Author: Kisah Memek

  • Kisah Memek Sepupuku Lisa Yang Kena Entot

    Kisah Memek Sepupuku Lisa Yang Kena Entot


    2201 views

    Duniabola99.com – Jika ada di antara pembaca merasa terbawa dalam kisahku ini aku mohon maaf kepada saudara/i. Sebelumnya aku perkenalkan diriku dulu. Namaku Sultan, wajahku lumayan lah. Kata teman-temanku, aku tampan. Itu kata mereka, kalau menurutku, aku biasa-biasa saja. Aku anak dari seorang pejabat. Papaku bekerja di suatu kantor pemerintahan, waktu itu ayah menjabat sebagai wakil walikota.


    Awal kisah ini terjadi sekitar awal Januari, dimana waktu itu aku sedang sendiri di rumah, sedang nonton TV tiba-tiba aku di kejutkan oleh suara bel berbunyi.Kringg.. kring.. suara bel berbunyi itu membuat aku terkejut.Kemudian aku membuka pintu, aku melihat seorang gadis berdiri menggunakan baju kaos berwarna putih dan rok mini berwarna hijau sampai ke lutut, wajahnya cantik dan sedap dipandang mata.Aku bertanya, Cari siapa dik..?Dia balas dengan bertanya, Benarkah ini rumah paman Rizal..?Aku terkejut, karena nama yang dia sebutkan adalah nama papaku. Kemudian aku bertanya lagi.Adik ini siapa?Dia hanya tersenyum. Senyumannya manis sekali, lalu aku jawab, Benar, ini rumah paman Rizal, sambungku lagi.Dan sekali lagi dia tersenyum, manis sekali, membuat hatiku dag dig dug.Aku bertanya lagi, Adik ini siapa sih..?Sambil terseyum dia memperkenalkan dirinya, Namaku Lisa, kata-katanya terhenti, Aku datang kemari disuruh mama untuk menyampaikan sesuatu untuk paman Rizal.Oh iyah.. aku sampai lupa mempersilakan dia masuk ke rumah. Lalu kusuruh dia masuk.Silakan masuk, kataku.Aku persilakan dia masuk, Kan ngga enak bicara di depan pintu, apa lagi tamu.Setelah berbicara sebenter di depan pintu, dia masuk dan duduk di kursi ruang tamu. Setelah kupersilakan duduk, aku mulai bertanya lagi tentang dia, dan siapa dia bagaimana hubungannya dengan papaku.Kalau boleh tau, adik ini siapa yah..?Hihihi.. dia tertawa, aku jadi heran, tetapi dia malah tertawa.Kalau ngga salah, pasti abang ini bang.. Sultan yah? sambungnya.Aku terkejut, dari mana dia tahu namaku, lalu aku bertanya, Kog adik tau nama abang?Lalu dia tertawa lagi, Hihihi ..tau dong.Masa abang lupa sama aku? lanjutnya. Aku Lisa, bang. Aku anaknya tante Maria, celotehnya menjelaskan.Aku terkejut, ..ah.. jadi kamu anaknya tante Maria? tambahku.

    Aku jadi termangu. Aku baru ingat kalau tante Maria punya anak, namanya Lisa. Waktu itu aku masih SMP kelas 3 dan Lisa kelas 1 SMP. Kami dulu sering bermain di taman bersama. Waktu itu kami belum tahu tentang apa yang namanya cinta/sex dan kami tidak berjumpa lagi karena waktu itu aku pergi ke Australia sekitar 2 tahun. Sekembalinya dari Autralia aku tidak pernah ke rumahnya karena sibuk sekolah. Sudah kira-kira 3 tahun kami tidak berjumpa, sampai aku mahasiswa tingkat 2, aku tidak ingat namanya lagi, kini bertemu sudah besar dan cantik lagi.Lalu kubertanya kembali menghamburkan lamunanku sendiri, Bagaimana kabar mamamu? tanyaku.Baik jawabnya.Kamudian dia mengulangi maksud dan tujuannya. Katanya, papaku diminta mamanya untuk datang ke rumahnya untuk membicarakan sesuatu hal.Lalu aku balik bertanya dengan penasaran, Kira-kira yang akan dibicarakan apa sih..?Dia menjawab sambil tersenyum manis nan menggoda. Sambil tersenyum, aku memperhatikan dirinya penasaran.

    Tiba-tiba dia bicara, Ternyata abang ganteng deh, ternyata mama ngga salah bilang.Aku jadi salah tingkah dan wajahku memerah karena dipuji. Adik ini ada-ada saja pikirku. Kemudian aku sambut kata-katanya, Ternyata tante Maria punya anak cantik juga. dia hanya tersenyum saja.Paman Rizal kemana bang? dia bertanya membuka keheningan.Belum pulang kerja. jawabku.Hmmm gumamnya.Ya udah deh, titip pesen aja gitu tadi, ya bang! memastikan.Iya oke. jawabku pasti.Jangan lupa yah..! lebih memastikan.Iya.. aku tegaskan lagi.Oke deh.. kalau gitu Lisa pamit dulu yah.. ngga bisa lama-lama nih.. mama bilang jangan lama-lama. jelasnya. Pamit yah bang! tambahnya.Oke deh, mengiyakan. Hati-hati yah! sambungku seperti cowok-cowok lain pada cewek umumnya.Dia hanya tersenyum menjawabnya, Iya bang

    Nah, detik itu jugalah momen itu terjadi. Tidak tahu kenapa dia tiba-tiba menarik tanganku dan mencium pipiku. Bercampur rasa bingung dan asyik di hatiku.Waduh buat apa itu tadi? tanyaku bodoh. Dia hanya tersenyum.Abang ganteng deh, jelasnya sambil melepaskan pegangan tangannya.Nah, itu dia, karena menurutku aji mumpung perlu diterapkan, aku menangkap tangannya dan balik mencium pipinya. Dia menjadi kaget dan aku hanya tersenyum saja, memasang wajah innocent yang jauh dari sempurna. Balas dendam pikirku. Karena kepalang keasyikan dan sudah timbul nafsu. Aku memberanikan diri lagi untuk mencium bibirnya mengusik kediamannya karena kaget pada ciuman pertamaku tadi.


    Mumpung rumah sepi kesempatan nih.. pikirku dalam hati.Aku memberanikan diri untuk lebih lagi dengan meraba tonjolan yang ada di dadanya yang terbungkus bra dari luar.Dia mendesah, ..ahh..hem..Tonjolannya agak lumayan kalau tidak salah taksir, kira-kira 32b besarnya. Karena sudah sangat bernafsu, dan ego kelelakianku meningkat, hasrat itu pun timbul. Aku belai tubuhnya perlahan dan terus menaik sampai ke lehernya. Kubuka baju yang dia pakai hingga terlepas. Dan aku terus meraba bongkongnya yang lumayan juga besarnya kalau tidak salah taksir dapurnya kira-kira 61.Seperti penyanyi saja, gumamku dalam hati.

    Karena keadaan kurang memungkinkan, kugendong dia ke kamarku sambil kami berciuman terus. Kurebahkan dia di kasur dan kutindih dia. Kubuka perlahan-lahan kaos yang dia pakai dan BH-nya aku buka hingga polos. Terpampang di depanku sebuah pemandangan yang indah, sebuah gunung dua yang sangat indah dengan pucuknya berwarna merah ranum. Aku dengan rakusnya meremas dan mengulum kanan dan kiri. Tanganku dengan aktif terus menjalar ke rok yang dia pakai. Perlahan-lahan aku turunkan hingga terbuka semuanya. Aku melihat kodam (kolor,dalam) warna putih dengan berenda bunga. Kubuka perlahan-lahan dengan sabar, hati-hati dan lembut. Tiba-tiba dia menepis tanganku.Jangan bang..! Jangan bang..! dia memohon, tetapi aku yang sudah dirasuki setan tidak ambil pikir.Kemudian kucium bibirnya dan kuremas kembali gunungnya. Dia terangsang. Kucoba mengulang kembali, kutarik kodamnya (kolor,dalam) perlahan-lahan. Dia tidak menepis tanganku, terus kubuka dan kuterpana melihat pemandangan yang begitu indah yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Aku melihat sebuah kemaluan yang masih gundul yang hanya dikelilingi dengan rambut yang masih belum lebat.

    Kusibak hutan yang masih agak gundul. Ada cairan bening yang keluar dari dalam hutannya. Dia sudah terangsang. Kubuka bajuku tergesa-gesa. Pakaianku hanya tinggal kodam (kolor dalam) saja tetapi Ucokku (kejantananku) sudah mau lompat saja, ingin mencari sasaran. Sudah tidak tahan ucokku sehingga aku langsung meraba hutannya. Kusibak (buka) hutannya dan aku menciumnya. Kemudian kujilat semacam daging yang keluar dari kemaluannya. Kujilat terus kelentitnya hingga dia meyilangkan kakinya ke leherku.Ahh.. ohh.. yaa.. desahnya.Kumasukan jari tanganku satu dan kukorek-korek dalam hutanya. Dia semakin merapatkan kakinya ke leherku sehingga mukaku terbenam dalam hutannya. Aku tidak bisa bernafas. Aku terus hajar hutannya.


    Hauhh.. ahh.. yahh.. huhhh.. terdengar suara desahya.Aku terus hisap sehingga timbul suara yang entah dia dengar atau tidak. Kemudian perlahan-lahan kakinya agak melonggar sehingga aku bisa nafas dengan bebas kembali. Aku terus menghisap dalam hutannya. Setelah puas kubermain di hutanya, kuhisap lagi gunung kembarnya, kiri dan kanan.Bang.. aku udah ngga tahan nih.. mau keluar.. desahnya.Kupercepat lagi hisapanku, dia merintih.Ahh.. oohhh.. yahh.. serrrr.. dia lemas. Ternyata dia sudah klimaks.Kubuka kodamku dan kejantananku ini kukeluarkan. Taksiranku, kejantananku kira-kira 18 cm panjangnya kalau sudah tegang. Kubimbing kejantananku (ucok) ke arah hutannya. Kugesek-gesekan kejantananku pada liang kelaminnya, kusodok perlahan-lahan. Awalnya meleset, tidak masuk. Wah, ternyata dia masih perawan. Kucoba lagi perlahan-lahan, tidak juga bisa masuk. Kuberi air ludah ke batang kejantananku agar tambah licin. Kemudian kucoba lagi, hanya masuk ujung kepalanya saja, dia merintih.

    Aduh.. sakit bang.. sakit.. rintihnya.Aku berhenti sejenak, tidak melanjutkan sodokanku, kukulum lagi gunungnya, dadanya terangkat ke atas. Tidak lama dia terangsang lagi, lalu kucoba lagi untuk meyodok (seperti permainan bola billyard). Kusodok terus dengan hati-hati, aku tidak lupa memberi ludahku ke kejantananku. Karena hutannya becek akibat klimaks tadi jadi agak licin sehingga kepala kejantananku bisa masuk dia merintih.Aduh.. sakit bangTahan dikit yah.. adikku manis..`ngga sakit kok.. cuman sebentar aja sakitnya bisikku di daun telinganya.Dia diam saja. Kusodok lagi, akhirnya masuk juga kepala si ucok, terus kusodok agak keras biar masuk semua.Slupp.. blesss.. dan akhirnya masuk juga ucokku. Dia menggigit bibirnya menahan sakit. Karena kulihat dia menahan sakit aku berhenti menunggu dia tidak kesakitan lagi. Ucokku masih terbenam dalam hutannya, kulihat dia tidak menggigit bibirnya lagi. Kusodok lagi ucokku perlahan-lahan dan lembut, ternyata dia meresapinya dan kembali terangsang. Kusodok terus.

    Ahh.. auuohhh.. yahh.. terus bang.. pintanya karena dia teransang hebat sambil mengoyangkan pinggulnya ke kiri kanan. Rupanya dia sudah tidak kesakitan lagi. Semakin kuat kusodok.Auoohhh.. ahhh.. yahh.. uhhh.. terus bang! kakinya dililitkan ke leherku.Ahh.. yaa.. rintihnya lagi, terus kusodok agak keras.Selupp.. selup.. suara ucokku keluar masuk, aku juga merasakan ada denyutan dalam hutannya seperti menghisap (menarik) ucokku. Rasanya tidak bisa dikatakan dengan kata-kata.Yahh.. aouuhh yahh.. suaraku tanpa sadar karena nikmatnya.Bang.. enak bang. kusodok terus.Uohh.. ahhh.. yahh.. terusss bang! Yahh.. yahh.. ngga tahan nih bang.. dia terus berkicau keenakan, oohh.. yahh aouuhh.. yaa.. i coming.. yes.. terus dia berkicau.Entah apa katanya, aku tidak tahu karena aku juga merasakan sedotan dalam hutanya semakin kuat.


    Dia meremas kain penutup tilam sampai koyak. Aku terus meyodok dan terus tidak henti-henti.Aouhhh.. ahhh.. yahh.. yaa.. mau keluar nih bang.. dan, Slerrrr dia keluar, terasa di kepala ucokku. Dia klimaks yang kedua kalinya.Aku terus memacu terus mengejar klimaksku, Yahh.. aouuu.. yahh.. ada denyutan di kepala ucokku.Yahh.. ahhh.. aku keluar, kutarik ucokku keluar, kuarahkan ke perutnya.Air maniku sampai 3x menyemprot, banyak juga maniku yang keluar, lalu kukecup keningnya.Terima kasih.. aku ucapkan.Kulihat ada bercak darah di sprei tilam, ternyata darah perawanya. Lalu kuajak dia membersihkan diri di kamar mandi, dia mengangguk. Kami mandi bersama. Tiba-tiba ucokku bangkit lagi melihat bongkongnya yang padat dan kenyal itu. Kutarik bokongnya dan kutunggingkan. Kusodok dari belakang.Aduh.. gumamnya karena masih agak sempit dan masih terasa ngilu karena baru hilang keperawanannya.

    Dia terangsang kembali, kuremas gunung kembarnya, aku berdengus. Ahh.. aouhhh.. yaaa.Crottt.. croottt.. crottt.. kukeluarkan maniku dan kutumpahkan di bokongnya.Kami terus bermain sampai 3 kali. Aku teringat kalau sebentar lagi mama akan pulang, lalu kusuruh cepat-cepat si Lisa mandi dan mengenakan pakaiannya. Kami tersenyum puas.Terima kasih yah bang, aku tersenyum saja dan aku mencium bibirnya lagi serta membisikkan ke telinganya, Kapan-kapan kita main lagi yah!Dia hanya tersenyum dan, ..iya, jawabnya.Setelah berpakain dan merapihkan diri, kuantar dia ke depan rumah. Dan ciuman manis di bibir tidak lupa dia berikan kepadaku sebelum pergi. Aku hanya bisa melihat dia berjalan pergi dengan langkah yang agak tertatih karena merasakan nyeri di selangkangannya.Oh nikmatnya dunia hari ini. pikirku dalam hati sambil menutup pintu.

  • Kisah Memek Nafsu Ku Naik Lihat Badan Seksi Di Sampingku

    Kisah Memek Nafsu Ku Naik Lihat Badan Seksi Di Sampingku


    2216 views

    Duniabola99.com – Saya terasa udara dingin menimpa badanku. Saya buka mata, saat sekitaran jam 3 pagi, saya telah tidur sepanjang 4 jam. Badan bugilku masih tetap terbaring diranjang. Saya tengok Bu Diah, badannya yang mulus telanjang bulat juga masih tetap tergeletak disampingku. Telah tidak berpelukan sekali lagi seperti saat ingin tidur.


    Saya ingin cium dia, namun tidak jadi, saya miliki fikiran beda. Saya bangun bebrapa perlahan, saya berdiri selain ranjang dekat Bu Diah. Saya amati badan molek Bu Diah, rambut ikal, hidung mancung, bibir merah merekah, leher tahap, buah dada indah sekali besar serta kencang, pentilnya kemerahan mendongak, perut tidak tebal, pinggul cocok, pantat bulat padat, kaki panjang dengan paha mulus indah.

    gembulan daging cembung di atas selangkangan itu bukanlah main menantangnya, garis merah membelah, rambut tidak tebal hiasi, itilnya merah sebesar biji kacang tanah bukanlah terlalu berlebih namun kemaluan Bu Diah masih tetap seperti tempik anak usia 16 tahunan yang saya sempat tembus sekian kali.

    Nafas Bu Diah teratur, tempat tangan di atas kepalanya serta pahanya terbuka lebar mengundang saya untuk menyetubuhinya. Darahku tersirap namun saya masih tetap ingin memberi kenikmatan mataku untuk nikmati panorama langka ini.

    – Perlahan saya keluar ambil rokok, menyalakan serta menghirupnya kembali mendekati Bu Diah yang masih tetap tergolek menantang. Lima menit berlalu saat rokok pertamaku habis serta saya matikan di asbak. Saya nyalakan rokok ke-2, kembali saya puaskan mataku dengan keindahan badan mulus wanita, nafasku memburu, rokok saya isap dalam-dalam makin cepat lalu saya matikan.

    Bu Diah menggeliat sembari mendesis, tangan Bu Diah bergerak perlahan, yang kiri memegang susunya samping kiri serta tangan kanannya memegang vaginanya, dia bergerak sedikit dengan kepala juga tergoyang lalu tempatnya miring serta ke-2 tangannya mendekap vaginanya, badannya melingkar memerlihatkan lekuk liku pinggangnya serta bokongnya yang mencuat. Saya fikir Bu Diah sekali lagi mimpi, mimpi bersanggama. Mimpi Bu Diah ini ingin saya menjadikan fakta.


    Pelan-pelan saya naik ranjang, kontolku telah mencuat keras setelah 4 jam istirahat, saya ada di atas badan mulus Bu Diah yang saya balikkan dari tempat miring, saya cium bibirnya. dia buka mata, kaget, namun dia biarlah bibirku melumatnya, jadi dia lebih ganas memagut bibirku,

    memasukkan lidahnya kemulutku yang saya sambut dengan lidahku yang lalu sama-sama menggelitik tangan kiriku menyokong badanku yang kanan mengelus buah dada Bu Diah, meremas-remasnya, memelintir pentilnya turun mengelus perutnya yang tidak tebal, pinggang yang ramping, kebawah sekali lagi saya renggangkan paha. Bu Diah, mulutnya terbuka keluar erangan erotis aauucchh. matanya tetaplah tertutup, birahinya bangit.

    Nafsuku mencapai puncak, tangan kanan meremas gundukan vagina Bu Diah, dia mendesis, saya gesek belahan merah ditengahnya dengan jari tengahku, saya usap-usap bebrapa perlahan, sedikit naik saya sentuh itilnya yang lembut, saya permainkan dengan belaian lembut. Diah lebih keras mendesis. orgasme. basahlah dia dalam kondisi 1/2 mimpi.

    – Saya tidak ingin mengoral vagina Bu Diah, saya tidak ingin lubangnya basah karna liurku, saya ingin rasakan kekesatan kemaluannya, saya ingin nikmati kesesakan tempiknya. Saya tujukan kontolku yang galak berkepala besar tanpa ada saya pegang, tangan kananku tetaplah meremas-remas pantat Bu Diah, 2 x kontolku coba menusuk lubang sempit kemaluan Bu Diah tidak dapat. Bu Diah menolong memegang lembut kontolku serta di arahkannya persis melekat liang sanggamanya.

    Setelah cocok, dia terlepas tangannya, membiarkan kontolku menembus tempiknya yang cembung, seolah dia paham saya memanglah suka nikmati bebrapa waktu kontolku membiak bibir merah kelaminnya, menguak lubang sempit vaginanya, menembus gundukan hangat kewanitaannya saya tekan kontolku, bibir memek Bu Diah merekah merah BLeess. kontolku menghujam dalam.


    “Aaucch. ”, erang Bu Diah kaget kontolku yang kepalanya besar menusuknya, mulutnya terbuka namun mata tetaplah terpejam.

    Saya turun naikkan kontolku perlahan, saya nikmati kesempitan lubang persetubuhan Bu Diah, kekesatan liang sanggamanya. Bu Diah mulai mengangkat bokongnya, menggelinjang mengerang-erang kesenangan karena kekerasan serta kehangatan kejantananku yang saya pakukan dengan mantap dalam kemaluannya yang makin merah serta terbuka bibirnya.

    Pantat Bu Diah naik turun ikuti pergerakan naik turun tusukan kontolku, ranjang lebih bergetar, desisan nafas makin kencang erangan makin keras gundukan Bu Diah erat menangkap tiap-tiap saya coBLosan kontolku,

    Bu Diah tidak ingin melepas pasak kejantananku terlepas dari cengkeraman memeknya, saya genjot sekali lagi dia, keras saya tusuk serta tusuk makin keras, saya sodokkan kekiri kanan saya coBLos serta coBLos. Bu Diah semakin menggelinjang, pantatnya bergoyang kencang, tubuhnya bergerak ke sana kemari menahan nikmat keperkasaan kontolku.

    Saya puasin mengaduk-aduk memek Bu Diah sekitaran 10 menit, selalu saya berbisik ditelinganya”Bu, anda peras-peras punyaku, ya”.

    Bu Diah tahu maksudku, matanya tetap terpejam tapi mimiknya sangat menggairahkan, mulutnya terbuka mengerang-erang, dia betulkan posisi bokongnya, dan mulailah remasan-remasan vaginanya di batang kontolku empot empot empot otot-otot vaginanya memeras-meras kontolku, sementara tanganku kuat-kuat meremas-remas buah dadanya, mulutku melumat-lumat pentilnya.

    “Aaaucch aauucchh”, nafsu Bu Diah memuncak.

    Kembali seperti petang tadi tanganku dipepetkan disebelah buah dada kiri kanannya, tangannya kebelakang memegang kuat sandaran ranjang. Aku sedikit menjauh, aku nikmati raut muka penuh nafsu, buah dada yang naik turun menggebu-gebu, bokong yang teratur berputar,


    semua nikmat dipandang dan yang paling nikmat adalah rasa empot empot vaginanya. remasan otot vagina kesat yang berdenyut-denyut Bu Diah mulai berkeringat setelah sekitar 15 menit memeras tenaga meremas-remaskan otot vaginanya ke kontolku, aku mulai kasihan. Aku mau muasin dia lagi.

    Aku kecup keningnya, aku bilang”Udah Bu, jangan repot-repot”.

    Aku ambil bantal aku taruh dibawah bokong besarnya yang membuat gundukan memek Bu Diah semakin membukit, aku buka lebar selangkangannya sementara kontolku tetap merapat di memeknya.

    “Bu, maaf ya aku mau agak keras menggejot”, kataku terus aku genjotkan kontolku keras-keras berulang kali, sodokan-sodokan kencang, adukan-adukan pentungan kelaminku yang perkasa.

    “Maass”, Bu Diah menjerit (Nuniek isteriku mungkin dengar jeritan histeris Bu Diah).

    – Jam terbang kontolku, pengalaman menyetubuhi banyak jenis wanita buat saya tahu bagaimana membikin Bu Diah lebih histeris, lebih liar, lebih berkelejotan, lebih ingin diperlakukan apa sajakah saya hujamkan kontolku lebih ganas sekali lagi saja sekitaran 15 menit saya hajar memek Bu Diah.

    Tanpa ada ampun kudengar ratapan Bu Diah”Maas, telah. Mas. ”

    Saya cabut kontolku sebentar, saya menunduk serta saksikan lubang senggama Bu Diah bulat merah menganga diameternya sebesar spidol saya suka saksikan liang senggamanya yang merah berdenyut-denyut sampai di terasa malu.

    – Saya belum juga ingin ganti tempat, saya pelesakkan sekali lagi kontolku yang keras mengkilat ceplak ceplak ceplak gundukan memek Bu Diah jadi membesar serta memerah terkena hempasan kejantananku, Pada akhirnya pejuku merasa telah menumpuk dikepala kontolku, keras sekali kontolku menegang saya tancapkan kontolku dalam-dalam serta saya tumpahkan air maniku yang kental hangat menyiram kemaluan Bu Diah. yang selalu meronta-ronta. Berbarengan semprotan hangat cairan kejantananku, Bu Diah juga orgasme.

    “Maas, saya juga keluaar. ”, jeritnya sembari pahanya merapat dipantatku serta kaki-kakinya menendang-nendang.


    Kami berdua cape, saya turun dari atas badan Bu Dian, saya berbaring tangan kiriku di bawah lehernya serta tangan kananku di atas vaginanya yang jadi mewangi ciri khas kombinasi cairan kejantananku serta cairan kewanitaan Bu Diah. Lalu Bu Diah bangun, kembali dia bersihkan kontolku sesudah dia bersihkan badannya di kamar mandi.

    Dia bertanya ”Mas ingin saya bikinin teh panas? ”.
    Saya jawab ”Enggak usah lah, kan telah nyusu”, jawab saya sembari memegang buah dadanya yang besar.

    Gantian kontolku diremasnya, sembari beranjak ambil softdrink yang berada di kulkas di kamar juga, memberinya padaku serta minum bertukaran satu kaleng. Selanjutnya kami berbaring, saya bisikkan di telinganya”Bu, trims ya, anda cantik ini pandai sekali”, sembari saya tekan vaginanya yang hangat gunakan tanganku.

    Bu Diah merangkul saya berbisik”Ah, Mas yang hebat, saya juga senang sekali Mas”.
    Saya cium bibirnya saya goda”Besok sekali lagi ya”.
    “Heeh”, jawab Bu Diah.

    Saya lega sekali, saya senang sekali. Saya bertindihan seperti barusan serta tertidur. Saya tidur pulas. Saya terbangun saat mendengar langkah orang masuk kamar, saya saksikan isteriku masuk kamar membawa nampan diisi kopi panas serta roti bakar/toast. Saya tengok Bu Diah telah tidak ada disampingku, saya masih tetap telanjang.

    “Selamat pagi, sayang”, kata isteriku.
    “Cape kerja ya, habis lembur 3x sih, namun enak kan”, kata dia sekali lagi sembari menyimpan nampan di meja kecil samping ranjang.
    “Sekarang jam berapa”, tanyaku.
    “Jam 1/2 tujuh. Masih tetap males, yach. Tidak apa sih, ini kan hari Sabtu. Ini minum kopi dahulu, sini saya minumin sayang”.

    Saya menurut saja serta diminuminya saya dengan kopi hangat, saya diminta makan toast yang dibikinnya. Isteriku telah mandi, baunya wangi, dia duduk mepet saya, saya tahu di balik kaos panjangnya dia tidak gunakan apa-apa sekali lagi.


    Dia pandangi saya penuh makna. Dia bilang”Puas kan, Mas. 2 x kan sama Diah. Tentu dia lebih hebat dari saya, saya sadar koq namun tidak apa-apa. Saya ikhlas sekali Mas dapat tidur sama Bu Diah. Hanya janganlah lupa lho, saya kan saat ini fitness serta BL setiap hari, isterimu dapat juga 2 x lhoo”, tuturnya genit sembari dia geser duduknya, dia angkat kaosnya serta telanjang bulat.

    Badan isteriku masih tetap bagus, semakin bagus dari Ibu Ning yang umurnya 47 th yang saya kontoli nyaris setiap minggu sepanjang 3 bulan Januari -Maret th. ini. Isteriku hilang ingatan juga, kontolku dipegang, dikocok-kocok, pelerku diremas-remas, dikulumnya kontolku, dijilat-jilat dengan lidahnya yang mulai pakar sekali lagi, diisap-isap semua batang kontolku, dimasukkannya dalam mulutnya hingga mentok di tenggorokannya, adegan yang sama dengan petang barusan berulang kembali.

    Selanjutnya isteriku minta”Mas, saya digenjot yang keras, Mas”.

    – Saya penuhin, saya baringkan dia dengan kasar, saya buka pahanya lebar, saya usap-usap itilnya yang panjang sekitaran 2 senti menonjol keluar, saya masukin jariku buka lubang kemaluannya, saya kenal benar lubang kemaluannya jadi selalu saya tusukkan kontolku ke liang kemaluannya, saya tancapkan sodokkan kontolku,

    saya aduk-aduk sisi dalam kemaluannya, saya tunggangin saya entotin sembari tangan kananku meremas payudaranya yang besar masih tetap kenyal serta tangan kiriku menyokong kepalanya dengan mukanya saya pepetkan ke ketiakku bukti riil isteriku ada di bawah ketekku. saya pompakan kontolku keras sekali ke liang sanggama isteriku.

    Telah lama saya tidak menyetubuhi Nuniek, isteriku, dengan buas. Saya tunjukkan saya masih tetap mampu hadapi tantangannya, kebinalannya yang mendadak keluar sekali lagi. Ada 20 menit saya hujamkan serta pasakkan kontolku keras-keras dalam tempik isteriku yang menjerit-jerit menggelinjang menggeliat-geliat meronta-ronta tangannya memukul-mukul punggungku.

    saya sukai itu sembari memandangi kontolku keluar masuk menusuk-nusuk bukit besar kemaluannya yang berjembut lebat hingga saya tumpahkan air maniku ke memeknya yang merah sekali terkena hajaran kontolku yang tetaplah perkasa.


    Saya cabut kontolku serta saya amati dilubang kemaluan isteriku ada tetesan pejuh hangat yang baru saja saya semprotkan Waow, pejuhku masih tetap banyak pula Isteriku tahan banting, dia tidak tiduran namun selalu ngajak saya kekamar mandi, dengan penuh kasih sayang isteriku bersihkan semua badanku.

    Saya di ajak turun kebawah, saya belum juga ingin kataku ingin tidur sekali lagi. Isteriku keluar, saya masih tetap tiduran serta merenung.

  • Video Bokep Cayla menggoda pacarnya dengan memakai lingerie

    Video Bokep Cayla menggoda pacarnya dengan memakai lingerie


    1643 views

  • Kisah Memek Mbak Yuli Senang Di Raba Sampai Basah

    Kisah Memek Mbak Yuli Senang Di Raba Sampai Basah


    9801 views

    Duniabola99.com – Namaku Mahardika, biasa dipanggil Dika. Saat ini aku kuliah di salah satu Akademi Universitas di Surabaya. Kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata yang terjadi terjadi saat aku masih duduk di kelas II SMA, di kota Jombang, Jawa Timur.

    Saat Aku tinggal di kota Jombang, Di depan rumahku ada seorang wanita namanya Yuliana, tapi ia biasa dipanggil Yuli dan aku biasa memanggilnya Mbak Yuli. Ia bekerja sebagai kasir pada sebuah Bank suwasta di Jombang. Ia cukup cantik, jika dilihat mirip bintang sinetron, kulitnya putih, rambutnya hitam panjang lurus pastinya cantik. Tapi yang paling aku suka melihatnya buah dadanya yang indah. Kira-kira ukurannya 36B, buah dada itu nampak serasi dengan bentuk tubuhnya yang langsing.


    Keindahan tubuh Mbak Yuli tampak semakin aduhai saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremas-remas pantatnya yang aduhai itu.satu lagi yang membuat ku gemes melihat bibir merahnya yang tipis, Ingin sekali aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan keindahan tubuhnya.

    Setiap pagi kalau mbak Yuli sedang menjemur pakaian, Mbak Yuli selalu menggunakan kaos tanpa lengan kadang masih pake pakean baju tidur yang tipis dan keliatan trawang -trawang. Jika dia saat ambil pakaian kan dia menunduk, kadang sering saya lihat payudaranya yang besar dan ingin kuremas hemmmmm…. Seketika itu pasti saya langsung greng penisku langsung konslet . Apalagi saat nungging ambil pakean yang mau di jemur dari ember terus aku lihat dari belakang dan lihat pantatnya yang indah dan besar hemmmmmm , Aku terus bayangin” missal aku bisa bercinta denganaya aku ingin bercinta lewat belakang” . tapi apa ya mungkin saya Cuma bisa bayangin aja.

    Kemudian aku membayangkan misal Mbak Yuli bugil, rambut vaginanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap hari, dan selalu penisku greng saat membayangkanya. Bahkan aku berjanji misal aku bisa bercinta dengan Mbk yuli akan kunikmati seluruh bagian tubuhnya terutama payudaranya / teteknya yang indah dan bagian pantat sama vaginanya mungkin yang indah . “tapi apa ya mungkin dalam hati saya bilang gitu” hehehhehe.

    Besok malam nya saya pergi di rumah temanku namanya Fahri , untuk membahas acara sekulahan bentar lagi mau mengadakan GELAR KARYA dan ada juga Temenku yang namanya Toni dia di rumah fahri ,terus kita ber tiga membahas tentang GELAR KARYA terus tak lama kemudian udah selese,terus aku ijin pulang karna di rumah gak ada orang. Karna ortuku baru pergi ke rumah simbah kebetulan rumahnya Surabaya kebetulan adek saya juga ikut Jadi aku sendirian di rumah. Kunci rumah awal saya bawa tapi di saku jaket saya, toni mau pergi lihat balapan liar dia gak pake jaket terus pinjem jaket saya, terus aku pulang baru menyadari bahawa konci rumah di bawa oleh Toni karna jaket saya dibawa Toni . “waduh gimana ni kuncinya malah dibawa Toni, alamat bisa tidur di rumah ni” , saya dalam hati bilang gitu .


    Padahal jarak nonton balapan liarnya lumayan jauh. Apalagi sudah larut malam,mau kembali ke rumah Fahri gak enak sama ortunya karna udh malam. Terpaksa deh aku tidur di teras rumah, sambil jaga malam.
    “Lho masih di luar Dika..??”
    Aku tebangun mendengar sapaan itu, ternyata Mbak Yuli baru pulang.
    “Eh Mbak Yuli juga baru pulang?,” saya membalas sapaannya.
    “Iya, baru pulang kerja ni, aku mampir ke rumah temen temenku ada yang menikah jadi kesana dulu,” jawabnya.
    “Kok tidur di luar Dika..?
    “Hehehe…. kuncinya terbawa teman Mbak, jadi ya nggak bisa masuk,” jawabku.
    “Kok bisa?”
    Ceritanya panjang Mbak… “jawabku.
    Aku berharap agar Mbak Yuli memberiku tumpangan tidur di rumahnya, dalam hati saya bilang gitu. Berlanjut Mbak Yuli membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Melihat hal itu aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan.

    “Kenapa Mbak, pintunya rusak ..?”
    “Iya ni dari kemarin pintunya agak rusak, tapi aku lupa memanggil tukang kunci Dika jadi agak susah membuka.” jawab Mbak Yuli.
    “Kamu bisa membukanya, Dika.” lanjutnya.
    “Coba Mbak ,.” jawabku, sambil mengambil alat ala kadarnya dari motorku.
    Aku mulai agak bergaya,seolah olah aku bisa. dikit-dikit aku juga punya bakat Mc Gayver.
    Tapi aku bersemangat karna harapanku bisa dapat tumpangan tidur di rumahnya Mbak Yuli.


    “klutek-klutek klutak klutek…” akhirnya bisa terbuka. Aku pun lega.
    “Wah bisa juga kamu Dika, belajar dari mana?.”
    “Ah, kebetulan aja kok Mbak.. maklum saya saudaranya Mc Gayver,” ucapku bercanda.
    “Terima kasih ya Dik,” ucap Mbak Yuli sambil masuk rumah.
    Aku agak kecewa sih Cuma ucapan terima kasih aja,. Aku kembali tiduran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak Yuli keluar dan menghampiriku.
    “Tidur di luar apa gak dingin Dika nyamuknya kayaknya juga banyak apa tidur di rumahku aja,” kata Mbak Yuli.
    “Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja nanti malah ngrepotin, “jawabku biasa basa-basi. hehehe
    “Nanti masuk angin lho. Ayo masuk saja, nggak apa-apa kok.. ayo.”
    “Yaudah deh mbak” jawabku gitu.
    Akhirnya aku masuk juga, soalny itulah yang kuinginkan,biar bisa lihat Mbk yuli dari deket, hati kecil saya bilang gitu.

    “Mbak, saya tidur di ruang tamu saja.”
    Aku langsung merebahkan tubuhku di kursi yang terdapat di ruang tamu.
    “Ini bantal dan selimutnya Dika.”
    Aku sempet kaget melihat Mbak Yuli datang menghampiriku yang hampir terlelap. Apalagi saat tidur aku pasti membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.
    “Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju,” Saya bilang gitu.
    “Oh nggak pa-pa Dika, telanjang juga nggak pa-pa.”
    “Benar Mbak, aku telanjang nggak pa-pa,” ujarku menggoda.
    “Nggak pa-pa, ini selimutnya, kalau kurang hangat di kamarku ada,” kata Mbak Yuli sambil masuk kamar.


    Aku terus bayangin kata-kata Mbak Yuli tadi “kalau kurang hangat di kamrku ada” .saya mikir terus sampe gak bisa tidur. Terus saya mencoba menyapa kekamarnya sambil ketok ketok pintu kamarnya, Mbak saya mau pinjem bantalnya,, ? saya bilang gitu… trus Mbak Yuli keluar kamar sambil ngasih aku bantal saya sempet kaget , sebab Mbak Yuli hanya memakai pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar aku bisa melihat seluruh tubuh Mbak Yuli. Apalagi dia tidak memakai apa-apa didalam baju tidurnya jadi kelihatan nrawang-nrawang dikit. Terus aku kembali ke kursi, tapi pintu kamarnya Mbak Yuli ditutup dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak Yuli tidur dan pakaiannya sedikit terbuka.Aku memberanikan diri masuk kamarnya.

    “Kurang hangat selimutnya Dika,” kata Mbak Yuli.
    ” Saya sempet kaget saya kira Mbak Yuli udah tidur” . eh iya Mbak, mana selimut yang hangat Mbak,” jawabku memberanikan diri pastinya sambil deg-deg kan.
    “Ini di sini dika,” kata Mbk Yuli sambil menunjuk tempat tidurnya.
    Aku berlagak bingung . tapi sebenarnya saya maksud Mbak Yuli bilang gitu. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemana-mana. terus membuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Yuli yang tertutup kain tipis itu.

    “Sudah jangan ngalamun, ayo sini naik,” kata Mbak Yuli.
    ” katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek,” kata Mbak Yuli saat aku mau naik ranjangnya.
    Kali ini bener-bener kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. Tapi kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek ku berikut cekana dalamku. Saat itu penisku sudah berdiri.

    “Ouww, titit kamu sudah berdiri Dika, ingin yang hanga,,t,” katanya.
    “Mbak nggak adil masak nyuruh aku telanjang cuma hanya aku yang telanjang, Mbak juga toh,,,” kataku.
    “Aku maunya kamu yang membukakan pakaianku.”
    Kembali aku kaget , aku benar-benar kaget sambil dag dig dug jantungku . Mbak Yuli mengatakan hal itu. Aku baru pertama tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Yuli penisku sudah berdiri.

    “Ayo,,,, bukalah bajuku,” kata Mbak Yuli.
    Aku segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benar-benar menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita telanjang, kalau di film sih sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini.

    Setelah Mbak Yuli pakaianya aku copotion meskipun sambil gemeter, tanganku tiba-tiba langsung meremas-remas buah dada Mbak Yuli yang putih dan mulus. Dan lansung saya jilat sama kuhisap putingnya… Mbak Yuli rupanya keasyikan dengan hisapanku. Posisi ini masih keadaan berdiri.

    “Ohhhhhhhhhh, Dika…..”
    Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh tubuh Mbak Yuli. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremas-remas pantat Mbak Yuli. Pantat yang kenyal itu begitu asyik diremas-remas. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Yuli yang merah ..

    “Dika, kamu pinter juga melakukannya, sudah sering ya,” katanya.
    “Ah ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue,” jawabku.
    Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Yuli. Aku menunduk hingga kepalaku menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina Mbk Yuli. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium dan menjilatinya bulunya,trus kujilat vaginanya yg indah itu. Sehingga dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Yuli.masih kurang puas Aku terus kujilat lgi vaginanya sambil bunyi “ceepppp”.

    “Terus mbk Yuli Bilang ” naik ranjang yuk Dika,,?
    Aku langsung menggendongnya dan langsug aku jatuhkan di ranjang dengan pelan-pelan. Mbak Yuli tidur dengan terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan buah dada yang menantang dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati vaginanya Mbak Yuli. Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau harum. Mungkin Mbak Yuli rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Yuli bilang “achhhhhhhhhhhhhh” hingga pahanya sedikit menutup. Tetep masih berlanjut aku kecup klitorisnya……..

    “Lagi Dika.”ahahahahahhhh
    “Iya Mbak, punyamu sungguh nikmat ..”
    “Ganti yang lebih nikmat dong Dika.”
    Tanpa basa-basi kubuka paha mulus Mbak Yuli yang agak menutup. Kuraba sebentar sambil klitorisnya tak pegang pelan-pelan . Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri hebat dan panjang, kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vagina Mbak Yuli.

    “Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah..ah..ah”
    “Terus Dika, masukkan sampai pol Dik.. ah.. ah..ah..ah”
    Aku terus memasukkan penisku hingga pol. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam vagina Mbak Yuli. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun dan maju mundur.
    “Mbak Yuli.. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah..ah..ah..”
    Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat keras. Itu membuat Mbak Yuli semakin menggeliat keasyikan sambil mbk yuli menciumi leher ku .
    “Oh.. ah.. nikmaatt.. Dika.. terus.. ah.. ah.. ah..”sambil saya juga memegang payudaranya Mbak Yuli,,,,ah..ah…ah…mbk Yuli menikmatinya.


    Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Yuli memintaku menarik penis. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mbak Yuli memegang kendali permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya. Aku kelonjotan merasakan nikmatnya Mbak Yuli. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya.

    “Oh.. Mbak Yuli.. nikmaaatt sekali.. hangat oh.oh.oh.oh.oh.oh..”
    Sambil merasakan kenikmatan itu, sambil aku meremas-remas buah dada Mbak Yuli. Jika ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bibir Mbak Yuli.
    “Oh Dika punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah..”
    “Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. ah.. oh.. ah…”
    Mbak Yuli rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan vagina Mbak Yuli mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerakan Mbak Yuli disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa penisku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat.

    “Mbak Yuli.. Mbaaakk.. Niiikmaaattt..”
    “Eh.. ahh.. ooohh.. Dika.. asyiiikkk.. ahhhhhhhhhh…”
    Setelah dengan gerakan turun sambil di goyang. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pantatnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya. Sebelum kemasukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat Mbak Yuli kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.

    “Dika, ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih,” kata Mbak Yuli.
    Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku.
    “Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan,” jawabku.
    Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas dank eras vagina Mbak Yuli. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan makin lama makin keras.

    “Oh.. Aah.. Dik.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt Dik.. terus.. lebih keras Dik…”
    “Mbak Yuli.. enak sekaliii.. niiikmaaatt sekaaliii..”
    Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina Mbak Yuli membasahi penisku. Cairan itu membuat vagina Mbak Yuli bertambah licin. Sehingga aku semakin keras menggerakkan penisku maju mundur.Mbak Yuli berkelonjotan, ia menikmati. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.


    “Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi..”
    Kutarik penisku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwarna putih. Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Yuli yang masih menungging. Aku meratakan spermaku dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mbak Yuli.
    “Oh, Mbak .. nikmat sekali .. Hebat.. permainan Mbak bener-bener hebat..”
    “Kamu juga Dik, penismu hebat.. hangat dan nikmat..”

    Terus kami di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati permainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami terbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.

    “Kamu nggak sekolah Dik,” tanya Mbak Yuli.
    “Sudah terlambat, Mbak Yuli tidak bekerja.”
    “Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang..”
    Kemudian Mbak Yuli pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi berdua dan saat mandi kembali kami melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri, tubuh Mbak Yuli tetap nikmat. Akhirnya pukul 14:30 aku pergi ke rumah Toni dan mengambil jaket dan kunci rumahku yang berada di jaketku. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat pertama aku melakukan permainan nikmat dengan seorang wanita apa lagi wanita itu yang kupinginkan,rasanya seperti mimpi.

    Kini aku udah lulus SMA berlanjut kuliah dan bekerja di Surabaya, aku masih sering mengingat saat itu. Jika kebetulan pulang ke Jombang, aku selalu mampir ke rumah Mbak Yuli dan kembali menikmati permainan nikmat. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau aku tidur di rumah Mbak Yuli, orang tuaku tidak tahu. Kubilang aku tidur di rumah teman SMA. Sekali lagi ini adalah kisah nyata dan benar-benar terjadi.

  • Foto Ngentot Leah Gotti melakukan posisi 69 dengan penis besar

    Foto Ngentot Leah Gotti melakukan posisi 69 dengan penis besar


    2703 views

    Duniabola99.com – foto  Leah Gotti ngentot dengan pasangannya yang berpenis gede melakukan posisi 68 yang sangat memuaskannya dan menelan sperma yang banyak.

  • Tiny Trillium is Horny For A Huge Cock

    Tiny Trillium is Horny For A Huge Cock


    1804 views

  • Video Bokep Fujikita Harumoto Aoi Mamiya lesbi pijit

    Video Bokep Fujikita Harumoto Aoi Mamiya lesbi pijit


    1965 views

  • Foto Bugil Gadis yang lagi mencuci baju di mesin cuci dan melakukan mastrubasi disamping mesin cuci

    Foto Bugil Gadis yang lagi mencuci baju di mesin cuci dan melakukan mastrubasi disamping mesin cuci


    1979 views

    Duniabola99.com – foto cewek yang lagi mencuci baju dimesin cuci dan membaka pakaiaan untuk dicuci hinggal bugil dan melakukan mastrubasi sambil menunggu proses pencucian hingga selesai.

  • Kisah Memek Tubuhku Hancur Di Meja Judi

    Kisah Memek Tubuhku Hancur Di Meja Judi


    2257 views

    Duniabola99.com – Rita (34) nyaris putus asa dalam menjalani hidup ini. Suaminya, Yoyok, justru menjadikannya sebagai seorang pelacur. Aku tak pernah menyangka jika Mas Yoyok tega menjual tubuhku. Ketika pertama kali aku mengenalnya, dia adalah laki-laki yang baik dan selalu menjagaku dari berbagai godaan laki-laki lain.

    Kami menikah lima tahun yang lalu dan dikarunai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan kami beri nama Rizal. Perkimpoian kami mulus-mulus saja sampai Rizal muncul diantara kami. Tentu saja waktuku banyak tersita untuk mendidik Rizal.


    Mas Yoyok berkerja di perusahaan swasta yang bergerak dibidang produksi kayu, sedangkan aku hanya tinggal di rumah. Tetapi aku tidak pernah mengeluh. Aku tetap sabar menjalankan tugasku sebagai ibu rumah tangga sebaik-baiknya. Sebenarnya setiap hari bisa saja Mas Yoyok pulang sore hari. Tetapi belakangan ini dia selalu pulang terlambat. Bahkan sampai larut malam.

    Pernah ketika kutanyakan, kemana saja kalau pulang terlambat. Dia hanya menjawab “Aku mencari penghasilan tambahan Rit”, jawabnya singkat.

    Mas Yoyok makin sering pulang larut malam, bahkan pernah satu kali dia pulang dengan mulut berbau alkohol, jalannya agak sempoyongan, rupanya dia mabuk. Aku mulai bertanya-tanya, sejak kapan suamiku mulai gemar minum-minum arak. Selama ini aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Kadang-kadang ia memberikan uang belanja lebih padaku. Atau pulang dengan membawa oleh-oleh untuk aku dan Rizal anak kami.

    Setiap kali aku menyinggung aktivitasnya, Mas Yoyok berusaha menghindari. “Kita jalankan saja peran masing-masing. Aku cari uang dan kamu yang mengurus rumah. Aku tidak pernah menanyakan pekerjaanmu, jadi lebih baik kamu juga begitu”, katanya.

    Aku baru bisa menerka-nerka apa aktivitasnya ketika suatu malam, dia memintaku untuk menjual gelang yang kupakai. Ia mengaku kalah bermain judi dengan seseorang dan perlu uang untuk menutupi utang atas kekalahannya, jadi itu yang dilakukannya selama ini. Sebagai seorang istri yang berusaha berbakti kepada suami, aku memberikan gelang itu. Toh dia juga yang membelikan gelang itu. Aku memang diajarkan untuk menemani suami dalam suka maupun duka. Fontana99

    Suatu sore saat Mas Yoyok belum pulang, seorang temannya yang mengaku bernama Bondan berkunjung ke rumah. Kedatangan Bondan inilah yang memicu perubahan dalam rumah tanggaku. Bondan datang untuk menagih utang-utang suamiku kepadanya. Jumlahnya sekitar sepuluh juta rupiah. Mas Yoyok berjanji untuk melunasi utangnya itu. Aku berkata terus-terang bahwa aku tidak tahu-menahu mengenai utang itu, kemudian aku menyuruhnya untuk kembali besok saja.


    Tetapi dengan pandangan nakal dia tersenyum, “Lebih baik saya menunggu saja Mbak, itung-itung menemani Mbak.”

    Aku agak risih mendengar ucapannya itu, lebih-lebih ketika melihat tatapan liar matanya yang seakan-akan ingin menelanjangi diriku.

    “Yoyok tidak pernah cerita kepada saya, kalau ia memiliki istri yang begitu cantiknya. Menurut saya, sayang sekali bunga yang indah hanya dipajang di rumah saja” ucap Bondan.

    Aku makin tidak enak hati mendengar ucapan rayuan-rayuan gombalnya itu, Tetapi aku mencoba menahan diri, karena Mas Yoyok berutang uang kepadanya. Dalam hati aku berdoa agar Mas Yoyok cepat pulang ke rumah, sehingga aku tidak perlu berlama-lama mengenalnya.

    Untung saja tak lama kemudian Mas Yoyok pulang. Kalau tidak pasti aku sudah muntah mendengar kata-katanya itu. Begitu melihat Bondan, Mas Yoyok tampak lemas. Dia tahu pasti Bondan akan menagih hutang-hutangnya itu. Aku meninggalkan mereka di ruang tamu, Mas Yoyok kulihat menyerahkan amplop coklat. Mungkin Mas Yoyok sudah bisa melunasi hutangnya. Aku tidak dapat mendengar pembicaraannya, namun kulihat Mas Yoyok menunduk dan sesekali terlihat berusaha menyabarkan temannya itu.

    Setelah Bondan pulang, Mas Yoyok memintaku menyiapkan makan malam. Dia menikmati sajian makan malam tanpa banyak bicara, Aku juga menanyakan apa saja yang dibicarakannya dengan Bondan. Aku menyadari Mas Yoyok sedang suntuk, jadi lebih baik aku menahan diri. Setelah selesai makan, Mas Yoyok langsung mandi dan masuk ke kamar tidur, aku menyusul masuk kamar satu jam kemudian setelah berhasil menidurkan Rizal di kamarnya.

    Ketika aku memasuki kamar tidur dan menemaninya di ranjang, Mas Yoyok kemudian memelukku dan menciumku. Aku tahu dia akan meminta ‘jatahnya’ malam ini. Malam ini dia lain sekali sentuhannya lembut. Pelan-pelan Mas Yoyok mulai melepaskan daster putih yang kukenakan, setelah mencumbuiku sebentar, Mas Yoyok mulai membuka bra tipis yang kukenakan dan melepaskan celana dalamku.


    Setelah itu Mas Yoyok sedikit demi sedikit mulai menikmati jengkal demi jengkal seluruh bagian tubuhku, tidak ada yang terlewati. Kemudian aku membantu Mas Yoyok untuk melapaskan seluruh pakaian yang dikenakannya, sampai akhirnya aku bisa melihat penis Mas Yoyok yang sudah mulai agak menegang, tetapi belum sempurna tegangnya.

    Dengan penuh kasih sayang kuraih batang kenikmatan Mas Yoyok, kumain-mainkan sebentar dengan kedua belah tanganku, kemudian aku mulai mengulum batang penis suamiku dengan lembutnya. Terasa di dalam mulutku, batang penis Mas Yoyok terutama kepala penisnya, mulai terasa hangat dan mengeras. Aku menyedot batang Mas Yoyok dengan semampuku, kulihat Mas Yoyok begitu bergairah, sesekali matanya terpejam menahan nikmat yang kuberikan kepadanya.

    Mas Yoyok kemudian membalas, dengan meremas-remas kedua payudaraku yang cukup menantang, 36B. Aku mulai merasakan denyut-denyut kenikmatan mulai bergerak dari puting payudaraku dan mulai menjalar keseluruh bagian tubuhku lainnya, terutama ke vaginaku. Aku merasakan liang vaginaku mulai terasa basah dan agak gatal, sehingga aku mulai merapatkan kedua belah pahaku dan menggesek-gesekan kedua belah pahaku dengan rapatnya, agar aku dapat mengurangi rasa gatal yang kurasakan di belahan liang vaginaku.

    Mas Yoyok rupanya tanggap melihat perubahanku, kemudian dengan lidahnya Mas Yoyok mulai turun dan mulai mengulum daging kecil clitorisku dengan nafsunya, Aku sangat kewalahan menerima serangannya ini, badanku terasa bergetar menahan nikmat, peluh ditubuhku mulai mengucur dengan deras diiringi erangan-erangan kecil dan napas tertahan ketika kurasakan aku hampir tak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan.

    Akhirnya seluruh rasa nikmat semakin memuncak, saat penis Mas Yoyok, mulai terbenam sedikit demi sedikit ke dalam vaginaku, rasa gatal yang kurasakan sejak tadi berubah menjadi nikmat saat penis Mas Yoyok yang telah ereksi sempurna mulai bergerak-gerak maju mundur, seakan-akan menggaruk-garuk gatal yang kurasakan.
    Suamiku memang jago dalam permainan ini. Tidak lebih dari lima belas menit aku berteriak kecil saat aku sudah tidak mampu lagi menahan kenikmatan yang kurasakan, tubuhku meregang sekian detik dan akhirnya rubuh di ranjang ketika puncak-puncak kenikamatan kuraih pada saat itu, mataku terpejam sambil menggigit kecil bibirku saat kurasakan vaginaku mengeluarkan denyut-denyut kenikmatannya.


    Dan tidak lama kemudian Mas Yoyok mencapai puncaknya juga, dia dengan cepatnya menarik penisnya dan beberapa detik kemudian, air maninya tersembur dengan derasnya ke arah tubuh dan wajahku, aku membantunya dengan mengocok penisnya sampai air maninya habis, dan kemudian aku mengulum kembali penisnya sekian lama, sampai akhirnya perlahan-lahan mulai mengurang tegangannya dan mulai lunglai.

    “Aku benar-benar puas Rit, kamu memang hebat”, pujinya. Aku masih bergelayut manja di dekapan tubuhnya.
    “Rit, kamu memang istriku yang baik, kamu harus bisa mengerti kesulitanku saat ini, dan aku mau kamu membantu aku untuk mengatasinya”, katanya.

    “Bukankah selama ini aku sudah begitu Mas”, sahutku. Mas Yoyok mengangguk-angguk mendengarkan ucapakanku.

    Kemudian ia melanjutkan, “Kamu tahu maksud kedatangan Bondan tadi sore. Dia menagih utang, dan aku hanya sanggup membayar setengah dari keseluruhan utangku. Kemudian setelah lama berbicang-bincang ia menawarkan sebuah jalan keluar kepadaku untuk melunasi hutang-hutangku dengan sebuah syarat”, ucap Mas Yoyok.

    “Apa syaratnya, Mas?” tanyaku penasaran.

    “Rupanya dia menyukaimu, dia minta izinku agar kamu bisa menemani dia semalam saja”, ucap Mas Yoyok dengan pelan dan tertahan.

    Aku bagai disambar petir saat itu, aku tahu arti ‘menemani’ selama semalam. Itu berarti aku harus melayaninya semalam di ranjang seperti yang kulakukan pada Mas Yoyok. Mas Yoyok mengerti keterkejutanku.
    “Aku sudah tidak tahu lagi dengan apalagi aku harus membayar hutang-hutangku, dia sudah mengancam akan menagih lewat tukang-tukang pukulnya jika aku tidak bisa membayarnya sampai akhir pekan ini”, katanya lirih.
    Aku hanya terdiam tak mampu mengomentari perkataannya itu. Aku masih shock memikirkan aku harus rela memberikan seluruh tubuhku kepada lelaki yang belum kukenal selama ini. Sikap diamku ini diartikan lain oleh Mas Yoyok.

    “Besok kamu ikut aku menemui Bondan”, ujarnya lagi, sambil mencium keningku lalu berangkat tidur. Seketika itu juga aku membenci suamiku. Aku enggan mengikuti keinginan suamiku ini, namun aku juga harus memikirkan keselatan keluarga, terutama keselamatan suamiku. Mungkin setelah ini ia akan kapok berjudi lagi pikirku.
    Sore hari setelah pulang kerja, Mas Yoyok menyuruhku berhias diri dan setelah itu kami berangkat menuju tempat yang dijanjikan sebelumnya, rupanya Mas Yoyok mengantarku ke sebuah hotel berbintang. Ketika itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 20.00 malam. Selama hidup baru pertama kali ini, aku pergi untuk menginap di hotel.

    Ketika pintu kamar di ketuk oleh Mas Yoyok, beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka, dan kulihat Bondan menyambut kami dengan hangatnya, Suamiku tidak berlama-lama, kemudian ia menyerahkan diriku kepada Bondan, dan kemudian berpamitan.

    Dengan lembut Bondan menarik tanganku memasuki ruangan kamarnya. Aku tertunduk malu dan wajahku terasa memerah saat aku merasakan tanganku dijamah oleh seseorang yang bukan suamiku. Ternyata Bondan tidak seburuk yang kubayangkan, memang matanya terkesan liar dan seakan mau melahap seluruh tubuhku, tetapi sikapnya dan perlakuannya kepadaku tetap tenang, sehingga dikit demi sedikit rasa grogi yang menyerangku mulai memudar.


    Bondan menanyakan dengan lembut, aku ingin minum apa. Kusahut aku ingin minum coca-cola, tetapi jawabnya minuman itu tidak ada sekarang ini di kamarnya, kemudian dia mengeluarkan sebotol sampagne dari kulkas dan menuangkannya sedikit sekitar setengah sloki, kemudian disuguhkannya kepadaku, “Ini bisa menghilangkan sedikit rasa gugup yang kamu rasakan sekarang ini, dan bisa juga membuat tubuhmu sedikit hangat. Kulihat dari tadi kelihatannya kamu agak kedinginan”, ucapnya lagi sambil menyodorkan minuman tersebut.

    Kuraih minuman tersebut, dan mulai kuminum secara dikit demi sedikit sampai habis, memang benar beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh dan pikiranku agak tenang, rasa gorgi sudah mulai menghilang, dan aku juga merasakan ada aliran hangat yang mengaliri seluruh syaraf-syaraf tubuhku.

    Bondan kemudian menyetel lagu-lagu lembut di kamarnya, dan mengajakku berbincang-bincang hal-hal yang ringan. Sekitar 10 menit kami berbicara, aku mulai merasakan agak pening di kepalaku, tubuhkupun limbung. Kemudian Bondan merebahkan tubuhku ke ranjang. Beberapa menit aku rebahan di atas ranjang membuatku mulai bisa menghilangkan rasa pening di kepalaku.

    Tetapi aku mulai merasakan ada perasaan lain yang mengalir pada diriku, ada perasaan denyut-denyut kecil di seluruh tubuhku, semakin lama denyut-denyut tersebut mulai terasa menguat, terutama di bagian-bagian sensitifku. Aku merasakan tubuhku mulai terangsang, meskipun Bondan belum menjamah tubuhku.
    Ketika aku mulai tak kuasa lagi menahan rangsangan di tubuhku, napasku mulai memburu terengah-engah, payudaraku seakan-akan mengeras dan benar-benar peka, vaginaku mulai terasa basah dan gatal yang menyengat, perlahan-lahan aku mulai menggesek-gesekkan kedua belah pahaku untuk mengurangi rasa gatal dan merangsang di dalam vaginaku. Tubuhku mulai menggeliat-geliat tak tahan merasakan rangsangan seluruh tubuhku.

    Bondan rupanya menikmati tontonan ini, dia memandangi kecantikan wajahku yang kini sedang terengah-engah bertarung melawan rangsangan, nafsunya mulai memanas, tangannya mulai meraba tubuhku tanpa bisa kuhalangi lagi. Remasan-remasan tangannya di payudaraku membuatku tidak tahan lagi, sampai tak sadar aku melorotkan sendiri pakaian yang kukenakan. Saat pakaian yang kukenakan lepas, Mata Bondan tak lepas memandangi belahan payudaraku yang putih montok dan yang menyembul dan seakan ingin loncat keluar dari bra yang kukenakan.


    Tak tahan melihat pemandangan indah ini, Bondan kemudian menggumuliku dengan panasnya sembari tangannya mengarah ke belakang punggungku, tidak lebih dari 3 detik, kancing bra-ku telah lepas, kini payudaraku yang kencang dan padat telah membentang dengan indahnya, Bondan tak mau berlama-lama memandangiku, dengan buasnya lagi ia mencumbuiku, menggumuliku, dan tangannya semakin cepat meremas-remas payudaraku, cairan vaginaku mulai membasahi celana putihku.

    Melihat ini, tangan bondan yang sebelahnya lagi mulai bermain-main di celanaku tepat di cairan yang membasahi celanaku, aku merasakan nikmat yang benar-benar luar biasa. Napasku benar-benar memburu, mataku terpejam nikmat saat tangan Bondan mulai memasuki celana dalamku dan memainkan daging kecil yang tersembunyi di kedua belahan rapatnya vaginaku.

    Bondan memainkan vaginaku dengan ahlinya, membuatku terpaksa merapatkan kedua belah pahaku untuk agak menetralisir serangan-serangannya, jari-jarinya yang nakal mulai menerobos masuk ke liang tubuhku dan mulai memutar-mutar jarinya di dalam vaginaku. Tak puas karena celana dalamku agak mengganggu, dengan cepatnya sekali gerakan dia melepaskan celana dalamku. Aku kini benar-benar bugil tanpa tersisa pakaian di tubuhku.
    Bondan tertegun sejenak memandangi pesona tubuhku, yang masih bergeliat-geliat melawan rangsangan yang mungkin diakibatkan obat perangsang yang disuguhkan di dalam minumanku. Dengan cepatnya selagi aku masih merangsang sendiri payudaraku, Bondan melepaskan dengan cepat seluruh pakaian yang dikenakan sampai akhirnya bugil pula. Aku semakin bernafsu melihat batang penis Bondan telah berdiri tegak dengan kerasnya, Besar dan panjang.

    Dengan cepat Bondan kembali menggumuliku dengan benar-benar sama-sama dalam puncak terangsang, aku merasakan payudaraku diserang dengan remasan-remasan panas, dan.., ahh.., akupun merasakan batang penis Bondan dengan cepatnya menyeruak menembus liang vaginaku dan menyentuh titik-titik kenikmatan yang ada di dalam liang vaginaku, aku menjerit-jerit tertahan dan membalas serangan penisnya dengan menjepitkan kedua belah kakiku ke arah punggungnya sehingga penisnya bisa menerobos secara maksimal ke dalam vaginaku.

    Kami bercumbu dengan panasnya, bergumul, setiap kali penis Bondan mulai bergerak masuk menerobos masuk ataupun saat menarik ke arah luar, aku menjepitkan otot-otot vaginaku seperti hendak menahan pipis, saat itu aku merasakan nikmat yang kurasakan berlipat-lipat kali nikmatnya, begitu juga dengan Bondan, dia mulai keteteran menahan kenikmatan tak bisa dihindarinya. Sampai pada satu titik saya sudah terlihat akan orgasme, Bondan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan hentakan2 penisnya yang dipercerpat.. akhirnya kekuatan pertahananku ambrol.. saya orgasme berulang-ulang dalam waktu 10 detik.. Bondan rupanya juga sudah tidak mampu menahan lagi serangannya dia hanya diam sejenak untuk merasakan kenikmatan dipuncak-puncak orgasmenya dan beberapa detik kemudian mencabut batang penisnya dan tersemburlan muncratan-muncratan spermanya dengan banyaknya membanjiri wajah dan sebagian berlelehan di belahan payudaraku. Kamipun akhirnya tidur kelelahan setelah bergumul dalam panasnya birahi.

    Keesokan paginya, Bondan mengantarku pulang ke rumah. Kulihat suamiku menerimaku dengan muka tertuduk dan berbicara sebentar sementara aku masuk ke kamar anakku untuk melihatnya setelah seharian tidak kuurus.
    Setelah kejadian itu, aku dan suamiku sempat tidak berbicara satu sama-lain, sampai akhirnya aku luluh juga saat suamiku minta maaf atas kelakuannya yang menyebabkan masalah ini sampai terjadi, tetapi hal itu tidak berlangsung lama, suamiku kembali terjebak dalam permainan judi. Sehingga secara tidak langsung akulah yang menjadi taruhan di meja judi. Jika menang suamiku akan memberikan oleh-oleh yang banyak kepada kami. Tetapi jika kalah aku harus rela melayani teman-teman suamiku yang menang judi. Sampai saat ini kejadian ini tetap masih berulang. Oh sampai kapankah penderitaan ini akan berakhir.

  • submissive pretty girl is fucked hard in all her holes

    submissive pretty girl is fucked hard in all her holes


    1770 views

  • Video bokep Akari Asagiri dikerjaai tukang pijit ngentot anal

    Video bokep Akari Asagiri dikerjaai tukang pijit ngentot anal


    3327 views

  • Video bokep  Yui Kyouno pembantu jepang yang taat pada majikan

    Video bokep Yui Kyouno pembantu jepang yang taat pada majikan


    2629 views

  • koleksi panas ono maria merah ngentot dirumah seram

    koleksi panas ono maria merah ngentot dirumah seram


    1651 views

  • Foto Ngentot Fleksibel ballerina Alexa Nova oleh instrukturnya

    Foto Ngentot Fleksibel ballerina Alexa Nova oleh instrukturnya


    1755 views

    Duniabola99.com – Foto bellerina Alexa Nova bertubuh lentur ngentot dengan instruktur pribadinya saat latihan dientot dengan banyak gaya yang sangat hot dan menumpahkan sperma yang banyak diatas perutnya.

  • Kisah Memek Dihamili ABG Tetangga

    Kisah Memek Dihamili ABG Tetangga


    2363 views


    Duniabola99.com – Namaku Lani, seorang ibu rumah tangga, umurku 36 tahun. Suamiku namanya Prasojo, umur 44 tahun, seorang pegawai di pemerintahan di Bantul. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang lakilaki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku walaupun sudah terbilang berumur tapi sangat terawat, karena aku rajin ke salon dan fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Sandy Harun.

    Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar, karena sudah punya anak dua. Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia sudah mau lulus SMA, yang kedua Sangga,masih sekolah SMA kelas 1. Rika walaupun tinggal serumah dengan kami juga lebih sering menghabiskan waktunya di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan temantemannya ataupun sibuk berkegiatan di sekolahnya. Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anakanak, kehidupan seksku semakin tua justru semakin menjadijadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan seks. Akhirakhir ini, setelah anakanak besar, kami berlangganan internet.

    Aku dan suamiku sering browsing masalahmasalah seks, baik video, cerita, ataupun fotofoto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai tentara, suami sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kudakudaan, hehehe. Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku keluar di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hatihati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir muncrat di dalam rahimku. Walaupun sudah dua kali melahirkan tubuhku termasuk sintal dan seksi. Payudaraku masih cukup kencang karena terawat. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, karena aku masih punya pinggang. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibuibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja.

    Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anakanak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anakanak muda untuk bermain dan bercakapcakap di teras rumah. Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami di bangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami, ditaruh di gazebo itu, sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapakbapak yang curicuri pandang ke tubuhku kalau pas aku bersihbersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, kalau istilah kerennya, aku ini termasuk MILF, hehehe. Selain bapakbapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga.

    Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Indun, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersihbersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anakanak, Indun dekat dengan anakanak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo kami. Bahkan kadangkadang Indun menginap di situ, karena kalau malam, gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin. Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blow job di internet, aku jadi kecanduan mengulum penis suamiku. Apalagi penis suamiku adalah penis yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan penispenis yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih pengantin muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah pertengahan kepala tiga ini aku justru tergilagila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton filmfilm gituan. Biasalah, sambil nonton, sambil makan pisang, hehehe. Malam itu pun aku dengan rakus menjilati penis suamiku. Bagi mas Prasojo, mulutku adalah vagina keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang samasama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai vagina, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam itu kami lupa kalau Indun tidur di gazebo kami. Seperti biasa, aku teriakteriak pada waktu penis suamiku mengadukaduk vaginaku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkalikali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus menerus. Tibatiba kami tersentak, ketika kami mendengar suara berisik di jendela. Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Indun terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.

    Walah, Ndun! Kamu itu ngapain? bentaknya.
    Indun ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Indun gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman. Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Indun, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Indun.
    Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun? Aku mendekati Indun dan memegang tangannya.
    Wajah Indun sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.
    Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun? tanyaku. Sini coba kamu berdiri, bisa gak?
    Karena gemeteran, Indun gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan. Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku, karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apaapa.

    Aduh sorri, Ndun pekikku.
    Tibatiba suamiku tertawa. Agak kesal aku melirik suamiku, kenapa dia menertawai kami.
    Aduh Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa
    Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Indun ternyata udah gede, hahaha kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Indun. Weitss ternyata mungkin tadi Indun mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya mencuat ke atas. Penis kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerahan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Indun. Dia tambah gelagepan.
    Hussh Mas. Kasihan dia, udah malu tuh, kataku yang justru menambah malu si Indun.
    Kamu suka yang lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo kamu nafsu ya lihat istriku? goda suamiku.
    Suamiku malah ketawaketawa sambil berdiri di belakangku. Tentu saja wajah Indun tambah memerah, walaupun tetap saja penis kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah mentertawakan anak ingusan itu.
    Huh, Mas mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia
    Lha dia khan sudah berdiri, ya tho Ndun? Wakakak kata suamiku.

    Aku sungguh tidak tega lihat muka anak itu. Merah padam karena malu. Aku lalu berdiri mengangkang di depan anak itu, dan memegang dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuatkuat, akhirnya dia terangkat. Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tibatiba justru aku yang jatuh menimpanya. Ohhh aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Indun dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan. ohhhh. Sleppp. terasa sesuatu menggesek bibir vaginaku.
    Waa! aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. Aduuuhhh! teriakku. Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi. Tibatiba aku sadar benda apa yang bergesekan dengan vaginaku, penis kecil si Indun! Penis itu menggesek wilayah sensitifku disamping karena vaginaku masih basah oleh persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apaapa di balik daster pendekku.
    Ohhhhh. apa yang terjadi? Pikirku.
    Mungkin juga karena penis Indun yang masih imut dan lobang vaginaku yang biasa digagahi penis besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.

    Ohhh.. Masss??? desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak kaget.
    Napa, say? tanyanya heran.
    Kami bertiga samasama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa kelamin kami saling bersentuhan. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan penis Indun berdenyutdenyut. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda. Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Indun. Tentu saja penisnya melesak ke lobangku. Ohhh aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh.
    Ohhh desisku. Indun terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku. Slepppp kembali penis itu menusuk dalam lobangku.
    Yang mengherankan suamiku diam saja, entah karena dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bingung juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini.

    Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku. Tanganku berada di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok penisnya tetap tegang di dalam vaginaku. Dasar anak mesum, pikirku. Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang aneh dengan adanya penis anak yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu dalam vaginaku. Agak kasihan juga lihat mukanya, dan juga muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dia sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, karena penisnya sudah terlanjur dalam vaginaku. Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasojo. Tibatiba pikiran nakal menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh penisnya sudah menancap di vaginaku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang sudah di ubunubun, kasihan lihat Indun kalau tidak diteruskan. Dengan nekat aku kembali menekan pantatku ke depan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.

    Dik, aaapaaaa yang kaulakukan? kata suamiku gagap.
    Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
    Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat melihat mukaku setengah tak percaya. Indun tidak berani lihat suamiku. Dia menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu.
    Mas aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan sudah terlanjur masuk, toh sama saja bisikku berani ke suamiku.
    Aku tak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini benarbenar di luar perkiraan kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tibatiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Indun. Si Indun mengerangerang sambil terbaring di rerumputan halaman rumah kami. Kembali aku memajumundurkan pantatku sambil meremasremas penis kecil itu di dalam lobangku. Remasanku selalu bikin suamiku tak tahan, karena aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman. Tibatiba, karena sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam vaginaku menguat, dan penis kecil si Indun dijepit dengan luar biasa.
    Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik, dann. croottttttttt..
    Cairan panas itu membanjiri rahimku. Aku seperti hilang kendali, semua tibatiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan
    Ohhhhhhhhhh

    Aku lalu terkulai sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tanganku. Nafasku terengahengah tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan.
    Dik Indun gak pakai kondom ..? suamiku terbatabata.
    Kami samasama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima banyak sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohhh tibatiba aku sadar akan resiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan.

    Pelanpelan aku berdiri dan mencabut penis Indun dari vaginaku. Penis itu masih setengah berdiri, dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku mengehela nafas. Cepat cepat aku memperbaiki dasterku. Dengan gugup, Indun juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.
    Maa.. maaf, Bu.. akhirnya keluar juga suaranya.
    Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan.
    Sudahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cucicuci! perintahnya tegas.
    Iya, om. Ma.. maaf ya Om kata Indun sambil menunduk. Segera dia meluncur pergi lewat halaman samping.
    Masuk! suamiku melihat ke arahku dengan suara agak keras.
    Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang akan terjadi?bKami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apaapa. Tibatiba pikiranpikiran buruk menderaku, janganjangan suamiku tak memaafkanku. Ohhh apa yang bisa kulakukan. Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tak berani menatap suamiku. Selama ini aku adalah istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini tibatiba aku merasa sangat kotor dan hina. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dia mengelus pundakku.
    Sudahlah bu, ini khan kecelakaan.
    Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tibatiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali.
    Tapi mas kalau aku hamil gimana? tanyaku memberanikan diri.
    Ah.. mana mungkin, dia khan masih ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil khan gak papa, si Sangga juga sudah siap kalau punya adik lagi, sanggah suamiku.

    Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi. Kurasakan suamiku begitu mengebugebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu, padahal dia barusan saja melihat istrinya disetubuhi anak muda. Sampaisampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku menyerah.
    Mas, keluarin di mulutku saja ya aku tak kuat lagi bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggystye.
    Suamiku mengeluarkan penisnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedotnyedot penis besar itu. Sekitar setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang, aku menelan semua cairan kental itu.

    ###################
    Harihari selanjutnya berlalu dengan biasa. Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seolaholah melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Indun belum berani main ke rumah. Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebenarnya rumah kami dekat dengan rumah Indun, tapi aku juga belum berani untuk melihat keadaan anak itu. Hanya saja aku masih sering ketemu ibunya, dan sering isengiseng nanya keadaan Indun. Katanya sih dia baikbaik saja hanya sekarang lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP. Seminggu sebelum bulan puasa, Indun datang ke rumah mengantarkan selamatan keluarganya. Wajahnya masih kelihatan malumalu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah.
    Hai Ndun, kok kamu jarang main ke rumah? tanyaku.
    Eh, iya bu. Gak papa kok Bu, jawabnya sambil tersipu.
    Bilang ke mamamu, makasih ya
    Iya bu, jawab Indun dengan canggung. Dia bahkan tak berani menatap wajahku. Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dia jelas masih anak ingusan, dan bukan typetype anak SMP yang populer dan gagah kayak yang jagojago main basket. Jelas si Indun tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya memang tinggi.

    Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya ajakku.
    Indun tampak masih agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku masih dinas ke Kulonprogo. Anakanak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakapcakap sebentar tentang sekolahnya dan sebagainya. Sekalikali aku merasa Indun melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa senang juga diperhatiin sama anak itu badanku. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat karena barusan ikut kelas yoga bersama ibuibu Candra Kirana. Tentunya dadaku terlihat sangat menonjol. Akhirnya tidak begitu lama, Indun pamit pulang. Dia kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah setelah kejadian malam itu.
    Hingga pada bulan selanjutnya aku tibatiba gelisah. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Gimana kalau benarbenar jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasojo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif.
    Hingga pada suatu pagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil!!! Oh Tuhan!
    Aku benarbenar kaget dan tak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami selalu bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini adalah anak Indun, si anak SMP yang belum cukup umur. Aku benarbenar bingung. Seharian aku tidak dapat berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku, bahwa aku hamil dari lakilaki lain. Itulah yang paling membuatku bingung.

    Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku.
    Dik Lani, ada apa? Kok sepertinya kurang sehat? tanyanya penuh perhatian.
    Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan katakata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku eraterat. Suamiku membalas pelukanku.
    Ada apa sayang? tanyanya.
    Badan kekarnya memelukku mesra. Aku selalu merasa tenang dalam pelukan lakilaki perkasa itu. Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dia menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dia bertanya, benarkah?
    Aku mengangguk pelan sambil menagis, aku hamil, mas
    Jelas suamiku juga kaget. Dia diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dia menjawab singkat
    besok kita ke dokter Merlin. Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan sampai pagi tiba.
    Hari selanjut soresore kami berdua menemui dokter Merlin. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua.
    Selamat, Pak dan Bu Prasojo. Anda akan mendapatkan anak ketiga, kata dokter itu riang.
    Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak berkata sepatah kata pun. Setelah itu, suamiku tidak menyinggung masalah itu, bahkan dia memberi tahu pada anakanak kalau mereka akan punya adik baru. Anakanak ternyata senang juga, karena sudah lama tidak ada anak kecil di rumah. Bagi mereka, adik kecil akan menyemarakkan rumah yang sekarang sudah tidak lagi ada suara anak kecilnya.
    Malamnya, setelah tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dia ingin agar anak itu gugur atau karena dia merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari setelah sepanjang malam kami bergelut di kasur kami. Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu, karena sepanjang malam mulutku disodoksodok penis suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang sampai tiga kali membasahi muka dan mulutku. Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya, karena seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok harinya hari libur, jadi aku tidak harus buruburu menyiapkan sekolah anakanak.

    Harihari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga selalu merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibuibu ngidamnya penis suami seperti kehamilanku kali ini. Hamil kali ini betulbetul beda dengan kehamilanku sebelumnya, yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Hamil kali ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi. Setiap malam vaginaku terasa senutsenut, ada atau tak ada suamiku. Kalau pas ada enak, aku tinggal naik dan goyanggoyang pinggang. Kalau pas gak ada aku yang sering kebingungan, dan mencaricari di internet filmfilm porno. Sudah itu pasti aku mainin pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe. Yang jadi masalah, adalah perlukah aku memberi tahu si Indun bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku. Dia mendukung kehamilanku saja sudah sangat membahagiakanku. Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Itulah hal yang sangat aku syukuri.

    Pas bulan puasa, tibatiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersihbersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotongroyong membersihkan halaman dan rumah. Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anakanak. Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala. Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku. Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolaholah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habishabisan. Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.

    Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curicuri pandang melihat perutku yang mulai membuncit. Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekalikali meneruskan program mengaji anakanakku.

    Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibuibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
    Ndun, Sangga sudah pulang? tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
    Belum, Bu
    Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anakanak yang suka hurahura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
    Aku lalu berkata ke Indun, Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini.
    Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
    Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini, jawab Indun.
    Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu. Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil. Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.

    Wah, makasih , Bu. Kok repotrepot katanya sungkan.
    Gak papa, kok
    Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
    Indun malumalu melihat perutku.
    Bu, udah berapa bulan ya? tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
    Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu? tanyaku iseng menggodanya.
    Tibatiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
    Ya nggak tahu bu Kok saya bisa tahu darimana? jawabnya tersipu.
    Tibatiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku. Dengan santai aku menjawab, Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?
    Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tibatiba akan menjadi bapak.
    Wajahnya melongo melihatku takuttakut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.

    Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili purapura tidak tahu lagi, kataku sambil melirik menggodanya.
    Aku mengeluselus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaanperasaan yang tidak dimengertinya.
    Aku eeeee maaf Bu aku tidak tahu Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
    Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu? tanyaku.
    Eh aku suka banget Bu.. Aku seneng Indun benarbenar kalut.
    Ya udah, kalau benarbenar seneng, sini kamu rasakan gerakannya kataku manja sambil mengelus perutku.
    Boleh Bu? Aku pegang..? tanyanya kawatir.
    Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takuttakut tangannya menuju ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu. Dengan hatihati dia meletakkan telapaknya di perutku.
    Maaf ya bu, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolaholah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
    Kamu suka punya anak? tanyaku.
    Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.
    Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macammacam rasa gak jelas. Tibatiba dadaku berdebardebar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takuttakut melihat mukaku. Kami berdua tibatiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.

    Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibuibu yang lagi bengkakbengkak kayak aku? tanyaku memecah kesunyian.
    Saya suka sekali sama Ibu jawabnya.
    Kenapa?
    Ibu cantik.. jawabnya dengan muka memerah.
    Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini.. jawabku.
    Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malumalu.
    Gak kok, Ibu tetep cantik banget jawabnya pelan. Tangannya mulai mengeluselus perutku. Aku merasa geli, yang tibatiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
    Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo? tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benarbenar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
    Aku nafsu lihat badan Ibu kali ini Indun menatap wajahku.

    Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka lakilaki yang nafsu lihat aku.
    Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..
    Indun belingsatan.
    Sekarang iya.. jawabnya sambil membetulkan celananya.
    Idiiih. Mana coba lihat? godaku.
    Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
    Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya? godaku.
    Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
    Mau dimasukin lagi? tanyaku gemetar.
    Iya bu.. Mau banget
    Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
    Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelanpelan masuk ditelan vaginaku.

    Ohhhh Buuu.. desisnya.

    Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
    Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar, perintahku.
    Iiiiiyaaa, Bu.. erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelanpelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
    Ohhh Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
    Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelanpelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelanpelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
    Ndun, ayo gerakin maju mundur pelanpelan.. perintahku.
    Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerangerang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.

    Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremasremas payudaraku lagi. Dengan hatihati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh aku sudah sangat nafsuu sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tibatiba merasakan orgasme yang luar biasa.
    Ohhhh teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. Aku sampai, Ndunnnn aku terengahengah.
    Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.

    Ndun, pindah kamar yuk, ajakku.
    Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremasremas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benarbenar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutarmutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
    Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?
    Gak papa Bu jawabnya pelan.
    Tibatiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
    Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar bisikku.

    Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedutkedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
    Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
    Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam.. kata Indun.
    Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp.
    Aku segera balas: Baru terbangn, telp aja, kangen
    Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.

    Hei Sorii ganggu, udah bobok apa? tanyanya.
    Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik? tanyaku.
    Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anakanak?
    Hmmm. aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
    Baik, mereka okeoke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas
    Sama.. Pengen nih kata suamiku.
    Sini, mau di mulut apa di bawah? tanyaku nakal.
    Mana aja deh
    Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih godaku.
    Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo? rengek suamiku.
    Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
    Kocok aja Mas, aku juga mau kataku manja.
    Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, Sekarang kamu genjot aku sekencangkencangnya sampai keluar, ya. Sekuatkuatnya.
    Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, Ayo, mas, buka celananya..
    Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
    Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..

    Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan lakilaki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerangerang, begitu juga suamiku.
    Mas, aku masturbasi kesetanan ini.. Pengen banget. Kamu kocok kuatkuat yaaa.. Ahhhhh
    Iyyyyaaaa Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh. Ohhhhh erang suamiku.
    Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerangerang tidak karuan. Suara lobangku berdecitdecit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benarbenar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar katakata mesra dengan suamiku. Indun seolaholah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benarbenar membanggakan. Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraungraung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengahengah sehabis menggenjotku habishabisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habishabisan. Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku samasama berteriak, kami samasama keluar. Aku terengahengah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betulbetul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrolngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya. Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelanpelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobokobok vaginaku. Tibatiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.

    Ohhh, lenguhnya kecewa.
    Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu. Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusapusapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelanpelan lobang itu berhasil di terobosnya.

    Ohhhhh.. desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelanpelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
    Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengahengah, begitu juga aku.
    Pelanpelan, Ndun bisikku.
    Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
    Ohhh, Tuhan rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerangerang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
    genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
    ohhhhh
    Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. CrotAku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami samasama terengahengah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.

    ########################
    Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anakanak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benarbenar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benarbenar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benarbenar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih samasama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
    Ndun Bangun. Kamu sekolah khan? bisikku.
    Indun nampak kaget dan segera duduk.

    Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan katanya gugup.
    Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam
    Kami berpandangan.
    Maaf Bu. Aku benarbenar tidak sopan
    Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun bisikku pelan.
    Indun menatapku, Aku sayang sama Ibu katanya pelan.
    Ndun, kamu punya pacar?
    Belum, bu
    Kamu janji ya jangan ceritacerita ke siapasiapa ya soal kita
    Iya bu, gak mungkinlah
    Aku takut kamu rusak karena aku
    Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu
    Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya kataku kawatir.
    Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya katanya pelan.
    Tibatiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
    Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benarbenar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
    Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelanpelan.

    Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
    Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu
    Indun buruburu melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sanasini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
    Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah, perintahku.
    Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodoksodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerangerang di belakangku.

    Ayo, Ndun, sodok yang kuat

    Iyyyaaa.. Bu

    Terusss Cepat

    Sodokansodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua samasama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami samasama terengahengah menikmati puncak yang barusan kami daki.
    Ohhh
    Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.
    Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya kataku sambil tersenyum.
    Indun mencaricari pakaiannya. Tibatiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Mogamoga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang. Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepatcepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apaapa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.

    ######################
    Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan bukubuku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjamjam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.

    Ndun, tadi kamu di sekolah gimana? bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
    Biasa aja Bu
    Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?
    Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang
    Aku takut menganggu sekolahmu
    Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran
    Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu
    Iya Bu
    Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini
    Iya, Bu. Tapi kapankapan saya siap menemani Ibu di sini
    Yee. maunya. Ya gak papa, kataku sambil mencubit pinggangnya.
    Aku mau jadi pacar Ibu
    Lho aku khan sudah bersuami?
    Ya gak papa, jadi apa saja deh
    Aku justru kasihan sama kamu. Besokbesok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?
    Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau
    Idihh.. ya udah. Bobok yuk kataku kelelahan.
    Kami tidur berpelukan sampai pagi.
    Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengeluselusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anakanakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lamalama aku juga merasakan hal yang sama. Seolaholah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobanglobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lamalama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih okeoke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
    Untung aku dan suamiku juga kadangkadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikirpikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.

    ##########################
    Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibuibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besarbesaran. Banyak ibuibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun. Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadangkadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hatihati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
    Assalamualaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?
    Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih jawab Bu Ro.
    Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?
    Ada Bu, sebentar ya Bu
    Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
    Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya kataku pelan
    Iya Bu jawab Indun agak bingung.
    Terus kamu pakai kondom kamu
    Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besarbesaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jamaah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibuibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibuibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orangorang pada maklum akan kondisiku. Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibuibu jamaah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesakdesakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jamaah di situ yang berdiri berdesakdesakan.

    Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana kataku pada Bu Anjar.
    Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi.. kata Bu Anjar.
    Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho
    Kami lalu bercakapcakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekalikali mendengarkan ceramah kalau pas ada ceritacerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
    Bu, monggo kalau mau duduk tawarnya padaku.
    Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.

    Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibuibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diamdiam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
    Aku berbisik pada Indun, buka, Ndun. Udah pakai kondom?
    Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelanpelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengeluselus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakapcakap dengan dua ibuibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orangorang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesakdesakan.

    Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tibatiba vaginaku berkedutkedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelanpelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibuibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunangkunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngosngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepatcepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibuibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah harihari yang sibuk yang memisahkan kami.

  • Kisah Memek Shakila Ku Sayang

    Kisah Memek Shakila Ku Sayang


    2253 views

    Duniabola99.com – Hai namaku Z (bukan nama sebenar) tapi cerita ini adalah pengalaman kali pertama aku mengadakan hubungan seks aku ngan Shakila. Semasa kejadian ini aku berumur 20 tahun Shakila 3 tahun lebih muda dari aku (tingkatan 5). Tapi shakila ni bukannya sebarangan awek kalau korang nak tahu dia nie lah awek yang paling aku sayang sejak aku bercinta. Dia punya body mengalahkan gadis2 sebaya aku. Utuk memendekan ceritanya pada satu hari aku mengajaknya keluar ke bandaraya X. Kami keluar naik motor RXZ aku. Dah lah motor aku pakai jek absober punya rapat dia duduk kat aku sampai terasa teteknya yang sederhana besar kat belakang aku. Daftar Judi Slot


    Kami pergi tengok wayang cerita Hollowman. Ceritanya bermula dipertengahan filem tue pabila Shakila meletakan kepalanya kat atas bahu aku. Aku dengan selamba meletakan tangan aku kat atas peha dia. Tiba2 dia pegang tangan tangan aku dan melatakannya kat badan dia sambil berkata abang nak main tak tetek ayang nie (aku paggil dia ayang). Aku pun tak kisah sebab kiri, kanan dan belakang kami tak der orang. Aku pun ramas2 lah tetek awek aku tue tapi dari luar je lah. Lama jugak lah aku main dalam 30 minit ader kot.

    Lebih habis tengok wayang aku bawak dia ke Mcdonald dan kami makan kat tingkat atas. kebetulan kat sana tak der orang. Aku pun ajak lah dia project ngan aku. Dia kata tak kisah. Aku pun mula cium bibir dia yang halus tue. Aku mungulum lidah dia sambil dibalas oleh kucupan Shakila yang lembut dan halus tue. Tangan aku mula meramas2 tetek dia yang semakin keras. Shakila kata dia nak kulum batang aku. Dia pun bukak zip seluar aku dan terus menggulum batangku yang semakin keras tue. Dia punya kulum power wo.

    Aku bukak baju shakila dan terserlah branya yang berwarna putih tue didepan mata aku. Shakila meminta aku membuka branya. Dengan perlahan lahan terbukaklah dia dan terserlahlah buah dadanya yang putih gebu tue kat depan mata aku. Putingnyer yang berwarna merah lembut tue terus ku hisap sambil tangan aku menyeluk ke dalam kainnya. Aku dapat merasakan pantatnya sudah pun berair. Shakila kelihatan sudah hanyut. Terus saja ku bukak kain dan seluar dalamnya. Akhirnya terdedah jugak pantat awek aku nie. Pantat Shakila putih gebu dan masih tak bulu lagi. Aku pun menjilat dan hisap pantat Shakila dengan rakus. Shakila mengeliat kesedapan sambil kedengaran suaranya mendengus…. aaahhhh… eeemmm… aaaaaarrrrgggh…


    Aku pulak tetap terus jilat dan hisap pantat Shakila sambil mengigit lembut pada kelentik yang berwarna merah tue. Lepas tu aku beralih ke teteknya yang gebu tu pula. Sambil hisap aku meramas ramas tetek Shakila tue. Aku dapat merasakan Shakila sudah mulai kilmax. Kedengaran suara halus Shakila meminta aku memasukkan batang aku kat dalam pantat dia. Abang masuklah cepat ayang tak tahan nie…. emmmm….. aaaahhhhh.

    Aku pun membaringkan Shakila kat atas meja mcdonald panjang tue. Dengan pelan aku memasukkan batang aku yang tengah stim gila tue ke dalam pantat Shakila. Setelah teliti menatang sasaran, akhirnya terpasaklah batang aku tu di dalam pantat Shakila yang tengah basah tue. Awek aku nie memang dara lagi so macam biasalah mesti berdarahkan aku menolak batangku pelan2 dan semakin lama semakin laju. Shakila menjerit halus menahan kesakitan. Aduhh……. aaaaaahhhhhh….. eeemmmmmaa…. aaaarrrrhhhhh… Aku meneruskan hayunan sambil mengulum lidah awek aku nie……


    Tiba tiba Shakila mengelupur lebut apabila merasakan sesuatu yang panas dan melekik lekik mula memenuhi dasar lubang pantatnya. Rupa rupanya ccccuuuuppppp…… ccccuuuupp…… ccccuuuupppp….. ccuuuppp………. bebarapa das air mani aku mula terpancut di dalam pantat Shakila.

    Aku cabut batang aku keluar dan kami pun terus pakai semula pakain kami tadi. Yelah takut ader lak yang naik tingkat atas mcdonald nie (siang tingkat atas memang tak bukak tapi aku selamba jer). Tu pun nasib baik masa kami tengah projet tak der pekerja yang naik, kalau tak nahas ler kami.

    Lepas tue aku hantar Shakila balik rumah dan kata dia nak kejadian tadi berulang lagi. Aku senyum jer…hi.. hi..




  • Video Bokep Maya Kawamura bersama pacarnya didalam hutan

    Video Bokep Maya Kawamura bersama pacarnya didalam hutan


    1927 views

  • Foto Ngentot Remaja yang diborgol dengan rambut pirang dibor keras oleh pasangannya

    Foto Ngentot Remaja yang diborgol dengan rambut pirang dibor keras oleh pasangannya


    2810 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang diborgol diatas tempat tidur dan melakukan oral sex sama pacarnya yang berkontol besar dan melakuakn doggystyle berakhir dengan menambakkan sperma yang banyak kemulutnya. Agen Sbobet Resmi

  • Foto Ngentot Mahasiswi berkaca mata menggoda dosennya dikelas

    Foto Ngentot Mahasiswi berkaca mata menggoda dosennya dikelas


    1823 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik pirang mahasiswa menggoda dosennya untuk melakukan hubungan sex ngentot didalam kelas disaat semua orang sudah pulang. Cerita Bokep Indonesia

  • Foto Ngentot Cewek cantik dengan celana jins biru menggoda pria yang sedang tidur untuk anal sex

    Foto Ngentot Cewek cantik dengan celana jins biru menggoda pria yang sedang tidur untuk anal sex


    1715 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang pakai jelana jins sambil makan permen yang lagi sange menggoda pacarnya yang lagi tidur untuk melakukan hubungna sex ngentot anal yang sangat hot dan menelan semua sperma yang dikeluarkan pacarnya.

  • Teman Kuliahku Dipaksa ML

    Teman Kuliahku Dipaksa ML


    2372 views

    Aku memang terlahir dari keluarga yg bisa dibilang cukup berada. Aku anak laki laki satu-satuya. Dan juga anak terakhir. Dua kakakku perempuan semuanya. Dan jarak umur antara kami cukup jauh juga. Antara lima dan enam tahun. Karena anak bungsu dan juga satu-satunya laki laki, jelas sekali kalo aku sangat dimanja. Apa saja yg aku inginkan, pasti dikabulkan. Seluruh kasih sayg tertumpah padaku.

    Dari kecil aku selalu dimanja, sampai besarpun aku terkadang masih suka minta dikeloni. Aku suka kalo tidur sembari memeluk Ibu, Mbak Lisa atau Mbak Indira. Namun aku tak suka kalo dikeloni Bapak. Entah kenapa, mungkin badan Bapak besar dan tangannya ditumbuhi rambut-rambut halus yg cukup lebat. Padahal Bapak paling sayg padaku. Karena apapun yg aku ingin minta, selalu saja diberikan. Aku memang tumbuh menjadi anak yg manja. Dan sikapku juga terus seperti anak balita, meski umurku sudah cukup dewasa.

    Pernah aku menangis semalaman dan mengurung diri di dalam kamar hanya karena Mbak Indira menikah. Aku tak rela Mbak Indira jadi milik orang lain. Aku benci dgn suaminya. Aku benci dgn semua orang yg bahagia melihat Mbak Indira diambil orang lain. Setengah mati Bapak dan Ibu membujuk serta menghiburku. Bahkan Mbak Indira menjanjikan macam-macam agar aku tak terus menangis. Memang tingkahku tak ubahnya seorang anak balita.

    Tangisanku baru berhenti setelah Bapak berjanji akan membelikanku motor. Padahal aku sudaH punya mobil. Namun memang sudah lama aku ingin dibelikan motor. Hanya saja Bapak belum bisa membelikannya. Kalo mengingat kejadian itu memang menggelikan sekali. Bahkan aku sampai tertawa sendiri. Habis lucu sih.., Soalnya waktu Mbak Indira menikah, umurku sudah 21 tahun.

    Hampir lupa, Saat ini aku masih kuliah. Dan kebetulan sekali aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yg cukup keren. Di kampus, sebenarnya ada seorang perempuan yg perhatiannya padaku begitu besar sekali. Namun aku sama sekali tak tertarik padanya. Dan aku selalu menganggapnya sebagai kawan biasa saja. Padahal banyak kawan-kawanku, terutama yg laki laki bilang kalo perempuan itu menaruh hati padaku.

    Sebut saja namanya Lidya. Punya wajab cantik, kulit yg putih seperti kapas, badan yg ramping dan padat berisi serta dada yg membusung dgn ukuran cukup besar. Sebenarnya banyak laki laki yg menaruh hati dan mengharapkan cintanya. Namun Lidya malah menaruh hati padaku. Sedangkan aku sendiri sama sekali tak peduli, tetap menganggapnya hanya kawan biasa saja. Namun Lidya tampaknya juga tak peduli. Perhatiannya padaku malah semakin bertambah besar saja. Bahkan dia sering main ke rumahku, Bapak dan Ibu juga senang dan berharap Lidya bisa jadi kekasihku.

    Begitu juga dgn Mbak Lisa, sangat cocok sekali dgn Lidya Namun aku tetap tak tertarik padanya. Apalagi sampai jatuh cinta. Anehnya, hampir semua kawan mengatakan kalo aku sudah pacaran dgn Lidya, Padahal aku merasa tak pernah pacaran dgnnya. Hubunganku dgn Lidya memang akrab sekali, meskipun tak bisa dikatakan berpacaran.

    Seperti biasanya, setiap hari Sabtu sore aku selalu mengajak Bobby, anjing pudel kesayganku jalan-jalan mengelilingi Monas. Perlu diketahui, aku memperoleh anjing itu dan Mas Herlambang, suaminya Mbak Indira. Karena pemberiannya itu aku jadi menyukai Mas Herlambang. Padahal tadinya aku benci sekali, karena menganggap Mas Herlambang telah merebut Mbak Indira dan sisiku. Aku memang mudah sekali disogok. Apalagi oleh sesuatu yg aku sukai. Karena sikap dan tingkah laku sehari-hariku masih, dan aku belum bisa bersikap atau berpikir secara dewasa.

    Tanpa diduga sama sekali, aku bertemu dgn Lidya. Namun dia tak sendiri. Lidya bersama Mamanya yg umurnya mungkin sebaya dgn Ibuku. Aku tak canggung lagi, karena memang sudah saling mengenal. Dan aku selalu memanggilnya Tante Amanda.

    “Bagus sekali anjingnya..”, piji Tante Amanda.
    “Iya, Tante. diberi sama Mas Herlambang”, sahutku bangga.
    “Siapa namanya?” tanya Tante Amanda lagi.
    “Bobby”, sahutku tetap dgn nada bangga.

    Tante Amanda meminjamnya sebentar untuk berjalan-jalan. Karena terus-menerus memuji dan membuatku bangga, dgn hati dipenuhi kebanggaan aku meminjaminya. Sementara Tante Amanda pergi membawa Bobby, aku dan Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah. Tak banyak yg kami obrolkan, karena Tante Amanda sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. Membuat dadaku jadi berbunga dan padat seperti mau meledak. Aku memang paling suka kalo dipuji.

    Oh, ya.., Nanti malam kamu datang..”, ujar Tante Amanda sebelum pergi.

    “Ke rumah..?”, tanyaku memastikan.
    “Iya.”
    “Memangnya ada apa?” tanyaku lagi.
    “Lidya ulang tahun. Namun nggak mau dirayakan. Katanya cuma mau merayakannya sama kamu”, kata Tante Amanda Iangsung memberitahu.
    “Kok Lidya nggak bilang sih..?”, aku mendengus sembari menatap Lidya yg jadi memerah wajahnya. Lidya hanya diam saja.
    “Jangan lupa jam tujuh malam, ya..” kata Tante Amanda mengingatkan.
    “Iya, Tante”, sahutku.

    Dan memang tepat jam tujuh malam aku datang ke rumah Lidya. Suasananya sepi-sepi saja. Tak terlihat ada pesta. Namun aku disambut Lidya yg memakai baju seperti mau pergi ke pesta saja. Tante Amanda dan Oom Joko juga berpakaian seperti mau pesta. Namun tak terlihat ada seorangpun tamu di rumah ini kecuali aku sendiri. Dan memang benar, ternyata Lidya berulang tahun malam ini. Dan hanya kami berempat saja yg merayakannya.

    Perlu diketahui kalo Lidya adalah anak tunggal di dalam keluarga ini. Namun Lidya tak manja dan bisa mandiri. Acara ulang tahunnya biasa-biasa saja. Tak ada yg istimewa. Selesai makan malam, Lidya membawaku ke balkon rumahnya yg menghadap langsung ke halaman belakang.

    Entah disengaja atau tak, Lidya membiarkan sebelah pahanya tersingkap. Namun aku tak peduli dgn paha yg indah padat dan putih terbuka cukup lebar itu. Bahkan aku tetap tak peduli meskipun Lidya menggeser duduknya hingga hampir merapat dgnku. Keharuman yg tersebar dari badannya tak membuatku bergeming.

    Lidya mengambil tanganku dan menggenggamnya. Bahkan dia meremas-remas jari tanganku. Namun aku diam saja, malah menatap wajahnya yg cantik dan begitu dekat sekali dgn wajahku. Begitu dekatnya sehingga aku bisa merasakan kehangatan hembusan napasnya menerpa kulit wajahku. Namun tetap saja aku tak merasakan sesuatu.

    Dan tiba-tiba saja Lidya mencium bibirku. Sesaat aku tersentak kaget, tak menygka kalo Lidya akan seberani itu. Aku menatapnya dgn tajam. Namun Lidya malah membalasnya dgn sinar mata yg saat itu sangat sulit ku artikan.

    “Kenapa kau menciumku..?” tanyaku polos.
    “Aku mencintaimu”, sahut Lidya agak ditekan nada suaranya.
    “Cinta..?” aku mendesis tak mengerti.

    Entah kenapa Lidya tersenyum. Dia menarik tanganku dan menaruh di atas pahanya yg tersingkap Cukup lebar. Meskipun malam itu Lidya mengenakan rok yg panjang, namun belahannya hampir sampai ke pinggul. Sehingga pahanya jadi terbuka cukup lebar. Aku merasakan betapa halusnya kulit paha perempuan ini. Namun sama sekali aku tak merasakan apa-apa.

    Dan sikapku tetap dingin meskipun Lidya sudah melingkarkan tangannya ke leherku. Semakin dekat saja jarak wajah kami. Bahkan badanku dgn badan Lidya sudah hampir tak ada jarak lagi. Kembali Lidya mencium bibirku. Kali ini bukan hanya mengecup, namun dia melumat dan mengulumnya dgn penuhl gairah. Sedangkan aku tetap diam, tak memberikan reaksi apa-apa. Lidya melepaskan pagutannya dan menatapku, Seakan tak percaya kalo aku sama sekali tak bisa apa-apa.

    “Kenapa diam saja..?” tanya Lidya merasa kecewa atau menyesal karena telah mencintai laki-laki sepertiku.

    Namun tak.., Lidya tak menampakkan kekecewaan atau penyesalan Justru dia mengembangkan senyuman yg begitu indah dan manis sekali. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    Terasa padat dan kenyal dadanya. Seperti ada denyutan yg hangat. Namun aku tak tahu dan sama sekali tak merasakan apa-apa meskipun Lidya menekan dadanya cukup kuat ke dadaku. Seakan Lidya berusaha untuk membangkitkan gairah kejantananku. Namun sama Sekali aku tak bisa apa-apa. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    “Memangnya aku harus bagaimana?” aku malah balik bertanya.
    “Ohh..”, Lidya mengeluh panjang.

    Dia seakan baru benar-benar menyadari kalo aku bukan hanya tak pernah pacaran, namun masih sangat polos sekali. Lidya kembali mencium dan melumat bibirku. Namun sebelumnya dia memberitahu kalo aku harus membalasnya dgn cara-cara yg tak pantas untuk disebutkan. Aku coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa.

    “Ke kamarku, yuk..”, bisik Lidya mengajak.
    “Mau apa ke kamar?”, tanyaku tak mengerti.
    “Sudah jangan banyak tanya. Ayo..”, ajak Lidya setengah memaksa.
    “Namun apa nanti Mama dan Papa kamu tak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tak mengerti keinginannya.

    Lidya tak menyahuti, malah berdiri dan menarik tanganku. Memang aku seperti anak kecil, menurut saja dibawa ke dalam kamar perempuan ini. Bahkan aku tak protes ketika Lidya mengunci pintu kamar dan melepaskan bajuku. Bukan hanya itu saja, dia juga melepaskan celanaku hingga yg tersisa tinggal sepotong celana dalam saja Sedikitpun aku tak merasa malu, karena sudah biasa aku hanya memakai celana dalam saja kalo di rumah.

    Lidya memandangi badanku dan kepala sampai ke kaki. Dia tersenyum-senyum. Namun aku tak tahu apa arti semuanya itu. Lalu dia menuntun dan membawanya ke pembaringan. Lidya mulai menciumi wajah dan leherku. Terasa begitu hangat sekali hembusan napasnya.

    “Lidya..”

    Aku tersentak ketika Lidya melucuti pakaiannya sendiri, hingga hanya pakaian dalam saja yg tersisa melekat di badannya. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. Untuk pertama kalinya, aku melihat sosok badan sempurna seorang perempuan dalam keadaan tanpa busana. Entah kenapa, tiba-tiba saja dadaku berdebar menggemuruh Dan ada suatu perasaan aneh yg tiba-tiba saja menyelinap di dalam hatiku.

    Sesuatu yg sama sekali aku tak tahu apa namanya, Bahkan seumur hidup, belum pernah merasakannya. Debaran di dalam dadaku semakin keras dan menggemuruh saat Lidya memeluk dan menciumi wajah serta leherku. Kehangatan badannya begitu terasa sekali. Dan aku menurut saja saat dimintanya berbaring. Lidya ikut berbaring di sampingku. Jari-jari tangannya menjalar menjelajahi sekujur badanku. Dan dia tak berhenti menciumi bibir, wajah, leher serta dadaku yg bidang dan sedikit berbulu.

    Tergesa-gesa Lidya melepaskan penutup terakhir yg melekat di badannya. sehingga tak ada selembar benangpun yg masih melekat di sana. Saat itu pandangan mataku jadi nanar dan berkunang-kunang. Bahkan kepalaku terasa pening dan berdenyut menatap badan yg polos dan indah itu. Begitu rapat sekali badannya ke badanku, sehingga aku bisa merasakan kehangatan dan kehalusan kulitnya. Namun aku masih tetap diam, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya mengambil tanganku dan menaruh di dadanya yg membusung padat dan kenyal.

    Dia membisikkan sesuatu, namun aku tak mengerti dgn permintaannya. Sabar sekali dia menuntun jari-jari tanganku untuk meremas dan memainkan bagian atas dadanya yg berwarna coklat kemerahan. Tiba-tiba saja Lidya. menjambak rambutku, dan membenamkan Wajahku ke dadanya. Tentu saja aku jadi gelagapan karena tak bisa bernapas. Aku ingin mengangkatnya, namun Lidya malah menekan dan terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. Saat itu aku merasakan sebelah tangan Lidya menjalar ke bagian bawah perutku.

    “Okh..?!”.

    Aku tersentak kaget setengah mati, ketika tiba-tiba merasakan jari-jari tangan Limda menyusup masuk ke balik celana dalamku yg tipis, dan..

    “Lidya, apa yg kau lakukan..?” tanyaku tak mengerti, sembari mengangkat wajahku dari dadanya.

    Lidya tak menjawab. Dia malah tersenyum. Sementara perasaan hatiku semakin tak menentu. Dan aku merasakan kalo bagian badanku yg vital menjadi tegang, keras dan berdenyut serasa hendak meledak. Sedangkan Lidya malah menggenggam dan meremas-remas, membuatku mendesis dan merintih dgn berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Namun aku hanya diam saja, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya kembali menghujani wajah, leher dan dadaku yg sedikit berbulu dgn ciuman-ciumannya yg hangat dan penuh gairah membara.

    Memang Lidya begitu aktif sekali, berusaha membangkitkan gairahku dgn berbagai macam cara. Berulang kali dia menuntun tanganku ke dadanya yg kini sudan polos.

    “Ayo dong, jangan diam saja..”, bisik Lidya disela-sela tarikan napasnya yg memburu.
    “Aku.., Apa yg harus kulakukan?” tanyaku tak mengerti.
    “Cium dan peluk aku..”, bisik Lidya.

    Aku berusaha untuk menuruti semua keinginannya. Namun nampaknya Lidya masih belum puas. Dan dia semakin aktif merangsang gairahku. Sementara bagian bawah badanku semakin menegang serta berdenyut.

    Entah berapa kali dia membisikkan kata di telingaku dgn suara tertahan akibat hembusan napasnya yg memburu seperti lokomotif tua. Namun aku sama sekali tak mengerti dgn apa yg d ibisikkannya. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan tak tahu apa-apa. Meski sudah berusaha melakukan apa saja yaang dimintanya.

    Sementara itu Lidya sudah menjepit pinggangku dgn sepasang pahanya yg putih mulus. Lidya berada tepat di atas badanku, sehingga aku bisa melihat seluruh lekuk badannya dgn jelas sekali.

    Entah kenapa tiba-tiba sekujur badanku menggelelar ketika penisku tiba-tiba menyentuh sesuatu yg lembab, hangat, dan agak basah. Namun tiba-tiba saja Lidya memekik, dan menatap bagian penisku. Seakan-akan dia tak percaya dgn apa yg ada di depan matanya. Sedangkan aku sama sekali tak mengerti. PadahaI waktu itu Lidya sudah dipengaruhi gejolak membara dgn badan polos tanpa sehelai benangpun menempel di badannya.

    “Kau..”, desis Lidya terputus suaranya.
    “Ada apa, Lin?” tanyaku polos.

    “Ohh..”, Lidya mengeluhh panjang sembari menggelimpangkan badannya ke samping. Bahkan dia langsung turun dari pembaringan, dan menyambar pakaiannya yg berserakan di lantai. Sembari memandangiku yg masih terbaring dalam keaadaan polos, Lidya mengenakan lagi pakaiannya. Waktu itu aku melihat ada kekecewaan tersirat di dalam sorot matanya. Namun aku tak tahu apa yg membuatnya kecewa.

    “Ada apa, Lin?”, tanyaku tak mengerti perubahan sikapnya yg begitu tiba-tiba.
    “Tak.., tak ada apa-apa, sahut Lidya sembari merapihkan pakaiannya.

    Aku bangkit dan duduk di sisi pembaringan. Memandangi Lidya yg sudah rapi berpakaian. Aku memang tak mengerti dgn kekecewannya. Lidya memang pantas kecewa, karena alat kejantananku mendadak saja layu. Padahal tadi Lidya sudah hampir membawaku mendaki ke puncak kenikmatan.

  • Video bokep Marry Lynn dan Halle Von ikat diranjang

    Video bokep Marry Lynn dan Halle Von ikat diranjang


    2236 views

  • Foto Bugil Keisha Gray mengungkapkan pantatnya yang indah dan sangat alami saat ia melepaskan jubah

    Foto Bugil Keisha Gray mengungkapkan pantatnya yang indah dan sangat alami saat ia melepaskan jubah


    1891 views

    Duniabola99.com – foto gadis berambut coklat Keisha Gray bertoket gede pentil pink membuka rok jinsnya dan menampakkan memeknya yang berwarna pink ducukur rapi dan juga pantatnya yang padat bulat.

  • Foto Bugil Lilit A menangkat gaunnya pamer memek

    Foto Bugil Lilit A menangkat gaunnya pamer memek


    1732 views

    Duniabola99.com – foto gadis Lilit Agen Joker368 bugil menangkat gaunnya memamerkan memeknya yang merekah tanpa bulu dibalkon rumahnya dan menampilkan toketnya yang kecil. Agen Joker Gaming

  • Rion Nishikawa Catwalk poison 100

    Rion Nishikawa Catwalk poison 100


    1678 views

  • Cerita Sex Nisa

    Cerita Sex Nisa


    7059 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Nisa ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexPerkenalkan namaku Faiz aku sekarang berkuliah di salah satu universitas ternama di ibukota. Aku adalah tipe orang yang mudah horny jika melihat wanita cantik yang ada disekeliling. Beberapa wanita sudah pernah aku setubuhi. Kali ini aku akan menceritakan kisah persetubuhanku dengan teman sekelas ku bernama Nisa atau biasa dipanggil Ica.
    Ica berumur 21 tahun,sama dengan umurku. Sejak awal aku masuk di kelas perkuliahan ada banyak wanita cantik di kelasku. Namun dari sekian banyak wanita tersebut. Ica lah yang menurutku paling menarik. Menarik karena dia berjilbab dan aku piker diantara wanita di kelasku dialah yang mempunyai ukuran payudara yang paling besar mungkin sekitar 34 B. Untuk sejak awal pula aku mentargetkan dan bertekad untuk menikmati payudaranya suatu saat nanti.

    Sejak awal masuk kuliah pula aku rela berkorban untuk mengantar dia pulang. Walaupun rumahku dengan rumahnya sangat jauh sekitar 2 jam perjalanan. Tapi, demi bias mewujudkan tekadku aku rela melakukan itu.

    Aku : Ca,rumah lu dimana ? mau gue antar ga sampe rumah lu?
    Ica : Wah, apa ga ngerepotin lu iz,rumah lu kan di Bekasi. Gue di Kebon Jeruk
    Aku : Ya gak papa lah, kalo yang gue bonceng cewek secantik lu sih mau sampe bogor juga gue jabanin ca. hehe
    Ica : Ah,lo bisa aja. Yaudah deh gue numpang lu aja daripada kena macet di jalan.
    Aku : Ok,mantap yuk ah neng kita jalan.

    Sejak saat itulah aku rajin mengantar dia pulang. Seringkali aku suka horny sendiri ketika sedang membonceng dia. Tas yang dia pakai kebetulan aku suruh taruh di bagian depan motorku. Jadi selama diperjalan aku bisa menikmati gumpalan daging empuk kepunyaannya. penisku selalu tegang tiap kali payudaranya menyatu dengan punggungku. Ditambah aku menyuruh tangannya berpegangan dengan tubuhku. Ya,mungkin ini yang dimaksud rezeki.

    Suatu hari ketika aku mengantar sampai di depan rumahnya. Aku bertanya pada dia Situs Poker Online

    Faiz : Ca,rumah lu sepi banget. Lagi ga ada orang ya?
    Ica : Iya iz,keluarga gue lagi pada ke Bandung lagi ada acara keluarga. Emang kenapa lo mau nemenin gue di rumah biar ga kesepian?
    Faiz : Wah boleh tuh, pasti seru bisa nemenin gadis secantik elu di rumahnya.
    Ica : Ah lu iz kebanyakan gombal deh. Yaudah yuk masuk anggap aja rumah sendiri.
    Faiz : Oke. Gue parkrr motor dulu ya. Lu masuk aja duluan nanti gue nyusul.
    Ica : Oke,gue bikin minuman dulu ya,lo nanti tinggal duduk di ruang tamu aja.

    Sesampainya aku di ruang tamu aku melihat sosok Ica yang masih memakai kerudung namun kini sudah berganti dengan memakai baju lebih seksi dan membuat kontolku makin menegang melihatnya.

    Cerita Sex Nisa Ica : Nih iz gue udah buatin sirup lo pasti haus kan abis boncengin gue sampe sini terus belum lagi lo harus pulang ke rumah lo.
    Faiz : Wah lo tau aja klo gue haus.
    Ica : Iyadoong gue gitu.
    Faiz : Ca,tadi ingetkan Pak Supri kasih tugas ke kita. Gimana klo kita ngerjain bareng sekarang. Mumpung lagi sepi nih ga ada yang ganggu kan enak ngerjainnya.
    Ica : Enak apanya nih? Wah awas aja lu Iz klo lo macem macem sama gue. Gini gini gue masih perawan looh (sambil menantang)
    Faiz : Ah,yang bener? Ya deh gue iyain aja daripada lo nangis ntar
    Ica : haha bisa aja,bentar gue ke kamar dulu ambil tas.

    Ketika dia beranjak ke kamarnya akupun mulai mengatur siasat untuk dapat menikmati siasat untuk bisa mulai merasakan tubuhnya. Dan tak lama ica turun membawa setumpuk kertas.

    Ica : Nih iz yuk kita kerjaiin.
    Faiz : Yuuk
    aulia jilbab montok (3)

    Di saat kita mulai mengerjakan soal tangankupun mulai beraksi mula mula aku merangkul bahu tangannya. Kemudian ketika obrolan makin seru dan lancer akupun mulai meraba raba punggungnya,pinggulnya,pantatnya,dan kepalanya.
    Hingga aku memberanikan diri untuk menatap wajahnya.

    Faiz : Ca, akhirnya kita selesai juga ya ngerjainnya.
    Icha : Iya iz (sambil tersenyum)

    Mulailah aku mendekatkan wajahku ke wajahnya dan disaat itu pula aku mulai mengecup bibirnya “Sluuurp” dengan hentakan nafas yang menggelora akupun mulai mencumbu bibirnya. Ica pun hanya bisa pasrah mengimbangi irama bibirnya dengan bibirku. “Cup cup” “ah hmm ah” begitulah suara ketika kami sedange bercumbu dan suara ica yang sedikit meracau menikmati percumbuan kita. Cukup lama kita bercumbu mungkin sekitar 3 menit. Lalu Ica pun tersadar.

    Ica : Eh iz, elu apaan sih cium cium gue. Kita kan bukan siapa siapa Cuma temen kok lo berani banget nyium gue.
    Faiz : Oh jadi klo bukan temen boleh gitu ?
    Ica : Hmm boleh dong tapi ya lo harus jadi pacar gue (nantang)
    Faiz : Jadi pacar lo? Boleh deh gue juga mau kok jadi pacar dari wanita secantik lo Ca.
    Ica : hehe bisa aja. Jadi ?
    Faiz : Jadi kita sekarang pacaran ya. Dan gue bisa dong nyium lo lagi. Hehe
    Ica : Haha elo nafsu banget kayaknya ama gue. Ya udah bolehdeh tapi jangan ditempat rame ya ditempat sepi aja ga enak klo di liat orang.
    Faiz : Oke deh sayang. (sambil senyum horny)
    Ica : Oh ya Iz udah sore nih lo pulang gih ntar dicariin keluarga lo lagi.
    Faiz : Iya nih bisa jam sampe jam berapa klo gue belom pulang. Oke gue pulang ya. Oh ya besok kan weekend kita jalan jalan yuk kemana gitu.
    aulia jilbab montok (5)
    Ica : Boleh kita ke TMII aja. Gue suka aja sama tempat itu ga terlalu rame soalnya.
    Faiz : Oke. Tapi klo weekend mah pasti rame
    Ica : Ya kita nyari tempat yang sepi dooong.
    Faiz : Oke (sambil menyalakan motor dan akupun pergi)

    Keesokan harinya aku sudah sampai di tempat dimana kita janjian sambil melihat handphone ku.

    Faiz : Sayang kamu udah sampai mana?
    Ica : Ini nih udah sampe tuh aku bisa kok liat kamu . Aku pake baju merah yang lagi dadah dadah.
    Faiz : Oh iya itu ya oke.

    Setelah kita bertemu Situs Poker Online

    Cerita Sex Nisa Ica : Kita mau kemana dulu nih ? gimana klo naik kereta gantung habis itu nonton keong mas.
    Faiz : Boleh boleh yuk ah kita kesana. (dia tau aja tempat sepi yang bisa buat gue leluasa grepe grepein dia)
    Sesampainya kita di wahana skylift pun aku masuk dan ica masuk kita menaiki kereta gantung berwarna hijau.
    Ica : Assiiiik udah jalan nih Iz bisa deh kita liat pemandangan dari atas.
    Faiz : hehe iya sayang. Bisa deh aku mesra mesraan sama kamu. (sambil mencubit pipinya)
    Ica : Ah kamu bisa ajaa yailah aku juga sengaja kali naik begini biar bisa berduaan sama kamu.

    Seketika aku mulai memegang kedua tangannya kemudian mencium tangannya dan setelah itu aku beralih ke wajahnya sambil tanganku mulai mendekati payudaranya. “Cup” aku mencium keningnya lalu ke pipinya dan tibalah ke bibirnya. Uh uh iz enaaak (racau ica) iya sayang nikmatin ya “Sluurp slurp”. Lidah kita pun saling beradu cukup lama kemudian tanganku mulai bergerak memeluknya dan tangan kanan ku mulai memberanikan diri merasakan payudara kiri nya.

    Ica : “Ah,pegang aja iz toket gue enak iz.”
    Faiz : Kamu tiduran ya sayang. Biar aku leluasa.

    Kemudian ica pun tertidur. Sambil memejamkan matanya dia mulai menikmati setiap kecupan dari aku dan senturan jari jemariku yang memaikan payudayaranya meski dengan posisi baju yang masih terpakai.

    Ica : iz klo lo mau buka baju gue,buka aja.
    Faiz : oke

    Seketika aku membuka bajunya sampai lehernya untuk kemudian bisa mengulum toketnya. Dan kubukan BHnya kemudian aku masukan kedalam tas ku. Ketika aku melihat sepasang gunung kembar ada di depan ku. Aku pun terpana dengan 2 guunung kembar yang berukuran cukup besar dengan puncaknya yang berwarna coklat. Langsung saja aku bagai orang kesetanan. Aku menyergap toketnya dengan serakah aku kulum kanan dan kiri aku remas dengan kencang keduanya dan aku pun menjilati kedua toketnya. Ica pun hanya bisa terhentak dan meracau terus menerus.

    Ica : iiiiiizz enak banget geliiii ah.

    Aku pun terus focus menikmati toketnya yang mulai mengeras sambil seluruh bagian toketnya memenuhi mulutku.
    Kemudian aku menyuruhnya bangkit kembali sambil membelakangi badanku.

    Faiz : Sayang kamu duduk lagi ya tapi belakangin aku. Aku pengen remes dari belakang.

    Icapun langsung bangkit dan menuruti perintah aku

    Dengan muka yang memerah dan pasrah Wajahnya pun mulai bersender dengan kepalaku.
    Akupun mulai mengecup lehernya sampai benar benar merah. Dan tangankupun mulai meremas remas payudaranya dengan ganas.

    Hemm hemm uuuuh uuuh (racau Ica)

    Faiz : Sayang kereta kita udah mau sampe tuh. Udahan yuk
    Ica :Iya udahan aku rapihin baju aku ya. Eh BH aku tadi di tas kamu ya? Iih nakal kamu. Sini BH aku.
    Faiz : Hehe tadi itu ribet mau ditaro mana tuh BH jadi aku taro aja deh di tas aku.
    Ica : (tersenyum)
    Faiz : Tapi kayaknya BH nya ga usah dipake aja deh yang,biar pas lagi di keong mas aku bisa grepe grepe lagi
    Ica: kamu ih nafsu banget yaudah deh aku simpen di tas aku aja.

    Lalu kitapun turun. Dengan kondisi leher Ica yang memerah hasil dikecup aku beberapa kali selama di kereta gantung. Lalu kita bergegas menuju keong mas. Sampainya di dalam akupun memilih tempat duduk paling atas
    Ica agaknya mengerti kenapa aku memilih posisi duduk disini. Diapun duduk di bangku paling pojok sedang aku disamping kirinya.

    Selama film berlangsung praktis aku tidak banyak melihat filmnya lebih banyak berkonsentrasi memainkan payudaranya Ica. Aku merangkul bahunya lalu pelan pelan tanganku menelusup lewat bawah bajunya dan mulailah aku meremas remas. Icapun mulai terangsang tapi dia sadar bahwa ini bukan saatnya untuk mendesah keras karena kondisi di sekeliling banyak orang. Maka dia hanya melepaskan nafas nafasnya dengan pelan sambil menonton film nya.

    Setelah selesai kita berdua pun keluar sambil Ica berbisik padaku.

    Ica : Kamu tuh tadi nakal banget sih berani banget megang toket aku. Kalau ketauankan bisa berabe.
    Faiz : Iiih gpp tau aku soalnya tadi masih agak nafsu liat kamu jadi ga bisa ditahan deh. Hehe.

    Kemudian akupun pulang dengannya. Namun karena aku ada kesibukan lain aku hanya mengantarkannya sampai transjakarta.
    Keesokan harinya ketika hari kuliah. Akupun ingin merasakan sensasi bercinta di kamar mandi. Berbada dengan hari hari sebelumnya kini aku duduk berdampingan dengan Ica ketika di kelas. Aku pun berbisik ke Ica

    Faiz : Ca,ntaar pulang sorean ya aku pengen main di kelas ini
    Ica : apa nanti ga ketauan orang kalau kita main disini?
    Faiz : Ya tenang aja aku yakin ga akan ketauan.

    Cerita Sex Nisa

    Cerita Sex Nisa

    Seiring waktu berjalan Kuliah pun selesai pada siang hari menjelang sore. Satupersatu teman teman kami di kelas mulai keluar hingga akhirnya tinggal tersisa aku dan Ica.

    Faiz : Sayang,udah sepi nih kita mulai yuk.
    Ica : Yuk ah.

    Aku pun langsung mengkunci pintu kelas dan mematikan lampu kelas. Dan tak lupa menyingkirkan bangku sampai ada tempat kosong untuk kita bisa beraksi di kelas. Aku pun mulai memeluknya dengan erat kemudian dengan senyumnya Icapun mulai menyergap bibirku dengan halus.

    Sluur slurp hmmm hmm aku mulai menikmati bibir nya dan menikmati setiap gerakan gerakan lidahnya hingga iya terpejam menikmati peraduan ini. Kemudian akupun menidurkannya di lantai dengan mengangkat kedua kakinya, aku mulai membuka kedua roknya dan tinggal tersisa celana dalamnya saja. Aku mulai dengan menjilati jari jemari kakinya kemudian jilatanku naik dari betis hingga pahanya. Ica terlihat sangat menggelinjang kegelian. Lalu aku putuskan mengambil sapu tangan untuk kemudian dipasangkan di mulutnya supaya ketika dia meracau tidak terdengar sampai luar.

    Aku kembali focus menjilati pahanya yang putih mulus dan tibalah di bagian vitalnya. Aku kini melepaskan celana dalamnya dan makin melebarkan kedua kakinya hingga kepala ku leluasa untuk menjilati vaginanya. Aku mulai menjulurkan lidahku pelan pelan sesekali aku melihat ekspresi ica yang merem melek menikati setiap rangsanganku. Huuummmph huuummh (seloroh aku menikmati indahnya vagina ica) wangi vaginanya pun harum . Sepertinya dia rajin merawat sisi vitalnya.

    Setelah puas dan bosan menikmati vaginanya aku pun mulai menaikan jilatanku kearah perutnya dengan bantuan kedua tanganku aku mulai menaikan bajunya sambil menjilati bagian perutnya hingga sampai pada belahan toketnya. Aku lepaskan BH nya dan mulailah aku menikmati belahan dadanya. Aku jilat jilat kesuluruhan toketnya dan ica pun seperti biasa hanya meracau saja. Emmmh emmh (racau ica dengan mulut terhalang sapu tanganku) aku menikmati lenguhan demi lenguhan ica ketika aku menjilati dan meremas payudaranya juga ketika aku menciumi kembali tenguh lehernya dan hingga berakhir pada ciuman mesra antara aku dengannya.

    Cukup lama kita beraksi namun aku memang belum punya nyali untuk memasukkan kontolku ke dalam vaginanya. Mungkin suatu saat nanti aku bisa melakukan itu dengannya.

    Namun tidak butuh waktu lama untuk akhirnya aku memberanikan diri mengeksekusi ica, saat seluruh anggota keluargaku pergi ke luar kota dalam waktu lama aku mengajak ica untuk menginap di rumah ku,

    Faiz : sayang,kamu mau ga main ke rumah aku? Aku kesepian nih di rumah Cuma sendirian
    Ica : Oh ya? Emang pada kemana penghuninya ?
    Faiz : Ya biasalah ada urusan keluarga yg mendesak jadi harus ke luar kota, aku sebenernya diajak Cuma aku alesan aja mau focus uas jadi aku dibolehin deh di rumah sendirian. Ga sendirian sih klo ada kamu yang nemenin aku.. hehe
    Ica : hmm gitu ya… yaudah aku ke rumah kamu deh, tapi besok aja ya ga bisa sekarang…
    Faiz : oke ya gpp aku kan bisa ngehias hias kamar dulu biar suasananya romantic..
    Ica : Iiiiih kamu pasti nafsuan lagi sama aku… tapi aku ga mau ya main sama kamu klo nanti ketauan sama tetangga
    Faiz : gak kok , ga bakalan ketauan rumah ku agak jauh dari rumah lainnya, kamu mau mendesah apa juga ga bakalan kedengeran..
    Ica : kamu tau aja klo aku mendesah desah..
    Faiz : tau dong kita kan udah biasa main, pokoknya aku bakalan ngeragain yang lebih hot lagi deh dari yang kemarin kemarin….
    Ica : serius ? waaah pasti seru tuh…. Oke see u tomorrow ya sayang

    Keesokan harinyaa.. aku bangun pagi untuk kemudian berdandan rapih menghampiri rumah Ica,,, sesampainya disana aku melihat dirinya tampil lebih seksi dengan baju dan celana yang lebih ketat dari yang biasanya dia pakai.

    Faiz : sayang kamu cantik dan seksi banget hari ini
    Ica : iya aku begini demi kamu nih.. hehe
    Faiz : yaudah yuk jalan….

    Akhirnya kita berduapun jalan menuju rumah aku… waktu masih pagi menjelang siang ketika jalanan ibukota masih terlihat lengang.. waktu yang tepat untuk aku bisa menikmati indahnya hari ini bersama kekasih ku.
    Butuh waktu sekitar 1 jam untuk bisa sampai rumahku dari rumah ica.

    Aku sengaja memilih jalan belakang rumahku agar tidak ada yang curiga dengan kami. Segera aku membuka gembok dan gerbang rumahku lalu memakirkan sepeda motorku. Dan ica melepas helm yang dipakainya.
    Kami melangkah menuju pintu rumah dan aku membuka pintunya. Setelah pintu terbuka aku menyalakan kipas angin untuk melepas lelah ku sementara. Sementara Ica sibuk melihat lihat seisi rumahku.

    Faiz : Kamu santai aja dulu liat liat isi rumah aku atau nonton tv juga boleh
    Ica : Iya,iya kamu pasti capek ya boncengin aku jauh jauh. Mau aku pijitin ?
    Faiz : Boleh banget sekalian burung ku dipijitin
    Ica : Idiiiih mau banget itunya dipijitin (sambil nyubit)
    Faiz : mau doooong 😛
    Ica : Yaudah sini aku pijitin punya kamu

    Dengan cepat Ica segera membuka resleting celanaku dan melorotkan punyaku. Kemudian dia mulai mengocok ngocok punyaku.

    Ica : Gimana enak kan pijitannya ? (sambil mengocok punya aku)
    Faiz : aaah iya yank enak banget, coba deh kamu isep punya aku sekalian
    Ica : Oke

    Cerita Sex Nisa Icapun langsung menancapkan kontolku ke dalam mulutnya sambil dengan gerakan kepalanya yang naik turun mengulum kontolku, sementara aku hanya bisa mendesah “mmmh” sembari melepas satu persatu kancing bajuku kemudian kaosku dan selanjutnya aku buang jauh jauh untuk kemudian berdiri sambil membuka kerudungan ica dan menjambak jambak rambutnya. (saking tidak tahannya merasakan sensasi kuluman dari pacarku ini)

    Faiz : Sayyaaaank aku mau keluaaarrr Situs Poker Online

    Crroooot crooot cairan mani ku keluar dan tertelan oleh Ica

    Ica : Idiiiih ke telen nih yank, aduuuh rasanya kok asin yaaaa
    Faiz : iya dong rasanya asin namanya juga Peju….

    Langsung saja aku mengangkat kedua tangannya untuk kemudian saling berciuman satu sama lain. Dengan nafas yang membara antara aku dan dia kita seperti sepasang kekasih yang sedang kesetanan menikmati nafsu birahi masing masing. Aku berciuman sangat mesra sekali posisi bibir kami bergerak ke kanan dan ke kiri sesekali melepas ciuman kemudian saling menatap penuh nafsu dan kembali berciuman kembali.

    Sementara kedua tanganku bergerilya melepas pakaiannya hingga BHnya dan setelah itu aku melepas celana jeansnya hingga tersisa celana dalam saja yang dipakai Ica…..
    Ciuman ku pun naik menuju kupingnya kemudian menikmati lehernya dengan puas bagai drakula yang ini menghisap darah mangsanya….. Sementara kedua tangan Ica dengan eratnya memegang punggungku sambil memejamkan mata dan mendesah penuh nafsu…. Aku menurunkan posisi kepala ku menuju kedua toketnya…. Ketika aku merasakan hangat dan kenyalnya toket ica aku merasa ada yang berubah dari Ica….

    Faiz : sayank toket kamu kayaknya makin gede ya??? Wah ini sih bukan 34B lagi tapi udah 34C
    Ica : Masa sih? Gimana caranya kamu tau?
    Faiz : ga tau ya,, pas awal aku ngemut punya kamu kan ga sekenyel dan segede ini sekarang udah tambah gede dan kenyel nikmaaat…. Aku lanjuuuut yaaaa
    Aku melanjutkan hisapanku… bagai bayi besar yang sangat membutuhkan ASI dari Ibunya begitulah aku menikmati toketnya Ica…… Sementara Ica makin tidak bisa menahan nafasnya dan terus menerus mendesah tidak karuaaaan….
    Ica : aaaaah mmmmmhh uuuuuh

    Aku pun menurunkan posisiku dengan melepaskan celana dalamnya…… dan mulai menjilati vaginanya…. Ica semakin beringas… .ketika aku menjilati miss V nya dia menjambak rambut aku berkali kali…. Aku menikmati momen ini dan terus menerus menjilati vaginanya hingga keluar cairan dari daerah kewanitaannya… aku jilat jilat sampai akhirnya vaginanya bersih kembaliiii…. Mmmh sungguh momen yang sulit dilupakan….

    Kemudian aku membalikkan badannya dan menyuuruh dia menungging menghadap tembook…. Aku lesakkkan pelor ku ke dalam pantatnya…. “pokk poook poook” begitulah kira kira bunyinyaaa…. Ica semakin beringas saja teriakannya… maka aku putuskan untuk menyalakan tv dengan volume yang keras supaya desahannya tidak terdengar tetangga dekat rumahkuuu…

    Ica : aaaaaaaah aaaaah aaaah

    Aku menyenderkan punggungnya ke dalam dada ku sembari masih menancapkan kontolku ke pantatnya sementara kedua tanganku meremas remas payudaranya dan mulutku menciumi lehernya kanan dan kiri kemudian aku kembali menunggingkannnya kembaliii sampai cairan maniku kembali keluar menyemprotkannya ke dalam pantat Ica….

    Faiz : (pok pok pok) aaaaah sayang aku mau keluar niiih aaah aaah aaah mmmhhh
    Ica : aaah aaaaaah

    Cerita Sex Nisa Ica sedikit terkulai lemas.. langsung saja aku membopongnya menuju kamar pribadiku membiarkannya istirahat sejenak untuk kemudian bermain kembali.. aku beranjak ke dapur menuju ke disepenser air putih untuk kembali mengisi bahan bakar maniku… tidak kurang dari 5 gelas aku minum… supaya maniku bisa kembali terisi untuk menikmati permainan ini….

    Aku kembali beranjak ke kamar… dan melihat ica terkulai setengah tiduur….

    Kemudian aku membalikan badannya untuk menciumi seluruh bagian tubuhnya dari mulai rambuuut kemudian kuping,leher dan punggung belakangnya sampai kepada betisnya…..

    Faiz : Sayang aku mau sodok kamu lagi nih,kamu madep depan yaaa
    Ica : Iya,aku agak lemes nih ga bisa ngimbangin permainan kamu…. (sambil tersenyum)

    Aku pun segera membalikkan badannya dan mengangkat kedua kakinya untuk kemudian memasukkan kontolku ke dalam vaginanya…. Percobaan pertama gagal… kemudian aku menyuruhnya membimbing punya ku untuk dapat masuk ke dalam liang vaginanya…

    Faiz : Sayang,tangan kamu tuntun punya ku yaaaa masukin nih susah banget
    Ica : (langsung menyergap dan perlahan lahan memasukkan kontalku)
    Dan akhirnya masuk…. Aku pun menghentakkkan sodokan pertama ku dan membuat Ica berteriak
    Ica : aaaaah sakiiiiit
    Faiz : tenang aja sayaaang nanti juga lama lama enak kok.

    Aku kembali menyodok berpuluh puluh kali dan ica pun hanya bisa mendesah berteriak teriak menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil memejamkan matanya menahan rasa sakit dan rasa nikmaaat…..

    “Pok pok pok” (suara sodokkan ku)

    Aaaaah aaaaaah (racau Ica berkali kali)

    Dan akhirnya blesssss maniku kembali keluar sebagian aku alirkan ke dalam sebagain aku muncratkan kea rah perutnya…..
    Ica semakin lemas…. Kemudian aku memberinya kecupan kecil kea rah bibirnyaaaa.

    Faiz : “Cup” , gimana sayang enak kan ?
    Ica : Iya iz aku capek nih tapi masih mau lanjut….

    Hayuuuk lanjut sekarang kamu yang diatas yaaaah
    Dan akupun kini yang tiduraaaan dan Ica menaiki kontolku untuk kemudian dimasukkan ke Vaginanya….

    “bleeees” “Pok Pok Pok”
    “aaaaaha aaaaaahhhha sakit aduuuh aaaaah”

    Ica semakin menggila….. aku menundukkan pala Ica untuk kemudian menghisap kedua payudaranya dan mencium bibirnya … Icapun kini dalam posisi santai memeluk aku dengan posisi tengkurap sementara dadaku merasakan kekenyalan toketnya….

    Ica : Iz aku mau keluuuuaarrr . Situs Poker Online

    Dan tak lama ica mengeluarkan cairannya kembali…

    Aku kini membangkitkannya kembali dari tempat tidur untuk kemudian menyandarkannya ke pintu kamarku….
    Aku mengangkat kaki kirinya ke atas bahu ku dan memasukkan kontol ku ke dalam lubang vaginaanyaa….

    Faiz : Sayaaang maaf ya kakinya aku angkat…tahan ya ini lebih sakit dan lebih asiiik
    Ica : (kedua tangannya melingkat diatas leherku)

    Dan akupun mulai memasukkkan kontolku ke vaginanya yang sudah licin dengan lancarrrr “bleeesss” mulailah aku menyodok nyodok vaginanya dengan cepat… Ica hanya bisa mendesah meringis kesakitan menjambak dan menggigit bahu ku….

    Sementara aku juga tak mau kalah ikut mendesah sama sepertinyaaa….

    “aaha aaaah aku mau keluar lagi Ca’’ dan akhirnya cairan itupun keluar……

    Tak terasa sudah cukup lama kita bermain dan Icapun tampaknya sudah kelelahan menikmati permainan ini….. Kitapun sama sama merapihkan dan memakai baju masing masing untuk kemudian mengantarkan Ica pulang kembali ke rumahnya….

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Nikmatnya Tubuh Anak SMP

    Kisah Memek Nikmatnya Tubuh Anak SMP


    3097 views

    Duniabola99.com – Pada tahun 1994 saya tercatat sebagai siswa baru pada SMUN 2 pada waktu itu sebagai siswa baru, yah acara sekolahan biasa saja masuk pagi pulang sekitar jam 14:00 sampai pada akhirnya saya dikenalkan oleh teman seorang gadis yang ternyata gadis itu sekolah juga di dekat sekolah saya yaitu di SMPN 3.


    Ketika kami saling menjabat tangan, gadis itu masih agak malu-malu, saya lihat juga gadis itu tingginya hanya sekitar 158 cm dan mempunyai dada yang memang kelihatan lebih besar dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau tidak salah umurnya 17 tahun), mempunyai wajah yang manis banget dan kulit walaupun tidak terlalu putih tapi sangat mulus, (sekedar info tinggi saya 165 cm dan umur waktu itu 19 tahun), saya berkata siapa namamu?, dia jawab L—- (edited), setelah berkenalan akhirnya kami saling memberikan nomor telepon masing-masing, besoknya setelah saling telepon dan berkenalan akhirnya kami berdua janjian keluar besok harinya jalan pertama sekaligus cinta pertama saya membuat saya deg-degan tetapi namanya lelaki yah…, jalan terus dong.

    Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 saya telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu L—-muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.
    Saya tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
    “Oohh jawab saya,” saya tanya lagi “Terus Papa kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis saya selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).

    Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung pulang ke rumahnya setelah tiba saya lihat rumahnya masih sepi mobil papanya belum datang.
    Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa saya kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor saya langsung mengikutinya dari belakang saya langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, saya lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya saya lihat tidak ada orang saya bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
    “oohh…”, jawab saya.
    Saya tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
    “Terus Papa kamu yang bukain siapa…”
    “saya…” jawabnya.
    “Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya saya. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
    Saya tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar saya…”.
    Dia bilang “Iya…”.
    Lalu saya bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat saya…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung saya tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yang benar-benar besar itu sambil saya remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.


    Saya langsung mengulum telinganya sambil berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk. Payudaranya saya remas dengan kedua tanganku sambil bibir saya jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung saya lumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, kamipun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing. Penis saya langsung saya rasakan menegang dengan kerasnya. Saya mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana saya, dia cuma menurut saja, lalu saya suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, saya langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat sayang”, kata saya.

    “Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka saya di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya saya jilati payudaranya sambil saya gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, “aahh…, aahh”. Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya saya langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama saya main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Saya jilat kedua payudaranya sambil saya gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi saya tidak ambil pusing tetap saya gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.

    Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah saya. Sambil saya memandangi wajahnya yang sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis, “Ahh…, aahh…”, kemudian saya tarik payudaranya dekat ke wajah saya sambil saya gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala saya tapi tangannya saya tepiskan. Sekelebat mata saya menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup saya pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan lemas melihat payudara yang seperti itu.

    Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju saya. Saya pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tangan saya tapi tetap dalam keadaan berdiri saya jilati kembali payudaranya. Setelah puas mulut saya pun turun ke perutnya dan tangan saya pelan-pelan saya turunkan menuju liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya. Tangan sayapun menggosok-gosok selangkangannya langsung saya angkat pelan-pelan rok yang dia kenakan terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih saya remas-remas liang kewanitaannya dengan terburu buru, dia pun makin keras mendesis, “aahh…, aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dengan pelan-pelan saya turunkan cdnya sambil saya tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).
    Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Sayapun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.


    Setelah puas sayapun menyuruhnya duduk di lantai sambil saya membuka kancing celanaku dan saya turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, saya tuntun tangannya untuk mengelus penis saya yang sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku. Diapun mengelusnya terus mulai memegang penis saya. Saya turunkan CD-ku maka penis saya langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot melihat penis saya yang mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) saya menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yang saya suruh lakukan. Dengan terburu-buru saya pun melepas semua baju saya dan celana saya kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan saya dikursi, saya tuntun penis saya ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Saya suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.

    Setengah memaksa, saya tarik kepalanya akhirnya penisku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati penis saya, langsung saya teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”, sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penis saya di dalam mulutnya. “aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya saya suruh berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia depanku sambil berdiri. Sayapun tak mau ketinggalan saya langsung berdiri dan langsung melepas CD-ya. Saya langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tangan saya meremas-remas kedua payudaranya yang putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aahh…, aahh…, aahh…, aahh”, sewaktu tangan kananku saya turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.

    Setelah agak lama baru saya sadar bahwa jari saya telah basah. Saya pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan saya siapkan penis saya. Saya genggam penis saya menuju liang senggamanya dari belakang. Saya sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk saya sodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis, “Aahh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…, kaammuu…”, sayapun terus menyodok dari belakang. Mungkin karena kering penis saya nggak mau masuk-masuk juga saya angkat penis saya lalu saya ludahi tangan saya banyak-banyak dan saya oleskan pada kepala penissaya dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Saya genggam penis saya menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan saya cari dulu lubangnya begitu saya sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali, “Ahh…, aahh…”, saya tuntun penis saya menuju lubang senggamanya itu tapi saya rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang tapi saya sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yang keras saya sodok kuat-kuat lalu saya rasa penis saya seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, “Ssaakkiitt…”. Saya rasakan penis saya sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan saya terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya. Saya lalu bertahan dalam posisi saya dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata “Tahann.. sayang… cuman sebentar kok…”


    Saya memegang kembali payudaranya dari belakang sambil saya remas-remas secara perlahan dan mulut saya menjilati belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh mulut saya agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman saya dibadan dan remasan tangan saya di payudaranya, “Ahh…, aahh…, ahh…, kamu sayang sama lakukan?” dia berkata sambil melihat kepada saya dengan wajah yang penuh pengharapan. Saya cuma menganggukkan kepala padahal saya lagi sedang menikmati penis saya di dalam liang kewanitaannya yang sangat nikmat sekali seakan-akan saya lagi berada di suatu tempat yang dinamakan surga. “Enak sayang?”, kataku. Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” lalu saya mulai bekerja, saya tarik pelan-pelan penis saya lalu saya majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis, “Aahh…, ahh…, ahhkkhh…” akhirnya ketika saya rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi saya pun mengeluar-masukkan penis saya dengan cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yang saya perbuat pada dirinya sambil terus-meremas payudaranya yang besar itu. Dia teriak “Sayaa mauu keeluuarr…”.
    Sayapun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, saya langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai saya rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi saya benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi saya tahan dengan tangan saya. Saya pegangi pinggulnya dengan kedua tangan saya sambil saya kocok penis saya lebih cepat lagi, “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan saya di pinggulnya saya lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.

    Dari penis saya menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, saya melihat air mani saya membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…, thanks sayangkuu…”, sambil berjongkok saya cium pipinya sambil saya suruh jilat lagi penisku. Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu saya bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.

    Setelah kami berdua selesai saya mengecup bibirnya sambil berkata, “Saya pulang dulu yah sampai besok sayang…!”. Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal tidak tahu ahh. Saya lihat jam saya sudah menunjukkan jam 23.35, saya pulang dengan sejuta kenikmatan.



  • Foto Bugil cewek dengan puting besar menunjukkan payudara bagus

    Foto Bugil cewek dengan puting besar menunjukkan payudara bagus


    2228 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang melepas semua pakaiannya menampakkan toketnya yang gede dan pandat dan juga mengangkang sambil memamerkan memeknya yang tanpa bulu diluar ruangan dan menampilkan pantatnya yang behenol.

    Koleksi Foto Memek Cewek Cantik Ngangkang, Foto Tante Cantik Cuma Pakai BH CD, Foto Hot Tante Janda Muda Kena Crot, Foto Hot Tante Janda Muda Kena Crot, Kumpulan Foto Cewek Cantik Terbaru & imut, Kumpulan foto cewek cantik, Kumpulan Gadis Cantik Berbaju Seksi,

  • Video bokep Gina Gerson dan Kirra dari kepala sampai kaki

    Video bokep Gina Gerson dan Kirra dari kepala sampai kaki


    1684 views

  • Video Bokep Asia Chie Aoi berbikini merah ngentot sampai squirt

    Video Bokep Asia Chie Aoi berbikini merah ngentot sampai squirt


    2135 views

  • Video Bokep Miri Kawada cantik lagi didapur disuruh hisap kontol dikamar

    Video Bokep Miri Kawada cantik lagi didapur disuruh hisap kontol dikamar

  • Video bokep Ena Sweet ngentot dengan pacarnya dimusin panas

    Video bokep Ena Sweet ngentot dengan pacarnya dimusin panas


    1717 views

  • Tiny Girl Helps Cum

    Tiny Girl Helps Cum


    2132 views

  • Kisah Memek Ngentot Pramugari Binal Di Toilet

    Kisah Memek Ngentot Pramugari Binal Di Toilet


    2392 views

    Duniabola99.com – Aku adalah mahasiswi disebuah universitas swasta di kota “S”, nama initialku Rus, dan aku pernah mengirimkan cerita “Rahasiaku” ke teman ku. Awal mula aku mengalami Making Love dengan seorang wanita yang mengubah orientasi seksualku menjadi seorang biseksual, aku mengalami percintaan sesama jenis ketika usiaku 20 tahun dengan seorang wanita berusia 35 tahun, entah mengapa semuanya terjadi begitu saja terjadi mungkin ada dorongan libidoku yang ikut menunjang semua itu dan semua ini telah kuceritakan dalam “Rahasiaku.”.


     

    Wanita itu adalah Ibu Kos-ku, ia bernama Tante Maria, suaminya seorang pedagang yang sering keluar kota. Dan akibat dari pengalaman bercinta dengannya aku mendapat pelayanan istimewa dari Ibu Kos-ku, tetapi aku tak ingin menjadi lesbian sejati, sehingga aku sering menolak bila diajak bercinta dengannya, walaupun Tante Maria sering merayuku tetapi aku dapat menolaknya dengan cara yang halus, dengan alasan ada laporan yang harus kukumpulkan besok, atau ada test esok hari sehingga aku harus konsentrasi belajar, semula aku ada niat untuk pindah kos tetapi Tante Maria memohon agar aku tidak pindah kos dengan syarat aku tidak diganggu lagi olehnya, dan ia pun setuju. Sehingga walaupun aku pernah bercinta dengannya seperti seorang suami istri tetapi aku tak ingin jatuh cinta kepadanya, kadang aku kasihan kepadanya bila ia sangat memerlukanku tetapi aku harus seolah tidak memperdulikannya. Kadang aku heran juga dengan sikapnya ketika suaminya pulang kerumah mereka seakan tidak akur, sehingga mereka berada pada kamar yang terpisah.
    Hingga suatu hari ketika aku pulang malam hari setelah menonton bioskop dengan teman priaku, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, karena aku mempunyai kunci sendiri maka aku membuka pintu depan, suasana amat sepi lampu depan sudah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu,“Hmm.. ia sudah datang,” gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. aku bersihkan wajahku dan berganti pakaian dengan baju piyamaku, lalu aku menuju ke pembaringan, tiba-tiba terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar sebelah. Aku jadi penasaran karena suara itu sempat membuatku takut, kucoba memberanikan diri untuk mengintip kamar sebelah karena kebetulan ada celah udara antara kamarku dengan kamar pramugari itu, walaupun ditutup triplek aku mencoba untuk melobanginya, kuambil meja agar aku dapat menjangkau lubang udara yang tertutup triplek itu.
    Lalu pelan pelan kutusukan gunting tajam agar triplek itu berlobang, betapa terkejutnya aku ketika kulihat pemandangan di kamar sebelahku. Aku melihat Tante Maria menindih seorang wanita yang kelihatan lebih tinggi, berkulit putih, dan berambut panjang, mereka berdua dalam keadaan bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga aku dapat melihat jelas Tante Maria sedang berciuman bibir dengan wanita itu yang mungkin pramugari itu. Ketika Tante Maria menciumi lehernya, aku dapat melihat wajah pramugari itu, dan ia sangat cantik wajahnya bersih dan mempunyai ciri khas seorang keturunan ningrat.

    Ternyata pramugari itu juga terkena rayuan Tante Maria, ia memang sangat mahir membuat wanita takluk kepadanya, dengan sangat hati-hati Tante Maria menjilati leher dan turun terus ke bawah. Bibir pramugari itu menganga dan mengeluarkan desahan-desahan birahi yang khas, wajahnya memerah dan matanya tertutup sayu menikmati kebuasan Tante Maria menikmati tubuhnya itu. Tangan Tante Maria mulai memilin puting payudara pramugari itu, sementara bibirnya menggigit kecil puting payudara sebelahnya. Jantungku berdetak sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum pernah aku melihat adegan lesbianisme secara langsung, walaupun aku pernah merasakannya. Dan ini membuat libidiku naik tinggi sekali, aku tak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, lalu aku turun dari meja tempat aku berpijak, walau aku masih ingin menyaksikan adegan mereka berdua.

    Dadaku masih bergemuru. Entah mengapa aku juga ingin mengalami seperti yang mereka lakukan. Kupegangi liang vaginaku, dan kuraba klitorisku, seiring erangan-erangan dari kamar sebelah aku bermasturbasi sendiri. Tangan kananku menjentik-jentikan klitorisku dan tangan kiriku memilin-milin payudaraku sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku dan aku membayangkan juga wajah cantik pramugari itu menciumiku, dan tak terasa cairan membasahi tanganku, walaupun aku belum orgasme tapi tiba-tiba semua gelap dan ketika kubuka mataku, matahari pagi sudah bersinar sangat terang.

    Aku mandi membersihkan diriku, karena tadi malam aku tidak sempat membersihkan diriku. Aku keluar kamar dan kulihat mereka berdua sedang bercanda di sofa. Ketika aku datang mereka berdua diam seolah kaget dengan kehadiranku. Tante Maria memperkenalkan pramugari itu kepadaku,
    “Rus, kenalkan ini pramugari kamar sebelahmu.”..


     

    Kusorongkan tangan kepadanya untuk berjabat tangan dan ia membalasnya,
    “Hai, cantik namaku Vera, namamu aku sudah tahu dari Ibu Kos, semoga kita dapat menjadi teman yang baik.”
    Kulihat sinar matanya sangat agresif kepadaku, wajahnya memang sangat cantik, membuatku terpesona sekaligus iri kepadanya, ia memang sempurna. Aku menjawab dengan antusias juga,

    “Hai, Kak, kamu juga cantik sekali, baru pulang tadi malam.”

    Dan ia mengangguk kepala saja, aku tak tahu apa lagi yang diceritakan Tante Maria kepadanya tentang diriku, tapi aku tak peduli kami beranjak ke meja makan. Di meja makan sudah tersedia semua masakan yang dihidangkan oleh Tante Maria, kami bertiga makan bersama. Kurasakan ia sering melirikku walaupun aku juga sesekali meliriknya, entah mengapa dadaku bergetar ketika tatapanku beradu dengan tatapannya.
    Tiba-tiba Tante Maria memecahkan kesunyian,

    “Hari ini Tante harus menjenguk saudara Tante yang sakit, dan bila ada telpon untuk Tante atau dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah Tante Diana.”
    Kami berdua mengangguk tanda mengerti, dan selang beberapa menit kemudian Tante Maria pergi menuju rumah saudaranya. Dan tinggallah aku dan Vera sang pramugari itu, untuk memulai pembicaraan aku mengajukan pertanyaan kepadanya,

    “Kak Vera, rupanya sudah kos lama disini.”

    Dan Vera pun menjawab, “Yah, belum terlalu lama, baru setahun, tapi aku sering bepergian, asalku sendiri dari kota “Y”, aku kos disini hanya untuk beristirahat bila perusahaan mengharuskan aku untuk menunggu shift disini.”
    Aku mengamati gaya bicaranya yang lemah lembut menunjukan ciri khas daerahnya, tubuhnya tinggi semampai. Dari percakapan kami, kutahu ia baru berumur 26 tahun. Tiba-tiba ia menanyakan hubunganku dengan Tante Maria. Aku sempat kaget tetapi kucoba menenangkan diriku bahwa Tante Maria sangat baik kepadaku. Tetapi rasa kagetku tidak berhenti disitu saja, karena Vera mengakui hubungannya dengan Tante Maria sudah merupakan hubungan percintaan.

    Aku pura-pura kaget,
    “Bagaimana mungkin kakak bercinta dengannya, apakah kakak seorang lesbian,” kataku.
    Vera menjawab, “Entahlah, aku tak pernah berhasil dengan beberapa pria, aku sering dikhianati pria, untung aku berusaha kuat, dan ketika kos disini aku dapat merasakan kenyamanan dengan Tante Maria, walaupun Tante Maria bukan yang pertama bagiku, karena aku pertama kali bercinta dengan wanita yaitu dengan seniorku.”
    abg gila sex
    Kini aku baru mengerti rahasianya, tetapi mengapa ia mau membocorkan rahasianya kepadaku aku masih belum mengerti, sehingga aku mencoba bertanya kepadanya,
    “Mengapa kakak membocorkan rahasia kakak kepadaku.”
    Dan Vera menjawab, “Karena aku mempercayaimu, aku ingin kau lebih dari seorang sahabat.”
    Aku sedikit kaget walaupun aku tahu isyarat itu, aku tahu ia ingin tidur denganku, tetapi dengan Vera sangat berbeda karena aku juga ingin tidur dengannya. Aku tertunduk dan berpikir untuk menjawabnya, tetapi tiba-tiba tangan kanannya sudah menyentuh daguku.

    Ia tersenyum sangat manis sekali, aku membalas senyumannya. Lalu bibirnya mendekat ke bibirku dan aku menunggu saat bibirnya menyentuhku, begitu bibirnya menyentuh bibirku aku rasakan hangat dan basah, aku membalasnya. Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sementara bibirku juga merasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya memasuki rongga mulutku dan kami seperti saling memakan satu sama lain. Sementara aku fokus kepada pagutan bibirku, kurasakan tangannya membuka paksabaju kaosku, bahkan ia merobek baju kaosku. Walau terkejut tapi kubiarkan ia melakukan semuanya, dan aku membalasnya kubuka baju dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar karena dasternya yang kubuka harus dibuka melewati wajahnya.


    Kulihat Bra hitamnya menopang payudaranya yang lumayan besar, hampir seukuran denganku tetapi payudaranya lebih besar. Ketika ia mendongakkan kepalanya tanpa menunggu, aku cium leher jenjangnya yang sexy, sementara tanggannya melepas bra-ku seraya meremas-remas payudaraku. Aku sangat bernafsu saat itu aku ingin juga merasakan kedua puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya dan tersembul putingnya merah muda tampak menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang segar itu.

    Kudengar ia melenguh kencang seperti seekor sapi, tapi lenguhan itu sangat indah kudengar. Kunikmati lekuk-lekuk tubuhnya, baru kurasakan saat ini seperti seorang pria, dan aku mulai tak dapat menahan diriku lalu kurebahkan Vera di sofa itu. Kujilati semua bagian tubuhnya, kulepas celana dalamnya dan lidahku mulai memainkan perannya seperti yang diajarkan Tante Maria kepadaku. Entah karena nafsuku yang menggebu sehingga aku tidak jijik untuk menjilati semua bagian analnya. Sementara tubuh Vera menegang dan Vera menjambak rambutku, ia seperti menahan kekuatan dasyat yang melingkupinya.

    Ketika sedang asyik kurasakan tubuh Vera, tiba-tiba pintu depan berderit terbuka. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, dan Tante Maria sudah berdiri di depan pintu. Aku agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua berbugil. Dijatuhkannya barang bawaannya dan tanpa basa-basi ia membuka semua baju yang dikenakannya, lalu menghampiri Vera yang terbaring disofa. Diciuminya bibirnya, lalu dijilatinya leher Vera secara membabi buta, dan tanggannya yang satu mencoba meraihku.

    Aku tahu maksud Tante Maria, kudekatkan wajahku kepadanya, tiba-tiba wajahnya beralih ke wajahku dan bibirnya menciumi bibirku. aku membalasnya, dan Vera mencoba berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Vera. Aku benar-benar merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga. Untung waktu itu hujan mulai datang sehingga lingkungan mulai berubah menjadi dingin, dan keadaan mulai temaram. Vera kini melampiaskan nafsunya menjarah dan menikmati tubuhku, sementara aku berciuman dengan Tante Maria. Vera menghisap klitorisku, aku tak tahu perasaan apa pada saat itu. Setelah mulut Tante Maria meluncur ke leherku aku berteriak keras seakan tak peduli ada yang mendengar suaraku. Aku sangat tergetar secara jiwa dan raga oleh kenikmatan sensasi saat itu.

    Kini giliranku yang dibaringkan di sofa, dan Vera masih meng-oral klitorisku, sementara Tante Maria memutar-mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Maria yang sedikit kusut di makan usia, kurasakan lidah-lidah mereka mulai menuruni tubuhku. Lidah Vera menjelejah pahaku dan lidah Tante Maria mulai menjelajah bagian sensitifku. Pahaku dibuka lebar oleh Vera, sementara Tante Maria mengulangi apa yang telah dilakukan Vera tadi, dan kini Vera berdiri dan kulihat ia menikmati tubuh Tante Maria. Dijilatinya punggung Tante Maria yang menindihku dengan posisi 69, dan Vera menelusuri tubuh Tante Maria. Tetapi kemudian ia menatapku dan dalam keadaan setengah terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Maria. Vera menciumi bibirku dan aku membalasnya juga, hingga tak terasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Aku sangat lelah sekali dikeroyok oleh mereka berdua, sehingga aku mulai pasif.

    Tetapi mereka masih sangat agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Vera mengangkatku dan mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah. Sementara dari belakang Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, dan Vera dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan mengulum payudaraku. Sementara tangan mereka berdua menggerayangi seluruh tubuhku, sedangkan tanganku kulingkarkan kebelakang untuk menjangkau rambut Tante Maria yang menciumi tengkuk dan seluruh punggungku.
    ngentot perawan
    Entah berapa banyak rintihan dan erangan yang keluar dari mulutku, tetapi seakan mereka makin buas melahap diriku. Akhirnya aku menyerah kalah aku tak kuat lagi menahan segalanya aku jatuh tertidur, tetapi sebelum aku jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih saling menghamburkan gairahnya. Saat aku terbangun adalah ketika kudengar dentang bel jam berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua malam hari. Masih kurasakan dinginnya lantai dan hangatnya kedua tubuh wanita yang tertidur disampingku. Aku mencoba untuk duduk, kulihat sekelilingku sangat gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu, dan kucoba berdiri untuk menyalakan semua lampu. Kulihat baju berserakan dimana-mana, dan tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya. Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah cantik Vera, dan wajah anggun Tante Maria, dan aku peluk mereka berdua hingga sinar matahari datang menyelinap di kamar itu.

    Pagi datang dan aku harus kembali pergi kuliah, tetapi ketika mandi seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan ketika kubuka ternyata Vera dan Tante Maria. Mereka masuk dan di dalam kamar mandi kami melakukan lagi pesta seks ala lesbi. Kini Vera yang dijadikan pusat eksplotasi, seperti biasanya Tante Maria menggarap dari belakang dan aku menggarap Vera dari depan. Semua dilakukan dalam posisi berdiri. Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lama-lama untuk berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya yang besar itu. Sementara tangan Tante Maria membelai-belai daerah sensitif Vera. Dan tanganku menikmati lekuk tubuh Vera yang memang sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami Tante Maria yang memang berukuran besar, sehingga kami bertiga bebas untuk berguling, dan melakukan semua kepuasan yang ingin kami rengkuh. Hingga pada hari itu aku benar-benar membolos masuk kuliah.

    Hari-hari berlalu dan kami bertiga melakukan secara berganti-ganti. Ketika Vera belum bertugas aku lebih banyak bercinta dengan Vera, tetapi setelah seminggu Vera kembali bertugas ada ketakutan kehilangan akan dia. Mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Vera, dan ia pun merasa begitu. Malam sebelum Vera bertugas aku dan Vera menyewa kamar hotel berbintang dan kami melampiaskan perasaan kami dan benar-benar tanpa nafsu. Aku dan Vera telah menjadi kekasih sesama jenis. Malam itu seperti malam pertama bagiku dan bagi Vera, tanpa ada gangguan dari Tante Maria. Kami bercinta seperti perkelahian macan yang lapar akan kasih sayang, dan setelah malam itu Vera bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke bangkok.


    Entah mengapa kepergiannya ke bandara sempat membuatku menitikan air mata, dan mungkin aku telah menjadi lesbian. Karena Vera membuat hatiku dipenuhi kerinduan akan dirinya, dan aku masih menunggu Vera di kos Tante Maria. Walaupun aku selalu menolak untuk bercinta dengan Tante Maria, tetapi saat pembayaran kos, Tante Maria tak ingin dibayar dengan uang tetapi dengan kehangatan tubuhku di ranjang. Sehingga setiap satu bulan sekali aku melayaninya dengan senang hati walaupun kini aku mulai melirik wanita lainnya, dan untuk pengalamanku selanjutnya kuceritakan dalam kesempatan yang lain.

  • Kisah Memek Rekan Bisnisku Memiliki Anak Gadis Bahenol

    Kisah Memek Rekan Bisnisku Memiliki Anak Gadis Bahenol


    2609 views

    Duniabola99.com – Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi di Bandung, dan sekarang sudah tingkat akhir. Untuk saat ini aku tidak mendapatkan mata kuliah lagi dan hanya mengerjakan skripsi saja. Oleh karena itu aku sering main ke tempat abangku di Jakarta.


    Suatu hari aku ke Jakarta. Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Firman. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Dian, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Rina, duduk di kelas 2 SMP.

    Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Firman untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.

    Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Firman. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.

    “Hallo, Oom Ryan..!” Rina yang baru masuk tersenyum.
    “Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Rina sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”
    Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.


    Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Rina duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Mia memandang kepadaku dan tertawa geli.
    “Ih! Oom Ryan! Begitu, tho, caranya..? Rina sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.”
    Gugup aku menjawab, “Rina.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”
    “Aahh, Oom Ryan. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Rina di sekolah lebih serem.”

    Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Rina justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Rina terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.

    Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Rina sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.

    Setelah makanan siap, aku memanggil Rina. Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.


    Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.

    “Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”
    “Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”
    Mia mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
    “Yang bener.. Rina pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”
    “Aahh.. Oom Ryan ngeledek..!”
    Mia meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!

    Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

    Nafas Rina makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.
    “Uuuhh.. mmhh..” Rina menggelinjang.
    Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.
    Aahh..! Rina menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!


    Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Rina yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Rina. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

    “Ehh.. mmaahh..,” tangan Rina meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
    Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.
    “Ooohh.. aduuhh..,” Rina mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.
    Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Rina akan terlonjak dan nafas Rina seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

    Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Rina tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Rina.
    “Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Rina membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.
    Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

    Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Rina dan aroma kemaluan Rina di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

    Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Rina, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.
    “Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”
    Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Rina masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.


    Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Rina terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

    Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Rina mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.
    “Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”
    Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Rina, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Rina sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Rina segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

    Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Rina makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

    Setelah tubuh Rina melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Rina tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.


    Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.
    “Aduh, Oom.. Rina lemes. Tapi enak banget.”
    Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Rina yang masih amat kencang.

    Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Rina.. entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Rina kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.

    Kembali ke rumah Firman, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Rina pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Foto Ngentot Gadis remaja yang cantik dengan celana pendek

    Foto Ngentot Gadis remaja yang cantik dengan celana pendek


    2075 views

    Duniabola99.com – foto gadis remaja pirang ngentot diatas meja dengan pacarnya yang berkontol gede.