Author: Kisah Memek

  • Foto Ngentot gadis  cantik toket gede menisap dan duduk diatas kontol

    Foto Ngentot gadis cantik toket gede menisap dan duduk diatas kontol


    1726 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik ngentot dengan pacarnya sebelum melakukan sesi ngentot pertama melakukan saling oral sex hingga memeknya  becek lalu maelkukan sesi ngento yang hot di lantai rumahnya. Bandar Judi Poker

    Agen Idn Poker Terpercaya

     

     

    Poker Online Deposit Pulsa

     

  • Kisah Memek Nikmatnya memperkosa calon pengantin

    Kisah Memek Nikmatnya memperkosa calon pengantin


    2454 views

    Duniabola99.com – Statusku yang bebas (mahasiswa perantau) membuatku tidak terbatas dalam berbagai aktifitas, walau seringkali diantaranya bermuatan negatif. Pengalaman ini terjadi pada tahun 1999 di bulan November Agen Joker1788, dimana kota Surabaya sedang diguyur hujan. Merupakan pemandangan langka kalau Surabaya dicurahi hujan, karena lebih sering kota ini berada dalam kondisi kering. Kesempatan itu kumanfaatkan untuk berkeliling mengitari Surabaya karena suhunya agak bersahabat. Daftar Joker1788


    Aku berkeliling dengan menggunakan angkutan umum, ke tempat-tempat favorit dan belum pernah kujalani sebelumnya. Kali ini aku bersantai di Galaxy Mall, yang banyak dikunjungi WNI keturunan. Mataku liar melirik-lirik wanita putih mulus dan trendy. Entah kenapa sejak dulu aku terobsesi dengan wanita Chinese yang menurut pandanganku adalah tipikal sempurna dalam banyak hal. Di lantai paling atas, mataku tertuju kepada seorang gadis cantik dan seksi, sedang makan sendirian, tak ada teman. Dengan teknik yang biasa kulakukan, kudekati dia. Kami berkenalan sejenak dan dia menawariku ikut makan. Aku bilang aku sudah kenyang. Dia bernama Nina **** (edited). Kami seumuran atau paling tidak dia lebih tua dua tahun dariku. Setelah ngobrol agak lama, dengan mengeluarkan jurus empuk tentunya, dia mengajakku pulang bersama, karena aku mengaku akan menunggu angkutan sampai hujan reda.

    Akhirnya, aku pun setuju, dan segera berangkat bersamanya. Di dalam mobil, aku tak bisa tenang karena ketika menyetir, aku bisa melihat dadanya yang montok dan paha mulusnya bergerak gesit menguasai kemudi. Tapi dia tidak menyadari itu, karena aku tahu dia tidak akan suka. Hal itu kusadari dari pembicaraan sebelumnya. Dia kelihatannya wanita baik-baik. Tapi konsentrasiku sangat terganggu apalagi jalanan di kota Surabaya yang tidak rata membuat dada indah yang bersembunyi di balik bajunya bergoyang-goyang. Ditambah lagi harum tubuhnya yang sangat merangsang. Akhirnya timbul pikiran jahat di otakku.

    “Aku pindah ke belakang ya..” kataku.

    “Kenapa?”

    “Aku ngantuk, mau tiduran, nanti turunkan aku di jalan Kertajaya”, kataku berpura-pura.

    Saat itu sejuta rencana jahat sudah merasuki otakku.

    “Ok, tapi kamu jangan terlalu pulas ya.. nanti ngebanguninnya susah”, katanya polos.

    Di kala otakku sudah kesetanan, tiba-tiba..

    “Jangan berisik atau pisau ini akan merobek lehermu”, ancamku seraya menempelkan pisau lipat yang biasa kubawa. Itu sudah menjadi kebiasaanku sejak di Medan dulu.

    “Don.. apa-apaan nihh..?” teriaknya gugup, karena terkejut.

    “Aku peringatkan, diam, jangan macam-macam!” bentakku sambil menekan permukaan pisau lebih kuat.

    Aku sudah kehilangan keseimbangan karena nafsu.

    “Jalankan mobilnya dengan wajar, bawa ke daerah Petemon.. cepat..!”

    “Ehh.. iiya.. iyahh..” jawabnya dengan sangat ketakutan.

    Tas yang tadi diletakkan di jok belakang segera kubuka. Seluruh uang dan kartu kreditnya langsung berpindah ke kantongku.

    “Bawa ke Pinang Inn.. cepat!” bentakku lagi.

    Kali ini aku sudah pindah ke jok depan, dan pisau kutempelkan di pinggangnya. Sepanjang perjalanan wajahnya pucat dan sesekali memandangiku, seolah minta dikasihani.


    “Jangan mencoba membuat gerakan macam-macam.. atau kamu kulempar ke jalan.. mengerti?” ancamku lagi sambil berganti posisi.

    Aku mengambil alih kemudi. Entahlah, saat itu aku merasa bukan diriku lagi. Mungkin iblis sedang menari-nari di otakku. Dia hanya membisu, dengan tubuh gemetar menahan rasa takut. Tiba-tiba HP-nya berbunyi, kurebut HP itu dan kuhempaskan di jalan sampai pecah.

    “Ingat.. jangan bertindak aneh-aneh.. kalau masih ingin hidup..” pesanku sesampainya di parkiran Pinang Inn.

    Mobil langsung masuk garasi, dan aku menghubungi Front Officer. Kubayar, lalu kembali ke garasi.

    “Keluar..!”

    Dengan wajar kugandeng dia masuk kamar. Kukunci dan kusuruh dia telentang di kasur yang empuk. Kunyalakan TV channel yang memutar film-film biru. Pinang Inn memang disediakan untuk bermesum ria. Dia kelihatan semakin ketakutan, ketika melihatku langsung membuka baju dan celana. Dengan hanya menggunakan CD, kurebahkan tubuhku di sampingnya dengan posisi menyamping. Pisau itu kugesek-gesek di sekitar dadanya.

    “Agar proses ini tidak menyakitkan, kamu jangan bertingkah.. atau besok mayatmu sudah ditemukan di laut sana.. paham?”

    “Don.. ke.. ke.. napaa.. jadi be.. gii.. ni? Apa.. salahku?” dengan ketakutan dia berusaha membuatku luluh.
    “Salahmu adalah.. kamu memamerkan tubuhmu di hadapan singa lapar..”

    Segera, seluruh bajunya kusobek dengan pisauku yang tajam. Mulai dari bagian luar sampai dalamnya. Kini dia telanjang bulat di antara serpihan pakaian mahal yang kusayat-sayat. Dia menagis, mata sipitnya bertambah sipit karena berusaha menahan air mata yang mulai mengalir deras ditingkahi isaknya yang sesenggukan. Sejenak aku tertegun menyaksikan keindahan yang terpampang di hadapanku. Dada putih mulus yang montok, tubuh langsing, dan.. ups.. liang kemaluannya yang merah muda bersembunyi malu-malu di antara paha yang dirapatkannya. Kubuka pahanya.

    “Jangann Don.. kumohon jangan..” pintanya memelas. Aku sudah tidak peduli.

    “Hei.. Nin.. bisa diam nggak? Mau mati? Hah..?” ancamku sambil menampar pipinya. Wajahnya sampai terlempar karena aku menamparnya cukup keras.

    “Silakan menjerit.. ini ruangan kedap suara.. ayo.. menjeritlah..”, ejekku kesenangan.

    Segera kulebarkan pahanya, kuelus permukaan kemaluannya dengan lembut dan berirama. Sesekali dia menatapku. Ada juga desah aneh di bibirnya yang tipis. Aku terus mengelus kemaluan itu, sambil dua jariku yang menganggur mempermainkan puting susunya bergantian. Dia hanya bisa mendesah dan menangis. Kudekatkan wajahku ke sela paha mulusnya. Dengan perasaan, kukuak liang kemaluannya, indah sekali. Seumur hidup, baru kali ini aku melihat kemaluan wanita seindah itu. Bentuknya agak membukit mungil, ditumbuhi bulu yang halus dan lemas. Bibir kemaluannya kupegang, kemudian lidahku kujulurkan memasuki lubang yang nikmat itu. Kujilati dengan perlahan, mengitari seluruh permukaannya.

    “Shh.. Don.. Donhh.. jangaann.. sshh..” Nina sampai terduduk.

    Ada sesuatu yang lucu. Dalam situasi itu sempat-sempatnya dia menggoyang pinggulnya mendesak mulutku, dan menjambak rambutku sesekali. Dalam hati aku tertawa, “Dasar wanita.. munafik.”

    “Ayo.. Nin.. ayo..” kataku pelan mengharap cairan itu segera keluar membasahi kemaluan indahnya. Saat itu kesadaranku perlahan hadir. Perlakuanku kubuat selembut mungkin, namun tetap tegas agar Nina tidak bertindak ceroboh.

    Kali ini lidahku mengait-ngait klitorisnya beraturan namun dengan arah lidah acak. Dia makin bergetar. Goyangan pinggulnya terasa sekali.

    “Lho.. diperkosa kok malah enjoy.. ayo.. nangis lagi.. mana..?” olokku.

    “Don.. jangannhh.. janganh..” balasnya malu-malu, berusaha menggeser kepalaku dari selangkangannya. Tapi setelah kepalaku digerakkan ke samping, malah ditariknya lagi hingga mulutku langsung terjatuh di bibir kemaluannya. Aku pun paham, dia ingin menunjukkan ketidaksudiannya, namun di lain pihak, dia sangat menginginkan sensasi itu.

    “Nih.. aku kasih bonus.. silakan menikmati..” kataku sambil melanjutkan jilatanku.

    Sementara tanganku yang kiri membelai payudaranya bergiliran secara adil. Kiri dan kanan. Sementara tangan kananku kuletakkan di bawah pantatnya. Pantat seksi itu kuremas sesekali.

    “Oghh.. sshh..”


    Nina menggelinjang menahan nafsu yang mulai merasuki dirinya. Sesaat dia lupa kalau sekarang dia dalam keadaan terjajah. “Sshh.. terrusshh..”

    Perlahan lahan, cairan yang kunanti keluar juga. Secara mantap, lendir bening itu mengalir membasahi liang kemaluannya yang semerbak.

    “Donnhh.. Donhh..” Dia berteriak di sela orgasmenya yang kuhadiahkan secara cuma-cuma.
    “Aduh.. Nin.. yang benar aja dong..” ringisku karena saat orgasme tadi, kukunya yang lentik melukai pundakku.
    “Maaf.. maaf Donhh..”

    Aku berhenti sesaat untuk memberinya waktu istirahat. Aku berdiri di samping ranjang. Dia terkulai lemas. Pahanya dibiarkan terbuka. Kemaluan genit itu sudah mengundang batang kemaluanku untuk beraksi. Namun aku berusaha menahan, agar pemerkosaan ini tidak terlalu menyakitkan. Kami berpandangan sejenak. Dia sudah tidak melakukan perlawanan apa-apa, pasrah.

    “Don.. aku tahu kamu sebenarnya baik, jangan sakiti aku yah.. aku mau menemani kamu di sini, asal kamu tidak melukai aku..” pintanya sambil mengubah posisi telentangnya menjadi duduk melipat lututnya ke bawah pantat. Liang kemaluannya agak tersembunyi sekarang.

    “Kamu masih perawan nggak?” tanyaku ketus.

    “Iyah.. masih..”

    “Nah.. sayang sekali, kalau mulai besok kamu sudah menyandang gelar tidak perawan lagi..”

    “Ah..” dia tercekat.

    “Don.. semua uang tadi boleh kamu ambil.. tapi mohon jangan yang kamu sebut barusan.. empat hari lagi aku menikah Don.. kumohon Don..”

    “Ah.. daripada cowok lain yang merasakan nikmatnya darah segar kamu, mending aku curi sekarang..” kataku cepat sambil mendekatinya lagi.

    “Don.. jangan.. kumohon..”

    “Diam!”

    “Ingat.. pisau ini sewaktu-waktu bisa mengeluarkan isi perutmu..” ancamku.

    Nina terkejut sekali, karena menyangka aku sudah berbaik hati. Padahal aku juga tidak sungguh-sungguh marah padanya. Mungkin karena aku yang sudah terbiasa berteriak-teriak membuatnya ketakutan.

    “Sekarang giliranmu”, kukeluarkan batang kemaluanku yang sudah agak terkulai.

    “Kupikir aku nggak perlu menjelaskan lagi cara membangunkan preman yang satu ini..” kataku sambil mengarahkan kepalanya berhadapan dengan batang kemalauanku yang lumayan besar. Sejenak dipandanginya diriku. Tanpa berkata apa-apa dia memegang batang kemaluanku dan mengocoknya perlahan. Dikocoknya terus sampai perlahan, si batang andalanku naik.

    “Cuma itu?” tanyaku lagi.


    Dibuka mulutnya dengan ragu-ragu, kebetulan sekali adegan di TV channel juga sedang memperagakan hal yang sama. Aku sebenarnya ingin tertawa. Tapi kutahan, karena gengsi kalau dia tahu. Dikulumnya batang kemaluanku. Aku berdiri di atas ranjang. Dia berjongkok dan mulai menggerakkan kepalanya maju mundur.

    “Ahh..” aku mengerang merasa nikmat sekali.

    Kulihat matanya sesekali melirik TV. Biar saja, pikirku dalam hati. Toh ini demi keuntunganku. Dijilatinya kepala kemaluanku. Tapi dia tidak berani menatap wajahku.

    “Auhhgghh..”

    “Jangan dilepas..” seruku tertahan.

    Aku jongkok dengan mengarahkan kepala ke sela pahanya. Aku telentang di bawah. Posisi kami sekarang 69. Sewaktu berputar tadi dia menggigit kemaluanku agar tidak lepas dari mulutnya. Lucu memang. Dengan bibir kemaluan tepat di atas wajah, kujilati dengan mantap. Kali ini gerakan lidahku liar mengitari permukaan kemaluannya. Sesekali kusedot bukit kecil itu sambil memasukkan hidungku yang kebetulan mancung ke lubang senggamanya.

    “Oghh.. Ahh..” Kami berseru bersahutan. Kubalikkan tubuhnya. Sekarang dia ada di bawah, namun tetap 69. Kali ini aku lebih leluasa menjilati kemaluannya.

    “Augghh.. Donhh.. enakkhh.. terusshh..” pintanya.

    Lalu kembali menyantap batang kemaluanku dengan garang. Sesekali aku merasakan gigitan kecil di sekitar kepala kemaluan. Pintar juga dia, pikirku dalam hati.

    Lidahku kujulurkan masuk ke lubang sempit itu dan menari di dalamnya. Pantatku kugoyang naik-turun agar sensasi batang kemaluan yang berada di kulumannya bertambah asyik. Sambil menjilat liang kemaluan itu, jari-jariku mempermainkan bibir kemaluannya.

    “Ougghh.. Don.. enakkhh.. Donnhh.. ahh.. Donnhh..” serunya dibarengi aliran hangat yang langsung membanjiri lembah merah muda itu.

    “Sekarang waktunya Nin.”

    Aku mengambil posisi duduk di antara belahan kedua kakinya. Dia masih telentang. Kugesek lagi kepala kemaluanku yang sudah mengeras sempurna beradu dengan klitorisnya yang menegang. Dia setengah duduk dengan menahan tubuhnya pakai siku tangan, dan ikut menyaksikan beradunya batang kemaluanku dengan klitorisnya yang sudah menjadi genit. Batang kemaluanku itu kuarahkan ke liang kemaluannya.
    “Jangann.. kumohon Donh.. jangan..” serunya tertatih sambil mencengkeram batang kemaluanku.
    “Aku bersedia memuaskan nafsumu, dengan cara apa saja, asal jangan mengorbankan pusakaku.”
    “Oh ya? Kalau dari anus mau nggak?” tantangku.

    Tapi sebenarnya aku tidak lagi perduli karena kemaluanku sudah minta dihantamkan melesak lubang kemaluannya.
    “Yah.. terserah kamu Don..”

    “Nggak.. mau.. aku cuma mau yang ini, ini lebih enak..” teriakku sambil menunjuk liang kemaluannya.

    “Nih.. pegang.. masukin..” Dengan ragu dipegangnya batang kemaluanku.

    “Don.. apa tidak ada cara lain?”

    “Cara lain? Ada-ada saja kamu.. Hei.. kamu jangan bertingkah lagi ya.. jangan sampai kesabaranku hilang. Kamu beri satu milyar pun sekarang aku nggak bakalan mau melepaskan punya kamu itu sekarang. Aku sudah nggak tahan.. paham.. paham? paham..?” bentakku dengan nada suara lebih meninggi. Pisau yang tadi kusembunyikan di bawah kasur kuacungkan dan kutekan kuat di dadanya.

    “Donn.. sakitt.. jangann..” rintihnya ketika pisau tadi melukai dada putihnya. Aku terkesiap. Namun tak peduli.

    “Ayo.. dimasukin..” kali ini pisau kutekan lagi.

    Darah segar mengalir perlahan dari luka yang kuperbesar, walau tidak begitu parah.

    Dengan berat disertai ketakutan, dipegangnya kemaluanku. Diarahkannya ke liang kemaluannya.
    “Sulit.. sakitt.. Don.. ampunn.. Don..”

    “Pegang ini”, kataku tidak sadar karena memberikan pisau itu ke tangannya. Dia juga tidak menyadari kalau sedang memegang pisau. Lucu sekali. Aku hanya bisa tersenyum kalau mengingat masa itu. Aku menunduk dan menjilati kemaluannya. Dia melihatku menjilati barangnya. Sesekali kami bertatapan. Entah apa artinya. Yang pasti aku merasa sudah memiliki mata sipit yang menggemaskan itu. Digerakkannya pinggul besarnya seirama jilatanku. Kuremas juga susunya yang segar merekah.


    “Augghh.. Ahh..” jilatanku kupercepat. Cairannya mengalir lagi walau tidak sebanyak yang tadi. Aku kembali duduk menghadap selangkangannya. Tiba-tiba aku sadar kalau sebilah pisau ada di tangannya. Segera kuambil dan kulempar ke lantai. Dia juga baru sadar setelah aku mengambil pisau itu. Namun sepertinya dia memang sudah takluk.

    “Nin.. ludahin ke bawah.. yang banyak..” kataku sambil menunjuk kemaluannya. Kami sama-sama meludah. Kuoleskan liur yang menetes itu ke batang kemaluanku, juga ke kemaluannya. Sesekali dia juga ikut mengusap batang kemaluanku dengan air ludah yang dikeluarkannya lagi di telapak tangannya. Aku memandanginya dengan sayang. Dia juga seolah mengerti arti tatapanku itu. Aku segera mengecup bibirnya. Dia membalas. Kami berpagutan sesaat. Kurasakan batang kemaluanku bersentuhan dengan perutnya.

    “Ayo dicoba lagi..”

    Kali ini dipegangnya kepala kemaluanku. “Ah.. Shh”

    Dan.., “Oogghh.. aahh.. Shh..”

    Kepala kemaluanku masuk perlahan. Sempit sekali lubang itu. Kusodok lagi perlahan. Dia hanya bisa menggigit bibir dan mencengkeram tanganku. Sesekali nafasnya kelihatan sesak. Namun ada juga desah liar terdengar lirih.
    “Donnhh.. aku benci.. kaamu..”

    Kusodok terus, sampai akhirnya semua batang kemaluanku terbenam di liang kewanitaannya. Aku tahu itu sakit. Namun mau bilang apa, nafsuku sudah di ujung tanduk.

    “Brengsek.. Donhh.. baajingann.. kamu.. shh.. oghh”,

    Aku tak peduli lagi umpatannya. Yang kurasakan hanya nikmat persenggamaan yang benar-benar beda. “Shh.. shh.. Donhh.. Donhh..”

    Kupeluk dia erat-erat. Goyanganku makin liar. Aku hanya bisa mendengar dia mengumpat. Sesekali kupandangi wajahnya di sela nafasku yang ngos-ngosan. Beragam ekspresi ada di sana. Ada kesakitan, ada dendam, tapi ada juga makna sayang, dan gairah yang hangat. Kulihat titik-titik darah mulai mendesak lubang sempit yang tercipta antara batang kemaluan dan liang kewanitaannya. Seketika tagisnya meledak. “Donhh.. bajingann.. kamuu.. jahatt.. kamu Don.. ahh.. uhh..” dia memukul dadaku keras sekali.

    Tangisnya makin menjadi. Aku iba juga. Kutarik kemaluanku dari liang kemaluannya. Darah segar mengalir memenuhi lubang yang memerah padam dan lecet. Kemaluanku kukocok sekuat tenaga ketika spermaku muncrat. “Ahh.. ahh..” Air maniku memancar keras membasahi dada dan sebagian wajahnya. Dia menangis sesenggukan.
    “Nikmatnya memek perawan kamu Nin..” kataku tersenyum senang.

    Aku langsung menjilati darah segar yang sudah membasahi pahanya. Segera kugendong dia menuju kamar mandi. Di bibir bak, kududukkan dia. Kuambil kertas toilet dan membasuhnya dengan air. Kuusap darah yang ada di sekitar kemaluannya dengan lembut. Darah di dadanya yang sudah mengering juga kulap dengan hati-hati.

    “Kamu puas sekarang.. bukan begitu Don?” ejeknya di sela tangisnya.

    Aku terdiam. Aku merasa menyesal. Tapi mau bilang apa. Nasi sudah menjadi bubur. Kubersihkan semua darah itu sampai tidak berbekas. Kujilati lagi kemaluannya dengan lembut. Aku tahu, yang ini pasti tidak bisa ditolaknya. Benar, dia mulai bergetar. Dipegangnya tanganku dan diremasnya jariku. Tissue yang kupegang dibuangnya, malah jemariku dituntunnya ke sepasang dada montok miliknya. “Ahh.. shh.. sekalian ajaa.. Don.. hamili.. aku.. biar kamu.. lebih.. puass..” katanya sambil mengangis lagi.


    Aku sungguh tak mengerti. Terus terang di sana aku seperti orang bodoh. Tapi dengan santai kujilati terus kemaluannya. Diraihnya batang kemaluanku dan dikocok-kocoknya perlahan. Kemaluanku sudah terkulai. Lama dia mencengkeram kemaluanku sampai akhirnya bangkit. Nafsuku kembali membara. Kugendong lagi dia, dan jatuh bersama di ranjang empuk. Kami berpelukan dan berciuman lama sekali. Kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya, dan menjilati rongga mulutnya. Entah berapa kali kami saling bertukaran air liur. Bagiku, air ludahnya nikmat sekali melebihi minuman ringan apapun. Ketika aku berada di bawah, aku juga menelan semua liurnya tatkala dia meludahi mulutku. Terserahlah, apakah dia marah atau bagaimana. Sepanjang dia merasa bebas, aku melayaninya. Hitung-hitung balas budi. Hehehe..

    Aku bergerak ke bawah, menjilati tiap inci sel kulitnya. Lehernya bahkan kuberi tanda cupangan banyak sekali, walau aku tahu empat hari lagi dia akan menikah. Peduli setan.

    “Ahh.. Don.. hhsshh.. yanghh.. itu.. nikhhmatt”, serunya tertahan ketika putingnya kusedot dan kujilati dengan bernafsu. Tanganku merayap ke bawah dan membelai lubang kemaluannya yang masih basah. Aku terus merangkak turun, menjilati perutnya dan mengelus pahanya dengan nakal. Sesampainya di sela paha kubuka lagi kedua kakinya, terkuaklah liang kemaluan yang kumakan tadi. Kali ini bentuknya sudah berbeda. Lubangnya agak menganga seperti luka lecet, namun tidak berdarah. Segera kujilati lagi untuk kesekian kalinya. “Donn.. enakhh.. nikmathh..”

    Jari telunjukku kumasukkan lembut ke lubang itu sambil menjilati kemaluannya sesekali. “Aduhh.. duh.. enaknyaa.. Don.. jangan.. berhenti”, serunya sambil menggelinjang hebat. Pinggul itu bergerak liar mendesak mulutku. Kutindih dia dan kuarahkan batang kemaluanku. “Uhh.. sshh”, serunya sesak ketika batang kemaluanku kuhantamkan ke liang kenikmatan itu. Goyangan demi goyangan membuat erangannya semakin ganas. Tentu saja aku semakin beringas. Siapa tahan.

    “Donhh.. bajiingann!” untuk kesekian kalinya dia mengumpatku.

    Entah apa maksudnya. Kali ini dia sangat menikmati permainan (setidaknya secara fisik, entahlah kalau perasaannya). Kepalanya terlempar ke sana ke mari dan nafasnya mendesah hebat.

    “Nin.. punyaahh.. kamuu.. assiikkh.. ahh”, seruku ketika denyutan liang kemaluannya terasa sekali menekan batang kemaluanku. Kubalik dia, sehingga sekarang posisinya di atas.

    “Don.. aku.. akan.. bunuh.. kamuu.. suatu.. saat..”

    “Silakan.. saajahh..”

    Kami berdua berbicara tak karuan.

    “Oughh.. aihh.. sshh”, teriaknya menggelinjang sambil mencabuti bulu-bulu dadaku. Aku merasa kesakitan. Tapi biarlah. Dia sepertinya sangat menyukai.

    “Donh.. kamu.. kamu..” dia tidak melanjutkan kata-katanya.


    Tiba-tiba.., “Donhh.. Donhh.. bajingan.. ah..” serunya keras sekali, sambil menggoyang pantatnya dengan cepat dan menari-nari seperti kilat. Bunyi becek di bawah sana menandakan dia kembali orgasme. Tapi goyangannya tidak surut. Kucabut batang kemaluanku dan menyuruhnya membelakangiku sambil berpegangan pada sisi ranjang. Kuarahkan batang kemaluanku dari belakang dan, “Oughh.. oughh.. oughh.. oughh..” tiap sodokanku ditanggapinya dengan seruan liar. Kugenjot terus sambil meremasi kedua susunya yang ikut bergoyang. Lama kami pada posisi itu, tiba-tiba aku didorongnya dan dia berdiri di hadapanku. Aku ditamparnya keras dan memelukku erat. Ditariknya aku ke ranjang dan memegang kemaluanku. Ditindihnya aku, dia sendiri yang menghunjamkan kemaluanku ke liang kewanitaannya.

    “Rasakan nihh.. bajingan.. shh”, teriaknya sambil menari-nari di atasku. Aku tahu dia akan orgasme lagi.

    “Aduh..Nin..” pekikku tertahan ketika sekarang dia malah menggigit punggungku.

    “Don.. Don..” dia berseru kencang dan memeluk erat kepalaku di dadanya. Kupeluk juga dia dan mengangkatnya. Kami berdiri di lantai. Dengan posisi ini aku bisa menyodoknya dengan sangat keras. Kurapatkan ke dinding, dan kupompa sekuat tenaga.

    “Nin.. ahshh..”

    “Donhh..”

    Aku mengeluarkan sperma di dalam kemaluannya. Dia memelukku erat sekali. Kami berdua ngos-ngosan. Kuangkat dia ke ranjang. Kami terkulai lemas. Kutarik kemaluanku yang melemah dengan pelan. Kutarik sprei itu karena sudah berisi noda darah dan bercak cairan yang beragam. Kami tergeletak berdampingan, tanpa pakaian.

    “Don.. kamu berhutang padaku, suatu saat aku pasti menagihnya.”

    “Hutang apa?” tanyaku.

    Dia tidak menjawab. Dengan perlahan dia memejamkan mata dan tertidur. Kupandangi wajahnya yang cantik. Tampak lelah. Hmm.. beruntung sekali calon suaminya. Kuelus rambutnya yang lurus indah dengan lembut. Kuciumi keningnya dan kupeluk dia. Aku membenamkan wajahku di dadanya dan terlelap bersama.

    Besoknya kami bangun bersamaan, masih berpelukan. Aku sadar, dia tidak punya pakaian lagi. Segera aku keluar dan pergi ke toko terdekat. Kubeli T-shirt dan celana pendek. Ketika kembali ke kamar, dia membisu dan tak mau menjawab pertanyaanku. Didiamkan begitu aku tak ambil pusing. Kupakaikan T-shirt dan celana pendek ke tubuhnya. Dia masih tetap membisu.

    “Ayo pulang..” ajakku. Dia melangkah lunglai. Kugandeng dia ke mobil, kududukkan di jok depan. Setelah isi kamar sudah kurapikan, aku langsung menyetir mobil. Sepanjang jalan dia hanya diam membisu.


    “Nin.. aku tahu apa yang kamu rasakan. Tapi, satu hal yang aku minta darimu.. jangan membenciku untuk apa yang kuperbuat. Bencilah kepadaku karena aku bukanlah calon suamimu”, kataku agak kesal dengan sedikit berdiplomasi. Dia memandangku dengan gundah. Namun tetap membisu. Sampai di daerah rumahnya pun dia tetap diam.

    “Oke.. Nin.. aku tak tahu apa yang kamu inginkan. Jika ada yang ingin kamu utarakan, lakukanlah sekarang sebelum aku pergi.”

    Dia hanya diam membisu. Dipandanginya aku agak lama. Karena tidak ada jawaban, kudekati dia dan kucium tangannya. Dia tidak bereaksi.

    “Bye.. Nin..” Aku segera beranjak pergi.

    Empat hari kemudian aku memang secara diam-diam mendatangi daerah rumahnya. Benar, dari informasi yang kudapat dia memang sedang melangsungkan resepsi pernikahan di sebuah Resto mewah di pusat kota. Tapi aku tidak pergi melihatnya. Siapa tahu itu hanya akan jadi luka baru baginya. Pertemuanku terakhir dengannya terjadi di salah satu kafe di Surabaya. Saat group-ku manggung, aku melihatnya duduk di depan bersama seseorang (mungkin suaminya).

    “Lagu ini kupersembahkan buat seorang wanita paling indah yang pernah mewarnai perjalanan hidupku”, aku pun segera menyanyikan tembang Mi Corazon dengan penghayatan yang dalam. Dia menikmatinya dengan tatapan syahdu ke arahku. Tentu saja tak seorang pun pernah tahu, bahwa sesuatu pernah terjadi di antara kami.

    Sekarang setahun sudah lewat. Dia pernah juga meneleponku dan bilang kalau dia sedang hamil tujuh bulan. Ketika kutanya dimana dia saat itu, telepon segera ditutupnya. Well, ternyata aku pun sedang mengalami pemerkosaan darinya. Semoga ini bisa jadi pelajaran berharga buat sobat semua. Ups.. ternyata sekarang ada janji dengan Tante Stella.

  • Foto Ngentot cewek cantik Missy Marniez toket gede

    Foto Ngentot cewek cantik Missy Marniez toket gede


    1705 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik memeknya dijilati pacarnya Missy Marniez dan Agen Joker Gaming menghisap kontol besar sebelum kontol besar mengahantap keras kememeknya yang tanpa bulu baru dicukur. Agen Joker1888

  • Video Bokep Alex Grey penuh nafsu dengan pacarnya berkontol besar

    Video Bokep Alex Grey penuh nafsu dengan pacarnya berkontol besar

  • Foto Bugil Remaja kulit putih dengan rambut pendek berpose hot

    Foto Bugil Remaja kulit putih dengan rambut pendek berpose hot


    1795 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik pirang berambut pendek kurus toket baru tumbuh melepaskan pakaiannya yang sexy sambil berpose hot memamerkan memeknya diruangan terbuka. Tangkasnet

    Judi Bola Tangkas

    Bola Tangkas

  • Video Bokep cewek jepang Ray menghisap 3kontol

    Video Bokep cewek jepang Ray menghisap 3kontol

  • Foto Ngentot Amirah Adara ditepi danau menikmati kontol besar

    Foto Ngentot Amirah Adara ditepi danau menikmati kontol besar


    1751 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik pirang Amirah Adara sange ditepi kolam dan ngentot anal dengan pacarnya yang berkontol besar dan menambakkan semua spermanya diatas memeknya. Bola Tangkas

    Judi Bola Tangkas

    Tangkasnet

  • Video Bokep Cayla menggoda pacarnya dengan memakai lingerie

    Video Bokep Cayla menggoda pacarnya dengan memakai lingerie


    1642 views

  • Foto Bugil Mary Wet memamerkan payudara besar sebelum masturbasi

    Foto Bugil Mary Wet memamerkan payudara besar sebelum masturbasi


    1577 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang pakai bikini toket gede bermain dengan memeknya yang berwana pink tanpa bulu diatas sofa sambil berpose hot.

  • Video Bokep Maya Kawamura bersama pacarnya didalam hutan

    Video Bokep Maya Kawamura bersama pacarnya didalam hutan


    1926 views

  • Foto Ngentot Viktoria Gromova kehilangan gaun hitamnya

    Foto Ngentot Viktoria Gromova kehilangan gaun hitamnya


    1636 views

    Duniabola99.com – foto pasangan muda Viktoria Gromova ngentot dengan pacarnya yang berbadan tegap dan berkontol besar yang menghamtam keras kememeknya yang masih sempit dan juga berwana merah jambu tanpa bulu berakhir dengan menembakkan sperma kemulutnya.

  • Video Bokep Lady D pijit minyak berdua

    Video Bokep Lady D pijit minyak berdua


    1709 views

  • Foto Bugil Petinju latin seksi Daisy Marie pamer pantat bahenol

    Foto Bugil Petinju latin seksi Daisy Marie pamer pantat bahenol


    2090 views

    Duniabola99.com – foto petinju cewek latin bugil di ruang ganti menampakkan toketnya yang gede bulat dan padat kenyal dan juga memamerkan pantatnya yang bahenol dan ngangkang lebar memperlihatkan memeknya yang tanpa bulu baru dicukur.

  • Video Bokep Miku Ohashi madi sambi main busa sabun

    Video Bokep Miku Ohashi madi sambi main busa sabun


    1941 views

  • Foto Ngentot cewek cantik dengan om-om kontol besar

    Foto Ngentot cewek cantik dengan om-om kontol besar


    1798 views

    Duniabola99.com – foto gadis muda cantik pantat bahenol ngentot dengan pria kekar berkontol besar di kamarnya dan diatas tempat tidurnya yang kecil dan menembakkan sperma dimemeknya.

  • Kisah Memek Istriku Frigid dan dukun cabul

    Kisah Memek Istriku Frigid dan dukun cabul


    3797 views

    Duniabola99.com – Setelah perkawinan kami memasuki tahun kelima, aku dan istriku mengalami hubungan suami istri yang makin hari makin hampa, karena kesibukan mengurus 2 anak kami yang masing-masing berumur 2 dan 3 tahun. Istriku malas sekali jika diajak berhubungan suami istri, alasannya terlalu capai bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mengurus anak. Aku yakin istriku bukan tipe istri yang suka selingkuh, selain taat beragama, norma-norma moral dan kesusilaan sangat dijaga benar oleh istriku, ini dikarenakan istriku berasal dari keluarga baik-baik dan harmonis. Aku berusaha mencari informasi bagaimana memulihkan hubungan kami supaya normal kembali.


    Jika kupaksakan berhubungan, istriku berteriak kesakitan, meskipun sudah dengan pemanasan (four play) yang lama. Istriku tidak terangsang sama sekali dan lubang kemaluannya tetap kering, dan jika dipaksakan masuk, dia akan menjerit kesakitan. Aku berusaha mencari alternatif untuk penyembuhan frigiditas istriku ini. Sudah berbagai terapi dan dokter psiater sex yang canggih kami datangi, tetapi tetap saja istriku belum hilang frigiditasnya. Istriku berumur 28 tahun dan aku 31 tahun, pada awalnya perkawinan kami boleh dikatakan cukup bahagia, namun sekarang karena istriku mengalami frigiditas yang nampaknya permanen, membuatku bingung mencari solusinya.

    Sebelum kulanjutkan, aku ingin menceritakan istriku yang bernama Mia, yang kukawinkan 5 tahun yang lalu, untuk ukuran orang Indonesia dia termasuk wanita yang cukup jangkung dengan tinggi 170 cm dengan berat 49 kg. Kulitnya kuning langsat, rambut sebahu, memiliki leher yang jenjang. Apa yang kusuka dari istriku adalah kakinya yang panjang dan jenjang, serta bibirnya yang tebal dan sensual, buah dadanya tidak terlalu besar namun bentuknya indah mancung ke atas. Yang membuatku penasaran adalah puting payudaranya yang besar, hampir sebesar ujung kelingking, itu yang membuatku senantiasa gemas dan ingin selalu menghisapnya.

    Kembali ke masalah tadi. Setelah mendapat informasi dari seorang rekan kerja, dia mengatakan bahwa di daerah Ciputat ada orang pintar/Dukun yang dapat menyembuhkan segala penyakit termasuk penyakit frigiditas seperti istriku ini. Namanya Pak Acan, dia sering dipanggil Abah Acan (bukan nama sebenarnya). Sebenarnya istriku ragu-ragu untuk berobat ke orang pintar itu, namun atas desakanku tidak ada salahnya dicoba. Singkat cerita, kami pun pergi ke tempat itu, dan memang banyak yang datang dengan berbagai penyakit, kami pun mendaftar dan mendapat giliran terakhir. Sambil menunggu, aku mengamati pasien-pasien sebelumnya, ternyata terapi orang pintar tersebut adalah dengan memijat dengan menggunakan minyak (seperti minyak kelapa) yang dibuatnya sendiri. Setiap pasien perempuan harus melepas seluruh bajunya, bh dan tinggal celana dalam, dan mengenakan sarung yang disediakan.


    Aku sempat mengamati kamar kerjanya yang serupa dengan kamar tidur itu pada saat pintunya terbuka. Beberapa wanita sedang menanggalkan BH dan memakai sarung. Begitu istriku tahu tentang itu, dia hampir saja mengurungkan niatnya untuk berobat karena risih harus buka pakaian segala, apalagi harus melepas BH. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.30, kemudian giliran kami dipanggil ke dalam. Aku pun disuruh masuk oleh assistennya. Orang itu meperkenalkan namanya, kemudian menanyakan keluhan penyakit istriku, dia pun mengangguk-angguk mengerti dengan syarat seluruh terapi harus diikuti dengan serius tanpa ragu-ragu. Kami pun mengiyakan, asal istriku dapat sembuh. Kemudian Abah Acan menyuruh istriku menanggalkan pakaiannya, begitu istriku membuka BH-nya, kulihat ekor mata Abah Acan agak terkejut melihat buah dada istriku yang putih dan mancung ke atas itu, serta puting susunya yang cukup besar itu. Setelah sarung dililitkan di tubuh istriku yang hanya tinggal mengenakan celana dalam, kemudian istriku disuruh tidur telentang di kasur yang sudah disediakan.

    Aku melihat Abah Acan mulai meminyaki rambut dan kepala istriku dengan minyak, kemudian istriku disuruh duduk, serta merta lilitan sarung yang dipakai istriku terlepas. Kemudian dari arah belakang Abah Acan meminyaki punggung istriku.Posisi Abah Acan duduk menghadap punggung istriku. Dari arah belakang kedua tangannya mulai meminyaki payudara istriku yang kiri dan kanan, seluruh permukaan payudara istriku diminyaki, dan kemudian aku melihat Abah Acan melakukan pijatan-pijatan yang menurutku sepertinya pijatan pijatan erotis. Aku juga melihat tangan Abah Acan meminyaki puting susu istriku, tangannya yang hitam dan telapak tangannya yang besar dan kasar itu meminyaki puting susu istriku. Dan aku terkejut ketika aku melihat jari-jari Abah Acan yang besar itu juga memelintir-melintir puting susu istriku yang besar itu. Anehnya aku melihat istriku diam saja, tidak memberikan perlawanan. Sungguh aku heran, dengan aku saja suaminya dia paling tidak suka puting susunya kupegang-pegang tapi ini kenapa, sama Abah Acan dia diam saja? Puting susu istriku yang dasarnya memang sudah besar itu semakin besar dan keras terlihat semakin kencang dan mencuat karena terus dipelintir, dipencet dan ditekan-tekan oleh jari-jari Abah Acan, yang kiri dan kanan.

    Aku semakin mengamati bahwa pijatan Abah Acan tidak lagi memijat, tapi justru meremas-remas kedua payudara istriku. Aku bertanya-tanya dalam hati, kenapa dia tidak memijat bagian tubuhnya yang lain tapi justru hanya kedua payudara istriku saja. Kuperhatikan kedua puting susu istriku semakin besar dan mencuat keras. Sungguh kontras menyaksikan kedua telapak tangan Abah Acan yang hitam dan besar dengan payudara istriku yang putih yang diremas-remas oleh tangan yang kasar. Aku semakin heran, apakah ini terapi untuk menghilangkan frigiditas istriku? Dan yang lebih aneh, buah dada istriku nampak makin keras dan mengencang seiring dengan puting susunya yang juga mengencang. Apalagi istriku kok diam saja diperlakukan demikian, karena benar-benar kusaksikan Abah Acan bukan memijat, tapi meremas-remas buah dada istriku seenaknya, dan itu dilakukan cukup lama. Segala macam bentuk pertanyaan timbul dalam hatiku, bayangkan buah dada istriku diremas-remas oleh Abah Acan di hadapan mata kepalaku sendiri, dan aku mendiamkannya. Dan yang lebih aneh lagi sarung yang masih melilit di pinggang istriku diturunkan ke bawah oleh Abah Acan, tentu saja paha istriku yang putih panjang dan mulus langsung terpampang. Lalu dia berkata kepada istriku, “Neng, tolong dibuka celana dalamnya, Abah mau periksa sebentar..!” Anehnya entah karena kena sirep atau apa, istriku menurut membuka celana dalamnya tanpa membantah sedikit pun.


    Tentu saja aku kaget dan lidahku tercekat. Jantungku berdegup dengan kencang. Kok, Abah Acan menyuruh membuka celana dalam istriku. Dan yang membuat jantungku lebih berdegup dengan kencang, kenapa istriku tidak keberatan atas permintaan Abah Acan? Setelah istriku melepaskan celana dalamnya, aku melihat sendiri mata Abah Acan terkesiap melihat kemaluan istriku, yang bersih tanpa rambut sedikit pun. (Memang bulu kemaluan istriku selalu dicukur, agar nampak bersih) Dan memang aku mengakui kemaluan istriku termasuk indah seperti kemaluan anak gadis umur 14 tahun, dengan kedua bibir kemaluan yang tertutup rapat. Jantungku semakin berdegup kencang ketika Abah Acan menyuruh istriku berbaring dan sekaligus melebarkan pahanya ke kiri dan ke kanan yang secara otomatis kemaluan istriku terpampang tanpa ada yang menutupi sama sekali. Lalu Abah Acan berkata, “Neng, Abah mau periksa dalam yah.., Neng tenang-tenang aja, yang penting frigid-nya Nneng bisa sembuh.” Lalu istriku pun mengangguk tanda setuju. Dan tanpa kusadari, batang kemaluanku sudah tegang luar biasa, apalagi ketika jari-jari Abah Acan yang berbuku-buku besar itu mulai membelai-belai kemaluan istriku. Dia mulai memijat mijat bibir kemaluan istriku seraya mengolesinya dengan minyak. Jari-jari Abah Acan, yang besar dan berlumuran minyak itu mulai mempermainkan kemaluan istriku. Aku melihat jari telunjuk Abah Acan menyentuh kelentit istriku.

    Jari tengahnya mulai masuk perlahan-lahan merojok ke dalam kemaluan istriku. Aku hampir tidak percaya pada pendengaranku, aku mendengar istriku melenguh kecil dan mendesah-desah tertahan, seperti orang yang sedang menahan suatu kenikmatan orgasme (sebenarnya aku senang mengetahui bahwa sebenarnya istriku tidak frigid). Aku melihat mata istriku begitu redup, seperti orang keenakan. Abah Acan tidak hentinya terus mulai memundur-majukan jari tengahnya ke dalam liang kemaluan istriku. Jari tengah Abah Acan yang besar dan hitam itu masuk dengan lancarnya ke dalam kemaluan istriku. Nampaknya minyak pelumas di dalam kemalaun istriku sudah keluar. Aku terkejut paha istriku semakin dibuka lebar, dan tanpa disadarinya istriku mulai mengoyangkan pinggulnya. “Oh.. Bah.. oh.., eh.., eh.., eh..!” desahnya. Istriku kemudian mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi, sudah dipastikan istriku terangsang luar biasa oleh permaianan Abah Acan. Aku melihat istriku benar-benar menikmati apa yang dilakukan oleh Abah Acan pada dirinya. Jari-jari Abah Acan yang berada di dalam liang kemaluan istriku membuat tubuh istriku yang telanjang bulat itu mengelinjang-gelinjang tidak karuan sambil tangannya mencengkram kasur serta mengangkat pinggulnya dan pantatnya, kemudian mengoyangkannya ke kiri dan ke kanan. Jari tengah Abah Acan yang besar dan kasar itu terbenam dalam sekali di dalam lubang kemaluan istriku. Aku juga melihat jempol jarinya mengosok-gosok klitoris istriku.

    Sungguh lihay sekali Abah Acan membangkitkan birahi istriku. Aku melihat mata istriku menandakan keenakan, dimana biji matanya yang hitam tidak nampak, sementara jari-jari Abah Acan terus bergerak mundur maju di antara bibir vagina istriku, dan makin lama jari-jari Abah Acan makin jauh terbenam di dalam vagina istriku. Lalu yang membuat jantungku berdegup kencang, Abah Acan memutar-mutar jarinya yang sedang berada di dalam kemaluan istriku, diputar ke kiri dan ke kanan, lihay sekali dia merojok-rojok kemaluan istriku. Klitoris istriku juga menjadi perhatian penuh Abah Acan, jempol Abah Acan yang besar dan kasar permukaanya itu terus mengosok-gosok klitoris istriku. Semakin lama nampak klitoris istriku membesar dan menonjol kepermukaan, sungguh pemandangan yang luar biasa. Digosok dan dimainkan sedemikian rupa, klitoris istriku semakin besar sebesar biji kacang tanah, dan istriku pun melenguh tidak karuan menahan kenikmatan yang didapat oleh Abah Acan. Aku pun semakin tercekat, karena Abah Acan mulai memasukkan tambahan jarinya, yaitu jari telunjuknya yang berbuku-buku besar itu ke dalam kemaluan istriku. Bersama jari tengah dan telunjuknya yang besar itu, Abah Acan semakin menggila mengexplorasi kemaluan istriku serta sering memutar-mutar jarinya di dalam. Tidak dapat dibayangkan selama ini, aku saja suaminya tidak pernah melakukan apa yang seperti Abah Acan lakukan. Jangankan memasukkan jari ke dalam kemaluannya, menggosoknya dari luar pun istriku tidak mau, alasan istriku tidak hygienis. Susah dibayangkan, bagaimana rasa nikmatnya Abah Acan ketika jarinya masuk ke dalam kemalauan istriku yang kecil dan tertutup rapat itu dirojok oleh kedua jari Abah Acan yang besar-besar itu.


    Apalagi tangan kiri Abah Acan yang bebas mulai menggapai payudara istriku dan mulai meremas-remasnya bergantian yang kiri dan kanan serta memelintir-melintir puting susu istriku bergantian. Aku melihat puting susu istriku yang sebesar ujung kelingking itu membesar dan mencuat ke atas karena diperlakukan demikian. “Ahhh..!” suara desahan istriku makin keras terdengar (sebenarnya istriku paling malu mendesah-desah keenakan seperti ini, biasanya dia tahan, tidak mengeluarkan suara) tapi dengan Abah Acan dia benar-benar tidak tahan. Sungguh aku heran, dengan Abah Acan, kok jadi lain. Kalau aku suaminya yang melakukan dia tidak mau, jangankan memasukkan jari ke dalam lubang kemaluannya, meremas-remas buah dadanya saja istriku tidak mau, ngilu katanya. Dengan Abah Acan dia merelakan kedua payudaranya diremas-remas, dan membiarkan Abah Acan mempermainkan puting susunya (yang menurut dia sangat geli dan sensitif). Dan yang membuatku tidak habis berpikir dan membuat birahiku semakin naik, kenapa dia membiarkan jari-jari Abah Acan masuk ke dalam lubang kemaluannya, sedangkan aku ditolaknya dengan tegas jika ingin mempermainkan kemaluannya. Tapi aku tidak dapat berpikir lama lagi, karena aku sedang menyaksikan pemandangan yang sangat luar biasa, dimana istriku sedang menikmati perbuatan Abah Acan. Jari-jari Abah Acan semakin dalam terbenam dan semakin cepat maju mundurnya. Dan, tiba-tiba aku melihat kedua paha istriku menjepit kencang tangan Abah Acan yang berada di selangkangan istriku. Kedua tangan istriku menarik tangan Abah Acan sambil berusaha menekan pinggulnya ke depan serta menarik tangan Abah Acan dan berusaha menekan jari-jari Abah Acan untuk lebih jauh masuk ke dalam vaginanya.

    Istriku merintih histeris tidak tertahan, “Ahh.., ahh.., ahh.., ahhh..!” Rupanya istriku telah mencapai orgasme dengan sempurnanya. Abah Acan dapat merasakan cairan istriku telah keluar dan meleleh ke bibir kemaluannya. Dan aku juga melihat wajah Abah Acan sudah memburu penuh nafsu. Dengan perlahan dia membuka celana hitam komprangnya, kemudian membuka celana dalamnya, lalu tersembul lah batang kemaluan Pak Acan yang sudah membesar dan menegang itu, yang dikelilingi oleh urat-urat yang besar. Aku pun tercekat memandang batang kemaluan Aban Acan yang besar dan panjang itu. Jantungku berdegup dengan kencangnya. Lalu Abah Acan menoleh kepadaku, “Pak, Bapak rela tidak sebagai suami, demi untuk kesembuhan istri Bapak ini, istri Bapak musti saya suntik dengan ini,” sambil menunjukkan batang kemaluannya yang besar itu, “Saya harus menyetubuhi istri Bapak sekarang. Biar frigidnya hilang.” Aku pun terdiam, pikiranku berkecamuk, tiba-tiba seperti suara halilintar yang memecahkan telingaku, istriku berkata, “Biar saja Abah Acan, saya mau, yang penting.. saya bisa sembuh.” Jantungku berdegup kencang, tapi tubuhku menjadi lemas mendengar perkataan istriku barusan. Istriku rela disetubuhi oleh orang yang baru dikenal, bahkan dilakukan di depan suaminya, seingatku Mia adalah istriku yang paling setia, alim dan tidak pernah macam-macam, tapi kenapa sekarang jadi begini, apakah kena guna-guna..? Sirap..? Atau apa..? Aku tidak dapat berpikir lebih lama lagi, dengan perlahan dan pasti Abah Acan mengarahkan topi bajanya ke dalam kemaluan istriku. Istriku pun juga cukup kaget melihat topi baja Abah Acan lebih besar dari batang kemaluannya. Dan sialnya, sepertinya istriku tidak sabar menunggu batang kemaluan Abah Acan menghampiri kemaluannya.

    Tanpa rasa malu sedikit pun, istriku menarik pinggul Abah Acan dengan kedua belah tangannya untuk cepat merapat ke selangkangannya. Tapi ternyata Abah Acan sadar diameter kemaluannya yang hampir 3 cm itu memang terlalu besar untuk kemaluan istriku yang mungil dan imut-imut itu, (sebenarnya ada perasaan minder dalam diriku, karena batang kemaluanku jika dibandingkan dengan Abah Acan jauh lebih kecil). Perlahan Abah Acan mengosok-gosok topi bajanya di permukaan kemaluan istriku yang kecil dan mungil itu. Aku pun deg-degan melihat pemandangan yang spektakuler itu, apa bisa masuk seluruh batang kemaluan Abah Acan ke dalam vagina istriku..? Aku melihat wajah ketidaksabaran istriku karena Abah Acan belum memasukkan seluruh batang kemaluannya ke dalam liang vaginanya. Nampak wajah protes dari istriku dan Abah Acan mengerti. Perlahan dan pasti topi baja Abah Acan sudah mulai terbenam masuk ke dalam kemaluan istriku. Mata istriku mendelik-delik ke belakang, merasakan kenikmatan yang luar biasa, dan membuat perasaan iri menjalar di tubuhku. Istriku memeluk tubuh Abah Acan dengan kencangnya, seolah tidak mau melepas batang kemaluan yang sudah masuk ke dalam vaginanya. Istriku semakin memperlebar kedua pahanya lebar-lebar, ke kiri dan ke kanan, mempersilakan batang kemaluan Abah Acan masuk tanpa hambatan. Kini seluruh batang kemaluan Abah Acan sudah terbenam di dalam liang vagina istriku. Abah Acan tidak langsung memainkan batang kemaluannya, dibiarkannya sesaat batang kemaluan itu terbenam, ini membuat istriku makin gelisah. Dan sungguh di luar dugaan, Abah Acan berusaha mencium bibir istriku yang sensual itu, aku menyaksikan bagaimana bibir Abah Acan yang hitam itu melumat bibir istriku yang tebal dan sensual itu. Aku tahu sebenarnya istriku tidak mau dicium oleh sembarang pria, tapi karena desakan birahi yang meluap-luap, mau juga istriku membalas ciuman Abah Acan dengan ganasnya.


    Kulihat mereka berpagutan, namun istriku sudah tidak tahan. Dia berkata, “Ayo dong.., Abah Acan, mulai..!” Perlahan dan pasti Abah Acan mulai memaju-mundurkan batang kemaluannya di dalam vagina istriku. Aku melihat disaat batang kemaluan Abah Acan menghujam ke dalam, bibir kemaluan istriku pun ikut melesak ke dalam, dan disaat batang kemaluan tersebut ditarik keluar, bibir vagina istriku pun ikut melesak keluar. Hal ini dikarenakan batang kemaluan Abah Acan yang terlalu besar untuk ukuran vagina istriku yang kecil dan imut itu. Aku melihat wajah istriku merah padam, menahan kenikmatan yang luar biasa. Matanya terpejam-pejam saat menerima hujaman batang kemaluan Abah Acan serta bibirnya mendesis-desis. Ternyata istriku sangat menikmati persetubuhannya dengan Abah Acan, dikarenakan memiliki batang kemaluan yang besar dan panjang. Sementara aku melihat wajah Abah Acan, matanya merem melek, menikmati liang vagina istriku yang kecil dan imut-imut itu. Tanpa ada rasa malu, di sela-sela rengekan nikmat yang keluar dari bibir istriku, aku mendengar dia berkata, “Ahh… Ayo dong.. Bah Acan, cepetan..!” Rupanya istriku sudah ingin mencapai orgasme.

    Istriku semakin cepat menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan, dan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi. Dan benar saja, Abah Acan semakin mempercepat permainannya, topi baja dan batang kemaluan Abah Acan yang dikelilingi oleh urat-urat yang besar sekarang begitu mudahnya masuk keluar dari dalam liang kemaluan istriku yang sempit itu. Sukar dibayangkan, batang kemaluan Abah Acan yang demikin besar itu dapat menerobos masuk dan keluar dengan mudahnya, ini dikarenakan pasti istriku sudah mengeluarkan cairan pelumasnya begitu banyaknya. Tapi karena saking besarnya batang kemaluan Abah Acan, bibir kemaluan istriku tetap melesak ke dalam atau ke luar ketika dihujam maupun ketika dicabut. Ini merupakan pemandangan yang sangat menakjubkan, cepatnya batang kemaluan Abah Acan masuk dan keluar, diikuti dengan cepatnya bibir vagina istriku melesak ke dalam dan keluar. Aku pun sudah tidak tahan untuk melakukan masturbasi melihat istriku disetubuhi oleh laki-laki yang belum dikenal dengan batang kemaluan yang luar biasa besarnya. Abah Acan ternyata tidak mau rugi sama sekali, apabila diperbolehkan menyetubuhi istri orang dalam rangka penyembuhan, harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak boleh ada bagian tubuh yang dilewatkan. Memang sungguh keterlaluan, sempat-sempatnya Abah Acan melahap kedua buah dada istriku yang terguncang-guncang terkena hentakan batang kemaluannya. Dengan rakus disedot-sedotnya puting susu istriku dengan kuatnya yang kiri dan kanan bergantian, sungguh Abah Acan menikmati puting susu istriku yang sebesar ujung kelingking itu (seperti anak kecil ngempeng dot). Pasti nikmat karena terasa puting itu di mulut yang menghisapnya.

    Efek dari ini semua istriku tidak tahan untuk berteriak-teriak menikmati kenikmatan yang amat sangat yang belum pernah dirasakan. Dan tiba-tiba aku melihat tubuh istriku mengejang kaku dan bergetar seperti dialiri listrik ribuan volt. Tangan dan kakinya memeluk Abah Acan dengan kuat seperti lengket. “Ahh.., ahh… Ahh..!” tangannya mencakar punggung Abah Acan hingga berdarah dan bibirnya mengigit lengan Abah Acan hingga berdarah pula. Pinggul istriku diangkat menempel di tubuh Abah Acan, seolah tidak dapat lepas, istriku mengalami orgasme yang luar biasa hebatnya, yang seumur hidup belum pernah dirasakannya. Sementara Abah Acan pun sudah tidak tahan, dia mempercepat kocokannya. Dan akhirnya ketika ingin memuntahkan laharnya, dia cepat mencabut batang kemaluannya yang besar dan berurat itu dan disodorkan segera ke wajah istriku.


    Sperma putih melumuri wajah istriku dan sebagian dari sperma itu harus ditelan oleh istriku, sebagai salah satu syarat kesembuhan. Setelah selesai, Abah Acan menyuruh istriku mandi air kembang yang disediakannya dan memberikan beberapa ramuan kepadaku untuk diminumkan istriku. Kemudian Abah Acan juga memberikan semacam dildo dari karet, untuk menstimulir birahi istriku, karena katanya istriku hanya dapat orgasme dengan ukuran penis yang besar dan panjang minimal dengan diameter 2 cm dan panjang 20 cm. Ketika hendak pulang, kutanyakan berapa ongkos tarif terapi yang baru saja dilakukannya. Dikatakannya gratis, untuk istriku karena sudah dibayar dengan tubuh istriku. Dia mengatakan aku merupakan pria yang beruntung mempunyai istri yang lubang kemaluannya kecil dan peret meskipun sudah beranak 2. Demikianlah pembaca. Setelah kejadian di tempat Abah Acan, istriku sudah mulai berangsur-angsur sembuh dari frigidnya, dan terus menjalankan terapi serta minum ramuan yang dibuat oleh Abah Acan.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri



  • Foto Bugil  Karmen Bella tampak pas dan kencang dalam pakaian olahraga

    Foto Bugil Karmen Bella tampak pas dan kencang dalam pakaian olahraga


    1736 views

    Duniabola99.com – foto cewek melepaskan pakaian ketat olahraganya saat selesai latihan menampilkan toketnya yang sedang dan menampilkan memeknya yang hitam tanpa bulu ditempat latihan.

  • Kisah Memek Dukun dan calon PNS

    Kisah Memek Dukun dan calon PNS


    3092 views

    Duniabola99.com – Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan impian bagi sebagian besar orang, Bergagai cara ditempuh agar bisa lolos tes CPNS. Mengikuti bimbingan tes CPNS, menyogok, menyewa joki, sampai ke dukun sekalipun akan dilakukan. Entah karena putus asa setelah beberapa kali gagal dalam tes, akhirnya akupun juga memakai jasa dukun atau orang pintar. Menurut info yang aku peroleh dari temanku, ada seorang dukun di pinggir kota yang dulu pernah meloloskannya menjadi PNS. Malam itu aku sendirian pergi mencari rumah dukun itu. Setelah sempat muter-muter nanya sana-sini, akhirnya aku tiba di sebuah rumah sederhana yang nyaris tidak terlihat dari jalan raya. Halamannya yang luas dan tertutup rimbunnya pohon-pohon mangga membuat suasana menjadi sejuk dan tenang. Setelah beberapa kali mengetuk pintu, seorang wanita setengah baya dengan senyum ramahnya membukakan pintu. “Permisi, apa benar ini rumahnya Bu Sarmi?” tanyaku kemudian. “Oh iya, saya sendiri.


    Silakan masuk, Mas!” Setelah dipersilakan duduk, tanpa basa-basi aku segera memperkenalkan diri dan langsung mengutarakan maksud kedatanganku. “Ooo, jadi Mas Anang ini juga pengen jadi pegawai negeri to?” “Iya Bu! Saya juga sudah membawa sebotol madu murni sebagai syarat, seperti yang dikatakan teman saya.” Aku menyodorkan satu botol madu murni kepada Bu Sarmi. “Kalau begitu, silakan Mas Anang ikut saya ke dalam!” Bu Sarmi beranjak dari duduknya sambil membawa botol madu yang aku berikan tadi. Beliau berjalan menuju ke sebuah kamar di ujung ruangan. Dari belakang aku membuntutinya sambil memperhatikan gerakan pantat montoknya yang membuatku menelan ludah. Sesampainya di dalam ruangan yang redup itu, Bu Sarmi menutup pintu dan menyuruhku membuka pakaianku.

    “Maaf ya Mas Anang! Tolong pakaiannya di lepas dan silakan berbaring di ranjang itu! Kita akan segera memulai ritualnya!” “Semuanya, Bu?” tanyaku malu-malu. Bu Sarmi tersenyum, “Mas Anang gak usah malu. Anggap saja saya tidak ada. Toh ini kan juga demi cita-cita Mas Anang!” Bu Sarmi benar, pikirku. Lagi pula aku sudah terlanjur datang ke sini, jadi aku tidak perlu malu lagi. Sementara Bu Sarmi menyiapkan kelengkapan ritual, aku segera menanggalkan semua busanaku kemudian berbaring di atas ranjang yang tidak terlalu empuk itu. Beberapa saat kemudian, dengan sebotol madu di tangannya, Bu Sarmi datang dan duduk di sampingku. Sesaat aku sempat melihat Bu Sarmi mengamati tubuh telanjangku. Pandangannya terkesan liar, seolah tengah melihat ayam panggang yang siap untuk di santap. Dengan duduk bersimpuh di sampingku, Bu Sarmi mulai menuangkan madu murni itu ke sekujur tubuhku. Aku memejamkan mataku saat tangan lembut Bu Sarmi mulai menyentuh dadaku, meratakan madu yang lengket itu ke setiap sudut tubuhku. Jemarinya yang lentik dengan lihai menari-nari, meremas-remas dada bidangku dan putingnya, dan mempermainkan bulu-bulu halus yang tumbuh di atasnya.

    Aku menggigit bibirku sendiri, mencoba mengendalikan aliran darahku yang bergejolak menuju ke arah pangkal pahaku. “Mas Anang sudah punya pacar?” tanya Bu Sarmi memecah keheningan. “Eh, saya baru menikah enam bulan yang lalu, Bu!” “Ooo… jadi masih pengantin baru to! Wah, lagi panas-panasnya dong, Mas!” kata Bu Sarmi meledek. “Ah, Bu Sarmi ini bisa saja!” Tanpa sengaja tanganku menyentuh lutut Bu Sarmi ketika beliau memindahkan tanganku yang tadi menutupi kemaluanku. Aku juga sempat melirik pahanya yang sedikit tersingkap. Wah, mulus juga pahanya, pikirku. Tanganku jadi betah berlama-lama di atas paha mulus itu. Bu Sarmi membiarkannya ketika tanganku mengelusnya. Bahkan beliau malah melebarkan pahanya. Seolah memberikan tanganku peluang untuk bergerak menelusuri paha bagian dalamnya. Darahku semakin mendidih manakala dengan lincahnya jemari Bu Sarmi turun ke perutku, membelai bulu-bulu halusnya dan memijat perutku, yang keras dan liat. “Wah… badan Mas Anang kekar juga yah? Tinggi lagi. Pasti Mas Anang rajin olah raga.” “Ya, setiap enam hari dalam seminggu, setiap pagi dan sore saya usahakan untuk olah raga meskipun hanya sejam. Biasanya sih saya rutin angkat beban, renang, bola, dan voli..” “Ooo… pantesan adik Mas Anang gede!” “Maksud Bu Sarmi, adik yang mana?” tanyaku pura-pura bodoh. “Maksud saya adik yang ini…..” kata Bu Sarmi sambil meremas kejantananku tanpa rasa canggung.


    Ada rasa kaget sekaligus senang dengan perlakuan Bu Sarmi. Beliau dengan lembut melumuri kejantananku dengan madu, kemudian mengocoknya pelan. “Ooohh… Bu! Enak…!” aku melenguh nikmat. Aku juga semakin berani dengan menyingkap roknya dan memilin pahanya lebih jauh lagi. Dan ternyata Bu Sarmi menanggapi positif tindakanku itu. Terbukti dengan ia sedikit mengangkat pantatnya agar aku bisa mencapai pangkal pahanya. Astaga…! Sekali lagi aku terkejut sekaligus senang manakala tanganku menyentuh rambut-rambut halus di antara pangkal paha Bu Sarmi. Ternyata beliau sudah tidak memakai celana dalam. Perlahan-lahan aku mulai menggosok bibir vagina Bu Sarmi yang sudah basah itu dengan jariku. Bu Sarmi bertambah kelojotan dan semakin bersemangat mengocok batang tongkolku. Perlahan-lahan batang kejantananku itu mulai membesar dan mengeras. Tanpa rasa jijik, Bu Sarmi mulai menjilati sisa-sisa madu yang menempel di sekitar pangkal pahaku, melumat buah zakarku, kemudian bergerak naik menyapu urat-urat tongkolku yang sudah bertonjolan. “Gimana Mas Anang? Enak kan?” tanya bu Sarmi di sela-sela aksinya. “Ahh… nikmat banget Bu! Saya belum pernah merasakan senikmat ini!” Aku memang belum begitu berpengalaman dalam hal sex. Selama berhubungan dengan isteriku, kami hanya melakukan dengan cara konvensional saja. Namun kali ini Bu Sarmi memberikan pelajaran baru yang ekstrim. Ekstrim enak… Terbukti ketika Bu Sarmi dengan lembut memasukkan ujung penisku ke mulut mungilnya, langsung saja berjuta kenikmatan menghampiriku. “Ooougghh…yeah…enak, Bu!” nafasku semakin memburu. aku merintih-rintih nikmat, namun Bu Sarmi masih asyik mempermainkan tongkolku di dalam rongga mulutnya. Aku juga semakin berani. Kutarik roknya sampai terlepas.

    Bahkan Bu Sarmi juga turut melepaskan kaosnya sendiri. Gila! Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ternya bu Sarmi masih memiliki tubuh yang bagus. Kulitnya putih mulus, payudaranya yang kencang dan montok, serta pantatnya yang bulat menggemaskan membuatku seolah ingin mengunyahnya. Oh, sungguh seksi sekali dukun ini. “Aahhh…. tongkol Mas Anang memang luar biasa besarnya. Hhhmmmm…. saya memang sudah lama mendambakan tongkol sebesar ini.Hhhmmm…!” dengan rakus Bu Sarmi kembali melumat kejantananku. Kali ini beliau mengangkangi tubuhku dan menyodorkan vaginanya tepat ke wajahku. Dengan naluriku, aku mendekatkan mulutku ke vagina Bu Sarmi yang merekah merah. Bau harum yang keluar sangat merangsang syaraf otakku untuk menjilatnya. Perlahan-lahan kujulurkan lidahku, dan kusapu permukaan vaginanya dengan lembut. “Aaaaghhh…! Yaahhh… begitu Mas! Jilat terus punya saya….!Oooghhh…!” Bu Sarmi bertambah semangat mempermainkan tongkolku di dalam mulutnya. Sementara tangannya mengocok batang tongkolku, kepalanya juga bergerak naik turun. Sesekali beliau menyedot-nyedot ujung tongkolku kuat-kuat. Cukup lama kami dalam posisi ini, saling menjilat, mengulum dan mengocok kemaluan masing-masing. Berapa saat kemudian Bu Sarmi melepaskan kulumannya. “Gimana, Mas Anang Suka kan?” tanya Bu Sarmi sambil tersenyum padaku. Aku hanya mengangguk pelan sambil menikmati jemari Bu Sarmi yang masih memijit-mijit batang tongkolku. “Berdasarkan pengamatan saya, kebanyakan orang yang mempunyai penis besar mempunyai keinginan yang besar pula. Saya yakin, kali ini Mas Anang pasti akan bisa jadi Pegawai Negeri.” kata Bu Sarmi menjelaskan. “Tapi sekarang, biarkan saya bersenang-senang dulu dengan tongkol Mas Anang yang besar ini!” Bu Sarmi mengambil posisi duduk di atas pahaku.

    Perlahan-lahan beliau meraih kejantananku dan membimbingnya menuju ke liang sugawinya yang sudah basah. Dia terlihat meringis saat ujung penisku mulai memasuki memiawnya yang hangat. Entah karena memiaw Bu Sarmi yang sempit, ataukah karena tongkolku yang besar, proses penetrasi itu berjalan dengan lambat namun nikmat. Bu Sarmi tampak susah payah berusaha agar batang tongkolku bisa masuk utuh ke dalam memiawnya. Sampai akhirnya… “Aaougghh…. aduh Mas Anang! Gede banget tongkolmu!” tubuh Bu Sarmi yang mulus tampak berkilat-kilat oleh cucuran keringatnya. Beberapa kali ia menghirup nafas dalam-dalam sambil membiarkan batang tongkolku terbenam dalam rongga vaginanya yang sempit. Beberapa saat kemudian Bu Sarmi mulai beraksi. Dengan kedua tangannya bertumpu pada dada bidangku, beliau mulai mengayunkan pantatnya naik-turun. “Aaaahhh… aahhhh… ooougghh…!” Aku mendesah-desah keenakan. Kedua tanganku memegang pinggul Bu Sarmi untuk mengatur gerakan naik-turunnya. Sesekali tanganku juga merayap naik, menggapai dua buah benda kenyal yang melambai-lambai indah seiring dengan gerakan naik turun tubuhnya. Dengan liar Bu Sarmi menghentak-hentakkan pantatnya, meliuk-liuk di atas tubuhku, seperti seekor ular betina yang tengah membelit mangsanya. Terkadang beliau juga membuat goyangan memutar-mutar pantatnya sehingga jepitan vaginanya terasa mantap. Batang tongkolku terasa seperti di pelintir dan dipijit-pijit di dalam lubang kenikmatan itu. Terasa sangat hangat dan nikmat. Ooouuuhhh… Semakin lama gerakan Bu Sarmi semakin liar tak terkendali.


    Menghujam-hujam kejantananku semakin dalam dan mentok sampai dinding terdalam rongga vaginanya. Nafas kami juga semakin memburu, seperti bunyi lokomotif tua yang berjalan dengan sisa-sisa tenaganya. “Oh, Mas Anang…, saya…sudah…nggak kuat…lagi…! Arrrgghhh….!” Bu Sarmi menjerit nikmat berbarengan dengan muncratnya magma panas dari dalam rahimnya. Beliau mencengkeram kuat-kuat dadaku. Seolah ingin menancapkan kuku-kukunya ke dalam bukit dadaku. “Ooohhh… sebentar lagi Bu! Saya juga sudah mau keluar… ooohhh… yeaahhh….!” Aku juga mempercepat gerakanku. Meskipun Bu Sarmi terlihat lelah, namun aku masih bisa menopang tubuhnya dan menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah. Beberapa menit kemudian, aku merasakan batang tongkolku semakin mengencang dan mulai berdenyut-denyut. Aku segera mempercepat gerakanku. Kuhentak-hentakkan tubuh Bu Sarmi. Bunyi berkecipak semakin terdengar nyaring. Sampai akhirnya….. “Saya… keluar Bu! Oogghhh…!” aku meregang nikmat bersamaan dengan menyemburnya spermaku di dalam rongga kenikmatan Bu Sarmi. Seketika tubuhku lemas. Aku sudah tak mampu lagi menopang beban Bu Sarmi yang berada di atas tubuhku. Beliau ambruk menindih tubuhku sementara batang kejantananku masih tetap menancap di vaginanya yang hangat. Dalam hati aku kagum dengan wanita ini. Beliau telah memberikan pengalaman baru dalam bercinta.

    Belum pernah aku merasakan pengalaman senikmat ini dalam berhubungan sex. “Mas Anang memang benar-benar hebat!” kata Bu Sarmi sambil membelai dan sesekali menciumi bulu-bulu halus di dadaku. “Ibu juga hebat! Belum pernah saya sepuas ini, Bu!” Aku mengecup kening beliau dan membelai-belai rambut dan payudaranya yang terurai panjang. Tak berapa lama kemudian kami pun terlelap saling berpelukan. Entah sudah berapa lama aku terpejam, ketika aku merasakan sesuatu yang merayap di atas perutku. Sesuatu yang hangat dan lembut. Perlahan aku membuka mataku, ternyata Bu Sarmi tengah asyik menciumi, menjilati dan melumat permukaan kulit perut sixpackku. “Aahhh…, Bu Sarmi masih pengen nambah lagi?” desahku pelan.
    Bu Sarmi tersenyum manja, “Habis…, tongkol Mas Anang guede sih! Siapa sih yang gak ketagihan ama tongkol segede ini!” “Ah, Bu Sarmi ini bisa aja!” aku hanya merem melek, menikmati tangan beliau yang bermain main nakal di selangkanganku. Dengan lembut Beliau membelai kejantananku dan mengurut-urutnya dengan jempol dan telunjuknya. Terasa nikmat memang. Bu Sarmi bertambah antusias ketika batang tongkolku mulai membesar dan mengeras. Dan dengan rakus, Bu Sarmi mulai menjilatinya, melumat dan mengocok kejantananku dengan mulut mungilnya. “Aaahhh…, aaahhh…, enak Bu! Oohhh…!” aku hanya bisa mengerang keenakan. “Hhhhmmm…., Mas Anang mau yang lebih enak lagi?” tanya Bu Sarmi menggoda. “Emang ada yang lebih nikmat, Bu?” “Coba Mas Anang berdiri!” aku menuruti perintah Bu Sarmi.

    Dengan kondisi tubuhku masih telanjang bulat, aku berdiri di atas ranjang. Sementara itu, Bu Sarmi yang berlutut di hadapanku tampak memandangi batang kejantananku yang sudah berdiri mengangguk-angguk. Perlahan-lahan Bu Sarmi meraihnya dan mengocoknya dengan lembut. Kukira beliau akan memasukkan batang tongkolku ke dalam mulutnya, tapi ternyata tidak. Beliau ternyata malah menggosok-gosokkan batang tongkolku di permukaan buah dadanya yang lembut. “Oohhh…. yaaahhh! Enak banget Bu!” “Ini masih belum seberapa, Mas! Coba Mas Anang rasakan yang ini…” Bu Sarmi menggeser batang tongkolku dan menyelipkannya di antara belahan buah dadanya. “Sekarang, coba ayunkan pantat Mas Anang!” Aku menurut saja. Perlahan-lahan aku mengayunkan pantatku maju dan mundur, sementara Bu Sarmi menekan-nekan buah dadanya kencang sehingga batang tongkolku terasa terjepit-jepit diantara susunya yang kenyal. “Oouuhhh…! Bu Sarmi memang benar-benar pandai memanjakan pria! Ini benar-benar luar biasa, Bu!” aku mendesah-desah nikmat. Susu Bu Sarmi yang menekan-nekan tongkolku membuat diriku serasa melayang. Lama juga kami melakukan foreplay ini. Sampai akhirnya Bu Sarmi memintaku untuk segera menuntaskan permainan itu. “Aahhh…, Mas Anang! Ibu sudah kepengen banget nih!” rengek bu Sarmi. Beliau melepaskan jepitan susunya dan kemudian mengambil posisi seperti orang sedang menungging. Meskipun aku masih belum begitu pengalaman, namun aku sudah pernah melihat posisi seperti itu dalam film porno. Perlahan-lahan aku membimbing kejantananku yang sudah berdiri keras ke arah lubang kewanitaan Bu Sarmi yang menganga dari belakan. Bu Sarmi tampak menggigit bibir sendiri ketika aku mulai menggesek-gesekkan ujung penisku di bibir vaginanya. “Ooouhhh…, ooohhh…! Cepetan masukin dong Mas!” rengek Bu Sarmi. Pelan-pelan kutusukkan ujung kejantananku ke arah vagina bu Sarmi yang memerah. “Aahhhh…!” aku melenguh nikmat.


    Di usianya yang sudah tidak muda lagi, tapi Bu Sarmi masih memiliki memiaw yang seret lagi keset. Jepitannya masih terasa kuat, seolah-olah ingin meremukkan batang tongkolku. Terlebih ketika seluruh batang tongkolku tertanam dan terhisap di dalam rongga memiawnya. Sesaat aku membiarkan tongkolku tertancap. Kemudian, pelan tapi pasti aku mulai mengayunkan pantatku maju-mundur. “Aaaahhhh…, yeaahhh….! Sodokanmu mantep banget Mas Anang, Ooohhh…!” Bu Sarmi mengoceh tak karuan. Ah-uh-ah-uh, oh-yeh-oh-yeh! Beliau juga hanya bisa meremas-remas seprei kusut itu saat gerakanku mulai cepat. Lama juga kami bermain dalam posisi doggy itu, sampai akhirnya Bu Sarmi terlihat sangat lelah. “Aduh…, Oouhhh… kita istirahat dulu ya sayang! Ooohhh…!” Aku mencabut penisku, sedangkan Bu Sarmi terguling ke samping dan terkapar dengan tubuh bersimbah keringat. Buah dadanya yang montok tampak naik turun seiring dengan deru nafasnya yang terengah-engah. Setelah mengatur nafas beberapa saat, akupun mulai melanjutkan aksiku. Kubentangkan kaki Bu Sarmi ke samping lebar-lebar, kuangkat kaki kanannya dan kuletakkan di atas bahuku. Perlahan-lahan kutarik pinggang Bu Sarmi dan kuarahkan batang tongkolku menuju liang surgawinya yang menganga, dan sleeeep…! Kembali kejantananku tertanam dalam lobang hangat itu. “Aduuhh…, pelan-pelan dong sayang!” rintih Bu Sarmi. Kembali aku ayunkan pantatku perlahan-lahan namun pasti. Bu Sarmi yang berada di bawahku tampak kelojotan menikmati aksiku ini. Terlebih ketika aku membercepat ayunanku dan menekan kuat-kuat batang tongkolku ke dalam rahimnya.

    Beliau hanya bisa mengerang nikmat sambil mencengkeram kuat-kuat otot-otot lengan dan dadaku. Sambil terus bergerak maju mundur, seskali aku meremas-remas, menjilat, dan menciumi buah dadanya. “Iyaah…aaghhh! Terus sayang…yahhh…yaahh…oouugghhh….!” Bu Sarmi mengoceh tak karuan. Namun aku tidak menghiraukannya. Aku terus memompa tubuh seksinya dengan gerakan mengorek-ngorek lubang nikmat itu. Semakin lama gerakanku semakin liar. “Ooohh…, Mas! Saya sudah nggak sanggup lagi…., Ooohhh…., saya mau keluarrr….!” Aku merasakan dinding-dinding vagina Bu Sarmi mengerut dan berdenyut-denyut, mencengkeram dan meremas-remas batang tongkolku dari dalam. Semakin lama kedutan vagina Bu Sarmi semain cepat, hal yang sama juga terjadi padaku. Batang tongkolku sudah terasa ngilu dan berdenyut-denyut. Sampai akhirnya….. “Aaarrggghhh….! Aku keluar lagi Mas!” Bu Sarmi menjerit puas. Aku semakin mempercepat gerakanku, mengoyak-ngoyak isi vagina Bu Sarmi. Namun sebelum spermaku keluar, aku segera mencabut penisku. Sambil mengocoknya dengan tanganku, aku menyodorkan batang tongkolku ke bibir Bu Sarmi yang terbuka. Aku semakin mempercepat kocokan tanganku sampai akhirnya…. “Aaaaggghh….aaaghh….aaaghhh…!” Crot…crot…croottt! Cairan putih kental muncrat beberapa kali ke mulut Bu Sarmi. Tanpa rasa jijik beliau menelan habis spermaku, kemudian menjilati sisanya yang masih menempel di batang tongkolku. Seketika tubuhku lemas, tulang-tulangku seolah rontok. Dan aku pun terkapar di sisi Bu Sarmi. “Oh, Mas Anang benar-benar perkasa! Terima kasih ya Mas!” aku memeluk tubuh Bu Sarmi dan mencium keningnya. Beliau tampak tersenyum puas sambil meletakkan kepalanya di atas dadaku dan mengusap-usap bulu-bulu halus di atasnya. “Kalau saya berhasil jadi Pegawai Negeri, Bu Sarmi mau minta apa?” tanyaku kemudian.

    Bu Sarmi bangkit dan duduk bersimpuh di sampingku. “Saya tidak minta apa-apa kok, Mas!” beliau tersenyum, “Mas Anang tidak perlu membelikan saya apapun! Saya cuma minta ini…..” Bu Sarmi meraih penisku yang terkulai tak berdaya. Kemudian mengurut-urutnya dengan jemarinya yang lentik. “Maksud Bu Sarmi?” tanyaku tidak mengerti. “Kalau Mas Anang berhasil jadi PNS, saya cuma ingin Mas Anang mengunjungi saya setiap seminggu dua sampai tiga kali, memberi saya jatah untuk dient*t pakai punya Mas Anang yang besar dan panjang ini…..” lanjut beliau sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih lengket di batang tongkolku. “Ah, kalau itu sih gampang! Dengan senang hati saya akan selalu siap melayani Ibu!” Mendengar jawabanku Bu Sarmi kegirangan. Dan beliau kembali menggugah birahiku dengan memberikan kuluman dan kocokan di batang tongkolku. Beberapa minggu kemudian akhirnya aku benar-benar lolos menjadi PNS. Dan setelah dilaksanakan pelantikan, aku memenuhi janjiku kepada Bu Sarmi. Setiap kali ada kesempatan, aku selalu berkunjung ke tempat Bu Sarmi. Tentu saja untuk memberinya kepuasan. Dan selama berhubungan dengannya, beliau masih saja mengakui kejantananku dalam bermain cinta.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Foto Ngentot Remaja Riley dikamar kost memeknya gak buat oleh penis pacarnya

    Foto Ngentot Remaja Riley dikamar kost memeknya gak buat oleh penis pacarnya


    1980 views

    Duniabola99.com – foto cewek remaja pirang Riley toket kecil pantat bahenol memek tembem dengna pacarnya yang berkontol besar hingga teriak kenikmatan.

  • Kisah Memek Hajar 3 cewek sampai teler

    Kisah Memek Hajar 3 cewek sampai teler


    2731 views

    Duniabola99.com – Sebenarnya aku tidak istimewa, wajahku juga tidak terlalu tampan, tinggi dan bentuk tubuhku juga biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa dalam diriku. Tapi entah kenapa aku banyak disukai wanita. Bahkan ada yang terang-terangan mengajakku berkencan. Tapi aku tidak pernah berpikir sampai ke sana. Aku belum mau pacaran. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMA. Padahal hampir semua teman-temanku yang laki, sudah punya pacar. Bahkan sudah ada yang beberapa kali ganti pacar. Tapi aku sama sekali belum punya keinginan untuk pacaran. Walau sebenarnya banyak juga gadis-gadis yang mau jadi pacarku.


    Waktu itu hari Minggu pagi. Iseng-iseng aku berjalan-jalan memakai pakaian olah raga. Padahal aku paling malas berolah raga. Tapi entah kenapa, hari itu aku pakai baju olah raga, bahkan pakai sepatu juga. Dari rumahku aku sengaja berjalan kaki. Sesekali berlari kecil mengikuti orang-orang yang ternyata cukup banyak juga yang memanfaatkan minggu pagi untuk berolah raga atau hanya sekedar berjalan-jalan menghirup udara yang masih bersih.

    Tidak terasa sudah cukup jauh juga meninggalkan rumah. Dan kakiku sudah mulai terasa pegal. Aku duduk beristirahat di bangku taman, memandangi orang-orang yang masih juga berolah raga dengan segala macam tingkahnya. Tidak sedikit anak-anak yang bermain dengan gembira.

    Belum lama aku duduk beristirahat, datang seorang gadis yang langsung saja duduk di sebelahku. Hanya sedikit saja aku melirik, cukup cantik juga wajahnya. Dia mengenakan baju kaos yang ketat tanpa lengan, dengan potongan leher yang lebar dan rendah, sehingga memperlihatkan seluruh bahu serta sebagian punggung dan dadanya yang menonjol dalam ukuran cukup besar. Kulitnya putih dan bersih celana pendek yang dikenakan membuat pahanya yang putih dan padat jadi terbuka. Cukup leluasa untuk memandangnya. Aku langsung berpura-pura memandang jauh ke depan, ketika dia tiba-tiba saja berpaling dan menatapku.

    “Lagi ada yang ditunggu?”, tegurnya tiba-tiba.

    Aku terkejut, tidak menyangka kalau gadis ini menegurku. Cepat-cepat aku menjawab dengan agak gelagapan juga. Karena tidak menduga kalau dia akan menyapaku.

    “Tidak…, Eh, kamu sendiri..?”,aku balik bertanya.

    “Sama, aku juga sendirian”, jawabnya singkat.


    Aku berpaling dan menatap wajahnya yang segar dan agak kemerahan. Gadis ini bukan hanya memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga punya bentuk tubuh yang bisa membuat mata lelaki tidak berkedip memandangnya. Apalagi pinggulnya yang bulat dan padat berisi. Bentuk kakinya juga indah. Entah kenapa aku jadi tertarik memperhatikannya. Padahal biasanya aku tidak pernah memperhatikan wanita sampai sejauh itu.

    “Jalan-jalan yuk…”, ajaknya tiba-tiba sambil bangkit berdiri.

    “Kemana?”, tanyaku ikut berdiri.

    “Kemana saja, dari pada bengong di sini”, sahutnya.

    Tanpa menunggu jawaban lagi, dia langsung mengayunkan kakinya dengan gerakan yang indah dan gemulai. Bergegas aku mengikuti dan mensejajarkan ayunan langkah kaki di samping sebelah kirinya. Beberapa saat tidak ada yang bicara. Namun tiba-tiba saja aku jadi tersentak kaget, karena tanpa diduga sama sekali, gadis itu menggandeng tanganku. Bahkan sikapnya begitu mesra sekali. Padahal baru beberapa detik bertemu. Dan akujuga belum kenal namanya.

    Dadaku seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu. Kulihat tangannya begitu halus dan lembut sekali. Dia bukan hanya menggandeng tanganku, tapi malah mengge1ayutinya. Bahkan sesekali merebahkan kepalanya dibahuku yang cukup tegap.

    “Eh, nama kamu siapa…?”, tanyanya, memulai pembicaraan lebih dulu.

    “Angga”, sahutku.

    “Akh.., kayak nama perempuan”, celetuknya. Aku hanya tersenyum saja sedikit.

    “Kalau aku sih biasa dipanggil Ria”, katanya langsung memperkenalkan diri sendiri. Padahal aku tidak memintanya.
    “Nama kamu bagus”, aku memuji hanya sekedar berbasa-basi saja.

    “Eh, boleh nggak aku panggil kamu Mas Angga?, Soalnya kamu pasti lebih tua dariku”,• katanya meminta.

    Aku hanya tersenyum saja. Memang kalau tidak pakai seragam Sekolah, aku kelihatan jauh lebih dewasa. Padahal umurku saja baru tujuh belas lewat beberapa bulan. Dan aku memperkirakan kalau gadis ini pasti seorang mahasiswi, atau karyawati yang sedang mengisi hari libur dengan berolah raga pagi. Atau hanya sekedar berjalan-jalan sambil mencari kenalan baru.

    “Eh, bubur ayam disana nikmat lho. Mau nggak…?”, ujarnya menawarkan, sambil menunjuk gerobak tukang bubur ayam.

    “Boleh”, sahutku.

    Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasanya nikmat sekali. Apa lagi perutku memang lagi lapar. Sambil makan, Ria banyak bercerita. Sikapnya begitu riang sekali, membuatku jadi senang dan seperti sudah lama mengenalnya. Ria memang pandai membuat suasana jadi akrab.


    Selesai makan bubur ayam, aku dan gadis itu kembali berjalan-jalan. Sementara matahari sudah naik cukup tinggi. Sudah tidak enak lagi berjalan di bawah siraman teriknya mentari. Aku bermaksud mau pulang. Tanpa diduga sama sekali, justru Ria yang mengajak pulang lebih dulu.

    “Mobilku di parkir disana…”, katanya sambil menunjuk deretan mobil-mobil yang cukup banyak terparkir.

    “Kamu bawa mobil…?”, tanyaku heran.

    “Iya. Soalnya rumahku kan cukup jauh. Malas kalau naik kendaraan umum”, katanya beralasan.

    “Kamu sendiri…?”

    Aku tidak menjawab dan hanya mengangkat bahu saja.

    “Ikut aku yuk…”, ajaknya langsung.

    Belum juga aku menjawab, Ria sudah menarik tanganku dan menggandeng aku menuju ke mobilnya. Sebuah mobil starlet warna biru muda masih mulus, dan tampaknya masih cukup baru. Ria malah meminta aku yang mengemudi. Untungnya aku sering pinjam mobil Papa, jadi tidak canggung lagi membawa mobil. Ria langsung menyebutkan alamat rumahnya. Dan tanpa banyak tanya lagi, aku langsung mengantarkan gadis itu sampai ke rumahnya yang berada di lingkungan komplek perumahan elite. sebenarnya aku mau langsung pulang. Tapi Ria menahan dan memaksaku untuk singgah.

    “Ayo..”, Sambil menarik tanganku, Ria memaksa dan membawaku masuk ke dalam rumahnya. Bahkan dia langsung menarikku ke lantai atas. Aku jadi heran juga dengan sikapnya yang begitu berani membawa laki-laki yang baru dikenalnya ke dalam kamar.

    “Tunggu sebentar ya…”, kata Ria setelah membawaku ke dalam sebuah kamar.

    Dan aku yakin kalau ini pasti kamar Ria. Sementara gadis itu meninggalkanku seorang diri, entah ke mana perginya. Tapi tidak lama dia sudah datang lagi. Dia tidak sendiri, tapi bersama dua orang gadis lain yang sebaya dengannya. Dan gadis-gadis itu juga memiliki wajah cantik serta tubuh yang ramping, padat dan berisi.

    Aku jadi tertegun, karena mereka langsung saja menyeretku ke pembaringan. Bahkan salah seorang langsung mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjang. Kedua kakiku juga direntangkan dan diikat dengan tali kulit yang kuat. Aku benar-benar terkejut, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena kejadiannya begitu cepat dan tiba-tiba sekali, hingga aku tidak sempat lagi menyadari.

    “Aku dulu…, Aku kan yang menemukan dan membawanya ke sini”, kata Ria tiba-tiba sambil melepaskan baju kaosnya.


    Kedua bola mataku jadi terbeliak lebar. Ria bukan hanya menanggalkan bajunya, tapi dia melucuti seluruh penutup tubuhnya. Sekujur tubuhku jadi menggigil, dadaku berdebar, dan kedua bola mataku jadi membelalak lebar saat Ria mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya satu persatu sampai polos sama sekali.. Akhh tubuhnya luar biasa bagusnya.. baru kali ini aku melihat payudara seorang gadis secara dekat, payudaranya besar dan padat. Bentuk pinggulnya ramping dan membentuk bagai gitar yang siap dipetik, Bulu-bulu vaginanya tumbuh lebat di sekitar kemaluannya. Sesaat kemudian Ria menghampiriku, dan merenggut semua pakaian yang menutupi tubuhku, hingga aku henar-benar polos dalam keadaan tidak berdaya. Bukan hanya Ria yang mendekatiku, tapi kedua gadis lainnya juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup tubuhnya.

    “Eh, apa-apaan ini? Apa mau kalian…?”, aku membentak kaget.

    Tapi tidak ada yang menjawab. Ria sudah menciumi wajah serta leherku dengan hembusan napasnya yang keras dan memburu. Aku menggelinjang dan berusaha meronta. Tapi dengan kedua tangan terikat dan kakiku juga terentang diikat, tidak mudah bagiku untuk melepaskan diri. Sementara itu bukan hanya Ria saja yang menciumi wajah dan sekujur tubuhku, tapi kedua gadis lainnya juga melakukan hal yang sama.

    Sekujur tubuhku jadi menggeletar hebat Seperti tersengat listrik, ketika merasakan jari-jari tangan Ria yang lentik dan halus menyambar dan langsung meremas-remas bagian batang penisku. Seketika itu juga batang penisku tiba-tiba menggeliat-geliat dan mengeras secara sempurna, aku tidak mampu melawan rasa kenikmatan yang kurasakan akibat penisku di kocok-kocok dengan bergairah oleh Ria. Aku hanya bisa merasakan seluruh batangan penisku berdenyut-denyut nikmat.

    Aku benar-benar kewalahan dikeroyok tiga orang gadis yang sudah seperti kerasukan setan. Gairahku memang terangsang seketika itu juga. Tapi aku juga ketakutan setengah mati. Berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Aku ingin meronta dan mencoba melepaskan diri, tapi aku juga merasakan suatu kenikmatan yang biasanya hanya ada di dalam hayalan dan mimpi-mimpiku.

    Aku benar-benar tidak berdaya ketika Ria duduk di atas perutku, dan menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang padat. Sementara dua orang gadis lainnya yang kutahu bernama Rika dan Sari terus menerus menciumi wajah, leher dan sekujur tubuhku. Bahkan mereka melakukan sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percaya, kalau tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri.

    Saat itu juga aku langsung menyadari kalau gadis-gadis ini bukan hanya menderita penyakit *********, tapi juga biseks. Mereka bisa melakukan dan mencapai kepuasan dengan lawan jenisnya, dan juga dengan sejenisnya. Bahkan mereka juga menggunakan alat-alat untuk mencapai kepuasan seksual. Aku jadi ngeri dan takut membayangkannya.


    Sementara itu Ria semakin asyik menggerak-gerakkan tubuhnya di atas tubuhku. Meskipun ada rasa takut dalam diriku, tetapi aku benar-benar merasakan kenikmatan yang amat sangat, baru kali ini penisku merasakan kelembutan dan hangatnya lubang vagina seorang gadis, lembut, rapat dan sedikit basah, Riapun merasakan kenikmatan yang sama, bahkan sesekali aku mendengar dia merintih tertahan. Ria terus menggenjot tubuhnya dengan gerakan-gerakan yang luar biasa cepatnya membuatku benar-benar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan bertubi-tubi aku berteriak tertahan. Ria yang mendengarkan teriakanku ini tiba-tiba mencabut vaginanya dan secara cepat tangannya meraih dan menggenggam batang penisku dan melakukan gerakan-gerakan mengocok yang cepat, hingga tidak lebih dari beberapa detik kemudian aku merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan spermaku yang menyemprot dengan derasnya. Ria terus mengocok-ngocok penisku sampai spermaku habis dan tidak bisa menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu dan mengejang.

    Tetapi Ria rupanya tidak berhenti sampai disitu, kemudian dengan cepat dia dibantu dengan kedua temannya menyedot seluruh spermaku yang bertebaran sampai bersih dan memulai kembali menggenggam batang penisku erat-erat dengan genggaman tangannya sambil mulutnya juga tidak lepas mengulum kepala penisku. Perlakuannya ini membuat penisku yang biasanya setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa untuk tetap keras dan upaya Ria sekarang benar-benar berhasil. Penisku tetap dalam keadaan keras bahkan semakin sempurna dan Ria kembali memasukkan batangan penisku ke dalam vaginanya kembali dan dengan cepatnya Ria menggenjot kembali vaginanya yang sudah berisikan batangan penisku.

    Aku merasakan agak lain pada permainan yang kedua ini. Penisku terasa lebih kokoh, stabil dan lebih mampu meredam kenikmatan yang kudapat. Tidak lebih dari sepuluh menit Ria memperkosaku, tiba-tiba dia menjerit dengan tertahan dan Ria tiba-tiba menghentikan genjotannya, matanya terpejam menahan sesuatu, aku bisa merasakan vagina Ria berdenyut-denyut dan menyedot-nyedot penisku, hingga akhirnya Ria melepaskan teriakannya saat ia merasakan puncak kenikmatannya. Aku merasakan vagina Ria tiba-tiba lebih merapat dan memanas, dan aku merasakan kepala penisku seperti tersiram cairan hangat yang keluar dari vagina Ria. Saat Ria mencabut vaginanya kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan banyak di batangan penisku..


    Setelah Ria Baru saja mendapatkan orgasme, Ria menggelimpang di sebelah tubuhku. Setelah mencapai kepuasan yang diinginkannya, melihat itu Sari langsung menggantikan posisinya. Gadis ini tidak kalah liarnya. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Ria. Membuat batanganku menjadi sedikit sakit dan nyeri. Hanya dalam tidak sampai satu jam, aku digilir tiga orang gadis liar. Mereka bergelinjang kenikmatan dengan dalam keadaan tubuh polos di sekitarku, setelah masing-masing mencapai kepuasan yang diinginkannya.
    Sementara aku hanya bisa merenung tanpa dapat berbuat apa-apa. Bagaimana mungkm aku bisa melakukan sesuatu dengan kedua tangan dan kaki terikat seperti ini…?

    Aku hanya bisa berharap mereka cepat-cepat melepaskan aku sehingga aku bisa pulang dan melupakan semuanya. Tapi harapanku hanya tinggal angan-angan belaka. Mereka tidak melepaskanku, hanya menutupi tubuhku dengan selimut. Aku malah ditinggal seorang diri di dalam kamar ini, masih dalam keadaan telentang dengan tangan dan kaki terikat tali kulit. Aku sudah berusaha untuk melepaskan diri. Tapi justru membuat pergelangan tangan dan kakiku jadi sakit. Aku hanya bisa mengeluh dan berharap gadis-gadis itu akan melepaskanku.

    Sungguh aku tidak menyangka sama sekali. Ternyata ketiga gadis itli tidak mau melepaskanku. Bahkan mereka mengurung dan menyekapku di dalam kamar ini. Setiap saat mereka datang dan memuaskan nafsu birahinya dengan cara memaksa. Bahkan mereka menggunakan obat-obatan untuk merangsang gairahku. Sehingga aku sering kali tidak menyadari apa yang telah kulakukan pada ketiga gadis itu. Dalam pengaruh obat perangsang, mereka melepaskan tangan dan kakiku. Tapi setelah mereka mencapai kepuasan, kembali mengikatku di ranjang ini. Sehingga aku tidak bisa meninggalkan ranjang dan kamar ini.

    Dan secara bergantian mereka mengurus makanku. Mereka memandikanku juga di ranjang ini dengan menggunakan handuk basah, sehingga tubuhku tetap bersih. Meskipun mereka merawat dan memperhatikanku dengan baik, tapi dalam keadaan terbelenggu seperti ini siapa yang suka? Berulang kali aku meminta untuk dilepaskan. Tapi mereka tidak pernah menggubris permintaanku itu. Bahkan mereka mengancam akan membunuhku kalau berani berbuat macam-macam. Aku membayangkan kalau orang tua dan saudara-saudara serta semua temanku pasti kebingungan mencariku.


    Karena sudah tiga hari aku tidak pulang akibat disekap gadis-gadis binal dan liar ini. Meskipun mereka selalu memberiku makanan yang lezat dan bergizi, tapi hanya dalam waktu tiga hari saja tubuhku sudah mulai kelihatan kurus. Dan aku sama sekali tidak punya tenaga lagi. Bahkan aku sudah pasrah. Setiap saat mereka selalu memaksaku menelan obat perangsang agar aku tetap bergairah dan bisa melayani nafsu birahinya. Aku benar-benar tersiksa. Bukan hanya fisik, tapi juga batinku benar-benar tersiksa. Dan aku sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri dari cengkeraman gadis-gadis binal itu.

    Tapi sungguh aneh. Setelah lima hari terkurung dan tersiksa di dalam kamar ini, aku tidak lagi melihat mereka datang. Bahkan sehari semalam mereka tidak kelihatan. Aku benar-benar ditinggal sendirian di dalam kamar ini dalam keadaan terikat dan tidak berdaya. Sementara perutku ini terus menerus menagih karena belum diisi makanan. Aku benar-benar tersiksa lahir dan batin.

    Namun keesokan harinya, pintu kamar terbuka. Aku terkejut, karena yang datang bukan Ria, Santi atau Rika Tapi seorang lelaki tua, bertubuh kurus. Dia langsung menghampiriku dan membuka ikatan di tangan dan kaki. Saat itu aku sudah benar-benar lemah, sehingga tidak mampu lagi untuk bergerak. Dan orang tua ini memintaku untuk tetap berbaring. Bahkan dia memberikan satu stel pakaian, dan membantuku mengenakannya.

    “Tunggu sebentar, Bapak mau ambilkan makanan”, katanya sambil berlalu meninggalkan kamar ini.
    Dan memang tidak lama kemudian dia sudah kembali lagi dengan membawa sepiring nasi dengan lauk pauknya yang mengundang selera. Selama dua hari tidak makan, membuat nafsu makanku jadi tinggi sekali. Sebentar saja sepiring nasi itu sudah habis berpindah ke dalam perut. Bahkan satu teko air juga kuhabiskan. Tubuhku mulai terasa segar. Dan tenagaku berangsur pulih.

    “Bapak ini siapa?”, tanyaku

    “Saya pengurus rumah ini”, sahutnya.

    “Lalu, ketiga gadis itu..”, tanyaku lagi.

    “hh…, Mereka memang anak-anak nakal. Maafkan mereka, Nak…”, katanya dengan nada sedih.

    “Bapak kenal dengan mereka?”, tanyaku.


    “Bukannya kenal lagi. Saya yang mengurus mereka sejak kecil. Tapi saya tidak menyangka sama sekali kalau mereka akan jadi binal seperti itu. Tapi untunglah, orang tua mereka telah membawanya pergi dari sini. Mudah-mudahan saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi”, katanya menuturkan dengan mimik wajah yang sedih.

    Aku juga tidak bisa bilang apa-apa lagi. Setelah merasa tenagaku kembali pulih, aku minta diri untuk pulang. Dan orang tua itu mengantarku sampai di depan pintu. Kebetulan sekali ada taksi yang lewat. Aku langsung mencegat dan meminta supir taksi mengantarku pulang ke rumahku. Di dalam perjalanan pulang, aku mencoba merenungi semua yang baru saja terjadi.

    Aku benar-benar tidak mengerti, dan hampir tidak percaya. Seakan-akan semua yang terjadi hanya mimpi belaka. Memang aku selalu menganggap semua itu hanya mimpi buruk. Dan aku tidak berharap bisa terulang lagi. Bahkan aku berharap kejadian itu tidak sampai menimpa orang lain. Aku selalu berdoa semoga ketiga gadis itu menyadari kesalahannya dan mau bertobat. Karena yang mereka lakukan itu merupakan suatu kesalahan besar dan perbuatan hina yang seharusnya tidak perlu terjadi.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Foto Bugil cewek nasis selfie dibanyak tempat

    Foto Bugil cewek nasis selfie dibanyak tempat


    1702 views

    Duniabola99.com – foto bugil cewek toket gede dan memamerkan memeknya yang berwana pink diberbagai tempat dan berposet hot.

  • Kisah Memek Ku jebol keperawanan Ani

    Kisah Memek Ku jebol keperawanan Ani


    2855 views

    Duniabola99.com – Aku seorang mahasiswa berumur 21 tahun. Pada saat liburan semester aku pulang ke kampungku di Garut. Untuk mengatasi kejenuhan, aku jalan-jalan di kota tersebut. Dan masuk ke sebuah pusat belanja di kota kecil itu. Secara tak sengaja aku memandangi seorang gadis yang bisa dikatakan cantik. Wajahnya memancarkan kecantikan alami yang jarang ditemui pada seorang gadis kota.


    Singkat cerita kami berkenalan. Namanya Ani, berumur 16 tahun. Duh, senang sekali aku bisa kenalan dengan gadis seperti dia. Bulan demi bulan telah berlalu, kamipun semakin akrab dan sering berhubungan lewat telepon. Singkat kata, kamipun sepakat untuk menjadi sepasang kekasih.

    Pada liburan semester selanjutnya, kami berjanji bertemu di rumahnya. Rumahnya sih sederhana, maklum bapaknya hanya pedagang kecil, tapi bukan itu yang aku lihat. Malam itu kami berdua menonton layar tancap, hal yang sebenarnya cukup simple tapi yah namanya juga lagi kasmaran. Kami pulang jam sembilan malam atas keinginan Ani. Ternyata sampai di rumah pacarku, kami hanya menerima titipan kunci rumah. Keluarganya sedang pergi menegok teman ayah pacarku yang sedang sakit keras.

    Malam itu dingin sekali, Ani permisi untuk ganti pakaian. Saat kulihat Ani dengan pakaiannya yang sederhana itu aku terpaku, betapa cantik dan anggunnya dia walaupun hanya memakai pakaian biasa. Aneh, ada seuatu yang aneh yang menjalar ke perasaanku.

    “Lho, ada apa Kang?”, tanya Ani.

    “Ah, nggak ada apa-apa!”, jawabku.

    “Kok melihat Ani terus?”, tanyanya lagi.

    “Ngak kok!”, jawabku.

    “Kamu cantik, An”.

    “Ah Akang!”, katanya lagi dengan tersipu.


    Lama kami berpandangan, dan aku mulai mendekati dirinya. Aku pegang tangannya, lalu kuraba, betapa lembut tangannya. Kami saling berpegangan, meraba dan membelai. Perlahan kubuka pakaiannya satu persatu, kulihat ia dalam keadaan setengah telanjang. Kupandangi dadanya di balik BH putihnya, kupandangi seluruh tubuhnya, kulitnya yang sawo matang.

    “Kang, bener Akang cinta ama saya?”, tanyanya lagi.

    “Bener, Akang cinta ama kamu!”, jawabku sambil membuka BH dan Celana dalam warna putihnya.

    Kini ia polos tanpa satu benangpun menutupi tubuhnya. Kubaringkan ia di tempat tidur, lalu kuciumi seluruh tubuhnya. Tubuh Ani bergetar hebat, menandakan bahwa dia baru pertama kali ini melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya.


    Lalu kubuka selangkangannya dan kumasukkan penisku dengan extra hati-hati. Ani mengerang dengan pasrah, lalu kusuruh ia untuk menggigit bantal agar suaranya tidak kedengaran oleh tetangga. Kugerakkan penisku, maju mundur. Mata Ani merem melek keenakan. Nafasku mulai memburu, dan Ani mulai tidak bisa mengontrol dirinya, dia memegang bantal dengan eratnya, gerakanku semakin cepat, aku ingin sekali menembus pertahanannya yang rapat itu. Kupegangi payudaranya, kujilat, kukulum, dan kurasakan penisku mulai menegang dan, “Cret.., cret.., cret”. Spermaku keluar dengan deras, Ani memelukku dengan erat dan kamipun terbaring kelelahan. Dalam hati aku bertekad untuk menikahi gadis itu, karena aku sangat mencintainya.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri




  • Foto Ngentot gadis cantik perawan ngentot dengen orang yang gak dikenal

    Foto Ngentot gadis cantik perawan ngentot dengen orang yang gak dikenal


    1879 views

    Duniabola99.com – foto cewek ngentot dengan pria yang baru dikenalnya dijalan dan diajak kerumah untuk hubungan sex.

  • Video Bokep Ayumi Shinoda pakai pakaian tradisional jepang

    Video Bokep Ayumi Shinoda pakai pakaian tradisional jepang


    1995 views

  • Foto Bugil  Pirang remaja Foxy perlahan mengungkap lekuknya yang seksi

    Foto Bugil Pirang remaja Foxy perlahan mengungkap lekuknya yang seksi


    1605 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang melepaskan semua pakaiannya diatas temapt tidurnya menampakkan memeknya yang tembem jembul dicukur rapi dan tipis-tipis dan juga menampilakan toketnya yang gede.

  • Video Bokep Vanessa Decker ngentot pacarnya yang kaya

    Video Bokep Vanessa Decker ngentot pacarnya yang kaya


    1744 views

  • Foto Ngentot Gadis muda dengan rambut hitam pekat ngentot dengan kontol raksasa

    Foto Ngentot Gadis muda dengan rambut hitam pekat ngentot dengan kontol raksasa


    1727 views

    Duniabola99.com – foto cewek muda ngentot dengan pria berkontol raksasa yang besarnya satu tangan menjobol memeknya yang sempit hingga kesakitan.

  • Video Bokep Anju Akane hisap kontol setelah siap mandi

    Video Bokep Anju Akane hisap kontol setelah siap mandi


    1691 views

  • Foto Bugil Gadis Ukraina yang cantik Jeff Milton berpose telanjang

    Foto Bugil Gadis Ukraina yang cantik Jeff Milton berpose telanjang


    2250 views

    Duniabola99.com – foto gadis manis pirang putih besih melepaskan lingerienya manmpilkan toketnya yang kecil dan mengangkang memamerkan memeknya yang wanrna pink tanpa bulu dan temben yang sangat enak untuk dientot.

  • Video Bokep Alexis Adams dan Karla kenangan saat ngentot

    Video Bokep Alexis Adams dan Karla kenangan saat ngentot


    1677 views

  • Foto Ngentot pelacur Izzy Bell telanjang payudara kecilnya dan meregangkan kaki untuk kontol besar

    Foto Ngentot pelacur Izzy Bell telanjang payudara kecilnya dan meregangkan kaki untuk kontol besar


    1905 views

    Duniabola99.com – foto cewek menggoda pacarnya yang sedang tidur lalu dihantam pacarnya yang berkontol gede dan menembakkan sperma yang banyak kedalam memeknya.

  • Video Bokep Chigusa Hara senang toketnya yang gede dimainin

    Video Bokep Chigusa Hara senang toketnya yang gede dimainin


    1727 views

  • Foto Bugil gadis cantik Georgia pakai celana dalam unik pamer memek

    Foto Bugil gadis cantik Georgia pakai celana dalam unik pamer memek


    1844 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik toket gede pakai celana dalam unik menampilkan memeknya yang tanpa bulu dan tembem.

  • Kisah Memek Hilangnya keperawanan ibu guru

    Kisah Memek Hilangnya keperawanan ibu guru


    2605 views

    Duniabola99.com – perkenalkan namaku SM dan sekarang umurku baru 19 tahun, dan perawakanku tinggi 171.5 cm dan kulitku sawo matang, sedangkan mataku berwarna coklat, dankisah yang aku ceritakan ini adalah kisah Cerita Dewasa nyata sekaligus pengalaman hidupku…


    Tahun 2004 yang lalu… Saat ini aku sekolah di salah satu SMK yang ada di tanjung pinang (kepulauan riau). Sekolahku letaknya jauh di luar kota (kira2 20 km dari kota tempat tinggalku), dan sehari-hari aku pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula…

    Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat dikantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku (berjilbab) sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja EKA), bu eka badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar, sedangkan pantatnya padat dan seksi, bu eka adalah guru kelasku yang mengajar mata pelajaran bahasa inggris, dan dalam hal pelajarannya aku selalu di puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat 8 (maaf bukan memuji diri sendiri!!)

    Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu eka sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu.


    Saat istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu itu, dan saat itu aku di suruh mengikutinya dari belakang. Jarak kami terlalu dekat sehingga saat aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu eka tersentuh penisku (karena bu eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya) yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kalas. Namun reaksi ibu eka hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah.

    Sampai saat aku pulang menaiki bus jemputan kami… Aku dan temanku duduk paling belakang, sedangkan bu eka duduk di kursi deretan paling depan. Saat semua teman-temanku sudah turun semua (saat itu tinggal aku bu Eka dan supirnya) bu eka melirik nakal ke arahku, dan tiba tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku dia duduk paling pojok dekat dinding), dan dia menyuruhku pindah di sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya. Saat itu dia meminjan handphone ku , katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku (nokia tipe 6600) entah alasan atau apalah… Saat dia memegang hp ku tiba-tiba hp ku berbunyi, dan deringan hp ku saat itu berbubyi desahan wanita saat di kentot. aaaahhhhh… ahhhhshhhhshshh… oooooo… oooooohhhhhh dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon. Tanpa basa basi bu eka bilang “apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong”. dengan nada berbisik. Yang membuatku nafsu. “jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu… ” Saat itu kupasang ear phone dan langsung aku perlihatkan rekaman video porno yang ku dapat dari temanku.

    Tanpa aku sadari bu eka meraba kont*lku yang saat itu sedang tegang-tegangnya, dan dia terkejut, “wooow besar sekali anumu… ” Padahal aku punya ngga gede-gede amat, panjangnya 15 cm dan diameternya 2.3 cm aja yaaa standart lahhhh… Dan terjadilah percakapan antara aku dan bu eka:

    Saat itu dia berbisik padaku “aku masih perawan looo… ” di iringi dengan desahan. Lalu jawabku “oh yaaa, saya juga masih perjaka bu… ” bu eka: jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat… (tanpa basa basi lagi) lalu jawabku malu aku: “ngga ah bu , saya ngga berani!!” bu eka: “ayolah… (dengan nada memelas)” aku: “tapi di mana bu? (tanyaku!)” bu eka: “di hotel aja biar aman” aku: “tapi saya ngga punya uang bu” bu eka : “ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!”


    Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun langsung beraksi tanpa basa basi lagi. ia melucuti bajunya satu persatu sambil di iringi dengan desahan… yang pertama ia lepaskan adalah jilbab yang menutupi kepalanya, lalu baju, kemudian rok panjangnya. dan tibala saat ia melepaskan bh nya, yang ku lihat saat itu adalah toket ibu yang putih mulus (mungkin karena sering di tutupi kalleeee) dan putingnya yang masih merah. dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya dia bertanya padaku… “mau bantuin ngga… ” lalu hanya ku jawab dengan mengangguk saja. tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putis tipis.

    yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. da n timbullah suara desahan yang membuata tegang kont*lku ah… ahh… ahhhhshhhh… terruussss… ohhh… yeahhh… oooohhhhh… au… udahh dong ibu ngga tahan lagi… ooohhhh… yeah… o… o… oo… ohhhh… tanpa ku sadari ada cairan yang membasahi wajahku. cairan putih ituku hisap dan ku tumpahkan ke dalam mulutnya, ternyata bu eka suka “mau lagi donggg… ” lalu aku kembali menghisap pepek bu eka yang basah dan licin kuat-kuat… “aaahhhh… ahhh… aarrgghh… uh… uh… uh… uh… ouuu… yeah… dan di sela teriiakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya crroot… crooot…

    di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu eka dan selangkangannya ku buka lebar2, lalu ak u mencoba memasukkan kont*lku ke dalam pepeknya bu eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. saat ku tekan kepala kont*lku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak “ahhhh… ahhhh.ahhhhh… ahhhhh… , sakitttt… ahhh… pelan-pelan dong… ” seakan tak perduli kutekan lagi. kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat “ahhhhhhh… aaaaaa… aaaauuuuu… , sakit… ohh… oh… ooghhhhhh… ” aku paksakan saja… akhirnya tembus juga. “ahhhhhhhhhh… aaaaahhhhhh… , sakitttttttt… ” bu eka berteriak keras sekali…


    Sambil ku dorong kontontolku maju mundur pelan dan ku percepat goyanganku. “aahhhhhh… auhhhhhhhh… u.h… u.u… hh… a… u… u… hhhhh.hh.h.h. h… Dia terus menjerit kesakitan, dan sekitar 20 kali goyanganku aku terasa seperti mau keluar. Lalu aku arahkan kont*lku ke mulutnya dan… croot… … crroootttt… sekitar 5 kali muncrat mulut bu eka telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putoh kenta (maklum udah 2 minggu ngga ngocok)

    Selang beberapa menit aku baru menyadari kalau pepek bu eka mengeluarkan cairan seperti darah. Lalu ibu eka cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi bu eka langsung menyepong kont*lku sambil tiduran di lantai. Ternyata walaupun perawan bu eka pandai sekali berpose. Lalu ku pegang pinggul bu eka dan mengarahkan ke posisi menungging. Lalu aku arahkan kont*lku ke pepek bu eka, lalu ku genjot lagi… ohhh… oh… o… h.h.h.h.hh… h.hhhhh… h… hhhhhhh… hhhhh… yeahhhhh oouu… yesssss… ooohhhhh… yeahhhhh… saat aku sudah mulai bosan ku cabut kont*lku lalu ku arah kan ke buritnya “sakit ngga… ” laluku jawab “paling dikit bu… ” aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit lalu bu eka berkakta “ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa… ” laluku kentot lagi pepeknya tapisekarang beda waktu aku memeasukkan kont*lku ke dalam, baru sedikit saja sudah di telan oleh pepeknya. Ternyata pepek bu eka mirip dengan lumpur hidup. aku mengarahkan kont*lku lagi ahhh… ahhh… ahhh… ahh… oooouuuhh… yeah… ou… ou… ohhhhhh… dan saat sekitar 15 kali goyangan ku bu eka melepaskan kont*lku “aku mau keluar… ” lalu ku jawab “aku juga bu… , kita keluarin di dalem aja buu… ” “iya deeh jawabnya… ” lalu kumasukkan lagi kont*l ku kali ini aku menusukknya kuatkuat. aaahhhh… ahhhh… aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhhh… saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya crroooot… crootttt… aku mendengar kata-katanya “nikmat sekali… ” Dan aku pun tidur sampai pagi dengan menancapkan kont*lku di dalam pepeknya dengan posisi berhadapan ke samping..

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri



  • Video Bokep Alexa Tomas tidak sabar puasin pacarnya

    Video Bokep Alexa Tomas tidak sabar puasin pacarnya


    1771 views

  • Foto Ngentot Guru Kiera King dan kolega melupakan tentang kimia ketika berhubungan dengan seks

    Foto Ngentot Guru Kiera King dan kolega melupakan tentang kimia ketika berhubungan dengan seks


    1732 views

    Duniabola99.com – foto guru Kiera King dan patnernya yang berkontol gede ngentot dikelas saat semua murid sudah pulang dan menelan semua sperma yang dikeluarkannya.