Author: Kisah Memek

  • Kisah Memek Keponakan Tante Rini HOT

    Kisah Memek Keponakan Tante Rini HOT


    2374 views

    Duniabola99.com – Kenalkan, nama saya Boy, teman-teman biasa memanggilku Mas Boy. Saya seorang pemuda berusia 25 tahun dengan tinggi badan 170 cm dan berat 55 kg. Meski usia saya kini sudah seperempat abad, namun pengetahuan saya dalam dunia percintaan masih sangat minim dan belum punya banyak pengalaman yang layak dibanggakan sebagaimana layaknya anak muda jaman sekarang.


    Sekarang saya sedang bekerja pada sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa. Sebut saja nama perusahaan itu adalah Sepinggan tours and travel service. Jarak kantor itu sekitar 5 km dari tempat tinggal saya.

    Kini saya tinggal dengan Om saya, saya biasa memanggilnya om Rudy, ia adalah adik kandung dari Ibu saya). Om Rudy sehari-hari bekerja sebagai Kepala sekolah di sebuah SMK Negeri yang cukup terkenal di kota kami, sementara tante saya, sebut saja namanya tante Rini bekerja sebagai perawat di sebuah RS swasta. Kedua anaknya (sepupu saya) tinggal kost di kota lain karna mereka tidak mau kuliah di kota kami (entah karena alasan apa). Sejak kedua anaknya kuliah dan tinggal di kota lain, om dan tante saya hanya tinggal bertiga dengan seorang pembantu.

    Sekitar dua bulan kemudian Om Rudy mengajak saya agar saya tinggal bersama mereka, dengan alasan daripada saya harus kost di luar, lebih baik saya tinggal di rumah om saya saja karena di rumahnya ada kamar yang kosong, kata om Rudy memberi alasan. Sejak saat itu jumlah penghuni rumah bertambah satu orang.

    Sebulan kemudian, tante Rini membawa keponakannya ke rumah, jadi sekarang ada lima orang yang tinggal di rumah itu. Sejak kedatangan keponakan tante Rini, suasana jadi kembali ramai, tidak seperti dulu lagi ketika belum ada keponakan. Nama keponakan tante Rini adalah Endang, usianya 15 tahun, ia sudah duduk di kelas dua SMKK Negeri. Endang adalah seorang gadis yang cantik, cerdas, rajin dan baik hati pada semua orang.

    Suatu ketika, om Rudy dan tante Rini pergi menghadiri acara perpisahan siswa kelas II di sekolah tempat om saya bekerja. Ia sempat mengajak saya, namun saya menolak dengan alasan saya agak lelah, lalu tante Rini mengajak Endang, namun Endang juga menolak dengan alasan Endang lagi ada tugas dari sekolah yang harus diselesaikan malam itu juga karena besok tugas itu sudah harus dikumpulkan.

    Sebelum om dan tante meninggalkan rumah, mereka tidak lupa berpesan agar kami berdua berhati-hati, karena sekarang banyak maling yang pura-pura datang sebagai tamu, namun ternyata sang tamu tiba-tiba merampok setelah melihat situasi yang memungkinkan. Setelah selesai berpesan, om dan tante pun pergi sambil menyuruh saya menutup pintu.


    Sejak kepergian om dan tante saya, rumah jadi hening, kini hanya ada suara TV, namun sengaja saya kecilkan volumenya karena Endang sedang belajar. Saya hanya duduk di ruang depan menonton sebuah sinetron yang ditayangkan salah satu stasiun TV swasta. Saya sempat menyaksikan adegan panas seorang lelaki paruh baya yang sedang asyik berselingkuh dengan seorang gadis yang ternyata teman sekantornya sendiri.

    Karena terlalu asyiknya saya nonton TV, sehingga saya sangat kaget ketika sebuah tangan menepuk pundak saya. Setelah saya lihat ternyata Endang, ia tersenyum manis sambil menarik lenganku dengan manja menuju kamarnya. Saya jadi deg-degan setelah melihat penampilannya, ternyata ia hanya mengenakan celana pendek ketat warna coklat muda dengan kaos orangenya yang super ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhnya tampak begitu jelas.

    Sejenak saya terpana melihat tubuhnya yang nyaris sempurna. Saya amati pinggangnya bagai gitar spanyol dengan paha yang kencang, mulus, dan bersih. Selain itu juga tampak buah dadanya sangat menantang. Sepertinya ukuran BH-nya 34B. Pemandangan itu sempat mengundang pikiran jahat saya. Bagaimana rasanya kalo saya menikmati tubuhnya yang nyaris sempurna itu. Namun saya berusaha menyingkirkan pikiran itu karena saya pikir bahwa dia adalah sepupu ipar saya, tinggal serumah dengan saya dan saya pun menganggapnya sudah seperti adik kandung saya sendiri.

    “Ada apa sih? Kok kamu mengajak saya masuk ke kamar kamu?” kataku agak bingung sambil berusaha melepaskan tangan saya.

    Sebenarnya bukan karena saya menolak tetapi hanya karena grogi saja. Maklum saya belum pernah masuk ke kamar Endang sebelumnya.

    “Kak, Endang mau minta tolong nih!” katanya sambil menatapku manja.
    “Kakak mau ngga membantu saya menyelesaikan tugas ini, soalnya besok udah harus dikumpul.” kata dia setengah merengek.
    “Oh, maksudnya kamu mau minta tolong agar saya membantu kamu mengerjakan tugas itu? Okelah. Saya akan membantumu dengan senang hati, saya kan sudah berjanji untuk selalu menolongmu.” kataku mantap.
    “Asyik, makasih ya kak.” kata Endang sambil menciumku.

    Kontan saya merasa tersengat aliran listrik karena meskipun umur sudah 25 tahun, saya belum pernah mendapat ciuman seperti itu dari seorang gadis, apalagi ciuman itu datangnya dari gadis secantik Endang. Saya pun segera membantunya sambil sesekali curi padang padanya, namun sepertinya ia tidak menyadari kalau saya memperhatikanya.

    Setelah kami mengerjakan tugas itu sekitar 30 menit, tiba-tiba Endang berhenti mengerjakan tugas itu. Ia mengeluh sambil memegangi keningnya.

    “Kak, Endang pusing nih, boleh ngga kakak pijitin kepala Endang?” katanya sambil merapatkan badannya ke dada saya.

    Sempat saya merasakan gesekan dari payudaranya yang cukup kencang namun terasa lembut.


    “Emang kenapa kok Endang tiba-tiba pusing?” tanya saya agak heran.
    “Ayo kak, tolong pijatin donk, kepala Endang pening!”
    “Oke, dengan senang hati lagi.” kataku penuh antusias.

    Saya lalu mulai menekan-nekan keningnya dengan tangan kiri saya dan tangan kanan. Saya menahan lehernya agar badannya tidak bergoyang. Sesekali saya juga mengelus pundaknya yang putih bersih.

    “Kak, belakang leher Endang juga kak, soalnya leher Endang agak kaku nih.” katanya sambil menuntun tangan saya pada lehernya.

    Setelah saya memijatnya sekitar lima menit, ia lalu berdiri sambil menarik tangan saya. Katanya,

    “Kak, Endang baring di ranjang aja ya? Biar pijitnya gampang.”
    “Terserah Endang ajalah.” kata saya sambil mengikutinya dari belakang.

    Lagi-lagi saya terkesima melihat pinggulnya yang sungguh aduhai.

    Ia lalu berbaring telungkup di atas ranjang sambil menyuruh saya memijat leher dan punggungnya. Sesekali saya melihat dia menggerakkan tubuhnya, entah karena sakit atau karena geli. Saya tidak tahu pasti, yang jelas saya juga sangat senang memijat punggungnya yang sangat seksi.

    Entah karena gerah atau bagaimana, tiba-tiba saja ia bangun. Katanya,

    “Kak, Endang buka baju saja ya? Sekalian pakai balsem biar cepat sembuh.”
    “Mungkin Endang masuk angin.” katanya sambil melepaskan kaosnya, lalu kembali berbaring di depan saya.

    Saya terkesima melihat kulit tubuhnya yang kuning langsat. Dalam hati saya berpikir alangkah bahagianya saya kalau kelak mempunyai istri secantik Endang. Saya terus memijatnya dengan lembut. Sesekali saya memutar-mutar jari-jari saya di tepi rusuknya. Setiap saya meraba sisi rusuknya, ia kontan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Kadang juga pinggulnya ditarik. Maklum, ia belum terbiasa disentuh laki-laki. Saya juga sudah mulai merasakan penis saya mulai bergerak-gerak dan kini sudah semakin tegang.

    Tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah saya. Katanya,

    “Kak, Endang buka aja BH-nya ya kak? Soalnya gerah nih.”
    “Terserah Endang lah.” kata saya.

    Kini kami saling berhadap-hadapan, ia berbaring menatap ke arah pandangan saya dan saya berlutut di samping kanannya. Dia hanya tersenyum manja, saya pun membalas senyumanya dengan senyuman yang entah seperti apa modelnya, soalnya saya sudah tidak konsen lagi karena nafas saya sudah mulai tidak menentu. Sepertinya nafas Endang juga sudah mulai tidak terkendali, saya melihat bukitnya yang nampak berdiri kokoh dengan pucuk warna merah jambu kini sudah mulai turun naik.

    Saya sempat grogi dibuatnya, bagaimana tidak, selama ini saya belum pernah melihat pemandangan seindah ini. Di depan saya kini tergeletak seorang gadis yang tubuhnya begitu memabukkan dengan desahan nafas yang membuat batang kejantanan saya sudah berdenyut-denyut. Seakan-akan penis saya mau lompat menerjang tubuh Endang yang terbaring mengeliat-geliat, sungguh darah muda saya mulai berdesir kencang. Kini saya mulai merasakan detak jantung saya sudah tidak beraturan lagi.


    “Kenapa kak?” katanya sambil tersenyum manja.
    “Ngga, ngga papa kok.” kata saya agak grogi.
    “Sudahlah, ayo Kak pijitnya yang agak keras dikit.”
    “Iya, iya” jawab saya.

    Saya lalu mulai mengelus-elus perutnya yang putih bersih itu, tanpa sengaja saya menyenggol gundukan di dadanya.

    “Ahh..” katanya sambil menggeliatkan tubuhnya.

    Saya dengan cepat memindahkan tangan, tetapi ia kembali menariknya.

    “Tidak apa-apa kak, terusin saja.” katanya.

    Wah, benar-benar malam ini adalah malam yang sangat menyenangkan bagi saya karena tidak pernah terlintas di dalam pikiran saya akan mendapat kesempatan seperti ini. Kesempatan untuk mengelus-elus tubuh Endang yang sangat meransang.

    “Saya tidak boleh melewatkan kesempatan sebaik ini,” kata saya dalam hati.

    Kini Endang semakin merasakan rabaan jari-jari saya, saya melihat dari desahan nafasnya dan dari tubuhnya yang sudah mulai hangat. Entah setan apa yang membuat Endang lupa diri, dia tiba-tiba menarik wajah saya, lalu mengusapnya dengan jari-jarinya yang lembut dan mulai mencium dan menggigit bibir saya.

    Saya hanya pasrah dan terus terang saya juga sebenarnya sangat menginginkanya, namun selama ini saya pendam saja karena saya menghargainya dan menganggapnya sebagai adik saya sendiri. Tetapi saat ini pikiran itu telah sirna dari kepala saya yang dialiri oleh gelora darah muda saya yang menggelora. Ia terus mencium saya dan kini ia melepaskan kaos yang saya pakai lalu membuangnya di samping ranjang.

    “Endang, ada apa ini?” tanya saya setengah tidak percaya dengan apa yang sedang ia lakukan.

    Tetapi ia tidak memperdulikan kata-kata saya lagi. Melihat gelagat Endang yang sudah di luar batas kendali itu, saya pun tidak mau tinggal diam. Saya mulai membalas ciumannya, melumat bibirnya dan menghisap lehernya yang putih bersih.

    Saya merasakan penis saya semakin keras dan berdenyut-denyut. Endang terus mencium bibir saya dengan nafas tersengal-sengal. Saya pun tidak mau kalah, saya mulai meremas-remas payudaranya yang masih kencang dan menantang. Kini saya mulai mengisap pucuknya.

    “Achh..” ia menggeliat.

    Saya melihat Endang semakin menikmati perbuatannya. Sesekali ia menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil mendesah nikmat. Endang melihat penis sudah mendongkrak celana pendek saya, ia lalu menyelipkan tangannya ke dalam CD saya dan ia kini sudah menggenggam penis saya yang berdiri tegak dengan otot-otot yang berwarna kebiruan. Ia lalu menarik celana pendek dan CD saya dan kemudian melemparkannya ke lantai.


    Ia kembali menangkap penis saya dan mengocoknya dengan jari-jarinya yang lembut.

    “Aachh.. achh..” benar-benar nikmat rasanya.

    Saya merasakan penis saya semakin tegang dan semakin panjang. Ia terus mempermainkan milik saya yang sudah berdenyut-denyut dan mulai mengeluarkan cairan bening. Saya pun tidak mau ketinggalan. Saya lalu menyelipkan jari-jari saya ke selangkangannya. Saya merasakan lubang kemaluannya sudah hangat dan sudah sangat basah dengan cairan warna bening mengkilat. Rupanya ia sudah benar-benar sangat terangsang dengan permainan kami.

    Dengan nafas yang tersengal-sengal, saya lalu melorotkan celana Endang lalu meremas-remas pahanya yang putih mulus dan masih kencang. Saya tidak sanggup lagi menahan nafsu saya yang sudah naik ke ubun-ubun saya. Dengan sekali tarik, saya berhasil melepaskan CD-nya Endang. Kini ia benar-benar bugil. Saya sejenak terpana menyaksikan tubuhnya yang kini tanpa sehelai benang, dengan kulit kuning langsat, halus, bersih dan bentuk badan yang sangat seksi sungguh nyaris sempurna.

    Saya benar-benar tidak tahan melihat vaginya yang ditumbui rambut tipis dan halus dengan bentuknya yang mungil berwarna coklat agak kemerah-merahan. Kembali penis saya berdenyut-denyut, seakan meronta-ronta ingin menerjang lubang nikmat Endang yang masih terkatup rapat.

    Saya sangat gemas melihat liang kemaluannya dan kini saya mulai mengusap-usap bibirnya dan meremas klitorisnya. Lubang nikmat Endang sudah sangat basah. Saya melihat Endang semakin terlelap dalam nafsunya. Ia hanya mengerang nikmat.

    “Achh.. achh.. ohh.. ohh..”

    Saya terus menjilat klitorisnya. Ia hanya mendesah, “Achh.. achh..” sambil menarik-narik pinggulnya.


    “Kak, ayo masukin kak!” sambil menarik penis saya menuju bibir kemaluannya.
    “Oke sayang,” lalu saya membuka kakinya.

    Kemudian saya melipat kakinya dan menyuruhnya supaya ia membuka pahanya agak lebar. Saya lalu menarik pantat saya dan merapatkannya pada selangkangan Endang. Ia dengan cekatan meraih batang kemaluan saya lalu menempelkannya di bibir kemaluanya yang masih sangat rapat namun sudah basah dengan cairan lendirnya.

    “Pelan-pelan ya kak, Endang belum biasa.”
    “Iya sayang,” kata saya sambil mengecup bibirnya yang merekah basah.

    Saya kemudian mendorongnya pelan-pelan.

    “Achh.. sakit kak.”
    “Tahan sayang.”

    Saya lalu kembali mendorongnya pelan-pelan dan kini batang saya sudah bisa masuk setengahnya. Endang hanya menggeliat dan menggigit bibirnya. Saya terus mendorongnya sambil memeluk tubuhnya. Sesekali saya menyentaknya agak keras.

    “Achhkk.. sakit kak, pelan-pelan donk!” memang kelaminnya masih sangat rapat, maklum ia masih perawan.
    “Tahan ya sayang,” saya mencoba menenangkannya sambil memegang pinggulnya erat-erat.
    “Akk..” Endang meringis keras.

    Ia memukul dada saya dengan keras sambil menarik pantatnya.

    “Sakit kak, sakitt..”

    Saya merasakan batang kejantanan saya menembus sesuatu yang kenyal dalam lubang kenikmatan Endang. Rupanya batang saya telah berhasil menembul selaput daranya. Dari liang sorga Endang tampak mengalir darah segar. Saya terus menggoyang-goyangkan pinggul saya maju mundur sambil menciumi bibirnya dan meremas-remas gunungnya yang sangat menantang itu.

    Sesekali saya melihat dia merapatkan kedua pahanya sambil mengigit bibirnya. Benar-benar milik Endang sungguh nikmat, saya merasakan vaginanya semakin basah dan licin, namun tetap saya merasakan kejantanan saya terjepit dan kadang seperti dihisap oleh vaginanya Endang.

    Kini saya merasakan batang kemaluan saya sudah berdenyut-denyut sepertinya ingin memuntahkan sesuatu, namun saya tetap menahannya dengan mengurangi irama permainan saya.

    “Terus kak, terus..” ia menggeliat.


    Saya melihat kedua kakinya mengejang. Gerakan saya kembali saya pacu, membuat payudaranya agak bergoyang dan sepertinya semakin membesar berwarna kemerah-merahan.

    “Achh.. achh.. Kak cepat kak, cepat kak.” sambil menggeliat.

    Ia merapatkan pahanya. Dia mulai menggerak-gerakkan tangannya mencari pegangan. Akhirnya ia memelukku dengan erat dan mengangkat kedua kakinya. Sambil menggigit bibirnya, ia memejamkan matanya. Saya merasakan kalau kini badannya sudah kaku dan hangat. Akhirnya Endang memelukku erat-erat dan mengangkat pantatnya sambil berteriak.”Achhkk..”

    Saya merasakan badannya bergetar dan sepertinya ada sesuatu yang hangat menyentuh batang kejantanan saya, rupanya Endang sudah orgasme. Saya semakin tidak kuat menahan denyutan dari buah kejantanan saya, akibat kenikmatan yang diberikan Endang sangat luar biasa, batang saya semakin berdenyut-denyut dan kini saya benar-benar tidak sanggup lagi menahannya.

    Lalu saya mempercepat gerakan saya dan mendorong penis saya lebih dalam lagi sambil menarik tubuh Endang dengan erat ke dalam pelukan saya. Saya merasakan kenikmatan yang sangat dahsyat itu. Kini semuanya mengaliri dan menggetarkan seluruh tubuh saya mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki saya.
    Akhirnya,

    “Srett.. srett.. srett..”

    Kejantanan saya mengeluarkan cairan hangat dalam lubang kemaluan Endang. Saya sempat bingung dan takut karena telah menikmati tubuh Endang secara tidak sah. Namun rasa nikmat itu lebih dahsyat sehingga pikiran itu segera sirna. Saya hanya tersenyum lalu mengecup bibir Endang dan mengucapkan terima kasih pada Endang.

    Tampak tubuh Endang basah dengan keringatnya tetapi terlihat wajahnya berseri-seri karena puas. Endang hanya merapatkan kedua tangannya ke sisi tubuhnya. Ketika saya mencabut batang kejantanan saya dari vaginanya ia hanya tersenyum saja. Astaga, saya melihat di sprey Endang terdapat bercak darah. Tetapi segera Endang bangun dan menenangkan saya.

    “Tenang mas, nanti saya cuci, tak akan ada yang mengetahuinya.” katanya sambil meletakkan jarinya di kedua bibir saya.

    Kami berdua lalu menuju ke kamar mandi. Di situ kami masih sempat melakukannya sekali lagi, lalu akhirnya kami kembali mandi dan kembali ke kamarnya Endang. Setelah saya mengambil baju dan celana, saya pun menuju ruang tamu. Tidak lama kemudian keluarlah Endang dari kamarnya lalu mengajak saya makan malam berdua. Katanya, ia sengaja duluan makan karena tidak ingin bertemu dengan om dan tante malam ini. Mungkin Endang malu dan takut kalau perbuatan kami ketahuan. Setelah makan, ia kembali ke kamarnya. Entah ia tidur atau belajar, saya tidak tahu pasti.


    Tidak lama kemudian, om dan tante saya datang. Mereka menceritakan keadaan pesta itu yang katanya cukup ramai dibanding tahun lalu karena tahun ini siswanya lulus 100 persen dengan nilai tertinggi di kota kami. Om saya menanyakan Endang, tetapi saya katakan mungkin ia sudah tidur sebab tadi setelah makan ia sempat mengatakan kepada saya bahwa ia agak lelah. Om saya hanya menggangguk lalu menuju kamarnya, katanya ia juga sudah makan dan kini ia pun ingin istirahat.

    Saya tersenyum puas dan kembali menonton sebentar, lalu masuk kamar saya. Di dalam kamar, saya tidak bisa tidur membayangkan kejadian yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu. Malam ini saya sangat senang karena telah merasakan sesuatu yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya dan pengalaman yang sangat manis ini tentu tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup saya.

  • Foto Ngentot Masseuse Sienna Day memberikan klien hot handjob d berciuman di kamar mandi

    Foto Ngentot Masseuse Sienna Day memberikan klien hot handjob d berciuman di kamar mandi


    1599 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang toketnya gede melakukan pijitan plus plus untuk kliennya dirumah dan melakukan entotan yang hot didalam kamar mandi dan menumpahkan sperma yang banyak keperutnya.

  • Kisah Memek Bibiku Pendamping Setiaku

    Kisah Memek Bibiku Pendamping Setiaku


    2656 views

    Duniabola99.com – Bermula dari 5 tahun silam, ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di Jakarta saat itu umurku baru 18 tahun dan baru lulus SMA. Sebagai seorang pemuda perantau yang masih lugu, saya ke pulau Jawa untuk melanjutkan studi dan mengadu nasib. Paman dan Bibi yang tinggal di sebuah kota kecil B sebelah timur Jakarta. Dengan berbekal alamat rumah Paman, saya memutuskan untuk langsung berangkat ke kota B dengan menggunakan bis.


    Tiba di kota B sudah menjelang sore hari, kedatanganku disambut dengan baik oleh Paman dan bibiku, sudah sebulan aku tinggal dirumah mereka dan aku diperlakukan sangat baik oleh mereka maklum mereka tidak memiliki anak, sehari-hari kusibukan diriku dengan membantu bibik berbelanja kebutuhan warung di agen sambil menunggu panggilan kerja, selama aku tinggal dirumah mereka ku perhtikan Pamanku sangat jarang berada di rumah tekadang dalam seminggu hanya sekali pamanku berada di rumah, saat itu tidak ada dalam pikiranku kalau paman memiliki dua isteri karena yang kutahu hanya Bibik lah isteri Paman satu-satunya dan aku pikir mungkin karena kesibukan Paman sebagai sopir Ekspedisi lah yang membuat Paman jarang pulang, menginjak bulan kedua aku mulai merasakan ada perubahan di rumah paman dan bibiku, pada suatu malam ketika Pamanku pulang kerumah setelah seminggu tidak pulang, ku dengar keributan antara Paman dan Bibiku saat itu kudengar Bibi menuduh Paman telah membohongi dirinya dan telah kawin lagi dengan wanita lain, hanya itu yang aku dengar dari keributan antara bibi dan pamanku selebihnya aku tutup kuping dan ngeloyor masuk kamar untuk tidur.

    Hari-hari berikutnya kulihat Bibiku tampak murung dan lebih banyak mengurung diri di kamarnya sedangkan Pamanku sebagaimana kebiasaannya tidak pernah ada dirumah otomatis kegiatan toko kelontong dirumah aku yang ngurus, Pada Suatu malam setelah menutup pintu toko kulihat bibiku keluar dari kamarnya menggunakan daster tipis dengan wajah sendu memanggilku mengajak aku ngobrol sambil nonton TV, pada saat ngobrol tersebut ku coba menghibur Bibiku sambil melaporkan keuangan toko, namun kulihat sepertinya Bibiku kurang respon terhadap obrolanku dan lebih banyak melamun, kemudian kuberanikan diriku untuk bertanya kepada Bibiku apa yang sebenarnya terjadi dengan harapan aku dapat membantunya, tiba-tiba Bibiku menangis kemudian menceritakan kejadian yang sebenarnya bahwa ternyata Pamanku telah kawin lagi dengan wanita lain dan sudah memiliki anak umur 2 tahun dari wanita tersebut,


    sambil mendekatinya kucoba menghibur bibiku untuk bersabar, tiba-tiba bibiku memeluku da tangisnya makin menjadi-jadi dalam tangisnya ia berkata lebih baik mati daripada dimadu dengan Jablay, kuusap-usap punggungnya sambil ku menasehatinya agar bersabar, bibiku makin memelukku dengan kencang, aku yang selama ini gak pernah dipeluk perempuan, pelukan erat bibiku tersebut membuat nafsuku berdiri, aku yang selama ini sering membayangkan bibiku dan mengintip bibiku ketika mandi, di usianya yang ke 37 bibiku masih terlihat gempal dan cantik mungkin karena bibi belum pernah hamil dan melahirkan, hilang ras ibaku terhadap bibi dan aku mulai berani untuk mengalihkan usapanku dari pungung dan kerambutnya dan daerah leher, dari cerita teman-temanku sewaktu SMA bahwa wanita apabila dibelai didaerah leher dan daerah sekitar kuping maka akan terangsang dan trik tersebut aku coba pada bibi, dibelai seperti itu bibi hanya diam namun tidak berapa lama tiba-tiba bibiku mendorongku sehingga tertidur disopa kemudian menarik celana pendekku berikut kolornya sehingga kontolku yang sudah berdiri tegak keluar dan tanpa basa-basi lagi kemudian memegang dan mengulum kontolku,

    aku sempat kaget dengan ulah bibiku tersebut, aku gak mengerti apa sebab bibiku berbuat seperti itu apakah karena belianku atau sebab lain, karena kuluman bibi dikontolku sangat nikmat akhirnya kuputuskan untuk mnikmati saja toh selama ini hal ini yang aku inginkan, setelah puas mengulum kontolku kira-kira 5 (lima) menit lamanya kemudian bibiku melepaskan kulumannya dan berdiri melepaskan daster berikut celana dalam dan BH yang dikenakannya, aku hanya tertegun menikmati pemandangan indah tubuh bibiku, kulihat memeknya yang dihiasi bulu yang agak tebal dan buah dadanya yang masih tegak berdiri maklum gak pernah dipake untuk nyusui bayi, kemudian bibiku meminta aku untuk berdiri dari sopa setelah aku berdiri bibiku gentian rebahn di sopa sambil mengangkangkn pahanya terlihat lubng memeknya yang merah merekah dan telihat sudah basah, kemudian bibiku meminta aku untuk segera memasukkan kontolku kelubang memeknya, karena aku sebelumnya gak pernah punya pengalaman dalam hal ngentot tanpa ba.. bi ..bu lagi aku masukkan kontoku kedalam memek bibiku sesuai dengan perintahnya,


    ketika kontolku masuk terasa memek bibi enak sekali, hangat dan sempit, sambil mendesah nikmat bibiku meminta aku untuk memompa kontolku didalam memeknya setelah menggenjotnya kurang lebih 10 menit tiba-tiba kurasakan ada desakan dari dalam kontolku yang ingin keluar setengah tersengal-sengal menahan nikmat kukatakan pada bibiku akua mau keluar, shut bibiku keluarkan didalam saja Wan ….aaah bibi juga ah…ahh mau keluar, bebarengan dengan semprotan air maniku yang menyembur didalam memeknya, bibi mergang dan mendesah ahh…ahh bibi keluar saying, setelah itu kami berpakaian dan duduk di sopa seperti semula dengan perasaan tak karuan kucoba memint maaf kepada bibi karena aku telah berani berbuat lancang menyetubuhinya, namun dijawab Bibi …gak perlu minta maaf Wan, Bibi juga menikmati kok, toh selama ini bibi juga kesepian karena sering ditinggal Pamanmu, selain itu Bibi juga ingin balas dendam sama Pamanmu dan ingin membuktikan bahwa Bibi juga bias Hamil dan tidak mandul, mendengar hal tersebut aku hanya tertegun, tiba-tiba bibiku menepuk pundakku kamu menyesal ya Wan keperjakaanmu bibi renggut, enggak kok Bik selama ini aku sering menghayal dapat meniduri bibik bahkan kalau onani juga yang Iwan hayalkan adalah Bibi, habis bibi cantik dan montok sih jawbaku, dengan manja bibiku mencubit pahaku ih… kamu nakal masak bibik sendiri kamu hayalin, … ya udah mulai sekarng kamu gak usah ngayal lagi kamu bias langsung ngajak Bibi begituan kata bibiku, yang benar bik aku boleh gitu lagi dengan bibik kataku,…. Iya jawab bibiku mulai malam ini kamu tidur sama bibik, selanjutnya bibiku mengajakku ke kamar mandi untuk buang air kecil, sampai dikmr mandi tanpa menutup pintu dan tanpa segan segan lagi bibiku langsung jongkok dan pipis didepanku kulihat memeknya yang tadi aku sogok-sogok pake kontolku merekah indah mengeluarkan air kencing membuat kontolku bangun kembali, ih..ih pengen lagi yah kok bangun udah nanti di kamar aja tolong ambilkan air untuk cebok Bibik Wan kata bibiku mengagetkan aku yang lagi horni melihat memeknya,

    selesesai buag air kecil sambil berpelukan kami masuk kedalam kamar tidur ku yang letaknya tidak jauh dari kamar mandi didalam kamar kami masing-masing langsung membuka pakaian yang dikenakan kemudian bibi rebahan di atas ranjang dengan posisi kaki mengangkang kemudian diikuti aku dengan posisi diatas seperti akan menindihnya tidak seperti sebelumnya yang langsung memasukan kontolku kedalam memeknya kali ini aku mulai dengan mencium bibirnya dan dibalas oleh bibik sedangkan tnganku meremas buah dadanya dan tangan bibi membelai mesra kontolku, setelah puas berciuman kemudian aku turun menghisap putting susu bibik, bibik hanya bias meracau Huh… hah… hah enak saying terus hisap saying setelah puas menghisap dan meremas kedua putting susunya perhatianku mulai tertuju kepada memeknya yang sudah banjir dengan cairan yang keluar dari memeknya kemudian kudekatkan hidungku tercium bau memek yang sangat merangsang aku selanjutnya kujilat memeknya dan terasa asin putting susu kemudian sambil ku rojok-rojok memeknya menggunakan dujari tangan kanan ku kuhisap itil Bibik , akibat perbuatan ku terhadap memeknya, gerakan Bibik tubuh makin gak karuan sambil menggelinjal kekanan dn kekiri bibik meracau Aduh…


    Wan enak sekli Bibik Gak tahan sayng Bibik gak pernah diginiin sama Pamanmu sayang cepat sayang masukkan kontomu Bibik udah gak tahan ahh…ahh…ahh, setelah puas menghisap itil dan merojok-rojok lubang memek Bibik kemudian kuarahkan kontolku yang berdiri tegak ke memek Bibik dan menekannya pelan, pada saat ****** ku masuk kedalam memeknya, Bibik meracau dengan mengatakan “Teruss.. Wan..! Tekan..! Huh.. hah.. huh.. hahh.. ditekan.. enakk sekali.. Bibik rasanya.. nikmatt.. teruss.., Bibik udah mau nyampen nih.. peluk Bibik yang erat Wan..!” desahnya mengiringi gerakan kami.

    Sementara itu saya merasakan makin kencang jepitan vagina Bibik.

    “Saya udahh.. mauu.. jugaa.. Bik..! Goyang.. Bik.., goyang..!”

    Dan akhir.., pembaca dapat merasakannya sendiri. Akhirnya kami terkulai lemas sambil tidur berpelukan.

    Jam 7 Pagi kami bangun, dan kemudian mandi bersama. Saya meminta Bibik menungging, dan saya mengusap pantat dan vaginanya dengan baby oil. Rupanya usapan saya tersebut membuat Bibik kembali horny, dan meminta saya untuk memasukkan kembali ****** saya dengan posisi menungging. Tangan saya mempermainkan kedua putingnya.


    “Teruss.. ohh.. teruss.. yang dalam Wan..! Kok begini Bibik rasa lebih enak..!” katanya.

    “Bibik goyang dong..!” pinta saya.

    Sambil pantatnya digoyangkan ke kiri dan ke kanan, saya melakukan gerakan tarik dan masuk.

    “Oohh.. ahh.. uhh.. nikmat Wan.. terus..!” desahnya.

    Akhirnya Bibik minta ke kamar, dan mengganti posisi saya telentang. Bibik duduk sambil menghisap putingnya.

    “Ohh.. uhh.. nikmat Wan..!” katanya.

    Kadang dia menunduk untuk dapat mencium bibir saya.

    “Bibik.. udahh.. mau nyampe lagi Wan.. uhh.. ahh..!” katanya menjelang puncak kenikmatannya.

    Dan akhirnya saya memuntahkan sperma saya, dan kami nikmati orgasme bersama. Hari itu kami lakukan sampai 3 kali, dan Bibik benar-benar menikmatinya seangkan toko hari itu sengaja tidak buka


    Tak terasa sudah tiga bulan perselingkuhan aku dengan Bibik tersebut sudah berjalan tanpa diketahui oleh Pamanku atau orang lain karena sejak kejadian ribut dengan Pamanku, Paman hanya sekali datang kerumh untuk meminta maaf sama Bibik namun Bibik tidak mau memaafkannya dan mengusir Pamanku untuk pergi, sejak kepergian Pamanku, aku dan Bibik semakin bebas, hamper setiap ada kesempatan kami melakukannya hinga akhirnya Bibik hamil karena aku, aku meminta bibiku untuk menggugurkan kandungannya namun bibik menolaknya dengan alasan sudah lama dia mendambakan seorang anak dan dia senang dapat membuktikan ke pada Pamanku bahwa yang mandul sebenarnya bukan Bibik tapi Paman dan anak yang lahir dari isteri kedua Paman tersebut bukan anak Paman melainkan anak orang lain tetapi hingga anak aku dan bibiku tersebut lahir dan sekarang sudah berumur 2 tahun Paman tidak pernah kembali kerumah, sampai sekarang aku masih setia menemani Bibikku dan sesuai dengan permintaan Bibikku, aku tidak kerja melainkan mengurus toko yang sekarang sudah menjadi Toko besar atau Agen, dari penghasilan toko tersebut aku dapat membiayai kehidupan ku dengan bibik dan anakku bahkan sekarang aku sudah hidup mapan.

  • Video Bokep pembantu Harua Narimiya lagi bersih-bersih rumah

    Video Bokep pembantu Harua Narimiya lagi bersih-bersih rumah


    2064 views

  • Kisah Memek Jadi Gigolo Pemuas Tante Cantik

    Kisah Memek Jadi Gigolo Pemuas Tante Cantik


    2408 views

    Duniabola99.com – Di kotaku ini niat utamaku menempuh pendidikan kuliahku, meskipun kedua orang tuaku termasuk keluarga yang kurang mampu. Tapi niatku begitu besar dan lebih tepatnya aku berambisi untuk dapat melanjutkan pendidikan kuliahku ini. Jauh dari keluarga akupun berinisiatif untuk mencari pekerjaan yang bisa menopang hidup selama aku berada di kota besar ini.


    Nama panggilanku Adan dengan umur 19 tahun, awalnya aku bisa membiayai kuliahku dengan cara bekerja sebagai penjaga warnet yang mendapat shift malam. Namun akhirnya aku tidak dapat meneruskan semua itu karena kebutuhanku untuk hidup di kota ini saja begitu besar, padahal aku sudah mensiasatinya dengan cara masak nasi sendiri namun belum bisa normal juga.

    Sampai akhirnya akupun mendapatkan sebuah tawaran dari teman kampusku. Untuk bekerja di sebuah tempat hiburan malam dan akupun tertarik setelah mendengar honor yang bisa aku dapatkan tanpa tahu pekerjaan apa yang harus aku lakukan di tempat itu, sampai akhirnya setelah sampai di tempat itu dan ada seorang wanita yang lebih pantes aku panggil tante saat itulah aku tahu pekerjaanku.

    Rupanya aku harus menjadi gigolo lebih tepatnya karena aku harus melayani wanita tersebut untuk melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa. Sebagai cowok normal meskipun baru kali ini berdekatan dengan seorang wanita asing tapi akupun tergoda setelah melihatnya begitu cantik dan juga seksi saat itu juga aku mengenalnya dan memanggilnya tante Soffi.


    Pertama kali berkenalan dengannya dia dengana terus terang berkata kalau sedang jenuh dengan kehidupan rumah tangganya karena itu dia mencari hiburan dan memang baru pertma kali juga dia melakukan hal ini. Akupun menceritakan hal yang sama dan tante Soffi mendengarkan ceritaku dengan seksama bahkan dia memberikan beberapa saran padaku hingga tidak terasa kamipun semakin akrab.

    Malam itu tante Soffi langsung menawarkan untuk aku bersama dengannnya dan akupun mengikuti kemauannya. Bahkan aku lupa kalau malam itu aku datang bersama temanku ke tempat itu, sampai akhirnya aku sedikit gugup ketika memasuki sebuah hotel tapi sebagai mahasiswa aku harus bersikap seolah biasa melakukan hal ini, malu juga jika harus bersikap katro di depan tante Soffi.

    Sampai di dalam kamar hotel aku lihat tante sudah melepas pakaiannya satu persatu ” Ayo Adan.. beri tante ke hangatan sayang…. heeeehhh… ” Dia mendekat dan mencium leherku dengan mesranya membuatku merasa ingin segera melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa, aku memejamkan mata menikmati sentuhan yang di berikan tante Soffi padaku dan terasa geli setiap sentuhan yang dia berikan.


    Kini akupun tidak diam saja dengan lembut aku daratkan bibirku pada bibirnya dan langsung di kulum oleh tante Soffi “Oooouuugghh…. ooouuugghh… aaaaggghhh… Adan… ka.. mu.. aaagggghhh.. te.. rus… sayang.. ” Akupun lebih berani dengan cara menekan tubuh tante Soffi hingga akhirnya kamipun saling bergumul di atas tempat tidur hotel yang empuk.

    Tante Soffi begitu agresif karena sekarang dia sudah berada di atas tubuhku lalu dengan menuntun kontolku dia masukkan pada memeknya. Akupun merasakan nikmat yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, aku gigit bibirku menahanya tapi dapat aku dengar tante Soffi sedang tertawa renyah saat itu, lalu diapun melumat bibirku dengan mesranya.

    Ketika aku buka mataku nampak tante Soffi yang sedang bergerak maju mundur di atas tubuhku “Ooouugghh… ooouuugghhh… aaaaaaaagggghhh… aaaaaggggghhhh… aaaaggghhh…” Dia mengambil tanganku kemudian dia taruh tanganku pada teteknya sendiri, dan akupun meremasnya seperti pemain dalam adegan cerita dewasa yangmemang pernah aku baca sebelumnya.


    Tante Soffi semakin cepat melakukan gerakannya sampai akhirnya akupun merasa kontolku seakan bergerak dalam memeknya. Aku tahu kalau akan segera menumpahkan sperma tapi aku berusaha menahannya “Ooouuugghh… oooouuuggghhh… ooouuuggghhh… aaaaagggghhhh… sayang… aaagghhh.. ” Dia terus bergoyang dan terus melakukan gerakan pantatnya yang begitu menggoda.

    Sampai akhirnya aku rasakan getaran yang semakin keras pada kontolku dan akhirnya tumpah sudah larva hangat dari dalam kontolku. Baru kali ini aku merasakan nikmat yang seperti ini, aku dekap tubuh tante Soffi yang dengan lembut masih memberikan ciuman hangat padaku. Inilah kenikmatan yang kurasakan dari adegan cerita dewasa yang baru pertama kali aku lakukan dengan tante Soffi.

  • Video Bokep Asia seketaris dientot threesome oleh atasannya

    Video Bokep Asia seketaris dientot threesome oleh atasannya


    2321 views

  • Video Bokep Asia Marie Konishi disuruh hisap kontol rame-rame

    Video Bokep Asia Marie Konishi disuruh hisap kontol rame-rame


    1763 views

  • Hentai019

    Hentai019


    1952 views

  • Kisah Memek Hanya Dengan Pria Lain Aku Bergairah

    Kisah Memek Hanya Dengan Pria Lain Aku Bergairah


    2375 views

    Duniabola99.com – Jangan pernah berpikir Tut, aku akan menceraikanmu. Kalau memang maumu hendak menyiksa perasaanku, mending kugantung saja perkawinan ini. Dengan begitu, kita seri. Kamu bisa bahagia dengan mencari di luar, begitu pun denganku. Tapi soal status, jangan lupa, kamu masih tetap istriku… selamanya!


    Kata-kata Mas Santoso tiba-tiba mengiang di telingaku. Malam, sudah tua benar. Jam di dinding kamar hotel yang kutempati dengan Bram, kekasih baruku, telah menunjukkan pukul 24.15. Tapi aku masih termangu di depan jendela, mencoba mengurai kembali perjalanan hidupku. Dari keinginan orangtuaku untuk mengawinkan aku dengan Mas Santoso yang sebenarnya tak pernah kucintai, sampai dengan sederet petualanganku dengan lelaki lain yang memberikan kenikmatan berlebih-lebih.

    Entahlah, mungkin karena aku tak pernah mencintai Mas Santoso, setiap ia menuntut haknya sebagai suami, aku selalu ogah-ogahan. Kalau toh harus melayaninya, itupun kulakukan dengan terpaksa. Hasilnya, sungguh jauh dari memuaskan. Itu pula kesan yang diperoleh Mas Santoso dariku. “Kalau begini terus, bisa-bisa aku impoten. Soalnya di atas ranjang, kamu tak ubahnya sepotong batang pisang. Dingin, kayak es”, gerutu Mas Santoso.
    Sejak menikah dengan Mas Santoso 4 tahun lalu, rasanya bisa dihitung dengan jari aku melakukan hubungan suami-istri dengannya. Terus terang, aku lebih banyak menolak daripada melayani hasrat seksualnya. Kalau toh mau, ya itu tadi, dengan setengah hati. Artinya, aku juga tak pernah bermimpi bisa mendapatkan kenikmatan surga duniawi saat berhubungan intim dengannya.

    Sebaliknya jika melakukan dengan pria lain, rasa yang kudapatkan sungguh dahsyat luar biasa. Aku mampu berperan aktif di ranjang. Mencoba memuaskan pasanganku, dan sebaliknya berharap kepuasan setimpal darinya. Tak mampu kuingat lagi, dengan beberapa pria yang bukan suamiku aku pernah tidur bersama. Salah satunya adalah Bram, seorang mahasiswa hukum usianya terpaut 5 tahun lebih muda dari usiaku sendiri yang sudah menginjak kepala 3.

    Aku kenal denga Bram karena ia kost di rumah seorang tetangga. Posturnya yang tinggi dan tegap, membuat fantasiku melayang membayangkan yang bukan-bukan. Sampai akhirnya dengan seribu satu cara dan rayuan, pemuda asal Flores itu dengan senang hati kuseret ke atas ranjang.


    “Kok ngelamun, apa yang Mbak pikirkan?” Suara bariton Bram membuyarkan lamunanku. Ternyata, ia sudah terbangun dari lelapnya, setelah sore tadi kami melewatkan permainan babak pertama. “Di sini kitakan mau senang-senang. Jadi kalau bisa, yang lain-lain dilupakan dulu”, rajuk Bram sambil menarik tubuhku kepelukannya.
    Dada Bram yang bidang, bulu-bulu dadanya yang keriting dan gelap, menimbulkan rasa geli serta getaran hebat. Benar kata Bram, kenapa aku mesti melamunkan sesuatu yang seharusnya tak menyita pemikiranku benar. Apalagi menurut keyakinanku, Mas Santoso saat ini pun pasti tenggelam dalam pelukan Sri, sekretaris di perusahaan kontraktor miliknya. Saya begitu yakin tentang hal itu, karena akhir-akhir ini Mas Santoso sudah jarang pulang. Salah seorang pegawainya yang begitu dekat denganku, suatu ketika memergoki mobil Mas Santoso diparkir di depan rumah kost Sri.

    Tangan kekar Bram yang dipenuhi bulu-bulu lebat, meraih bagian belakang leherku, dan dengan begitu otomatis wajahku terdongak. Kesempatan itu tak disia-siakannya, bibirku dilumatnya dengan kecupan kuat disertai gelitikan lidahnya. Tak lama kemudian, lidahnya menjalar ke leher, dada, terus kebawah… Aku menggelinjang beberapa kali, geli campur nikmat. Aku yang sejak tadi tak mengenakan sehelai pakaian pun, membuatnya lebih gampang mencumbuku. “Yang begini kan lebih menyenangkan Mbak, daripada mikir yang nggak-nggak”, kata Bram sambil membopong tubuhku ke atas ranjang. Situs Judi Online

    Tapi anehnya, pada setengah angkatan Bram menghentikan langkahnya. Ia justru duduk di tepian ranjang, sambil tetap memeluk tubuhku di atas tubuhnya. Dalam posisi berhadap-hadapan, aku duduk dipangkuannya. Bram jadi leluasa mencumbu bagian depan dadaku. Berkali-kali ia mencium dan mengulum puncak dari dadaku. Aku merasa nikmat yang luar biasa. Tapi meski tubuhku meliuk-liuk menahan geli dan kenikmatan yang begitu dahsyat, Bram tak mencoba menghentikan cumbuannya. Sebaliknya, ia semakin ganas mencium dan mengulum, terus begitu, berulang-ulang seperti tak pernah bosan. Ketika kurasakan sesuatu mengaliri sekujur tubuhku, dan karenanya aku jadi sedikit tegang, sambil tersenyum nakal, Bram sedikit mengangkat tubuhku. Dengan kelihaian luar biasa, tiba-tiba saja tubuh kami sudah menyatu. Di atas pangkuannya, aku mulai memacu. Cepat dan semakin cepat. Sementara Bram dengan tatap melenguh, berusaha mengimbangi gerakanku dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Aduh, rasanya aku melayang-layang dibuatnya.


    Saat kelelahan mulai menyergap tubuh kami, Bram berinisiatif dengan mengubah posisi. Kami berbaring sambil tetap berpagut mesra. Ia tetap menggelutiku, bergerak-gerak di atas tubuhku, dari samping maupun belakang. Dan ketika sesuatu yang menggelegak seakan hendak termuntahkan, Bram memelukku erat-erat sambil mendesis, “Oohh.. yes!”

    Jauh sebelum dekat dengan Bram, aku mengenal mitra kerja suamiku di perusahaan jasa kontruksi, namanya Pieter. Pria Manado yang menikah dengan wanita asal Kediri itu ternyata naksir berat kepadaku. Padahal ia sangat tahu, aku ini istri kolega bisnisnya. Dari kerlingan mata yang dilakukan sembunyi-sembunyi, senyum penuh arti, sampai terpukau di pantatku saat Mas Santoso lengah.

    Sampai suatu malam, ketika Pieter datang ke rumahku, kemesraan itu terjadilah. Sebab baru seperempat jam Pieter duduk di ruang depan. Mas Santoso pamit akan keluar sebentar membeli sesuatu. Tinggallah aku dengan Pieter meneruskan obrolan. Satu jam lewat, perbincangan kami mulai menemukan titik kejenuhan, tapi Mas Santoso belum kembali juga. Sampai akhirnya, tiba-tiba Pieter menyeletuk, “Nggak usah ditunggu suamimu, paling-paling ia kerumah Sri. Sebab siang tadi lewat telepon, ia sudah janjian makan malam dengan sekretaris itu.”
    Anehnya, meski menerima kabar tak menyenangkan itu aku masih bisa tertawa, tertawa lepas. Seperti tak ada beban. Melihat sikapku tak berubah, Pieter jadi semakin berani. Ia menyeret kursinya mendekatiku. Ketika obrolan kembali mengalir, kedua tanganku sudah berada digenggamannya. Sampai akhirnya dengan suara mendesah ia berkata, “Kamu cantik sekali Tut. Kalau Santoso sampai membiarkanmu merana begini, rugi besar dia. Percayalah, semua laki-laki akan mengatakan kamu cantik, menggairahkan. Termasuk aku, begitu mengagumimu.”
    Aku tahu, kata-kata yang meluncur dari mulut Pieter benar-benar tulus. Justru. Dengan pengakuannya itu, timbul simpatiku kepadanya. Maka ketika Pieter berdiri dan mulai memelukku, aku tak berusaha menolak. Bahkan dengan penuh perasaan, aku ganti mendekapnya penuh kemesraan. Tapi rupanya, sudah lama Pieter memendam sesuatu kepadaku. Buktinya, ia tak cukup memeluk dan menciumku untuk menumpahkan perasaannya. Ketika pagutan-pagutan hangat membuat kami semakin terbakar, ia berani membimbingku masuk ke kamar.
    Dengan tenang, tanpa takut dipergoki Mas Santoso, Pieter melanjutkan cumbuannya sambil melolosi satu-persatu pakaianku. “Sudah lama sebenarnya gelora hati ini ingin kutumpahkan kepadamu. Tapi aku masih ragu, apakah engkau mau menerimanya”, ucap Pieter dengan nafas memburu, sembari mendaratkan ciuman-ciuman mautnya di wajah, leher dan dadaku.


    Dalam keadaan telentang, dan akhirnya tanpa selembar kain pun, aku hanya bisa pasrah, sambil berharap sesuatu yang menyenangkan itu tiba juga, Tapi Pieter agaknya pintar menyenangkan seorang wanita, Geraknya tetap pelan, hati-hati tapi penuh perasaan. Dan ketika gerakanku sudah seperti cacing kepanasan, ia mahfum bahwa saatnya tiba. Dengan sepenuh hati, ia menghimpitku dan mulai melakukan gerakan-gerakan teratur naik turun. Tetap pelan, tapi justru hal itu membuatku penasaran. “Ayo Piet, cepat, cepat…”, Pintaku seperti kurang sabar.

    Bagiku, sebuah pengalaman baru melakukan hubungan intim dengan tempo yang terkesan lambat, tapi bertenaga dan penuh perasaan. Ternyata, hasilnya jauh lebih menyenangkan. Sampai akhirnya ketika pelabuhan yang kami tuju sudah di depan mata, aku baru sadar puncak kepuasan itu telah kami raih bersama-sama. Saking bahagianya, aku sampai menangis sambil menggigit pundak Pieter. “Kamu sungguh hebat”, pujiku.

    Lepas dari pelukan Pieter, seorang pejabat di pemerintahan berhasil menggaet hatiku. Pak Sos, namanya. Usianya sudah hampir setengah abad, tapi penampilan yang wangi dan rapi sempat membuatku mabuk kepayang. Satu hal lagi, ketika aku jatuh dalam pelukan Pak Sos, suamiku-Mas Santoso-sedang dililit persoalan keuangan berkaitan dengan tendernya yang sepi sebagai seorang kontraktor. Akibatnya, hal itu jadi semacam faktor pendorong intimnya hubunganku dengan Pak Sos. Selain mendapatkan kepuasan biologis, Pak Sos juga memberiku dukungan finansial. Bahkan aku pernah dibelikan sebuah rumah cukup mewah di pinggiran kota, meski akhirnya dengan alasan tertentu kujual lagi.

    Aku pertama kali kenal dengan Pak Sos berkaitan dengan proyek tender suamiku yang belum turun juga. Karena berbagai cara yang ditempuh untuk membujuk Pak Sos yang punya kewenangan menggolkan proyek itu, Mas Santoso akhirnya minta bantuanku. “Mungkin karena kamu seorang wanita, Pak Sos bisa lunak hatinya”, begitu harapan suamiku.


    Apa boleh buat, permintaan Mas Santoso mesti kupenuhi. Ketika tiba di ruang kerjanya yang besar dan ber-AC, kesan yang muncul pertama saat bertatap muka dengan Pak Sos adalah berwibawa tapi cuek. Tanpa membuang-buang waktu, aku mulai melancarkan jurus-jurus rayuan. Tapi seperti yang kuduga, Pak Sos tak gampang ditundukkan dengan cara-cara klise begitu. Aku mulai putus asa. Apalagi dengan angkuhnya Pak Sos berujar, “Bilang sama suamimu, nggak etis dia menyuruh istrinya merayuku untuk mendapatkan tender. Katakan padanya, apakah harga istrinya cuma sebuah tender?”

    Telingaku jadi panas, aku nyaris menangis mendengarnya. Tapi meski begitu, kira-kira sepekan kemudian datang surat dinas dari kantor Pak Sos, yang isinya menjelaskan bahwa beliau setuju mendapatkan proyek yang diinginkannya. Mas Santoso tampak berbunga-bunga, tapi sebaliknya dengan aku. Menyadari semua itu aku jadi muak. Aku merasa telah dipermainkannya, dijadikan umpan agar dia berhasil mendapatkan proyek yang diinginkannya.

    Sampai suatu siang, ketika Mas Santoso sudah berangkat ngantor, tanpa diduga Pak Sos menelepon ke rumah. Mula-mula, dia cuma basa-basi. Mulai menanyakan soal rumah tangga sampai menyinggung pekerjaan Mas Santoso, “Apa kamu nggak tersinggung dengan cara-cara suamimu mendapatkan tender proyek, sampai melibatkan istrinya untuk melobi-lobi begitu?” tanya Pak Sos.

    Yang pasti dari pembicaraan pertelepon selama 30 menit itu, aku akhirnya tahu bahwa Pak Sos ternyata bukan tipe lelaki yang cuek dan kaku seperti yang kuduga sebelumnya. Sebaliknya, jika sudah mengobrol cukup lama dengannya, aku menyadari kalau ia cukup hangat dan romantis sebagai lelaki. Lebih dari itu, lewat suaranya yang serak-serak basah, ia begitu perhatian pada lawan jenisnya. Misalnya ketika aku mengutarakan keinginan untuk bekerja, Pak Sos dengan antusias menanggapi bahwa hal itu bisa gampang kudapatkan, asal aku tak pilih pekerjaan, atau berhitung soal pendapatan yang kuperoleh, “Kalau mau, ada lowongan di perusahaan milik kolega yang saya jamin pasti mau menerimamu. Kalau kamu serius, datanglah besok ke kantorku. Kita bicarakan lebih detil di sini”, undangnya. Keesokan hari, lewat tengah hari seperti waktu yang kami sepakati, aku datang ke kantor Pak Sos. Aku sempat kecewa ketika sampai di depan pintu, ada tulisan: Keluar. Artinya, seperti kebiasaan di kantor-kantor pemerintah, si pejabat tak ada di tempat karena sedang keluar ruangan. Tapi saat aku termangu di depan pintu, seorang bawahan Pak Sos datang mendekati sambil berbisik, “Bu Tut, silakan masuk saja, Pak Sos ada di dalam kok. Ia sengaja membuat tulisan begitu, agar tak ada yang mengganggunya.”


    Pak Sos memang ada di ruangannya, tersenyum-senyum di atas kursi besarnya begitu melihat kedatanganku. Aku dipersilakan duduk, sementara ia membuka lemari es kecil untuk mengambil 2 botol softdrink. Tak lama kemudian kami tenggelam pada obrolan yang lebih serius, menyangkut keinginanku untuk bekerja. Ketika pembicaraan berganti topik, soal rumahtanggaku, soal hubanganku dengan Mas Santoso, nada bicara Pak Sos jadi terdengar lembut, teduh dan begitu hangat. Tak terasa, ketika aku begitu hanyut menceritakan nasib perkawinanku, ia sudah berdiri begitu dekat denganku. Ketika tetes-tetes air mata membasahi pipiku, Pak Sos dengan merengkuh pundakku dan kemudian memelukku penuh perasaan.

    Kami tenggelam dalam keharuan yang dalam. Tapi ketika perasaan kami sudah begitu menyatu, keharuan itu mendadak saja jadi gelora yang berkobar-kobar, manakala tangan Pak Sos yang sangat terlatih mulai bergerak liar di bagian-bagian tubuhku yang paling sensitif. Ketika kancing-kancing blusku telah terbuka semua, aku seperti tak sadar kalah dalam posisi telentang di atas meja kerja Pak Sos, dan ia dengan begitu bernafsu, menghimpit dan mencumbuiku.

    Kami seperti 2 manusia yang kehilangan akal. Di atas meja itu kami memperagakan permainan aneh yang yang menyenangkan, setelah Pak Sos melepas pertahanan terakhir dari kain paling tipis yang kukenakan. Nafas Pak Sos memburu seiring dengan gerakan-gerakan yang teratur. Di atas meja, hanya dengan melihat langit-langit atap ruangannya, aku terhentak-hentak dan merasakan tubuhku seperti tengah mengambang. Dan ketika puncak kenikmatan telah kami raih bersama, sadarlah aku bahwa hal itu seharusnya tak kami lakukan di kantornya. Sambil tersipu-sipu, aku membenahi kembali pakaianku yang berantakan. Tapi Pak Sos cepat menghibur, “Jangan merasa bersalah, tenang-tenang saja. Mau kuambilkan minuman lagi?”


    Sejak beberapa bulan lalu, ia harus pindah kerja di kota Malang karena ada mutasi pekerjaan. Karena itu untuk melipur kesepian hati, aku berkenalan dengan Bram, pemuda tanggung yang ternyata lebih bisa memuaskan soal urusan ranjang, dibanding suami sahku, Mas Santoso. Tentang laki-laki terakhir, hingga detik ini masih terikat perkawinanku meski ia sudah jarang pulang, karena lebih suka menginap di rumah Sri, sekretarisnya. Aku sendiri, terus terang saja rasanya tak cukup siap untuk menghentikan semua kesenangan ini.

  • Foto Bugil Gloria Sol memamerkan tubuh telanjangnya yang menggoda

    Foto Bugil Gloria Sol memamerkan tubuh telanjangnya yang menggoda


    5530 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik melepas pakiannya yang tipis berwana hitam yang menembuh ke tubuhnya Gloria Sol berpose hot disamping ayunan menampilkan toketnya yang sempurna bulat dan padat dan jug a ngangkang menampilakn memeknya yang mulus tanpa bulu dan juga memamerkan pantatnya yang bahenol dan montok.

    Foto cewek pangilan, Foto model asia seksi mulus, Fodel indonesia seksi mulus, Foto tante girang, Foto tante seksi, cewek pangilan, cewek boking, Koleksi foto cewek cantik, Kumpulan Foto Wanita Cantik, Kumpulan Foto Gadis Sunda Cantik, 7 Cewek Canti,

  • Cerita Sex Rekan Bisnis Memilik Anak Gadis Sexy

    Cerita Sex Rekan Bisnis Memilik Anak Gadis Sexy


    2251 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Rekan Bisnis Memilik Anak Gadis Sexy ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Aku merupakan seorang mahasiswa  di salah satu perguruan tinggi di Bandung, dan sekarang sudah semester akhir. Untuk saat ini aku tidak mendapatkan mata kuliah lagi dan hanya mengerjakan skripsi saja. Sebab itu aku jadi sering main ke tempat abangku di Jakarta.

    Waktu aku ke Jakarta. Ketika aku sampai mampir ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah dan sopan kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Gading. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Merry, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Sherly, duduk di kelas 2 SMP.

    Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Gading untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.

    Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Gading. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.

    Cerita Sex Memilik Anak Gadis “Hallo, Oom Rendy..!” Sherly yang baru masuk tersenyum.
    “Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Sherly sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”
    Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah..

    Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Sherly duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Mia memandang kepadaku dan tertawa geli.
    “Ih! Oom Rendy! Begitu, tho, caranya..? Sherly sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.”
    Gugup aku menjawab, “Sherly.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”
    “Aahh, Oom Rendy. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Sherly  di sekolah lebih serem.”

    Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Sherly justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Sherly terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.

    Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Sherly sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.

    Setelah makanan siap, aku memanggil Sherly . Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.

    Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.

    “Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”
    “Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”
    Mia mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
    “Yang bener.. Sherly pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”
    “Aahh.. Oom Rendy ngeledek..!”
    Mia meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!

    Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Sherly mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

    Cerita Sex Memilik Anak Gadis Nafas Sherly makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.
    “Uuuhh.. mmhh..” Sherly menggelinjang.
    Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.
    Aahh..! Sherly menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!

    Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Sherly yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Sherly. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

    “Ehh.. mmaahh..,” tangan Sherly meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
    Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.
    “Ooohh.. aduuhh..,” Sherly mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.
    Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Sherly akan terlonjak dan nafas Sherly seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

    Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Sherly tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Sherly.
    “Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Sherly membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.
    Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

    Cerita Sex Memilik Anak Gadis Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Sherly  dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Sherly dan aroma kemaluan Sherly di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

    Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Sherly, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Sherly menekan pantatku dari belakang.
    “Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”
    Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Sherly semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Sherly  masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil. Markas Judi Online Dominoqq

    Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Sherly memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Sherly terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

    Sebentar kemudian kernyit di dahi Sherly menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Sherly mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.
    “Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”
    Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Sherly, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Sherly sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Sherly  segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

    Cerita Sex Memilik Anak Gadis Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Sherly makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

    Setelah tubuh Sherly melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Sherly tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

    Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.
    “Aduh, Oom.. Sherly lemes. Tapi enak banget.”
    Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Sherly yang masih amat kencang.

    Cerita Sex Rekan Bisnis Memilik Anak Gadis Sexy

    Cerita Sex Rekan Bisnis Memilik Anak Gadis Sexy

    Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Sherly.. entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Sherly kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.

    Kembali ke rumah Boneng, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Sherly pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Sempadan

    Kisah Memek Sempadan


    2227 views

    Duniabola99.com – Kepada semua pembaca dalam ruangan ini, disini saya ingin menceritakan satu pengalaman yang dikirakan amat manis juga dan pertama kalinya saya mengadakan perhubungan sex bersama perempuan pelacur. Judi Bola Online


    Ceritanya begini, setelah saya telah tamat penugasan saya di seberang laut iaitu di Kemboja jadi saya telah diberi cuti selama 2 minggu, aku pun berangkat pulang ke kampung aku di utara tanahair iaitu Perlis. Setelah aku sampai di Kg aku, aku pun pergi berjalan-jalan kerumah kawan-kawan yang lama aku tak berjumpa dengan mereka. Setelah aku pergi ke rumah salah seorang kawan aku, dia telah mengajak aku untuk pergi ke sempadan iaitu ke Padang Besar. Aku terus saja setuju dengan ajaknya itu. Setelah hari dan masa tetapkan telah sampai aku dan kawan-kawan aku pun berangkat ke Padang Besar. Sampainya aku disana kami pun masuk ke salah sebuah hotel untuk kami tempah tempat tidur sebab kami akan bermalam disana. Setelah kami semua tempah bilik hotel, kami pun pergi ke sebuah Bar. Kami masuk ke dalam Bar tersebut tujuan untuk menempah perempuan untuk menemani kami tidur pada malam nanti.

    Aku lihat dalam Bar itu sungguh manarik sekali dan tuan bar itu pun datang berjumpa kami dan bertanya samada kami nak tempah perempuan ataupun tidak, kawan aku terus menyampuk dan memberitahu tuan bar itu yang tujuan kami untuk menempah perempuan. Maka tuan bar itu pun memanggil perempuan-perempuan dalam Bar itu. Mereka pun beratur di atas pentas yang telah disediakan untuk kami memilih mana-mana perempuan yang kami berminat. Aku masa itu malu-malu sikit sebab tak pernah menghadapi setuasi begitu. Kawan-kawan aku pun menegur aku, kenapa tak pilih lagi? Pilihlah cepat! Aku pun terus saja memilih dan tak kiralah asalkan dia perempuan dan dapat menyedapkan naluri ku. Setelah aku dan kawan-kawan memilih perempuan Yang kemi berkenan. Kami pun memberikan nombor bilik kami dan beritahu hotel mana kami menginap. Setelah kami selesai memilih perempuan untuk menemani tidur kami nanti,. Kami pun pergi minum. Kawan-kawan aku telah meminta air minuman keras. Kami pun minum dan berkaroke dalam kedai minum tu melayan kepala kami yang sedang tak berapa betul oleh kerana mabuk dengan minuman keras. Selesai kami minum kami pun balik kebilik masing-masing.

    Bila aku buka saja pintu bilik aku tu, aku dapat perempuan yang aku tempah tadi telah menunggu aku kat dalam bilik aku tu, aku lihat dia terbaring terlentang sedang menuntut TV. Aku pun menyapa dia dan memberi ucapan selamat berjumpa dan aku berbual seketika dengan perempuan tersebut kepala aku masa itu sudah tak betul sebab mabuk. Dalam masa aku sedar tak sedar oleh kerana kemabukan aku tu.


    Aku mengajak perempuan itu mengadakan hubuang sex. Perempuan tu tanpa banyak soal dia membuka baju dan seluar yang dipakainya sebab kerja dia hanya memuaskan nafsu sex lelaki dan kehendak batin setiap lelaki. Setelah semua pakaiannya ditanggalkan. Aku pun mengambil kesempatan itu untuk menanggalkan pakaian aku juga. Kami masa itu hanya tinggal pakaian dalam saja yang belum kami tanggalkan. Kami pun berbaring atas katil. Aku baring disisi sebelah kirinya. Dalam masa aku baring itu tangan aku terus mancapai ke buah dadanya yang berisi serta pejal itu. Setibanya tangan kanan aku kebuah dada perempuan tersebut dalam masa yang sama mulut aku mencari mulutnya, kami berkucupan dan bermain kulum lidah. Agak lama juga mulut aku dan mulut perempuan tu bertemu. Sambil mulut mengulum lidahnya jari-jari aku terus meramas-ramas teteknya yang masih berbalut dengan colinya. Makin lama aku meramas, aku rasa makin keras pula jadinya tetek perempuan tu. Perempuan itu mula bergerak dan mengeliat kecil bila teteknya kena ramas oleh jari-jari aku. Mulut aku tadi dimulutnya mula turun sedikit demi sediki kebahagian dagu dan merayap disekitar lihatnya itu membuatkan dia lebih tidak bernafas jadinya dan mula mengerang kecil dengan tindakan tangan dan mulut aku. Jari-jari aku merayap kebelakang badannya untuk melepaskan butang colinya dan jari aku pun berjaya melepaskan butang coliya. Bila terlepas saja butang colinya maka terserlahlah teteknya yang sedang mengeras dan menegang itu. Mata ku rasa macam nak terkeluar bila melihat teteknya. Bagitu cantik dan gebu serta muntok sekali. Putihnya memang terserlah sebab orang siam memang putih-putih belaka. Putting susunya yang kemerahan itu terus saja jari-jari aku bermain disitu mengentil dan memutar-mutar puting teteknya dengan perbuatan aku itu perempuan tu lagi ku lihat tidak menentu jadinya, matanya sedah lama terpejam dik kenikmatan yang diterimanya dari hasil kerja jari-jari dan juga mulut serta lidah ku. Setelah aku puas mengentil puting teteknya aku pun membawa mulut aku ke lurah antara kedua gunung busut yang sedang membengkak itu, aku jilat dengan lidah aku disekitar situ dan mulut serta lidah aku naik mendaki ke gunung busutnya sampai kepuncaknya. Kini lidah aku bermeluasa di puting susunya. Mulut aku meyuyut puting teteknya seperti anak kecil yang kehausan susu dari ibunya. Lama juga aku berbuat begitu dan lidah aku pula terus memainkan peranannya di tetek perempuan itu. Perempuan itu aku lihat dah tak tentu arah dah bila lidah dan mulut aku berada di teteknya. Sekejap badannya bergerak kekiri sekejap bergerak kekanan punggungnya pun sama juga.

    Setelah aku puas mengerjakan teteknya yang membengkak itu, jari-jari aku terus merayap lagi kini jari-jari aku merayap kebawah lagi kebahagian perutnya jari aku terus mengusut pada perut perempuan tu, lepas tu kebawah lagi ke bahagian celah kelangkangnya pula. Jari aku meraba pada seluar dalamnya dan aku dapati seluar dalamnya sudah basah oleh air mazinya. Jari antu aku terus melurut pada lurah pantatnya di atas seluar dalam. Lama juga aku berbuat demikan. Setelah puas aku mengusut dan mangais-gais jari aku pada lurah pantatnya di atas seluar dalam tu, aku pun membuka seluar dalamnya.

    Bila aku tarik saja seluar dalam perempuan itu kebawah aku dapat lihat dengan jelas didepan mata aku pantatnya yang begitu cantik, gebu dan tembam tu. Bulunya tak berapa banyak jarang-jarang saja tumbuhnya maklumlah perempuan itu dalam lingkungan 18 tahun saja. Cukup cantik pantatnya, bila aku melepaskan seluar dalamnya kebawah jari aku semula memainkan peranan tadi mengais-gais luruh yang telah dibanjiri oleh air mazinya. Jari aku tak puas-puas mengais lurah pantatnya terus jari aku menjolok lubang pantatnya dan terasa ditangan aku suam-suam bila jari aku berada di dalam lubang pantatnya. Dalam masa yang sama mulut serta lidah aku tetap pada tetek perempuan itu. Dan kini mulut aku mula turun kebawah sampai kepusatnya. Lidah aku menjilat lubang pusatnya dulu sebelum lidah aku menneruskan hayat aku untuk kepantatnya.


    Lidah aku pelahan-lahan turun kebahagian pantatnya. Aku terhidu sesuatu yang aku tak suka iaitu aku terhidu hancing kencingnya. Rupanya-rupanya kencing tak basuh. Bila aku berbau hancing pada pantatnya jadi aku terpaksa membatalkan hasrat aku nak menjilat lubang pantatnya. Bila aku batalkan hasrat aku untuk menjilat lubang pantatnya. Jari-jari aku begitu laju sekali memain sorong-tarik dalam pantatnya. Dengan perbuatan aku tu, aku lihat dia menjadi tidak menentu dah dan seketika saja aku lihat dia telah mengejangkan dirinya itu tanda dia telah mencapai klimetnya yang pertama.

    Aku pun bertanya dia adakah dia sudah bersedia untuk menerima konet ku masuk dalam lubang pantatnya. Dia mengangguk saja tanda setuju dan aku pun mengambil kondum atau tempat aku panggil setokin/sarung kaki. Aku pun menyarungkan kondum tu pada konet kau. Untuk menjaga keselamatan. Maklumlah dia dipakai oleh berbagai orang dan tak tahu orang apa yang pakai dia dan berbagai bangsa yang pakai dia. Setelah selesai aku sarung aku pun naik kecelah kelangkang yang sedia terkangkang itu. aku meletakkan konet aku ke permukaan pantatnya dan menepuk-nepuk kepada pantatnya. Lepas aku menepuk pantatnya dengan konet ku tu, sampailah masanya aku nak merasa pantat perempuan tu. Kepada konet aku telah pun berada dilubang pantatnya dan dia menanti kemasukannya. Aku dengan sekali hantak saja telah masuk sampai kepangkalnya. Dengan masuk saja batang konet ku kedalam lubang pantatnya. Dan dalam masa yang mulutnya terbuka luas dan mengerang yagn amat sangat kerana menahan kemasukan konet ku yang panjangnya 6 in dan besarnya 2 jari tu. Bila masuk saja batang konet aku dalam lubang pantatnya aku tak terus gerak lagi. Mulut aku terus mencari mulutnya. Sebab aku nak merasa hawa dalam pantatnya, rupanya begitu panas dan rasa suam-suam gitu. Lepas tu aku mula mengerakkan batang kau tu naik agak lama kat permukaan pantatnya dan hantak dengan laju sekali ke dalam pantatnya. Aku main naik turun agak pelahan sekali sebab aku nak rasakan kehangatan lubang pantatnya. Sekali aku tusukan batang konet ku dalam pantatnya lama aku rendam di dalam pantatnya. Aku tarik balik sampai ke permukaan pantatnya dan aku benamkan lagi batang aku. Bila aku lihat dia dah tak tahan dengan permainan aku tu aku dan air mazinya pun dah melimpah-limpah aku pun main laju sikit.

    Aku cuba ubah cara main kakinya aku sangkut pada bahu aku. Batang yang sedang keras itu terus masuk keluar dengan lajunya dalam pantatnya yang sudah basah itu dan masa tu punggung aku saja yang bergerak tangan aku menyukung aku supaya aku lurus tegak atas perempuan tu. Naik turun batang aku masih berjalan dan tak henti-henti lagi. Perempuan tu sudah tak tahan lagi dah dengan permainan aku tu. Kakinya yang diatas bahu aku melunjak-lunjak kerana tak tahan menerima tikaman batang konet aku dalam pantatnya. Aku pun dah merasa nak sampai klimet aku setelah lebih kurang 1 jam aku bertarung dengannya. Akhirnya konetku pun memuntakan air mani aku yang begitu pekat sekali dalam kondom yang aku pakai tadi. Dengan pelahan aku pun menarik keluar batang aku dari dalam lubang pantatnya dan menanggalkan kondom yang penuh dengan air mani aku tu. Dalam aku lihat perempuan itu begitu penat dan keletihan sekali. Aku sudah tentu penat sebab aku banyak yang memainkan peranan utamanya. Setelah itu aku dan perempuan itu pun tertidur dalam dakapan masing-masing dia memberi satu kucupan puas pada aku dan aku pun mengucup keningnya tanda puas dengan layangnya pada malam itu. akhirnya kami tertidur tanpa seurat benang pun dibadan kami sampai pagi dan pagi itu dia pun minta diri untuk pulang ketempat yang mana aku tempahnya tu. Sekali lagi dia kucup aku tanda terima kasih. Dan aku rasa kawan-kawan aku pun mengalami pengalaman seperti aku juga dengan perempuan-perempuan yang mereka tempah tu.



  • Kisah Memek Memek Mbak Fiona

    Kisah Memek Memek Mbak Fiona


    2390 views

    Duniabola99.com – Bu Fiona dia adalah atasanku yg masih baru, dia menjabat sebagai acounting manager baru 3 minggu, biasanya aku sering dipanggil ke ruangannya untuk menjelaskan budget yg terjadi pada bulan kemarin. Umurnya kutaksir sekitar 27 tahunan. Sebagai atasan, sebelumnya kupanggil “Bu”, walau umurku sendiri 5 tahun di atasnya.


    Tapi atas permintaanya sendiri, seminggu yg lalu, ia mengatakan lebih suka jika di panggil “Mbak”. Sejak waktu itu mulai terbina suasana serta hubungan kerja yg hangat, tak terlalu formal. Terutama sebab sikapnya yg ramah. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali jika sesertag bersama teman kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.

    Serta tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah serta nyaman jika memansertag wajahnya yg cantik serta lembut menawan. Ia memang menawan sebab sepasang bola matanya sewaktu-waktu bisa bernar-binar, atau menatap dgn tajam. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte.

    Mungkin telah menduduki jabatan yg cukup tinggi dalem umur yg relatif muda, kepercayaan dirinya pun cukup tinggi untuk menyuruh seseorang melaksanakan apa yg diinginkannya. Bu Fiona selalu berpakaian formal. Ia selalu mengenakan blouse serta rok hitam yg agak menggantung sedikit di atas lutut.

    Jika sesertag berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memansertag lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku bisa melihat pinggul yg samar-samar tercetak dari baliknya. Sangat menarik, tak besar tetapi jelas bentuknya membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keindahannya.


    Di dalem ruang kerjanya yg besar, persis di samping meja kerjanya, terbisa seperangkat sofa yg sering dipergunakannya menerima tamu-tamu perusahaan. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yg lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.

    Aku merasa beruntung jika dipanggil Bu Fiona untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Aku selalu duduk persis di depannya. Serta jika kami terlibat dalem pembicaraan yg cukup serius, ia tak menyadari roknya yg agak tersingkap. Di situlah keberuntunganku. Aku bisa melirik sebagian kulit paha yg berwarna gading. Kasertag-kasertag lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya.

    Tapi mataku selalu terbentur dalem kegelapan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi serta kedua lututnya lebih terbuka, tentu akan bisa kupastikan apakah rambut-rambut halus yg tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Jika kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yg indah serta bersih. Terawat.

    Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Bu Fiona..

    “Bayu, aku merasa bahwa kamu sering melirik ke arah betisku. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yg tiba-tiba berdebar.

    “Bayu, salahkah dugaanku?”
    “Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Bu Fiona tersenyum sambil menatap mataku.
    “Mengapa?” Aku membisu. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi ketika menengadah menatap wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.

    “Aku suka kaki Mbak. Suka betis Mbak. Indah. Serta..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.

    “Aku juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi rambut-rambut.”

    “Persis seperti yg kuduga, kamu pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Fiona sambil sedikit mendorong kursi rodanya.


    “Agar kamu tak penasaran menduga-duga, bagaimana kalo kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”

    “Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yg kaku itu.

    “Kompensasinya apa?”

    “Sebagai rasa hormat serta tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”

    “Bagus, aku suka. Bagian mana yg akan kamu cium?”

    “Betis yg indah itu!” “Hanya sebuah ciuman?” “Seribu kali pun aku bersedia.”

    Mbak Fiona tersenyum manis ditahan. Ia berusaha manahan tawanya.
    “Serta aku yg menentukan di bagian mana saja yg harus kamu cium, OK?”
    “Deal, my lady!”
    “I like it!” kata Bu Fiona sambil bangkit dari sofa.

    Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yg besar. Setelah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yg besar serta empuk itu, Bu Fiona tersenyum.

    Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yg membutuhkan sanjungan serta pujaan.
    “Periksalah, Bayu. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya. “Kamu tak ingin memeriksanya, Bayu?” tanya Bu Fiona sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.

    Sejenak, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum pernah diperintah seperti itu. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Bibir Bu Fiona masih tetap tersenyum ketika ia lebih merenggangkan kedua lututnya.
    “Bayu, kamu tahu warna apa yg tersembunyi di pangkal pahaku?” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yg tiba-tiba merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.


    Tatapanku terpaku ke dalem keremangan di antara celah lutut Bu Fiona yg meregang. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, serta berlutut di depannya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Fiona masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, serta sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.

    “Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya. “Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Serta dgn patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya. Bu Fiona menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Pada waktu itulah aku menbisa kesempatan memansertag hingga ke pangkal pahanya.

    Kali ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. Pasti ia memakai G-String, kataku dalem hati. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat rambut-rambut ikal yg menyembul dari sisi-sisi celana dalemnya. Segitiga tipis yg hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua rambut yg mengitari pangkal pahanya. Bahkan sempat kulirik baygan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.

    “Suka?” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Bu Fiona ke atas lututku. Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lalu aku menengadah. Sambil melepaskan sepatu itu. Mbak Fiona mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali. Mengelus-elus pergelangan kakinya.

    Kakinya mulus tanpa cacat. Ternyata betisnya yg berwarna gading itu mulus tanpa rambut halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi rambut-rambut halus yg agak kehitaman. Sangat kontras dgn warna kulitnya.


    Aku terpana. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku menghembuskan nafas. Rongga dadaku mulai terasa sesak. Wajahku sangat dekat dgn lututnya. Hembusan nafasku ternyata membuat rambut-rambut itu meremang.
    “Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.
    “Suka, Bayu?” Aku mengangguk.
    “Tunjukkan bahwa kamu suka. Tunjukkan bahwa betisku indah!”

    Aku mengangkat kaki Bu Fiona dari lututku. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yg menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar bisa mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yg kedua, aku menjulurkan lidah agar bisa mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Akibat kecupanku, Bu Fiona menurunkan paha kanan dari paha kirinya.

    Serta tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bagian dalem kanannya. Sebab ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Bu Fiona mengangkat daguku. Aku menengadah.
    “Kurang jelas, Bayu?” Aku mengangguk.

    Bu Fiona tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lalu telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sehingga aku menunduk kembali. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Tak pernah aku melihat paha semulus serta seindah itu. Bagian atas pahanya ditumbuhi rambut-rambut halus kehitaman. Bagian dalemnya juga ditumbuhi tetapi tak selebat bagian atasnya, serta warna kehitaman itu agak memudar. Sangat kontras dgn pahanya yg berwarna gading.

    Aku merinding. Sebab ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalem lututnya. Serta paha itu semakin jelas. Menawan. Di paha bagian belakang mulus tanpa rambut. Sebab gemas, kukecup berulang kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Serta ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yg panas serta basah.


    Sekarang hidungku sangat dekat dgn segitiga yg menutupi pangkal pahanya. Sebab sangat dekat, walau tersembunyi, dgn jelas bisa kulihat baygan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayg di bagian tengah segitiga itu. Kebasahan yg dikelilingi rambut-rambut ikal yg menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Sambil menatap pesona di depan mataku, aku menarik nafas dalem-dalem. Tercium aroma segar yg membuatku menjadi semakin tak berdaya.

    Aroma yg memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Bu Fiona. Ingin kusergap aroma itu serta menjilat kemulusannya. Bu Fiona menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.

    “Suka Bayu?”
    “Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis serta lutut kirinya. Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, serta meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya.

    Bu Fiona menggelinjang sambil menarik rambutku dgn manja. Lalu ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalem serta semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, terasa tarikan di rambutku semakin keras. Serta ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yg menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Bu Fiona mendorong kepalaku.

    Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Bu Fiona menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk serta meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yg sangat memabukkan. Sebelah kaki menekuk serta terbuka lebar di atas kursi, serta yg sebelah lagi menjuntai ke karpet.
    “Suka Bayu?”.
    “Hmm.. Hmm..!”.
    “Jawab!”.
    “Suka sekali!”

    Pemandangan itu tak lama. Tiba-tiba saja Mbak Fiona merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.
    “Nanti ada yg melihat baygan kita dari balik kaca. Masuk ke dalem, Bayu,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.
    Aku terkesima. Mbak Fiona merenggut bagian belakang kepalaku, serta menariknya perlahan. Aku tak berdaya. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Lalu Bu Fiona tiba-tiba membuka ke dua pahanya serta mendaratkan mulut serta hidungku di pangkal paha itu.


    Kebasahan yg terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Semakin basah. Serta di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yg sangat menyegarkan. Aroma yg sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala. “Suka Bayu?”. “Hmm.. Hmm..!” “Sekarang masuk ke dalem!” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tak bisa berpikir waras. Tak peduli dgn segala kegilaan yg sesertag terjadi. Tak peduli dgn etika, dgn norma-norma bercinta, dgn sakral dalem percintaan.

    Aku hanya peduli dgn kedua belah paha mulus yg akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yg akan menjambak rambutku, telapak tangan yg akan menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yg akan menerobos hidung serta memenuhi rongga dadaku, kelembutan serta kehangatan dua buah bibir kewanitaan yg menjepit lidahku, serta tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yg harus kujilat berulang kali agar akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yg sudah sangat ingin kucucipi.

    Di kolong meja, Bu Fiona membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku. “Hanya lidah, Bayu! OK?” Aku mengangguk. Serta dgn cepat membenamkan wajahku di G-string yg menutupi pangkal pahanya. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalem-dalemnya. Bu Fiona terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku. .

    “Rupanya kamu sudah tak sabar ya, Bayu?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.
    “Hm..!”
    “Haus?”
    “Hm!”
    “Jawab, Bayu!” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Aku menengadah.
    “Haus!” jawabku singkat.

    Tangan Bu Fiona bergerak melepaskan tali G-string yg terikat di kiri serta kanan pinggulnya. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yg basah mengkilap. Sepasang bibir yg di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yg berwarna pink. Aku termangu menatap keindahan yg terpampang persis di depan mataku.

    “Jangan diam saja. Bayu!” kata Bu Fiona sambil menekan bagian belakang kepalaku.
    “Hirup aromanya!” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya. Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak bisa bergerak. Bibirku terjepit serta tertekan di antara dubur serta bagian bawah kemaluannya.

    Sebab harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Hanya sedikit udara yg bisa kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalem lagi. Bu Fiona terpekik. Pinggulnya diangkat serta digosok-gosokkannya hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yg mulai mengalir dari sumbernya.

    Aku mendengus. Bu Fiona menggelinjang serta kembali mengangkat pinggulnya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalem-dalem, seolah kemaluannya adalah nafas kehidupannku.
    “Fantastis!” kata Bu Fiona sambil mendorong kepalaku dgn lembut. Aku menengadah. Ia tersenyum menatap hidungku yg telah licin serta basah.

    “Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.
    “Segar!” Bu Fiona tertawa kecil. “Kamu pandai memanjakanku, Bayu. Sekarang, kecup, jilat, serta hisap sepuas-puasmu. Tunjukkan bahwa kamu memuja ini,” katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yg sebagian menutupi bibir kewanitaannya.

    “Jilat serta hisap dgn rakus. Tunjukkan bahwa kamu memujanya. Tunjukkan rasa hausmu! Jangan ada setetes pun yg tersisa! Tunjukkan dgn rakus seolah ini adalah kesempatan pertama serta yg terakhir bagimu!”

    Aku terpengaruh dgn kata-katanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiarap kalimat yg diucapkannya. Aku memang merasa sangat lapar serta haus untuk mereguk kelembutan serta kehangatan kemaluannya. Kerongkonganku terasa panas serta kering. Aku merasa benar-benar haus serta ingin segera menbisakan segumpal lendir yg akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku.

    Lalu bibir kewanitaannya kukulum serta kuhisap agar semua kebasahan yg melekat di situ mengalir ke kerongkonganku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap berganTiaran. Kepala Bu Fiona terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku.


    Pinggulnya terangkat serta terhempas di kursi berulang kali. Sesekali pinggul itu berputar mengejar lidahku yg bergerak amelr di dinding kewanitaannya. Ia merintih seTiarap kali lidahku menjilat clitnya. Nafasnya mengebu. Kasertag-kasertag ia memekik sambil menjambak rambutku.

    “Ooh, ooh, Bayu! Bayu!” Serta ketika clitnya kujepit di antara bibirku, lalu kuhisap serta permainkan dgn ujung lidahku, Bu Fiona merintih menyebut-nyebut namaku..
    “Bayussss, nikmat sekali sayg.. Bayu! Ooh.. Bayu oooooooooooooooo!”

    Telapak kakinya menghentak-hentak di bahu serta kepalaku. Paha kanannya sudah tak melilit leherku. Kaki itu sekarang diangkat serta tertekuk di kursinya. Mengangkang. Telapaknya menginjak kursi. Sebagai gantinya, kedua tangan Bu Fiona menjambak rambutku. Menekan serta menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.
    “Bayu, julurkan lidahmuu! Hisap! Hisaap!”

    Aku menjulurkan lidah sedalem-dalemnya. Membenamkan wajahku di kemaluannya. Serta mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir kemaluannya, kedutan yg menghisap lidahku, mengunsertag agar masuk lebih dalem. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Kuhisap seluruh kemaluannya. Aku tak ingin ada setetes pun yg terbuang.

    Inilah hadiah yg kutunggu-tunggu. Hadiah yg bisa menyejukkan kerongkonganku yg kering. Kedua bibirku kubenamkan sedalem-dalemnya agar bisa langsung menghisap dari bibir kemaluannya yg mungil.
    “Bayuuu! Hisap Bayuuuuuuu!”

    Aku tak tahu apakah rintihan Bu Fiona bisa terdengar dari luar ruang kerjanya. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Aku hanya peduli dgn lendir yg bisa kuhisap serta kutelan. Lendir yg hanya segumpal kecil, hangat, kecut, yg mengalir membasahi kerongkonganku. Lendir yg langsung ditumpahkan dari kemaluan Bu Fiona, dari pinggul yg terangkat agar lidahku terhunjam dalem.
    “Oh, fantastisssssssssssssssss,” gumam Bu Fiona sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursinya.

    Ia menunduk serta mengusap-usap kedua belah pipiku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.
    “Aku puas sekali, Bayu,” katanya. Kami saling menatap. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kelembutan yg memancar dari bola matanya yg menatap sendu.

    “Bayu.”
    “Hm..”
    “Tatap mataku, Bayu.” Aku menatap bola matanya.
    “Jilat cairan yg tersisa sampai bersih”
    “Hm..” jawabku sambil mulai menjilati kemaluannya.
    “Jangan menunduk, Bayu. Jilat sambil menatap mataku. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat kemaluanku.”


    Aku menengadah untuk menatap matanya. Sambil melingkarkan kedua lenganku di pinggulnya, aku mulai menjilat serta menghisap kembali cairan lendir yg tersisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya.
    “Kamu memujaku, Bayu?”
    “Ya, aku memuja betismu, pahamu, serta di atas segalanya, yg ini.., muuah!” jawabku sambil mencium kewanitaannya dgn mesra sepenuh hati. Bu Fiona tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.

  • Foto Bugil Penelope Reed menggunakan kuku jarinya yang dicat untuk menyebarkan vagina alaminya

    Foto Bugil Penelope Reed menggunakan kuku jarinya yang dicat untuk menyebarkan vagina alaminya


    1824 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik bertato mengangkat roknya dan memainkan memeknya yang bertato.

  • Video Bokep Asia Rion Nishikawa perawat yang lagi horny

    Video Bokep Asia Rion Nishikawa perawat yang lagi horny


    2113 views

  • Kisah Memek Pin Putih Indahnya Memekmu

    Kisah Memek Pin Putih Indahnya Memekmu


    2260 views

    Duniabola99.com – Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya. Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku. Link Alternatif Nova88


    Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

    Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

    Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya.

    Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami.

    “Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!”
    “Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian.” katanya menyebut isteriku.
    Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.

    “Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?” kata isteriku ketika kuajak.
    Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.


    Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.

    Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.
    “Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas.
    Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.

    Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?”
    Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini.

    Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?” tanyanya setelah kami berbasa-basi.
    “Maksudmu apa Gus..?” tanyaku heran.
    “Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya.”
    Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.
    Agus langsung menambahkan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas.” katanya tanpa malu-malu.

    “Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, “Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?”
    “Acara apa Gus..?” tanyaku penasaran.
    “Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?”
    “Pesta apaan..? Gila kamu.”
    “Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?”


    Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya.

    Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

    Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.

    Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.
    “Kegilaan apa lagi ini..?” batinku.
    Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus.


    Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya aku lah yang melakukannya.

    Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini.

    “Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya.
    Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.

    Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
    “Sshh.., akh..!” Rini menggelinjang nikmat.
    Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis.


    Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.

    Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69. Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.

    Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.

    Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini.
    Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!”
    Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.


    Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini.

    Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk.

    Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini.


    Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.

    Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini.

    Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

    Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya.


    Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

    Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja..

  • Foto Ngentot keras Istri ramping Gianna Nicole didapur

    Foto Ngentot keras Istri ramping Gianna Nicole didapur


    1839 views

    Duniabola99.com – foto ngetot pasangan suami istri Gianna Nicole didapur dengan berbagai posisi yang hot dan merangsang dan menelan semua sperma yang dikeluarkan oleh suaminya.

  • Kisah Memek Pesta Sex

    Kisah Memek Pesta Sex


    2753 views

    Duniabola99.com – Kejadian ini aku alami saat aku masih bekerja part-time di salah satu lembaga pendidikan komputer di Jakarta. Waktu itu salah seorang temanku ada yang menawarkan lowongan di tempat tersebut sebagai instruktur komputer part-time. Aku pikir boleh juga, toh mata kuliahku juga tinggal sedikit sehingga dalam seminggu paling cuma dua hari kuliah. Sisanya ya nongkrong di tempat kost atau jalan sama temen-temen.


    Kira-kira di bulan ketiga aku menjadi instruktur, aku mendapat murid yang mengambil kelas privat untuk Microsoft Office for Beginner. Sebetulnya aku paling malas mengajar beginner di kelas privat. Toh kalo cuma pengenalan ngapain mesti privat. Kalo advanced sih ketauan. Hampir saja aku tolak kalau waktu itu aku tidak melihat calon muridku tersebut.

    Namanya Felice, siswi kelas tiga SMU di salah satu sekolah swasta yang cukup borju di Jakarta. Secara tak sengaja aku melihatnya mendaftar diantar maminya, saat aku mau mengambil beberapa CD di ruang administrasi. Tubuh Felice terbilang tinggi untuk gadis seusianya, mungkin sekitar 168 cm (aku mengetahuinya karena saat dia berdiri tingginya kira-kira sedaguku, sementara tinggiku 182 cm) dengan berat mungkin 45-an kg. Kulitnya putih bersih, wajahnya oval dengan kedua mata yang cukup tajam, hidung yang mancung dan bibir yang mungil. Rambut coklatnya yang dihighlight kuning keemasan tergerai sebatas tali bra.

    Felice cukup cepat menangkap materi yang kuberikan. Materi beginner yang sedianya diselesaikan 24 session, dituntaskan Felice hanya dengan 19 session. Apa boleh buat, sisa waktu yang ada hanya bisa kugunakan untuk memberinya latihan-latihan, karena kebijakan dari lembaga pendidikan tidak memperbolehkan murid mengakhiri term meskipun materi telah selesai. Aku juga tidak diperbolehkan memberi materi yang lebih dari kurikulum yang diambil si murid. Ya sudah, aku hanya menjaga integritas saja.


    Di sisa session, sambil latihan aku banyak mengobrol dengan Felice. Gadis manis itu sangat terbuka sekali denganku. Felice cerita mulai dari keinginannya kursus untuk persiapan kuliah di bidang kesekretarisan nanti, tentang pacarnya, keluarganya yang jarang memberinya perhatian karena kedua orang tuanya sangat sibuk, sampai urusan.. ehm seks. Aku cukup terkejut saat mengetahui bahwa Felice sudah mulai berhubungan seks semenjak kelas tiga SMP dengan pacarnya yang berusia 7 tahun lebih tua darinya. Semenjak itu Felice merasa ketagihan dan selalu mencari cara untuk memuaskan nafsunya. Dia pernah pacaran dengan 4 cowo sekaligus hanya untuk mendapatkan kepuasan seksnya.

    Kami saling bertukar cerita. Dan Felice juga terkejut ketika mengetahui bahwa hubungan badanku yang pertama malah dengan ibu kost. Kami pun banyak bertukar pengalaman. Sampai akhirnya Felice telah menyelesaikan term kursusnya, kami tetap kontak lewat telephone.

    Suatu ketika Felice memintaku untuk mengajar di rumahnya. Rupanya setelah mahir menggunakan Microsoft Office, banyak teman-teman sekolahnya yang tertarik ingin belajar juga. Felice pun menawarkan mereka untuk ‘main belakang’. Karena biaya kursus di lembaga tempatku mengajar cukup mahal, Felice mengajak teman-temannya untuk membayarku mengajar di rumahnya dengan separuh harga. Sementara mereka minta kepada orang tua mereka harga kursus di lembaga.


    Felice and the gank ada enam orang termasuk Felice sendiri. Dan aku baru tahu bahwa mereka korban kesibukan orang tuanya masing-masing. Yah, tipikal anak-anak metropolitan yang diberi kasih sayang hanya dengan uang. Angie, Vanya, Sisil, Lala dan Ike adalah teman-teman sekolah Felice. Seru juga ngajarin mereka. Kadang aku mesti meladeni candaan mereka, atau rela menjadi bahan ledekan (karena hanya aku yang cowo).

    Hari itu baru jam 11 ketika Felice meneleponku. Dia memintaku untuk datang lebih cepat dari waktu belajar biasanya. Aku oke-oke saja karena waktunya memang cocok. Jam 2 aku sudah berada di rumah Felice.
    “Tumben Fel, jam segini udah nyuruh gue dateng.” tanyaku.
    “Iya, lagi bete..” jawabnya dengan wajah agak kusut. Aku mengacak-acak rambutnya pelan, lalu mencubit hidungnya.
    “Kenapa nih? Cerita dong..” Felice tersenyum sambil mencubit pinggangku. Tiba-tiba gadis itu menarik lenganku dan mengajak ke kamar tidurnya.
    “Hei..hei.. apa-apaan nih..” seruku.
    “Nggak apa-apa hihihi..” Felice terus menarikku hingga ke atas ranjangnya. Tanpa pikir panjang lagi aku segera merengkuh tubuh langsingnya yang terbungkus kaus ketat dan celana pendek. Aku lumat bibir mungilnya yang lembut.
    “Mmmhh.. mm..” bibir kami saling melumat. Felice kelihatan asyik sekali menikmati bibirku. Kedua tangannya sampai meremas rambutku. Sementara kedua tanganku masuk dari bawah kaus untuk merengkuh payudaranya yang masih terbungkus bra. Ugh.. bulat sekali, bentuknya betul-betul sempurna. Aku meremas-remas payudara Felice. Gadis itu semakin bernafsu. Lidahnya semakin liar menjelajahi mulutku, dan remasan tangannya semakin erat.


    Tanpa aku minta Felice melepas sendiri kaus yang ‘mengganggunya’ berikut dengan bra-nya. Hmm.. terlihat jelas sudah dua gundukan payudaranya yang bulat dan montok. Yang aku heran kenapa kedua puting susunya masih berwarna merah muda. Padahal Felice cerita bahwa dia sudah sering sekali berhubungan badan. Tanpa ampun aku langsung menyambar payudaranya dengan mulutku. Lidahku menari-nari lincah mengikuti lekukan payudaranya yang indah.

    “Sshh.. Riioo.. aahh..” Felice mendesah keasyikkan. Kepalaku dipeluk erat ke dadanya. Upss.. hampir aku sesak nafas dibuatnya. Lidahku terus bermain di kedua payudaranya. Juga putingnya. Hhmm.. nikmat sekali, putingnya betul-betul kenyal. Aku menggigitinya pelan-pelan untuk memberikan sensasi di puting Felice.
    “Aahh.. Yoo..” tubuh Felice menggelinjang menahan rasa nikmat. Kami saling berpelukan erat, dan tubuh kami bergulingan tak karuan di atas ranjang. Gairah Felice semakin memuncak. Dengan liar gadis itu mencopoti semua kancing bajuku dan menanggalkannya dari tubuhku.
    “Uuhh.. awas ya, sekarang gantian..” katanya. Aku diam saja ketika Felice dengan penuh hasrat melepas celana panjang dan celana dalamku. Tubuhku sudah bugil tanpa busana.


    Dengan penuh nafsu, Felice langsung menyambar batang penisku yang mulai mengeras, dan mengisapnya. Aku tersenyum melihat gayanya yang buas. Aku sedikit memiringkan tubuhku agar bisa mencapai celana pendeknya. Tanpa kesulitan aku melepas celana pendeknya dari tubuh Felice, sekaligus dengan celana dalamnya. Hmm.. paha gadis itu benar-benar putih dan mulus. Aku segera merangkul kedua pahanya untuk melumat kemaluan Felice yang tersembunyi di pangkal pahanya.

    Kami ‘terjebak’ dalam posisi 69. Dengan liar lidahku menjelajahi permukaan vagina Felice. Jemari-jemariku membantu membeleknya. Aahh.. aroma khas itu langsung tercium. Aku langsung mengulum klitoris Felice yang seolah melambai padaku.
    “Uughh.. aahh.. Yoo.. gila lo.. aahh..” Felice sampai menghentikan kulumannya di penisku untuk meresapi kenikmatan yang kuberikan di vaginanya. Aku tak mempedulikan desahan Felice yang keasyikan, lidahku semakin liar menjelajahi vaginanya. Klitoris Felice sampai basah mengkilat oleh air liurku.
    Tak tahan oleh kenikmatan yang kuberikan lewat mulut, Felice segera bangkit dari posisinya dan memutar tubuhnya yang indah. Dalam sesaat saja tubuh putih mulus itu telah menindih tubuhku. Kedua tangannya bertumpu di ranjang mengapit leherku.
    “Come on Yo.. give me the real one.. sshh..” desahnya penuh nafsu sambil mendekatkan vaginanya ke batang penisku. Aku membantunya dengan menuntun penisku untuk masuk ke dalam liang kenikmatan itu. Ssllpp.. bbleess..
    “Sshh.. sshh.. oohh.. Yoo..” Felice merintih keasyikan seiring dengan tubuhnya yang naik turun. Sementara kedua tanganku asyik memainkan kedua puting susunya yang kenyal. Bibir mungil Felice yang terus mendesah kubungkam dengan bibirku. Lidahku bermain menjelajahi rongga mulutnya. Tubuh Felice mulai menggelinjang menahan kenikmatan yang kuberikan dari segala arah. Pantatnya semakin cepat naik-turun.


    Dengan gemas aku memeluk tubuh indah itu, dan berguling ke arah yang berlawanan. Sekarang aku yang menguasai permainan. Felice merentangkan kedua belah kakinya yang putih mulus itu. Tanpa ampun aku kembali menghujamkan batang penisku yang sudah basah ke dalam vaginanya. Felice kembali merintih tak karuan. Sementara kedua tanganku bergerilnya menjelahai pahanya yang mulus. Dengan jemariku aku berikan sensasi di sekitar paha, pantat dan selangkangan Felice. Tubuh Felice semakin menggelinjang. Gadis itu tak kuasa lagi menahan nikmat yang dirasakannya. Dinding vaginanya mulai berdenyut.

    “Rioo.. sshh.. aahh..” akhirnya Felice mencapai klimaksnya. Cairan kewanitaannya membanjiri penisku di dalam sana. Tubuhnya langsung tergolek pasrah. Aku tersenyum melihat ekspresinya. Tiba-tiba Felice merengkuh leherku dan mendekatkan ke wajahnya.
    “Awas ya, bentar lagi tunggu pembalasan gue..” desahnya dengan nada menantang.
    “Coba kalo bisa, gue mau liat..” jawabku balik menantang seraya mengecup bibirnya. Kemudian kami bersih-bersih bersama di kamar mandi. Aku dan Felice mengulangi lagi permainan tadi di kamar mandi, dan untuk kedua kalinya gadis manis itu mencapai klimaksnya.

    Sekitar jam setengah empat sore sebenarnya waktu belajar akan dimulai, namun Felice memaksaku untuk melakukannya sekali lagi di ranjangnya. Gadis itu penasaran sekali karena aku belum mencapai klimaks. Semula aku menolak karena takut sebentar lagi yang lain datang. Namun Felice membungkam mulutku dengan puting susunya. Apa boleh buat, kami kembali melanjutkan permainan.

    Benar saja, sepuluh menit sebelum jam empat tiba-tiba pintu kamar terbuka. Rupanya kami baru sadar kalau pintu depan dari tadi tidak dikunci. Sisil dan Ike yang baru saja datang langsung nyelonong ke kamar setelah tidak mendapatkan Felice di ruangan lain.


    “Hei.. gila lo berdua..!!” Sisil menjerit heboh. Aku dan Felice yang sedang dalam posisi doggie style terkejut dengan kedatangan mereka. Aku menatap Felice dengan bingung, tapi gadis itu tenang-tenang saja.
    “Aduh Fel, lo kok gak bilang-bilang sih kalo mo barbequean.. ajak-ajak dong..” cetus Ike tak kalah hebohnya. Felice menanggapi dengan tenang.
    “Udah nggak usah ribut, lo join aja langsung sini..” tanpa dikomando dua kali kedua gadis itu langsung melepas pakaiannya dan bergabung dengan aku dan Felice di ranjang. Hmm.. aroma sabun dan shampoo yang masih segar segera tercium karena mereka berdua baru saja mandi.

    Entah kenapa hari itu Angie, Vanya dan Lala kebetulan tidak datang. Angie sempat menelpon untuk memberitahu bahwa dia harus mengantar kakaknya ke dokter. Vanya ada acara weekend dengan keluarganya, sehingga harus berangkat sore itu juga. Sedangkan Lala tidak ada kabar.

    Hari itu otomatis tidak ada session. Kami berempat bersenang-senang di kamar Felice sampai menjelang malam. Aku sempat tiga kali mencapai klimaks. Yang pertama saat dengan Felice, tapi aku harus membuang spermaku di mulutnya karena Felice tidak mau ambil resiko. Klimaks yang kedua ketika Ike dan Felice melumat batang penisku berdua. Aku betul-betul tak tahan saat mulut mereka mengapit batang penisku dari sisi kiri dan kanan. Dan yang terakhir aku tuntaskan di dalam vagina Sisil. Semula aku akan mencabut penisku untuk mengeluarkan spermaku di luar. Namun Sisil yang sudah kepalang nafsu malah mempererat pelukannya di tubuhku, hingga akhirnya spermaku menyembur di dalam. Dan pada saat yang bersamaan Sisil juga mencapai klimaksnya.

    Setelah makan malam, Sisil dan Ike menelpon ke rumah masing-masing untuk memberitahu bahwa mereka menginap. Dan kami pun mengulangi kenikmatan-kenikmatan itu semalam suntuk. Di rumah Felice betul-betul bebas, sehingga permainan kami berempat betul-betul variatif. Kadang di ranjang, di ruang tamu, di sofa, di meja makan, di kamar mandi, di kolam renang. Yang paling gila waktu Ike mengajakku bermain di gazebo kecil yang dibangun di halaman belakang rumah Felice. Waktu itu sudah jam 1 pagi. Asyik sekali ditemani hawa dingin kami saling menghangatkan.


    Malam itu aku betul-betul akrab dengan Sisil dan Ike. Tak seperti sebelumnya, meskipun akrab namun mereka masih menganggapku seperti guru mereka, jadi masih ada rasa segan. Dari obrolan kami, aku mengetahui bahwa sebetulnya mereka berenam sama-sama pecandu seks. Felice cerita bahwa mereka sering sekali ngerjain anak-anak kelas satu yang baru di sekolah mereka. Rumah Felice ini sering sekali dijadikan ajang pesta seks mereka. Aku sampai geleng-geleng mendengar kegilaan mereka.

    Hari-hari berikutnya aku jadi akrab dengan mereka berenam. Di kesempatan lain aku berhasil menikmati tubuh keenam abg itu pada hari yang sama. Hubungan aku dan mereka sempat berlangsung lama, hingga akhirnya setelah mereka lulus sekolah dan mereka saling berpencar. Vanya, Sisil dan Lala melanjutkan studi mereka ke Aussie, sedangkan Ike memilih belajar di USA, Angie dan Felice sama-sama ke Singapore. Tapi kami masih kontak via chat dan email. Beberapa bulan lagi rencananya mereka akan sama-sama pulang ke Indonesia, dan kami sudah mempersiapkan rencana pesta yang luar biasa. Tunggu aja ceritanya..

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Sepupuku Lisa Yang Kena Entot

    Kisah Memek Sepupuku Lisa Yang Kena Entot


    2201 views

    Duniabola99.com – Jika ada di antara pembaca merasa terbawa dalam kisahku ini aku mohon maaf kepada saudara/i. Sebelumnya aku perkenalkan diriku dulu. Namaku Sultan, wajahku lumayan lah. Kata teman-temanku, aku tampan. Itu kata mereka, kalau menurutku, aku biasa-biasa saja. Aku anak dari seorang pejabat. Papaku bekerja di suatu kantor pemerintahan, waktu itu ayah menjabat sebagai wakil walikota.


    Awal kisah ini terjadi sekitar awal Januari, dimana waktu itu aku sedang sendiri di rumah, sedang nonton TV tiba-tiba aku di kejutkan oleh suara bel berbunyi.Kringg.. kring.. suara bel berbunyi itu membuat aku terkejut.Kemudian aku membuka pintu, aku melihat seorang gadis berdiri menggunakan baju kaos berwarna putih dan rok mini berwarna hijau sampai ke lutut, wajahnya cantik dan sedap dipandang mata.Aku bertanya, Cari siapa dik..?Dia balas dengan bertanya, Benarkah ini rumah paman Rizal..?Aku terkejut, karena nama yang dia sebutkan adalah nama papaku. Kemudian aku bertanya lagi.Adik ini siapa?Dia hanya tersenyum. Senyumannya manis sekali, lalu aku jawab, Benar, ini rumah paman Rizal, sambungku lagi.Dan sekali lagi dia tersenyum, manis sekali, membuat hatiku dag dig dug.Aku bertanya lagi, Adik ini siapa sih..?Sambil terseyum dia memperkenalkan dirinya, Namaku Lisa, kata-katanya terhenti, Aku datang kemari disuruh mama untuk menyampaikan sesuatu untuk paman Rizal.Oh iyah.. aku sampai lupa mempersilakan dia masuk ke rumah. Lalu kusuruh dia masuk.Silakan masuk, kataku.Aku persilakan dia masuk, Kan ngga enak bicara di depan pintu, apa lagi tamu.Setelah berbicara sebenter di depan pintu, dia masuk dan duduk di kursi ruang tamu. Setelah kupersilakan duduk, aku mulai bertanya lagi tentang dia, dan siapa dia bagaimana hubungannya dengan papaku.Kalau boleh tau, adik ini siapa yah..?Hihihi.. dia tertawa, aku jadi heran, tetapi dia malah tertawa.Kalau ngga salah, pasti abang ini bang.. Sultan yah? sambungnya.Aku terkejut, dari mana dia tahu namaku, lalu aku bertanya, Kog adik tau nama abang?Lalu dia tertawa lagi, Hihihi ..tau dong.Masa abang lupa sama aku? lanjutnya. Aku Lisa, bang. Aku anaknya tante Maria, celotehnya menjelaskan.Aku terkejut, ..ah.. jadi kamu anaknya tante Maria? tambahku.

    Aku jadi termangu. Aku baru ingat kalau tante Maria punya anak, namanya Lisa. Waktu itu aku masih SMP kelas 3 dan Lisa kelas 1 SMP. Kami dulu sering bermain di taman bersama. Waktu itu kami belum tahu tentang apa yang namanya cinta/sex dan kami tidak berjumpa lagi karena waktu itu aku pergi ke Australia sekitar 2 tahun. Sekembalinya dari Autralia aku tidak pernah ke rumahnya karena sibuk sekolah. Sudah kira-kira 3 tahun kami tidak berjumpa, sampai aku mahasiswa tingkat 2, aku tidak ingat namanya lagi, kini bertemu sudah besar dan cantik lagi.Lalu kubertanya kembali menghamburkan lamunanku sendiri, Bagaimana kabar mamamu? tanyaku.Baik jawabnya.Kamudian dia mengulangi maksud dan tujuannya. Katanya, papaku diminta mamanya untuk datang ke rumahnya untuk membicarakan sesuatu hal.Lalu aku balik bertanya dengan penasaran, Kira-kira yang akan dibicarakan apa sih..?Dia menjawab sambil tersenyum manis nan menggoda. Sambil tersenyum, aku memperhatikan dirinya penasaran.

    Tiba-tiba dia bicara, Ternyata abang ganteng deh, ternyata mama ngga salah bilang.Aku jadi salah tingkah dan wajahku memerah karena dipuji. Adik ini ada-ada saja pikirku. Kemudian aku sambut kata-katanya, Ternyata tante Maria punya anak cantik juga. dia hanya tersenyum saja.Paman Rizal kemana bang? dia bertanya membuka keheningan.Belum pulang kerja. jawabku.Hmmm gumamnya.Ya udah deh, titip pesen aja gitu tadi, ya bang! memastikan.Iya oke. jawabku pasti.Jangan lupa yah..! lebih memastikan.Iya.. aku tegaskan lagi.Oke deh.. kalau gitu Lisa pamit dulu yah.. ngga bisa lama-lama nih.. mama bilang jangan lama-lama. jelasnya. Pamit yah bang! tambahnya.Oke deh, mengiyakan. Hati-hati yah! sambungku seperti cowok-cowok lain pada cewek umumnya.Dia hanya tersenyum menjawabnya, Iya bang

    Nah, detik itu jugalah momen itu terjadi. Tidak tahu kenapa dia tiba-tiba menarik tanganku dan mencium pipiku. Bercampur rasa bingung dan asyik di hatiku.Waduh buat apa itu tadi? tanyaku bodoh. Dia hanya tersenyum.Abang ganteng deh, jelasnya sambil melepaskan pegangan tangannya.Nah, itu dia, karena menurutku aji mumpung perlu diterapkan, aku menangkap tangannya dan balik mencium pipinya. Dia menjadi kaget dan aku hanya tersenyum saja, memasang wajah innocent yang jauh dari sempurna. Balas dendam pikirku. Karena kepalang keasyikan dan sudah timbul nafsu. Aku memberanikan diri lagi untuk mencium bibirnya mengusik kediamannya karena kaget pada ciuman pertamaku tadi.


    Mumpung rumah sepi kesempatan nih.. pikirku dalam hati.Aku memberanikan diri untuk lebih lagi dengan meraba tonjolan yang ada di dadanya yang terbungkus bra dari luar.Dia mendesah, ..ahh..hem..Tonjolannya agak lumayan kalau tidak salah taksir, kira-kira 32b besarnya. Karena sudah sangat bernafsu, dan ego kelelakianku meningkat, hasrat itu pun timbul. Aku belai tubuhnya perlahan dan terus menaik sampai ke lehernya. Kubuka baju yang dia pakai hingga terlepas. Dan aku terus meraba bongkongnya yang lumayan juga besarnya kalau tidak salah taksir dapurnya kira-kira 61.Seperti penyanyi saja, gumamku dalam hati.

    Karena keadaan kurang memungkinkan, kugendong dia ke kamarku sambil kami berciuman terus. Kurebahkan dia di kasur dan kutindih dia. Kubuka perlahan-lahan kaos yang dia pakai dan BH-nya aku buka hingga polos. Terpampang di depanku sebuah pemandangan yang indah, sebuah gunung dua yang sangat indah dengan pucuknya berwarna merah ranum. Aku dengan rakusnya meremas dan mengulum kanan dan kiri. Tanganku dengan aktif terus menjalar ke rok yang dia pakai. Perlahan-lahan aku turunkan hingga terbuka semuanya. Aku melihat kodam (kolor,dalam) warna putih dengan berenda bunga. Kubuka perlahan-lahan dengan sabar, hati-hati dan lembut. Tiba-tiba dia menepis tanganku.Jangan bang..! Jangan bang..! dia memohon, tetapi aku yang sudah dirasuki setan tidak ambil pikir.Kemudian kucium bibirnya dan kuremas kembali gunungnya. Dia terangsang. Kucoba mengulang kembali, kutarik kodamnya (kolor,dalam) perlahan-lahan. Dia tidak menepis tanganku, terus kubuka dan kuterpana melihat pemandangan yang begitu indah yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Aku melihat sebuah kemaluan yang masih gundul yang hanya dikelilingi dengan rambut yang masih belum lebat.

    Kusibak hutan yang masih agak gundul. Ada cairan bening yang keluar dari dalam hutannya. Dia sudah terangsang. Kubuka bajuku tergesa-gesa. Pakaianku hanya tinggal kodam (kolor dalam) saja tetapi Ucokku (kejantananku) sudah mau lompat saja, ingin mencari sasaran. Sudah tidak tahan ucokku sehingga aku langsung meraba hutannya. Kusibak (buka) hutannya dan aku menciumnya. Kemudian kujilat semacam daging yang keluar dari kemaluannya. Kujilat terus kelentitnya hingga dia meyilangkan kakinya ke leherku.Ahh.. ohh.. yaa.. desahnya.Kumasukan jari tanganku satu dan kukorek-korek dalam hutanya. Dia semakin merapatkan kakinya ke leherku sehingga mukaku terbenam dalam hutannya. Aku tidak bisa bernafas. Aku terus hajar hutannya.


    Hauhh.. ahh.. yahh.. huhhh.. terdengar suara desahya.Aku terus hisap sehingga timbul suara yang entah dia dengar atau tidak. Kemudian perlahan-lahan kakinya agak melonggar sehingga aku bisa nafas dengan bebas kembali. Aku terus menghisap dalam hutannya. Setelah puas kubermain di hutanya, kuhisap lagi gunung kembarnya, kiri dan kanan.Bang.. aku udah ngga tahan nih.. mau keluar.. desahnya.Kupercepat lagi hisapanku, dia merintih.Ahh.. oohhh.. yahh.. serrrr.. dia lemas. Ternyata dia sudah klimaks.Kubuka kodamku dan kejantananku ini kukeluarkan. Taksiranku, kejantananku kira-kira 18 cm panjangnya kalau sudah tegang. Kubimbing kejantananku (ucok) ke arah hutannya. Kugesek-gesekan kejantananku pada liang kelaminnya, kusodok perlahan-lahan. Awalnya meleset, tidak masuk. Wah, ternyata dia masih perawan. Kucoba lagi perlahan-lahan, tidak juga bisa masuk. Kuberi air ludah ke batang kejantananku agar tambah licin. Kemudian kucoba lagi, hanya masuk ujung kepalanya saja, dia merintih.

    Aduh.. sakit bang.. sakit.. rintihnya.Aku berhenti sejenak, tidak melanjutkan sodokanku, kukulum lagi gunungnya, dadanya terangkat ke atas. Tidak lama dia terangsang lagi, lalu kucoba lagi untuk meyodok (seperti permainan bola billyard). Kusodok terus dengan hati-hati, aku tidak lupa memberi ludahku ke kejantananku. Karena hutannya becek akibat klimaks tadi jadi agak licin sehingga kepala kejantananku bisa masuk dia merintih.Aduh.. sakit bangTahan dikit yah.. adikku manis..`ngga sakit kok.. cuman sebentar aja sakitnya bisikku di daun telinganya.Dia diam saja. Kusodok lagi, akhirnya masuk juga kepala si ucok, terus kusodok agak keras biar masuk semua.Slupp.. blesss.. dan akhirnya masuk juga ucokku. Dia menggigit bibirnya menahan sakit. Karena kulihat dia menahan sakit aku berhenti menunggu dia tidak kesakitan lagi. Ucokku masih terbenam dalam hutannya, kulihat dia tidak menggigit bibirnya lagi. Kusodok lagi ucokku perlahan-lahan dan lembut, ternyata dia meresapinya dan kembali terangsang. Kusodok terus.

    Ahh.. auuohhh.. yahh.. terus bang.. pintanya karena dia teransang hebat sambil mengoyangkan pinggulnya ke kiri kanan. Rupanya dia sudah tidak kesakitan lagi. Semakin kuat kusodok.Auoohhh.. ahhh.. yahh.. uhhh.. terus bang! kakinya dililitkan ke leherku.Ahh.. yaa.. rintihnya lagi, terus kusodok agak keras.Selupp.. selup.. suara ucokku keluar masuk, aku juga merasakan ada denyutan dalam hutannya seperti menghisap (menarik) ucokku. Rasanya tidak bisa dikatakan dengan kata-kata.Yahh.. aouuhh yahh.. suaraku tanpa sadar karena nikmatnya.Bang.. enak bang. kusodok terus.Uohh.. ahhh.. yahh.. terusss bang! Yahh.. yahh.. ngga tahan nih bang.. dia terus berkicau keenakan, oohh.. yahh aouuhh.. yaa.. i coming.. yes.. terus dia berkicau.Entah apa katanya, aku tidak tahu karena aku juga merasakan sedotan dalam hutanya semakin kuat.


    Dia meremas kain penutup tilam sampai koyak. Aku terus meyodok dan terus tidak henti-henti.Aouhhh.. ahhh.. yahh.. yaa.. mau keluar nih bang.. dan, Slerrrr dia keluar, terasa di kepala ucokku. Dia klimaks yang kedua kalinya.Aku terus memacu terus mengejar klimaksku, Yahh.. aouuu.. yahh.. ada denyutan di kepala ucokku.Yahh.. ahhh.. aku keluar, kutarik ucokku keluar, kuarahkan ke perutnya.Air maniku sampai 3x menyemprot, banyak juga maniku yang keluar, lalu kukecup keningnya.Terima kasih.. aku ucapkan.Kulihat ada bercak darah di sprei tilam, ternyata darah perawanya. Lalu kuajak dia membersihkan diri di kamar mandi, dia mengangguk. Kami mandi bersama. Tiba-tiba ucokku bangkit lagi melihat bongkongnya yang padat dan kenyal itu. Kutarik bokongnya dan kutunggingkan. Kusodok dari belakang.Aduh.. gumamnya karena masih agak sempit dan masih terasa ngilu karena baru hilang keperawanannya.

    Dia terangsang kembali, kuremas gunung kembarnya, aku berdengus. Ahh.. aouhhh.. yaaa.Crottt.. croottt.. crottt.. kukeluarkan maniku dan kutumpahkan di bokongnya.Kami terus bermain sampai 3 kali. Aku teringat kalau sebentar lagi mama akan pulang, lalu kusuruh cepat-cepat si Lisa mandi dan mengenakan pakaiannya. Kami tersenyum puas.Terima kasih yah bang, aku tersenyum saja dan aku mencium bibirnya lagi serta membisikkan ke telinganya, Kapan-kapan kita main lagi yah!Dia hanya tersenyum dan, ..iya, jawabnya.Setelah berpakain dan merapihkan diri, kuantar dia ke depan rumah. Dan ciuman manis di bibir tidak lupa dia berikan kepadaku sebelum pergi. Aku hanya bisa melihat dia berjalan pergi dengan langkah yang agak tertatih karena merasakan nyeri di selangkangannya.Oh nikmatnya dunia hari ini. pikirku dalam hati sambil menutup pintu.

  • Video bokep Presley Hart dan Megan Rain pijit kaki dan terangsang

    Video bokep Presley Hart dan Megan Rain pijit kaki dan terangsang


    1691 views

  • Hentai001

    Hentai001


    1873 views

  • Vanessa Decker mendapatkan banyak orgams dikamarnya

    Vanessa Decker mendapatkan banyak orgams dikamarnya


    1601 views

  • Foto Bugil Evita Lima 18tahun pamer memek pink

    Foto Bugil Evita Lima 18tahun pamer memek pink


    2318 views

    Duniabola99.com – foto gadis Evita Lima masih 18tahun mengangkat gaunnya yang berwana pink mememarkan toketnya yang gede dan memeknya yang mulus tanpa bulu berwarna pink di ranjangnya.

  • Teman Kantor Ku Yang Montok Dan Hot Sedang Sange

    Teman Kantor Ku Yang Montok Dan Hot Sedang Sange


    2649 views

    Duniabola99.com – Aku sudah berkeluarga dan dikaruniai anak 1 yang masih 2 tahun umurnya, perkenalkan namaku Citra usiaku saat ini 26 tahun, aku menikah dengan suamiku 4 tahun yang lalu, dimana suamiku itu sangat harmonis denganku dan pastinya romantis, kami bertemu di kantor suamiku team satu kerja denganku sampai sekarang. Dulunya aku tidak menaruh rasa simpati dengannya tapi namanya witing tresno jalaran seko kulino kata orang jawa.

    Terlalu keasikan pertemanan jadi kita memasuki area pacaran saat itu dan kami semakin kompak dalam menghadapi masalah saat waktu pacaran, aku tidak kwuatir kalau pulang malam karena suamiku itu setia setiap saat kalau aku pulang malam dia sering menjemput aku di kantor waluapun dia kadang pulang rumah dulu. Trus balik lagi untuk menjemput aku.

    Oh ya aku saat ini aku bekerja di bagian keuangan salah satu NGO asing yang menangani perpajakan sehingga banyak sekali tugasku menuntut aku harus banyak menghabiskan waktu untuk berhubungan dengan orang-orang pajak yang sudah menjadi rahasia umum sangat banyak tuntutan.

    Akupun jadi terbiasa menghadapi mereka dan tak jarang untuk dapat “melunakkan” hati mereka aku harus bersikap seluwes bahkan cenderung berpura-pura genit termasuk tampil agak seronok dengan tujuan supaya tugasku dapat selesai dengan mudah.

    Untungnya suamiku cukup bijaksana dan dapat memahami keberadaanku dengan memberikan kepercayaan 100% kepadaku.

    Ternyata keleluasaan ini justru membawa aku kedalam situasi yang sulit hingga akhirnya aku memasuki satu dunia yang belum pernah kukenal tapi gilanya aku jadi sulit untuk keluar dari dunia tersebut yaitu threesome sex.

    Awalnya ketika itu kantorku menjelang tutup buku dan seperti biasanya kesibukan kami di keuangan menjadi luar biasa tingginya sampai-sampai ada beberapa rekanku yang harus pulang kantor menjelang pagi.

    Aku sendiri tetap pada tugas utama yaitu merapihkan laporan-laporan pajak dengan dibantu oleh petugas-petugas pajak. Syukurlah kali ini yang ditugasi untuk konsolidasi ada 2 orang yang sudah tidak asing bagiku yaitu Iwan (26) dan Jaka (25) sehingga aku tidak perlu buang-buang waktu untuk beradoptasi dan menjelaskan kondisi kantorku.

    Kami janjian ketemu di Hertz Chicken untuk makan siang sekaligus berdiskusi awal menyepakati hal-hal apa yang harus dilakukan dan pembagian tugasnya. Karena sudah akrab kamipun menyelingi diskusi dengan senda gurau dan setelah itu kami lanjutkan pekerjaan inti di kantor mereka yang letaknya cukup jauh yaitu di Tanggerang. 3 hari pertama semua berlangsung normal, ketika memasuki hari ke 4 volume pekerjaan semakin serius sehingga tidak terasa sudah jam 8 malam.

    Sedangkan target selesai kerjaan kami hari ke 6 sudah harus dilaporkan.

    Akupun jadi gelisah sendiri dan rupanya Iwan menangkap gelagat itu dan mencoba membantuku mencari solusinya.

    “Bukan apa-apa Her, rumahku kan jauh sekali di Bogor sedangkan jam segini aku masih di Tanggerang”

    “Ya udah begini saja, bagaimana kalau Mbak Desy bermalam saja di cottage dekat kantor lalu besok pagi minta tolong suami Mbak Desy membawakan pakaian ke kantor. Tapi sekarang harus kasih tahu dulu sama suami supaya dia tidak gelisah nungguin,” usul Iwan

    “Boleh juga, usul diterima” sambutku gembira dan mengangkat tangan untuk TOSH dengan Iwan.

    Segera kutelpon suamiku R yang sedang berada di luar kota untuk minta ijin dan R menyetujui bahkan menyuruhku supaya mentuntaskan. Setelah makan malam nasi goreng di kantor akupun minta tolong Iwan mengantarku ke cottage yang dimaksud. Setiba disana ternyata tempatnya cukup menyenangkan karena tersedia ruang tamu dan 2 kamar ditambah lagi hari itu ada rate khusus berkenaan dengan ulang tahun cottage tersebut. Melihat itu spontan aku langsung setuju bahkan menyesali kenapa tidak dari awal saja disini.

    “Tahu begitu kita kerja disini saja lebih enak”

    Rupanya reaksiku ini disambut oleh Iwan, “kalau begitu bagaimana kalau kita melanjutkan tugas kita disini supaya aku dan Jaka enggak perlu repot-repot karena disini kan bisa sekalian mandi lalu tidur, mumpung kamarnya dua.. gimana Mbak?”

    “Boleh saja,” jawabku pendek tapi dalam hati menyesali spontanitasku tadi karena berarti malam ini aku akan berada bersama 2 laki-laki dalam satu atap rumah.

    Namun keraguanku pupus karena aku berusaha berpikir positif, toh kita nggak akan macam-macam karena kamar kami terpisah, kalaupun terjadi apa-apa atas diriku aku bisa berteriak. Ah, jahatnya hati ini.. kalau dilihat dari sikap dan penampilan mereka yang intelek mana mungkinlah mereka mau berbuat macam-macam.

    Tak lama kemudian Jakapun datang dengan membawa beberapa tumpuk order dan meletakkan di meja makan yang rencananya akan kami jadikan meja kerja. Untuk menghilangkan rasa lelah aku memutuskan untuk berendam di kamarku yang juga dilengkapi dengan kamar mandi.

    Tapi baru kusadar aku tidak membawa pakaian, untunglah aku membawa kaos mirip singlet dan kebetulan dibalik celana panjang yang kupakai aku juga mengenakan celana sport stretch hitam sebatas diatas lutut. Masalah lain adalah aku hanya membawa CD yang menempel.. Duh bagaimana ya..

    Akhirnya aku dapat ide untuk mencuci CD itu dan menjemur di kamar mandi dengan harapan besok pagi sudah kering. Sebagai pengganti CD aku melapisi kemaluanku dengan panty liner yang kutempelkan langsung di celana. Beress.. Kan??

    Lalu mandilah aku dengan air panas yang sudah kuatur sesuai selera. Usai mandi akupun berbusana seperti yang sudah aku pikirkan dan ketika keluar kamar kulihat Iwan dan Jaka sudah segar karena mereka juga sudah mandi dan seolah sudah janjian mereka sama-sama mengenakan celana pendek, tapi bagian atasnya hanya Iwan yang mengenakan kaos singlet sedangkan Jaka bertelanjang dada saja membiarkan dadanya yang bidang berotot dan berbulu itu terpampang membuat darahku sedikit berdesir.

    “Maaf Mbak Desy aku terpaksa tidak pakai apa-apa karena tadi waktu mau mandi bajuku jatuh dari kapstok sehingga basah”

    Jaka berusaha menjelaskan dan menutupi rasa saltingnya karena mataku menatap tajam.

    “O ya, tapi sudah dijemur kan?” tanyaku basa basi.

    “Sudah sih,” jawab Jaka sambil pura-pura sibuk dengan kerjaannya lagi.

    “Ah, bilang aja mau pamer bulu sama Mbak Desy.. ck, ck, ck.. Di kampungnya aja segitu banyak apalagi di kotanya.. ha, ha, ha” ganggu Iwan sambil melirik ke aku dan kulihat Jaka semakin malu.

    Rupanya introduksinya Iwan tidak berhenti disitu karena akhirnya kami kembali bersenda gurau yang selanjutnya topikpun beralih serius menjadi diskusi tukar pikiran seputar hal-hal yang sangat pribadi dan kamipun tenggelam asik dalam pembicaraan tentang teknik-teknik ML.

    Dari situ baru kuketahui dari kisah-kisah mereka ternyata Iwan sangat piawai dalam teknik sex. Iwan terus bercerita tentang pengalamannya dengan beberapa teman gadisnya yang menurut pengakuannya cewek-cewek itu sangat tergila-tergila dengan permainannya.

    Lain halnya dengan Jaka yang lebih banyak mendengarkan tapi tanpa sadar Jaka sudah menutupi bagian auratnya dengan bantal, mungkin malu kalau ketahuan “adik”nya sudah meronta-ronta.

    Semula aku bertahan untuk tidak menceritakan pengalamanku, tapi karena Iwan pandai memanfaatkan suasana akhirnya kuceritakan juga apa saja yang aku dan suamiku pernah lakukan tapi masih dalam batas yang sopan karena itu hal yang tabu untuk disampaikan kepada orang lain apalagi lawan jenis dan bukan suami sendiri.

    Lama kelamaan level cerita kamipun meningkat, aku sudah semakin berani menyampaikan hal yang sekecil-kecilnya tentang apa saja yang masing aku dan suamiku sukai. Begitu juga dengan Jaka yang berhasil dibuat mengaku kalau ternyata selama ini mengalami minder akibat bawaan lahir karena memiliki penis yang sangat besar. Dengan tetap berusaha keras mengendalikan hormon wanitaku aku berusaha untuk menghibur Jaka.

    “Ah, kenapa harus minder.. Justru seharusnya bangga dong. Seperti aku, maaf kata nih, aku suka minder karena memiliki rambut yang berlebihan. kalau laki-laki seperti kamu sih nggak apa-apa, tapi aku suka kuatir suamiku tidak menyukainya. Buktinya setiap aku memintanya untuk mengoral selalu ditolak halus, tapi jangan salah.. Dia selalu puas dengan coitus kami.”

    Hari semakin malam dan topik diskusi kami semakin panas dan kamipun sudah berpindah ke sofa. Ketika kami membahas threesome sex dan entah sadar atau tidak sambil bercerita posisi duduk sudah tak karuan.

    Aku bersandar di pegangan sofa dengan kaki diatas pangkuan Iwan dan kaki sebelah berjuntai ke karpet dimana Jaka duduk dilantai sambil menikmati Iwan yang memijat betis indahku dengan bulu-bulu halus yang tumbuh rapih disitu dan Jaka memijit telapak kakiku yang putih bersih dengan kuku dilapisi kutex transparan.

    Begitu nikmat sensasi pijatan yang mereka berdua lakukan akhirnya aku merasa melayang apalagi pijitan Iwan sudah naik ke arah pahaku dan aku ingat aku hanya mengangguk dengan mata terpejam ketika Iwan dan Jaka melepaskan celana sportku dengan alasan untuk memudahkan pemijitan dan lupa kalau itulah pertahananku terakhir. Ketika kubuka mata untuk mencegah upaya mereka tapi ternyata terlambat karena celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku.

    “Duh.. Kalian ini.. Aku jadi malu”

    Tapi mereka tidak menggubris sebab mereka sudah asik masing-masing dengan kakiku.. Dan aku semakin bergumul dengan diri ini antara menolak dan sebaliknya.. Yang kesimpulannya aku dengan perlahan dan sambil menggoyang-goyangkan pinggul akibat sensasi yang begitu hebat membuka kakiku terbuka lebar-lebar dan melupakan rasa malu karena telah memamerkan bagian dari wanita yang mestinya aku tutupi dan hanya dapat dibuka didepan suamiku.

    Tapi peraturan itu seolah tidak berlaku karena dibawah selangkanganku sana dua lelaki muda sedang menggeluti pahaku dan.. Oow mereka tiba-tiba berubah seperti hewan lapar sedang rebutan makanan dan begitulah mereka sedang saling dorong untuk bisa melahap kemaluanku.

    Dan akhirnya Jaka mengalah membiarkan Iwan melahap kemaluanku dengan rakusnya, selanjutnya giliran Jaka yang berbeda dari Iwan.. Lebih lembut tapi oougghh seluruh permukaan kemaluanku terasa dikunyah, penasaran mau tahu apa yang sedang Jaka lakukan, kubuka mata dan kulihat mulutnya yang ditumbuhi janggut dan kumis tebal itu telah menutupi kemaluanku membuat aku kegelian hebat serta tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang mendesak dari bagian bawahku yang ternyata cairan kewanitaanku mengalir deras memenuhi rongga kemaluanku.

    Setelah puas menggeluti kemaluanku Iwan mengambil handuk dan menyeka kemaluanku.. Dan mengambil sesuatu yang ternyata krim cukur jenggot dan shaver.. Aku tahu apa yang akan Iwan lakukan tapi akibat kenikmatan oral sex itu aku seperti tidak berdaya dan tetap telentang dengan posisi mengangkang.

    “Iwan apa yang mau kamu lakukan??”

    Tapi pertanyaanku tidak digubris malah Iwan memberi kode kepada Jaka yang kemudian Jaka menghampiriku dan didepan mataku dia menurunkan celana pendeknya.. Dan wow.. Batang kemaluan Jaka ternyata sudah memuai sampai sebesar tangan bayi.. Dengan tetap lembut Jaka menyodorkan Super Dicknya ke mulutku sehingga mulutku sekarang penuh sesak dengan penis milik Jaka sementara dibawah sana Iwan rupanya asik mencukuri kemaluanku.. Semua proses itu berlangsung kira-kira 15 menit dan ketika “pekerjaan” Iwan selesai Jakapun mencabut penisnya dari mulutku.

    Ketika kutengok kemaluanku sudah licin memerah.. Setelah membersihkan sofa dari bulu-buluku Iwan memulai tugas lainnya, penisnya yang tidak kalah besarnya dari milik Jaka segera melompat dari celana pendeknya.

    Sehingga yang terlihat sekarang 3 insan berlawanan jenis sudah polos tidak mengenakan apa-apa terlebih aku sudah seperti bayi karena kemaluanku sudah tidak ditumbuhi bulu lagi dan sedang digosok-gosok oleh batang kemaluan Iwan sampai cairanku keluar seolah menyatakan siap untuk menyambut penis Iwan yang besar dan penuh urat.

    “Sshh..”

    Hanya desisan itu yang keluar dari mulutku ketika kepala cendawan itu menerobos perlahan kewanitaanku yang selama ini hanya digunakan oleh suamiku R. Secara naluri mulutku terbuka lebar ketika kurasakan batang kemaluan Iwan sudah tertanam seluruhnya di dalam liang senggamaku.

    Setelah beberapa saat didiamkan yang ada dibenakku adalah betapa sesaknya kemaluanku dan gatalnya minta ampun sehingga tanpa sadar pinggulku bergoyang yang disambut dengan genjotan Iwan..

    Selang beberapa lama Iwan tiba-tiba membalikkan tubuh kami dengan penis masih tetap tertanam sehingga sekarang aku berada diatas Iwan memberiku kesempatan untuk mencari sensasi sendiri.. Hal ini berlangsung cukup lama entah sudah berapa kali aku orgasme.

    Tak lama kurasakan bokongku ada memukul-mukul pelan, ketika kutengok ternyata Jaka sedang dalam posisi tegak dibelakangku dan mengoleskan baby oil ke anusku.. Selanjutnya yang terjadi adalah kenyataan 2 penis besar mereka sudah tertanam dalam tubuhku.. Luar biasa nikmatnya sampai akhirnya merekapun ejakulasi dan menumpahkan di wajahku.

    Setelah itu kami bertiga tertidur pulas dan pagi-pagi kami bangun melanjutkan pekerjaan yang tersisa. Bedanya dengan kemarin-kemarin adalah sekarang kami bekerja tanpa sehelai benangpun dan bila sudah mulai bosan kami selingi dengan persetubuhan.. Kadang aku melayani sekaligus berdua, kadang satu-satu dan sementara salah satu dari mereka tetap bekerja.

    Lucu memang.. Tapi itulah pengalaman dahsyat yang aku alami dan membuat aku jadi sekarang jadi ketagihan.. Malah aku pernah melayani Iwan dan Jaka ditambah 3 orang temannya yang lain.

    Luar biasa.. Benar-benar aku sudah punya dunia sendiri diluar ijin suamiku.

  • Kisah Memek ngentot bawahan dihotel saat selesai rapat kantor

    Kisah Memek ngentot bawahan dihotel saat selesai rapat kantor


    4346 views

    Duniabola99.com – Aku menjabat Kepala Cabang perusahaan asing ternama disalah satu kota di Sumatra. Dalam pekerjaan ku, salah satu team ku sebagai asisten ku,bernama Ika sudah bersama ku selama 3 tahun lebih.

    Ika sangat menarik, dandanannya cukup simple, namun suka pakai rok mini. Dalam pekerjaan sehari-hari aku dan Ika selalu membicarakan tugas, tidak pernah melenceng ke hal-hal sex, meskipun aku sering mencuri-curi ke arah pahanya yang mulus, yang tidak tercover oleh roknya yang mini. Sering aku menghampiri meja kerjanya untuk membicarakan tugas, dan Ika dengan santainya membicarakan serius tanpa gaya merayu atau apapun. Paha yang terlihat pun tidak ada usaha untuk menutupinya ataupun. Pokoknya hubungan ku straight sebatas pekerjaan.


    Adalah hal rutin untuk saya berkunjung ke kantor pusat Jakarta untuk urusan rapat dll. Namun kejadian minggu lalu adalah hal yang benar2 berbeda.

    Undangan rapat pun tiba dan kantor pusat memanggil kami untuk rapat membicarakan krisis, karena cukup penting maka kantor pusat memanggil beberapa staff cabangku termasuk Ika.

    Sengaja aku sampaikan ke Ika bahwa dia aku utuskan untuk hadir di Jakarta, namun dibalik itu aku memang rencanakan untuk hadir, aku booking tiket pesawat secara terpisah.

    Pada hari H, aku langsung check in di counter Garuda, saat boarding sengaja aku masuk pesawat paling akhir, sambil jalan di gang aku lihat penumpang dan terlihatlat Ika yang sudah duduk dikursi jendela. Belum selesai dia terkaget akan kehadiranku, aku sudah langsung bilang bahwa aku putuskan untuk ikut rapat. Dalam perjalanan hampir dua jam lebih aku hanya bisa melihat Ika dari belakang, karena aku dapat kursi paling belakang sedangkan Ika ada ditengah.


    Saat mendarat di Jakarta, langsung aku menghampirinya dan aku jelaskan lagi bahwa aku putuskan untuk ikut karena pentingnya rapat ini, dan Ika pun hanya mengangguk sembari menjawab Ya Pak dengan nada pelan, sambil dalam hati kebingungan (mungkin).

    Dari Airport Jakarta langsung kami menuju ke Hotel Mulia tempat kami meeting dan menuju ke salah satu Ballroom untuk mengikuti meeting. Karena waktu yang mepet sekali, kami langsung menuju ke Ballroom tsb tanpa check in kamar terlebih dahulu. Rapat pun berjalan serius dan berakhir sore hari.

    Saya langsung suruh Ika untuk check in ke reception, sempat Ika menanyakan apakah saya mau check in kamar juga. Saya jawab nanti saya susul setelah saya menemui atasan saya di Ball room itu.

    Selesai berbicara dengan atasan saya, saya menuju ke reception, dari jauh aku melihat Ika dari belakang dengan rok mininya serta terlihat pahanya yang mulus yang sudah aku hafal benar

    Ku dekati Ika dan langsung Ika nanya, Bapak mau check in juga? Aku hanya bilang kamu check in saja dulu, aku nanti nyusul.


    Selesai check in Ika menuju lift untuk kekamar, aku ikuti sambil membicarakan topic rapat tadi, Ika pun masuk lift dan memasukkan kartu kamarnya dan menekan tombol lantai 17. Didalam lift aku jelaskan bahwa kamar hanya pesan satu, dan aku tanya Ika apakah dia keberatan kalau aku gabung dikamar dia, plus aku tambahkan sekalian menghemat anggaran kantor cabangku, toh cuman untuk tidur saja.

    Ika terlihat bingung namun juga tidak bilang keberatan atau tidak keberatan, sambil jalan ke kamar yang dituju. Sesampainya dikamar aku langsung aja menaruh koper kecilku, dan Ika sempat menanyakan apakah aku serius mau sekamar dengannya.

    Aku tegaskan lagi bahwa kalau hanya untuk tidur semalam gak ada masalah. Akhirnya sambil terheran-heran, Ika mengiyakan, tanpa menyebut syarat-syarat.

    Kami pun mulai melepaskan baju kantor kami, aku lepas dikamar dan Ika masuk ke kamar mandi untuk ganti baju sekaligus membersihkan diri.

    Aku hanya bilang sehrian capek kita gak usah keluar makan, kita order room service saja, Ika pun langsung setuju.

    Sambil menunggu makanan room service aku pun mandi, namun dalam otak ku hanya terbayang tubuh Ika yang mulus.


    Setelah kami makan, Ika pun kembali ke kamar mandi (aku pun tidak tahu apa yang dia perbuat), aku santai sambil nonton Star Sport dikamar, duduk di soaf yang nyaman. Interior hotel yang indah membuat suasana sangat romantis, ditambha sinar lampu yang pas.

    Ika pun keluar dari kamar mandi dengan menggunakan daster warna kuning muda, sambil berbaring di ranjang dan ikut menonton Star Sport, Ika menanyakan mengenai posisi tidur, karena ranjang yang kami dapat adalah King Size Bed, aku hanya bilang aku biasa di sebelah kanan, maka Ika pun langsung ke sebelah kiri.

    Ika tidak menyukai tayangan sport di TV, dan dia bilang mau tidur. Sepuluh menit kemudian aku pun ke tempat tidur, lampu aku redupkan, dengan hati yang berdebar.

    Lima menit, sepuluh menit waktu berlalu aku [pun tidak bisa langsung tidur lelap. Ku lihat Ika pun beberapa kali pendah posisi, yang pasti Ika belum bisa tidur juga.

    Setengah jam pun berlalu, kondisi masih sama, kami berdua masih gelisah dalam hati, sampai pada akhirnya aku usap daster Ika warna kuning muda yang sedang bertolak muka dengan aku. Dengan pelan namun pasti, Ika membalikkan badan dan kontan tangannya membalas usapanku.


    Aku langsung mendekat dan memeluk tanpa tolakan sedikitpun dari Ika, malah Ika pun memulai gerakan erotisnya. Aku aba pahanya yang sering aku tatap dikantor kini ada di genggamanku. Tangan jahil ku pun mulai meraba hingga ke arah Miss. V nya.

    Tak sabar aku langsung perlahan melepas dastenya yang lembut, dan sekali lagi Ika pun tidak menolaknya, bahkan wajahnya dibuat manja, sehingga aku tak tahan untuk menciuminya. Lepaslah sudah datser kuning muda itu, dan dari wajah aku turun menciumi leher, pundak, dan akhirnya menuju ke ketiaknya yang bersih tanpa bulu, Ika pun mulai mengerangngerang nikmat.

    Puas mencium kedua ketiaknya, aku menuju tokednya yang kencang pertanda birahi. Beberapa saat kemudian aku menelusuri perut hingga tiba di Miss V nya yang masih tertutup celana dalam. Kunikmati celana dalamnya nya yang halus di remangremang kamar Hotel Mulia yang romantis. Ika mengenakan celana dalam biasa (bukan lingerie) warna krem dengan gambar kecil panda lucu. Ku sadari bahwa Ika tidak menyangka kalau malam itu dia ada acara honeymoon dengan aku.

    Perlahan sambil menikmati celana dalamnya yang biasa, aku melepaskan nya melihat Miss V nya yang ditumbuhi rabut yang natural. Foreplay pun dimulai dengan berbagai posisi dan bertaburan kecupan dari masingmasing insan. Aku sadar bahwa Ika pun sudah siap setelah meraba Miss V nya yang sudah licin sekali.

    Aku pun melepas busana secepat kilat dan langsung menancapkan secara perlahan tapi pasti Mr. P ku ke Miss V nya. Wow, beberapa kali goyangan di Miss V yang licin sempat membuat Mr. P ku muntah, tapi aku pakai teknik untuk mengurangi sensitivitas. Beberapa posisi aku coba sampai pada saatnya Ika yang sedang berada diatasku tiba2 mengerang sambil kurasakan Miss V nya makin menghimpit Mr. P ku, saat itulah Ika mengalami orgasme yang hebat. Tak kuasa aku melihat sambil merasakan Miss. V nya yang lagi action, aku pun mencapai puncaknya, namun aku langsung sadarbahwa aku belum pernah membicarakan soal kontrasepsi yang dia pakai (gak tahu pakai atau tidak), dengan berat hati aku langsung angkat sedikit tubuh Ika agak Mr. P ku keluar segera dai Miss V nya, dan muntah sperma ku di tubuhku sendiri, sedikit mengenai perut Ika.

    Tanpa ijin Ika aku langsung tarik daster kuning mudanya untuk mengelap sperma yang berceceran, Ika pun tidak sempat komplain karena dia lemas dan penuh kepuasan.

    Dalam hitungan menit, kami pun berdua tertidur lelap tanpa busana, hanya berselimutkan selimut putih tebal yang lembut


    Ketika matahari pagi mulai bersinar, korden Hotel Mulia yang tidak rapat tertutup menembuskan sinar matahari pagi yang mebangunkan kami. Tak tersadarkan aku bangun sambil memeluk perut Ika yang ramping dan mulus. Aku pun mulai mengusap kelembutan kulitnya, kuciumi bibirnya dan Ika pun terbangun. Beberapa pelukan pun terjadi yang membuat Mr. P ku memanjang lagi, tanpa basa basi yang panjang aku pun terlibat dalam permainan yang tidak kalah serunya, kali ini to the point karena semuanya sudah terbuka. Beberapa kalai kami berganti posisi bagai pegulat profesional, hingga akhirnya posisiku diatas dan terus menggenjot Miss V nya yang licin. Lebih lama dari pergulatan semalam, aku mampu menahan klimaks, Ika pun terlihat sudah mencapai orgasme, dan aku pustuskan untuk memuntahkan sperma ku, sekali lagi diluar Miss V nya, rambut kemaluannya pun terlihat berceceran sperma ku. Sempat kuatir kalau kalau ada sperma yang masuk ke Miss V nya, ceritanya bisa panjang nantinya.

    Setelah berpelukan yang bermesraan ala romantic, kami pun segera mandi bersama, mengingat waktu yang harus kami kejar untuk rapat hari kedua, kami pun hanya mandi bersama plus sedikit saling mengusap dengan sabun.

    Rapat hari kedua pun dimulai seperti biasa, dan sorenya kami pun kembali ke kota kami. Tidak banyak yang kita bicarakan About Last night yang jelas aku menuggu kesempatan untuk honeymoon berikutnya.

  • Foto Ngentot Tiri horny Alex Blake & Whitney Wright berbagi kontol

    Foto Ngentot Tiri horny Alex Blake & Whitney Wright berbagi kontol


    1991 views

    Duniabola99.com – foto gadis dengan memek masih sempit sange menggoda pacarnya yang berkontol gede untuk melakukan hubugan sex berakhir ngentot threesome dikamar.

  • Kisah Memek Bercinta Dengan Tiga Wanita Sekaligus

    Kisah Memek Bercinta Dengan Tiga Wanita Sekaligus


    2314 views

    Duniabola99.com – Pada suatu sore di hari libur (liburan dari kerja) aku buang waktu dengan main internet, lebih kurang satu setengah jam bermain internet, tiba-tiba terdengar suara bel. Setengah kesal aku hampiri juga pintu rumahku, dan setelah aku mengintip dari lubang kecil di pintu, kulihat tiga orang gadis. Kemudian kubuka pintu dan bertanya (maaf langsung aku terjemahkan saja ke bahasa Indonesia semua percakapan kami),Bisa saya bantu? kataku kepada mereka.Maaf, kami sangat mengganggu, kami mencari Gamha dan sudah satu jam lebih kami coba untuk telepon tapi kedengarannya sibuk terus, maka kami langsung saja datang.Yang berwajah Jepang nyerocos seperti kereta express di negerinya.Oh, soalnya saya lagi main internet, maklumlah soalnya hanya satu sambungan saja telepon saya, jawabku.Memangnya kalian tidak tahu kalau si Gamha sedang pulang kampung dua hari yang lalu? lanjutku lagi.


    Kali ini yang bule berambut sebahu dengan kesal menjawab, Kurang ajar si Gamha, katanya bulan depan pulangnya, Jepang sialan tuh!Eh! Kesel sih boleh, tapi jangan bilang Jepang sialan dong. Gua tersinggung nih, yang berwajah Jepang protes.Sudahlah, memang belum rejeki kita dijajanin sama si Gamha, sekarang bule bermata biru nyeletus.Dengan setengah bingung karena tidak mengerti persoalannya, kupersilakan mereka untuk masuk. Mulanya mereka ragu-ragu, akhirnya mereka masuk juga. Iya deh, sekalian numpang minum, kata bule yang berambut panjang masih kedengaran kesalnya.

    Setelah mereka duduk, kami memperkenalkan nama kami masing-masing.Nama saya Jacky, kataku.Khira, kata yang berwajah Jepang (dan memang orang Jepang).Yang berambut panjang menyusul, Emily, (Campuran Italia dengan Inggris).Saya Eve, gadis bermata biru ini asal Jerman.Jacky, kamu berasal dari mana? lanjutnya.Jakarta, Indonesia, jawabku sambil menuju ke lemari es untuk mengambilkan minuman sesuai permintaan mereka.Sekembalinya saya ke ruang tamu dimana mereka duduk, ternyata si Khira dan Eve sudah berada di ruang komputer saya, yang memang bersebelahan dengan ruang tamu dan tidak dibatasi apa-apa.Aduh, panas sekali nich?! si Emily ngedumel sambil membuka kemeja luarnya.

    Memang di awal bulan Desember lalu, Australia ini sedang panas-panasnya. Aku tertegun sejenak, karena bersamaan dengan aku meletakkan minuman di atas meja, Emily sudah melepaskan kancing terakhirnya. Sehingga dengan jelas dapat kulihat bagian atas bukit putih bersih menyembul, walaupun masih terhalangi kaos bagian bawahnya. Tapi membuatku sedikit menelan ludah. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara si Eve,Jacky, boleh kami main internetnya?Silakan, jawabku.Aku tidak keberatan karena aku membayar untuk yang tidak terbatas penggunaannya.Mau nge-chat yah? tanyaku sambil tersenyum pada si Emily.Ah, paling-paling mau lihat gambar gituan, lanjut Emily lagi.Eh, kaliankan masih di bawah umur? kataku mencoba untuk protes.Paling umur kalian 17 tahun kan? sambungku lagi.


    Khira menyambut, Tahun ini kami sudah 18 tahun. Hanya tinggal beberapa bulan saja. Aku tidak bisa bilang apa-apa lagi. Baru saja aku ngobrol dengan si Emily, si Eve datang lagi menanyakan, apa saya tahu site-nya gambar gituan yang gratis. Lalu sambil tersenyum saya hampiri komputer, kemudian saya ketikkan salah satu situs seks anak belasan tahun gratis kesukaanku. Karena waktu mengetik sambil berdiri dan si Khira duduk di kursi meja komputer, maka dapat kulihat dengan jelas ke bawah bukitnya si Khira yang lebih putih dari punyanya si Emily. Barangku terasa berdenyut. Setengah kencang. Setelah gambar keluar, yang terpampang adalah seorang negro sedang mencoba memasuki barang besarnya ke lubang kecil milik gadis belasan. Sedangkan mulut gadis itu sudah penuh dengan barang laki-laki putih yang tak kalah besar barangnya dengan barang si negro itu. Terasa barangku kini benar-benar kencang karena nafsu dengan keadaan. Si Emily menghampiri kami berada, karena si Eve dan Khira tertawa terbahak-bahak melihat gambar itu. Aku mencoba menghindar dari situ, tapi tanpa sengaja sikut Khira tersentuh barangku yang hanya tertutup celana sport tipis. Baru tiga langkah aku menghindar dari situ, kudengar suara tawa mereka bertambah kencang, langsung aku menoleh dan bertanya, Ada apa? Eve menjawab, Khira bilang, sikutnya terbentur barangmu, katanya.

    Aku benar-benar malu dibuatnya. Tapi dengan tersenyum aku menjawab, Memangnya kenapa, kan wajar kalau saya merasa terangsang dengan gambar itu. Itu berarti aku normal. Kulihat lagi mereka berbisik, kemudian mereka menghampiriku yang sedang mencoba untuk membetulkan letak barangku. Si Eve bertanya padaku sambil tersipu,Jacky, boleh nggak kalau kami lihat barangmu?Aku tersentak dengan pertanyaan itu.Kalian ini gila yah, nanti aku bisa masuk penjara karena dikira memperkosa anak di bawah umur.(Di negeri ini di bawah 18 tahun masih dianggap bawah umur).Kan tidak ada yang tahu, lagi pula kami tidak akan menceritakan pada siapa-siapa, sungguh kami janji, si Emily mewakili mereka.Please Jacky! sambungnya.Oke, tapi jangan diketawain yah! ancamku sambil tersenyum nafsu.

    Dengan cepat kuturunkan celana sport-ku dan dengan galak barangku mencuat dari bawah ke atas dengan sangat menantang. Lalu segera terdengar suara terpekik pendek hampir berbarengan.Gila gede banget! kata mereka hampir berbarengan lagi.Nah! Sekarang apa lagi? tanyaku.Tanpa menjawab Khira dan Emily menghampiriku, sedangkan Eve masih berdiri tertegun memandang barangku sambil tangan kanannya menutup mulutnya sedangkan tangan kirinya mendekap selangkangannya. Boleh kupegang Jack? tanya Khira sambil jari telunjuknya menyentuh kepala barangku tanpa menunggu jawabanku. Aku hanya bisa menjawab, Uuuh karena geli dan nikmat oleh sentuhannya. Sedang Eve masih saja mematung, hanya jari-jari tangan kirinya saja yang mulai meraih-raih sesuatu di selangkangannya. Lain dengan Emily yang sedang mencoba menggenggam barangku, dan aku merasa sedikit sakit karena Emily memaksakan jari tengahnya untuk bertemu dengan ibu jarinya. Tiba-tiba Emily, hentikan kegiatannya dan bertanya padaku, Kamu punya film biru Jack? Sambil terbata-bata kusuruh Eve untuk membuka laci di bawah TV-ku dan minta Eve lagi untuk masukan saja langsung ke video.


    Waktu mulai diputar gambarnya bukan lagi dari awal, tapi sudah di pertengahan. Yang tampak adalah seorang laki-laki 60 tahun sedang dihisap barangnya oleh gadis belasan tahun. Kontan saja si Eve menghisap jarinya yang tadinya dipakai untuk menutup mulut sedangkan jari tangan kirinya masih kembali ke tugasnya. Pandanganku sayup, dan terasa benda lembut menyapu kepala barangku dan benda lembut lainnya menyapu bijiku. Aku mencoba untuk melihat ke bawah, ternyata lidah Khira di bagian kepala dan lidah Emily di bagian bijiku.Uuh ssshh uuuhh ssshhh aku merasa nikmat.Kupanggil Eve ke sampingku dan kubuka dengan tergesa-gesa kaos dan BH-nya. Tanpa sabar kuhisap putingnya dan segera terdengar nafas Eve memburu.Jacky ooohh Jacky terusss ooohhh nikmat Eve terdengar.Kemudian terasa setengah barangku memasuki lubang hangat, ternyata mulut Khira sudah melakukan tugasnya walaupun tidak masuk semua tapi dipaksakan olehnya.Slep slep chk chkItulah yang terdengar paduan suara antara barangku dan mulut Khira. Emily masih saja menjilat-jilat bijiku.

    Dengan kasar Eve menarik kepalaku untuk kembali ke putingnya. Kurasakan nikmat tak ketulungan. Kuraih bahu Emily untuk bangun dan menyuruhnya untuk berbaring di tempat duduk panjang. Setelah kubuka semua penghalang kemaluannya langsung kubuka lebar kakinya dan wajahku tertanam di selangkangannya.Aaahhh Jacky aaahhh enak Jacky teruskan aaahhh terussss Jacky! jerit Emily.Ternyata Eve sudah bugil, tangannya dengan gemetar menarik tanganku ke arah barangnya. Aku tahu maksudnya, maka langsung saja kumainkan jari tengahku untuk mengorek-ngorek biji kecil di atas lubang nikmatnya. Terasa basah barang Eve, terasa menggigil barang Eve.Aaaahhh Eve sampai puncaknya.

    Aku pun mulai merasa menggigil dan barangku terasa semakin kencang di mulut Khira, sedangkan mulutku belepotan di depan barang Emily, karena Emily tanpa berteriak sudah menumpahkan cairan nikmatnya. Aku tak tahan lagi, aku tak tahan lagi, Aahhh Sambil meninggalkan barang Emily, kutarik kepala Khira dan menekannya ke arah barangku. Terdengar, Heeerrkk Rupanya Khira ketelak oleh barangku dan mencoba untuk melepaskan barangku dari mulutnya, tapi terlambat cairan kentalku tersemprot ke tenggorokannya. Kepalanya menggeleng-geleng dan tangannya mencubit tanganku yang sedang menekan kepalanya ke arah barangku. Akhirnya gelengannya melemah Khira malah memaju mundurkan kepalanya terhadap barangku. Aku merasa nikmat dan ngilu sekali, Sudah sudah aku ngiluuu sudah pintaku. Tapi Khira masih saja melakukannya. Kakiku gemetar, gemetar sekali. Akhirnya kuangkat kepala Khira, kutatap wajahnya yang berlumuran dengan cairanku. Khira menatapku sendu, sendu sekali dan kudengar suara lembut dari bibirnya, I Love you, Jacky! aku tak menjawab. Apa yang harus kujawab! Hanya kukecup lembut keningnya dan berkata, Thank you Khira!
    Rasa nikmatku hilang seketika, aku tak bernafsu lagi walaupun kulihat Eve sedang memainkan klitorisnya dengan jarinya dan Emily yang ternganga memandang ke arahku dan Khira.


    Mungkin Emily mendengar apa yang telah diucapkan oleh Khira. Demikianlah, kejadian demi kejadian terus berlangsung antara kami. Kadang hanya aku dengan salah satu dari mereka, kadang mereka berdua saja denganku. Aku masih memikirkan apa yang telah diucapkan oleh Khira. Umurku lebih 10 tahun darinya. Dan sekarang Khira lebih sering meneleponku di rumah maupun di tempat kerjaku. Hanya untuk mendengar jawabanku atas cintanya. Dan belakangan aku dengar Eve dan Emily sudah jarang bergaul dengan Khira.



  • Foto Ngentot Pelayan Jepang, Carol Vega, menyediakan rumah bagi pria dengan layanan seksual

    Foto Ngentot Pelayan Jepang, Carol Vega, menyediakan rumah bagi pria dengan layanan seksual


    1907 views

    Duniabola99.com – foto pelayan cantik langsing tinggi Carol Vega ngentot dengan majikannya saat lagi bersih bersih rumah dan menembakkan sperma yang banyak ke mulut.

  • Foto Ngentot Remaja keren Holly Hendrix tidak bisa berhenti berhubungan seks dengan saudara tirinya

    Foto Ngentot Remaja keren Holly Hendrix tidak bisa berhenti berhubungan seks dengan saudara tirinya


    1755 views

    Duniabola99.com – foto gadis remaja Holly Hendrix yang menlihat saudaranya yang lagi beronani dan jadi sange hingga tidak bisa berhenti melakukan hubungan ngentot dimanapun dan kapan pun.

  • Kisah Memek Shieda

    Kisah Memek Shieda


    2546 views

    Duniabola99.com – Masa tu, umur aku 17 tahun. Nak masuk 18. Aku masih ingat, masa tu, mak dan bapak aku pi ke beach, nak sambut ulang tahun perkahwinan makcik aku. Kebetulan pula, pada hari itu, abang angkat aku datang. Dia ni memang rapat dengan mak aku.


    Dia ni bukan melayu. Dia bangsa paki. Tapi, kalau korang tengok dia, aduh.. memang korang tak dapat tido malam. Dia ni memang hensem 1st class. Kekadang, kalau mak aku pi dapur, aku ngan dia ambik kesempatan bersedap sedapan sambil menonton tv. Mak aku mana tau apa yang kai buat kat ruang tamu. disebabkan dia ni abang angkat aku, so, dia ni diberi sikit kebebasan buat macam rumah sendiri. Dia baring ler kat sofa. Aku belai belai rambat dia, dan belai leher dia… rasa nak cium jer tapi malu lah pulak. Haaa.. berbalik pada kisah yang aku nak citer ni. Hari tu, masa parents aku tak dak kat rumah, dia baring kat lantai yang berlapis karpet. Fastbet99

    Dia ngadu dia sakit kepala. Haaa.. aku pun duduk lah tepi dia… Tengok body dia ni, putih merah pink, memang hensem lah! Ghairah tengok! Dia tutup mata, dan aku pun belailah rambut dia. Dia tak halang pun, nampak sangat lah dia syok. Pastu, aku terdengarlah bunyi nafas dia. Dia suruh aku rasa dahi dia. Dahi dia macam turun. Dia cakap dia dah tak tahan. Haaa.. dia naik syahwat tu! Dia pegang dick dia yang dalam seluar tu sambil cakap yang dia dah tak tahan. Dia cakap kat aku dia masturbate kira kita-kira 15 minit. Aku cakap kat dia, aku masturbate paling kurang 3 jam. Aku ni jenis ‘wild’. Dia macam shocked dengar apa yang aku cakap. Dia ajak aku buat kat luar, tapi aku cakap, aku takut. Pastu, kitoran diam sebentar. Tangan masih membelai rambut dia. Pussy aku dah basah berair.

    Aku cium pipi dia dua kali. Dia nampak suka. Pastu, aku cium bibir dia. Nampaknya aku ‘wild’ lagi! Dia dengan rakus cium bibir aku. Tetiba tangan dia menjalarkat tetek aku. Dia raba raba tetek aku dan dia cakap, ” saya nak makan awak!”. Dia bangkit dari perbaringan lalu dia bukak baju aku. Aku memang tak pakai bra masa tu. Terus dihisapnya puting tetek kanan aku!! Tangan kirinya meraba tetek kiri aku. Nikmatnyaaa!! AHHHHHHHH!! UHHHH!!! Pastu, dia cuba nak raba pussy aku. Dia tanya, “dah ada air kah?” Aku angguk jer.


    Pastu, dia baringkan aku kat riba dia dan cium aku. Dia ramas ramas tetek aku lalu di hisapnya kedua dua belah! AHHH! UHHHH!! Pastu, dia urut pussy aku yang berair.. di bukaknya seluar aku lalu di jilatnya pussy aku tu! Pastu, dia hisap pussy aku berkali kali… sesekali ditolaknya lidahnya masuk ke dalam lubang puki aku. Lalu dia bukak baju dia. Dadanya ada bulu sikit. Wah wah!! Seksi betul. Aku pun jilat dada dia. Hisap tetek dia…. dia bukak seluar dia. Aku ramas ramas butuh nya… dan akhirnya.. kami berdua sama sama telanjang.

    Pintu kat rumah masa tu memang terkunci. BESAR! MEMANG BESAR DIA PUNYA BUTUH! ku suka main biji pelir yang dua bijik tu. Aku belai belai bulu butuh dia dan mula menjilat jilat butuh dia yang besar tebal panjang serta kerasssss itu. Aku mula hisap dan hisap.

    Dia merintih rintih. Suka betul tengok muka dia yang merah tu. Pastu, dia peluk aku dan dia bukak kaki aku.

    Aku kangkangkan kaki aku dan biarkan dia buat apa yang dia suka. Dia cucuk puki aku dengan butuh nya yang keras! AHHHHHHHHHH!!! UHHHHHHHH!!!


    Aku menjerit kenikmatan. Punyalah nikmatnya! Clit aku pun keras. Butuh dia masuk kuar masuk kuar… makin cepat! ASementara mulutnya menghisap tetek aku. AHHHHH!! SEDAP!!!!!! Kami buat sampai 3 jam. Nasib baik mak bapak lom balik. Apabila kitorang habis buat, aku masuk bilik aku, rehat. Dia pulak balik. mak bapak sampai rumah sejam lepas kami berhenti buat projek. sampai sekarang aku rasa nak buat dengan dia lagi. Tapi dia dah kawin. Aku serba salah nak buat lagi. Aku suka habiskan masa aku dengan masturbate.

    Rsanya nak buat lagi. Aku kehausan seks. Namun bagi aku, aku masih memikirkan bahawa perkahwinan amat penting. Aku ingin jadi pompuan baik.. tapi sapalah aku. Laki baik manalah yang nak ambik aku jadi bini:P . So, aku enjoy mylife lah.. aku baru satu kali buat seks. Agen Poker Online

    Rasa nak lagi, tapi takut nak buat lagi. Tak larat nak tanggung dosa. Rsanya, biarlah aku cyber sex jer lah nak kurangkan rasa gian aku ni. Aku harap Tuhan ampunkan aku dan menemukan aku dengan jodoh yang mampu membimbing aku dan sanggup menerima aku seadanya. Aku tak sanggup nak hidup dalam dosa lagi.



  • Foto Bugil cewek cantik melepas celana jeans memperlihatkan vagina botak yang sempurna

    Foto Bugil cewek cantik melepas celana jeans memperlihatkan vagina botak yang sempurna


    1919 views

    Duniabola99.com – foto cewek berambut coklat membuka Agen Nova88 baju bulu bulunya dan melepaskan celana jinsnya yang panjang menampilkan tubuhnya yang hot dan memamerkan memeknya yang tembem tanpa bulu dan merah merekah. Judi Bola Nova88

  • Video bokep Jepang perawat Ai Suzuki dikamar pasien

    Video bokep Jepang perawat Ai Suzuki dikamar pasien


    1791 views

  • Cadence Lux dan Xandra Sixx setelah matahari terbenam

    Cadence Lux dan Xandra Sixx setelah matahari terbenam


    1699 views

  • Kisah Memek Hangatnya Selimut Tetangga

    Kisah Memek Hangatnya Selimut Tetangga


    2590 views

    Duniabola99.com – Semua berawal pada suatu ketika dimana aqu dan istriku pindah ke sebuah rumah kost di sebuah kota besar, sebut saja kotaX, dimana aqu harus pindah ke kota itu karena tempat kerjaqu menugaskan aqu untuk menjadi kepala cabang di kantor yg baru.

    Kost yg kita tempati ini memang khusus untuk karyawan dan juga keluarga oleh sebab itu kost ini sangat lengkap mulai dari dapur hingga kamar mandi dalam semua ada. Telah sebulan kita tinggal disini, aqu dan istriku telah mulai terbiasa bergaul dengan para tetanggakost kita.


    “Pagi mas Ridwan. Berangkat kerja?” sapa seorang wanita. Dia adalah istri tetangga kost kita yg bernama Susilo, wanita ini sendiribernama Safhira. “Iya nih mbak. Mau bareng?” tanyaqu kepada Safhira atau mbak Fhira begitu kita biasa menyapanya. Memang lokasi kerjanya berdekatan dengankantorku. Mbak Fhira lalu mengangguk tanda setuju, “Boleh mas. Tapi nggak apa-apa nih nebeng di mobilnya mas Ridwan? Ntar mbak Nia marah lagi.” Kata mbak Fhira kepadaqu. Aqu hanya tertawa karena saat itu Nia, istriku juga beradadisampingku. Nia ikut tertawa mendengar candaan mbak Fhira.

    Aqu dan Nia memang pasangan baru. Kita baru menikah 1 tahun laludan belom dikaruniai seorang anak. Istriku Nia berusia 27 tahun, 2 tahun lebihmuda dariku. Sementara itu pasangan Susilo dan Safhira berusia sekitar 32 tahundan 29 tahun.

    Jadi bisa dibilang mbak Fhira itu seumuran denganku. Suaminya,Susilo memang tak bekerja karena telah satu tahun ini dia di PHK, makluksedang krisis ekonomi jadi banyak PHK dimana-mana. Dulunya dia bekerja diperusahaan plastik sementara istrinya bekerja sebagai pegawai perusahaankeuangan yg cukup terkenal di Indonesia meskipun dia hanya sebagai bawahan.Sesampainya di kantor aqu berpisah dengan mbak Fhira yg memang berjalan kakidari kantorku menuju kantor tempat dia bekerja.

    Beberapa karyawan melirik kearah kita dan aqu yakin merekabertanya-tanya siapa sebenarnya wanita yg dibawa atasannya itu. Aqu sihtak ambil pusing karena memang pada dasarnya Safhira memang cukup cantikmeskipun tak secantik istriku. Namun body nya memang lebih yahud dan berisi.

    Terutama payudaranya yg sedari tadi kuperhatikan sekitarF-Cup jauh lebih besar dibandingkan istriku yg cuman C-Cup. Ah ada apa dengandiriku ini? Kenapa aqu malah kepikiran mengenai badan istri orang. Akhirnya aqumasuk juga ke gedung kantorku sembari berusaha melepaskan pikiran mesum itu dariotakku.

    Hari demi hari berlalu dan aqu sering sekali berangkat bareng denganmbak Fhira, memang sih baik istriku maupun suami mbak Fhira tak pernah cemburuatau keberatan. “Kasihan mbak Fhira mas kalau sendirian jalan.” Kata istrikusaat aqu bilang apa dia keberatan kalau aqu berangkat bareng dengan mbak Fhira.

    Memang sih dari tempat kost kita untuk mencapai daerah tempat kerjaqu harus jalan sekitar 100 meter menuju jalan besar yg kemudian harus naik angkotsebanyak dua kali agar bisa sampai ke daerah tujuan kita. Aqu bisa membaygkankalau Mbak Fhira berangkat kerja sebelom ada aqu dulu seperti apa susahnya.Pagi hari itu aqu seperti biasa bersiap untuk ke kantor dan istriku membawakanaqu bekal makan siang.

    Nia memang juru masak yg handal. Selama ini aqu tak menolaktiap kali dia membawakan bekal karena memang masakannya luar biasa enak, maklum setahun kursus masak waktu kuliah dulu. “Mas, maaf udah nungguin lama yah?Habisnya mas Susilo tadi rewel terus minta dilayanin sih. Maaf ya kalo kelamaannunggunya.” Judi Online Terpercaya

    Kata mbak Fhira ramah. Aqu kaget juga melihat penampilan mbak Fhira kali ini. Memang dia mengenakan pakaian kerja tetapi rok nya kulihat lebihpendek dari biasanya begitu juga dengan kerah bajunya seperti lebih lebar danterkesan lebih turun. Mbak Fhira lalu mengenakan sepatunya dengan posisisetengah menungging. Aqu yg saat itu sedang berdiri didepannya, kontan sajamelihat pemandangan aduhai dari depan.

    Sepasang payudara mbak Fhira sepertimenggelantung seolah ingin melepaskan dirinya dari breast houlder warna ungu yg membungkusnya. Besar dan bentuknya indah sekali, batinku dalam hati. Mas Susilo benar-benar beruntung memiliki istri seperti mbak Safhira.


    Telah cantik, bodynya bagus, dadanya juga besar, pastilah hebatsaat bermain diranjang. Sesaat aqu membandingkan dengan istriku. Penyesalanmuncul dibenakku. Akh, lelaki macam apa aqu ini, membaygkan istri orang lainsementara aqu sendiri telah beristri dan istrikupun juga selalu setiaterhadapku. Bahkan akhir-akhir ini setaknya seminggu belakangan ini istrikuterasa lebih hangat dari sebelomnya. Kita menjadi seperti pasangan suami istribaru lagi. Tadi malam saja dia minta untuk bercinta sampai dua kali padahalsebelomnya paling tiga atau empat hari sekali. Entah apa yg mempengaruhihasrat seksualnya sekarang ini. “Wah kok macet ya? Padahal kalau lewat jalanini nggak macet tuh jam segini.” Celetukku pelan. Mbak Fhira tersenyum terusmeneruskan membaca buku laporan keuangan yg dia pegang. Sesekali aqu melirikkearah pahanya yg tersingkap karena mobilku ini memang tempat duduknya cukuprendah jadi aqu bisa melihat paha mulus mbak Fhira dengan jelas.

    “Eh mas. Sepertinya ada demo deh disana? Waduh bakalan telat kalo gini.” Mbak Fhira kelihatan mulai khawatir. Memang benar ada demo dipersimpangan jalan didepan kita. Entah apa topik demonya karena aqu juga takbegitu peduli lagi, yg kupedulikan hanyalah pekerjaanku di kantor dankesempatan lirik-lirik paha mbak Fhira. Lumayan buat selingan, batinku. Habis telah rasa penyesalanku tadi. Untungnya kita sampai kantor tepat pada waktunya.Kali ini sampai di kantor ada kejutan yaitu kawanku waktu kuliah dulu ygsekarang bekerja sebagai manager sebuah perusahaan kimia swasta berkunjung.“Wah, Rid, sekarang kamu udah sukses ya. Telah jadi pimpinan cabang sekarang.Hahaha…” seloroh sobatku yg satu ini. Aqu hanya membalasnya ringan, aqumemang bukan tipe orang yg suka memamerkan prestasi sih. “Eh, perempuan yg tadibareng sama kamu itu siapa sih? Kece juga tuh perempuan. Bodynya keren dan wajahnyajuga mantap punya tuh. Siapa sih? Kenalin donk!” goda Iwan kawanku ini.

    Aqu hanya tersenyum simpul saja tapi dia malah semakin penasarandan membombardirku dengan berbagai pertanyaan susulan. “OK, OK, gua jawab. Diatuh tetangga kost gua. Dia tinggal di kamar sebelah kamar kost gua. Lagian diakerja didekat sini maka dari itu gua anterin dia kesini barengan ma gua. Andsekedar informasi, dia udah punya suami bro.” kataqu menjelaskan daripada nantidi berondong pertanyaan lagi. “Heh? Emangnya istrimu nggak cemburu tuh? Kaliankhan pasangan muda, biasanya istri suka cemburu kalau suaminya bareng perempuanlain yg cantik. Khan bawaan dari masa pacaran masih ada hahaha…” Iwan kembalimenggodaqu sembari melihat-lihat foto-foto di dinding ruang kantorku. Aqu hanyamenghela nafas saja, “Istriku nggak seperti itu lagi. Dia orangnya kagakpencemburu. Dia juga yg nyuruh gua buat nganterin mbak Fhira dari pada ntardia jalan sendiri khan kasihan.” Kataqu padanya. Iwan tertawa lagi, “Wah boleh juga tuh. Kalo ntar aqu punya istri aqu pengin kaya istrimu tuh, orangnya nggakcemburuan.

    Nggak kaya pacarku sekarang ini, cemburuannya minta ampun. Tiap jam telepon terus kalau nggak ya sms. Dikira aqu pembantunya apa yah…”selorohnya sembari tertawa. Memang sih pacar Iwan pencemburu berat padahal telahpacaran selama 3 tahun lebih. “Tapi Rid…” Iwan menimpali lagi, “Memangnya kamunggak ada rasa tertarik sama mbak Fhira itu? Dia cantik lho dan seksi lagi.Baygin aja kalau kamu di ranjang dilayanin dia sama istrimu…pasti serutuh…hahahaha….threesome gitu.” Katanya lagi. Aqu memang tak kaget dengarucapan itu dari Iwan karena sejak waktu kuliah dulu memang mulutnya seringmengeluarkan ucapan-ucapan seronok apa adanya. Dia paling gemar berbicara soalseks meskipun tak pernah berhubungan seks dengan wanita manapun selamaini. “Halah…lo ini ngomong apaan sih. Mana mau istri gua diajakin threesome.Dia orangnya konvensional kok.” Kataqu pada Iwan. Memang selama ini istrikuselalu konvensional dalam bermain cinta. Selama satu tahun ini kita hanyabermain cinta menggunakan gaya-gaya yg itu-itu saja.


    Kecuali dua hari terakhir ini dimana kita berdua menggunakan gaya baru sama sekali dalam bercinta dan memang efeknya dahsyat. Aqu sendiritak tahu dari mana dia mendapatkan gaya tersebut. Sesiang ini aqu memikirkanucapan sahabatku itu. Threesome, sepertinya menarik tapi mana mau istrikumelaqukannya. Lagipula mana mau mbak Fhira melaqukannya karena didekat kita juga terdapat suaminya. Tentu saja resiko sangat tinggi jika suaminya sampaitahu mengenai hal ini. Sore harinya aqu mendapat kejutan keduaqu. Mbak Fhira datang berkunjung ke kantorku. Memang kala itu kantorku telah tutup dan tinggalaqu bersama dengan dua orang satpam diluar dan dua orang petugas cleaningservice. “Lho, mbak Fhira belom pulang? Ini khan telah jam 5 sore. Bukannyambak Fhira selesai kerja jam 4 tadi?” kataqu sembari mempersilakan wanitacantik ini masuk kantor kerjaqu. Mbak Fhira tersenyum manis, “Iya nih mas. Tadisaya telat pulang karena pembukuan akhir bulan masih menumpuk lalu saya kerjainaja sekalian biar besok lebih senggang waktunya. Kirain mas Ridwan belomselesai kerjanya ternyata telah ya…”

    “Akh, ini mbak, biasa tender dengan klien telah selesai danrapatnya diundur tiga hari lagi karena klien yg satunya berhalangan hadir.Sebenarnya sih jadwalnya pulang jam 6 nanti tapi kalau telah tak ada ygdikerjakan ya mau apalagi.” Kataqu menjelaskan. Memang para karyawan telahpulang sejak jam 4 tadi sementara aqu tetap disini karena menghindari macet danbiasa mulai pulang jam 7 atau setengah 7 untuk menghindari kemacetan. “Ohhgitu. Kirain sedang ada apa. Wah berarti saya mujur dong karena nggakketinggalan hehehe…” kata mbak Fhira bercanda. Dalam hatiku sih aqusenang-senang saja malam ini dia pulang bareng denganku karena malam ini diapakai pakaian yg sangat seksi. Kenapa harus dilewatkan, iya khan? Kita lalungobrol berdua di ruangan kantorku sembari minum sereal hangat yg kubuat.Sesekali mbak Fhira mengalihkan silangan kakinya dari kiri ke kanan saat itulahaqu bisa melihat jelas celana dalam mbak Fhira karena kita dudukberhadap-hadapan.

    Pahanya yg mulus putih itu semakin lama membuatku semakin takkuasa menahan rasa ingin memeluknya dan mencumbu wanita cantik ini danmengabaikan kalau dia ini istri orang lain. Jam telah menunjukkan pukul 6malam. Masih tersisa waktu setengah jam lagi untuk kita berduaan. Serasa hatikuini tak rela untuk pulang dan ingin berlama-lama dengan wanita didepanku ini.Aqu tahu ini salah tetapi hasrat sebagai seorang lelaki membuatku tak dapatberpikir jernih. “Mas, gimana kalau sembari menunggu jam tujuh kita makan dulu.Didepan kantor ada warung makan yg enak.” Usul mbak Fhira kepadaqu. Aqu sihsetuju-setuju saja. Lagipula perutku juga telah mulai lapar. Padahal biasanyaaqu betah-betahin untuk menahan lapar sehingga sampai dirumah nanti bisa makanmasakan istriku. Tetapi kali ini berbeda. Jadi juga akhirnya kita berdua makandi warung makan itu. Meskipun tak begitu besar tetapi bersih dan masakannyajuga enak meskipun tak seenak masakan istriku tentunya. “Telah jam 7 kurang15 menit.

    Kita masuk mobil saja dulu sepertinya jalanan telah mulai longgar tuh.” Kataqu pada Mbak Fhira. Wanita ini mengangguk setuju danakhirnya kita masuk ke mobil sedanku. Sebuah peristiwa tak terduga terjadisecara tak sengaja. Mbak Fhira tersandung saat akan masuk kedalam mobil.Badannya terhempas kedepan dan menindih aquyg telah duduk di kursi. Untung saja kepalanya tak terantuk setir mobilku.Namun yg membuatku gugup adalah kepalanya pas sekali ambruk di atasselangkanganku. Tanganku juga tak sengaja tertindih payudaranya yg besar itu.Entah apa yg merasukiku, tanganku tanpa dapat kukendalikan lagi meremaspayudara wanita ini. Mbak Fhira melenguh pelan lalu bangkit dariterpuruknya. Wajahnya memerah sepertinya menahan malu. Aqu sendiri juga malusetelah sadar kalau batang kemaluanku ternyata telah tegang saat wajah mbakFhira tanpa sengaja menyentuh selangkanganku ini. Kita berdua terdiam cukuplama di dalam mobil ini. Aqu mencoba membuka percakapan dan saat itulah kitabertatapan muka. Pandangan kita beradu cukup lama.

    Entah apa yg mempengaruhiku, aqu mulai berani mendekatkanwajahku kepadanya. Sesaat kemudian bibir kita saling bersentuhan. Setan apayg mendorongku aqu sendiri juga tak tahu. Yg jelas selang beberapa detiksaja kita telah saling melumat bibir satu sama lain. Mobil itu menjadi saksibetapa panasnya ciuman kita berdua, diluar dugaan Mbak Fhira sangat mahir dalamberciuman. Dia juga tak sungkan ketika aqu menggunakan lidahku dalamberciuman. Tak cukup hanya itu, tanganku telah mulai meraba payudara MbakFhira lagi yg saat itu masih berbalutkan pakaian kerja. Aqu copot jaskerjanya lalu satu demi satu kancing kemeja Mbak Fhira aqu lepaskan hinggasekarang tinggal breast houlder warna krem-lah yg menjadi penghalang mataqu denganpayudara indah wanita cantik ini. Remasan-remasan tanganku sepertinya telahberhasil membangkitkan gairah terpendam milik Mbak Fhira. Dia semakin liarsaja. Bahkan tangannya telah berani mengusup kedalam celana panjangku dan hanyabutuh waktu beberapa detik saja sebelom akhirnya dia berhasil menemukan batangkemaluanku yg memang bukan hanya telah tegang tetapi telah basah.


    Mbak Fhira tersenyum begitu tahu kalau aqu juga terangsangberat. Lalu dia merebahkan kursinya dan mencopot breast houlder yg dia pakai sehinggaaqu bisa dengan leluasa menikmati pemandangan indah tersebut. Payudara MbakFhira memang benar-benar besar. Sesuai dengan dugaanku yaitu F-Cup. Aqu taksabar ingin meremas dan menciumi payudara indah tersebut beserta puting susunyayg telah tegang menantang itu. Sesekali badan Mbak Fhira membusung tiap kaliaqu menghisap puting susunya yg mancung itu. Tanganku meraba kemaluan wanitacantik ini dan ternyata celana dalamnya telah basah sekali. Tanpa pikir panjangsegera ku singkap rok mininya itu sehingga tersingkap keatas lalu kutarikcelana dalamnya hingga lepas. Sekarang bukan cuma payudara Mbak Fhira ygterlihat jelas tetapi juga kemaluannya dapat jelas kulihat. Wanita ini masihsedikit malu-malu ketika aqu berhasil melucuti celana dalamnya. Sebelahtangannya berusaha untuk menutupi kemaluannya yg tercukup rapi itu. Namun aqutak ambil pusing, jemariku segera bekerja disana.

    Jari telunjuk dan jari kelingkingku membuka bibir kemaluan MbakFhira yg telah basah itu sementara jaru tengan dan jari manisku kuarahkankedalam kemaluannya. Dengan gerakan menusuk-nusuk membuat mbak Fhira semakinkalang kabut dibuatnya. Desahan demi desahan tak terhindarkan lagi keluar darimulutnya. “Akhh..Mas..jangan disitu…akhhh…” desahnya lagi saat jemarikuberkarya di lubang kewanitaannya. Cairan pelumas segera kembali melubermembasahi bibir kemaluan wanita cantik ini. Memang soal permainan jari aqu telahahli. Istriku saja sampai kubuat orgasme dengan jari saja. Klitorisnya mulaimenegang dan tanda dia akan orgasme semakin dekat saja. Beberapa menit kemudianberkat permainan jemariku di kemaluannya ditambah dengan cumbuan tangan dan bibirbeserta lidahku di sepasang payudaranya, Mbak Fhira mencapai klimaksnya. Diamendesah cukup keras sembari menahan jeritan nikmat. Bibir bawahnya dia gigitsendiri menahan sensasi kenikmatan yg meluap dari dalam dirinya. Badannyamengejang sesaat lalu setengah menit kemudian dia lemas.

    Peluh membasahi badan seksi dan montok wanita ini. Mbak Fhiraakhirnya mencapai klimaksnya hanya dengan petting saja. Aqu tersenyummelihatnya terduduk lemas di bangku mobilku yg telah disandarkan. “Mbak Fhirabenar-benar hebat. Mas Susilo beruntung punya istri secantik dan seseksi mbakFhira.” Pujiku. “Aqu sebenarnya telah lama suka dengan mbak Fhira hanya saja selalukutahan, sekarang aqu telah puas bisa bermesraan dengan wanita secantik mbakini.” Pujiku lagi. Wajah mbak Fhira memerah entah karena pergumulan tadi ataukarena menahan malu karena telah menyerahnya separuh dirinya padaqu padahal diapunya seorang suami yg menunggunya dirumah. “Mas Ridwan ini memujinya koktinggi banget sih? Ntar aqu jadi ke ge-er-an lho. Lagian mas Ridwan khan jugapunya istri cantik. Pasti mbak Nia juga setiap malam merasakan keahlian tanganmas Ridwan ini,

    beruntungnya mbak Nia ya…” ujar Mbak Fhira. Aqu tersanjungdibuatnya karena dia mengaqui kehebatan jemariku ini. Belom sempat aqu bicaratiba-tiba tangan Mbak Fhira menyentuh kemaluanku lalu dengan cekatan dia mengocoknya perlahan.

    Batang kejantananku yg sebelomnya telah setengah tiang sekarang kembali perkasa hanya dengan sedikit sentuhan dan rangsangan dari MbakFhira. Lalu tanpa kuduga Mbak Fhira mengarahkan bibirnya ke ujung kemaluanku danmenciumnya perlahan lalu lidahnya bermain di ujung kemaluanku itu dan padaakhirnya seluruh batang kemaluanku itu dilumatnya masuk kedalam mulut wanitacantik ini. Rasanya bagaikan di awang-awang. Disertai dengan rangsangan tangannyapada buah zakarku, mulut Mbak Fhira maju mundur seolah mengocok kemaluanku sembaridari dalam, lidahnya tak henti-hentinya melumat batang kemaluanku ini. “MbakFhira…akhhh…” desahku menahan rasa nikmat. Tak butuh waktu lama sampai akhirnyaaqu merasa akan mencapai klimaks. Lalu Mbak Fhira mencabut kemaluanku darimulutnya begitu dia tahu kalau aqu telah nyari ejaqulasi. Aqu lalu mengarahkankemaluanku ke belahan payudaranya.

    Mbak Fhira lalu menggunakan himpitan sepasang payudaranya untukmengocok batang kemaluanku ini. “Keluarin aja semua mas. Aqu pengen mas Ridwanjuga merasakan nikmat seperti yg aqu rasakan tadi.” Kata Mbak Fhira sembari sesekali menjilatiujung kemaluanku.


    “Akhh..mbak…aqu keluar…akhhh…” racauku sembari kedua tangankumenekan pundak Mbak Fhira. Batang kemaluanku berdenyut sangat cepat lalu cairanputih kental menyembur membasahi sepasang payudara wanita cantik ini bahkanbeberapa sempat menyemprot kearah wajah Mbak Fhira. “Maaf mbak. Tadi nggaksempet aqu kontrol. Wajah mbak jadi kotor deh.” Kataqu meminta maaf. Mbak Fhirahanya tersenyum sembari membersihkan wajahnya dengan tissue sementara aqumembantu membersihkan payudaranya dengan tissue juga. “Nggak apa-apa kok. Kalaumas Susilo sering nakal sih menyemprotkan didalam mulut tanpa bilang-bilangpadahal saya nggak suka dengan rasanya, jadi pengen muntah mas.” Sahutnyapelan. “Mungkin karena belom biasa aja kali mbak.” Kataqu. Padahal istrikusendiri juga tak pernah mau menelan spermaqu. Dia selalu marah-marah ketikaaqu tanpa sengaja atau sengaja menyemprotkan cairan maniku kedalam mulutnya ketikamelaqukan oral seks. Akibatnya dia sering kali menolak melaqukan oral sekstersebut. Jam telah menunjukkan pukul setengah delapan malam.

    Kita lalu merapikan diri dan bergegas pulang. Sepanjangperjalanan aqu tak henti-hentinya meraba-raba payudara Mbak Fhira yg telahterbungkus oleh breast houlder itu. Wanita cantik itu hanya tersenyum melihat ulahku. Diasempat membalas dengan meraba dan mengocok kembali kemaluanku namun karena aqunyaris kehilangan kendali atas setir mobilku maka niatan itu dia hentikan.Sesampainya dirumah, Mbak Fhira langsung masuk kamarnya sementara aqu telahditunggu istriku. “Mas, kok baru pulang? Macet ya?” tanya istriku, aqu hanyamengiyakan saja. Seandainya dia tahu kalau aqu habis petting habis-habisandengan Mbak Fhira entah apa yg akan dia laqukan. Malam itu istriku tumbentak meminta jatah malamnya. Tapi bagiku tak masalah karena aqu telahmendapatkan dari Mbak Fhira meskipun hanya sebatas blow job saja. Dua harikemudian, tepat akhir pekan, pekerjaanku sepertinya telah selesai semua dan aqumempunyai waktu luang cukup banyak. Semua laporan dan pembukuan telah ditanganidan sejak jam 12 siang aqu telah bebas dari pekerjaan.

    Sebenarnya aqu bisa saja pulang namun aqu iseng ingin kembalimengulang kebersamaanku dengan mbak Fhira tempo hari. Iseng-iseng aqu teleponMbak Fhira lewat telepon kantorku dan dia menyahutnya. Ternyata Mbak Fhira jugasedang senggang. Lalu kita makan siang berdua. “Wah kebetulan mas, saya jugasedang nggak ada kerjaan. Maklum selama dua hari terakhir ini selalu lemburjadi semua laporan telah selesai. Mas sendiri habis ini mau kemana?” tanya MbakFhira diselang makan siang kita. “Hmmm, nggak tahu yah. Tapi kalau Mbak Fhiramemang udah nggak ada kerjaan gimana kalau kita keluar aja. Kebetulan tadi adaselebaran promo mengenai tempat karaoke yg baru. Tempatnya nggak begitu jauhdari sini dan katanya sih lumayan eksklusif gitu.” Ajakku.

    Dalam hati aquberharap agar dia setuju. Mbak Fhira menghabiskan minumannya lalu beranjakberdiri.

    “Boleh juga tuh mas. Ayo! Lagi pula dari pada bengong di kantor.” Diasetuju dan dengan hati gembira penuh pengharapan aqu melajukan mobilku kearahtempat tujuan kita. Ternyata tempat karaoke itu benar-benar eksklusif, jadiwajar saja kalau promonya juga besar-besaran di perkantoran.

    Aqu lalu memesan kamar untuk kita berdua selama dua jam. Pelayandisana lalu menyajikan menu minuman dan makanan ringan untuk kawan karaokekita. Setelah selesai administrasinya kita langsung menuju ke kamar yg dimaksud. “Wah, gede juga yah. Ini sih bisa untuk delapan sampai sepuluh orangmas.” Kata Mbak Fhira kepadaqu. Memang sih kamarnya cukup besar dengan televisiLCD ukran 30 Inchi dan sound lengkap. Sofanya yg besar juga empuk bahkan pasbuat tidur sekalipun….tidur? Ya, pikiran itu terbersit di otakku baru saja.Selama lima belas menit pertama kita hanya berkaraoke berdua sembari sesekalimenenggak minuman dalam botol. Aqu tahu minuman itu mengandung alcohol sekitar5% namun Mbak Fhira sepertinya tak sadar dan menganggap kalau muniman ituhanyalah soft drink biasa. Setelah hampir dua botol minuman itu habis kitatenggak, aqu mulai melihat Mbak Fhira telah mulai tipsy meskipun belomsepenuhnya mabuk. Bicaranya mulai sedikit ngelantur. Aqu mempergunakannya untukmendekatinya.


    Sengaja aqu mendekatkan wajahku dengan wajahnya dan sesuaidugaanku tak butuh waktu lama untuk akhirnya kita berdua berciuman dengan mesraatau lebih tepatnya dengan panas. Nafsu telah sampai diujung kepala dan taktertahankan lagi. Baik aqu maupun Mbak Fhira masing-masing saling melucuti bajupasangannya. Sejak awal memang aqu telah mengunci pintu kamar ini sehingga aqutelah bebas kekhawatiran jika ada orang masuk. Sekarang dihadapanku adalah MbakFhira yg telah bugil total. Dia tak mengenakan sehelai benangpun dibadannyabegitu juga denganku. Kita lalu berpagutan mulut kembali. Lidah kita berduasaling melilit dan menjilat satu sama lain sementara kedua tangan kitabergerilya ke area rawan pasangan masing-masing. Tangan Mbak Fhira mulaimengocok kemaluanku sementara tangan yg satunya mengelus dadaqu yg bidang ini.Sementara itu dia membiarkan kedua payudaranya aqu mainkan malah dengantangannya dia mengarahkan sebelah tanganku yg satu lagi untuk menstimulsikemaluannya yg sangat basah itu. Kembali Mbak Fhira merasakan kenikmatanpermainan tanganku yg memang pernah membuatnya orgasme dua hari lalu.Sekarang tak ada lagi bunyi orang bernyanyi yg ada hanya bunyi desahan kitaberdua yg sedang berpacu dengan kenikmatan.

    Aqu lalu merebahkan badan Mbak Fhira ke sofa yg lebar itu lalumengangkat kedua tungkai kakinya dan menyandarkan kedua tungkai kakinyatersebut ke pundakku. Perlahan aqu mengarahkan kemaluanku kearah kemaluan Mbak Fhiranamun Mbak Fhira sepertinya sadar hal tersebut dan dengan kedua tangannyaberusaha untuk menutupi kemaluannya agar aqu tak bisa penetrasi. “Mas Ridwan,jangan! Aqu masih belom siap. Aqu nggak mau mengkhianati mas Susilo lebih dariini.” Ujar Mbak Fhira sembari berusaha mencegahku. Namun nafsuku telah sampai diubun-ubun membuatku tak peduli lagi. Aqu lalu menindih badannya sembari keduatanganku menarik tangannya keatas kepala Mbak Fhira dan mencekalnya supayatak berontak lagi sembari bibirku terus menjelajah bibir, leher dan payudarawanita cantik ini. Akhirnya Mbak Fhira kehabisan tenaga untuk melawan,

    mungkinjuga karena dia telah tipsy sebelomnya. Wanita cantik itu hanya menyerah begitusaja ketika ujung kemaluanku mulai menyentuh bibir kemaluannya yg merah merekahitu. Dengan sedikit dorongan akhirnya kepala kemaluanku masuk juga kedalam lubangsenggamanya diiringi dengan desahan yg keluar dari mulut wanita seksi ini.“Mas Ridwan…akhhh…” desahnya sembari memalingkan mukanya kesamping mungkin MbakFhira malu karena kemaluanku sekarang telah menjebol batas kesetiaannya kepadasuaminya. Sekarang kemaluan pria yg bersarang di kemaluannya bukanlah miliksuaminya melainkan milik orang lain.

    “Mbak Fhira, ternyata kemaluan mbak Fhira masih sempit ya. MasSusilo pasti senang tiap hari dapat jatah dari Mbak Fhira.” Ujarku dan MbakFhira semakin malu dibuatnya. Wajahnya memerah dan tak ada satu patah katapunterucap dari bibir manisnya itu. “Akhhh…pelan mas…” ujar Mbak Fhira ketika aqumulai kembali mendorong masuk batang kemaluanku yg tersisa. Apa mungkin kemaluanku inilebih besar dari milik Mas Susilo atau memang kemaluan Mbak Fhira yg memangsempit. Perlahan tapi pasti akhirnya aqu berhasil melesakkan seluruh bagiankemaluanku kedalam kemaluan Mbak Fhira. Pelan-pelan aqu mulai menyodok-nyodokkemaluanku yg bersarang di lubang kewanitaan wanita cantik ini. Sekarang MbakFhira seolah tergolek tak berdaya di depanku. Aqu menindihnya dengan nafsu ygterus bertambah. Pompaanku yg semula pelan sekarang telah mulai cepat.

    Entahberapa kali pompaanku berhasil membuat ujung kemaluanku menyodok dinding rahimMbak Fhira. “Akhh..mas..pelan-pelan!” ucap Mbak Fhira lirih diiringi desahansuaranya.


    Suara seksi desahan yg keluar dari mulut wanita ini bercampurdengan bunyi kecipak cairan kedua kemaluan kita yg saling beradu. Suara khasorang bercinta ini memenuhi seluruh ruangan. Untungnya ruangan ini kedap suarakarena jika tak maka bisa terdengar diluar sana. Aqu mengangkat badan MbakFhira hingga kita sekarang duduk berhadap-hadapan sementara badannya aqu pangkudengan pahaqu. Aqu tak henti-hentinya mengangkat-angkat pantatnya agar kemaluankutetap bisa memompa kemaluan Mbak Fhira sembari sesekali menggoygnya kekiri dankekanan sehingga ujung kemaluanku ini bisa menelusuri dinding lubang senggama istriMas Susilo ini. Namun tak butuh waktu lama sampai Mbak Fhira mulai terhanyutdalam permainanku dan dia dengan sukarela menaik turunkan selangkangannyasendiri sehingga sekarang aqu tinggal menikmati pelayanan Mbak Fhira ini.Dengan gaya women on top wanita ini semakin beringas saja. Aqu bisa melihatpayudaranya bergoyg kesana kemari karena ukurannya yg besar sehinggamenjadikan pemandangan seksi sekali bagiku karena milik istriku tak sampaisehebat itu berguncangnya.

    Sembari tanganku meremas-remas payudaranya aqu ikut membombardirkemaluan Mbak Fhira dari bawah. Cairan kemaluan keluar deras dari kemaluan MbakFhira disertai badannya yg mengejang.

    Ternyata Mbak Fhira telah mencapaiklimaksnya kali ini. Namun aqu masih belom puas, lalu aqu kembali menindihwanita cantik ini dan kembali menumpangkan kedua tungkai kakinya di bahuku danmenindih badan seksinya itu sehingga lutut Mbak Fhira sekarang menyentuh buahdadanya sendiri. Lalu dengan tak kalah beringas aqu memompa kemaluanku didalamkemaluannya dengan cepat hingga beberapa menit kemudian aqu merasakan kemaluankumulai berkedut keras dan akhirnya menyemburkan cairan putih kental di dalamrahim Mbak Fhira. Tak ada nada protes dari mulut Mbak Fhira meskipun kala itudia tahu kalau didalam rahimnya telah penuh cairan spermaqu.

    Beberapa bahkanmengalir keluar lewat bibir kemaluannya. Tak ada pikiran taqut akan resikohamilnya Mbak Fhira nanti. Kita berdua hanya memikirkan kepuasan hasrat kitasaja.

    Sepuluh menit kemudian kita lalu merapikan diri dan menyudahiacara karaoke ini meskipun baru satu jam kurang lebih kita menggunakan ruangantersebut. Setelah menyelesaikan urusan administrasi kita segera cabut daritempat itu dan pulang kerumah. Hanya ada diam selama di dalam mobil yg melajukala itu. Mbak Fhira terdiam begitu juga dengan aqu. Mungkin Mbak Fhiramenyesali semua keputusannya yg menyerahkan kesetiaan cintanya akan sangsuami dengan hasrat seksualnya denganku. Aqu sendiri diam karena bingung harusngomong apa dengannya. Sesampainya dirumah kost, sepertinya rumah masih sepidan seluruh penghuni kost tak ada dirumah. Maklumlah karena semua penghunikost merupakan karyawan dan jika ada pasangan suami istri tinggal disana jugaadalah pasangan muda yg baik lelaki maupun wanitanya bekerja dan pulangbiasanya jam 5 sore atau malam malahan. Berarti tinggal ada istriku Nia dansuami Mbak Fhira, batinku dalam hati.

    Ketika kita berdua melangkah danmendekati kamar kita yg bersebelahan, aqu mendengar suara rintihan dandesahan dari kamar Mas Susilo dan Mbak Fhira.

    Sepertinya Mbak Fhira juga mengetahui hal tersebut dan memintaquagar berjalan perlahan. Bagaikan maling yg mengincar barang berharga, kitaberdua mengendap-endap mendekati jendela kamar Mbak Fhira. Karena jendelabagian depan kamar tertutup rapat maka kita memutuskan untuk mengintip daribagian belakang. Bagian belakang kamar mereka memang terdapat lubang kecildengan ukuran sekitar 30cm-40cm yg dulu merupakan bekas exhause fan namunsekarang hanya tinggal lubangnya saja. Semakin dekat dengan lubang itu aqusemakin mendengar jelas desahan yg keluar dari kamar itu. Itu jelas-jelasdesahan seorang wanita tetapi siapa? Semakin dekat aqu semakin jelas dantiba-tiba terbersit dalam benakku kalau desahan dan rintihan wanita itu sepertimilik istriku, Nia. Desahan tersebut sangat mirip sekali dan begitu aqumengintip lewat lubang tersebut benar saja aqu kaget bukan kepalang. Aqumelihat Nia, istriku sedang disebadani oleh Mas Susilo. Keduanya telah dalamkeadaan telanjang. Suara televisi yg di nyalakan tak dapat mengelabui suaradesahan yg keluar dari mulut mereka berdua. Mereka sedang bercinta.


    Istriku dengan posisi merangkak sedang Mas Susilo dibelakangnyaterus membombardir kemaluan istriku dengan sodokan-sodokan kemaluannya. Badanistriku yg langsing dan putih mulus berkebalikan dengan badan Mas Susilo ygcokelat kehitaman dan sedikit gemuk. Mbak Fhira menahan rasa terkejutnyamelihat suaminya bermain cinta dengan wanita lain. “Akhh…masSusilo…terusss…masss..” desah istriku. Aqu tak percaya istriku meminta Mas Susiloagar terus menyebadaninya. “Enak ya dik dientotin sama mas Susilo? Kalau sampaiMas Ridwan tahu gimana coba…hehe…” ujar Mas Susilo sembari menyodok kemaluanistriku dengan keras. Istriku menjerit kecil, “Akhh…nggak apa-apa. Mas Ridwanjuga jarang dirumah pulang baru…akhhh…nanti malam…” ujarnya kemudian keduanyaberciuman hangat. Breast houlderk!!! Keduanya kaget ketika pintu dibuka oleh Mbak Fhira.Memang Mbak Fhira mempunyai kunci duplikat untuk jaga-jaga seandainya diapulang pas Mas Susilo sedang pergi. Keduanya kelimpungan mencari kain untuk menutupibadan mereka yg telanjang. Namun selimut yg diraih Mas Susilo telahburu-buru di serobot oleh Mbak Fhira.

    Dalam kebingungan, istriku hanya menangis lalu menghamburkearahku dan bersujud dikakiku sembari berlinang air mata. Segala macam ucapanpermintaan maaf keluar dari bibirnya. Dadaqu sesak melihat istriku ygtelanjang ini telah habis di garap oleh orang lain selain diriku. Namun terbersit ucapan Iwan tempo hari mengenai variasi seks lalu aqu mencegah saatMbak Fhira akan melabreast houlderk suaminya. Lalu meng-kode-nya agar dia tenang dan sepertinya dia tahu maksudku. Lalu setelah menutupi tubu bugil Mas Susilo danistriku kita menutup pintu kamar dan menanyai hubungan mereka berdua. Darisemua pengaquan mereka ternyata hubungan Mas Susilo dengan istriku baruberlangsung dua hari yg lalu ketika aqu telat pulang kantor. Sementara ituistriku telah terlanjur minum obat perangsang. Itu menjelaskan mengapahari-hari sebelomnya dia begitu hangat, ternyata dia meminum obat perangsangdosis tinggi sehingga dia selalu minta jatah berulang kali padaqu dan dua harilalu dia malah tak minta sama sekali, ternyata dia telah memperoleh jatahnyadari Mas Susilo, suami Mbak Fhira. Bahkan sampai 4 kali dalam dua jam.

    Aqu lalu bertanya apakah mereka menggunakan pelindung waktu itudan mereka menjawab tak karena istriku mengatakan dia telah meminum pil KBsebelom dan setelah berhubungan intim tersebut. Dia sama sekali tak sengajabercinta dengan Mas Susilo jika bukan karena pengaruh obat tersebut. Karenawaktu itu Mas Susilo sedang datang untuk meminjam tang untuk memotong kawatsementara istriku tak tahu tempat penyimpanannya sehingga mereka berduadikamar mencarinya. Kala itu istriku hanya mengenakan daster untuk tidur karenamemang dia rencananya akan menyambut kepulanganku. Tak disangka yg menuaimalah Mas Susilo. Sore itupun mereka berdua bercinta habis-habisan. Danperistiwa barusan juga karena istriku dan Mas Susilo berunding agar hal itutak terjadi lagi namun karena rayuan Mas Susilo akhirnya istriku takluk jugauntuk kedua kalinya. Dan mereka berdua bercinta habis-habisan lagi, hanya sajakali ini telah ketahuan terlebih dahulu. Dengan berlagak marah aqu dan MbakFhira menghakimi mereka. Baik istriku maupun Mas Susilo sama-sama meminta maafberulang kali dan tak ingin bercerai.

    Bahkan Mas Susilo sampai menyembah-nyembah kita berdua agarmemaafkannya. Sebuah ide yg telah lama tertanam diotakku langsungkukeluarkan. “OK kalau begitu. Karena kalian berdua telah sering bercinta makasebagai balasannya aqu dan Mbak Fhira akan bercinta juga. Bukan cuman itu tapikita akan berhubungan intim didepan kalian berdua.” Ucapku. Mas Susilo protesnamun karena Mbak Fhira kembali menakannya maka dia hanya pasrah. Akhirnya jadijuga aqu bercinta dengan Mbak Fhira. Siang itu aqu kembali memompa kemaluan MbakFhira kali ini dengan posisi doggy style seperti yg dilaqukan istriku denganMas Susilo. Aqu sengaja memeperlihatkan ekspresi wajah Mbak Fhira didepansuaminya yg masih bugil itu (baik Mas Susilo maupun Nia tak diijinkan untukmemakai pakaian mereka kala itu). Aqu tertawa dalam hati melihat kemaluan MasSusilo yg menegang melihat istrinya aqu kerjai. Tak puas hanya menggarap MbakFhira sekarang aqu memanggil Nia agar bergabung. Sekarang Nia, istriku aquminta untuk berbaring terlentang sementara diatasnya aqu minta Mbak Fhira dalamposisi merangkak.


    Sekarang didepanku terpampang dua kemaluan siap sodok. Di bagianatas Mbak Fhira kemaluannya yg sempit dan basah itu sementara itu di bawahnyaterdapat bibir kemaluan Nia istriku yg berbulu agak lebat itu. “Akkhhh…masRidwan…ekkhhh…” desah Mbak Fhira ketika aqu menusukkan lagi batang kemaluankukedalam kemaluannya. Lalu setelah beberapa kali pompaan aqu lalu mencabutnya danmengarahkan kemaluanku ke kemaluan Nia istriku dan melesakkannya kedalam kemaluannya.Bergantian istriku dan Mbak Fhira merasakan kenikmatan sodokan kemaluanku. Mungkinkarena aqu telah berejaqulasi sebelomnya sehingga permainanku kali ini jauhlebih lama.

    Bergantian kedua wanita ini mencapai klimaks mereka. Istrikumencapai orgasmenya lebih dulu lalu setelah beberapa detik kemudian segera aqualihkan sodokanku ke kemaluan Mbak Fhira dan kita berdua mencapai orgasmebersama. Sebagian spermaqu menyembur di kemaluan mbak Fhira lalu dengan cepatkucabut dan kumasukkan kedalam lubang kemaluan Nia istriku dan menghabiskan sisaspermaqu disana. Mbak Fhira lalu terkulai lemas di atas badan istriku.

    Aqu puny ide tambahan lagi meminta mereka berdua berciuman.Adegan lesbi yg menggairahkan lalu aqu minta supaya keduanya kembalimelayaniku meskipun kali ini aqu tak sampai orgasme. Aqu melihat Mas Susiloyg termenung melihat polah istrinya yg disebadani orang lain. Aqu kemudianmenghentikan gerakan sodokanku di vagian Mbak Fhira. “Mas. Kalau mas Susilo mausilakan pakai aja Nia untuk sementara ini. Dari pada bengong, aneh juga kalaupas ngentotin cewe ada yg nonton.” Ujarku kepadanya. Mas Susilo bingung tapisetelah itu sebuah senyuman tersungging di bibirnya. Akhirnya kita menutuptragedy itu dengan sebuah swing party antara aqu, istriku, Mbak Fhira dan MasSusilo. Sesekali aqu melihat Mas Susilo yg sedang asik menggarap badan molekistriku yg dibaringkan terlentang disamping badan Mbak Fhira yg memangsedang kutindih. Kita berdua berlomba mengerjai istri lawan kita masing-masing.Sengaja atau tak tapi aqu melihat istriku mencium mesra mas Susilo lalu MbakFhira membalasnya dengan menciumku lebih panas lagi.


    Seperti lomba saja jadinya, hanya saja lomba kali ini adalahlomba seks. Entah telah berapa kali sperma tumpah di badan istriku atau dibadan Mbak Fhira. Baik kemaluan maupun bagian perut mereka berdua telahdiselimuti cairan sperma baik dari milikku maupun Mas Susilo. Beberapa kali aqubertukar posisi dengan Mas Susilo, dan baik Mbak Fhira maupun Nia sepertinyamerasakan kenikmatan tersendiri ketika pergantian kemaluan tersebut. Percintaanitu kita akhiri dengan pasangan resmi kita masing-masing. Mas Susilomenyemprotkan hasil ejaqulasinya yg ketiga sore itu di dalam kemaluan istrinya,Mbak Fhira. Sementara itu aqu menumpahkan sisa spermaqu yg mulai encer itukedalam rahim Nia, istriku. Lalu kita berpelukan dengan pasangan masing-masing.Meskipun beberapa kali tangan Mas Susilo mencoba bermain-main dengan putingistriku. Entah petualangan kali ini apakah akan berlanjut ke hal yg lebihseru atau tak karena aqu dan Mbak Fhira jelas tak ingin menyudahikenikmatan ini.

  • Cerita Sex Sekretaris Favorit 2

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 2


    2343 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sekretaris Favorit 2 ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexTerdengar suara Agni yang mencapai kenikmatan, Yosep pun tak menyia yiakan dia ingin mengakhiri secara
    bersama sama.

    Oke sayang tahan bentar yahch “seru Yosep” tahannn kita keluarin bersama sama yaaa, semakin cepat
    genjotan Yosep pada liang vagina Agni yang tidak memperdulikan rasa perih pada bibir vaginanya
    terlihat memerah.

    Akhirnya….
    “Aaaakkkhhh… Saaaarrraaah.” Erang Yosep yang bersamaan dengan erangan Agni pada saat itu memanjang
    sambil saling berpelukan dalam dekapannya masing masing.

    Seusai persenggamahan mereka. Agni bergegas mengenakan seluruh pakaiannnya dan merapikan pakaian yang
    agak lesuh itu karena pergumulannya dengan Yosep atasan barunya. Tak lupa Agni mengambil secarik
    Tissue basah dari tas kecilnya dan membersihkan vaginanya dari bekas bekas sperma yang di muncratkan
    Yosep didalam liang kewanitaannya.

    Sepulang kerja Yosep menawarkan untuk mengantar sekretaris barunya Agni pulang ke rumahnya yang berada
    di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.

    Setibanya Agni dan Yosep didepan rumahnya. Agni dikejutkan dengan hal yang membuat Agni untuk
    meninggalkan Yosep sendiri dirumahnya bersama dengan adiknya Vita. Kepergian Agni yang tiba tiba itu
    dikarena ada salah satu keluarganya yang sakit keras malam itu juga.

    Dan Agni tak sungkan meminta pertolongan Yosep untuk menunggunya di rumahnya bersama Vita adiknya yang
    masih kuliah di Universitas Gunadarma. Karena mereka hanya tinggal bertiga di rumah itu, sedangkan
    ayahnya Agni telah meninggal dunia sekitar 4 tahun yang silam. Bersama dengan ibunya yang kini
    menjanda.

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 2 Dengan spontan Yosep menawarkan Agni untuk mengunakan mobil Jaguarnya untuk menemani ibunya ke rumah
    saudaranya malam itu. Tawaran Yosep pun tak sia sia kan. Agni bersama ibunya berangkat menuju rumah
    saudaranya yang berada cukup jauh daritempat tinggalnya dengan mengunakan mobil Jaguar yang Yosep
    tawarkan.

    Kecantikan Vita tak kalah dengan kecantikan kakaknya. Paras muka Vita mungkin dapat dikatakan lebih
    menawan dan mempesona dibandingkan dengan kakaknya Agni. Dengan kulit yang sama putih serta berambut
    hitam lurus sebahu, dihiasi bibir dan mata yang menantang laki laki disekitar komplek perumahannya.

    Postur tubuh Vita lebih pendek dibandingkan dengan kakaknya. Sekitar 165 cm dengan sepasang buah dada
    berukuran 36 C lebih besar diatas kakaknya. Sepasang bongkahan pantat menawan yang dipadu dengan
    pinggulnya yang langsing.

    Postur tubuh Vita membuat Darah muda Yosep kembali terbakar setelah mengetahui kemolekkan tubuh adik
    Agni ini.

    “Mimpi apa aku kemarin malam… hingga hari ini aku dikelilingi oleh bidadari cantik seperti Agni dan
    Vita. Sungguh beruntungnya diriku hari ini.” Kata Yosep dalam hatinya. Ketika merasa keberuntungan
    berpihak kepadanya saat ini.

    Pertama mendapatkan seorang sekretaris secantik Agni serta mendapatkan kenikmatan menyetubuhi Agni
    siang tadi didalam ruangannya.

    “yuk masuk… kita tunggu mama dan kak Agni didalam saja.” “Oh yah, perkenalkan nama saya Vita, umur
    saya 20 tahun nanti bulan depan. Vita panggil siapa yah sama….” Oceh Vita yang terus menerus sambil
    berjalan kedalam rumahnya.

    “Nama saya Yosep Direktur disalah satu Perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang ekspor impor.
    Sekaligus merupakan atasan baru kakakmu Agni. Panggil saja kak Yosep.” Ujar Yosep buru buru karena
    belum sempat memperkenalkan namanya sebari tadi karena ocehan Vita wVita yang membuat mata Yosep terus
    terpanah dengan goyangan pantatnya ketika berjalan tepat dibelakangnya.

    “Oh… jadi boss baru kak Agni yah… wah kak Agni beruntung sekali yah memiliki boss yang baik hati serta
    tampan seperti kak Irrrrwaaan…” “Vita juga mau bila nanti kerja memiliki boss setampan kakak Yosep.”
    Ujar Vita yang panjang lebar.

    “Kak… sebentar yah, Vita mau menyegarkan badan Vita dulu. Bau nih, seharian kena terik matahari. Kak
    Yosep kalau mau minum ambil saja sendiri, jangan malu malu anggap saja seperti rumah kakak sendiri.”
    Kata Vita sambil memainkan matanya yang nakal ke arah tatapan Yosep.

    Gila sungguh mengiurkan tubuh Vita adiknya Agni ini. Beruntung sekali bila ada pria yang akan menjadi
    kekasihnya kelak nanti. Tak kalah dengan kakaknya Agni. Markas Judi Online Dominoqq

    Merasa haus… Yosep berjalan mencari kulkas untuk mengambil sebotol minuman ringan menghapus dahaganya.

    Sambil kembali duduk di sofa ruang tamu keluarga Agni. Yosep kembali dikagetkan dengan kehadiran Vita
    yang hanya mengenahkan gaun tidur putih tipis tiga jari dari lututnya, samar samar menampakkan seluruh
    lekukkan tubuhnya dibalik gaun yang seksi itu.

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 2

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 2

    Begitu indah pemandangan yang sekarang Yosep saksikan, sayang bila matanya harus mengedip meski hanya
    sekejap. Vita mengunakan gaun putih dengan celana dalamnya hitam model G-String dipadu dengan Bra
    berwarna hitam segitiga yang hanya menutupi puting susunya saja.

    Tak terasa naga yang bersembunyi didalam celana katun Yosep kembali mengeliak dengan hebat hingga
    membentuk tonjolan yang cukup besar pada luar celananya.

    “Loh kok malah bengong sih… apa ada yang salah yah dengan baju tidur yang Vita pakai ini atau mungkin
    kakak kurang menyukainya.” Ujar Vita setelah melihat tatapan Yosep yang kaget melihatnya keluar dari
    dalam kamarnya yang masih dengan rambutnya yang masih basah karena mandi tadi.

    “Tidak… tidak ada yang salah dan saya suka kok dengan gaun tidur kamu… hanya saja hhhmmmm…” jawab
    Yosep dengan gugup karena tertangkap basah melihat kearah buah dadanya serta ke arah selangkangannya.

    “Hanya saja… apa? Kok diam sih. Atau mungkin karena kakak kaget malihat Vita mengenahkan gaun tidur
    dengan dalamanya yang terlihat jelas yah.” Sahut Vita sambil mengoda Yosep yang merasa malu karena
    melihatnya begitu seksi.

    Dengan agak gugup Yosep menjawab “Hanya saja kamu terlihat begitu sangat dewasa di bandingkan dengan
    saat kamu mengenakan kaos dan celana jeans.” Tutur Yosep.

    “Trus setelah itu…”

    “Trus kamu juga sangat seksi sekali mengenahkan gaun tidur itu. Kakak sangat mengagumi keindahan
    tubuhmu.”

    Tiba tiba deringan Handphone Vita berbunyi. Ternyata yang menelphone itu adalah kakaknya. Agni.

    “Hallo… kenapa Kak Agni.” Sahut Vita menjawab panggilan itu.

    “Vita. Mungkin kakak tidak bisa pulang malam ini karena paman ternyata sedang mengalami pendarahan,
    saat ini paman sedang dirawat intensif dirumah sakit RSCM, Salemba.

    Kak Yosep masih disana tidak? Suruh saja ia menginap dirumah kita, karena hari semakin malam dan
    mustahil ada taksi yang berkeliaran jam segini. Kak Yosep nanti persilahkan saja untuk tidur di kamar
    kakak saja.” Ujar Agni memberitahukan bahwa ia serta ibunya tak dapat pulang malam ini.

    “Iya… kak Yosep masih disini sedang ngobrol dengan Vita.” Jawab Vita kembali.

    “Vita ingat yah… kak Yosep adalah milik kakak. Jadi jangan kamu sekali kali berbuat yang bukan bukan
    terhadapnya malam ini. Ingat pesan kakak yah.” Ancam Agni yang memfokuskan pembicaraannya untuk tidak
    mengusik kehadiran Yosep malam ini disaat ia tak ada disana.

    “Oke boss… bagi bagi dong kalau punya cowok setampan ini kak…” ejek Vita kepada Agni di telphone.

    “Awas kamu kalau macam macam yah…”

    “Gimana… apakah Agni pulang malam ini…” Tanya Yosep yang ingin tahu apakah Agni pulang malam ini.

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 2 “Kak Agni tidak dapat pulang malam ini, dan kakak diminta untuk menginap saja disini dan tidur di
    kamarnya nanti malam.” Ujar Vita sambil meletakkan Handphonenya di atas meja tamu setelah mengakhiri
    pembicaraan itu.

    “Kak kayaknya ada sesuatu yang menonjol tuh di balik celana kak Yosep… kayaknya besar banget!” sambil
    menhampiri Yosep yang duduk depannya dan duduk tepat disampingnya.

    “Ah gak ini bisa lah… kalau liat wVita cantik bergaun tidur sexy serta transparan lagi… yah gini deh
    akibatnya. Gak bisa kompromi, minta jatah…” canda Yosep menutup malunya karena adik kecilnya menonjol
    dibalik celananya.

    “Kayaknya kalau diusap usap sama tangan Vita mungkin bisa lebih besar lagi yah… ih jadi pengen nih
    liat itunya kak Yosep.” Seru Vita sambil memegang batang kemaluan Yosep diluar celana panjangnya.

    Karena merasa mendapatkan angin segar dari perbincangan yang mulai menjurus ke hubungan badan. Maka
    tak sungkan sungkan Yosep mulai meraba halus paha Vita yang putih mulus itu. perlahan namun semakin
    berjalan menuju titik temu nikmatnya.

    Antara bibir Yosep dan Vita saling berpangutan, mendesah, nafas yang memburu karena nafsu yang
    menjadi.

    Tak kala desahan Vita semakin menjadi saat tangan kekar Yosep mulai menyusup di balik celana dalam G-
    string yang dikenakan Vita. Mengorek… mencari dimana gerangan daging lebih tersebut… setiap gesekan
    yang dilakukan Yosep membuat Vita mendesah bagaikan setan kepanasan dengan mulut yang engap engapan
    layaknya manusia yang kekurangan oksigen.

    Merasa tak ingin disaingi kegesitannya. Vita pun segera melancarkan serangannya. Membuka gesper yang
    melingkar pada pinggang Yosep dan menurunkan retsleting celana serta langsung membuka seluruh kain
    yang membalut bagian bawah Yosep.

    Dengan posisi Vita berjongkok di bawah. Vita dengan bebasnya menikmati batang kemaluan Yosep bertubi
    tubi, layaknya seorang anak kecil yang sedang menemukan mainan barunya. Tak henti hentinya Vita
    mengulup kepala serta batang kemaluan Yosep… naik turun keluar masuk mulutnya.

    Terasa sekali ngilu kepala kemaluan Yosep saat Vita mengesikkan batang kemaluannya pada sisi gigi
    rahangnya, kanan kiri dan terus bergantian.

    “Gila nih cewek… kayaknya Vita lebih berpengalaman dibandingkan dengan kakaknya Agni… pintar sekali ia
    mempermainkan batang kemaluanku… sungguh nikmat sekali, meski terkadang rasa ngilu bertubi datang
    namun nikmatnya gak bisa di utarakan dengan kata kata.” Guyam Yosep dalam hati sambil menikmati setiap
    jengkal batang kemaluaanya di hisap oleh Vita.

    Lalu tak ingin akan berakhir sampai disini… Yosep menarik tubuh Vita dan disuruhnya mengangkang tepat
    di atas mukanya.

    Dengan gencar Yosep menyapu vagina Vita yang sama sama nikmatnya dengan Agni. Namun vagina Vita seakan
    menebarkan bau yang sungguh membuat Yosep semakin gencar dan lahap menjilati liang kewVitaannya hingga
    setiap cair yang keluar dari sela bibir kemaluannya yang montok itu, tak dibiarkan sia sia oleh Yosep.

    Dibukanya kedua belah bibir kemaluan Vita dengan jari telunjuk Yosep, kemudian dengan leluasa lidah
    Yosep bermain… berputar putar… dan menekan nekan menerobos liang kewVitaan Vita yang berwaran merah
    muda itu. sungguh rasa dan sensasi yang berbeda.

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 2 Merasa mereka berdua hampir sama sama akan sampai, maka di turunkan tubuh Vita yang semula mengangkang
    di kepalanya dan berjongkok tepat di atas batang kemaluannya yang tegang menunjuk ke atas tepat
    dibawah bibir vagina Vita berada.

    Hanya dengan sedikit tekanan pada bibir vagina Vita. Batang kemaluan Yosep berhasil menerobosnya tanpa
    harus bersusah payah seperti vagina milik kakaknya Agni.

    Sesaat ketika batang kemaluan Yosep telah tertancap penuh didalam vagina Vita.

    “Uuuuhhh… kak. Mmmmhhh… nikmatnya punya kakak yang besar ini.”

    “Sssshhhh…. mmmmhhh… pantas kak Agni takut tinggalin kak Yosep sendiri di sini dengan Vita. Ternyata
    kak Agni tergila gila dengan punya kak Yosep yang sungguh perkasa ini…” ujar Vita sambil mengoyangkan
    pinggulnya maju mundur… berputar putar merangsang batang kemaluan Yosep yang mengaduk liang
    kewVitaannya.

    “kalau begini nikmatnya… Vita mau selama 1 bulan nonstop dient*t setiap hari sama kak Yosep yang
    ganteng dan perkasa ini.” Goda Vita dengan bahasa yang mulai berbicara kotor. Layaknya pelacur yang
    haus akan sodokan sodokan kejantanan laki laki.

    Kenyataannya ternyata Vita sudah tak perawan lagi seperti kakaknya Agni saat pertama kali Yosep
    menyetubuhinya siang tadi di dalam kantornya.

    “uuuhh… kak… uuuuhh… kak. Gendong Vita kedalam. Please…” pinta Vita sambil mencium puting susu Yosep
    yang berbulu itu.

    “Dengan senang hati sayang… kak akan memberikan kepuasan yang kamu inginkan. Asal kamu tak
    memberitahukan kepada kakak mu Agni.” Sahut Irawan sambil berdiri dengan mengendong Vita di
    pangkuannya tanpa melepaskan batang kemaluannya keluar dari dalam vagina Vita.

    Setiap gerakan langkah yang diambil oleh Yosep mengendong Vita menuju kamarnya. Desahan dan erangan
    Vita semakin menjadi karena hentakan hentakan yang diakibatkan oleh sodokan yang mementok hingga rahim
    Vita.

    Namun sensasi yang begitu nikmatnya… begitu beringasnya Vita kala bersenggama dengan Yosep, tak
    sungkan sungkan Vita mengigit pundak Yosep hingga bertanda…

    Hingga tiba pula didalam kamarnya… Yosep merebahkan tubuh Vita diatas ranjang springbednya dan
    menekukkan salah satu kaki jenjang mulus Vita ke atas dan yang satunya tetap di bawah. Dengan posisi
    ini batang kemaluan Yosep dapat dengan leluasa menhujam keluar masuk vagina Vita tanpa merasa
    terhalangi oleh bongkahan pantatnya yang bulat padat berisi itu.

    “plak… plak… plak…” suara yang muncul ketika hentakan yang di lakukan oleh Yosep menyodok vagina Vita
    bertubi tubi.

    “Kak… truuus… beri Vita kenikmata seperti kakak berikan buat kak Agni…”

    “uuuhhh… kak. Nikmatnya. Uuuhhh….” erang Vita yang mengila sambil mencakar punggung Yosep.

    Yosep tak memperdulikan Vita. Sekarang yang ada di pikirannya adalah mengalahkan Vita di atas ranjang.
    Yosep ingin merasa selalu perkasa diatas ranjang meski dengan wVita manapun, tentunya masuk kategori
    seleranya.

    Seakan Yosep tak memberi ruang istirahat untuk Vita sesaat. Yosep terus menyodok batang kemaluannya
    tak henti henti… hingga Vita sendiri wVita yang haus akan seks ini merasa heran atas keperkasaan yang
    ada dalam diri Yosep.

    Dengan postur tubuh yang tegap kekar, tinggi, tampan, serta memiliki kedudukan yang tinggi disalah
    satu perusahaan swasta.

    Akhirnya Vita pun terkapar tak berdaya mengimbangi kekuatan seksual Yosep yang hingga saat ini masih
    terpacu menyetubuhinya tanpa merasa lelah sedikitpun.

    “Kak… Aaannita tidak tahan lagi… kak. Aaakkkhhh…. Vita sampai….” Erang Vita panjang yang menyatakan ia
    akan telah mencapai puncak kenikmatannya yang ke 3 semenjak pertama kali vaginanya di aduk aduk oleh
    tangan Yosep yang kekar itu.

    Tak memperdulikan keadaan Vita yang telah lemas ditindih tubuhnya… Yosep tetap terus menhantam vagina
    Vita bertubu tubi… masuk keluar tak henti hentinya…

    Namun tak lama kemudian Yosep merasakan denyut denyut yang keras sekali pada pangkal kemaluannya. Lalu
    Yosep pun mencabut batang kemaluannya dari dalam liang vagina Vita dan sambil tetap mengocok
    kemaluaannya Yosep membimbing batang kemaluaannya ke mulut Vita dan memasukkan kemaluaannya hingga
    menumpahkan seluruh spermanya. Tak sedikitpun sperma yang tersisa atau tertumpah keluar dari mulut
    Vita.

    Karena Yosep menyuruh Vita untuk menikmati setiap tetes sperma yang keluar dari kemaluannya. Kalau
    tidak maka Yosep tak’kan mengulanggi persetubuhan ini lagi kepada Vita. Meski Yosep sendiri memiliki
    kelebihan dalam hal seks yang lama dengan lawan jenisnya.

    Tak terasa Yosep melirik jam yang masih melekat di lengan tangannya. Hampir selama tiga jam
    persenggamahan mereka berlangsung. Kelelahan dan keletihan baru terasa setelah ia merebahkan tubuhnya
    di samping Vita yang tergulai lemas tampa sehelai benangpun.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Vidio bokep jepang Yui Kyouno diminta majikannya menghisap kontol dan memasukannya kememeknya

    Vidio bokep jepang Yui Kyouno diminta majikannya menghisap kontol dan memasukannya kememeknya


    1835 views