Author: Kisah Memek

  • Kisah Memek Ngentot Keponakan Pengantin Baru

    Kisah Memek Ngentot Keponakan Pengantin Baru


    2419 views

    Duniabola99.com – Pernah satu malam, aku mendengar erangan Ines dari kamar mereka. Aku mendekat ke pintu, terdengar Ines mengerang2, “Terus mas, enak mas, terus ……, yah udah keluar ya mas, Ines belum apa2″. Sepertinya Ines tidak terpuaskan dalam ‘pertempuran” itu karena suaminya keok duluan. Beberapa kali aku mendengar lenguhan dan diakhiri dengan keluhan senada. Kasihan juga Ines.


    Suatu sore, sepulang dari kantor, aku lupa membawa kunci rumah. Aku mengetok pintu cukup lama sampai Ines yang membukakan pintu. Aku sudah lama terpesona dengan kecantikan dan bentuk tubuhnya. Tinggi tubuhnya sekitar 167 cm. Rambutnya tergerai sebahu. Wajahnya cantik dengan bentuk mata, alis, hidung, dan bibir yang indah. Ines hanya mengenakan baju kimono yang terbuat dari bahan handuk sepanjang hanya 15cm di atas lutut.

    Paha dan betis yang tidak ditutupi daster itu tampak amat mulus. Kulitnya kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Pinggulnya yang besar melebar. Pinggangnya kelihatan ramping. Sementara kimono yang menutupi dada atasnya belum sempat diikat secara sempurna, menyebabkan belahan toket yang montok itu menyembul di belahan baju, pentilnya membayang di kimononya. Rupanya Ines belum sempat mengenakan bra. Lehernya jenjang dengan beberapa helai rambut terjuntai. Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhnya.

    Agaknya Ines sedang mandi, atau baru saja selesai mandi. Tanpa sengaja, sebagai laki-laki normal, kon tolku berdiri melihat tubuhnya. Dari samping kulihat toketnya begitu menonjol dari balik kimononya. Melihat Ines sewaktu membelakangiku, aku terbayang betapa nikmatnya bila tubuh tersebut digeluti dari arah belakang. Aku berjalan mengikutinya menuju ruang makan. Kuperhatikan gerak tubuhnya dari belakang. Pinggul yang besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakinya. Ingin rasanya kudekap tubuh itu dari belakang erat-erat. Ingin kutempelkan kon tolku di gundukan pantatnya. Dan ingin rasanya kuremas-remas toket montoknya habis-habisan.

    “Sori Nes, om lupa bawa kunci. Kamu terganggu mandinya ya”, kataku. “Udah selesai kok om”, jawabnya. Aku duduk di meja makan. Ines mengambilkan teh buatku dan kemudian masuk ke kamarnya. Tak lama kemudian Ines keluar hanya mengenakan daster tipis berbahan licin, mempertontonkan tonjolan toket yang membusung. Ines tidak mengenakan bra, sehingga kedua pentilnya tampak jelas sekali tercetak di dasternya. Ines beranjak dari duduknya dan mengambil toples berisi kue dari lemari makan. Pada posisi membelakangiku, aku menatap tubuhnya dari belakang yang sangat merangsang.


    Kita ngobrol ngalor ngidul soal macem2. kesempatan bagiku untuk menatapnya dari dekat tanpa rasa risih. Ines tidak menyadari bahwa belahan daster di dadanya mempertontonkan toket yang montok kala agak merunduk. kon tolku pun menegang. Akhirnya pembicaraan menyerempet soal sex. “Nes, kamu gak puas ya sama suami kamu”, kataku to the point. Ines tertunduk malu, mukanya semu kemerahan. “Kok om tau sih”, jawabnya lirih. “Om kan pernah denger kamu melenguh awalnya, cuma akhirnya mengeluh.

    Suami kamu cepet ngecretnya ya”, kataku lagi. “Iya om, si mas cepet banget keluarnya. Ines baru mulai ngerasa enak, dia udah keluar. Kesel deh jadinya, kaya Ines cuma jadi pemuas napsunya aja”, Ines mulai curhat. Aku hanya mendengarkan curhatannya saja. “Om, mandi dulu deh, udah waktunya makan. Ines nyiapin makan dulu ya”, katanya mengakhiri pembicaraan seru. “Kirain Ines nawarin mau mandiin”, godaku. “Ih si om, genit”, jawabnya tersipu. “Kalo Ines mau, om gak keberatan lo”, jawabku lagi. Ines tidak menjawab hanya berlalu ke dapur, menyiapkan makan. Sementara itu aku masuk kamarku dan mandi. kon tolku tegang gak karuan karena pembicaraan seru tadi.

    Selesai mandi, aku hanya memakai celana pendek dan kaos, sengaja aku tidak memakai CD. Pengen rasanya malem ini aku ngen totin Ines. Apalagi suaminya sedang tugas keluar kota untuk beberapa hari. kon tolku masih ngaceng berat sehingga kelihatan jelas tercetak di celana pendekku. Ines diam saja melihat ngacengnya kon tolku dari luar celana pendekku. Ketika makan malem, kita ngobrol soal yang lain, Ines berusaha tidak mengarahkan pembicaraan kearah yang tadi. Kalo Ines tertawa, ingin rasanya kulumat habis-habisan bibirnya. Ingin rasanya kusedot-sedot toket nya dan ingin rasanya kuremas-remas pantat kenyal Ines itu sampai dia menggial-gial keenakan.

    Selesai makan, Ines membereskan piring dan gelas. Sekembalinya dari dapur, Ines terpeleset sehingga terjatuh. Rupanya ada air yang tumpah ketika Ines membawa peralatan makan ke dapur. Betis kanan Ines membentur rak kayu. “Aduh”, Ines mengerang kesakitan. Aku segera menolongnya. Punggung dan pinggulnya kuraih. Kubopong Ines kekamarnya. Kuletakkan Ines di ranjang. Tercium bau harum sabun mandi memancar dari tubuhnya. Belahan daster terbuka lebih lebar sehingga aku dapat dengan leluasa melihat kemontokan toketnya.

    Nafsuku pun naik. kon tolku semakin tegang. ketika aku menarik tangan dari pinggulnya, tanganku tanpa sengaja mengusap pahanya yang tersingkap. Ines berusaha meraih betisnya yang terbentur rak tadi. Kulihat bekas benturan tadi membuat sedikit memar di betis nya. Aku pun berusaha membantunya. Kuraih betis tersebut seraya kuraba dan kuurut bagian betis yang memar tersebut. “Pelan om, sakit”, erangnya lagi. Lama-lama suaranya hilang. Sambil terus memijit betis Ines, kupandang wajahnya. Matanya sekarang terpejam. Nafasnya jadi teratur. Ines sudah tertidur. Mungkin karena lelah seharian membereskan rumah. Aku semakin melemahkan pijitanku, dan akhirnya kuhentikan sama sekali.


    Kupandangi Ines yang tengah tertidur. Alangkah cantiknya wajahnya. Lehernya jenjang. Toketnya yang montok bergerak naik-turun dengan teratur mengiringi nafas tidurnya. pentilnya menyembul dari balik dasternya. Pinggangnya ramping, dan pinggulnya yang besar melebar. Daster tersebut tidak mampu menyembunyikan garis segitiga CD yang kecil. Terbayang dengan apa yang ada di balik CDya, kon tolku menjadi semakin tegang. Apalagi paha yang putih terbuka karena daster yang tersingkap. Kuelus betisnya. Kusingkapkan bagian bawah dasternya sampai sebatas perut.

    Kini paha mulus itu terhampar di hadapanku. Di atas paha, beberapa helai bulu jembut keluar dari CD yang minim. Sungguh kontras warnanya. Jembutnya berwarna hitam, sedang tubuhnya berwarna putih. Kueluskan tanganku menuju pangkal pahanya sambil kuamati wajah Ines. Kueluskan perlahan ibu jariku di belahan bibir no noknya. kuciumi paha mulus tersebut berganti-ganti, kiri dan kanan, sambil tanganku mengusap dan meremasnya perlahan-lahan. Kedua paha tersebut secara otomatis bergerak membuka agak lebar. Kemudian aku melepas celana pendekku. Kembali kuciumi dan kujilati paha dan betis nya.

    Kutempelkan kepala kon tolku yang sudah ngaceng berat di pahanya. Rasa hangat mengalir dari paha Ines ke kepala kon tolku. kugesek-gesekkan kepala kon tol di sepanjang pahanya. kon tolku terus kugesek-gesekkan di paha sambil agak kutekan. Semakin terasa nikmat. Nafsuku semakin tinggi. Aku semakin nekad. Kulepaskan daster Ines, Ines terbangun karena ulahku. “Om, Ines mau diapain”, katanya lirih. Aku terkejut dan segera menghentikan aksiku. Aku memandangi tubuh mulus Ines tanpa daster menghalanginya. Tubuh moleknya sungguh membangkitkan birahi. toket yang besar membusung, pinggang yang ramping, dan pinggul yang besar melebar. pentilnya berdiri tegak.

    “Nes, om mau ngasi kenikmatan sama kamu, mau enggak”, kataku perlahan sambil mencium toket nya yang montok. Ines diam saja, matanya terpejam. Hidungku mengendus-endus kedua toket yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahku.pentil toket kanannya kulahap ke dalam mulutku. Badannya sedikit tersentak ketika pentil itu kugencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasku. “Om…”, rintihnya, rupanya tindakanku membangkitkan napsunya juga. Karena sangat ingin merasakan kenikmatan dien tot, Ines diam saja membiarkan aku menjelajahi tubuhnya. kusedot-sedot pentil toketnya secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak kuperkuat sedotanku. Kuperbesar daerah lahapan bibirku. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutku.


    Kembali kusedot daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajah Ines tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan. Kedua toket harum itu kuciumi dan kusedot-sedot secara berirama. kon tolku bertambah tegang. Sambil terus menggumuli toket dengan bibir, lidah, dan wajahnya, aku terus menggesek-gesekkan kon tol di kulit pahanya yang halus dan licin. Kubenamkan wajahku di antara kedua belah gumpalan dada Ines. perlahan-lahan bergerak ke arah bawah. Kugesek-gesekkan wajahku di lekukan tubuh yang merupakan batas antara gumpalan toket dan kulit perutnya. Kiri dan kanan kuciumi dan kujilati secara bergantian.

    Kecupan-kecupan bibirku, jilatan-jilatan lidahku, dan endusan-endusan hidungku pun beralih ke perut dan pinggang Ines. Sementara gesekan-gesekan kepala kon tolku kupindahkan ke betisnya. Bibir dan lidahku menyusuri perut sekeliling pusarnya yang putih mulus. wajahku bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora kupeluk pinggulnya secara perlahan-lahan. Kecupanku pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulnya tersebut. Kususuri pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Kujilat helaian-helaian rambut jembutnya yang keluar dari CDnya. Lalu kuendus dan kujilat CD pink itu di bagian belahan bibir no noknya. Ines makin terengah menahan napsunya, sesekali terdengar lenguhannya menahan kenikmatan yang dirasakannya.

    Aku bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut kukangkangi tubuhnya. kon tolku yang tegang kutempelkan di kulit toket Ines. Kepala kon tol kugesek-gesekkan di toket yang montok itu. Sambil kukocok batangnya dengan tangan kananku, kepala kon tol terus kugesekkan di toketnya, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit aku melakukan hal itu. Kuraih kedua belah gumpalan toket Ines yang montok itu. Aku berdiri di atas lutut dengan mengangkangi pinggang ramping Ines dengan posisi badan sedikit membungkuk. Batang kon tolku kujepit dengan kedua gumpalan toketnya. Kini rasa hangat toket Ines terasa mengalir ke seluruh batang kon tolku.

    Perlahan-lahan kugerakkan maju-mundur kon tolku di cekikan kedua toket Ines. Kekenyalan daging toket tersebut serasa memijit-mijit batang kon tolku, memberi rasa nikmat yang luar biasa. Di kala maju, kepala kon tolku terlihat mencapai pangkal lehernya yang jenjang. Di kala mundur, kepala kon tolku tersembunyi di jepitan toketnya. Lama-lama gerak maju-mundur kon tolku bertambah cepat, dan kedua toket nya kutekan semakin keras dengan telapak tanganku agar jepitan di batang kon tolku semakin kuat. Aku pun merem melek menikmati enaknya jepitan toketnya. Ines pun mendesah-desah tertahan, “Ah… hhh… hhh… ah…”


    kon tolku pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toket Ines. Oleh gerakan maju-mundur kon tolku di dadanya yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tanganku di kedua toketnya, cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadanya yang menjepit batang kon tolku. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kon tolku di dalam jepitan toketnya. Dengan adanya sedikit cairan dari kon tolku tersebut aku merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kon tolku dengan toketnya. “Hih… hhh… … Luar biasa enaknya…,” aku tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafas Ines menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirnya , yang kadang diseling desahan lewat hidungnya, “Ngh… ngh… hhh… heh… eh… ngh…” Desahan-desahan Ines semakin membuat nafsuku makin memuncak.

    Gesekan-gesekan maju-mundurnya kon tolku di jepitan toketnya semakin cepat. kon tolku semakin tegang dan keras. Kurasakan pembuluh darah yang melalui batang kon tolku berdenyut-denyut, menambah rasa hangat dan nikmat yang luar biasa. “Enak sekali, Nes”, erangku tak tertahankan.. Aku menggerakkan maju-mundur kon tolku di jepitan toket Ines dengan semakin cepatnya. Rasa enak yang luar biasa mengalir dari kon tol ke syaraf-syaraf otakku. Kulihat wajah Ines. Alis matanya bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibirnya akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di toketnya. Ada sekitar lima menit aku menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketnya itu.

    Toket sebelah kanannya kulepas dari telapak tanganku. Tangan kananku lalu membimbing kon tol dan menggesek-gesekkan kepala kon tol dengan gerakan memutar di kulit toketnya yang halus mulus. Sambil jari-jari tangan kiriku terus meremas toket kiri Ines, kon tolku kugerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarnya, kepala kon tolku kugesekkan memutar di kulit perutnya yang putih mulus, sambil sesekali kusodokkan perlahan di lobang pusarnya.

    kucopot CD minimnya. Pinggul yang melebar itu tidak berpenutup lagi. Kulit perut yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutnya, jembut yang hitam lebat menutupi daerah sekitar lobang no noknya. Kedua paha mulus Ines kurenggangkan lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perut tadi terkuak, mempertontonkan no noknya. Aku pun mengambil posisi agar kon tolku dapat mencapai no nok Ines dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang batang kon tol, kepalanya kugesek-gesekkan ke jembut Ines.

    Rasa geli menggelitik kepala kon tolku. kepala kon tolku bergerak menyusuri jembut menuju ke no noknya. Kugesek-gesekkan kepala kon tol ke sekeliling bibir no noknya. Terasa geli dan nikmat. kepala kon tol kugesekkan agak ke arah lobang. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut lobang no nok itu menjadi basah. Kugetarkan perlahan-lahan kon tolku sambil terus memasuki lobang no nok. Kini seluruh kepala kon tolku yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut no nok Ines. Jepitan mulut no nok itu terasa hangat dan enak sekali. Kembali dari mulut Ines keluar desisan kecil tanda nikmat tak terperi. kon tolku semakin tegang.


    Sementara dinding mulut no nok Ines terasa semakin basah. Perlahan-lahan kon tolku kutusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh batang yang tersisa di luar. Secara perlahan kumasukkan kon tolku ke dalam no nok. Terbenam sudah seluruh batang kon tolku di dalam no nok Ines. Sekujur batang kon tol sekarang dijepit oleh no nok Ines dengan sangat enaknya. secara perlahan-lahan kugerakkan keluar-masuk kon tolku ke dalam no noknya. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam no nok hanya kepala kon tol saja. Sewaktu masuk seluruh kon tol terbenam di dalam no nok sampai batas pangkalnya. Rasa hangat dan enak yang luar biasa kini seolah memijiti seluruh bagian kon tolku. Aku terus memasuk-keluarkan kon tolku ke lobang no noknya.

    Alis matanya terangkat naik setiap kali kon tolku menusuk masuk no noknya secara perlahan. Bibir segarnya yang sensual sedikit terbuka, sedang giginya terkatup rapat. Dari mulut sexy itu keluar desis kenikmatan, “Sssh…sssh… hhh… hhh… ssh… sssh…” Aku terus mengocok perlahan-lahan no noknya. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Kembali kukocok secara perlahan no noknya. Kurasakan enaknya jepitan otot-otot no nok pada kon tolku. Kubiarkan kocokan perlahan tersebut sampai selama dua menit. Kembali kutarik kon tolku dari no nok Ines. Namun kini tidak seluruhnya, kepala kon tol masih kubiarkan tertanam dalam mulut no noknya. Sementara batang kon tol kukocok dengan jari-jari tangan kananku dengan cepatnya

    Rasa enak itu agaknya dirasakan pula oleh Ines. Ines mendesah-desah akibat sentuhan-sentuhan getar kepala kon tolku pada dinding mulut no noknya, “Sssh… sssh… zzz…ah… ah… hhh…”

    Tiga menit kemudian kumasukkan lagi seluruh kon tolku ke dalam no nok Ines. Dan kukocok perlahan. Kunikmati kocokan perlahan pada no noknya kali ini lebih lama. Sampai kira-kira empat menit. Lama-lama aku tidak puas. Kupercepat gerakan keluar-masuk kon tolku pada no noknya. Kurasakan rasa enak sekali menjalar di sekujur kon tolku. Aku sampai tak kuasa menahan ekspresi

    keenakanku. Sambil tertahan-tahan, aku mendesis-desis, “Nes… no nokmu luar biasa… nikmatnya…”


    Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. rasa gatal-gatal enak mulai menjalar di sekujur kon tolku. Berarti beberapa saat lagi aku akan ngecret. Kucopot kon tolku dari no nok Ines. Segera aku berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhnya agar kon tolku mudah mencapai toketnya. Kembali kuraih kedua belah toket montok itu untuk menjepit kon tolku yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kon tolku dapat terjepit dengan enaknya, aku agak merundukkan badanku. kon tol kukocokkan maju-mundur di dalam jepitan toketnya. Cairan no nok Ines yang membasahi kon tolku kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kon tolku dan kulit toketnya. “Oh… hangatnya… Sssh… nikmatnya…Tubuhmu luarrr biasa…”, aku merintih-rintih keenakan. Ines juga mendesis-desis keenakan, “Sssh.. sssh… sssh…” Giginya tertutup rapat. Alis matanya bergerak ke atas ke bawah. Aku mempercepat maju-mundurnya kon tolku. Aku memperkuat tekananku pada toketnya agar kon tolku terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar lewat kon tolku. Rasa hangat menyusup di seluruh kon tolku.

    Karena basah oleh cairan no nok, kepala kon tolku tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toket Ines. Leher kon tol yang berwarna coklat tua dan helm kon tol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan toketnya. Lama-lama rasa gatal yang menyusup ke segenap penjuru kon tolku semakin menjadi-jadi. Semakin kupercepat kocokan kon tolku pada toket Ines. Rasa gatal semakin hebat. Rasa hangat semakin luar biasa. Dan rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah kocokan hebat kon tolku di toket montok itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal dan enak di kon tolku hampir mencapai puncaknya, aku menahan sekuat tenaga benteng pertahananku sambil mengocokkan kon tol di kempitan toket indah Ines dengan sangat cepatnya. Rasa gatal, hangat, dan enak yang luar

    biasa akhirnya mencapai puncaknya. Aku tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahananku. “Ines…!” pekikku dengan tidak tertahankan. Mataku membeliak-beliak. Jebollah pertahananku. Rasa hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke seluruh sel-sel kon tolku saat menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot!


    Pejuku menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahang Ines. Peju tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang peju mengalir turun ke arah leher Ines. Peju yang tersisa di dalam kon tolku pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal lehernya, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan toketnya. Aku menikmati akhir-akhir kenikmatan. “Luar biasa… nes, nikmat sekali tubuhmu…,” aku bergumam. “Kok gak dikeluarin di dalem aja om”, kata Ines lirih. “Gak apa kalo om ngecret didalem Nes”, jawabku.

    “Gak apa om, Ines pengen ngerasain kesemprot peju anget. Tapi Ines ngerasa nikmat sekali om, belum pernah Ines ngerasain kenikmatan seperti ini”, katanya lagi. “Ini baru ronde pertama Nes, mau lagi kan ronde kedua”, kataku. “Mau om, tapi ngecretnya didalem ya”, jawabnya. “Kok tadi kamu diem aja Nes”, kataku lagi. “Bingung om, tapi nikmat”, jawabnya sambil tersenyum. “Engh…” Ines menggeliatkan badannya. Aku segera mengelap kon tol dengan tissue yang ada di atas meja, dan memakai celana pendek. beberapa lembar tissue kuambil untuk mengelap pejuku yang berleleran di rahang, leher, dan toket Ines. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan pejuku yang sudah terlajur jatuh di rambut kepalanya. “Mo kemana om”, tanyanya. “Mo ambil minum dulu”, jawabku. “Kok celananya dipake, katanya mau ronde kedua”, katanya. Rupanya Ines sudah pengen aku menggelutinya sekali lagi.

    Aku kembali membawa gelas berisi air putih, kuberikan kepada Ines yang langsung menenggaknya sampe habis. Aku keluar lagi untuk mengisi gelas dengan air dan kembali lagi ke kekamar. Masih tidak puas aku memandangi toket indah yang terhampar di depan mataku tersebut. mataku memandang ke arah pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang melebar indah. Terus tatapanku jatuh ke no noknya yang dikelilingi oleh bulu jembut hitam jang lebat. Betapa enaknya ngen totin Ines. Aku ingin mengulangi permainan tadi, menggeluti dan mendekap kuat tubuhnya. Mengocok no noknya dengan kon tolku dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan aku dapat menyemprotkan pejuku di dalam no noknya sambil merengkuh kuat-kuat tubuhnya saat aku nyampe. Nafsuku terbakar.

    “Ines…,” desahku penuh nafsu. Bibirku pun menggeluti bibirnya. Bibir sensual yang menantang itu kulumat-lumat dengan ganasnya. Sementara Ines pun tidak mau kalah. Bibirnya pun menyerang bibirku dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirku. Kedua tangankupun menyusup diantara lengan tangannya. Tubuhnya sekarang berada dalam dekapanku. Aku mempererat dekapanku, sementara Ines pun mempererat pelukannya pada diriku. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketnya yang membusung terasa semakin menekan dadaku. Jari-jari tangan Ines mulai meremas-remas kulit punggungku.


    Ines mencopot celanaku.Ines pun merangkul punggungku lagi. Aku kembali mendekap erat tubuh Ines sambil melumat kembali bibirnya. Aku terus mendekap tubuhnya sambil saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketnya yang montok menekan ke dadaku. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilnya seolah-olah menggelitiki dadaku. kon tolku terasa hangat dan mengeras. Tangan kiriku pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar Ines, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutku. kon tolku tergencet perut bawahku dan perut bawah Ines dengan enaknya.

    Sementara bibirku bergerak ke arah lehernya.kuciumi, kuhisap-hisap dengan hidungku, dan kujilati dengan lidahku. “Ah… geli… geli…,” desah Ines sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai dagunya terbuka dengan luasnya. Ines pun membusungkan dadanya dan melenturkan pinggangnya ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahku dalam keadaan menggeluti lehernya, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kananku lalu bergerak ke dadanya yang montok, dan meremas-remas toket tersebut dengan perasaan gemas.

    Setelah puas menggeluti lehernya, wajahku turun ke arah belahan dadanya. Aku berdiri dengan agak merunduk. Tangan kiriku pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Kugeluti belahan toket Ines, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah toketnya sambil menekan-nekankannya ke arah wajahku. Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan toket itu. bibirku bergerak ke atas bukit toket sebelah kiri. Kuciumi bukit toket nya, dan kumasukkan pentil toket di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot pentil toket kiri Ines.


    Kumainkan pentil di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat. “Ah… ah… om… geli…,” Ines mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada pentilnya. “Om… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu… ngilu…” Aku semakin gemas.

    toket Ines itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toket kadang kusedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya pentilnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya. “Ah…om… terus… hzzz… ngilu… ngilu…” Ines mendesis-desis keenakan. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya.

    Sampai akhirnya Ines tidak kuat melayani serangan-serangan awalku. Jari-jari tangan kanan Ines yang mulus dan lembut menangkap kon tolku yang sudah berdiri dengan gagahnya. “Om.. Batang kon tolnya besar ya”, ucapnya. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketnya, jari-jari lentik tangan kanannya meremas-remas perlahan kon tolku secara berirama. Remasannya itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kon tolku.

    kurengkuh tubuhnyadengan gemasnya. Kukecup kembali daerah antara telinga dan lehernya. Kadang daun telinga sebelah bawahnya kukulum dalam mulutku dan kumainkan dengan lidahku. Kadang ciumanku berpindah ke punggung lehernya yang jenjang. Kujilati pangkal helaian rambutnya yang terjatuh di kulit lehernya. Sementara tanganku mendekap dadanya dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tanganku meremas-remas kedua belah toketnya. Remasanku kadang sangat kuat, kadang melemah. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kananku menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kirinya, sementara tangan kiriku meremas kuat bukit toket kanannya dan bibirku menyedot kulit mulus pangkal lehernya yang bebau harum, kon tolku kugesek-gesekkan dan kutekan-tekankan ke perutnya. Ines pun menggelinjang ke kiri-kanan.

    “Ah… om… ngilu… terus om… terus… ah… geli… geli…terus… hhh… enak… enaknya… enak…,” Ines merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tanganku di toketnya. Akibatnya pinggulnya menggial ke kanan-kiri. Goyang gialan pinggul itu membuat kon tolku yang sedang menggesek-gesek dan menekan-nekan perutnya merasa semakin keenakan. “Ines… enak sekali Ines… sssh… luar biasa… enak sekali…,” aku pun mendesis-desis keenakan.

    “Om keenakan ya? Batang kon tol om terasa besar dan keras sekali menekan perut Ines. Wow… kon tol om terasa hangat di kulit perut Ines. tangan om nakal sekali … ngilu,…,” rintih Ines. “Jangan mainkan hanya pentilnya saja… geli… remas seluruhnya saja…” Ines semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratku. Dia sudah makin liar saja desahannya, rupanya dia sangat menikmati gelutannya, lupa bahwa aku ini om dari suaminya. “om.. remasannya kuat sekali… Tangan om nakal sekali… Sssh… sssh… ngilu… ngilu…Ak… kon tol om … besar sekali… kuat sekali…”

    Ines menarik wajahku mendekat ke wajahnya. bibirnya melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau kalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kulit punggungnya yang teraih oleh telapak tanganku kuremas-remas dengan gemasnya. Kemudian aku menindihi tubuh Ines. kon tolku terjepit di antara pangkal pahanya dan perutku bagian bawah sendiri. Rasa hangat mengalir ke batang kon tolku yang tegang dan keras. Akhirnya aku tidak sabar lagi. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kon tolku untuk mencari liang no noknya.


    Kuputar-putarkan dulu kepala kon tolku di kelebatan jembut disekitar bibir no nok Ines. Ines meraih batang kon tolku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu terbuka agak lebar. “Om kon tolnya besar dan keras sekali” katanya sambil mengarahkan kepala kon tolku ke lobang no noknya. kepala kon tolku menyentuh bibir no noknya yang sudah basah. dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, kon tol kutekankan masuk ke liang no nok. Kini seluruh kepala kon tolku pun terbenam di dalam no noknya. Aku menghentikan gerak masuk kon tolku.

    “Om… teruskan masuk… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Ines protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kon tolku hanya masuk ke lobang no noknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kon tolku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dan ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ines menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan. “Sssh… sssh… enak… enak… geli… geli, om. Geli… Terus masuk, om..” Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara tenaga kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan… satu… dua… tiga! kon tolku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam no nok Ines dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya.

    Sementara kulit batang kon tolku bagaikan diplirid oleh bibir no noknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt! “Auwww!” pekik Ines. Aku diam sesaat, membiarkan kon tolku tertanam seluruhnya di dalam no nok Ines tanpa bergerak sedikit pun. “Sakit om… ” kata Ines sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya. Aku pun mulai menggerakkan kon tolku keluar-masuk no nok Ines. Aku tidak tahu, apakah kon tolku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang no nok Ines yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kon tolku yang masuk no noknya serasa dipijit-pijit dinding lobang no noknya dengan agak kuatnya.

    “Bagaimana Nes, sakit?” tanyaku. “Sssh… enak sekali… enak sekali… kon tol om besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang no nok Ines..,” jawabnya. Aku terus memompa no nok Ines dengan kon tolku perlahan-lahan. toketnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku. kon tolku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot no noknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kon tolku menyentuh suatu daging hangat di dalam no nok Ines. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala kon tol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.

    aku mengambil kedua kakinya dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kon tolku tidak tercabut dari lobang no noknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ines kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok no noknya perlahan dengan kon tolku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku.

    Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan gerakan kon tolku maju-mundur perlahan di no nok Ines. Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah toketnya. Masih dengan kocokan kon tol perlahan di no noknya, tanganku meremas-remas toket montok Ines. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua pentilnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. pentil itu semakin mengeras, dan bukit toket itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ines pun merintih-rintih keenakan.


    Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah. “Ah… om, geli… geli… … Ngilu om, ngilu… Sssh… sssh… terus om, terus…. kon tol om membuat no nok Ines merasa enak sekali… Nanti jangan dingecretinkan di luar no nok, ya om. Ngecret di dalam saja… ” Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kon tolku di no nok Ines. “Ah-ah-ah… bener, om. Bener… yang cepat… Terus om, terus… ” Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ines. Tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kon tolku di no nok Ines. Terus dan terus. Seluruh bagian kon tolku serasa diremas-remas dengan cepatnya oleh no nok Ines. Mata Ines menjadi merem-melek. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

    “Sssh… sssh… Ines… enak sekali… enak sekali no nokmu… enak sekali no nokmu…” “Ya om, Ines juga merasa enak sekali… terusss… terus om, terusss…” Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kon tolku pada no noknya. “Omi… sssh… sssh… Terus… terus… Ines hampir nyampe…

    sedikit lagi… sama-sama ya om…,” Ines jadi mengoceh tanpa kendali. Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau ngecret. Namun aku harus membuatnya nyampe duluan. Sementara kon tolku merasakan no nok Ines bagaikan berdenyut dengan hebatnya. “Om… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar om… mau keluar..ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…” Tiba-tiba kurasakan kon tolku dijepit oleh dinding no nok Ines dengan sangat kuatnya. Di dalam no nok, kon tolku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari no nok Ines dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Ines meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Ines pun berteriak tanpa kendali: “…keluarrr…!” Mata Ines membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ines kurasakan mengejang.

    Aku pun menghentikan genjotanku. kon tolku yang tegang luar biasa kubiarkan tertanam dalam no nok Ines. kon tolku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan no nok Ines. Kulihat mata Ines memejam beberapa saat dalam menikmati puncaknya. Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding no noknya pada kon tolku berangsur-angsur melemah, walaupun kon tolku masih tegang dan keras. Kedua kaki Ines lalu kuletakkan kembali di atas ranjang dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Ines dengan mempertahankan agar kon tolku yang tertanam di dalam no noknya tidak tercabut.


    “Om… luar biasa… rasanya seperti ke langit ke tujuh,” kata Ines dengan mimik wajah penuh kepuasan. kon tolku masih tegang di dalam no noknya. kon tolku masih besar dan keras. Aku kembali mendekap tubuh Ines. kon tolku mulai bergerak keluar-masuk lagi di no nok Ines, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding no nok Ines secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas kon tolku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kon tolku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh no nok Ines beberapa saat yang lalu.

    “Ahhh… om… langsung mulai lagi… Sekarang giliran om.. semprotkan peju om di no nok Ines.. Sssh…,” Ines mulai mendesis-desis lagi. Bibirku mulai memagut bibir Ines dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas toket Ines serta memijit-mijit pentilnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kon tolku di no noknya. “Sssh… sssh… sssh… enak om, enak… Terus… teruss… terusss…,” desis Ines. Sambil kembali melumat bibir Ines dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kon tolku di no noknya. Pengaruh adanya cairan di dalam no nok Ines, keluar-masuknya kon tol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Ines tidak henti-hentinya merintih kenikmatan, “Om… ah… ”

    kon tolku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari toketnya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ines menyusup ke bawah dan memeluk punggungnya. Tangan Ines pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kon tolku ke dalam no nok Ines sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, kon tol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk no nok Ines sedalam-dalamnya. kon tolku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding no nok Ines. Sampai di langkah terdalam, mata Ines membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar no nok, kon tol kujaga agar kepalanya tetap tertanam di lobang no nok.

    Remasan dinding no nok pada batang kon tolku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir no nok yang mengulum batang kon tolku pun sedikit ikut tertarik keluar. Pada gerak keluar ini Ines mendesah, “Hhh…” Aku terus menggenjot no nok Ines dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Tangan Ines meremas punggungku kuat-kuat di saat kon tolku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang no noknya. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kon tolku dan no nok Ines menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil Ines:

    “Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…” kon tolku terasa empot-empotan luar biasa. “Nes… Enak sekali Nes… no nokmu enak sekali… no nokmu hangat sekali… jepitan no nokmu enak sekali…”


    “Om… terus om…,” rintih Ines, “enak om… enaaak… Ak! Hhh…” Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kon tolku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kon tolku ke no noknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kon tolku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di kon tol pun semakin menghebat. “Ines… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu. “Om, Ines… mau nyamper lagi… Ak-ak-ak… aku nyam…”

    Tiba-tiba kon tolku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding no nok Ines mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku. Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kon tolku terasa disemprot cairan no nok Ines, bersamaan dengan pekikan Ines, “…nyampee…!” Tubuh Ines mengejang dengan mata membeliak-beliak. “Ines…!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ines sekuat-kuatnya. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Pejuku pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Pejuku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding no nok Ines yang terdalam. kon tolku yang terbenam semua di dalam no nok Ines terasa berdenyut-denyut.

    Beberapa saat lamanya aku dan Ines terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Aku menghabiskan sisa-sisa peju dalam kon tolku. Cret! Cret! Cret! kon tolku menyemprotkan lagi peju yang masih tersisa ke dalam no nok Ines. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan baik tubuh Ines maupun tubuhku tidak mengejang lagi.

    Aku menciumi leher mulus Ines dengan lembutnya, sementara tangan Ines mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil ngen totin Ines.

  • Foto Bugil cewek nasis selfie dibanyak tempat

    Foto Bugil cewek nasis selfie dibanyak tempat


    1739 views

    Duniabola99.com – foto bugil cewek toket gede dan memamerkan memeknya yang berwana pink diberbagai tempat dan berposet hot.

  • Foto Bugil Serena Wood memamerkan pantatnya

    Foto Bugil Serena Wood memamerkan pantatnya


    2355 views

    Duniabola99.com – Foto Gadis cantik Serena Wood melepaskan bikini hitamnya di depan pintu dan memperlihatkan pantatnya yang bahenol dan memeknya yang tembem botak.

  • Video Bokep Eropa ngentot lesbian di pegunungan

    Video Bokep Eropa ngentot lesbian di pegunungan


    1817 views

  • Foto Bugil Gadis melepaskan celana jins robeknya yang ketat

    Foto Bugil Gadis melepaskan celana jins robeknya yang ketat


    1741 views

    Duniabola99.com – foto cewek berambut coklat dengan bajunya yang minim melepaskan celana jins panjangnya yang sobek memperlihatkan memeknya yang tembem dan menampilkan pantatnya yang bahenol diatas anak tangga.

  • Kisah Memek pacarku dan tukang ojek

    Kisah Memek pacarku dan tukang ojek


    2931 views

    Duniabola99.com – Aku berpacaran dgn Mila sejak duduk dibangku kelas 2 SMU sampai sekarang kuliah semester empat. Hubungan kami selama ini baik-baik saja. Akhir-akhir ini aku merasa hubunganku dgnya terasa hambar. Aku sangat mencintainya, karena Mila sangat mengerti aku dan menerimaku apa adanya. Secara fisik tergolong “petite” kalau orang bule bilang. Tinggi badanya 160 cm sangat cocok wajahnya yg “babyface”. Kulitnya putih bersih, tubuhnya padat berisi dgn ukuran yg sangat ideal.


    Aku tak ingin hubunganku dgn Mila yg sudah kujalin hampir 3 tahun lebih ini putus begitu saja. Aku butuh Mila sebagai penyemangat hidupku, dan aku merasa Mila jg membutuhkan kasih sayangku karena dia hanya tinggal berdua dgn mamanya yg pengusaha furniture. Bisnis furniture mamanya sangat maju karena sudah sampai diekspor ke luar negeri. Konsekuensinya, sang mama harus sering meninggalkan Mila sendiri di rumah untuk mengontrol pabrik furniturenya di Jepara. Orangtuanya bercerai sejak Mila masih SD sehingga Mila sangat membutuhkan figur laki-laki dewasa, figur yg menurut Mila dia temukan pada diriku.

    Pada suatu weekend, seperti biasa aku meneleponnya untuk mengajak jalan-jalan.

    “Sayang, nanti malem kamu mau nggak nyobain restoran baru di Kemang?”

    “Duh Mila mau banget mas, tp tante Mila dari Semarang baru dateng nih. Mila musti nemenin dia, nggak enak soalnya mama kan lagi di Jepara”

    “Oh ya udah gak papa deh kalau gitu…”

    “Yaaa sayang, jangan marah ya, kamu mau ngapain dong sendirian?”

    “Gak papa sayang, aku di rumah aja kalau gitu nonton DVD”

    “Maap ya sayang, Mila janji deh nanti ketemu di kampus Mila kasih sejuta cium buat yayg Mila yg paling sabar sedunia”

    “Hehehehe janji yaa… Awas loh kalau ketemu aku tagih”

    “Hihihi iya sayang, ya udah aku nemenin tanteku lagi ya”

    “Oke sayang, kiss dulu mmmwah… love you”

    “Mmmmwah… love you too sayang”

    Telepon kututup dgn pelan. Tanganku meraih remote DVD dan menekan play. 15 menit aksi Bruce Wilis dalam Die Hard 4 tdk mampu mengusir rasa hampaku. Kumatikan televisi dan DVD. Kuputuskan untuk keluar saja jalan-jalan. Kuambil kunci Honda Jazz kesayanganku dan meluncurlah aku menuju entah kemana.

    Di tengah jalan, aku melewati toko kue langgananku. Aku teringat Mila dan kue kegemarannya, kue mangkok. Aku mendapat ide untuk membelikannya beberapa kue dan mengantarkannya sebagai surprise, hitung-hitung cari muka jg di depan tantenya hehehe… Setelah membeli selusin kue mangkok, akupun meluncur menuju rumah Mila. Mobilku sengaja kuparkir agak jauh supaya Mila tdk bisa mendengarnya, karena dia sudah hafal dgn suara mesin mobil kesayanganku.


    Sampai depan rumahnya, ada sebuah motor terparkir. Aku agak heran karena pagarnya tdk terkunci, padahal biasanya kalau mamanya sedang pergi keluar kota, Mila selalu menguncinya karena memang dia tinggal sendirian di rumah. Demi menjaga surprise, aku diam-diam masuk. Pintu depan rumahnya kutemukan terkunci. Aku tdk ingin mengetuk supaya tetap surprise. Aku berjalan ke samping rumahnya menuju jendela kamarnya. Semakin dekat aku mendengar suara-suara dari dalam kamarnya. Persis di depan jendela kamarnya, kusibakkan sedikit gordennya untuk mengintip. Apa yg kulihat kemudian membuat darahku menggelegak.

    Mila sedang di atas tempat tidurnya dalam keadaan telanjang bulat, dgn posisi menungging dan seorang lelaki jelas-jelas sedang menyetubuhinya dari belakang. Betapa terkejutnya aku, pacarku sedang disetubuhi orang dgn gaya doggy style. Jelas kulihat ekspresi muka Mila yg seperti menahan rasa puas dan sakit bersamaan. Tubuh seksi pacarku maju mundur terdorong oleh hentakan pinggang lelaki yg sedang menghunjamkan k0ntolnya ke dalam meqi Mila. Pinggul Mila dicengkeram erat oleh kedua tangan lelaki itu. Terlihat kontras sekali warna pantat putih Mila yg mulus beradu dgn pinggul lelaki yg berkulit coklat gelap itu. Aku mencoba pindah melihat dari sisi jendela satunya lagi. Sekarang dapat kulihat k0ntollelaki itu ternyata besar dan panjang sekali, sekitar 23 cm panjangnya, 4x lebih besar dari k0ntolku. Meqi Mila yg mungil ternyata mampu menampung k0ntol sebesar itu. K0ntol raksasa itu keluar masuk meqi pacarku dgn lancarnya, itu berarti Mila sudah sangat terangsang sampai becek meqinya.

    “Ouh ouh ouh enak banget bang… terus entot Mila bang”, ceracau Mila sambil terengah-engah penuh kenikmatan

    “Oooh si eneng meqinya rapet banget… abang kayak ngentot sama perawan”, lelaki itu dgn kurang ajarnya mengomentari meqi pacarku.

    “Ahh ahh ahhh… k0ntol abang sih gede banget… Aahhhh enak baaang” Mila menjawab dgn melenguh keenakan.

    Belum pernah kudengar Mila menggunakan kata-kata kasar seperti itu. Tak kusadari, k0ntolku sudah mengeras tertahan celana jeansku. Aku terangsang melihat pacarku disetubuhi orang, aku terangsang melihat meqi pacarku dihantam oleh k0ntol yg besar milik lelaki asing itu.


    “Owh bang terus bang, Mila mo keluar lagi bang…terus entot meqi Mila bang… ooh ooh….oooooooooooooooooh” Tubuh Mila mengejang tanda telah mencapai orgasme.

    Lelaki itu melepaskan cengkeramannya. Tubuh Mila terkulai lemas di kasur. Sekarang terlihat jelas k0ntol raksasa itu tegang hitam mengkilat berselaput cairan meqi pacarku.

    “Duh abang kuat banget sih, Mila udah empat kali keluar tp peler abang masih ngaceng aja” Mila meraih k0ntol besar lelaki itu dgn ekspresi muka penuh kepuasan.

    “Yah maklum neng, bini abang lagi hamil tua, abang udah 3 bulan lebih kagak ngewe. Mangkenye sekalinya ketemu meqi, si otong semangat juang empat lima dah” ucap lelaki itu dgn seringai kepuasan karena mampu membuat cewek secantik dan seseksi Mila melayang ke langit kenikmatan.

    “Uh Mila ngiri deh sama bininya abang, bisa ngerasain ngentot sehebat ini tiap hari” ucap Mila sembari mulai mengocok k0ntol besar itu.

    “Hehehe..” Lelaki itu terkekeh, “Bini abang mah kalau udah mulai cerewet, ntu brarti meqinya udah gatel minta ditancep neng.

    Hampir tiap malem dah die minta dientot mulu, kadang sampe pagi, mangkanye abang selalu ngojeknya siang”.

    Bangsat! Ternyata lelaki ini tukang ojek langganan Mila. Aku ingat Mila selalu bercerita kalau dia punya tukang ojek langganan yg selalu mengantarnya ketika aku sedang tdk bisa menjemputnya. Aku semakin terangsang memikirkan seorang tukang ojek berwajah kampungan berkulit coklat gelap yg sedang menyetubuhi pacarku Mila yg putih, cantik dan seksi


    “Neng, ayo dong mulai lagi… si otong udah ga sabar nih pengen ngebor” Tukang ojek itu rupanya tdk sabar ingin menyetubuhi lagi pacarku yg cantik.

    “Uuhhhhh si abang… tp Mila di bawah ya bang, kaki Mila lemes nih” Ucap Mila dgn senyum nakal menggodanya itu.

    “Ah tenang aja neng, si eneng tinggal ngangkang, trus rasain dah enaknya dientot kanjut abang” Tukang ojek itu berujar sambil bergerak ke atas tubuh molek Mila.

    “Mmmppphhh ayo bang masukin… entot lagi meqi Mila bang…” Mila melebarkan kedua kakinya, membuat meqinya yg sudah merah dan basah tepat berada di depan k0ntol besar sang tukang ojek.

    “Nih, neng rasain lagi titit abang yah” Tukang ojek itu kembali menancapkan k0ntol besarnya ke meqi Mila.

    “Ooooouuccchhh…..” Mila merintih antara sakit dan nikmat.

    “Eemmmhhhhhh…. oochhhh… tancep meqi Mila bang….occhhhh”

    Bless… bless…. Clekk Clekk Clekk … terdengar jelas k0ntol besar itu dgn lancarnya menembus meqi Mila yg sudah sangat basah. Mulut si tukang ojek dgn rakusnya menghisap-hisap toket Mila. Mila semakin melenguh tdk karuan.

    “Oocchhh… acchhhh….. isep toket Mila bang…. Entot meqi Mila…..oooh… ahhhh” Mila semakin meracau dan merintih.

    Selama 5 menit kemudian kulihat ranjang Mila ikut bergetar karena hunjaman pinggang si tukang ojek. Mata Mila tertutup dgn ekspresi menggigit bibir. Aku semakin terangsang hebat melihat pacarku sedang terbaring pasrah disetubuhi tukang ojek kampungan itu. Tak tahan lagi kubuka retsleting celana jinsku dan kukeluarkan k0ntolku. Aku bermasturbasi sambil menyaksikan pacarku yg cantik disetubuhi seorang tukang ojek berk0ntol besar.

    Tanpa kusadari, aku mulai menikmati pemandangan meqi pacarku yg sedang dibor k0ntol berukuran besar tersebut. Tak membutuhkan waktu lama bagiku untuk mencapai ejakulasi. Akupun menumpahkan spermaku ke dinding luar kamar pacarku sendiri. Sungguh aneh, pacarku sedang disetubuhi orang lain sedangkan aku hanya bisa bermasturbasi sambil menonton mereka memadu birahi.


    “Oooh neng… abang mau keluar nih neng…” Rupanya tukang ojek itu sudah hampir mencapai klimaksnya.

    “Oooh terus bang…Mila jg mau keluar lagi bang….oohhhh ahhhh…auhhhh…”Mila memeluk erat punggung tukang ojek itu seperti tdk rela melepasnya.

    “Ooohhh… bentar neng abang cabut ya…. Aaahhhh…. Abang keluarin di luar biar eneng nggak hamil…”

    “Jangan bang…ohhhh…aahhhh… jangan dicabut…aaahhh…. Terus entot Mila bang….keluarin di dalem aja sama-sama ya bang…ahhhh…oooh” Mila memeluk erat punggung tukang ojek itu, tdk rela berhenti disetubuhinya.

    “Oooooooooh Mila keluar lagi baaaaaang….ahhhh”

    “Ooohhh…iya neng…auuhhhh….abang keluar nih neng…. AAAAAAaahhhhhh” Tubuh tukang ojek itu menegang dgn k0ntol besarnya yg masih tertancap di meqi pacarku, menumpahkan spermanya langsung ke rahim Mila.

    Selama 10 detik kulihat si tukang ojek orgasme mengucurkan benihnya ke meqi pacar kesayanganku.

    Pelan-pelan tukang ojek itu memutar badannya. PLOP! Suara k0ntol besar yg tercabut itu jelas terdengar. Cairan putih kental mengalir pelan keluar dari meqi pacarku. Rupanya banyak sekali sperma yg dikeluarkannya sampai luber. Dua manusia itu terbaring lemas setelah mencapai puncak birahi.

  • Foto Bugil Gadis Ukraina yang cantik Jeff Milton berpose telanjang

    Foto Bugil Gadis Ukraina yang cantik Jeff Milton berpose telanjang


    2291 views

    Duniabola99.com – foto gadis manis pirang putih besih melepaskan lingerienya manmpilkan toketnya yang kecil dan mengangkang memamerkan memeknya yang wanrna pink tanpa bulu dan temben yang sangat enak untuk dientot.

  • brother Fucks not his sister with his Monster Cock

    brother Fucks not his sister with his Monster Cock


    2155 views

  • Kisah Memek Selalu Menggodanya Pembantu Bohay

    Kisah Memek Selalu Menggodanya Pembantu Bohay


    2354 views

    Duniabola99.com – Beberapa waktu yang lalu, karena telah berulang kali dipanggil oleh anaknya di kampung, maka pembantu kami yang sudah tua, Mbok Iyem akhirnya pulang juga ke kampungnya di Jawa Tengah, tetapi sebelum pulang ia berjanji akan membantu kami untuk mencarikan seorang pembantu lain yang berasal dari kampungnya juga, jadi pada saat Mbok Iyem pulang kampung, tidak terjadi kekosongan pembantu di rumah kami. Hal ini penting bagi kami, karena kami berdua, suami isteri bekerja sehingga kami memerlukan seorang pembantu untuk beres-beres di rumah.


    Pada hari yang telah ditentukan, maka datanglah seorang pembantu baru yang dijanjikan oleh Mbok Iyem, yaitu seorang gadis kampung yang telah putus sekolah, berumur 18 tahun bernama Lastri. Sulastri bertubuh sedang dengan kulit bersih dan berambut panjang, yang dengan malu-malu memperkenalkan dirinya kepada kami, setelah menerima instruksi ini itu dari isteriku, Lastri pun mulai bersiap untuk kerja.

    Memasuki hari Senin, secara kebetulan saya mendapat cuti kantor selama tiga hari, yang mana bisa saya pergunakan untuk beristirahat di rumah. Setelah isteriku berangkat kerja, sayapun santai di rumah sambil baca koran dan mendengarkan radio, sedang Lastri sibuk membersihkan rumah sehabis mencuci pakaian.
    Sedang saya asyik membaca, tiba-tiba dikejutkan oleh sapaannya, “Maaf Pak.., Saya mau mengepel lantainya”. Nexiabet

    “Oh iya, pel aja..”, kata saya sambil terus membaca, tetapi mataku memperhatikan pembantu ini dengan lebih seksama. Lastri mengepel lantai sambil berjongkok dan sesekali merangkak sambil terus mengayunkan tangannya. Saat ia merangkak, terlihat pinggulnya yang besar dengan pantat yang membentuk bulat bergoyang ke kiri dan ke kanan dengan irama yang teratur, celana dalam yang dipakainya terbayang sangat jelas dari balik daster yang dipakainya.

    Saat ia berbalik untuk mengepel di bawah kaki saya, terlihat dari belahan dasternya dua buah bukit yang ranum, terbungkus oleh kutang ketat, yang kelihatannya sudah agak kekecilan. Tanpa terasa saya menggosok batang kemaluanku, yang tiba-tiba menjadi tegang. Konsentrasi saya untuk membaca menjadi hilang.


    Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Lastri bersiap-siap untuk membersihkan dirinya dan mengambil handuk serta masuk ke kamar mandi, begitu terdengar suara air yang terguyur di kamar mandi, saya cepat-cepat meloncat bangun dan berjalan cepat-cepat ke arah kamar mandi. Dari sela-sela pintu kamar mandi terdapat celah yang bisa dipakai untuk mengintip ke dalam. Ternyata pemandangan di dalam kamar mandi begitu asyiknya, Sulastri ternyata mempunyai badan yang bersih mulus dengan kedua payudaranya yang ranum keras dengan puting yang mengarah ke atas berwarna coklat muda, pinggulnya yang besar sangat seksi dengan bulu-bulu halus di atas kemaluannya. Lastri sibuk menggosok-gosok badannya tanpa sadar ada mata yang sedang menikmati tubuhnya yang ranum. Dengan berdebar saya terus mengintip Lastri yang sesekali menunduk untuk menggosok kakinya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Nafsu saya naik ke kepala, saya mulai mengelus batang kemaluanku sampai tegang. “Aah, enaknya kalau bisa memeluk dan menancapkan batang penisku di vaginanya”.
    Sedang asyik mengintip, saya teringat kalau di lemari saya masih ada menyimpan sebotol obat perangsang bermerek ‘Spanish fly’ oleh-oleh teman dari luar negeri. Cepat-cepat saya ke kamar mengambil obat tersebut dan membawanya ke dapur, dan benar saja dugaanku bahwa Lastri memang sudah menyiapkan teh hangat bagi dirinya sendiri di situ. Segera saya tuangkan spanish fly itu ke dalam minuman Sulastri dan saya tambahkan gula sedikit agar dia tidak curiga.

    Saya kembali duduk di kursi depan dan pura-pura membaca sambil membayangkan tubuh mulus Lastri sambil mengelus batang penisku yang sudah tegang, saya benar-benar sudah bernafsu sekali untuk menyetubuhi Lastri. Sekitar setengah jam kemudian, saya mendengar erangan halus yang berasal dari kamar Sulastri, “Heehh.., heehh”.
    Segera saya menghampiri kamarnya dan pura-pura bertanya, ” Lastri.., ada apa dengan kamu..?”.
    Lastri sambil mengeluh menjawab, “Aduuh Pak.., perut Saya.., hheehh”.
    “Kenapa..?”, sambil bertanya saya segera saja masuk ke dalam kamarnya, Lastri kelihatan pucat dan keningnya berkeringat, sedang dalam posisi merangkak sambil memegang perutnya.
    “Aduuh.., aduuh.., perut saya.., Pak”.
    “Mari Saya tolong..”, kata saya, sambil berdiri di belakangnya dan tunduk serta memegang perutnya dengan kedua tangan untuk mengangkatnya berdiri. Saat berdiri sambil memeluknya dari belakang, penisku yang sudah tegang dari tadi menempel pada celah pantatnya, Lastri agak kaget juga, tapi ternyata dia diam saja sambil terus mendesah.
    “Ayo saya gosok perut kamu.., biar hangat”, kata saya sambil tangan kananku terus bergerak menggosok perutnya sedangkan tangan kiriku mengangkat dasternya dari bawah. Saya memasukkan tangan kiriku ke dalam daster itu dan berpura-pura akan menggosok perutnya juga tapi saya segera menurunkan tangan saya untuk menyibakkan celana dalamnya dan mulai meraba bulu-bulu halus yang bertebaran di sekitar vaginanya. Saat tangan saya menyentuh vaginanya, Lastri menggelinjang keras dan mendesah panjang, “aah.., Paak..”, seraya menekankan pantatnya yang montok ke penisku yang sudah menanti dengan tidak sabar. Tangan kananku pun mulai masuk ke dalam sela-sela kancing daster, naik terus ke atas dan menemukan payudaranya yang ranum, yang ternyata tidak terbungkus oleh kutangnya, segera saya meremas payudaranya.
    “Las,.., ayo Saya gosok sambil tiduran”, kata saya.
    “Hee.. Eeh”, katanya.

    Saya tuntun Lastri ke tempat tidur dan membaringkannya dengan kedua kakinya tetap terjuntai di lantai. Secara cepat saya menyibak dasternya dan segera menarik turun hingga celana dalamnya terlepas. “Aduuh.., Paak”, katanya sambil menggerakkan pinggulnya.
    “sst..”, kata saya sambil menundukkan kepala dan mencium vaginanya yang persis di depan mataku.
    “aarkkh..”, seru Lastri sambil membuka kakinya lebih lebar lagi dan kemudian secara cepat menutupnya lagi sehingga kepalaku terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Saya mulai menjilat vaginanya, lidahku mulai menjalar ke kanan dan ke kiri menyibakkan kedua belah bibir vagina Lastri sampai akhirnya saya menemukan clitorisnya. Kedua tangankupun secara gencar mulai bergerilya meremas kedua payudaranya sambil sesekali mempermainkan putingnya yang langsung mengeras.
    “Paak..”, Lastri keenakan sambil mulai menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bagaikan sangat kegelian, dan tiba-tiba dari vaginanya memancar cairan, yang segera saya jilat habis.
    “Las.., buka dulu yaa bajunya”, kata saya sambil berdiri dan dengan cepat mulai membuka celana dan kaosku. Sementara saya berdiri telanjang, penisku benar-benar tegang dan keras. Mata Lastri terbelalak memandang penisku yang besar dan berdiri.
    “Paak.., Lastri takut”, katanya.
    “sstt.., nggak apa-apa Las..”, kata saya sambil membantu Lastri membuka bajunya.

    Karena kakinya masih menjuntai di pinggir tempat tidur, segera saya mengambil bantal dan mengganjal pantatnya sehingga vagina Lastri sekarang menyembul dengan clitorisnya yang mengkilap karena jilatan lidahku. Segera saya arahkan penisku ke lubang vaginanya dan berusaha untuk menekannya masuk, sementara tanganku meremas payudaranya sedangkan mulutku mulai memagut bibirnya. Ternyata lubang vagina Lastri sempit sekali, sehingga baru kepala penisku yang masuk, ia sudah menjerit kesakitan dan berusaha menggeliatkan badannya yang mungil. Saya menahan geliatan badannya dan terus berusaha memasukkan seluruh penisku ke vaginanya yang sempit dengan menarik keluar masuk kepala penisku. Biarpun vagina Lastri telah basah oleh cairan yang keluar dari tubuhnya, saya tetap juga mengalami kesulitan untuk menembus pertahanan vagina Lastri ini. Sambil memeluk tubuhnya, mulutku bergesar ke arah telinga Lastri, dan secara tiba-tiba saya menggigit cuping telinganya dengan agak keras. Secara refleks, Lastri kaget sekali, “Aduh..”, tetapi bersamaan dengan itu saya menekan penisku sekuat tenaga masuk ke dalam vaginanya. Lastri kaget dan terdiam, tetapi saya kembali memagut bibirnya dan menyedot lidahnya sambil mulai menaikkan pantatku sedikit sedikit, kemudian turun menekan sampai ke ujung. Aduh nikmatnya bukan alang-kepalang, vagina Lastri benar-benar sempit sekali bagaikan jepitan halus yang menjepit dengan ketat serta berdenyut-denyut terus-menerus. Setelah beberapa kali naik turun, cabut sedikit, tekan lagi.., Lastripun mulai menikmati permainan seks ini, sambil mengerang-erang, dia juga mulai menggoyangkan pinggulnya. Kedua belah kakinyapun turut menari-nari, kadang menjepit kakiku, kadang dia menjepit pinggangku.

    “Aarkhh.., ppaak.., enaak”, kata Lastri, sambil terus menggoyangkan pinggulnya, sehingga penisku yang berada di dalam vaginanya terasa bagaikan diremas-remas dengan keras. Akhirnya sayapun tidak tahan lagi, saat badannya menjadi kejang karena dia sampai pada puncak kenikmatan, sayapun mempercepat gerakan naik turun sampai cairan maniku terasa menyembur-nyembur ke dalam vagina Lastri. Akh, kita berdua sungguh lunglai setelah tiba pada puncak kenikmatan. Ternyata setelah selesai baru saya tahu kalau ternyata Lastri masih perawan dan belum pernah dijamah oleh lelaki lain.

    Selama masa cuti tiga hari, saya tetap betah di rumah. Dan kalau istriku sudah berangkat kerja, maka Lastri dan saya mulai mempraktekkan berbagai macam gaya bersetubuh. Lastri ternyata murid yang sangat pandai untuk diajar dan selalu bernafsu untuk mengulang dan mengulang lagi. Hal ini berlangsung selama enam bulan, kadang larut malam, kadang pagi hari kalau saya lagi kepingin menikmati tubuhnya, saya ijin dari kantor, sampai akhirnya Lastri dipanggil pulang oleh keluarganya untuk dikawinkan di kampung.



  • Foto Ngentot anal Mandy Dee yang sangat keras

    Foto Ngentot anal Mandy Dee yang sangat keras


    1726 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang yang suka makan permen dan menhisap kontol panjang dan mendapatkan ngentot anal keras yang sangat nikmat.

  • Video Bokep Eropa adik ketangkap lagi ngocoking kontol jadi ngentot bertiga

    Video Bokep Eropa adik ketangkap lagi ngocoking kontol jadi ngentot bertiga


    2167 views

  • Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun


    3076 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Mbah Sukro adalah dukun sakti yang tinggal di desa pedalaman di lereng gunung di pulau Jawa. Usianya diatas 60 tahun. Badannya kurus, namun masih sehat. Ia adalah dukun sakti yang menguasai dunia perdukunan sehingga tidak ada yang berani melawannya.

    Ia termasuk dukun yang kaya raya karena ia tak segan-segan mematok harga tinggi bagi para kliennya. Uang bukanlah pantangan baginya. Yang menjadi pantangan saat ia belajar ilmu saktinya adalah ia sama sekali tidak boleh berhubungan intim dengan wanita. Apabila melanggarnya, maka kesaktiannya akan hilang seharian sampai matahari terbenam hari berikutnya.

    Oleh karena banyak dukun-dukun saingannya yang iri akan kesaktiannya, tentu adalah hal yang riskan apabila kesaktiannya hilang walau hanya sehari. Apabila saat itu ada dukun iseng yang menyantetnya, ia sama sekali tidak ada pertahanan diri. Untuk menghindari hal itu, telah bertahun-tahun ia tidak pernah berhubungan intim dengan wanita termasuk kedua istrinya. Dengan demikian ia akan selalu menjadi orang sakti yang tak terkalahkan.

    Salah satu klien utama Mbak Sukro adalah Pak Wijaya, seorang pengusaha yang belakangan ini namanya semakin membumbung tinggi. Sejak ditangani oleh Mbah Sukro, hampir seluruh bisnisnya selalu lancar.
    Namun pada suatu ketika, dua kali berturut-turut ia kalah tender. Oleh karena itu ia pergi ke desa Mbah Sukro untuk berkonsultasi dengannya. Berdasarkan ‘penglihatan’ Mbah Sukro, ternyata ia dijegal oleh salah satu pesaingnya yang menggunakan jasa dukun sakti dari luar pulau.

    Dan pengaruh negatif dari dukun tersebut rupanya telah memasuki dalam rumah Pak Wijaya, sehingga hal itu mempengaruhi performance dirinya maupun orang lain yang tinggal secara tetap di dalam rumah tersebut.
    Untuk mengatasinya, menurut Mbah Sukro, harus dipasang jimat menurut delapan arah mata angin di dalam area rumah Pak Wijaya. Jimat itu harus dipasang sehari satu setiap jam 4 pagi dengan disembahyangi sepanjang hari sampai matahari terbenam.
    Untuk keperluan itu, maka Pak Wijaya mengajak Mbah Sukro untuk datang dan menginap di rumahnya selama 8 hari untuk memasang ke-delapan jimat itu. Oleh karena tugas ini cukup berat dan sangat menguras tenaga, Pak Wijaya berjanji akan memberi imbalan yang sangat besar dan ia memberi uang muka sebesar 50% di depan.
    Selain memasang jimat, Pak Wijaya juga meminta Mbah Sukro untuk membimbing putrinya, A-mei yang masih SMU dan baru berusia 18 tahun. Karena belakangan ini ia merasakan putrinya telah berani melawannya apalagi tanpa sepengetahuannya telah berpacaran dengan teman sekelasnya. Bisa jadi hal ini disebabkan pengaruh negatif di dalam rumah itu, pikirnya.
    Sehingga kini Mbah Sukro tinggal di rumah Pak Wijaya selama delapan malam. Pagi, siang, dan sore hari digunakan untuk memasang dan menyembahyangi jimat. Sementara malamnya ia meluangkan waktu beberapa jam untuk mengajar olah pernapasan bagi A-mei untuk menghilangkan pengaruh negatif dari dalam dirinya.

    Dan hal itu dilakukan berdua di dalam kamar A-mei. Pak Wijaya membolehkan hal itu karena ia tahu pasti akan pantangan Mbah Sukro menyentuh wanita. Sehingga keamanan diri putrinya akan tetap terjamin.
    Sementara itu, proses pemasangan jimat itu berlangsung lancar sampai hari terakhir.

    Sehingga kini lengkaplah sudah seluruh persyaratan jimat sebagai pelindung rumahnya beserta seisinya yang bakal mampu bertahan selama bertahun-tahun.
    Petang itu sehabis matahari terbenam…
    Mbah Sukro mengatakan kepada Pak Wijaya kalau seluruh jimatnya telah terpasang dengan rapi.

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Dukun Sehingga ia minta supaya sisa pembayarannya dapat segera dilunasi. Namun rupanya terdapat kesalahpahaman diantara keduanya. Karena Pak Wijaya berpendapat sisa pembayarannya akan dilunasi dalam waktu dua bulan yaitu setelah pengumuman keputusan pemenang tender proyek berikutnya. Hal itu untuk membuktikan bahwa jimat yang dipasang memang telah benar-benar bekerja.
    Sementara Mbah Sukro menganggap bahwa sisa pembayaran harus dilunasi begitu pemasangan jimat telah selesai. Mendengar pendapat Pak Wijaya, ia merasa ditipu oleh kliennya itu. Padahal ia telah mencurahkan seluruh energinya untuk membuat jimat itu benar-benar bekerja.

    Oleh karena ia adalah orang desa yang tidak biasanya beradu mulut dan mungkin ditambah karena Pak Wijaya adalah salah satu klien besar, maka akhirnya dengan terpaksa ia mengalah. Namun di dalam hati ia merasa sakit hati. Dan diam-diam ia berniat membalas dendam kepada kliennya itu. Ia tidak mungkin membatalkan jimat yang telah dipasang oleh dirinya sendiri itu. Oleh karena itu ia akan mengambil sisa bayarannya itu dengan caranya sendiri sekaligus membalas dendam, dengan menggunakan A-mei, puterinya. Tentu bukanlah hal sulit baginya untuk membuat A-mei takluk kepadanya.

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    Karena Mbah Sukro akhirnya setuju dengan pendiriannya, maka Pak Wijaya sama sekali tak menaruh curiga kepadanya. Sehingga Mbah Sukro bisa melakukan menurut apa maunya dengan bebasnya.
    Sementara bagi A-mei sendiri, yang di hari pertama mula-mula merasa aneh disuruh Papanya belajar pernapasan, namun setelah melakukannya ia merasakan manfaat dari pernapasan yang diajarkan oleh Mbah Sukro. Oleh karena itu ia mau meneruskan setiap hari sampai hari itu, hari kedelapan.
    Malam itu ketika proses pengajaran normal telah berakhir, mereka berbincang-bincang,
    “Ternyata pernapasan begini ada manfaatnya juga ya Mbah. A-mei sekarang jadi lebih tenang dibanding sebelumnya.”
    “Memang betul, Nik. Tapi sebenarnya ada cara lain yang bisa membuat pikiran jadi lebih nyaman lagi.”
    “Gimana caranya Mbah?”
    “Prinsipnya kamu harus menghilangkan prasangka buruk di dalam pikiranmu sampai kamu tidak merasakan adanya ancaman bahaya dari luar. Dengan begitu maka pikiran otomatis akan menjadi tenang.”
    “Wah susah sekali itu Mbah, gimana caranya menghilangkan prasangka buruk di dalam pikiran karena datangnya tiba-tiba?”
    “Ya harus latihan Nik. Namun latihannya tidak mudah dan tidak cocok untuk gadis muda seusia kamu. Karena itu, lupakan sajalah.”
    “Lho kok begitu, Mbah? Khan Mbah sendiri yang bilang kalau pikiran yang tenang dan nyaman itu bagus buat semua orang nggak peduli usia.”
    “Karena untuk latihan ini, kamu harus menghilangkan semua prasangka buruk. Dan hal itu tidak mungkin karena saat ini pun tanpa disadari kamu telah punya prasangka buruk terhadap Mbah.”
    “Ah, aku sama sekali nggak punya pikiran buruk kok terhadap Mbah.”
    “Ah, masa? Kalau begitu, coba sekarang berani nggak kamu buka seluruh baju kamu di depan Mbah.”
    “Ah, Mbah yang benar aja!” protes A-mei sambil matanya melirik ke arah pintu keluar.
    “Nah, itulah. Sekarang kamu punya pikiran takut khan terhadap Mbah? Sebenarnya kenapa sekarang kamu memakai pakaian? Karena kamu malu dilihat telanjang bulat oleh Mbah. Padahal kalau pikiranmu tulus, kamu tidak akan mempunyai pikiran seperti itu.”
    “Tapi kenapa harus sampai buka baju segala, Mbah?”
    “Karena itu adalah cara latihan yang paling praktis dan efisien untuk menghilangkan perasaan malu dan waswas yang timbul. Tapi sudahlah, lupakan saja. Makanya tadi Mbah bilang kalau latihan ini tidak cocok untuk anak gadis apalagi yang masih muda seperti kamu.”
    “Ooh, jadi begitu toh. Terus kalau A-mei mau coba sedikit dan sebentar aja, gimana Mbah?” tanya A-mei penasaran.

    “Ini bukan untuk coba-coba. Kalau kamu pengin latihan, kamu harus betul-betul manut (nurut) dengan Mbah tanpa prasangka apa-apa. Kalau tidak, mending tidak usah.”
    Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya…
    “OK deh, aku mau jalanin Mbah. Asalkan Mbah betul-betul tidak punya maksud jahat.”
    “Tidak bisa seperti itu. Kamu harus 100% percaya sama Mbah dulu baru bisa latihan.”
    “Hmmm. OK, OK, aku percaya sama Mbah. Dengan cara Mbah ngomong seperti ini, aku percaya Mbah nggak punya tujuan jahat. Apalagi khan, hihihi, Mbah juga sudah tua,” katanya sambil tersenyum geli sendiri.
    (Dalam hati Mbah Sukro memaki, sialan bocah ini. Rupanya ia meragukan kemampuanku. Rasain kau nanti, batinnya).
    “Jadi kamu benar-benar mau latihan dan ini adalah kemauanmu sendiri ya?”
    “Iya, Mbah. Aku mau coba latihan ini. Beneran!”
    “Baiklah, sekarang coba kamu berlatih napas seperti biasa tanpa perlu memejamkam mata,” kata Mbah Sukro sambil berjalan mengelilingi A-mei.
    A-mei saat itu mengenakan baju kaus biru tua dengan krah dan celana pendek yang ukurannya sedikit diatas paha. Ia adalah seorang gadis yang cantik. Rambutnya panjangnya sebahu. Ditambah lagi kulitnya yang putih. Usianya masih belia, baru 18 tahun, namun tubuhnya telah tumbuh menjadi tubuh seorang gadis dewasa. Baju biru yang dikenakannya itu nampak menonjol di bagian dadanya. Pertanda payudaranya telah tumbuh. Seandainya bukan Mbah Sukro yang punya pantangan, cowok mana pun pasti akan tergiur kecantikan dan ke-sexy-annya.
    “Omong2, kamu sudah punya pacar, Nik?”
    “Sudah Mbah.”
    “Kamu sudah pernah ngapain saja dengan dia?”
    “Maksud Mbah?”
    “Maksudnya, sejauh mana hubungan kamu dengan dia? Apakah kamu pernah tidur dengan dia?”
    “Idih, Mbah. Ya nggak dong. Kok Mbah jadi nanya yang nggak-nggak sih?”
    “Mbah sengaja nanya hal-hal seperti ini, untuk pemanasan latihan kamu. Untuk itu sejak sekarang kamu nggak boleh punya pikiran jelek, mengerti?
    “OK, Mbah. Aku mengerti.”
    “Jadi, kamu pernah ngapain aja dengan dia?”
    “Cuman ciuman dan peluk-pelukan aja Mbah. Sambil saling pegang-pegang juga,” kata A-mei dan mukanya bersemu kemerahan.
    “Kalo pipimu kemerahan gitu, kamu jadi makin cantik saja, Nik. Cuman gitu aja? Jadi kamu masih perawan?”
    “Iya Mbah.”
    “Bagus, bagus. Lalu apakah dia pernah ngeliat kamu nggak pake baju?”
    “Iiih, Mbah. Ya nggak dong”, katanya sementara mukanya makin merah.
    “Ingat, kamu harus membuang pikiran kotor kamu.
    “Baik, Mbah.”
    “Bagus. Sekarang apakah kamu siap untuk memasuki tahap latihan yang lebih tinggi?”
    “Siap Mbah.”
    “Bagus. Kalo begitu sekarang ayo coba kamu buka baju kaus kamu.”
    Tanpa protes A-mei segera melepas dua kancing baju kausnya sendiri. Lalu dicopotnya baju yang dikenakannya dan dibuang ke lantai.
    Nampak kulit tubuh putih A-mei dengan gundukan kecil di dada yang tertutup oleh bra hijau muda.
    “Wah, Nik, tubuhmu betul-betul putih mulus,” kata Mbah Sukro sambil matanya tak lepas memandangi A-mei. Baru pertama kali ini ia melihat tubuh gadis yang seputih ini. Apalagi sudah lama sekali sejak terakhir kali ia melihat tubuh perempuan yang telanjang.
    “Sekarang coba kamu lepas penutup dada kamu. Mbah pengin lihat seperti apa isinya.”
    Dengan patuh A-mei membuka branya sehingga kini ia berdiri di hadapan Mbah Sukro dengan dadanya telanjang. Nampak payudaranya yang kecil tapi indah dan putingnya berwarna kemerahan.
    “Wow! Dadamu indah sekali. Kamu sungguh beruntung.”
    “Sekarang coba lepas rokmu, Nik,” perintah Mbah Sukro yang dengan patuh dipenuhi oleh A-mei. Dilepasnya rok yang melekat di tubuhnya sehingga kini ia hanya memakai celana dalam saja.
    “Waduuh, mulusnya tubuh kamu Nik. Betul-betul pemandangan yang indah,” kata Mbah Sukro kagum sambil memandangi pahanya dan payudaranya. Sehingga mau tak mau A-mei jadi makin memerah mukanya. Namun karena ia memutuskan untuk latihan, maka ia berusaha menahan perasaan malunya.
    “Bagaimana perasaan kamu sekarang, Nik? Kamu malu telanjang di depan Mbah?”
    “Se-sebenarnya malu sekali Mbah.”“Nah, itulah. Terbukti kalau kamu masih perlu latihan lebih lanjut lagi. Sebenarnya kamu nggak perlu malu. Soalnya tubuh kamu indah sekali kok Nik. Jadi sekarang berani nggak kamu betul-betul telanjang bulat disini?” kata Mbah Sukro.
    A-mei nampak ragu.
    “Masa perlu sampai semuanya, Mbah?”
    “Kalau kamu pengin latihannya sempurna ya harus. Apalagi terbukti sekarang kamu masih belum berhasil menghilangkan perasaan malu. Mumpung Mbah masih disini. Hari ini adalah hari terakhir Mbah disini. Besok kalau kamu pengin latihan sudah tidak bisa lagi. Masa kamu mau latihan seperti ini dengan sembarang orang?”
    “Hmmmh, OK, kalo gitu A-mei nurut aja deh.”

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Dukun Dan tak lama kemudian segera dilepasnya cd yang dipakainya dengan sukarela.
    Kini ia betul-betul telanjang bulat tanpa selembar benang pun di hadapan Mbah Sukro.
    Mbah Sukro nampak memandangi tubuh telanjang A-mei dari atas ke bawah.
    “Wow. Ckckck. Suiit, suiiit. Hebat, hebat. Benar-benar aduhai indahnya tubuhmu, Nik.” Mbah Sukro jadi ngaceng juga melihat A-mei yang telanjang bulat. Hmm, sayang sekali aku tak bisa menikmati tubuhmu, batinnya. Namun tak apalah, yang penting aku sudah memberi pelajaran kepada Wijaya, papamu yang penipu itu. Biar tahu rasa kau sekarang, puterimu yang masih perawan berhasil kutipu mentah-mentah. Lumayan aku bisa cuci mata ngeliat anak gadismu telanjang bulat. Sungguh ini adalah pembalasan yang setimpal.
    Namun rupanya ia tidak ingin berhenti sampai disitu saja. Dalam hati ia berpikir, biarlah kupinjam dulu anak gadismu untuk kumain-mainin bentar, pikirnya.
    “Cowok kamu pernah lihat susu kamu?”
    “Pernah mbah.”
    “Tadi katanya belum pernah. Awas kalo kamu bohong ya?”
    “Bukan gitu Mbah. Maksudku tadi aku belum pernah telanjang bulat seluruh badan gini dengan dia.”
    “OK, nggak apa-apa. Lalu reaksi dia gimana waktu ngeliat susu kamu?”
    “Dia suka Mbah…dia pernah megang-megang juga. Katanya dadaku bagus.”
    “Oh ya? Dia megangnya gimana? Apa begini?” tanya Mbah Sukro sambil kedua tangannya menempel ke kedua payudara A-mei.
    “Iih, Mbah. Jangan Mbah,” kata A-mei sambil secara refleks bergerak mundur.
    “Lho, kenapa. Ayo jawab. Ingat kamu tidak boleh punya pikiran kotor. Mengerti?, kata Mbah Sukro sementara kedua tangannya masih menempel ke dada A-mei.
    “Me-mengerti Mbah.”
    “Jadi gimana caranya memegang susu kamu? Apakah begini?”, katanya sambil tangannya dilepaskan dari dada A-mei sebentar lalu diremasnya kedua payudara A-mei.
    “Atau begini?” kata Mbah Sukro, sambil kedua ibu jarinya meraba-raba dan menggerak-gerakkan kedua putingnya.
    “Ya..ya..ya semuanya Mbah,” kata A-mei tertunduk malu.
    “Huahahaha. Wah, cowok kamu memang beruntung dan pintar cari pacar.”
    “Lalu kamu suka digituin sama cowok kamu?”
    “Suka Mbah.”
    “Sama seperti sekarang, kamu juga suka Mbah begini-in?” katanya sambil meraba-rabai seluruh bagian payudara A-mei.
    “Ehmm… suka Mbah.”
    “Bagus. Itu wajar karena itu tandanya kamu gadis yang sudah dewasa.”
    Ia memperhatikan dan merasakan kedua puting A-mei kini semakin mengeras dan menonjol dibanding pertama kali telanjang. Mungkin karena suhu kamar yang agak sejuk atau mungkin karena tegang dengan suasana itu.
    “Umurmu berapa sih Nik?”
    “Tujuh belas tahun. Aku baru ulang tahun 4 bulan lalu.”
    “Jadi memang kamu sudah jadi gadis dewasa. Kamu ibarat bunga yang baru mekar dan harum semerbak yang sudah siap dihisap madunya, Nik. Kamu sudah siap untuk kawin, Nik.”
    “Iiih. Aku khan baru umur 18 tahun. Masih lama untuk married, Mbah.”
    “Ah, nggak betul itu. Istri pertama Mbah waktu menikah sama Mbah dulu juga seumuran kamu, Nik, 18 tahun juga..”
    “Oh ya? Kapan itu Mbah?”
    “Wah, itu sudah lama sekali. Dulu waktu dia masih muda dan cantik. Sekarang istri Mbah sudah tidak muda lagi, sudah 40 tahun lebih. Tapi meskipun dulu waktu dia masih muda juga nggak bisa ngalahin kamu, Nik. Kamu jauh lebih cantik dan lebih putih dari dia. Ya memang beda lah, gadis desa dibandingkan dengan anak gadis pengusaha kaya di kota besar. Tapi jeleknya orang kota itu suka kawin telat. Padahal itu tidak bagus untuk hormon tubuh. Terutama cewek. Apalagi kawin itu sebenarnya enak lho.”
    “Memang enaknya apa sih Mbah?”
    “Enaknya apa, itu mesti dirasakan sendiri baru tahu, Nik. Dan untuk orang kota yang kawin telat seperti kamu gini, perlu ada persiapan lahir batin dari sekarang. Supaya nantinya tidak kagok dan bisa membahagiakan suami sejak malam pertama perkawinan.”
    “Persiapannya apa aja sih Mbah?”
    “Persiapannya seperti apa susah diungkapkan dengan perkataan. Lebih jelas kalau dilakukan langsung. Mbah bisa ngajarin kamu sekarang. Asalkan pikiran kamu tenang dan ikhlas karena ini semua demi membahagiakan suami kamu kelak. Gimana, mau nggak?”
    “Ehhm, tapi aku nggak tahu mesti gimana, Mbah?”

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    “Nggak usah kuatir, Nik. Kamu manut aja sama Mbah, nanti khan kamu jadi bisa sendiri,” katanya sambil penuh nafsu memandangi sekujur tubuh A-mei yang telanjang,” Yuk, sekarang kamu lanjutkan latihan ini dulu, setelah itu kamu Mbah ajari yang itu,” katanya. Markas Judi Online Dominoqq

    Sebenarnya awalnya Mbah Sukro hanya ingin membalas dendam dengan mempermainkan A-mei dengan cara menyuruhnya telanjang bulat di depannya saja. Namun kini setelah melihat cewek ini telanjang bulat dan begitu penurut begini, Mbah Sukro jadi bernafsu ingin menikmati tubuh perawannya. Apalagi sudah lama sekali sejak terakhir kali ia menikmati seorang wanita, itupun juga dengan kedua istrinya yang sudah tidak muda lagi. Kini di depan matanya ada seorang gadis perawan yang bersikap sangat kooperatif terhadapnya. Ditambah lagi ia tak pernah menikmati gadis kota seperti A-mei gini. Sekaligus ini adalah pembalasan yang telak terhadap papanya. Namun yang menjadi kendalanya adalah ia tidak mungkin melanggar pantangannya sendiri. Karena salah-salah taruhannya adalah nyawanya.
    Ah, sungguh bodoh kau ini, batin Mbah Sukro. Kenapa mesti takut kehilangan kesaktianmu barang sehari? Bukankah kau ada di dalam rumah yang telah dilindungi oleh jimat yang kaupasang sendiri? Biarpun kesaktianmu hilang, asalkan kau tidak keluar rumah sampai matahari terbenam besok, semuanya akan baik-baik saja. Dan kau bisa meninggalkan rumah ini setelah matahari terbenam.
    Sekaligus hal ini membuktikan bahwa apabila tidak ada serangan yang mampu mengenai dirinya, hal itu menandakan kalau jimat yang dipasangnya betul-betul bekerja. Hehehe, rasain kau, Wijaya. Salahmu sendiri kamu meragukan jimatku. Kini anak gadismu yang akan kupake untuk membuktikan apakah jimat itu betul-betul bekerja. Lumayan juga bisa menikmati anak perawanmu yang manis ini.
    Setelah teringat akan kesaktian jimatnya sekaligus cara untuk membalas perlakuan kliennya itu, kini nafsu birahinya jadi benar-benar tak terbendung lagi, yang harus dilampiaskan saat itu juga.
    “Waduuh, mulusnya kamu Nik. Sampai-sampai kamu bikin Mbah jadi ngaceng. Apalagi baru kali ini Mbah lihat Nonik seperti kamu gini telanjang. Betul-betul putih dan merangsang.
    “Nah gitu, bagus. Pikiran kamu tetap tenang ya,” kata Mbah Sukro mengelilingi A-mei memandangi sekujur tubuh telanjangnya dalam jarak dekat. Saat berada di belakang A-mei, kedua tangannya meraba-raba punggungnya yang putih mulus dari atas sampai ke bawah dan diremas-remasnya pantat A-mei yang bulat sexy itu.
    “Hmm, kulitmu halus dan mulus banget, Nik.”
    Lalu tangannya beralih ke depan, kini meraba-rabai payudara A-mei.
    “Waah, susumu betul-betul kenyal Nik. Dan putih mulus. Lihat tuh, Iiiih, puting kamu segar banget dan menonjol gini,” komentar Mbah Sukro dan kedua telunjuknya digesekkan di kedua puting A-mei.
    “Aduuh. Jangan gitu Mbah. Geli,” kata A-mei sambil tubuhnya menggeliat berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Mbah Sukro.
    “Aah, masa cuma diginiin aja kok geli. Tapi gimana rasanya, Nik? Enak khan?”
    “Nggak mau ah Mbah, kalo gini,” kata A-mei. Namun “protesnya” cuman di mulut saja karena ia membiarkan Mbah Sukro jari jemari dukun tua itu meraba-raba dadanya. Kelihatan kalau sebenarnya ia menikmati permainan itu.
    “Nah, sekarang kita lanjutkan latihan tingkat berikutnya sekaligus Mbah ajarin kamu gimana caranya membahagiakan suamimu kelak. Ingat, ini semua demi kebaikan kamu sendiri. Mengerti?”
    “Mengerti, Mbah.”
    “Bagus. Nah, sekarang Mbah juga melepas semua baju Mbah jadi kita sama-sama bugil.”

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Dukun Mbah Sukro melepas baju hitamnya sehingga nampak dadanya yang hitam telanjang. Kulitnya telah berkeriput. Kemudian ia membuka sarungnya. Nampak tonjolan di balik celana dalamnya.
    “Supaya kamu tidak penasaran, ini Mbah tunjukkan kontol pria dewasa milik Mbah yang bisa memuaskan anak gadis seperti kamu, Nik.”
    Tanpa malu-malu lagi, bandot tua umur 60 tahun itu melepas celana dalamnya di depan A-mei, gadis belia berumur 18 tahun. Kini Mbah Sukro juga telah telanjang bulat. Nampak kulit tubuhnya yang hitam legam dan keriput. Sungguh kontras berbeda dengan A-mei yang putih mulus dan segar. Namun A-mei tersipu malu dibuatnya, karena meski telah berumur 60-an dan kulitnya telah keriput, namun kontol Mbah Sukro masih mampu ngaceng dengan tegaknya. Apalagi ukurannya termasuk besar dibandingkan dengan tubuhnya yang kurus, terutama kepalanya yang disunat jadi nampak makin besar.

    “Nah, lihat, kontol Mbah sekarang jadi ngaceng gara-gara ngeliat gadis muda belia telanjang bulat. Karena Mbah jadi terangsang karena kemulusan tubuhmu, A-mei, dan juga karena kecantikan wajahmu, keindahan susumu, kulitmu yang putih halus, pahamu, rambut kemaluanmu, dan daya tarik seksualmu secara keseluruhan yang membuat orang laki normal jadi ingin menikmati dirimu. Apalagi Mbah sebelumnya nggak pernah mencicipi nonik-nonik seperti kamu gini. Jadi, beginilah suamimu nanti, juga akan terangsang terhadap kamu sama seperti Mbah sekarang. Dan untuk itu kamu harus bisa melayani suamimu dengan sebaik mungkin, bikin dia puas. Dengan begitu, kamu juga akan mendapatkan kepuasan yang luar biasa. Nah, supaya nantinya kamu tidak canggung dengan suami kamu, mari sekarang kamu latihan dulu dengan Mbah.”
    Lalu didekapnya A-mei dan diciumi wajahnya dengan penuh nafsu. Dijelajahi wajah gadis belia nan cantik itu dengan bibirnya. Dilumatnya bibir A-mei dengan ganas. Diciuminya lehernya sambil tangannya meraba-raba payudara A-mei dan meremas-remasnya. Kontolnya yang hitam dan berdiri tegak itu menempel di tubuh putih A-mei.
    A-mei didorongnya ke arah tempat tidurnya lalu ditidurkannya ia dengan telentang di atas kasur. Ia sengaja membuka kaki A-mei lebar-lebar supaya ia bisa melihat dengan jelas vagina A-mei yang masih perawan itu. Vaginanya berwarna kemerahan. Sementara diatasnya nampak rambut-rambut kemaluannya yang halus tumbuh di atas kulitnya yang putih. Klitorisnya nampak mencuat di bagian atas liang vaginanya.
    Digarapnya gadis belia yang masih perawan itu oleh si bandot tua. Diciuminya kedua payudara A-mei. Mukanya dibenamkan ke dua bukit kembar itu. Mulutnya aktif menjilati seluruh bagian payudara perawan itu. Terutama kedua putingnya yang diemut dan dikenyot-kenyot di dalam mulutnya. A-mei merasakan kedua putingnya bergantian dikenyot-kenyot di dalam mulut Mbah Sukro yang hangat. Apalagi suhu ruangan yang ber-AC awalnya membuatnya agak kedinginan. Kini kecupan-kecupan hangat Mbah Sukro mampu menghangatkan tubuhnya terutama dadanya.
    Meskipun usianya telah kepala enam, namun rupanya Mbah Sukro tahu bagaimana caranya membuat panas seorang dara perawan belasan tahun. Terbukti A-mei sangat menikmati permainan lidah dan kenyotan Mbah Sukro diatas payudaranya. Apalagi Sukronya yang lebat menggelitik payudaranya yang membuatnya makin terangsang. Tanpa sadar, ia mendesah-desah dibuatnya.
    “Ehhhmm, ehhmmm, ooohhh, oooohhhhh.”
    Suara desahannya itu bercampur dengan suara kecupan Mbah Sukro yang asyik menciumi payudara A-mei.
    Mbah Sukro menyuruh A-mei berbalik telungkup. Rambutnya yang sebahu menempel di punggungnya yang putih mulus. Pantatnya nampak sexy menonjol. Segera diciuminya sekujur punggung dan pantat A-mei yang putih. Kembali Sukronya menggelitik sekujur punggung A-mei.
    Lalu diraba-raba kedua pantat A-mei dan diremas-remasnya pantat nan sexy itu. Didudukinya punggung A-mei dan kontolnya yang hitam ditempelkan di punggung A-mei yang putih. Nampak kontras perbedaan warnanya. Digesek-gesekkan batang kontolnya berikut kedua pelirnya di sekujur punggung putih A-mei. Bagaikan kuas hitam yang menyapu seluruh bagian kanvas putih. Sementara kontol Mbah Sukro telah mulai basah karena cairan pre-cum. Sehingga di beberapa tempat, punggung A-mei menjadi sedikit basah terkena gesekannya.
    Digesek-gesekkan batang kontolnya ke pantat A-mei. Lalu dijepitnya diantara kedua pantat A-mei dan digesek-gesekkannya. Sehingga ujung kontol Mbah Sukro jadi semakin basah yang membuat pantat A-mei menjadi ikutan basah.

    Bokep Online – Setelah puas bermain-main di punggungnya, kembali A-mei ditelentangkan. Kedua kaki A-mei dibukanya lebar-lebar. Lalu kepalanya menyusup diantara kedua paha mulus A-mei. Dijilatinya vagina perawan A-mei yang kemerahan itu. Dan setelah itu diemut-emut dan dihisap-hisap vagina perawan itu. Lidahnya nampak begitu lincah menari-nari di sekitar wilayah terlarang milik dara muda itu. Sehingga tanpa dicegah lagi vaginanya menjadi basah dibuatnya, membuat A-mei mendesah-desah karena kenikmatan yang dirasakannya itu.
    “Nah, sekarang coba kamu genggam dengan tangan kamu, Nik”, kata Mbah Sukro menyuruh A-mei memegang batang kontolnya. Yang segera dilakukannya tanpa protes.
    “Bagus, nah sekarang coba kamu kocok pelan-pelan.”
    “Ya, bagus begitu. Lakukan terus, jangan berhenti dulu,” kata Mbah Sukro menikmati kontol hitamnya dikocok oleh tangan halus milik gadis putih mulus itu. Sementara kedua tangannya memegang-megang payudara cewek itu. Kedua putingnya nampak makin mengeras dan memanjang. Sehingga membuat Mbah Sukro meraba-raba puting segar kemerahan milik dara perawan itu dengan kedua ibu jarinya yang hitam. Nampak ia sangat bernafsu sekali dengan kedua payudara A-mei sampai-sampai ia menciuminya dengan liar. Dijulurkannya lidahnya kesana kemari di dada dara ini. Terutama di kedua putingnya karena ia tahu bahwa bagian ini adalah bagian sensitif buat cewek ini.

    Lalu ditelentangkannya A-mei dan ditindihnya dara yang putih mulus itu dengan tubuhnya yang hitam dan kulitnya telah keriput. Diciuminya bibir dan leher dara itu dengan penuh nafsu. Dadanya yang hitam dan keriputan menempel di payudara cewek muda itu. Meski usianya telah tua, namun ia nampak masih perkasa saja. Batang kontolnya masih mengeras dengan gagahnya menempel di dekat vagina cewek itu.
    Setelah puas menciumi A-mei, kini saatnya ia menikmati ‘hadiah utamanya’. Ia membuka kedua paha A-mei lebar-lebar. Sementara batang kontolnya yang hitam dan berurat itu menegang dengan keras. Didekatkannya kepala penisnya yang membesar itu ke depan liang vagina perawan itu, yang saat itu nampak pasrah dan tanpa perlawanan sama sekali. Lalu segera didorongnya tubuhnya ke depan, dan, ugh dinding vagina perawan itu rupanya mampu menahan daya laju benda tumpul itu.
    Mbah Sukro mencobanya lagi dengan lebih bertenaga, dan akhirnya,
    “Cleeeep”,
    kepala penisnya akhirnya berhasil masuk ke dalam tubuh dara yang kini sudah menjadi tidak perawan lagi itu.
    “Aaahhhhhh”, seketika A-mei menjerit karena rasa nyeri saat kepala penis Mbah Sukro masuk ke dalam tubuhnya.
    Lalu didorongnya tubuhnya sehingga seluruh penisnya amblas masuk ke dalam tubuh gadis yang kini tentunya sudah bukan gadis lagi itu.
    “AAAhhhhhh,” A-mei kembali menjerit merasakan perih di vaginanya.
    Namun Mbah Sukro tidak mempedulikan jeritan gadis itu. Pikirannya telah dipenuhi nafsu ingin menikmati tubuh gadis muda itu selama dan semaksimal mungkin. Segera dimaju-mundurkan penisnya di dalam tubuh gadis itu, menikmati rapatnya gesekan vaginanya.
    “Ahhhh, aaahhhh, aaahhhhhh, aaahhhhhh,” A-mei mendesah-desah dibuatnya. Rasa nyeri dan perih yang mula-mula dirasakannya kini menjadi bercampur dengan rasa enak yang tak terbayangkan sebelumnya. Rasa perih-perih enak itu membuatnya tidak mempedulikan apa-apa lagi dan tanpa dapat dicegah lagi membuatnya mendesah-desah dan merintih-rintih tak keruan. Ia tidak mempedulikan lagi bahwa pria yang menikmati tubuhnya itu sudah uzur dan keriputan. Sementara rasa perih dan nyeri itu berangsur-angsur hilang, sehingga kini hanya tinggal rasa enaknya saja. Membuatnya makin lupa diri akan tata krama sebagai seorang gadis muda yang harus menjaga kehormatan dirinya.
    Sementara Mbah Sukro makin semangat menyetubuhi cewek muda putri kliennya itu. Kapan lagi aku bisa menikmati tubuh cewek muda cantik dan sexy kayak gini, pikirnya. Dan masih perawan lagi. Di desa tidak ada cewek yang kayak gini. Biarlah kesaktianku hilang sehari tak masalah. Meski sudah tua, tapi ia masih kuat untuk mengocok gadis muda itu. Penisnya dengan gagahnya mengobrak-abrik vagina cewek itu. Membuat A-mei benar-benar tak berkutik dan hanya bisa mendesah-desah menikmati apa yang dilakukan pria tua itu terhadap dirinya.
    Mbah Sukro terus menyetubuhi A-mei dengan menindihnya. Sementara kontolnya terus mengocok-ngocok vagina gadis itu, mulutnya asyik mengulum dan menghisap-hisap payudara cewek itu. Mbah Sukro yang biasa mengemut rokok kretek kini mendapat rejeki nomplok bisa mengemut susunya A-mei.
    Nampak kontras sekali pemandangan itu. Tubuh pria kurus yang hitam dan keriput itu menindih tubuh gadis muda yang putih mulus. Dan kontolnya yang hitam menembusi ke dalam tubuh gadis itu.
    Lalu Mbah Sukro menyetubuhi A-mei dalam posisi doggy style. Meski tua-tua begitu, dengan gayanya seperti koboi ia sanggup juga ‘menunggang’ dan menggoyang-goyang tubuh A-mei yang lagi-lagi hanya bisa menjerit-jerit dan mendesah-desah keenakan. Kedua payudaranya bergoyang-goyang dibuatnya. Direngkuhnya payudara gadis itu dengan kedua tangannya dan diremas-remasnya sambil terus menggoyang tubuh gadis muda itu. Sementara itu, digenjotnya terus A-mei dengan kontolnya.

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Dukun Ia mengganti posisi. Ditaruhnya kedua kaki A-mei di pundaknya, lalu dimasukkannya penisnya ke dalam vagina cewek itu dan dikocoknya. Dipandanginya kedua payudara A-mei yang bergerak-gerak mengikuti gerakan penisnya itu. Akhirnya A-mei tidak tahan lagi dan ia mendapatkan orgasmenya. Itulah orgasmenya yang pertama gara-gara disetubuhi oleh seorang laki-laki.
    Setelah mengetahui A-mei baru mengalami orgasme, Mbah Sukro merasa bangga juga. Bangga karena bisa menikmati kemulusan dan keperawanannya serta bangga bisa membuat gadis muda 18 tahun mengalami orgasme. Tak lama setelah itu, akhirnya ia mengalam ejakulasi juga dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam vagina A-mei.
    Setelah seluruh spermanya habis, ia mencabut batang kontolnya yang baru saja mengambil korbannya dengan memerawani A-mei, gadis belia itu. Ia tersenyum saat melihat ada bercak darah di sekitar vagina A-mei. Bangga juga ia bisa merenggut keperawanan gadis muda seperti A-mei ini sekaligus membuatnya orgasme.
    “Waah, gila ternyata kamu betul-betul masih perawan ya, Nik. Nggak rugi Mbah ngasih pelajaran ke gadis cantik dan sexy seperti kamu.
    “Nah, sekarang kamu sudah tahu khan gimana caranya memuaskan suamimu kelak. Dan sekarang kamu sudah mengerti gimana rasanya enaknya kawin.”
    “Iya Mbah. A-mei nggak nyangka kalo rasanya begini enak.”
    “Sekarang setelah “pelajaran” selesai, kamu boleh pake bajumu lagi. Nanti masuk angin. Sekarang Mbah mau tidur dulu ya. Karena “pelajaran ini”, sekarang Mbah jadi capek sekali.”
    “Iya Mbah, A-mei juga capek sekali. OK, sampe ketemu besok pagi Mbah.”
    “Baik. Selamat malam.”
    Malam itu Mbah Sukro kehilangan kesaktiannya dan secara fisik cape sekali. Namun ia merasa aman karena terlindungi oleh jimatnya. Sementara hatinya puas. Karena akhirnya ia berhasil mengambil “sisa bayarannya” dengan memerawani dan menikmati kehangatan A-mei di ranjang sekaligus membalas sakit hatinya terhadap Pak Wijaya. Sementara A-mei pun juga tidur dengan puas karena ia merasa mendapat “pendidikan” yang berharga dari Mbah Sukro sekaligus merasakan kenikmatan yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Sementara Pak Wijaya yang telah tertidur pulas sama sekali tidak tahu akan peristiwa yang terjadi malam itu.
    Keesokan harinya, seperti yang direncanakan sebelumnya, setelah seharian istirahat total, Mbah Sukro meninggalkan rumah itu setelah matahari terbenam. Ia tiba di rumahnya saat hari menjelang subuh.
    Sejak meninggalkan rumah itu, ia merasakan bagian ulu hatinya agak nyeri. Namun ia tidak terlalu menggubrisnya. Tapi alangkah kagetnya saat keesokan harinya, rasa nyeri itu bukannya hilang malah makin bertambah. Dan malamnya, ulu hatinya bagai ditusuk-tusuk. Sungguh ia tidak mengerti bagaimana ini bisa terjadi, karena kesaktiannya sebenarnya telah pulih. Apakah kini telah ada dukun lain yang lebih sakti yang menjahili dirinya? Ia sibuk memikirkan siapa orang yang berani menjahili dirinya. Sementara itu rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Sampai akhirnya ia benar-benar tak tahan lagi.
    Dan beberapa hari kemudian, ada kabar heboh, yaitu Mbah Sukro, dukun sakti yang tiada tandingannya, yang disegani kawan maupun lawan, dengan tidak disangka-sangka meninggal dunia tanpa diketahui secara pasti penyebabnya. Hal ini sungguh mengejutkan terutama bagi dukun-dukun yang selama ini menjadi lawannya. Karena susungguhnya tidak ada seorang pun yang berani menjahilinya.

    Lalu apa penyebab kematiannya? Ternyata kematiannya bukan disebabkan oleh para pesaingnya. Ia lupa bahwa ia telah mengaktifkan jimat pelindung yang akan menyerang balik siapa pun yang mengganggu penghuni rumah itu. Dengan menipu gadis polos seperti A-mei apalagi sampai melangkah terlalu jauh dengan merenggut kegadisannya, ia telah secara fatal mengganggu penghuni rumah itu. Sehingga jimatnya kini bekerja menyerang dirinya sendiri. Oleh karena pikirannya melulu terfokus untuk menangkal kemungkinan serangan dari pihak luar serta arogansi dirinya yang merasa sebagai orang sakti tiada tandingan dan ditambah pikirannya yang dipenuhi nafsu birahi, malam itu ia sama sekali melupakan kemungkinan serangan balik dari jimat yang dipasangnya sendiri.
    Namun semuanya sudah terlambat. Ia tak dapat menangkal serangan jimat itu karena sumber kekuatannya berasal dari dirinya. Semakin ia mengerahkan tenaganya untuk menahan serangan, semakin kuat serangan jimat itu terhadap dirinya. Sementara, setelah disembahyangi selama 8 hari, kekuatan jimat itu tidak bisa dibatalkan sebelum kekuatannya akan menurun dengan sendirinya setelah beberapa tahun.
    Jadi kini terbuktilah kalau jimat yang dipasang di rumah itu benar-benar ampuh. Namun ironisnya, justru pemasangnyalah yang menjadi korban pertama dan satu-satunya dari jimat tersebut.
    Demikianlah nasib Mbah Sukro yang berakhir tragis. Orang sakti yang tak terkalahkan dan tak ada orang lain yang sanggup mengalahkannya, pada akhirnya jatuh karena kesalahan dirinya sendiri dan meninggal karena kesaktiannya sendiri. Dan itulah akhir lembaran hidupnya.
    Sementara, ini adalah awal lembaran kehidupan baru bagi A-mei. Ia sama sekali tak terpengaruh atau tahu menahu akan dunia mistik yang terjadi di sekitar dirinya. Tapi yang jelas, kejadian malam itu sungguh telah mengubah kehidupannya. Dari semula gadis yang polos dan lugu, kini ia menjadi sangat haus untuk mendapatkan pengalaman baru yang sangat menggelorakan hati itu, lagi, lagi, dan lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Foto Ngentot remaja Giselle Leon memiliki vagina yang diisi dengan sperma ayah tirinya

    Foto Ngentot remaja Giselle Leon memiliki vagina yang diisi dengan sperma ayah tirinya


    2000 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik Giselle Leon manis megulum penis ayah tiriny yang gede dan memeknya yang berwarna pink berbulu tipis dicukur rapi dan temben disisi oleh air mani ayahnya yang banyak hingga tak muat menampung dan menetes netes.

  • Video Bokep Eropa  ngentot dennga kontol gede untuk pertama kalinya

    Video Bokep Eropa ngentot dennga kontol gede untuk pertama kalinya


    2053 views

  • Kisah Memek Citra Sodara-Ku Yang Manis

    Kisah Memek Citra Sodara-Ku Yang Manis


    2162 views

    Duniabola99.com – Jadi begini, (begitu juga boleh). hari minggu ada acara keluarga didaerah bo*or. nah, waktu itu ane ngeliat Citra ponakan dari tante ane. waktu pertama ane ngeliat dia, ane udah jatuh hati sama doi, terus ane kenalan sama doi.
    kalo diliat dari badannya .. jadi, dadanya sekitar B Cup, untuk remaja seperti Doi luar binasa gan. kulitnya putih, langsing. terus ada tatto disekitar lehernya.
    kamu kuliah di universitas mana ?? (ane mulai percakapan)
    Citra: aku kuliah di universitas yang gk jauh dari rumah ane.
    nah… akal bulus ane pun jalan, ane mintain nomer hpnya doi. nah, malam pun datang, Doi ngajakin ane jalan² kedaerah yang gk bisa ane sebutin namanya.
    daerah itu pas banget deh, tempat yang cocok buat remaja pacaran. nah, ane nanya sama doi. “kamu udah punya pacar belum ??” , terus doi bilang kalo doi masih jomblo. behhh… kesempatan nggak bakal 2 kali. langsung aja ane tanya kenapa doi belum punya pacar !.


    terus Doi bilang, “nggak ada yang naksir sama aku”
    ane nggak percaya tuh doi bilang begitu.
    terus ane pancing, “kok dileher kamu ada tatto sih ?”
    terus doi bilang ini cuman tatto yang nggak permanen,

    nahh… menit pun berjalan seiiring waktu berputar.
    waktu tepat pukul 21:00. ane bilang ke Doi, “udah malem nih, kita pulang yuk”, niatnya sih ane pengen lama² sama DOI. tapi keburu ane bilang begitu dan DOI pun setuju, ya udah deh, ane sama DOI cabut sambil melihat indahnya kota BO*OR, ane bawa motor kesayangan ane yang sering diikut sertakan balap liar di kota.

    waktu diperjalanan pulang, DOI meluk badan ane. udah mana tangannya tepat dibawah si otong lagi, udah mana didaerah BO*OR cuacanya dingin.

  • Foto Bugil  cewek pirang Jessica Bantley diruang kantor

    Foto Bugil cewek pirang Jessica Bantley diruang kantor


    1866 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang toket bulat Jessica Batnley melepaskan semua pakaiannya didalam kantor setelah semua orang sudah pulang.

  • 1-Kanami Meri catwalk poison vol 31

    1-Kanami Meri catwalk poison vol 31


    1809 views

  • Foto Ngentot Gadis remaja Angel Smalls mengundang saudara tirinya

    Foto Ngentot Gadis remaja Angel Smalls mengundang saudara tirinya


    1915 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang cantik putih Angel Smalls ngentot dengan saudaranya setelah siap makan.

  • Foto Bugil Niemira memamerkan pantatnya yang bagus dan vagina botak untuk melihat dari dekat

    Foto Bugil Niemira memamerkan pantatnya yang bagus dan vagina botak untuk melihat dari dekat


    1964 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik manis tanpa pakaian berpose hot memperlihat toketnya yang bulat dan memeknya yang dicukur rapi dan tipis yang sudah basah sambil duduk disofa empuk.

  • Video Bokep Maria Sasaki diikat dengna tali merah dan digangbang

    Video Bokep Maria Sasaki diikat dengna tali merah dan digangbang


    2134 views

  • Foto Bugil gadis cantik diatas gunung pmaer pantat bahenol

    Foto Bugil gadis cantik diatas gunung pmaer pantat bahenol


    1770 views

    Duniabola99.com – foto gadis manis pirang pakai bikini meleaspkannya saat diatas bukit dengan pemandangan laut yang indah memamerkan toketnya yang bagus dan juga memeknya yang berwana pink sanggat bergairah dan merangsang.

  • Video Bokep Yui Shimazaki imut cantik diberi kenikmatan

    Video Bokep Yui Shimazaki imut cantik diberi kenikmatan


    1831 views

  • Kisah Memek ML dengan Adik Tiri Yang Seksi

    Kisah Memek ML dengan Adik Tiri Yang Seksi


    2542 views

    Duniabola99.com – Kisah  ini dimulai waktu aku SMA kelas 3, waktu itu aku baru sebulan tinggal sama ayah tiriku. Ibu menikah dengan orang ini karena karena tidak tahan hidup menjanda lama-lama. Yang aku tidak sangka-sangka ternyata ayah tiriku punya 2 anak cewek yang keren dan seksi habis, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Citra dan yang satunya lagi sudah kuliah, namanya Ratna.

     

    Si Citra cocok sekali kalau dijadikan bintang iklan obat pembentuk tubuh, nah kalau si Ratna paling cocok untuk iklan BH sama suplemen payudara. Sejak pertama aku tinggal, aku selalu berangan-angan bahwa dapat memiliki mereka, tapi angan-angan itu selalu buyar oleh berbagai hal. Dan siang ini kebetulan tidak ada orang di rumah selain aku dengan Citra, ini juga aku sedang kecapaian karena baru pulang sekolah. “Citra! entar kalau ada perlu sama aku, aku ada di kamar,” teriakku dari kamar.


    Aku mulai menyalakan komputerku dan karena aku sedang suntuk, aku mulai dech surfing ke situs-situs porno kesayanganku, tapi enggak lama kemudian Citra masuk ke kamar sambil bawa buku, kelihatannya dia mau tanya pelajaran. “Ben, kemaren kamu udah nyatet Biologi belom, aku pinjem dong!” katanya dengan suara manja. Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF via internet, aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku.

    “Citra..! nich bukunya, kemarenan aku udah nyatet,” kataku.
    Citra tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film BF yang sedang di komputerku.
    “Citra.. kamu bengong aja!” kataku pura-pura tidak tahu.
    “Eh.. iya, Ben kamu nyetel apa tuh! aku bilangin bonyok loh!” kata Citra.
    “Eeh.. kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan,” balas aku.
    “Mending kita nonton sama-sama, tenang aja aku tutup mulut kok,” ajakku berusaha mencari peluang.
    “Bener nich, kamu kagak bilang?” katanya ragu.
    “Suwer dech!” kataku sambil mengambilkan dia kursi.

    Citra mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya.

    “Citra, sebelum ini kamu pernah nonton bokep kagak?” tanyaku.
    “Pernah, noh aku punya VCD-nya,” jawabnya.
    Wah gila juga nich cewek, diam-diam nakal juga.
    “Kalau ML?” tanyaku lagi.
    “Belom,” katanya, “Tapi.. kalo sendiri sich sering.”

    Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia.
    Bagaimana caranya si “Beni Junior” bisa puas, tidak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku hilang.
    Melihat dadanya yang naik-turun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang.

    “Citra, kamu terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing.
    “Iya nic Ben, bentar yach aku ke kamar mandi dulu,” katanya.
    “Eh.. ngapain ke kamar mandi, nih liat!” kataku menunjuk ke arah celanaku.
    “Kasihanilah si Beni kecil,” kataku.
    “Pikiran kamu jangan yang tidak-tidak dech,” katanya sambil meninggalkan kamarku.
    “Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut dech,” kataku memancing.

    Dan ternyata tidak ia gubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya. Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku.

    “Kau akan aku berikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya. Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh. Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya. “Kita ke dalam kamar yuk!” ajaknya setelah kami berdua sama-sama bugil, “Terserah kaulah,” kataku,


    “Yang penting kau akan kupuaskan.” Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahan-lahan kami berjalan menuju kamarnya. “Ben, kamu tiduran dech, kita pake ’69′ mau tidak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, aku mulai mencium-cium vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.

    Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan emutannya. “Jangan hentikan Ben.. Ach.. percepat Ben, aku mau keluar nich! ach.. ach.. aachh.. Ben.. aku ke.. luar,” katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dankemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.

    “Citra, sekali lagi yah, aku belum keluar nich,” pintaku.
    “Bentar dulu yach, aku lagi capek nich,” jelasnya.
    Aku tidak peduli kata-katanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya.

    “Citra, aku masukkin sekarang yach,” kataku sambil memasukkan penisku perlahan-lahan.
    Kelihatannya Citra sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Citra masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kira-kira 7 cm.

    “Jangan Ben.. entar aku hamil!” katanya tanpa berontak.
    “Kamu udah mens belom?” tanyaku.
    “Udah, baru kemaren, emang kenapa?” katanya.
    Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya,
    “Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.”
    “Ach.. ach.. ahh..! sakit Ben, a.. ach.. ahh, pelan-pelan, aa.. aach.. aachh..!” katanya berteriak nikmat.
    “Tenang aja cuma sebentar kok, Citra mending doggy style dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya.

    Ia menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.

    “Ach.. a.. aa ach..” teriaknya.
    “Sakit lagi Ben.. a.. aa.. ach..”
    “Tahan aja, cuma sebentar kok,” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.

    “Ben,. ach pengen.. ach.. a.. keluar lagi Ben..” katanya.
    “Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich,” balasku.
    “Cepetan Ben, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang.
    “A.. ach.. aachh..! yach kan keluar.”
    “Aku juga Say..” kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya.
    Kucabut penisku dan aku melihat seprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak.
    “Citra kamu enggak perawan yach,” tanyaku.
    “Iya Ben, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya.
    “Ben ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.””Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.”
    “Siapa sih yang bisa nolak ‘Beni Junior’,” katanya mesra.


    Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Citra, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Citra yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Citra atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah.

    Kali ini kelihatannya Citra lagi ingin, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini. Aku menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.

    Ternyata sampai malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malang malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.

    “Citra! apa Ayah sudah tidur?” tanyaku melihat ternyata Citra yang menindihiku dengan keadaan telanjang.
    “kamu mulai nakal Ben, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datang-datang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah telah tidur sejak jam satu tadi,” katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CD-ku telah dibukanya.
    “Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek,” kataku.
    “kamu tidak sadar yach, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil memperlihatkan penisku.

    “Aku emut yach.”
    Emutanya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan.
    “Citra jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Beni Junior’ dong!”
    “Aku udah kepengen berat Ben!” katanya lagi.
    “Mending seperti biasa, kita pake posisi ’69′ dan kita sama-sama enak,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut.

    Aku mulai menjilat-jilat vaginanya yang telah basah sambil tanganku memencet-mencet payudaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.

    “Aach.. achh..” desahnya ketika kutemukan klitorisnya.
    “Ben! kamu pinter banget nemuin itilku, a.. achh.. ahh..”
    “kamu juga makin pinter ngulum ‘Beni’ kecil,” kataku lagi.
    “Ben, kali ini kita tidak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” katanya sambil mendesah.
    “Cukup sekali aja nembaknya, taapi.. sa.. ma.. ss.. sa.. ma.. maa ac.. ach..” katanya sambil menikmati jilatanku.


    “Tapi Ben aku.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a.. aahh..” katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.
    “Kayaknya kamu harus dua kali dech!” kataku sambil merubah posisi.
    “Ya udah dech, tapi sekarang kamu masukin yach,” katanya lagi.
    “Bersiaplah akan aku masukkan ini sekarang,” kataku sambil mengarahkan penisku ke vaginanya.

    “Siap-siap yach!”
    “Ayo dech,” katanya.
    “Ach.. a.. ahh..” desahnya ketika kumasukkan penisku.
    “Pelan-pelan dong!”
    “Inikan udah pelan Citra,” kataku sambil mulai bergoyang.
    “Citra, kamu udah terangsang lagi belon?” tanyaku.
    “Bentar lagi Ben,” katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.
    “Sambil bercumbu dong Ben!”

    Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betul-betul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir.
    “Citra kamu udah punya pacar belom?” tanyaku.”Aku udah tapi baru abis putus,” katanya sambil mendesah.

    “Ben pacar aku itu enggak tau loh soal benginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.”
    “Ach yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.
    “Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aa.. ach.. achh,” katanya terputus-putus.
    “Tahan aja, atau kamu mau udahan?” kataku menggoda.
    “Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, achh.. aa.. ahh.. aku percepat yach Ben,” katanya.
    Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.
    “Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar dech,” kataku menyadari bahwa sepermaku sudah mengumpul di ujung.
    “Achh.. ach.. bentar lagi nih.”

    “Tahan Ben!” katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tanganya mamainkan klitorisnya.
    “Aku juga Ben, bantu aku cari klitorisku dong!” katanya menarik tanganku ke vaginanya.
    Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan..
    “Achh.. a.. achh.. achh.. ahh..” desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya.
    “Aku juga Ben..” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.
    “Ach.. ah.. aa.. ach..” desahnya.

    “Aku tidur di sini yach, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku. Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Citra tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Ratna, dan anehnya siang-siang begini Mbak Ratna di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.


    “Siang Ben! baru pulang? Citra mana?” tanyanya.
    “Citra lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?”

    “Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.
    “Ben, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?”
    Wah gawat sepertinya Mbak Ratna dengar desahannya Citra tadi malam.
    “Ach tidak kok, cuma ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar.
    “Ben!” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian,” katanya dari kamarnya.
    “Bentar!” kataku sambil berjalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.

    “Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.
    “Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku.
    “Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”
    “Loh inikan..?” kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.
    “Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Citra.”

    Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.
    “Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet payudaranya yang super besar.
    “Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.
    “Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.
    Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.

    “Tubuh Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benar-benar tidak ada cacat, putih muCitra dan sekal.
    Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.

    “Aku udah enggak tahan Ben,” katanya.
    Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.
    “Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.”
    “Ach.. kamu nakal Ben! pantes si Citra mau,” katanya mesra.
    “Ben..! Mbak..! lagi dimana kalian?” terdengar suara Citra memanggil dari luar.
    “Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.
    “Masuk aja Citra, kita lagi pesta nich,” kata Mbak Ratna.
    “Mbak! Entar kalau Citra tau gimana?” tanyaku.
    “Ben jangan panggil Mbak, panggil aja Ratna,” katanya dan ketika itu aku melihat Citra di pintu kamar sedang membuka baju.


    “Ratna, aku ikut yach!” pinta Citra sambil memainkan vaginanya.
    “Ben kamu kuat nggak?” tanya Ratna.
    “Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Citra udah terangsang,” kataku.
    “Citra cepet sinih emut ‘Beni Junior’,” ajakku.
    Tanpa menolak Citra langsung datang mengemut penisku.
    “Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Ratna.
    “Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi.
    Ratna meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Citra yang sedang mengemut penisku.

    “Citra, aku maenin vaginamu,” katanya.
    Tanpa menunggu jawaban dari Citra ia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Ratna menegangkan pahanya, dan.. “Ach.. a.. aach.. aku keluar..” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.

    “Sekarang ganti Citra yach,” kataku.
    Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan.
    “Ach.. aach..” desah Citra.
    “Kamu curang, Citra kamu masukin, kok aku tidak?” katanya.
    “Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Citra keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku.
    “Yang cepet dong goyangnya!” keluh Citra.
    Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.
    “Kak, ach.. entar lagi gant.. a.. ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach.. aa.. a.. ach..!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.
    “Ayo Ben tunggu apa lagi!” kata Ratna sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.

    “Aku udah terangsang lagi.”
    Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya.
    “Gimana enak penisku ini?” tanyaku.
    “Penis kamu kepanjangan,” katanya, “tapi enak!”.
    “Kayaknya kau nggak lama lagi dech,” kataku.
    “Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya, “Kita keluarin sama-sama yach!” terangnya.
    “Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.
    “Ach.. a.. aach.. di.. dalem.. aja..” katanya tidak jelas karena sambil mendesah.
    “Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja.. aah.. ach.. bentar lagi..”
    “Aku.. keluar.. ach.. achh.. ahh..” desahku sambil menembakkan spermaku.
    “Ach.. aach.. aku.. ach.. juga..” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.

    Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan.
    “Ben aku mandi dulu yach, udah sore nich.”
    “Aku juga ach,” kataku.
    “Ben, Citra, lain kali lagi yach,” pinta Ratna.
    “Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Ben!” kata Citra.
    “Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku.
    “Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk!” kata Ratna mulai memegang penisku.


    Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Ratna atau hanya Citra.

  • Cerita Sex Gerobak Sayur

    Cerita Sex Gerobak Sayur


    10477 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Gerobak Sayur ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexAdalah warto seorang pria lajang asli banyumas yang berprofesi sebagai seorang penarik gerobak sayur disebuah pasar tradisional dibilangan jakarta selatan. Berperawakan sedang ukuran rata-rata, tinggi tidak, pendek tidak, jelek nggak, cakeppun ngga, kulit sawo matang cenderung hitam agak berminyak, karena profesi sebagai penarik gerobak postur tubuh menjadi ideal tanpa fitness, maklum seorang penerik gerobak lebih banyak menggunaka otot ketimbang otak, sehingga secara tidak sengaja otot akan terbangun dengan sendirinya.
    Jam kerja warto jam 3 sore hingga jam 12 malam melayani para pedagang-pedagang pasar membawa barang dagangan atau pembeli membawa pulang barang belanjaan. Dari sekian banyak langganan warto ada seorang pedagang sayuran dan bumbu dapur bernama narti yang begitu dekat dengan warto karena kebetulan pangkalan gerobak warto berada didepan counter atau tepatnya lapak dagangan mbok narti. Hubungan bisnis mereka tergolong dekat sampai-sampai pembayaran ongkos gerobak dibayar bulan oleh mbok narti.

    Mbok narti berasal dari salah satu desa di indramayu, kulitnya hitam berwajah manis, dengan tinggi sedang tetapi memiliki sepasang buahdada ideal yang sering membuat mas warto melihat dengan sudut matanya, ukuran cukup mantap sekitar 34 atau 35. Telah bersuami bernama mas tarsica yang tinggal dikampung mengurus sawah dan bebek hasil berjualan narti di kota. Narti pun menyadari kalau Warto sering melirik kepadanya, tetapi dia tidak begitu mempedulikan bahkan cenderung semakin berani mengekspos bagian-bagian tubuhnya yang dapat mengundang hasrat birahi Warto, malah kadang tatapan Warto dan Narti seringkali bertemu yang akhirnya mereka saling senyum tanpa mengerti arti kejadian tersebut.

    Pada suatu pagi Warto mendapat telpon dari pamannya di kampung yang mengabarkan bahwa bude Sakem membutuhkan biaya untuk berobat karena sakit. Bude Sakem adalah orang yang menbesarkan Warto ketiga dia ditinggal oleh orang tuanya transmigrasi ke Lampung. Warto memang dekat dengan budenya yang satunya ini karena ia ingin membalas jasa budenya. Warto bingung karena saat ini ia tidak memiliki uang. Uang dikantong hanya cukup untuk makan nanti siang. Agen Poker

    Dalam kebingunganya Warto teringat relasinya dipasar yah Narti, ia akan mencoba meminjam uang kepadanya, atau paling tidak ia mencoba meminta bayaran gerobak dimuka sehingga ia dapat segera mengirim uang tersebut kebudenya yang sedang sakit di kampung. Bergegas ia menuju rumah petakan Narti yang terletak di belakang pasar tempat ia berdagang. Kontrakan Narti merupakan rumah petakan kumuh terbuat dari tripleks dan dicet apadanya, rapat dan berhimpatan satu dengan lainnya. Petakan ini memang kebanyakan dihuni oleh sesama pedagang dipasar.

    Cerita Sex Gerobak Sayur Tidak berapa lama Warto tiba dipetakan Narti, suasana petakan sepi karena jam segini sekitar jam 9 sampai jam 11 kebanyakan penghuni pergi ke pasar induk kramat jati untuk membeli barang dagangan. ceritasexdewasa.org Warto sedikit cemas, jangan-jangan Narti juga pergi belanja ke pasar induk. Dengan ragu-ragu Warto mencoba mengetuk pintu petakan Narti, sepi tidak terdengar jawaban, kembali Warto menjadi ragu apakah Narti ada di petakan. Ia kembali mencoba mengetuk pintu, tidak juga ada jawaban, ketika Warto mulai merasa putus asa, terdengar suara penghuni sebelah petakan, seorang nenek tua, ibu dari seorang pedagang di pasar yang juga Warto kenal mengatakan bahwa Narti sedang mandi di MCK dekat musola sekitar 25 meter dari petakan Narti.

    ”Tunggu aja di dalam mas, mbak Narti sebentar lagi juga selesai” ujar nenek tetangga Narti.
    ”Baik nek, tak tunggu disini aja” jawab Warto dengan logat jawanya yang dihaluskan karena menghormati nenek.

    Dengan perasaan galau Warto menunggu Narti, tidak begitu lama Warto menunggu terlihat Narti tergopong berjalan setengah berlari sambil menutupi bagian dadanya yang nampak tercetak dua bukit kembar karena Narti tidak menggunakan handuk melainkan menggunakan daster tidurnya yang telah tipis apalagi setengah basah kena air ketika ia mandi di MCK tadi.

    ”Weh ada mas Warto, ada apa mas tumben kesini, ada perlu sama aku” Narti nyerocos sambil tetap bejalan menuju pintu petakannya
    ”Ya.. mbak.. aku ada perlu nih” Narti menyuruh Warto masuk kepetakannya, karena ia tidak enak bicara diluar, ia berpikir tidak mungkin mas Warto pagi-pagi begini kepetakannya kalau tidak ada perlu apalagi Narti melihat wajah Warto tampak sedih.
    ”Ada apa Mas, sepertinya lagi sedih nih” tanya Narti
    ”Aku butuh uang Mbak budeku dikampung sakit, beliau minta aku mengirim uang untuk biaya berobat”, mata Warto tidak lepas dari cetakan dada yang amat jelas didada Narti.

    Dasar, wong lagi bingung kok matanya tetap ke ”susuku” pikir Narti.

    ”Sakit apa” Narti mencoba menyakinkan, dengan tidak berusaha lagi menutupi cetakan susunya seperti tadi saat ini berlari dari MCK menuju petakannya.

    Pikirnya toh mas Warto sering juga menatapnya pada saat ini berdagang.

    ”Saya nggak tau, tapi mereka meminta saya mengirim uang untuk berobat, mba boleh saya minta bayaran gerobak untuk bulan depan mbak” dengan setengah menunduk Warto mengungkapkan maksudnya kepada Narti.
    ”Mas Warto butuh berapa” tanya Narti
    ”Ya sejumlah bayaran upah saya aja, mba, 185 ribu” jawab Warto dengan masih tetap menunduk.
    ”Sebentar ya mas” Narti beranjak ke balik hordeng biliknya, entah apa yang akan dilakukan Warto bertanya-tanya.

    Sejenak Warto dapat menilik benda-benda yang ada di petakan Narti, sebuah termos, 2 buah gelas kaca yang sudah tidak bening lagi, sebuah kasur butut dan radio kecil serta sebuah changer hp masih menempel di stop kontak. Dan apa itu, sebuah BH dan celana dalam yang rendanya mulai terurai benangnya milik Narti tergantung di jemuran di dalam petakan, mungkin malu kalau di jemur di luar. Warto mengenali BH tersebut karena sering digunakan oleh Narti.

    Cerita Sex Gerobak Sayur ”Ini mas 200 ribu, aku buletin uangnya, sekalian aku membantu mas yang lagi ketimpa musibah, mudah-mudahnya bude Sakem cepat sembuh” suara Narti mengejutkan Warto yang sedang browsing sekitang petakan Narti.
    ”Aduh terima kasih mbak” mata Warto bersinar-sinar karena Narti berkenan menolongnya.
    ”Uang ini saya titipkan pada Yanto, tukang ketoprak tetangga kampungku yang kebetulan nanti sore akan pulang kampung”. Agen Poker
    ”Ya sudah cepat sana, nanti keburu Yanto tidak ada” ucap Narti
    ”Tanpa ba-bi-bu Warto segera kerumah Yanto, situkang ketoprak yang akan pulang kampung.
    ”Yan… ini aku titip buat bude Sakem yang sedang sakit 190 ribu rupiah, yang 10 ribu untuk nambahin ongkos kamu, sekalian salam dan katakan aku belum bisa pulang ”

    Adalah menjadi kebiasaan dilingkungan Warto, saling menitip uang apabila ada seorang kerabat, tetangga kampung atau teman yang akan pulang kampung. Warto juga telah beberapa kali dititipi oleh Yanto. Memang mereka tidak mengenal adanya transfer uang lewat bank.

    ”Baik nanti aku sampaikan To… wis kamu ndak usah bingung, semoga nggak ada apa-apa” ucap Yanto.

    ”Terima kasih To..hati-hati ya.” Warto berucap sambil permisi kepada sahabatnya yang telah berkenan menerim titipan uang darinya untuk bude yang sedang sakit dikampung.

    Kembali terbayang wajah bude Sakem, wajah yang teduh dan rela mengurus dan menganggapnya sebagai anak, wajah yang penuh kedamaian. Bagiamana budenya mengajarnya setiap malam, bagaiamana budenya menemani saat ia makan, semua kembali terbayang. Tapi karena faktor usia, saat ini beliau sedang tergolek lemah di kampung.

    Tiba-tiba ingatannya kembali ke Narti, ia belum mengucapkan apapun kepadanya apalagi terima kasih setelah ia menjadi dewa penolong baginya. Warto kembali menuju petakan Narti, untuk mengucapkan terima kasih atas pertolongan yang telah ia berikan.

    Tidak berapa lama Warto telah tiba dimuka petakan Narti, Warto langsung menyeruak masuk tanpa mengetuk lebih dulu. Terbelalak Warto melihat pemandangan yang nampak di dalam, saat itu Narti sedang mengeringkan badannya dengan daster tipis sebagai pengganti handuk. Narti hanya menggunakan handuk untuk menutupi kemaluannya, sedangkan dua buah bukit kembarnya tertutup BH warna putih cenderung sudah menjadi cream yang tampaknya tidak dapat menampung isinya. Warto tidak pernah membayangkan kalau payudara Narti begitu indahnya besar, putih dan masih seperti orang belum bersuami, mungkin karena jarang disentuh oleh suaminya

    Mereka berdua terkesima, Warto terbelalak menyaksikan pemandangan tersebut sedangkan Narti hanya diam seribu basa karena tidak tau apa yang harus dilakukannya.

    Tiba-tiba kedua mata mereka saling bertemu satu dengan yang lainnya, saling bertatapan dengan tetap tanpa suara, saat itu naluri sebagai manusia yang bicara, Warto mendekat sementara Narti masih tetap diam tanpa bahasa, sementara bibir Warto mulai mendekat bahkan dekat sekali ke kening Narti.
    .
    Narti merasakan hembusan birahi Warto, akhirnya ia merasakan sebuah ciuman lembut mendarat dikeningnya, ia memejamkan mata tak tau harus menikmati atau apa yang harus dilakukan sementara, karena lembutnya kecupan Warto, birahinyapun mulai terusik, apalagi setelah kecupan Warto turun ke pipi kemudian terus turun menelusur hingga sampai pada bibirnya.

    Hangat sekali kecupan Warto, kecupan yang memang telah lama tidak ia rasakan, lidah Warto lincah bermain di dalam mulutnya yang mau tidak mau mengundang hasratnya untuk melayani permainan lidah dan bibir Warto.

    Cerita Sex Gerobak Sayur Tangan kanan Warto mulai menelusuri bagian belakang Narti yang memang tidak terbungkus apa-apa hanya seutas tali BH yang masih menggantung disana, diusapnya lembut pinggung dan pantat Narti, kemudian tangan kirinya mulai menelusur diperut Narti sehingga menimbulkan sensasi yang tidak terkira bagi pemiliknya

    Ehhhh…………..Narti berguman menikmati usapan dan belaian serta kecupan bibir Warto, ditambah lagi tangan kiri Warto semakin mendekati dua bukit kembar miliknya yang masih terbungkus BH, sensasi yang dirasakan semakin nikmat. Tangan kanan Warto naik dari pantat menuju pengait tali BH Narti dan dengan sentuhan halus, BH itu sudah terlepas dan meluncur turun sampai tertahan oleh handuk penutup kemaluan Narti.

    Tampaklah oleh Warto dua bukit kembar milik Narti yang kini bebas menggantung tanpa penghalang. Warto semakin bersemangat dari semula mengusap, membelai kemudian kini sudah sampai pada tahap meremas, apa saja yang ia remas pantat, perut, pinggul hingga payudara Narti tidak luput dari remasannya. Hal ini semakin memuat Narti tidak berdaya, ia benar-benar dimabuk nafsu yang dibangkitkan oleh Warto seorang penarik gerobak langganannya. Ia tidak ingat lagi suaminya dikampung, ia lupa segalanya.

    Sedikit demi sedikit Warto mendorong tubuh Narti ke arah kasur butut milik Narti yang hanya menurut saja oleh dorongan tubuh Warto hingga ia menurunkan tubuhnya dan duduk dikasur. Warto mengikuti gerakan Narti menuju tempat tidur mulutnya kini bermain lincah memainkan puting susu Narti. Seakan tidak puas hanya mengecup dan mengisapnya tanggan kirinyapun ikut membantu meremas-remas bukit kembar milik Narti.

    Dengan dorongan Warto kini tubuh Narti sudah tergolek dikasur tanpa penutup dada hanya handuk yang tidak mampu lagi menutupi kemaluannya karena tersingkap oleh gesekan-gesekan tubuh mereka.

    Kebiasaan Narti, sehabis mandi ia hanya menggunakan handuk sebagai penutup barang miliknya yang paling berharga tanpa celana dalam, sedangkan bagian dada hanya dibungkus BH (mending BH-nya bagus). Kebiasaan berpakaian seperti ini kerap ia lakukan sambil beraktivitas di petakannya.

    Kebiasaan seperti ini memudahkan Warto untuk melakukan aksinya. Kembali ia mengecup bibir Narti yang memang sudah menunggu aksi Warto berikutnya. Gejolak birahi yang dirasakan segera menghempas segalanya. Statusnya sebagai istri dari Tarsica seorang petani dan pemelihara bebek di kampung tidak lagi ia ingat. Apalagi tangan kanan Warto mulai membuka handuk lusuh satu-satunya yang masih ia kenakan sebagai penutup kemaluannya.

    Dengan sekali tarik, tampaklah oleh Warto kemaluan Narti dihadapannya, rambut kemaluan yang tebal berwarna hitam tampak acak-acakan tak terawat menutupi bibis vagina milik Narti. Pantulan cahaya matahari yang menerobos lewat celah dinding petakan Narti membantu memberikan penerangan bagi Warto untuk sejenak mengamati kemaluan Narti. Ia kagum dengan Narti kemaluan Narti yang tampak menonjol persis kue apem yang adonananya sempurna.

    Narti agak risik melihat Warto memandang vaginanya seperti hendak melihat seluruhnya, tak habis akal tangan Narti mengapai tonjolan diselangkangan Warto yang memang sejak tadi menuntuk untuk dijamah, sejenak Warto terhenyak sejenak ketika tangan Narti mendarat dikemaluannya, namun hal itu tidak terlalu lama, karena kenikmatan dan sensasi yang ia rasakan amatlah menghanyutkan, apalagi Narti mulai mencoba memasukkan tangannya kedalam celana Warto. Warto tak sabar segera ia memelorotkan celana sekaligus CD-nya, agar kenikmatan yang ia rasakan semakin terasa. Kaos berlambang salah satu Caleg Partai tertentu yang ia gunakan juga tak luput ia lepaskan. Agen Poker

    Cerita Sex Gerobak Sayur Tampaklah oleh Narti tubuh hitam, kekar karena sering menarik gerobak sayur milik Warto mengkilap karena keringat dan torehan cahaya matahari. Belum hilang rasa kagum Narti terhadap kekekaran tubuh Warto, ia merasakan sesuatu menyentuh kemaluannya, yah tangan Warto mulai mengusap rambut kemaluan Narti yang tidak mengyangka bahwa seorang penarik gerobak mempunyai gaya bercinta yang romantis tidak seperti suaminya dikampung, cek-ecek-ecek sudah boro-boro ada pemanasan, terlalu terburu-buru, maklum katanya ia harus melihat aliran air disawah, apakah bendungan yang ia buat dapat mengalir keseluruh bagian sawahnya dengan sempurna. Jangankan orgasme bagi Narti terkadang terangsang pun belum. Lain halnya dengan Warto yang rada sabaran dalam memacu birahinya.

    Tidak puas hanya dengan membelai Warto mulai menusuk-nusukan jari manisnya kevagina Narti yang telah basah oleh cairan birahinya, hangat dan licin yang dirasakan Warto. Ehh…ehh…Narti meracau merasakan kenikmatan sentuhan tangan Warto ke dalam kelaminnya. Warto terus beraksi hingga ia tak tega melihat Narti meracau tidak menentu, mengelengkan kepalanya kekanan dan kekiri karena nikmatnya, apalagi tangan Narti beraksi dikemaluan Warto mulai tidak menentu kadang mengusap kadang menggosok kadang memencet.

    Disamping itu birahi Wartopun telah meninggi, akhirnya entah siapa yang memulai Warto yang semangat menindih tubuh Narti, atau Narti yang tak sabar menarik tubuh Warto untuk segera menindih dan memasukkan alat kelaminnya kedalam kemaluannya. Tangan Narti tetap dikemaluan Warto untuk segera membimbingnya menuju lubang vaginanya, Sejenak Warto menggosok-gosokkan kemaluan miliknya ke vagina Narti.

    Narti mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, Warto menusukkan kemaluannya… blesss…blesssssssssssss…Narti menggit bibir merasakan kenikmatan kemaluan Warto meluncur kekemaluannya yang memang telah lama tidak dijamah oleh suaminya karena ia lama tak pulang kampung. Biasanya sebulan dua kali atau tiga kali ia pulang, tapi sudah dua bulan ini ia belum dapat pulang kampung, karena pasar sedang ramai menjelang pemilu.

    Hampir seluruh kemaluan Warto membenam di vagina Narti, sejenak mereka terdiam, masing-masing merasakan nikmatnya bersenggarama. Bagi Warto ini adalah kenikmatan yang tak terhingga yang pernah ia rasakan, karena selama ini paling-paling hanya sabun mandi, tetapi karena telah beberapa kali menonton film biru bersama-teman sesama penarik gerobak, atau pengalaman mengintip tetangga disekitar tempat ia mengontrak rumah dan karena nalurinya ia dapat menjalankan peran dengan baik.

    Selang beberapa saat mulailah Warto menaik-turunkan tubuhnya menindih tubuh Narti, bunyi kecipak karena beradunya kelamin mereka dan dengusan nafas keduanya semakin menambah sensasi bagi mereka. Suasana pagi menjelang siang, dimana matahari nampak mulai meninggi semakin menambah suhu didalam petakan Narti dan sekaligus menambah gejolak birahi mereka. Memang seputar petakan Narti pada jam-jam seperti ini terasa lebih sepi, karena sebagian besar anak-anak sedang bergelut dengan kegiatan sekolah, sementara orang tua mereka yang kebanyakan para pedagang dipasar, sedang belanja barang daganganya, paling-paling hanya beberapa anak yang belum sekolah yang tinggal dirumah atau sperti nenek tadi yang memberi tahu Warto bahwa Narti ada di dalam petakannya.

    Cerita Sex Gerobak Sayur

    Cerita Sex Gerobak Sayur

    Mas…mas..mas… ehm..ehh..ehh desahan Narti semakin tidak menentu, hal ini semakin memacu birahi Warto, dari pelan kemudian sedang kemudian cepat secara berulang-ulang Warto menghujamkan kelaminnya kedalam vagina Narti. Uhg..uhg..mba..mba..Warto mulai menimpali desahan Narti diiringi dengan dengus nafasnya laksana banteng ketaton.

    Terasa oleh Warto Narti mengangkat tubuhnya semakin tinggi dan gerakan kepalanya kekiri dan kekanan semakin cepat ditambah lagi dengan desahannya yang semakin tidak menentu, menandakan puncak birahinya akan segera tercapai. Mas…mas..aku..aku..ahhhhhhhhh. akhirnya meletuslah lahar birahi kenikmatan Narti. Kedua tangganya menarik kencang tubuh Warto agar menghimpit tubuhnya sambil menjerit perlahan menandakan kenikmatan yang tiada terkira.

    Sementara Warto juga mulai merasakan hasratnya akan segera terpenuhi, dengan kecepatan maksimal ia mamacu menaikturunkan tubuhnya menindih tubuh Narti yang nampak tak berdaya setelah mengalami orgasme. Keringat mengucur deras hari tubuh hitamnya eh..eh..ehhhhh aku keluar mba…ahhhh. Tak terbayangkan nikmat yang dirasakan Warto, terasa dari ujung jari kaki sambil keubun-ubun ia rasakan, sejenak ia terdiam dengan tetap menindih tubuh Narti yang juga ikut menikmati semburan sperma Warto di rahimya. Nafas Warto tidak menentu, seluruh tenaganya terkuran diakhir permainan tadi.

    Keduanya nampak terkulai lemas, setelah menikmati permainan mereka, Narti nampak terdiam sementara Warto tidak tau apa yang harus ia ucapkan. Akhirnya keduanya tertidur dengan tubuh masih telanjang tanpa sehelai benangpun.

    Narte…Narte….Narte…sayup-sayup Narti mendengan seorang memanggil namanya, antara sadar dan tidak sadar sperti bermimpi. Narte…Narte….Narte kembali terdengan suara panggilan dengan logat Batak yang kental, keduanya terbangun Narti tersentak begitu juga dengan Warto.

    Setelah berulang kali barulah Narti bangun membuka pintu petakan tempat tinggalnya, dengan pakaian sekenanya, yaitu kain jarik panjang yang biasa digunakan untuk membawa dagangannya, rupanya si Butet yang datang hendak menagih uang cicilan yang harian utang Narti kepadanya. Butet layaknya bank keliling dipasa tempat Narti berdagang, ia meminjamkan sejumlah uang kepada para pedangan dan dicicil setiap hari, minggu atau bulan tergantung perjanjian, jangan tanya soal besaran bunga, pasti lebih besar dari bank, tapi para pedangan lebih suka ke si Butet ketimbang ke Bank, karena prosedur mudah, cepat dan tidak perlu KTP, KK dan Slip Gaji (he..he.. pengalaman kredit di bank nih).

    Ia menyodorkan uang Rp. 15.000 kepada si Butet.

    ”Siang-siang begini rupanya tidur kau” seru Butet masih dengan logat yang Batak yang kental.

    Narti hanya tersenyum sambil kembali menutup pintu, meninggalkan kebingunan Butet.

    ”Bah…malas kali kau rupanya” omel Butet.

    Cerita Sex Gerobak Sayur Lain hal dengan Narti, sejenak ia kembali ketempat mereka bertempur tadi, dikasur tipisnya tidak lagi ia temui Warto, tetapi hanya sebuah kaos kucel dan kusut berlambang caleg masih, kemanakah gerangan Warto. Belum hilang kebingungan Narti, Warto muncul dari belakang lemari plastik bergambar kembang yang sudah bolong disana-sini milik Narti. Rupanya Warto bersembunyi disana saat tadi si Butet datang, ia takut kalau-kalau butet melihatnya sedang berada di patakan Narti, pasti kacau urusan.

    Narti memandang Warto yang muncul dari balik belakang lemari dengan pakaian setengah telajang dan menyadari kondisi tubuhnya yang masih tanpa mengenakan penutup kecuali jariknya. Barulah ia sadar akan apa yang terjadi, ia telah menghianati suami, telah menyerahkan sesuatu yang seharunya hanya ia berikan kepada suaminya tidak kepada Warto, menunduk ia sambil menangis.

    Sementara Warto tidak tau apa yang harus dilakukan, Agen Poker

    ”maafkan aku mbak…maafkan aku, hanya itu yang keluar dari mulut Warto. Narti masih saja tertunduk sambil menangis, keduan tangannya diletakkan diatas pahanya. ”Kamu nggak salah Warto, aku yang salah”. Keduanya kembali terdiam.

    Warto mencoba kembali menbangun kekakuan suasana dengan mendatangi Narti dan membelai rambutnya, lembut sekali warto melakukan itu, berulang-ulang tangannya mengusap rambut Narti, pundak dan belakang tubuh Narti yang duduk menggeloso dilantai.

    ”aku minta maaf mba” sekali lagi Warto berucap lirih.

    Narti menjatuhkan kepalanya didada Warto sambil mengangkap kepalanya dan berucap sama sperti yang ia ucapkan tadi.

    ”Kita sama-sama bersalah Warto” tambahnya.

    Seksi sekali bibir Narti saat mengucapkan itu dimata Warto, ingin sekali ia mengecup bibir seksi itu, tapi ia masih ragu karena Narti masih menenteskan air mata. Sementara belaian tangan warto di kepala pundak dan belakang tubuhnya kembali mengusik birahi Narti yang memang sudah lama tidak tersentuh suaminya. Setan terus menggoda membisikkan kata-kata birahi kepada keduanya.

    Akhirnya Warto tak tahan dengan suasana dengan yakin ia mengecup bibir Narti, apalagi ia merasakan ada reaksi di bibir dan tubuh Narti, Warto semakin berani usapan pada tubuh bagian belakang belakang sampai kebelakang telinga, mau tidak mau membangkitkan kembali hasrat seksual Narti, ia sedikit beringsuk kekiri meluruskan tubuhnya hingga berhadap-hadapan dengan Warto sambil tetap menerima rangsangan dari bibir Warto, tangannya mulai mencari apa yang seharusnya ia lakukan, mencari sesuatu diselangkangan Warto yang memang sudah kembali terbangun dan siap beraksi.

    Tegang dan keras serta mengkilap dibagian kepala sesaat ia mencuri pandang saat Warto mengecup bibirnya. Warto agak terkejut dan sedikit mengangkat pantatnya manakala tangan Narti menyentuh kelaminnya. Kini kecupannya tidak lagi di bibir Narti tetapi sudah kepipi kemudian turun keleher dan sampailah pada bagian atas dada Narto, terus turun diantara dua bukit kembar milik Narti, tangan kirinya menggapai buah dada Narti sebelah kiri sementara mulutnya mengecup halus puting susu Narti sebelah kanan sambil menjilat dan mengigit secara lembut.

    Cerita Sex Gerobak Sayur Narti mendorong tubuhnya kemuka sementara tangan kirinya merapatkan kepala Warto dan menyodor kedua payudaranya. Tenggelam wajah Warto di dada Narti, sementara tangan Narti semakin keras mengenggam penis Warto sambil turus menaik-turunkan tangannya mengusap dan mengocok penis Warto. Beberapa lama aksi ini mereka lakukan, hingga akhirnya terdengar suara Narti

    “mas…mas…mas Warto sekarang, aku nggak tahan”. Narto menrorong tubuh Narti ke kasur tipis dengan kepalanya tetap payudara Narti, yang mengikuti gerakan Warto menidurinya.

    Penis Warto yang sudah menegang maksimal sementara vagina Narti telah basah kuyup sejak sesekali tangan Warto menjamahnya, mudah bagi Warto memasukkan penisnya ke vagina Narti, hangat ia rasakan menjalar dibatang kelaminnya. Sejenak berhenti, kemudian maju dan mundur secara berirama Warto menggenjot Narti. Sementara Narti begitu menikmatinya, kain jarik menutup tubuhnya tadi sudah tak tahu entah kemana, nikmat sekali ia rasakan sodokan Warto dikelaminnya, terus…terus…terus…ahh..ahh, ia mendesah tak teratur.

    Birahi yang dibangkitkan Warto melalui penis, kecupan pada bibir dan payudara serta usapan pada belakang telinga dan bisikan-bisikan mesra yang diucapkan Warto membuat Narti semakin mendekati puncak kenikmatan, ahh..ahh..ahhh..aku mau ssssaampaai..terusssss, makin tidak karuan ucapan Narti. Hingga akhirnya meledaklah birahi Narti diiringi dengan semakin maksimalnya hujaman-hujaman penis Warto yang juga akan sampai pada puncaknya.

    Ahhhhhhh ….bersamaan mereka mencapai hasrat birahinya, nafas kedua memacu tak karuan sementaram keringat mengucur dari kedua tubuh mereka, Warto masih menindih tubuh Narti, ketika ia sadar bahwa ia harus segera bekerja manarik gerobak sayurnya, sementara Narti juga tersadar bahwa ia harus segera kelapak dagangnya. Akhirnya waktu menghentikan pertempuran mereka sebelum keluar dari petakan Narti, Warto masih sembat mengecup bibir dan mengusap payudara Narti. Sementara Narti terseyum sambil memegang kedua payudaranya menyuguhkan kepada Warto seakan menantang.

    Sejak kejadian itu mereka, beberapa kali kembali mengulanginya setiap ada kesempatan, kadang di petakan Narti, kadang ditempat Warto, bahkan mereka pernah melakukannya di rel kerata api dilakang pasar tengan tetap berpakaian.

    Pernah suatu ketika hasrat Narti begitu menggebu, kebetulan pasar sudah mulai sepi karena sudah jam 1 dini hari, ia mengirim pesan pendek kepada Warto untuk segera menjumpainya ditempat ”biasa”

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Foto Ngentot gadis perawan di samping kolam besar

    Foto Ngentot gadis perawan di samping kolam besar


    1808 views

    Duniabola99.com – foto cewek remaja cantik pirang masih perawan jalan jalan di tepi kolam bersama pacarnya dan melakukan hubungan sex ngentot di semak semak samping kolam.

  • Foto Bugil pelacur Jennifer Ann dalam rok kotak-kotak pendek

    Foto Bugil pelacur Jennifer Ann dalam rok kotak-kotak pendek


    1990 views

    Duniabola99.com – foto pelacur sexy  Jennifer Ann melepas rok dan pakian dalamnya memamerkan tokeknya yang besar bulat dan padat dan juga pantatnya yang berisi dan behenol sambil berpose disamping kursi.

  • Kisah Memek Birahiku Yang Memuncak Saat Melihatnya

    Kisah Memek Birahiku Yang Memuncak Saat Melihatnya


    2277 views

    Duniabola99.com – Maya duduk di atas ranjang. Hal ini terjadi lagi. Suara dengkuran Krisna menandakan bahwa dia tertidur dengan sangat lelapnya dan membiarkan Maya merenungi sendiri apa yang tengah terjadi dalam kehidupan rumah tangganya. Setelah berjalan lima tahun, perkawinan mereka terasa mulai hambar.


    Selama empat tahun sebelumnya, kehidupan seksual mereka bias dikatakan sangat sempurna. Hubungan seks berlangsung hampir setiap malam dalam seminggu hingga beberapa bulan belakangan. Sekarang hanya sekali dalam seminggu dan itupun berlangsung dengan amat cepat dan singkat dan selalu membuatnya tergantung. Maya berfikir apakah ini semua karena dirinya yang menjadi penyebabnya tapi dia sadar dalam usianya yang ke28 tahun sekarang ini bentuk tubuhnya masih tetap sama tak ubahnya ketika berumur dua puluh. Hampir semua pria yang dikenalnya mengatakan kalau dia adalah sosok dambaan setiap lelaki normal.

    Dia bangkit dari ranjang tanpa membangunkan suaminya. Bahkan suaminya tak akan bangun jikalau dia bermaksud membangunkannya sekarang, kondisi suaminya selalu kelelahan akhir-akhir ini. Dia berjalan melintasi kamar tidurnya masih dalam keadaan telanjang seusai persetubuhan yang berakhir dengan kekecewaan dengan suaminya. Cahaya bulan purnama menyinari kamar tidurnya hingga menjadikan seakan disiang hari. Dia berhenti di depan cermin memandangi tubuhnya untuk memastikan apakah bentuk tubuhnya masih tetap seperti dalam angannya. Apa yang dilihatnya adalah sesosok wanita berusia 28 tahun yang telah menikah selama 5 tahun dengan kekasihnya ketika kuliah dulu. Rambut hitamnya yang panjang dan lebat sama hitam dan lebatnya dengan rambut yang menutupi sekitar selangkangannya dan diteruskan dengan sepasang paha yang jenjang menopang semampai tubuh 167nya. Buah dadanya masih tetap kencang dan mendongak angkuh, dan bongkahan pantatnya tetap bundar dan padat. Semua itu terbingkai dalam sosoknya yang seberat 50kg. Tidak, tak mungkin dirinya yang menjadikan Krisna berpaling darinya setiap malamnya.

    Dia memikirkan Krisna. Mereka mulai pacaran di tahun terakhir kuliah dan segera menikah begitu wisuda. Seks merupakan bagian yang besar dalam hubungan mereka bahkan sebelum mereka menikah, dan semakin menjadi bagian yang lebih besar setelah keduanya menikah. Krisna memang mempunyai pengalaman yang lebih sebelum bertemu dengannya dan Maya sendiri masih gadis sebelum bertemu dengan Krisna. Krisna mengajarkan semuanya pada Maya hingga menjadi sosok wanita seperti yang sekarang, dan Krisna masih tetap satu-satunya guru, kekasih, suami dan partner seks yang dimilikinya. Krisna adalah sosok dambaan semua teman wanitanya. Tinggi tubuhnya yang mencapai 190 membuatnya gagah ditambah rambut ikalnya dan sepasang mata elangnya. Kejantanannya sendiri cukup besar untuk memuaskan dahaga seksual Maya.

    Krisna mempunya pekerjaan yang menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi semua kebutuhan rumah tangganya dengan tanpa Maya susah payah bekerja. Memang Krisna menginginkan dia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus semua kebutuhan rumah. Mereka memiliki sebuah rumah yang nyaman dengan halaman yang sangat luas yang bias menampung sebuah kolam renang dan sekedar untuk berkuda. Benar-benar memberikan mereka sebuah privasi yang berlebih dengan letaknya yang jauh dari pusat kota. Mereka sudah menempati rumah tersebut selama dua tahun. Satu-satunya orang yang tinggal dengan meraka hanyalah seorang penduduk setempat berusia hampir paruh baya yang bekerja mengurus rumah mereka. Adik Krisna baru saja tinggal dengan mereka beberapa bulan yang lalu. Ayah dan Ibu Krisna memutuskan untuk mengontrakkan rumah mereka yang berada di pusat kota dan pindah di kampung halaman untuk menghabiskan masa tua mereka. Adi, adiknya Krisna masih ingin tetap tinggal di kota ini untuk meneruskan sekolahnya.

    Adi bukan merupakan sebuah masalah diantara Maya dan Krisna. Masalah mereka sudah berawal jauh sebelum dia pindah dengan mereka. Maya suka dengan adik iparnya tersebut dan sangat setuju jika Adi tinggal bersama mereka. Adi sama sekali bukan masalah dan dia bukan orang yang suka mencampuri terlalu dalam urusan orang lain. Adi juga merasa cocok dengan kakak iparnya dan mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk sekedar ngobrol ataupun berenang. Adi merupakan sebuah duplikat yang lebih muda dari kakaknya.


    Sukri, sang pengurus rumah, juga tinggal di rumah ini. Dia menempati sebuah rumah kecil yang terletak dekat dengan gudang, jauh di pekarangan belakang rumah mereka. Dia lahir dan tumbuh di tanah ini, dan ketika tanah ini dibeli Krisna dia meminta ijin untuk tetap tinggal disini. Usianya hamper 40 tahun tapi alam membuatnya terlihat masih berusia 20an. Tubuhnya tinggi kekar dengan kulit sawo matang. Dia merasa senang bekerja mengabdi pada Krisna dan Maya. Terutama saat berada di dekat Maya ketika wanita ini berkuda dengan memakai celana jeans ketatnya. Dalam benaknya dia melihat Maya yang tanpa busana setiap kali berada di dekatnya. Strata sosial yang membedakan derajat mereka, ataupun Maya yang juga majikannya tak menghentikan fantasinya untuk menikmati keindahan tubuh wanita cantik ini di atas ranjang.

    Maya memandang kea rah tempat tidur dan Krisna masih terlihat lelap tidurnya. Dikenakannya kembali baju tidur sutra tipisnya yang beberapa saat lalu dipakainya untuk membangkitkan gairah suaminya agar bercinta dengannya. Itu merupakan sebuah baju tidur seksi yang sangat tipis dan tak mampu menyembunyikan bagian dalam tubuh telanjangnya. Dia berjalan menuruni anak tangga dab keluar menuju beranda belakang yang mengarah ke kolam renang.

    Suasana malam musim panas ini terasa tenang dan damai di pinggir kolam renang. Maya sering berada di sekitar kolam renang ini saat malam hari untuk sekedar duduk-duduk santai melepaskan lelah dan terkadang juga berenang, dengan tanpa selembar pakaianpun. Krisna pernah mengingatkannya kalau mungkin saja Sukri melihatnya, tapi Maya tak peduli. Dia merasa bangga dengan bentuk tubuhnya dan tak merasa ada yang membuatnya malu dengan keadaannya. Dia tak selalu beranang dalam keadaan telanjang tapi bikini yang dipakainya juga tak mampu berbuat banyak untuk menutupi keindahan tubuhnya. Dan Maya juga tahu kalau Adi, adik iparnya itu juga suka memandangi tubuhnya saat dia mengenakan bikini. Tapi Adi belum pernah melihatnya beranang telanjang karena dia menghentikan kebiasaannya tersebut begitu adik iparnya menetap bersama mereka. Pernah suatu malam Adi menemaninya berenang di malam hari setelah Krisna pergi tidur dan keduanya berenang bersama..

    Pakaian tidur tipi situ membungkus tubuhnya semakin erat saat Maya merentangkan kedua tangannya dan menghitung bintang bintang yang bertaburan menghiasi langit hitam di atasnya. Dia baru beberapa menit berada di luar sini ketika di dengarnya suara mobil Adi memasuki carport. Dia tahu kalau seharusnya dia bergegas berdiri dan masuk ke dalam rumah sebelum adik iparnya masuk. Dia tidak telanjang tapi apa yang menutupi tubuhnya tak bisa menutupi tubuhnya meskipun di bawah cahaya sinar rembulan. Dia merasa bimbang untuk berbuat apa hingga akhirnya waktu jadi terlambat saat mobil Adi mulai memasuki tempat parker yang terletak di samping kolam renang tersebut.

    Adi keluar dari dalam mobil dan kemudian membanting pintunya dengan sangat keras. “Wah wah, kamu pasti sedang sangat marah ya sampai-sampai pintunya kamu banting begitu.”

    Adi terlonjak saking terkejutnya tak menyadari ada seseorang dibelakangnya di jam selarut ini. “Ya, mbak boleh bilang malam yang benar-benar sial.” Maya tahu kalau adik iparnya baru pulang dari kencan dengan kembang sekolahnya. Seorang gadis yang menjadi rebutan dan kabar burung menceritakan kalau gadis tersebut bisa diajak tidur asal bisa menaklukkan hatinya, dan malam ini Adi mencoba peruntungannya. Mereka berdua pernah membicarakan tentang hal ini sebelumnya dan saat Adi akan keluar malam tadi, Maya juga mendoakan agar dia berhasil.

    Maya bangkit dari bangku yang didudukinya dan memberi isyarat pada Adi untuk mendekat. “Kelihatannya kamu dan aku sedang sial malam ini. Duduklah sini dan ceritakan bagaimana kencanmu.”

    Adi baru saja akan duduk saat dia menyadari betapa tipisnya baju tidur yang dikenakan kakak iparnya ini. Dia pernah melihatnya memakai bikini tapi payudara kakak iparnya jauh tampak lebih jelas dengan baju tidur tipis yang dikenakannya ini dibandingkan saat memakai bikini. “Hey, mbak terlihat sangat cantik. Bagaimana mungkin mbak punya masalah kalau pakai pakaian seperti ini?”

    Maya melipat kedua lengannya di depan dadanya. “Kamu jangan memandangiku seperti itu.”


    “Rasanya sulit setelah kencan sial malam ini.”

    “Ceritakan padaku.”

    “Mbak yang cerita lebih dulu apa yang sudah terjadi baru aku ceritakan apa yang terjadi dengan kencanku.”

    “Tak banyak yang bisa kuceritakan. Sudah kusiapkan dinner yang romantis dengan wine dan lilin. Sudah susah-susah pergi ke salon biar kelihatan cantik. Pakai pakaian seksi seperti ini dan apa yang kudapatkan? Abangmu malah pergi tidur meninggalkan aku, end of story.”

    “Kalau mbak berdandan seksi seperti ini untuk aku pasti aku tak akan pergi tidur dan membiarkan mbak sendirian.”

    “Ah, kamu hanya coba menghibur aku.”

    Adi duduk disamping kakak iparnya. Dia duduk merapat sangat dekat hingga bisa dirasakan kehangatan tubuh kakak iparnya. “Ceritaku tidak lebih baik dari mbak. Kencan dengan cewek yang jadi rebutan tapi hasilnya nol besar. Benar-benar malam yang paling sial minggu ini.”

    Maya menyandarkan kepalanya di bahu Adi. “Sepertinya kita berdua jadi pecundang malam ini.”

    Lengan Adi bergerak melingkari bahu kakak iparnya dan merengkuhnya lebih merapat padanya. “Aku tak tahu soal itu, tapi ini terasa sangat indah bagiku.” Tangannya bergerak ke bawah dan singgah pada buah dada Maya.

    Maya tak menyingkirkan tangan Adi dari dadanya, dia hanya menatap jari-jari Adi yang mulai bergerak di dadanya dan kemudian memandangi wajah adik iparnya. “Apa kamu benar-banar baru berumur 18 tahun?”

    “Aku cukup dewasa untuk merubah malam yang sebelumnya sial menjadi lebih baik.” Tangan Adi yang satunya mulai bergerak melepaskan tali yang mengikat baju tidur kakak iparnya. Segera saja dia menyibak gaun tidur itu hingga tubuh indah isteri abangnya ini terpampang jelas tanpa penghalang lagi. Kedua telapak tangannya bergerak ke buah dada Maya dan meremasnya dengan lembut hingga membuat putingnya mencuat menusuk lembut telapak tangannya. Kedua tangannya terus memainkan kedua daging kenyal tersebut sambil matanya menelusuri perut Maya yang rata hingga menuju ke bawah selangkangan yang dihiasi rambut lebat.

    “Kamu cukup dewasa bagi abangmu yang akan membunuhmu kalau dia bangun.” Maya tak tahu apa yang membuat dirinya membiarkan adik iparnya ini berbuat seperti ini. Dia sama sekali tidak berusa untuk mencegahnya. Adi sudah hamper 3 bulan tinggal bersama mereka dan dalam benak Maya sama sekali tak pernah terlintas pikiran yang berbau seksual terhadap adik iparnya, hingga sampai malam ini, dan sekarang dia berada hanya berdua dengannya di pinggir kolam renang ini malam ini dalam keadaan telanjang seutuhnya dan suaminya sedang tertidur lelap di kamar tidur lantai atas Dan vaginanya sudah terasa sangat basah oleh gairah.

    Bibir Adi mulai bergerak turun menuju bibirnya. Maya mendekatkan bibirnya tanpa diminta. Bibir Adi menyentuh bibirnya dan mulutnya mulai membuka. Lidah adik iparnya menyentuh bibirnya dan Maya membuka mulut untuknya. Adik iparnya sangat mahir memainkan bibirnya dan dia merasakan ada sebuah perasaan yang sangat mirip antara Adi dan suaminya. Maya mungkin tak pernah mempunya pikiran seksual terhadap adik iparnya ini tapi sudah lama Adi memendam hasrat ini dan saat ini dia benar-benar memanfaatkan kesempatan akan kepasrahan kakak iparnya ini.

    Adi bisa mendengar lenguhan lirih Maya saat dia menciumnya. Maya mulai menggerakkan pinggulnya dan lengannya bergerak meraih tubuh Adi agar kedua bibir mereka melumat semakin merapat. Adi menyadari kalau kakak iparnya tak akan menolaknya malam ini dan mungkin saat ini adalah kesempatan terbaiknya untuk mewujudkan impiannya selama ini. Malam ini Maya merasa telah dicampakkan oleh suaminya dikala gairahnya tengah menyala-nyala dan Adi akan segera menyantap hidangan yang masih hangat yang tersuguh di hadapannya .

    Sebelah tangan Adi bergerak turun ke bawah dan menelusuri kulit perut Maya yang lembut untuk menyentuh tepian vagina berbulu lebatnya. Kedua pahanya yang masih merapat erat menahan gerakan jemari Adi. Jemari Adi terus menggerayangi perut bagian bawahnya disertai lidahnya yang menari dalam mulut Maya. Akhirnya kedua paha Maya melemas dan mulai bergerak membuka. Jemari Adi langsung turun kea rah kelentitnya. Begitu kelentitnya tersentuh jemari Adi, kedua paha Maya membuka semakin lebar. Akhirnya Maya memberikan ruang seutuhnya pada Adi untuk berbuat sekehendak hati terhadap daerah paling rahasia dari tubuhnya. Langsung saja jemari Adi melesak masuk ke dalam.


    Maya menjadi teramat sangat basah. Dia sedang berada dalam lingkaran perasaan yang membuatnya kesulitan untuk membedakan yang sedang mengeksplorasi tubuhnya ini Krisna ataukah bukan. Keduanya terasa sangat sama hingga Maya merasa kalau yang sedang menyentuhnya saat ini adalah Krisna. Nafasnya semakin memburu cepat saat dia merasa tubuhnya direbahkan ke atas bangku malas ini. Adi merbahkan tubuh Maya dan sekali lagi bibirnya menuju ke payudara Maya. Ciuman bibirnya menjalar bebas ke sekujur tbuh kakak iparnya ini. Gaun tidurnya terbuka lebar dan Maya rebah dengan kedua belah paha terpentang lebar saat jemari adik iparnya bergerak keluar masuk dalam vaginanya. Maya berada diperbatasan dari puncak kenikmatannya saat tiba-tiba Adi menghentikan aksinya.

    Kedua mata Maya yang semula terpejam rapat langsung terbuka menatap begitu Adi berhenti. Adi sedang membuka pakaian terakhir yang menutupi tubuhnya. Batang penisnya mengacung dengan tegak dan keras, terayun-ayun saat dia berjalan mendekat ke arahnya. Batang penisnya cukup besar dan panjang. Untuk pertama kalinya Maya menyadari perbedaan di antara keduanya…

    “Stop Adi! Apa yang kamu lakukan?”

    “Aku akan membahagiakan mbak malam ini. Pikirkan saja betapa jauh lebih baiknya perasaan kita berdua setelah semua kesialan yang kita dapat sebelumnya.”

    “Jangan lakukan, please. Aku isteri abangmu dan kalau ini terjadi mungkin kita berdua tak akan bisa menghentikannya.”

    “Aku tak mungkin stop sekarang. Sudah sangat lama menginginkan mbak dan aku tahu kalau abang sudah tak melakukan PRnya dengan benar.” Maya merapatkan kedua pahanya untuk mencegahnya. “Ayolah mbak Maya buka untukku, aku tahu mbak pasti menginginkan juga seperti aku.”

    Adi menunduk dan mencium sebuah putting payudara Maya lagi. Lalu dia berpindah ke mulutnya. Maya membuka mulut untuknya tanpa dipaksa. Adi menghentikan ciumannya untuk berbisik pada Maya, matanya menatap lembut, “Bukalah untukku May,… Aku ingin merasakan vaginamu meremas erat penisku saat kumasuki.” Lalu dia kembali melumat bibirnya.

    Untuk pertama kalinya Adi memanggilnya tanpa panggilan mbak, sesuatu yang tak biasa tapi itu jadi pemicu bagi Maya hingga kalah dalam pertempuran ini. Maya memang menginginkan batang penis Adi memasuki tubuhnya. Sudah terlalu lama Maya tidak disetubuhi sesai dambaannya. Saat ini ada seseorang yang ingin memuaskan dia seperti apa yang pernah dilakukan suaminya dulu. Maya membuka pahanya. Sebelah pahanya masih berada di atas bangu dan sebelahnya lagi ditariknya ke atas tubuhnya. Adi bergerak ke depan dan batang penisnya dengan sendirinya menemukan jalan masuk. Dengan perlahan didorngnya maju dan kepala penisnya menyeruak membelah bibir vagina Maya.

    Maya akhirnya melingkarkan kedua pahanya pada pinggang Adi dan tumitnya menancap erat pada pantat adik iparnya ini untuk menariknya masuk semakin dalam. Perlahan Adi mulai mengisi vagina Maya melebihi apa yang pernah dirasakannya. Setiap kocokannya Adi membawa mereka berdua semakin tinggi dan bertambah tinggi. Tak menunggu lebih lama Adi mulai menyentakkan penis kerasnya seutuhnya hingga ke dasar vagina kakak iparnya. Adi menghentakkannya dengan sangat keras tapi itulah yang didambakan Maya. Setiap kali Adi menarik keluar batang penisnya, kedua kaki menahannya seakan ingin segara melesakkannya ke dalam vaginanya kembali. Sama sekali tak terlintas dibenaknya kalu kini dia telah mengkhianati suaminya. Maya hanya meredakan dahaga batinnya dari apa yang beberapa bulan belakangan ini tak pernah diberikan oleh suaminya.

    Tak membutuhkan waktu yang lama bagi keduanya untuk meraih akhir. Adi memberikan persetubuhan yang cepat, keras dan sedikit kasar pada Maya seperti apa yang belakangan ini tak didapatkannya dari suaminya. Klimaks itu berada di puncak bukit di depan mata dan mereka berdua saling bergegas mendakinya bersama. Dengan berbarengan keduanya mencapainya dan hanya mulut Adi yang segera melumat bibir isteri abangnyalah yang mencegah suara jeritan kenikmatan Maya agar tak membangunkan Krisna atau bahkan Sukri.


    Semuanya sudah berakhir dan mereka berdua benar-benar merasa amat kelelahan. Dengan kepayahan Adi mengangkat tubuhnya yang menindih Maya. Batang penisnya yang melemas tercabut keluar dari vagina Maya yang terisi penuh sperma adik iparnya dan mulai meleleh keluar menuruni paha jenjangnya. Maya bangkit untuk duduk dengan lemas dan Adi duduk di sampingnya, keduanya masih tanpa pekaian. Maya mulai merasakan penyesalan dan Adi menyadari hal tersebut. “Jangan menyesali sesuatu yang terasa sangat indah. Tak mungkin ini sesuatu yang buruk.” Dia mendekat dan mencium ujung bibir Maya. Maya menatapnya; “Apa benar kamu baru berumur 18?” Keduanya tertawa pelan dan Maya merasa jauh lebih baik.

    Maya berkata, “Sudah cukup kita menggunakan kesempatan untuk malam ini. Aku harus kembali ke kamar sebelum Krisna menyadari kalau aku tak ada di sampingnya. Kita berdua sama-sama menginginkan ini terjadi malam ini dan aku rasa kita juga sudah mendapatkan apa yang kita mau.” Keduanya berjalan saling berpelukan menuju ke dalam rumah. Adi masih telanjang dan membawa pakaiannya di tangannya sedangkan Maya sudah mengenakan gaun tidurnya kembali. Di pintu belakang Adi memberi sebuah ciuman selamat malam pada Maya, tak melepaskan ciumannya hingga Mayalah yang akhirnya menghentikannya. Dalam benak keduanya membayangkan kalau saja malam ini hanya mereka berdua yang berada di rumah pastilah malam masih akan teramat panjang. Adi berjalan menuju kamarnya di lantai bawah dan Maya berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas.

    Krisna sudah terjaga dan mendapati kalau dia sendirian. Di pikir isterinya sedang ke kamar mandi dan segera kembali nanti. Dia kembali tidur tapi beberapa menit kemudian terbangun lagi. Maya masih belum kembali. Dia tahu kalau kadang-kadang isterinya suka berenang malam-malam. Dia berjalan menuju ke jendela dan hal yang pertama kali disaksikannya adalah isterinya, Maya yang sedang berciuman dengan Adi, adiknya di atas bangku di pinggir kolam renang. Cahaya bulan purnama membuatnya dapat memastikan hal itu meskipun dalam keremangan malam. Reaksi pertamanya adalah ingin langsung turun ke sana dan menendang pantat adiknya. Tapi kemudian sesuatu itu menghantamnya, dia sadar kalau hal itu penyebabnya adalah karena salahnya sendiri. Dia sadar kalau telah menampik setiap ajakan isterinya untuk bercinta beberapa bulan belakangan ini.

    Dia tak menginginkannya, tapi dia sudah terlibat dalam hubungan yang rumit dengan seorang wanita di kantornya dan dia tak mampu untuk menghentikannya. Susan berumur lebih tua darinya dan bahkan tidak berwajah lebih cantik dibandingkan Maya. Saat itu dia sedang mabuk di acara pesta kantornya dan mereka berdua berakhir dalam persetubuhan di atas meja kerja kantornya. Susan seakan sebuah obat yang tak mampu dia tolak. Dia mampu memberikan sesuatu yang lebih dengan vaginanya yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia mengontrol otot vaginanya hingga seakan mampu memerah batang penisnya dan hal tersebut tak dimiliki Maya.

    Sejak affair ini terjadi, Susan seakan tak pernah merasa terpuaskan. Dia menginginkan bersetubuh setiap waktu dan dimanapun tempatnya jika memungkinkan. Dan itulah yang membuatnya selalu kelelahan saat pulang ke rumah. Jadi, ketika Krisna melihat adiknya sedang mencium isterinya dan mulai menyetubuhinya, yang mampu dilakukannya hanya melihat. Dan yang lebih mengejutkannya adalah ternyata penisnya menjadi sangat ereksi saat melihat hal itu.

    Krisna bukanlah satu-satunya orang yang menyaksikan dengan menahan nafsu perselingkuhan antara Maya dan Adi. Sukri sudah melihat saat Maya keluar dari pintu belakang dan duduk di atas bangku itu. Dengan bersembunyi di kegelapan malam dia sudah menanti kedatangan Maya, sebelumnya dia sudah pernah menyaksikan nyonya majikannya itu berenang dengan telanjang, dan malam ini dia berharap hal itu terulang kembali. Dia menyaksikan saat Adi dating dan kemudian mulai menyetubuhi nyonya majikannya yang cantik itu. Sejak pertama kali bertemu, Sukri sudah menginginkan Maya. Dia adalah wanita tercantik yang pernah dia temui. Meskipun dia sadar betapapun dia mengharapkan, hal itu tak akan terwujud. Dan dengan kejadian yang dia saksikan malam itu memberinya sebuah harapan untuk mewujudkan impiannya.

    Dengan hati riang Maya mengayunkan pinggul menapaki tangga menuju kamar tidurnya. Untuk pertama kali sejak beberapa bulan birahi dan vaginanya terpuaskan. Saat dia membuka pintu kamar dia mendapati Krisna di atas ranjang. Selimutnya sudah terlempar di atas lantai dan dia rebah dengan batang penis yang ereksi.


    “Waktu aku bangun kamu tidak ada. Aku pikir kamu segera kembali dan aku ingin menuntaskan apa yang kita awali sebelumnya. Sorry, belakangan ini aku sering kecapekan dan mengabaikan kamu. Kemarilah dan ijinkan aku menebusnya.”

    “Aku mau ke kamar mandi dulu.”

    “Jangan, tak usah. Aku mungkin tak bisa menahan lebih lama lagi kalau kamu ke kamar mandi dulu.”

    Maya sadar jika dia menuruti kemauan suaminya untuk bercinta sekarang, Krisna akan merasakan sperma adiknya di dalam vaginanya. Krisna tak memberinya kesempatan untuk berpikir, dia berdiri merengkuh tubuh Maya kedalam pelukannya dan memberinya sebuah ciuman yang dalam sebelum merebahkannya ke atas ranjang. Segera dilepaskannya tali gaun tidur itu dan menyibaknya lebar hingga tubuh isterinya terpampang jelas di hadapannya. Dia bergerak di antara paha Maya dan sedetik berikutnya penisnya merangsak masuk ke dalam vagina Maya yang baru saja disetubuhi Adi.

    Dengan mudah penisnya masuk ke dalam. “Kamu sangat basah malam ini. Aku akan memanjakan dan memuaskanmu.” Krisna menyetubuhinya dengan keras dan cepat membuat batang penisnya bergerak mengaduk sperma adiknya. Dia tahu penyebab kenapa Maya sangat basah dan bukannya hal itu membuatnya marah tapi sebaliknya. Batang penisnya terasa sangat keras dan dia ingin mengantarkan Maya ke puncak terlebih dahulu sebelum dia menyemburkan spermanya sendiri.

    Maya sangat bahagia dengan cara suaminya menyetubuhinya sekarang ini. Dia suka dengan foreplay yang panjang dan seksi saat bercinta tapi begitu penis suaminya memasuki vaginanya dia ingin Krisna tak menyia-nyiakan waktu lebih lama lagi dan segera menyetubuhinya bukannya sekedar bercinta dengannya. Meskipun setelah baru saja melakukan hubungan seks yang panas dengan Adi, Maya masih menginginkan yang lebih lagi dari Krisna. Maya sadar kalau suaminya bisa merasakan sperma Adi di dalam vaginanya tapi selama Krisna tak tahu apakah itu, maka hal tersebut tak menjadi masalah baginya. Bersama mereka berdua menggapai puncak kenikmatan.

    Krisna menyemburkan spermanya di dalam wanita yang sangat dicintainya ini seiring gemuruj orgasme yang sedang dirasakan Maya dan membuat dinding vaginanya memerah setiap tetes cairan cinta dari suaminya. Hubungan seks ini terasa sangat memuaskan bagi Krisna dan dia berfikir apakah ini karana dia baru saja menyaksikan adiknya sendiri menyetubuhi isterinya ini.

     

    Maya tak peduli apa yang menyebabkan ini jadi terasa sangat nikmat kembali dia hanya merasa sangat bahagia karena Krisna sudah kembali seperti dulu lagi. Mungkin dia bisa menyetubuhi Adi kapanpun dia mau, tapi bagaimanapun juga dia tetap membutuhkan suaminya sendiri.

    Maya bangun kesiangan esok paginya. Krisna sudah berangkat kerja dan Adi sudah pergi ke sekolah. Samar-samar dia ingat saat Krisna memberinya ciuman sebelum berangkat kerja tadi. Dia berguling dan dapat merasakan sisa sperma yang keluar dari vaginanya. Setelah Krisna selesai malam tadi, Maya sudah tak punya tenaga lagi untuk membersihkan diri. Mandi adalah hal pertama yang paling ingin dia lakukan hari ini. Seusai mandi dan membersihkan diri di wajahnya masih terlukis sebuah senyum oleh peristiwa semalam. Dia sadar kalau semestinya dia merasa bersalah dan menyesal tentang Adi tapi entah kenapa dia tak mampu untuk itu. Untuk pemuda berusia 18 tahun, Adi sungguh memahami benar bagaimana caranya membahagiakan seorang wanita.

    Maya tak tahu apa yang terjadi pada Krisna. Setelah beberapa bulan belakangan berlangsung dengan hubungan seksual yang sangat sangat jarang sekali dan tanpa gairah, tiba-tiba saja dia berubah seakan tak pernah tercukupi semalam. Maya sungguh berharap apapun yang mengganggu pikiran suaminya selama ini sudah terselasaikan.

    Menjelang siang dia sudah selesai sarapan dan sekaligus membersihkan sisa piring kotor yang ditinggalkan oleh Krisna dan Adi di dapur dan bersiap untuk pergi ke kolam renang. Dia heran kenapa Pak Sukri belum kelihatan hari ini. Jika saja orang tua itu tidak kerja hari ini dia akan menikmati sinar matahari seutuhnya. Merasa tak pasti akan hal tersebut, akhirnya dia memutuskan untuk memakai bikini saja. Meskipun tetap saja bikini yang dikenakannya masih tak mampu menutupi seluruhnya tapi setidaknya dia tidak telanjang jika ternyata Pak Sukri datang agak siangan lagi. Maya sudah melihat bagaimana cara lelaki yang sudah lama ditinggal mati isterinya itu melihat dirinya,ada suatu yang membuatnya berdesir entah apa.

    Dia berenang beberapa putaran seperti yang biasa dilakukannya setiap pagi sebelum akhirnya naik dan rebahan di atas bangku santai yang dipakainya bersama Adi semalam. Tak mampu dicegahnya untuk memikirkan peristiwa dengan adik iparnya tersebut, dan bagaimana dia merebahkannya di atas bangku ini dan memberikannya sebuah persetubuhan yang sangat menggairahkan. Puting susunya menjad sangat keras ketika membayangkannya. Dia tak tahu bagimana nanti menghadapi Adi setelah kejadian semalam, tapi yang pasti dia tahu kalau mereka berdua harus berhati-hati kalau ada Krisna. Dia juga merasa jika Adi akan menginginkannya lagi dan Maya merasa kalau dia juga tak ingin menghentikan adik iparnya.


    Baru saja dia hampir terlelap saat ada sebuah bayangan menghamiprinya, membuatnya terbangun dan saat dia membuka matanya dilihatnya Sukri sudah berdiri di sampingnya. Dengan cepat dia bangkit. “Oh, selamat pagi Pak Sukri, aku baru saja mau tertidur. Ada keperluan apa Pak?” Maya tahu biasanya orang ua ini jarang sekali masuk ke dalam area rumahnya kecuali untuk mengerjakan pekerjaannya. Ada sesuatu pancaran di matanya yang belum pernah dilihat Maya sebelumnya. Sebuah tatapan mata yang sering dilihatnya dari para lelaki yang menginginkannya. DIa bersukur telah memakai bikini tapi saat ini dia berharap memakai yang lebih lagi. Handuk yang tadi dibawanya telah dijatuhkannya dipinggir kolam di sisi yang lain sebelum dia terjun ke kolam tadi.

    “Nyonya Maya, saya ingin bicara dengan anda.” Maya hendak berdiri dan berkata, “Baiklah Pak Sukri, ada keperluan apa?”

    Tangan Sukri menahan bahu Maya agar tak berdiri. Ini mengejutkan Maya. Ini pertama kalinya orang tua ini menyentuhnya. Dia kembali duduk dan menatap matanya. Dia tak ingin orang tua ini tahu kalau dia merasa takut terhadapnya.

    “Saya hanya ingin ketemu anda dan mebicarakan sebuah perundingan dengan anda”

    “Perundingan macam apa maksud anda?”

    “Saya tak tahu lagi harus bagaimana kecuali langsung menemui anda dan membicarakannya. Saya sudah memperhatikan anda sejak pertama kali anda pindah kemari. Anda adalah wanita tercantik yang pernah saya lihat. Saya sangat ingin bercinta dengan anda setiap kali saya melihat anda. Saya sadar kalau itu hanya harapan yang sia-sia belaka hingga semalam. Kemudian saya melihat anda dan mas Adi dan saya tahu kalau akhirnya tiba waktunya harapan saya itu akan terkabul.”

    Maya merasa seakan tubuhnya diguyur oleh air dingin. Lelaki paruh baya ini telah melihatnya dengan Adi semalam dan kini dia menginginkan hal yang sama juga. Yang terlintas di pikirannya saat ini adalah segera lari dari sini dan menyingkir jauh-jauh.

    “Saya tak mengerti maksud anda. Apa yang saya lakukan dengan Krisna atau Adi atupun orang lain adalah urusan saya.” Dia mencoba untuk berdiri lagi dan kembali Sukri mendorongnya duduk, kali ini dengan lebih keas lagi.

    “Saya tahu kalau itu adalah urusan anda tapi bagaimana kalau Tuan Krisna tahu anda sudah tidur dengan adiknya?”

    Maya tak mungkin dia membiarkan Krisna tahu tentang perbuatannya dengan Adi, Maya sadar kalu dia tak bisa berbuat apa-apa. Jika kejadiannya dengan pria lain dan bukannya dengan adik suaminya mungkin saja tak seburuk ini. Mungkin dia bisa menangis dan memohon ampun pada Krisna dan suaminya itu mungkin saja mau memaafkannya, tapi tak mmungkin kalau kejadiannya dengan. “Anda mau apa?”

    “Saya menginginkan anda, dan saya menginginkan anda seperti Adi mendapatkan anda tadi malam. Anda menuruti dan saya akan melupakan apa yang telah saya lihat semalam.”

    “Dan kalau saya tidak melakukan apa yang anda mau apa yang bisa anda lakukan? Ini hanya akan jadi sebuah cerita karangan anda saja.”

    “Saya sudah mengira kalau anda akan berkata seperti ini. Saya sudah menyiapkan beberapa foto yang akan menjadi bukti cerita saya itu.” Sukri sadar kalau soal foto itu hanyalah karangannya saja, tapi dia yakin kalau Nyonya majikannya ini tak tahu akan hal itu.


    Maya sadar kalu dia telah kalah. Dengan adanya foto tersebut tak mungkin dia bias membantah tentang perbuatannya dengan Adi kepada Krisna. Wajahnya tertunduk dan Sukri tahu kalau wanita di hadapannya akan memberikan apa yang dia maus.

    “Kapan?”

    “Sekarang, sudah terlalu lama aku menunggu. Berdiri dan segera masuk ke dalam rumah. Saat saya menikmati tubuh anda saya ingin melakukannya di atas kasur yang lembut dan empuk agar bisa benar benar merasakan nikmatnya.” Sukri memberi tanda agar dia berdiri dan Maya mematuhinya. Dengan perlahan dia berjalan menuju ke dalam rumah. Sempat terlintas dibenaknya untuk lari dan mengunci pintunya tapi dia sadar kalau lelaki di belakangnya ini akan menceritakan semuanya kepada Krisna dan pernikahannya akan.

    Begitu memasuki rumah Sukri langsung menutup pintu dan sekaligus menguncinya. Maya berhenti tapi segera Sukri menggiringnya menuju kamar tidur. Maya bermaksud melewati kamar tidurnya dan menuju ke kamar tamu. Sukri menghentikannya dan berkata, “Tidak, saya ingin di ranjang anda. Saya ingin menyetubuhi anda di tempat suami anda melakukannya setiap waktu.”

    Maya memasuki kamarnya. Ranjang itu telah dirapikannya dan seprei serta selimutnya sudah diganti dengan yang bersih setelah terpakai semalam. Sukri menarik selimutnya dan melemparkannya ke lantai. Kemudian dia rebah ke atas kasur empuk itu dengan tangan di bawah kepalanya. Dia tahu kalau Maya tidak bias lari ke manapun lagi dan dia ingin benar-benar menikmati waktunya bersama nyonya majikannya yang cantik ini. Dia berdiri dengan berkacak pinggang. “Lepaskan bajuku.”

    Maya sadar dia tak punya pilihan lagi. Dia mendekat. Diraihnya bagian bawah baju Sukri dan mengangkatnya melewati kepalanya. Lelaki paruh baya ini jauh lebih tinggi darinya hingga membuat dia hampir menyentuh tubuhnya saat melepaskan baju itu. Maya melemparkan baju tersebut ke atas kursi. Maya sudah pernah melihat tubuh Sukri yang kekar tanpa baju saat bekerja di kandang kudanya, dan dalam jarak sedkat ini dia semakin melihat betapa Sukri memiliki bentuk tubuh yang besar dan tegap. “Sekarang, buka bikini atas anda.”

    Untuk sejenak Maya bimbang dan kemudian tangannya bergerak ke belakang tubuhnya untuk melepaskan bikini atasnya. Dia melepasnya melewati bahunya dan berusaha menutupi. “Turunkan tangan anda, saya ingin melihatnya dengan jelas.” Maya melemparnya ke kursi menyusul baju Sukri dan sekarang dia berdiri di depa Sukri dengan payudara yang terpampang tak berpenutup. “Ke sini.” Tangan Sukri tejulur ke depan dan menarik tubuh Maya mendekat. Maya berusaha untuk mundur tapi Sukri mencengkeramnya dengan erat. Maya sadar kalau dia harus mematuhi semua kemauan lelaki paruh baya ini.

    Batang penis Sukri mengeras dengan sempurna saat payudara Maya terpampang seutuhnya. Tak sabar dia untuk merasakan daging membusung itu dengan tangan dan mulutnya. Sukri mundur sedikit sekedar untuk mempertimbangkan apa yang pertama kali akan dilakukannya pada isteri majikannya ini. Dia ingin langsung menerkamnya tapi dia lebih ingin kalau wanita ini yang merengek memohon padanya. “Mendekatlah, biar puting anda menyentuh dada saya.”

    Maya merasa tegang menyadari kontak yang sebentar lagi akan terjadi. Payudaranya sangatlah sensitif fan dia sadar kalau lelaki ini ingin membuatnya jadi terangsang. Dia meyakinkan dirinya kalau dia tak akan membiarkan lelaki ini merasa puas telah dapat menjadikan dirinya menikmati pemaksaan ini. Dia mendekat seperti yang dipinta Sukri. Putingnya hanya menggesek otot di dada Sukri, tapi tubuhnya bereaksi berlawanan dengan kehendak pikirannya. Putingnya langsung mulai mengeras karena sentuhan itu.

    Sukri menatap ke bawah pada payudara putihnya yang baru saja bersentuhan dengan dadanya yang coklat kehitaman. Dia sangat ingin melumat dengan mulutnya tapi dia mencoba untuk sabar menunggu. “Buka mata anda. Lihat saat susu anda menyentuh saya. Putingnya langsung mengeras. Saya tahu kalau anda ingin segera disetubuhi?”

    “Tidak, aku ingin menghentikan ini.”

    “Lepaskan celana saya.” Maya diam saja.

    “Sekarang, jangan sampai membuat saya menunggu.” Maya sedikit mundur untuk meraih sabuknya tapi Sukri menarik tubuhnya hingga merapat padanya. Maya sadar kalau lelaki paruh baya ini ingin agar putingnya tetap menggesek kulitnya saat dia melepaskan celananya.

    Setelah dia buka sabuk itu, kemudian diturunkannya celana dan celana dalamnya sekaligus itu melewati pinggang Sukri. Maya mengalami sedikit kesulitan saat melakukannya karena gundukan keras diselangkangan Sukri, tapi akhirnya dia berhasil melepaskannya. Batang penis Sukri terbebas lepas dari dalam celana dalamnya begitu penutupnya terbuka. Maya bisa merasakan daging keras tersebut menghantam kulit perutnya saat dia menurunkan celana Sukri. Maya harus membungkukkan tubuhnya untuk melepasnya, gerakannya itu membuat putting dan payudaranya semakin mengeras. Ketika akhirnya Maya berhasil menurunkan celana Sukri hingga mata kakinya, btang penis itu jadi menggesek payudaranya. Batang itu tepat di depan matanya kini dan dia melihat dengan terperanjat akan batang penis terbesar yang pernah dilihatnya seumur hidupnya. Warnanya sangat gelap coklat keunguan. Bahkan ini lebih besar dan panjang dari penis Adi. Vaginanya langsung saja menjadi lebih basah dan keteguhan hatinya untuk tak membiarkan dirinya larut di dalam gairah saat ini menjadi pudar.

    Sukri tetap menahan tubuh Maya agar terus menghimpitnya. Dapat dirasakannya kalau putting nyonya majikannya ini semakin bertambah keras saja. Sukri membungkuk untuk meraih pinggul Maya dan melepaskan bikini bagian bawahnya. Sebelum dia berlutut untuk melepaskan kain terakhir itu, tangan Sukri bergerak ke selangkangan Maya untuk meraba vaginanya.

    Hal tersebut mengakibatkan sebuah sengatan listrik bagi Maya saat tangan Sukri menyentuh kelentitnya dan sekaligus memeriksa sudah sebasah apakah dia kini. Sukri sangat mengerti kalau tinggal selangkah lagi Maya akan memohon padanya untuk segera menyetubuhinya. Sukri berlutut dan menarik lepas bikini bawah itu dan Maya melangkah keluar dari pakaian terakhir yang dikenakannya tanpa disuruh lagi. Vaginanya yang berambut lebat itu tersuguh tepat di depan wajah Sukri dan dia tak menyia-nyiakan barang sedetikpun untuk menikmati madu birahi yang sudah mulai meleleh turun di paha Maya. Lidahnya menyentuh setiap titik sensitive di vagina itu yang dia tahu. Maya tak mampu mencegah tangannya agar tak mendorong kepala Sukri agar semakin terbenam dalam selangkangannya. Maya ingin agar lidah lelaki paruh baya di bawahnya ini terbenam sedalam-dalamnya saat jemarinya mempermainkan kelentitnya. Tak ayal lagi paha Maya mulai bergetar.

    Sukri berhenti lalu berdiri. “Apa nyonya sudah siap untuk naik ke ranjang sekarang?”

    Maya tak menjawab tapi reaksinya berbicara lebih keras dari jawaban yang mungkin keluar dari dalam mulutnya. Dia naik ke atas ranjang dan memberi ruang untuk Sukri, dan Sukri segera menyusulnya dan bergerak di antara paha Maya. Birahi Maya setinggi saat bersama Adi kemarin malam. Dia ingin disetubuhi sebanyak-banyaknya. Dia tak peduli kalau ini adalah pengurus rumahnya yang akan memasukinya. Dia hanya ingin agar vaginanya terisi penuh dan yang aada saat ini hanyalah lelaki paruh baya ini. Maya membuka lebar-lebar kakinya untuk Sukri. Dia melihat Sukri hanya menatapi vaginanya yang berambut lebat dan dia segera menarik maju tubuh Sukri. Kepala penisnya langsung menyentuh bibir vagina Maya dan salah satu tangan Maya langsung menggenggamnya untuk menempatkan kepintu masuknya.

    Sukri tahu kalau Maya sudah dalam kekuasaannya sepenuhnya sekarang. Dia membiarkan Mayalah yang membimbing batang penisnya untuk masuk. Dapat dia rasakan kehangatan dari vagina Maya di kepala penisnya dan dia sadar kalau dia akan segera mengalami sebuah pengalaman yang sangat tak mungkin dilepaskannya. Kepala penisnya hanya baru masuk setengahnya kemudian dia menghentakkan pinggulnya hingga kepala penisnya merangsak masuk membaelah bibir vagina nyonya majikannya ini. Tak ada yang mampu menghentikannya memasukkan batang penis coklat tuanya yang besar itu ke dalam vagina wanita cantik yang kaya ini sekarang.

    Dia menaikkan kedua paha Maya ke atas bahunya agar membuka seutuhnya. Tanpa ragu dia mengayun tanpa henti hingga ke dasar vagina Maya. Maya menjerit kesakitan saat penis Sukri menyodoknya hingga ke mulut rahimnya. “Stop! Hentikan! Kamu akan membunuhku! Keluarkan! Tidak, Jangan bergerak! Jangan bergerak sedikitpun!” Sukri menghentikan gerakannya hingga Maya berhenti berteriak. Dia baru sadar kalau tak seharusnya berbuat sangat kasar tapi dia tak mampu menahannya.

    Sekarang Maya memang sudah sangat mengharapkan batang penis besar dan panjang itu di dalam vaginanya tapi bukan dengan cara seperti ini. “Jangan bergerak kamu *******!” Dia mencoba mengambil nafas karena serangan brutal yang terjadi pada tubuh mudanya ini. Belum pernah ada seseorang yang menyakitinya seperti Sukri sekarang ini dan bahkan rasa sakitnya melebihi ketika keperawanannya direnggut Krisna dulu. “Diam saja. Rasanya sangat sakit meskipun mau kamu cabut. Kena juga kamu mesti melakukannya dengan sangat kasar sekali? Kamu tahu kalau aku sudah siap untukmu tapi kenapa kamu mesti sangat kasar? Kamu telah menyakiti aku.”

    “Saya minta maaf.”

    “Maaf persetan, tidak heran kamu mesti memaksa seorang wanita untuk melayanimu. Biarpun kamu punya penis yang hebat tapi kamu sangat tak tahu bagaimana menggunakannya.”

    “Saya hanya tak mampu menahan diri. Saya sudah terlalu lama menginginkan hal ini terjadi.”

    “Diam saja dulu sejenak. Rasa sakitnya sudah mulai berkurana sekarang.”

    Setelah rasa sakit tak terperi yang telah diberikan Sukri, perlahan rasa sakit itu mulai berganti dengan sebuah rasa yang lebih membuai. Tubuh Sukri yang besar menindih dan menutupi seluruh tubuh Maya di bawahnya tapi itu sama sekali bukan sesuatu yang mengganggu perasaan Maya tapi sebaliknya. “Kalau kamu mau menyetubuhiku maka lakukanlah dengan benar.” Maya menarik kepala Sukri ke payudaranya dan Sukri tahu kalau Maya ingin agar dia mencium payudaranya itu. Kali ini dia benar-benar menikmati waktunya dengan menghisap putingnya perlahn secara bergantian. Kemudia dia naik ke mulut Maya. Bibir Sukri menyentuh bibir Maya dan Maya membuka mulut untuknya. Lidah Sukri memasuki mulutnya dan lidah Mya bertemu dengan lidahnya, saling melilit dalam tarian lidah yang panas hingga vaginanya mulai terasa normal kembali. Dia ingin agar Sukri bergerak perlahan hingga dia bisa menyesuaikan dengan ukurannya.

    Semuanya jadi berbalik sekarang. Tak ada lagi pihak yang dipaksa. Maya menginstruksikan apa yang harus dilakukannya dan bagaiman dia menginnginkannya terjadi. Tak lama kemudian Sukri mengocokkan batang penisnya keluar masuk ke dalam vagina Maya dan Mya mengimbangi setiap ayunan Sukri dengan goyangan pinggulnya. Sukri tak mampu bertahan lebih lama lagi. “Saya tak bisa menahannya lagi, saya harus keluar sekarang.”

    “Aku juga sudah siap kalau kamu siap sekarang.” Sukri mulai bergerak dengan cepat dan semakin bertambah cepat. Maya bersamanya sepenuhnya, vaginanya kini terasa sangat nikmat karena terisi oleh batang penisnya yang tak menyisakan ruang sedikitpun. Akhirnya Sukri sampai pada batas akhirnya dia mengangkat pantat Maya merapatkan vaginanya hingga membuat seluruh batang penisnya terbenam ke bagian terdalam dari vagina Maya. Sukri berhenti bergerak saat dia memberi Maya semburan spermanya. Saat Sukri memuntahkan spermanya, beriringan pula datangnya dengan klimaks Maya yang melandanya. Dapan panasnya itu seakan lelaki paruh baya ini tak berhenti berejakulasi.


    Setalah semuanya mereda Sukri masih berada di atas tubuh Maya menciptakan sebuah pemandangan yang kontras. Tubuh muda putih molek tertindih tubuh tua kekar berwarna coklat tua. Sukri tiada henti melumat bibir dan payudara Maya. “Untuk sesuatu yang awalnya buruk, ini lumayan hebat juga. Aku yakin kalau kamu tak pernah berpikir untuk menggunakan kondom?” kata Maya. Dari pancaran sinar matanya, Maya tahu kalau kata kondom sangat jauh dari benak Sukri.

    Belum lama berselang, penis Sukri kembali mengearas. Kali ini dia sangat menikmati waktunya untuk merasakan setiap kenikmatan dari tubuh Maya. Itu menjadikan Maya mendapatkan hadiah klimaks berkali-kali sebelum akhirnya Sukri menyemburkan spermanya untuk yang kedua kalinya ke dalam vaginanya lagi.

    Mereka berdua bercinta, bersetubuh dan saling mengeksplorasi seluruh tubuh masing-masing dalam sisa waktu hari ini. Kontras warna diantara mereka malah semakin membuat birahi keduanya terbakar. Hingga hampir tiba waktunya jam pulang Adi dari sekolahnya saat terakhir sesi persetubuhan mereka hari ini. Keduanya saling mengerti bahwa ini hanyalah awal dari banyak hari lagi nantinya bagi mereka berdua untuk mengulangi pertarungan birahi mereka. Keduanya juga tahu hal ini adalah sebuah rahasia yang harus saling mereka simpan rapat-rapat. Kalau sampai Adi ataupun suaminya tahu akan hal ini maka habislah mereka berdua, Krisna akan menceraikan Maya dan tentu saja mengusir mereka berdua dari rumah ini.

    Maya baru saja selesai mandi dan merapikan kamar tidurnya saat Adi pulang. Sukri sudah lama kembali ke tempatnya dan melakukan pekerjaannya yang seharusnya dilakukannya pagi ini. Hal yang paling ingin dia dengar adalah jika Krisna tahu akan peristiwa ini dan jadi marah besar hingga memecatnya. Dia ingin berada di rumah ini lebih lama lagi dan menikmati keindahan tubuh dari isteri Krisna yang putih mulus dan cantik itu.


    Adi berusaha sebisanya agar bisa pulang ke rumah secepat-cepatnya agar punya waktu yang lebih bersama Maya sebelum abangnya pulang kerja. Dia masuk ke rumah tepat ketika Maya keluar dari dalam kamar. Rambutnya masih basah sehabis mandi dan putting payudaranya nampak menrawang dibalik blouse yang dikenakannya. Celana pendek yang dipakainya sangat longgar dan pendek memperlihatkan paha jenjangnya yang putih. Ketika keduanya bertemu, Adi berhenti di depannya. Ada sesuatu yang kelihatan berbeda dari diri Maya hari ini. Adi kira itu karena efek dari kejadian semalam bersamanya.

    Dia menatap Maya tepat di matanya sebelum kemudian meraihnya ke dalam pelukannya. Maya menahan tubuh Adi dengan tangannya, bukannya dia tidak ingin dipeluk adik iparnya ini, dia hanya tak ingin kalau Adi tahu bahwa dia baru saja habis bersama lelaki. Setidaknya tidak sekarang ini. “Stop Adi. Abangmu akan segera pulang dan dia tak boleh menemukan kita seperti ini.”

    “Dia baru pulang beberapa jam lagi. Apa kamu tidak suka dengan apa yang kita lakukan semalam?”

    “Ya, aku sangat senang melakukannya dengan kamu meskipun seharusnya itu tak boleh terjadi. Kalau Krisna mendapati kita bersama kamu akan diusir dan mungkin aku akan diceraikan. Kita hanya butuh berhati-hati.”

    Adi tak suka ditolak tapi dia sadar kalau mereka harus berhati-hati. Dia hanya ingin bersama kakak iparnya ini agar bis menikmati tubuh moleknya kembali. “Kapan kita bias bersama lagi?”

    Sura pintu mobil yang ditutup menyelamatkan dia dari pertanyaan Adi. Dia melepaskan diri dari pelukan Adi dan melangkah kea rah pintu. “Masuk ke kamarmu, aku mau lihat siapa yang datang.”

    Pintunya sudah terbuka terlebih dulu sebelum Maya sampai. Yang datang ternyata Krisna dan dia pulang kerja jauh lebih awal dari biasanya. Sepanjang hari ini dia terus membayangkan tentang kejadian antara isteri dan adiknya semalam. Meskipun sebuah quickie dengan Susan di kantornya sudah mampu meredakan batang penisnya yang tegang terus, tapi dia tetap tak mampu menyingkirkan bayangan itu dari dalam kepalanya. Dia meminta ijin pada atasannya untuk pulang lebih awal hari ini. Dia ingin bersetubuh dengan isterinya sebelum adiknya pulang dari sekolah.

    “Ada apa kok abang pulang lebih awal?”

    “Aku hanya ingin bersamamu sebelum Adi pulang.”

    “Abang terlambat, dia baru saja pulang dan sekarang sudah ada di dalam kamarnya. Abang kenapa sih kok tiba-tiba berubah seperti ini? Beberapa bulan belakangan abang sering terlalu capek terus untuk memperhatikan aku, lalu kemarin malam dan sekarang abang ingin cepat-cepat naik ke ranjang.”

    Krisna tak tahu harus menjawab bagaimana. “Mungkin nanti malam kita bisa pergi tidur lebih awal lagi.”

    Maya tersenyum sambil menggesekkan payudaranya ke dada suaminya dan merasakan penis Krisna yang tegang dan menekan erat ke tubuhnya. Dia menurunkan tangan untuk membelainya. “Tetap pertahankan ini seperti ini dan kita pasti akan segera mendapatkan waktu untuk mengurusnya nanti.”

    Sisa hari ini berjalan normal seperti biasanya. Kedua penis kaka beradik ini terus tegang disepanjang sore ini setiap kali dia berada di dekat salah satu dari mereka. Maya sanagat menikmati efek yang dia hasilkan pada mereka berdua. Dia sama sekali tak mencegah jika salah satu dari mereka merabanya saat yang satunya tak melihat. Dia tahu kalau hal itu akan semakin membakar birahi mereka berdua.

    Saat tiba waktunya untuk tidur Maya sudah siap untuk sebuah persetubuhan yang berikutnya lagi. Sekarang suaminya sudah tak akan tahu kalau vaginanya telah dipakai penis Sukri yang besar siang tadi. Krisna langsung menerkamnya begitu merka sudah berada dalam kamar. Dengan cepat Krisna melucuti pakaian Maya. Dia merasa cembutu telah membiarkan Adi menyasikan seluruh keindahan lekuk tubuh isterinya tapi dilain sisi hal itu semakin membakar gairahnya. Dia tak mengerti kenapa hal itu sangat membuatnya terangsang. Menemukan keduanya bersetubuh kemarin malam membuatnya sangat ingin menyetubuhi isterinya lagi dan lagi.

    Maya tak tahu apa yang merubah suaminya tapi dia tak mau memusingkan hal tersebut. Dia sangat bahagia hubungan seks dianra merka sudah berubah panas seperti biasanya dan dia sudah sangat merindukannya beberapa bulan belakngan ini. Biarpun setelah persetubuhan yang demikian hebatnya bersama Sukri siang hari tadi, tidaklah meredakan gairahnya untuk suaminya. Dia juga tak tahu kenapa dirinya setelah mengalami seluruh persetubuhan disepanjang hari ini, dia masih siap dan sangat menginginkan agar suaminya mengisikan seluruh spermanya ke dalam vagina mudanya. Tiga orang lelaki berlainan selama kurang dari satu hari hanya semakin membuatnya menginginkan yang lebih lagi.

    Persetubuhan mereka sangat liar dan menggairahkan selayaknya ketika pertama kali mereka menikah dahulu. Dua kali Krisna membawanya ke puncak kenikmatan sebelum akhirnya dia sendiri mendapatkan klimaksnya. Maya merasa sangat kelelahan saat suaminya selesai dan menggulingkan tubuh di sampingnya. Saat berangkat kea lam mimpi dia adalah seorang wanita yang sangat terpuaskan.

    ***

    Maya terbangun keesokan harinya saat mentari mulai terbit, lalu mulai menyiapkan sarapan untuk Krisna dan Adi. Senyum ceria selalu terukir di wajahnya saat dia memasak pagi ini. Dia merasa tak perlu bersusah payah berpakaian. Dia hanya mengenakan pakaian tidur pendek yang tak begitu mampu menyembunyikan kemolekan tubuhnya dari mata lelaki. Senyum lebarnya tetap tekembang ketika kedua lelaki ini menyantap sarapannya membuat Krisna merasa sangat bahagia karena tahu bahwa dialah yang membuat isterinya tersenyum manis pagi ini.

    Mereka berdua menghabiskan sarapannya kemudian Maya memberi ucapan selamat jalan bagi keduanya. Adi yang berangkat sekolah dan Krisna pergi ke kantor. Dia membari Krisna sebuah pelukan dan ciuman bibir singkat dan sebuah pelukan untuk Adi. Maya tak mau memberi yang labeih pada Adi dengan keberadaan Krisna disamping mereka. Dapat dilihatnya pancaran kekecewaan di mata Adi saat dia berjalan keluar.

    Baru saja keduanya masuk ke dalam mobil masing masing untuk berangkat, Adi melompat keluar dan kembali lagi ke dalam rumah. “Bukuku ketinggalan.” Dia memasuki rumah saat Krisna keluar ke jalan.

    Krisna menerka-nerka apa rencana adiknya lalu dia menepikan mobilnya dan menunggu. Lima menit kemudian Adi lewat tanpa tahu akan keberadaannya. Krisna mengira-ngira apa yang sudah merka lakukan saat adiknya kembali ke dalam rumah tadi. Penisnya jadi mengeras memikirkan hal tersebut. Dia merasa agak kecewa saat adi lewat tadi dan disaat yang sama merasa lega karena tak ada yang terjadi diantara isteri dan adiknya. Disepanjang hari penisnya terus mengeras saat memikirkan isteri dan adiknya. Sekali lagi dia berusaha menemui Susan untuk pelepasan beberapa menit. Dia tahu ini hanyalah meunggu waktu bagi Susan utuk berpindah ke pelukan lelaki lain nantinya. Dia senang pada akhirnya hal ini akan segera berakhir. Hampir saja dia kehilangan isterinya hanya karena tak mampu berkata tidak pada Susan.


    Ketika Adi kembali lagi ke dalam rumah dia memang punya maksud. Maya berbalik saat melihat Adi kembali. “Ada yang ketinggalan?”

    “Ini.” Langsung didekapnya tubuh Maya dan melumat bibirnya. Maya tak melawan dan membalasnya dengan membuka mulutnya untuk lidahnya yang mendesaknya. Tangan Adi menelusup ke balik gaun tidur Maya untuk meremas payudara yang menanti di sana. Seperti kemarin malam, Maya membairkan saja Adi berbuat sesukanya. Dia sangatlah menjaga kesetiaannya terhadap Krisna sebelum Adi mandapatinya di saat rapuh dan Sukri memanfaatkan hal tersebut keesokan harinya. Sekarang Maya menyambut perlakuan Adi terhadapnya dan tak berusaha untuk menghentikan hal tersebut. Walaupun setelah kejadian kemarin malam tetap saja membuat birahinya bergolak saat tangan Adi menyentuh tempat dimana hanya Krisnalah yang pernah menyentuhnya hingga waktu kemarin.

    Pada akhirnya Maya sadar kalau dia harus menghentikan Adi atau dia akan terlambat masuk sekolah. “Kamu harus segera berangkat atau nanti terlambat.”

    “Apa aku tak bias ijin dulu hari ini?”

    “Tidak. Apa nanti kata abangmu kalau sampai dia tahu kamu tak masuk sekolah hanya untuk menghabiskan waktu bersamaku? Kita pasti akan punya waktu bersama lagi nanti, aku janji.”

    Maka lima menit berikutnya Adi sudah kemblai keluar rumah untuk berangkat sekolah. Ketika dia melewati tempat di mana Krisna memarkirkan mobilnya, Adi merasa melihat mobil yang mirip dengan milik abangnya itu tapi dia tak begitu mempedulikannya. Perhatiannya hanya terfokus pada penisnya yang terus tegang dan janji Maya untuk bersamanya lagi nanti.

    Sesungguhnya Maya merasa gembira kalau Adi bisa menemaninya sepanjang hari. Sekarang dia baru sadar betapa dirinya sangat cinta pada seks. Bulan-bulan tanpa seks dengan Krisna membuatnya sangat sensitive jika mengenai hal yang berbau seks. Dia sangat senang suaminya sudah kembali memperhatikan dirinya tapi disaat yang sama dia juga menyukai perhatian yang didapatkannya dari lelaki lain. Dia sadar kalu semestinya dia hentikan affairnya dengan dua lelaki tersebut tapi dia juga yakin kalau Sukri tak akan mau mendengarnya dan Adi sudah serasa seperti udara segar dalam nafasnya dengan gairah mudanya. Dia harus ekstra hati-hati dengan ketiga lelaki ini.

    Maya menyelesaikan rutinitas paginya dan merasa terkejut dan kecewa saat tak mendapati kedatangan Sukri. Dia mengharapkan lelaki paruh baya itu dating ke dalam rumah begitu suami dan adik iparnya pergi. Dia mengenakan celana jeans dan kaos milik Krisna yang diikatnkan di bawah payudaranya. Ini membuat dada membusungnya tercetak jelas dan mempertontonkan perut rata dan putihnya. Dia tahu kalau dia terlihat lebih dari cukup untuk menarik perhatian lelaki manapun, dan kemudian dia mengendarai kudanya menuju ke gudang.

    Sukri ternyata tidak berada di gudang dan mobil truck yang biasa digunakannya tidak ada. Dia mencoba menyembunyikan kekecewaannya saat tak menemukan Sukri. Dia sudah sangat siap bersetubuh biarpun itu diakuinya atau tidak. Dinaikinya kudanya kembali ke rumah.

    Ada sebuah sungai kecil yang mengalir membelah daerah perkebunannya dan bermuara pada sebuah danau kecil yang cukup dalam untuk dipakai berenang dan terletak ditempat yang cukup terlindungi dari pandangan. Airnya sangat jernih dan dingin menyegarkan hingga Maya tak mampu berendam di dalamnya untuk waktu yang lama. Dibawanya sebuah selimut yang diikatkan di belakang pelananya yang akan digunakannya untuk berjemur di bawah sinar mentari. Dahulu dia merasa sedikit khawatir saat berjemur di tepian kolam renang atau di sini karena keberadaan Sukri. Kini dia merasa saat menggelar selimut itu di atas rerumputan dan kemudian melepaskan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, sekarang tak ada sedikitpun rasa takut atau kekahawatiran tersebut.

    Maya menjatuhkan pakaiannya ke atas selimut dan berjalan dengan telanjang ke tepi danau. Dia selalu merasa sedikit takut saat melangkahkan kakinya pertama kali ke dalam air. Tapi begitu kakinya sudah menyentuh air dan sekujur tubuhnya sudah terjalari sensasi itu dia langsung menceburkan diri dan menyelam jauh ke bagian yang terdalam. Air yang dingin tersebut membuat kedua putting susunya langsung jadi mengeras dengan cepat, dan dia sangat menyukai hal itu. Hal itu seperti layaknya efek dari sentuhan tangan seorang lelaki di dadanya.

    Dia hanya mampu bertahan selama satu menit di dalam air dan kemudian naik dan merebahkan tubuh telanjangnya di atas selimut. Kehangatan sinar mentari pagi dengan segera menghangatkan tubuhnya yang tengkurap. Maya suka bertelanjang di wawah sinar mentari dan di ruang terbuka, jika memungkinkan selalu dia pasti akan mengabaikan pakaiannya. Membayangkan jikalau Adi atupun Krisna melihatnya telanjang begini membuatnya tersenyum dan belaian kehangatan sinar mentari membawanya ke dalam buaian mimpi.

    Dia terbangun oleh suara kudanya. Ia gulingkan tubuh tengkurap dan melihat Sukri di atss kudanya sendiri memandanginya. Tadinya dia berharap menemuka Sukri di gudang ketika pertama kali mencarinya tapi sekarang dia senang mendapatinya berada di sini. Dia tak bergerak untuk menutupi tubuhnya. Suri sudah melihat seluruh bagian tubuhnya dan juga sudah merasakannya sebelumnya lagipula dia sudah siap untuk bercinta dengannya kembali. Setelah rasa sakit yang dirasakannya pertama kali itu hilang Maya begitu menikmati mendapati vaginanya terisi oleh penisnya yang pajang dan besar itu digerakkan keluar masuk dalam tubuhnya yang begitu menyambutnya.

    Saat Maya sama sekali tak berusaha menutupi tubuh telanjangnya itu, Sukri bergerak turun dari atas kudanya dan mengikatkan kudanya. Dia berjalan mendekati Maya dan segera melepaskan baju beserta celananya. Dia tak mengenakan celana dalam dan batang pennisnya berdiri dengan tegak dan pongah. Dia mulai rebah di samping tubuh Maya tapi Maya mencegahnya. “Kamu herus masuk ke air dulu t.”

    “Tapi airnya sangat dingin sekali.”


    “Aku tahu, aku baru saja masuk ke dalamnya. Kalau kamu menginginkanku, kamu harus masuk ke dalam air dulu.” Maya tertawa senang saat Sukri melangkah ke tepian danau. Batang penisnya terayun di antara pahanya membuat Maya membayangkan saat menatapnya, ini bukan untuk pertama kalinya, bagaimana mungkin dia bias memasukkan benda besar itu ke dalam lubang vaginanya yang kecil.

    Sukri menginginkan Maya melebihi hari kemarin. Dia akan melakukan apapun yang disuruhnya hanya untuk bias merasakan kembali kenikmatan tubuh molek wanita cantik ini. Dia mulai melangkah ke dalam air yang dingin. Dia piker kalau tubuhnya akan segera membeku. Dengan satu lompatan panjang dia menyelam.

    Tubuhnya muncul dari dalam air diiringi sebuah teriakan panjang. Rasanya memang tubuhnya segera membeku dan dia tak bias keluar dari dalam air itu dengan cukup cepat.

    Dia melompat dari dalam air begitu mencapai ke tepian dan berlari kea rah Maya. Maya memandanginya dan mulai tertawa geli.

    “Apa yang anda tertawakan?”

    “Lihat dirimu.” Ternyata air memberikan efek kebalikan pada penisnya dibandingkan yang terjadi terhadap putting payudara Maya. Batang penisnya yang semula berdiri dengan tegak dan pongahnya kini melemas dan seakan benar-benar mati. “Kemarilah, rebahan di sampingku. Aku yakin ini bukan permanent kondisinya.”

    Sukri merebahkan tubuhnya di samping Maya. Kedua tubuh merka menjadi sebuah pemandangan yang sangat kontras, tubuh Sukri yang coklat kehitaman serta besar dan tubuh Maya yang putih mulus rebah berdampingan di bawah sinar mentari pagi.

    Maya bergerak ke atas untuk mencium bibir Sukri dengan lembut. “Apa kali ini kamu akan melakukan dengan kasar seperti kemarin lagi?”

    “Tidak, aku janji akan melakukannya dengan lembut kali ini.”

    Ciaman Maya berhenti dan dia bergerak menuruni tubuh Sukri, ciumannya menjalari setiap bagian tubuh Sukri turun menuju ke batang penis yang ingin dia kembalikan seperti keadaannya sebelum masuk ke air tadi. Begitu bibir lembut Maya menyentuhnya segera saja batang penis tersebut hidup kembali. Maya mulai memasukkanseluruhnya ke dalam mulutnya. May sedikit khawatir akan mengenai giginya saat batang penis Sukri semakin membesar keras di dalam hisapan mulutnya. Dia sadar kalau tak mungkin menampung keseluruhannya jika batang penis ini dalam keadaan ereksi sepenuhnya tapi dia ingin merasakannya mengembang besar di dalam mulutnya.

    Mulut hangat dan lidah lembutnya dengan cepat membangunkan penisnya seutuhnya. Namun begitu batang penis itu semakin bertambah besar, mulut Maya tak mampu lagi menampungnya. Pada akhirnya dia hanya mampu memasukkan separoh bagian dari panjang batang penis Sukri. Maya dan suaminya sangat suka melakukan oral seks, tapi dia tak begitu suka kalau suaminya berejakulasi di dalam mulutnya dan membuatnya harus menelan sperma. Tapi hari ini dia ingin merasakan seluruh rasa sperma Sukri dan membuatnya menghisap dan mengocok dengan cepat dan keras untuk membawa Sukri ke batas akhirnya. Maya tak khawatir jika Sukri tak mampu ereksi lagi, setelah kejadian kemarin dia tahu kalau lelaki paruh baya ini mampu melakukannya berulang kali tanpa jeda.


    Sukri rebah dengan tangannya berada di bawah kepalanya dan memandangi mulut Maya yang naik turun disepanjang batang penisnya. Wajah cantiknya terlihat penuh dengan birahi saat mengoralnya dengan penuh nafsu. Skri menyaksikan batang penisnya yang coklat kehitaman itu menghilang diantara bibir mungil Maya tersebut. Pemandangan itu tak mampu di tahannya lebih lama lagi, tak lama lagi dia rasa akan segera keluar. “Saya hampir sampai. Kalau anda tak ingin mulut anda penuh sperma lebih baik anda berhenti sekarang.”

    Maya senang saat Sukri memperingatkannya terlebih dulu dan bukannya lagsung menyemburkan spermanya ke dalam mulutnya. Dia ingin agar Sukri tahu dengan reaksinya bahwa diaingin agar Sukri keluar di dalam mulutnya, dia memepercepat gerakan mulutnya sambil tangannya memerainkan buah zakar Sukri dan sebagian batang penis itu yang tak mampu dimasukkannya ke dalam mulutnya.

    Sukri tak mampu menahannya lebih lama lagi. Dia naikkan pinggangnya agar batang peninya masuk ke dalam mulut Maya lebih banyak lagi saat spermanya menyembur deras. Maya menghisap dengan cepat begitu semburan pertamanya menghantam dinding tenggorokannya. Dengan cepat ditelannya karena dia ingin mendapatkan semuanya dan bahkan sperma lelaki paruh baya ini terasa berbeda dengan suaminya. Ditelannya seluruh apa yang diberikan Sukri padanya sebelum akhirnya mengangkat mulutnya dari batang penis itu dan mulai membersihkannya dengan menggunakan lidah.

    Batang penis Sukri masih tetap tegak mengeras ketika Maya mulai bergerak ke atas untuk mencium bibirnya lagi. Sukri bias merasakan spermanya sendiri dari lidah Maya saat mereka saling melumat. Belum pernah dia membiarkan ada seorang perempuan yang menciumnya setelah menghisap penisnya, Ternyata rasanya tidaklah seburuk apa yang dia bayangkan.

    Maya mengangkat kepalanya; “Kamu suka nggak?”

    “Itu yang terbaik yang pernah saya dapatkan. Hampir sama nikmatnya dengan yang anda punya diantara paha anda.”

    “Oh, jadi kamu suka dengan yang diantara pahaku?”

    “Anda sudah tahu jawabannya.”

    “Lalu kenapa kamu tidah tiduran lagi dan biar aku beri kamu sesuatu yang pasti akan sama-sama kita sukai.” Maya bergerak ke atas tubuh Sukri. Vaginanya tepat di depan wajah Sukri lalu direndahkannya tubuhnya hingga lidah Sukri menyentuh bibir vaginanya. Kemudin digesekkannya kelentitnya maju mudur ke lidah Sukri. Maya sudah basah sebelum menghisap penis Sukri tadi dan cairannya kini turun membasahi hidung hinggga lidah Sukri. Maya bergerak ke belakang untuk meraih batang penis Sukri yag sekali lagi mengeras dengan sempurna. Diangkatnya selangkangannya dari hadapan wajah Sukri hingga bibir vaginanya yang telah basah kuyup kini tepat di hadapan kepala penis Sukri.

    Maya sangat menikmati seluruh waktunya sekarang ini. Meskipun dengan Krisna, dia belum pernah merasa sebebas untuk melakukan dan menyuruh apa yang dia inginkan seperti saat bersama Sukri sekarang ini. Dengan kedua kakinya yang berada dikedua sisi Sukri membuat bibir vaginanya merekah terbuka. Maya membimbing batang penis Sukri menuju ke jalan masuknya dengan tangannya sambil menurunkan tubuhnya hingga vagina panasnya menelan batang penis Sukri tenggelam seluruhnya. Dibiarkannya berat tubuh dan grafitasi bumi membawanya turun, turun, dan turun hingga pantatnya menyentuh perut bagian bawah Sukri. Tidak seperti hari kemarin, penetrasi pertama dalam tubuhnya kali ini membawanya pada klimaks pertamanya.


    Maya hanay duduk di atas penis itu dengan diam saja menikmati gelombang-gelombang kecil dari banyanya orgasme kecil yang melandanya dengan vagina yang tersumpal penuh oleh batang penis besarnya Sukri ini. Setelah dia pulih kembali kemudian dia membungkuk untuk memberi sebuah ciuman pada Sukri. Dia menyetubuhi mulut Sukri dengan lidahnya sambil menaik turunkan vaginanya pada batang penis Sukri lagi. Oralan yang dilakukannya pada penis Sukri tadi menjadikan Sukri bias mampu menahan klimaksnya lebih lama lagi.

    Maya menindih tubuh Sukri dibawahnya dan vaginanya terus meremas batang penisnya dengan otot-otot vaginanya. Bersama Krisna dia bias mendapatkan klimaks beberapa kali dalam semalam tapi mereka harus jeda sejenak sebelum memulai babak yang baru lagi. Tapi itu tidak berlaku bersama Sukri, setiap klimaks meledak disusul dengan ledakan klimaks yang berikutnya secara berkesinambungan.

    Sukri tak bias mempercayai betapa besar hasrat isteri majikannya ini untuk bersetubuh. Dia merasa sangat menyeal kenapa tidak dari dulu saja melakukannya. Dinding vaginanya yang rapat sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan milik para wanita yang pernah ditidurinya bahkan dibandingka denga mendiang isterinya. Sudah sangat lama sekali Sukri memimpikan untuk dapat menikmati tubuh seorang wanita kaya dari kota tapi dia selalu tak punya keberanian untuk mewujudkannya. Tapi sekarang, Maya sangat sangat jauh lebih hebat dan nikmat dibandingkan dengan semua bayangannya selama ini.

    Sukri menggulingkan tubuh Maya dari atas tubuhnya hingga rebah dengan tanpa mencabut batang penisnya dari dalam vagina basah Maya. Maya mengaitkan kakinya melingkari pinggang Sukri dan mengangkat vaginanya agar terlepas saat digulingkan tubuhnya. Maya ingin membuka diriny seluruhnya agar lelaki paruh baya ini bisa menikmati semua yang dimilikinya. Payudaranya menempel erat di dada Sukri begitu dia ingin sedekat-dekatnya menempel erat pada tubuh Sukri. Maya ingin sekujur tubuh Sukri menyentuh tubuhnya. Tubuhnya serasa terbakar gelora api birahi yang menyala-nyala diantara mereka. Batang penis Sukri dmengayun dengan cepat untuk membawanya pada puncak kenikmatan yang berikutnya bagi mereka berdua.

    Maya bisa merasakan betapa batang penis Sukri semakin mengembang saat dia bergerak semakin cepat. Dia tahu kalau Sukri sudah hampir keluar dan dia ingin mencapainya bersama. Maka tangan dan kakinya semakin erat memeluk, membuat tubuhnya semakin bertambah merapat pada tubuh Sukri sambil mulutnya tiada henti menyuruh lelaki paruh baya ini agar menyetubuhinya lebih cepat dan keras lagi.

    Kedua tubuh manusia berlainan jenis ini bergerak seirama mendaki puncak kenikmatan seksual hingga pada akhirnya Sukri menancapkan dengan keras dan jauh ke dalam vagina Maya untuk terakhir kalinya dan menyemburkan spermanya. Semburan demi semburan dengan derasnya tertumpah ke dalam rahim Maya. Dinding-dinding vaginanya meremas dengan kencang untuk memerah setiap tetes sperma dari batang penis Sukri ke dalam tubuh dahaganya. Tak hanya dahaga tetapi juga tubuh yang amat menanti. Dia ingin merasakan seluruhnya. Batang penisnya terkubur sangat dalam di vaginanya dan lidahnya merangsak masuk ke dalam tenggorokan Maya. Maya menghisap lidahnya dengan rakus seperti dia menghisap batang penisnya sebelumnya. Sperma sukri berenang langsung menuju rahimnya. Belakangan Maya merasa sangat bersyukur kerena sudah mengkonsumsi pil anti hamil sebelumnya karena kalau tidak dia pasti akan hamil. Tapi saat sekearang ini dia sama sekali tak peduli akan hal tersebut.

    Sebuah babak persetubuhan lagi mereka lakukan unuk hari ini sebelum mengakhirnya dengan menyelam ke dasar danau yang dingin bersama. Dan beriringin keduanya kembali ke rumah dengan mengendarai kudanya masing-masing. Saat tiba di kandang kuda Maya memandangi Sukri yang turun dan melepaskan pelana.


    “Sukri, kita harus berhati-hati. Kamu tahu apa yang akan terjadi jika seseorang tahu tentang kita.”

    “Saya tahu, tapi saya tetap harus mendapatkan anda lagi.”

    “Aku juga merasakan hal yang sama, tapi kita hanya bisa melakukannya kalau kita sedang sendiri. Aku sangat cinta suamiku dan tidak ingin kehilangan dia.”

    “Bagaimana dengan anda dan Adi? Apa anda akan tetap berlanjut dengan Adi?”

    “Aku belum tahu. Seharusnya aku tak membiarkan dia berhubungan seks denganku. Dia sekarang tak akan mungkin menyerah begitu saja untuk bias bersamaku lagi. Aku rasa ini tak akan berlangsung lama. Dia akan segera mendapatkan seorang gadis yang tepat untuk seumurannya dan kisahnya denganku hanya akan jadi sebuah cerita saja. Kamu juga akan melakukan hal yang sama nanti. Kalian para lelaki semuanya sama, begitu kalian sudah mendapatkan yang kalian inginkan, maka kalian akan mulai mencari yang lain lagi.” Ketika Maya mengucapkan itu, untuk pertama kalinya ini terlintas di hatinya, bahwa masalah Krisna mungkin saja adalah wanita yang lain.

    Sukri memprotes kalau dia tak akan merasa bosan terhadap dia tapi dalam hatinya dia berkata kalau apa yang barusan dikatakan nyonya majikannya ini benar adanya. Tapi untuk sekarang ini dia akan menikmati tubuh molek Maya selam dia bisa.

    Maya berlalu menuju ke rumah lau mandi di bawah guyuran air hangat untuk membersihkan sisa-sisa sperma Sukri dari tubuhnya. Dihapusnya semua sisa bukti dari perbuatannya dengan Sukri pagi ini. Selain bibir vaginanya yang masih berwarna kemerahan dan terasa sedikit panas serta putingnya yang masih mencuat keras, tak ada lagi bukti tersisa yang memeprlihatkan hal tersebut. Dia membayangkan apa yang akan dia lakukan dengan Adi. Dia belum mengatakan pada Sukri, tapi dia tidak bermaksud menghentikan perbuatannya dengan adik iparnya itu. Maya merasa terkejut sendiri saat menyadari kalau dirinya sekarang mesih menharapkan bersetubuh dengan adik iparnya, meskipun setelah sebuah persetubuhan yang demikian hebatnya bersama sukri disepanjang pagi barusan. Dia menginginkan ketiga lelaki tersebut. Entah bagaimana dia mencoba membayangkan bagaimana caranya untuk mendapatkan kuenya dan sekaligus menyantapnya juga.

    Sore itu Adi harus tinggal lebih lama di sekolahan dan Krisna juga terlambat pulang. Keduanya untuk sekali lagi sepertinya akan tiba di rumah dalam waktu tak terpaut jauh. Maya tahu kalau Adi pasti masih ada di sekolahnya, tapi Krisna baru saja menelephone kalau dia akan lembur sore ini. Ada beberapa perkerjaan yang harus dia selesaikan sebelum pulang. Dan kerja lemburnya adalah bersama Susan di sebuah motel selama tak kurang dari empat jam. Kembali lagi dia sangat lelah kondisinya sesampainya di rumah. Dia sudah berencana untuk menyudahi affairnya dengan Susan tetapi begitu penisnya terkubur dalam vaginanya, kembali dia kalah. Meskipun dia sadar kalau dia kini tengah bermain dengan api, tapi seperti ngengat yang selalu mendekat dan siap untuk terbakar.

    Tiba waktunya untuk dinner, seperti malam sebelumnya Maya sangat memanfaatkan setiap detiknya untuk menggoda kedua lelaki tersebut. Dengan sangat terbuka dia bermanja pada Krisna tapi pada Adi dia juga tak mengabaikannya. Hanya saja malam ini reaksi Krisna sangat berbeda dengan malam kemarin.

    Mereka menyelesaikan makan malam dan kemudia menyaksikan TV sebelum akhirnya Adi pergi ke lantai bawah menuju ke kamarnya sendiri. Maya dan Krisna segera menyusul pergi ke kamar mereka sendiri, Krisna hamper tertidur lelap ketika Maya keluar dari dalam kamr mandi. Dia kenakan gaun tidur transparan yang berarti dia lebih mengharapkan berintim mesra dengan suaminya daripada pergi tidur, tapi Krisna tak menyadari itu.

    Maya naik ke atas ranjang dan meringkuk disamping tubuh Krisna. Setelah beberapa saat ternya Krisna ak bereaksi atas keberadaannya, Maya akhirnya bangkit dan duduk. “Abang punya masalah apa malam ini?”

    Krisna hampir saja terlelap tapi dia berusaha untuk terjaga dan menjawab. “Hari yang panjang dan berat di kantor.”

    “Abang punya hari yang berat dan panjang selama hamper tiga bulan belakangan.Apa yang sebenarnya terjadi? Malam kemarin abang tidur terlebih dulu dan kemudian terbangun dan seakan tak terpuaskan dengan seks. Kemarin malam abang menjadi diri abang yang dulu, tapi malam ini abang kembali lelah dan… aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi bang. Apa abang punya wanita lain?”


    Krisna tak bisa berbohong lagi meskipun dia ingin. Ekspresi wajahnya telah menceritakan semuanya. Maya beringsut ke tepian ranjang. “Siapa dia?”

    Krisna benar-benar terjaga sekarang. Dalam kondisinya yang kelelahan dia tak mampu memikirkan sebuah alasanpun untuk menutup-nutupi. “Hanya seorang wanita di kantor. Dia tak berarti apa-apa bagiku.”

    “Apa maksud abang dia tak berarti apa-apa? Abang sudah menidurinya tak kurang dari tiga bulan lamanya dan itu masih tak berarti apapun?” Maya sekarang sudah berdiri di samping tempat tidur dan dengan mata melotot menatap Krisna.

    “Maksudku semuanya sudah berakhir.”

    “Kalau semuanya sudah berakhir, lalu dari mana saja abang malam tadi?”

    “Aku ketemu dia dan mencoba untuk menyelesaikan semuanya.”

    “Apa maksud abang mencoba menyelesaikan semuanya. Yang harusnya abang lakukan adalah melempar pelacur itu ke jalanan!”

    “Itu memang yang mau aku lakukan, tapi dia ingin melakkukan sekali lagi untuk perpisahan. Sekali berlanjut ke yang berikutnya dan berikutnya. Aku tak tahu apa yang dimilikinya, seakan dia memantraiku hingga aku tak bisa berhenti.”

    “Seperti apa dia? Apa dia begitu cantik sehingga abang tak bisa melupakannya?”

    “Tidak, dia cukup menarik tapi dia sebenarnya tidak cantik. Dia setidaknya berumur 20 tahun lebih tua dariku.”

    “Well, sangat jelas kalau wanita itu punya penggemar yang setia. Abang ingin bercerai?”

    “TIDAK! Abang cinta kamu. Abang tidak ingin kehilangan kamu. Aku tahu kalau yang kulakukan ini sangat salah dan sepertinya aku tak bisa menghentikan diriku. Tapi kamu sendiri tak sepenuhnya suci. Aku melihat apa yang kamu lakukan dengan Adi malam itu.”

    Maya benar-benar tak mampu bicara. Suaminya sudah memergokinya bersetubuh dengan adiknya dan dia tak membicarakan apapun tentang hal tersebut. Kemudian suaminya menyetubuhinya dengan sangat lebih baik dibandingkan beberapa bulan belakangan ini. “Aku tahu kalau itu salah juga, tapi abang sudah pergi tidur meninggalkan aku menggantung dan kita sudah terlalu lama tak berhubungan seks dan aku telah membiarkan dia berbuat telalu jauh. Kenapa abang tidak mengatakan sesuatu saat melihat kami?”

    “Awalnya aku ingin menghajar kalian berdua saat itu juga. Lalu aku merasa ada semacam gairah saat melihat kalian berdua. Kemudian kamu kembali ke kamar dan aku harus segera menyetubuhi kamu sendiri. Aku tak bisa menceritakan padamu begitu saja kalau aku sudah melihat kamu bersetubuh dengan adikku sendiri. Aku pasti seperti seorang lelaki aneh dan tak waras kalau membiarkan dan melihat ada lelaki lain menyetubuhi kamu.”


    “Abang tahu kalau Adi baru saja menyetubuhiku tapi abang tetap saja menginginkanku? Bahkan abang tak mengijinkanku untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Abang tahu kenapa saat itu vaginaku sangat basah dan abang tetap menyetubuhiku.” Semua pembicaraan tentang Adi yang menyetubuhinya memberikan sebuah efek terhadap Krisna. Batang penisnya mulai menjadi keras dan hal tersebut tak luput dari perhatian Maya. “Sepertinya abang tetap suka ide tentang adik abang memasukkan batang penisnya ke dalam vaginaku.”

    Krisna tak bisa menyembunyikan gairahnya dari Maya. “Aku tahu ada sesuatu yang salah denganku tapi bayanganmu dan Adi bersama hanya semakin menggairahkanku. Bahkan sekarang, saat aku sangat letih aku tak bisa mencegahnya.”

    Maya berjalan mendekati ranjang kembali dan duduk disamping suaminya. “Abang ingin bercinta, bukan… abang ingin bersetubuh sekarang?”

    “Ya.” Krisna menarik isterinya ke dalam pelukannya dan menciumnya. Maya suka dengan cara suaminya berciuman dan selalu akan menyukai ciumannya. Dengan cepat Maya sudah rebah di atas ranjang itu dan Krisna bergerak menaiki tubuhnya. Maya membentangkan kedua bahanya lebar dan membimbing batang penis Krisna ke pintu masuk vaginanya. Krisna memasukinya seperti yang dilakukannya ratusan kali sebelumnya, tapi kali ini terasa berbeda. Maya tahu kalu dia sudah berselingkuh dan fakta kalau menyaksikannya bersetubuh dengan adiknya sendiri ternyata sangat membakar birahinya.

    Krisna mengayun dengan perlahan dan lembut pada awalnya sambil meberi ciuman pada payudara dan bibir Maya. Bibirnya tengah menghisap putting susunya say Maya bertanya padanya, “Apa abang ingin melihatku dengan Adi lagi?” Batang penisnya mengejat keras dalam vagina Maya saat dia menanyakan hal tersebut. Sebelum Krisna mampu menjawabnya dia sudah berejakulasi di dalam Maya. Sperma Krisna menyembur di dalam vaginanya memberi Maya klimaksnya sendiri sesaat berikutnya.

    “Aku anggap itu sebagai jawaban ya.”

    “Ya, aku akan sangat suka sekali melihat kalian kembali. Jangan katakana pada Adi kalau aku ingin melihatnya menyetubuhimu. Dia akan menganggap aku gila.”


    “Bagaimana jika aku tak bisa mengatur agar abang bisa melihat? Apakah tidak akan apa-apa kalau aku hanya akan menceritakan semua yang kami lakukan pada abang nantinya?”

    “Aku lebih suka melihatnya sendiri tapi kalaupun hanya memungkinkan untuk mendengarnya saja itu tak masalah.”

    “Kalau aku melakukan itu semua apa abang akan meninggalkan wanitu itu? Aku tidak suka abang menyetubuhi wanita selain aku.”

    “Aku hanya bisa berjanji kalau aku akan berusaha sebisanya.”

    Maya menggulinkan tubuhnya turun dari atas ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat dia keluar, suaminya sudah setengah tertidur. Maya membungkuk dan berbisik di telinga suaminya, “Aku rasa aku akan pergi mengechek si Adi. Anak muda yang malang itu mungkin merasa sudah diabaikan. Sampai jumpa lagi besok pagi.” Maya meninggalkan kamar itu tanpa sepatah kata dari suaminya yang sudah hamper terlelap. Batang penisnya mengeras kembali saat membayangkan isterinya yang pergi ke kamar adiknya. Sangat kelelahan dia akhirnya terlelap dengan kondisi batang penis mengeras sempurna saat menyaksikan bayangan isterinya berjalan keluar dari kamar dengan keadaan telanjang bulat hingga akhirnya benar-benar tertidur sepenuhnya.

    Maya merasa tak perlu mengenakan pakaian apapun karena dia tahu kalau tak lama lagi akan telanjang juga di kamar Adi nanti.

    Dia tak perlu mengetuk pintu kamar itu karena sudah agak terbuka dan kemudia dia mendorongnya untuk masuk dan menyaksikan Adi yang terbaring di atas ranjangnya. Lampu tidur di atas bedsidenya masih menyala tapi dia sudah tertidur. Tubuhnya yang hanya ditutupi oleh sehelai boxer tak tertutupi oleh selimut. Maya bis melihat batang penisnya yang cantik dari balik boxernya.

    Dia naik ke atas ranjang tanpa membangunkannya. Dilepaskannya batang penis itu dar balik boxernya. Dia membungkuk dan membawa batang cantik itu ke dalam mulutnya. Batang penis itu masih lemas dan terasa lembut serta hangat di dalam mulutnya dan dia membasahi seluruh bagiannya dengan lidahnya. Dengan cepat batang penis itu mulai mengeras dan sedetik kemudian segera mengeras kencang dan tegak. Maya menatap ke atas dan Adi sedang memandanginya. Maya melepaskan batang penisnya dari mulutnya. “Bardiri dan cepat lepaskan boxermu.” Adi mengangkat pinggulnya dan menurunkan boxernya lepas melewati kakinya.

    “Aku hampir saja putus asa dan mengira kalau kamu tak akan kembali lagi padaku.”

    “Aku sudah bilang kalau kita harus berhati-hati dan menunggu hingga kesempatan yang tepat dating. Abangmu kecapaian lagi malam ini dan pergi tidur dengan sangat nyenyak. Aku rasa dia tidak akan bangun sampai besok pagi. Kita punya waktu semalaman hanya untuk kita berdua. Aku mau lihat apa kamu sehebat saat pertama kali dulu.” Maya bergerak ke atas dan memberinya sebuah ciuman, membuka mulutnya agar lidahnya bisa bergerak menari diantara bibir Adi untuk mencari lidahnya.


    Adi merasa sangat bahagia mendapati Maya berada dalam pelukannya malam ini. Tubuh moleknya menindih tubuhnya sendiri, tangannya bergerak ke payudaranya yang dengan cepat digantikan oleh mulutnya. Jari tangannya meluncur ke bawah pada perut Maya untuk bermuara pada rambut yang menghiasi bibir vaginanya.

    Maya menggulingkan tubuhnya dari atas tubuh Adi dan membiarkan adik iparnya berbuat sekehendaknya terhadap tubunya. Maya suka bagaimana cara Adi memandanginya dan sentuhan tangan serta mulut adik iparnya ini pada tubuhnya. Maya merasa sangat menginginkan agar Adi segera menjamahnya dan membenamkan batang penis cantiknya jauh sedalam-dalamnya ke vaginanya. Sama seperti yang didapatnya dari Sukri siang hari tadi dia ingin setiap lekuk tubuhnya terjamah. Dia merasa teramat bahagia karena mulai sekarang dia bisa menikmati persetubuhan dengan Adikapanpun dia mau dengan restu suaminya. Dia harus segera menemukan cara agar bisa mendapatkan keduanya disaat yang sama tanpa harus mengatakan pada Adi kalau abangnya ingin melihat mereka bersetubuh. Tapi malam ini dia hanya menginginkan Adi untuk menyetubuhinya sebanyak yang dia mau dan dengan style apapun yang dia suka.

    Adi adalah type kebanyakan pemuda berumur 18 tahun lainnya. Batang penisnya tetap keras sepanjang waktu dan sekarang dia sudah tahu kalau dia bisa menikmati tubuh molek kakak iparnya kapanpun dia mau. Adi bergerak ke atas tubuh Maya dan Maya membukakan pahanya untuknya. Dia melihat saat penisnya yang gemuk menemukan jalan masuknya sendiri dan dengan perlahan melesak masuk ke dalam vaginanya yang menyambut. Sudah beberapa bulan belakangan ini Maya tak mendapatkan nafkah batin yang didambakannya. Sekarang dia mendapatkan pelepas dahaga kewanitaannya dari Adi, Sukri dan sekaligus dari suaminya hingga terpuaskan seutuhnya.

    Maya membuat dirinya rileks dan membiarkan Adilah yang berperan aktif mengerjai vaginanya dengan penis besarnya itu. Ini terasa sangat nikmat saat meresapi kenikmatan dari batang penis muda dan keras milik Adi ketika dia mengocoknya keluar masuk dalam tubuhnya. Pelan namun pasti dia membawa Maya semakin tinggi dan bertambah tinggi lagi hingga dia tak mampu menunggunya lebih lama lagi. Kedua kakinya melingkar pada pinggul Adi dan kedua tangannya mengalungi lehernya merapatkan tubuh Adi. “Ayo, lebih cepat lagi,” bisiknya di telinga adik iparnya. “Lebih cepat, lebih cepat lagi, biarkan aku merasakan seluruh gairahmu dalam tubuhku.” Adi mengabulkan semua permintaan Maya dan mengocokkan dengan cepat dank eras batang penis kerasnya dalam cengkeraman hangat vagina isteri abangnya ini.

    Dan dengan cepat kemudian Adi tak mampu menahan deru kenimatan yang melanda sekujur tubuhnya. Dia harus mengeluarkan madu birahinya dan dia mengatakannya pada Maya. “Aku sudah siap. Saat kamu mulai keluar nanti aku ingin kamu mendorong penismu sedalam yang kamu mampu dan biarkan terkubur di dalamku. Aku ingin merasakan spermamu yang hangat menyiramku.” ADi mempercepat gerakannya dan Maya bergerak mengimbanginya. Hingga tiba akhirnya klimaks itu diraihnya, Adi membenamkan seluruh batang penisnya sedalam dalamnya ke dalam cengkeraman vagina kakak iparnya. Tangannya berada di bawah pantat Maya untuk mengangkat vaginanya agar semakin merapat pada tubuhnya. Spermanya menyembur dengan sebuah tembakan keras berkali kali dan itu membuat Maya meraih klimaksnya sendiri bersama Adi. Maya dapat merasakan setiap tetes sperma Adi saat menyembur, sperma yang hangat itu membuatnya tidak dalam periode mengkonsumsi obat pencegah kehamilan agar dia dapat merasakan setiap gerakan sperma adik iparnya yang hangat saat memasuki rahimnya.

    Setelah gempuran puncak kenikmatan keduanya mereda, keduanya rebah di atas ranjang dengan saling berpelukan sambil berbincang. “Sekarang apa kamu menyesal teman gadismu tak berhasil kamu dapatkan?”

    “Tentu saja tidak, tak munkin dia bisa terasa senikmat dan sehebat kamu.”

    “Aku juga merasa senang dia sudah mengecewakanmu. Aku bahagia akan apa yang sudah kita lakukan berdua.”

    “Bagaimana dengan bang Krisna? Bagaimana jika dia tahu tentang kita?”

    “Apa kamu pernah dengar tentang lelaki yang suka kalau isterinya dengan lelaki lain?”

    “Aku pernah mendengarnya, tapi bagaimana bisa ada orang yang ingin isterinya bersetubuh dengan lelaki lain?”

    “Aku rasa mereka ingin agar isterinya dapat merasakan kenikmatan yang lebih dari apa yang bisa diberikan oleh satu lelaki saja dan disamping itu mereka juga merasakan sebuah sensasi lain saat mengetahui hal tersebut.”


    “Apa kamu pernah melakukannya dengan lelaki lain selan abang?”

    “Kamu yang pertama bagiku selain dengan suamiku sendiri, dan sangat kebetulan sekali lelaki itu adalah adik dari suamiku sendiri. Aku tak pernah mengharapkan lelaki lain selain suamiku hingga kejadian malam itu. Kamu mendapatkanku di saat yang paling terlemahku dan aku merasa bersyukur kamu sudah melakukannya.” Maya merasa tak perlu menceritakan kalu setelah malam itu dia juga bersetubuh dengan tukang kebunnya setiap hari.

    “Aku juga bersyukur mendapatkanmu disaat itu. Aku hanya berharap agar abangku jangan sampai tahu.”

    “Bagaimana kalau ternyata dia sudah tahu?”

    “Aku mungkin akan diusir dari sini.”

    “Bagaimana jika aku bisa membujuknya agar kamu boleh tetap berada di sini?”

    “Bagaimana caramu bisa membujuk abang agar mengijinkanku tetap di sini sementara dia tahu tentang kita?”

    “Apa kamu mau melakukannya denganku bersama bang Krisna di waktu yang sama?”

    “Maksudmu kita bertiga di waktu yang sama?”

    “Ya, three some.”

    “Abang tak akan mau.”

    “Jika aku bisa membujuknya apakah kamu akan bersedia melakukannya?”

    “Gila, tentu saja mau, itu pasti akan menjadi hal paling hot uang pernah kulakukan.”‘

    “Aku bisa tahu dengan batang penismu yang sudah mengeras laki saat ini, kalau kamu suka dengan ide itu. Aku akan mulai mencoba membujuk bang Krisna. Itu jalan agar kita bisa bersama terus kapanpun kita mau.”

    Percakapan itu membuat mereka siap kembali. Maya memutar tubuhnya dan mengambil batang penis Adi untuk dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia ingin sperma yang berikutnya keluar dalam mulut dan meluncur ke dalam tenggorokannya.

    Adi menatap vagina basah Maya yang berada tepat di atas wajahnya. Dia tak tahu bagaimana rasanya menghisap spermnya sendiri dari vagina kakak iparnya. Dia tak punya banyak pilihan begitu Maya merendahkan vaginanya kea rah mulut Adi. Adi mendapati kalau ternyata rasanya taklah seburuk bayangannya, Segera saj klimaks berikutnya mereka dapatkan dengan masing-masing permainan mulutnya. Maya menelan seluruh sperma yang diberikan batang penis Adi dan Adipun setiap tetes madu cinta dari vagina Maya. Keduanya saling membersihkan kemaluannya masing-masing dengan menggunakan mulut sebelum kemudia memulai sebuah babak baru lagi.


    Sang mentari sudah hampir terbit saat Maya melangkah menuju ke kamar tidurnya kembali. Krisna sudah menantinya dengan batang penis yang sudah sangatlah keras, segera dibaringkannya Maya ke atas ranjang dan menghujamkan batang penisnya ke dalam vaginanya yang sudah basah kuyup oleh begitu banyaknya sperma adiknya yang tertuang di dalamnya di sepanjang malam tadi. Saat Krisna menyetubuhinya dengan sangat bergairah, Maya menceritakan secara detail apa yang telah terjadi dalam kamar Adi di lantai bawah tadi. Dan hal tersebut sungguh membuat birahi Krisna meroket mencapi batanya hingga sudah tak mampu lagi ditahannya spermanya menyembur keluar membasahi vagina isterinya yang sudah teramat sangat basah itu. Maya tak meraih klimaksnya sendiri kali ini setelah begitu banyak puncak kenikmatan diraihnya sebelumnya bersama Adi, tapi dia merasa sangat bahagia dan damai berada dalam pelukan suaminya tercinta saat ini. Dia merasa akan mendapatkan momen terindah dalam kehidupannya jika kedua lelaki ini bisa didapatkannya di saat yang bersamaan.

    *****

    Kedua lelaki ini bangun kesiangan keesokan harinya dan dengan bergegas mencoba untuk mengejar waktu agar tidak telambat ke sekolah maupun berangkat kerja. Sedangkan sabg wanita yang sudah terkuras selurh energi yang tersimapan dalam tubuhnya karena permainan birahi sepanjang malam tadi tetap tak beranjak dari nikmatnya dekapan ranjang.

    Saat keduanya saling bertemu di dapur adalah momen yang paling membuat mereka jengah dan kikuk. Adi merasa bersalah telah meniduri isteri abangnya tapi Krisna mengatakan padanya kalau Maya sudah menceritakan semuanya pada dia. “Rileks dik, Maya sudah menceritakan semuanya pada abang. Kelihatannya dia menginginkan kita berdua, dia wanita yang hebat dan sepertinya membutuhkan kita berdua untuk membuatnya tetap bahagia. Setidaknya sampai kamu lululs sekolah. ” Keduanya meninggalkan rumah dengan sura tawa bahagia mengiringi, tapi tak bisa disangkal lagi keduanya sudah tak sabar untuk menanti hari berganti malam agar mereka bisa bersama dengan Maya kembali.

    Waktu sudah menjelang saat makan siang ketika pintu kamar Maya terbuka. Sura pintu itu membangunkan Maya dari lelap tidurnya dan dia bangkit duduk di atas ranjangnya. Dia masih dalam keadaan telanjang bulat karena kejadian malam tadi. Ternyata yang dating Sukri untuk mengecek keadaannya. Dia menatap isteri majikannya tersebut yang duduk dia tas ranjang dalam keadaan selimut yang menutupi bagian pinggangnya ke bawah. Payudara indahnya terpampang indah di depan mata Sukri dan Maya tak berusaha sedikitpun untuk menutupinya dari pandangan Sukri. “Saya pikir mungkin harus melihat keadaan anda. Sekarang sudah hamper tengah hari dan anda belum keluar dari dalam kamar sekalipun. Apa anda baik-baik saja?”

    Maya memberi tanda padanya agar mendekat ke ranjang. Begitu Sukri sudah berada dekat dengannya, Maya menyibakkan selimut yang menutupi sisa bagian bawah tubuhnya hingga sekarang tubuh molek itu terpampang seutuhnya tanpa selembar kainpun menutupinya. “Buka seluruh pakaianmu dan naiklah ke sini bersamaku.” Tak perlu disuruh dua kali, Sukri bergegas melucuti seluruh pakaiannya dan bergabung dengan nyonya majikannya ke atas ranjang.

    “Sepertinya anda sangat sibuk tadi malam.”

    “Memang malam yang sangat sibuk tapi aku masih punya cukup untuk kamu. Kemarilah dan biarkan aku merasakan lagi batang penismu yang besar itu di dalam vaginaku.”

    Sukri tak bisa menunggu untuk segera menyetubuhinya kembali. Seperti suami dan adik iparnya, dia ingin merasakan batang penisnya dalam remasan kehangatan dinding vagina Maya yang rapat. Sama sekali tak ada keraguan pada keduanya, Sukri ingin menyetubuhinya dan Maya ingin segera disetubuhi olehnya juga. Sukri benar-benar menikmati dan memanfaatkan setiap detik dari waktu yang dia punya saat ini untuk memberikan Maya hadiah klimaks yang berkesinambungan berulang kali sebelum akhirnya dia tumpahkan sperma tuanya ke dalam vagina muda Maya. Maya teringat kemarin malam saat dia ingin malam itu tidak sedang dalam periode mengkonsumsi obat pencegah kehamilan agar sperma Adi dapat memasuki rahimnya hingga membuatnya hamil, namun sekarang dia merasa bersyukur karena dia dalam periodenya atau kalau tidak dia pasti akan sangat kesulitan mencari alasan kenapa dia melahirkan bayi yang tak mirip sama sekali dengan wajah suaminya tapi malahan wajah Sukri.

    Mereka berdua hanya rebah di atas ranjang setelah menuntaskan babaak-babak persetubuhan di awal hari itu hingga siang hari berlalu, lalu keduanya bangkit untuk mandi dan membersihkan diri. Keduanya berjalan menuju ke kolam renang dan berenang bersama sampai tiba waktunya menjelang Krisna dan Adi pulang. Maya sadar dia bisa mengatur untuk mendapatkan suami dan adik iparnya bersamaan tapi sangat tidak mungkin mereka setuju jika Sukri ikut bergabung bersama mereka juga. Sukri faham kalu dia harus tetap menjaga rahasia ini atau mereka akan berada dalam masalah besar. Dia sudah merasa puas bisa menikmati kemolekan tubuh Maya saat siang harinya dan jika malam tiba adalah waktu untuk majikan serta adik iparnya.

    Malam itu Maya, Adi, dan suaminya melakukan threesome yang pertama kalinya dalam kehidupan mereka. Pada awalnya semuanya terasa canggung bagi mereka tapi Maya berhasil mengendalikan suasana. Dia melucuti pakaiannya dan membuat kedua lelaki itu mengikuti tindakannya. Maya membuat keduanya rebah di atas ranjang, masing-masing di kedua sisinya. Saat dia merebahkan tubuh telanjangnya diantara dua kakak beradik itu, tangannya meraih masing-masing batang penisnya. Begitu tangan halusnya mulai bergerak memanjakan batang penisnya, kedua lalaki itu mulai merasa rileks dan larut ke dalam suasana yang berhasil dibangun Maya.

    Krisna yang pertama kali bereaksi, dia menggeser tubuhnya kea rah Maya tapi tanpa membuat batang penisnya terlepas dari genggaman tangan isterinya, diraihnya sebelah payudara Maya. Didekatkannya putting ranum itu pada mulutnya untuk dihisap hingga membuatnya mengeras dan semakin memerah warnanya. Krisna melirik kea rah Adi dan berkata, “Dia punya daging kenyal ini dua buah. Apa tak seharusnya kamu beri perhatian pada yang satunya?”

    Adi tak butuh dorongan lagi, langsung saja dia bekerja pada payudara Maya yang satunya dan tak lama kemudian mulutnya bergerak ke bawah menelusuri perutnya menuju pada vagina Maya. Dia harus menepiskan tangan abangnya terlebih dulu untuk memberikan ruang bagi lidahnya.

    Begitulah malam pertama itu berlangsung. Kedua lelaki itu menyentuh Maya seperti yang belum pernah dia rasa sebelumnya. Keduanya membawa Maya pada titik puncak di mana tak pernah terbayangkan dalam benak Maya sebelumnya. Maya sangat menyukai apa yang bisa diberikan oleh kedua lelaki itu tapi saat ini terasa benar-benar dua kali lebih nikmat. Klimaks diikuti klimaks yang berikutnya menyusul setiap kali salah satu dari mereka menyetubuhinya tanpa memberinya waktu jeda. Ketika mereka pada akhirnya sampai di tepi daya tahan tubuh masing-masing, ketiganya jatuh terlelap dalam kepuasan dengan tubuh molek Maya terhimpit di antara pelukan kedua lelaki itu.

    Keesokan harinya Maya bangun yang palin awal, dia hanya butuh waktu sekejap untuk bisa memahami sedang berada di mana dia. Dipandanginya kedua lelaki yang terbaring disampingnya, begitu mirip. Benaknya melayang dalam lamunan, kurang dari satu minggu sebelumnya dia merasa ada yang salah dalam mahligai pernikahannya. Suaminya sudah tak menginginkan bercinta dengannya lagi, tapi sekarang dia mendapatkan semua kenikmatan seksual yang dia butuhkan dari keduanya, suaminya dan adik iparnya. Plus semua kepuasan seksual yang didaptnya juga dari Sukri yang kedua lelaki yang sedang terlelap disampinya itu tak mengetahuinya. Dia membayangkan apa yang akan mungkin bisa terjadi nantinya.

    Beberap bulan berikutnya semuanya tak berubah. Adi akhirnya pindah ke dalam kamar mereka. Setiap malamnya mereka berdua menggali semua kenikmatan seksual dari birahi Maya ataupun salah satunya yang hanya menyaksikan. Dan setiap harinya juga diisi dengan petualangan seksual yang lain bersama Sukri. Maya merasa bahagia dengan semua permainan seks dengan mereka tapi ada kalanya dia harus berkata tidak pada mereka agar bisa mengistirahatkan tubuhnya untuk beberapa hari. Ketiganya sungguh sangat memuaskan birahinya tapi juga membuatnya kewalahan. Maya tak pernah membayangkan kalau dia akan mendapatkan kenikmatan seksual yang berlimpah lebih dari yang diimpikannya tapi wakti demi wakti semua itu didapatkannya.

    Hukum alam tak bisa dihindar, apapu juga pasti akan ada akhirnya. Adi yang pertama kali berlalu, dia akhirnya lulus sekolah dan pergi untuk melanjutkan ke jenjang kuliah. Dia masih tetap kembali ke rumah abangnya sesekali dan menghabiskan waktu bersama mereka. Dia tetap diterima oleh abang dan kakak iparnya.

    Sukri mengikuti beberapa minggu berikutnya. Seorang temannya menawarinya sebuah pekerjaan yang menjanjika di luar kota. Sebuah pekerjaan yang tak mungkin ditolaknya meskipun pilihannya harus meninggalkan Maya. Minggu-minggu terakhir kebersamaan keduanya dijadikan momen perpisahan yang tak terlupakan bagi keduanya, Maya tahu kalau dia pasti akan merindukan lelaki paruh baya itu nantinya.

    Krisna akhirnya berpisah dengan Susan. Seks dengan Maya dan adiknya melebihi apa yang didaptnya dari Susan. Setelah kepergian Adi, dia dan Maya masih melakukan hubungan seksual hamper tiap malamnya. Memang tetap terasa nikmat dan indah tapi masih tak bisa menyamai kenikmatan ketika kedua lelaki itu ada dan saling memberikannya kepuasan. Krisna tak lama kemudian sudah menemukan wanita lainnya lagi. Perhatian Krisna mulai berkurang terhadapnya dan Maya tahu kalau suaminya menemukan vagina muda yang baru untuk dia nikmati… Kini Maya kembali pada keadaan sebelum Adi dan Sukri masuk ke dalam kehidupan seksnya.

    Dia dan Krisna mencoba beberpa kali untuk mencari pengganti Sukri tapi keberuntungan masih belum berpihak pada mereka.

    Maya sedang bermalas-malasan menikmati waktunya berbaring di tepi kolam dan menikmati sentuhan sinar mentari dengan keadaan telanjang bulat sore itu. Sejak hanya dia seorang yang ada di rumah itu, kegiatan berjemur telanjangnya menjadi kegiatan yang rutin. Dia mendengar ada seseorang berteriak memanggil namanya, dia bangkit dan meraih handuk disampingnya untuk kemudian dililitkan pada tubuh moleknya. Dia melihat di depan gerbang ada seorang muda dengan kulit coklat tua dan tubuh tegap sedang berdiri memandanginya. “Ada perlu apa?”

    “Nama saya Jaya dan paman Sukri yang menyuruh saya untuk datang ke sini menemui anda. Beliau bilang kalau anda sedang membutuhkan tenaga setelah kepergiannya.” Tanpa bertanya dia membuka pintu gerbang itu dan berjalan mendekati tempat Maya sedang duduk dengan hanya sebuah handuk saja yang menutupi tubuhnya. Apa yang terpampang di hadapan mMaya adalah sesosok lelaki berkulit galap berusia 20an dengan tubuh tegap berotot dan sebuah tonjolan besar pada selangkangannya.

    “Kamu punya keahlian apa?”

    “Tidak begitu banyak untuk urusan kebun ataupun rumah tapi bisa sangat diandalkan untuk hal yang dibilang paman Sukri bahwa anda pasti lebih membutuhkan.” Dia melpaskan kaosnya melewati kepala dan disusul celanya juga. Mata maya segera terfokus ke arah selangkangan anak muda dihadapannya ini, untuk memandangi dengan terpana pada sebuah batang penis yang bahkan lebih besar dari kepunyaan pamannya. Dan batang itu sudah berdiri tegak keras menunjuk ke arahnya.

    Maya menatap wajah Jaya lagi yang sedang mengamati lekuk tubuhnya tanpa berusaha menutup-nutupi saat dia sedang menatap takjub pada benda diantara pahanya. Maya merenggut lepas handuk yang melilit tubuhnya. “Kelihatannya kamu punya peralatan yang tepat, kita lihat apa kamu tahu bagaimana cara menggunakannya dengan benar.” May membentangkan kedua pahanya dan tangannya terjulur ke depan untuk menarik tubuh lelaki muda di hadapannya itu ke arahnya. Dia membimbingnya kea rah pintu masuk vaginanya, dan saat Jaya mulai memasukinya Maya berkata. “Perlahan saja dan jangan tergesa. Aku belum pernah merasakan yang sebesar ini.”

    Hari itu juga Jaya resmi bekerja di rumah itu dan malam harinya dia mulai memindahkan barang-barangya untuk menempati bekas tempat Sukri. Dia sudah sibuk dengan pekerjaan kebunnya saat Krisna berangkat bekerja. Sepanjang hari itu dia bekerja tanpa lelah. Dia hanya berhenti untuk mengurus Maya sebelum Krisna pulang kembali.

    Krisna memutuskan kalau pemuda ini layak untuk bekerja menggantikan Sukri dan menetap di tempatnya. Tapi yang Krisna tak tahu adalah kenyataan bahwa pekerjaannya yang paling ternilai bagus bukanlah di kebun, mengurus kuda atupun lainnya melainkan disaat setelah Krisna pergi berangkat kerja setiap paginya. Pekerjaan kebun dan lain-lainnya hanyalah menjadi semacam biaya yang mesti dikeluarkan Jaya untuk seorang wanita bertubuh molek dan vagina tercantik yang pernah ditemuinya. Tapi itu membuatnya menjadi seorang lelaki muda yang paling beruntung.

  • School Girl Gets Fuck

    School Girl Gets Fuck


    2372 views

  • Kisah Memek becinta dengan sepupuku Ratna di mobil saat hujan

    Kisah Memek becinta dengan sepupuku Ratna di mobil saat hujan


    4784 views

    Duniabola99.com – Sebenarnya saya sungkan sekali menceritakan pengalaman saya yg pertama. Saya berani sumpah, saya belum pernah cerita pengalaman saya ini ke siapa pun.

    Oke, begini ceritanya, saya ini anak sulung dari keluarga yg cukup kaya di Surabaya. Saya masih duduk di bangku 2 SMU, tapi saya sudah sangat mandiri. Bapak saya jarang sekali ada di rumah. Beliau selalu sibuk dengan urusan bisnisnya.

    Sementara adik dan Ibu saya ada di Jakarta. Jadi saya lebih sering sendirian di rumah. Ya nggak sendirian betul, ada dua pembantu perempuan, satu pembantu laki-laki, satu sopir, sama satu satpam. Saya punya teman dekat yg juga sekaligus saudara sepupu saya.


    Dia sangat cantik sekali. Sebut saja namanya Ratna. Rambutnya hitam lebat dan panjangnya kira-kira sebahu. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, 160 cm. Berat badannya 50 kg. Bodynya ideal sekali. Dadanya cukup besar untuk ukuran anak SMU kelas 2. Terus kulitnya putih bersih dan menggairahkan.

    Sebenarnya saya juga naksir berat sama sepupu saya ini. Cuman saya malu kalau pacaran sama Ratna, saya kan saudaranya, saya juga sudah punya pacar.

    Bagi orang lain, hubungan kita ini memang sangat asyik. Bapak dan Ibunya memang terkenal sangat over protecting terhadap Ratna. Ratna tidak boleh berhubungan macam-macam dengan laki-laki. Nggak heran kalau sampai sekarang Ratna belum pernah pacaran serius dengan seorang pun.

    Tapi saya sudah kenal sekali sama bapak dan ibunya. Mereka sudah percaya 100% sama saya, maklum saya keponakannya. Ratna sendiri juga begitu. Dia pasti butuh cowok untuk perlindungan, cerita berbagai kesenangan dan kesusahan. Dan dia melampiaskan hal itu sama saya. Dia sering minta Ratnatarkan kemana-mana, beli inilah, beli itulah. Singkat kata, hubungan kita memang seperti pacaran.

    Seperti biasa, setiap hari Rabu dan Sabtu saya harus jemput Ratna di tempat kursus Inggrisnya. Kebetulan hari itu hari Sabtu, Waktu itu gelap sekali, mendung dilangit seperti mau jatuh saja. Jam 1/2 enam sore, akhirnya Ratna keluar bareng Dita, teman baiknya. Saya diminta Ratna mengantarkan Dita dulu sebelum mengantarkan dia. Kebetulan waktu itu saya lagi nggak ada kerjaan. Jadi OK lah

    Rumah Dita ada di wilayah Delta Sari Baru, kompleks perumahan yg cukup elit di Surabaya. Rumahnya besar juga. Kita bertiga masuk ke rumah, ngobrol-ngobrol, bercanda. Kira-kira jam 1/2 delapan malam, bapak dan ibu Dita keluar, ada keperluan katanya. Mereka sudah kenal baik dengan Ratna dan saya, jadi nggak ada pikiran aneh-aneh deh.

    Reno (bukan nama sebenarnya), jagain Dita ya! kata bapaknya.


    Saya sih OKOK saja, Dita kan juga cukup lumayanlah. High Average! Setengah jam kemudian, Rudi, pacar Dita datang.

    Suasana jadi tambah ramai dan mengasyikkan. Ratna sih sudah kepingin pulang, tapi Ditanya mohon sama Ratna biar nggak cepat pulang.

    Sudah Dee, telepon saja, bilang nginep di rumah gue, bujuk Dita.

    Sampai agak lama dibujuk, akhirnya Ratna setuju untuk menginap di rumah Dita. Ibunya Ratna juga sudah ditelepon, dan sudah mengijinkan Ratna tidur di rumah Dita.

    Jam sembilan malam, Ratna minta sama saya untuk anatarkan jalan-jalan. Alasannya sih rasional, nggak enak sama Rudi dan Dita, saya setuju. Tidak lama kemudian kita berdua sudah melaju dengan mobil Panther saya. Saya ingat betul, waktu itu gerimis rintik-rintik mulai turun, tidak lama kemudian hujan pun turun. Kita putar-putar di daerah Deltasari yg sepi. Sepanjang perjalanan kita membicarakan yg nggak-nggak tentang Rudi dan Dita.

    Mereka pasti sudah mulai macem-macem, kata Ratna.

    Sebenarnya waktu itu saya juga ada pikiran yg nggak-nggak sama Ratna. Saya lihat dia pakai baju tiny warna biru, celana jeans belel yg kebesaran, pokoknya seksi sekali. Apalagi cara bercandanya sama saya memang asyik banget. Kelikitikin lah, peluk-pelukan lah, pokoknya bisa membangunkan k0ntol saya.

    Saya menjalankan Panther saya pelan-pelan, sambil saya putar lagu-lagu slow rekaman saya, terus saya juga memberanikan diri menyubit-nyubit dia, mengelus rambutnya, wah kita benar-benar enjoy.

     

    Wah, dingin ya, kata Ratna tiba-tiba.
    Mau saya angetin, jawab saya sambil bercanda.
    Angetin gimana sih? godanya. Saya cuma ketawa saja. Tapi dia terus menggoda saya.

    Tangannya yg imut mulai menggeraygi pipi saya. Saya benarbenar nggak sadar apa yg terjadi, saya pikir waktu itu cuma mimpi saja. Tahu-tahu dia sudah menyiumi leher, dan memegangi k0ntol saya. Kontan saja saya rem itu Panther.

    Saya yg sudah terangsang-Sangat terangsang, mulai menyiumi bibirnya. Kita saling mengulum, menghisap, dan mengadu lidah. Sungguh tidak bisa dibaygkan, saya bisa melakukan begituan sama dia, padahal kalau sama pacar saya paling-paling cuman gandengan dan pelukan. Saya memang sering nonton BF, baca buku porno, dan melakukan masturbasi. Cuma saya belum pernah kepikiran untuk melakukan hal ini. Memang, rasanya nikmat sekali.

    Sambil ciuman, dia mulai megang-megang k0ntol saya, bahkan mulai berani membuka ritsluiting saya. saya juga sudah nekat banget. Jadi saya berani untuk mengerempon dadanya yg kenyal itu. Terus saya minta dia untuk buka kaos Tinynya. Ratna memang sangat penurut sama saya. Dia bukakan bajunya, sekaligus branya.

    Wah, saya benar-benar sudah kesetanan. Saya dorong jok depan Panther saya kebelakang, sampai dia bisa tidur telentang diatasnya. Terus saya mulai menyiumi dadanya.

    sshh, erangnya merintih.

    Putingnya yg berwarna pink itu saya kulum habis. Saya mainkan dengan lidah saya. Saya bisa dengar suara nafasnya yg memburu. Aroma parfum menambah nafsu saya untuk menjilati dada Ratna. Tangannya memegangi pinggiran jok mobil, bibirnya digigit-gigit sambil mengeluarkan suara yg sensasional dengan menyebut nama saya pelan.

    Geli gelii! katanya.

    Puas mengempoti dada si Ratna. Saya dorong jok depan ke belakang, sampai ada ruangan yg cukup anatara Dashboard kiri sama jok kiri. Saya lompat ke tempat itu, terus menyiumi bibir Ratna yg seksi sambil memberanikan untuk meloroti jeansnya.

    Deeee, saya lepas ya? ijin saya.

    Ratna cuma mengangguk pelan. Saya sempat melihat mata Ratna yg mulai merah. Mungkin dia merasa menyesal. Tapi saya yg sudah kesurupan setan jadi benar-benar liar. Saya buka semua baju saya, sampai k0ntol saya yg kekar dan perkasa menunjuk-nunjuk ke arah memek Ratna. Ratna yg melihat sempat kaget.

    Wih besar banget No, komentarnya. Saya cuma ketawa kecut.

    Saya peloroti jeans Ratna. Saya lihat CD Ratna sudah basah, ada noda basah dibagian memeknya. Itu membuat belahan memek Ratna benar-benar kelihatan. Saya benar-benar sudah nggak tahan masukin k0ntol saya ke dalam lubang memeknya. Jadi saya peloroti saja CDnya.

    Jangan No, jangan, sudah segini saja, pintanya. Dia mencoba untuk bangun, tapi saya dorong ke belakang.

    Saya mulai memainkan memek Ratna. Gila, memeknya masih sempit banget, mana bulunya jarang. Saya memang masih rookie, tidak tahu apa-apa. Saya tidak tahu ini yg namanya perawan atau tidak, saya nggak peduli, yg penting saya bisa menikmatinya. Pertama saya masukin telunjuk saya ke dalam lubang memeknya, sementara tangan yg satu lagi menggesek-gesek kelentitnya.

    Aduh Aduh, Ratna cuma bisa bilang begitu saja.

    Saya melihat dia sudah mulai menangis. Tapi saya nggak peduli. Kan dia duluan yg mulai. Saya maju mundurin telunjuk saya, sambil sekali-kali nyiumi pipi Ratna, kening, bibir, dagu, dan semua bagian di wajahnya. Kirakira lima menit memeknya saya mainin seperti itu, Ratna mulai aneh. Dia mulai menggeliat-geliat, kakinya diluruskan sampai menendang Dashboard mobil saya, terus dia mulai menjerit-jerit.

    Memang waktu itu hujan deras sekali, suara teriakannya nggak bakal di dengar sama seluruh penduduk Deltasari, cuma saya khawatir saja. Saya hentikan permainan saya, saya pegang pipinya, terus saya ciumi bibirnya. Tapi dia malah aneh,

    Ayo No, terusin-terusin, nggak tahan nggak tahan rintihnya.

    Saya benar-benar nggak tahu harus ngapain, tapi saya lihat dia sensasional sekali. Nafasnya memburu, dadanya mengetat dan membesar, kakinya menendang-nendang dashboard, tangannya memegang jok pinggiran jok mobil, sambil mengangkat badannya.

    Wah saya benar-benar nggak tahan. Saya buka selangkangan Ratna, sampai memeknya membuka lebar. Terus saya bimbing k0ntol saya untuk masuk kedalam memek Ratna. Wah tapi ternyata k0ntol saya nggak muat. Kepala k0ntol saya saja nggak bisa masuk.

    Masukin, masukin! perintah Ratna kasar.

    Kontan saja saya paksakan masuk. Saya dorong k0ntol saya kedalam memek Ratna Bless!

    Akhh! teriak Ratna. Saya dorong terus k0ntol saya sampai mentok kedalam memek si Ratna. Ratna cuma bisa meronta-ronta.

    Kaki dan tangannya memukul apa saja yg ada.

    Sstttt nanti ada orang-orang gimana? bujukku.

    Akhirnya Ratna bisa sedikit tenang. Sambil terisak-isak dia bilang kalau dia kesakitan. Saya biarkan dulu k0ntol saya di dalam memek Ratna. Terus saya belai-belai rambutnya, saya usap keringatnya, terus saya ciumi bibirnya.

    Gimana Dee? tanyaku. Dia diam saja.
    Boleh saya terusin nggak? tanyaku lagi.
    Heheh tapi pelan-pelan ya, jawab Ratna lembut.

    Seperti yg pernah saya lihat di BF, biasanya orang menggenjot-genjot k0ntolnya maju mundur. Saya juga melakukan hal itu sambil memegang perut Ratna. Ratna cuma pasrah, tangan dan kakinya tergolek lemas, matanya terpejam, air matanya mengucur seperti cairan di memeknya, sesekali terdengar isakan dan erangan yg mempermanis suasana. Rasanya nikmat sekali, k0ntol saya serasa diuruturut. Aroma yg di timbulkan juga khas sekali, saya suka sekali.

    Akhirnya saya bisa merasakan kalau sperma saya sudah mau keluar. Saya percepat gesekan di dalam. Saya minta Ratna untuk membuka mulutnya, seperti biasa dia menurut walaupun tanpa semangat. Saya cabut k0ntol saya, terus saya naik ke kepala Ratna, saya masukan k0ntol saya kedalam mulutnya, saya pegangi pipinya dan saya katup mulutnya.

    Crot Crot Crot k0ntol saya muntah-muntah. Ratna yg kaget langsung bangun terus memuntahkan sperma saya di jok mobil. Yahh kotor deh.

    15 menit kemudian kita sudah sama-sama tenang. Saya tanya bagaimana rasanya, dia jawab sakit. Terus saya tanya dia mau beginian lagi nggak, dia cuma diam. Terus saya tanya kapan kita bisa beginian lagi, dia juga diam. Saya elus rambutnya yg lembab keringat, terus saya cium pipinya. Saya bisikin bagaimana kalau dia tidur di rumah saya. Nanti kita bisa main begituan sampai pagi.

    Dia cuma tersenyum, terus mengangguk. OK, saya jalankan Panther saya pulang. Di rumah, saya bertarung habis-habisan sama dia. Saya stelin dia BF terbaik saya. Saya jilati memeknya, dia juga mengisapi k0ntol saya, wah pokoknya seru sekali. Paginya kita mandi bareng. Sampai sekarang kita sudah sering banget melakukan hubungan tersebut. Saya nggak pernah berani mengeluarkan sperma saya di dalam, takut mbelending!

  • Foto Ngentot bintang porno Subil Arch diatas ranjang

    Foto Ngentot bintang porno Subil Arch diatas ranjang


    1787 views

    Duniabola99.com – foto bintang pornoo Subul Arch diatas ranjang dengan pria berkontol gede ngentot sambil pakai kondom dan menelan semua sperma yang disprotkannya.

  • Video Bokep Marley Brinx pemandangan sempurna

    Video Bokep Marley Brinx pemandangan sempurna


    1893 views

  • Kisah Memek Sedarah Kakak Ipar

    Kisah Memek Sedarah Kakak Ipar


    2368 views

    Duniabola99.com – Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari


    Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

    Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

    Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.


    Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

    Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

    Dengan tenangnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.
    “Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumah ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

    Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.


    “Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

    “Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

    “Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja.

    Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.


    “Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

    Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

    Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.

    Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

    Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”


    “Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

    Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

    Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.


    Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.
    Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

    Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

    “Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.


    Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

    “Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

  • Foto Ngentot Carter Cruise pakai sepatu bot dientot gurunya dikantor

    Foto Ngentot Carter Cruise pakai sepatu bot dientot gurunya dikantor


    2119 views

    Duniabola99.com – cewek pirang Carte Cruise pentil bertindik dan memeknya yang betbulu lebat tercukur rapi ngentot dengan gurunya dikantor disaat semua orang sudah pulang dan menembakan spermanya ke pantat.

  • Video bokep suster Ai Suzuki ngentot diranjang hotel

    Video bokep suster Ai Suzuki ngentot diranjang hotel


    3071 views

  • Kisah Memek Ibu Mertua Memang Hot

    Kisah Memek Ibu Mertua Memang Hot


    4490 views

    Duniabola99.com – Aku punya mertua yang baik, perhatian, dan sayang terhadap menantunya. Mertuaku yang perempuan berumur 41 tahun. Tapi yang aku kagumi dari dia adalah tubuhnya masih singset, langsing, ramping, seksi, dan payudaranya yang lumayan montok, kulitnya pun masih mulus dan putih bersih, maklum dia indo perancis. Sedangkan mertuaku yang laki laki berumur 54 tahun, dia jarang dirumah karena dia adalah seorang konsultan dan sekarang dia sedang bertugas di Inggris. Pulangnya pun 1 minggu 1 kali. Kadang juga tidak pulang selama satu bulan. Isteriku adalah anak tunggal.


    Kejadian ini berawal saat aku sedang bercumbu dengan isteriku dikamar, waktu itu aku lupa mengunci pintunya. Tak sengaja ibu mertua ku lewat didepan kamar temapt aku bercumbu dengan isteriku. Dia langsung terpaku melihatku yang sedang asyik mencumbu isteriku. Langsung aku menghentikan cumbuanku dan berhenti, “oh.. mama… ehmm..ehh….ada apa…..ma??? “ sapaku sambil berjalan menuju pintu. “maaf mama gak tahu kalau kalian lagi itu……habis pintunya tadi gak dikunci sih….!!! “ sahut ibu mertuaku.

    Sejak ibu mertuaku melihat kejadian itu, cara memandang dia ke arahku agak berbeda. Bahkan sikapnya pun agak berubah terhadapku. Aku tidak tahu apa yang menimpa ibu mertuaku sehingga menjadi seperti itu. Suatu hari aku di minta ibu mertuaku mengantarkanya ke Bali, karena dia ingin melayat saudaranya yang meninggal. Aku pun berangkat sabtu pagi kebetulan sabtu itu aku libur kerja. Hari itu aku naik pesawat tiba di bandara pukul 9 pagi. Langsung aku dan ibu mertuaku menuju tempat kediaman saudaranya. Waktu terus berlalu, malampun tiba. Akhirnya malam itu aku menginap diHotel yang bisa dibilang hotel berbintang diBali. Pukul 11 malam aku terbangun oleh dering telepon diHP ku. Aku melihat nomor dirahasiakan. Aku segera menjawab dering telepon itu. “halo ini siapa yah…malam malam begini kok nelpon” tanyaku sambil membuka kedua mataku yang masih mengantuk. “dik…ini mama…kamu uda tidur yah?? Bissa tolongin mama gak???

    Koper mama yang berisi pakaian tidak bissa dibuka…. Kamu cepetan kesini yah….kekamar mama…” sahut ibu mertuaku ditelepon. “oh…mama… iya ma… aku segera kesana” aku segera bergegas menuju kamar ibu mertuaku yang berdampingan dengan kamarku. aku mengetuk pintu kamar ibu mertuaku. “iya dik… bentar” tak lama kemudian ibu mertuaku membukakan pintu. Dia mengenakan kaos berwarna putih dan rok berwarna hitam. “ma… mana tas koper nya katanya gak bissa dibuka” sapaku sambil masuk kekamar ibu mertuaku. “itu loh kopernya….dik didepan ranjang itu loh…. Dari tadi mama coba buka tapi tidak bissa.” Jawab ibu mertuaku sambil menutup pintu kamar. Setelah beberapa menit aku akhirnya aku berhasil membuka kopernya secara paksa. Ternyata isi koper itu adalah BH dan CD G-string nya ibu mertuaku. Saat melihat hal itu aku mulai ngeres pikiranku. “terima kasih yah..dik…kamu uda nolongin mama…” “ah iya ma gak papa kok” Aku sejenak duduk disofa kamar itu. “kenapa dik….kamu capek….” Tanya ibu mertuaku sambil mendekati aku yang duduk disofa.

    Sejenak aku memandang wajah ibu mertuaku yang begitu cantik. Kemudian dia juga memandangku. Kami berpandang pandangan sampai aku mencoba mengecup bibirnya yang merah. Saat aku mengecup bibirnya, dia membalas kecupan bibirku, lidahku dan lidahnya saling bertabrakan. Saat kedua tangan ibu mertuaku mulai meraih punggungku dan mulai memeluk tubuhku. Aku melepaskan cumbuanku. “kenapa……sayang…. Kenapa tidak kamu teruskan… ????” kata ibu mertuaku sambil memegangi wajahku. “maaf….maaf….atas kelancangan saya….sekali lagi maaf…..” “kamu takut sama isteri kamu….??? “ Tanya mamaku sambil mendekati tubuhku. “mama… maafin saya ma….itu dosa ma….. lagian aku gak sama…hhffzz” jari telunjuk ibu mertuaku menghentikan ucapanku itu. “ssssstttt…. Uda kamu gak usah takut sama papa… ingat dik…disini kita Cuma berdua… berdua…. Isteri kamu dan suami mama tak kan pernah tahu kejadian ini…..” sahut ibu mertuaku sambil mencoba mencium pipiku. “ma… maafin aku ma… saya ma…. Aku sebenernya juga sudah tidak tahan melihat mama…. Malam ini” langsung ciuman bibir ibu mertuaku yang mendarat dipipi ku lanjutkan dengan bibirku” kucumbu ibu mertuaku diatas sofa itu. Setelah beberapa menit ibu mertuaku minta berhenti. “ada apa ma..??? “ tanyaku dengan serius “jangan disini diranjang aja yah…. Mama gak nyaman kalo diatas sofa… kunci dulu pintunya dik” sahut ibu mertuaku. “langsung dengan segera aku bangun dari sofa dan berjalan menuju pintu untuk menguncinya.


    “sayaaaang.. sini dong mama uda tidak sabar…” panggilan ibu mertuaku manja. kulihat ibu mertuaku duduk diatas ranjang. Langsung aku mencopot seluruh bajuku dan kuhanya mengenakan CD. Langsung aku naik keatas ranjang besar dan empuk itu. Segera kujamah tubuh ibu mertuaku dengan sentuhan lembut dipahanya. “aaaahhhhh…..” desah ibu mertuaku sambil memejamkan mata. Langsung aku mencumbu bibirnya yang merah dengan lahap. Spontan langsung ibu mertuaku membalasnya dengan liar, bahkan lebih liar dari yang aku kira. Setelah beberapa menit aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus. “aaaaahhhhh…..sudah lama mama pengen merasakan ini…..akhirnya tanpa diminta kamu mengerti apa beban bathin mama selama ini….aaaaahhhhh…..aaaaaahhhhhh” desahan ibu mertuaku semakin menjadi jadi seperti desahan di film film bokep. Setelah satu menit lebih aku menciumi lehernnya aku beralih ke dadanya aroma wangi ditubuhnya membuatku semakin menjadi jadi. Kuciumi dengan lahap dan bringas dadanya sambil memeluk erat tubuhnya. Penisku semakin keras dan amat keras seakan akan CD ku tak kuat menahan penisku yang tegak berdiri. Sambil menciumi dadanya aku mencoba melepas kaos yang dia pakai. Akhirnya beberapa menit kemudian kaosnya terlepas.

    Terpampang didepanku dua buah payudara montok dan mulus yang masih terbungkus oleh BH G-string hitam. Langsung aku menyosor payudaranya yang masih terbungkus BH G-String hitam itu. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……buka aja….buka BH nya sayang …… “ sambil terus menciumi kedua payudaranya yang montok. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah. Kemudian aku mencoba meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya. Tak lama kemudian aku berhasil meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya, dan aku menjatuhkan BH nya ke lantai. Kulihat putting payudaranya yang coklat terlihat sangat kontras. Langsung ku lahap putting payudaranya yang kiri dengan mulutku. “aaaaaahhhhhh……. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… enak baget sayaaaaaaang…. Kamu benar..benar… aaaaahhh…..aaaahhhh….tahu… apa yang mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… yang mama pengen” sambil mendesah dan memejamkan mata dia berusaha mengucapkan kata kata itu” kuciumi seluruh permukaan kedua payudaranya, kuhisap berulang kali, kuhisap dengan kuat sampai hisapan mulutku terdengar keras “ccpppceekkk” kulihat ibu mertuaku mengeluh keenakan. “ooohhh…oooohhhh…..aaaaahhhhh….enak…..sekali sayaaaaang !!!!” tak hanya itu aku menjilati seluruh permukaan kedua payudaranya dengan bringas sampai sampai seluruh kedua permukaan payudaranya basah karena air liurku. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah . Kemudian aku beralih ke perut dan pusarnya, kuciumi dengan penuh gairah sambil melepaskan rok hitam yang dia pakai. Tak lama kemudian rok hitam itu terlepas dari tubuhnya.


    Kulihat CD G-string yang berwarna hitam itu agak terlihat basah. Dengan posisi duduk ibu mertuaku melorotkan CD ku “buka aja…gak usah malu…sayaaaang..tuh kan udah bangun dari tadi” ibu mertuaku langsung mengelus elus penisku yang sudah tegak berdiri sambil mencoba mencium penisku. Dia mendorong tubuhku dan akhirnya aku terbaring diranjang empuk itu. Lamgsung dia menciumi pensiku dengan ganas dan bringas, liar sekali ibu mertuaku saat itu. Aku segera bangun dari ranjang kemudian aku mendorong tubuh ibu mertuaku dan akhirnya kepala ibu mertuaku beralas bantal yang empuk dan terbaring diatas ranjang. Langsung aku mencopot CD G-string yang dia pakai. Wow vaginanya masih terawatt dengan baik… merah merona dengan ditumbuhi bulu lebat. Kulihat vaginanya sudah basah, langsung aku menyosor selakanganya yang wangi dan menciumi seluruh permukaan vaginanya yang ternyata juga wangi. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… terus… jangan berhenti… terus…. Mama pengen kamu terus ciumin punya mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… mama mohon jangan berhenti” berkali kali cairan sperma keluar dari vagina ibu mertuaku. “setelah beberapa menit aku beralih menciumi leher, dada, dan kedua payudaranya yang montok sambil menindih tubuhnya. Penisku yang tegak berdiri menggesek gesek selakangannya.. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa ….. kenapa sayaaaang….. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa gak kamu masukin…. Mama uda gak tahan… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……” “maaf ma… aku takut mama hamil….soalnya aku takut tidak bissa menahan air maniku nanti…..” sahutku menjawab. “oooooohhhh… aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… tidak sayyang tidak jangan buat mama tersiksa cepat masukin…. Mama gak peduli hamil apa tidak….” Langsung aku menancapkan penisku kevaginanya yang basah. “slep slep slep slep” penisku keluar masuk keluar masuk. Aku berulang kali menggenjot tubuhku.

    Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “beberapa menit kemudian penisku bereaksi pinggul seperti bergetar hebat saat air maniku keluar deras menuju kedalam vaginanya ibu mertuaku. Beberapa menit kemudian kami berganti posisi yaitu ibu mertuaku duduk diatas pangkuanku sambil mengelus elus rambutku dan menggenjot genjot tubuhnya. Akupun menciumi leher, dada dan payudaranya dengan liar dan bringas. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah.


    Mertua“aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ Tak lama kemudian kurasakan air maniku keluar bersamaan dengan air mani ibu mertuaku. “Kenapa gak dari dulu sih kamu melakukan ini pada mama aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ sambil mendesah dan memejamkan mata dia bertanya kepadaku. “saya tidak tahu ma… kalau sebenernya mama pengen banget bercinta dengan saya….” Jawabku dengan nada lirih. Setelah beberapa menit kami berganti posisi lagi. Posisiku sekarang tubuhku berbaring diatas ranjang dan ibu mertuaku menindih tubuhku. Dia berkali kali menggenjot genjot tubunya sendiri sambil mendesah dan memejamkan mata “aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ waktu terus berlalu kami tertidur sampai pagi diranjang besar itu”

    sinar matahari menyorot wajahku dari jendela. Kulihat ibu mertuaku sedang duduk tersenyum diatas ranjang sambil memandangku. “ayo bangun sayaaaang udah pagi nih” sapa ibu mertuaku sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

    “mama…uda pagi yah…ma…. Ma saya pengen lagi nih.. langsung ku ciumi lehernya sambil memeluknya dari belakang. “eits… eits… jangan jangan jangan gak boleh gak boleh…. Kemarin aja jual mahal sama mama…. Sekarang kamu sendiri yang minta” sahut mamaku sambil ketawa kecil. “mending kamu mandi dulu sana gi…. Habis itu kita sarapan dulu baru deh kita lanjutin lagi ronde keduanya…. Gimana sayang tawaran mama? Mau gak? Kalo gak mau yah kamu gak boleh nyentuh mama lagi” tawar ibu mertuaku. “ya deh ya deh… aku mau” sahutku dengan ketawa.

    Habis mandi dan sarapan pagi, siang sampai sore aku melakukannya lagi dikamar itu. Malamnya aku dan ibu mertuaku jalan jalan ke pantai Kuta. Setelah pulang dari pantai Kuta, malam hari kira kira pukul 12 malam aku melakukan ronde ke 3 dengan ibu mertuaku. Waktu terus berlalu. Sepulang dari Bali secara diam diam kami juga sering melakukan hubungan sex diHotel tanpa sepengetahuan istriku dan papa mertuaku.

  • Kekasihku Keturunan Indo Jepang

    Kekasihku Keturunan Indo Jepang


    2127 views


    Duniabola99.com – Ini satu lagi pengalamanku sebelum bertemu Ira. Aku berpacaran dengan seorang gadis keturunan Jepang, sebut saja namanya Mei. Ayahnya seorang Jepang yang telah menjadi WNI, sedangkan ibunya orang Indonesia asli keturunan Dayak. Jadi bisa dibayangkan anaknya berkulit putih mulus (kalau orang bilang kopi masuk tenggorokannya akan kelihatan).

    Awal mula pertemuanku, di sebuah pesta valentine yang akhirnya berlanjut sampai sekitar 6 tahun. Memang pacaran merupakan awal bagi kami berdua. Maka aku mencoba untuk mempelajari arti pacaran bersamanya. Mungkin malam itu merupakan malam pertama bagi kami mencoba suatu yang baru dalam berpacaran. Di sebuah gedung bioskop aku dan dia bercumbu saling berciuman “hot” sekali sampai-sampai kami tidak tahu apa film yang kami tonton.

    Kucium bibirnya sambil tanganku bermain di gunung kembarnya. Kutekan ke dalam puting susunya, ia pun mendesah “Aahh…” aku tak mengerti rasa apa yangsedang dialaminya. Tanganku terus aktif menelusuri kedua bukit kembarnya sambil terus mendengar desahan mesra yang keluar dari mulutnya. Pasangan di sebelahku tampaknya ikut memperhatikan tapi kubiarkan mungkin mereka ingin merasakannya juga.

    Tanganku terus merayap membuka kancing celana jeans-nya dan menarik retsleting dan terus masuk ke dalam CD-nya sampai mendapatkan bukit berbulu halus. Kuusap-usap bukit itu dan jariku mulai mencari liang kemaluan yangtelah mulai basah keenakan. Jariku mulai memasuki lubang kemaluan itu dan terus bermain masuk-keluar, mulut mungilnya terus mendesah dan badannya sedikit mengejang.

    Kurasakan bertambah basah kemaluannya, ternyata dia orgasme lagi. Kuambil tangan kanannya, kuantar ke kemaluanku, Mei seakan mengerti dan membuka kancing dan menarik retsleting celanaku. Ditangkapnya batang kemaluanku yang sudah mulai menegang dipermainkannya, aku cuma berbisik,

    “Kocok dong!” Ia pun mengerti, tangannya mulai bermain ke atas dan ke bawah membuatku keenakan.

    Mungkin ia melihat mataku terpejam keenakan. Mei terus mempermainkannya dengan tempo yang bertambah cepat, aku cuma bisa mendesah

    “Terus Mei, enak.” Semakin cepat tempo yang dilakukan,semakin berdesir darahku.

    Tangan Mei membuka lebih lebar retsletingku agar lebih leluasa tangannya bermain di kemaluanku.

    Permainan dimulai lagi perlahan dan lama kelamaan semakin cepat.

    “Jim kenapa? Enak ya.” Aku cuma tersenyum sambil mengangguk.
    “Aah.. ahhhsedikit lagi nich terus… ach.. ach… achhh…” keluar sudah air maniku, aku segera menciumnya dengan penuh nafsu.

    Mei berkata,

    “Ih kok elo kencing sih… tangan gua basah nich.” Aku segera berbisik menjelaskan apa yang terjadi, kulihat dia mengerti dan segera berbisik lagi,
    “Ada tissue nggak?” Ia pun segera mengambil tissue dan mulai mengelap kemaluanku yang telah basah tadi.

    Aku cuma berbisik,

    “Makasih ya, enak loh, belajar dimana?”

    Mei tersenyum dan berbisik, 4:28 PM 3/10/2001″Loh kan elo yang ngajarin.”

    “Iya bener,” jawabku sambil tersenyum.

    Film pun berakhir, kami pulang ke rumahnya dan pucuk di cinta ulam tiba, ayahnya belumlah sampai di rumah, kedua adiknya tidak pulang karena harus menginap di rumah saudaranya. Aku pun tidak mau merugi. Kumanfaatkan kesempatan,

    “Mau yang lebih enak nggak?” kutarik tangan Mei dan mulai kukulum bibir mungilnya.

    Tanganku pun mulai aktif bermain di kedua bukit kembarnya. Kutekan ke dalam puting susunya ia pun mendesah “Ach…” entahmengapa semakin aku mendengar desahan Mei semakin ganas mulutku bermain.

    Kujilati seluruh leher dari mulai tengkuk sampai ke lehernya, desahan Mei pun semakin merangsangku. Sesekali kukulum bibir mungil Mei. Ia pun sudah mulai mengerti dengan membalas kulumanku. Kujulurkan lidahku ke mulut Mei dan memancing agar lidahnya juga terjulur. Aku pun mengajarkan secara tidak sengaja “French Kiss” yang menurut sementara orang merupakan cara berciuman yang paling nikmat.

    Tanganku semakin aktif kubuka baju Mei sampai terlihat kedua bukit kembar menantang ditutupi BH warna pink. Kutarik tangan Mei ke arah kemaluanku. Kubuka BH penghalang itu dan lidahku mulai bermain, kujilati kedua puting susu kemerahan itu bergantian. Semakin kujilati dengan mesra semakin nikmat yang Mei rasakan. Sesekali kupandang mata Mei yang terpejam merasakan nikmatnya. Sesekali kusedot dan

    “Ach… Jim terusss… Jim, enak bener… achh.. achhh Jim enakkk… terusss.” Kata-kata itu terus keluar dari mulut Mei yang mungil.

    Lidahku semakin lincah mendengar suara desahan itu. Kujilati terus seluruh bukit kembar itu dan terkadang leher jenjang Mei sampai ia merasakan nikmatnya permainan ini dan akhirnya,

    “Aachhh…”tubuh mungil itu menggelinjang. Aku segera mengerti bahwa Mei telah orgasme untuk yang pertama.

    Tangan Mei sudah semakin mengerti, dibukanya kancingdan restletingku, dipegangnya batang pusaka itu dan dimainkannya naik turun. Perlahan tapi pasti dan dengan tempo yang semakin cepat.

    “Achhh…” kurasakan semakin nikmat.

    Ternyata memang tak percuma pengalaman di bioskop tadi yang kuajarkan.

    Darahku semakin berdesir, rasa nikmat tiada duanya kudapat. Segera kutundukkan kepala Mei sambil kubisikkan,

    “Isep dong!” Mei pun mengangguk dan mulut mungil itu telah bermain dengan kemaluanku.

    Dijilatinya dari kepala sampai batang dan sesekali dimasukkannya batang itu ke mulutnya sambil kurasakan hisapan hangatnya. Tangan Mei pun tak berhenti bergerak naik turun. Sesekali dihisapnya ujung kemaluanku, kulihat pipinya menggembung akibat mulutnya kemasukkan batang wasiat peninggalan nenek moyang.

    “Achhh…” keluar desahan dari mulutku.

    Semakin nikmat kurasakan, aku pun segera menarik Mei, kubuka celana jeans-nya dan kuarahkan lidahku kekemaluannya yang sudah membasah. Kujilati terus lubang kemerahan itu dan sampai ke klitoris merah yang menantang. Kujilati terus dengan perlahan tapi pasti. Terus kupandangi wajah Mei yang terpejam kenikmatan. Tangan Mei sesekali memegangi kepalaku menahan nikmat yang kuberikan. Kupandangi lubang kenikmatan itu. Jari-jari nakalku mulai bermain. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam kemaluan Mei. Kupermainkan kemaluan itu dengan jariku, keluar-masuk. Terus kulakukan sambil sesekali menambah tempo lebih cepat. Mei pun menggelinjang,

    “Achh… achh… achhh…” Keluarlah air kenikmatan membasahi kemaluan Mei.

    Kulihat Mei terkulai kenikmatan, kutarik badannya dan kutempatkan di sofa single dengan posisi menantang menghadapku. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan Mei sambil kuangkat kedua kaki indah itu di atas pundakku. Kuangkat sedikit pantat indah itu agar semakin mudah batangku mengarah.

    “Echh.. echhh… blessss…” akhirnya berhasil juga batang wasiat itu masuk, terus kugerakkan keluar masuk.

    Kulihat Mei terbujur sambil matanya yang terpejam merasakan nikmatnya suasana.

    “Terus… terus… Jim, perlahan-lahan biar nikmat.” Aku terus tanpa peduli memacu kemaluanku sampai akhirnya… “Achhh….” keluarlah air mani dari kemaluanku dan Mei pun menggelinjang menahan air nikmat yang keluar dari kemaluannya.

    Kami terkulai lemas, kulihat Mei tersenyum sambil berbisik,

    “Mau lagi dong!” Aku pun semakin tertantang, kutarik kepala Mei dan sedikit kutundukkan, Mei pun mengerti.

    Segera mulut mungil itu bermain di kemaluanku menjilati sampai bersih air maniku. Setelah bersih, kembali mulut mungil itu bermaindengan tongkat wasiatku. Batang kemaluanku masuk ke dalam mulutnya dan tangan kanannya bermain naik turun. Batang kemaluanku pun yang telah kuncup kembali menegang, darahku kembali berdesir. Nikmat yang kurasakan terasa lebih nikmat. Aku tak kuasa berkata-kata cuma desahan dan nikmat yang luar biasa yang bisa kurasakan.

    Setelah tak tahan merasakan nikmat yang luar biasa, aku pun berbalik menarik Mei untuk membangkitkan lagi rangsangan untuknya. Kujilati Kedua payudara menantang dan terus lidahku bermain sampai mengarah ke lubang kemaluan Mei. Kujilati habis bagai anjing yang kehausan, terus kujilati sambil sesekali melirik Mei yang semakin teransang kenikmatan. Kubukalebar kedua paha Mei sehingga terlihat lubang menganga yang menunggu kedatangan batang wasiatku. Kujilati klitoris kemerahan dengan perlahan tapi pasti,

    “Achhh…” Mei kembali mencapai orgasme.

    Melihat Mei terkulai lemas kuangkat badannya sehingga menghadap membelakangiku. Kuangkat sedikit pantat Mei sehingga membuat posisi menungging atau kalau orang barat bilang “doggy style”. Kuarahkan batang kemaluanku, tetapi terasa sulit sekali untuk masuk. Terus aku berusaha sampai akhirnya kubuka sedikit kedua paha Mei. Kuhujam batang kemaluanku dan akhirnya dengan sedikit usaha masuk kembali batang itu ke kemaluan Mei.

    Tanganku berpegang pada kedua pinggul Mei dan perlahan tapi pasti kupacu batang kemaluanku keluar dan masuk lubang kemaluan Mei. Agak seret memang posisi ini dibanding posisi sebelumnya, sehingga agak sulit bagiku untuk menambah tempo, tapi aku terus berusaha menambah tempo. Semakin cepat dan semakin cepat, “Jim pelan-pelan, sakit,” tiba-tiba kata-kata itu keluar dari mulut Mei.

    Sebentar kupandang wajah Mei yang meringis kesakitan,

    “Tapi enak kan?” Kulihat Mei mengangguk, maka semakin tidak pedulilah aku terus memacu gerakan keluar masukku.

    Terus kupacu sampai sekitar 15 menit kurasakan cairan hangat mulai membasahi kemaluanku. Mei mulai terkulai lemas, tanpapeduli terus kupacu batang kemaluanku untuk terus mencapai klimaks. Memang terasa lebih lama permainan yang sekarang dibanding permainan tadi, terus kupacu sampai akhirnya kurasakan sesuatu akan melesak keluar dari kemaluanku. Kucabut keluar batang kemaluanku dan kubalikkan badan Mei yang sudah terkulai lemas. Kukocok sendiri batang kemaluanku dengan tempo tinggi sampai akhirnya

    “Achhh… ssshhh…” keluar air maniku dan kuarahkan ke payudara Mei.

    Aku pun terkulai lemas dan kubisikkan Mei agar mengusap air maniku ke seluruh permukaan payudaranya.

    “Biar lebih kenceng,” kataku.

    Mei cuma diam dan melakukan apa yang kuinginkan. Setelah selesai,

    “Masih mau yang lebih enak lagi?” tanyaku.
    “Iya dong,” jawab Mei sambil terkulai lemas.

    Aku cuma mengangguk sambil mengingatkan bahwa ayahnya sebentar lagi pulang.

    Kami segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Betul saja tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil, aku segera keluar membukakan pintu garasi.

    “Selamat malam Om,” sapaku.

    Ayah Mei hanya tersenyum dan masuk ke rumah. Setelah bercanda sebentar aku pun pamit pulang. Kubisikkan,

    “Nanti gua ajarin lagi yang lebih enak.” Mei cuma tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Aku pun segera pulang dengan hati senang.