerakan terangsang tubuhku, mengentikan aksinya.Kini ia kembali bergerak kearah selangkanganku. Ia lalu duduk dihadapan tubuhku yang masih terbaring
“Nah, Linda. Ayo buka pahamu. Yang lebar ya!” aku merentangkan kakiku selebar mungkin dihadapan Reza.
Ia tersenyum melihat aku yang tidak menolak perintahnya lagi. Reza lalu mengamati selangkanganku.
Bagaimana kewanitaanku yang masih basah oleh cairan cintaku dan lubang pantatku yang terbuka sedikit
setelah diperawani spidol, terhidang di hadapannya.Reza mencolek vaginaku dan mencicipi cairan cintaku yang ada di jarinya. Reza kembali membenamkan
jarinya dengan pelan di celah vaginaku, jarinya bergerak lembut seolah mencari sesuatu.“Aww…” desahku pelan saat jari telunjuk Reza menyentuh klitorisku.
Reza yang akhirnya menemukan apa yang dicarinya dalam liang vaginaku tampak kegirangan. Jarinya segera
menyentil-nyentil klitorisku.Akibatnya, bisa ditebak, aku kembali melayang kelangit ketujuh. Aku merintih-rintih keenakan dihadapan
muridku yang kini sedang memainkan gairah seksualku.
“Aahh… ohh… aww…” desahanku semakin keras dan akhirnya tubuhku kembali serasa akan meledak.Punggungku melengkung bagai busur dan kakiku kembali menegang, siap untuk menyambut orgasmeku untuk
yang kedua kalinya.Namun, Reza yang tahu bahwa aku akan orgasme segera mencabut jarinya keluar dari liang vaginaku;
otomatis, kenikmatan yang sebentar lagi akan kucapai lenyap seketika.“Rezay… jahaat… ayo lagiii…” pintaku memohon pada Reza.
“Apanya yang lagi, Linda?” tanyanya seolah tidak mengerti.
“Ayoo… mainin vagina Lindaa… Linda sukaa…” jawabku seperti seorang pelacur rendahan.
“Suka apa?”“Linda suka kalau vagina Linda dimainin Reza… ayo doong… Linda mau orgasme lagii… enaak…” kembali aku
mempermalukan diriku sendiri.Aku sudah tidak bisa berpikir lagi karena tubuhku sudah sepenuhnya dikuasai dorongan seksualku yang
sudah diambang batas.“Panggil aku “Sayang”! Kan kamu sudah jadi pengantinku!” perintah Reza
“Iyaa… Reza sayaang… ayoo…” entah bagaimana aku terjebak dalam permainan psikologis Reza.
Aku sekarang bertingkah seolah-olah dia adalah suamiku yang sah. Aku agak terkesan karena walaupun
masih begitu muda,Reza sudah tahu bagaimana menjalankan trik psikologis untuk mempengaruhiku agar menuruti
permintaannya, mungkin ini juga pengaruh dari video pornonya. Namun kuakui, permainan psikologis ini
semakin membangkitkan gairahku dan aku amat menikmatinya! Sekarang hubungan kami bukan lagi seperti
seorang murid dan guru, namun lebih seperti sepasang pengantin baru.“Nah, Linda. Boleh tidak kalau Reza memasukkan ‘adik kecil’ ke memek Linda?”
“Boleh sayang… Linda kan pengantinnya Reza…” selorohku.
Cerita Sex Murid Nakal 2 Aku sekarang sudah rela memberikan keperawananku untuk Reza. Lagipula mulut dan pantatku kini sudah
tidak perawan lagi, jadi tidak ada salahnya kalau aku sekalian merelakan kesucianku kepada Reza. Aku
pun menarik rok gaunku hingga ke perutku sehingga kewanitaanku terpampang jelas sekali dihadapan Reza.“Ayo sayang. Linda mau orgasme lagi…” aku memohon pada Reza.
Reza segera merespon dengan duduk dihadapan selangkanganku dan mengatur posisi tubuh kami sehingga
penisnya sekarang berada di bibir kewanitaanku. Aku bisa merasakan penisnya yang kembali membesar
seperti saat aku mengoralnya barusan menyentuh celah vaginaku.Aku menghela nafas, menyiapkan diriku untuk menerima kenyataan bahwa keperawananku akan direnggut
sesaat lagi. Aku berusaha mengatur nafasku yang memburu untuk mengusir rasa takut dan cemas akibat
degup jantungku yang amat kencang.“Bagaimana, Linda? Sudah siap?” aku mengangguk pelan menjawab pertanyaan Reza akan kesiapanku.
“Reza… yang pelan ya? Jangan kasar…” pintaku kembali.
Aku tidak ingin Reza memperawaniku seperti sebuah pemerkosaan, yang kuinginkan hanya agar aku bisa
diperlakukan lebih lembut. Maklumlah, ini juga merupakan pengalaman pertamaku yang pasti akan berkesan
seumur hidupku.Untunglah, Reza tampaknya mengerti akan perasaanku. Ia mengangguk dan sorot matanya seolah
menenangkanku. Reza mulai mendorong pinggangnya ke depan. Sesaat penisnya berhasil membelah bibir
vaginaku, namun mungkin karena vaginaku licin akibat cairan cintaku, penis Reza malah meleset keluar
dari celah vaginaku. Mengakibatkan timbulnya suara tertahan dari mulutku.Reza kembali berusaha, namun tampaknya agak susah baginya untuk memasukkan penisnya kedalam vaginaku
karena diameter penisnya juga cukup lebar (walaupun masih kalah dengan penis yang kulihat di film
porno barusan), apalagi aku juga masih perawan sehingga liang vaginaku masih sempit.Setelah beberapa kali berusaha, Reza tampak kesal karena belum berhasil memperawaniku. Akhirnya ia
meraih batang penisnya dan mengarahkannya tepat dihadapan celah bibir kewanitaanku. Tangannya masih
kuat mencengkeram penisnya saat ia sekali lagi menggerakkan pantatnya ke depan dan…“AAGH!!!” aku membelalak dan menjerit keras saat merasakan rasa ngilu dan perih yang amat hebat
melanda vaginaku.Akhirnya selaput daraku robek dan keperawananku sekarang lenyap sudah terenggut oleh Reza. Aku bisa
merasakan penis Reza yang kini terjepit di vaginaku dan ujung penisnya didalam lubang pipisku.Reza kembali memajukan pinggulnya dengan pelan, mengakibatkan rasa sakit itu semakin mendera vaginaku.
Bahkan rasanya jauh lebih sakit daripada saat pantatku diperawani oleh spidol barusan.“Reza, Reza!! Sakit! Sebentar!! Aduuh!!” aku kembali meminta dengan panik pada Reza.
Air mataku meleleh akibat rasa perih itu.“Sebentar, Linda. Tenang ya, sebentar lagi…” jawab Reza sambil mendorong pinggangnya dengan pelan.
Penisnya semakin dalam memasuki vaginaku diiringi dengan jeritan piluku yang tersiksa oleh rasa sakit
itu. Kepalaku terbanting kekiri-kanan menahan rasa sakit, seolah menolak penetrasi Reza kedalam lubang
vaginaku.“Ohh…” Reza melenguh dan menghentikan dorongannya. Aku bisa merasakan sepasang buah zakarnya
bergelantungan di bongkahan pantatku dan paha kami yang sekarang saling bersentuhan.“Hhh…” aku mengambil nafas sejenak merasakan rasa sesak di vaginaku akibat besarnya penis Reza didalam
lubang pipisku.Aku akhirnya sadar kalau sekarang ini seluruh penis Reza sudah terbenam sepenuhnya didalam
kewanitaanku. Rambut-rambut kemaluannya yang baru tumbuh juga menggelitik selangkanganku. Untuk
beberapa saat, kami terdiam dalam posisi itu. Reza memberiku waktu untuk menyesuaikan diri dengan
keadaanku.“Linda…” panggil Reza pelan.
“Ya?”
“Hangat sekali rasanya didalam. Kamu lembut sekali, Linda…” pujinya.
Aku tidak bisa merespon jelas karena rasa perih yang menyiksa ini, namun bisa kulihat kalau Reza
tampak mencemaskan keadaanku.“Sakit ya?” tanyanya penuh perhatian
“I, iya, sakit sekali…” jawabku pelan.
“Sekarang kita sudah bersatu lho, Linda. Aku dan kamu sekarang jadi satu…” Aku mengangguk membenarkan
pernyataan Reza.Memang, sekarang tubuh kami sudah bersatu karena kemaluan kami masing-masing telah menyatukan tubuh
kami.“Reza… sakiit…” protesku pada Reza.
Reza terdiam, ia hanya mengusap air mataku.
“Sabar ya, Linda? Sebentar lagi pasti enak kok!” Reza lalu menarik penisnya sedikit vaginaku dan
dengan pelan dilesakkannya kembali kedalam liang vaginaku.Rasa pedih kembali menyengat vaginaku, namun Reza selalu berusaha menenangkanku. Aku merasa tampaknya
Reza juga tahu bagaimana sakitnya saat seorang gadis diperawani untuk pertama kalinya karena ia selalu
berusaha memompa penisnya selembut mungkin untuk mengurangi rasa sakitku.Lama kelamaan, muncul rasa nikmat dari vaginaku akibat gerakan penis Reza. Walaupun masih bercampur
dengan rasa perih, aku bisa merasakan bahwa sensasi baru ini berbeda dari saat vaginaku dioral dan
dipermainkan oleh jari Reza. Sensasi ini lebih menyentuh sekujur syarafku.Reza kembali membelai pahaku sambil menjilatinya pelan sehingga gairah seksualku kembali bangkit
perlahan.Cerita Sex Murid Nakal 2 Rasa perih itu semakin hilang dan digantikan dengan sensasi baru di tubuhku. Rasa geli, sakit dan
sesak yang melanda vaginaku memberikan sensasi tersendiri yang mengasyikkan. Reza yang melihat bahwa
aku sudah terbiasa akan pergerakannya mulai leluasa mengatur gerakannya.Sekarang penisnya ditarik keluar hingga hanya tersisa pangkal penisnya saja dalam vaginaku otomatis
bibir vaginaku ikut tertarik keluar. Tiba-tiba, Reza mendorong pantatnya mendadak dengan cepat
sehingga penisnya kembali menghunjam liang vaginaku dengan keras.“Hyahh…” jeritku kaget, namun sekarang rasanya tidak lagi perih seperti tadi.
Reza mulai menggerakkan penisnya dengan tempo yang lebih cepat, membuatku akhirnya melenguh-lenguh
nikmat merasakan sensasi di vaginaku.“Oohh…ahhh….aahh…aakhh…” aku mendesah-desah keenakan saat penis Reza menghunjam vaginaku.
Sesekali Reza berhenti menggerakkan pinggangnya saat penisnya tertanam penuh dalam vaginaku dan mulai
menggoyang-goyangkan pantatnya sehingga penisnya seolah mengaduk-aduk isi liang vaginaku, membuatku
semakin melayang diatas awan kenikmatan seksual.Semakin lama, kurasakan tempo goyangan penis Reza semakin cepat keluar-masuk vaginaku dan menggesek
klitorisku saat memasuki vaginaku. Tubuhku juga berguncang mengikuti irama pompaan penis Reza seiring
dengan desahan-desahan erotis dari bibirku.Malah, saat Reza menghentikan gerakan penisnya, secara otomatis aku menurunkan pinggulku menjemput
penisnya, seolah tidak rela melepaskan penisnya itu.Reza terlihat puas melihatku yang sekarang sudah berhasil ditaklukkan olehnya. Tidak terasa sudah
sekitar 10 menit sejak penis Reza memasuki vaginaku pertama kalinya. Reza masih dengan giat terus
menggerakkan penisnya menjelajahi vaginaku. Sementara aku sendiri sudah kewalahan menerima serangan
kenikmatan di vaginaku, orgasmeku sudah siap meledak kapan saja.“OH! AAKHHH…!!!” akhirnya aku menjerit keras dan tubuhku terbanting-banting saat aku merasakan
gelombang kenikmatan yang melanda seluruh simpul syarafku, mengiringi ledakan orgasmeku untuk kedua
kalinya.Tanpa bisa kukontrol, kakiku menendang bahu Reza sehingga Reza terpelanting ke ranjang. PLOP! Otomatis
terdengar suara pelepasan penisnya yang tercabut keluar dari vaginaku seiring dengan rebahnya tubuh
Reza di ranjang.Cairan cintaku yang hangat kembali terasa meluap dari celah kewanitaanku. Reza bergerak menjauh
sedikit membiarkan tubuhku bergerak liar meresapi kenikmatan orgasme yang saat ini kurasakan.Setelah merasakan ledakan orgasme itu, tubuhku kembali melemas, serasa tenagaku lenyap seluruhnya.
Nafasku terasa berat dan degup jantungku juga masih saja kencang. Reza membiarkanku beristirahat
sesaat untuk mengembalikan staminaku.“Waah, nggak nyangka nih! Padahal tampangnya alim, tapi rupanya Linda memang galak kalau orgasme!”
Reza menggodaku .“Gimana? Enak nggak rasanya?” tanyanya padaku.
Aku mengangguk pelan sambil tersenyum kecil.
“Mau lagi?” kembali Reza bertanya menantangku.
“Mau…” jawabku mengiyakan.
“Nah, sekarang ikut aku kak!” Reza menarik tanganku turun dari ranjang dan melepas ikatan kedua
tanganku.Aku lalu digandengnya kehadapan meja rias bu Diana. Meja rias itu delengkapi sebuah cermin besar
sehingga aku bisa melihat penampilanku dengan jelas dihadapan cermin itu.“Linda, sekarang coba kamu menungging!” aku pun membungkukkan badanku dan menumpukan tubuhku pada
kedua lenganku yang menekan meja rias bu Diana, sehingga aku dalam posisi menungging dihadapan cermin
meja rias itu.“Lebarkan pahamu dan coba lebih menunduk!” kembali Reza memberi perintah yang segera kuturuti, pahaku
kulebarkan dan aku semakin menunggingkan tubuhku.Reza lalu menyingkapkan rok gaunku dan menaikkan petticoatku dari belakang dan menjepitnya dengan pita
gaunku, sehingga kembali pantat dan vaginaku terpampang jelas dihadapannya. Reza lalu berdiri
dibelakangku, aku bisa melihat tubuhnya yang berdiri dibelakang pantatku lewat cermin itu. Tampaknya
Reza memang ingin agar aku bisa melihat keadaan sekitarku lewat cermin itu.“Auuch…” aku merintih pelan saat penis Reza kembali menghunjam vaginaku dari belakang.
Sekarang Reza memegang pinggulku dan menggerakkannya maju mundur sehingga vaginaku dihentak-hentakkan
oleh penisnya.“Aw… aakhh… aawww…” rintihku saat gesekan antara kemaluan kami kembali menimbulkan sensasi kenikmatan
yang melanda tubuhku.
Suara beturan tubuh kami juga menggema didalam kamar itu mengikuti desahan-desahan yang keluar dari
bibirku.“Linda, coba kamu lihat cermin.” Perintah Reza sambil terus memompaku.
Aku menatap cermin dan aku bisa melihat ekspresi wajah cantikku yang tampak dilanda kenikmatan di
tubuhku. Aku bisa melihat mataku yang sayu dan bibirku yang megap-megap berusaha mencari nafas dan
melontarkan desahan-desahanku.“Apa yang kamu lihat di cermin itu?” tanyanya
“Linda… aakh… Linda jadi… pengantin… Reza… auuhh…” jawabku terbata-bata.
“Oh ya? Apa yang sedang dilakukan Linda, pengantin Reza itu?”
“Oohh… Linda… Linda sedang disetubuhi… aww… Reza… ahh…”
“Bagaimana menurutmu, penampilanmu sekarang?”
“Linda… Linda jadi… aww… cantik sekali… Linda… suka… gaun Linda… juga… ahh… indah…”
“Linda senang tidak jadi pengantin?” ujar Reza.
Aku hanya menganggukkan kepalaku merespon pertanyaan Reza karena mulutku sekarang sedang sibuk
mendesah penuh kenikmatan.Memang dengan penampilanku sebagai pengantin saat ini, aku tampak cantik sekali. Saat aku melihat
wajah cantikku itu tampak dikuasai oleh gairah seksualku, entah kenapa aku semakin terangsang. Apalagi
saat aku melihat diriku yang sedang disetubuhi dari belakang oleh Reza, dalam balutan busana
pengantinku yang indah, gairah seksualku semakin meningkat drastis.“Oouch… ahhh…aww…” aku berusaha menggapai orgasmeku, namun Reza malah berusaha bertahan agar aku tidak
mencapai orgasmeku dengan cepat.Sesekali gerakannya dipercepat, namun saat merasakan aku akan mencapai orgasmeku, ia segera
menghentikan serangan penisnya di vaginaku. Akibatnya siksaan orgasmeku semakin mendera tubuhku.“Rezay… kamu jahaat… auuch… Linda mau orgasmee…hyaah…” aku memprotes perlakuan Reza padaku.
“Iyaa… soalnya Linda kan sudah orgasme dua kali! Reza juga mau! ” balasnya.
Memang benar, dari tadi Reza terus memberi pelayanan yang membuatku mencapai orgasme dua kali, namun
dia sendiri hanya sekali berejakulasi dalam mulutku. Tiba-tiba, Reza menghentikan gerakannya, sehingga
aku mendesah tertahan sejenak. Aku cemas karena tampaknya Reza tidak berminat lagi meneruskan
pompaannya.“Sekarang, giliran Linda yang gerak, ya?” pinta Reza yang segera kurespon dengan senang hati.
Goyangan maju-mundur pantatku pun menjemput dan mempermainkan penisnya dalam vaginaku.Aku merasa lega karena setidaknya vaginaku masih bisa merasakan kenikmatan dari persetubuhanku dengan
Reza. “Linda, ayo lihat cerminnya lebih dekat!” kembali aku menuruti perintah Reza.Wajahku kudekatkan pada cermin itu sehingga cermin itu mengembun akibat hembusan nafasku. Aku bisa
melihat pantatku yang kini bergerak maju-mundur dan ekspresi nikmat di wajah Reza.“Linda suka lihat cerminnya?”
“Iyaa… wajah Linda cantiik… eeghh… dan nakaal…”
“Jadi, Linda cewek yang nakal yaa?” tanyanya sedikit menggodaku sambil menghentakkan penisnya secara
tiba-tiba di vaginaku.“Aww… iyaa… Linda memang nakaal…” celotehku tanpa pikir panjang.
“Bagaimana, rasanya enak tidak dientot, Linda?”
“Mmm… aah…enaak… nikmaaat… Linda sukaa…”
“Kalau begitu, boleh kan kalau Reza mengentoti Linda lagi?” selorohnya.
“Boleeh… Linda… auuh… boleh dientot Reza… kapaan saja… Linda kan… sudah jadi… pengantin Reza… oh…”
jawabku yang sekarang sudah sepenuhnya takluk oleh Reza.“Kalau begitu, Linda tidak boleh selingkuh dengan orang lain ya?”
“Iyaa… ooh… Reza sayaang… Linda cuma mau dientot Reza sajaa… nggak mau sama cowok laiin…” secara
otomatis aku menyatakan kesetiaanku pada Reza.Reza terus mempermainkan mentalku sambil mempermalukanku. Anehnya, dipermalukan sedemikian rupa, malah
semakin merangsangku dan aku semakin mempercepat gerakan pantatku walaupun sendi-sendi paha dan
pinggangku terasa ngilu akibat kelelahan. Akhirnya Reza mencengkeram pinggulku dan menghentikan
pergerakanku.“Rezay… kenapaa?” tanyaku penuh kekecewaan.
“Sekarang giliranku ya, Linda?” aku hanya mengangguk pelan mengiyakan permintaan Reza.
Ada untungnya juga bagiku karena tubuhku sudah amat lelah dan aku juga merasa aku tidak bisa
melanjutkan gerakanku lebih lama lagi. Reza kembali menggerakkan pinggulku maju-mundur dengan cepat
sehingga aku semakin kewalahan.Dengan nakalnya, Reza melesakkan jari telunjuknya kedalam lubang pantatku. Tidak seperti tadi, anusku
yang sekarang sudah amat becek akibat lelehan cairan cintaku yang sekarang juga meluber ke anusku.Lubang pantatku dengan mudahnya menelan jari telunjuk Reza sehingga kembali rasa perih yang sedikit
nikmat melanda anusku. Jari telunjuk itu lalu digerakkan seirama dengan gerakan penisnya di vaginaku
sehingga aku semakin tenggelam dalam kenikmatanku.Desahan-desahanku semakin keras karena sensasi di selangkanganku saat ini dimana penis Reza masih
terbenam dalam vaginaku, sementara jari telunjuknya berputar-putar menjelajahi isi pantatku apalagi
saat jarinya mempermainkan saraf di sekitar lubang pantatku. Saat aku mengejan, Reza malah semakin
memasukkan jarinya lebih dalam kedalam pantatku sehingga sensasi rasa geli dan sakit di anusku kian
menjadi.Aku semakin kewalahan dengan rasa nikmat yang datang menguasai tubuhku apalagi aku bisa merasakan
otot-otot tubuhku yang menegang lebih keras dari sebelumnya, aku mengepalkan tanganku dengan keras
menahan desakan dari dalam tubuhku. Namun sekuat-kuatnya aku berusaha menahan diri, akhirnya
pertahananku runtuh juga.“Ahhk… aah… AKHHH!!!” dengan diiringi teriakanku, orgasmeku kembali meledak.
Aku merasakan vaginaku berdenyut keras seolah menyempit dan penis Reza semakin terjepit erat di
dinding kewanitaanku. Tubuhku langsung dialiri oleh ledakan rasa nikmat dan kelegaan yang luar biasa.“OOKH… Lindaa…” Merasakan sensasi jepitan vaginaku saat orgasme, Reza akhirnya tidak bisa menahan
dirinya.Sekali lagi dihentakkannya penisnya sekeras mungkin kedalam vaginaku dan saat itu pula aku merasakan
cairan hangat menyembur dari penis Reza memenuhi rahimku.Reza pun mencabut jarinya dari lubang pantatku sebelum menarik penisnya keluar dari vaginaku setelah
spermanya telah tertuang sepenuhnya kedalam rahimku. Aku tidak tahan lagi melawan rasa lelah tubuhku.Setelah mencapai orgasmeku itu tubuhku serasa kehilangan seluruh tenagaku. Aku pun jatuh lunglai tanpa
tenaga di lantai kamar bu Diana. Reza menghampiriku yang masih tergeletak lelah dan mencium bibirku
sekali lagi dengan lembut sambil melumat bibirku. Aku menggerakkan bibirku membalas kecupan Reza
dengan pelan sebelum rasa lelah mengalahkanku sehingga aku pun tertidur kelelahan.Aku terbangun saat kurasakan sentuhan lembut di pipiku. Saat aku membuka mataku, aku melihat Reza
sedang duduk disampingku yang kini terbaring di ranjang bu Diana. Aku masih berbusana pengantin
lengkap seperti sebelumnya.Melihatku yang terbangun, Reza segera membelai kepalaku dengan penuh kasih sayang. Aku merasa terkesan
dengan perhatiannya, belaiannya terasa lembut melindungiku seolah menjawab perasaanku sebagai seorang
wanita yang ingin dilindungi dan diperhatikan oleh seorang kekasih.
Akhirnya kusadari kalau aku telah jatuh cinta pada Reza. Walaupun bisa disebut sebagai cinta terlarang
antara guru dan murid, namun bagiku hal itu sekarang bukan lagi hambatan bagiku. Aku hanya ingin agar
bisa bersama dengan Reza selama mungkin.Lagipula, dialah yang telah membuatku menjadi pengantinnya dan merenggut keperawananku yang tadinya
kujaga dengan baik demi calon suamiku dimasa depan. Jadi, wajar saja kalau dia berhak menerima
cintaku.“Linda, kamu akhirnya bangun juga…” panggil Reza pelan.
“Ya, sayang…” jawabku manja sambil melihat wajahnya.
“Kamu suka tidak sama Reza?” tanyanya dengan mimik cemas.
“Linda cinta Reza kok! Linda mau jadi pengantin Reza selamanya!” jawabku mantap.
“Benar?” tanyanya dengan ragu.
“Iyaa… kan Linda sudah jadi pengantin Reza? Niih lihaat!” jawabku nakal sambil memamerkan gaun
pengantinku.Reza tersenyum melihat tingkahku itu dan ia segera mencium bibirku. Sekali lagi kami berciuman diatas
ranjang itu dan kali ini, tidak ada paksaan atas diriku untuk memadu kasih dengan Reza. Perasaanku
terhadap Reza telah berubah seluruhnya menjadi perasaan cinta sepenuh hatiku.Sekarang aku adalah seorang pengantin wanita bagi seorang lelaki yang telah berhasil menaklukkan
hatiku dengan kehebatannya bercinta denganku. Reza juga tampak bahagia karena berhasil menjadikanku
sebagai kekasih hidupnya. Ya, sekarang aku telah menjadi pengantin muridku, Reza!cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,
-
Video Bokep Eropa melihat dan mempelajarinya mengentot
-
Video Bokep Eropa dakota skye dan aspen ora sedang asik disofa