Author: Kisah Memek

  • SEXY SMOOTH GIRL

    SEXY SMOOTH GIRL


    2137 views

  • Kisah Memek Si Body mulus membuatku terpersona

    Kisah Memek Si Body mulus membuatku terpersona


    2136 views

    Duniabola99.com – Aku telah bekerja selama hampir 6 tahun di bagian akuntansi dan juga masih menempuh kuliah semester 4 di sebuat PTS ternama di Surabaya. Aku selalu mengendarai motor bututku ke mana aku pergi, baik itu ke kantor maupun aku ke kampus.


    Pada suatu hari, waktu itu jumat pagi aku akan berangkat senam di kantor, aku mengendarai motorku dengan agak tergesa-gesa, maklum sudah agak terlambat. Sesampainya di jalan Ahmad Yani aku terperanjat hebat karena ada mobil yang memotong di depanku,

    Tanpa dapat aku kuasai akhirnya akupun menabraknya dan terjatuh dengan luka yang lumayan parah, kemudian aku pingsan. Aku sadar saat aku sudah di rumah sakit AL di dekat kawasan itu, aku membuka mataku pelan-pelan dan seorang cewek cantik sudah tersenyum kepadaku.

    “Mas, maafkan saya”, dia mengucapkan kata dengan penuh pesona.
    “Nggak pa-pa..”, kataku lirih.
    “Nama saya Rina”, kata cewek itu.
    “Saya Dimas”, jawabku singkat.

    Kamipun ngobrol kesana kemari, aku sudah agak enakan dengan kehadirannya aku bersemangat sekali untuk segera sembuh. Sejak peristiwa itu aku dirawatnya hingga aku pulang, kedua orang tuanya pun selalu menjengukku tiap sore hari, maklumlah aku anak perantauan yang jauh dari keluarga.

    Setelah seminggu dirawat aku diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Semua biaya ditanggung oleh keluarga Rina termasuk motorku yang rusak. Aku diberi motor baru sebagai gantinya dengan harapan aku akan lebih baik, aku selalu dianggap sebagai keluarga Rina sehingga aku diminta tinggal di rumahnya. Akupun sangat berterima kasih sebab akan banyak mengurangi biayaku. Rina di rumah itu adalah anak tunggal dan selalu dimanja.


    Setelah hampir 6 bulan aku tinggal aku mulai merasakan bahwa Rina mulai menyukaiku, memang sih usia kami tidak jauh terpaut aku masih 24 tahun sedang Rina 20 tahun. Rina kuliah pagi di PTN semester 4 juga. Rina adalah cewek yang sangat cantik dengan bentuk tubuh yang sangat seksi, sehingga banyak cowok yang ingin jadi kekasihnya.

    Singkat cerita, pada hari jumat sore aku di telepon ke kantor untuk segera pulang sore karena ayah dan ibunya akan ke Jakarta. Aku segera pulang setelah jam 14.30. Sesampainya di rumah aku mendapati rumah dalam keadaan sepi. Aku pencet bel dan Rina hanya berteriak dari dalam bahwa pintu tidak dikunci. Aku masuk ke kamarku di atas, aku yakin orang tua Rina sudah berangkat, akupun mandi dan bermaksud istirahat, akan tetapi dari bawah Rina berteriak.

    “Mas, sudah saya bikinkan kopi cream di meja belajarku”, teriak Rina.
    “Ya…”, aku turun dan mengetuk kamar Rina.
    “Masuk saja tidak dikunci, aku lagi mandi”, jawab Rina.

    Dadaku berdebar kencang ketika aku lihat di sudut ruangan ada bayangan body mulus Rina yang seksi itu diguyur air dan hanya terhalang partisi plastik tipis (seperti di hotel-hotel). Aku duduk di meja belajar Rina dan menikmati kopi buatannya.

    “Mas, udah mandi belum”, tanya Rina.
    “Udah, emang kenapa?, tanyaku balik.
    “Mau mandi lagi?”, kata Rina.
    “Nggak”, jawabku singkat.

    Aku membuka majalah di meja Rina, ketika tiba-tiba Rina berteriak, “Mas, tolong ada kecoak”, dengan tanpa pikir panjang aku melompat ke kamar mandi itu. Jantungku berdegub kencang ketika aku melihat Rina hanya tertutup daster kecil jauh di atas lutut.

    “Kecoaknya udah pergi”, Rina berkata sambil tersenyum.

    Aku terdiam dan terpana, Rina tidak merasa malu sedikitpun dia malah menyemprotkan shower yang dia pegang ke arahku, akupun basah kuyup. Kamipun bercanda, aku ambil shower kloset dengan tak kalah cerdik aku menyemprot bagian tubuh Rina yang aku rasa bikin geli. Rina menggeliat-geliat ketika air itu menyemprot ke payudaranya, seolah ia menikmatinya, aku kaget ternyata Rina tidak mengenakan BH.


    Aku semakin turun dan melihat Rina juga tidak mengenakan celana dalam, darah laki-lakiku memuncak, tanpa kami sadari kami berpelukan dan aku mencium serta mengulum bibir Rina yang merah dan seksi itu, Rina sangat menikmatinya, tangankupun mulai meraba daerah sensitif Rina, Rina semakin menggeliat-geliat dan daster kecil itupun luruh ke lantai kamar mandi, aku sangat terpesona melihat body mulus Rina tanpa sehelai benang pun, Rina semakin menantang, akupun mulai mencumbuinya.

    Sedikit demi sedikit pakaiankupun dilucuti Rina dengan tangan halusnya. Aku bopong body mulus Rina ke tempat tidur, Rina memamerkan vaginanya yang kelihatan rapat dan cekung memerah. Aku semakin tidak sabar, aku lepas celana dalamku cepat-cepat. Aku mulai menjilati paha Rina yang mulih halus itu. Rina menggeliat-geliat menahan nafsu birahi.

    Saat lidahku menjilati vagina Rina, Rina berteriak-teriak menahan kenikmatan. Aku semakin ke atas dan mengulum payudaranya serta menindihnya, semakin ke atas aku mengulum bibirnya dan aku rasakan penisku menyentuk benda lembut tapi panas.

    Aku coba menekan tapi susah sekali. Rina semakin meregangkan selangkangannya, aku menekan pinggangku dan aku rasakan penisku mulai panas (karena penisku menyeruak masuk ke dalam vagina Rina), semakin panas saat aku menekannya dengan keras dan Rina menjerit sembari mendekapku erat. Sesaat kami terasa tidak sadar, kemudian aku mulai memainkan pinggulku, kami sangat menikmatinya hingga sesaat lamanya penisku mengejang dan cairan menyeruak di dalam vagina Rina, Rina memelukku erat sekali.

    Kami kelelahan namun Rina kembali menggoyangkan pinggulnya, akupun seolah enggan untuk mencabut penisku yang dijepit vagina Rina yang sangat kuat itu, kami memainkan lagi pinggul kami sangat lama. Kemudian kembali penisku mengejang dan cairan itu menyemprot diding rahim Rina. Dia memejamkan matanya sembari memelukku erat. Kamipun tertidur dengan posisi penisku masih menancap di vaginanya.


    Setelah bangun aku merasa penisku sakit dan panas sekali, akan tetapi saat aku mau mencabut penisku, Rina kembali memelukku. Rina sungguh hebat, kamipun melakukan lagi. Setelah itu Rina melangkah ke kamar mandi, aku mengikutinya dari belakang. Rina mencuci vaginanya dan aku mencuci penisku.

    “Mas, aku lapar”, kata Rina.
    “Aku juga”, jawabku samabil kucium bibir Rina.

    Rina mengenakan pakaian seperti saat mandi tadi, tanpa BH dan celana dalam, aku membalut tubuhku dengan handuk. Kami melangkah ke dapur untuk masak, kami bercanda dan tanpa aku sadari penisku telah menegang, Rinapun begitu.

    Rina duduk di meja dapur dan mengangkat kakinya, vaginanya kelihatan begitu indah dan kecil. Aku pegang penisku dan memasukkannya ke dalam vaginanya, gesekan-gesekan lembut kami lakukan dengan tenang dan mesra. Setelah beberapa lama cairan spermaku menyemprot di dalam vagina Rina. Rina tersenyum puas.

    Kami melanjutkan lagi masak dan makan malam. Mulai saat itu setiap pagi penisku menegang, aku turun dan melakukan perbuatan itu dengan Rina, ya hampir setiap pagi. Kami sangat menikmatinya dan aku bicara kepada orang tua Rina untuk meminangnya, mereka setuju.

    Kami sangat bahagia dan semakin gila-gilaan melakukan perbuatan mesum tersebut tanpa kenal waktu dan ruang.



  • Video Bokep Asia Chie Aoi berbikini merah ngentot sampai squirt

    Video Bokep Asia Chie Aoi berbikini merah ngentot sampai squirt


    2135 views

  • Foto Bugil Keisha Grey mengungkapkan payudara alami besar di samping pohon X-mas

    Foto Bugil Keisha Grey mengungkapkan payudara alami besar di samping pohon X-mas


    2135 views

    Duniabola99.com – foto cewek rambut gelap bugil di hari natal dan disamping pohon natal yang hot Keisha Grey menmapilkan toketnya yang hot  besar alamani dan juga nunging menampilkan pantatnya yang behenol diatas mantel bulu bulu yang lembut dan juga ngangkang menampilkan memeknya yang tembem dan berbulu lebat. Fortunebet99

    Foto cewek pangilan, Foto model asia seksi mulus, Fodel indonesia seksi mulus, Foto tante girang, Foto tante seksi, cewek pangilan, cewek boking, Koleksi foto cewek cantik, Kumpulan Foto Wanita Cantik, Kumpulan Foto Gadis Sunda Cantik, 7 Cewek Canti,

  • Kisah Memek Aku Maniak Oral Seks

    Kisah Memek Aku Maniak Oral Seks


    2135 views

    Duniabola99.com – Aku tergerak juga untuk mengirim tulisan setelah aku membaca salah satu artikel di Surga Dunia tentang oral seks yang dikenal juga dengan nama cunnilingus. Aku jadi teringat bahwa apa yang tertulis di situ ternyata kasusnya sama dengan diriku.


    Terus terang aku lebih menyukai oral sex daripada persetubuhan yang sesungguhnya (dengan penetrasi), terutama jika si lelaki aktif mengoral si wanita. Kecenderungan ini baru kusadari ketika waktu aku di sekolah menengah beberapa tahun lalu untuk pertama kalinya aku menyaksikan film bokep. Aku sangat terangsang melihat adegan si lelaki menciumi dan menjilati kelamin si wanita.

    Aku sendiri tidak tahu kenapa aku begitu tertarik pada adegan itu. Baru ketika aku kuliah aku kemudian punya pacar. Pacaranku yang pertama biasa-biasa saja. Kegiatan seksual kami hanya terbatas pada ciuman. Demikian pula dengan pacaranku yang kedua, meskipun berlangsung lebih lama tetapi tidak ada letupan seksual yang berat. Kepada kedua-duanya pernah kusampaikan keinginanku untuk meniru apa yang pernah kulihat di film bokep tetapi mereka menolak. Mungkin karena mereka merasa risih. Setelah aku lulus dan bekerja keinginanku itu nyaris terlupakan.

    Baru beberapa bulan bekerja aku punya seorang kenalan. Dia mengaku belum lama putus dengan pacarnya. Kami sangat dekat sehingga akhirnya dia tahu keinginan seksualku. Waktu aku mampir ke tempat kostnya, kami bercumbu. Dalam kesempatan itu dia mengajak aku melakukan apa yang selama ini menjadi keinginanku.

    Disitulah untuk pertama kalinya aku merasakan apa yang kulihat di film biru beberapa tahun lalu. Aku menciumi seluruh tubuhnya hingga berakhir di vagina dia. Hanya saja kami kurang menikmatinya saat itu, mungkin karena aku kelihatan panik dan grogi, sementara diapun tampaknya ada hambatan psikologis karena aku adalah teman dekatnya. Setelah itu hubungan kami biasa-biasa saja.

    Kesempatan kedua datang waktu aku berkenalan dengan seorang gadis di kolam renang. Usianya beberapa tahun di bawahku. Anehnya aku tidak menjadi akrab dengan gadis itu hingga akhirnya aku mendapat kesempatan berkenalan dengan kakaknya yang usianya sebaya denganku. Aku mengenal kakaknya itu melalui telepon ketika aku menelepon ke rumahnya.

    Kami kemudian janjian untuk ketemu dan nonton. Cewek ini tinggi dan seksi, kulitnya agak hitam. Ternyata dia pun baru selesai kuliah dan sekarang bekerja sebagai guru senam (dia belum mendapat kesempatan pekerjaan lain). Waktu di dalam bioskop kami berbincang-bincang. Dia makan coklat silver queen. Aku bilang ama dia, bagi dong coklatnya. Ternyata dia tidak memotong coklat yang baru malah langsung memagut bibirku dan dengan gerakan lidah yang mempesona, memindahkan coklat yang baru dia kunyah sedikit demi sedikit ke kerongkonganku.

    Persis seperti induk burung yang memberi makan anaknya. Aku kaget bukan main. Sepanjang pemutaran film itu kami sibuk saling memagut. Dia aktif sekali, bahkan waktu aku minta minum pun dia segera menenggak buavita, menciumku, kemudian mengalirkan sari jeruk itu dari mulutnya langsung ke mulutku. Dalam pertemuan kedua kami sepakat ketemu di hotel sederhana. Waktu ngobrol-ngobrol akhirnya kami menemukan titik temu, bahwa kami sama-sama menghindari hubungan seks dalam arti penetrasi, ternyata dia hanya mau dijilat dan akupun memang cuma ingin menjilat. Jadi klop.


    Kami berciuman sambil berdiri, pelan-pelan aku melucuti pakaiannya hingga dia telanjang bulat. Masih sambil berdiri, aku menyusuri tubuhnya dengan lidahku hingga lidahku berhenti di klitorisnya. Aku sudah jauh lebih tenang dan rileks. Dia berdiri sambil mulai membuka kakinya. Aku berlutut. Dengan satu sapuan yang menghentak dan seketika, aku menyapu permukaan vaginanya dengan seluruh telapak lidahku. Dia menjerit di atas sana. Kemudian ujung lidahku bermain di klitorisnya.

    Selain dengan lidah, bibirku memagut, mengulum dan mengisap klitorisnya. Pelan-pelan aku melakukan gigitan-gigitan kecil di sekitar situ sehingga membuat gerakan pahanya semakin menggila. Kedua tanganku memegangi pahanya atau memeluk pantatnya. Dari klitoris, ujung lidahku menemukan lubang vagina dan segera menembusnya kemudian melakukan gerakan memutar dan menyapu, juga gerakan lidah maju mundur.

    Karena lubangnya cukup besar, atau mungkin karena mulutku yang kecil, aku bisa meletakkan bibirku agak ke dalam sehingga lidahku bisa masuk cukup panjang dan leluasa. Lidahku menemukan lapisan-lapisan lunak, ada juga seperti lekukan, benjolan atau suatu permukaan seperti handuk. Setelah puas sambil berdiri, dia berjalan dan duduk di kursi. Disuruhnya aku berlutut sementara dia duduk dan membuka pahanya. Begitu dibuka, aku langsung

    “makan” dan dia tak henti-hentinya mengeluarkan suara …

    ..erangan atau keluhan. Tangannya meremas-remas kepalaku atau menekan-nekan kalau dia merasa lidahku kurang dalam. Semakin lama lubangnya semakin basah sehingga gerakan lidahku mengelurakan suara kecipak-kecipak. Tidak ada bagian yang terlewat oleh lidahku. Akhirnya dia bangun dan berjalan ke tempat tidur. Dia berbaring dan membuka pahanya. Aku mengulangi lagi gerakan-gerakan tadi. Aku melihat dia masih tangguh dan belum ada tanda-tanda orgasme padahal aku ingin membuat dia orgasme dengan lidahku.


    Dia membalikkan badannya kemudian nungging di depanku sehingga di hadapanku kini terpampang sepasang pantat yang sehat dengan tumpukan kelamin yang menantang. Aku menusukkan lidahku ke lubang kelaminnya dari belakang. Sekarang rasanya lebih longgar dibandingkan tadi.

    Setelah bermain cukup lama, masih dari belakang, aku membuat sapuan dengan seluruh lidahku perlahan-lahan menyusuri belahan kelaminnya terus ditarik ke atas hingga melewati belahan pantatnya dan berakhir di tengah garis pinggul. Telingaku sudah penuh terisi oleh teriakan dan erangan dia.

    Akhirnya aku berbaring menatap langit-langit kamar sementara dia masih tetap nungging. Lantas aku punya inisiatif, dari belakang dia kepalaku masuk ke “kolong” selangkangannya. Kini leherku berada di antara kedua pahanya dan di atas wajahku terbentang kelaminnya yang menganga.

    Dengan gerakan yang lebih lembut aku melakukan sapuan dan cemilan-cemilan kecil sehingga dia kelihatan lebih tenang dan irama permainan menjadi slow. Dengan setengah mendesah aku bilang,

    “bekap aku….. ” Dan …..perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kini wajahku benar-benar “terbenam”.

    Lidahku segera menyusuri lubang kelaminnya, kujulurkan, kemudian lidahku terkunci di dalam. Tanganku memeluk kedua pantatnya. Seperti tahu maksudku, dia melakukan gerakan menggoyang. Pantatnya bergerak memutar, kemudian maju mundur tak ubahnya seperti orang fucking. Dia melakukan gerakan genjotan demi genjotan.

    Lidahku kutahan agar tidak melesat dari lubang kemaluannya (sebetulnya aku mau bilang “memeknya” tapi rasanya buatku terlalu vulgar). Aku tidak tahu ekspresi wajah dia, yang jelas dia begitu enjoy dengan gerakan-gerakannya. Selain suara erangan, aku masih bisa mendengar suara kain seprai diremas-remas. Gerakannya makin kencang dan menggila. Kalau saja tidak karena dia orgasme, mungkin aku tidak sanggup bertahan lebih lama lagi karena kehabisan nafas.

    Akhirnya dia meregang, ada sentakan kecil, selama beberapa detik tidak ada suara atau gerakan apa-apa, hening, cuma sedutan-sedutan di sepanjang lorong kelamin dia. Akhirnya dia terkulai, aku segera mengangkat pinggul dia dan keluar dari jepitan pahanya. Aku mengambil nafas dan berbaring di sebelahnya, sementara dia masih tetap telungkup.

    Setelah berdiam diri cukup lama, dia bangun, mengambil tisu dan membersihkan mukaku yang basah dan lengket. Aku sendiri tidak sampai “keluar” (ejakulasi) tetapi aku merasakan “sejenis orgasme” yang aneh, tidak keluar tapi puas, mungkin karena aku bisa menikmati orgasme cewek dengan lidahku.

    Setelah peristiwa itu kami masih sempat satu kali mengulanginya lagi, di tempat yang berbeda dan waktu yang lain tetapi dengan urut-urutan yang sama. Kemudian suatu hari dia bilang bahwa dia lebih baik menikah dengan lelaki pilihannya. Yang jelas lelaki itu bukan aku, karena selama kami kencan tidak sekalipun kami bicara soal pacaran atau pernikahan.

    Aku memang ada rasa sedih mengingat aku sangat menikmati permainan ini, tetapi ya sudahlah. Sampai sekarang aku masih mencoba bertahan dengan komitmenku yaitu tidak melakukan seks dalam arti sampai penetrasi kelamin (memasukkan kelamin). Bukan apa-apa, aku sangat takut pada penyakit kelamin. Aku seorang yang well-informed sehingga segala informasi yang berkaitan dengan penyakit kelamin termasuk HIV/AIDS sudah ada di kepalaku.


    Memang dengan oral pun kemungkinan terkena penyakit masih tetap ada tapi risikonya lebih kecil. Lagi pula aku selalu menjaga kesehatanku, makanan yang baik, berolahraga, dan menjaga kebersihan termasuk kebersihan mulut dan lidah dengan antiseptik kumur.

    Karena kesibukanku (dan karena sebetulnya aku tidak ingin dikuasai oleh keinginan itu terus menerus), aku hampir lupa dengan kecenderunganku untuk menikmati oral (cunnilingus) sampai akhirnya aku membaca salah satu tulisan di Surga Dunia dan aku teringat kembali pada kecenderunganku dan pengalamanku.

  • Rara Unno sangat becek pertama kali hisap kontol dikamar

    Rara Unno sangat becek pertama kali hisap kontol dikamar


    2134 views

  • Kisah Memek Ada Apa Dengan Amelia

    Kisah Memek Ada Apa Dengan Amelia


    2133 views

    Duniabola99.com – Cinta kadang mendatangkan kebahagiaan & keindahan yang tiada tara, namun kadang semua itu harus berakhir dengan air mata & kesedihan yang amat mendalam. Kekuatan cinta dapat mengubah kehidupan seseorang berbalik 180 derajat, dapat menghipnotis hingga kita bisa lupa akan segala2nya, dengan kekuatan cinta pula seseorang mampu melakukan apa saja demi orang yang sangat dicintai. Kisah ini bukanlah karangan dari khayalan nafsu & sex semata, melainkan kisah yang memang benar-benar aku alami, aku akan berbagi pengalaman agar siapapun yang membacanya dapat mengambil hikmah dari kisahku ini, jangan sampai kejadian yang seperti aku alami ini terulang kembali.Namaku Amelia, usia 23 thn, aku seorang karyawati sebuah perusahaan kontraktor asing dibilangan Jakarta. Berawal ketika aku duduk dibangku kls 3 disalah satu SMU Swasta di Jakarta. Januari ’98, Sepulang sekolah, aku dan 2 sahabatku Dian & Gita berencana untuk jalan-jalan di Pondok Indah Mall sekedar window shopping & ngeceng, yaah maklum deh namanya juga ABG, lagi ganjen-ganjen & rajin-rajinnya cari perhatiaan sama yang namanya cowok.


    Setelah ganti baju, kitapun berangkat dengan menggunakan BMWnya Gita, dia yang paling cantik dan tajir diantara kita b’2. Setelah puas puter-puter, kitapun makan di Olala café, tempat yang tidak akan pernah aku lupakan. Sedang asik-asiknya kita ngobrol, salah satu pelayang datang menghampiri kami “Maaf mba mengganggu, eem..mas-mas yang duduk dibelakang nitip salam tuh, ini ada es cream untuk mba b’3 dari mereka” Spontan kami b’3 menoleh kearah cowok yang ditunjuk pelayan. Woow..ternyata 2 cowok yang ganteng, keren dan sungguh rapi, “Psst, boleh juga tuh! Kayanya sih udah pada gawe tuh cowo ” Gita dengan pelan memberi komentar tentang kedua cowok itu. Singkat cerita kitapun berkenalan dan saling bertukar cerita. Rio dan Iqbal, ya itulah nama kedua cowok itu, mereka bekerja di salah satu perusahaan Jepang dibilangan Sudirman Jakarta. Rio memeng tidak seganteng Iqbal, tingginya kira-kira 180, badannya tegap, kulitnya bersih dan berkarisma, pokoknya enak dipandang deh. Hampir sejam kita ngobrol, aku dan kedua sahabatku putuskan untuk pulang, setelah saling bertukar no. telp. kitapun berpisah. Setiba dirumah, aku masih benar-benar tidak bisa melupakan bayangan wajah Rio. Siapa sangka, tepat jam 9 malam telp. rumahku berdering, bergegas kuangkat, “Selamat malam, bisa bicara dengan Amelia?” dengan cepat kujawab “Ya malam, ini aku sendiri, siapa ya ?” “Rio” Teeng..jantungku tiba-tiba berdetak kencang, aku sama sekali tidak menyangka kalau dia bakalan telp. Seneng, gembira, yaah pokoknya hapy banget deh. Kitapun ngobrol panjang lebar, nggak terasa 3 jam kami ngobrol.

    Dari situ aku ketahui kalau dia itu orang Bandung, S1 di Unpad Bandung, S2 di Jepang dan tinggal di Cilegon. Sabtu, selesai jam sekolah, seperti biasa aku nggak langsung keluar kelas melainkan ngobrol dengan teman-teman kelasku, tiba- tiba HPku bunyi, kulihat dari layar ‘RIO” lagi nama itu membuat aku senang, bergegas kuangkat “Hai mel, sudah pulang belum? Aku ada digerbang sekolah kamu nih”. GERBANG, belum lagi kujawab, buru-buru aku keluar kelas dan kutengok kegerbang, yaa..RIO, dia duduk didalam mobil Taft hitam, tangannya masih memegang HP, “Hai, aku ada diatas” sambil melambaikan tangan memberi kode keberadaanku, dia pun menoleh kearahku tersenyum menatapku. Aku tanpa sadar loncat-loncat kegirangan, “Bentar aku turun ya” setelah mengambil tas dikelas, akupun setengah berlari menuruni anak tangga, agak cape memang maklum deh kelasku kan letaknya dilantai 3.

    Kamipun jalan untuk makan siang. Seperti sudah saling kenal lama, tidak ada rasa canggung diantara kita. Sejak saat itu aku dan Rio semakin dekat, setiap hari kami selalu kontak melalui telp, setiap sabtu dia selalu menjemputku ke sekolah, minggu pagi kami joging disenayan atau pergi berenang, pokoknya hari-hari ku menjadi semakin indah bersama Rio. Minggu, akhir Maret’98. Salah satu hari yang sangat berkesan dalam awal perjalanan cintaku. Sehabis lari pagi ketika kami akan pulang, dari dalam dashboard mobil, Rio memberi setangkai bunga mawar merah yang masih kuncup, “Mel, aku sayang kamu ” Romantiis..ya sungguh romantis saat itu, dia mengecup keningku. “Makasih ya Rio” sambil tersenyum ku cium bunga pemberiannya.


    Tidak ada yang berubah diantara kami, malah kami semakin dekat. Malamnya aku benar-benar tidak bisa tidur, aku terus memegang bunga pemberiannya. Hari-hariku semakin bersemangat, Rio sangat perhatian kepadaku, makan, tidur, belajar, selalu diingatkannya. Begitupun sebaliknya, aku juga memberi perhatian penuh untuk pacarku yang amat aku cintai. Dia adalah pemicu semangat belajarku, akupun jadi semakin giat belajar, karena aku nggak mau kelihatan bodoh dihadapannya. “Sayang aku nggak mau loh nilai pelajaran kamu menurun karena dekat denganku, aku mau prestasimu bertahan, malah kalau bisa naih” kata- kata itu yang membuatku semakin terus berusaha. Kedekatanku dengan Rio mendapat lampu hijau dari orang tua dan saudara- saudaraku, dia begitu sopan dan santun, baik dalam perbuatan maupun dalam bertutur kata, mungkin itu yang membuat dia mendapat nilai tambah dari orang tuaku. Akhir April ”98 Rio terserang demam hingga tidak dapat kerja. Panik, ya aku sungguh panik dan cemas saat itu, aku putuskan untuk menjenguknya. Jum’at aku bolos sekolah, dengan menggunakan Bus aku pergi ke Cilegon. Sesampainya disana aku langsung kekamarnya, RIO..cintaku sedang terbaring diatas tempat tidur, wajahnya yang bersih telihat merah, aku menghampirinya, kuraih tangannya, panas..ya panas yang aku rasakan dari tangannya, kucium tangan itu tanpa sadar air mataku menetes jatuh membasahi tangannya “Sayang, kamu jangan sakit dong, aku nggak tega ngeliatnya ”. Matanya menatapku sayu “Aku nggak apa-apa sayang, cuma agak demam, besok juga sembuh” Dengan senyum yang dipaksa dia mencoba meyakini aku, “Nggak, kamu harus ke dokter, biar aku temenin yah? Please”.

    Dengan menggunakan taksi kami berangkat ke RS yang letaknya agak jauh dari rumah Rio. Setelah diperiksa dan diberi obat, kamipun pulang. Sesampai dirumah aku langsung memberi Rio makan, kusuapi dia pelan-pelan lalu kuberi dia obat dari dokter tadi. Tidak lama Rioku pun tertidur, aku menatap wajahnya, air mataku terus menetes, mungkin karena lelah & kebanyakan menangis akupun tertidur disampingnya. Aku terbangun ketika ku merasakan ada seseorang yang mencium keningku, RIO ku, cintaku, dia memandangku, pandangan yang penuh kasih sayang, pandangan yang begitu dekat. “Makasih ya sayang, aku semakin sayang sama kamu mel” kembali dikecupnya keningku “Kedatangan & pehatianmu membuat demamku pergi karena nggak tega ngeliat air mata kamu”, sambil tersenyum kupegang keningnya “Iya tuh sudah mendingan ” Ternyata sudah tidak sepanas tadi yang kurasakan “Tapi obatnya terus diminum sampai habis ya? Aku nggak mau kamu sakit lagi loh ” Rio mencium pipiku, kali ini bibirnya lama menempel dipipiku “Aku sayaang banget sama kamu mel, aku janji deh ngabisin obatnya, karena aku nggak mau liat kamu nangis lagi sayang ”.

    Tanpa kami sadari, bibir kami sudah saling menempel, sangat lembut Rio mencium & mengulum bibirku, lama sangat lama kami berciuman, ciuman yang selama ini belum pernah aku rasakan, ciuman yang penuh rasa sayang & nafsu. Tiba-tiba HPku bunyi, kamipun mengakhiri ciuman itu. HOME terlihat dari layar HPku, “Telp dari rumah yang ” Sejenak kami berpandangan sebelum ahkirnya aku menjawab telp, terdengan suara mamaku “Kamu lagi dimana mel? Ini udah jam 5, Kok kamu belum pulang?” Dengan rasa takut aku menjawab rentetan pertannya mamaku, “Aku masih di RS, ada temenku yang dirawat, bentar lagi juga pulang kok ”. Selesai telp, aku langsung merapikan diri & pamit untuk pulang “Sayang aku pulang dulu ya ?” Rio bersikeras mengantarku pulang, tapi aku menolaknya, akhirnya dia meminta temannya untuk mengantarku pulang. Sekali lagi dia menciumku, tapi kali ini cuma sebentar, karena temannya telah datang. Sabtu pagi keesokan harinya aku kembali bolos sekolah, setelah jajian dengan kedua sahabatku yang juga akan bolos, akupun pergi ke Cilegon. Setibanya disana aku melihat Rio sedang duduk didepan TV, sepertinya dia habis mandi, badannya sudah terlihat segar, tidak seperti Rio yang kemarin aku lihat. Dia hanya menggeleng- menggeleng ketika malihat kami b’3, “Duh, nakal-nakal amat sih ni anak, pasti pada bolos deh!”, kami b’3 hanya senyum- senyum. Kedua sahabatku tidak mampir, mereka langsung pergi meninggalkanku dan berjanji akan menjemputku sore nanti.


    Seperti sudah lama nggak bertemu, kamipun saling melepas rindu, bermanja-manja aku dipangkuannya, tangannya tak henti-hentinya membelai- belai rambutku yang panjang, sesekali didekapnya aku erat- erat, saling bersuapan saat makan siang, benar-benar saat yang sangat indah, penuh canda & rasa cinta kasih. Seiring bertambahnya waktu, semakin bertambah pula rasa sayang dan cinta ku terhadap Rio-ku. Saat itu, saat yang benar-benar tidak dapat aku lupakan. Disela-sela canda kami, Rio meraih tanganku, tawa kamipun terhenti, mata kami saling berpandangan dekat..dekat..sangat dekat hingga akhirnya mata kamipun terpejam, bibir kami saling beradu, dikecupnya bibirku lembut, dikulumnya perlahan, akupun membalasnya dengan rasa sayang, “Rio aku sangat mencintaimu” hati kecilku berulang-ulang mengatakan kata-kata itu. Direbahkannya tubuhku diatas bantal, kami terus saling berciuman, ciuman yang sangat penuh cinta dan nafsu. Kali ini tidak hanya bibirnya yang aktif, tangannya pun mulai bergerak memasuki daerah telarang. Dirabanya tubuhku dengan pelan, rabaan yang mampu membuat bulu kudukku berdiri dan dapat membangkitkan gairah nafsuku. Dibukanya kancing bajuku satu persatu hingga akhirnya terbuka semuanya.., Kamipun hanyut dalam gairah nafsu yang amat membara. Aku menagis dalam pelukan Rio, tangisan penuh penyesalan. Namun semuanya telah terjadi dan aku rela memberikan segalanya demi orang yang sangat aku cintai, telah ku serahkan kesucianku untuk Rio-ku. Ternyata kejadian itu membuat kami ketagihan, jika ada kesempatan kami selalu melampiaskan hawa nafsu kami.

    Seperti layaknya suami- istri kami sudah tidak canggung-canggung lagi untuk melakukannya. Juni’98 Hari yang benar-benar membuatku panik. Aku mulai menghitung hari & menunggu-nunggu akan datangnya tamu bulananku yang biasa datang setiap awal bulan, namun sudah 15 hari lewat tamu itu tak kunjung- kunjung tiba. Bel tanda istirahatpun bunyi, dengan panik ku ambil HP dari dalam tasku, ku cari tempat yang sepi & aman agar bisa dengan leluasa berbicara. RIO nama yang aku cari dalam daftar memory phone book, “Sayang aku takut, ini sudah pertengahan, tapi aku belum mens juga” aku benar-benar tak kuasa untuk bicara. Rio menenangkanku, diyakininya aku, sifat yang benar-benar aku suka darinya, dia dapat membuatku aman & tenang. Sepulang sekolah diapun menjemputku, kami pergi kerumah salah satu temanku untuk meminjam baju. Setelah mengenakan baju bebas, kami menuju klinik untuk memastikan “ADA APA DENGANKU ” sebenarnya, tes laboraturiumpun keluar. Bagai disambar petir, tubuhku lemas, nyaris aku terjatuh, Rio dengan sigap mendekapku, dibimbingnya aku kedalam mobil, “Sayang semua ini sudah resiko dari perbuatan kita, kita berdua akan mencari jalan keluar yang terbaik ya sayang ”.

    Aku hanya terdiam, air mataku terus berjatuhan. “Kita akan menikah sayang ”, spontan aku menoleh kearah Rio, aku menggeleng keras, “Nggak mungkin, aku nggak bisa, aku takut !” Yaa.. kata-kata yang hanya bisaku sesali saat ini. Terlintas dalam benakku saat itu bayangan keluarga dan orang tuaku, sungguh aku panik, fikiranku buntu, aku hanya bisa menangis dalam pelukan kekasih yang amat aku cintai. Untunglah saat itu aku sudah menyelesaikan EBTA/ EBTANAS, hasilpun diumumkan. Rengking 3, suatu kejutan dalam nilai studiku, selama ini aku hanya masuk dalam urutan 10 besar. Gembira dan bahagia yang terlihat dari pancaran wajah kedua orang tuaku, tapi tidak denganku, hatiku sangat hancur, sedih & kecewa. Disaat aku membutuhkan pegangan dan membutuhkan jalan keluar dari masalahku, RIO cintaku datang membuatku tenang “Sayang, coba kamu ikut UMPTN, pilih PTN diluar kota yang agak jauh dari Jakarta. Kita akan menikah disana, kamu bisa melahirkan anak kita & membesarkannya bersama-sama menunggu saat yang tepat untuk memberitahukan semuanya kepada keluarga kita. Bagai mana sayang? Kamu setuju ?” Tanpa fikir panjang, akupun mengiyakannya, karena hanya itulah jalan terbaik untuk keluar dari masalahku. Akhirnya akupun ikut UMPTN, kupilih UGM dan UNDIP. Juli’98. Hari yang sangat aku nanti-nanti, pengumuman UMPTN pun keluar. Lewat surat kabar aku dengan teliti mencari satu persatu nama, tiba-tiba kriing..belum lagi aku selesai, telp dirumahku berdering, kuhentikan pencarianku untuk mengangkat telp, “Selamat ya sayang, kamu diterima tuh di UNDIP” terdengar dari sebrang suara Rio-ku Seakan tak percaya, kubuka lagi koran yang masih ku pegang, baris bawah kolom ketiga “AMELIA ” tertera namaku disana, akupun menarik nafas panjang penuh kelegaan.


    Aku mulai merapikan pakaian, buku, perlengkapan sehari untuk aku bawa nanti, karena aku akan pindah ke Semarang ya Semarang, kota dimana aku akan melewatkan masa-masa berat disana. Setelah segalanya rapi tersusun, badanku terasa letih, akupun merebahkan badanku diatas tempat tidur, pandanganku lurus kedepan menatap langit-langit kamarku. Aku terkejut, sejenak aku menahan nafas, kurasakan ada sesuatu yang bergerak pelan dari dalam perutku. Kuletakkan telapak tanganku tepat diatas perutku, sesuatu yang kecil yah sangat kecil bergerak berlahan didalamnya, tapi hidup. Kupejamkan mataku, kurasakan, kurasakan dengan mendalam, kutunggu beberapa saat, yaa..aku dapat merasakan kehadirannya. Tanpa terasa air mataku kembali terjatuh “Yaa Tuhan, terima kasih tuhan, 2 kebahagiaan telah kau berikan kepadaku, anakku hidup, dia bergerak, aku dapat merasakannya, terima kasih tuhan ” Mataku terus terpejam, air mataku terus berjatuhan, hatiku tak henti-hentinya berterima kasih kepada tuhan. Agustus ’98. Keluarga dan cintaku Rio mengantar kepindahanku ke Semarang. Karena disana aku tidak punya sanak saudara sama sekali, kedua orang tuaku terlihat sangat berat untuk melepaskanku, tapi aku dapat meyakini mereka. Aku mengontrak sebuah rumah yang sangat kecil dengan satu kamar tidur, satu kamar mandi dan ruang tamu didaerah simpang lima. 3 hari aku bersama orang tuaku dan kekasih yang amat aku cintai Rio-ku. Minggu pagi dengan berat mereka meninggalkanku, orang-orang yang amat berarti dalam hiduku harus kembali ke Jakarta.

    Kutahan air mataku agar tidak menetes keluas, kuyakini kepada mereka kalau aku mampu dan bisa mandiri. Setelah mobil yang dikendarai mereka benar-benar hilang dari pandanganku, bergegas aku masuk kedalam rumah, kukunci pintu, kakiku tak sanggup berjalan lagi, aku teduduk lemas dibalik pintu, air mata yang sedariku tahan tidak dapat kubendung lagi, menangis ya hanya menangis yang dapat aku lakukan..setelah kesedihanku terluapkan, hati dan fikiranku mulai tenang. Senin, hari pertamaku sendiri dikota Semarang. Sebelum aku kekampus kuawali lembaran baru dalam hidupku dengan bangun pagi dan menyempatkan diri untuk jalan pagi menghirup udara segar disekitar rumahku yang katanya sih jalan pagi itu bagus buat orang yang sedang hamil. Hari demi hari telah berlalu, tidak terasa 2 minggu telah berlalu. Tidak ada waktu untuk aku bergaul dan bermain dengan teman-teman kampus. Aku memilih untuk menyendiri, memikirkan rencana yang akan aku jalani dikemudian hari. Hari-hari aku habiskan dirumah, menulis surat, membaca buku tentang kehamilan, 2x sehari aku minum susu dan vitamin untuk ibu hamil, aku sangat menjaga kehamilanku. Setiap 3 kali seminggu aku menerima surat dari kekasihku, walaupun setiap hari kami saling telpon tapi kami tetap berkomunikasi lewat surat.

    Setiap kali aku menerima suratnya, selalu aku membacanya berulang-ulang, kata-katanya begitu indah, penuh dengan perhatian dan cinta kasih. Jum’at ke-3 bulan agustus, Rio berencana untuk datang, hari yang sangat aku nantikan. Sepulang kuliah aku langsung kembali kerumah, kulihat mobil Rio sudah parkir tepat didepan rumah kontrakanku. Bergegas aku berlari masuk kedalam rumah, aku terhenti didepan pintu, Rio-ku..dia menatapku dan menghampiriku. Kami saling berpelukan, pelukan yang sangat erat, diciumnya kening dan pipiku. Seakan tak mau dipisahkan, kami berpelukan lama..lama sekali, tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami. Kupandangi wajah orang yang sangat aku cintai ‘Rio-ku ”, dia meneteskan air mata “Sayang..aku sayang kamu mel, sayang banget, maafin aku ya sayang ” Kalimat pertama yang terucap dari mulut cintaku, begitu pelan dan terputus-putus. Kulihat air matanya terus menetes. Setelah puas melepas rindu, kamipun duduk. Tangan rio mengusap-usap perutku yang mulai kelihatan membesar, kehamilanku telah memasuki bulan ke-4.

    Dirasakannya gerakan halus dari dalam perutku, sesekali matanya menatapku, tangannya membelai rambutku, kembali diciumnya pipiku berulang-ulang. Disingkapnya kemeja yang menutupi perutku, diciumnya perutku dengan lembut, lama..sangat lama dia menempelkan bibirnya diatas perutku, matanya terpejam, air matanya menetes deras membasahi perutku. Minggu 24 Agustus 1998, Hari yang sangat berarti dalam hidupku, kami MENIKAH. Tidak ada orang yang menyaksikan, tidak ada resepsi, tidak ada tamu, keluarga, saudara, teman yang yang hadir, hanya aku, Rio dan penghulu. Rio memberiku cincin 10 gr dan seperangkat alat sholat. Kami hanya melakukan ijab qabul dan kamipun resmi menjadi suami istri. Hari2ku bersama suami tercinta begitu sangat indah saat itu, ia membuatku sangat bahagia. Setiap hari ia menjemputku kekampus, pergi membeli perlengkapan bayi, periksa kehamilan ke RS, dia menemaniku dengan penuh cinta kasih dan kesabaran yang mendalam. Tidak terasa 10 hari aku bersamanya, diapun harus kembali ke Jakarta. Kembali kami dipisahkan, sangat berat rasanya bagi kami untuk berpisah tapi keadaan saat itu yang mengharuskan kami untuk saling berjauhan. Rio- ku berjanji untuk selalu mengunjungiku setiap bulan untuk menengok keadaanku dan menemaniku ke RS untuk memeriksa kehamilan. Walaupun sangat berat, aku harus melepaskan kepulangan Rio-ku. Kembali aku sendiri.


    Kujalani aktifitasku seperti biasa. Semakin hari perutku semakin membesar yang membuatku membatasi kegiatanku karena aku merasa cepat lelah. November ’98 kehamilanku memasuki bulan ke7. Bulan yang sangat berat buatku. Kembali aku dihadapkan dengan satu masalah yang sangat sulit aku pecahkan & sangat sulit dicari jalan keluarnya. Aku dihadapkan dengan jatuhnya liburan kuliah yang bertepatan dengan akan menikahnya kakakku. Tidak ada alasanku untuk tidak pulang ke Jakarta. Sedangkan kondisiku dengan perut yang sudah besar tidak memungkinkan untuk menemui orang tua dan keluargaku. Rio kembali ia membuatku tenang, dia datang untuk membuatku tenang, tegar dan tabah. Dengan menggunakan pesawat, akhirnya aku kembali ke Jakarta. Kami langsung menuju Cilegon. Dengan keadaan yang sangat membuatku resah, kami berdua berusaha mencari jalan pemecahannya. 30 November 98. Kembali aku harus berkorban demi cinta. Bertepatan dengan hari ulang tahunku yang ke-20, dan kehamilanku yang ke7 bulan, disalah satu RS di Jakarta aku menjalani oprasi Ceasar. Buah cintakupun lahir, dengan berat 2.95 panjang 48, PEREMPUAN. 6 hari aku dirawat dan akhirnya diperbolehkan pulang. Aku, Rio dan buah cinta kami tinggal bersama di Cilegon. Tanpa sanak saudara dan keluarga yang mengetahuinya. Hari-hari kami kewati bersama, penuh dengan kebahagiaan. Terpancar dari wajah suami yang sangat aku cintai sinar kebahagiaan yang begitu besar. “ANDALUSIA ” ya itulah nama indah yang diberikan Rio buat buah cinta kami, nama yang begitu indah dan penuh pengharapan. Desember’98.

    Kakakku menikah, aku dan Rio kembali ke Jakarta untuk menghadiri resepsi. Anak kami tinggal bersama pengasuhnya. Ketika aku menemui orang tuaku, aku dan Rio berakting seakan- akan baru datang dari Semarang dan akting kami pun berhasil. Dengan berbagai alasan, ku curi-curi waktu untuk dapat mengunjungi dan melihat anakku. Walau tidak lama aku dapat melihatnya tapi buatku itu sudah lebih daripada cukup. Saat hari raya tiba, aku dan Rio seperti main kucing-kucingan dari kelurga kami, kami saling bergantian menjaga Cia (nama panggilan anak kami). Januari 1999. Hari raya telah lewat dan libur kuliahkupun telah usai, saatnya aku harus kembali ke Semarang untuk melanjutkan study ku. Kembali kami dihadapkan dengan satu permasalahan baru, “Siapa yang akan mengurus anak kami ?” pertanyaan yang harus mendapat jawaban sesegera mungkin. Ku putuskan untuk membawa anakku ke Semarang, “Tapi bagaimana jika tiba-tiba orang tuaku datang?” mau kutitip dimana anakku nanti. Belum lagi kami mendapat jawaban, datang permasalahan baru, suamiku tercinta harus segera berangkat ke Jepang untuk urusan kantornya. Panik sungguh panik kami saat itu. Aku putuskan untuk mengalah, sekali lagi aku harus berkorban, STUDY ku harus kukorbankan kali ini. Dengan alasan kembali ke Semarang, aku pamit kepada kedua orang tuaku. Aku kembali ke Cilegon untuk mengurus anakku selama kepergian Rio. 3 bulan Rio ditugaskan, berarti 3 bulan aku meninggalkan kuliahku, 3 bulan aku dan anakku ditinggalkan, tapi aku rela menjalaninya demi cintaku yang teamat dalam kepada Rio. Dengan penuh cinta kasih aku merawat buah hatihu sendiri. Rio selalu memantau kami dari jauh lewat telp.

    Dalam sehari Rio sangat sering menelpon walaupun tidak pernah lama, itu karena kesibukaanya yang sangat padat, namun buatku perhatian yang diberikannya itu sudah lebih dari pada cukup. Waktu yang kunanti-nanti akhirnya tiba. Cintaku Rio akhirnya kembali, kebahagiaanku ahkirnya kembali dengan kembalinya suami tercinta ditengah- tengah kami. Ntah kenapa aku tidak kuasa untuk kembali ke Semarang, aku tidak kuasa meninggalkan suami dan anakku yang amat aku cintai. Tidak terasa hampir 4 bulan aku meninggalkan kuliahku. Belum lagi sebulan Rio kembali, belum lagi sebulan kami bersama, kembali aku dikejutkan oleh kabar yang sangat tidak dapat aku terima. Rio suamiku yang sangat aku cintai dan kasihi harus kembali ke negeri sakura, dia dimutasi dan akan melanjutkan S3nya disana. Sungguh aku tak sanggup dan tak kuasa menerima keputusan itu, aku sungguh tidak percaya.. “Sayang, aku sungguh mencintaimu mel, aku nggak bisa meninggalkan kamu dan anak kita disini. Kalian harus ikut bersamaku. Aku akan membuka semua rahasia ini kekeluargamu dan keluargaku, kita akan menikah kembali secara resmi, kita hadapi segala resikonya bersama ya sayang ?” dipeluknya aku dengan kasih, aku hanya terdiam dan menangis dipelukannya. Kembali terulang lagi, situasi yang sangat sulit yang pernah aku alami sebelumnya. Bagai dipersimpangan jalan yang amat sulit kupilih, orang tua & study ku atau suami & anakku. Kali ini aku mengambil keputusan yang salah, yang sangat fatal dalam perjalanan cintaku, yang hanya bisaku sesali saat ini dan mungkin akan kusesali seumur hidupku.


    Aku bersikeras menyelesaikan kuliahku, baru aku akan membuka rahasia ini kepada orang tuaku, aku sungguh tidak ingin mengecewa mereka. Rio berusaha meyakiniku, tapi kali ini dia tidak dapat meyakiniku, karena aku menganggap keputusan yang kuambil adalah yang terbaik. Rio hanya terdiam, terlihat kekecewaan yang amat mendalam dari pancaran wajahnya. Mei 99. Aku putuskan untuk pergi ke Semarang. Bersama suami tercinta, aku kembali untuk melanjutkan kuliahku. Sepanjang perjalan Rio berulang-ulang meyakiniku “Kamu benar-benar yakin atas keputusanmu sayang ?” aku hanya mengangguk setiap ia bertannya. Semalam ia menemaniku dan ia pun kembali ke Cilegon. Pikiranku kembali buntu, hari- hariku hampa, aku tidak dapat konsentrasi, yang ada hanya bayangan suami dan anakku. Setiap hari aku hanya dapat menangis dan menangis. Hanya seminggu aku bertahan sendiri, ku telp orang tuaku untuk meminta izin kembali keJakarta. Dengan alasan tidak bisa pisah dan tidak sanggup sendiri. Walaupun dengan rasa kecewa, akhirnya orang tuaku mengizinkan aku untuk kembali. Orang tuaku memaklumi ketidak betahanku diSemarang, karena sebelumya memang aku tidak pernah hidup pisah, selain itu aku adalah anak bungsu dari 5 bersaudara dan aku anak perempuan satu- satunya. Pertengahan Mei 99. 2 belahan hatiku Rio dan anakku terbang ke Jepang. Kuantar kepergiannya dengan air mata, air mata yang terasa sangat perih dan pedih. Rio, sekali lagi dia memintaku untuk ikut bersama, tapi sungguh bodoh aku saat itu karena aku menolaknya, “Rio aku sangat mencintaimu, sungguh aku nggak mau kehilanganmu, aku nggak mau jauh dari kamu, tapi aku nggak bisa apa-apa. Biar aku selesaiin kuliahku dulu ya? Aku nggak mau gagal lagi, aku nggak mau ngecewain orang tuaku untuk kedua kalinya. Setelah selesai aku akan nyusul kamu dan cia, mudah-mudahan sebelum kuliahku selesai kalian udah kembali kesini dan kita bisa kumpul lagi” Air mataku terus mengalir, Rio hanya terdiam. Kudekap Cia erat, kuciumi dia, air mataku semakin deras mengalir. Siapa sangka itu adalah hari terakhirku meliahat dan mencium buah hati yang sangat berarti dalam hidupku.

    Setelah kepergiannya, hari-hariku kembali hampa dan kosong seperti kehilangan pegangan hidup. Setiap hari air mataku berjatuhan, aku hanya bisa memandangi foto kedua belahan hatiku. Juni’99 Aku didaftarkan disalah satu Akademi Sekertaris di Jakarta, setelah melalui beberapa tes, akhirnya aku diterima. Ku mulai lembaran baru dalam perjalanan studyku. Kali ini aku berjanji pada diriku sendiri, aku harus menyelesaikan kuliahku dengan sungguh-sunguh, aku nggak mau gagal untuk kedua kalinya. Hari-hariku mulai sibuk dengan jadwal kuliah yang sangat padat. Senin-sabtu aku kuliah dari pagi hingga malam baru sampai dirumah (maklum jarak antara rumah dan kampus terbilang jauh, selatan ke timur). Tidak terasa kesibukanku membuat hubunganku dengan Rio semakin merenggang, walaupun tidak terputus. Kami masih berkomunikasi lewat telp, surat dan internet. Semakin hari waktu kami untuk berkomunikasi semakin singkat. Dengan didasari rasa cintaku yang mendalam dan keinginan untuk menyelesaikan kuliahku dengan baik, aku pun benar-benar dalam belajar. Tidak terasa 3 tahun telah berlalu. Jum’at 26 Juli 2002. Hari terakhirku UAS, ketika akan keluar dari kelas, HPku bunyi ‘RIO’menelpon ku, bergegas kuangkat, “Sayang, aku tunggu digerbang kampus kamu ya ?” Seakan nggak percaya, aku mengok keluar..RIO-ku dia berdiri tepat didepan gerbang kampus, bergegas aku berlari menghampirinya.

    Dia tersenyum melihatku. Nggak perduli banyak orang yang melihat, langsung ku peluk dia, kembali dibelainya rambutku (kali ini Rio hanya bisa membelai rambutku yang pendek. Mungkin karena stres rambutku rontok dan terpaksa aku memotongnya) belaian yang lama tidak aku rasakan, belaian yang penuh kasih sayang. Dirangkulnya aku menuju mobil. Sungguh suasana yang tidak pernah aku duga sebelumnya, suasana yang tegang, kaku, dingin dan penuh tanda tanya. Tidak banyak kata-kata yang keluar dari mulutnya. “Bagaimana ujiannya sayang ?” dengan tersenyum aku menjawab “lumayan, mudah2an hasilnya bagus, doain ya ”. Dia hanya menganggukan kepala, pandangannya lurus kedepan. “Kapan kamu dateng?”tanyaku, “3 hari yang lalu” jawaban yang sangat singkat, “Kok nggak ngabarin aku sih?” Rio tidak langsung menjawab “Aku nggak mau ngeganggu konsentrasi kamu”dijawabnya tanpa menoleh kearahku. “Cia mana? Kamu bawakan dia? Duh aku kangen banget nih. Udah 3 thn aku nggak ketemu, gimana ya reaksinya kalau ketemu mamanya ?” Rio terdiam, dia sama sekali tidak menjawabku. Kutatap wajahnya dalam- dalam, dia berusaha menahan air mata yang akan keluar, semakin aku penasaran, jantungku mulai berdetak kencang “Sayang, Cia nggak apa- apakan?” Rio menggelengkan kepalanya pelan, “Jawab dong Rio, ada apa ?”, “Dia baik-baik aja, dia ada diJepang”pelan Rio menjawab, aku semakin panik dibuatnya “Sama siapa dia disana? Kenapa kamu tinggal?”kugoyang-goyang badannya, “nanti aku jelasin ya” kembali Rio terdian dan terus menatap kedepan.


    Senja telah tiba & langitpun mulai terlihat gelap. Diparkirnya mobil tepat dipinggir pantai. Sepi, suasana sangat sepi saat itu, tidak banyak orang yang terlihat. Aku dan Rio tidak beranjak dari dalam mobil, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut kami. Rio mulai membalikkan badannya kearahku, matanya menatapku tajam, tatapan yang membuat aku jadi binggung. tiba-tiba diraihnya tubuhku, didekapnya aku erat, sangat erat “Mel, aku sayang kamu mel, sungguh aku mencintai kamu, maafin aku sayang. Aku sudah membuat hidup kamu susah, aku manusia yang sungguh tidak tau diri, tidak tau berterima kasih ”. Semakin binggung aku dibuatnya “ada apa Rio? Tolong dijelasin, aku nggak ngerti”. Rio tidak menjawab, air mata yang sedari tadi ditahannya tumpah diatas bahuku, terasa membasahi baju yang aku kenakan, dia menagis terisak2, “Mel sungguh aku sayang kamu Mel, aku nggak mau kehilangan kamu, kenapa semua ini harus terjadi Mel? Maafin aku please ” Dekapannya semakin erat, hampir tidak bisa bernafas aku dibuatnya.

    Lebih dari setengah jam Rio menangis sambil mendekapku. Berlahan ku lepaskan dekapannya, matanya yang masih berlinang air mata menatapku tajam “Aku sudah nikah Mel ” Bagai disambar petir, bagai tertimpa batu godam, hatiku bagai tertusuk duri yang teramat tajam, darah ditubuhku berhenti mengalir, mulutku kaku tidak dapat berkata, tubuhku lemas seketika, aku tidak percaya dengan kata-kata yang baru saja aku dengar, “Maafin aku sayang ” diraihnya tanganku, “Gimana dengan anak aku Rio?” air mataku tidak henti2nya berjatuhan. Rio mulai menceritakannya dari awal hingga akhir, matanya tidak berani menatapku. Ternyata dia menikah dengan wanita Jepang, teman kuliahnya sewaktu dia mengambil S2 dulu, mereka bertemu kembali dan wanita itu yang mengurus segala kebutuhan anakku, mandi, makan, tidur, bermain dan yang mengurus saat anakku sakit, semua..semuanya dia yang mengurus, hingga akhirnya kira-kira dua thn yang lalu mereka putuskan untuk menikah. Dari hasil pernikahannya mereka belum memiliki anak.

    Aku tak kuasa mendengar cerita itu, walau beribu pertanyaan yang bersarang dibenakku tentang wanita itu, tapi tidak satupun yang dapat aku lontarkan, karena aku yakin hanya akan menambah luka dihatiku. Rio berusaha meyakiniku kalau anakku baik-baik saja disana. Dikeluarkannya dompet dari saku belakang celananya, diambilnya sebuah foto dan diberikan kepadaku. Air mataku semakin deras mengalir, terasa sangat panas, kulihat anakku sedang tersenyum, dia menggunakan gaun putih panjang, rambutnya lurus sebahu ..sungguh manis dia, anakku sudah terlihat besar, “Dia mirip kamu sayang, mirip banget” aku sama sekali tidak menghiraukan perkataannya, aku terus menangis memandangi foto anakku. “Kalo kamu sayang dia, biarkan dia bahagia dengan orang yang selama ini dianggap sebagai mamanya, karena dia akan sakit kalau dipisahkan, mereka sudah menyatu Mel ”, Spontan kutatap matanya ” kamu jahat Rio, kamu tega ” Kembali diraihnya tubuhku, dipeluknya aku “Suatu saat kamu akan mengerti Mel, disaat yang tepat kamu pasti akan melihat anak kita. Nanti kamu akan menyadari bahwa bukan aku yang memisahkan kalian, tapi keadaan”.

    Kupejamkan mataku, kusadari kebodohanku, aku sadar disaat segalanya telah terlambat. Sejak saat itu aku tidak pernah lagi mendengar kabar Rio dan anakku, Rio benar-benar menghilangkan jejaknya, seakan ditelan bumi, dia benar-benar menghilang dariku, hilang bersama dengan anakku, darah dagingku. Kebencian..kadang aku merasa benci jika mengingat kekasih yang amat aku cintai telah menghianati cinta suci, tapi rasa benciku tidak sebanding dengan rasa cintaku yang teramat mendalam, yaah..itulah KEKUATAN CINTA, kekuatan yang dapat mengalahkan segala-galanya. Pertahankanlah cinta yang telah kamu miliki, karena sekali salah dalam mengambil keputusan, cinta itu akan pergi dan mungkin tidak akan pernah kembali lagi. Penyesalan ya hanya penyesalan yang akan datang, seperti yang aku alami saat ini dan mungkin seumur hidupku akan aku rasakan. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu janganlah mengharapkan balasan cinta tapi tunggulah sampai cinta berkembang dihatinya tetapi jika tidak berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu berbanggalah karena dicintai tapi berbahagialah bisa mencintai.


    Butuh waktu singkat untuk menyukai seseorang, tapi butuh waktu seumur hidup untuk melupakan orang yang benar-benar kita cintai. Sebab itu, jangan pernah memulai belajar melupakan tapi mulailah belajar mempertahankan.. Rio cintaku, dimanapun kamu saat ini, seberapun kecewanya aku, aku akan tetap mencintaimu. Maafkan segala kesalahanku, aku begitu egois, kesalahan ku sangat fatal, tapi bukan bearti aku tidak mencintaimu. Telah ku lakukan segalanya demi cintaku padamu, CIA adalah buah dari cinta kita. Saat-saat bersamamu dan buah cinta kita, adalah saat dimana aku begitu merasakan kebahagian yang begitu besar, tapi kenapa kamu begitu teganya memisahkan aku Rio? Aku hanya mengharapkan keajaiban, keajaiban yang dapat mengembalikan orang yang sangat aku cintai, kasihi & sayangi, akankah ia datang untuk kedua kalinya pada ku?

  • Video bokep Yui Nishikawa toket gede pasrah dientot 2pria sampai ranjang basah

    Video bokep Yui Nishikawa toket gede pasrah dientot 2pria sampai ranjang basah


    2132 views

  • Tiny Girl Helps Cum

    Tiny Girl Helps Cum


    2132 views

  • Rino Sakuragi berdua dengan pacarnya dikamar

    Rino Sakuragi berdua dengan pacarnya dikamar


    2130 views

  • Foto Bugil Istri remaja menggemaskan Allie Haze membentang vagina ketat dan lubang pantat

    Foto Bugil Istri remaja menggemaskan Allie Haze membentang vagina ketat dan lubang pantat


    2130 views

    Duniabola99.com – foto cewek dengan gaun pink dan melepaskannya diatas kursi panjang dan memainkan jari jari tangan di memeknya yang tanpa bulu.

    Kumpulan majalah online dewasa, Foto majalah dewasa, cerita dunia, Dunia artis, Dunia maya, Dunia model, Popular word, Foto Cewek Cantik, Foto Cewek Seksi, Foto cewek cantik asia, Cewek mulus, cewek tokek besar, cewek cantik, cewek seksi, Foto cewek tokek kecil, Foto cewek tokek besar, Foto cewek manis

  • Hot busty wife fuck hubbys friend

    Hot busty wife fuck hubbys friend


    2129 views

  • Kisah Memek Skandal Perselingkuhan Lewat SMS

    Kisah Memek Skandal Perselingkuhan Lewat SMS


    2129 views

    Duniabola99.com – Malam dingin dan sedikit rintik2 hujan tapi aku tetap saja membawa motor ku ke jalan untuk menjemput istriku pulang kerja,maklum malam itu dia lembur jadi dia pulang tak seperti biasa. Segera ku tarik gas tuk melaju kan motor ku.


    Tiba di tempat kerja istriku aku tunggu dulu sampai keluar dari tempat kerja istriku itu, aku tunggu sambil memainkan hp ku lalu aku di kejutkan kembali oleh sms yang muncul di layar hpku, ku buka kembali sms itu dan ku baca “Say,kok gak di balas sms aku sich ,kenapa dah lupa ya ma aku? “
    aku pun membalas sms itu karena aku pikir dia salah sambung sampai dua kali aku jawab “Maaf mungkin anda salah sambung ! “
    “Aku shinta bekas pacar mu dulu !”
    Aku sangat terkejut dengan balesan sms tadi ,rupanya dari shinta bekas pacarku dulu,tapi dia ada perlu apa kok sekarang dia sempat2nya sms aku setelah selama 2 tahun lost contact

    Setelah dia meninggalkan diriku 2 tahun yang lalu karena married dengan cowo yang lain,hatiku sempat broken, tapi aku tetap menerima keputusan nya karena shinta menuruti apa yang di perintah kan oleh orang tuanya karena mereka menjodohkan dengan pria pilihan mereka(ortu).

    Aku langsung telepon aja dia, “Shinta,gimana kabar kamu ?” Shinta: “aku baik saja ?” .segera kuhentikan telepon ku “Shinta,nanti lagi yah aku telepon” karena aku melihat istriku sudah keluar dari kerjaannya dan mulai berjalan mendekati aku.
    “Telepon dari siapa a ? ” ujar istriku ” Oh ,itu dari teman lama ” tapi aku gak bilang dari shinta karena istriku pasti marah kalo itu telp dari Shinta bekas pacarku dulu.


    Pagi hari nya aku pun pergi ke tempat pekerjaan ku seperti biasa, setelah sampai di tempat kerja aku pun langsung melakukan pekerjaan ku seperti biasanya.
    Jam menunjukan angka 12 itu artinya aku mulai beristirahat setelah pergi makan keluar aku berdiam diri sekaligus memikirkan mengenai kejadian kemarin malam ketika aku di sms ma Shinta, aku berpikir kenapa dia menghubungiku lagi padahal dia sudah berkeluarga dan punya momongan.

    Hp ku pun kembali berbunyi dan ketika ku angkat ada seorang wanita berkata “Halo,selamat siang sayang ?” dan aku pun menjawab “Siang” oh rupanya si shinta lagi .Kami pun mengobrol ngalor ngidul mengenai hubungan kita di masa lalu,aku pun kembali mengenang masa2 indah aku dulu sama dia ,Tapi ah sudah lah itu hanya masa lalu saja.gak akan terulang kembali lagi pula kita berdua sudah memiliki kehidupan masing2.

    “Deni,Kamu masih sayang gak sama aku?” kata shinta .Aku pun terkejut kenapa dia bisa sampai bisa berbicara seperti itu. “Aku masih sayang banget ma kamu ,tapi kita kan sudah berbeda saat ini” aku jawab. lalu dia berkata “Den,kalo kamu masih sayang ma aku ,aku ingin bertemu ma kamu lagi tapi tanpa sepengetahuan istri kamu,aku hanya ingin curhat saja ma kamu mengenai rumah tangga aku” Aku tidak bisa menolak karena dia memohon kepadaku dan berjanji hanya satu kali ini saja.
    Aku pun mengiyakannya dan bersedia untuk bertemu lagi dengan nya.


    Singkat cerita aku pun menunggu di tempat yang telah di sepakati yaitu di tempat biasa restoran tempat langganan kami dahulu , lalu aku melihat seorang wanita yang mulai mendekati tempat aku.Aku lihat dari dekat dan ternyata Shinta.Aku perhatikan wajah dia semakin cantik aja gumamku dan kulihat tubuhnya begitu sintal dengan payudara yang menurut aku sich besar jika di banding dengan kepunyaan istriku.
    Aku bergumam lagi andai kami dulu jadi menikah pasti aku sangat senang.

    “Hai,melamun aja,!” Shinta berkata kepadaku memecah keheningan aku.
    “Shin,kamu semakin cakep aja semenjak aku di tinggal ma kamu” aku menggodanya dan dia pun terlihat senang.

    “Oh ya da apa kamu mau mau ketemu ma aku lagi?”
    “Kenapa gak boleh yah,ya udah aku pulang lagi nich”
    “Tidak aku bercanda aja kok” ujar ku
    “Aku gak bahagia Den”
    “kenapa kamu gak bahagia terus bilang ma aku?””Sambil aku menyantap makanan
    “Aku gak bahagia dengan suami aku sekarang aku mau mendapatkan kebahagian lagi ma kamu den”. Katanya dari dulu juga Shinta masih sayang sama aku


    Aku mendengarkan semua uneg2 di pikiran dia selama dia menjalani kehidupan rumah tangga dia. Aku turut sedih aja mendengar nya .Selama ini dia menderita karena suami nya selingkuh dengan teman sepekerjaan nya.shinta bercerita ma aku.
    Shinta mengetahui nya karena membaca sms2 hp suaminya.Puncak nya yaitu ketika ada sms dari selingkuhan suami dia yang isi nya yaitu “Yang,malam ini kita ketemu di hotel Preanger aja yah aku tunggu di loby jam 20.00 wib.”

    Lalu shinta pun pergi ke tempat tersebut dan melihat dengan mata kepala sendiri,melihat suami nya bertemu dengan teman ceweknya itu,lalu mereka berdua masuk kedalam kamar.”Seperti itu lah Say kelakuan suami aku” shinta berkata sambil menitikan air mata. Aku bilang kok punya istri cantik (shinta) masih bisa2 nya selingkuh. Aku langsung mengusap air matanya dengan sapu tangan.

    Rupanya pembicaraan kami berdua tak terasa dan aku lihat sekarang sudah jam 22.00 wib.
    “Shin,aku antar kamu pulang yah”
    “Jangan ,aku gak mau pulang?”
    “terus gimana anak kamu ,kan kasihan dia di tinggal ma kamu”
    “anak ku sudah aku titipin sama neneknya,aku pokoknya gak mau pulang ?”
    “trus kamu mau kemana malam ini?”
    “kemana aja yang penting gak pulang kerumah suami aku”
    Aku pun bingung karena kalo di bawa kerumah ku pastinya istriku marah.

    “malam ini aku titipin kamu di tempat teman ku aja yah,kebetulan rumah nya saat ini lagi di kosong karena teman ku sedang keluar kota?”
    “Ok”


    Akhirnya kami sampai di rumah teman ku itu, aku menelpon dulu ma teman ku mau pinjam rumah nya selama dia di luar kota untuk di tinggali sama shinta.rupanya teman ku akan pulang satu bulan lagi.

    Aku pun masuk kedalam rumah kulihat agak sedikit berantakan dan aku membersihkan nya maklum rumah orang bujangan seperti ini aku bilang.

    Setelah semua rapi aku duduk di sofa dan shinta pun mendekati aku dan bilang lagi

    “Den,aku sangat sayang sama kamu”
    “aku pun sayang ma kamu ” ujarku.
    Mungkin karena situasi dan kondisi kami saat itu sangat mendukung maka terjadilah peristiwa yang seharusnya tak boleh terjadi.

    Aku menatap kedua bola mata nya agak lama lalu aku berkata aku sayang kamu.
    Aku pun mulai memeluk nya erat dan mulai ku ciumi bibirnya yang merah itu,hatiku saat itu sangat berdebar dan sensasi nya sangat nikmat sekali mungkin karena aku sudah lama tidak berciuman ma dia.

    Sambil berciuman aku meraba2 payudaranya dan aku perlahan membuka kancing bajunya satu persatu akhirnya shinta hanya berbalutkan bra dan cd.aku lihat warna nya pink dan ada renda2 disisi2nya.aku semakin melotot aja ketika shita melepas cd dan bra nya.


    kuciumi bibirnya lalu keleher nya “oh..oh..oh..uh..uh..”ujar shinta karena ku masukan jari tengah ku ke liang nikmat miliknya.

    setelah agak basah liang nikmatnya aku pun meminta shinta untuk membuka semua baju ku dan mengulum burungku.
    dia pun mau.
    “Ooooh..oh…..uhhhh….ohh terus shin..sepongan kamu sangat nikmat”
    kami pun melakukan posisi 69 dan kita saling menjilat kenikmatan2 kami.

    “oh..oh..oh….oh..ohh..uh..uh..haaaah….ouh. …” hanya suara itu saja yang kudengar dari mulut shinta dan aku.
    “Shin,sudah yah aku masukin aja sekarang”
    “Iya sayang masukin aja”
    Aku pun merubah posisi dan sekarang kita berhadapap2an aku mulai memasukan burungku ke liang nikmat shinta. “Sleb..sleb..sleb..”agak sedikit susah memasukan nya,tapi berkat perjuangan aku pun bisa menembus ke dalam liang nikmat shinta.

    kurasakan nikmat yang tiada tara ketika burung ku bergesekan dengan dinding2 liang nikmat shinta.”Ohhhhhhh…..ohh..ohh..ohh”
    Aku melihat shinta pun sangat menikmati gesekan2 itu.

    Lama2 aku mempercepat tempo masuk keluarnya burungku itu dan aku berkata ma shinta”Sayang aku mau keluar sekarang nich”
    “iya sayang aku juga mau keluas bentar lagi” ujarnya


    “oh….oh….oh….ohhhohhh..ohh”
    Shinta pun semakin erat saja dan aku pun semakin cepat penetrasinya”
    Hingga aku mengeluarkan semua tenaga ku yang tersisa dan kami pun mendapat orgasme berbarengan
    “oh..oh..oh..oh..oh..uh..uh..uh.uhh.ooooooh……. ……ooohhhhh”
    aku pun terkulai di atas tubuh shinta dan shinta pun sama sama relaksasi.

    “Sayang nikmat sekali bercinta denganmu sandai kamu adalah suami aku”
    “sayang aku juga merasakan nikmat yang susah untuk aku ungkapkan”

  • Kisah Memek Teman wanita ku yang seorang hyper sexs

    Kisah Memek Teman wanita ku yang seorang hyper sexs


    2128 views

    Duniabola99.com – Setelah nafasnya agak tenang, aku menindihnya dan memandangi wajahnya yang mengekspresikan kepuasaan. Sementara kontolku yang tegang mengganjal di bibir vaginanya yang licin dan hangat


    “Enak sayang?” kutanya dengan senyum.
    “Iyahh.. Enak banget.. Sentuhanmu begitu indah dan nakal,” katanya dengan senyum juga.
    “Masih ada yang lebih indah” kataku.
    “Ya, aku mau lebih lagi, aku mau lebih,” katanya.
    “Berapa yang kamu mau?” tantangku.
    “Sampai nggak bisa bangun, apa kau kuat?” tantangnya balik.
    “Aku masih orisinil, jangan kuatir, aku akan memuaskanmu, sampai nggak bisa bangun kan?” kataku.
    “Ya, sampai nggak bisa bangun” katanya senyum.

    Kembali kami saling melumat, tanganku meremas buah dadanya yang kembali menegang. Sementara kakinya dijepitkan kepinggangku. Puas dengan itu, aku beranjak dan jongkok diantara pahanya yang kurentangkan dengan tertekuk. Kupegang batang zakarku dan kuarahkan ke lubang vaginanya. Kutatap matanya yang pasrah.

    “Kita masukkan?” tanyaku. Dia tundukkan kepalanya.
    “Yakin?” tanyaku lagi. Dia senyum dan menundukkan lagi kepalanya.

    Pelan kutempelkan kepala penisku ke birbir vaginanya, kugesek-geseknya sampai ke klitorisnya beberapa kali. Dan..

    “Akhh..”

    Dia langsung mengerang ketika kepala penisku memasuki lubang vaginanya. Tangannya langsung menangkap pantatku.

    “Terus.. Sayang.. Masukkan semuanya.. Akhh.. Enak banget..” erangnya terus sementara batang penisku masuk setengah.

    Kulihat bibir vaginanya semakin membuka lebar. Jepitan vaginanya sangat ketat seolah tidak mengijinkan penisku masuk lebih dalam.

    “Akhh.. Enak sayangg” kataku tak tahan rasanya.

    Kuhentikan tekananku agar vaginanya menyesuaikan dengan ukuran penisku yang besarnya diatas rata-rata Indonesian. Kulumat lagi bibirnya yang mendesah-desah. Dia mengangkat kakinya dan menempatkannya diatas pantatku. Dia tekan pantatku yang semakin memperdalam masuknya kontolku ke vaginanya.

    “Kenapa sih susah masuknya? Mbak kan sudah nggak perawan?” tanyaku heran karena jepitan vaginanya begitu kuat membuat penisku agak susah masuk semua.
    “Tergantung orangnya dong,” katanya bangga.
    “Ayohh.. Tekan lagi.. Akhh..” katanya sambil kakinya ikut menekan pantatku.
    “Okhh.. Stop dulu! Sudah mentok nih.. Ukuran punyamu nggak sesuai dengan tubuhmu.. Aku nggak nyangka sebesar ini. Enak.. Hh..” ceracaunya lagi.

    Vaginanya mengempot seperti menyedot penisku. Tak sabar menerima sensasi itu akhirnya kutekan pantatku sampai masuk semua batang zakarku.

    “Auwww.. Mas.. Tahan dulu.. Ngilu.. Akhh” erangnya seperti kesakitan.

    Tapi aku nggak peduli lagi karena terasa tanggung, bless.. Sekh..

    Akhirnya batang zakarku amblas seluruhnya.

    “Wow.. Akhh..” jeritnya tiba tiba mendekap tubuhku kuat-kuat.

    Akhirnya kudiamkan sejenak. Matanya terbalik sampai putihnya saja yang kelihatan.


    “Okhh.. Enaknya.. Luar biasa.. Ayo.. Mas.. Ambil. Ambil semuanya. Akh.. Puaskan aku. Jangan sisakan sedikitpun.. Sampai nggak bisa bangun.. Akhh” erangnya mulai memutar pinggulnya.

    Kuputar putar pantatku yang membuat penisku memutar didalam vaginanya dan tekananku tetap kuat walau sudah amblas semuanya ditelan vaginanya. Rupanya kontolku menabrak semua urat syaraf yang ada di liang vaginanya yang membuatnya kenikmatan.

    “Enak banget Mas.. Kamu apain siih..?” tanyanya sambil mengerang.

    Kedua tanganku dengan ketat membetot kedua susunya. Bibirku menyedot bibirnya dan kadang dengan gemas menyedot puting susunya. Dan pantatku tetap dengan kuat menekan vaginanya dengan berputar saja tanpa mengocoknya. Dengan cara begitu rupanya dia senang. Akhirnya kurasakan siraman hangat di kepala penisku. Ternyata dia sudah keluar dengan jurus pembuka ini.

    “Akhh.. Mas.. Aku keluar..” katanya dengan kedua pahanya mengunci pinggangku dengan kuatnya sampai akhirnya kurasakan melemas dan jatuh terlentang di tempat tidur.

    Aku yang masih belum apa-apa menarik tubuhnya ke tepi tempat tidur. Setengah badannya ditempat tidur, sementara tepat pantatnya mengganjal di sudut tempat tidur dengan kaki menjuntai ke bawah. Oh indahnya vaginanya menggembung menantang.

    Garis belahan vaginanya dari atas sampai kebawah memanjang membelah dua bibir yang menggembung itu. Kuusap-usap lagi dengan jari tengahku mengikuti belahan vagina tersebut. Saat kulihat dia siap, kurarahkan batang kontolku ke lubang vaginanya.

    “Oohh.. Mas.. Ampun.. Masshh.. Biarlah aku jadi budakmu, asal kau bayar dengan kontolmu..” katanya memasrahkan diri saking nikmatnya.
    “Makan semuanya.. Akhh.. Ambil.. Ambil vaginaku.. Mas..” katanya terputus-putus karena hentakan pantatku sangat cepat.

    Seperti piston begitu penisku keluar masuk vaginanya sambil mengeluarkan suara berdecak-decak membuat badannya terlonjak-lonjak di tempat tidur. Kedua tangannya mencengkram kasur dan dia berusaha menegakkan kepalanya melihat keluar masuknya kontolku di vaginanya.

    Wajahnya seperti mau menangis padahal karena merasakan nikmat yang belum pernah dia dapatkan. Tak berapa lama kemabali kurasakan kepala kontolku disiram cairan hangat di dalam vaginanya.


    “Akhh.. Aku keluar lagi Mas.. Kau hebat.. Belum apa-apa” katanya memuji karena beroleh kepuasan yang luar biasa.

    Sebenarnya aku telah dipuncak gairah, tapi karena timingnya nggak tepat agar bersamaan keluar, akhirnya kukendorkan lagi, biarlah dia orgasme berikutnya agar kami sama-sama keluar, pikirku. Masih setengah badannya di tempat tidur, kubalikkan tubuhnya sehingga pantatnya tertungging dan kaki tertekuk ke bawah sementara buah dadanya tergencet tubuhnya dengan tempat tidur.

    Posisi ini sangat menantang, pantatnya bulat padat berisi dengan gundukan vaginanya terjepit di batang pahanya yang padat. Klitorisnya mengintip di celah vaginanya yang terjepit itu dengan genit. Dengan dua tangan kubuka bongkahan pantatnya dan agak menekan sehingga vaginanya keluar dari persembunyiannya.

    Lubang vaginanya langsung mencuat ke atas mengundang batang zakarku untuk memasukinya. Kutempelkan kepala penisku tepat di lubang vaginanya, lalu kutekan yang diiringi desisan yang keluar dari mulut kami berdua. Bless.. Bless.. Suara batang zakarku menelusuri liang vaginanya yang becek.

    “Aukh.. Nikmat..” erangnya.

    Kutekan terus pantatku sampai amblas semua batang zakarku. Kemudian kususupkan tanganku meraih susunya yang tergencet tempat tidur. Setelah kubetot dua-duanya, kuciumi sebentar punggungnya dan tengkuknya. Perlahan kugoyayang pantatku sehingga penisku keluar masuk vaginanya. Kuhentak-hentakkan pantatku sambil memeluknya dengan kuat.

    “Okhh.. Mas.. Kau pintar sekali.. Nyaman bangat posisi gini..” erangnya mendesah-desah.

    Terus kupercepat kocokan penisku di vaginanya yang banjir. Sebenarnya tadi dia mau membersihkannya, tapi kularang, biar bunyi, kataku. Sepertinya dia sudah semakin puncak, pantatnya semakin dia tunggingkan menyambut sodokan penisku.

    “Ayohh.. Jantanku.. Semakin kuat.. Ayoh.. Puaskan aku.” katanya sangat bergairah.
    “Aku janji akan memberi apa yang kamu mau asal yang satu ini sel`lu tersedia untukku,” katanya lagi semakin ngawur.

    Memang kalau orang menemukan sesuatu yang membuatnya bahagia, akan bertekuk lutut di hadapannya. Kurasakan waktuku sudah dekat, kupercepat kocokan penisku di vaginanya, semakin cepat, cepat, dan tiba-tiba kutangkap kuat buah dadanya dan mendekapkan dadaku ke punggungnya, sementara tangannya menangkap pantatku dan mengangkat kepalanya. Sodokan terakhir kuhentak sekuat-kuatnya yang disambut dengan tunggingan pantatnya dan..


    “Akhh.. Aku keluar.. Sayang.. Akh. Akh..” erangku melepas spermaku yang muncrat kuat memenuhi rahimnya sampai terasa banjir di seluruh liang vaginanya.
    “Okh.. Enaknya..” katanya mengakhiri sisa-sisa orgasmenya.
    “Akh.. Sungguh kamu luar biasa Mas..” katanya dengan ekspresi lega di wajahnya.

    Sementara penisku masih tertancap di vaginanya dan tubuhku masih menindih tubuhnya yang tengkurap. Setelah kami tenang, kucoba mencabut penisku dari jepitan veginanya yang masih terasa kuat menjepit. Bunyi plok, terdengar katika kepala penisku tercabut dari lubang vaginanya. Kami merubah posisi rebahan di tempat tidur dengan kepalanya bersandar di dadaku.

    “Makasih ya mas, belum pernah aku merasa sepuas ini,” katanya bahagia.
    “Emangnya suamimu gimana?” tanyaku mencoba menyelidiki.
    “Sebenarnya aku nggak mau kita membicarakan itu, cukup kita berdua saja,” Katanya.
    “Oke, nggak apa-apa” kataku.

    Demikianlah dari siang sampai sore kami melakukannya seolah tidak pernah puas. Benar permintaannya terpenuhi. Jadilah lemas semua badannya ketika pulang tetapi membawa sejuta kenikmatan.

  • Video Bokep eropa ibu tiri merayu guru saya ngentot

    Video Bokep eropa ibu tiri merayu guru saya ngentot


    2128 views

  • 1-Kaho Kirari 78 my onapet school girl

    1-Kaho Kirari 78 my onapet school girl


    2128 views

  • Kisah Memek Di kapal Ciremai Aku hilangkan TIket

    Kisah Memek Di kapal Ciremai Aku hilangkan TIket


    2127 views

    Duniabola99.com – Aku ingin berbagi cerita, kisahku ini adalah kejadian yang benar-benar kualami sendiri. Untuk menjaga nama baik keluarga, nama dan marga sengaja kusamarkan. Aku berharap semoga beban batinku akan berkurang setelah aku menceritakannya.


    Aku adalah seorang gadis dari Kawanua, sebut saja namaku Inge, aku anak pertama dari 6 bersaudara dan aku satu-satunya anak perempuan. Kehidupan ekonomi keluargaku bisa dibilang mencemaskan. Beruntung aku bisa tamat SMA, ini karena aku mendapat beasiswa dari Yayasan Super Semar.

    Aku sedih melihat keadaan keluargaku, ayahku adalah seorang Pegawai Negeri golongan II, ibuku hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak mempunyai skill, kerjanya hanya mengurus putra-putrinya. Rasanya aku ingin membantu ayah, mencari uang. Tapi apalah daya aku hanya lulusan sekolah menengah, namun begitu kucoba untuk melamar kerja di perusahaan yang ada di kota Manado. Hasilnya nihil, tak satupun perusahaan yang menerima lamaranku. Aku mahfum, disaat krisis sekarang ini banyak PT yang jatuh bangkrut, kalaupun ada PT yang bertahan itu karena mem-PHK sebagian karyawannya.

    Lalu aku berpikir, kenapa aku tidak ke Jakarta saja, kata orang di Ibukota banyak lowongan pekerjaan, dan aku teringat tetanggaku Mona namanya, dia itu katanya sukses hidup di Jakarta, terbukti kehidupan keluarganya meningkat drastis. Dahulu kehidupan keluarga Mona tidak jauh berbeda dengan keadaan keluargaku, pas-pasan. Tapi sejak Mona merantau ke Jakarta, ekonomi keluarganya makin lama makin berubah. Bangunan rumah Mona kini sudah permanen, isi perabotnya serba baru, dari kursi tamu, tempat tidur semuanya mewah, juga TV 29″ antena parabola dan VCD mereka miliki. Aku ingin seperti Mona, toh dia juga hanya tamatan SMA. Kalau dia bisa kenapa aku tidak? Aku harus optimis.

    Pada suatu hari di bulan September, tahun 1998 aku pamit kepada keluargaku untuk merantau ke Jakarta. Meskipun berat papa dan mama merelakan kepergianku. Dengan bekal uang Rp 75.000 dan tiket kelas Ekonomi hasil hutang papaku di kantor, aku akhirnya meninggalkan desa tercinta di Kawanua. Dari desa aku menuju pelabuhan Bitung, aku harus sudah sampai di pelabuhan sebelum pukul 6 sore karena KM Ciremai jurusan Tg.Priok berangkat jam 19:00 WIT, waktu satu jam tentu cukup untuk mencari tempat yang nyaman. Karena tiketku tidak mencantumkan nomor seat, maklum kelas ekonomi, aku berharap mendapat lapak untuk menggelar tikar ukuran badanku. Tapi sial, angkutan yang menuju pelabuhan begitu terlambat, pada waktu itu jam sudah menunjuk pukul 18:45. Waktuku hanya 15 menit. Ternyata KM.Ciremai sudah berlabuh, aku melihat hiruk pikuk penumpang berebut menaiki tangga, aku tergolong calon penumpang yang terakhir, dengan sisa-sisa tenagaku, aku berusaha lari menuju KM.Ciremai, aku hanya menggendong tas punggung yang berisi pakaian 3 potong.


    Aku sudah berada di dek kapal kelas ekonomi, tapi hampir semua ruangan sudah penuh oleh para penumpang. Keringat membasahi seluruh tubuhku, ruangan begitu terasa pengap oleh nafas-nafas manusia yang bejibun. Aku hanya bisa berdiri di depan sebuah kamar yang bertuliskan Crew, di sekitarku terdapat seorang Ibu tua bersama 2 orang anak laki-laki usia sekolah dasar. Mereka tiduran di emperan tapi kelihatannya mereka cukup berbahagia karena dapat selonjoran. Aku berusaha mencari celah ruang untuk dapat jongkok. Aku bersyukur, Ibu Tua itu rupanya berbaik hati karena bersedia menggeserkan kakinya, kini aku dapat duduk, tapi sampai kapan aku duduk kuat dengan cara duduk begini. Sedangkan perjalanan memakan waktu 2 hari 2 malam.

    Tidak lama kemudian KM.Ciremai berangkat meninggalkan pelabuhan Bitung, hatiku sedikit lega, dan aku berdoa semoga perjalanku ini akan mengubah nasib. Tak sadar aku tertidur, aku sedikit terkejut sewaktu petugas menanyakan tiket, aku ingat tiketku ada di dalam tas punggungku. Tapi apa lacur, tasku raib entah dimana, aku panik, aku berusaha mencari dan bertanya kepada Ibu tua dan anak laki-lakinya, tapi mereka hanya menggelengkan kepala. Bandar Bola

    “Cepat keluarkan tiketmu..” ujar seorang petugas sedikit menghardik.
    “Aku kehilangan tas, tiket dan uangku ada di situ..” jawabku dengan sedih.
    “Hah, bohong kamu, itu alasan kuno, bilang aja kamu tak membeli tiket, Ayo ikut kami ke atas,” bentak petugas yang bertampang sangar.

    Akhirnya aku dibawa ke dek atas dan dihadapkan kepada atasan petugas tiket tadi.
    “Oh.. ini orangnya, berani-beraninya kamu naik kapal tanpa tiket,” kata sang atasan tadi.
    “Tiketku hilang bersama pakaianku yang ada di tas, saya tidak bohong Pak, tapi benar-benar hilang..”
    “Bah itu sih alasan klasik Non, sudah ratusan orang yang minta dikasihani dengan membuat alasan itu.” ucapnya lagi.
    “Kalau Bapak tak percaya ya sudah, sekarang aku dihukum apapun akan aku lakukan, yang penting aku sampai di Jakarta.”
    “Bagus, itu jawaban yang aku tunggu-tunggu..” ujar lelaki berseragam putih-putih itu.
    Kalau kutaksir mungkin lelaki tersebut baru berusia 45 tahun, tapi masih tegap dan atletis, hanya kumis dan rambutnya yang menonjolkan ketuaannya karena agak beruban.


    “Tapi ingat kamu sudah berjanji, akan melakukan apa saja..” ujar lelaki itu, seraya menunjukkan jarinya ke jidatku.
    “Sekarang kamu mandi, biar tidak bau, tuh handuknya dan di sana kamar mandinya..” sambil menunjuk ke arah kiri.
    Betapa girang hatiku, diperlakukan seperti itu, aku tidak menyangka lelaki itu ternyata baik juga. Betapa segarnya nanti setelah aku mandi.
    “Terima kasih Pak,” ujarku seraya memberanikan diri untuk menatap wajahnya, ternyata ganteng juga.
    “Jangan panggil Pak, panggil aku Kapten..” tegasnya.
    Aku sempat membaca namanya yang tertera di baju putihnya. “Kapten Jonny” itulah namanya.

    Aku sekarang sudah berada di kamar mandi.
    “Wah, betapa wanginya tuh kamar mandi,” gumamku nyaris tak terdengar. Kunyalakan showernya maka muncratlah air segar membasahi tubuhku yang mulus ini, kugosok-gosokan badanku dengan sabun, kuraih shampo untuk mencuci rambutku yang sempat lengket karena keringat.

    Sepuluh menit kemudian aku keluar dari kamar mandi, aku bingung untuk bersalin pakaian, aku harus bilang apa kepada Sang Kapten. “Wah cantik juga kamu,” tiba-tiba suara itu mengejutkan diriku. Dan yang lebih mengejutkan adalah pelukan Sang Kapten dari arah belakang. Aku hanya terdiam, “Siapa namamu, Sayang?” bisiknya mesra. “Inge..” jawabku lirih. Aku tidak berusaha berontak, karena aku ingat akan janjiku tadi. Karena aku diam tak berreaksi, maka tangan Sang Kapten makin berani saja menjelajahi dadaku dan menciumi leher serta telingaku. Aku menggelinjang, entah geli atau terangsang, yang pasti sampai usiaku 19 tahun aku belum pernah merasakan sentuhan lelaki. Bukannya tidak ada lelaki yang naksir padaku, ini karena sikapku yang tidak mau berpacaran. Banyak teman sekelas yang berusaha mendekatiku, selain lumayan cantik, aku juga tergolong pandai, makanya aku mendapat beasiswa. Maka tak heran banyak lelaki di sekolahku yang berusaha memacariku, tapi aku cuek, alias tidak merespon.

    “Ooohh.. jangan Kapten.” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku ketika pria separuh baya itu menyentuh barang yang amat berharga bagi wanita, bulu-bulu lembut yang tumbuh di sekitar vaginaku dielusnya dengan lembut, sementara handuk yang melekat di tubuhku sudah jatuh ke lantai. Dan aku pun tahu bahwa lelaki ini sudah bertelanjang bulat.


    Aku merasakan benda kenyal yang mengeras menyentuh pantatku, nafas hangat dan wangi yang memburu terus menjelajahi punggungku, tangannya yang tadi mengelus vaginaku sekarang meremas-remas kedua payudaraku yang ranum, ini membuat dadaku membusung dan mengeras. Aku tak percaya, tangan lelaki ini seolah mengandung magnet, karena mampu membangkitkan gairah yang tak pernah kurasakan seumur hidupku.

    “Ooohh.. aahh..” hanya desahan panjang yang dapat kuekspresikan bahwa diriku berada dalam libido yang betul-betul mengasyikan.
    “Inge kau betul-betul lugu, pegang dong batangku,” kata Kapten Jonny, seraya meraih tanganku dan menempelkannya ke batang zakarnya yang keras tapi kenyal.
    “Jangan diam saja, remaslah, biar kita sama-sama enak..” ujarnya lagi.

    Akhirnya walaupun aku sebelumnya tidak pernah melakukan senggama, naluriku seolah membimbing apa yang harus kuperbuat apabila bercumbu dengan seorang laki-laki. Akhirnya aku berbalik, kuraih batang kemaluannya kuremas dan kukocok-kocok, sampai kumainkan biji pelirnya yang licin.Sang Kapten mendesah-desah, “Ooohh.. aachh.. enak sekali Sayang, teruskan.. oh teruskan..” sambil matanya terpejam-pejam. Aku jongkok, tanpa ragu kujilat dan kukulum torpedo Sang kapten, sampai terbenam ke tenggorokanku.

    Aku benar-benar menikmatinya seperti menikmati es Jolly kesukaanku di waktu kecil dulu. Aku tak peduli erangannya, kusedot, kusedot dan kusedot terus, sampai akhirnya zakar Sang Kapten yang panjangnya hampir 12 centi itu memuncratkan cairan hangat ke mulutku yang mungil. “Aaahh.. aku sudah tak kuat Inge,” gumamnya. Betapa nikmatnya cairan spermanya, sampai tak sadar aku telah menelan habis tanpa tersisa, ini membuat seolah Sang Kapten tak mampu untuk tegak berdiri. Dia bersandar di dinding kapal apalagi gerakan kapal sekarang ini sudah tak beraturan kadang bergoyang kekiri kadang kekanan.

    “Kamu betul-betul hebat Inge,” puji Kapten Jonny sambil mencium bibirku.
    “Inge jangan kau anggap aku sudah kalah, tunggu sebentar..”
    Dia bergegas menuju lemari kecil, lantas mengambil sesuatu dari botol kecil dan menelannya lantas membuka kulkas dan mengambil botol minuman sejenis Kratingdaeng.


    “Sini Sayang..” ujar sang kapten memanggilku mesra.
    “Istirahat dulu kita sebentar, ambillah minuman di kulkas untukmu,” lanjut Kapten Jonny.
    Kubuka kulkas dan kuraih botol kecil seperti yang diminum Kapten Jonny. Aku meminumnya sedikit demi sedikit, “Ooohh.. sedap sekali minuman ini.. aku tak pernah merasakan betapa enaknya.. minuman apa ini.” Ternyata label minuman ini tertulis huruf-huruf yang aku tak paham, mungkin aksara China, mungkin Jepang mungkin juga Korea. Ah persetan.. yang penting tenggorokanku segar.

    “Kau berbaringlah di di situ,” pinta Kapten Jonny sambil menunjuk tempat tidurnya yang ukurannya tidak begitu besar. Kurebahkan tubuhku di atas kasur yang empuk dan membal. Kulihat jam dinding sudah menunjuk pukul 12 malam. Aku heran mataku tak merasa ngantuk, padahal biasanya aku sudah tidur sebelum pukul 22:00. Aku sengaja tidak menggunakan selimut untuk menutupi tubuhku, kubiarkan begitu saja tubuhku yang polos, barangkali ini akan membangkitkan gairah libido Sang Kapten yang tadi sudah down. Aku berharap semoga Sang Kapten akan terangsang melihat dadaku yang sengaja kuremas-remas sendiri.

    Sang Kapten sudah bangkit dari kursi santainya, dia menenggak sebotol lagi minuman sejenis Kratindaeng. Dia sudah berada di tepi ranjang, sekarang dia mulai mengelus-elus kakiku dari ujung jari merambat ke atas dan berhenti lama-lama di pahaku, mengusap-usap dan menjilatinya, dan sekarang lidahnya sudah berada di mulut vaginaku. “Ooohh.. geli..”

    Sejurus kemudian lidahnya dijulurkan dan menyapu permukaan bibir vaginaku. Pahaku sengaja kulebarkan, hal ini membuat Sang Kapten bertambah buas dan liar, diseruputnya klitorisku. “Ooohh.. aahh.. teruskan Kapten, lanjutkan Kapten.. Ooohh.. nikmat sekali Kapten..” Tangannya tidak tinggal diam, diraihnya kedua payudaraku, diremasnya dan tak lupa memelintir putingku dengan mesra.

    “Ooohh.. aku sudah tak tahan Kapten..” desisku.
    “Tahan Sayang.. tahan sebentar.. biarkan aku menikmati vaginamu yang wangi ini.. aku tak pernah merasakan wanginya vagina dari wanita lain..”
    “Sruupp.. sruupp.. sruupp..” Terus saja mulut Kapten Jonny dengan rajinnya menjelajah bagian dalam vaginaku yang sudah empot-empotan ini akibat rangsangan yang amat tinggi.

    “Sudah Kapten.. lekas masukkan batang zakarmu, aku sudah tidak tahan..”
    “Baik, rasakanlah Sayang.. betapa nikmatnya rudalku ini..”
    “Tapi pelan-pelan Kapten, aku benar-benar masih perawan..”
    “Oke, aku melakukannya dengan hati-hati..” janji Kapten Jonny.
    “Buka lebar pahamu, Inge..” saran Kapten Jonny.
    Dan..


    “Blleess..”
    “Ooohh.. aahh..” desisku, padahal zakar itu baru masuk tiga perempatnya.
    “Bles.. bless..”
    “Ooohh..” erangku panjang, aku tahu batang sepanjang 12 centi itu sudah merusak selaput daraku.
    Ditariknya lagi rudalnya, lantas dimasukannya lagi seirama dengan goyangan KM.Ciremai oleh ombak laut.

    “Bless.. bless.. bless..”
    “Ooohh.. oohh.. oohh.. aahh.. aahh..”
    “Aku mau keluar Kapten,” ujarku memberi tahu Kapten Jonny.
    “Tahan Sayang.. sebentar.. aku juga ingin keluar, sekarang kita hitung sampai tiga. Satu.. dua.. tiga..”
    “Crott.. crott.. crot..” sperma Kapten Jonny membasahi gua gelap vaginaku. Betapa hangat dan nikmatnya air manimu Jonny. Hal ini memancing cairanku ikut membanjiri kemaluanku sampai meluber ke permukaan.

    Kami berdua terkulai lemas, tapi Kapten Jonny sempat meraba bibir kemaluanku dan jarinya seolah mencungkil sesuatu dari vaginaku, ternyata dia menunjukkan cairan merah kepadaku, dan ternyata adalah darah perawanku. Dijilatnya darah sambil berkata, “Terima kasih Inge, kamu betul-betul perawan..” Aku hanya menangis, menangisi kenikmatan yang sama sekali tak kusesalkan. Aktivitas senggama ini berlangsung kembali sampai matahari muncul. Lantas aku tidur sampai siang, makan, tidur dan malamnya kami melakukannya lagi berulang-ulang seolah tiada bosan.


    Akhirnya Pelabuhan Tanjung Priok sudah berada di pelupuk mataku. Sebelum turun dari kapal aku dibelikan baju baru, dan dibekali uang yang cukup.
    Selamat tinggal Kapten.. selamat tinggal Ciremai..

  • Kisah Memek Enno Si Penyiar Cantik

    Kisah Memek Enno Si Penyiar Cantik


    2126 views

    Duniabola99.com – Kejadian ini merupakan suatu sejarah kehidupan biruku beberapa tahun yang lalu, tepatnya 27 Maret 20115, hampir setahun setelah lulus SMA di Magelang dan sedang menunggu panggilan bekerja dari sebuah perusahaan penerbangan di Jakarta.


    Pagi itu, aku bangun dengan penuh semangat, ada janji jalan-jalan bersama mantan adik kelasku di SMA **** (edited). Hari itu hari libur sekolah. Namanya Enno **** (edited), dia seorang penyiar remaja yang cukup dikenal di kota kecil itu, pada masa itu. (kalau ada yang kenal, tolong salamin ya?)

    Dengan Astrea 800 warna merah kesayangan, kujemput dia sekitar pukul sembilan pagi. Saat kebetulan sampai di sana Enno memang baru menungguku. Sementara menunggu Enno mandi, aku ngobrol dengan mamanya. O iya, si Enno tinggal berdua dengan mamaknya (dia panggil ibunya ’emak’)

    Tak lama kemudian Enno selesai mandi, emaknya masuk ke ruang tengah. Ruang tamu cuma kita bedua, setelah Enno berganti baju, adegan French kiss mengalun begitu saja. Singkat cerita, kayaknya kok tidak nyaman kissing di ruang tamu, lalu kita sepakat untuk jalan-jalan saja.

    Tepat pukul sepuluh, setelah sedikit berbasa-basi dengan mamanya, kita pergi menuju ke pinggiran kota. Sepanjang jalan kami sama-sama diam tak tahu mau ke mana. Kuarahkan sepeda motorku ke arah Borobudur, sebelum sampai ke kawasan candi, kubelokkan motorku ke arah kali Progo (melewati Mendut) menuju daerah Ancol salah satu tempat pacaran favorit di pinggiran kota Magelang. Dan di sana kissing kita teruskan lagi, maklum waktu itu status kita belun resmi pacaran, baru hobby sama lagu Slank “Ameican style” gitu… Kita belum terpikir untuk melakukan hubungan badan yang terlalu jauh waktu itu. Namun, setiap hal pasti memiliki sebuah awal, dan hanya alamlah yang tahu dari mana sang awal itu berasal.


    Tiba-tiba langit menjadi gelap (Padahal pagi tadi cerahnya bukan main). “Nduk.., (begitu panggilan sayangku padanya) kayaknya mau ujan nih..”.

    Gendhuk diam saja, Untuk beberapa saat dia memandangi mukaku yang hancur seperti si Komar 4 sekawan itu. Pandangannya agak meredup, lalu dia memelukku, satu kecupan mendarat di bibir tebalku, sesaat kemudian kulihat Gendhuk tersenyum penuh arti dan matanya seolah ingin mengatakan sesuatu. Meskipun tiada kata cinta yang terucap, aku hanya mengerti, apa arti senyumannya itu.

    Tanpa banyak tanya, aku starter lagi motorku yang sejak tadi kuparkir di pinggiran sungai Progo, aku pacu seolah ingin berburu dengan hujan yang sewaktu-waktu mungkin tiba. Kupegang tangannya, kutarik agar dadanya lebih menempel di punggungku, terasa payudaranya yang mulai ranum itu menusuk lembut mata punggungku.

    Setelah beberapa kilometer kuhentikan motor dan kusuruh dia duduk di depan. Kujalankan lagi motor pelan-pelan. Saat itu gerimis mulai turun. Sementara dari kejauhan, kota Magelang sangat gelap, mungkin sudah deras hujannya. Posisi duduk kami di motor sangat romantis, Aku duduk di belakang, tangan kananku memegang stang gas, tangan kiriku menggenggam erat tangan kanannya. Tangan kiri Gendhuk memegar stang kiri.

    Sambil menyanyikan lagu Nothings Gonna Cahange, kusuruh tangan kanannya berpegangan pada speedometer. Sementara secara naluri, tangan kiriku mulai masuk ke sweaternya. Kucari dua gundukan itu, lalu kuremas-remas setelah kudapatkan.

    Motor kami masih berjalan pelan menyusuri jalan Borobudur – Magelang. Kendaraan lain hanya terkadang lewat, suasana alam cukup mendukung keberadaan kami untuk berduaan saja.

    Setelah beberapa menit, langit semakin menghitam, sementara Enno mulai menggeliat sembari mendesis-desis kecil. Saat tanganku berpindah ke arah celana jeans-nya, Enno tak melarangnya. Aku buka ritsluitingnya, kudorong sedikit duduknya sehingga posisinya agak kupangku, kumasukkan tangan kiriku ke dalam celananya, kumainkan jariku sedapat-dapatnya. Teman-teman, meski kejadiannya di atas motor, namun sensasi yang kami rasakan lumayanlah. Bulu-bulunya terasa halus di ujung jemariku dan sedikit ke bawah kemudian, jariku menyentuh kewanitaannya secara acak demikian juga klitorisnya. Sedikit desahan tersendat kurasakan di dadaku karena memang posisiku menempel ketat di belakangnya, sementara itu si ucok sudah tidak peduli terhadap cuaca yang lumayan dingin karena gerimis.


    Lalu bagai tak sadar, tangan Enno merayap ke belakang, mencari-cari pusakaku. Aku tahu posisinya agak sulit buat dia, makanya aku membantu buka ritsluiting celanaku, kubimbing tangannya memasukinya. Dan apa yang kami rasakan pastilah bisa kalian bayangkan saudara-saudaraku…

    Tak berapa lama kemudian, kami putuskan untuk tidak langsung pulang ke rumah, kepalang tanggung, jam sudah menunjuk angka dua. Setelah ber-petting di motor, kuarahkan motor melaju menuju Muntilan. Karena arah Magelang – Muntilan adalah jalan utama, kami menghentikan aktifitas kami yang cukup melelahkan perasaan dan tenaga tersebut.

    Kupacu sepeda motorku sampai di Blabag (sebelun Muntilan) kubelokkan stang ke kiri mendaki menuju arah gunung Merapi. Saat itu aku yakin, walau kubawa ke manapun dia tidak akan menolak. Benih cinta itu kami rasakan sedang berkembang saat itu. O Iya, sebelumnya kami sudah bertukar tempat duduk lagi sehingga aku di depan, sedangkan tangannya sudah tak mau lepas dari kepala kentangku, malah sekarang kedua tangannya telah masuk ke dalam. Motor tetap kupacu sekitar 40 Km/jam, kendaraan banyak berseliweran tapi kami sudah tak peduli. Enno masih melayang dengan kedua tangan di dalam celanaku dan tertutup oleh ujung sweaterku, sehingga orang sekilas akan mengira tangannya hanya memeluk pinggangku saja.

    Sementara aku masih berjuang untuk tetap konsentrasi mengemudikan motor ke arah Kedung Kayang, suatu tempat sakral para sejoli mencari tempat pacaran. Kedung Kayang terletak di tepian gunung Merapi, berupa sebuah jurang yang dalam dengan panorama yang luar biasa indahnya. Teman-teman, sebenarnya aku tak tahu kenapa kita ke tempat itu, (bukannya ke hotel misalnya..) naluri membawa tanganku untuk menuju ka sana.
    Sementara hujan akan segera mengucur…


    Sampai di Kedung Kayang suasana sangatlah sepi. Tak satupun kendaraan terparkir di sana. Maklum mendung dan gerimis. Kami turun dari motor, sedikit berjalan ke arah sebuah tempat berteduh, berjalan beriringan tanpa satupun kata terucap, kepala kami terlalu sarat dengan apa yang baru saja kami lakukan. (sebagai info: saat itu adalah pertama kali melakukan petting, sebelumnya hanya French kiss aja..)

    Gerimis mulai lenyap berganti hujan, kami telah cukup selamat berteduh, meski baju kami agak basah. Mata kami hanya saling beradu, cukup lama… Kami tidak tahu mau berkata apa, tetapi kami juga tidak merasa menunggu apa-apa. Di beberapa detik berikutnya, tangan kami telah berpegangan. Kuusap pipinya dengan beribu kata di hati. Terasa ada gemuruh, entah di dalam dada, entah di luar sana geledek yang lewat.

    Seiring dengan beriramanya hujan yang makin menderas, secara refleks kepala kami saling menyongsong, bibir kami saling berpagut.., lama dan mesra. Kedua tanganku memegangi kedua sisi rahangnya, lidah kami menari bersama. Kurasakan tangannya mulai naik merangkul leherku, semakin lama makin erat pegangannya. Kuturunkan bibir dowerku ke arah leher jenjangnya, kuciumi dengan nafsu yang sedikit kupendam sehingga tak meluap begitu saja.

    Tiba-tiba kepalanya terdongak, dan kali itulah aku melihat seorang wanita menggelinjang.. indah sekali, tangannya yang mengejang menambah erat pelukan di leherku. Kuhentikan secara mendadak ciumanku di lehernya, sempat kulirik hujan telah turun dengan derasnya bagai kesetanan.

    Enno sempat kaget saat kuhentikan ciumanku. Aku tersenyum, lalu dengan cepat kusambar lagi lehernya dengan nafsu yang tak dapat kutahan lagi. Kujilati lehernya, aku cupang pangkal lehernya.


    Irama hujan seolah menabuhi apa yang kami lakukan. Desahan nafas kami sama-sama memburu bagaikan bernyanyi dengan alam Kedung Kayang yang angker keindahannya. Lalu dengan kasar kunaikkan t-shirtnya sampai ke lehernya, kupegang pantatnya dengan tangan kiriku kuremas-remas dengan gemas, dan tangan kananku menarik kutangnya ke atas searah t-shirt yang kuangkat tadi. Kutemukan dua gundukan indah yang lebih ranum dari Merapi yang usianya sudah seumur bumi. Kumainkan kedua putingnya bergantian, kugosok sejadi-jadinya hingga wajahnya merah merasakan kekasaranku.

    Desahan-desahannya sudah tak kuhiraukan lagi (kelak aku meyadari bahwa cinta dan nafsu ternyata bagaikan Qobil dan Habil anak Adam dan Hawa). Kudorong tubuhnya ke arah tembok agar tak terlalu berat menyangga beban berat tubuhnya yang disesaki berahi itu. Kumajukan kaki kiriku ke arah selangkangannya, kutundukkan kepalaku dan kujilati puting susunya, kusedot-sedot dengan kekuatan penuh seperti dendam pada sang hujan kenapa baru sekarang aku dikenalkan dengan kenikmatan seperti ini. Kugesek-gesekkan kaki kiriku ke pangkal pahanya, matanya merem melek tak tahu sudah sampai di mana otaknya yang melayang. Aku masih tak perduli, sex is sex…
    Kini badannya lemas tidak.., kakupun tidak, hanya kepasrahan saja yang kudapati di raut mukanya yang tak lagi manis itu dan tak lagi cantik itu karena mataku juga sudah khilaf.

    Setelah beberapa cupanganku menghiasi sekitar putingnya, kini dengan satu tangan kuremas pantat, satu tangan lagi berkarya di ritsluitingnya. Kubuka celananya, masih dengan nafas yang memburu, kulorotkan celananya sampai dengkulnya, kumasukkan tangan kananku ke dalan CD-nya, bagai tanpa perasaan lagi kumainkan dengan ganas vaginanya, kusentil-sentil sekitar clitorisnya, dia melenguh di dunia tanpa akal. Kumasukkan jari tengahku ke arah lubang vaginanya, kumasukkan dengan ganas, kuputar-putar jari tengahku di dalam vaginanya yang sedamg ranum-ranumnya. Sambil kusedot dengan kuat susu kirinya, aku mainkan tangan kiriku di lubang pantatnya, masih terdengar jelas suaranya memanggil-manggil namaku dengan penuh kenikmatan.


    Akhirnya setelah orgasme yang kesekian baginya, kubuka celanaku, kuturunkan sebatas dengkul, kuturunkan juga celana dalamku, dengan posisi agak jongkok, kutarik kaki kiri pasanganku, dengan galak kunaikkan sedikit kakinya lalu dengan penuh nafsu kuarahkan moncong “hidung” pinokioku ke arah lubang sorganya. Susah, sempit dan erangan perih terdengar lirih di antara erangan kenikmatannya.

    Kini matanya terbuka, dipandanginya aku dengan sorot yang tak bisa kulukiskan dengan kata-kata, lalu dengan cepat mulutnya menyambar mulutku. Permainan bertambah panas setelah itu, seolah-olah kami sudah tak ingin membuang waktu lagi. Dengan isyaratnya, kuhujamkan penisku dengan agak kasar, kurasakan mulutnya seakan menahan sesuatu saat berpagut dengan mulutku, tapi kini kami tak perduli. Dengan saling bantu, akhirnya sedikit-demi sedikit penisku berhasil ditelan dengan mesra oleh vaginanya. Benar-benar basah, panas dan berjuta perasaan meledak di dalam dada saat kurasakan vaginanya bagaikan mulut bayi yang menghisap kempongnya dengan gemas.

    Agak lama juga kami saling menggocok, menggoyang dan bertempur lidah.., sampai akhirnya batas kemampuan kami berdua telah sampai di ambang batas, dengan di awali suara gelegar geledek di atas tempat kami berlindung, sebuah erangan keras dan tubuh mengejang sama-sama mewarnai hari bersejarah tersebut. Kami mencapai orgasme bersama-sama semenit sebelum kaki kami lunglai menahan berat beban nafsu kami.


    Sekitar setengah menit kemudian kami berpelukan, kedua alat reproduksi kami masih berpelukan juga. Lalu hujan berhenti berganti dengan gerimis. Kami rapikan lagi baju kami berdua. Kami terdiam, menatap pemandangan basah di sekitar kami. Indah.., seindah suasana selanjutnya saat kupeluk tubuhnya dari belakang, dan kami menikmati sisa-sisa orgasme kami.

    Beberapa saat kemudian serombongan keluarga melewati kami. Aku bersyukur, mereka tidak datang sejak tadi mengingat tempat kami berkarya tadi relatif sangat terbuka. Seorang ibu sempat mengernyitkan dahinya melihat kami berpelukan. Kulepaskan pelukanku, kumundur beberapa langkah ke belakang dan kulihat bagian belakang kaosnya berwarna merah.

    “Ndhuk..”, aku memanggilnya dan memberi tanda dengan mataku ke arah bagian bawah kaosnya. Sedikit ekspresinya menandakan kekagetannya. Darah…. Ya, sore itu kami melepaskan keperawanan kami berdua. Lalu dia tersenyum. Kami berpandangan, lalu berpelukan.

    Setelah gerimis agak reda, waktu telah menunjukkan pukul lima seperempat. Kami pulang dengan wajah sangat bahagia.

  • Video bokep Jepang Huwari goyangan maut diatas ranjang

    Video bokep Jepang Huwari goyangan maut diatas ranjang


    2126 views

  • Kisah Memek Awal Dari Suatu Kebetulan Yang Tak Terduga

    Kisah Memek Awal Dari Suatu Kebetulan Yang Tak Terduga


    2126 views

    Duniabola99.com – Meskipun telah belasan tahun meninggalkan Bandung keterikatanku kepada kota kembang itu tidak begitu saja lepas, terutama setelah kegagalan rumah tanggaku. Dalam setahun aku sempatkan 2-3 kali berkunjung ke Bandung bernostalgia bersama kawan-kawan yang tetap bertahan tinggal disana selepas kuliah.


    Walaupun kesemrawutan kota Bandung agak mengurangi kenyamanan namun tetap tidak mengurangi keinginanku untuk berkunjung. Banyak perubahan terjadi, Jl. Dago-juga daerah2 yg aku sebut kota lama-Cipaganti, Cihampelas, Setiabudhi, Pasteur dan daerah lainnya yang hancur keasriannya demi “pembangunan” namun ada dua hal yg masih bertahan, makanannya yang enak dan bervariasi dan..wanitanya yang terkenal cantik. “Di Bandung, beberapa kali kita melangkah akan selalu bertemu wanita cantik” anekdot kawan-kawan dan itu hampir sepenuhnya benar.

    Oktober 1998 dengan kereta Parahyangan siang aku berangkat ke Bandung, liburan “nostalgia” selalu aku lakukan saat weekday menghindari hingar bingar Bandung saat weekend. Setelah menaruh tas bawaanku, menghempaskan tubuh dibangku dekat jendela dan langsung membuka novel John Grisham kegemaranku. Belum lagi selesai membaca satu paragraph aku dikejutkan sapaan suara halus: “Maaf, apakah tidak keberatan kalau kita bertukar bangku?” aku menengadah, kaget dan terpana! begitu mengetahui si pemilik suara. ” Hmm..sure..ehh maaf..tidak, maksud saya tidak apa-apa” jawabku dengan gagap.

    Dia cukup tinggi untuk ukuran wanita Indonesia lebih kurang 170, putih, postur yang proporsional dengan rambut hitam lurus sebahu bak bintang iklan shampoo! Umurnya kira-kira sekitar akhir 20an mengenakan baju krem ketat dan celana hitam yang juga ketat sehingga menonjolkan semua lekak-lekuk tubuhnya! Saat aku berdiri bertukar bangku, semilir tercium aroma parfum lembut yang entah apa merknya, yang pasti pas sekali dengan penampilannya.


    “Maaf mengganggu kenyamanan Anda tapi saya seringkali tertidur dalam perjalanan, kalau dekat jendela lebih mudah menyandarkan kepala” Ia menjelaskan sambil meminta maaf.
    “Ngga apa-apa kok” sahutku, bagaimana mungkin menolak permintaannya gumamku dalam hati. Setelah selesai merapihkan bawaannya Iapun duduk dan membuka Elle edisi Australia yang dibawanya. Kamipun tenggelam dengan bacaan masing-masing. Ingin rasanya aku menutup John Grisham-ku dan memulai pembicaraan dengannya namun melihat Ia begitu asik dengan Elle-nya niat itu pun aku urungkan. Kesempatan itu muncul saat pesanan makanan kami tiba,
    “Suka juga roti isi” tanyaku membuka pembicaraan
    “Iya, entah kenapa aku suka sekali roti isi di kereta, padahal rasanya biasa-biasa aja” jawabnya
    “Mungkin suasana kereta membuatnya enak” lanjutku sekenanya
    “Mungkin, oh ya Mas kenalkan saya Vini” sambil menjulurkan tangannya
    “Reno, ngga pake Mas” sahutku sambil menyambut tangannya
    “Hihihi” tawanya renyah “Kamu lucu juga, dalam rangka apa ke Bandung”
    “Main-main aja kangen sama Bandung dan kawan-kawan” jawabku.
    “Vini sendiri ke Bandung dalam rangka apa” tanyaku.
    “Tugas kantor” jawabnya singkat tegas sepertinya enggan untuk menceritakan pekerjaannya.

    “Tinggal dimana Vin di Bandung” Ia menyebutkan salah satu hotel berbintang di Dago
    “Lho kok sama? aku juga di kamar 313” suatu kebetulan yg mengejutkan
    “Oh ya?!! satu lantai pula” ujar Vini tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Selepas makan kami tidak lagi membuka bacaan masing-masing, obrolan-obrolan mengalir dengan lancar diselingi dengan joke-joke nakal yang ternyata disukainya. Perbendaharaanku yang satu ini cukup lumayan banyak, sisa perjalanan rasanya seperti hanya kami yang ada dikereta. Vini bahkan tidak lagi malu untuk memukul pundak atau mencubit kecil lenganku manakala ada joke yang “sangat” nakal. Tanpa terasa kami tiba di stasiun Bandung tepat jam 16.30, kami naik mobil jemputan hotel sambil terus bercengkerama dengan lebih akrab lagi.


    Di hotel kami berpisah, kamarku dikanan lift sementara Vini dikiri. Dikamar aku langsung merebahkan diri membayangkan Vini dan mengingat-ingat semua kejadian di kereta, di mobil dan di lift aku memutuskan untuk mengajaknya makan malam atau jalan-jalan bahkan kalau bisa lebih dari itu. Karenanya aku urungkan menghubungi kawan-kawanku. Dan terlelap dengan senyum terukir di bibirku.

    Jam 19.00 aku dikejutkan oleh dering telepon, belum lagi ‘napak bumi’ aku angkat telepon
    “Hallo” jawabku dengan suara ngantuk.
    “Hi Ren tidur ya?sorry ganggu” terdengar suara halus diseberang.
    Vini!! langsung aku bangkit “Is ok, aku juga niatnya bangun jam segini tapi lupa pesan di front office tadi” jawabku. “Ada apa Vin?”
    “Kamu jadi ngga ketemuan sama kawan-kawan Ren?”
    “Hmm..aku belum sempat call mereka, ketiduran”
    “Gimana kalau malam ini datang sama aku, soalnya aku ngga jadi dinner meeting”
    “Sayangkan dandananku kalau harus dihapus” lanjutnya dengan tawanya yang khas
    Aku shock mendengarkan ajakannya sampai-sampai tidak tahu harus berkata apa
    “Halloo..anybody home? Kok diam sih?” serunya, mengejutkan
    “Ooohh maaf..kaget..soalnya surprise..kaya ketiban bulan, diajak datang bidadari” jawabku. “Dasarr..kamu tuh..ketiban aku baru rasa, cepat mandi dong, casual aja ya” menutup pembicaraan.

    Tidak usah disuruh dua kali akupun langsung mandi, keramas, berpakaian casual, parfum disemua ‘sudut’ tubuh dan langsung menuju kekamarnya. Saat pintu terbuka aku hanya bisa ‘melongo’ melihat penampilannya yang ‘casual’, Vini mengenakan rok jeans sedikit diatas lutut dengan dengan belahan dipaha kiri depan yang cukup tinggi, atasan kaos melekat ketat ditubuhnya dengan bahu terbuka, sungguh pemandangan yg menyekat kerongkongan. “Hii..kok bengong lagi sih” tegur Vini menyadarkan aku dan kamipun segera bergegas. Setelah puas menyantap soto sulung dan sate ayam dipojok jl. Merdeka kami lanjutkan menghabiskan malam disalah satu kafe di daerah Gatsu, Vini memilih seat di bar yang agak memojok dengan cahaya lampu yang minim. Aku memesan tequila orange double dengan ekstra es sementara Vini memilih illusion, hentakan musik yg keras membuat kami harus berbicara dengan merapatkan telinga dengan lawan bicara, saat itulah, aku mencium aroma parfum malamnya, ditambah dengan nafas yang menerpa telingaku saat berbicara membuat sensor birahiku menangkap sinyal yang menggetarkan bagian sensitif ditubuhku.


    Waktu band memainkan lagu yang disukainya Vini turun dari kursi, bergoyang mengikuti irama lagu, sebuah pemandangan yang menakjubkan, gerakan pundak telanjangnya, tangannya dan pinggulnya begitu serasi. Erotis namun tidak memberikan kesan vulgar, dan saat kami ‘turun’ ditempat (bukan di dance floor)-lebih tepat disebut berpelukan dengan sedikit gerakan-buah dadanya sesekali menyentuh tubuhku, aku merasakan getaran-getaran halus dan hangat menjalar diseluruh tubuhku. Entah pada ‘turun’ yg keberapa kali aku memberanikan diri, kukecup lembut lehernya dan..”Ehh..” hanya itu yg keluar dari bibirnya yang sensual. Seolah mendapat ijin akupun memeluknya lebih erat serta sekilas mengecup lembut bibirnya, setelah itu Vinilah yang memberikan kecupan-kecupan kecil di bibirku..Malam yang indah.

    Sebelum tengah malam kami meninggalkan kafe, dalam taksi menuju hotel Vini menyandarkan kepalanya di dada kananku, kesempatan ini tidak aku sia-siakan, kuangkat dagunya membuatnya tengadah. Sekilas kami perpandangan, bibirnya bergetar, Vini memejamkan matanya seakan mengerti keinginanku segera saja kubenamkan bibirku di bibirnya, kecupan lembut yang semakin lama berganti dengan pagutan-pagutan birahi tanpa peduli pada supir taksi yang sesekali mengintip lewat kaca spion. Lidah kamipun menggeliat-geliat, saling memutar dan menghisap, sementara tanganku meraba-raba dadanya dengan lembut, belum sempat bertindak lebih tidak terasa taksi kami telah sampai di hotel.

    Kamipun bergegas menuju lift dan melanjutkan lagi apa yang kami lakukan di taksi, kusandarkan tubuhnya di dinding lift memagut leher dan pundaknya yg putih telanjang. “Reno..eehh..” desahnya. Keluar lift Vini menarik tanganku kekamarnya, begitu pintu kamar ditutup Vini langsung menarik kepalaku memagut bibirku dengan bernafsu, lidahnya kembali menggeliat-geliat di mulutku namun lebih liar lagi. Kusandarkan tubuhnya di dinding kamar agar tanganku lebih leluasa, tangan kananku memeluk pinggulnya sementara tangan kiri mulai meremas-remas buah kenikmatannya yang begitu kenyal. Kejantananku membatu, ingin rasanya segera kukeluarkan dari kungkungan celana tapi kutahan, aku ingin menikmati semua ini perlahan-lahan. Kutarik pinggul Vini sambil menekan pinggulku membuat “perangkat” kenikmatan kami beradu-walaupun masih terbungkus-membuat desiran darah kami meningkat dan semakin memanas saat kami menggesek-gesekannya. “Ahh..Ren..”desah Vini kembali dan saat itu kurasakan lidahnya yang hangat basah menjalar di telingaku melingkar-lingkar di leherku. “Eeehh..aahh..” giliran aku yang mendesah merasakan permainan lidahnya.


    Lidahnya semakin turun kedadaku sementara jari-jari lentiknya membuka kancing bajuku satu per satu. Dan.. lidahnya berpindah keputing dadaku, berputar-putar jalang, mengecup, menghisap dan sesekali menggigit-gigit kecil. “Terus Vin..teruss..ahh..” suaraku bergetar meminta meneruskan kenikmatan yang diberikan mulutnya. Kurasakan Vini semakin liar memainkan mulutnya yang semakin turun. Ia berlutut saat lidahnya meliuk-liuk di pusar sambil tangannya membuka celanaku. Vini meremas, mengecup dan menggigit-gigit lembut kejantananku yang masih terbungkus CD dan setelah itu Ia memasukan tangannya kedalam CD dan mengeluarkan milikku yang sudah membatu. Ia menggenggam dan menggosok-gosokkan jempolnya di ujung kepala kejantananku yang sudah basah menimbulkan rasa ngilu yang nikmat..dan..akhirnya..lidahnya berputar-putar disana.
    “..aakhh..sshh..”desahku tak tertahan manakala lidahnya semakin kencang bergerak dibawah kepala kemaluanku dan diteruskan keseluruh batang dan buah zakar. “Enakk Vin..
    aahh..kamu pintar sekalii..hisap cantik..hisapp..” aku meracau tidak karuan memintanya melakukan lebih lagi.

    Vini mengerti betul apa yang harus dilakukannya, dikecupnya kepala kejantananku dan dimasukannya..hanya sebatas itu!dan mulai menghisap-hisap sambil tetap lidahnya menjilat-jilat, berputar-putar..serangan ganda!!sunguh nikmatt!! Setelah itu barulah Ia menelan semuanya membuat seluruh tubuhku bergetar hebat dilanda kenikmatan. Kuraih kepalanya memasukan seluruh jari-jemariku dirambutnya yang halus dan menggenggamnya, dengan demikian memudahkan aku mengatur gerakan kepalanya. Namun semakin lama genggamanku tidak lagi berguna, karena ritme gerakan kepalanya semakin cepat mengkocok-kocok kemaluanku membuat tubuhku serasa melayang-layang, semakin aku mengerang kenikmatan semakin cepat Vini menggerakan ritme kocokannya. “Nikmat Vin..ahh..lagi..lebih cepat..oohh” pintaku diselah-selah erangan yang semakin tidak terkontrol. Dan begitu kurasakan akan meledak segera kutahan dan kutarik kepalanya, aku tidak ingin menyelesaikan kenikmatan ini dimulutnya.

    Kuangkat tubuhnya dan kupeluk mesra. “Suka?”bisiknya bertanya. “Suka sekali..kamu hebat..” jawabku berbisik sekaligus menjilat dan menghisap kupingnya. “Ooohh..” erang Vini. Kubalas apa yang Ia lakukan tadi, kupagut leher dan pundaknya serta membuka atasan dan bra 34b-nya, dua bukit kenikmatannya yang bulat putih itupun menyembul dengan puting kecil pinkies yang sudah mengeras. Lidahkupun segera beraksi menjilat-jilat putingnya “Eeehh..Reno..” lenguh Vini dan membusungkan dadanya meminta lebih, kuhisap putingnya “Auuhh..akkhh..”erangannya semakin keras, hisapanku semakin menggila bukan lagi putingnya tapi sebagian buah dadanyapun mulai masuk kedalam mulutku. “Aaaghh.. Ren..aauuhh..kamu ganaas..”jeritnya.


    Puas melumat buah kenikmatannya gilirin aku yang berlutut sambil melepas roknya, tampaklah CD mini putih menutupi kewanitaannya. Kuelus-elus bagian yang terhimpit paha dengan jari tengahku terasa lembab dan kumasukan dari sisi CDnya sehingga menyentuh daging lembut basah.
    “Renoo..uugghh..”kembali erangan birahi keluar dari mulutnya waktu ujung jariku mulai bergerak-gerak di mulut kewanitaannya sementara mulutku sibuk mengecup dan menjilat sebelah dalam paha mulusnya. Beberapa saat kemudian penutup terakhir itu kulepaskan, rambut2 halus tipis menghias kewanitaannya dengan klitoris yang yang menyembul dari belahannya. Kuangkat kaki kirinya meletakan tungkainya di bahu kananku sehingga leluasa aku melihat seluruh bagian kenikmatannya.

    Akupun mulai sibuk menjilati dan sesekali menghisap-hisap klitorisnya. “Aaa..Renoo..” jerit Vini tertahan sambil menjambak rambutku yang panjang, lidahku bergerak cepat menggeliat-geliat menjilat kewanitaannya yang semakin basah, sementara jariku berputar-putar didalamnya. “Ssshh..eehh” desis Vina merasakan hisapanku yang kuat di lubang kenikmatannya. Kubuka bibir kewanitaannya dan menjulurkan lidahku lebih dalam dalam lagi Vinipun membalas dengan menyorongkannya kemukaku, praktis semua sudah dimulutku, kumiringkan sedikit kepalaku sehingga memudahkan aku “memakan” semua kewanitaannya.”Renoo..stopp..aahh..aku ngga tahann..”aku tidak memperdulikan keingingannya bahkan semakin menggila “My godd..Renn..shhff..pleasee..stop” tangannya sekuat tenaga menarik rambutku agar mulutku terlepas dari kewanitaannya.

    Akupun berdiri mengikuti keinginannya kurebahkan tubuhnya ditempat tidur dan kamipun bergumul saling memagut, menghisap dan meremas-remas bagian-bagian sensitif kami. “Sekarang Ren..sekarang.. pleasee..”pintanya berbisiknya. Aku merayap naik ketubuhnya, Vini membuka lebar kedua kakinya Iapun menggelinjang merasakan kepala kejantananku memasuki mulut kewanitaannya, kuhentikan sebatas itu dan mulai menggerakannya keluar masuk dengan perlahan. “Ooohh yaa..Renn..enakk..” Vinipun mulai mengayunkan pinggulnya mengikuti gerakan-gerakanku, sementara mulutku tidak henti-hentinya mengulum buah dadanya.”Aagghh..terus Ren..lebih dalamm..aagghh..” pintanya, kutekan batang kemaluanku lebih dalam dan..”Ssshh..”desisku merasakan kenikmatan rongga kewanitaanya yang sempit meremas-remas sekujur batang kemaluanku.”Aaaugghh..punya kamu enak Vin..” akupun semakin kencang memacu tubuhku membuat Vini semakin mengelepar-gelepar.


    “Ahh..oucchh..nikmat Ren..sshh..”desahnya merasakan gesekan-gesekan batang kejantananku di dinding kemaluannya. Saat kami merasakan nikmatnya kemaluan masing-masing, tak henti-hentinya kami saling menghisap, memagut bahkan mengigit dengan liarnya..dan.. “Ugghh..Renn..fuck me..fuck me hard..I’m comingg honey..” tubuh Vini mengejang dan tangan serta kakinya memeluk tubuhku dengan kencang “Ouchh..oohh..aku keluar Renn..aaghh..” Iapun kejang sesaat kurasakan denyut-denyut di kewanitaannya dan..tubuh Vinipun lungai.

    “Maaf Ren aku duluan..ngga tahan, habis udah lama ngga..” bisiknya, aku masih diatasnya dengan kemaluan yang masih terbenam didalam kewanitaannya. “Ngga apa-apa Vin cewekan multiple orgasm, masih ada yang kedua dan seterusnya kok..” jawabku menggoda. “Memangnya kuat..?” tantangnya. “Lihat aja nanti..”membalas tantangannya. “Ihh..itu sih doyan ..” seru Vini manja sambil mencubit pinggangku. Kubalas cubitannya dengan memagut lehernya dan menjilat telinganya sementara pinggulku mulai berputar-putar perlahan.”..Mmhhff..”kupagut bibirnya, lidah kamipun saling bertaut, meliuk dengan panasnya. Birahi kamipun kembali membara, tekanan pinggulku dibalasnya dengan putaran pinggulnya membuatku melayang-layang. “Shhff..agghh..ouch..” desahanpun tak tertahan keluar keluar dari mulutku. Dengan bahasa tubuh Vini mengajak pindah posisi, Ia diatas memegang kendali.

    Vini menekan kewanitaanya dalam-dalam-sehingga kejantananku menyentuh ujung lorong kenikmatannya-dan mengayunkan pinggulnya mundur-maju. Semakin lama ayunannya semakin cepat, tak kuasa aku menahan hentakan-hentakan kenikmatan yang keluar dari seluruh sendi-sendi tubuhku.
    “..teruss Vin..aahh..lagi Vin..oohh..punya kamu enak..”rintihku. “..punya kamu juga Renn..oucchh..want me to fuck you hardd..mmhh..” tidak perlu jawabanku, dengan di topang tangannya Vini membungkuk tambah mempercepat ayunannya. Buah dadanya yang indah berayun-ayun, kuremas-remas dan yang lainnya kulumat dengan rakus. “Ouchh..Rennoo..nikmatt..lumat semua Renn..auuhh..” jerit Vini sambil merendahkan tubuhnya memudahkan aku melumat buah dadanya membuat ayunan pinggulnya semakin tidak terkendali, tidak berapa lama kemudian tubuhnya kembali mengejang, Vini menekan dalam-dalam kewanitaannya menelan seluruh batang kenikmatanku. “Renn..aku keluarr lagi..AAKKHH..” teriak Vini, tubuhnya pun rubuh diatasku cairan kenikmatannya kurasakan membasahi kejantananku.

    Vini rebah diatasku tubuhnya bagai tidak bertulang, hanya desah napasnya menerpa dadaku. Beberapa menit kemudian suaranya memecah kesunyian “Punya kamu masih keras Ren..belum keluar?”
    “Aku tidak ingin kenikmatan ini cepat berakhir” bisikku sambil mengecup pipinya.
    “Mmmhh..” Vini bergumam “Aku juga..”bisiknya sambil mengigit mesra leherku lalu mengecup bibirku. Hanya beberapa saat, gigitan dan kecupan mesra itu kembali menjadi pagutan birahi.


    Kamar itupun kembali dipenuhi suara-suara erangan dan desahan kenikmatan duniawi, kejantananku yang masih berada didalam kembali merasakan bagaimana nikmat yang diberikan oleh kewanitaannya. Aku bangun sambil mendorong tubuh Vini sehingga kami berada dalam posisi duduk, satu tanganku memeluk punggungnya, tangan lain meremas-remas buah pantatnya yang bulat padat. Gerakan-gerakan pinggulnya membuat rongga kenikmatannya seakan melumat seluruh batang kejantananku, “Agghh..sshh.. Reenn..” rintihannya membuat birahiku tambah memuncak. Kubalas gerakannya dengan menggoyang-goyangkan pinggulku sambil kuhisap putingnya dalam-dalam.”Reenn..achh..shh..fuck me..hardd..”

    Kurasakan gerakan tubuh Vini semakin menggila dan bukan cuma itu bibirnya semakin mengganas memagut bahkan menggigit bibir, telinga dan leherku. Akupun tidak sanggup lagi menahan kenikmatan yang diberikan oleh Vini, kurebahkan tubuhnya dan segera menindihnya, kakinya melingkar di pinggulku dan kamipun kembali mendaki puncak kenikmatan. Batang kejantananku tak henti-henti menikam-nikam lubang kenikmatan Vini dengan keras, Ia tidak tinggal diam, diputar-putar pinggulnya seirama tikaman-tikamanku “Aghh..ngg..sshh..Vinn..nikmat sekali..putarr teruss Vinn..”pintaku merintih-rintih. “Auugghh..Renn..tekan yang dalamm ..” kami tenggelam dalam gelimang birahi yang memuncak..dan..”Vini..akuu mau keluar..”kurasakan kejantanku bertambah besar. “Yess..yess..I’m coming too honey..” kami berpelukan dengan kuatnya dan secara bersamaan mengejang. “AAKKHH..punya kamu enak sekalii Vinn..”pekikku, kutekan dalam-dalam kejantananku dan cairan kenikmatanku pun menyembur keluar membasahi relung-relung kewanitaannya, “Aauughh Renn..nikmatt..sshhekallii..AAKKGGHH..” Kamipun terkapar lemas.


    Setelah malam panjang yang indah itu kami tak henti-hentinya mengulangi lagi di hari-hari berikutnya, bukan hanya di tempat tidur, tapi semua sudut dikamar hotel itu bahkan kamar mandipun menjadi saksi bisu birahi kami. Bandung kembali memberi coretan khusus dalam hidupku membuat keterikatanku semakin besar yang tak akan pernah kulupakan seumur hidup.

    Bonus Foto

  • Video Bokep Miu Suzuha jalan pulang dimalam hari sendirian

    Video Bokep Miu Suzuha jalan pulang dimalam hari sendirian


    2125 views

  • Summer Yang Hot

    Summer Yang Hot


    2123 views


    Duniabola99.com – Namaku Monica, saat ini aku sedang menjalani studi di luar negri, tepatnya di negeri paman Sam. Orang tuaku mengirimku ke luar negeri dengan harapan aku dapat menimba ilmu dengan kualitas yang lebih baik daripada tetap di indonesia, sekalian belajar hidup mandiri kata mereka.

    Aku tinggal di California, karena kesibukanku belajar aku jarang membaur dengan temanteman kuliah apalagi dengan orang asia, wah ngga sempat deh.

    Kejadian ini sudah 2 tahun lalu disaat summer holiday, liburan musim panas di amrik. Kebetulan saat itu aku harus mengulangi beberapa mata pelajaran yang gagal, maka aku harus belajar dan menjalani tes susulan di kampus.

    Siang itu udara terasa gerah sekali, aku merasa gerah di kamar dan memutuskan untuk keluar ke supermarket untuk membeli minuman dingin. Aku mengenakan celana pendek jeans dan tanktop tanpa BH didalamnya karena aku toh tidak akan pergi berlamalama pikirku. Tubuhku termasuk tinggi dan ramping, dengan tinggi 169 cm dan ukuran BH 32D, sangat mengganggu jika aku sedang fitness atau olah raga. Aku sering workout sendiri di rumah, bukannya pamer apabila perutku rata dan bahkan cenderung berotot (sedikit terlihat 6 packnya).

    Walaupun tidak jauh, aku memilih jalan yang agak memutar karena jalan yang langsung ke tujuan terkenal rawan.

    Sepanjang perjalanan aku mengulangi lagi rumusrumus matematika yang harus kupelajari, alhasil aku tidak begitu memperhatikan jalan dan aku terserempet mobil sedan hitam. Untungnya aku hanya lecetlecet sedikit di tangan kan kakiku, sang pengendara mobil itu langsung turun dan membantuku berdiri.

    Aku cukup terpesona saat melihatnya, pria tampan berambut pirang, badannya tegap dan berotot, matanya yang hijau mempesonaku sampai aku tergagapgagap saat menjawab pertanyaanpertanyaannya. Setelah kujelaskan bahwa aku tidak apaapa, dia tetap memaksaku agar aku mampir ke apartemennya yang hanya berjarak beberapa blok dari tempat itu untuk merawat lukalukaku.

    Dalam perjalanan kami berkenalan dan ternyata namanya Patrick. Apartemennya terlihat bersih dan rapi, karena udara terasa panas sekali seperti dalam sauna, Patrick membuka jendelajendela di apartemennya yang terletak di lantai 4. Patrick mengambil kotak P3K dan mulai membersihkan lukalukaku setelah memberiku segelas 7UP dingin. Gentleman sekali cowok ini, pandanganku mulai nakal dan mencari2 tandatanda apakah dia memiliki pacar atau bahkan seorang istri.

    Setelah cukup yakin bahwa tak ada satupun foto gadis di apartemennya akupun mulai berani berbincangbincang dengannya. Patrick ternyata seorang akuntan di perusahaan perbankan ternama, perbincangan kami semakin lama semakin menjurus ke arah relasi. Ternyata dia beberapa bulan yang lalu putus dengan pacarnya. Pacarnya tidak mau memiliki relasi dengan seseorang yang dedicated ke pekerjaannya, Patrick ternyata sering kerja lembur.

    Sambil menonton TV kami berbincangbincang lebih lanjut, entah siapa yang memulai, kami berciuman. Mulamula ciuman kami lembut dan malumalu, entah juga karena panasnya siang itu atau karena panasnya gairah kami, ciuman lembut kami berganti menjadi ciumanciuman yang panas dan menggebugebu. Lidah kami saling bertautan dengan penuh gairah. Sambil menduduki pahanya kami berhadaphadapan sambil tetap berciuman.

    Kurasakan ada yang mengganjal di selasela selangkanganku, semakin nakal pula aku jadinya, kugoyanggoyang pinggulku untuk lebih merangsangnya. Tangannya meremasremas pantatku dan diselasela ciuman kami dia berbisik you naughty girl . aku hanya tertawa kecil sambil tanganku membuka kancingkancing bajunya. Setelah dadanya yang bidang terpampang kuturunkan ciumanku ke arah putingnya, dia menggelinjang dan mengerang sambil tangannya meremas satu payudaraku yang membuatku bergantian mengerang karena jarijarinya memainkan putingku yang juga sudah kian mengeras.

    take off your top katanya kan tidak adil apabila hanya aku yang telanjang. Sambil menegakkan tubuhku, kulepas tanktopku dan kulempar entah kemana, toh sudah basah kuyup oleh keringatku. Aku turun dari pangkuannya dan melepaskan celananya. Mencuatlah sebatang penis yang panjangnya kirakira 30 cm dan tebalnya membuatku agak pusing. Karena tidak muat sepenuhnya dalam mulutku, aku hanya mengulum sebagian demi sebagian penisnya. Kujilati penisnya sambil kukulumkulum seperti sedang menikmati permen loli.

    Sekitar 10 menit aku memberikan fellatio hingga akhirnya Patrick mengangkatku berdiri dan menyuruhku menghadap dinding, tanganku memegang dinding dan membelakanginya sehingga aku tidak bisa melihat apa yang akan dilakukannya. Dilepasnya celanaku beserta celana dalam Gstring merahku, posisi ini membuatku berdebardebar karena aku tidak tahu apa yang akan dilakukannya ataupun apa yang akan terjadi berikutnya.

    Beberapa saat tidak terjadi apaapa, hanya terdengar dengus nafas kami yang sudah dibakar birahi, semua syarafku terasa sensitif sekali, kurasakan butiranbutiran keringatku yang menuruni leherku, punggungku, bahkan butirbutir keringat yang terjatuh dari puting payudaraku, mengirimkan signal geli ke sekujur tubuhku yang menambah keseksian suasana itu.

    Akhirnya kurasakan hembusan napas Patrick di leher belakangku, aku berpotongan rambut bob, pendek diatas bahu, kurasakan bibir Patrick menyentuh kulitku yang sensitif di leherku dan turun ke pundakku sementara tangantangannya dengan mahir mempermainkan kedua payudaraku yang licin dan basah karena peluhku yang membanjir. Ciumanciumannya merangsangku sedemikian rupa sehingga aku tak dapat menahan desahandesahanku, kutolehkan kepalaku ke kanan dan bibir kami pun kembali bertautan.

    Tangannya dengan lihai meremasremas payudaraku dan memelintir putingku sedemikian rupa hingga aku hampir mendapatkan orgasme hanya dari remasanremasannya. Untungnya sebelum aku mendapatkan orgasmeku salah satu tangannya menuruni perutku yang rata dan licin, celakanya tangannya berhenti di belahan vaginaku dan mulai menggosokgosok klitorisku yang mambuatku semakin menggelinjang dan tubuhku pun melengkung ke belakang yang membuat tulangtulang rusukku menepak di dadaku.

    Gosokangosokan tangannya semakin intens dan hingga akhirnya

    aaaaahhhh . oooggghhhh . UUUGHHHHHH .. hhhmmmhhhhhhhh .. aku tak mampu lagi membendung orgasmeku dan kakiku terasa lemas setelah aku mendapatkan orgasme ku. Patrick tidak diam saja, sambil salah satu tangannya menopang tubuhku, tangannya yang menggosokgosok klitorisku kini beranjak masuk ke dalam belahan vaginaku dan ternyata Gspot ku dengan mudah ditemukannya dan dipermainkannya yang membuatku semakin menggila dan berteriakteriak dalam hantaman orgasme yang bertubitubi. Ternyata Patrick sangat lihai dalam seks, dalam waktu 10 menit kedepan aku berkalikali dihantam gelombang orgasme, mungkin ada 6 kali orgasme hingga aku sedikit berkunangkunang.

    Tubuhku sudah lemas sekali, tergeletak di lantai yang sudah dibanjiri keringat kami dan cairan orgasmeku. Aku terengahengah tak berdaya ketika pahaku dibukanya dan penisnya yang besar itu memasuki vaginaku tanpa kesulitan yang berarti karena vaginaku memang sudah seperti tersambar tsunami saking basahnya. Kurasakan batangnya perlahanlahan memasuki tubuhku, terasa jauh lebih nikmat daripada jarijari yang sudah membawaku melayanglayang. Patrick menggoyangkan pinggulnya makin cepat, membangkitkan gairahku kembali. Tanganku mengusapusap rambutnya yang basah berkeringat dan kamipun kembali berciuman dengan ganasnya. Kamipun akhirnya mengganti posisi, menurutnya ini adalah posisi kesukaanya, doggie style.

    Ooohhh hmmm . aku mengerang ketika Patrick memajukan pinggulnya dan membenamkan penisnya kedalam kehangatan jepitan vaginaku.
    damn girl youre so tight!! dia meracau memujiku ketika dia mulai menikmati kehangatan dan jepitan vaginaku, tumbukantumbukannya semakin menggila, satu tangannya meremasremas payudaraku yang tergantunggantung bebas terpentalpental maju mundur karena goyangan Patrick.

    Tubuhku sudah lemas dan basah kuyup berkeringat sampai menetesnetes membanjiri lantai namun hal ini makin menambah gairah persetubuhan kami. Patrick akhirnya sambil menumbuk tubuhku juga mempermainkan klitorisku dengan satu jarinya, tubuhku melengkung berdiri diatas lututku dan satu tangannya mempermainkan putingku, bibirnya mencupangi leherku dan kian membuatku menggila. Persetubuhan paling nikmat yang belum pernah kurasakan sebelumnya seumur hidupku. Selama 40 menit persetubuhan ini aku sudah dihantam orgasme 4 kali, sementara Patrick sendiri belum orgasme sekalipun juga, aku sampai berpikir bahwa aku bisa mati terlebih dahulu sebelum dia akhirnya mendapatkan orgasmenya.

    Akhirnya kudorong dia berbaring dan kunaiki penisnya. Kuturunkan tubuhku sambil meringis karena vaginaku rasanya sudah agak perih dan panas karena persetubuhan gilagilaan barusan. Setelah penisnya benarbenar terbenam dalam vaginaku, kugoyangkan pinggulku maju mundur, kujilati putingnya dan kugigitgigit perlahanlahan yang membuatnya mengerangerang, usahaku berhasil! Ku kombinasikan gerakanku antara naik turun dan memutar ataupun maju mundur untuk merangsangnya hingga dia orgasme, celakanya akupun ikut terangsang dan sepertinya lebih dahulu mendapatkan orgasme.

    bite my nipples please . aku menyuruhnya menggigit putingku agar rangsanganku sedikit berkurang, Patrick ternyata keenakan mengulumngulum putingku dan meremas payudaraku seperti bayi yang menyusu, namun kadangkadang digigitnya putingku yang ternyata makin membuatku terangsang. Akhirnya aku menyerah dan makin giat menggoyangkan pinggulku, keringatku sudah menetesnetes di dada Patrick, dipeluknya tubuhku erat hingga keringat kami menyatu dan diapun mulai menggoyangkan pinggulnya melawan goyanganku.

    Aaahhh . mmm . im coming . dia akhirnya memberikan tanda bahwa dia akan mendapatkan orgasmenya, aku pun juga sudah diambang orgasmeku dan kugoyangkan pinggulku semakin menggila dan akhirnya
    HOOOOHHHH . AAAHHHHH . HMMHHHHHHH.. UUHGGGGHHH .. kamipun orgasme hampir bersamaan, kurasakan semburan sperma yang sudah tersimpan beberapa bulan kuat membasahi liang vaginaku hingga tak tertampung lagi dan meluber keluar.

    Aku tergeletak tak berdaya disampingnya, kami saling berpandangan dan hampir bersamaan kami berkata wow that was awesome

    Batal sudah rencanaku untuk lanjut belajar karena aku akhirnya stay overnight di apartemen Patrick dan kami mengulanginya lagi beberapa kali hingga besok paginya aku pulang ke apartemenku dan dia mengambil cuti sakit karena kecapekan, aku sendiri hampir tidak meninggalkan ranjangku selama dua hari berikutnya karena kecapekan.

  • Video Bokep Nana Fujii squiert memek sempit digangbang ramai-ramai

    Video Bokep Nana Fujii squiert memek sempit digangbang ramai-ramai


    2122 views

  • Foto Bugil Michelle, bermain dengan mainan seksnya yang eksotis

    Foto Bugil Michelle, bermain dengan mainan seksnya yang eksotis


    2122 views

    Duniabola99.com – foto gadis rambut panjang langsung Michelle bugil menampilkan toketnya yang baru tumbuh dan menampilkan memeknya yang tanpa bulu dan bermian dengan memeknya sambil ngangkang dengan mainan sexnya.

    Koleksi Foto Cewek Cewek Cantik, Foto Cewek Cantik Idaman Para Cowok, Foto Wanita Cantik Gambar, Foto Wantik Cantik Tersenyum Gambar, Kumpulan Foto Cewek Cantik Terbaru 2019, Foto Cewek Cantik dan Cewek Imut, Foto Terbaru Artis, Kumpulan Potret Perempuan Cantik Di Dunia, Koleksi Foto Gambar Cewek Cantik Terbaru 2019

  • Video Bokep Eropa Jenna Reid mastrubasi berakhir dengan entotan di hotel

    Video Bokep Eropa Jenna Reid mastrubasi berakhir dengan entotan di hotel


    2122 views

  • Video Bokep Asia Iroha Suzumura toket gede ngocok kontol telan sperma

    Video Bokep Asia Iroha Suzumura toket gede ngocok kontol telan sperma


    2121 views

  • Video Bokep Allie Knox dan Chloe threesome, kontol gede

    Video Bokep Allie Knox dan Chloe threesome, kontol gede


    2121 views

  • Kisah Memek Pengalamanku Bersama Therapy Sex

    Kisah Memek Pengalamanku Bersama Therapy Sex


    2120 views

    Duniabola99.com – Dari sebagian rekan saya yang seringkali memakai rutinitas saya ada satu yang selalu senantiasa menghubungi saya diwaktu jam-jam istirahat. Namanya Reni, wanita karir, berusia lebih kurang 28 tahunan, sempat menikah lalu cerai serta belum juga dikaruniai anak.


    Masalah soal materi Reni tidak kekurangan sebab dari pendapatan kerjanya telah lebih dari cukup. Semula pertemuan saya dengannya lewat rekan wanita saya yang sempat saya therapy sex serta memberitahukan pada Reni kalau saya dapat menolong buat wanita terasa hidup kembali jauh dari stress serta kejenuhan hidup keluarga.
    Suaru sore saya memperoleh SMS dari Reni yang menyebutkan kalau ia menginginkan berjumpa dengan saya di satu diantara kedai minuman di Mall, karna saya tidak ada acara saya selekasnya pergi serta menanti sebagian menit sambih nikmati juice buah kegemaran saya.

    Tidak lama berselang ada wanita celingak celinguk mencari suatu hal, saya berfikir sesaat serta dengan berani saya berikan kode, nyatanya benar ia yaitu Reni, wanita yang tengah saya tunggulah. Dengan enjoy kami bicara panjang lebar serta saya banyak dengarkan sebagian yang dirasakan yang akhir-akhir ini dirasakannya.
    Sesudah sajian yang ada habis saya berinisiatif untuk mengajak Reni ketempat yang lebih privacy supaya saya bisa berkonsentrasi pada apa sebagai ganjalan-ganjalan dari hidupnya.
    Di satu tempat dibilangan pinggir Jakarta kami menyewa satu kamar mungil yang begitu bersih serta alami. Therapy sex juga saya kerjakan dengan tidak lakukan pelecehan-pelecehan, saya berupaya selalu untuk professional dalam lakukan kerjaan sambilan saya ini.
    Lebih kurang satu jam therapy sex saya kerjakan lalu kami beristirahat, tanpa ada berniat Reni menghidupkan TV yang ada di kamar itu, sesudah menganti sebagian chanel ada satu chanel yang melukiskan adegan-adegan sex (Film Blue) atau filem bokep.


    Reni tertegun sesaat namun dengan selalu memandang serta dengan sedikit bernafsu, hal tersebut saya dapat rasakan dari gerakkan badan serta matanya. Jadi lelaki normal saya tidak munafik saya genggam tangannya untuk meredam gelora nafsunya walau demikian Reni melihat mata saya dengan penuh makna serta birahi, bibir kami berjumpa sama-sama menghisap,
    tangan saya mulai bergerilya mencari tujuan, buah dadanya yang masih tetap sekel saya remas dengan penuh perasaan serta dengan sedikit keberanian saya susupkan lewat belahan baju serta BH, saya pilin-pilin putingnya hingga Reni mendesis, dengan tenang saya buka satu persatu baju kerjanya yang tinggal cuma Cdnya yang berwarna pink.

    saya selalu memilin-milin putingnya sembari kadang-kadang saya rengkuh buah dadanya, sesaat bibir saya selalu sama-sama berciuman dengan hotnya. Lidah saya mulai menciumi lehernya yang tahap, selalu turun ke buah dadanya bolak balik saya isap pentilnya satu persatu Reni semangkin mendesis..
    “Teruss gigit Mass…”
    Tangan saya mencari tujuan yang beda yakni kemaluan yang indah yang dihiasi rambut yang teratur rapi kriting, tanpa ada dikomando Cdnya saya bebaskan dengan mengkaitkan jempol kaki yang lalu diperosotkan kebawah. Reni makin mendesis,
    “Mass puaskan Reni Mass… Reni telah lama tidak rasakan kesenangan begini Mas.. Selalu Mas input jarinya Mas.. ”

    Jari saya menari-nari di bibir kemaluannya sehinga menyebabkan cairan bening yang hangat. saya mencari letak G-spotnya saya mainkan jari saya dengan mencubit-cubit kecil, selang beberapa saat Reni menggelepar seperti orang kejang, tangannya mendekap leher saya, sakit saya dibuatnya. Jari serta bibir saya selalu menari-nari seakan-akan tidak kenal capek.
    Beberapat waktu lalu Reni buka semuanya baju serta celana hingga saya telanjang bulat, dibuangkannya satu persatu kelantai, bibirnya mulai mencari tujuan kebawah, sesudah Reni lihat kemaluan saya.

    Sebagian waktu Reni terbengong-bengong dengan lembut saya dorong kepalanya hingga bibirnya yang mungil menuju sarang yang dikehendakinya, dijilatnya batang kemaluan saya dari ujung atas hingga kebuah pelir lantas diisapnya ujung batang sembari dikemot-kemot seperti makan es lilin serta tangannya mempermainkan biji pelr saya. Perasaan saya melayang nikmat serta nyaris terlepas kontrol.
    saya dorong kepalanya ke belakang, gantian saya menjilati kemaluannya, saya putari bongkahan luar sembari menggigit kecil lantas saya isap bibir kemaluan yang sedikit membengkak karna darahnya telah turun ke bawah yang mengisyaratkan nafsu birahinya telah mencapai puncak, saya mainkan ujung lidah di dalam celah surgawi, oh indahnya, kepala Reni menggeleng-geleng sembari mendesis serta teriak kecil..
    “Mas mari Mas saya tidak tahann.. Mari Mas masukin Mas”

    Lihat kondisi sesuai sama itu lidah saya turun kebawah hingga ke duburnya saya jilati dengan penuh perasaan, mungkin saja saya juga tengah birahi hingga tak ada rasa jijik atau mencium bau yang tidak enak yang tentu uueennakk tenan. Reni alami orgasme yang ke dua, dijepitnya kepala saya dengan pahanya yang mulus serta tertangani sembari tangannya menjambak rambut saya sembari bibirnya bertemura.
    “Ohh… Ooh… Oohh my good.. ohh oohh my honey, my.. my.. ” Merancaulah dia dengan edannya.
    Selang sebagian menit baru saya tujukan kemaluan saya keliang surganya dengan tempat ke-2 kakinya ditempatkan dipundak saya hingga bibir kemaluannya muncul serta menyempit sedikit-demi sedikit saya gerakkan betang kemaluan saya maju mundur sembari tangan saya meremas ke-2 belah buah dadanya yang makin kencang.
    Oh Mas.. Besar sekali Mas sesak rasa-rasanya punyaku ini”


    saya tetaplah lakukan aktivitas maju-mundur serta Reni berteriak-teriak kecil sembari tangannya menarik-narik ujung sprei. Lalu saya balik badannya yang indah supaya tengkurap, saya angkat sedikit pantatnya supaya nungging, karna bibir kemaluannya muncul saya jilat-jilat, pantatnya naik semangkin tinggi,
    baru saya tembak dengan meriam si jagur sebagai bebrapa dambaan beberapa wanita yang sudah rasakan kesenangan dengan saya karna kemaluan saya memiliki keunikan kepalanya besar lalu ada sedikit urat-urat yang mengerut yang menyebabkan sensasi apabila digesekkan di dalam kemaluan wanita, itupun berdasar pada pernyataan mereka.
    saya gerakkan maju mundur sembari kadang-kadang saya tepok pantatnya karena sangat enaknya. Napsu saya makin bergelora merasa kedutan diujung batang kemaluan yang mengisyaratkan juga akan menumpahkan lahar yang panas.

    “Ohh.. saya ingin keluaarr”
    Tanpa ada jawaban Reni makin menggoyangkan pantatnya makin kencang serta berputar oohh.
    Crot.. Crot.. Crot.. Crot..
    Menyemprotlah lahar kesenangan, dunia ini seakan-akan melayang oh indahnya dunia, kudekap perutnya sembari kugigit punggungnya hingga menyebabkan warna merah yang riil. Sebagian waktu kami ambruk ke samping sembari tetaplah memeluk erat Reni dari belakang. Tertidur sesaat.
    saya terbangun sesudah terdengar nada gaduh yang diakibatkan oleh seekor kucing yang melompat, mungkin saja kucing itu juga birahi kali. Kami bersihkan diri semasing, belum juga pernah saya menggunakan baju serta celana saya ditubruk kembali oleh Reni,
    batangku di oralnya dengan tempat jongkok serta saya berdiri, saya berfikir biarlah Reni mencari kenikmatan sendiri supaya temukan jati dirinnya serta terlepas dari semua beban dibenaknya, tangannya menari-nari di lubang anus serta sekitar biji kemaluan ku yang menyebabkan mata saya merem meleh tidak tertahankan..
    “Oohh, selalu sayang selalu sayang untuk aku melayang-layang jauh ke dunia beda, dunia yang penuh mesteri kesenangan, oohh”


    Makin menjadi-jadi jilatannya di batang kemaluanku. Kujambak rambutnya yang terurai sembari meremas-remas menahan kesenangan yang begitu, dikulumnya ke-2 biji saya smbil matanya menyorot sendu ke muka saya, ooh bidadariku merasa menginginkan terbang.
    Tempat saya duduk karna tidak tahan berdiri sembari menimati kesenangan hingga dengkul ini merasa lemas tidak bertulang. Sebagian menit lalu saya tidak tahan serta kedutan diujung kemaluan saya mulai merasa dengan tenaga yang terkumpul di ujung kemaluan saya muntahkan lahar panas saya didalam rongga mulutnya yang seksi, hingga semprotan paling akhir, ditelannya habis serta bersih, serta Reni berkata.
    “Enak Mas, spermamu gurih agar saya awet muda.. Ohh my baby”
    Memanglah sperma dapat jadikan wanita awet muda serta bisa menyingkirkan bercak-bercak pada kulit muka apabila diberi sisi yang berbecak. Sperma tidak jadi toksin karna sperma yaitu sama dengan telur ayam dengan kandungan protein yang tinggi, namun untuk menikmatinya butuh birahi yang tengah naik supaya tidak terasa jijik serta geli.

    Dari pertemuan itu saya sekian kali lakukan terapi sex, namun saat ini Reni dipindahkan diseberang pulau hingga kemungkinan kecil untuk berjumpa. Yang tentu kunci dari kesenangan bersetubuh yaitu keiklasan keduanya janganlah ada dusta di antara kita apabila menginginkan ngesek yang indah.
    Dari sebagian pertemuan yang sudah saya kerjakan terkecuali Reni memanglah memiliki keunikan sendiri, semuanya memanglah nyaris sama namun kesenangan berlainan, saya lebih sukai ngentot dengan wanita 1/2 baya, karna rata-rata mereka tidak tabu dan munafik,


    apabila keinginannya menginginkan lakukan yah lakukan tanpa ada berpura-pura serta yang paling saya sukai yaitu kedewasaan jadi bisa menaruh rahasia meskipun itu susah dikerjakan serta yang paling terkesan wanita 1/2 baya sudah mengetahui apa yang perlu dia perbuat apabila pasangannya telah mulai naik, serta tidak beberapa enggan lakukan oral jika memang perlu tanpa ada dipaksa maupun diminta.
    Hingga sekarang ini terkadang saya rasakan begitu enaknya therapy sex dengan wanita yang isi rongga dunia lelaki, serta yang tentu semuanya yang disampaikan wanita yang berkencan dengan saya berkomentar.. Waw besar bangett sich punyamu seperti terong bule.


  • Kisah Memek Keperjakaanku Hilang

    Kisah Memek Keperjakaanku Hilang


    2120 views

    Duniabola99.com – Namaku adalah Andi (bukan nama yang sebenarnya), dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh.


    Kejadian ini bermula pada waktu kira-kira 4 bulan yang lalu. Tepatnya hari itu hari Selasa kira-kira jam 14:12, aku sendiri bingung hari itu beda sekali, karena hari itu terlihat mendung tapi tidak hujan-hujan. Teman satu kostan-ku mengatakan kepadaku bahwa nanti temannya anak SMU akan datang ke kost ini, kebetulan temanku itu anak sekolahan juga dan hanya dia yang anak SMU di kost tersebut.

    Setelah lama menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, kemudian temanku langsung mengajaknya ke tempat kamarku yang berada di lantai atas. Akhirnya aku dikenali sama perempuan tersebut, sebut saja namanya Ria. Lama-lama kami ngobrol akhirnya baru aku sadari bahwa hari menjelang sore. Kami bertiga bersama dengan temanku nonton TV yang ada di kamarku.

    Tak lama kemudian temanku pamitan mau pergi ke tempat temannya, katanya sih ada tugas. Akhirnya singkat cerita kami berdua di tinggal berdua dengan Ria. Ria hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku yang sangat vital itu kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Ria yang terus menerus menggelitikiku.

    Lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, dan kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang, kemudian tanpa kusadari Ria mencium bibirku dan aku hanya diam kaget bercampur bingung. Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku, aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati.

    Ria pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang uih.. entah aku tidak tahu mata itu seolah-olah ingin menerkamku. Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum tertutup, Ria pun memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes untuk membantah kata-katanya.

    Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Ria langsung memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan. Kemudian kurebahkan Ria di kasur dan kami saling berciuman mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya Ria yang kira-kira berukuran berapa ya..? 34 kali, aku tidak tahu jelas tapi sepertinya begitu deh, karena baru kali ini aku menuruni BH cewek. Dia mengenakan tengtop dan memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan tanktop-nya tanpa membuka kutangnya.


    Kulihat buah dada tersebut.. uih sepertinya empuk benar, biasanya aku paling-paling lihat di BF dan sekarang itu benar-benar terjadi di depan mataku saat ini. Tanpa pikir panjang, kusedot saja buah dada Ria yang kanan dan yang kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio.

    Ria hanya mendesah, “Aaahh.. aahh.. uuhh..”

    Aku tidak menghiraukan gelagat Ria yang sepertinya benar-benar sedang bernafsu tinggi. Kemudian aku pun kepingin membuka tali BH tanktop-nya. Kusuruh Ria untuk jongkok dan kemudian baru aku melihat ke belakang Ria, untuk mencari resliting kutangnya. Akhirnya ketemu juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Ria yang baru duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini bisa terjadi.

    Dengan rakusnya kembali kulumat dada Ria yang tampak kembali mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Ria dan aku melihat celana hitam Ria yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.

    Aku memberanikan diri untuk menurunkan celana panjang Ria, dan Ria pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya.

    Ria pun tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Ria mempunyai celana pendek yang berwarna hitam satu lagi..” ejek Ria sambil tersenyum girang.

    Aku pun dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah kelihatan celana dalam yang berwarna cream dan dipinggir-pinggirnya seperti ada motif bunga-bunga, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Ria dan tampaklah kali ini Ria dalam keadaan bugil tanpa mengenakan apapun.

    Barulah aku melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani berilusi dan nonton tidak pernah berbuat yang sebenarnya. Aku pandangi dengan seksama kemaluan Ria dengan seksama yang sudah ditumbuhi bebuluan yang kira-kira panjangnya hanya 2 cm tapi sedikit, ingin rasanya mencium dan mengetahui aroma kemaluan Ria.


    Aku pun mencoba mencium perut Ria dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hampir mengenai sasaran kemaluannya, Ria pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium tempenya akh.. gelii..”
    Ria mengatakan sambil menutup rapat kedua selangkangannya.

    Yah, mau bagaimana lagi, langsung saja kutindih Ria, kucium-cium sambil tangan kiriku memegang kemaluan Ria dan berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan Ria. Eh, Ria berontak

    “iihh.. ge.. li..” ujar Ria.

    Tahu-tahu Ria mendorong badanku dan terbaliklah keadaan sekarang, aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 45 kg dengan tinggi 160 cm ini, pikirku dalam hati.

    “Eh.. buka dong bajunya! masak sih Ria doang yang bugil Andinya tidak..?” ujar Ria sambil mencopotkan baju kaos yang kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang Ria inginkan.

    Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Ria masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku. Gila pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sdah berpengalaman dan dia lebih berpengalaman dariku. Perlahan-lahan Ria mulai menurunkan celana pendekku dan muncullah kemaluanku.

    Tanpa basa-basi Ria memegangnya dan membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya Ria, langsung saja kutepis dan tidak jadi barang tersebut masuk ke lubang kemaluan Ria.

    “Eh, jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya gue belum pernah ngelakuinnya..” ujarku polos. “Ngapain kita udah bugil gini kalau kita tidak ngapa-ngapain, mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala,” ujar Ria dengan nada tinggi.
    Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan Ria tanpa memasukkanya.
    “Begini aja ya..?” ujarku dengan nada polos.

    Ria hanya mengangguk dan begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Ria tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya milik Ria, aku hanya memegang kedua buah pantat Ria yang montok dan secara sembunyi-sembunyi aku menyentuh bibir kemaluan Ria. Lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk di dalam kemaluan Ria dan Ria terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun.


    Aku kaget dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperjakaan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya hilang gara-gara anak SMU. Padahal sebelum-sebelumnya sudah ada yang mau menawari juga dan dia masih perawan lebih cantik lagi aku tolak dan sekarang hanya dengan anak SMU perjakaku hilang. Lama aku berpikir dan sedangkan Ria hanya naik-turun menggoyangkan pantatnya semenjak aku melamun tadi, mungkin dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan terhadapku.

    Yah, kepalang tanggung sudah masuk, lagi nasi sudah jadi bubur akhirnya kugenjot juga pantatku naik-turun secara berlawanan dengan yang dilakukan Ria, dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan,
    “Cplok.. cplok.. cplok..”

    Ria mendesah kenikmatan karena kocokanku yang kuat dilubang vaginanya. Lama kami berada di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di atas. Akhirnya aku mencoba mendesak Ria agar dia mau mengganti posisi, tapi dorongan tangannya yang kuat membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama cewek, pikirku.

    Kudorong ia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya kami berada di posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri kokoh tanpa dilepas. Ria tanpa diperintah menggerakkan sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku dalam hati. Tapi sayang tidak perawan.

    Akhirnya kudorong lagi Ria agar dia tiduran telentang dan aku ingin sekali melihat kemaluanku yang besar membelah selangkangan kemaluan Ria, makanya aku sambil memegang batang kemaluanku menempelkannya di lubang kemaluan Ria dan “Bless..” amblaslah semuanya. Kutekan dengan semangat “45” tentunya karena nasi sudah hancur. Kepalang tanggung biarlah kuterima dosa ini, pikirku.

    Dengan ganasnya dan cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang kemaluan Ria dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan tersebut karena ternyata lubang kemaluan Ria telah banjir dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti apakah itu spermanya Ria, apakah hanya pelumasnya saja? dan Ria berkata,

    “Loe.. udah keluar ya..?” ujarnya.
    “Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan nada ketus.


    Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Ria dan aku ingin segera mencapai puncaknya.

    Dengan cepat kukeluarkan kemaluanku dari lubang kemaluannya dan kukeluarkan spermaku yang ada diperutnya Ria, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam vaginanya aku pikir dia akan hamil, kan berabe. Aku baru sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku!

    Ria tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk berbuat tidak senonoh terhadapnya. Huu, dasar nasib, dan semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaan burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau menyerahkannya untuk istriku seorang.

  • Kisah Memek SPG Seksi

    Kisah Memek SPG Seksi


    2120 views

    Duniabola99.com – Namaku Morin, umurku 21 tahun, aku mempunyai badan yang bagus. Tubuhku langsing, tinggiku lumayan, bentuk lekuk tubuhku juga oke, jadi setiap laki-laki pasti melirikku karena aku selalu berpakaian super seksi. Selain itu aku juga bekerja menjadi sebuah SPG suatu produk. Selain sebagai SPG, untuk memenuhi gaya hidupku yang mewah aku juga menjajakan tubuhku kepada om-om mata keranjang yang banyak duitnya.


    Aku mengenal pekerjaan sampingaku sejak beberapa tahun yang lalu saat aku terdesak kebutuhan dan temanku yang mengajarinya. Dan sampailah sekarang pekerjaan sampingan itu masih aku jalani demi mencukupi kebutuhanku yang mewah.

  • Kisah Memek Ketika Nonton Film Bioskop Bersama

    Kisah Memek Ketika Nonton Film Bioskop Bersama


    2120 views

    Duniabola99.com – Kali ini saya akan menceritakan kisah hubunganku dengan Rina, gadis dari Bukittinggi. Kami ketemu ketika aku nongkrong di salah satu Studio 21 di Jakarta. Setelah lihat poster film yang akan diputar kurasa aku nggak tertarik untuk nonton hari ini. Di sebelahku ada seorang wanita muda yang juga sedang melihat-lihat poster film. Dari raut mukanya kelihatannya dia juga tidak tertarik.


    “Mau nonton Mbak?” tanyaku
    “Rencananya sih, tapi filmnya kurang bagus menurutku, dan yang dua lagi saya udah nonton,” jawabnya.

    Kami berdua duduk di lobby dan mendiskusikan film yang sedang diputar, When a Man Loves a Woman. Boleh juga wawasan dan ulasannya. Karena film sudah diputar dan pintu studio akan ditutup, kami berdua keluar dari studio.

    “Kemana sekarang Mbak?” tanyaku.
    “Jalan-jalan aja, lagi males di rumah,” jawabnya.
    “Boleh dong ikutan. Mbak jangan takut, aku orang baik-baik kok”
    “Nggak pa-pa, malah senang ditemenin dan ada pengawal. Mas ini anggota ya?” tanyanya.

    Memang karena perawakanku yang tegap aku sering disangka sebagai tentara atau polisi. Tapi aku selalu jujur kalau ditanya demikian.

    “Anggota apa? Kalau anggota masyarakat betul, tapi kalau militer bukan kok. Dulu pernah ikut tes tapi nggak lulus”.
    “Habis badannya tegap begitu”.

    Akhirnya kami berputar-putar saja di mall yang ada di dekat situ. Habis berputar-putar kami singgah di sebuah kafe dan minum di sana. Sambil ngobrol kuamati wanita di depanku ini. Badannya OK, sintal dan montok, kulitnya kuning langsat.

    Dalam setiap percakapan selalu kupanggil dia dengan sebutan “Mbak”.

    “Eh, aku bukan orang Jawa, panggil saja namaku, Rina, atau kalau mau panggil Uni Rina,” ia memprotes. Akhirnya kupanggil namanya saja. Panggilan Uni rasanya kurang familiar di lidahku.

    Aku tidak berani memancingnya untuk melakukan hal-hal yang lebih jauh mengingat cerita kota asalnya yang penduduknya terkenal taat. Namun memang kalau lagi rejeki, ada saja jalannya. Waktu dia buka tasnya, mengambil sesuatu tiba-tiba dompetnya terjatuh ke lantai. Dia membungkuk mengambilnya. T-shirt yang dipakainya sedikit membuka tanpa disadarinya. Aku yang memperhatikannya langsung saja seperti terkena aliran listrik. Buah dadanya yang besar dan putih, terbungkus bra dengan model cup yang hanya menutup puting, menggantung seolah minta dipetik. Dia masih belum sadar kalau aku memperhatikan ke balik t-shirtnya sampai dia tegak kembali. Aku masih termangu-mangu menikmati pemandangan yang baru saja kulihat.


    Rina menggoyangkan tangannya di mukaku.

    “Eh, bangun.. Bangun. Ada kebakaran,” katanya mengejutkanku.

    Aku tersentak dari lamunanku. Dia tertawa kecil.

    “Jangan melamun, nanti keterusan,” katanya lagi. Dipegangnya tanganku. Aku semakin panas dingin. Digesernya tempat duduknya ke sampingku. Tak sengaja sikuku menyentuh dadanya yang kenyal. Mukaku agak merah, sementara dia diam saja.
    “Sorry Rin, nggak sengaja,” kataku meminta maaf.
    “Aku tahu kok, kalau sampai sengaja namanya kurang ajar. Tapi kalau mau boleh lagi kok. Lagian daripada ngelamun lebih baik cari pengalaman,” katanya pelan sambil mukanya berpaling ke arah lain. Haah! Aku seakan tak percaya dengan ucapannya. Otakku mulai menganalisa peluang yang bisa kutangkap.
    “Bener nih nggak mau. Kalau mau ayo kita cari tempat yang aman. Jangankan kau senggol, lebih dari itupun ayuk saja,” ia mengerling ke arahku dan lidahnya memainkan bibirnya.
    “Tarik Mangg!!” sorakku dalam hati.

    Tanpa buang waktu lagi kami naik taksi dan menuju sebuah hotel yang cukup bersih. Kami berdua berbaring di atas ranjang. Rina berada di sebelahku, menatapku lalu mendekatkan mukanya ke mukaku dan menciumku. Aku membalas perlahan. Kuremas dadanya dari luar kausnya. Ia naik ke atas tubuhku.

    “Ouw.. Mulai nakal tangannya ya!” bisiknya.

    Rina terus menciumiku sambil melepas t-shirtnya. Kemudian tangannya menarik kaus yang kukenakan dan melepas lewat kepalaku. Ia membelai dadaku dan mengusapkan bibirnya pada bulu dadaku.

    Bibirnya ke bawah dan sudah sampai di leherku. Kuciumi telinganya dan kuhembuskan napasku dekat telinganya. Ia menggelinjang geli sekaligus nikmat. Debaran di dada meningkat. Ia terus menciumi dadaku. Kurasakan buah dadanya yang tadi sempat kuintip menekan dadaku. Kenyal dan padat dibungkus bra hitam. Onde mandeh, indah sekali.

    Tangan kanannya ke bawah, membuka ikat pinggangku, melepas kancing celana dan menarik ritsluiting dan kemudian menariknya ke bawah. Aku mengangkat pantatku untuk membantu memudahkan tangannya membuka celanaku. Kugerakkan kepalaku ke punggungnya dan dengan gigiku kulepas kait branya. Kuciumi punggungnya yang putih mulus. Tanpa dibuka, dengan pergerakan kami berdua akhirnya tidak lama branya sudah terlepas sendiri dan merosot ke ranjang.


    Buah dadanya berukuran besar, mungkin 36, terlihat sangat putih, kencang dan padat dengan bagian ujungnya berwarna kemerahan. Putingnya yang merah kecoklatan tidak sabar menungguku untuk segera mengulumnya. Payudara kiri kuisap dan kujilati, sementara sebelah kanannya kuremas dengan tangan kiriku. Kulakukan demikian berganti-ganti. Tangan kiriku mengusap-usap rambutnya dengan lembut.

    Rina mengerang dan merintih ketika putingnya kugigit.

    “Upps.. Lagi Anto. Ououououhh.. Nghgghh, Anto ayo teruskan lagi.. Ouuhh.. Anto”

    Payudaranya kukulum habis. Rina menggoyangkan kepalanya dan mencium leherku sampai ke dekat tengkuk. Akupun sudah tidak tahan. Senjataku sudah siap untuk masuk dalam pertempuran. Terasa keras dan kepalanya nongol melewati ban pinggang celana dalamku. Tangannya menurunkan celana dalamku sampai ke paha dan dilanjutkan dengan jari kaki ia melepas celana dalamku.

    Mulutnya terus bergerak ke bawah dan kini Rina mengisap-isap buah zakarku dan menjilati batang meriamku. Kupalingkan mukaku ke samping dan kugigit ujung bantal.

    Tiba-tiba secara refleks meriamku mengencang hingga condong mendekati permukaan perutku ketika lidah Rina mulai menjilat kepalanya. Kukencangkan otot perutku sehingga meriamku juga ikut bergerak dan berdenyut-denyut.

    “Hmm.. Tidak terlalu besar, rata-rata saja ukurannya tapi keras dan berdenyut. Pasti luar biasa nikmat,” komentar Rina sambil terus melakukan aktivitasnya. Kuangkat kepalaku dan kulihat Rina sedang asyik menjilat, menghisap dan mengulum meriamku. Kadang-kadang ia melihat ke arahku dan tersenyum.

    Rina melepaskan kepalanya dari selangkanganku dan tangannya dengan cepat melepas celana dalamnya sendiri. Bibirnya menyambar bibirku. Kubalas dengan ganas dan kusapukan lidahku pada bibir dan masuk dalam rongga mulutnya. Lidah kami kemudian saling memilin dan mengisap. Tanganku mengembara ke selangkangannya dan kemudian jari tengahku masuk menerobos liang kenikmatannya sampai menemukan tonjolan kecil di dinding atasnya. Rina meremas dan mengocok meriamku. Meriamku semakin tegang dan keras. Kami saling memberikan stimulasi.


    “Ouououhhkk.. Nikmat.. Puaskan aku,” ia memohon dengan suara tertahan.

    Kemudian tangannya mengurut dan menggenggam erat meriamku. Kurasakan pantat dan pinggul Rina bergoyang menggesek meriamku. Dan tanpa kesulitan kemudian kepala meriamku masuk ke dalam gua kenikmatannya. Terasa lembab dan agak kendor. Kurasakan dinding guanya semakin berair membasahi tonggak pusakaku.

    “Akhh Anto ayo kita sama-sama nikmati.. Oukkhh”.

    Kujilati lehernya dan bahunya. Ia terus menggoyangkan pantatnya sehingga sedikit demi sedikit makin masuk dan akhirnya semua batang meriamku sudah terbenam dalam guanya.

    Rina bergerak naik turun untuk mendapatkan sensasi kenikmatan. Pantatnya bergerak maju mundur. Gerakannya berubah dari perlahan menjadi cepat dan semakin cepat sampai akhirnya dia berhenti karena kelelahan. Ia mengubah gerakannya menjadi ke kanan ke kiri dan berputar-putar. Pantatnya naik agak tinggi sehingga hanya kepala meriamku berada di bibir guanya dan bibir guanya kemudian berkontraksi mengurut kepala meriamku. Tidak terlalu kuat kontraksi otot vaginanya, hanya sedikit terasa meremas batang kemaluanku.

    Kemudian ia menggesek-gesekkan bibir guanya pada kepala meriamku sampai beberapa kali dan kemudian dengan cepat ia menurunkan pantatnya hingga seluruh batang meriamku tenggelam seluruhnya. Ketika batang meriamku terbenam seluruhnya badannya bergetar dan kepalanya bergoyang ke kanan dan kekiri. Napasnya terputus-putus.

    Kuisap putingnya yang sudah keras. Gerakannya semakin liar dan cepat. Tanganku memeluk punggungnya dengan erat sehingga tuuh kami merapat total. Ia juga memeluk diriku rapat-rapat. Kini gerakannya pelan namun sangat terasa. Pantatnya naik ke atas sampai kemaluanku terlepas, dan ia menurunkan lagi dengan cepat dan kusambut dengan gerakan pantatku ke atas. Kembali meriamku menembus guanya. Ia merinding dan menggelepar. Tangannya meremas rambutku dan mencakar punggungku, punggungnya melengkung menahan kenikmatan. Mulutnya merintih dengan kata-kata yang tidak jelas dan mengerang keras.

    “Anto.. Ouhh Anto, aku mau dapat, aku tidak tahan mau kelu.. Ar,” desahnya.
    “Sshh.. Shh”
    “Anto sekarang ouhh.. Sekarang” ia memekik.


    Tubuhnya mengeras, merapat di atasku dan kakinya membelit betisku. Pantatnya ditekan ke bawah dengan keras dan vaginanya menjadi sangat basah hingga terasa licin. Tubuh Rina mulai melemas. Keringatnya menitik di sekujur pori-porinya. Kemaluanku yang masih menegang tetap dibiarkan di dalam vaginanya.

    “Terima kasih jantanku. Kau sungguh hebat sekali. Aku puas dengan permainanmu. Berikan aku istirahat sebentar, lalu..,” ia berbisik di telingaku.

    Kusambar bibirnya dengan bibirku dan kugulingkan ke samping. Penisku yang memang belum menyelesaikan tugasnya tentu saja masih tegang dan penasaran.

    “Sudahlah sayang, biarkan aku istirahat dulu sebentar saja.. ”

    Aku tidak menghiraukannya, kini kugenjot vaginanya sampai berdecak-decak menimbulkan suara yang justru sangat merangsang. Ia hanya pasif dan diam saja saja menerima gempuranku.

    Vaginanya terasa sangat licin dan ditambah lagi kondisi ototnya yang sudah kendor, maka gerakanku tidak memberikan kenikmatan yang maksimal. Kucabut penisku dan kuambil handuk untuk mengelap vaginanya supaya agak kering. Aku naik lagi ke atas tubuhnya. Kembali kuarahkan moncong meriamku ke sasaran. Kudorong pelan, meleset sampai beberapa kali. Kuangkat kedua kakinya dan kurenggangkan pahanya. Dengan tenaga penuh kudorong pantatku. Kini berhasil, dan langsung kugenjot dengan tempo perlahan saja. Lumayan, dalam keadaan dinding vagina kering begini baru bisa terasa nikmat.

    Rina kembali bangkit nafsunya setelah beberapa menit beristirahat. Iapun kemudian mengimbangi permainanku dengan gerakan pinggulnya. Diganjalnya pantatnya dengan bantal sehingga kemaluannya agak naik. Kami berciuman dengan penuh gairah. Kaki kami saling menjepit dengan posisi silang, kakiku menjepit kaki kirinya dan kakinya juga menjepit kaki kiriku. Dalam posisi seperti ini dengan gerakan yang minimal dapat memberikan kenikmatan optimal, sehingga sangat menghemat tenaga.

    Kami makin terbuai dengan gerakan masing-masing. Kini kedua kakinya menjepit kakiku. Ia memutar-mutar pinggul dan membuat gerakan naik turun. Aku meremas, memilin serta mengisap payudaranya. Kami bisa saling memberikan kenikmatan.

    “Ouh.. Achch.. Mmmhh.. Ngngngnhhk” Rina mendesah tertahan.


    Kugenjot pinggulku naik turun dengan irama tertentu. Kadang cepat kadang sangat lambat. Setiap gerakanku kubuat pinggulku naik agak tinggi sehingga penisku terlepas dari vaginanya, lalu kutekan lagi. Setiap penisku dalam posisi masuk, menggesek bibir vaginanya ia terpekik kecil. Kakinya bergerak dan kedua kakinya kujepit dengan kedua kakiku. Dalam posisi begini aku hanya menarik penisku setengah batang saja saja karena kalau sampai tercabut keluar susah untuk memasukkannya lagi. Namun keuntungannya jepitan vaginanya jadi sangat terasa.

    Kami mengubah posisi lagi, kembali dalam posisi konvensional. Kedua kakinya kuangkat ke atas bahuku, lututnya menempel pada perutnya. Dengan bertumpu pada tangan kubiarkan tubuhku melayang tanpa menempel pada tubuhnya. Sepintas seperti gerakan orang sedang melakukan push-up.

    “Rina.. Ouhh nikmat sekali, hebat sekali permainanmu.. ”

    Kuperkirakan sudah setengah jam kami bercinta, tenaga sudah mulai berkurang sehingga kuputuskan untuk segera mencapai puncak. Kupercepat gerakanku dan gerakannya juga semakin liar.

    “Ke atas sedikit yang.. Oooh,” pintanya. Kuturuti permintaannya. Aku menggeser tubuhku, sehingga penisku menggesek bagian atas vaginanya. Gesekan kulit penisku dengan klitorisnya terasa sangat nikmat.

    Bunyi deritan ranjang, erangan, bunyi selangkangan dan paha beradu seakan-akan berlomba. Tubuh kami sudah basah oleh keringat yang membanjir. Dinginnya udara kamar tak terasa lagi. Kurasakan ada aliran yang menjalar dalam penisku. Inilah saatnya akan kuakhiri permainan ini. Rina terengah-engah menikmati kenikmatan yang dirasakannya.

    “Rina.. Rin sebentar lagi aku mau keluar.. ”

    Gerakanku semakin cepat hingga seakan-akan tubuhku melayang. Lututku mulai sakit.

    “Ayolah Anto aku juga mmau kkel.. Uar. Kita sama-sama sampai”.

    Ketika kurasakan aliran pada penisku tak tertahankan lagi maka kurapatkan tubuhku ke tubuhnya dan kulepaskan kakinya dari atas bahuku. Kakinya mengangkang lebar. Kuhunjamkan pinggulku dalam-dalam sambil memekik tertahan.

    “Rina.. Ouh .. Sekarang.. Sekarang”.
    “Ouh Anto aku.. Juga.. Keluar”.


    Kakinya membelit kakiku, kepalanya mendongak dan pantatnya diangkat. Kurasakan denyutan dalam vaginanya sangat kuat. Kutembakkan laharku sampai beberapa kali. Giginya dibenamkan dalam di dadaku sampai terasa pedih. Napas kami masih tersengal-sengal, kucabut penisku dan menggelosor di sampingnya. Tangannya memeluk lenganku dan jarinya meremas jariku.

    “Anto aku masih mau lagi, kita habiskan malam ini bersama-sama. Ayolah, kumohon.. Pleasse!” ia memintaku.

    “Sorry Rin, jangan malam ini. Bukannya aku tidak mau, tapi besok pagi-pagi aku akan keluar kota selama beberapa hari. Nanti aku akan memuaskanmu setibanya dari luar kota,” aku mengelak.

    Rasanya badanku sangat lelah sehingga jika kuturuti permintaannya aku merasa tidak mampu lagi menandinginya. Rina kelihatan agak kecewa namun dia bisa menerima alasanku. Kami masuk kamar mandi, berpelukan dan berendam air hangat bersama-sama di bath tub sampai rasanya mau tertidur. Kemudian kami saling membersihkan tubuh masing-masing. Setelah berpakaian kukecup bibirnya, dia membalasnya dengan bernafsu, tapi kudorong tubuhnya dengan halus.

    “Sudahlah Rin, nanti saja kita habiskan waktu kita bersama-sama sepanjang hari,” rayuku.

    *****


    Kami keluar dari hotel dan berpisah di jalan dengan janji untuk bercumbu lagi setelah kembali dari luar kota.

  • Cerita Sex Tante Betty Yang Selalu Menggodaku

    Cerita Sex Tante Betty Yang Selalu Menggodaku


    2119 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Tante Betty Yang Selalu Menggodaku ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Suasana rumah Tante Betty petang itu masih lengang. Hanya tampak satu sepeda motor milik Randy dan sebuah mobil Kijang terbaru yang baru saja memasuki garasi. Randy dan kakaknya, Susan, berlibur di rumah Tante Betty untuk mengisi liburan kenaikan kelas. Tante Betty sebagai wanita karier sering merasa kesepian karena ia belum bersuami. Ia sangat senang apabila ponakan-ponakannya berkunjung ke rumahnya, apalagi sampai menginap lama seperti yang dilakukan anak dari kakak pertama dan keduanya itu.

    Susan baru saja pulang dari rumah Nina saat waktu menunjukkan pukul setengah delapan malam. Melihat suasana rumah sedang kosong ia segera masuk kamar. Matanya tampak sembab menandakan ia baru saja menangis. Meskipun jauh-jauh hari Susan sudah merasakan perubahan sikap Ari, namun tetap saja kaget dengan keputusan kekasihnya itu untuk tidak meneruskan hubungan mereka lagi. Apalagi di telepon tadi, Ari yang mengatakan bahwa mereka tidak cocok seperti dibuat-buat saja. Tapi Susan juga bukan gadis yang lemah. Baginya, tidak ada alasan baginya untuk menjadi gadis yang cengeng diusianya yang telah menginjak delapan belas.
    Pintu kamar Susan tiba-tiba saja terbuka. Kepala Randy muncul dari balik pintu sambil tersenyum.

    ?Baru datang, Kak??, tanya Randy sambil ngeloyor masuk meski kakaknya sedang berganti pakaian. Randy berjalan acuh tak acuh.
    ?Iya..?, jawab Susan singkat. Pikirannya masih sumpek dengan kejadian tadi siang. Segera saja direbahkan badannya di kasur setelah mengganti baju perginya dengan daster tipis.
    ?Kok, lesu gitu.., Kenapa??, Randy yang baru kelas dua SMP itu menghampiri Susan. Ia juga kemudian merebahkan badannya disamping kakaknya tersebut. Susan hanya diam saja seolah tidak mendengar pertanyaan adiknya. Matanya menerawang melihat langit-langit kamar. Randy pun akhirnya memperhatikan sepupunya tersebut. Susan memang benar-benar cantik. Kadang-kadang ia merasa lebih senang kalau Susan bukan saudaranya. Mungkin karena seringkali ia tanpa sadar mengagumi tubuh Susan. Entah mengapa akhir-akhir ini minatnya terhadap wanita begitu meningkat. Ia bahkan suka sekali melihat-lihat pose wanita di majalah kosmopolitan milik kakaknya itu. Biasanya ia jadi terangsang dan onani di kamar mandi.

    ?Sret..?, Sepersekian detik posisi tangan Susan bergerak memangku kepalanya sendiri dan tanpa ia sadari belahan baju di dadanya menjadi terbuka. Melihat hal demikian Randy jadi sedikit canggung. Ia kebingungan sekaligus menyukai pemandangan itu. Randy agak berdebar-debar ketika ia semakin jelas melihat lekuk buah dada kakaknya yang tampak ranum dan indah. Apalagi tampak tonjolan puting di balik daster tipis itu. Batang kon**lnya terasa sedikit mengeras.
    Karena dorongan hasratnya, Randy memberanikan diri perlahan-lahan mendekati tubuh Susan. Ia merangkul pinggang kakaknya tersebut. Merasakan sentuhan di tubuhnya, membuat rasa sedih Susan semakin mendalam. Air matanya mulai keluar dan ia segera membalikkan badan membelakangi adiknya. Ia tidak mau menangis di hadapan Randy. Posisi demikian membuat Randy bisa merangkul Susan dengan leluasa dari belakang.
    ?Kamu cantik deh.., malam ini..?, ucap Randy tanpa sadar. Susan pun hanya diam saja. Yang ia butuhkan saat ini hanyalah ada orang yang menyayanginya.
    Randy kemudian melingkarkan tangannya ke pinggang Susan. Gadis yang merasa sedang bersedih itu sedikit bergerak lebih mendekatkan badannya ke dalam pelukan Randy. Ia ingin ada orang yang menghiburnya disaat-saat seperti ini. Respon Susan ini membuat Randy berani menggerakan tangannya dengan lembut untuk menyentuh bagian bawah buah dada sepupunya. Susan hanya memejamkan mata saja. Posisi tubuh yang berhimpitan itu membuat pikiran Randy semakin tidak menentu. Apalagi batang kon**lnya yang berhimpitan dengan pantat Susan. Perlahan ia mulai meremas dengan halus buah dada sepupunya tersebut.

    Cerita Sex Tante Yang Selalu Menggodaku Susan pun dalam keadaan sedang sedih menjadi merasa sangat tenang karena adiknya seperti mengerti kesedihannya. Ia tahan terhadap seorang sepupu. Ia juga membiarkan telapak tangan Randy membelai-belai buah dadanya yang memang tidak memakai beha. Belaian Randy pada bagian tubuhnya yang sensitif tersebut membuat jantung Susan sedikit berdebar-debar. Tapi ia segera menganggap wajar sentuhan kasih sayang sepupunya tersebut.

    Randy pun mulai berani menciumi bagian tengkuk leher Susan sambil memasukkan tangannya ke dalam daster Susan. Perasaan Susan menjadi sedikit tidak karuan. Ia mulai menyadari bahwa sentuhan sepupunya bukan lagi sentuhan kasih sayang, tapi di satu sisi ia amat menikmati sentuhan itu. Terutama remasan telapak tangan Randy terhadap puting susunya. Perasaan sedih yang sedang ia alami seperti berganti dengan keinginan untuk terus dibelai. Ia ingin menghentikan Randy, namun sentuhan itu membangkitkan perasaan lain dalam kesedihannya. Sentuhan-sentuhan halus itu membuat bulu tengkuknya berdiri. Buah dadanya pun menjadi agak mengeras oleh karena sentuhan dan remasan lembut tangan Randy.
    ?Ran, mmh.., udah ah.., aku kegelian?, akhirnya Susan berusaha menyudahi aktivitas itu.
    ?Ah, aku kan sayang sama kamu?, sahut Randy sambil sedikit ngos-ngosan. Ia masih saja merabai tubuh sepupunya.

    ?Engh, badanku jadi lemas semua nih?, tanpa sadar Susan berucap sambil setengah merengek. Kemaluannya bagian bawah pun mulai terasa hangat dan lembab.
    Randy tidak menghiraukan perkataan sepupunya tersebut, ia masih terus meremas-remas payudara Susan. Malah ia mulai memasukkan satu tangannya ke dalam celana dalam sepupunya. Bulu-bulu halus di memek Susan pun terasa di telapak tangan Randy. Iapun menyentuh bibir memek sepupunya itu. Susan menggelinjang. Nafasnya mulai tidak terkontrol. Kesadarannya pun mulai hilang. Sekilas ia hanya menyadari bahwa ia sedang dicumbui oleh sepupunya sendiri. Memeknya sudah mulai berdenyut-denyut.
    Randy secara lembut namun penuh nafsu mulai merebahkan tubuh Susan. kon**lnya seperti ingin membutuhkan sesuatu. Ditindihnya tubuh sepupunya dengan birahi yang mulai tidak terkontrol. Segera saja ia buka kancing daster sepupunya. Tampak dengan jelas kedua belah buah dada sepupunya yang indah itu dengan putingnya yang telah berdiri tegak. Ia langsung mengulumi puting buah dada sepupunya tersebut.
    ?Ran.., ngmhhnghh.., udah dong.., sshh?, ucap Susan ketika sekilas kesadarannya datang. Namun Randy sudak asyik dengan aktivitas birahinya. Lidahnya mempermainkan puting susu sepupunya dengan penuh perasaan. Mata Susan terpejam dan tangannya membelai kepala Randy, merasakan kenikmatan jilatan-jilatannya.

    Randy akhirnya mulai tak sabar, ditariknya turun celana dalam sepupunya tersebut. Susan sudah benat-benar dikuasai nafsu. Ia tidak sadar ketika celana dalamnya terlepas. Randy pun segera memelorotkan celana pendeknya sendiri sampai batang kon**lnya terlihat tegak. Dikangkangkannya kedua kaki Susan dengan perlahan. kon**lnya segera ia arahkan ke dalam pangkal paha Susan. ?Sleep!?, Setengah detik kemudian kon**l Randy mulai memasuki liang memek Susan. Terasa hangat dan empuk. Sesaat Susan seperti tersadar apa yang sedang terjadi, namun kesadarannya langsung hilang ketika Randy mulai menggerakan pinggangnya naik turun.
    Napas Randy semakin ngos-ngosan tatkala tubuhnya mulai bergerak menindih tubuh sepupunya yang mulus itu. Buah dada Susan bergoyang-goyang karena gerakan sodokan Randy terhadap tubuhnya. Semuanya seperti tidak dapat dihentikan begitu saja. Kesadaran Susan pun telah musnah berganti kebutuhan untuk dicumbui. Ia akhirnya juga merespon gerakkan yang dilakukan sepupunya tersebut. Memek Susan berdenyut-denyut ketika kon**l sepupunya terus bergerak dalam liang memeknya. Pinggangnya bergerak berputar-putar dan sambil merintih penuh rasa nikmat.

    Cerita Sex Tante Betty Yang Selalu Menggodaku

    Cerita Sex Tante Betty Yang Selalu Menggodaku

    ?Ran.., nghh enghhnak.., enghh terusshhsshh?, rintih Susan dalam kenikmatan.
    Desahan Susan membuat nafsu Randy semakin menjadi-jadi. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa gadis yang sedang ia entot adalah kakak sepupunya sendiri. Konsentrasi Randy hanyalah pada gerakan tubuhnya yang maju mundur. Batang kon**lnya seperti dipijit-pijit di dalam lubang memek Susan. Ia semakin mempercepat gerakannya karena terasa sesuatu yang mendesak batang kon**lnya.
    ?Engghh.., yang.., engghh lebihhss kerassh..sshh?, Susan mendesah merasa saat itu dirinya telah membubung tinggi. Randy semakin mempercepat gerakannya. Bunyi kecepak-kecepuk menjadi semakin berirama. Randy merasa kon**lnya seperti akan meledak. Gerakannya kini telah menjadi hentakan-hentakan. Susan masih terus memeluk erat tubuh sepupunya sambil matanya terus terpejam.
    ?Esshh.., Ahh.., ahh..ampirr.., ashh?, Susan mendesah-desah. Ia merasa tubuhnya sudah hampir mencapai puncak. Gerakan tubuh keduanya menjadi sangat cepat.

    Tiba-tiba Randy menghentakkan badannya dengan keras dan lama ke dalam tubuh sepupunya. Kedua tubuh itu tampak bergetar. Tangan Susan pun memeluk tubuh Randy tak kalah eratnya. Keduanya telah sampai dipuncak kenikmatan.
    Adegan kedua sepupu itu tanpa disadari sebenarnya dilihat oleh Tante Betty dari balik pintu. Tante Betty benar-benar bingung dengan apa yang dilihatnya. Ia sebenarnya ingin segera memasuki kamar itu namun ia segera menyadari bahwa hal itu dapat memperburuk keadaan. Beberapa saat kemudian Tante Betty melihat keduanya tampak tertidur. Kedua ponakannya itu terkulai lemas dalam keadaan telanjang. Dengan perlahan ia memasuki kamar itu dan mendekati ranjang tempat dua ponakannya tertidur lelap.

    Cerita Sex Tante Yang Selalu Menggodaku Ia mulai menatap wajah kedua ponakannya dengan rasa galau. Mungkin karena aku terlalu sibuk sehingga hal ini sampai terjadi ucapnya dalam hati. Dengan perlahan ia mulai menaiki kasur dan mendekatkan badannya pada tubuh Susan. Dipeluknya gadis ponakannya itu dengan penuh rasa kasih sayang. Melihat tubuh gadisnya yang sintal dengan buah dada yang ranum membuatnya tersadar bahwa Susan memang mungkin sudah saatnya dewasa. Benar-benar kesalahanku, keluhnya.
    Randy yang merasa ada orang datang mulai terbangun. Kelopak matanya terbuka perlahan dan tampak tantenya memakai daster biru membelakanginya. Lekuk tubuh tantenya tampak indah dalam keremangan kamar. Dalam keadaan setengah sadar, ia masih merasakan kenikmatan yang baru saja dilaluinya bersama Susan. Tak terasa beberapa saat kemaluannya menegang kembali.

    Kebutuhan yang mulai mendesak itu membuat Randy mulai salah tingkah. Tiba-tiba saja ia ingin menyentuh tubuh tantenya yang berada di hadapannya. Apalagi lekuk tubuh tantenya terlihat sangat indah. Namun ia sangat takut apabila tantenya marah. Maka iapun berpura-pura tidur dan memejamkan mata. Dalam keadaan yang mulai birahi kembali Randy memutar otaknya agar dorongannya tersebut terpuaskan. Maka dengan pura-pura dalam keadaan tidur Randy menggerakan badannya untuk dapat memeluk tubuh tantenya.

    Tante Betty yang merasa tubuh Randy bergerak segara membalikkan badan dan memeluk tubuh Randy. Buah dadanya yang hanya dibalut daster biru terasa menyentuh bagian muka Randy. Tante Betty pun mulai membelai kepala Randy dengan penuh kelembutan. Diperhatikan ponakan laki-lakinya dari atas kepala dan turun ke bawah. Pasti banyak yang naksir, ucap tante Betty dalam hati melihat kepolosan wajah ponakannya itu.
    Tiba-tiba wajah Tante Betty memerah. Tak sengaja matanya menyapu kon**l Randy yang agak menegang. Ia berusaha menenangkan diri bahwa yang dihadapannya adalah keponakannya sendiri. Namun jantungnya semakin berdebar-debar. Apalagi diusia yang telah memasuki usia tiga puluh tahun ini ia belum pernah disentuh laki-laki. Kebutuhan seksualnya selama ini ia alihkan dengan menyibukkan diri pada pekerjaan. Sebagai wanita matang, selama ini ia belum pernah melihat tubuh laki-laki dewasa dalam keadaan telanjang. Tubuh Randy pun juga mulai mekar di usia enam belas tahun itu. Tiba-tiba kepala tante Betty terasa agak berkunang-kunang.
    Tanpa sadar tangan Tante Betty mulai bergerak mendekati batang kon**l Randy. Dengan perlahan-lahan agar Randy tidak terbangun, Tante Betty mulai menyentuh batang kon**l Randy. Terasa hangat dan agak keras. Dibelai-belai batang kon**l itu dengan penuh kelembutan. Ia membayangkan andai saja batang kon**l itu mendesak-desak di lubang memeknya. Matanya mulai terpejam. Tanpa sadar tangannya yang sebelah meremas buah dadanya sendiri. Terasa ada cairan hangat mengalir di dalam kemaluannya. Mau tidak mau Tante Betty mengakui bahwa ia mulai terangsang setelah menyentuh batang kon**l Ponakannya.

    Tiba-tiba saja tangan Randy bergerak. Rasa kaget itu membuat Tante Betty menghentikan sentuhannya. Ia memejamkan mata sambil berbaring dalam keadaan memeluk ponakannya. Harapannya adalah Randy menganggapnya tidur.
    Merasakan apa yang baru saja dilakukan tantenya terhadap kon**lnya, Randy menjadi berani. Dibukanya ritsluiting atas daster tantenya. Tampak di depan matanya buah dada yang lebih besar dari kepunyaan Susan. Tampak pula tonjolan mungil puting Tante Betty yang berwarna merah kecoklat-coklatan. Randy sudah tidak sabar. Ia langsung mengulum puting susu tantenya yang sudah mulai menegang itu. Buah dada tantenya pun mulai terasa mengeras. Markas Judi Online Dominoqq

    Tante Betty kebingungan dengan apa yang dilakukan ponakannya itu. Sekilas hampir saja ia beranjak bangun. Seharusnya ia menegur yang dilakukan ponakannya itu. Tapi jangan-jangan ia tahu apa yang tadi kulakukan, pikir Tante Betty. Ia menjadi takut sendiri kalau hal itu benar-benar terjadi. Pasti bisa memalukan dirinya jika ponakannya melapor pada mamanya.
    Akhirnya dengan pasrah, Tante Betty tetap berpura-pura tidur. Apalagi sentuhan lidah Randy pada putingnya membawa kenikmatan yang luas biasa. Bahkan ia mulai menikmati sepenuhnya ketika kuluman Randy disertai gigitan kecil. Tante Betty pun mengigit bibir karena cumbuan ponakannya.

    ?Ssshh..?, tanpa sadar Tante Betty mendesah penuh kenikmatan saat Randy mengulum puting buah dadanya. Ia pun memegangi kepala ponakannya dengan penuh kelembutan seperti tidak boleh membiarkan aktivitas itu berhenti. Kesadarannya mulai kabur dan seluruh sendi tubuhnya menjadi sangat lemas.
    Randy tahu bahwa tantenya berpura-pura tidur. Ia juga tahu kalau tantenya benar-benar menikmati semua yang dia lakukan pada tubuh tantenya itu. Hal ini semakin membangkitkan keberaniannya. Ia segera membuka daster Tante Betty sambil terus mengulum puting serta meremas-remas tubuh Tante Betty. Dijilatinya seluruh tubuh tantenya.

    Cerita Sex Tante Yang Selalu Menggodaku ?Enghh.., ahhng.., ahh.., nggssh?, Tante Betty mendesah tanpa mampu menahan apa yang dilakukan ponakannya tersebut. Tubuhnya seperti tidak mau berhenti dijilati. Saat ini dia hanya ingin terus disentuh dengan penuh kemesraan.
    Napas Randy mulai ngos-ngosan. Kebutuhannya untuk memuaskan dorongan kebutuhannya membuat ia segera membuka celana dalam Tante Betty. Pemandangan bulu-bulu halus di sekitar kemaluan tantenya membuat Randy semakin bernafsu. Diarahkan batang kon**lnya ke dalam selangkangan tante Betty.
    ?Sleep!?, Batang kon**lnya pun telah masuk ke dalam lubang memek tantenya. Tante Betty merasakan tubuhnya dimasuki sesuatu yang terasa luar biasa enaknya. Matanya terpejam sangat dalam. Tubuhnya mulai merespon gerakan naik turun Randy. Nafasnya tidak teratur dipenuhi dengan dorongan nafsu yang mulai tinggi.
    ?Aahh.., esshh.., ahh?, Tante Betty mulai mengerang kenikmatan. Ia pun memegangi pantat Randy untuk membantu gerakan naik turun. Mendengar suara desahan-desahan Susan pun terbangun. Ia sedikit terhenyak melihat tubuh tantenya dalam keadaan telanjang ditindih oleh Randy. Dilihatnya Randy dengan penuh nafsu menyetubuhi Tante Betty. Susan pun agak bingung bahwa Tantenya itu justru merepon dengan desahan-desahan. Tangan Randy memegangi paha Tante Betty dan pinggangnya terus bergerak di sela-sela selangkangan tantenya itu. Melihat adegan sepupu serta desahan tantenya dalam ruangan yang remang-remang ini membuat Susan mulai terangsang.
    Tanpa sadar Susan mendekati wajah tantenya itu. Diciumnya bibir Tante Betty. Tante Betty pun dalam keadaan yang sudah di awang-awang segera merespon ciuman itu dengan lumatan yang penuh birahi. Randy sudah asyik dengan aktivitas maju-mundur untuk meningkatkan kenikmatannya.
    ?Eng.., ssh.., nikmat.., Ran?, desah Tante Betty sambil disela-sela ciumannya dengan Susan. kon**l Randy terasa semakin tersedot-sedot. Suara kecepak kecepok menjadi semakin keras dan berirama sering dengan gerakan kon**l Randy memasuki liang memek Tante Betty.
    Susan semakin larut dengan permainan tante dan sepupunya itu. memeknya pun telah menjadi basah karena terangsang melihat adegan sepupu dan tantenya itu. Kepala Susan kemudian bergerak turun. Bibirnya mengulum puting dan tangannya meremas-remas buah dada tantenya.

    ?Enghss.., enghh.., terusshhin.., engshh?, Tante Betty semakin merasa terbang di awang-awang. Gerakan Randy membuat memeknya terasa sangat nikmat. Jilatan lidah Susan pada putingnya semakin membuat nafsunya menjadi-jadi. Nafasnya menjadi semakin tidak teratur. Cumbuan kedua ponakannya memenuhi kebutuhan seksualnya yang sudah tertahan belasan tahun. Tubuhnya pun ikut maju-mundur seiring dengan gerakan Randy. Ia pun semakin mempererat pelukannya pada Randy. Gerakan maju-mundur Randy diimbangi dengan gerakan bergoyang-goyang oleh Tante Betty. Aktivitas ini membuat ia merasa ada sesuatu yang mendesak. Tante Betty semakin mempercepat goyangannya. Ia memeluk Randy sangat erat sambil terus mengoyangkan pinggulnya dengan cepat. Tiba-tiba tubuh Tante Betty menegang dan memeknya berdenyut-denyut seperti meledakkan sesuatu. Ia merasa tubuhnya hancur berkeping-keping dalam kenikmatan.
    ?Ran.., ganti aku aja.., Tante udah lemas tuh?, ucap Susan tanpa malu-malu. Ia segera mengangkangkan kakinya. Nafsunya sudah memuncak dan harus dipenuhi. Seluruh bagian tubuhnya seperti menuntut untuk dicumbui.
    Randy pun menarik kon**l dari kemaluan tantenya yang telah terkulai itu. Diarahkannya batang kon**lnya itu ke arah lubang memek Susan yang telah mengangkang itu. ?Sleep!?, kon**lnya langsung terasa tersedot-sedot. Ditindihnya tubuh sepupunya itu.

    Cerita Sex Tante Betty Yang Selalu Menggodaku

    Cerita Sex Tante Betty Yang Selalu Menggodaku

    Mereka sudah dikuasai oleh birahi yang tak tertahankan. Kebutuhan itu saling memuaskan membuat tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka. Randy menciumi buah dada Susan sambil pinggang melakukan gerakan naik turun. Susan melingkarkan tangannya pada punggung Randy.
    ?Enghh terusshh.., Ran.., masukin terus.., enggsshh?, desah Susan sambil matanya masih terus terpejam. Dengan perlahan Randy menarik tubuh Susan agar duduk di atas pinggang Randy. Posisi ini semakin membuat kon**l Randy lebih bisa masuk lebih dalam lagi. Tangan Randy memegangi pantat sepupunya itu. Susan juga merasa memeknya terisi lebih penuh oleh batang kon**l Randy.
    Randy semakin merasa kon**lnya disedot-sedot oleh kemaluan sepupunya. Susan yang berada di atas tubuh Randy mulai menggerakkan badannya. Keduanya telah larut dalam gerakan berirama. Randy semakin memperdalam gerakannya pada selangkangan sepupunya. Susan pun mencontoh gerakan tantenya dengan menggoyang-goyang pinggangnya.
    ?Enghh.., terus.., Ran.., Enghh enaahkk?, mata Susan terpejam dan bibirnya mendesah. Randy terus menggerakan pinggangnya semakin cepat. Goyangan Susan pun menjadi samakin cepat pula. Kedua tubuh itu telah menyatu dalam kebutuhan yang tak tertahankan. memeknya terasa semakin berdenyut-denyut oleh sodokan-sodokan kon**l sepupunya itu.

    ?Lebihh kerashh.., enghh lagi?, Susan merasakan tubuhnya akan meledak. Gerakan keduanya menjadi semakin cepat dan keras. Tiba-tiba saja tubuh keduanya menegang secara bersamaan tanda mereka mencapai puncak kenimatan bersamaan. Beberapa saat kemudian ketiganya sudah tertidur pulas dalam keadaan telanjang.
    Peristiwa semalam tampaknya dianggap seperti tidak pernah ada oleh Tante Betty. Saat makan pagi, tante Betty tampak berusaha bersikap santai.
    ?Ran, kamu mau kemana hari ini?, tanya Tante Betty sambil mengoleskan mentega pada roti tawarnya. Ia sudah mengenakan busana kerja. Blus krem dan rok span abu-abu.
    ?Mungkin ke toko buku, ada novel Shedney Shieldon yang baru?, ucap Randy sambil berpura-pura membaca koran. Ia masih sungkan dengan Tante Betty mengingat apa yang dilakukannya semalam. Ia takut kalau sampai Tante Betty lapor ke mamanya. Bisa-bisa aku dibunuh oleh Papa, pikirnya.
    ?Kalau gitu ini buat beli novelnya?, ucap Tante Betty sambil menyodorkan dua lembar uang lima puluh ribuan. Randy pun mendongakan kepalanya sambil terheran-heran. Dilihatnya Tante Betty mengangguk. Tanda ia harus menerima uang itu.
    ?Makasih ya, Tante?, ucap Randy sambil menyorongkan badannya memeluk Tante Betty, Merekapun berangkulan erat.
    Tiba-tiba Tante Betty berbisik?, Yang tadi malem jangan kasih tau siapa-siapa ya, Ran?.

    Cerita Sex Tante Yang Selalu Menggodaku ?Iya, Tante?. Kemaluan Randy terasa mengeras.
    ?Terus kalau Randy takut tidur sendirian, tidur di kamar Tante aja ya?, ucap Tante Betty dengan nada datar. Ia tidak mau Randy menangkap keinginannya. Namun bagi Randy kata-kata itu seperti undangan yang sangat jelas maksudnya.
    Randy pun sedikit melonggarkan pelukannya dan melihat wajah Tante Betty tampak agak memerah. Hasrat untuk melakukan aktivitas seperti semalam menggelegak dalam dirinya. Tanpa sadar diciumnya bibir Tante Betty. Pertama lembut namun kemudian semakin ganas. Kebutuhannya mulai tak tertahankan. Tante Betty sempat gelagapan dengan apa yang dilakukan oleh Randy. Ia tidak mengira Randy sudah berani terang-terangan. Namun sekian detik kemudian ia mulai membalas ciuman itu. Mereka saling melumat lidah dan menghisap. Ia bahkan membiarkan tangan Randy membuka kancing blusnya. Tangan Randy segera menyisihkan BH dan meremasi buah dadanya. Semakin lama buah dada itu terasa mengeras.

    ?Sudah, Ran. Tante mau ke kantor?, ucap Tante Betty sambil berpura-pura tidak mau. Namun tampaknya Randy tidak peduli. Ia mulai menciumi leher tante Betty dengan lembut. Tangannya yang satu bahkan mulai mengangkat span abu-abu itu hingga celana dalam tante Betty terlihat. Tangan Randy pun mulai menggerayangi sesuatu yang ada di balik celana dalam itu.

    ?Ash.., neghh, udah, Ran?, desah Tante Betty. Ia tidak ingin terlambat. Tender proyek dua M itu bisa hilang, pikir tante Betty. Namun apa yang dilakukan ponakannya ini benar-benar terasa nikmat. Akhirnya ia membalikkan badan dan segera menurunkan celana dalamnya.
    ?Udah, Ran dari belakang aja?, ucap Tante Betty sunguh-sungguh. Rani, teman kantornya, pernah mengatakan kalau pria bersetubuh lewat belakang akan cepat ejakulasi. Paling tidak ia masih sempat merasakan persetubuhan dan tidak terlambat ke kantor.

    Kesempatan itu tidak disia-siakan Randy. Dipelorotkannya celana pendeknya. Batang kon**lnya tampak sudah sangat tegang. Perlahan diarahkannya kon**lnya ke memek Tante Betty. ?Slepp!?, kon**l Randy mulai memasuki lubang memek Tante Betty. Lututnya seperti hampir copot ketika kon**l itu masuk ke dalam lubang memek Tante Betty. Tante Betty juga segera merasa lemas. Ia pun segera menahan badannya pada sandaran sofa. Posisinya seperti orang yang akan naik kuda.
    ?Eenghh.., nikmat, terusshh?, desah Tante Betty sambil memejamkan mata. Randy memegangi pinggang tantenya dan terus menyodok-nyodokan kon**lnya ke memek Tante Betty. kon**lnya terasa seperti dipijat-pijat dan disedot-sedot. Ia kemudian ikut membungkukkan badan agar tangannya dapat meremas buah dada Tante Betty yang ranum menggantung.

    Gerakan mereka makin lama makin cepat. Tante Betty sudah tertelungkup di sandaran sofa dan Randy menyetubuhinya dari belakangnya. Kenikmatan itu semakin membuat ia lupa urusan kantornya.
    ?Terusshh, Ran.., enakk?, desah Tante Betty.
    Beberapa saat kemudian Randy mempercepat gerakannya. Ia memeluk erat tubuh Tante Betty namun pinggangya masih melakukan gerakan maju-mundur. Tiba-tiba tubuhnya mengejang sambil kon**lnya disorongkan secara mendalam ke lubang memek Tante Betty. Ia telah sampai di pucak kenikmatan. ?Cret.., cret.., cret?, sperma Randy membasahi lubang memek Tante Betty. Ia kemudian menarik kon**lnya dan segera menjatuhkan badannya ke sofa.

    Tante Betty segera menaikkan celana dalamnya dan merapikan blus serta rok mininya. Dilihatnya ponakannya memandang dengan mesra. Tampaknya kecanggungan diantara mereka sudah luntur dan berganti hubungan dua lawan jenis yang saling membutuhkan. Tante Betty pun mau tidak mau mulai mengakui bahwa ia tidak lagi melihat Randy sebagai ponakannya namun tak lain sebagai pria yang mampu memberikan kepuasan seksualnya.
    ?Udah, ya Tante ke kantor dulu?, ucap Tante Betty sambil mendekati Randy. Mereka berciuman dengan mesra seperti seorang kekasih. Setelah melihat jam di dinding, Tante Betty segera beranjak ke garasi. Ia sudah terlambat sepuluh menit. Tak lama kemudian deru suara mobil pun berbunyi dan semakin lama semakin menghilang. Randy pun segera memakai celananya dan tertidur di sofa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Foto Bugil Gadis muda berambut gelap menggelitik payudara sambil menunjukkan vaginanya dicukur

    Foto Bugil Gadis muda berambut gelap menggelitik payudara sambil menunjukkan vaginanya dicukur


    2118 views

    Duniabola99.com – foto gadis berambut gelap melepaskan semua pakaiannya menampilkan toketnya yang gede dan juga memamerkan memeknya yang tercukur rapi tanpa bulu sambil berpose hot dan baringna di atas sofa lembut. Agen Resmi Sbobet

  • Kisah Memek Ambil Perawannya

    Kisah Memek Ambil Perawannya


    2115 views

    Duniabola99.com – Ini bukan cerita dejaka saya, tetapi cerita dia di perawani sama saya. Itu adalah hari perkawinan kami. Saya berumur 24 tahun dan istiri saya 20 tahun. Saya sudah duda tetapi istiri saya masih perawan. Kami sudah cuim dan pegang-pegang tubuh sampai kami bernafsu sekali sampai air mani saya pernah keluar dalam celana saya, tetapi kami belum sampai bersetubuh. Saya mau bersetubuh, tetapi, dia pingin tunggu menikah. Saya cinta dia jadi saya tak mau paksa dia dulu. Kami jadi menika secepatnya. Setelah kawin, kami langsung ke rumah orang tuanya yang satu lagi. Rumah itu kosong dan kami langsung masuk ke kamarnya.

    Saya cium dia dan pegang susuh dan momoknya lagi. Dia juga pegang kanjut saya lagi. Saya sudah mau sekali bersetubuh sama dia. Apa lagi, saya belum pernah bersetubuh sama gadis yang masih perawan. Kami buka baju dan saya tidurin dia di tempat tidurnya. Saya pegang seluruh tubuhnya.

    Dia gugup sekali dan saya juga gugup. Dejaka saya sudah di ambil sama istiri saya yang dulu, tetapi dia sudah janda. Istiri saya yang dulu masukin kanjut saya ke momoknya kerena saya belum tahu momok di mana, tetapi saat ini, saya sudah tahu di mana kanjut saya harus di masukin. Saya pegang momoknya dulu dan saya bisa lihat selaput darahnya masih perawan. Setelah itu, saya masukin kanjut saya ke dalam momoknya. Saya bisa merasa selaput darahnya di koyak sama kanjut saya. Dia sakit sekali tetapi saya dorong terus sampai semua kanjut saya ada di dalam momoknya. Momoknya sempit selaki di dalam.

    Momoknya sakit sekali tetapi dia suruh saya masuk terus. Dia sudah jadi istiri saya dan sudah janji mau memberikan perawannya ke saya. Saya adalah di dalam momoknya sampai air mani saya keluar banyak. Sudahlah, kanjut saya di tutup sama darah perawannya. Saya juga tambah puas kerena saya ambil perawannya. Nanti malam, kami bersetubuh lagi. Momoknya masih sakit dulu, tetepi setiap kali bersetubuh, dia tambah nafsu dan dia jadi minta bersetubuh sama saya beberapa kali sehari.

  • Vidio bokep Chie Aoi squirt sampai ranjangnya basah kuyup

    Vidio bokep Chie Aoi squirt sampai ranjangnya basah kuyup


    2114 views

  • Video Bokep Eropa adik ketangkap lagi ngocoking kontol jadi ngentot bertiga

    Video Bokep Eropa adik ketangkap lagi ngocoking kontol jadi ngentot bertiga


    2114 views