Author: Kisah Memek

  • Cerita Sex Si Indah

    Cerita Sex Si Indah


    1875 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Si Indah ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Nama saya Indah. Orang biasa memanggil “Iin” atau “Indah”. Aku sekarang baru lulus dari sebuah Universitas di Jakarta.

    Saya adalah seorang wanita yang berparas yah tidak akan mengecewakan bagi siapapun yang memandangnya deh. Tinggi badanku saya 171 cm, berat badan 53 kg, biar langsing tapi aku rajin fitness minimal 2 kali seminggu di Gym, jadi ya kulitku kencang dan mulus, berambut hitam lurus sebahu, bermata hitam kecoklatan, dan kulit saya kuning langsat (yah pokoknya kulit orang Indonesia banget deh!) dan asalnya dari Sunda, di Cicaheum, Bandung! tapi tinggalnya di Daan Mogot, Jakarta. Dan saya masih benar-benar “totally virgin” alias perawan asli ketika hal yang akan saya ceritakan ini terjadi!

    Saya tadinya seorang wanita yang normal, maksud saya sifat seksualitas saya itu normal seperti wanita lainnya, suka sama cowok, apalagi yang keren! Walau sekarang masih senang sama cowok, tapi arah seksualitas saya lebih cenderung ke arah seorang lesbian setelah hal ‘itu’ terjadi, jadi saya simpulkan bahwa saya adalah seorang biseksual!

    Siang itu aku seperti biasa, jalan dari rumah ke kampus, biasa bawa tugas-tugas yang setumpuk dari dosen-dosen yang killer-killer. Setelah kuliah (maklum hanya sebentar, ketika itu hari Sabtu, jadi kuliah yang barusan sebenarnya hanya buat pengganti buat selasanya, karena dosennya tidak masuk!) jadi jam 12.30 sudah bubaran. Aku tuh orang yang paling sering diledekin sama teman-temanku karena hanya punya tampang ‘n body doang, tapi tidak punya cowok! (katanya terlalu mikirin belajar, padahal sih kan memang harus).

    Terus, siang itu karena bete banget habis kuliah, ya aku langsung saja pulang! Tapi ketika sudah hampir sampai di rumah aku kepikiran, lebih baik malam minggu begini menyewa beberapa VCD saja di rental dekat rumahku! Tentang rental itu terus terang aku bilang bagus! Tempatnya cukup besar dan terlihat mewah, dan ber-AC, lagi pula harga VCD sewaannya pun tidak terlalu mahal! Ya sudah deh, aku menyewa film-film itu kalau tidak salah sih aku menyewa 6 film!

    Cerita Sex Si Indah Sorenya ketika aku mau menonton film pertama, telpon rumah berdering memecah kesunyian (maklum orang rumah pada pergi! Papa sama mama lagi pulang kampung ke Bandung, terus adikku yang cowok ikutan camping sama klub pecinta alamnya di Garut). Pokoknya benar-benar sendirian deh. Ya sudah, dengan agak malas kuangkat telepon itu, dan ternyata benar seperti yang kuduga, yang menelpon si Mira (dia hanya tinggal berdua dengan kakeknya ditambah pembantu), sobatku sejak semester satu.

    “Hallo.., ini Indah ya..? Ini aku, Mira..!” katanya.
    “Hallo.., ya ini aku, ada apa lagi nih, Mir..!” jawabku.
    “Gini, Ndah.. aku lupa kalo Mang Eja (pembantunya) yang megang kunci rumahku, padahal tadi pas dia mau berangkat ke rumahnya (di Karawang) aku taruh kuncinya di tasnya, soalnya kebelet pipis, trus aku lupa deh, dan kuncinya kebawa dia..!” katanya panjang.
    “Duh, Mir.. masih cantik kok udah pikun..!” tukasku enteng.
    “Trus, kamu gimana sekarang..?” tanyaku lagi.
    “Ya tau deh bingung banget nih, dia baru balik lagi pas minggu malem, katanya sih gitu..!” Mira memang nadanya waktu itu lagi kesal dan bingung.
    “Gimana kalo aku nginep di rumahmu aja malem ini, Ndah.. masa aku mau nginep di hotel..?” pintanya dengan nada sedikit memelas.

    Rumahnya si Mira sekitar 1 jam jaraknya kalau ditempuh dari rumahku, akhirnya aku sih boleh-boleh saja, paling tidak ada teman deh di rumah! Masa anak gadis sendirian di rumah, di Jakarta Barat lagi, yang terkenal kriminalitasnya. Begitu tukasku dalam hati.

    “Oke deh, Mir.. gue tungguin..! Ati-ati lu, Mir..!” tukasku ringan.

    Aku menunda menonton VCD itu, karena mau mandi dulu, malu biar sama teman sendiri tapi belum mandi. Ketika jam 16.30 tepat, si Mira datang, waktu itu hujan deras, dia tidak membawa payung, ya sudah deh basah kuyup ketika sampai rumah! Aku kasih tahu tentang gadis yang feminim ini, tingginya sekitar 160 cm deh, tapi masih lebih tinggi aku sedikit, penampilannya persis seperti Putri Solo sekali, langsing singset, kulit putih kekuningan, rambut hitam lurus agak panjang dari rambutku, dan waktu itu dia memakai kemeja krem dengan rok sebetis (agak belah sedikit sampai sepaha).

    Ketika dia datang, aku kebetulan baru saja habis mandi, dan hanya memakai handuk di kepala dan longdress buat pakaian orang habis mandi! Biar begitu juga aku selalu pakai BH dan CD-ku dong! Tidak seperti yang di film-film barat, hanya bahu yang menempel di badan saja! Ya sudah, aku suruh dia masuk dan segera mandi, aku pinjamkan dasterku (dia yang minta karena hanya di rumah saja). Aku berdua Mira awalnya sih biasa saja, sama sekali tidak ada tuh perasaan saling suka (secara seksual) sama dia, hanya memang kami saling mengagumi fisik masing-masing.

    Sehbis dia mandi, kami berdua makan Indomie Rebus hangat yang baru kubikin, sungguh nikmat saat itu, udara dingin ditutupi dengan kehangatan dari Mie itu, mengasyikkan! Malamnya kira-kira jam 19.30 baru deh kami menonton VCD yang kusewa siang tadi, judulnya kalau tidak salah sih Wildthings, nah inilah merupakan faktor yang membuat kami jadi ‘lesbo’. Aku sendiri juga kaget, ternyata di CD keduanya, artis Neve Campbell (tidak disangka juga Neve campbell mau akting bercinta sama cewek) sama artis satunya lagi (sorry, lupa nih) itu saling bermain cinta, walaupun disana juga ada aktornya, jadi mereka bercinta bertiga, 2 cewek dan 1 cowok.

    Cerita Sex Si Indah Awalnya kami sih kaget dan agak jijik, melihat 2 cewek saling bersetubuh bugil begitu, walaupun ada juga prianya. Kami terus terpana melihat adegan bagian itu yang berdurasi sekitar 5-10 menit. Dan terus terang, ketika itu aku merasakan sesuatu yang benar-benar lain merasuki perasaanku, mungkin memang juga sudah naluri seksku dari sananya mungkin, yang cenderung bisa jadi lesbian, jadi aku merasa sesuatu yang aku benar-benar ingin rasakan kelembutan seksual seorang wanita. Terasa sekali hasrat seksualku mulai naik, lalu tanpa sengaja aku memegang lengan kanan si Mira, lalu kutatap dalam-dalam tubuhnya.

    Ternyata dia yang selama ini kuanganggap biasa saja terlihat menjadi sangat sensual di hadapanku, benar-benar seorang wanita yang anggun. Kulitnya yang sangat mulus (beneran lho..!) membuatku selalu ingin memegangnya, bahkan sempat terbesit bahwa di malam panjang ini aku harus bercinta dengannya, dan keinginan itu semakin menjadi-jadi ketika adegan di VCD itu antara artis wanitanya saling berciuman bibir dengan sangat lembutya, dan saling menjilati tubuh satu sama lain. Tapi ketika itu si Mira tidak merespon, dia hanya balas memegang jemariku saja, dan tiap sebentar melihatku dengan pandangan yang terus terang sangat menggodaku.

    Nafsu seksualku semakin bertambah, keinginan yang teramat dan amat sangat menimpa diriku kala itu, sepertinya aku mulai merasakan bahwa libidoku naik dengan sangat drastis, tapi aku masih dapat menahannya sambil hanya mengelus-elus tangan Mira dan sesekai rambutnya yang cantik itu. Mulailah kucoba untuk mengalihkan perhatiannya, kumatikan lampu yang terang, dan kunyalakan yang redup (walau masih agak terang juga). Lalu mulai aku memegangi dagunya dan menolehkannya pada wajahku, tersentak dia agak terkejut, sungguh! Wajah Mira membuatku sangat naksir padanya, baru kali itu aku rasakan hal seperti itu.

    Dan hal yang membuatku lebih membuat libido semakin membara ketika Mira mengucapkan kata-kata indah kepadaku.

    “Ya ampun, kalo diperhatikan elu tuh sweet banget lo, Ndah! Bodymu juga sensual banget..!” setika itu pula tersentak nafsu seksualku sangat menggebu.

    Mulailah kututup mulut Mira dengan jemariku, tanganku yang satunya lagi mengelus-elus rambutnya. Perlahan-lahan alam bawah sadarku memerintahkanku untuk mencumbu bibirnya yang manis itu. Lalu kulakukan, kukecup dengan penuh mesra, dan seperti yang kuharapkan, Mira akhirnya juga merasakan apa yang sudah kurasakan sejak tadi. Dia akhirya juga jadi ‘horny’ setelah kuperlakukan seperti itu.

    Serentak kami pindah ke kamarku, sambil sedikit berlarian dan tertawa senang. Sampai di kamarku, aku menggodanya dengan mengatakan,

    “Aku.. aku sungguh suka sama kamu Mira, kamu sangat cantik, ayu, dan baik!”

    Dan tampaknya serentak itu pula Mira mulai merasakan libidonya membara! Kami berciuman bibir, dia jelujurkan lidahnya ke bibirku, kusambut lidah dengan lidahku. Kami bercumbu sangat baik, dengan memainkan lidah dan mengulum-ngulumnya (seperti orang sudah terlatih, padahal sih tidak pernah!).

    Tindakan kami terus berlanjut, sementara kami berciuman, Mira perlahan menarik ke atas dasterku, terus hingga perasaanku sangat nikmat kala itu. Dia meraih CD kremku dan membukanya perlahan-lahan. Kubantu dengan sedikit mengatur selangkanganku, dan terlepaslah CD-ku yang mungil itu. Kubalas dia dengan langsung membuka dasternya dari bawah ke atas, kulihat sekarang Mira hanya mengenakan Bra dan CD-nya, itu merupakan stelan pakaian dalamku, karena punyanya basah terkena hujan.

    Cerita Sex Si Indah Dia mencium leherku terus dan menjilati telingaku, aku tetap meraba-raba perutnya yang sudah terbuka itu sesukaku, sungguh kulit yang sangat indah dari yang penah kurasakan.

    Lalu kucium mesra dan kuhisap-hisap pusarnya, hingga dia benar-benar kegelian dan berkata, “Ohh, Indaahh.. uhmm, terus sayang.. oohh..!” desahnya di telinga kiriku pelan, suara serak basahnya yang membuatku semakin ingin memberikan nafsu juga padanya.

    Suara Mira benar-benar membuatku semakin nafsu, tampak kami sedikit berkeringat karena memang agak tegang melakukan ini.

    Kuhisap dan kujilati keringat yang seperti embun itu di pahanya.

    “Ohh, kamu betul-betul bidadari, Mira sayangku..!” tukasku.

    Tak hanya itu, Mira pun membalas dengan membuka restleting daster di punggungku. Lepaslah busana kami berdua, tinggal bra dan CD yang merekat. Kulihat payudaranya tampak mengeras perlahan-lahan, lalu dia sendiri yang membuka bra-nya secara mendadak. Dengan cepat pula dia lepas CD-nya, dia lakukan semua itu di hadapanku. Lalu dia memutari tubuhku dan menulunkupkanku di ranjang sambil menciumi dan menghisap-hisap leher belakangku.

    Dia melepas bra-ku, terus dia ciumi sampai CD-ku terlepas, dan dia lalu menciumi pantatku yang benar-benar seksi. Dijilati selangkanganku antara lubang dubur dengan pantatku, kurasakan sangat nikmat.

    “Ooohh sayang.. teruskan sayang..! Miraa..!”

    Sungguh kurasakan kenikmatan yang teramat sangat, dan juga mulai kurasakan vaginaku mulai basah sedikit demi sedikit. Mira lantas membalikkan tubuhku, kini kami berhadapan, kami mulai lagi berciuman.

    Cerita Sex Si Indah

    Cerita Sex Si Indah

    Mira sengaja menindihku dengan menghimpitkan payudaranya ke payudaraku sambil tetap mencumbuiku. Payudaraku yang berukuran 34C itu semakin mengeras akibat tindihan tubuh Mira yang yang sungguh sensual. Tangan Mira satunya meremas-remas lembut puting susuku, yang satunya lagi ia mainkan dalam liang kemaluanku, kurasakan kegelian dengan kenikmatan yang teramat sangat, hingga hampir tak kuasa aku menahannya.

    “Miraa, oh Mira sayang.. ahh.. ahh.. ahh..”

    Hampir satu jam kami melakukan ini, sungguh terasa begitu cepat. Lalu kami berputar posisi, sepertinya Mira lebih sering nonton film BF dan membaca buku-buku seks dari pada aku, sehingga dia tahu banyak style-style yang memberi kenikmatan.
    “Orang bilang sytle ini 69 sayang..” tukasnya.
    Aku sungguh tergoda ketika selangkangan Mira di hadapanku, kucium-cium dan kujilati duburnya, sungguh aroma parfum dicampur bau kulitnya membuatku semakin terangsang.

    Mira melakukan sesuatu yang membuatku sangat merasakan sesuatu yang paling berbeda di dalam hidupku, dia menuangkan coke ke liang kemaluanku, kurasakan dingin. Tiba-tiba puncak kenikmatan datang ketika Mira menjilati vaginaku, memainkan lidah lembutnya di liang peranakanku, dan meniup-niup kecil disertai gigitan-gigitan halus.

    “Ohh.. ahh.. terus, terus, teruskan sayang..! Oooh.. ah..,” kurasakan itulah puncak kenikamatan yang kudapatkan. Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Si Indah Walaupun vaginaku basah bercampur dengan coke itu, Mira tetap menjilati dan melalapnya. Oh sungguh membuatku tak kuasa menahan kenikmatan itu!

    Aku memang terkadang sering mencukur rambut-rambut yang ada di sekitar vaginaku, jadi hal itu memudahkan Mira menjalankan aksinya. Begitu juga Mira, vaginanya yang ada di hadapan wajahku kucium kecil, lalu kuhisap-hisap dan kujilati. Aku mencoba mengikutinya, yaitu dengan mengigit-gigit kecil dan memasukkan serta memainkan lidahku di liang peranakannya, oh sungguh memuaskan ketika itu. Mira sampai-sampai berkata,

    “Uuhmmf.. sayang.. oh.. Indaah aahh..!”

    Mira dan aku sungguh sedang merasakan betapa nikmatnya bercinta, itulah pengalama pertamaku bercinta, dengan seorang wanita lagi, begitupun Mira.

    Tubuh kami berkeringat, kami saling menjilati kulit dan menjilati keringatnya yang baunya benar-benar menggoda. Lalu kami bertukar posisi, jujur kami sedikit lelah, Mira berbaring di dadaku, kurasakan lembut payudaranya di tangan kananku, sedang tangan kiriku meremas-remas kecil vaginanya, lagi kami berciuman. Aku dan Mira bersetubuh (kendati sesama wanita) dengan cukup melelahkan, semalaman kami bercinta.

    Mulai jam 10 malam sampai pagi, kami tetap berbugil ria berduaan, saling menikmati tubuh, sedikit kami kurangi frekwensi pergerakan, lebih kepada bergerak slowly! Kemudian kuulang lagi, kucium dan kuhisap-hisap serta kujilati kedua Nipples-nya..

    “Ooh payudaramu benar-benar indah, kendati sedikit lebih menggoda payudaraku..,” katanya.

    Kalau aku tidak salah, kami bercinta sekitar 3 jam, kami lelah, lalu tidur berpelukan berdua. Saling mengeratkan tubuh, tapi Mira tak berhenti mencumbu kening, pipi, serta bibirku.

    Ketika terjaga saat jam 4 pagi, kulihat Mira tidur pulas di lengan kananku, kutolehkan wajahku menghadapnya, kucumbui lagi Mira.., sungguh dia terlihat sangat anggun dalam keadaan bugil dan lelah begitu..! Aku mulai merasakan keanehan timbul, karena malam itu baru saja aku bersetubuh dengan sesama jenis, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan yang tiada tara!

    “Oh Miraa, sayang..!” kudaratkan lagi bibirku pada bibirnya sambil kuusap-usap rambut panjangnya.

    Pagi harinya Mira terbangun lebih dahulu. Dia bilang dia sudah bangun jam 7, tapi aku baru bangun jam 7.30 pagi. Ketika bangun, kulihat Mira sedang bugil duduk di kursi di kamarku dengan kedua kakinya diangkat dan ditahan dengan kedua tangannya, sehingga menutupi payudaranya, dia menatapku dengan senyuman manis. Kubalas dengan segera bangun ke hadapannya dan lagi-lagi aku menciumi bibir seksinya.

    Aku berkata, “Mira sayang, terima kasih ya, aku benar-benar ngga tau kenapa malam itu, tapi kamu sungguh hebat..! Aku.. aku mencintai kamu, Mir, sungguh..! Aku benar-benar suka kamu..!” ucapku spontan sambil memandangi matanya.

    Cerita Sex Si Indah “Ah sudahlah, Indah sayanng.. aku ngga menyesal kok, kamu juga sangat hebat semalam, baru kali ini juga aku bercinta, sama kamu lagi!
    “Hihihi.. aku, aku juga cinta kamu, sayang, sungguh..!” aku benar-benar terkejut Mira berkata itu, tapi aku sungguh senang.

    Kini kami sungguh sangat lebih akrab dari sebelumnya, dan kami selalu melakukan persetubuhan (benar-benar bugil) dimanapun kami punya kesempatan, sungguh! Aku sangat menikmatinya begitu juga sayangku Mira! kini mereka (teman-teman kampus) tidak dapat ngeledek bahwa aku tidak punya pacar, atau cuma punya tampang ‘n body saja, tapi tidak punya cowok. Kini aku punya, meskipun satu jenis denganku, dia lah Mira yang sangat kusayangi! Inilah kebiasaan baru kami, juga dengan sering berkata,

    “Sayang, sayang, dan sebagainya!”

    Meskipun tidak ada seorangpun yang mengetahui bahwa kami ini lesbian dan telah beberapa kali bercinta.

    Sekian kisah nyata ini dari saya, hanya untuk berbagi pengalaman. Love you all readers! Indah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Awal Dari Suatu Kebetulan Yang Tak Terduga

    Kisah Memek Awal Dari Suatu Kebetulan Yang Tak Terduga


    1906 views

    Duniabola99.com – Meskipun telah belasan tahun meninggalkan Bandung keterikatanku kepada kota kembang itu tidak begitu saja lepas, terutama setelah kegagalan rumah tanggaku. Dalam setahun aku sempatkan 2-3 kali berkunjung ke Bandung bernostalgia bersama kawan-kawan yang tetap bertahan tinggal disana selepas kuliah.


    Walaupun kesemrawutan kota Bandung agak mengurangi kenyamanan namun tetap tidak mengurangi keinginanku untuk berkunjung. Banyak perubahan terjadi, Jl. Dago-juga daerah2 yg aku sebut kota lama-Cipaganti, Cihampelas, Setiabudhi, Pasteur dan daerah lainnya yang hancur keasriannya demi “pembangunan” namun ada dua hal yg masih bertahan, makanannya yang enak dan bervariasi dan..wanitanya yang terkenal cantik. “Di Bandung, beberapa kali kita melangkah akan selalu bertemu wanita cantik” anekdot kawan-kawan dan itu hampir sepenuhnya benar.

    Oktober 1998 dengan kereta Parahyangan siang aku berangkat ke Bandung, liburan “nostalgia” selalu aku lakukan saat weekday menghindari hingar bingar Bandung saat weekend. Setelah menaruh tas bawaanku, menghempaskan tubuh dibangku dekat jendela dan langsung membuka novel John Grisham kegemaranku. Belum lagi selesai membaca satu paragraph aku dikejutkan sapaan suara halus: “Maaf, apakah tidak keberatan kalau kita bertukar bangku?” aku menengadah, kaget dan terpana! begitu mengetahui si pemilik suara. ” Hmm..sure..ehh maaf..tidak, maksud saya tidak apa-apa” jawabku dengan gagap.

    Dia cukup tinggi untuk ukuran wanita Indonesia lebih kurang 170, putih, postur yang proporsional dengan rambut hitam lurus sebahu bak bintang iklan shampoo! Umurnya kira-kira sekitar akhir 20an mengenakan baju krem ketat dan celana hitam yang juga ketat sehingga menonjolkan semua lekak-lekuk tubuhnya! Saat aku berdiri bertukar bangku, semilir tercium aroma parfum lembut yang entah apa merknya, yang pasti pas sekali dengan penampilannya.


    “Maaf mengganggu kenyamanan Anda tapi saya seringkali tertidur dalam perjalanan, kalau dekat jendela lebih mudah menyandarkan kepala” Ia menjelaskan sambil meminta maaf.
    “Ngga apa-apa kok” sahutku, bagaimana mungkin menolak permintaannya gumamku dalam hati. Setelah selesai merapihkan bawaannya Iapun duduk dan membuka Elle edisi Australia yang dibawanya. Kamipun tenggelam dengan bacaan masing-masing. Ingin rasanya aku menutup John Grisham-ku dan memulai pembicaraan dengannya namun melihat Ia begitu asik dengan Elle-nya niat itu pun aku urungkan. Kesempatan itu muncul saat pesanan makanan kami tiba,
    “Suka juga roti isi” tanyaku membuka pembicaraan
    “Iya, entah kenapa aku suka sekali roti isi di kereta, padahal rasanya biasa-biasa aja” jawabnya
    “Mungkin suasana kereta membuatnya enak” lanjutku sekenanya
    “Mungkin, oh ya Mas kenalkan saya Vini” sambil menjulurkan tangannya
    “Reno, ngga pake Mas” sahutku sambil menyambut tangannya
    “Hihihi” tawanya renyah “Kamu lucu juga, dalam rangka apa ke Bandung”
    “Main-main aja kangen sama Bandung dan kawan-kawan” jawabku.
    “Vini sendiri ke Bandung dalam rangka apa” tanyaku.
    “Tugas kantor” jawabnya singkat tegas sepertinya enggan untuk menceritakan pekerjaannya.

    “Tinggal dimana Vin di Bandung” Ia menyebutkan salah satu hotel berbintang di Dago
    “Lho kok sama? aku juga di kamar 313” suatu kebetulan yg mengejutkan
    “Oh ya?!! satu lantai pula” ujar Vini tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Selepas makan kami tidak lagi membuka bacaan masing-masing, obrolan-obrolan mengalir dengan lancar diselingi dengan joke-joke nakal yang ternyata disukainya. Perbendaharaanku yang satu ini cukup lumayan banyak, sisa perjalanan rasanya seperti hanya kami yang ada dikereta. Vini bahkan tidak lagi malu untuk memukul pundak atau mencubit kecil lenganku manakala ada joke yang “sangat” nakal. Tanpa terasa kami tiba di stasiun Bandung tepat jam 16.30, kami naik mobil jemputan hotel sambil terus bercengkerama dengan lebih akrab lagi.


    Di hotel kami berpisah, kamarku dikanan lift sementara Vini dikiri. Dikamar aku langsung merebahkan diri membayangkan Vini dan mengingat-ingat semua kejadian di kereta, di mobil dan di lift aku memutuskan untuk mengajaknya makan malam atau jalan-jalan bahkan kalau bisa lebih dari itu. Karenanya aku urungkan menghubungi kawan-kawanku. Dan terlelap dengan senyum terukir di bibirku.

    Jam 19.00 aku dikejutkan oleh dering telepon, belum lagi ‘napak bumi’ aku angkat telepon
    “Hallo” jawabku dengan suara ngantuk.
    “Hi Ren tidur ya?sorry ganggu” terdengar suara halus diseberang.
    Vini!! langsung aku bangkit “Is ok, aku juga niatnya bangun jam segini tapi lupa pesan di front office tadi” jawabku. “Ada apa Vin?”
    “Kamu jadi ngga ketemuan sama kawan-kawan Ren?”
    “Hmm..aku belum sempat call mereka, ketiduran”
    “Gimana kalau malam ini datang sama aku, soalnya aku ngga jadi dinner meeting”
    “Sayangkan dandananku kalau harus dihapus” lanjutnya dengan tawanya yang khas
    Aku shock mendengarkan ajakannya sampai-sampai tidak tahu harus berkata apa
    “Halloo..anybody home? Kok diam sih?” serunya, mengejutkan
    “Ooohh maaf..kaget..soalnya surprise..kaya ketiban bulan, diajak datang bidadari” jawabku. “Dasarr..kamu tuh..ketiban aku baru rasa, cepat mandi dong, casual aja ya” menutup pembicaraan.

    Tidak usah disuruh dua kali akupun langsung mandi, keramas, berpakaian casual, parfum disemua ‘sudut’ tubuh dan langsung menuju kekamarnya. Saat pintu terbuka aku hanya bisa ‘melongo’ melihat penampilannya yang ‘casual’, Vini mengenakan rok jeans sedikit diatas lutut dengan dengan belahan dipaha kiri depan yang cukup tinggi, atasan kaos melekat ketat ditubuhnya dengan bahu terbuka, sungguh pemandangan yg menyekat kerongkongan. “Hii..kok bengong lagi sih” tegur Vini menyadarkan aku dan kamipun segera bergegas. Setelah puas menyantap soto sulung dan sate ayam dipojok jl. Merdeka kami lanjutkan menghabiskan malam disalah satu kafe di daerah Gatsu, Vini memilih seat di bar yang agak memojok dengan cahaya lampu yang minim. Aku memesan tequila orange double dengan ekstra es sementara Vini memilih illusion, hentakan musik yg keras membuat kami harus berbicara dengan merapatkan telinga dengan lawan bicara, saat itulah, aku mencium aroma parfum malamnya, ditambah dengan nafas yang menerpa telingaku saat berbicara membuat sensor birahiku menangkap sinyal yang menggetarkan bagian sensitif ditubuhku.


    Waktu band memainkan lagu yang disukainya Vini turun dari kursi, bergoyang mengikuti irama lagu, sebuah pemandangan yang menakjubkan, gerakan pundak telanjangnya, tangannya dan pinggulnya begitu serasi. Erotis namun tidak memberikan kesan vulgar, dan saat kami ‘turun’ ditempat (bukan di dance floor)-lebih tepat disebut berpelukan dengan sedikit gerakan-buah dadanya sesekali menyentuh tubuhku, aku merasakan getaran-getaran halus dan hangat menjalar diseluruh tubuhku. Entah pada ‘turun’ yg keberapa kali aku memberanikan diri, kukecup lembut lehernya dan..”Ehh..” hanya itu yg keluar dari bibirnya yang sensual. Seolah mendapat ijin akupun memeluknya lebih erat serta sekilas mengecup lembut bibirnya, setelah itu Vinilah yang memberikan kecupan-kecupan kecil di bibirku..Malam yang indah.

    Sebelum tengah malam kami meninggalkan kafe, dalam taksi menuju hotel Vini menyandarkan kepalanya di dada kananku, kesempatan ini tidak aku sia-siakan, kuangkat dagunya membuatnya tengadah. Sekilas kami perpandangan, bibirnya bergetar, Vini memejamkan matanya seakan mengerti keinginanku segera saja kubenamkan bibirku di bibirnya, kecupan lembut yang semakin lama berganti dengan pagutan-pagutan birahi tanpa peduli pada supir taksi yang sesekali mengintip lewat kaca spion. Lidah kamipun menggeliat-geliat, saling memutar dan menghisap, sementara tanganku meraba-raba dadanya dengan lembut, belum sempat bertindak lebih tidak terasa taksi kami telah sampai di hotel.

    Kamipun bergegas menuju lift dan melanjutkan lagi apa yang kami lakukan di taksi, kusandarkan tubuhnya di dinding lift memagut leher dan pundaknya yg putih telanjang. “Reno..eehh..” desahnya. Keluar lift Vini menarik tanganku kekamarnya, begitu pintu kamar ditutup Vini langsung menarik kepalaku memagut bibirku dengan bernafsu, lidahnya kembali menggeliat-geliat di mulutku namun lebih liar lagi. Kusandarkan tubuhnya di dinding kamar agar tanganku lebih leluasa, tangan kananku memeluk pinggulnya sementara tangan kiri mulai meremas-remas buah kenikmatannya yang begitu kenyal. Kejantananku membatu, ingin rasanya segera kukeluarkan dari kungkungan celana tapi kutahan, aku ingin menikmati semua ini perlahan-lahan. Kutarik pinggul Vini sambil menekan pinggulku membuat “perangkat” kenikmatan kami beradu-walaupun masih terbungkus-membuat desiran darah kami meningkat dan semakin memanas saat kami menggesek-gesekannya. “Ahh..Ren..”desah Vini kembali dan saat itu kurasakan lidahnya yang hangat basah menjalar di telingaku melingkar-lingkar di leherku. “Eeehh..aahh..” giliran aku yang mendesah merasakan permainan lidahnya.


    Lidahnya semakin turun kedadaku sementara jari-jari lentiknya membuka kancing bajuku satu per satu. Dan.. lidahnya berpindah keputing dadaku, berputar-putar jalang, mengecup, menghisap dan sesekali menggigit-gigit kecil. “Terus Vin..teruss..ahh..” suaraku bergetar meminta meneruskan kenikmatan yang diberikan mulutnya. Kurasakan Vini semakin liar memainkan mulutnya yang semakin turun. Ia berlutut saat lidahnya meliuk-liuk di pusar sambil tangannya membuka celanaku. Vini meremas, mengecup dan menggigit-gigit lembut kejantananku yang masih terbungkus CD dan setelah itu Ia memasukan tangannya kedalam CD dan mengeluarkan milikku yang sudah membatu. Ia menggenggam dan menggosok-gosokkan jempolnya di ujung kepala kejantananku yang sudah basah menimbulkan rasa ngilu yang nikmat..dan..akhirnya..lidahnya berputar-putar disana.
    “..aakhh..sshh..”desahku tak tertahan manakala lidahnya semakin kencang bergerak dibawah kepala kemaluanku dan diteruskan keseluruh batang dan buah zakar. “Enakk Vin..
    aahh..kamu pintar sekalii..hisap cantik..hisapp..” aku meracau tidak karuan memintanya melakukan lebih lagi.

    Vini mengerti betul apa yang harus dilakukannya, dikecupnya kepala kejantananku dan dimasukannya..hanya sebatas itu!dan mulai menghisap-hisap sambil tetap lidahnya menjilat-jilat, berputar-putar..serangan ganda!!sunguh nikmatt!! Setelah itu barulah Ia menelan semuanya membuat seluruh tubuhku bergetar hebat dilanda kenikmatan. Kuraih kepalanya memasukan seluruh jari-jemariku dirambutnya yang halus dan menggenggamnya, dengan demikian memudahkan aku mengatur gerakan kepalanya. Namun semakin lama genggamanku tidak lagi berguna, karena ritme gerakan kepalanya semakin cepat mengkocok-kocok kemaluanku membuat tubuhku serasa melayang-layang, semakin aku mengerang kenikmatan semakin cepat Vini menggerakan ritme kocokannya. “Nikmat Vin..ahh..lagi..lebih cepat..oohh” pintaku diselah-selah erangan yang semakin tidak terkontrol. Dan begitu kurasakan akan meledak segera kutahan dan kutarik kepalanya, aku tidak ingin menyelesaikan kenikmatan ini dimulutnya.

    Kuangkat tubuhnya dan kupeluk mesra. “Suka?”bisiknya bertanya. “Suka sekali..kamu hebat..” jawabku berbisik sekaligus menjilat dan menghisap kupingnya. “Ooohh..” erang Vini. Kubalas apa yang Ia lakukan tadi, kupagut leher dan pundaknya serta membuka atasan dan bra 34b-nya, dua bukit kenikmatannya yang bulat putih itupun menyembul dengan puting kecil pinkies yang sudah mengeras. Lidahkupun segera beraksi menjilat-jilat putingnya “Eeehh..Reno..” lenguh Vini dan membusungkan dadanya meminta lebih, kuhisap putingnya “Auuhh..akkhh..”erangannya semakin keras, hisapanku semakin menggila bukan lagi putingnya tapi sebagian buah dadanyapun mulai masuk kedalam mulutku. “Aaaghh.. Ren..aauuhh..kamu ganaas..”jeritnya.


    Puas melumat buah kenikmatannya gilirin aku yang berlutut sambil melepas roknya, tampaklah CD mini putih menutupi kewanitaannya. Kuelus-elus bagian yang terhimpit paha dengan jari tengahku terasa lembab dan kumasukan dari sisi CDnya sehingga menyentuh daging lembut basah.
    “Renoo..uugghh..”kembali erangan birahi keluar dari mulutnya waktu ujung jariku mulai bergerak-gerak di mulut kewanitaannya sementara mulutku sibuk mengecup dan menjilat sebelah dalam paha mulusnya. Beberapa saat kemudian penutup terakhir itu kulepaskan, rambut2 halus tipis menghias kewanitaannya dengan klitoris yang yang menyembul dari belahannya. Kuangkat kaki kirinya meletakan tungkainya di bahu kananku sehingga leluasa aku melihat seluruh bagian kenikmatannya.

    Akupun mulai sibuk menjilati dan sesekali menghisap-hisap klitorisnya. “Aaa..Renoo..” jerit Vini tertahan sambil menjambak rambutku yang panjang, lidahku bergerak cepat menggeliat-geliat menjilat kewanitaannya yang semakin basah, sementara jariku berputar-putar didalamnya. “Ssshh..eehh” desis Vina merasakan hisapanku yang kuat di lubang kenikmatannya. Kubuka bibir kewanitaannya dan menjulurkan lidahku lebih dalam dalam lagi Vinipun membalas dengan menyorongkannya kemukaku, praktis semua sudah dimulutku, kumiringkan sedikit kepalaku sehingga memudahkan aku “memakan” semua kewanitaannya.”Renoo..stopp..aahh..aku ngga tahann..”aku tidak memperdulikan keingingannya bahkan semakin menggila “My godd..Renn..shhff..pleasee..stop” tangannya sekuat tenaga menarik rambutku agar mulutku terlepas dari kewanitaannya.

    Akupun berdiri mengikuti keinginannya kurebahkan tubuhnya ditempat tidur dan kamipun bergumul saling memagut, menghisap dan meremas-remas bagian-bagian sensitif kami. “Sekarang Ren..sekarang.. pleasee..”pintanya berbisiknya. Aku merayap naik ketubuhnya, Vini membuka lebar kedua kakinya Iapun menggelinjang merasakan kepala kejantananku memasuki mulut kewanitaannya, kuhentikan sebatas itu dan mulai menggerakannya keluar masuk dengan perlahan. “Ooohh yaa..Renn..enakk..” Vinipun mulai mengayunkan pinggulnya mengikuti gerakan-gerakanku, sementara mulutku tidak henti-hentinya mengulum buah dadanya.”Aagghh..terus Ren..lebih dalamm..aagghh..” pintanya, kutekan batang kemaluanku lebih dalam dan..”Ssshh..”desisku merasakan kenikmatan rongga kewanitaanya yang sempit meremas-remas sekujur batang kemaluanku.”Aaaugghh..punya kamu enak Vin..” akupun semakin kencang memacu tubuhku membuat Vini semakin mengelepar-gelepar.


    “Ahh..oucchh..nikmat Ren..sshh..”desahnya merasakan gesekan-gesekan batang kejantananku di dinding kemaluannya. Saat kami merasakan nikmatnya kemaluan masing-masing, tak henti-hentinya kami saling menghisap, memagut bahkan mengigit dengan liarnya..dan.. “Ugghh..Renn..fuck me..fuck me hard..I’m comingg honey..” tubuh Vini mengejang dan tangan serta kakinya memeluk tubuhku dengan kencang “Ouchh..oohh..aku keluar Renn..aaghh..” Iapun kejang sesaat kurasakan denyut-denyut di kewanitaannya dan..tubuh Vinipun lungai.

    “Maaf Ren aku duluan..ngga tahan, habis udah lama ngga..” bisiknya, aku masih diatasnya dengan kemaluan yang masih terbenam didalam kewanitaannya. “Ngga apa-apa Vin cewekan multiple orgasm, masih ada yang kedua dan seterusnya kok..” jawabku menggoda. “Memangnya kuat..?” tantangnya. “Lihat aja nanti..”membalas tantangannya. “Ihh..itu sih doyan ..” seru Vini manja sambil mencubit pinggangku. Kubalas cubitannya dengan memagut lehernya dan menjilat telinganya sementara pinggulku mulai berputar-putar perlahan.”..Mmhhff..”kupagut bibirnya, lidah kamipun saling bertaut, meliuk dengan panasnya. Birahi kamipun kembali membara, tekanan pinggulku dibalasnya dengan putaran pinggulnya membuatku melayang-layang. “Shhff..agghh..ouch..” desahanpun tak tertahan keluar keluar dari mulutku. Dengan bahasa tubuh Vini mengajak pindah posisi, Ia diatas memegang kendali.

    Vini menekan kewanitaanya dalam-dalam-sehingga kejantananku menyentuh ujung lorong kenikmatannya-dan mengayunkan pinggulnya mundur-maju. Semakin lama ayunannya semakin cepat, tak kuasa aku menahan hentakan-hentakan kenikmatan yang keluar dari seluruh sendi-sendi tubuhku.
    “..teruss Vin..aahh..lagi Vin..oohh..punya kamu enak..”rintihku. “..punya kamu juga Renn..oucchh..want me to fuck you hardd..mmhh..” tidak perlu jawabanku, dengan di topang tangannya Vini membungkuk tambah mempercepat ayunannya. Buah dadanya yang indah berayun-ayun, kuremas-remas dan yang lainnya kulumat dengan rakus. “Ouchh..Rennoo..nikmatt..lumat semua Renn..auuhh..” jerit Vini sambil merendahkan tubuhnya memudahkan aku melumat buah dadanya membuat ayunan pinggulnya semakin tidak terkendali, tidak berapa lama kemudian tubuhnya kembali mengejang, Vini menekan dalam-dalam kewanitaannya menelan seluruh batang kenikmatanku. “Renn..aku keluarr lagi..AAKKHH..” teriak Vini, tubuhnya pun rubuh diatasku cairan kenikmatannya kurasakan membasahi kejantananku.

    Vini rebah diatasku tubuhnya bagai tidak bertulang, hanya desah napasnya menerpa dadaku. Beberapa menit kemudian suaranya memecah kesunyian “Punya kamu masih keras Ren..belum keluar?”
    “Aku tidak ingin kenikmatan ini cepat berakhir” bisikku sambil mengecup pipinya.
    “Mmmhh..” Vini bergumam “Aku juga..”bisiknya sambil mengigit mesra leherku lalu mengecup bibirku. Hanya beberapa saat, gigitan dan kecupan mesra itu kembali menjadi pagutan birahi.


    Kamar itupun kembali dipenuhi suara-suara erangan dan desahan kenikmatan duniawi, kejantananku yang masih berada didalam kembali merasakan bagaimana nikmat yang diberikan oleh kewanitaannya. Aku bangun sambil mendorong tubuh Vini sehingga kami berada dalam posisi duduk, satu tanganku memeluk punggungnya, tangan lain meremas-remas buah pantatnya yang bulat padat. Gerakan-gerakan pinggulnya membuat rongga kenikmatannya seakan melumat seluruh batang kejantananku, “Agghh..sshh.. Reenn..” rintihannya membuat birahiku tambah memuncak. Kubalas gerakannya dengan menggoyang-goyangkan pinggulku sambil kuhisap putingnya dalam-dalam.”Reenn..achh..shh..fuck me..hardd..”

    Kurasakan gerakan tubuh Vini semakin menggila dan bukan cuma itu bibirnya semakin mengganas memagut bahkan menggigit bibir, telinga dan leherku. Akupun tidak sanggup lagi menahan kenikmatan yang diberikan oleh Vini, kurebahkan tubuhnya dan segera menindihnya, kakinya melingkar di pinggulku dan kamipun kembali mendaki puncak kenikmatan. Batang kejantananku tak henti-henti menikam-nikam lubang kenikmatan Vini dengan keras, Ia tidak tinggal diam, diputar-putar pinggulnya seirama tikaman-tikamanku “Aghh..ngg..sshh..Vinn..nikmat sekali..putarr teruss Vinn..”pintaku merintih-rintih. “Auugghh..Renn..tekan yang dalamm ..” kami tenggelam dalam gelimang birahi yang memuncak..dan..”Vini..akuu mau keluar..”kurasakan kejantanku bertambah besar. “Yess..yess..I’m coming too honey..” kami berpelukan dengan kuatnya dan secara bersamaan mengejang. “AAKKHH..punya kamu enak sekalii Vinn..”pekikku, kutekan dalam-dalam kejantananku dan cairan kenikmatanku pun menyembur keluar membasahi relung-relung kewanitaannya, “Aauughh Renn..nikmatt..sshhekallii..AAKKGGHH..” Kamipun terkapar lemas.


    Setelah malam panjang yang indah itu kami tak henti-hentinya mengulangi lagi di hari-hari berikutnya, bukan hanya di tempat tidur, tapi semua sudut dikamar hotel itu bahkan kamar mandipun menjadi saksi bisu birahi kami. Bandung kembali memberi coretan khusus dalam hidupku membuat keterikatanku semakin besar yang tak akan pernah kulupakan seumur hidup.

    Bonus Foto

  • Foto Ngentot Pacar berambut gelap mencium dan mengisap

    Foto Ngentot Pacar berambut gelap mencium dan mengisap


    1641 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik kurus ngentot dengan pacarnya kekar saling berciuman dengan hot dan menghisap dan menghantam keras kememeknya berakhir menyemprotkan sperma kekakinya. Togel Singapore

  • Foto Ngentot keras Hardcore Paris Cartier disofa

    Foto Ngentot keras Hardcore Paris Cartier disofa


    1741 views

    Duniabola99.com – foro cwewk berambut pirang Paris Cartier ngentot dengan pacarnya disofa yang besar dengan keras dan menembakkan semua sperma kemulutnya.

  • Kisah Memek Blue Filem

    Kisah Memek Blue Filem


    2274 views

    Duniabola99.com – Setelah hampir tiga tahun aku bertugas diutara aku mohon bertukar berhampiran dengan kampong halamanku. Permohonan aku diterima keranaada kekosongan. Buat beberapa bulan pertama aku berkerja saperti biasa tanpa ada apa-apa aktiviti, maklumlah di-tempat orang. Tiap-tiaphujung minggu aku akan pulang ke-kampong yang hanya 120km jauhnya. Biasalah ditempat kerja seseorang itu akan mencari kawan yang sesuai. Akhirnya aku bertemu dengan seorang perkerja hospital yang pada anggapan ku boleh di-jadikan kawan, ini kerana semasa aku di-masukkanke hospital kenalan baru ku itu kerap ingin membantu sekira-nya aku perlukan apa-apa. Persahabatan kami terjalin begitu erat sehingga-lah aku discharge seminggu kemudian.Dia mengetahui nama ku dari “MedicalShit” yang tergantung dihujung katil. Dia membahasakan nama-nya sebagai abang ngah.


    Selalu juga selepas dia habis shift petang dia akan singgah kerumahku, maklumlah aku masih bujang dan menyewa seorang diri. Ada juga diabertanya mengapa aku tidak berkongsi dengan teman lain. Aku memberitahunyayang aku lebih selesa tinggal seorang.

    Satu malam abang ngah muncul semasa aku sedang menonton b/f seorang diri. Aku perhatikan yang dia agak malu-malu dan memberitahu aku yang dia belum pernah menonton apa yang sedang aku tontoni. Akhirnya dia hilangmalu dan ikut sama menonton dengan begitu asyik.

    Aku di-fahamkan yang abang ngah sudah beristeri dan mempunyai tiga oranganak. Selepas dari malam itu apabila dia singgah di-rumah ku dia akan bertanya kalau-kalau ada yang baru. Aku dapat perhatikan yang dia benar-benarbelum pernah menonton b/f.

    Satu petang entah macam-mana aku terlepas cakap dengan menanya sama ada isterinya pernah menonton b/f atau pun tidak. Dia terdiam buat seketika sebelum menjawab yang dia tidak mempunyai vedio player. Aka memberitahu dia yang aku sedia meminjamkan vedio player aku. Dengan lurus dia memberitahuku yang dia akan bertanya dengan isterinya sama ada dia mahu atau pun tidak.

    Esok-nya selepas duty dia datang kerumah ku dan memberitahu ku yang isterinya ingin menonton. Aku kemas vedio player ku untuk dia bawa pulang bersama dengan beberapa keping tape. Malangnya aku terpaksa pergi kerumahnyakerana dia tak tahu cara memasang player tersebut.

    Malam itu-lah pertama kali aku kerumah-nya. Aku perhatikan yang rumahnya agak sunyi. Aku di-beritahu yang anak-anaknya bermalam di-rumah nenek mereka.Dia hanya tinggal berdua dan memberitahu aku yang isterinya malu hendak keluar. Maklumlah kami belum pernah bertemu sebelum ini.


    Setelah player aku pasang dan memberitahunya cara-cara hendak pasang tape aku minta diri untuk pulang. Belum sempat aku melangkah keluar kawankumemberitahu yang isterinya menyuruh aku minum dulu. Aku duduk semula di-kerusi set yang agak lusuh. Bila aku amati kaedaan rumahnya aku dapat rasakan yang kawan ku adalah seorang yang kurang berada.

    Belum pun habis sebatang rokok isterinya yang kelihatan macam perempuan kampong dengan pakaian biasa keluar membawa minuman. Pada masa itu aku tidak merasakan apa-apa pun, maklumlah sebelum ini aku sudah biasa dengan perempuan yang agak sosial. Kawan memperkenalkan isterinya yang dipanggil Non sambilmenuang air minuman untuk ku. Habis minum aku minta diri untuk pulang.

    Sampai dirumah aku membayangkan kaedaan kenalanku bersama dengan isterinya menonton b/f. Entah macam mana ingatan ku untuk mengendap mereka muncul.Walaupun aku kurang mengetahui kaedaan persekitaran rumahnya aku tidakambil pusing kerana apa yang aku tahu rumahnya agak terpencil, di-dalam kebun getah jauh dari jiran-jiran..

    Aku mematikan ingin kereta dalam jarak 20 meter dari rumahnya. Aku berjalan kaki dengan begitu berhati-hati.Kaedaan dalam rumahnya hanya di-terangi cahaya t.v. Aku mencarilubang. Kebetulan rumahnya benaan papan maka senanglah aku mencari lubang untuk memudahkan aku mengendap.

    Aku lihat kawan ku sedang duduk berlunjur di-atas kerusi set dengan si-isteri bersandar di-dadanya dalam kaedaan hanya berkemban. Aku dapat lihat kawan ku sedang mengentel-gentel putting tetek isterinya dan sekali sekalamencium tengkoknya yang sedang asyik menonton.

    Mereka menonton dalam kaedaan begitu setia kerana sanggup menunggu hinggatamat dengan aku jenuh menunggu menantikan tindakan lanjut mereka. Tamat cerita si-isteri terus ke-bilik, kawanku pula aku perhatikan macam tak kesah saja. Aku sudah mendapat posisi yang agak selesa dengan lubang berhampiran dengan katil mereka.

    “Ngah, kita main ia” aku dengar isterinya bersuara setelah kawan ku masuk.

    “Ah tak payah-lah, semalam bukan kita dah main” balas kawan ku.

    “Alah ngah boleh-lah” rengek isterinya sambil menarik tangan kawan ku.

    “Esok saja-lah, ngah penat” balas kawan ku sambil memusingkan badan membelakangi isterinya.

    Aku agak kecewa kerana tidak dapat menyaksikan apa-apa yang sepatutnya.Aku hanya dapat melihat yang isterinya sukar hendak tidur. Mengering kekirisalah ke-kanan salah. Kawan ku sudah berdengkur. Ada juga aku terfikir yang aku hendak memanggilnya, tetapi tertahan kerana khuatir. Setelah tiada adengan yang boleh di-tonton aku pulang dalam kaedaan sia-sia.

    Selang beberapa hari kawan ku datang. Aku bertanya kalau dia ingin menontonyang lain- Bangsa Negro, agak ganas. Dia mahu. Sebentar kemudian dia pulang. Aku mengambil masa sebelum kerumahnya. Dari intian ku kedudukanmereka macam malam dulu juga. Isterinya bersandar ke-dada kawan ku dengankain yang dia pakai sudah tidak menutupi dadanya lagi. Kawan ku asyik mengentel teteknya saja. Sekali sekala aku perhatikan tangan kawan ku merayap di-dalam kain isterinya hingga ke-bawah perut. Aku merasa seronokkerana kali ini tentu mereka main.

    Tamat cerita setelah t.v. di-matikan aku lihat kawan ku menatang isterinyayang sudah bogel menuju ke-bilik. Tak semena-mena “Meretol” ku mengeras.

    “Malam ni kita main puas-puas ia Non kerana start esok Ngah duty malam” kawan ku bersuara setelah meletakkan isteri-nya di-atas katil sambil menanggalkan kain sarongnya. Dalam cahaya samara-samar aku perhatikan yangsenjata kawan ku sederhana saja.

    Setelah dia mencium dan merapa tubuh isterinya ala kadar dia pun melebarkankangkang isterinya dan terus tertiarap di-atas perut isterinya denagan ponggong-nya di-gerakkan ke-atas ke-bawah. Tak sampai beberapa minit diaterus tiarap di-atas perut isterinya.

    “Apa-lah Ngah ni cepat sangat” isterinya mengomel, mungkin belum puas. Tanpa menjawab kawan ku bangun dan terus kedapur. Setelah dia masuk ke-bilik semula isterinya bangun dan menuju ke-dapur. Aku juga turut menuju ke-dapur.


    “Apa-lah Ngah ni kita belum puas lagi dia dah selesai” isterinya mengomeldengan kedengaran bunyi curahan air. Mungkin dia sedang membasuh cipap-nya.Sampai di-dalam bilik aku perhatikan yang dia begitu sukar untuk tidur.

    Aku tinggalkan mereka setelah “Meretol” ku reda dik perbuatan tangan ku sendiri. Sepanjang perjalanan pulang aku mencari idea bagaimana hendakbertindak. Apa tah lagi setelah mendengar yang bermula malam esok kawan ku duty malam.

    Malam esoknya aku memberanikan diri untuk pergi kerumah kawan ku. Aku perhatikan hanya ruang tamu saja yang bercahaya di-terangi oleh cahaya dari t.v. Aku cuba mengintai, rupa-nya si-Non sedang menonton b/f dengan tangan kanan berada di-celah kelengkang-nya.

    Setelah puas mengintai baru aku pura-pura memanggil nama kawan ku. Lama juga baru kedengaran suara Non bertanyakan siapa. Bila aku beritahu siapa aku dan datang dengan tujuan apa baru Non yang sudah berpakaian membukapintu sambil bersuara, “Abang Ngah tiada, dia kerja malam”.

    “Kalau begitu tak apa-lah Non biar saya pulang” kata ku sambil menghulurkantape yang aku bawa.

    “Apa salahnya kalau abang ngah tiada, masuklah dulu” Non berkata.

    Aku buat-buat jual mahal sebelum masuk dan bertanya, “Mana anak-anak Non?”.

    “Mereka sudah tidur” balas Non yang duduk berdepan dengan ku.

    Lama juga kami terdiam sebelum aku buat pura-pura tahu tanda-tanda di-tubuhNon konon-nya Non belum pernah mendapat kepuasan yang sebenar bila melakukan seks. Non hanya tunduk, aku dapat perhatikan yang dia kerapmengerling ke-arah kelengkang ku. Maklumlah aku sengaja mengenakan seluar sukan yang ketak dan benjolan “Meretol” ku pula agakketara kerana aku tidak memakai underwear.

    Kerana aku sudah agak masak dengan body-languagge seseorang aku faham apa yang Non sedang fikirkan.Gelora nafsunya masih membara kerana baru lepasmenonton. Aku bertanya kalau-kalau dia hendak menonton tape yang baru aku bawa Aku bangun dan duduk di-sebelahnya setelah tape dipasang. Aku perhatikan dia tak membantah apabila aku pegang tangan-nya. Aku cuba memegangpehanya, juga tiada bantahan. Kini tangan ku sudah di-atas bahunya. Kerana tiada bantahan aku terus merangkul tubuhnya sebelum aku merapatkan bibirkuke-bibirnya. Apa respond.

    Kini aku bertindak agak berani dengan memasukkan tangan ku ke-dalam baju kurungnya sambil mengentel-ngentel putting teteknya.Selesai tayangan aku bangun untuk memasang tape lain. Non membuat aksi yang dia tak mahu aku pasang tape lain sambil merapakan kedua pehanya dalam kaedaan benar-benargian sebelum bangun menuju ke bilik sambil memandang kearah ku penuh erti.Aku faham dan ikut Non ke-bilik.

    Sampai di-dalam bilik aku tanggalkan pakaian Non sebelum aku rebahkan badan-nya di-atas katil yang agak usang bertilamkan tilah kekabu yang sudah agak keras. Aku lakukan segala apa yang aku tahu tidak pernah di-lakukan oleh kawanku. Aku jilat cipap-nya yang sudah begitu berair. Non mengerang kesedapan sambil merapatkan pehanya dengan kepala ku berada dicelah kelengkang-nya yang membuat aku hampir lemas.

    Aku menanggalkan pakaianku sebelum menjilat semula cipap Non yang membuatdia semakin berkehandak hingga dia merayu agar aku memasukkan “Meretol”ku. Sambil membelakangi Non, dengan mengunakan air luir ku, aku bahasi “GAMBIR SARAWAK” , dan menyapu kepala “Meretol”ku yang sudah begitu bersedia.Tujuan-nya adalah agar aku lambat terair.

    “Meretol” ku aku tekankan dengan pelan-pelan setelah Non sendiri melebarkan kangkang-nya. Non mengetap bibir menahan kesedapan bila “Meretol” ku, aku tekan santak ke-pangkal. Aku membuat aksi sorong-tarik, sorong-tarik hingga Non merengek kesedepan semasa dia hendak terair.


    “Bagaimana Non, puas tak?” aku bertanya setelah dia reda. Kerana sebelum ini kawan ku gaggal untuk memberinya satu kepuasan yang total. Non tidak menjawab. Apabila dia perasan yang aku sedang merenung wajahnya dia memejamkan mata.

    Aku mencabut “Meretol” ku yang masih tegang dan baring sambil bersuara, “Non naik atas badan saya, kerana saya mahu Non mendapat kepuasan. Sambil mengangkang, Non memegang “Meretol” ku sambil menghalakan-nya ke-sasaran lubang cipapnya yang masih lagi mengharap..

    Aku menyuruh Non membuat aksi turun-naik turun-naik ponggong-nya selagimanadia mampu. Sambil menekan dadaku Non melajukan pergerakan turun-naiknya sambil bersuara terketar-ketar beberapa kali, “aduh sedapnya” sebelum berhentisetelah dia terair buat kali kedua.

    Kini aku menyuruh Non menonggeng kerana aku hendak menyumbat “Meretol” ku ke-dalam lubang cipap Non dari arah belakang. Tetek Non yang besar kerana sudah beranak tiga berbuai-buai, mengikut rentak hayunan ku. Sekali lagi Non merintih, sambil mengerakkan ponggong-nya arah kebelakang bila aku membuataksi menyorong. Akhirnya aku melepaskan beberapa das ledekan cecair yang agak pekat, membuatkan Non benar-benar mendapat kepuasan dengan ledakan cecair yang suam-suam panas.

    Kami baring terlentang buat seketika kerana kepenatan.

    “Apa macam Non, puas tak?” aku bertanya sambil mengereng kearahnya.

    Non memberitahu aku yang dia belum pernah merasa begitu puas selama perkahawinan-nya dan bertanya berbagai-bagai soalan. Ada diantara soalan-nyayang tidak aku jawab. “Untung-nya ada “GAMBIR SARAWAK” aku berkata di-dalam hati sambil menopok-nopok cipap Non yang masih basah.

    Petang esok-nya aku berkunjung kerumah kawan ku. Dia sedang menarah rumput di-halaman rumah-nya dengan di-temani oleh Non. Kawan ku berhenti menarah bila melihat aku. Aku cuba meninjau kalau-kalau perbuatan ku malam tadi di-ketahuinya.

    Non saperti biasa, berkadeaan malu-malu. Kawan ku menyuruh isterinya mengambil air minuman. Sambil berjalan Non ada juga curi-curi memandang kearah kelengkang ku.

    Tanpa pengetahuan kawan ku Non memberi isyarat agar malam nanti aku sudi datang. Aku membalas isyaratnya yang aku pasti datang. Selesai minum kawanku menyambung semula tugas nya. Non yang percaya aku pasti datang mengangkatbekas minuman dengan berkelakuan “TIDAK SABAR MENANTI TUJAHAN MERETOL KU DENGAN KEPALA TAKUK-NYA DI-LUMUR DENGAN AIR GAMBIR SARAWAK”.

    Saperti di-isyaratkan tepat pada waktunya aku tiba dengan di-sambut oleh Non yang hanya berkemban dengan towel. Ketiga-tiga anak-nya sudah di-paksa tiduragak awal. Non menyuruh aku tunggu sebentar kerana dia hendak membasahkan badan dengan alasan panas. Aku juga turut bersiram sama dengan alasan yang serupa.Sambil bersiram dalam kaedaan bogel kami bercumbuan. Aku cuci cipap Non yambil bersuara, “Misti di cuci bersih-bersih kerana nanti saya hendak jilat”. Non aturut sama membersihkan”ku sambil menyua-nyuakan-nya kearah lubang cipap-nya.


    Selesai bersiram dengan berlagak seolah-olah sudah lama berkenalan, kamiberpimpingan tangan dalam kaedaan bogel menuju ke-bilik. Setelah baring Non menyuruh aku menjilat cipap-nya kerana dia kata seronok bila aku jilatmalam kelmarin. Aku memberitahunya yang aku sedia dengan syarat dia sudi mengulum “Meretol” ku. Lama baru dilakukan-nya setelah puas di-suruh.Akumenjilat cipapnya sambil memainkan lidahku dibijik kelentitnya sehingga dia sudah tidak dapat bertahan lagi untuk aku menyumbatkan “Meretol” ku kedalam lubang cipapnya.

    Sebelum membenamkan “Meretol” ku, aku lakukan saperti biasa dengan menyapu basahan dari “GAMBIR SARAWAK” keseluruh kepala takukku sebagai penghalang dari cepat terair.

    Non saperti biasa akan bersuara kesedapan bila dia climax. Aku pula akan melakukan segala pergerakan untuk memuaskan Non. Bagi diri ku berapa lama aku boleh bertahan bergantung kepada rasa kebas di-kepala takuk ku mengikutkadar banyak atau sedikit cecair dari “GAMBIR SARAWAK”.

    “Non dah tak tahan lagi, lubang nonok Non terasa pedih, cepat-lah” Non bersuara sambil mencekau-cekau belakang ku setelah dia terair beberapa kali.Aku pula masih setia berdayung sambil memaksa agar aku cepat pancut kerana kasihan melihat Non.

    “Taka pa, nanti bila saya pancut hilang-lah rasa pedih” aku menenangkan Non sambil melajukan aksi sorong-tarik ku.

    Akhir-nya aku melepaskan satu ledakan yang padu. Non terdiam menahan kesedapandan cekauan jari-jarinya di-belakang aku reda.

    Kali ini kami sama-sama letih dan baring terkangkang buat seketika. Non duduk di-sisi ku sambil memegang “Meretol” ku. Mungkin mencari rahsia bagaimana ia-nya begitu bertenaga. Aku membiarkan saja sambil mengentel-gentel putting tetek-nya. Non membongkokkan badan-nya seraya menyuakan tetek-nya untuk aku nonyot.

    Merasakan yang “Meretol” ku sudah tegang semula, Non menyiaraap di-atas badanku dengan menghalakan cipapnya kearah muka ku. Non mengulum “Meretol” ku.Aku menjilat-jilat cipapnya.

    Tanpa di-suruh, Non bangun mengangkang sambil menyuakan “Meretol” ku ke-sasaran.Aku pasti kali ini cipap Non tidak akan merasa pedih kerana ubat kebas tidaksempat aku lumurkan di-kepala takuk ku.

    Setelah dia climex aku menyuruh Non baring. Aku memasukkan “Meretol” ku setelah aku melipat kedua belah kaki Non hingga ke-dua lutut hampir mencecahteteknya. Terasa yang aku sudah hapir, aku melajukan tujahan ku.

    Akhir-nya kami pancut bersama. Non membalas senyum ku. Aku memberitahu Nonyang aku merasakan pancutan kami kali ini akan membuat perutnya berisi. Nonmenyatakan kalau andaian ku tepat dia tik merasa apa-apa kerana abang ngah ada.


    Aku minta diri untuk pulang setelah membersih kan badan. Kali ini Non tidakmengunakan body-languagge lagi, tetapi telah berani bersuara menyuruh aku datang malam nanti.

    Permintaan Non dalam mencari kepuasan tetap aku tunaikan bila kawan ku nite-shift. Untuk menghilangkan sangsi jiran abang ngah, aku kerap berkunjung kerumahnya bila abang ngah berada di-rumah. Non saperti biasa akan berkelakuan malu-malu.

    Sehingga abang ngah pernah menegurnya dengan berkata, “apa yang hendak di-malukan, bukankah encik Latiff sudah macam keluarga kita” “lebih dari keluarga” aku berkata didalam hati sambil memandang kearah Non.

    Satu hari semasa aku sedang breakfast aku bertemu dengan abang ngah dan Non. Aku mempelawa mereka minum bersama. Mereka terima pelawaan ku. Selesai breakfastabang ngah minta diri takut terlambat ke-kelinik sambil membelawa aku kerumah mereka kerana menurut kata abang ngah dia off.

    Malamnya aku kerumah abang ngah. Sambil beborak aku sempat bertanya tujuanmereka ke-kelinik. Dengan nada gembira abang ngah memberitahu aku yang Nonsudah hamil tiga bulan. Aku cuba mencongak kalau-kalau ia-nya hasil dari perbuatanku di-malam aku membuat ramalan. Aku rasa mungkin.

    Setelah melayan anak-anaknya, Non yang kini sudah tidak berapa malu lagi duduk di-sebelah abang ngah. “Non jangan kerja berat-berat” aku bersuara.

    “Betul kata encik Latif” sampok abang ngah.

    “Ah apalah kamu berdua ni” balas Non dan terus berlalu untuk mengambil minuman.

    Aku memerhatikan lengok Non semasa dia berjalan sambil berkata di-dalam hati, “Bila agaknya “Meretol” aku dapat masuk ke-dalam lubang cipap Non.

    “Non minggu depan abang ngah duty malam, jangan lah Non berkerja kuat sanggat,takut memudaratkan kandungan Non” abang ngah bersuara semasa Non duduk di-sisinya setelah menuang air minuman.

    Non menganggukkan kepala sambil mencuri pandang kearah kelengkangku yang sedang berkhayal setelah mendengar percakapan abang ngah.

    Setelah agak lama aku meminta diri untuk pulang. Sebelum pulang abang ngah menyuruh aku membawa pulang vedio player kerana kata-nya mereka sudah tidakmemerlukan-nya lagi.

    “Abang ngah, gara-gara b/f-lah perut Non berisi” aku mendengar Non bersuarasemasa aku sedang mengemas vedio player ku yang membawa tuah kepada “Meretol” ku.


    “Salah Non, kerana hendak menonton cerita yang bukan-bukan” balas abang ngah.

    “Bukan kerana b/f, bila sudah menjadi suami isteri, biasa-lah isteri akanmengandung” sampok ku sambil menuju ke-muka pintu.

    Dalam perjalan pulang aku bersiul-siul kecil sambil membayangkan “Meretol” ku masuk ke-dalam lubang cipap Non dalam dia berkaedaan hamil. Tentu seronok.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Tante Vena Aduhai

    Kisah Memek Tante Vena Aduhai


    2194 views

    Duniabola99.com – Panggil saja namanya tante Vena, dia seorang janda yang ditinggal mati suaminya sekitar 4 tahun yang lalu, umur tante Vena sekarang 31 tahun, mempunyai seorang anak yang masi kecil.


    Dia sebenarnya sering datang ke Jakarta, dan memang mempunyai sebuah rumah disini, serta mempunyai seorang anak angkat yang juga merupakan anak dari kakaknya. Namanya abdi, dia juga sedang kuliah dan tinggal di kos yang sama denganku, tapi dia lebi muda dariku 2 tahun. Kami lumayan akrab, sehingga kami sering keluar atau pergi jalan bersama.

    Perkenalanku dengan tante Vena, adalah ketika kunjungannya ke Jakarta, karena sebenarnya dia berasal dari Kalimantan. Pada waktu itu, aku diajak makan siang bersama oleh abdi, dan katanya ada tantenya yang datang ke Jakarta bersama anaknya. abdi berjanji untuk bertemu tantenya di sebuah mall yang cukup terkenal di Jakarta. Setelah menunggu selama hampir setengah jam, akhirnya kami bertemu dengan tantenya. Pertama kali melihat tantenya, pandanganku seperti tidak bisa ketempat lain lagi.

    Aku begitu terpesona melihat penampilannya, begitu rapi, cantik dan sexy. kulitnya yang putih dan mulus, rambutnya yang panjang terurai, membuatnya terlihat begitu merangsang, serta tubuhnya yang langsing, pinggang yang ramping, dan ukuran tubuh yang tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 160cm. payudaranya yang montok, besar dan kencang, mungkin sekitar 34D, ditambah lagi dengan memakai kemeja putih ketat dengan kancing bagian atas yang dibuka, sampai payudaranya yang besar itu terlihat begitu indah dan montok, tampak menyembul, seperti mau keluar dari pakaiannya.

    Bokongnya yang bulat dan kecil itu, terlihat begitu padat. Adik kecilku bahkan sempat menegang , karena melihat keseksian, keindahan, kemontokan tubuhnya, bahkan cara jalannya yang terlihat seperti di catwalk. Dalam diriku tidak berhenti memuja tubuh yang sangat seksi itu, dan betapa nafsu laki-laki aku muncul, karena itu kali pertamanya aku melihat pemandangan yang begitu merangsang. Jujur saja, aku sangat pengen meremas-remas dada dan bokongnya itu, tangan ku sudah gatal rasanya. Tapi aku masi bisa menahannya.

    Setelah itu kami berkenalan, tangannya yang kecil itu begitu lembut. Dan dilanjutkan dengan makan siang bersama, kami berbincang-bincang dan menjadi dekat, karena tante Vena orangnya gaul, jadi semua pembicaraan kami terasa nyambung. Selesai makan, kami diantar pulang ke kos oleh tante Vena. Sayang sekali aku tidak menanyakan no hpnya.

    Setalah hari itu, kami makin sering bertemu, karena tante Vena sering mengajak kami pergi makan dan jalan-jalan. Dan aku menjadi semakin menginginkan untuk menikmati tubuhnya itu. Tante Vena sering telpon-telponan denganku, kadang hanya untuk ngobrol saja, tapi tante Vena lebih sering menelponi aku daripada anak angkatnya. Bahkan sempat dia memintaku untuk menjadi anak angkatnya, tapi aku hanya menganggapnya basa-basi saja.

    Tak terasa sudah berapa kali kami bertemu, dan akhirnya aku menjadi benar-benar akrab dengan tante Vena.. dan tante Vena mengajaku untuk menginap ditempatnya. Semula aku menolak, tapi tante Vena tetap memaksa seperti anak yang manja, akhirnya aku terima ajakannya. Aku hanya pura-pura menolak, tapi sebenarnya aku mau menginap ditempatnya. Fontana99

    Malam itu, aku dan tante Vena duduk-duduk di lantai teras rumahnya di lantai atas. Angin malam yang menyejukkan, dan suasana yang tenang, membuat kami merasa lebi santai. Ketika itu anak-anaknya sudah tidur.
    Karena aku dan tante Vena sudah akrab, maka aku memberanikan diri bertanya-tanya sesuatu yang “nakal”.

    “tante ngga ngerasa kesepian, kalau malem-malem ga ada yang temenin tidur.. hehe..”, candaku pada tante Vena..
    sebelumnya tante Vena tampak terdiam tidak mau menjawab, hanya tertawa kecil, tapi akhirnya,
    “Nakal juga kamu ya..”
    “emang sih kesepian.. tapi mau gimana.. ga ada yang menghibur.. “, lanjutnya dengan sedikit mengeluh.
    “hahaha.. kalau tante bole.. aku mau menghibur tante..”, candaku lagi.
    “haha.. emangnya kamu bisa apa.. belum ada pengalaman, trus ntar malah tante yang kecewa..”, tanyanya, sambil memancingku.
    “iya.. tapi setidaknya aku pernah liat dan tau cara-cara ama
    posisi-posisi nya..”, candaku dengan sedikit menantang.
    “yuk masuk aja.. tambah dingin aja nih di sini..”, ajaknya dan mengubah topik. Dan kami pun masuk kedalam.

    Tante Vena memintaku mengunci pintu, setelah selesai menguncinya, ternyata tante Vena masih berdiri di sana. Kami bertatapan, cukup lama, tapi tidak berbicara satu katapun. Pikiran ku mulai kacau, dan berpikir yang tidak-tidak. Benar saja, tiba-tiba tante Vena memegang kedua tanganku, dan dengan senyuman nakal menarikku ke sebuah kamar, kamar yang disediakannya buatku selama aku menginap di tempatnya.


    Aku didorong ke ranjang, dan terduduk diatas ranjang yang lebar itu.
    Tante Vena langsung saja mendatangiku, meloncat dan duduk diatas pahaku, kedua tangannya memegang erat rambut belakangku. Dan dengan tiba-tiba tatapan matanya berubah menjadi tatapan nafsu yang sangat besar.

    “Tunjukin ke tante kalau kamu emang tau cara-caranya..”, setelah itu langsung saja dia mencium bibirku dengan buasnya, tangannya yang memegang kepalaku bergerak-gerak memegangi dan menjambaki dengan kuat seluruh rambutku.

    Tubuh kami bergerak maju mundur mengikuti gerakan kepala kami. Lidahnya bergerak-gerak dengan cepat di dalam mulutku, aku membalasnya dengan menggerak-gerakan lidahku juga. Ternyata saat itu aku baru sadar bahwa nafsu seks tante Vena ternyata besar sekali, dapat kulihat dari caranya, bagaimana tante Vena ingin melumat lidahku. Ketika lidahku masuk dan meraba-raba rongga mulutnya, giginya mengigit-gigit dan mengisap-isap lidahku seperti mau menelannya bulat-bulat, kami seperti sedang bermain pedang-pedangan dengan lidah didalam mulut kami.

    Aku sudah tidak berpikir apa-apa lagi, kecuali malam ini aku harus menikmati tubuh tante Vena sampai puas, akan kulampiaskan semua nafsuku yang tertahan selama ini pada tante Vena.
    “emmm.. emmmm.. ssshhh..aaahh.. ssshh.. aaahh..”, suaranya mendesah.

    Ketika sekali-sekali tante Vena mengigit bibir bawahku, aku gigit pula bibir atasnya. Begitu juga ketika tante Vena mengigit bibir atasku, maka aku menggigi bibir bawahnya.

    Kupegang kedua pahanya, kuleus-elus bagian dalam serta luarnya, sampai akhirnya aku menaikan kedua tanganku dan mencengkram sekuat-kuatnya kedua pantatnya yang bulat itu.

    “ahhh….”, teriakannya kecil.

    Tangan kananku memeluk erat-erat pada pinggangnya yang ramping itu, sampai buah dadanya itu terjepit diantara tubuh kami. Karena aku ingin merasakan kedua buah dadanya menempel didadaku, Begitu besar, begitu empuk, dan betapa dapat kurasakan kedua putingnya mengeras di dadaku.

    Tangan kiriku tetap memegang kedua pantatnya itu, kumasukkan tanganku kedalam celana karetnya, berulang kali aku meremas-remas pantatnya itu dengan kuat-kuat, lalu kuelus-elus dan kuraba-raba, “aaahh..”, suara itu yang sangat ingin aku dengar dari mulutnya.

    Akhirnya kumasukkan jari-jariku kedalam belahan kedua pantatnya. Dengan jari-jariku dapat kurasakan hangat disekitar lubang pantatnya itu. Aku bermain-main dengan jari-jariku dan aku gelitik-gelitik luang duburnya itu, dan terasa tubuhnya berkejut-kejut kegelian, tangan kanannya memegang kuat-kuat pergelangan tangan kiriku untuk menahan rasa geli jari-jariku di duburnya. Jariku dapat merasaka bagaimana duburnya mengejang kegelian.


    Setelah cukup lama kami berciuman, tante Vena melepaskan bibirku, lalu dia berdiri dan membuka baju, celana dan CDnya. Dan kulihat pemandangan yang begitu menakjubkan ketika tante Vena mengangkat kedua tangannya, dadanya yang besar itu ikut terangkat, lalu turun dan begoyang-goyang, ahh… betapa beruntungnya aku dapat melihatnya dengan begitu dekat.

    Aku tidak malu-malu lagi, maka kulepas juga semua pakaianku, sampai kami benar-benar telanjang bulat. Aku tak sempat melihat semua bagian tubuhnya, tapi yang pasti bulu-bulu di sekitar mem*k tante Vena itu telah dicukur habis, membuat mem*knya terlihat lebih bersih dan lebih segar. Adikku sudah mencapai 80%.

    “dicukur tante..?”, tanyaku, tante Vena hanya membalas dengan senyuman dan tidak berkata apa-apa.

    Setelah itu kami lanjutkan lagi ciuman kami, semakin lama mulut kami semakin penuh dengan ludah kami yang telah bercampur, begitu kental, begitu nikmat, dan begitu banyak sampai menetes keluar dari sela-sela mulut kami, dan sampai aku merasa seperti sedang meminum segelas air

    ludah kenikmatan bersama-sama tante Vena. Tiba-tiba tante Vena menyedot semua ludah-ludah itu kemulutnya dan melepas mulutku. Dengan tatapan mata dan senyuman yang nakal, tante Vena mengeluarkan air ludah itu, membiarkannya mengalir seperti air terjun, dari mulutnya ke dagunya, lehernya, membasahi dadaku dan dadanya, dan akhirnya turun sampai ke pangkal paha kami, membuat gesekan tubuh kami terasa menjadi lebih licin.

    Melihat itu, mulai kuarahkan kepalaku untuk menjilati air ludah, tapi tidak kutelan, mulai dari sudut-sudut bibirnya, lalu dagunya, lehernya, betapa air ludah itu terasa lebih nikmat, karena telah bercampur dengan keringat tante Vena.

    Kubungkukkan badanku sedikit, sehingga mendorong tubuh tante Vena sedikit kebelakang, dan akhirnya mukaku sampai tepat didepan dadanya,

    “besar banget tante..”, kataku spontan, aku tidak melihat matanya, tapi aku tahu kalau dia tertawa gembira.

    Kubaringkan badanya ke ranjang, tante Vena dibawah dan aku diatas menindihnya. Lalu kuciumi, kusedot-sedot dan kugigit-gigit kecil puting susunya, tanganku meremas dadanya yang lain, jariku secara refleks mulai memutar-mutar dan mencubit-cubit kecil puting susunya.

    “aaahh..”, desahnya.. Kubuka mulutku selebar-lebarnya dan dengan sedikit memaksa aku mencoba “memakan” dadanya sebanyak mungkin.

    Aku ingin “menelan” semua dadanya. Kuremas, Kugigit, kujilat dan kusedot, semua itu kulakukan berulang-ulang kali sampai aku puas.

    “ssshhh..aahhh..aah..aah..”, desahannya semakin membuat nafsuku menggebu-gebu.

    Setelah puas dengan dadanya, aku mulai turun menciumi perutnya, menjilat-jilat pusarnya, kedua tanganku tetap memegangi dadanya, tangan tante Vena tetap memegang kepalaku, mengikuti kemana kepalaku bergerak.
    Akhirnya aku sampai di depan mem*knya, yang ternyata sudah basah, aku mencium bau harum dan lembut dari mem*k dan disekitar pangkal pahanya.

    Aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kujilat dan kugigit-gigit kecil klit nya, aku memainkan lidahku dengan cepat di duburnya, naik-turun dari pantat ke klitnya, berulang-ulang sampai daerah itu basah oleh ludahku.


    “aaaaaaaaahhhh………..”, suara desahannya yang rendah, dan semakin kuat tante Vena menjambak rambutku.

    Kujilati mem*k nya seperti sedang menjilat es krim, es krim yang tidak akan pernah habis. Setelah itu aku belutut di ranjang dan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, sehingga kedua lututnya berada di dekat dengan kepalanya, selama dalam posisi kepala dan kaki dibawah tapi pantatnya terangkat seperti itu, kedua tangannya hanya bisa memegang pantatnya, menarik kekanan dan kekiri, sehingga lubang vagina dan lubang pantatnya dapat kulihat dengan jelas.

    Tangan kiriku memegang perutnya, dengan badan kutahan punggungnya supaya posisinya tidak berubah. Dan dengan jari tengah serta telunjuk tangan kanan, kumasukkan kedalam vaginanya, kedua jariku bermain-main, berputar kiri-kanan, dan keluar masuk di lobang vaginanya.

    “aaaahh… aaaahh..aaaahhh.. eennaaaakkk…”, kata tante Vena sambil memejamkan mata, membuatku semakin bersemangat memainkan vaginanya.
    “jangan berhentii…. trussss…. aaaahh…”

    Setelah cukup lama aku bermain-main dengan mem*knya, akhirnya tubuh tante Vena seperti kejang-kejang, dan bergerak-gerak dengan cepat serta kuat, sampai aku sedikit kewalahan menahan posisinya.

    “aaaah.. aaaa..aaaaaaaaaaaaahh..”, kata tante Vena, sembari tubuhnya mengejang-ngejang, lalu keluar cairan putih kental yang cukup banyak dari dalam vaginanya, membasahi tanganku dan daguku, dan menyebar ke dadaku dan perutnya, aku tidak tahu cairan apa itu, baunya pun tidak begitu sedap.
    “haah.. hah.. hah..hah..”, suaranya kecapekan, disertai keringat yang bercucuran dan tubuhnya mulai melemas.

    Tangannya pun jatuh terkulai keranjang, tante Vena terlihat seperti orang yang sudah KO.

    “Jilatin franss… jilatin yaa.. sampe bersih…”, kata tante Vena dengan manja.. Semula aku tidak mau, tapi setelah mendengar permintaan manja tante Vena, akhirnya kulakukan juga.

    Padahal penisku saja belum kumasukan kedalam vaginanya, tapi tante Vena sudah kecapekan. Tapi aku juga sebenernya sudah kecapekan berada di posisi seperti itu, tanganku sudah pegal-pegal, tapi nafsu dan semangatku masih besar, karena aku belom puas, jadi tidak boleh putus di tengah jalan.

    “hahh.. franss.. jari kamu bener-bener nakal..”, katanya
    terengah-engah.
    “sini frans..”, panggilnya sambil menarik kepalaku mendekat ke mukanya.

    Dengan begitu aku menindih badannya, dadanya yang besar itu mengganjal tubuhku, dan kubiarkan juga penisku terjepit diantara tubuh kami. Aku dapat merasakan detak jantungnnya, desahan nafasnya yang telah kecapekan. Kedua tangannya melingkar memeluk leherku, kakinya juga mengangkat dan melipat di punggungku.


    Tanganku memegang pinggangnya, meraba-raba dari atas ke bawah, dan satunya lagi mengelu-elus rambutnya yang panjang dan terurai itu. Tubuhnya benar-benar dibasahi oleh keringat. Aku sengaja menggerakkan tubuhku maju-mundur, sengaja membuat penisku yang masih tegang itu mengosok-gosok mem*knya, sengaja kuraba-raba pinggiran dadanya yang ikut berbergerak maju mundur, kulakukan supaya dapat membuatnya bernafsu lagi.

    “frans, tante suka banget cara lu ngobokin vagina tante..”, kata tante Vena memjuaku.
    “jadi gimana.. tante puas ga..”, tanyaku.
    “puas banget.. baru begitu aja tante uda kecapekan..”, katanya sambil memegang pipiku dan menatap mataku dalam-dalam.
    “tapi tenang aja.. tante masi kuat kok..”, lanjutnya menggoda.

    Tanpa banyak bicara lagi, langsung saja aku mencium bibirnya.. Petandan mulainya ronde kedua.

    “hhmmppp… hmmppp.. hemmmpp…”, desahannya menjukkan bahwa tante Vena masih bernafsu. Perlahan-lahan aku mulai merasakan putingnya mengeras kembali didadaku, tangan dan kakinya memeluk tubuhku dengan lebih erat.

    Tampaknya memang benar, nasfu dan stamina tante Vena sudah kembali.
    Cukup berapa menit saja, dan air ludah mulai memenuhi mulut kami.

    Tante Vena mendorong tubuhku kesamping, dan kamipun berganti posisi, aku dibawah dan tante Vena diatas. Disedotnya kembali semua air ludah itu, perlahan-lahan tante Vena menegakkan badannya. Tante Vena pun melakukan hal tadi, mengeluarkan air ludah itu sedikit demi sedikit ke dadaku, perutku, lalu akhirnya membanjiri tubuhnya sendiri, air ludah itu terus turun dengan cepat sampai membasahi penisku yang berada terjepit diantara bagian dalam pangkal pahanya dan tubuhku.

    Dengan senyuman dan tatapan mata nakal, tante Vena memundurkan tubuhnya, lalu membungkuk, sambil memegang penisku, tante Vena menumpahkan sisa air ludah itu ke penisku.

    “wow.. lumayan juga punya kamu yaa…”, katanya dengan bernafsu, sambil memegang erat penisku.
    “tadi sudah giliran kamu.. sekarang giliran tante buat kamu
    kecapekan..”, setelah itu, tante Vena mulai mengecup kepala penisku.

    Tangan yang satunya memegang, memainkan dan menekan-nekan, bahkan kadang digenggamnya dengan kuat buah pelirku.

    “Aaah…”, kataku karena rasa nyeri di buah pelirku.

    Dengan posisi kakiku yang terbuka lebar, tanpa banyak bicara lagi, tante Vena dengan tatapan nakalnya mulai menjilati dari pangkal batang sampai keujung penisku. Tanganku memegangi rambutnya, karena aku ingin melihat pemandangan yang tak ingin aku lewati, bagaimana tante Vena menjilati penisku dengan nafsunya. Digititnya kecil ujung penisku, rasanya geli sekali. Dikulum-kulumnya penisku, dijilatnya seperti sedang menjilat batang eskrim kenikmatan yang tidak akan pernah habis.


    Sekarang giliran buah pelirku ikut di”makan”nya, dimasukkan kedalam mulutnya bersama dengan bulu-buluku. Lidahnya bermain dengan cepat didalam mulutnya, sesekali pelirku seperti sedang dikunyah oleh tante Vena. “aaahh..”, teriakku kecil, menahan sakit.

    Penisku sudah basah sekali oleh air ludah tante Vena, nafsunya seperti sudah tidak tertahan lagi. Penisku teraa panas gara-gara bergesekan dengan mulut dan tangannya. Kepalanya naik turun dengan cepat diikuti dengan tangannya. Sesekali kepala penisku ditarik dengan kuat oleh giginya. Geli sekali.

    Cukup lama tante Vena bermain-main dengan penisku, kira-kira hampir setengah jam, akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.

    “aaaaa.. tanteeeee…”, teriakku panjang.

    Mendengar seperti itu, tante Vena makin mempercepat gerakan mulut dan tangannya. Otot kakiku sudah mengejang menahannya, akhirnya.. crrttt.. crrttt.. keluar juga spermaku. Tante Vena tidak mengeluarkan penisku dari mulutnya, dengan nafsu tante Vena menjilati semua spermaku, tidak dibiarkannya setetespun mengalir keluar. Semuanya ditelan tanpa sisa, bahkan penisku masi disedot-sedotnya. Begitu bernafsunya sampai tante Vena terlihat seperti wanita yang benar-benar kehausan akan spermaku.

    “aaahh.. punya kamu hangat sekali rasanya.. nikmat banget..”, kata tante Vena.
    “ha ha.. sekarang kita satu sama..”, lanjutnya dengan gembira, sambil menindih badanku.

    Kami berpelukan diranjang, meraba-raba tubuh. Kuelus pahanya yang mulus, sedangkan tante Vena mengelus-elus perut dan dadaku. Kami bertatapan dan memuji.

    “enak sekali tante.. tante jago banget..”, kataku, menikmati bagaimana enaknya pengalaman dioral oleh seorang wanita cantik.
    “kamu juga hebat.. tante suka de sama kamu.. bisa tahan selama itu…”, balasnya nakal.


    Aku begitu lelah, rasanya sudah tidak ada tenaga lagi. Aku melihat tante Vena, tampaknya ia juga dalam keadaan yang sama denganku.
    Tak banyak bicara, tante Vena mengecup dahiku.

    “kita bobo dulu aja ya sekarang.. tante pengen lanjut tapi lemes banget rasanya..”, katanya.
    “iya tante.. aku juga capek banget.. tante emang top..”, balasku.

    Tampak tante Vena tersipu malu dan tertawa kecil. Sebenernya nafsuku masih besar, tapi keadaan tubuhku tidak memungkinkan. Aku juga tidak mau memaksa tante Vena yang sudah sangat kecapekan.

    Begitu lemas, akhirnya kami tidur berpelukan, menghangatkan. Kupeluk erat-erat tubuh tante Vena seperti sedang memeluk bantal, aku masih ingin merasakan dadanya yang besar itu. Dengan pahanya tante Vena mengelus-elus pahaku.

    Aku merasa senang sekali mesikpun aku tidak puas malam itu.

  • Video Bokep Eropa tante pirang minta tumpangan dan dientot dimobil

    Video Bokep Eropa tante pirang minta tumpangan dan dientot dimobil


    2366 views

  • Foto Bugil Remaja Asia Mai Thai membuang celana pendek untuk menyebarkan pantat & mengekspos vagina botak

    Foto Bugil Remaja Asia Mai Thai membuang celana pendek untuk menyebarkan pantat & mengekspos vagina botak


    1885 views

    Duniabola99.com – foto gadis asia Mai Thai melepaspakaiann ketarnya menampilkan toketnya yang kecil dan juga pantatnya yang behenol dan memeknya yang bertindik dan melakukan gesekan gesekan kememeknya dengan celana dalam pinknya,.

  • Foto Ngentot Riley Reid dan Elsa Jean makan vagina di penjara sebelum threesome

    Foto Ngentot Riley Reid dan Elsa Jean makan vagina di penjara sebelum threesome


    2076 views

    Duniabola99.com – foto 2 cewek cantik Riley Reid dan Elsa Jean yang lagi dipenjara saling menjilat memek sebemul datang petugas yang berpenis besar dan mengentot threesome yang sangat hot dan saling merebut air mani. Fortunebet99

  • Foto Bugil cewek Manis latin membuka baju dan membuat narsis di kamar mandi

    Foto Bugil cewek Manis latin membuka baju dan membuat narsis di kamar mandi


    2042 views

    Duniabola99.com – foto cewek latin manis toket gede suka selfie bugil didepan cermin dan menampilkan bodynya yang hot dan memeknya yang berbulu tipis dan dicukur rapi.

  • Foto Ngentot cewek kurrus toket ramaja menghisap kontol gede

    Foto Ngentot cewek kurrus toket ramaja menghisap kontol gede


    1685 views

    Duniabola99.com – foto pelacur kurus cantik bertoket gede ngentot dengan pria berbadan besar tegap yang memiliki kontol besar dan menembakkan sperma yang banyak kemukanya. Situs Judi Terbesar

  • Asian Amateur Hardcore With Curvy Yumi Tanaka

    Asian Amateur Hardcore With Curvy Yumi Tanaka


    1663 views

  • Video bokep Airi Miyazaki didapur suka sepong kontol kecil

    Video bokep Airi Miyazaki didapur suka sepong kontol kecil


    2420 views

  • Hentai001

    Hentai001


    1735 views

  • Kisah Memek Ngeseks Dengan Pelayan Panti Pijat

    Kisah Memek Ngeseks Dengan Pelayan Panti Pijat


    3086 views

    Duniabola99.com – Dari sekian banyak aku menyetubuhi wanita, hanya dari Yanti (nama yang kusamarkan) aku mendapatkan experience nikmat. Sungguh nikmat. Yanti, 23 tahun, lebih tinggi dariku, kira-kira 167-an, bentuk tubuh yang proporsional dengan tingginya, dada membusung cukup besar, dan vagina yang lumayan masih ada ‘rem’nya. Aku katakan lumayan karena sebagai profesional biasanya ‘longgar’. Ia kerja di “C” massage di kawasan Cibadak, Bandung, sebagai ‘pemijat’. Tentu saja ‘jabatan’ ini hanya kamuflase, profesi sesungguhnya ya… melayani konsumen yang butuh seks. Bagiku, tubuh Yanti ini nyaris ideal, kecuali satu : kulitnya tak begitu putih. Sawo teranglah.


    Awalnya aku memilih Yanti karena caranya duduk di ‘etalase’ serta belahan dadanya yang mengundang. Waktu itu ia mengenakan gaun malam ketat panjang warna hitam dengan belahan bawah yang nyaris sampai pangkal paha serta dada rendah yang hanya ditopang dua utas tali yang melingkari sepasang bahunya yang terbuka. Aku sempat khawatir jangan-jangan tali-tali itu tak mampu menahan beratnya sepasang buah yang seakan ‘meledak’. Model gaun ini memamerkan 55 % daging buah-buah bulat itu. Dua senti lagi ke bawah pasti putingnya terlihat. Aku segera memilihnya apalagi ‘pemandu’ di situ menyebutkan dari mana Yanti berasal : Madura !

    Aku sebetulnya kurang menyukai pelayanan yang standar di tempat ‘pijat’ ini. Begitu mengunci kamar, si pemijat langsung mencopoti pakaiannya sampai telanjang bulat, lalu digantinya dengan balutan handuk. Kita disuruhnya telanjang juga kemudian dimandikan sebelum ia mandi sendiri. Di setiap kamar ada shower-nya. Mauku sih, pakaian dibuka satu-persatu dan pelan-pelan sehingga ada unsur exciting. Aku punya cara tersendiri dalam menikmati buah dada. Sebelum membuka BH, aku biasa menciumi daerah kedua ‘buah’ yang tak tertutup kutang – syaratnya : dada itu harus cukup besar. Lalu tali BH kutarik ke bawah sampai putingnya cukup nongol buat dicium dan disedot. Baru cup-nya dilepas, satu-persatu tentu saja. Enak juga menciumi bagian buah bawah puting. Dengan Yanti aku tak sempat menikmati kegemaranku itu.

    Cara Yanti memandikanku cukup membuat penisku bangkit. Setelah seluruh tubuhku (kecuali kepala) diguyur, ia menyabuni daerah dada, perut, kelamin, dan paha depan. Di daerah kelamin ia menyabuni dengan begitu teliti, mulai dari pangkal, leher, dan kepala penis, kantung pelir dan sekitarnya sehingga penisku mulai bangun. Serasa aku dimasturbasi ketika ia secara berulang menggosok seluruh batang penisku. Kelak aku baru tahu kenapa hanya daerah-daerah itu saja yang ia sabuni.


    Setelah Yanti selesai mandi juga, disuruhnya aku berbaring terlentang di ranjang. Enak saja ia memerintah, padahal aku yang bayar. Anehnya, aku nurut saja. Kemudian ia merangkak di atas tubuhku dan mulai menciumi dan menjilati dadaku. Daerah puting mendapat jilatan yang intensif. Di sini kesempatanku meremas dadanya yang ternyata cukup kenyal. Jilatan diteruskan ke bawah, perut, kemudian paha sampai lututku, kelamin dilewati ! Tapi tunggu dulu. Setelah lutut ia kembali ke atas, ke paha, baru ke penisku. Inilah yang disebut ‘mandi kucing’. Ia menjilati seluruh area tubuhku yang ia sabuni tadi !

    Jilatan di daerah kelamin yang paling seru. Lidahnya menelusuri seluruh batang penisku.

    Dikemotnya buah zakarku, bahkan jilatannya sampai ke daerah di bawah kantung zakar.

    Kontan ereksiku makin kencang. Lalu dikecupnya ujung kepala penisku, sebelum ia secara perlahan dan bertahap memasukkan seluruh batang penis ke mulutnya. Kepala Yanti bergerak naik turun berirama, aku merem-melek menikmati permainan oral-sexnya. Baru beberapa kali kocokan, mulutnya melepas penisku.

    “Jangan dikeluarin dulu, ya Mas,” katanya.
    “Ya..ya……. terusin,” perintahku cepat, khawatir kehilangan moment sedap ini.

    Kembali ia mengulum, keluar-masuk. Tapi aku tak boleh terlalu berlama-lama. Benar juga kekhawatiran Yanti. Aku mulai merasa geli-geli di ujung sana.
    “Udah…udah….geli,” kataku.
    Yanti melepas, sehingga aku punya kesempatan untuk mengontrol diriku agar tak sampai puncak. Barusan rasa-rasanya maniku hampir tumpah.

    Yanti lalu mengambil posisi, terlentang membuka kaki, siap. Aku bertumpu pada lutut, siap masuk. Posisi standar, memang. Tapi aku mengurungkan niat untuk masuk sekarang. Aku tadi belum sempat menikmati buah dadanya, sekaligus aku ‘mencuri’ waktu untuk sedikit meredakan diri. Buah kembar itu kulumat. Putingnya kusedot. Dia menolak ketika aku mencicipi kekenyalan daging dadanya dengan menggigit. Cukuplah. Aku sudah tak sabar kepingin merasakan lubang vaginanya. Kembali aku bertumpu pada lututku. Yanti membuka lebar kakinya. Tapi aku tak mau posisi yang ‘terlalu standar’, kulipat pahanya ke atas. Kutempatkan kepala penisku yang tegang ke mulut vaginanya. Kudorong perlahan. Aku masuk, mulai mengocok naik-turun, Yanti menggoyang kiri-kanan. Vaginanya lumayan, masih ada sedikit ‘hambatan’. Tiba-tiba di tengah kocokan, Yanti menahan pantatku pada posisi masuk. Maksudnya, supaya aku berhenti mengocok. Selanjutnya, penisku merasakan jepitan berirama di dalam sana. Waaahhhh…. sedapnya. Sensasi baru ! Yanti mampu memainkan lubang dalam vaginanya, sehingga kita yang di dalam merasakan denyutan beraturan !


    “Enak, Mas ….?” tanyanya sambil senyum. Kurang ajar !

    Aku kembali ‘memompa’ setelah mendapatkan isyaratnya melalui pantatku. Setelah beberapa kali kocokan, kembali aku mendapatkan ‘bonus denyutan’ dari Yanti. Mungkin inilah sebabnya pemandu di depan tadi memberiku ‘rekomendasi’ bahwa Yanti berasal dari Madura. Padahal dari percakapan singkat dengan Yanti tadi aku mengenali logat bicaranya dari daerah Jawa Timur, bukan Madura. Ketrampilan Yanti memainkan vaginanya dijual dengan label merek “Madura”. Ah.. peduli amat, yang penting rasanya Bung !

    Denyutan kedua ternyata mempercepat prosesku menuju puncak. Aku mencoba bertahan dengan memperlambat gerakanku, tapi tak berhasil. Rasa geli tak tertahankan lagi. Makanya, aku malah mempercepat kocokanku…… dan……… Aku mengejang. Aku melayang….. Tumpah….. Kutumpahkan semuanya……..! Lalu rebah… lemas.

    Pembaca, walaupun persetubuhan yang barusan kulakukan itu sedap, tapi bukan persetubuhan itu yang aku sebut di awal tulisan ini sebagai experience nikmat bersama Yanti. Hubungan kelamin ronde kedua dengan Yantilah yang memberiku pengalaman tak terlupakan. Begini ceritanya.

    Setelah beberapa saat aku tergolek melepas lelah, aku bangkit ke shower untuk mandi. Pemandu di depan tadi mengatakan bahwa meskipun tarif yang berlaku itu all-in, tapi hanya termasuk sewa kamar untuk single shot selama satu jam. Jadi aku siap-siap untuk pulang. Tapi Yanti menahanku.

    “Mas, sekali lagi yuk, Mas ambil double aja,” ajaknya.
    Artinya, aku dapat waktu sejam lagi untuk ‘tembakan’ kedua dan membayar 2 kali tarif.
    Kalaupun aku ingin main lagi, lebih baik aku ke depan mengambil orang lain. Pertimbangannya adalah dengan membayar yang sama, aku bisa ‘merasakan’ yang lain.
    Ngapain dengan orang yang sama, walaupun enak. Lain orang lain pula sensasinya. Tapi janji Yanti membuatku berpikir.
    “Nanti saya kasih gaya baru, deh Mas,” janjinya.
    “Yang nyut-nyut kaya tadi ?” tanyaku.
    “Nyut-nyutnya tetap, tapi posisinya beda, lebih sedap, deh,” promosinya.
    “Beda gimana ?”
    “Susah diomongin, pokoknya coba deh, ditanggung Mas puas.”

    Aku ragu-ragu. Di ronde kedua biasanya aku bisa lebih lama, hanya aku perlu waktu untuk bisa bangkit lagi. Kulirik penisku, mengecil dan terkulai. Perlu waktu dan stimulasi intensif untuk membangunkan sampai tegang keras.


    “Lihat, tuh,” kataku sambil mataku ke penis.
    “Ahh…gampang, aku ‘kan ‘ahli pembangunan’, OK Mas ?” Aku mengangguk. Segera ia meraih gagang aiphone.
    “Ini Yanti, double,” info singkatnya kepada front desk.
    “Yuk saya mandiin dulu,” katanya sambil menarik tanganku.
    “Posisi yang gimana sih,” tanyaku penasaran sewaktu Yanti menggosoki batang kemaluanku.
    “Nanti dong…kita praktekin…” jawabnya sambil mulai meng-onani. Penis itu belum bangun juga, cuma sedikit membesar. Perlu waktu, aku bilang juga.

    Mandi yang persis seperti tadi pun selesai. Aku diberinya handuk baru. Yanti mulai mengguyur tubuhnya. Tiba-tiba aku ada ide. Kuambil sabun di tangan Yanti, lalu kusabuni tubuhnya, mulai dari buah dada. Ia tak menolak. Puting itu mengeras, mungkin karena kedinginan. Soalnya, saya tahu jarang profesional yang bisa ikut menikmati pelayanan yang diberikan. Dari dada, tanganku langsung ke selangkangan dan telunjukku memainkan ‘pintu’ vaginanya. Aku mulai terangsang, barangku mulai bergerak naik, walau belum keras. Sayangnya, adegan mandi selesai.

    Kembali ia menjilati dadaku setelah aku terlentang, tapi kali ini aku mau ia langsung saja ke sasaran : penisku, yang ‘turun’ lagi setelah kami selesai mandi. Kini ia aktif mengulumi, bahkan menyedot-nyedot, pelan-pelan penisku bangkit lagi. Apalagi setelah lidahnya mengkilik-kilik ‘leher’ penisku. Aku tegang mengeras. Yanti tahu kini saatnya untuk mulai, ia lepas kulumannya, lalu berbaring, bukan terlentang, tapi menghadap ke kanan, miring.

    “Kita mulai posisi baru, ya Mas,” ujarnya.

    Tidur miring ke kanan, kaki dan tangan kanannya ada di bawah. Lalu lutut dan paha kirinya ia tarik ke atas menampakkan vaginanya.

    “Ayo… masuk, Mas,” perintahnya.

    Gimana nih caranya, pikirku. Lutut kiriku bertumpu di antara pahanya yang terlipat dan lutut kananku menumpu pada belakang pahanya (ingat, ia tidur miring menghadap ke kanan). Mudah-mudahan Anda bisa membayangkan posisi kami ini. Aku mulai menusuk. Agak susah masuknya, Bung ! Maklum, dengan posisi begini lubang vaginanya menyempit. Jelas, lebih lezat rasanya dibandingkan ronde pertama tadi. Aku mulai memompa dalam posisi begini, aneh tapi sedaaap !


    “Gimana…..Mas…..?” tanyanya terengah.
    “Sedaaaap……..!” jawabku tak kalah ngos-ngosan.
    Gesekan dinding vaginanya begitu terasa pada setiap inci batang penisku. Tiba-tiba….
    “Stop dulu Mas.”
    “Kenapa…..” Aku berhenti pada posisi tanggung, batang masuk setengah.
    “Masukin Mas.” Kini seluruh batang tenggelam.

    Perlahan ia meluruskan kaki kirinya yang selama ini terlipat. Wow… penisku serasa terpilin oleh gerakannya itu. Lalu, perlahan pula ia gerakkan tubuhnya menjadi tengkurap ! Aku ngikut aja.

    “Jangan sampai lepas…. Mas.”

    Bukan main. Yanti tengkurap sempurna, sementara aku menusuknya dari belakang ! Biasanya, kalau saya main doggy style begini cewekku posisinya merangkak, tapi ini tengkurap ! Kok bisa ya ? Tentu saja lebih rapat dan lebih nikmat !


    Dengan berpegangan pada pantatnya yang padat berisi aku menggenjot lagi. Kadang bertumpu pada lututku, kadang menindih tubuhnya sambil tanganku merayapi dadanya yang tersembunyi. Entah berapa lama aku menggenjot, rasanya masih jauh menuju puncak. Belum ada rasa geli, masih lezat dan sedikit linu ! Kocokan kupercepat…… makin cepat. Sejenak terasa ‘greng’ seluruh tubuhku. Tangan kakiku capek karena gerakan mengocok, aku istirahat sebentar. Dan…. nyut… nyut… nyut… Lagi-lagi Yanti mempraktekkan ketrampilan vaginanya. Geli-geli enak ! Ketrampilan yang membuatku ‘naik’. Genjot lagi. Kocok lagi. Hampir nih. Lagi dan lagi. Akhirnya………. kusemprotkan kuat-kuat sambil terkejang-kejang. Aku terbang melayang ………….! Lalu lemas. Lemas karena kenikmatan.
    Anda boleh mencoba teknik di atas kepada pasangan anda, entah itu istri, pacar, simpanan, atau apapun. Cuma, hati-hati kalau anda mau mencoba dengan isteri sah anda. Sampaikan bahwa teknik ini saya dapatkan dari buku. Kalau tidak, jangan-jangan isteri Anda nanti akan bilang :”Dapet pelajaran dari Yanti, ya…” Anda paling-paling akan bisa menjawab : “Lho, kok tahu…?”

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Sex dengan Istri pamanku

    Kisah Memek Sex dengan Istri pamanku


    2228 views

    Duniabola99.com – Aku mempunyai seorang paman yang belum menikah. Pamanku ini bisa dibilang banyak istri. Hal ini disebabkan karena pamanku adalah pengusaha kaya tapi ia terlalu cerewet dalam memilih pendamping hidupnya. Sebenarnya ia telah banyak diperkenalkan dgn wanita-wanita muda oleh keluargaku, tetapi tetap ia bilang inilah itulah, semuanya cocok dgn matanya, katanya.


    Sampai pada suatu saat, ketika aku kebetulan sedang bertamu ke rumahnya, datang istri pamanku dgn seorang wanita yang sangat cantik dan Seksi, semampai, langsing, pokoknya kalau menurut saya, layak dikirim untuk jadi calon miss universe.

    Kemudian kami diperkenalkan dgnnya, wanita itu bernama Dina, ternyata namanya pas sekali dgn wajahnya yang memang Dina itu. Ia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu. Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Dina memang enak untuk diajak ngobrol. Dan aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dgnnya, karena aku tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Dina.

    Tapi tidak demikian halnya dgn Dina. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika aku berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aku mulai berpikir jangan-jangan Dina lebih menyukaiku. Tapi aku tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan aku yang hendak dijodohkan. Tapi aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aku tidak terlalu memikirkannya.

    Tidak terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebelum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, aku langsung pergi ke WC dulu karena aku sudah kebelet. Sebelum aku menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah Dina.

    “Eh, ada apa din?”

    “Enggak, gua pengen kasih kartu nama gua, besok jangan lupa telpon gua, ada yang mau gua omongin, oke?”

    “Kenapa enggak sekarang aja?”

    “Jangan, ada paman elu, pokoknya besok jangan lupa.”

    Setelah acara makan malam itu, aku pun pulang ke rumah dgn seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Dina sih. Tapi aku tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti aku bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.


    Besoknya saat istirahat makan siang, aku meneleponnya dan bertanya langsung padanya.

    “Eh, apa sih yang mau elu omongin, gua penasaran banget?”

    “Eee, penasaran ya, Tonn?”

    “Iya lah, ayo dong buruan!”

    “Eh, slow aja lagi, napsu amet sih elu.”

    “Baru tahu yah, napsu gua emang tinggi.”

    “Napsu yang mana nih?” Dina sepertinya memancingku.

    “Napsu makan dong, gua kan belum sempat makan siang!”

    Aku sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu aku ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya aku sambil makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjaku, karena saat itu pasti bosku pergi makan keluar, jadi aku bebas surfing di internet, gratis lagi.

    “Yah udah, gua cuma mau bilang bisa enggak elu ke apartment gua sore ini abis pulang kerja, soalnya gua pengen ngobrol banyak sama elu.”

    Aku tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.

    Lalu kataku, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?”

    “Karena gua mau kasih surprise buat elu.” katanya manja.

    “Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar gua ke tempat elu, kira-kira jam 6, alamat elu di mana?”

    Lalu Dina bilang, “Nih catet yah, apartment XX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XX (edited), jangan lupa yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”

    “Bye-bye Tonn.”


    Setelah telepon terputus, lalu aku mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa aku menyentuhnya nanti, tetapi langsung aku berpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dgn pamanku. Lalu aku pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.

    Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu aku pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjaku di Roxymas. Sesampainya di sana, aku pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, aku pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruanganya.

    Langsung saja kutepuk pundaknya, “Hai, baru sampe yah, Yu..”

    Dina tersentak kaget, “Wah gua kira siapa, pake tepuk segala.”

    “Elu khan kasih surprise buat gua, jadi gua juga mesti kasih surprise juga buat elu.”

    Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal elu yah, awas nanti!”

    Kujawab saja, “Siapa takut, emang gua pikirin!”

    “Ayo masuk Tonn, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.

    Ketika aku masuk, aku langsung terpana dgn apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dgn tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dgn gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku.

    Sambil aku berkeliling, Dina berkata, “Mau minum apa Tonn?”

    “Apa saja lah, asal bukan racun.” kataku bercanda.

    “Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh.” kata Dina sambil tertawa.

    Sementara ia sedang membuat minuman, mataku secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Tonn, kalo elu mau nonTonn, setel aja langsung..!”


    Aku tersentak ketika ia ngomong seperti itu, lalu kubilang, “Apa gua enggak salah denger nih..?”

    Lalu katanya, “Kalo elu merasa salah denger, yah gua setelin aja sekarang deh..!”

    Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aku ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.

    “Duduk sini Tonn, jangan bengong aja, khan udah gua bilang anggap aja rumah sendiri..!” kata Dina sambil menepuk sofa menyuruhku duduk.

    Kemudian aku pun duduk dan nonTonn di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya aku pun buka mulut, “Eh Yu, tadi di telpon elu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau elu ngomongin..?”

    Dina tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aku pun tidak berusaha untuk melepaskannya.

    Agak lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, “Elu tau Tonn, sejak kemarin bertemu, kayaknya gua merasa pengen menatap elu terus, ngobrol terus. Tonn, gua suka sama elu.”

    “Tapi khan kemarin elu dikenalkan ke Paman gua, apa elu enggak merasa kalo elu itu dijodohin ke Paman gua, apa elu enggak lihat reaksi Paman gua ke elu..?”

    “Iya, tapi gua enggak mau dijodohin sama Paman elu, soalnya umurnya aja beda jauh, gua pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya elu aja yang dijodohin ke gua..?” kata Dina sambil mendesah.

    Aku pun menjawab, “Gua sebenarnya juga suka sama elu, tapi gua enggak enak sama Paman gua, entar dikiranya gua kurang ajar sama yang lebih tua.”

    Dina diam saja, demikian juga aku, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Dina tidak melepaskan genggamannya. Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaku, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dgn pelan, “Dina, gua cinta elu.”

    Ia tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Dina pun lalu membalasnya sambil memelukku erat-erat. Tanganku tidak tinggal diam berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun tidak sebesar punyanya bintang film porno. Dina menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya.

    Kemudian aku berusaha membuka satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas pDinadara yang masih terbungkus BRA itu.

    “Aaahh, buka aja BH-nya Tonn, cepat.., oohh..!”

    Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.


    “Esshh.. ouwww.. aduhh.. Tonn.. nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”

    Setelah bosan dgn pDinadaranya, lalu kubuka seluruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aku melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dgn kedua tanganku.

    “Aouww Tonn, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggelDinat manja melingkari leherku.

    Kemudian kuletakkan Dina pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aku menindih tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dgn mesranya sambil berpelukan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dgn lembut, Dina mendesah-desah nikmat. Tidak lama aku bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Dina menggeliat kegelian.

    “Aduh Tonn, elu ngerjain gua yah, awas elu nanti..!”

    “Tapi elu suka khan? Geli-geli nikmat..!”

    “Udah ah, jilati aja memek gua Tonn..!”

    “Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”

    Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Dina menggoyang-goyangkan pinggulnya dgn liar seakan-akan tidak mau kalah dgn permainan lidahku ini.

    “Oohh esshh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohh.. nikmat sekali..!”

    Agak lama juga aku bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.

    “Tonn, masukkin aja titit elu ke lobang gua, gua udah enggak tahan lagi..!”

    dgn segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aku baru tahu ternyata dia masih perawan.

    “Dina, apa elu tidak menyesal perawan elu gua tembus..?”

    “Tonn, gua rela kalau elu yang ngambil perawan gua, bagi gua di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”

    Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dgn kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.

    “Aduh sakit Tonn, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.

    Aku pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.

    “Pelan-pelan Tonn, masih sakit nih..!” katanya meringis.

    Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Dina sangat menikmati sekali permainan ini.


    Tidak lama kemudian ia mengejang, “Tonn, aa.. akuu.. mau keluarr.., teruss.. terus.., aahh..!”

    Aku pun mulai merasakan hal yang sama, “Yu, aku juga mau keluar, di dalam atau di luar..?”

    “Keluarin di dalem aja Sayang.. ohh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.

    Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Oohh.. sshh.. sshh.. sshh..”

    Ternyata dia sudah keluar, aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.

    “Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..!”

    Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah spermaku ke dalam liang surganya.

    Saat terakhir air maniku keluar, aku pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dgn jelas aku dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.

    “Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuanku itu.

    Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpelukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.

    Lalu ia berkata kepadaku, “Tonn, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Tonn, gua sangat sayang pada elu.”


    Aku diam sejenak, lalu kubilang begini, “Gua juga sayang elu, tapi elu mesti janji tidak boleh meladeni paman gua kalo dia nyari-nyari elu.”

    “Oke boss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memelukku lebih erat.

    Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aku datang ke tempat kerjanya dan melakukannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang. Kadang ia juga ke tempat kerjaku untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya tiap kali Dina ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Dina, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.

    Aku dan ia sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dgn pamanku itu. Sampai saat ini aku masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aku ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya keluarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aku dapat enaknya juga.

  • Kisah Memek Keperawananku hilang di renggut kedua temanku

    Kisah Memek Keperawananku hilang di renggut kedua temanku


    2534 views

    Duniabola99.com – Perkenalakan Namaku Sherly. Aku seorang siswi SMU baru saja lulus yang bisa dibilang memiliki wajah cantik, bohay, dan menggiurkan. Ditambah lagi aku ini adalah blesteran, jadi aku juga memiliki bentuk tubuh yang proposional, pokoknya aku ini selera para cowok.


    Disini akau akan menceritakan cerita sex nyata yang aku alami ketika aku baru saja merasakan rasanya menjadi anak SMA. Cerita Sex ini adalah pengalaman Sex saya ketika aku masih kelas satu SMA. Oke kita mulai saja cerita sex saya dari sini.

    Pada awal masuk sekolah SMA, mata pelajaran yang diberikan pada para siswa belum terlalu padat, karena memang kami masih dalam masa transisi dari murid smp menjadi Siswa/siwi SMA. Jujur saja nih para pembaca, aku tidak pernah membayangkan karena aku bisa diterima di SMA yang bisa dibilang favorit di Jakarta ini.

    Sudah lama sekali aku menanti momemn ini, yaitu momen Diamana aku bisa memakai seragam putih abu-abu. Seragam SMA ini memiliki model rok dan baju yang bisa membuatku kelihatan lebih Sexy dan menggemaskan. Pada awal-awal aku masuk sekolah, aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang cowok satu kelasku, panggil saja namanya Ragil.

    Saking terpesonanya, baru membayangkan wajahnya saja aku sudah terangsang, nggak kebayang deh kalau aku bisa jadi ceweknya dan bisa bercinta denganya,hha. Aku in seorang cewek ABG yang bisa dibilang Hypersex. Kenapa aku berkata sepeti itu, jujur saja para pembaca, aku ini sering melakukan masturbasi atau memuaskan diri sendiri dengan jari-jariku,hhe.

    Masturbasi adalah hal yang sangat nikmat menurutku, yah maklumlah aku hanya bisa bermasturbasi saat itu. Hal ini sering aku lakukan ketika aku sedang horny. Apalagi pada saat itu usiaku memasuki usia-usia pertumbuhan, hhe. Mastubasi sering aku lakukan bahkan hamper seetiap hari ketika aku mulai suka pada Ragil. Aku sering masturbasi sembari berfantasi seolah-olah sedang bercinta dengan Ragil.


    Walaupun aku sering bermasturbasi, namun belum pernah sama sekali berhubungan intim dengan seorang laki-laki. Entah setan apa yang masuk ke dalam fikiranku hari itu aku berencana untuk menyatakan cinta kepada Ragil. Pada sampai waktunya, ketika pada jam istirahat aku-pun memanggil Ragil,

    “ Gil, Gue nggak tau gimana ngomongnya, Gil Gue sayang sama Loe, Loe mau kan jadi cowok Gue?,

    ” ucapku dengan rasa malu dan deg-degkan.

    Saat itu Ragil hanya tersenyum saja. Setealah aku mengucapkan rasa cintaku kepada Ragil sebenarnya saat itu aku merasa sangat malu sekali, aku merasa diriku seperti ditelanjangi di dalam kelas, huh,

    “ Nanti aja ya Gue jawabnya pas pulang, ” jawabnya singkat penuh misteri lalu pergi begitu saja.

    Pada saat itu dalam hatiku bertanya-tanya, ( bagimana kalau Ragil sampai nolak Gue, pasti Gue bakal jadi bahan olokan di dalam kelas ) sungguh saat itu aku merasakan risau yang luar biasa, berbagai pertanyaan terus mengalir didalam otaku, untung saja pelajaran belum begitu maksimal. Singkat cerita bel pulang pun berbunyi.

    Setelah terdengar Bel sekolah berbunyi, seketika itu jantungku berdetak sangat cepat. Ketika itu yang bisa aku lakukan hanya duduk menunggu di bangkuku, aku tidak memiliki keberanian untuk menghampiri Ragil dan menanyakan jawabannya. saat kelas sudah berangsur sepi Ragil menghampiriku,

    “ Bentar ya Sher, Gue keluar sebentar, ” ucapnya.

    Saat itu aku hanya mengganguk saja dan menunggu sendirian di kelas, dalam hatiku berkata ( apa jangan-jangan Ragil menunggu sekolah sepi agar dia bisa mengajaku bercinta?) dalam fikiranku hanya dipenuhi dengan bertanya-tanya sendiri, sampai-sampai aku sama sekali tidak bisa berpikir sehat lagi. dalam penantianku tiba-tiba ada orang datang.


    Aku kecewa karena bukan Ragil yang datang melainkan Agus dan Dimas dari kelas 1 C. mereka menghampiriku, Agus didepanku dan Dimas disampingku. perlu diketahui mereka bisa dikatakan sangat jauh dari tampan. dengan kulit yang hitam dan badan yang kurus kering, aku rasa akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan pacar di sekolah ini,

    “ Ehemm… kog belum pulang Loe Sher, lagi nugguin seseorang ya Loe ?, ” Tanya Agus.

    “ Mmmm, kog loe tau sih, ” tanyaku penasaran.

    “ Tahu dong, soalnya tadi tadi Ragil cerita sama kita, hhe… ” jawabnya.
    Huh… apa-apaan nih si Ragil pake acara cerita segala lagi sama 2 orang ini, ucapku dalam hati,

    “ Oh iya, Loe suka kan Sher sama Ragil?, ” ucap Agus mengejutkanku.
    Saat itu aku hanya bisa terdiam saja,

    “ Hemmm, ditanya kog diem aja sih?, ” ucap Dimas menimpa.

    “ Auk ah, males jawabnya, ” jawabku pada mereka.

    Kini aku-pun dipenuhi dengan perasaan kesal, walaupun aku sangat kesal sekali namun aku harus menahan amarahku karena fikirku Dimas dan Agus adalah teman dekat Ragil,

    “ Kog loe bisa suka ma Ragil sih Sher?, ” tanya Dimas namun kali ini sambil merapatkan duduknya kepadaku dan menaruh tangannya di pahaku.

    “ Ragil ganteng dan nggak kurang ajar kayak loe !!!, ” ucapku sembari menyingkirkan tangan Dimas dari pahaku.


    “ kurang ajar kaya gimana maksud loe?, ” tanya Dimas lagi sambil menaruh tangannya lagi di pahaku dan mulai mengelus-elusnya.

    “ Nggak nyadar juga Loe, Loe nggk sopan contohnya kayak gini !!!, ” ucapku tegas sembari menunjuk tangannya namun tidak menepisnya karena aku mulai terangsang dan berpikir mungkin mereka disuruh Ragil.

    “ Tapi enak kan?, ” kali ini Agus ikut bicara.
    Dimas mulai meraba-raba pangkal pahaku, saat itu aku pura-pura berontak padahal dalam hati aku ingin dia melanjutkannya, lalu,

    “ Udah jangan sok berontak, ” kata Agus sambil menunjukkan cengiran lebarnya.
    Semakin lama karena raba’an itu, secara otomatis aku-pun membuka lebar pahaku,

    “ Tadi bilang kita kurang ajar, eh skarang malah ngangkang, ” ucap Dimas.

    “ Nantangin yah kita kamu Sher ?, ” kata Agus.

    Tanpa banyak bicara Agus-pun menggeser bangku di depan mejaku dan mulai masuk ke kolong mejaku. sekarang Dimas berganti mengerjai buah dadaku, tangan kirinya mengusap payudara kananku sedangkan mulutnya menciumi dan menghisap payudarakiriku sehingga seragamku basah tepat di daerah payudaranya saja.

    Agus yang berada di kolong meja menjilat-jilat paha sampai pangakal pahaku. Sesekali lidahnya menyentuh Vagina-ku yang msh terbungkus celana dalam tipisku yang berwarna putih. perbuatan mereka membuatku menggelinjang dan sesaat membuatku melupakan Ragil. Dimas melepas kancing kemeja seragamku satu persatu dan kemudian melempar seragam itu entah kemana.

    Merasa kurang puas dia pun melepas dan melempar BH-ku. lidahnya bergerilia pada putting susu-ku membuatnya menjadi semakin membesar. “ Sssss… Oughhh…hh… Dim udah dong, gimana nanti kalau ketahuan orang, Aghhhh… ” ucapku.

    “ Tenang aja guru dan mjurid lainya pasti udah pada pulang kog, ” kata Agus dari dalam rokku.

    Sementara Dimas sibuk dengan Vagina-ku, Dimas terus memainkan kedua buah dadaku memilinnya, meremas, memghisap, bahkan sesekali menggigitnya. aku benar-benar tak berdaya saat ini, tak berdaya karena nikmat. aku merasakan ada sesuatu yang basah mengenai vaginaku, aku rasa Agus menjilatinya. aku tak dapat melihatnya karena tertunamun oleh rokku.

    Perlakuan mereka sungguh membuatku melayang, saat itu yang kurasakan kewanitaan-ku sudah amat basah dan Agus menarik lepas celana dalamku dan melemparnya juga. Dia menyingkap rokku dan terus mnjilati kewanitaan-ku. tak berapa lama aku merasa badanku menegang. aku sadar aku akan
    klimaks. aku merasa amat malu karena menikmati permainan ini.


    Aku melenguh panjang, setengah berteriak, aku mengalami klimaks di depan 2 orang buruk rupa yang baru aku kenal,

    “ Wkwkwkwk… ” suara tawa Agus dan Dimas bersamaan.

    “ Ternyata Loe suka juga yah Sher ?, ” ucap Dimas sambil tertawa.

    “ Jelas dong Dim, waktu dia masih SMP-kan dia terkenal bispak, wkwkwk…” sambung Agus.

    Benar-benar ucapan mereka membuat telingaku panas saat itu, namun aku biarkan saja ucapan mereka berlalu begitu saja, karena pada saat itu aku sungguh menikamti suasana hot itu. Tak lama setelah itu mereka berdua-pun mengangkat dan menelentangkanku di lantai. Satu-persatu mereka-pun mulai membuka pakainnya,

    Wow, baru pertama kalinya aku melihat kejantanan secara langsung, biasanya aku hanya melihat di Film-film dewasa saja. Agus membuka lebar pahaku dan menaruh kakiku di atas pundaknya. pelan2 ia memasukkan kejantanan-nya ke liang kewanitaan-ku,

    “ Oughhh…, sakit lik, ” teriaku “ tenang Sher, entar juga lo keenakan, ” kata Agus , ” ketagihan malah “ sambung Dimas, ”

    Secara perlahan dia mulai menggenjotku, saat itu rasanya perih-perih sakit namun nikmat. Sementara Dimas meraih tanganku dan menuntunnya ke kejantanan miliknya. Dia memintaku mengocoknya. Agus memberi kode kepada Dimas, aku tidak mengerti maksudnya. Dimas mendekatkan kejantanan-
    nya kemulutku dan memintaku mengkulumnya.

    Aku mejilatinya sesaat dan kemudian me masukkannya ke mulutku,

    “ Isep kontol Gue kuat-kuat Sher, ” ucapnya.

    Mendenagr perintahnya, aku-pun mulai menghisap dan mengocoknya dengan mulutku. tampaknya ini membuatnya ketagihan. Dia memaju mundurkan pingangnya lebih cepat. Disaaat bersamaan Agus menghujamkan kejantanan-nya lebih dalam,

    “ Eummm… Ughhhh…. Sssssss… Aghhhh…., ” desah nikmat bercampur nyeri dan perih.

    Rasanya saat itu aku ingin sekali berteriak, namun apa boleh buat saat itu mulutku dipenuhi oleh kejantanan Dimas. Rupanya arti dari kode mereka ini, agar aku tak berteriak. Pada saat itu aku sadar bahwa keperawanan-ku telah direnggut oleh Dimas dan Agus. Entah ini suatu kenikmatan atau suatu hal yang menyesatkan. Lalu,

    “ Ternyata masih ada juga nak SMP 15 yang masih perawan, ” ucap Agus.

    “ Memang benar-benar nikmat memek cewek virgin Gus, ” kata Dimas.


    Pada saat itu mereka berbicara dengan posisi menggenjot liang senggamaku dengan liarnya. Tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap kejantanan Dimas juga semakin cepat. Tidak lama aku klimaks untuk yang kedua kalinya. akupun menjadi sangat lemas namun karena goyangan Agus semakin liar aku pun juga tetap bergoyang dan meghisap kejantaan Dimas dengan liarnya.
    Tidak lama kemudian Agus menarik keluar kejantanan-nya dan melenguh panjang disusul derasnya semburan air mani-nya diatas perutku. dia merasa puas dan menyingkir. Kira-kira setelah 30 menit aku menghisap kejantanan Dimas namun dia tak kunjung klimaks juga. Dia mencabut kejantanan dari mulutku, aku pikir dia akan klimaks namun aku salah.

    Ternyata dia telentang dan memintaku naik diatasnya, kini aku ngentot dengan gaya WOT (woman on top). Aku berpegangan pada dadanya agar tidak jatuh, sedangkan Dimas leluasa meremas susuku.
    sekitar 10 menit dengan gaya ini tiba-tiba Agus mendorongku dan akupun jatuh menindih Dimas. Agus menyingkap rokku yang selama bergaya woman on top telah jatuh dan menutupi bagian bawahku.

    Dia mulai mengorek-ngorek lubang dubur-ku, saat itu sesungguhnya aku ingin berontak tapi aku tidak ingin saat ini selesai begitu saja. jadi aku biarkan dia mengerjai liang duburku. Tidak lama aku yang sudah membelakanginya segera ditindah. kejantanan-nya masuk ke dalam anusku dengan ganas dan mulai mengaduk-aduk duburku.

    Tubuhku benar-benar terasa penuh, pada saat itu aku hanya bisa menikmati keadaan itu saja. Sampai pada akhirnya dia mulai memasukkan penuh kejantanan-nya ke dalam duburku. Aku merasakan rasa perih dan rasa nikmat menjadi satu, jadilah aku berteriak sekeras-kerasnya. Aku yang kesakitan tdk membuat mereka iba tetapi malah semakin bersemangat menggenjotku.

    Sekitar 15 menit mereka membuatku menjadi daging roti lapis dan akhirnya aku klimaks lagi untuk yang kesekian kalinya. kali ini aku berteriak amat keras dan kemudian jatuh lemas menindih Dimas. Saat itu penjaga sekolah masuk tanpa aku sadar dan menonton aku yang sedang dikerjai 2 orang biadab ini. Goyangan mereka semakin buas menandakan mereka akan segera klimaks.


    Aku yang sudah lemas hanya bisa pasrah saja menerima semua perlakuan ini. tak lama mereka berdua memelukku dan melenguh panjang mereka menyemburkan air maninya di dalam liang dubur dan liang senggamaku. Aku dapat merasakan cairan itu mengalir keluar karena Vagina-ku tidak cukup menampungnya.

    Sementara Mereka mencabut kedua kejantanan mereka, pada saat itu aku merasa lemas dan hampir pingsan langsung tersadar begitu mendengar Dimas berkata,

    “ Nih giliran pak Kasim ngerasain Sherly, ” ucap mereka.

    Aku melihat penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan kejantanan-nya yang lebih besar dari Dimas dan Agus dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. Dia menuntun kejantanan-nya kemulutku untuk kuhisap. Aku kewalahan karena ukurannya yang sangat besar. melihat aku kewalahan tampaknya dia berbaik hati mencabutnya.

    Namun sekarang dia malah membuatku menungging, dia mengorek-ngorek kewanitaan-ku yang sudah basah sehingga makin lama akupun mengangkat pantatku. Saat itu aku merasa takut, kalau sampai pak Kasim menyodomiku. Akhirnya aku bisa sedikit lega saat kejantanan-nya menyentuh bibir kewanitaan-ku.

    Setelah itu ke 2 jari-nya-pun membuka Vagina-ku sedangkan kejantanan-nya terus mencoba memasukinya. Entah apa yang aku pikirkan, aku menuntun kejantanan-nya masuk ke Vagina-ku. Dia pun mulai menggoyangnya perlahan. aku secara tak sadar mengikuti irama dari goyangannya. Rokku yang sudah tersinggkap mulai dibuka kancingnya dan dinaikkannya oleh Pak Kasim.


    Sehingga kini Pak Kasim-pun melucuti rok abu-abuku melalui kepalaku. Kini aku-pun telah telanjang bulat. tangannya meremas buah dadaku dan terus menggerayangi tubuhku. Di saat-saat kenikmatan aku tak sengaja menoleh dan melihat Ragil duduk di pojok. dewi teman sebangkuku megoralnya yang lebih mengagetkan ia memegang handycam dan itu menagarah ke diriku.

    Sebenarnya aku kesal sekali, namun apa boleh buwat aku sudah terlanjur menikmati permainan sex ini, so aku-pun hanya pasrah tanpa perlawanan. akhirnya aku hanya menikmati persenggamaan ini sambil direkam oleh orang yang aku sukai. Pak Kasim semakin ganas meremas dadaku gerakannya pun semakin cepat. tapi entah kenapa dari tadi aku selalu lebih dulu klimaks dibandingkan mereka.
    Aku berteriak panjang dan disusul pak Kasim yang menjambak rambutku kemudian mencabut kejantanan-nya dan menyuruhku menkulum dan meghisapnya, pada saat itu dia berteriak tidak karuan. Lalu Pak Kasim menjambak, meremas buah dada dan sampai pada akhirnya dia menumpahkan air mani-nya di dalam mulutku.

    Saat itu terdengar entay suara Agus, Dimas, atau Ragil yang berteriak agar aku menelan air mani semuanya. aku pun menelannya. mereka meninggalkanku yang telanjang di kelas sendirian. setelah mereka pergi aku menangis sambil mencari-cari seragamku yang mereka lempar dan berserakan di ruang kelas.

    Aku menemukan BH-ku telah digunting tepat di bagian putting-nya dan aku menemukan celana dalamku di depan kelas telah dirobek-robek. Sehingga aku pulang tanpa celana dalam dan BH yang robek bagian putting-nya. di dekat tasku ada sepucuk memo yang bertuliskan ( terima kasih telah memberi kami kepuasan). Sungguh suatu pengalaman sex pertamaku yang begitu sakit, liar namun sangat mengesankan.




  • Foto Bugil gadis cantik Cloee bermastrubasi didepan laptopnya

    Foto Bugil gadis cantik Cloee bermastrubasi didepan laptopnya


    1745 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik melakukan mastrubasi didepan laptop dia disaat rumahnya tidak ada orang dan diatas ranjang kamarnya sambil memakai kaus kaki biru panjang.

  • Kisah Memek Selalu Menggodanya Pembantu Bohay

    Kisah Memek Selalu Menggodanya Pembantu Bohay


    2025 views

    Duniabola99.com – Beberapa waktu yang lalu, karena telah berulang kali dipanggil oleh anaknya di kampung, maka pembantu kami yang sudah tua, Mbok Iyem akhirnya pulang juga ke kampungnya di Jawa Tengah, tetapi sebelum pulang ia berjanji akan membantu kami untuk mencarikan seorang pembantu lain yang berasal dari kampungnya juga, jadi pada saat Mbok Iyem pulang kampung, tidak terjadi kekosongan pembantu di rumah kami. Hal ini penting bagi kami, karena kami berdua, suami isteri bekerja sehingga kami memerlukan seorang pembantu untuk beres-beres di rumah.


    Pada hari yang telah ditentukan, maka datanglah seorang pembantu baru yang dijanjikan oleh Mbok Iyem, yaitu seorang gadis kampung yang telah putus sekolah, berumur 18 tahun bernama Lastri. Sulastri bertubuh sedang dengan kulit bersih dan berambut panjang, yang dengan malu-malu memperkenalkan dirinya kepada kami, setelah menerima instruksi ini itu dari isteriku, Lastri pun mulai bersiap untuk kerja.

    Memasuki hari Senin, secara kebetulan saya mendapat cuti kantor selama tiga hari, yang mana bisa saya pergunakan untuk beristirahat di rumah. Setelah isteriku berangkat kerja, sayapun santai di rumah sambil baca koran dan mendengarkan radio, sedang Lastri sibuk membersihkan rumah sehabis mencuci pakaian.
    Sedang saya asyik membaca, tiba-tiba dikejutkan oleh sapaannya, “Maaf Pak.., Saya mau mengepel lantainya”. Nexiabet

    “Oh iya, pel aja..”, kata saya sambil terus membaca, tetapi mataku memperhatikan pembantu ini dengan lebih seksama. Lastri mengepel lantai sambil berjongkok dan sesekali merangkak sambil terus mengayunkan tangannya. Saat ia merangkak, terlihat pinggulnya yang besar dengan pantat yang membentuk bulat bergoyang ke kiri dan ke kanan dengan irama yang teratur, celana dalam yang dipakainya terbayang sangat jelas dari balik daster yang dipakainya.

    Saat ia berbalik untuk mengepel di bawah kaki saya, terlihat dari belahan dasternya dua buah bukit yang ranum, terbungkus oleh kutang ketat, yang kelihatannya sudah agak kekecilan. Tanpa terasa saya menggosok batang kemaluanku, yang tiba-tiba menjadi tegang. Konsentrasi saya untuk membaca menjadi hilang.


    Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Lastri bersiap-siap untuk membersihkan dirinya dan mengambil handuk serta masuk ke kamar mandi, begitu terdengar suara air yang terguyur di kamar mandi, saya cepat-cepat meloncat bangun dan berjalan cepat-cepat ke arah kamar mandi. Dari sela-sela pintu kamar mandi terdapat celah yang bisa dipakai untuk mengintip ke dalam. Ternyata pemandangan di dalam kamar mandi begitu asyiknya, Sulastri ternyata mempunyai badan yang bersih mulus dengan kedua payudaranya yang ranum keras dengan puting yang mengarah ke atas berwarna coklat muda, pinggulnya yang besar sangat seksi dengan bulu-bulu halus di atas kemaluannya. Lastri sibuk menggosok-gosok badannya tanpa sadar ada mata yang sedang menikmati tubuhnya yang ranum. Dengan berdebar saya terus mengintip Lastri yang sesekali menunduk untuk menggosok kakinya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Nafsu saya naik ke kepala, saya mulai mengelus batang kemaluanku sampai tegang. “Aah, enaknya kalau bisa memeluk dan menancapkan batang penisku di vaginanya”.
    Sedang asyik mengintip, saya teringat kalau di lemari saya masih ada menyimpan sebotol obat perangsang bermerek ‘Spanish fly’ oleh-oleh teman dari luar negeri. Cepat-cepat saya ke kamar mengambil obat tersebut dan membawanya ke dapur, dan benar saja dugaanku bahwa Lastri memang sudah menyiapkan teh hangat bagi dirinya sendiri di situ. Segera saya tuangkan spanish fly itu ke dalam minuman Sulastri dan saya tambahkan gula sedikit agar dia tidak curiga.

    Saya kembali duduk di kursi depan dan pura-pura membaca sambil membayangkan tubuh mulus Lastri sambil mengelus batang penisku yang sudah tegang, saya benar-benar sudah bernafsu sekali untuk menyetubuhi Lastri. Sekitar setengah jam kemudian, saya mendengar erangan halus yang berasal dari kamar Sulastri, “Heehh.., heehh”.
    Segera saya menghampiri kamarnya dan pura-pura bertanya, ” Lastri.., ada apa dengan kamu..?”.
    Lastri sambil mengeluh menjawab, “Aduuh Pak.., perut Saya.., hheehh”.
    “Kenapa..?”, sambil bertanya saya segera saja masuk ke dalam kamarnya, Lastri kelihatan pucat dan keningnya berkeringat, sedang dalam posisi merangkak sambil memegang perutnya.
    “Aduuh.., aduuh.., perut saya.., Pak”.
    “Mari Saya tolong..”, kata saya, sambil berdiri di belakangnya dan tunduk serta memegang perutnya dengan kedua tangan untuk mengangkatnya berdiri. Saat berdiri sambil memeluknya dari belakang, penisku yang sudah tegang dari tadi menempel pada celah pantatnya, Lastri agak kaget juga, tapi ternyata dia diam saja sambil terus mendesah.
    “Ayo saya gosok perut kamu.., biar hangat”, kata saya sambil tangan kananku terus bergerak menggosok perutnya sedangkan tangan kiriku mengangkat dasternya dari bawah. Saya memasukkan tangan kiriku ke dalam daster itu dan berpura-pura akan menggosok perutnya juga tapi saya segera menurunkan tangan saya untuk menyibakkan celana dalamnya dan mulai meraba bulu-bulu halus yang bertebaran di sekitar vaginanya. Saat tangan saya menyentuh vaginanya, Lastri menggelinjang keras dan mendesah panjang, “aah.., Paak..”, seraya menekankan pantatnya yang montok ke penisku yang sudah menanti dengan tidak sabar. Tangan kananku pun mulai masuk ke dalam sela-sela kancing daster, naik terus ke atas dan menemukan payudaranya yang ranum, yang ternyata tidak terbungkus oleh kutangnya, segera saya meremas payudaranya.
    “Las,.., ayo Saya gosok sambil tiduran”, kata saya.
    “Hee.. Eeh”, katanya.

    Saya tuntun Lastri ke tempat tidur dan membaringkannya dengan kedua kakinya tetap terjuntai di lantai. Secara cepat saya menyibak dasternya dan segera menarik turun hingga celana dalamnya terlepas. “Aduuh.., Paak”, katanya sambil menggerakkan pinggulnya.
    “sst..”, kata saya sambil menundukkan kepala dan mencium vaginanya yang persis di depan mataku.
    “aarkkh..”, seru Lastri sambil membuka kakinya lebih lebar lagi dan kemudian secara cepat menutupnya lagi sehingga kepalaku terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Saya mulai menjilat vaginanya, lidahku mulai menjalar ke kanan dan ke kiri menyibakkan kedua belah bibir vagina Lastri sampai akhirnya saya menemukan clitorisnya. Kedua tangankupun secara gencar mulai bergerilya meremas kedua payudaranya sambil sesekali mempermainkan putingnya yang langsung mengeras.
    “Paak..”, Lastri keenakan sambil mulai menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bagaikan sangat kegelian, dan tiba-tiba dari vaginanya memancar cairan, yang segera saya jilat habis.
    “Las.., buka dulu yaa bajunya”, kata saya sambil berdiri dan dengan cepat mulai membuka celana dan kaosku. Sementara saya berdiri telanjang, penisku benar-benar tegang dan keras. Mata Lastri terbelalak memandang penisku yang besar dan berdiri.
    “Paak.., Lastri takut”, katanya.
    “sstt.., nggak apa-apa Las..”, kata saya sambil membantu Lastri membuka bajunya.

    Karena kakinya masih menjuntai di pinggir tempat tidur, segera saya mengambil bantal dan mengganjal pantatnya sehingga vagina Lastri sekarang menyembul dengan clitorisnya yang mengkilap karena jilatan lidahku. Segera saya arahkan penisku ke lubang vaginanya dan berusaha untuk menekannya masuk, sementara tanganku meremas payudaranya sedangkan mulutku mulai memagut bibirnya. Ternyata lubang vagina Lastri sempit sekali, sehingga baru kepala penisku yang masuk, ia sudah menjerit kesakitan dan berusaha menggeliatkan badannya yang mungil. Saya menahan geliatan badannya dan terus berusaha memasukkan seluruh penisku ke vaginanya yang sempit dengan menarik keluar masuk kepala penisku. Biarpun vagina Lastri telah basah oleh cairan yang keluar dari tubuhnya, saya tetap juga mengalami kesulitan untuk menembus pertahanan vagina Lastri ini. Sambil memeluk tubuhnya, mulutku bergesar ke arah telinga Lastri, dan secara tiba-tiba saya menggigit cuping telinganya dengan agak keras. Secara refleks, Lastri kaget sekali, “Aduh..”, tetapi bersamaan dengan itu saya menekan penisku sekuat tenaga masuk ke dalam vaginanya. Lastri kaget dan terdiam, tetapi saya kembali memagut bibirnya dan menyedot lidahnya sambil mulai menaikkan pantatku sedikit sedikit, kemudian turun menekan sampai ke ujung. Aduh nikmatnya bukan alang-kepalang, vagina Lastri benar-benar sempit sekali bagaikan jepitan halus yang menjepit dengan ketat serta berdenyut-denyut terus-menerus. Setelah beberapa kali naik turun, cabut sedikit, tekan lagi.., Lastripun mulai menikmati permainan seks ini, sambil mengerang-erang, dia juga mulai menggoyangkan pinggulnya. Kedua belah kakinyapun turut menari-nari, kadang menjepit kakiku, kadang dia menjepit pinggangku.

    “Aarkhh.., ppaak.., enaak”, kata Lastri, sambil terus menggoyangkan pinggulnya, sehingga penisku yang berada di dalam vaginanya terasa bagaikan diremas-remas dengan keras. Akhirnya sayapun tidak tahan lagi, saat badannya menjadi kejang karena dia sampai pada puncak kenikmatan, sayapun mempercepat gerakan naik turun sampai cairan maniku terasa menyembur-nyembur ke dalam vagina Lastri. Akh, kita berdua sungguh lunglai setelah tiba pada puncak kenikmatan. Ternyata setelah selesai baru saya tahu kalau ternyata Lastri masih perawan dan belum pernah dijamah oleh lelaki lain.

    Selama masa cuti tiga hari, saya tetap betah di rumah. Dan kalau istriku sudah berangkat kerja, maka Lastri dan saya mulai mempraktekkan berbagai macam gaya bersetubuh. Lastri ternyata murid yang sangat pandai untuk diajar dan selalu bernafsu untuk mengulang dan mengulang lagi. Hal ini berlangsung selama enam bulan, kadang larut malam, kadang pagi hari kalau saya lagi kepingin menikmati tubuhnya, saya ijin dari kantor, sampai akhirnya Lastri dipanggil pulang oleh keluarganya untuk dikawinkan di kampung.



  • Foto Bugil cewek manis dengan kulit sempurna Mazzy menyentuh vaginanya yang sangat sensitif

    Foto Bugil cewek manis dengan kulit sempurna Mazzy menyentuh vaginanya yang sangat sensitif


    2072 views

    Duniabola99.com – foto gadis remaja cantik membuka pakaian dalamnya menampakkan toketnya yang padat bulat dan memeknya yang mulus berwarna pink sambil memainkan jarinya di memeknya diatas sofa putih yang empuk sampe becek memeknya.

  • Kisah Memek Sebagai Pria Aku Terlalu Polos Untuk Mengenal ML

    Kisah Memek Sebagai Pria Aku Terlalu Polos Untuk Mengenal ML


    1842 views

    Duniabola99.com – Namaku adalah Andi (bukan nama yang sebenarnya), dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh.

    Kejadian ini bermula pada waktu kira-kira 4 bulan yang lalu. Tepatnya hari itu hari Selasa kira-kira jam 14:12, aku sendiri bingung hari itu beda sekali, karena hari itu terlihat mendung tapi tidak hujan-hujan. Teman satu kostan-ku mengatakan kepadaku bahwa nanti temanya anak SMU akan datang ke kost ini, kebetulan temanku itu anak sekolahan juga dan hanya dia yang anak SMU di kost tersebut.

    Setelah lama menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, kemudian temanku langsung mengajaknya ke tempat kamarku yang berada di lantai atas. Akhirnya aku dikenali sama perempuan tersebut, sebut saja namanya Ria. Lama-lama kami ngobrol akhirnya baru aku sadari bahwa hari menjelang sore. Kami bertiga bersama dengan temanku nonton TV yang ada di kamarku. Lama-lama kemudian temanku pamitan mau pergi ke tempat temannya, katanya sih ada tugas.

    Akhirnya singkat cerita kami berdua di tinggal berdua dengan Ria. Aku memang tergolong cowok yang keren, Tinggi 175 cm, dengan berat badan 62 kg, rambut gelombang tampang yang benar-benar cute, kata teman-teman sih. Ria hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku yang sangat vital itu kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Ria yang terus menerus menggelitikiku. Lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, dan kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang, kemudian tanpa kusadari Ria mencium bibirku dan aku hanya diam kaget bercampur bingung.

    Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku, aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati. Ria pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang uih… entah aku tidak tahu mata itu seolah-olah ingin menerkamku. Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum tertutup, Ria pun memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes untuk membantah kata-katanya.

    Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Ria langsung memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan. Kemudian kurebahkan Ria di kasur dan kami saling berciuman mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya Ria yang kira-kira berukuran berapa ya…? 34 kali, aku tidak tahu jelas tapi sepertinya begitu deh, karena baru kali ini aku menuruni BH cewek. Dia mengenakan tengtop dan memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan tengtop-nya tanpa membuka kutangnya. Kulihat buah dada tersebut… uih sepertinya empuk benar, biasanya aku paling-paling lihat di BF dan sekarang itu benar-benar terjadi di depan mataku saat ini. Judi Bola Online

    Tanpa pikir panjang, kusedot saja buah dada Ria yang kanan dan yang kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio. Ria hanya mendesah, “Aaahhh… aaahhh… uuhhh…”Aku tidak menghiraukan gelagat Ria yang sepertinya benar-benar sedang bernafsu tinggi. Kemudian aku pun kepingin membuka tali BH tengtop-nya. Kusuruh Ria untuk jongkok dan kemudian baru aku melihat ke belakang Ria, untuk mencari resliting kutangnya. Akhirnya ketemu juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Ria yang baru duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini bisa terjadi. Dengan rakusnya kembali kulumat dada Ria yang tampak kembali mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Ria dan aku melihat celana hitam Ria yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.

    Aku memberanikan diri untuk menurunkan celana panjang Ria, dan Ria pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya. Ria pun tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Ria mempunyai celana pendek yang berwarna hitam satu lagi…” ejek Ria sambil tersenyum girang.Aku pun dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah kelihatan celana dalam yang berwarna cream dan dipinggir-pinggirnya seperti ada motif bunga-bunga, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Ria dan tampaklah kali ini Ria dalam keadaan bugil tanpa mengenakan apapun. Barulah aku melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani berilusi dan nonton tidak pernah berbuat yang sebenarnya.

    Aku pandangi dengan seksama kemaluan Ria dengan seksama yang sudah ditumbuhi bebuluan yang kira-kira panjangnya hanya 2 cm tapi sedikit, ingin rasanya mencium dan mengetahui aroma kemaluan Ria. Aku pun mencoba mencium perut Ria dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hampir mengenai sasaran kemaluannya Ria pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium memeknya akh.. geliii…” Ria mengatakan sambil menutup rapat kedua selangkangannya.

    Yah, mau bagaimana lagi, langsung saja kutindih Ria, kucium-cium sambil tangan kiriku memegang kemaluan Ria dan berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan Ria. Eh, Ria berontak iiihhh… ge.. li..” ujar Ria. Tahu-tahu Ria mendorong badanku dan terbaliklah keadaan sekarang, aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 45 kg dengan tinggi 160 cm ini, pikirku dalam hati. “Eh… buka dong bajunya! masak sih Ria doang yang bugil Andinya tidak…?” ujar Ria sambil mencopotkanbaju kaos yang kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang Ria inginkan.


    Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Ria masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku. Gila pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sdah berpengalaman dan dia lebih berpengalaman dariku. Perlahan-lahan Ria mulai menurunkan celana pendekku dan muncullah kemaluanku yang besarnya minta ampun (kira-kira 22 cm). Dan Ria berdecak kagum dengan kejantananku, tanpa basa-basi Ria memegangnya dan membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya Ria, langsung saja kutepis dan tidak jadi barang tersebut masuk ke lubang kemaluan Ria. “Eh, jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya gue belum pernah ngelakuinnya…” ujarku polos. “Ngapain kita udah bugil gini kalau kita tidak ngapa-ngapain, mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala,” ujar Ria dengan nada tinggi.

    Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan Ria tanpa memasukkanya. “Begini aja ya…?” ujarku dengan nada polos. Ria hanya mengangguk dan begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Ria tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya milik Ria, aku hanya memegang kedua buah pantat Ria yang montok dan secara sembunyi-sembunyiaku menyentuh bibir kemaluan Ria, lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk di dalam kemaluan Ria dan Ria terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun.Aku kaget dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperawanan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya hilang gara-gara anak SMU. Padahal sebelum-sebelumnya sudah ada yang mau menawari juga dan dia masih perawan lebih cantik lagi aku tolak dan sekarang hanya dengan anak SMU perjakaku hilang.

    Lama aku berpikir dan sedangkan Ria hanya naik-turun menggoyangkan pantatnya semenjak aku melamun tadi, mungkin dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan terhadapku. Yach, kepalang tanggung sudah masuk, lagi nasi sudah jadi bubur akhirnya kugenjot juga pantatku naik-turun secara berlawanan dengan yang dilakukan Ria, dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan, “Cplok.. cplok… cplok…” Ria mendesah kenikmatan karena kocokanku yang kuat dilubang vaginanya. Lama kami berada di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di atas.akhirnya aku mencoba mendesak Ria agar dia mau mengganti posisi, tapi dorongan tangannya yang kuat membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama cewek, pikirku. Kudorong ia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya kami berada di posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri kokoh tanpa dilepas. Ria tanpa diperintah menggerakkan sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku dalam hati. Tapi sayang tidak perawan.


    Akhirnya kudorong lagi Ria agar dia tiduran telentang dan aku ingin sekali melihat kemaluanku yang besar membelah selangkangan kemaluan Ria, makanya aku sambil memegang batang kemaluanku menempelkannya di lubang kemaluan Ria dan “Bless…” amblaslah semuanya. Kutekan dengan semangat “45” tentunya karena nasi sudah hancur. Kepalang tanggung biarlah kuterima dosa ini, pikirku. Dengan ganasnya dan cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang kemaluan Ria dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan tersebut karena ternyata lubang kemaluan Ria telah banjir dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti apakah itu spermanya Ria, apakah hanya pelumasnya saja? dan Ria berkata,

    “Loe.. udah keluar ya…?” ujarnya.
    “Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan nada ketus.
    Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Ria dan aku ingin segera mencapai puncaknya.

    Dengan cepat kukeluarkan kemaluanku dari lubang kemaluannya dan kukeluarkan spermaku yang ada diperutnya Ria, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam vaginanya aku pikir dia akan hamil,kan berabe. Aku baru sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku! Ria tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk berbuat tidak senonoh terhadapnya.


    Huu, dasar nasib, dan semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaaan burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau menyerahkannya untuk istriku seorang. Aku baru berusia 21 tahun saat ini. Aku nantikan keritik dan saran dengan apa yang terjadi denganku saat ini dan itu membuatku shock.

  • Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Pembantuku

    Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Pembantuku


    2581 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Pembantuku ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Hari Minggu siang ini aku sedang santai membaca buku John Perkins tentang the Convession of Economic Hitman, ketika aku mendengar suara mobil istriku berhenti didepan garasi. Suaranya yang nyaring itu, terdengar ketika ia memanggil pembatuku untuk membuka pintu garasi. Aku melongokkan kepalaku kearah garasi ketika dia masuk dengan membawa bebarap kantung belanjaan.

    “Inah, masukkan barang-barang ini ke kulkas segera ya..” perintahnya kepada pembantuku. Inah adalah pembantuku satu-satunya, setelah kemarin Warni minta ijin untuk berhenti karena mau dikawinkan oleh kedua orang tuanya.. Tak lama kemudian istriku datang menghampiriku yang sedang santai membaca sambil nonton acara TV.. “Pa ini pembantu baru yang gantiin si Warni, aku baru ambil dari yayasan di Depok. Namanya Siti pa,” jelas istriku.

    Dibelakangnya berjalan dengan kepala tertunduk si pembantu baru ini. Sosok tubuhnya cukup tinggi, dengan wajah yang mencerminkan gadis dari desa dan perawakan yang cukup bagus. Yang membuat aku agak memberikan perhatian lebih lama adalah bongkahan daging yang sangat menonjol didadanya itu. Aku memang gak bisa menahan diri, jika melihat buah dada yang membusung seperti itu. Wah enak nih kalau bisa meremas dan mengulum buah dada seperti ini, pikirku.. Agen Maxbet

    “Umurnya baru 20 pa, tapi dia dah pengalaman jadi TKW ke Arab,” jelas istriku. “Ini bapak ya Ti, kamu mesthi layani Bapak dengan baik lho..” “Iya bu, saya akan lakukan,” jawabnya sambil tetap menundukkan kepalanya, sehingga membuatku lebih leluasa untuk mengamati tonjolan buah dadanya yang bulat itu. “Ya sudah sana,” kataku, “kamu bantu Inah di belakang. Yang penting kamu kerja yang baik.”

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantuku “Iya pak, terima kasih saya boleh kerja disini..” sahutnya sambil membalikkan badan dan berjalan kearah dapur. Sempat aku perhatikan perawakannya dari belakang, ternyata dia punya pantat yang cukup bundaar dan sekal, paha dan betisnya sangat bagus bentuknya walau kulitnya tidak terlalu putih. Ini jenis body yang sangat membangkitkan selera nafsu birahiku. Tak terasa adikku sudah mulai bangun dan menggeliat ketika membayangkan pembantu baruku tanpa sehelai benang ditubuhnya.. Aaaargghh….!!!

    Pekerjaanku sebagai konsultan lepas untuk beberapa perusahaan membuatku lebih sering berada dirumah, dan mengerjakan segala sesuatunya dirumah. Aku keluar rumah ketika ada klien atau mitra yang harus kutemui, selebihnya aku lebih senang menghabiskan waktuku dengan bermain bersama anak-anaku. Sehari-hari setelah mengantar anak-anakku kesekolah, aku kembali kerumah dan mulai mengerjakan tugas-tugasku .

    Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Pembantuku

    Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Pembantuku

    Aku sedang diruang kerjaku menulis analisa tentang perusahaan telekomunikasi A yang merupakan kompetitor dari klien utamaku, ketika Siti melewatiku dengan membawa peralatan pembersih, “Permisi pak, mau bersihin kamar dan kamar mandi Bapak..” jelasnya lirih sambil menundukkan kepalanya. Kupandangi wajahnya yang masih tetap menunduk, an kemudian turun kedadanya yang membusung, padat dan tegak.

    “Kamu umur berapa sih sekarang Ti?” tanyaku sambil tetap tidak melepaskan pandanganku dari dadanya. “Saya mau 21 tahun pak, tahun ini,” jawabnya sambil masih tetap menundukkan kepalanya. “Kamu dah kawin ya,” tebakku sambil bersuara agak tegas, walau ngakunya pada istriku masih gadis. “Jangan bohong kamu sama aku ya..” tegasku. Dia makin menundukkan kepalanya dan kemudian menjawab lemah, “Sudah pak, tapi jangan bilang ibu ya pak, saya sangat butuh banget kerjaan ini pak. Anak saya sangat perlu uang untuk beli susu dia pa..” “Ya sudah, sana.. Tapi kerja yang baik dan nurut disini ya, sama aku.. Jangan bantah..

    Tolong klosetnya jangan lupa kamu gosok yang bersih, ya Ti..” kataku, sambil tak lepas menatap dadanya yang nampak lebih membusung hari ini dengan kaus oblong putih yang agak kekecilan itu.. “Makasih pak, saya akan nurut bapak, tapi jangan bilang ibu ya pak..” pintanya lirih. He….he…he.. ada kartu truf ni buat aku untuk muasin sikecil yang sudah mulai tegak.. Oke untuk hari ini kamu aku biarkan lolos dari incaranku, sambil mulai memikirkan cara untuk dapat menikmati tubuhnya, terutama dadanya sang sangat tegak, padat dan sekal itu..

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantuku Pagi itu aku sedang mengetik kerjaan didepan komputer ketika Siti lewat untuk membersihkan kamarku.. Hemmhh.. Masiih dengan kaus yang agak ketat, dadanya tampak sangat membusung dan menggairahkan.. “maaf pak mau bersihkan kamar dan kamar mandi bapak..” pintanya sambil masih menunduk.. “Ya sudah sana,” jawabku sambil tak lepas menatap buah dadanya yang indah..

    Aku melanjutkan pekerjaanku sambil memikirkan cara yang tepat untuk menikmati buah dada pembantu baruku ini.. Ketika kudengar dia memasuki dan membersihkan kamar mandiku, aku segera bangkit dan menyusul masuk ke kamar mandi.. “Ti tolong kamu potongi bulu rambut yang ada ditelingaku ini ya.. Hati-hati tapi kamu, jangan sampai luka..” kataku. Dengan hati-hati dia mulai memotongi rambut di telingaku, dan dengan sengaja kuangkat sikuku, sambil berpura-pura meringis kesakitan, hingga menyentuh tonjolan didadanya..

    Dia agak mundur sedikit, tapi kembali sikuku mengejar buah dada yang kesat itu. Wah masih padat dan kenyal sekali, sehingga adikku mulai tegak.. Ketika kusuruh dia pindah kekuping kiriku, sekarang dengan telapak tanganku kananku kusentuh, kutekan, dan mulai kuremasi buah dada yang sudah beberapa hari ini menghantuiku.. Dia menjauhkan tubuhnya dan berhenti memotong rambut kupingku.. “Paakk, jangan pak..”pintanya lemah.. Tapi aku segera menghardiknya “Ayo, lanjutkan motongnya!!!” Dengan takut-takut dia melanjutkan kegiatannya dengan hati-hati, dan kembali aku menjulurkan telapak tanganku untuk meremas dadanya.

    Meski dia berusaha menghindar tapi aku malah berusaha untuk memasukkan tanganku kebalik kaus ketatnya, dan akhirnya berhasil kusentuh dan kuremas dengan nikmat buah dadanya yang sebagian lagi masih tersembunyi dibalik BHnya. “Pakk, jangan pakk.. nanti dimarahin ibu pakk…”pintanya lirih sambil berusaha lari keluar kamar mandi.. Karena takut nanti dia berteriak, akhirnya ku biarkan di keluar dari kamar mandi.. Uhh… ini buah dada yang terkenyal dan terpadat yang pernah kurasakan… Awas kamu nanti Ti, janjiku pada diriku sendiri.. Aku harus bisa menikmati lebihhh…..

    Biasanya anak-anak memang tidak tidur bersama aku dan istriku..Dan Siti setiap malam tidur dikamar tidur anakku, dan menemani mereka ketika mereka tidur dikamar itu.. Tapi malam itu anak-anak tidur dikamarku, jam 21.00 mereka sudah terlelap dikeloni oleh istriku. Aku masih didepan komputer, ketika kudengar suara langkah kaki Siti menaiki tangga dan masuk kekamar anakku..

    Ah.. malam ini aku harus menikmati lagi kenyalnya buah dada si Siti pikirku.. Tiga jam kemudian, setelah yakin istriku lelap dalam tidurnya, aku mengendap-endap mendekati kamar anakku dan menempelkan kupingku kepintu.. Aku yakin Siti sudah tidur, karena dari dalam kamar anakku hanya suara desis AC saja yang terdengar.. Kunci pintu kamar anakku memang sengaja aku sembunyikan, sehingga dengan leluasa aku masuk dan segera menutup kembali pintu..

    Kulihat Siti tidur dengan nyenyaknya, dan dada yang membusung itu nampak dengan jelas dibalik setelan dasternya yang longgar.. Kucoba untuk membuka kancing atas dasternya, ternyata dia tidak mengenakan BH malam ini.. Waaahh….pucuk dicinta ulam tiba, pikir ku.. Setelah lima kancing terbuka semua, maka menyembullah buah dada yang bulat dan tegak.. Aku yakin ukurannya tidak kurang dari 36c, dan yang membuatku tambah terangsang karena buah dadanya tetap tegak kencang walau dia dalam posisi telentang.. Kutangkupkan telapak tangan ku pelan-pelan diatas dada indah itu, dan pelan-pelan aku mulai meremasnya.. Wahhh adikku sudah mengeras dengan cepatnya, dan nafsuku makin tak tertahan..

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantuku Segera kuhentikan remasanku, ketika dia bergerak hendak pidah posisi walau masih dalam keadaan tidur. Ternyata posisinya malah makin membuatku spaneng.. Sekarang dia telentang sepenuhnya, dan kedua kakinya membuka agak lebar, dengan buah dadanya membusung tegak tanpa tertutupi daster atasnya yang telah kubuka kancingnya.. Aku sudah tak dapat menahan lagi nafsuku yang memuncak, segera kuaposisikan kedua lututku diantara kedua pahanya dan kutindih dia seraya mulutku tanpa basa-basi lagi segera mengulum dan mengisapi buah dadanya..

    Siti terbangun tapi masih belum sadar apa yang terjadi, dan ketika kesadarannya pulih keadaan sudah terlambat karena buah dadanya sudah sepenuhnya tenggelam dalam kuluman mulutku dan kedua tanganku segera menahan kedua tangannya yang hendak mendorong kepalaku.. Ahhhhh memang enak benar susu pembantu baruku ini.. Benar-benar kenyal dan padat sekali, pantas tetap tegak walau dia dalam posisi telentang dan tanpa penyangga apapun.. Inilah buah dada yang selama ini kuidam-idamkan.. Mulutku tak henti mengulum dan mengisap susu Siti, putingnya kekecap-kecap dengan lidahku..

    Awalnya Siti masih berusaha memberontak, tapi ketika kukunci pinggangnya dengan pinggangku yang berada diantara kedua pahanya, dan kedua tangannya kutahan dengan tanganku, akhirnya dia pasrah dan mengendurkan pemberontakannya.. Aku makin menggila dan mulutku makin gencar menghajar kedua buah dadanya bergantian.. Nampaknya dia tak bisa menghindar dari rangsangan yang timbul dari kuluman dan isapanku pada kedua buah dadanya, sebab matanya muai memejam dan dia seakan menggigit bibirnya sendiri menahan rangsangan itu.. Nafsuku juga makin memuncak melihat ekspresi wajahnya yang mencoba menahan rangsangan yang timbul, dan akhirnya aku coba untuk menarik celana pendek longgar yang dia kenakan sedikit..

    Dia menahan tanganku yang mencoba menarik turun celana pendeknya, tapi segera kutingkatkan serangan mulut dan lidahku pada buah dada yang membuncah itu. Dari susunya yang kanan, aku berpindah lagi kekiri dan terus tidak berhenti, sambil kembali aku berusaha menarik turun celana pendeknya.. Akhirnya dengan masih tetap menindihnya aku berhasil menarik turun celana pendek sekaligus celana dalamnya hingga ke pergelangan kakinya, dan akhirnya lepaslah celana itu dari tubuhnya.. Yeessss….. terpampanglah tubuh bugil pembantu baruku tetap dibawah tindihanku, dan masih juga mulut dan tangan ku bergantian menghajar kedua buah dadanya tanpa henti..

    Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Pembantuku

    Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Pembantuku

    Kuhentikan sebentar kegiatanku dengan masih dalam posisi dimana aku duduk diantara bentangan pahanya yang sudah telanjang, dan mulai aku melepaskan kaus dan celana pendek dan celana dalam hingga akhirnya aku dalam keadaan telanjang bulat.. Siti nampak kaget dan agak ketakutan melihat kelakuanku, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena aku masih tetap mengunci posisinya dibawahku.. Aku mulai lagi mengulum susu Siti bergantian kiri kanan, sambil menindihnya aku mulai menempatkan kontolku tepat diatas vaginanya..

    Sambil meningkatkan seranganku pada susunya, kontolku yang sudah mengeras dengan sempurna kutekankan pada mulut vaginanya.. “Paakkk….jangaaann paaakkk….” keluh Siti agak lirihhh.. Nafsuku yang sudah diubun-ubun membuatku gelap mata dan tak menghiraukan desah lirihnya.. Kupegang kontolku dengan tangan kananku, dan mulai kutekankan kemulut vaginanya pelan-pelan.. “Aaahhhh …..sakiiiittt paaakkkkk..” jerit Siti lirih dengan berusaha menggeser pinggangnya kekiri menghindari tekanan kontolku dimulut vaginanya..

    “Udah Ti jangan gerak-gerak lagi…” bujukku pelan, sambil kembali menempatkan kontolku pada posisi yang tepat dimulut vaginanya dan kebali kutekan hingga masuk kepalanya saja.. “Addduuuhhh paakk… sakkiiitt paakk..” Kembali Siti hendak menggeser pinggangnya, dan segera aku menahannya sambil sedikit membentaknya dengan galak “Diaamm aja kamu Ti…” Dengan ketakutan akhirnya dia menghentikan usahanya untuk menggeser pinggangnya, dan dengan nikmatnya kembali aku menekankan kepala kontolku kedalam mulut vaginanya.. Yeeessss…. mulai masuk setengahnya, rasanya luar biasa enaakkk..

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantuku Kulihat dia memejamkan kedua matanya dan gigi atasnya menggigit bibir bawahnya menahan sakit dan nikmat ketika kontolku yang berdiameter 5 cm dan panjang 16cm mulai menyeruak makin kedalam… Akhirnya dengan sentakan yang agak kuat akhirnya kontolku masuk sepenuhnya kedalam vagina Siti… Ahhhh.. Benar-benar nikmattt cengkraman vagina Siti, dia mengejan menahan rasa sakit ketika seluruh batang kontolku masuk menghunjam kedalam vaginanya… Rasa-rasanya seperti dipijat dan disedot-sedot.. Akhirnya pelan-pelan aku mulai menggerakan kontolku mundur separo, berhenti sedetik dan mulai maju lagi hingga habis tenggelam dalam cengkeraman nikmat vagina Siti..

    Kutingkatkan pelan-pelan kecepatan gerakan maju-mundurku, dan nampaknya Siti mulai merasakan nikmat yang luar biasa ketika batang kontolku menggesek bagian dalam vaginanya.. Rasa sakit ketika kontolku yang besar habis tenggelam dalam vaginanya, mulai tergaintikan dengan rasa nikmat tadi… Mulai kupacu keras dan cepat hunjaman batang kontolku kedalam vaginanya..”Adduhh… ppaaakkk…” desahnya lirih yang makin meningkatkan nafsuku, sehingga sambil tetap mengayunkan batangku kembali kedua susunya menjadi bulan-bulanan mulut dan tanganku.. “Aaahhhh ….. ini bener-bener enak Ti…” kataku…

    Setelah lebih 15 menit aku mengayun dengan kecepatan yang bervariasi, akhirnya kuhentikan ayunanku dan kulepaskan kontolku dari cengkeraman vaginanya yang luar biasa peret… “Ayo kamu telungkup dan agak nungging Tii..” perintahku agak galak, sambil membantunya telungkup dan menarik agak keatas pantatnya yang sekal, indah, dan membulat itu.. Kuposisikan kembali kontolku yang masih keras kearah mulut vaginanya, dan “…bblleesss…” suara itu mengiringi amblesnya lagi batang kontolku kedalam vagina Siti.. Dan kembali rasa seperti disedot dan dicengkeram otot-otot vagina Siti yang kencang dan masih sempit itu melanda seluruh rangsang syarafku.. Mungkin dia kembali mengejan untuk menahan rasa sakit yang masih terasa dari sodokanku kedalam vaginanya… Daftar Maxbet

    Pelan kembali kuayun pinggangku kedepan dan kebelakang, sambil tanganku menahan dan meremas pantat Siti yang bulat, sekal, dan padat itu.. Pemandangan itu membuat nafsuku makin kuat, apalagi ketika melihat susunya terayun-ayun tegas mengikuti ayunan pinggangku ke pantat sekalnya, serta erangannya ketika aku menekan habis batang kontolku kedalam vaginanya.. “Aaahhhhh….aahhhhh…. paak sudaaahhh…. paakkk….”erangnya lirih… Justru erangannya menambah nafsuku untuk menghajar dengan cepat dan kuat pantat dan vaginanya, dan kembali kuremas-remas susunya dari arah belakang… Luaaarrrr…biaaassaa……… ..!!!!!!!!!!!

    Setelah lebih dari dua puluh menit aku menghajar pantat dan vaginanya dari belakang, sambil meremas-remas susunya yang indah, aku lepaskan lagi batang kontolku dari cengkeraman vaginanya yang masih erat dan kuat pelan-pelan.. AAHhhhh.. benar-benar nikmat.. Kembali kubalikan tubuh Siti telentang dan kuangkat kakinya sedikit keatas, kembali kudekatkan batang kontolku yang masih keras kemulut vaginanya… Siti sudah benar-benar pasrah dan membiarkan aku mengatur seluruh posisinya dalam persetubuhan ini, walau masih terdengar kembali erangan lirihnya memintaku menyudahi permainan nikmat ini.. “Paakk….suudaaahh ..paakkk..”

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantuku Kuacuhkan permintaannya, dan kembali kuhantamkan batang kontolku kedalam vagina peret dan seret itu.. Ayunanku semakin cepat dan kadang bervariasi dengan ayunan pelan, tiada henti dengan diiringi erangan dan desahannya bercampur dengan suara indah beradunya pangkal kontolku menghantam pangkal pahanya “..plookkkhh…ploookkkhhh…” Pemandangan ayunan tegas kedua susu Siti, seirama dengan ayunan pinggangku, membuat nafsuku memuncak cepat..

    Apalagi cengkeraman otot vagina dan raut wajahnya yang mengejan menahan rasa sakit dan rangsangan yang timbul, membuatku tak dapat menahan lagi untuk meremasi dan mengulumi kembali kedua susunya.. Kadang kugigit kecil karena tak mampu menahan rasa nikmat dan gemasku atas kekenyalan susunya.. Akhirnya setelah lebih dari 20 menit dalam posisi MOT, rangsangan itu memuncak dan kepala kontolku terasa luuaar biiaasssaa nikmat..

    Gerakan ayunanku semakin cepat dan akhirnya aku tak dapat menahan lebih lama lagii, persis ketika air maniku sampai diujung mulut kontolku, segera kutarik keluar dan kumuntahkan air maniku diatas perut, dada busung, dan sebagian wajahnya..”croott..crooot…cr oottttt…crrrooottt thhh ….” ”Aaahhhh….. niikmmaaaaaaatttttt……”eran gku tak dapat menahan rasa luar biasa yang timbul ketika air maniku keluar deras menyemprot perut, dada, dan wajahnya… Setelah habis air maniku keluar, aku rebahkan diriku disamping tubuh Siti yang lemah tergolek telentang setelah kugarap hampir satu jam penuh..

    Dia segera menarik selimut yang tergeletak disampingnya, dan menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut itu.. Sepintas sempat kulihat dia menitikkan air mata, dan suara tangis yang ditahannya beradu dengan napasnya yang tersengal.. “Udah Ti, gak usah nangis segala..” kataku, seraya mengenakan celana dalam dan pakaianku.. Dia berusaha menahan tangisnya, dan segera kutinggalkan kamar anakku kembali ke kamar kerja untuk mematikan komputer dan masuk kekamar tidurku..

    Kulihat istri dan anakku masih tertidur dengan nyenyaknya, kala kulihat jam telah menunjukkan pukul 1.. Kurebahkan diriku disamping anakku, dan kucoba untuk tidur.. Tapi kenikmatan yang baru saja kurasakan masih membayang jelas dalam pikiranku, dan menghalangiku untuk segera tidur.. Kapan-kapan aku harus mengulanginya lagi, pikirku…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Dihamili ABG Tetangga

    Kisah Memek Dihamili ABG Tetangga


    2028 views


    Duniabola99.com – Namaku Lani, seorang ibu rumah tangga, umurku 36 tahun. Suamiku namanya Prasojo, umur 44 tahun, seorang pegawai di pemerintahan di Bantul. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang lakilaki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku walaupun sudah terbilang berumur tapi sangat terawat, karena aku rajin ke salon dan fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Sandy Harun.

    Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar, karena sudah punya anak dua. Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia sudah mau lulus SMA, yang kedua Sangga,masih sekolah SMA kelas 1. Rika walaupun tinggal serumah dengan kami juga lebih sering menghabiskan waktunya di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan temantemannya ataupun sibuk berkegiatan di sekolahnya. Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anakanak, kehidupan seksku semakin tua justru semakin menjadijadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan seks. Akhirakhir ini, setelah anakanak besar, kami berlangganan internet.

    Aku dan suamiku sering browsing masalahmasalah seks, baik video, cerita, ataupun fotofoto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai tentara, suami sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kudakudaan, hehehe. Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku keluar di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hatihati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir muncrat di dalam rahimku. Walaupun sudah dua kali melahirkan tubuhku termasuk sintal dan seksi. Payudaraku masih cukup kencang karena terawat. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, karena aku masih punya pinggang. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibuibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja.

    Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anakanak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anakanak muda untuk bermain dan bercakapcakap di teras rumah. Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami di bangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami, ditaruh di gazebo itu, sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapakbapak yang curicuri pandang ke tubuhku kalau pas aku bersihbersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, kalau istilah kerennya, aku ini termasuk MILF, hehehe. Selain bapakbapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga.

    Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Indun, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersihbersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anakanak, Indun dekat dengan anakanak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo kami. Bahkan kadangkadang Indun menginap di situ, karena kalau malam, gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin. Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blow job di internet, aku jadi kecanduan mengulum penis suamiku. Apalagi penis suamiku adalah penis yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan penispenis yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih pengantin muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah pertengahan kepala tiga ini aku justru tergilagila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton filmfilm gituan. Biasalah, sambil nonton, sambil makan pisang, hehehe. Malam itu pun aku dengan rakus menjilati penis suamiku. Bagi mas Prasojo, mulutku adalah vagina keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang samasama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai vagina, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam itu kami lupa kalau Indun tidur di gazebo kami. Seperti biasa, aku teriakteriak pada waktu penis suamiku mengadukaduk vaginaku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkalikali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus menerus. Tibatiba kami tersentak, ketika kami mendengar suara berisik di jendela. Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Indun terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.

    Walah, Ndun! Kamu itu ngapain? bentaknya.
    Indun ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Indun gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman. Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Indun, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Indun.
    Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun? Aku mendekati Indun dan memegang tangannya.
    Wajah Indun sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.
    Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun? tanyaku. Sini coba kamu berdiri, bisa gak?
    Karena gemeteran, Indun gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan. Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku, karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apaapa.

    Aduh sorri, Ndun pekikku.
    Tibatiba suamiku tertawa. Agak kesal aku melirik suamiku, kenapa dia menertawai kami.
    Aduh Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa
    Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Indun ternyata udah gede, hahaha kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Indun. Weitss ternyata mungkin tadi Indun mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya mencuat ke atas. Penis kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerahan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Indun. Dia tambah gelagepan.
    Hussh Mas. Kasihan dia, udah malu tuh, kataku yang justru menambah malu si Indun.
    Kamu suka yang lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo kamu nafsu ya lihat istriku? goda suamiku.
    Suamiku malah ketawaketawa sambil berdiri di belakangku. Tentu saja wajah Indun tambah memerah, walaupun tetap saja penis kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah mentertawakan anak ingusan itu.
    Huh, Mas mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia
    Lha dia khan sudah berdiri, ya tho Ndun? Wakakak kata suamiku.

    Aku sungguh tidak tega lihat muka anak itu. Merah padam karena malu. Aku lalu berdiri mengangkang di depan anak itu, dan memegang dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuatkuat, akhirnya dia terangkat. Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tibatiba justru aku yang jatuh menimpanya. Ohhh aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Indun dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan. ohhhh. Sleppp. terasa sesuatu menggesek bibir vaginaku.
    Waa! aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. Aduuuhhh! teriakku. Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi. Tibatiba aku sadar benda apa yang bergesekan dengan vaginaku, penis kecil si Indun! Penis itu menggesek wilayah sensitifku disamping karena vaginaku masih basah oleh persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apaapa di balik daster pendekku.
    Ohhhhh. apa yang terjadi? Pikirku.
    Mungkin juga karena penis Indun yang masih imut dan lobang vaginaku yang biasa digagahi penis besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.

    Ohhh.. Masss??? desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak kaget.
    Napa, say? tanyanya heran.
    Kami bertiga samasama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa kelamin kami saling bersentuhan. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan penis Indun berdenyutdenyut. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda. Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Indun. Tentu saja penisnya melesak ke lobangku. Ohhh aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh.
    Ohhh desisku. Indun terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku. Slepppp kembali penis itu menusuk dalam lobangku.
    Yang mengherankan suamiku diam saja, entah karena dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bingung juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini.

    Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku. Tanganku berada di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok penisnya tetap tegang di dalam vaginaku. Dasar anak mesum, pikirku. Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang aneh dengan adanya penis anak yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu dalam vaginaku. Agak kasihan juga lihat mukanya, dan juga muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dia sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, karena penisnya sudah terlanjur dalam vaginaku. Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasojo. Tibatiba pikiran nakal menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh penisnya sudah menancap di vaginaku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang sudah di ubunubun, kasihan lihat Indun kalau tidak diteruskan. Dengan nekat aku kembali menekan pantatku ke depan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.

    Dik, aaapaaaa yang kaulakukan? kata suamiku gagap.
    Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
    Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat melihat mukaku setengah tak percaya. Indun tidak berani lihat suamiku. Dia menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu.
    Mas aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan sudah terlanjur masuk, toh sama saja bisikku berani ke suamiku.
    Aku tak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini benarbenar di luar perkiraan kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tibatiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Indun. Si Indun mengerangerang sambil terbaring di rerumputan halaman rumah kami. Kembali aku memajumundurkan pantatku sambil meremasremas penis kecil itu di dalam lobangku. Remasanku selalu bikin suamiku tak tahan, karena aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman. Tibatiba, karena sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam vaginaku menguat, dan penis kecil si Indun dijepit dengan luar biasa.
    Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik, dann. croottttttttt..
    Cairan panas itu membanjiri rahimku. Aku seperti hilang kendali, semua tibatiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan
    Ohhhhhhhhhh

    Aku lalu terkulai sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tanganku. Nafasku terengahengah tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan.
    Dik Indun gak pakai kondom ..? suamiku terbatabata.
    Kami samasama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima banyak sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohhh tibatiba aku sadar akan resiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan.

    Pelanpelan aku berdiri dan mencabut penis Indun dari vaginaku. Penis itu masih setengah berdiri, dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku mengehela nafas. Cepat cepat aku memperbaiki dasterku. Dengan gugup, Indun juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.
    Maa.. maaf, Bu.. akhirnya keluar juga suaranya.
    Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan.
    Sudahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cucicuci! perintahnya tegas.
    Iya, om. Ma.. maaf ya Om kata Indun sambil menunduk. Segera dia meluncur pergi lewat halaman samping.
    Masuk! suamiku melihat ke arahku dengan suara agak keras.
    Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang akan terjadi?bKami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apaapa. Tibatiba pikiranpikiran buruk menderaku, janganjangan suamiku tak memaafkanku. Ohhh apa yang bisa kulakukan. Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tak berani menatap suamiku. Selama ini aku adalah istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini tibatiba aku merasa sangat kotor dan hina. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dia mengelus pundakku.
    Sudahlah bu, ini khan kecelakaan.
    Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tibatiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali.
    Tapi mas kalau aku hamil gimana? tanyaku memberanikan diri.
    Ah.. mana mungkin, dia khan masih ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil khan gak papa, si Sangga juga sudah siap kalau punya adik lagi, sanggah suamiku.

    Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi. Kurasakan suamiku begitu mengebugebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu, padahal dia barusan saja melihat istrinya disetubuhi anak muda. Sampaisampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku menyerah.
    Mas, keluarin di mulutku saja ya aku tak kuat lagi bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggystye.
    Suamiku mengeluarkan penisnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedotnyedot penis besar itu. Sekitar setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang, aku menelan semua cairan kental itu.

    ###################
    Harihari selanjutnya berlalu dengan biasa. Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seolaholah melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Indun belum berani main ke rumah. Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebenarnya rumah kami dekat dengan rumah Indun, tapi aku juga belum berani untuk melihat keadaan anak itu. Hanya saja aku masih sering ketemu ibunya, dan sering isengiseng nanya keadaan Indun. Katanya sih dia baikbaik saja hanya sekarang lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP. Seminggu sebelum bulan puasa, Indun datang ke rumah mengantarkan selamatan keluarganya. Wajahnya masih kelihatan malumalu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah.
    Hai Ndun, kok kamu jarang main ke rumah? tanyaku.
    Eh, iya bu. Gak papa kok Bu, jawabnya sambil tersipu.
    Bilang ke mamamu, makasih ya
    Iya bu, jawab Indun dengan canggung. Dia bahkan tak berani menatap wajahku. Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dia jelas masih anak ingusan, dan bukan typetype anak SMP yang populer dan gagah kayak yang jagojago main basket. Jelas si Indun tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya memang tinggi.

    Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya ajakku.
    Indun tampak masih agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku masih dinas ke Kulonprogo. Anakanak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakapcakap sebentar tentang sekolahnya dan sebagainya. Sekalikali aku merasa Indun melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa senang juga diperhatiin sama anak itu badanku. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat karena barusan ikut kelas yoga bersama ibuibu Candra Kirana. Tentunya dadaku terlihat sangat menonjol. Akhirnya tidak begitu lama, Indun pamit pulang. Dia kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah setelah kejadian malam itu.
    Hingga pada bulan selanjutnya aku tibatiba gelisah. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Gimana kalau benarbenar jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasojo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif.
    Hingga pada suatu pagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil!!! Oh Tuhan!
    Aku benarbenar kaget dan tak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami selalu bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini adalah anak Indun, si anak SMP yang belum cukup umur. Aku benarbenar bingung. Seharian aku tidak dapat berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku, bahwa aku hamil dari lakilaki lain. Itulah yang paling membuatku bingung.

    Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku.
    Dik Lani, ada apa? Kok sepertinya kurang sehat? tanyanya penuh perhatian.
    Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan katakata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku eraterat. Suamiku membalas pelukanku.
    Ada apa sayang? tanyanya.
    Badan kekarnya memelukku mesra. Aku selalu merasa tenang dalam pelukan lakilaki perkasa itu. Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dia menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dia bertanya, benarkah?
    Aku mengangguk pelan sambil menagis, aku hamil, mas
    Jelas suamiku juga kaget. Dia diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dia menjawab singkat
    besok kita ke dokter Merlin. Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan sampai pagi tiba.
    Hari selanjut soresore kami berdua menemui dokter Merlin. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua.
    Selamat, Pak dan Bu Prasojo. Anda akan mendapatkan anak ketiga, kata dokter itu riang.
    Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak berkata sepatah kata pun. Setelah itu, suamiku tidak menyinggung masalah itu, bahkan dia memberi tahu pada anakanak kalau mereka akan punya adik baru. Anakanak ternyata senang juga, karena sudah lama tidak ada anak kecil di rumah. Bagi mereka, adik kecil akan menyemarakkan rumah yang sekarang sudah tidak lagi ada suara anak kecilnya.
    Malamnya, setelah tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dia ingin agar anak itu gugur atau karena dia merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari setelah sepanjang malam kami bergelut di kasur kami. Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu, karena sepanjang malam mulutku disodoksodok penis suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang sampai tiga kali membasahi muka dan mulutku. Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya, karena seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok harinya hari libur, jadi aku tidak harus buruburu menyiapkan sekolah anakanak.

    Harihari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga selalu merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibuibu ngidamnya penis suami seperti kehamilanku kali ini. Hamil kali ini betulbetul beda dengan kehamilanku sebelumnya, yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Hamil kali ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi. Setiap malam vaginaku terasa senutsenut, ada atau tak ada suamiku. Kalau pas ada enak, aku tinggal naik dan goyanggoyang pinggang. Kalau pas gak ada aku yang sering kebingungan, dan mencaricari di internet filmfilm porno. Sudah itu pasti aku mainin pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe. Yang jadi masalah, adalah perlukah aku memberi tahu si Indun bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku. Dia mendukung kehamilanku saja sudah sangat membahagiakanku. Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Itulah hal yang sangat aku syukuri.

    Pas bulan puasa, tibatiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersihbersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotongroyong membersihkan halaman dan rumah. Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anakanak. Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala. Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku. Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolaholah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habishabisan. Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.

    Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curicuri pandang melihat perutku yang mulai membuncit. Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekalikali meneruskan program mengaji anakanakku.

    Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibuibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
    Ndun, Sangga sudah pulang? tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
    Belum, Bu
    Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anakanak yang suka hurahura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
    Aku lalu berkata ke Indun, Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini.
    Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
    Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini, jawab Indun.
    Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu. Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil. Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.

    Wah, makasih , Bu. Kok repotrepot katanya sungkan.
    Gak papa, kok
    Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
    Indun malumalu melihat perutku.
    Bu, udah berapa bulan ya? tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
    Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu? tanyaku iseng menggodanya.
    Tibatiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
    Ya nggak tahu bu Kok saya bisa tahu darimana? jawabnya tersipu.
    Tibatiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku. Dengan santai aku menjawab, Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?
    Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tibatiba akan menjadi bapak.
    Wajahnya melongo melihatku takuttakut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.

    Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili purapura tidak tahu lagi, kataku sambil melirik menggodanya.
    Aku mengeluselus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaanperasaan yang tidak dimengertinya.
    Aku eeeee maaf Bu aku tidak tahu Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
    Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu? tanyaku.
    Eh aku suka banget Bu.. Aku seneng Indun benarbenar kalut.
    Ya udah, kalau benarbenar seneng, sini kamu rasakan gerakannya kataku manja sambil mengelus perutku.
    Boleh Bu? Aku pegang..? tanyanya kawatir.
    Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takuttakut tangannya menuju ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu. Dengan hatihati dia meletakkan telapaknya di perutku.
    Maaf ya bu, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolaholah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
    Kamu suka punya anak? tanyaku.
    Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.
    Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macammacam rasa gak jelas. Tibatiba dadaku berdebardebar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takuttakut melihat mukaku. Kami berdua tibatiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.

    Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibuibu yang lagi bengkakbengkak kayak aku? tanyaku memecah kesunyian.
    Saya suka sekali sama Ibu jawabnya.
    Kenapa?
    Ibu cantik.. jawabnya dengan muka memerah.
    Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini.. jawabku.
    Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malumalu.
    Gak kok, Ibu tetep cantik banget jawabnya pelan. Tangannya mulai mengeluselus perutku. Aku merasa geli, yang tibatiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
    Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo? tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benarbenar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
    Aku nafsu lihat badan Ibu kali ini Indun menatap wajahku.

    Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka lakilaki yang nafsu lihat aku.
    Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..
    Indun belingsatan.
    Sekarang iya.. jawabnya sambil membetulkan celananya.
    Idiiih. Mana coba lihat? godaku.
    Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
    Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya? godaku.
    Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
    Mau dimasukin lagi? tanyaku gemetar.
    Iya bu.. Mau banget
    Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
    Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelanpelan masuk ditelan vaginaku.

    Ohhhh Buuu.. desisnya.

    Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
    Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar, perintahku.
    Iiiiiyaaa, Bu.. erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelanpelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
    Ohhh Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
    Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelanpelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelanpelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
    Ndun, ayo gerakin maju mundur pelanpelan.. perintahku.
    Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerangerang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.

    Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremasremas payudaraku lagi. Dengan hatihati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh aku sudah sangat nafsuu sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tibatiba merasakan orgasme yang luar biasa.
    Ohhhh teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. Aku sampai, Ndunnnn aku terengahengah.
    Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.

    Ndun, pindah kamar yuk, ajakku.
    Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremasremas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benarbenar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutarmutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
    Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?
    Gak papa Bu jawabnya pelan.
    Tibatiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
    Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar bisikku.

    Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedutkedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
    Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
    Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam.. kata Indun.
    Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp.
    Aku segera balas: Baru terbangn, telp aja, kangen
    Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.

    Hei Sorii ganggu, udah bobok apa? tanyanya.
    Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik? tanyaku.
    Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anakanak?
    Hmmm. aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
    Baik, mereka okeoke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas
    Sama.. Pengen nih kata suamiku.
    Sini, mau di mulut apa di bawah? tanyaku nakal.
    Mana aja deh
    Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih godaku.
    Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo? rengek suamiku.
    Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
    Kocok aja Mas, aku juga mau kataku manja.
    Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, Sekarang kamu genjot aku sekencangkencangnya sampai keluar, ya. Sekuatkuatnya.
    Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, Ayo, mas, buka celananya..
    Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
    Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..

    Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan lakilaki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerangerang, begitu juga suamiku.
    Mas, aku masturbasi kesetanan ini.. Pengen banget. Kamu kocok kuatkuat yaaa.. Ahhhhh
    Iyyyyaaaa Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh. Ohhhhh erang suamiku.
    Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerangerang tidak karuan. Suara lobangku berdecitdecit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benarbenar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar katakata mesra dengan suamiku. Indun seolaholah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benarbenar membanggakan. Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraungraung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengahengah sehabis menggenjotku habishabisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habishabisan. Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku samasama berteriak, kami samasama keluar. Aku terengahengah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betulbetul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrolngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya. Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelanpelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobokobok vaginaku. Tibatiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.

    Ohhh, lenguhnya kecewa.
    Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu. Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusapusapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelanpelan lobang itu berhasil di terobosnya.

    Ohhhhh.. desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelanpelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
    Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengahengah, begitu juga aku.
    Pelanpelan, Ndun bisikku.
    Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
    Ohhh, Tuhan rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerangerang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
    genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
    ohhhhh
    Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. CrotAku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami samasama terengahengah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.

    ########################
    Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anakanak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benarbenar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benarbenar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benarbenar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih samasama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
    Ndun Bangun. Kamu sekolah khan? bisikku.
    Indun nampak kaget dan segera duduk.

    Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan katanya gugup.
    Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam
    Kami berpandangan.
    Maaf Bu. Aku benarbenar tidak sopan
    Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun bisikku pelan.
    Indun menatapku, Aku sayang sama Ibu katanya pelan.
    Ndun, kamu punya pacar?
    Belum, bu
    Kamu janji ya jangan ceritacerita ke siapasiapa ya soal kita
    Iya bu, gak mungkinlah
    Aku takut kamu rusak karena aku
    Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu
    Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya kataku kawatir.
    Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya katanya pelan.
    Tibatiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
    Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benarbenar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
    Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelanpelan.

    Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
    Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu
    Indun buruburu melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sanasini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
    Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah, perintahku.
    Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodoksodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerangerang di belakangku.

    Ayo, Ndun, sodok yang kuat

    Iyyyaaa.. Bu

    Terusss Cepat

    Sodokansodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua samasama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami samasama terengahengah menikmati puncak yang barusan kami daki.
    Ohhh
    Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.
    Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya kataku sambil tersenyum.
    Indun mencaricari pakaiannya. Tibatiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Mogamoga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang. Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepatcepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apaapa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.

    ######################
    Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan bukubuku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjamjam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.

    Ndun, tadi kamu di sekolah gimana? bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
    Biasa aja Bu
    Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?
    Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang
    Aku takut menganggu sekolahmu
    Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran
    Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu
    Iya Bu
    Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini
    Iya, Bu. Tapi kapankapan saya siap menemani Ibu di sini
    Yee. maunya. Ya gak papa, kataku sambil mencubit pinggangnya.
    Aku mau jadi pacar Ibu
    Lho aku khan sudah bersuami?
    Ya gak papa, jadi apa saja deh
    Aku justru kasihan sama kamu. Besokbesok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?
    Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau
    Idihh.. ya udah. Bobok yuk kataku kelelahan.
    Kami tidur berpelukan sampai pagi.
    Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengeluselusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anakanakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lamalama aku juga merasakan hal yang sama. Seolaholah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobanglobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lamalama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih okeoke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
    Untung aku dan suamiku juga kadangkadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikirpikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.

    ##########################
    Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibuibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besarbesaran. Banyak ibuibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun. Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadangkadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hatihati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
    Assalamualaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?
    Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih jawab Bu Ro.
    Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?
    Ada Bu, sebentar ya Bu
    Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
    Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya kataku pelan
    Iya Bu jawab Indun agak bingung.
    Terus kamu pakai kondom kamu
    Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besarbesaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jamaah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibuibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibuibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orangorang pada maklum akan kondisiku. Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibuibu jamaah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesakdesakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jamaah di situ yang berdiri berdesakdesakan.

    Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana kataku pada Bu Anjar.
    Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi.. kata Bu Anjar.
    Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho
    Kami lalu bercakapcakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekalikali mendengarkan ceramah kalau pas ada ceritacerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
    Bu, monggo kalau mau duduk tawarnya padaku.
    Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.

    Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibuibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diamdiam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
    Aku berbisik pada Indun, buka, Ndun. Udah pakai kondom?
    Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelanpelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengeluselus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakapcakap dengan dua ibuibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orangorang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesakdesakan.

    Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tibatiba vaginaku berkedutkedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelanpelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibuibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunangkunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngosngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepatcepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibuibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah harihari yang sibuk yang memisahkan kami.

  • Foto Ngentot Amatir Vanessa Decker mendapat vagina menjilati dan menggedor stoking hitam

    Foto Ngentot Amatir Vanessa Decker mendapat vagina menjilati dan menggedor stoking hitam


    1662 views

    Duniabola99.com – foto cewek lagi sange pakai stocking hitam Vanessa Decker melakukan posisi 69 sebelum ngentot dengan pria berkontol besar dan menembakkan sperma diatas memeknya. Agen Pokerqq

  • Ibuku mengajariku ngentot saat kami diintip dibalik gorden

    Ibuku mengajariku ngentot saat kami diintip dibalik gorden


    1968 views

  • Foto Bugil Remaja liar menyebarkan kakinya menunjukkan vagina botak

    Foto Bugil Remaja liar menyebarkan kakinya menunjukkan vagina botak


    2197 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang kakinya panjang melepaskan semua pakaiannya menampilakn toketnya yang gede dan mengangkang didalam rumahanya manampilkan memeknya yang dicukur rapi.

    Foto cewek pangilan, Foto model asia seksi mulus, Fodel indonesia seksi mulus, Foto tante girang, Foto tante seksi, cewek pangilan, cewek boking, Koleksi foto cewek cantik, Kumpulan Foto Wanita Cantik, Kumpulan Foto Gadis Sunda Cantik, 7 Cewek Canti,

  • Kisah Memek Sheilla Penjaga Toko

    Kisah Memek Sheilla Penjaga Toko


    2186 views

    Duniabola99.com – Cerita ini berawal dari keisengan saya untuk selalu mencoba hal-hal yang baru dan pengalaman baru. Suatu ketika seorang teman bernama Herry, datang ke tempat kost dan bercerita mengenai petualangannya mencari wanita penjaga toko.


    Karena saya merupakan tipe orang yang tidak mudah percaya dengan omongan teman saya tersebut, maka saya mengajak teman saya membuktikan omongannya. Jam 8.30 malam tepat, teman saya mengajak pergi ke pertokoan di alun-alun Bandung. Karena perjalanan dari tempat kami dari Buah Batu memerlukan waktu sekitar 30 menit, maka jam 9.00 tepat kami sudah sampai di pertokoan tersebut.

    Sesampainya di sana toko-toko sudah mau tutup, dan kami memasuki salah satu toko serba ada di sana. Langsung saja saya menuju counter pakaian, sambil berkeliling pura-pura mau membeli pakaian. Kebetulan toko sudah sepi karena mau tutup, dan pengunjungnya hanya beberapa orang.

    “Mau cari baju apa Mas?” tanyanya.

    Waktu saya lihat ke arah suara tadi, ternyata wanita penjaga counter yang mirip dengan bintang sinetron CT.

    “Ini Mbak, mau cari jeans ini yang nomor 32 ada nggak ya?” tanyaku.

    Si Mbak pun mencarikan jeans yang saya maksud. Karena letaknya di bagian bawah, maka si Mbak mencari dengan membungkukkan badan. Karena rok yang di pakai 10 cm di atas lutut, maka paha mulusnya pun terpampang di depan saya.

    “Wah gile bener nih.. mulus banget.” Pikiran saya jadi ngeres nggak karuan lihat pemandangan di depan saya.
    “Yang ini Mas?”, tanyanya.
    “Oh.. ya..”, jawabku.

    Lalu si Mbak pun menuliskan bon untuk dikasihkan ke kasir.

    “Mmm.. Mbak.. boleh tahu namanya?” tanyaku mengawali pembicaraan.
    “Sheilla”, katanya.
    “Denny”, kataku sambil mengulurkan tanganku.
    “Ini Mas bonnya”, katanya.
    “Makasih, mmh.. Mbak pulang jam berapa?” tanyaku.
    “Ntar jam 9.30″, jawabnya.
    “Ada yang nganter?” tanyaku lagi.
    “Mas mau nganter?” tanya dia menantang.
    “Wah, kalau situ mau ya bolehlah”, jawabku mantap.

    Tak lama kemudian ada pengumuman bahwa toko mau tutup, dan saya pun membayar barang belanjaan, dan menunggu bersama teman saya di luar di depan pintu tempat karyawan toko keluar. Tak lama kemudian terlihatlah Sheilla menuju ke arahku.


    “Kelamaan nunggunya ya Den?” tanyanya.
    “Wah, kalau nunggu wanita secakep Sheilla sih rasanya sangat lama”, kataku.
    “Ah bisa aja kamu..” kata Sheilla sambil nyubit pinggangku.

    Kami bertiga pun meninggalkan toko tersebut.

    “Emang Sheilla rumahnya di mana?” tanyaku.
    “Saya di Jalan S”, katanya.
    “Oohh, okelah!” jawabku.

    Kami pun menuju tempat parkir dan saya starter Katana tahun 90-an yang sudah menemani saya selama 5 tahun ini.

    “Denn, saya turunin di sini Den..” kata Herry saat mobil melewati panti pijat di Jalan S. Dan mobil pun kuhentikan,

    Herry turun langsung masuk ke panti pijat. Wah ini anak memang gila beneran.

    “Itu sudah deket kok Den, tempat kost Sheilla”, katanya.
    “Yah kiri, di situ.” katanya lagi.

    Kami pun turun, saat di tempat kos penghuninya sudah tidur semua, tapi karena Sheilla memiliki kunci sendiri, kami pun tak ada kesulitan untuk masuk.

    “silakan duduk dulu Den!” katanya.

    Dan Sheilla pun pergi ke dapur membuat minuman. Kamar Sheilla ukurannya 3 X 4 meter, di dalamnya hanya ada televisi, VCD, sama kursi. Meja dan tempat tidur. Tempat tidurnya diletakkan di bawah di atas karpet. Kubuka 2 koleksi VCD-nya, wah ini ada VCD xx-nya. Pas saya lihat 2 VCD, dia pun masuk dengan membawakan segelas STMJ dan memakai kaos street dan celana pendek.

    “Wah, semakin kelihatan seksi nih anak”, pikirku.
    “Nih diminum Den, biar anget”, katanya.
    “Shell.. kamu suka ya lihat film-film macem ginian?” tanyaku.
    “Ah nggak juga, cuma buat nonton kalau lagi butuh.” katanya.
    “Butuh apaan?” tanyaku berlagak bodoh.
    “Yah, butuh itu tuh..” katanya sambil tertawa.
    “Eh, saya mau nonton yah..” kataku.
    “Yah silakan, asal nggak terpengaruh loh ya! resiko ditanggung sendiri”, katanya sambil tersenyum genit.


    Aku pun mulai menyalakan VCD dan menontonnya. Disitu diperlihatkan seorang wanita yang diikat tangan kakinya di ranjang dan ditutup matanya, disetubuhi oleh lelaki dengan nafsunya. “Ahh.. no.. no.. uhshh..” jerit wanita tersebut sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. “Eh Den, kalau yang itu saya juga belum liat tuh”, kata Sheilla. Kemudian Sheilla pun duduk di samping saya. Terlihat lagi kemudian ikatan tali itu dilepas, dan si wanita menungging, dan si lelaki berdiri di belakangnya, dan mulai menyetubuhinya dengan gaya anjing. “Ohh.. yess.. ahh.. ahh.. yess.. yess..” jerit wanita tersebut.

    Sheilla duduk semakin mendekat ke tubuhku saat menonton adegan tersebut, dan dadanya malah digesekkan ke lenganku.

    “Wah, kayaknya dia terangsang nih”, pikir saya.

    Kemudian adegan pun semakin seru, si wanita menggoyang maju mundurkan pantatnya mengimbangi laju kemaluan laki-laki tersebut ke dalam ke kemaluannya.

    “Oohh baby, yess.. ahhk”, jerit wanita tersebut dan Sheilla pun semakin menggesekkan dadanya ke lenganku dan akhirnya saya beranikan diri untuk memegang dadanya, dan ternyata Sheilla diam saja sambil terus memperhatikan gambar.

    Saya semakin berani dengan mencium bibirnya, yang dibalas dengan ciuman pula oleh Sheilla.

    Akhirnya saya dan Sheilla pun terlibat dalam acara pagut memagut yang sangat seru. Lidah kami saling melilit satu sama lain. Kemudian Sheilla melepaskan kaos streetnya. Saat kaos sampai di kepalanya dan matanya masih tertutup kaos tersebut, saya menciumi bibirnya dengan ganas, “Mmm”, dan dibalas dengan ganas pula oleh Sheilla. Akhirnya saya turun ke bawah menciumi lehernya yang panjang dan agak melengkung ke depan berbentuk seperti kuda. Kata orang sih wanita dengan bentuk leher seperti ini nafsunya besar.

    Kemudian Sheila pun mendesah,

    “Oohh.. shh.. shh”, dan kemudian saya buka kaitan branya dengan gigi saya dan terpampang di depan mata saya gundukan gunung kembar berbentuk kerucut dengan puncaknya berwarna merah muda.

    Langsung saya jilati dari lembah gunung kembar tersebut terus menuju ke puncaknya.


    “Aakhh.. okhh.. Denn.. shh.. jangann.. jangan Den.. jangan.. jangan hentikan Den..” hanya kata itu yang keluar dari bibir Sheilla.

    Wah gila juga nih cewek, masih sempat bercanda dalam kenikmatan. Tak lama kemudian ujung gunung kembar itupun berubah menjadi keras seperti penghapus pensil dan semakin keras saja. Selanjutnya habis mengerjakan tugas di puncak gunung, saya turun sedikit menuju lembah dan tepat di atas pusar saya jilati lagi. Terus saya berhenti.

    “Aahh.. shh.. loh.. sshh kok berhenti? sshh”, tanya Sheila.
    “Shell kamu punya susu kental manis nggak?” tanya saya.
    “Loh kan udah ada susu kenyal nikmat”, katanya.
    “Beneran nih Shell”, kata saya.
    “Tuh di atas meja”, katanya sambil menunjuk ke meja.
    Langsung saja saya ambil dan saya bawa menuju ke Sheilla.
    “Wah mau diapain Den?” tanyanya.
    “Biar lebih manis”, kata saya sambil mengoleskan susu kental tersebut ke daerah di sekitar pusar Sheilla, dan menjilatinya.
    “Wah tubuhmu memang lezat pakai susu ini Sheilla, mmh.. slurpp”, kata saya sambil menjilat dan menghisap-hisap tubuhnya.
    “Ahh.. shh.. ukhh.. ss..” desah Sheila.

    Kemudian saya mulai membuka celana pendek Sheilla dan membuka celana dalam warna kremnya. Dan setelah seluruh susu kental di tubuh Sheilla habis, saya langsung turun ke daerah selangkangan Sheilla. Posisi Sheilla sekarang tidur di sofa dengan kaki mengangkang membentuk huruf M dan saya duduk di bawah dan menjilati pangkal pahanya.

    “Mmm.. mm.. slurpp.. mmh.. saya jilati seluruh permukaan rambut di daerah segitiga terlarang tersebut di situ tumbuh dengan lebatnya rambut-rambut halus bagaikan hutan tropis Kalimantan sebelum kebakaran.


    Kujilati hingga rambut di situ basah semua, dan kemudian saya menuju ke bibir-bibir kemaluan Sheilla. Kujilati bibir-bibir indah tersebut dengan ganasnya,

    “Okhh.. akkhh.. yess.. Denn.. ahh..” desah Sheilla sambil mengangkat pinggulnya.

    Kemudian kusingkap kedua bibir untuk mengetahui rahasia di dalam kemaluannya. Terlihat dengan jelas tonjolan daging yang ada di dalamnya dan kujilati dengan lidahku.

    “Ohh.. di situu terus Den.. akhh.. oukhh.. akk”, jerit Sheilla saat saya jilati daging, yang biasa disebut klitoris.

    Setelah menjilati daging tersebut, kumasukkan tanganku ke dalamnya terasa ada yang menyedot jariku. dan kugesek-gesekkan jari-jariku ke dalam kemaluan Sheilla dan terasa daging yang bergelombang-gelombang di dalamnya. Mungkin ini yang disebut G-spot pikir saya. Langsung saja saya korek-korek daerah situ. Sheilla pun semakin tak terkendali,

    “Aahh.. sshh.. ohkk.. uhh.. yess, Dennyy.. teruss.. ahkkh..” jeritnya semakin nggak jelas.

    Saya semakin memperbesar frekuensi mengobrak-abrik daerah tersebut, yang makin lama terasa semakin basah dan semakin menyedot-nyedot jariku. Tak lama kemudian,

    “Ohh.. Dennyy.. shh.. akkhh..” jerit Sheilla mengejang tanda mencapai klimaks, dan jariku di dalamnya pun semakin basah oleh semburan air dari dalam kemaluannya.

    Kemudian saya keluarkan tangan saya dari cengkeraman kemaluannya dan menciumi Sheilla. “Sudah puas sayang?” tanya saya. Dia pun tersenyum genit.

    Kemudian Sheilla saya rebahkan di karpet dan saya ambil inisiatif 69 dan saya mulai menjilati kemaluan Sheilla.

    “Den.. masih ngilu.. kamu aja yang saya jilatin deh!” kata Sheilla.

    Saya langsung duduk di sofa, dan Sheilla mulai menjilati kemaluan saya. Dia jilat kantung kemaluan saya dengan nikmatnya sambil sekali-kali melirik ke arah saya.

    Kemudian dia menjilati batangan saya yang 7 inchi menyusuri jejak urat-urat yang menonjol di situ. Saya cuma bisa bilang,

    “Ahh.. ohh.. shh”, saat dia menjilati batangan saya.


    Dia pun lalu mulai menjilati kepala kemaluan saya yang seperti helm astronot sambil memainkan lubangnya dengan lidah yang menari-nari di atasnya. kemaluan saya pun semakin tegang saja, dan kemudian dia mulai memasukkan dan mengeluarkan kemaluan saya di dalam mulutnya dengan frekuensi tinggi, sehingga dengan gerak reflek saya maju mundurkan kemaluan saya sambil memegangi rambutnya. Setelah hampir 6 menit berlalu sepertinya dia sudah capai karena saya nggak keluar-keluar juga. Akhirnya dia pun menghentikan aktifitasnya.

    “Denn.. lama bener sih keluarnya, masukin ke kemaluan aja ya biar cepet keluar!” katanya.

    Kemudian Sheilla mengambil sesuatu dari lemarinya. Ternyata dia mengambil kondom yang bentuknya lucu seperti ikan lele, ada sungutnya. Dan memberikan ke saya.

    “Nih Den pake, biar saya nikmat dan tahan lama”, katanya.

    Lalu saya memakaikan kondom tersebut ke kemaluan saya, dan Sheilla sudah siap tempur dengan tidur telentang dan kakinya membentuk huruf M. Langsung saya masukkan kemaluan saya ke dalam kemaluan Sheilla. Wah, ternyata masih seret juga nih lubangnya pikir saya. Dan dengan dorongan sedikit tenaga masuklah batang saya ke dalam cengkraman kemaluannya. Saya dorong keluar masuk kemaluan saya ke dalam kemaluannya.

    “Aahh.. oohh.. shh.. akhh.. shh.. teruss.. Denn.. ahh..” desah Sheilla semakin tak beraturan.

    Kemudian saya berhenti, kemaluan saya di dalam kemaluannya dan memainkannya seperti orang sedang menahan air pipis.

    “Ih.. kamu nakal.. Den..” dan Sheilla ganti membalasnya dengan perlakuan seperti saya.

    Saat dia melakukan hal tersebut, kemaluannya terasa menjepit-jepit seluruh batang kemaluan saya secara periodik, dan membuat saya tak bisa mengendalikan diri.

    Kemudian saya genjot lagi kemaluan saya dan menggesekkan sungut-sungut pada kondom, sepertinya membuat sensasi tersendiri pada kemaluannya,

    “Ahh.. oohh.. Denny.. sungut lelemu.. ohkss.. akk.. yes ahh.. ohkk..” jerit Sheilla menikmati sungut lele dan dia pun menggoyangkan pinggulnya semakin kuat dan berbunyi kecipak-cipak saat saya memasuk-keluarkan kejantanan saya di dalam kewanitaan Sheilla yang makin basah.

    Setelah 15 menit kemudian Sheilla mendesah,


    “Deny.. ouchh.. akuu.. mmaauu.. akh, sampaii.” Tak lama kemudian terasa tumpahan cairan dari kemaluan Sheilla membuat batang kemaluan saya panas dan terasa ada yang menghisap-hisap kemaluan saya yang membuat saya tak bisa mengendalikan diri, dan keluarlah lahar panas dari kemaluan saya pada kantong kondom di dalam kemaluan Sheilla.

    Kami berdua pun lemas dalam kenikmatan. Saya biarkan kemaluan saya di dalam kemaluan Sheilla sampai hilang hisapan-hisapan dari kemaluannya. Kemudian kukeluarkan kemaluan saya dan saya lepas kondom dan saya berikan ke Sheilla.

    “Nih, sumbangkan ke bank sperma”, kata saya.

    Dia pun tersenyum genit, dan pergi ke kamar mandi untuk membuang kondom tersebut. Kemudian kami pun tertidur dengan tubuh tanpa busana sampai keesokan harinya.

  • Horny Petite Mae Olsen Gets The Cock

    Horny Petite Mae Olsen Gets The Cock


    1558 views

  • Kisah Memek Ngentot Janda Memek Gatel

    Kisah Memek Ngentot Janda Memek Gatel


    2268 views

    Duniabola99.com – Kami berdua telentang di jok kami masing-masing, dengan kemaluan kami yang masih terbuka. Kami saling berpandangan dan tersenyum puas. Tangan kanan Mbak Ningrum meremas tangan kiriku, aku tidak tahu apa artinya, apakah ucapan terima kasih, pujian ataukah janji untuk mengulangi lagi apa yang telah kami lakukan.

    Sesudah istirahat sejenak, Mbak Ningrum mengambil tisue dan membersihkan cairan kental yang belepotan di perut dan kemaluanku. Mbak Ningrum membersihkannya secara mesra dan terkadang bercanda dengan mencoba meremas dan membangunkan kembali rudal aku.


    “Mbak. Jangan digoda lagi lho, kalau ngamuk lagi gimana..?” kataku bercanda.
    “Coba aja kalau berani, siapa takut..!” jawabnya sambil menirukan iklan di TV. Sesudah membersihkan kemaluanku, dia juga membersihkan kemaluannya dengan tisue, dan memakai kembali CD-nya, merapihkan rok, blus dan BH-nya yang kusut. Sementara aku juga merapihkan kembali celana aku. Dia menyisir rambutnya, dan merapikan kembali riasan wajahnya, sambil melirik dan tersenyum ke aku penuh bahagia.
    “Mbak.., besok tetap lho ya jam sepuluh pagi. ” aku mengingatkan.
    “Pasti donk, cewek mana sih yang nggak pengin sarang burungnya dimasukin burung. ” canda dia.
    “Apalagi sarangnya sudah kosong lama ya Mbak..?” godaku.
    “Pasti enak kok kalau udah lama. ” jawab dia. Sesudah kami semua rapih, Mbak Ningrum aku antar pulang dengan tetap berdekapan, dia tertidur di dadaku, tangan kiri aku untuk mendekap dia dan tangan kanan aku untuk pegang stir. Sesampainya di rumah MBak Ningrum, cuaca masih gerimis. Mbak Ningrum menawarkan untuk mampir sebentar di rumah. Rfbet99

    “Vi, masuk dulu yuk..! Aku buatkan kopi hangat kesukaanmu. ” ajak Mbak Ningrum.
    “Oke dech, aku parkir dulu mobilnya ya..?”
    Sampai di dlm rumah Mbak Ningrum, ternyata Tarno tidak ada. Menurut Bi Inah, pembantu Mbak Ningrum, katanya Tarno hari ini tidak pulang, sebab diminta atasannya dinas ke luar kota.
    “Vi, ternyata Tarno malam ini nggak pulang. Kamu tidur aja disini, di kamar Tarno. ” pinta Mbak Ningrum sambil senyum penuh arti. Aku tahu kemana arah pembicaraan Mbak Ningrum.
    “Nggak mau kalau tidur di kamar Tarno, aku takut sendirian. ” godaku.
    “Emangnya takut sama siapa..?”
    “Ya takut kalau Mbak Ningrum nanti nggak nyusul ke kamarku. “
    “Ssstt..! Jangan keras-keras, nanti ada yang denger. ” Mbak Ningrum cemberut, takut kalau ada yang dengar.
    “Ya udah, aku tidur sendiri di kamar Tarno, kalau nanti malam aku dimakan semut, jangan heran lho Mbak..!” aku pura-pura merajuk.

    “Nggak usah ribut, mandi sana dulu, nanti malam kalau semua orang udah pada tidur, kamu boleh nyusul aku ke kamar, nggak aku kunci kamarku. ” bisik Mbak Ningrum pelan.
    “Siip dach..!” aku ceria dan langsung pergi mandi.
    Habis mandi, badan aku terasa segar kembali. Aku langsung pergi ke kamar, pura-pura tidur. Tetapi di dlm kamar aku membayangkan apa yang akan aku lakukan nanti sesudah berada di kamar Mbak Ningrum. Aku akan bercinta dengan orang yang sudah bertahun-tahun aku idamkan. Jam di kamar aku menunjukkan pukul 12:30 malam. Kudengarkan kondisi di luar kamar sudah kelihatan sepi. Tidak terdengar suara apapun. TV di ruang keluarga juga sudah dimatikan Bi Inah kira-kira jam 11 tadi. Bi Inah adalah orang yang terakhir nonton TV sesudah acara Srimulat yang merupakan acara kegemaran Bi Inah.


    Untuk mempelajari suasana, aku keluar pura-pura pergi ke kamar mandi. sesudah benar-benar sepi, aku mengendap-endap masuk ke kamar Mbak Ningrum. Lampu di kamar Mbak Ningrum remang-remang. Mbak Ningrum tidur telentang dengan mengenakan daster tipis yang semakin memperindah lekuk tubuh Mbak Ningrum. Tubuh Mbak Ningrum yang mungil tapi padat berisi, terlihat tampak sempurna dibalut daster tersebut. Dengan tidak sabar aku dekap tubuh Mbak Ningrum yang sedang telentang bagaikan landasan yang sedang menunggu pesawatnya mendarat. Mbak Ningrum aku dekap hanya tersenyum sambil berbisik,
    “Sudah nggak sabar ya..?”

    “Ya Mbak, perasaan waktu kok berjalan pelaan sekali..”Aku cium belakang telinganya yang mungil dan ranum, setelah itu ciuman aku bergeser ke pipinya dan akhirnya ke bibirnya yang mungil dan juga ranum. Kedua tangan Mbak Ningrum mendekap erat di leher aku. Tangan aku yang kiri aku letakkan di bawah kepala Mbak Ningrum untuk merangkulnya. Sedangkan tangan kanan aku gunakan untuk membelai dan melingkari sekitar susunya. Dan dengan perlahan dan lembut, telapak tangan aku gunakan untuk meremas-remas lingkaran luar payudaranya, dan ternyata Mbak Ningrum sudah tidak memakai BH lagi.

    Erangan-erangan lembut Mbak Ningrum mulai keluar dari bibirnya, sedangkan kedua kakinya bergerak-gerak menandakan birahinya mulai timbul. Remasan-remasan tanganku di seputar susunya mendapatkan reaksi balasan yang cukup baik,sebab kekenyalan susu Mbak Ningrum kelihatan semakin bertambah. Tangan kanan aku geserkan ke bawah, sebentar mengusap perutnya, beralih ke pusarnya, dan akhirnya aku gunakan untuk mengusap kewanitaannya. Ternyata Mbak Ningrum juga sudah tidak memakai CD, sesampai kemaluannya yang bulat dan mononjol, serta kelembutan rambut kemaluannya dapat aku rasakan dari luar dasternya.
    Kedua kakinya semakin melebar, memberikan kesempatan seluas-luasnya tangan aku untuk membelai-belai kewanitaannya. Ciuman aku beberapa saat mendarat di bibirnya, setelah itu aku alihkan turun ke lehernya, ke belakang telinganya, dan akhirnya turun ke bawah, melewati celah di bukit kembarnya. Aku ciumi lingkaran luar bukit kembarnya, sebelum akhirnya menyiumi puting susunya yang sudah mengacung. Saat lidah aku menyium sampai ke putingnya, nafas Mbak Ningrum kelihatan mengangsur, menunjukkan kelegaan.
    “Uuuccghh.. Allvii..!”Tali daster yang menggantung di pundaknya, aku pelorotkan sesampai menyembullah kedua bukit kembarnya yang kenyal, dengan kedua putingnya yang sudah mengacung dan tegang.


    Aku ciumi sekali lagi kedua bukit kembarnya, dan aku jilati putingnya dengan lidah. Sementara kedua jari dari tangan kanan aku secara bersamaan membelai-belai kedua selangkangannya, yang terkadang diselingi dengan usapan kemaluan luarnya dengan telapak tangan kanan aku. Belaian ini memberikan kehangatan di bibir kewanitaannya, selain untuk meningkatkan rasa penasaran liang senggamanya. Jari tengah aku gunakan untuk mebelai-belai bibir luar kemaluannya yang sudah sangat basah. Aku usap klitorisnya dengan lembut dan pelan dengan menggunakan ujung jari, membuat Mbak Ningrum semakin menikmati belaian lembut klitorisnya.

    Bibir kewanitaannya semakin merekah dan semakin basah. Lidahku masih menari-nari di kedua putingnya yang semakin keras, jilatan lidah aku memberikan sensasi yang kuat bagi Mbak Ningrum. Terbukti dia semakin erat meremas rambut aku, deru nafasnya semakin memburu dan lenguhannya semakin kencang.
    “Uuuccgghh.. Aaallvii.. uugghh.. eennaaggkk..”Aku jilati kedua putingnya kanan dan kiri bergantian, sambil meremasi dengan lembut tetapi sedikit menekan kedua susunya dengan kedua tangan aku. Sesudah aku puas menciumi susunya, ciuman aku geser ke arah perutnya, aku jilati pusarnya, kembali Mbak Ningrum sedikit menggelinjang, mungkin sebab kegelian. Ciuman terus aku geser ke bawah, ke arah pahanya, turun ke bawah betisnya, terus naik lagi ke atas pahanya, setelah itu ciuman aku arahkan ke rambut kemaluannya yang lebat. Mendapat ciuman di rambut kemaluannya, kembali Mbak Ningrum menggelinjang-gelinjang. Aku buka bibir kemaluannya yang merekah, aku ciumi dan jilati seputar bibir kewanitaannya, terus lidah aku diusapkan ke klitorisnya, dan bergantian aku gigit, terkadang aku hisap klitorisnya.

    Setiap sentuhan lidah aku menjilat pada klitorisnya, tangan Mbak Ningrum menjambak rambut aku. Kepalanya menggeleng-geleng, dengan dada yang dibusungkan, kedua kakinya mendekap erat leher aku, dan kicaunya semakin tidak karuan,
    “Uuuccgghh.. Aaallvvii.. uughh.. ggeellii.. uuff.. ggeellii.. seekkaallii..”Cairan yang keluar dari kemaluannya semakin banyak, bau khas liang senggamanya semakin kuat menyengat. Rintihan, lenguhan yang keluar dari mulut Mbak Ningrum semakin kacau. Gerakan-gerakan tubuh, kaki dan gelengan-gelengan kepala Mbak Ningrum semakin kencang. Dadanya tiba-tiba dibusungkan, kedua kakinya tegang dan menjepit kepala aku. Aku mengerti kalau saat ini detik-detik orgasme akan segera melanda Mbak Ningrum. Untuk memberikan tambahan sensasi kepada Mbak Ningrum, maka kedua putingnya aku usap-usap dengan kedua jari tangan, dengan mulut tetap menyedot dan menghisap klitorisnya, maka tiba-tiba,


    “Aaauughh.. Aallvvii aakk.. kkuu.. kkeelluuarr.. Aaacchh..!”Aku tetap menghisap klitorisnya. Dan dengan nafas masih terengah-engah, Mbak Ningrum bangun dan duduk. “Ayo Alvi.., gantian kamu tidur aja telentang..!” kata Mbak Ningrum sambil menidurkan aku telentang. Gantian Mbak Ningrum telungkup di samping aku. Tangannya yang lembut sudah mulai mengelus-elus batang kemaluan aku yang sudah sangat tegang. Mulutnya yang mungil mencium bibir, terus turun ke puting. Aku merasa sedikit kegelian saat dicium puting aku.
    Mulutnya terus turun mencium pusar, dan akhirnya aku rasakan ada rasa hangat, basah dan sedikit sedotan sudah menjalar di rudal aku. Ternyata Mbak Ningrum mulai mengocok dan mengulum kejantanan aku. Mbak Ningrum mengulumnya dengan penuh nafsu. Matanya terpejam tetapi kepalanya turun naik untuk mengocok rudal aku. Kepala kemaluan aku dijilatinya dengan lidah. Tekstur lidah yang lembut tapi sedikit kasar, membuat seakan ujung jari kaki aku terasa ada getaran listrik yang menjalar di seluruh kepala. Jilatan lidah di kepala rudal memang sangat enak. Aliran listrik terus menerus menjalar di sekujur tubuh aku.

    Kepala Mbak Ningrum yang naik turun mengocok kejantanan aku yang aku bantu pegangi dengan kedua tangan. Kocokannya semakin lama semakin kuat, dan hisapan mulutnya seakan meremas-remas seluruh batang keperkasaan aku. Seluruh pori-pori tubuh aku seakan bergetar dan bergolak. Getaran-getaran yang menjalar dari ujung kaki dan dari ujung rambut kepala, seakan mengalir dan bersatu menuju satu titik, yaitu ke arah rudal keperkasaan aku.

    Getaran-getaran tersebut makin hebat, akhirnya kemaluan aku menjadi seolah tanggul yang menahan air gejolak. Lama-lama pertahanan kemaluanku seakan jebol, dan tiba-tiba aku menjerit.
    “Mmmbbakk Ningggruumm.. aaggkkuu kkelluuaarr..!”Mendengar aku mengerang mau keluar, mulut Mbak Ningrum tidak mau melepaskan batang kejantanan aku, tetapi malah kulumannya dipererat. Mulut Mbak Ningrum menyedot-nyedot cairan yang keluar dari rudal aku dengan lahapnya, seakan tidak boleh ada yang tersisa. Batang kemaluan aku dihisap-hisapnya seakan menghisap es lilin. Sensasinya sungguh sangat dahsyat. Ternyata Mbak Ningrum sangat ahli dlm permainan oral. Nafas aku sedikit tersengal, badan sedikit lemas, sebab seakan-akan semua cairan yang ada di tubuh, mulai dari ujung kaki sampai dengan kepala, habis keluar tersedot oleh Mbak Ningrum. Mbak Ningrum tersenyum puas sambil menggoda,
    “Gimana rasanya..?”
    “Waduh.., Mbak luar biasa..” jawabku sambil masih terengah-engah.
    “Nggak kalahkan dengan yang muda..?” kata Mbak Ningrum dengan berbangga.
    “Yaa jelas yang lebih pengalaman donk yang lebih nikmat.” Kami istirahat sejenak sambil minum. Tetapi ternyata Mbak Ningrum memang luar biasa. Baru istirahat beberapa menit, tangannya sudah mulai bergerak-gerak di perut, di paha dan di selangkangan aku, membuat rasa geli di sekujur tubuh.

    Tangannya kembali meremas-remasbatang kemaluan aku. Sebab masih darah muda, maka hanya sedikit sentuhan, kemaluan aku langsung berdiri dengan gagahnya mencari sasaran. Melihat batang keperksaan aku dengan cepatnya berdiri lagi, wajah Mbak Ningrum kelihatan berseri-seri. Sambil tangannya tetap mengocoknya, kami saling berciuman. Bibir Mbak Ningrum yang mungil memang sangat merangsang semua laki-laki yang melihatnya. Ciuman yang lembut dengan usapan-usapan tangan aku ke arah putingnya, membuat birahi Mbak Ningrum juga cepat naik. Putingnya seakan-akan menjadi tombol birahi. Begitu puting Mbak Ningrum disenggol, lenguhan nafasnya langsung mengencang, kedua kakinya bergerak-gerak, pertanda birahinya menggebu-gebu. Aku usap liang senggamanya dengan tangan, ternyata liang kenikmatan Mbak Ningrum sudah sangat basah.
    “Gila bener cewek ini, cepet sekali birahinya.., ” pikir aku dlm hati. Mbak Ningrum menarik-narik punggung aku, seakan-akan memberi kode supaya senjata rudal aku segera dimasukkan ke sarangnya yang sudah lama tidak dikunjungi burung pusaka.


    “Ayo dong Vi..! Cepetan, Mbak sudah nggak tahan nich..!”Alat vitalku sudah semakin tegang, dan aku sudah tidak sabar untuk merasakan kemaluan Mbak Ningrum yang mungil. Aku sapukan perlahan-lahan kepala kejantanan aku di bibir kewanitaannya. Kelihatan sekali kalau Mbak Ningrum menahan nafas, tandanya agak sedikit tegang, seperti gadis yang baru pertama kali main senggama. Sesudah menyapukan kepala rudal aku beberapa kali di bibir kenikmatannya dan di klitorisnya. Akhirnya aku masukkan burung aku ke sarangnya dengan sangat perlahan.
    Kedua tangan Mbak Ningrum meremas pundak aku. Kepalanya sedikit miring ke kiri, matanya terpejam dan mulutnya sedikit terbuka sangat seksi sekali, tandanya Mbak Ningrum sangat menikmati proses pemasukan batang kejantanan aku ke liang senggamanya. Lenguhan lega terdengar saat kepala kemaluanku membentur di dasar liang kenikmatannya. Aku diamkan beberapa saat rudal aku terbenam di liang senggamanya untuk memberikan kesempatan kemaluan Mbak Ningrum merasakan rudal kenikmatan dengan baik.

    Aku pompakan batang kejantanan aku ke liang senggama Mbak Ningrum dengan metode 10:1, yaitu sepuluh kali tusukan hanya setengah dari seluruh panjang batang kejantanan aku, dan satu kali tusukan penuh seluruh batang kejantanan aku sampai membentur ujung rahimnya. Metoda ini membuat Mbak Ningrum merancau tidak karuan. Setiap kali tusukan aku penuh sampai ujung, aku kocok-kocokkan kejantanan aku beberapa lama, akhirnya aku rasakan kaki Mbak Ningrum melingkar kuat di pinggang aku. Kedua tangannya mencengkram punggung aku, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang,
    “Aaacchh.. aauugghh.. Aallvvii.. aakku.. kkeelluuaa.. aa.. rr..!”Batang kemaluan aku terasa sangat basah dan dicengkram sangat kuat. Merasakan remasan-remasan pada rudal aku yang sangat kuat, membuat pertahann aku juga seakan makin jebol dan akhirnya,

    “Ccrroot.. croot.. crrot..!” aku juga keluar. Sesudah permainan itu, aku sering melakukan hubungan seks berkali-kali, bisa seminggu dua kali aku melakukan hubungan seks dengan Mbak Ningrum. Ternyata nafsu seks Mbak Ningrum cukup besar, kalau satu minggu aku tidak bermain seks dengan Mbak Ningrum, pasti Mbak Ningrum akan main ke rumah, ataupun sesudah bekerja, dia akan menelpon aku di kantor untuk meminta jatah. Aku melakukan hubungan seks dengan Mbak Ningrum bisa dimana saja, asal tempatnya memungkinkan. Baik di rumah aku, di rumah dia, di hotel, di mobil, di garasi, di kamar mandi sambil berendam di bath-tub, di dapur sambil berdiri, bahkan aku pernah bermain seks di atas kap mesin mobil aku. Ternyata berhubungan seks itu kalau dengan perasaan agak takut dan terkadang tergesa-gesa, memberikan pengalaman tersendiri yang cukup mengasyikkan.




  • Foto Bugil menggemaskan Gia pamer vaginanya dan payudara besar yang sempurna

    Foto Bugil menggemaskan Gia pamer vaginanya dan payudara besar yang sempurna


    1686 views

    Duniabola99.com – foto gadis rambut kriting bugil diatas tempat tidurnya menampilkan toketnya yang gede dan memainkan memeknya yang tembem dan berbulu lebat dengan jari-jarinya.

  • Kisah Memek Mama Temanku Genit

    Kisah Memek Mama Temanku Genit


    2757 views

    Duniabola99.com – Namaku Dodi. Seorang murid kelas 3 SMP yg biasa-biasa saja. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Adikku yg kecil masih berumur 1 tahun dan masih menyusui. Mamaku bernama Yulia, dia hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Sedangkan ayahku seorang pemilik tour agent sekaligus sebagai tour guide sehingga beliau sering keluar kota.


    Mamaku sangat cantik dan menarik meski usianya sudah 35 tahun. Dia sering berpakaian seadanya kalau di rumah. Setelah mandi dan mengeringkan tubuh, mama kadang juga tdk langsung mengenakan seluruh pakaiannya, namun hanya mengenakan celana dalam dan BH keluyuran di dalam rumah.

    Memang tdk lama-lama, biasanya dia begitu kalau ada keperluan yg membuatnya tdk sempat mengenakan pakaian, seperti urusin si kecil yg tiba-tiba rewel.

    “Ah… mama memang sangat cantik” batinku.

    Meskipun begitu aku tetap tdk pernah berpikiran jorok terhadapnya, hanya mengagumi kecantikannya serta sifatnya yg baik dan penyayg.

    Namun sepertinya tdk hanya aku yg tertarik pada mama. Teman-temanku yg pernah datang ke rumahku sering memuji dan berkata padaku betapa cantik dan seksinya ibu kandungku ini. Aku tentu saja bangga mamaku banyak yg mengagumi, tapi kadang jengkel juga kalau ucapan mereka mulai aneh-aneh.

    Sebentar lagi aku akan ujian nasional. Dari beberapa ujian ujicoba aku bersyukur selalu lulus meskipun dengan nilai pas-pasan. Aku harus belajar lebih giat agar nilaiku makin bagus sehingga bisa masuk ke SMA negeri yg bagus. Meski sudah mau ujian nasional, teman-temanku masih sering bermain ke rumahku, yg aku rasa tujuan mereka hanya pengen ngecengin mamaku. Di antara mereka ada yg ngebet banget mencari perhatian mama, Rudi namanya, temanku yg paling mesum dan yg paling kotor otaknya. Di kelas dia pemalas dan sering remedial kalau ulangan.

    “Gimana nilai ujian ujicobanya? Lulus kan?” tanya mama pada Rudi.
    “Duh… saya gak lulus tante” jawab Rudi dengan nada murung.
    “Lho… kok bisa gak lulus sih?”
    “Habisnya Dodi gak mau kasih contekan waktu ujian…”
    “Kamu ini… Masa nyalahin anak tante sih? Salah kamu sendiri kan yg tdk belajar, tiru dong anak tante, rajin dia”
    “Soalnya kalau di rumah gak bisa belajar tante”
    “Lho… Kenapa?”
    “Di rumah sempit tante, berisik, gak ada tempat untuk belajar,” jawabnya beralasan lagi-lagi dengan nada sok murung, padahal memang dia sendiri yg pemalas.


    Tapi ku lihat mama malah terpengaruh dengan ucapan Anto ini.

    “Kamu itu harus belajar yg rajin dong… jangan sampai gak lulus nantinya… untung ini baru ujicoba” ujar mamaku perhatian.

    Mama orangnya memang tdk tegaan melihat orang kesusahan dan mengiba padanya. Mama sungguh wanita yg baik dan perhatian, sifat keibuannya begitu lembut dan disukai siapapun.

    “Ya mau gimana lagi tante…”
    “Hmm… Gimana kalau kamu ikut belajar bareng saja sama anak tante. Kamu bisa datang ke sini kapanpun kamu mau untuk belajar. Kamu mau kan sayang bantuin Rudi belajar?” tanya mama kemudian padaku.
    “Eh, i-iya Ma… Gak masalah kok” jawabku mengiyakan walaupun hatiku keberatan.

    Meskipun begitu ku ambil saja sisi baiknya, karena sepertinya dengan membantu Rudi belajar aku yakin aku justru akan semakin pandai dibuatnya.

    “Anak mama ini memang baik. Sesama teman memang harus saling membantu…” ujar mama sambil membelai rambutku. Aku hanya nyengir.

    “Ya sudah, tante tinggal dulu yah, tante mau masak makan malam. Mending sekarang kalian belajar. Rudi, jangan ragu-ragu bertanya pada Dodi kalau ada yg kamu gak ngerti” lanjut mamaku lagi sambil menuju dapur.
    “Yuk Rud kita belajar bareng” ajakku pada Rudi.
    “Hehe, iya bro”

    Kamipun pergi ke kamarku untuk belajar. Tapi dasar Rudi yg emang pemalas, hanya sekitar 10 menit saja dia belajar, setelahnya hanya aku sendiri yg sibuk dengan buku-buku, dia malah asik bermain dengan komputerku, bahkan browsing-browsing situso.

    “Lo kok malah main komputer sih Rud?” tanyaku kesal padanya.
    “Santai aja bro belajarnya, ntar otaklu meleduk lho… hehe” ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar monitor.

    Namun saat mamaku muncul untuk mengantarkan kue dan minuman, dengan cepat Rudi malah ikut nimbrung bersamaku pura-pura belajar.

    “Wah, kalian belajarnya rajin banget, bagus deh… Nih ada kue dan minuman” ucap mamaku.
    “Makasih Ma…”
    “Makasih tante…”

    Mama saat ini sudah berpakaian lebih santai, hanya mengenakan daster batik tipis tanpa lengan yg dalamnya hingga ke lututnya. Aku saja terpesona melihat penampilan mamaku, apalagi Rudi, matanya tdk mau beranjak melihat tubuh ibu kandungku ini, pandangan matanya seakan menelanjangi mamaku!

    “Mama lo emang cakep banget bro… gak salah banyak yg demen, hehe” ucap Rudi setelah mama keluar dari kamarku.

    Aku hanya nyengir kecil saja. Antara bangga dan kesal ibu kandungku dipuji seperti itu.

    Akupun lanjut belajar lagi, namun si Rudi masih tetap belajar dengan malas-malasan. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputerku. Bodo ah, terserah dia mau belajar atau nggak.


    Begitulah, sejak saat itu Rudi jadi semakin sering main ke rumahku, bahkan sampai nginap segala. Alasannya untuk belajar bareng, tapi lebih banyak bermain dan bersantai menikmati fasilitas rumahku, serta mencuci mata melihat mamaku.

    Rudi juga sering cari muka ke mamaku pura-pura belajar. Bahkan dia mulai bertingkah manja dan ingin dianggap anak dari mamaku juga. Kalau ada papa, Rudi masih sedikit menjaga kesopanan, tapi kalau papa sudah berangkat kerja, dia bakal melunjak tingkah sok manjanya.

    Mama memang tdk mempermasalahkan tingkah Rudi itu. Tapi sesekali ku lihat mama risih juga kalau Rudi terlalu melunjak meskipun mama masih membiarkannya. Contohnya saja ketika mama selesai mandi waktu itu. Rudi seenaknya masuk ke kamar mama lalu seperti anak kecil minta dibikinin serapan, padahal mama masih menggunakan handuk. Tampak raut wajah mama yg kurang suka, tapi dia masih berusaha tetap tersenyum dan mengiyakan permintaan temanku itu.

    Melihat hal itu aku yg jadi kesal dibuatnya. Aku mengatakan ke mama kalau aku kesal pada Rudi dan menyuruh mama jangan terlalu berbaik hati pada temanku itu, tapi mama malah seakan membela Rudi.

    “Sayang… kalau sama teman itu harus baik-baik. Lagian Rudi kan katanya kurang kasih sayang dari ibunya” jawab Mama.

    Aku tdk yakin ucapan Rudi yg mengatakan ibunya tdk sayang dengannya itu benar apa tdk, aku rasa itu hanya alasannya agar bisa menempel pada mamaku. Terpaksa ku hanya diam menuruti meski hatiku dongkol. Kalau beneran teman yg baik sih emang aku akan bersikap baik, tapi kalau temanku seperti Rudi itu, ogah.

    Tuh anak kerjaannya hanya nonton bokep dan bermain game saja. Tak jarang aku mendapatinnya sedang asik onani. Biasanya dia melakukan onani setelah bermanja-manjaan dengan mamaku.

    “Sorry bro, mama lo cakep banget, gak tahan gue, gue onani dulu yah sambil ngebaygin mama lo” ujarnya.
    “Anjing lo Rud, seenaknya aja kalau ngomong” Aku kesal sekali mendengar ucapannya itu.

    Sungguh kurang ajar mengatakan hal seperti itu pada mama di depanku. Tapi Rudi hanya cengengesan saja ku maki.

    Memang tak ku pungkiri mama sangat menarik. Wajahnya cantik, kulitnya putih mulus, tubuhnya juga indah. Tentunya akan menarik lelaki manapun. Siapa saja pasti akan bernafsu melihat ibu kandungku. Apalagi oleh remaja-remaja tanggung seusia kami.

    Aku hanya bisa memaklumi temanku yg satu ini karena pergaulan dan lingkungan tempat tinggalnya yg kacau. Aku hanya membiarkan saja ucapan Rudi itu. Membiarkan temanku beronani ria membaygkan mama kandungku. Dan entah kenapa ucapan dan perbuatan Rudi itu membuat aku sekarang jadi ikut berpikir yg tdk-tdk pada mama.


    Semakin lama, mama semakin terbiasa dengan tingkah sok manja Rudi maupun perbuatan-perbuatannya yg kurang sopan sebagai orang yg bukan keluarga. Mama sudah tdk mempermasalahkannya lagi dan mencoba memaklumi kelakuannya yg kurang kasih sayang seorang ibu itu. Rudi minta kancingkan baju, mama turuti. Minta cium selamat tidur, mama turuti. Sampai-sampai saat Rudi minta disuapin, mamapun dengan senang hati menuruti.

    “Ma…. Kok mama nyuapin Rudi sih?” tanyaku heran dan juga kesal saat melihatnya.
    “Oh… ini permintaan Rudi kemarin malam waktu kamu udah tidur. Dia ingin merasakan disuapin sama mama juga katanya” jawab mama santai.
    “Iya bro… lo dulu kan udah pernah, gue kan kepengen juga, mama lo yg cantik kan mama gue juga sekarang, iya kan tante??” ucap Rudi seenaknya.

    Tampak mama mencubit paha Rudi karena ucapan temanku itu. Meski tdk keras, tapi Rudi berlagak kesakitan, membuat mama jadi tertawa kecil.

    Argh… Rasanya sungguh aneh melihat ibu kandungku menyuapi orang lain, bahkan sampai bercanda akrab seperti itu, apalagi orang lain itu adalah temanku yg jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk!

    Aku yg tdk mau kalahpun mencoba mendekat, aku juga ingin merasakan disuapi oleh mama lagi. Tapi Rudi seakan tahu apa yg akan ku lakukan. Diapun mendahuluiku minta mamaku segera menyuapinya lagi.

    “Tante…. Aaaaakkkkk” ucap Rudi sambil membuka mulut lebar-lebar.
    “Kamu ini manja amat” ujar mama sambil menyuapi Rudi.

    Ku lihat Rudi melirik padaku dan berusaha cengengesan sambil menerima suapan dari ibu kandungku. Brengsek!

    “Ma…” panggilku.
    “Ya sayang?”
    “Aku mau juga dong…” pintaku.
    “Hihihi… Emang kamu mau jadi anak kecil lagi? Katanya dulu gak mau disuapin mama lagi karena udah gede, hihi”
    “Biarin Ma” ucapku terpaksa ‘menelan ludah’ sendiri karena tdk mau kalah sama Rudi yg jelas-jelas bukan anak mama.

    Tampak mama seperti akan menuruti keinginanku, dia menghadap ke arahku dan menyendoki nasi goreng itu. Tapi… lagi-lagi Rudi mendahuliku!

    “Tanteeeeee…. Aku belum selesai makaaaaan” ujar Rudi sok merajuk sambil menahan tangan mama.


    Membuat mama jadi batal menyuapiku dan balik menyuapi Rudi lagi.

    “Sayang… kamu makan sendiri aja dulu yah, mama kerepotan banget nih ngurusin temanmu” ujar mama.

    Terang saja aku kecewa. Aku semakin kesal karena lagi-lagi Rudi melirik cengengesan padaku sambil menerima suapan dari mama. Akhirnya aku hanya makan sendiri sambil melihat pemandangan yg membuat hatiku sakit. Makanku jadi tdk enak.

    “Rudi, gimana belajarnya? Kamu belajar yg rajin kan?” tanya mama kemudian setelah Rudi selesai makan.
    “Rajin kok tante, tanya aja Dodi. Iya kan bro? Hehe”
    “Iya… lo rajin banget” jawabku malas. Aku tdk mau peduli lagi dia belajar atau tdk.
    “Tuh kan tante… aku rajin belajar, hehe”
    “Kalau bisa jangan cuma rajin belajar di rumah tante aja dong. Di sekolah juga, terus dapatkan nilai yg bagus” ujar mamaku lagi.
    “Ah, tante kok masih gak percaya aja sama aku. Lihat aja deh besok, nilai ujian ujicoba berikutnya pasti bagus. Kalau nilaiku bagus tante mau kasih apa ayo??” ujar Rudi menantang.
    “Duh, kamu ini kok malah minta imbalan sih?”
    “Habisnya tante masih aja anggap Dodi lebih pintar dari aku” rajuk Rudi.

    Jelas saja memang aku yg lebih pintar dari dia! Enak aja dia ngomong lebih pintar dariku.

    “Ya sudah, tante bakal kasih kamu hadiah kalau nilai ujian kamu lebih bagus dari nilainya anak tante. Nanti kamu boleh minta hadiah apapun pada tante. Oke?”
    “Beneran boleh minta hadiah apapun tante?” tanya Rudi bersemangat.
    “Iya, kalau tante bisa kasih akan tante kasih” jawab mamaku.
    “Oke deh tante, hehe”
    “Kamu setuju kan sayang?” tanya mama kini padaku.

    Aku sebenarnya menolak ide ini, tapi tentu tdk mungkin kalau nilai ujianku akan kalah bagus dari nilainya Rudi. Jadi ku terima saja.

    “Kalau aku menang, aku boleh minta apapun juga kan Ma?” tanyaku. Aku berencana meminta mama tdk membolehkan Rudi main ke sini lagi.
    “Iya boleh… Ya sudah, kalian belajar yg rajin yah… ” ujar mama sambil tersenyum manis pada kami.

    Mama terlihat sangat senang karena kami bersemangat belajar, tapi tentunya aku dan Rudi punya tujuan tersendiri. Rudi ku yakin akan meminta hal yg mesum pada mama, sedangkan aku harus mencegah hal itu terjadi. Ku pikir aku tdk akan kesulitan memenangkan pertandingan ini.

    Beberapa hari berlalu, hari ujian ujicobapun tiba. Aku dapat menjalani ujian dengan baik. Entahlah dengan Rudi. Dia belajarpun tdk, kerjaannya hanya nonton bokep serta manja-manjaan sama mamaku kalau di rumah. Tentu saja aku berpikir aku akan mendapatkan nilai yg lebih bagus, tapi aku tdk menygka kalau nilai Rudi lebih bagus dariku. Bagaimana bisa????

    Akhirnya Rudilah yg memenangkan pertandingan ini. Sialan!

    “Hehe, aku yg menang kan tante. Kan udah aku bilang kalau aku lebih pintar dari pada anak tante, hehe” ujar Rudi sombong.
    “Iya, deh, kamu mau hadiah apa emangnya?” tanya mama kemudian.

    Aku masih bingung bagaimana Rudi bisa dapat nilai yg bagus. Tapi aku tdk ada waktu untuk mencari tahunya, aku lebih penasaran apa yg akan diminta Rudi pada mama.

    “Ngg… aku mau dimandiin sama tante cantik, hehe”

    Aku kaget setengah mati. Rudi minta dimandiin sama mamaku! Berarti dia nanti akan telanjang di depan mama? Aku penasaran apa jawaban mama.

    “Mau tante mandiin? Waduh… memangnya tdk ada permintaan lain yah?” tanya mama sepertinya keberatan.

    Tentu saja, karena yg meminta mandi padanya adalah pria tanggung seusia anak laki-lakinya, bukan keluarga pula. Tapi aku lebih khawatir pada niat mesum Rudi.

    “Tapi aku mau dimandiin sama tante… Aku kan udah belajar susah-susah tante demi minta dimandiin sama tante. Mau yah tante…” pinta Rudi memelas.

    Mama melirik padaku seakan meminta persetujuan dariku. Tentu saja aku tdk rela. Mama tahu itu. Mamapun juga aku tahu ada rasa keberatan di hatinya karena sekarang manjanya Rudi semakin melunjak sampai minta dimandikan. Tapi mama memang punya ikatan janji yg harus dipenuhi.


    “Hmm… Ya sudah tante turutin. Tapi kamu aja yah yg telanjang, tante gak ikutan mandi. Nanti bukannya mandi kalau kita sama-sama telanjang, hihihi” kata mama tertawa kecil malah menggoda Rudi.

    Aku sendiri sampai berpikir yg tdk-tdk dibuatnya.

    “Oke deh tante, aku aja yg telanjang, telanjang di depan tante, di depan wanita bersuami, mama dari temanku yg cantik” ucap Rudi sambil melirik padaku, sengaja mengaduk-aduk hatiku dengan menggunakan kalimat-kalimat seperti itu. Tapi ku lihat mama hanya tersenyum saja.

    Aku masih tdk percaya mama mau memandikan temanku ini. Perasaanku campur aduk, deg-degkan membaygkan ibu kandungku ini akan berduaan di kamar mandi bersama orang asing yg dekil item seperti temanku ini. Rudi akan bertelanjang di hadapan mamaku untuk dimandikan. Aku cemburu dan kesal.

    Ku lihat mama tersenyum padaku. Mama seperti mau mengatakan kalau tdk apa-apa dan tdk perlu khawatir. Semoga saja Rudi tdk macam-macam selain hanya mandi.

    “Sayang… mama mau mandikan temanmu dulu yah… tolong bantu lihat adikmu kalau dia nangis. Tolong jaga juga kalau tiba-tiba papa pulang” ucap mama kemudian.
    “Eh, i-iya ma…” jawabku yg lagi-lagi dibalas mama dengan tersenyum manis. Sedangkan Rudi nyengir-nyengir.
    “Yuk tante, mandi, hehe” ajak Rudi menggandeng tangan mamaku.

    Tampak perbedaan warna kulit yg mencolok antara tangan Rudi dan mamaku. Rudi hitam dekil, sedangkan mama putih mulus.

    “Iya, dasar kamu tdk sabaran. Kita pakai kamar mandi tante saja yah… Ada bathtubnya, jadi kamu bisa tante mandikan di sana nanti” kata mama.
    “Oke tante, hehe… Bro, gue mandi dulu yah bro… dimandiin sama mama lo tersayang, hehe” ujar Rudi cengengesan padaku.

    Aku betul-betul kesal melihat wajahnya.

    Mama dan Rudi lalu masuk ke dalam kamar Mama untuk menggunakan kamar mandi yg ada di sana, sedangkan aku menunggu di ruang tengah. Setelah mereka masuk ke dalam kamar dan menutup pintu, aku masih sempat mendengar Rudi yg terus saja menggoda dan memuji mamaku. Sesekali terdengar juga cekikikan mama karena godaan-godaan temanku itu. Mama juga berteriak-teriak kecil sambil tertawa. Ah… apa yg dilakukan Rudi pada mamaku.

    Tdk lama kemudian aku mendengar suara air dari dalam kamar mandi, sepertinya mama sudah mulai memandikan Rudi. Aku yg penasaranpun nekat masuk ke dalam kamar mama. Tampak baju, celana serta kolor Rudi berserakan di atas tempat tidur orangtuaku! Berarti Rudi sudah telanjang sejak di kamar Mama! Kepalaku jadi pusing dibuatnya.

    Aku sungguh penasaran, aku mencoba menguping pembicaraan di kamar mandi. Pasti saat ini k0ntolnya sedang mengacung-ngacung di hadapan ibu kandungku.

    “Tante… mandiin Rudi yg bersih yah, hehe” kata Rudi.
    “Iya… ini juga tante lagi mandiin kamu”
    “Hehe, senang banget bisa dimandiin telanjang sama tante. Beruntung Rudi berteman dengan anaknya tante. Bisa dimandiin sama mamanya yg super cantik dan nafsuin, hehe”
    “Aduh tante, sakit… sakit” terdengar suara Rudi kesakitan, sepertinya mama baru saja mencubitnya.
    “Rasain tuh kamu”
    “Hehehe, ampun, ngomong-ngomong kontol aku gede gak tante?”
    “Kamu mau tante cubit lagi?”
    “Eh, jangan tante, tapi jangan lupa ntar kontol Rudi disabunin juga yah, hehe”
    “Hmm… kalau itu kamu sendiri aja yah…” tolak mama halus.
    “Yah, kok gitu sih, sekalian dong…”
    “Kamu ini mau mandi atau apa sih Rud?”
    “Mandi dong tante… kan cuma nyabunin aja. Pasti tante geli yah sama kontol aku yg gede. Mantab kan tante tegangnya? Lebih gede dari punyanya anak tante yah? Hehe” ujar Rudi makin melunjak.
    “Eh, kamu kenapa ngocok-ngocok gitu di depan tante? Kalau kamu nakal gini ntar gak selesai-selesai lho mandinya” ujar mama.
    “Bagus dong, bisa berduaan terus sama tante, hehe”
    “Duh, kamu ini. Ya sudah, tante bantu bersihin bagian itu” kata mamaku kemudian.
    “Makasih tante, tante memang mama yg baik. Rudi sayang sama tante”

    Tak lama kemudian terdengar suara Rudi seperti mendesah-desah kecil. Jelas kalau dia saat ini sedang disabuni k0ntolnya oleh mama kandungku. Entah bagaimana mama menyabuninya. Aku pusing sendiri membaygkannya. Aku cemburu luar biasa. Mamaku yg cantik saat ini sedang menyabuni k0ntol temanku!


    “Duh, burungmu hati-hati dong” teriak kecil mamaku. Aku penasaran apa yg terjadi, tapi aku hanya bisa menguping diam-diam.
    “Iya mama temanku yg cantik, cuma kena dikit kok” jawab Rudi. Apanya yg kena dikit???? Wajah mama kah?
    “Hmm… Tante gak telanjang aja kamu udah tegang gitu, gimana kalau tante ikutan telanjang nih… hihihi” ujar mama menggoda Rudi.

    Sepertinya mama sudah semakin rilex, dari yg tadinya menolak permintaan Rudi, kini sudah bisa bercanda kembali menggoda temanku.

    “Hehehe, habisnya daster tante tipis sih… basah lagi. Jadi nyeplak gitu… tuh susu tante kelihatan. Tante seksi banget. Tante sengaja yah bikin aku konak? Nih liat kontol aku sampai keras gini, hehe” ujar Rudi.

    Ah… jantungku berdebar tak karuan mendengar percakapan mereka. Apalagi mendengar perkataan Rudi barusan. Baju mama basah? Berarti Rudi bisa melihat baygan buah dada mamaku!

    Aku juga baru sadar kalau mama tdk pakai BH tadi, dan juga pakaian yg mama kenakan saat ini adalah salah satu dasternya yg paling tipis dan paling seksi. Aku berkali-kali coli sambil melihat mama dengan pakaian itu. Sekarang pemandangan itu tersaji di depan temanku. Sungguh beruntung Rudi bisa melihat mamaku basah-basahan dengan daster tipis itu. Mama pasti sangat seksi saat ini. Aku cemburu, tapi juga horni.

    “Kamu ini… Tante bilangin anak tante baru tahu rasa kamu”
    “Emang bilangin apa? Bilang kalau aku ngelihatin susu mamanya yg nyeplak? Terus ngejelasin kalau sekarang tante lagi usap-usap kantong zakar aku? Tadi tante juga ngocokin batang k0ntolku kan? Hehe” balas Rudi cengengesan.

    Jedar! Jantungku rasanya mau meledak mendengarnya, membaygkan mama membersihkan k0ntol Rudi sampai mengocok-ngocoknya.

    “Dasar ah, kamu. Nih kamu lanjutin sendiri bersihin burungmu”
    “Bercanda kok tante… lanjutin lagi dong…” pinta Rudi yg sepertinya ketakutan kalau mamaku marah.

    Mama sepertinya tdk benar-benar marah, karena terdengar Rudi tak lama kemudian mendesah lagi. Mamaku kembali membersihkan kemaluan temanku dengan tangannya!

    “Untung tante masih pakai celana dalam. Kalau tdk pasti Rudi udah muncrat. Bisa belepotan dong wajah dan daster tante kena pejuku” ucap Rudi kemudian.
    “Mau mu tuh. Kurang ajar dong namanya nyemprot wajah mama teman sendiri pakai sperma” balas mama.
    “Aduh tante, sakit”
    “Rasain”

    Beberapa saat kemudian terdengar suara air kembali. Sepertinya mama lanjut membasuh badan Rudi. Sepertinya acara mandi ini akan segera berakhir.

    “Udah kan mandinya? Tante mau keluar dulu, kalau kamu mau buang sperma setelah ini silahkan. Tante tahu dari tadi kamu udah gak tahan” ujar mamaku.
    “Hehe, iya tante, tau aja kalau aku konak banget dari tadi” ucap Rudi yg semakin kehilangan rasa sopannya pada mamaku.
    “Jangan lupa disiram yg bersih” ucap mama kemudian yg ternyata tiba-tiba sudah membuka pintu. Aku ketahuan sedang berada di dalam kamar!
    “ Dodi? Kamu ngapain di sini?” tanya mamaku.
    “Eh, itu.. aku mau pastiin mama gak diapa-apain”
    “Iya… mama gak diapa-apain kok. Tapi memang temanmu itu nakal banget” kata mamaku sambil tersenyum manis.

    Ku perhatikan kondisi mamaku. Memang benar susu mama nyeplak jelas dari dasternya yg tipis dan basah itu. Putingnya tampak sekali menerawang. Rambut, wajah dan seluruh tubuhnya basah kuyup. Sungguh pemandangan yg seksi dan memancing lelaki manapun untuk mengeluarkan sperma. Sungguh puas Rudi melihatnya dari tadi.

    “Hehe, ada Dodi yah tante?” ucap Rudi.

    Berbeda dengan sosok indah di depanku, di belakang mama, ku lihat temanku yg jelek itu sibuk mengocok k0ntolnya sambil berdiri tak jauh dari mamaku.


    “Tante… aku muncraaaat…” tiba-tiba dengan kurang ajarnya Rudi muncrat hingga mengenai belakang tubuh mamaku! Pantat mama yg tertutup daster, pahanya, serta kaki mamaku kena telak dipejuin temanku ini.

    Sungguh kurang ajar! Hatiku perih melihat ibu kandungku dipejuin orang seperti dia. Tapi mama justru berteriak manja.

    “Kyaaaah, Rudiiiiii! Spermamuuu!”

    “Sorry tante, habisnya tante ngapain sih berdiri di situ, kena semprot deh, hehe” jawab Rudi beralasan.

    Sungguh Rudi biadab, dia seperti sengaja menunjukkan padaku pemandangan mamaku dipejuin olehnya. Rasanya ingin ku hajar wajah buruknya itu, tapi tak jadi ku lakukan karena tiba-tiba terdengar suara pagar bergeser. Papa pulang!

    Rudi dengan terbirit-birit mengenakan pakaiannya dan lari ke kamarku. Mama juga kembali masuk ke kamar mandi pura-pura mandi. Sebelum menutup pintu mama sempat berbisik padaku,

    “Jangan kasih tahu papa yah sayang”

    Ah, hatiku diaduk-aduk. Aku tdk tahu apa yg aku rasakan. Hatiku sakit karena cemburu, tapi aku juga konak berat karena situasi ini. Bisa-bisanya mama diam-diam melakukan hal seperti ini di belakang suaminya. Meski awalnya keberatan, tapi mama kini terlihat menikmati permainan dari Rudi.

    Aku pikir hanya sekali itu Rudi dimandikan oleh mama. Namun ternyata tiap ada kesempatan Rudi selalu minta dimandiin sama mamaku. Memang kebanyakan aku tdk melihatnya langsung, tapi diceritakan oleh mama ataupun Rudi.

    “Terus Rudi onani lagi Ma setelah mandi?” tanyaku pada mama.
    “Iya, temanmu itu manja, tapi nakal juga yah… Mama jadi sering kena ceceran spermanya” jawab mama yg bikin aku kesal.
    “Kok mama kasih sih? Makanya dia minta terus…”

    Mama tdk menjawab. Mama sepertinya juga bingung kenapa dia malah terus menuruti keinginan Rudi walaupun awalnya dia selalu keberatan. Tujuan mama yg dulunya hanya ingin memanjakan Rudi malah jadi seperti terseret ke permainan nakal temanku itu.

    Perangai Rudi semakin hari semakin melunjak sok manjanya. Setelah mandi, dia juga minta mama yg pakaikan dia baju, lalu minta disuapin. Sungguh eneg melihat tingkahnya itu. Aku sampai tdk pernah bisa bermanjaan lagi dengan ibu kandungku sendiri karena Rudi yg selalu menempel padanya. Terpaksa aku hanya coli sendiri. Tentunya aku tdk ingin Rudi sampai tahu kalau aku sekarang juga bernafsu pada mamaku.

    Suatu hari papa tdk pulang karena urusan pekerjaan. Rudi malah minta tidur bareng dengan mama di kamar mama.

    “Boleh kan tante aku tidur bareng?” tanya Rudi memastikan.
    “Duh, masa kamu tidur sama tante sih? Terus kamu ninggalin Dodi sendiri Dodi dong di kamar?” balas mama.
    “Biarin aja tante, gak apa kok. Iya kan Bro? Gak apa kan gue tidur seranjang sama mama kandung lo yg cakep? Hehe”
    “Enak aja lo! Lo tidur di luar sana, kalau perlu lo balik ke rumah lo!” makiku padanya.
    “Ah, berisik lo bro. Gue kan juga pengen ngerasain dikelonin dan tidur bareng sama seorang mama. Lo kan udah sering waktu kecil. Ya tante…. Boleh yah… please…. Kasihani aku dong tante yg gak pernah disayangi mamaku dulu” ujar Rudi memelas memasang wajah sedih.

    Mama tampak berpikir, kemudian menghela nafas.

    “Yah… mama pikir tdk apa kalau kamu ingin tidur bareng” ucap mama sambil mengusap kepala Rudi. Lagi-lagi mama menuruti keinginan Rudi.
    “Aku juga mau tidur sama mama kalau gitu” pintaku tak mau kalah. Aku harus menjaga mama dari kelakuan temanku ini.
    “Kamu mau tidur bareng juga?” tanya mama padaku.
    “Iya Ma…”
    “Ya sudah kalau gitu… muat kok kita tidur bertiga. Gak apa kan Rud kalau Dodi juga ikutan?”
    “Ya gak apa sih, asal jangan ganggu aja, hehe” kata Rudi cengengesan.


    Setelah mama menyusui adikku dan meletakkannya di ranjang bayi, kamipun pergi tidur. Mama berada di tengah-tengah diapit oleh aku dan Rudi. Malam ini mama terlihat sangat cantik dengan gaun tidurnya yg tipis dan diatas lutut itu. Aku jadi konak sendiri berada di sampingnya. Ku yakin Rudi juga demikian. Melihat mama dengan pakaian itu saja sudah bikin konak, apalagi seranjang dengannya seperti yg kami lakukan sekarang. Pemandangan yg seharusnya hanya bisa dilihat Papa, kini juga dapat dilihat olehku dan teman tak diundangku ini.

    “Selamat tidur sayang…” ucap mama sambil mencium keningku, begitu juga dengan kening Rudi layaknya anaknya sendiri.
    “Selamat tidur Ma…” balasku.

    Tentunya aku tdk ingin segera tidur, aku harus memastikan kalau mamaku aman. Tapi ternyata rasa kantukku cukup kuat dan membuat aku tertidur juga.

    Tengah malam, aku terbangun karena mendengar suara-suara di sebelahku. Aku coba memasang telinga yg sedang mereka obrolkan.

    “Ayo dong tante… pengen nih.. mumpung anak tante udah tidur” kata Rudi berbisik dengan nada memaksa.
    “Duh, masa sekarang sih?”
    “Pengennya sekarang tante, ayo dong… buka dikit dasternya, udah haus nih pengen nyusu, hehe”

    Hah? Pengen nyusu?? Rudi ingin menyusu pada mamaku??

    “Kamu ini… kamu sengaja ya memintanya sekarang? Saat Dodi ada di sebelah kita?” tanya mama yg hanya dibalas Rudi cengengesan.
    “Kan tante janji mau ngasih aku susu juga”
    “Tapi kan susu tante yg udah diperas, bukan yg diminum langsung dari sumbernya”
    “Lebih enak yg diminum langsung dari sumbernya, hehe”
    “Hush… Suaramu itu pelanin. Nanti Dodi bangun” ucap mama. Terlambat, aku sudah terbangun dan menyimak obrolan mereka.
    “Ayo dong tante… mau yah?” pinta Rudi lagi terus memaksa.
    “Ya sudah, buruan nyusunya. Tapi jangan berisik” ucap mama kemudian membolehkan.

    Mama lalu menurunkan tali dasternya hingga memperlihatkan sepasang buah dadanya yg penuh susu itu. Susu yg pernah ku hisap saat kecil kini juga akan dihisap oleh temanku yg jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk.

    Dalam kegelapan, tampak Rudi langsung menyosor buah dada mamaku. Mama sempat melenguh pelan karena Rudi yg begitu semangat. Daripada dikatakan menyusu, Rudi lebih seperti mencabuli ibu kandungku ini. Tangan mama awalnya menahan tubuh Rudi agar tdk menindihnya, tapi lama-kelamaan malah memeluk punggung Rudi seakan tdk membiarkan Rudi berhenti mencupangi buah dadanya.

    Ah… hatiku sakit, tapi aku malah ingin terus melihat apa yg akan terjadi selanjutnya.

    “Nghhh… Rudi sayang… pelan-pelan… jangan heboh gitu nyusunya” bisik mama pelan.

    Rudi hanya menoleh sebentar pada mama, tampak susu mama mengalir di dagunya, Rudi lalu kembali menyusu lagi dengan liar pada mamaku.

    Cukup lama Rudi melakukan hal yg tdk sepantasnya dilakukan pada ibu teman sendiri. Lenguhan manja pelan dari mamaku terus terdengar yg membuat aku makin konak. Daster yg mama kenakan kini sudah turun hingga ke pinggangnya. Mama tdk mempermasalahkan lagi Rudi yg semakin heboh menyusu padanya. Ia tampak pasrah kalau aku benar-benar akan terbangun.

    “Rudi… jangan digigit-gigit… kamu mau nyusu atau apa sih? Sakit tahu”
    “Jangan ditarik-tarik sayang… Nggghhhh….”
    “Tanganmu kok malah nakal sih meras susu tante yg satunya?”
    “Ngghhh.. Rudi…. Kamu nakal sayang” terdengar suara mama berkali-kali merespon kelakuan Rudi pada buah dadanya.

    Tapi mama tampak tdk benar-benar malarang Rudi, masih terus membiarkan Rudi melakukan aksinya. Setelah sekitar setengah jam, barulah Rudi berhenti.


    “Udah Rudi? Kamu puas mainin susu tante? Mama temanmu lho ini.. Kalau ketahuan sama Dodi bisa dihajar kamu, apalagi sama suami tante” ujar mama dengan nafas tersengal-sengal.

    Rudi hanya cengengesan juga dengan nafas tersengal. Kehabisan nafas karena kelamaan membenamkan wajah buruknya dalam-dalam ke buah dada mamaku serta menyusu hingga kekenyangan.

    Rudi kemudian bangkit, lalu menarik daster mama hingga mama hanya mengenakan celana dalam.Aku terkejut dengan apa yg dilakukannya itu.

    “Rudi? Kamu mau apa lagi? Belum puas nyusunya?” tanya mama terkejut.

    Rudi tdk menjawab, dia lalu merebahkan diri lagi menghimpit tubuh mama yg nyaris telanjang itu. Dengan kurang ajarnya dia lalu menciumi bibir dan wajah mamaku bertubi-tubi dengan penuh nafsu.

    “Ngghh.. Rudi… kamu… jangan gini dong…” ucap mama menahan tubuh Rudi.

    Namun lama-kelamaan, mama malah membiarkan wajahnya terus diciumi temanku itu, bahkan membalas berciuman dengan Rudi. Kepalaku pusing melihatnya. Mereka jadi asik terus berciuman dengan panasnya, padahal ada aku di sebelah. Mereka bertukar liur, berciuman, serta saling mengulum lidah. Mau-maunya mama menuruti permintaan nakal Rudi. Merelakan tubuhnya digeraygi habis-habisan oleh temanku ini.

    Puas berciuman, tiba-tiba Rudi menarik celana dalam mama. Kali ini barulah mama benar-benar memprotes.

    “Rudi… cukup!” larang mama sambil bangkit duduk, lalu melihatku untuk memastikan aku masih tertidur.

    Aku pura-pura memejamkan mataku, namun diam-diam membuka mataku lagi saat mereka tdk melihat ke arahku.

    “Tante… aku pengen” pinta Rudi sambil merebahkan tubuh mamaku lagi, tapi mama menahan tubuhnya dan kembali duduk.
    “Gak boleh Rudi sayang… jangan yah… Masa kamu mau menyetubuhi mama temanmu sendiri?”
    “Habisnya aku nafsu banget sama tante…pengen aku entotin” ucap Rudi vulgar.
    “Kamu sih nyusunya lama banget tadi. Anak seusiamu itu gak boleh nyusu lagi seharusnya. Jadi nafsu kan sekarang… Mendingan sekarang kamu onani deh di kamar mandi, turunin nafsumu” suruh mama.
    “Yah tante, masa coli lagi… kali ini aja tante… please… boleh ya…” ucap Rudi kembali berusaha merebahkan tubuh mama.

    Mama membiarkan, tapi di wajahnya masih terlihat keraguan. Tak lama kemudian dia kembali meRudrong tubuh Rudi dan kembali bangkit duduk.

    “Jangan Rudi sayang… gak pantas kita melakukan ini” pinta mamaku masih mencoba mempertahankan diri.
    “Yah… tante… pengen”

    Mama tampak bingung, tapi kemudian dia berkata, “kamu peluk dan ciumin tante sepuasmu saja ya… jangan lebih dari itu” tawar mama kemudian.

    “Ya sudah deh…” jawab Rudi.

    Mama tdk melawan saat Rudi kembali merebahkan tubuhnya. Sepertinya mama membiarkannya agar ini cepat selesai. Mungkin merasa tak masalah kalau hanya peluk dan cium.

    “Jangan ribut yah tapi…” ingat mamaku.
    “Iya tante…”
    “Ya sudah… ayo sini… Cium dan peluk tante sepuasmu. K0ntolmu sepertinya tak tahan untuk menikmati tubuh mama temanmu ini” ucap mama sambil tersenyum manis.

    Sengaja menggunakan kata-kata ‘mama temanmu’ seakan menyenangkan Rudi, tapi bagiku rasanya sakit sekali mendengarnya.


    Merekapun kembali bergumul telanjang bulat tanpa bersetubuh di sebelahku. Lenguhan kenikmatan mereka kembali terdengar sahut-menyahut. Kadang Rudi membuat gerakan seperti menyetubuhi mama walaupun k0ntolnya hanya menggesek di paha mama. Begitu panas. Baik Rudi maupun mama tampak sangat menikmati. Seakan lupa kalau aku masih ada di sini.

    Cukup lama mereka melakukannya. Tubuh mereka sama-sama sudah mengkilap karena berkeringat meskipun AC di kamar menyala.

    Kepalaku makin berat mendengar dan menyaksikan ini, ku pikir aku mau tidur saja. Hingga kemudian aku dikejutkan oleh teriakan kecil mama.

    “Rudi jangan dimasukkan!”
    “Gak tahan tante….”
    “Rudi… udah tante bilangin kan.. Ngh… Rudi… keluarkan burungmu sayang!” kata mamaku lagi.

    Ku coba memperhatikan apa yg terjadi. Rudi sedang menyetubuhi mamaku! Bajingan!

    “Ngghhh.. tante… enak.. ngentot… aku ngentotin tante Yulia… akhirnya…” racau Rudi tak mempedulikan ucapan mama.
    “Shhh… Rudi… cukup… nanti Dodi bangun.. Ngghh..” ucap mama.
    “Kalau tante gak mau anak tante yg dungu itu bangun, tante jangan berisik dong… hehe” balas Rudi.
    “Kamu ini… dasar kurang ajar menyetubuhi mama teman sendiri” ucap mama yg akhirnya menuruti perkataan Rudi.

    Mama tdk lagi melawan dengan harapan aku tdk terbangun dan menyaksikan dirinya sedang bersetubuh dengan temanku sendiri, tapi kenyataannya aku malah sudah melihatnya sekarang.

    Akhirnya mama membiarkan tubuhnya dinikmati Rudi, bahkan mama juga terlihat menikmatinya. Terdengar mama berkali-kali mendesah kenikmatan sambil memeluk tubuh Rudi.

    Mama melakukan perzinahan dengan remaja tanggung yg jelek, di samping diriku, di atas ranjang suaminya. Sungguh membuat hatiku tak karuan. K0ntolku menegang dengan maksimal meskipun hatiku teriris. Mama kandungku… ya… mama kandungku sedang disetubuhi orang macam Rudi, temanku yg tak tahu diri. Tapi kenapa aku hanya diam dan justru menikmati pemandangan ini? Sialan!

    “Ngghh… Rudi…”
    “Tante…”
    “Sayang… mamamu sedang disetubuhi temanmu… tolongin mama dong…. Kok kamu malah enak-enakan tidur sih? Suka yah kalau mama dientotin orang lain?” racau mama yg membuat Rudi semakin semangat.

    Hatiku menangis, tapi k0ntolku ngaceng bukan main. Bahkan tak lama kemudian aku memuntahkan spermaku karena tak tahan. Sungguh aku tak tertolong.

    Rudi terus menyetubuhi ibu kandungku. Cukup lama hingga membuat mama kilmaks berkali-kali.

    “Tante… aku keluar. Keluarin di dalam yah?”
    “Nggh… jangaaaann!”
    “Tante…. Terima benihkuuuuu… Ah… mama temanku lonteeeee” erang Rudi dengan tubuh mengejang-ngejang menyemprotkan spermanya ke vagina mama.

    Tempat aku lahir dulu kini dikotori oleh peju temanku!

    “Dasar… anak sekarang cepat gede semua”
    “Rawat anak Rudi yah tante… hehe” ucap Rudi cengengesan.
    “Tante gak mau hamil anak kamu” balas mama.
    “Tapi kalau hamil gimana?”
    “Ya mudah-mudahan anaknya nanti gak mirip kamu, tapi mirip tante, hihihi” ucap mama yg malah menjawab pertanyaan Rudi dengan candaan.
    “Hehe, yg penting aku senang bisa bantu Dodi punya adek lagi”
    “Dasar, mana mau Dodi punya adek dari benihmu. Tapi Dodi bisa-bisanya yah tidur nyenyak, padahal mamanya sedang disetubuhi temannya” ucap mama sambil melirik ke arahku, dengan cepat aku memejamkan mataku lagi.

    Ah… Hatiku jadi tak karuan mendengar mama berkata seperti itu.

    “Dia kan goblok dan budeg tante… Mamanya aku entotin aja gak dengar. Huahahaha” ledek Rudi.
    “Hush… jangan keras-keras ngomongnya. Nanti dia beneran bangun. Tante gak mau kalian berantem”
    “Hehe, tapi aku boleh kan ngentot lagi?” tanya Rudi.
    “Ngentotin siapa?” balas mamaku balik nanya.
    “Ngentotin mama temanku yg cantik dan seksi, hehe”
    “Huh! Dasar”

    Aku tak sanggup lagi, kuputuskan untuk tidur saja. Ku yakin mereka lanjut ke ronde berikutnya. Aku tak ingin mendengar dan melihat lagi. Aku memaksakan diri untuk tidur dengan ditemani desahan-desahan pelan mereka.

    Esoknya mereka bertingkah seperti tdk terjadi apa-apa, terutama mama.


    Waktu terus berlalu. Saat ini papa sedang pergi keluar kota karena pekerjaannya. Baru pulang 3 minggu lagi. Hanya ada aku, adikku, mama, serta…. Rudi di rumahku. Rudi seakan-akan telah menjadi bagian dari keluargaku.

    Tiap ada kesempatan, mamaku dan Rudi pasti akan mengulangi perzinahan itu lagi diam-diam dibelakangku dan papa. Ada yg terlihat olehku, tapi sepertinya kebanyakan aku memang tdk melihatnya, hanya ceceran sperma dan susu mama saja yg menjadi bukti kalau mereka baru saja bersetubuh. Mama sepertinya telah benar-benar jatuh ke genggaman Rudi sejak dia merasakan kenikmatan genjotan k0ntol Rudi pada vaginanya. Mama ketagihan dengan k0ntol temanku.

    Hari ujian nasionalpun tiba. Aku pikir aku akan dapat menjalani ujian ini dengan lancar, tapi pikiranku benar-benar telah kacau dibuatnya.

    “Bro… lo aja yah yg ujian, gue mau di rumah aja” ucap Rudi pagi itu di hari ujian.
    “Emang lo gak ujian? Gila lo!” balasku.

    Tak lama, mamapun muncul dari belakang.

    “Sayang… kamu mau ujian kan sekarang? Sukses yah…” ucap mama padaku.
    “I-iya Ma…”
    “Hmm.. ngomong-ngomong sebelum kamu pergi, mama mau mengatakan sesuatu. Mama tahu kok kalau kamu selama ini sudah melihatnya” ujarnya yg membuat aku bingung dan terkejut.
    “Hah? M-maksud mama apa?”

    Mama tersenyum padaku, lalu dia mendekatkan wajahnya pada Rudi, mereka lalu berciuman!

    “Kamu suka yah melihat mama disetubuhi temanmu sendiri? Kok kamu gak marah sih sayang selama ini?” jawab mama memasang wajah pura-pura kesal padaku.

    Ternyata selama ini mereka tahu kalau aku mengintip! Sejak kapan!??

    “Eh, itu… aku…” aku tergagap, tdk tahu harus menjawab apa.
    “Huahaha… lo bejat sebagai anak bro! Masa mama kandung lo dientotin orang lain lo malah ngaceng sih? Hahaha” ledek Rudi ikut-ikutan.

    Aku masih hanya diam antara kesal, marah dan malu. Tak tahu harus berkata apa karena yg mereka katakan benar adanya.

    “Tante, ngentot lagi yuk… gak tahan nih… hehe” ajak Rudi mesum. Mama tersenyum.
    “Anak mama sayang… Mama mau disetubuhi lagi nih sama temanmu, titip adikmu ya kalau dia nangis, hihihi. Kalau kamu pengen nonton boleh kok… masuk aja ke kamar. Kamu bisa onani sepuasnya tontonin mama” ucap mama sambil mengerling nakal padaku.
    “Yoi bro… masuk aja ke kamar… Lo bebas jadi penonton. Eh, tapi kan lo mau ujian yah? Makan tuh ujian! Biarin deh gue gak lulus-lulus asal bisa ngentot terus sama nyokap lo. Entotin mama lo sampai lo punya adek baru lagi, huahahaha” ujar Rudi tertawa.

    Mama lalu menarik tangan Rudi ke dalam kamar. Sebelum masuk, mama masih sempat tersenyum ke arahku, sedangkan Rudi cengengesan padaku.

    Aku terdiam. Aku tdk menygka kenapa ini bisa terjadi. Terlebih hari ini hari ujian. Pikiranku kacau. Hatiku sakit luar biasa. Namun rasa sakit hatiku kemudian malah kalah dengan birahiku yg ingin melihat mamaku disetubuhi. Akupun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mama. Tak peduli dengan rasa malu dan gengsiku lagi. Tak peduli dengan ujianku.

    Di atas ranjang orangtuaku, tampak mamaku sedang disetubuhi Rudi dari belakang, kebaya masih menempel pada tubuh mama. Saat aku masuk, langsung disambut oleh ledekan Rudi.

    “Tuh kan tante… anak tante pasti pengen lihat mamanya aku entotin, hehe” cibir Rudi padaku yg diikuti mama dengan tersenyum manis padaku, lalu berciuman kembali dengan Rudi. Seakan menjadi ucapan selama datang dan selamat menonton padaku.

    Dengan penuh rasa cemburu, kesal, marah, namun penuh birahi, ku turunkan k0ntolku dan mengocoknya sambil melihat pemandangan di depan. Rudi tertawa terbahak-bahak, mama tertawa kecil melihat tingkahku. Aku mau juga merasakan apa yg Rudi rasakan. Sialan! Rudi anjing! Mama lonte! Aku juga anak yg goblok! Makiku dalam hati sambil tanganku terus mengocok k0ntolku.

    Mereka betul-betul melakukan persetubuhan yg panas. Seorang wanita bersuami sedang bersetubuh dengan remaja tanggung yg tak lain adalah temanku. Tubuh dewasa mamaku dinikmati dengan sepuas hati oleh remaja jelek ini. Erangan dan desahan tak henti-hentinya terucap dari bibir mereka. Sesekali mama malah melirik dan tersenyum padaku sambil dia dientotin, membuat perasaanku makin tak karuan dibuatnya.

    Aku terus menonton hingga akupun muncrat duluan. Namun aku masih ingin terus berada di sana sampai persetubuhan mama dan temanku ini selesai. Aku menyaksikan dari awal hingga akhir. Yg tadinya mama berkebaya lengkap, kini telah telanjang bulat dengan rambut panjang terurai acak-acakan. Tubuh mereka mengkilap karena banjir keringat. Mama terlihat sangat seksi dan nafsuin.

    “Tante… aku pengen keluar” ucap Rudi tiba-tiba mengeluarkan k0ntolnya, dia lalu berbisik pada mama. Mama hanya tersenyum mendengar bisikan Rudi. Entah apa yg Rudi ucapkan, tapi sepertinya aku akan segera tahu.

    Rudi lalu bangkit berdiri di atas tempat tidur, sedangkan Mama duduk bersimpuh di depannya, tepat di hadapan k0ntol Rudi.

    “Sayang… temanmu bilang dia mau pejuin wajah mama di hadapan kamu. Kamu pengen lihat kan sayang?” ucap mama padaku. Ah… tubuhku lemas mendengar mama berucap seperti itu. Tentu saja aku tdk menjawab, tapi itu sudah cukup bagi mama sebagai tanda kalau aku juga pengen lihat. Ingin melihat wajah mama kandungku dipejuin oranglain di depan mataku sendiri.

    “Liatin yah sayang… jangan berkedip” ujar mama dengan senyuman nakal.

    Tak lama kemudian Rudi mengerang kencang. Tangan kanannya menahan kepala mama dan menghadapkan wajah mama ke arahku berdiri, sambil tangan kirinya terus mengocok k0ntolnya.

    “Ah…. Yuliaaaaa. Gue pejuin muka lo di hadapan anak kandung loooooo”
    “Croooooootttt croooooooot”

    Sperma Rudi muncrat-muncrat menghantam wajah cantik mamaku bertubi-tubi. Sangat banyak, kental dan lama sekali. Aku menyaksikan tiap detik bagaimana pejunya itu mendarat di kening, pipi, mulut, dagu, serta seluruh permukaan wajah mama. Mamaku dikotori dihadapanku! Apalagi yg lebih menyakitkan dari ini !??

    “Ugh… enak banget ngecrot di wajah mama lo broo… huahahaha” tawa Rudi.
    “Anak tante kayaknya juga enak banget tuh nontonin kita, hehe” lanjut Rudi lagi melirik padaku.

    Mama juga melirik sambil tersenyum padaku. Seakan ingin menunjukkan betapa banyaknya sperma temanku itu mendarat di wajah cantiknya. Seakan ingin mengatakan betapa bejatnya temanmu itu sampai mengotori wajah ibumu dengan sperma.

    “Kamu suka sayang? Jangan kasih tahu papa kamu yah… Tadi kamu muncrat juga kan di lantai? Jangan lupa yah bersihin…” ucap mama cekikikan nakal padaku. Aku hanya diam. Aku merasa seperti orang bodoh.

    Mamaku tersayang, mamaku yg cantik dan baik, kini telah menjadi milik Rudi. Mengkhianati Papa.

    “Tante, besok boleh nggak aku ngajak teman-temanku ke sini?” tanya Rudi.
    “Kamu mau ngajak teman-temanmu ke sini?”
    “Iya, tante… kita pengen ujian juga sama tante, hehe”
    “Hihihi, ujian apa sih… ada-ada aja kamu. Hmm… Iya deh, berapa orang?”
    “Kalau rame gak apa kan tante?”
    “Boleh kok… suruh ke sini deh semua temanmu itu”
    “Oke deh tante… Kita semua bakal ke sini besok, ujian sama tante. Tapi tanpa Dodi kan tante? Hehe” ucap Rudi cengengesan.
    “Iya… u-ji-an khusus untuk kamu dan teman-temanmu, tanpa Dodi” jawab mama sambil tersenyum padaku.

    Sepertinya… Hidupku telah berakhir.

  • Foto Bugil Pirang alami Hayley Marie Coppin melepas bikini di pantai berpasir

    Foto Bugil Pirang alami Hayley Marie Coppin melepas bikini di pantai berpasir


    1639 views

    Duniabola99.com – foto cewek eropa putih pirang cantik melepas bikinya yang pantai yang cantik dan duduk diatas pohon tumbang.

    Kumpulan majalah online dewasa, Foto majalah dewasa, cerita dunia, Dunia artis, Dunia maya, Dunia model, Popular word, Foto Cewek Cantik, Foto Cewek Seksi, Foto cewek cantik asia, Cewek mulus, cewek tokek besar, cewek cantik, cewek seksi, Foto cewek tokek kecil, Foto cewek tokek besar, Foto cewek manis

  • Foto Bugil Li Moon menampilkan payudaranya yang gagah

    Foto Bugil Li Moon menampilkan payudaranya yang gagah


    2009 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik manis bertoket gede Li Moon melepaskan celana pendeknya sambil duduk di kursi dan membentangkan kakinya lebar-lebar untuk memperlihatkan memeknya yang merekah.

  • Kisah Memek ngentot dengan teman chatting

    Kisah Memek ngentot dengan teman chatting


    2391 views

    Duniabola99.com – Nama gw Novi Gelis! huehuehue… Gw dari Bandung dan gw mempunyai teman chating yang selalu setia menemani gw sepanjang malam namanya dedy dia anak Jakarta! Dedy merupakan anak yang baik dan ceplas ceplosan kalau ngomong di chat! dan pembicaraan Kita sudah melewati masa-masa hehehe..sensor dulu yahhh dan kadang berakhir dengan cyber sex!

    Bukan hanya sekedar chat sex tapi juga sex yg memuaskan, yah walaupun hanya di chat. Akhirnya setelah sekian lama, gw lah yg memberanikan diri datang ke ibu kota untuk menemuinya. Sekalian hangout gitu! Dan malam ini, Dedy berjanji akan mengajakku makan malam bersama. Malam ini dedy berencana mengajaku makan malam di sebuah tempat yang special katanya! Kami belum pernah ketemu secara langsung dan antara gw dan dedy hanya bertemu di dunia maya saja yaitu chat sama facebook!


    Alasannya, ya karena gw tidak tinggal di kota yg sama dengannya. Bakalan mahal jika ingin sering bertemu!hehehe…maklum gw anak kere! Keinginan bertemu bukan hanya karena ingin saling kenal lebih dekat tapi juga karena semakin memanasnya pembicaraan kita di chat! Dan akhirnya malam itu kami pun kopi darat di hotel tempat gw menginap. Cerita Seks Terbaru Tepat pukul 7 malam suara bel kamar hotel gw berbunyi ! gw segera menghampiri pintu dan saat gw buka.., Dedy kulihat berdiri di depan. Tampak gagah dan maskulin. Ternyata tidak jauh berbeda dari foto yg ada pada facebook sama pict di YMnya! Sebaliknya, kulihat Dedy tertegun dengan apa yang kupakai malam ini. gw mengenakan gaun tipis krem sepaha dengan tali kecil di pundak.

    Matanya masih tertegun melihat bercak 2 bulatan BH 34B di dadaku dan g-string yg tembus pandang tersorot lampu di depan kamar hotel. “Silakan masuk..” kata gw sambil menarik tangannya dengan manja. Hanya saja Dedy sepertinya tidak sabar dengan kedatangan gw yg sudah ditunggu-tunggunya. Tangan gw ditariknya lembut, badan gw dipeluknya dengan hangat. Hingga wajah gw tepat berada di depan wajahnya. “Aku kangen banget sama lo, honey” ucapnya sambil berniat mencium bibir gw. gw berusaha menjauh, tapi tak kulepas dekapannya. Kututup bibirnya dengan telunjukku. “Eiitt.. sabar dong, ded. Masak mau serobot aja sih. ” gw mengerling nakal padanya. Dan langsung gw ajak ke sofa di kamar itu. Gw biarkan dia duduk di sana dan bukan di tempat tidur yg terbentang di depan Kita. “Mau minum apa? gw hanya punya bir dan coca cola kaleng,” ucap gw seraya melangkah ke kulkas.

    “Bir saja, enak minum bir dengan wanita cantik seperti lo,” Dedy mulai sadar rupanya.. hingga bisa berbicara lebih banyak. gw tersenyum mendengar ucapannya. gw ambil bir buatnya dan coca cola buat gw sendiri. gw duduk di sebelah kanannya. Saat kuteguk minumanku, kaki kananku kusilakan di atas kaki kiriku. Karena bajuku tidak seberapa panjang, terbuka deh pahaku. Walaupun Dedy juga sedang menegak minumannya, matanya tidak henti-hentinya melihat pahaku yg putih mulus. “Lo cantik sekali, Novi,” tangannya mulai berkelana. Kali ini mengusap-usap pahaku. Dan menggeser badannya. “Lo juga ganteng,” bisikku manja di telinganya. Semakin tidak sabaran dia. Nafasnya kudengar sudah tidak teratur. Kaleng birnya dan kaleng coca colaku ditaruhnya di atas meja kecil sebelahnya. “Aku kangenn banget sama kamu. gw ingin ‘telen’ kamu.. Sar” gitu istilah Dedy jika ingin mulai main.


    Kecupan kecil mendarat di bibirku. gw balas dengan lembut. Kulihat matanya penuh dengan rasa kangen. Kecupannya berubah menjadi ciuman yang lebih bernafsu. Lidahnya bermain-main dengan penuh nafsu di mulutku diikuti dengan nafasnya yang tak tertahankan. Begitu lincahnya membuat gw pun mulai terangsang, kubalas juga dengan permainan lidahku di mulutnya. Kehangantan meliputi Kita berdua. Duduk Kita semakin mendekat. Tangan kanannya memelukku dg lembutnya. Tangan kirinya sudah mulai berjalan lebih jauh di pahaku. “hmm.. hmm..” desahku seirama permainan lidah Kita. Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya. “Aku kangen lo juga, win” di sela-sela permainan lidah Kita. Hingga akhirnya Dedy tak tahan, dan dengan perlahan namun pasti Dedy membuka gaunku tanpa mengurangi kehangatan Kita. Sekarang tinggal bra tanpa tali dan g-string putihku. Kulihat matanya terpukau dengan pemandangan di depannya.

    “Bikin lo tambah kepingin, ya win,” kerlingku nakal. “Iya, honey..” jawabnya sambil tangannya mulai menjelajahi lipatan gunungku. Dielusnya, dipandangnya, dielusnya lagi dan dikecupnya bra ku. Ahh.. lembutnya. “Kita ga jadi makan malam, ded?” tanyaku mangingatkan. “Ga laper gw, gw lebih laper kamu..” senyumnya. Sambil perlahan berdiri, gw tarik tangannya. Dengan isyarat mataku, Dedy tahu gw minta dia berpindah ke tempat tidur. Kudorong dia, mengisyaratkan supaya dia berbaring di tempat tidur. Kubiarkan dia bertanya-tanya dalam hati. Dengan pakaian yang lengkap kubiarkan dia berbaring. gw naik juga ke tempat tidur, dengan hanya mengenakan bra dan g-string. gw naik ke atasnya. Kucium lembut bibirnya. Perlahan gw buka kancing kemejanya. Dibantunya gw dengan sedikit mengangkat badannya, hingga gw bisa melepaskan kemejanya dengan mudah. Di hadapanku sekarang terbentang dada bidangnya. Kucium perlahan dadanya. Kujilat-jilat putingnya, yang kiri .. yang kanan. gw tak tahu apa yg dirasakannya.

    Yang kutahu tangannya mengelus-elus lembut rambutku. “Novi.. enak honey..” lidahku meneruskan perjalanannya. Sedikit ke bawah, jilatanku semakin membuatnya semakin gemas mengusap-usap rambutku. Perutnya pun tak lepas dari jilatanku. “Lo pintar ya..” bisiknya tertahan. Hingga ke bawah perut. Masih ada celana panjang yg menutup gerakan-gerakan tak karuan dibaliknya. Ada onggokan yg ingin segera terlepaskan. gw lirik Dedy, dan matanya memintaku untuk membebaskan. gw menggeleng nakal.. “Ngga, ah.. sabar dong..” gw lanjutkan lagi kecupanku. gw kecup tonjolan itu. Cup..cup..cup.. gw tersenyum lebar, sewaktu kulihat matanya memohon dengan sangat. “Tunggu ya.. gw pingin kecup dari luar dulu.” gw kecup lagi. gw masukan tonjolan itu di mulutku. “Novi nakal ya.. buka dong, honey. gw ngga tahan, nih” Akhirnya kubuka ikat pinggangnya.


    Dan resletingnya. Kulirik lagi, matanya sudah semakin memohon. Akhirnya kubuka celana panjangnya. Terpikir lagi keinginan untuk mengganggunya. Kubiarkan CD nya. Kukecup lagi tonjolannya yang sudah semakin besar itu. Ahh.. kalo mau jujur, gw juga sudah tidak tahan melihatnya. Ingin kutelan rasanya. Tapi gw ingin mengganggunya juga.. hehe.. gw masukan tonjolan itu ke mulutku. Kukulum perlahan. Ahh.. gerakannya semakin tak karuan. “Novi.. buka honey, bukaa..” Aku buka juga akhirnya. WOW.. besaarr sekalii.. gw tak percaya mataku. Dengan tak sabar kupegang batang besar itu. gw usap-usap. “Suka honey?” tanya Dedy. “Suka banget. Punyamu besar banget!! gw jilat-jilat pinggirannya. Dari atas ke bawah, gw balik lagi dari bawah ke atas. Sesekali kurasakan gerakannya yg semakin tak henti.

    “Enakk honeyg.. teruuss..” pintanya. Kujilat belahannya. Lidahku bermain-main di sana. Membuat gerakan nakal. Semakin cepat, seirama kocokan tanganku yang juga semakin cepat. gw masukan kepalanya ke mulutku. gw sedot seperti makan es krim. Sesekali lidahku bermain di belahannya. “Aghh.. enakk..” gw semakin menjadi-jadi mendengar erangannya. Kubuka bra ku. Biar gerakanku semakin lepas. Kusentuh buah dadaku dengan kontolnya. Kuputar-putar kontolnya mengelilingi dadaku. Melingkari bongkahanku dan putingku. Yg kiri.. yg kanan.. ahh.. enaknya. Kumasukan lagi ke mulutku, kali ini lebih dalam. Hampir menyentuh ujung mulutku. Aghh.. sedapnya. Aku sedoott lebih lama. “srrpp.. srpp..” gw mainkan juga lidahku di dalam sana.

    Kuempot sampe terdengar suaraku sendiri. “Aghh.. enak honey. Enak banget. Lo pinterr.. terus honey..” erangnya. Kulepas lagi.. kali ini tanganku yg bermain. Kukocok perlahan, perlahan dan akhirnya lebih cepat. Matanya terpejam menahan gejolak yg ada. Kutahu.. pasti dia tidak mau keluar sekarang. Hehe.. dasar cowok. gw mau kerjain lagi ahh.. Kulepas batangnya. Dedy terkaget-kaget. “Kok udahan, honey. gw belum puas nih..” gw hanya tersernyum. gw kecup bibirnya dan memintanya untuk berlutut di ujung tempat tidur. Gantian gw yang merebahkan tubuhku di hadapannya. “Mainkan kontolmu, ded.. kocok-kocok sendiri ya. gw suka liat cowok mengocok kontolnya. ” Dia mengerti maksudku. gw memang suka bangeett. Hadiahnya, gw juga mau beronani di hadapannya. gw pejamkan mataku.. tanganku bergerilya di tubuhku.


    Tangan kiri dan kananku bermain di dadaku. Ahh.. enaknya sentuhanku sendiri. gw basahi jari telunjuk tangan kananku dengan memasukkan ke mulutku. Kubuka mataku, ingin kuliat apa yg sedang Dedy perbuat. Ah gantengnya. Dengan kontol yang sudah membesar, dikocok-kocoknya terus batangnya. Bikin gw semakin terangsang. Aku masukan jariku perlahan ke mulutku.. kukulum jariku..kusedot. Kunikmati getaran yg ada. “Ehmm..mhhmm..” sambil mendesah-desah, badanku kugoyangkan. Kubasahi putingku dg jariku. Kulingkari putingku, sambil kulirik Dedy dengan lirikan nakal. “Lo nakal, yaa..” sahut Dedy sambil mengocok kontolnya. Matanya memancarkan kesenangan sekaligus, kelaparannya.. Kubasahi lagi sebelah buah dadaku. Kulingkari lagi.. “Uuughh.. ” erangku menahan sensasi. Kemudian tangan kananku turun ke bawah.. ke perutku.. “Ughhghh..” badanku kuangkat sedikit ke atas.

    “Terus honey..” Dedy tak tahan lagi menunggu jalannya tanganku. Kuturunkan lagi. Ke atas g-stringku. Kugosok-gosok perlahan. Sambil mendesah..”mmhhmm..ehmm..” Kuselipkan satu jari ke baliknya. “Aghh..”.. kurasakan memek gw sudah basah. Semakin mudahnya gw memainkan jariku di sana. “Kasih liat dong honey..” Dedy memohon supaya gw membuka g-stringku. gw semakin menjadi-jadi.. “Sabar dong, win..” sambil jariku kumasukan ke memek gw..”AGGgghh..” oh nikmatnya.. tangan kiriku semakin gencarnya meremas-remas buah dadaku. Gerakan badanku semakin tak karuan. Bergoyang ke sana kemari. Akhirnya kubuka g-stringku. Kuturunkan perlahan. Sampai di lututku..”Bukain dong, win..” dengan cepat ditariknya g-stringku. “Ngga tahan ya..” kerlingku lagi. Kubuka pahaku lebar-lebar. Biar Dedy bisa melihat lebih jelas.

    Kumasukkan jari telunjuk kananku ke memek gw. “Aaagghh..nikmat..” maju mundur.. pelan-pelan. Kunikmati sensasi yg ada. memek gw semakin basah. Kutambahkan jariku, kali ini 2 jari. “Aghh.. ” kugoyangkan badanku. Ketika jariku keluar, kuarahkan badanku ke jari. Ketika kumasukan kumundurkan badanku. Semakin licinn.. semakin dalamm.. semakin menggila kumasukan jarikuu.. “Oghh..Oghh..” Tangan kiriku berpindah. Kugunakan jari kiriku memainkan klitorisku. “aghh.. ” semakin lama semakin tak terbendung lagi.. kugerak-gerakkan terus jariku. Keluar masuk. Keluar masuk. Semakin cepat. Akhirnya.. “Ahh..” gw tak tahan lagii.. becek deh. Basah. Becek. gw lemas.. Di ujung sana, Dedy tersenyum puas melihat pemandangan tadi. “Lo cantik sekali, honey.. gw suka melihatnya.” Dedy mendekatkan wajahnya ke wajahku.


    “Masih mau gw?” tanyaku. “Mau dong honey..” Kita berciuman lagi. kontolnya yg besar, terasa di belahan pahaku. Kadang terasa menyenggol memek gw. Ciumannya yg lembut sangat menyentuh. Lidahnya mencari-cari lidahku. Dedy tahu sekali menghidupkan gariahku kembali. Nakal dia, di awal-awal chat Kita, dia menyelidiki apa yang gw suka. Kini badan Kita yg tanpa benang sehelaipun saling berpelukan dalam kehangatan. “mmhh..hmm.” desahku merasakan lembut ciumannya. Ciuman Dedy berpindah ke leherku, dijilatnya leherku, yg semakin membuat gw terangsang! “Dedyy..””Ya honey..” Jilatannya semakin turun, ke dadaku.. ke buah dadaku. “Aghh..” kurasakan buah dada kiriku basah oleh jilatannya. Sementara yg kanan diremas-remas olehnya. “Enak, ded..” dijilatnya yg kanan, dan yg kiri diremas-remasnya.

    “Ded.. teruss.. turun win..” Mukanya terangkat.. “Sabar dong honey..” gantian lirikan nakalnya menggangguku. “Lo jahatt.. ” ujarku sambil mengelus-elus kepalanya. Jilatannya semakin turun. Perutku kena gilirannya. Diputar-putar lidahnya di pusarku. “Aghh..” semakin turun lagi. Dibukanya pahaku lebih lebar. Jarinya membuka memek gw. Kurasakan klitorisku dijilatnya lembut.. “Ughh.. enak ded..” Dikulumnya hangat. Semakin lama semakin cepat. “ded.. enakk..” bukan lagi klitorisku yg dijilatnya. Semakin ke bawah.. memek gw dibukanya dengan kedua jarinya. Supaya lidahnya bisa masuk leluasa..”Oughh.. ennaakk .. ded..” pantatku melonjak-lonjak kenikmatan. Dimasukkan lagi lidahnya lebih dalam, bikin gw semakin tak kuasa menahan gerakan pinggulku. “Enak ded.. ohh..oh.. enak ded..” Dedy semakin bernafsu mendengar eranganku. Sodokan lidahnya semakin menjadi-jadi. Biarpun badanku tak bisa diam, Dedy tak perduli..

    “Dedyn.. enak bangett..teruuss” pantatku sedikit diangkatnya. Sekarang bukan hanya memek gw yg dijilat tapi juga lubang anusku. Dijilatinya memutar lubang anusku. Sensasinya berbeda sekali. Jilatannya kembali ke memek gw. Dengan posisi memek gw agak di atas, dimasukannya memek gw ke dalam mulutnya. gw kaget sekali tapi enakk.. “Dedyn.. lo apain memek gw..” Dedy tak menggubris, semakin dilahapnya memek gw. Diisep, dijilat, trus diisep lagi .. disedotnya klitorisku dengan sedotan yg wowww.. gw ga tau lagi apa perasaanku yg ada gw menjeritt.. “Agghh.. Dedyn..” kurasakan cairan hangat keluar dari memek gw. Gilaa.. lemes gw. Tapi Dedy ngga mau menunggu lama lagi. Ditindihnya tubuhku. Dibukanya pahaku. Didekatkannya batangnya ke lubang memek gw. Digesek-gesek.. “ouhh..” dimasukkannya perlahan-lahan ..


    “Aahh..” rintihku. Kupejamkan mataku menikmati. Oughh.. nikmatnya. Sedikit demi sedikit batangnya menembus lebih dalam. “Achh.. enakk..teruss ded..” Dedy menggerak-gerakkan badannya. Didorongnya perlahan.. “AAagghh.. yg cepat win.. yg keras.. ” pintaku. Gerakannya berubah cepat. Dorongannya pun semakin keras, hingga badanku ikut terdorong. “Ooohh enakk.. teruuss..” kontolnya terasa nikmat. “Enak honeyyyyy..?” . “Iya.. teruss ded..” Aku semakin menggila, kakiku kuangkat dan kulipat mengelilingi pinggangnya. Kujepit lama tatkala Dedy mendorong masuk. “Ohh..” Gerakannya bukan hanya semakin keras tapi juga semakin cepat. Tubuhku juga semakin cepat bergerak mengikuti iramanya. “Aghh.. Sar, memiaw lo enakk..” kali ini bukan hanya eranganku, tapi juga erangannya. “Punyamu juga enak, honeyg..”

    Tak disangka, Dedy mencabut kontolnya dan mengubah posisiku ke doggy style. Sleebb.. kontolnya menembus memek gw yang basah kuyub. “Oughh.. ennaakk honeyg..” kuputar-putar pantatku mengimbangi permainannya. “Novih.. gila kamuu..””.. teruuss masukin memek gw. Yang keras ded..” Dedy semakin mengganas, erangannya pun tak kalah ganas..”Agghh.. memek lo novi..enakk.. enak ngentot sama lo honeyg..aghh..” kata-katanya sudah tak beraturan. Badannya terus bergerak. Mendorong kontolnya yg uenakk banget. Dikecupnya punggungku, diremasnya buah dadaku. Semakin membuatku ke puncak kenikmatan.. “Ded.. gw mau keluaar..””Tunggu honeyg.. tahan bentarr..” gerakannya semakin cepat dan semakin liar “Aghh..” erangannya semakin tak karuan. Semakin cepat, semakin liar.. gw semakin tak tahan.. “Ded.. ” bersamaan.. jeritanku berpadu dengan jeritan keras

    Dedy.. “Achh.. gw keluar honeyg.. achh..” kurasakan cairan hangat membasahi memek gw berpadu dengan cairanku. Lemasnya lemasnya.. Tubuh Dedy memeluk erat tubuh gw dan gw menjatuhkan diri ke tempat tidur. gw balikkan badan ku yang masih telanjang bulat tanpa sehelai pakaianpu. Kupeluk erat tubuhnya ” terima kasih cinta. sudah memuaskan gw.” dedy mengecup kening gw! “Ternyata lo seperti yg gw bayangkan. Cantik dan liar di tempat tidur. gw suka banget! Kitapun berpelukan, lupa akan janji Kita malam itu, untuk makan malam bersama!hehehe…keenakan ngentot jadi lupa makan ni ceritanya!

  • anak tiriku membutuhkan konseling

    anak tiriku membutuhkan konseling


    2080 views

  • Foto Ngentot cewek cantik Missy Marniez toket gede

    Foto Ngentot cewek cantik Missy Marniez toket gede


    1581 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik memeknya dijilati pacarnya Missy Marniez dan Agen Joker Gaming menghisap kontol besar sebelum kontol besar mengahantap keras kememeknya yang tanpa bulu baru dicukur. Agen Joker1888