Author: Kisah Memek

  • Kisah Memek ngentot berenam dengan sahabat tercinta

    Kisah Memek ngentot berenam dengan sahabat tercinta


    2760 views

    Duniabola99.com – “Hallo Nia..”
    “Iya Man pa kabar?”
    “Baik, kamu ada dimana?”
    “Aku lagi di tempat kost temanku nih, main donk kesini teman-teman ku pingin kenalan sama kamu..”, katanya
    “Ehmm.. di daerah mana?” tanyaku.
    “Daerah Radio Dalam, dateng ya sekarang”
    “Ok deh nanti kalau aku dah deket aku telpon ya” kataku
    “Ok aku tunggu ya, jangan lupa siapin diri, hehehe..”, katanya lagi
    “Lho, emang aku mau diapain?”, tanyaku penasaran
    “Mau diperkosa rame-rame siap nggak?”
    “Siapa takut..”, jawabku sekenanya

    Lalu aku pun meluncur ke arah Radio Dalam dan sekitar 15 menit akupun sampai di tempat yang telah dijanjikan.


    “Hallo Nia, aku dah di depan nih..”, kataku
    “Ok aku keluar ya, sabar..”

    Lalu munculah seorang gadis yang sangat seksi tingginya sekitar 175 dengan berat sekitar 55 kg, wowww.. buah dadanya lebih besar dari pada punya Nia. Lalu dia menghampiri mobilku dan mengetuknya.

    “Iya, ada apa?”, jawabku dengan mataku yang tak lepas dari buah dadanya yang montok itu.
    “Firman ya..”, kata dia.
    “Iya”, kataku.
    “Aku Melly temennya Nia yuk masuk yuk..”, katanya dengan senyum nakalnya.
    “Oh.. yuk”, jawabku agak sedikit tergagap.

    Wah, bakal ada pesta besar nih pikirku dalam hati. Sesampai dikamarnya aku disambut dengan pelukan dan ciuman oleh Nia dan aku diperkenalkan kepada 3 temennya yang lain yang satu bernama Dita, Ayu dan Kiki. Dan harus kuakui mereka bertiga tidak kalah menggiurkannya dengan si Melly.

    Tiba-tiba Nia membuka omongan yang bagiku sifatnya hanya basa-basi dan kemudian diteruskan oleh teman-temannya dan lama-kelamaan omongan kami berlanjut ke arah selangkangan. Dan tiba-tiba dari arah belakang ada yang memelukku saat aku akan menengok, dengan cepatnya Melly mencium bibirku dengan liarnya,

    maka akupun tak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula. Dan ternyata yang memelukku dari belakang adalah Nia dia terus menciumi leherku dan terus turun ke bawah mencoba membuka bajuku sementara aku masih saja berciuman dengan Melly.

    Ketika bajuku dilepaskan oleh Nia tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku termasuk celana dalamku maka langsung saja adekku yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya. Dan seketika itu juga “Adekku” langsung dilahap dengan liarnya setelah aku lihat ternyata Dita dengan ganasnya sedang mengulum kemaluanku.

    Saat aku sedang diserang oleh tiga wanita ini aku sempat mencari kemana Ayu dan Kiki ternyata mereka ada di sofa dekat situ dan keduanya sudah telanjang bulat dan aku lihat Kiki sedang menjilati vagina Ayu dan Ayu pun mendesah-desah dan meliuk-liukan badannya diatas sofa tersebut sementara aku sendiri sedang kewalahan menangani seranga dari tiga wanita ini, maka aku tidak memperhatikannya.


    Langsung saja aku buka baju Melly yang terdekat dengan aku dan ketika Melly sedang membuka seluruh bajunya aku tarik Dita keatas dan kami pun berciuman. Sementara itu Nia menggantikan posisi Dita mengulum kemaluanku.

    Begitu pula dengan Dita aku buka bajunya dan posisinya digantikan oleh Nia sedangkan posisi Nia digantikan oleh Melly, wow.. ternyata kuluman Melly lebih enak dari pada Nia dan Dita sampai akhirnya aku merebahkan diri di ranjang yang berada disitu.

    Nia setelah melepas bajunya langsung saja memgang kemaluanku dan diarahkannya ke liang vaginannya yang ternyata sudah basah sedari tadi setelah pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya..

    Bless.., “Aah..”, desah Nia.

    Sementara Nia sedang asiknya menaik turnkan pantatnya diatasku, maka aku tarik Melly keatasku dan aku menjilati vaginanya.

    “Ahh.. enak Man terus Man ohh..” desah Melly.
    “Ahh.. ohh.sst” desah Nia yang bersahut-sahutan dengan Melly dan Ayu.
    “Ohh.. yess lick my pussy Man ohh yess sst” racau Melly ketika klitorisnya aku hisap-hisap.

    Sementara itu aku tarik pula si Dita dan aku masukan jari tengahku ke liang vaginanya sehingga membuat Dita meracau dan meliuk-liukan badannya.

    “Ohh yes Man enak Man dalem lagi Man ohh..” racau Dita.

    Sementara setelah berada dalam posisi seperti selama kurang lebih 15 menit akhirnya Nia menggenjotnya semakin cepat dan mengerang.

    “Ahh.. Man aku keluar Man ah..”

    desah Nia dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata tanpa aku sadari dibawahku sudah ada si Ayu yang dengan cepatnya langsung melumat kemaluanku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan Ayu dan Melly segera turun dari mulutku dan memasukan kemaluanku ke vaginanya dan langsung digoyangkannya naik turun dan kadang memutar, sementara Dita tidak mau kehilangan kesempatan maka dia menyodorkan vaginannya ke mulutku dan akupun menjilati dan mengihisap-hisap vaginanya.


    Setelah 5 menit aku jilati vagina nya maka tubuh Dita mengejang dan dia berteriak, “Man ahh.. aku keluar Man.. ah..” sambil menekan vaginanya ke mulutku langsung saja aku menghisap vaginanya kuat-kuat dan aku merasakan mengalir deras cairan dari vaginanya yang langsung aku sedot dan aku telan habis.

    Setelah Dita merebahkan diri di sampingku ternyata Kki juga tidakmau ketinggalan dia menaiki aku dan kembali aku disodorkan vagina ke 3 siang ini yang langsung aku lumat habis baru aku memulai menjilati vagina Kiki Melly yang masih bergoyang diatasku akhirnya mengerang kuat.

    “Man aku keluar Man ah.. sst ahh..” racaunya.

    Terasa sekali cairanya mengalir deras mambahasi kemaluanku dan seketika itu pula ubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata Kiki sudah tidak tahan dan langsung menurunkan tubuhnya ke bawah dan memasukan penisku ke vaginanya dan..

    “Ahh.. sst ahh.. Man mentok Man.. ah..” desahnya.

    Sedangkan Ayu yang sedari tadi hanya melihat sambil masturbasi sendiri aku tarik keatasku dan aku jilat dan hisap vaginannya

    “Ohh yess ohh lick it honey oh..” desah Ayu.

    Setelah 10 menit Kiki diatasku dan menggoyangkan pinggulnya akhirnya dia pun mengalami klimaks. Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar karena tidak konsentrasi maka setelah Kiki rebah di sampingku maka aku membalikan badan hingga Ayu berada di bawahku dan perlahan-lahan aku masukan penisku ke vaginanya terasa sangat sempit, ketika kepala penisku mulai menyeruak masuk hingga Ayu berteriak.

    “Ahh.. pelan-pelan Man sakit”

    Maka perlahan-lahan aku masukan lagi setelah setengahnya masuk aku diamkan sebentar agar vagina Ayu terbiasa karena aku melihat Ayu mengerenyitkan dahinya menahan sakit setelah Ayu tenag maka aku sorong pantatku dan akhirnya seluruh penisku berada dalam vagina Ayu

    “Ahh Man sakit ah..” desah Ayu.


    Dan perlahan-lahan Ayu mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk. Terasa semppit sekali vagina Ayu dan ketika aku melirik kebawah aku melihat ada teesan darah keluar dari vaginanya yang akhirnya baru aku ketahui bahwa memang Ayu yang termuda diantara semuanya dia baru masuk SMU kelas 1 dan hanya dia yang masih perawan.

    “Ahh.. sst.. terus Man enak Man oh.. dalam lagi Man..” racau Ayu.

    Maka aku menarik Ayu kepinggiran tempat tidur dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri memang Ayu tidak kelihatan seperti anak baru masuk SMU dengan tingginya sekitar 170 dan buah dadanya berukuran 36 B.

    Setelah 10 menit aku menggenjot Ayu akhirnya dia pun mengerang.

    “Man aku keluar Man ohh.. Man..”

    Namun aku tidak perduli aku terus menggenjot Ayu karena aku sendiri mengejar klimaks ku, setelah itu aku balikan tubuh Ayu sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya Ayu berada dalam posisi menungging dan aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36Bnya yang mengayun-ayun.

    Ketika aku sedang menggenjot dari arah bawah belakang aku merasakan ada yang menjilati buah pelirku dan ternya Melly sudah bangun lagi sehingga setelah 10 menit aku menggenjot Ayu dari belakang dia pun mengalami orgasme kembali.

    “Ahh Man aku keluar lagi Man ah..” dan seketika itu tubuhnya benar-benar melemas melihat kondisinya yang seperti itu maka aku tidak tega dan langsung aku tarik Melly untuk mengangkang dan aku tusukan penisku ke vaginanya dan Melly dengan posisi dibawah mendesah-desah seperti orang yang kepedasan.


    “Ahh.. Man terus Man.. esst enak Man terus Man oh..” racaunya.
    “Enak Mel, aah.. esst ahh”, racauku tidak karuan karena merasakan sedotan-sedotan di vagina Melly yang kata orang-orang ’empot ayam’.

    Maka dengan semangatnya aku menggenjot Melly dan setelah 10 menit Melly berkata,

    “Man aku mau keluar Man.. Man ahh”
    “Ntar Mell gue juga mau keluar barengan ya ahh” kataku.
    Akhirnya, “Man gue nggak kuat Man ah..”, ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan Melly.
    “Ahh gue juga Mell ah..”, crot.. crot.. crott.., akhirnya akupun orgasme bersamaan.

    Akhirnya Kamipun ketiduran dengan posisi aku diatas Melly. Kira-kira aku tertidur 15 menit tiba-tiba aku merasakan penisku dijilat-jilat dan dihisap-hiasap setelah aku membuka mataku ternyata Dita sedang mengulum penisku.

    Maka seketika itu juga aku langsung meracau, “Ah.. ohh.. enak Dit terus Dit”

    Tapi Dita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada dia langsung naik keatas tubuhku dan memasukkan penisku ke liang vagiannya, memang dari ‘peperangan’ tadi hanya Dita yang belum merasakan penisku maka ketika yang lain lain sedang tidur Dita memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya.

    Terus dia menggoyangkan pinggulnya.

    “Ahh.. esst enak Man ah..”

    Aku pun merasakan keenakan dengan goyangan Dita karena goyangannya benar-benar seperti penari ular dia memutar-mutarkan pantatnya diatas penisku. Lama dia melakukan itu hingga akhirnya kami keluar bersamaan.


    “Ahh Man enak Man ayo Man keluarin barengan ohh..”
    Akhirnya, “Dit aku mau keluar ahh ohh crot.. crot..”

    Kami pun lemas dan Dita menciumku bibirku mesra “Makasih ya Man, enak lho bener yang Nia bilang” katanya.

    “Emang Nia bilang apa?” tanyaku penasaran.
    “Kontol kamu enak, kamu bisa bikin cewek ketagihan nanti lagi ya” katanya.

    Aku hanya tersenyum dan memeluk dia. Akhirnya aku pun menginap disitu dan kami ber-enampun melakukannya berulang kali. Kadang aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Melly, Ayu ataupun yang lainnya secara bergantian.

    Hingga sekarang pun kami masih sering melakukan kadang satu lawan satu, kadang three some, ataupun langsung berenam lagi.

  • Kisah Memek Lelaki Simpanan

    Kisah Memek Lelaki Simpanan


    2760 views

    Duniabola99.com – cerita ini bukanlah first time pada aku.. ini kerana aku juga bukanlah katogeri pompuan yang bodoh..sejak umur 22 tahun aku dah menikah dan orang yang meragut dara aku tak lain laki aku jugak.Kisah yang aku nak paparkan disini kisah sex gila aku dengan lelaki simpanan aku le Z nama dia,orangnya tinggi..gagah dan yang paling syok.. konek dia mak datuk besar dan padat… dia ni sebenarnya staff aku.aku ni kira okey jugak kerja sebagai manager sebuah syarikat swasta dan Z hanya bekerja sebagai drebar company aje..


    mula-mula aku tak berapa syok tapi tah macamana mungkin naluri pompuan aku menyatakan baik bela budak ni tah-tah barang dia mari.. sangkaan aku memang betul. Tambahan pulak masa tu laki aku ada problem konek tak mau naik.. kalau nak bandingkan konek dia dengan laki aku memang banyak beza. kone laki aku mempunyai kepala yang begitu besar tapi pendek. konek dia muncungnya tajam tapi membesar membawa kepangkal.. senak tu..lupe aku nak bagitau umur Z muda 6 tahun pada aku dan masih bujang trang-trang. Aku terpaksa mengajar macam-macam kaedah memantat dengannya untuk memuaskan napsu aku yang menggile ni..Z cepat belajar dan aku selalu tution dan servis konek dia di rumah dia sendiri.

    Dia tinggal seorang diri dan aku selalu datang ke rumahnya tanpa mengira masa.. beza permainan dia dengan laki aku.. (masa laki aku power) laki aku cukup teror menjilat dan pulak tu kalau dia henjot..mak datuk dia gesel bijik kelentit aku sampai aku terangkat-rangkat.


    Z pulak tak berapa terror tapi dalam tempoh beberapa bulan belajar konek dia dah faham-faham aje bila masuk lubang keramat aku ni.. Upacara memantat kami selalu dimulakan dengan kissing, lepas tu dia jilat aku punya puki.. hisap air aku macam vacuum. lepas tu aku apa lagi nyonyot konek dia sampai nak putus le.. dia punye stimm.. mak naik gila.. aku bite leher dia buat rantai tapi dia tak boleh bite leher aku pasal nak cover line..kang aku balik si kulup kat rumah tanya aku pulak..tapi yang aku tak tahan bila batang dia masuk pantat aku..


    mak datuk..batang dia punyalah panjang.. aku ukur tak tau berapa inci tapi yang pasti 2 batang rokok sambung hujung pun kalah dengan kepanjangan koneknya dan ukur lilit butuh dia.. senak siol… sekali dia henjut aku.. dia punya batang gerudi pantat aku… tak tahan. setiap kali aku bersama nya paling teruk pun 3 round dalam masa beberapa jam.. air mani dia jangan cakap.. aku sendiri tak pernah telan airmani laki aku tapi Z punye habih aku pulun.. Aku telah menjahanamkan terunanya.. dan hingga kini dialah tempat aku melepaskan gile aku… laki aku aku layan kadang-kadang pasal biarpun dah jenuh berubat batang dia masih tak berapa kick dan setiap kali aku gian teringat Z aku akan panjat laki aku.. nak masukkan batang dia kadang-kadang tak naik.. gesel-geselkan pantat aku kat batang dia sambil ingat Z (kira-kira melancaplah) ….. Okeylah sekarang Z tak ade.. aku nak melancap ingat kat dia aku ada banyak story lagi dengan jantan sebelum Z sebab aku ni memang kuat main.. siapa yang tak syok kalau pantat ada tukang geli…

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Batang India

    Kisah Memek Batang India


    2757 views

    Duniabola99.com – Masa tu yati berusia 22 , bekrja di KL.Tunang yati berada di kampung. Kami pernah lakukan seks tapi yati tak pernah puas.Sealu tak de “foreplay”. Selepas berkucup-kucup, dia akan masukkan batang dia ke dalam kemaluan ku.
    Lepas tu yang aku geram, tak sampai satu minit, dia akan terpanjut.aku tak show my feelings tapi dalam hati…….


    bila bekerja di KL, aku berkenalan dengan rakan setugas saya, keturunan india.Orangny walaupun hitam, tapi badan dan muka nya macam pelakon Bollywood,.Misainya mengancam.
    Bulu dadanya lebat!!.
    entah macam mana, waktu bersembang-sembang,saya ajaknya keluar makan malam.To cut short,

    lepas makan malam, kami balik naik keretanya.singgah sekejap di taman TITIWANGSA di suatu tempat yang sunyi.berbual2, kemudian i tanya pasal private life dia. dia mengaku mempunyai gf bangsanya dan mereka pernah lakukan seks.i tanya , hebat ker dia atas katil. dan dia jawab 2 jam tak cukup!!Aku terpegun…dan i rapatkan badan i kat dia and start lah…raba-raba and then dia ramas tetek saya….lepas tu entah macam mana dia kucup aku sekuat-kuat.Aku lemas dalam pelukan dia.dia ajak aku ke biliknya.

    atas katil, kami mulalah.Aney tu yang ajar saya segala selok-belok seks.dia ajar macam mana nak kulum konek.dia menjilat i sampai terkeluar-keluar air saya.Batangnya,makkkkk ooooiii, dua kali besar dari tunang i punya.tak sunat! ( cute jugak ).Tapi bulu koneknya dati kotek sampai kepala koneknya.Itu yang buat aku geli lebih masa main.
    setelah jilat saya sampai matah puth aku aja nampak,dia pun masukkan batang gajahnya dalam cipap aku,keluar masuk sampai aku klimaks.entah malam tu berapa kali i klimaks aku tak tau.yang aku tau, aku puas for the first time in my life.


    sekarang i dah kahwin , anak 3, suami aku seperti dulu juga.Takde foreplay.Ada sekali i kulum batangnya..tapi di terpanjut dalam mulut saya, lalu tak daya nak teruskan permainan.TIDUR!!!
    setiap malam semasa BERSAMA ngan suami saya, saya imagine bermain dengan aney india tu,batangnya yang besar dan berbulu.aku imagine batang hitam tu masuk keluar cipap saya yang putih….terima kasih aney!!i can’t forget your cock!!!NANDRI.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri






  • Ku Perawani Anak Ibu Kos

    Ku Perawani Anak Ibu Kos


    2756 views


    Duniabola99.com – Cerita ini bermula ketika aku berumur 32 tahun, aku waktu itu sudah bekerja sebagai kepalabagian di sebuah perusahaan BUMN, penghasilanku lebih dari cukup. Apapun bisa kupenuhi, hanya satu yang belum dapat kuraih, yaitu kebahagiaan keluarga, atau dengan kata lain punya istri dan punya anak. Aku hidup sebagai bujangan, kadanguntuk memenuhi hasrat biologisku, aku mencarter wanita malam yang kesepian.

    Ketika itu aku masih kost di kotaA, kota yang indah dan tidak terlalu ramai, sebab di kota A itulah aku bekerja. Aku kost di rumah seorang ibu muda dengan satu anak gadisnya. Sebut saja ibu muda itu adalah Tante Linda, dan anak gadisnya yang masih 12 tahun usianya dan duduk di bangku SMP kelas 1, namanya Lia. Suami Tante Linda, sebut saja Oom Joko bekerja di ibukota, di suatu instansi pemerintah, dan mempunyai jabatan strategis. Setiap 2 minggu sekali, Oom Joko pulang ke kota A, aku sendiri cukup akrab dengan Oom Joko, umurku dengannya tidak terlalu terpaut jauh. Oom Joko aku taksir baru berumur sekitar 35 tahun, sedangkan Tante Linda justru lebih tua sedikit, 37 tahun. Aku menyebut mereka Oom dan Tante, sebab walaupun beda umur antara akudan mereka sedikit, tetapi mereka sudah berkeluaga dan sudah punya seorang anak gadis.

    Tante Linda merupakan seorangsekretaris di sebuah perusahaanotomotif di kota B yang jaraknyatidak begitu jauh dari kota A. Tante Linda berangkat pagi dan pulang malam, begitu seterusnya setiap harinya, sehingga aku kurang begitu dekat dengan Tante Linda. Justru kepada anak gadisnya yang masih SMP yang bernama Lia, aku merasa dekat. Sebab pada harihari kosongku, Lia lah yang menemaniku.

    Selama tinggal serumah dengan Tante Linda dan anak gadisnya, yaitu Lia, aku tidak pernah berpikiran buruk, misalnya inginmenyetubuhi Tante Linda atau yang lainnya. Aku menganggapnya sudah seperti kakak sendiri. Dan kepada Lia, aku juga sudah menganggapnyasebagai keponakanku sendiri pula. Sampai akhirnya ketika suatu hari, hujan gerimis rintikrintik, pekerjaan kantor telah selesai aku kerjakan, dan saat ituhari masih agak siang. Aku malas sekali ingin pulang, lalu aku berpikir berbuat apa di hari seperti ini sendirian.

    Akhirnya aku putuskan meminjam kaset VCD Blue Film yang berjudul Tarzan X ke rekan kerjaku. Kebetulan dia selalu membawanya, aku pinjam ke dia, lalu aku cepatcepat pulang. Keadaan rumah masih sangat sepi, sebab Lia masih sekolah, dan Tante Linda bekerja. Karena aku kost sudah cukup lama, maka aku dipercaya oleh Oom Joko dan Tante Linda untuk membuat kunci duplikat. Jika sewaktuwaktu ada perlu di rumah, jadi tidak harus repot menunggu Lia pulang ataupun Tante Linda pulang.

    Aku sebetulnya ingin menyaksikan film tersebut di kamar, entah karena masih sepi, maka aku menyaksikannya di ruang keluarga yang kebetulan tempatnya di lantai atas. Ah.. lama juga aku tidak menyaksikan film seperti ini, danmemang lama juga aku tidak ML (making love) dengan wanita malam yang biasa kupakai akibat stres karena kerjaan yangtidak ada habishabisnya.

    Aku mulai memutar film tersebut, dengan ukuran TV Sony Kirara Baso, seakan aku menyaksikan film bioskop, adegan demi adegan syur membuatku mulai bernafsu dan membuat batang kemaluanku berontak dari dalam celanaku. Aku kasihan pada adik kecilku itu, maka kulepaskan saja celanaku, kulepaskan juga bajuku, sehingga aku hanya menggunakan kaos singlet ketatsaja. Celana panjang dan celana dalamku sudah kulepaskan, maka mulai berdiri dengan kencang dan kokohnya batang kemaluanku yang hitam, panjang, besar dan berdenyutdenyut. Aku menikmatinya sesaat, sampai akhirnya kupegangi sendiri batang kemaluanku itu dengan tangan kananku. Mataku tetap konsentrasi kepada layar TV, melihat adeganadegan yang sudah sedemikian panasnya. Tarzan yang bodoh itu sedang diajari oleh wanitanya untuk memasukkan batang kemaluannya itu ke lubang kemaluan si wanita.

    Batang kemaluan yang dari tadi kupegangi, kini telah kukocokkocok, lambat dan cepat silih berganti gerakanku dalam mengocok. Setelah sekian lama, aku merasa sudah tidak kuat lagi menahan cairan mani yang ingin keluar.

    Lalu, Ahh crrrottt.. cccroottt, aku sudah menyiapkan handuk kecil untuk menampung cairan mani yang keluar dari lubang kencing kemaluanku. Sehingga cairan i
    tu tidak muncrat kemanamana.
    Ternyata tanpa sepengetahuanku, ada sepasangmata melihat ke arahku dengan tidak berkedip, sepasang mata itu rupanya melihat semua yang kulakukan tadi. Aku baru saja membersihkan batang kemaluanku dengan handuk, lalu sepasang mata itu keluar dari persembunyiannya, sambil berkata kecil.
    Oom Agus, lagi ngapain sih, kokmainmain titit begitu, emang kenapa sih? kata suara kecil mungil yang biasa kudengar.
    Bagaikan disambar geledek di siang hari, aku kaget, ternyata Lia sudah ada di belakangku. Aku gugup akan bilang apa, kupikir anak ini pasti sudah melihat apa yang kulakukan daritadi.
    Eh, Llliiiiaaa.. baru pulang? sahutku sekenanya.
    Iya nih Oom, ngga ada pelajaran. tukas Lia, lalu Lia melanjutkan perkataannya,Oom Agus, Lia tadi kan nanya, Oom lagi ngapain sih, kok mainin titit gitu?
    Oohh ini.., aku sudah sedikit bisa mengontrol diri, Ini.. Oom habis melakukan olahraga , Lia.
    Ooohh.. habis olahraga yaaa..? Lia sedikit heran.
    Iya kok.. olahraga Oom, ya begini, sama juga dengan olahraga papanya Lia. jawabku ingin meyakinkan Lia.
    Kalo olahraga Lia di sekolah pasti sama pak guru Lia disuruh lari. Lia menimpali.
    Itu karena Lia kan masih sekolah, jadi olahraganya harus sesuai dengan petunjuk pak guru. jawabku lagi.
    Oom, Lia pernah lihat papa jugamainin titit persis seperti yang Oom Agus lakukan tadi, cuma bedanya papa mainin tititnya sama mama. Lia dengan polosnya mengatakan hal itu.
    Eh, Lia pernah lihat papa dan mama olahraga begituan? aku balik bertanya karena penasaran.
    Sering lihat Oom, kalo papa pulang, kalo malem pasti melakukannya sama mama. ujarLia masih dengan polosnya menerangkan apa yang sering dilihatnya.
    Seperti ini yaa..? sambil aku menunjuk ke cover gambar film Tarzan X, gambar Tarzan denganmemasukkan batang kemaluannya ke lubang kelamin wanitanya.
    Iya Oom, seperti apa yang di film itu lho! jawab Lia, Eh.. Oom, bagus lho filmnya, boleh ngga nih Lia nonton, mumpung ngga ada mama?
    Boleh kok, cuma dengan syarat,Lia tidak boleh mengatakan hal ini sama papa dan mama, oke? aku memberi syarat dengan perasaan kuatir jika sampai Lia cerita pada mama dan papanya.
    Ntar Oom beliin coklat yang banyak deh. janjiku.
    Beres Oom, Lia ngga bakalan cerita ke mama dan papa. dengan santai Lia menjawab perkataanku, rupanya Lia langsung duduk di sofa menghadap ke TV.
    Kuputar ulang lagi film Tarzan X tersebut, dan Lia menontonnya dengan sepenuh hati, adegan demi adegan dilihatnya dengan penuh perhatian. Aku sendiri termenung menyaksikan bahwa di depanku ada seorang gadis kecil yang periang dan pintar sedang menonton blue film dengan tenangnya. Sedangkan aku sendiri masih belum memakai celanaku, ikut melihat lagi adeganadegan film Tarzan X itu, membuat batang kemaluanku tegang dan berdiri kembali, kubiarkan saja. Lama kelamaan, aku tidak melihat ke arah film Tarzan X itu, pandanganku beralih ke sosok hidup yang sedang menontonnya, yaitu Lia.
    Lia adalah yang tergolong imut dan manis untuk gadis seusianya. Entah kenapa, aku ingin sekali bersetubuh dengan Lia, aku ingin menikmati rasanyalubang kelamin Lia, yang kubayangkan pastilah masih sangat sempit. Ahhh.. nafsuku kian membara karena memikirkan hal itu. Aku mencoba mencari akal, bagaimana caranya agar keperawanan Lia bisa kudapatkan dan kurasakan. Kutunggu saja waktu tepatnya dengan sabar. Tidak terasa, selesailah film tersebut. Suara Liaakhirnya memecahkan keheningan.
    Oom, tuh tititnya berdiri lagi. kata Lia sambil menunjuk ke arah batang kemaluanku yang memang sedang tegang.
    Iya nih Lia, tapi biarin saja deh, gimana dengan filmnya? jawabku santai.
    Bagus kok Oom, persis seperti apa yang papa dan mama lakukan, dan Lia ada beberapa pertanyaan buat Oom nih. Lia sepertinya ingin menanyakan sesuatu.
    Pertanyaannya apa? tanyaku.
    Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin titit ke apa tuh, Lia ngga ngerti? tanya Lia.
    Oh itu.., itu namanya titit dimasukkan ke lubang kencing atau disebut juga lubang memek, pasti papa Lia juga melakukan hal itu ke mama kan? jawabku menerangkan.

    Kutekan sedikit demi sedikit, kepala kemaluanku bisa masuk, Lia mengaduh dan menjerit karena merasa perih. Aku menyuruhnya menahan. Efek dari obat dopping itu tadi
    adalah untuk sedikit meredam rasa perih, selanjutnya kutekan kuatkuat.
    Blusss

    Lia menjerit cukup keras,Ooommm tititnya sudaaahhh masuk kkaahhh?
    Udah sayang tahan ya kataku sambil mengelusngelus rambut Lia.
    Aku mundurkan batang kemaluanku. Karena sangat sempitnya, ternyata bibir kemaluan Lia ikut menggembung karena tertarik. Kumajukan lagi, kemudian mundur lagi perlahan tetapi pasti. Beberapa waktu, Lia pun sepertinya sudah merasakan enak. Setelah cairan mani Lia yang ada di lubang perawannya semakin membanjir, maka lubang kenikmatan itu sudah sedikit merekah. Aku menggenjot maju mundur dengan cepat. Ahhh.. inikah kemaluan perawan gadis imut. Enak sekali ternyata. Hisapannya memang tiada duanya. Aku merasa keringat telah membasahi tubuhku, kulihat juga keringat Lia pun sudah sedemikian banyaknya.

    Sambil kuterus berpacu, puting susu Lia kumainkan, kupelintirpelintir dengan gemas, bibir Lia aku pagut, kumainkan lidahku dengan lidahnya. Aku merasakan Lia sudah keluar beberapa kali, sebab aku merasakepala batang kemaluanku seperti tersiram oleh cairan hangat beberapa kali dari dalam lubang surga Lia. Aku ganti posisi. Jika tadi aku yang di atas dan Lia yang di bawah, sekarangberbalik, aku yang di bawah danLia yang di atas. Lia seperti kesetanan, bagaikan cowboy menunggang kuda, oh enak sekali rasanya di batang kemaluanku. Naik turun di dalamlubang surga Lia.

    Sekian lama waktu berlalu, aku merasa puncak orgasmeku sudah dekat. Kubalik lagi posisinya, aku di atas dan Lia di bawah, kupercepat gerakan maju mundurku. Lalu aku peluk erat sekali tubuh kecil dalam dekapanku, kubenamkan seluruh batang kemaluanku. Akumenegang hebat.
    Crruttt crruttt

    Cairan maniku keluar banyak sekali di dalam lubang kemaluanLia, sedangkan Lia sudah merasakan kelelahan yang amat sangat. Aku cabut batang kemaluanku yang masih tegang dari lubang kemaluan Lia. Lia kubiarkan terbaring di sofa. Tanpa terasa, Lia langsung tertidur, aku bersihkan lubang kelaminnya dari cairan mani yang perlahan merembes keluar,kukenakan kembali semua pakaiannya, lalu kubopong gadiskecilku itu ke kamarnya. Aku rebahkan tubuh mungil yang terkulai lelah dan sedang tertidur di tempat tidurnya sendiri, kemudian kucium keningnya. Terima kasih Lia atas kenikmatannya tadi. Malam pun tiba.
    Keesokan harinya, Lia mengeluh karena masih merasa perih di vaginanya, untungnya Tante Linda tidak tahu. Hari berlalu terus. Sering kali aku melakukan olahraga senggama dengan Lia, tentunya tanpa sepengetahuan Oom Joko dan Tante Linda.
    Kirakira sudah berjalan setengah tahun lamanya, Lia sudah sangat pintar untuk ukuran gadis seusianya dalam melakukan olahraga senggama. Aku pun sangat memanjakannya, uang yang biasa kuhamburkan untuk membayar wanita malam, kuberikan ke Lia. Untuk menghindari kecurigaan orang tuanya, uang itu kubelikan halhal yang Lia suka, seperti makanan, mainan dan masih banyak lagi.

    Sekarang Lia sudah kelas 2 SMP, naik kelas dengan nilai yang bagus, apa yang kulakukan dengan Lia tidak mempengaruhibelajarnya. Inilah yang membuataku semakin sayang, dan sampaisuatu saat, Tante Linda diharuskan pergi beberapa hari lamanya ke ibu kota untuk menemani Oom Joko menghadiri resepsiresepsi pernikahan dari rekanrekan kerja Oom Joko yang kebetulan berurutan tanggalnya. Aku ditinggal berdua di rumah dengan Lia, memang sudah terlalu biasa, sedikit bedanya adalah sekarang sudah super bebas, tidak mengkhawatirkan kalaukalau Tante Linda pulang dari kerja.

    Lia pernah menjanjikan kepadaku akan membawa temanteman akrabnya main ke rumah untuk diajarkan olahragasenggama. Dan saat yang tepat adalah sekarang, dimana Tante Linda tidak akan ada di rumah untuk beberapa hari, dan Lia juga mulai libur karena kelasnya dipakai untuk testing uji coba siswa kelas 3. Sangat kebetulan sekali kalau hari ini sabtu, sekolah Lia pulang sangat awal dikarenakan guruguru sibuk menyiapkan bahan untuk testing uji coba siswa kelas 3. Lia telpon ke kantorku, menanyakan apakah aku bisa pulang cepat atau tidak. Lia juga mengatakan kalau dia membawa temantemannya seperti yang telah dijanjikannya.

    Kontan saja mendengar kabar itu, aku langsung ijin pulang. Sebelum pulang ke rumah kusempatkan mampir ke apotik untuk membeli sejumlah obatobatan yang kuperlukan nantinya, aku ingin penantian yang begitu lamanya, di hari ini akan terlaksana.

  • Kisah memek Pembantu Sange

    Kisah memek Pembantu Sange


    2756 views


    Duniabola99.com – Pak Hardi dapat digolongkan sebagai kaum menengah ke atas. dia kerja untuk sebuah multinational company di bidang telekomunikasi. dia memiliki 2 buah kendaraan & sebuah rumah yang sangat cukup untuk ditinggali oleh dia, istrinya & seorang anak tunggalnya. Bahkan Pak Hardi dapat mempekerjakan seorang pembantu untuk mengurus rumahnya.

    Nunik, 21 tahun, itulah nama pembantu tersebut. dia berasal dari sebuah kampung di Dekat Cilacap Jawa Tengah. Sudah hampir 1 tahun dia mengabdi kepada Pak Hardi & keluarganya. Perlakuan Pak Hardi & keluarganya benar – benar membuatnya betah walaupun dia harus berpisah dengan suaminya yang menjadi petani di kampungnya. Jika pekerjaan rumahnya sudah selesai, dia akan pergi ke taman & berkumpul bersama pembantu – pembantu lain di perumahan tempat Pak Hardi tinggal.

    Pak Hardi hanya memiliki seorang anak. Istrinya merasakan trauma hebat akibat kelahiran anak pertamanya yang hampir merenggut nyawanya, sehingga sangat takut untuk dapat hamil lagi. Hans nama anak satu – satunya. Saat ini usIanya sudah 18 tahun. dia bersekolah di sebuah SMA swasta yang bonafid. Maklum, kedudukannya sebagai anak tunggal membuat semua perhatian & harta dari Pak Hardi tertuju kepadanya.

    Sore itu pukul 3 sore. Hans telah pulang dari sekolahnya. Hans merasa sangat lelah hari itu sehingga ajakan temannya untuk nongkrong di mall dia tolak. dia hanya ingin sampai di rumah & bersantai. Sampai di rumah dia langsung berganti pakaian & menuju ruang TV. dia nyalakan tv & duduk sambil menyandarkan punggunya di sofa empuk. Pak Hardi sendiri tentu saja masih ada di kantornya.

    Dengan kemacetan Jakarta membuat dia paling cepat bisa sampi di rumah pukul 7 malam. Sedangkan istrinya tidak jauh berbeda, sebagai sesama karyawan tentu istrinya pun merasakan apa yang suaminya rasakan. Sedangkan Nunik, dia sedang mengerjakan tugas sehari – harinya. Kali ini dia sedang menyapu lantai di sekitar ruang TV tempat Hans berada. Sebenarnya tidak ada acara tv yang menarik bagi hans, dia pun mulai merasa bosan. Namun, sesaat sebelum Hans beranjak dari sofa malasnya. Tiba – tiba.

    HAP!

    Tiba2 saja Nunik duduk mengangkang di depan Hans. Belum selesai kekagetan Hans. Tiba2 saja Hans didekap oleh Nunik ke dada besarnya. 5 menit sebelumnya…..

    “Aduhhhh kenapa sih aku jadi mikirin film bokep dari si Mimi tetangga sebelah terus. Mana mas parto akhir – akhir ini klo diajak telponan jorok suka gamau…huh..”

    Begitulah, kemajuan teknologi tidak hanya dirasakan oleh kalangan atas. Para pembantu pun merasakan perkembangan teknologi informasi, apalagi kalau bukan untuk saling tukar video bokep. & pagi tadi, Mimi menyebarkan video porno barunya ke pembantu – pembantu lain.

    Cerita Sex – Berbeda dengan Mimi & sebagian pembantu lainnya yang di malam harinya bisa bertemu suaminya (Mimi adalah pembantu yang tinggal di sekitar kompleks itu, sehingga pagi datang ke majikan, sore bisa pulang), Nunik adalah tipe pembantu yang tinggal di rumah majikan & biasanya pulang setahun dua kali saja. Walhasil Nunik pun kali ini bingung ketika birahinya sedang naik. Biasanya di malam hari ia akan mengajak suaminya melakukan phone sex. Namun entahlah, akhir – akhir ini suaminya menolak dengan alasan lelah setelah seharIan mencangkul sawah. Namun tiba – tiba Nunik melihat Hans.

    “Loh kok tumben den ganteng udah pulang. Aduhhhh emang ganteng bener anak majikanku ini. Ga salah deh klo den hans jadi idola pembantu2 disini hihih. Duh makin gatel deh nih meki”.

    Nunik menyapu dengan tidak tenang. dia berpikir untuk berbuat nekat. dia tahu risikonya sangat besar. Jika Hans menolak & melaporkan ke ortunya maka sudah dipastikan karir Nunik sebagai PRT di rumah ini akan lenyap. Namun Nunik membayangkan juga reward yang akan dia dapat jika dia berhasil. Bukan hanya hasratnya saat ini saja yang akan terpuaskan. Tapi tentunya ke depannya pun tidak akan sulit bagi dirinya untuk bersetubuh dengan Hans. dia juga sudah membayangkan betapa dia akan menjadi buah bibir di kalangan rekan – rekannya sesame pembantu. Bagaimana tidak, dia berhasil menaklukan hati pujaan para pembantu di kompleks ini. Ahhhhhh membayangkannya saja sudah basah.

    “haduhhh bodo amat. Meki gue udah kaga bisa diajak kompromi. Masa dih den hans kaga suka ama toket gue. Pak sarip aja ampe kelojotan”

    Ya pak sarip, satpam kompleks, memang pernah dibuat KO hanya dengan jepitan toket 38D milik Nunik. Nunik terpaksa melakukan itu karena saat itu ketika sedang booming video Ariel – Luna, Nunik yang penasaran dengan video tersebut disyaratkan oleh Pak Sarip untuk berhubungan badan dengannya jika ingin dikirimkan video Ariel – Luna.

    Untung saja baru titfuck saja Pak Sarip sudah KO. Sehingga aman lah meki Nunik dari kontol pak sarip. Walau Nunik jablay (jarang dibelai), namun dia juga pilih-pilih untuk melampiaskan nafsunya hehehe.

    “hmmphhhh”

    “ahhh den hans ayo nikmati susu mbak Nunik. Ayo den ganteeeng” Hans tidak berdaya didekap oleh Nunik

    “hmmmphhhh” hans mencoba melepaskan dekapan itu karena tidak bisa bernapas. Namun kuat sekali dekapan Nunik. Nunik melepaskan dekapan itu sejenak. Secepat kilat dia melepaskan kaos & branya lalu mendekap hans kembali. Hans yang masih kaget langsung menarik napas panjang ketika dilepaskan. Namun tidak sampai 5 detik kemudian

    “hmmmmmppphhhhh” namun kali ini mukanya langsung bertemu kulit toket Nunik. dia merasakan nikmatnya kekenyalan toket Nunik.

    “ayo den hans rasain gimana toket mbak Nunik. Ahhhh” Nunik sambil menggoyang2kan pinggulnya.

    Cerita Dewasa, – Tentunya sambil menggesek-gesekk an vaginanya ke tonjolan di celana Hans. Walaupun Keduanya masih menggunakan bawahannya namun gesekan itu sangat terasa karena Nunik memakain rok lebar & celana dalam, sedangkan hans menggunakan celana boxer & celana dalam rider di dalamnya. Alhasil vagina yang berlapis celana dalam langsung bergesekan dengan kontol yang beralaskan boxer. Hans mulai merasakan nikmatnya permainan ini tangannya mulai meremas2 toket Nunik. Memang Nunik tidak wangi seperti pacarnya Cinthya yang dengan parfumnya mampu memabukkan dirinya. Wangi tubuh yang dia cium saat ini adalah wangi alami khas perempuan desa.

    Tidak wangi memang, namun entah mengapa Hans senang dengan wangi ini. Kulit Nunik pun tidak semulus Cinthya, namun hans sangat senang dengan kekencangan kulit dari Nunik. Kekencangan kulit khas dari wanita yang sehari – hari bekerja membersihkan rumah. Nunik yang mulai merasakan adanyaya kerjasama dari Hans lalu melepaskan dekapannya.

    “hahhh hahhh hahhhh. Gila hah hah. Ampir bunuh saya mbak Nunik nih hah hah!!”

    “ ehehheeh jangan marah dong ganteng. Nih isep lagi susunya mbak”

    Kali ini hans langsung melahap putting kiri Nunik. Terlihat betul gerakan hans masih kaku. dia hanya menghisap-hisap putting Nunik. Terlihat memang hans belum berpengalaman. Nunik perlahan melepaskan celana dalamnya. Sehingga kali ini di dalam rok nya tidak ada lagi yang melindungi memeknya. Nunik melanjutkan goyangan pinggulnya. Terasa kontol hans semakin keras.

    “hihihi ada yang ngaceng nih. Hayooooo”

    “mmmmhh mmmhh. Gimana lagi. Digesek-gesek gitu sama mbak Nunik hihihih”

    “kluarin dong kontolnya. Kasian tuh kesempitan hihihi”

    Hans pun langsung menurunkan celana pendek & celana dalamnya. Setelah kontol itu muncul. Nunik langsung mengocok-ngocok nya. Pas segenggam besarnya. Lumayan pikir Nunik. Walau tentu saja belum sebesar kontol suaminya di rumah.

    “Siap den menuju surga dunIa? Hihihi”

    Nampaknya Nunik sudah tidak sabar merasakan kontol. Tentu saja, ini sudah bulan ketiga semenjak terakhir kali dia pulang ke kampung. Lagipula dia merasakan rangsangan Hans tidak ada apa – apanya. Jadi dia pikir langsung saja ditancap.

    “iii iiiya iya”

    “hihihii belum pernah ya sebelumnya?” Hans menggeleng. Dalam hati Nunik merasa puas sekali. Siapa sangka dia akan mendapatkan perjaka dari hans si ganteng hihih.

    “eh bentar sebelum dimasukin” Nunik mengambil HP nya yang dia sakukan di rok. Lalu dia melakukan selfie dengan Hans

    “ih buat apa mbak?”

    “buat disombongin dong ke pembantu-pembantu lain. Den hans kan favoritnya pembantu-pembantu sini. Klo lagi masturbasi atau gituan sama suaminya katanya pada bayangin den hans hihihi”

    Hans tidak peduli. dia masih saja memainkan toket Nunik. dia tidak pernah menyangka ada toket sebesar ini. dia pernah secara tidak sengaja menyentuh toket pacarnya, gairahsex.com & sangat jauh ukurannya daripada toket di depannya ini. Hans & Cinthya memang belum pernah ML. paling jauh yang mereka lakukan hanyalah kissing. Itu pun hanya ciuman tempel bibir. Bukan French kiss.

    “siap yaaaaa.. ahhhhhh” Nunik akhirnya memasukkan kontol itu ke memeknya.

    Setelah masuk seluruhnya, Nunik diam & tidak goyang dahulu. dia sedikit tersenyum menahan tawa melihat muka Hans yang dilanda kenikmatan untuk pertama kalinya. Nunik semakin gemas dengan muka anak majikannya ini

    “hihihi kenapa den ganteng?”

    “ouhhhhh ouhhhhhhh” Hans fokus dengan kenikmatan yang dirasakan kontolnya

    Nunik pun lalu mencium-cium wajah tampan Hans saking tidak kuatnya menahan gemas. dia basahi seluruh muka dari Hans. Hans yang merasa nikmat hanya pasrah saja menerima kebinalan pembantunya itu.

    Perlahan – lahan Nunik mulai menggoyangkan pinggulnya sambil tetap menikmati ketampanan muka hans. Ciuman & hisapan – hisapan dari Nunik mulai turun ke leher dari Hans. Nunik meninggalkan banyak cupangan di leher Hans tersebut.

    “mmmuuachh mmmm cup cupppp” Nunik sangat menikmati mengeksplor Hans, Wangi tubuh hans yang sering merawat diri benar – benar memabukkan Nunik.

    Jika ditelaah mungkin sudah tidak ada lagi bagIan wajah & leher Hans yang bebas dari liur Nunik. Nunik semakin bersemangat menggoyangkan pinggulnya. Terlihat Hans yang baru pertama kali ngeseks benar – benar kewalahan menghadapi kebinalan Nunik yang memang sudah banyak pengalaman dalam hal ini.

    “mmhhh ahh ahhh uhhhh mmmmmhhhh” Terlihat hans berusaha keras menahan dorongan spermanya untuk segera keluar. Mukanya memerah. Namun apa daya, belum sampai 5 menit kemudian.

    “Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” Sperma kental keluar dari kontol Hans di dalam memek Nunik.

    “Hans, heh Hans. Bangun kamu. Kebiasaan klo nonton tivi ampe ketiduran. Pindah ke kamar sana” Tiba – tiba Hans terbangun karena dibangunkan ibunya yang langsung berlalu ke kamar.

    Hans yang terbangun lalu dia meraba raba tubuhnya. Ternyata dia masih berpakaIan lengkap. Namun dia memang merasa ada sesuatu yang lengket di celana dalamnya.

    “Huh sial ternyata mimpi basah doang. Gue kirain beneran nyata” Dari kamar, Ibunya lalu berteriak

    “Hans ati-ati ah kalo tidur pake selimut. Sekarang lagi jaman demam berdarah. Tuh leher kamu bentol-bentol digigit nyamuk”

    Hans kaget. Hah bentol – bentol. Sekilas lalu dia bertukar pandang dengan Pembantunya Nunik yang sedang berada di pintu dapur. Terlihat Nunik tersenyum geli lalu mengedipkan sebelah matanya pada Hans sambil menggigit bibir.

    “Hah…yang tadi mimpi ga sih??”

    Hans yang masih bingung lalu mendengar HP nya berbunyi tanda ada SMS masuk. dia buka ternyata dari nomor yang tidak dia kenal. & isinya adalah

    “makasih ya mas hans. Kapan-kapan kita ewean lagi ya. Tapi nanti mas hans nya minum obat kuat dulu ya biar mainnya lama hihihihi”

    “glek” Hans senang sekaligus bingung sekaligus takut.

    Senang karena dia benar – benar merasakan tubuh nikmat pembantunya. & mungkin bukan hanya saat itu saja. Ke depannya mungkin dia akan lebih sering menikmati tubuh pembantunya.

    Bingung karena kenapa dia bisa menikmati bermain seks dengan pembantunya. Padahal oembantunya sangat berbeda tipenya dibandingkan paacarnya saat ini. CInthya, perempuan keturunan Chinese dengan kulit mulus & wajah cantik tiada tara.

    Dan takut, bagaimana jika pembantunya cerita ke orang tua atau orang di sekitar kompleksnya. Bisa hancur nama baiknya. Apalagi dia ingat pembantunya sempat mengambil foto. Sementara di dapur, Nunik masih tersenyum-senyum penuh kemenangan. dia yakin hans sudah takluk pada dirinya. dia bisa memenuhi kebutuhan seksualnya kapan saja. Bukan dengan orang sembarangan, tapi orang yang paling ganteng sekompleks ini. Hihihi

  • Cerita Sex Janda Binal

    Cerita Sex Janda Binal


    2755 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Janda Binal ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSudah 7 tahun aku membuka praktek di daerah ibukota pinggira tepetnya di wilayah pelabuhan, pasienku
    disana cukup banyak tapi rata rata kalangan menengah kebawah , jadi sudah loama aku berpraktek disana
    tapi dalam diriku belum berani untuk berumah tangga, karena aku ingin benar benar membahagiakan
    istriku.

    Karena saat ini aku ingin mengumpulkan uang banyak untuk simpanan dan bisa bisa baut rumah besar,
    namun saat ini aku tidak pernah mengeluh aku pun tidak membandingakan dengan temanku yang sama sama
    berprofesi sebagai dokter,

    Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan
    yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan
    baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.

    Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti
    biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam.

    Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat
    disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang
    kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.

    Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang,
    hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan
    mesin yang sempat hidup sebentar.

    Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah
    petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si
    ibu tinggal.

    Cerita Sex Janda Binal Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut.

    Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan
    anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku
    perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.

    “Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di
    bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih
    mendayu dayu.

    “Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.

    Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Liza.

    Ternyata Liza adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang
    lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Liza tetap menjanda.

    Liza sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun
    terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.

    Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat
    Liza mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini,
    aku terpaksa duduk di samping Liza yang mulai merebahkan diri.

    Tampak rambut Liza yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik
    turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Liza berbalik badan dalam tidurnya, belahan
    bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat
    dalam. Markas Judi Online Dominoqq

    Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku
    coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Liza tetap lelap dalam tidurnya.

    Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku
    tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat
    banyak di kawasan aku berpraktek.

    Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu
    itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan
    mengacung setelah ’selesai’ bergumul dengan Wati.

    Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam
    berahi di antara selangkanganku.

    Aku mencoba meraba buah dada Liza yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah
    bajunya.

    Cerita Sex Janda Binal Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah
    dapat kulakukan tanpa membuat Liza terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan,
    ternyata Liza tetap tertidur.

    Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku
    ke puting susu Liza yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Liza yang montok itu.

    Terasa Liza bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar
    bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke
    dalam mulutnya.

    Terasa sekali Liza yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan
    bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.

    Setalah aku yakin Liza tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku
    mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Liza sangat bekerja
    sama,

    Dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana
    dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Liza yang mulus, dengan bulu
    kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.

    Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di
    tengah atas, ternyata clitoris Liza sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa
    Liza agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan
    lidahku itu.

    Liza membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu
    melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Liza mendapat sedikit kesulitan
    karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.

    Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Liza melepaskan celana panjang dan celana dalamku
    sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan
    ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.

    Mata Liza tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh
    rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan
    tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.

    Kutarik kepala Liza agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya
    yang mungil. Ternyata Liza tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan
    lembutnya.

    Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku
    memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Liza.

    Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di
    clitoris Liza, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Liza mulai membasah, aku tahu,
    saatnya sudah dekat.

    Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Liza, dan kudorong Liza hingga telentang. Rambut panjangnya
    kembali terburai di atas bantal. Liza mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah
    menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok,

    Dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin
    dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Liza, lalu aku
    geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan
    mulai menyentuh mulut kemaluannya.

    Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Liza. Terasa agak
    seret majunya, karena Liza telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan
    laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh
    dasar kemaluan Liza.

    Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Liza, namun ini hanya sebentar saja, karena segera
    terasa Liza mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai
    habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Liza.

    Cerita Sex Janda Binal Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Liza sekitar 20 detik, baru setelah itu aku
    mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat
    sampai habis.

    Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Liza yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju
    dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan
    batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Liza yang makin membasah.

    Tidak terasa, Liza terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan
    hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Liza, aku belum ingin melakukan
    gaya yang barangkali akan membuatnya kaget,

    Jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga
    membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil
    Liza, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam,

    Kutekan dasar kemaluan Liza dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di
    dalam kesempitan liang kemaluan Liza dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu
    minggu.

    Terasa badan Liza melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok.
    Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang
    kemaluannya.

    Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Liza yang
    berkeringat, aku bisikan ke telinganya,
    “Liza, terima kasih, terima kasih..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Selingkuh hingga ML dengan ponakan yang baru menikah

    Kisah Memek Selingkuh hingga ML dengan ponakan yang baru menikah


    2754 views

    Duniabola99.com – Keponakanku yang baru menikah tinggal bersamaku karena mereka belum memiliki rumah sendiri. Tidak menjadi masalah bagiku karena aku tinggal sendiri setelah lama bercerai dan aku tidak memiliki anak dari perkawinan yang gagal itu. Sebagai pengantin baru, tentunya keponakanku dan istrinya, Ines, lebih sering menghabiskan waktunya di kamar.


    Pernah satu malam, aku mendengar erangan Ines dari kamar mereka. Aku mendekat ke pintu, terdengar Ines mengerang2, “Terus mas, enak mas, terus ……, yah udah keluar ya mas, Ines belum apa2″. Sepertinya Ines tidak terpuaskan dalam ‘pertempuran” itu karena suaminya keok duluan. Beberapa kali aku mendengar lenguhan dan diakhiri dengan keluhan senada. Kasihan juga Ines.

    Suatu sore, sepulang dari kantor, aku lupa membawa kunci rumah. Aku mengetok pintu cukup lama sampai Ines yang membukakan pintu. Aku sudah lama terpesona dengan kecantikan dan bentuk tubuhnya. Tinggi tubuhnya sekitar 167 cm. Rambutnya tergerai sebahu. Wajahnya cantik dengan bentuk mata, alis, hidung, dan bibir yang indah. Ines hanya mengenakan baju kimono yang terbuat dari bahan handuk sepanjang hanya 15cm di atas lutut. Agen Nova88

    Paha dan betis yang tidak ditutupi daster itu tampak amat mulus. Kulitnya kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Pinggulnya yang besar melebar. Pinggangnya kelihatan ramping. Sementara kimono yang menutupi dada atasnya belum sempat diikat secara sempurna, menyebabkan belahan toket yang montok itu menyembul di belahan baju, pentilnya membayang di kimononya. Rupanya Ines belum sempat mengenakan bra. Lehernya jenjang dengan beberapa helai rambut terjuntai. Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhnya.

    Agaknya Ines sedang mandi, atau baru saja selesai mandi. Tanpa sengaja, sebagai laki-laki normal, kon tolku berdiri melihat tubuhnya. Dari samping kulihat toketnya begitu menonjol dari balik kimononya. Melihat Ines sewaktu membelakangiku, aku terbayang betapa nikmatnya bila tubuh tersebut digeluti dari arah belakang. Aku berjalan mengikutinya menuju ruang makan. Kuperhatikan gerak tubuhnya dari belakang. Pinggul yang besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakinya. Ingin rasanya kudekap tubuh itu dari belakang erat-erat. Ingin kutempelkan kon tolku di gundukan pantatnya. Dan ingin rasanya kuremas-remas toket montoknya habis-habisan.


    “Sori Nes, om lupa bawa kunci. Kamu terganggu mandinya ya”, kataku. “Udah selesai kok om”, jawabnya. Aku duduk di meja makan. Ines mengambilkan teh buatku dan kemudian masuk ke kamarnya. Tak lama kemudian Ines keluar hanya mengenakan daster tipis berbahan licin, mempertontonkan tonjolan toket yang membusung. Ines tidak mengenakan bra, sehingga kedua pentilnya tampak jelas sekali tercetak di dasternya. Ines beranjak dari duduknya dan mengambil toples berisi kue dari lemari makan. Pada posisi membelakangiku, aku menatap tubuhnya dari belakang yang sangat merangsang.

    Kita ngobrol ngalor ngidul soal macem2. kesempatan bagiku untuk menatapnya dari dekat tanpa rasa risih. Ines tidak menyadari bahwa belahan daster di dadanya mempertontonkan toket yang montok kala agak merunduk. kon tolku pun menegang. Akhirnya pembicaraan menyerempet soal sex. “Nes, kamu gak puas ya sama suami kamu”, kataku to the point. Ines tertunduk malu, mukanya semu kemerahan. “Kok om tau sih”, jawabnya lirih. “Om kan pernah denger kamu melenguh awalnya, cuma akhirnya mengeluh.

    Suami kamu cepet ngecretnya ya”, kataku lagi. “Iya om, si mas cepet banget keluarnya. Ines baru mulai ngerasa enak, dia udah keluar. Kesel deh jadinya, kaya Ines cuma jadi pemuas napsunya aja”, Ines mulai curhat. Aku hanya mendengarkan curhatannya saja. “Om, mandi dulu deh, udah waktunya makan. Ines nyiapin makan dulu ya”, katanya mengakhiri pembicaraan seru. “Kirain Ines nawarin mau mandiin”, godaku. “Ih si om, genit”, jawabnya tersipu. “Kalo Ines mau, om gak keberatan lo”, jawabku lagi. Ines tidak menjawab hanya berlalu ke dapur, menyiapkan makan. Sementara itu aku masuk kamarku dan mandi. kon tolku tegang gak karuan karena pembicaraan seru tadi.

    Selesai mandi, aku hanya memakai celana pendek dan kaos, sengaja aku tidak memakai CD. Pengen rasanya malem ini aku ngen totin Ines. Apalagi suaminya sedang tugas keluar kota untuk beberapa hari. kon tolku masih ngaceng berat sehingga kelihatan jelas tercetak di celana pendekku. Ines diam saja melihat ngacengnya kon tolku dari luar celana pendekku. Ketika makan malem, kita ngobrol soal yang lain, Ines berusaha tidak mengarahkan pembicaraan kearah yang tadi. Kalo Ines tertawa, ingin rasanya kulumat habis-habisan bibirnya. Ingin rasanya kusedot-sedot toket nya dan ingin rasanya kuremas-remas pantat kenyal Ines itu sampai dia menggial-gial keenakan.


    Selesai makan, Ines membereskan piring dan gelas. Sekembalinya dari dapur, Ines terpeleset sehingga terjatuh. Rupanya ada air yang tumpah ketika Ines membawa peralatan makan ke dapur. Betis kanan Ines membentur rak kayu. “Aduh”, Ines mengerang kesakitan. Aku segera menolongnya. Punggung dan pinggulnya kuraih. Kubopong Ines kekamarnya. Kuletakkan Ines di ranjang. Tercium bau harum sabun mandi memancar dari tubuhnya. Belahan daster terbuka lebih lebar sehingga aku dapat dengan leluasa melihat kemontokan toketnya.

    Nafsuku pun naik. kon tolku semakin tegang. ketika aku menarik tangan dari pinggulnya, tanganku tanpa sengaja mengusap pahanya yang tersingkap. Ines berusaha meraih betisnya yang terbentur rak tadi. Kulihat bekas benturan tadi membuat sedikit memar di betis nya. Aku pun berusaha membantunya. Kuraih betis tersebut seraya kuraba dan kuurut bagian betis yang memar tersebut. “Pelan om, sakit”, erangnya lagi. Lama-lama suaranya hilang. Sambil terus memijit betis Ines, kupandang wajahnya. Matanya sekarang terpejam. Nafasnya jadi teratur. Ines sudah tertidur. Mungkin karena lelah seharian membereskan rumah. Aku semakin melemahkan pijitanku, dan akhirnya kuhentikan sama sekali. Agen Nova88 Terbesar

    Kupandangi Ines yang tengah tertidur. Alangkah cantiknya wajahnya. Lehernya jenjang. Toketnya yang montok bergerak naik-turun dengan teratur mengiringi nafas tidurnya. pentilnya menyembul dari balik dasternya. Pinggangnya ramping, dan pinggulnya yang besar melebar. Daster tersebut tidak mampu menyembunyikan garis segitiga CD yang kecil. Terbayang dengan apa yang ada di balik CDya, kon tolku menjadi semakin tegang. Apalagi paha yang putih terbuka karena daster yang tersingkap. Kuelus betisnya. Kusingkapkan bagian bawah dasternya sampai sebatas perut.

    Kini paha mulus itu terhampar di hadapanku. Di atas paha, beberapa helai bulu jembut keluar dari CD yang minim. Sungguh kontras warnanya. Jembutnya berwarna hitam, sedang tubuhnya berwarna putih. Kueluskan tanganku menuju pangkal pahanya sambil kuamati wajah Ines. Kueluskan perlahan ibu jariku di belahan bibir no noknya. kuciumi paha mulus tersebut berganti-ganti, kiri dan kanan, sambil tanganku mengusap dan meremasnya perlahan-lahan. Kedua paha tersebut secara otomatis bergerak membuka agak lebar. Kemudian aku melepas celana pendekku. Kembali kuciumi dan kujilati paha dan betis nya.

    Kutempelkan kepala kon tolku yang sudah ngaceng berat di pahanya. Rasa hangat mengalir dari paha Ines ke kepala kon tolku. kugesek-gesekkan kepala kon tol di sepanjang pahanya. kon tolku terus kugesek-gesekkan di paha sambil agak kutekan. Semakin terasa nikmat. Nafsuku semakin tinggi. Aku semakin nekad. Kulepaskan daster Ines, Ines terbangun karena ulahku. “Om, Ines mau diapain”, katanya lirih. Aku terkejut dan segera menghentikan aksiku. Aku memandangi tubuh mulus Ines tanpa daster menghalanginya. Tubuh moleknya sungguh membangkitkan birahi. toket yang besar membusung, pinggang yang ramping, dan pinggul yang besar melebar. pentilnya berdiri tegak.


    “Nes, om mau ngasi kenikmatan sama kamu, mau enggak”, kataku perlahan sambil mencium toket nya yang montok. Ines diam saja, matanya terpejam. Hidungku mengendus-endus kedua toket yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahku.pentil toket kanannya kulahap ke dalam mulutku. Badannya sedikit tersentak ketika pentil itu kugencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasku. “Om…”, rintihnya, rupanya tindakanku membangkitkan napsunya juga. Karena sangat ingin merasakan kenikmatan dien tot, Ines diam saja membiarkan aku menjelajahi tubuhnya. kusedot-sedot pentil toketnya secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak kuperkuat sedotanku. Kuperbesar daerah lahapan bibirku. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutku.

    Kembali kusedot daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajah Ines tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan. Kedua toket harum itu kuciumi dan kusedot-sedot secara berirama. kon tolku bertambah tegang. Sambil terus menggumuli toket dengan bibir, lidah, dan wajahnya, aku terus menggesek-gesekkan kon tol di kulit pahanya yang halus dan licin. Kubenamkan wajahku di antara kedua belah gumpalan dada Ines. perlahan-lahan bergerak ke arah bawah. Kugesek-gesekkan wajahku di lekukan tubuh yang merupakan batas antara gumpalan toket dan kulit perutnya. Kiri dan kanan kuciumi dan kujilati secara bergantian.

    Kecupan-kecupan bibirku, jilatan-jilatan lidahku, dan endusan-endusan hidungku pun beralih ke perut dan pinggang Ines. Sementara gesekan-gesekan kepala kon tolku kupindahkan ke betisnya. Bibir dan lidahku menyusuri perut sekeliling pusarnya yang putih mulus. wajahku bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora kupeluk pinggulnya secara perlahan-lahan. Kecupanku pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulnya tersebut. Kususuri pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Kujilat helaian-helaian rambut jembutnya yang keluar dari CDnya. Lalu kuendus dan kujilat CD pink itu di bagian belahan bibir no noknya. Ines makin terengah menahan napsunya, sesekali terdengar lenguhannya menahan kenikmatan yang dirasakannya.

    Aku bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut kukangkangi tubuhnya. kon tolku yang tegang kutempelkan di kulit toket Ines. Kepala kon tol kugesek-gesekkan di toket yang montok itu. Sambil kukocok batangnya dengan tangan kananku, kepala kon tol terus kugesekkan di toketnya, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit aku melakukan hal itu. Kuraih kedua belah gumpalan toket Ines yang montok itu. Aku berdiri di atas lutut dengan mengangkangi pinggang ramping Ines dengan posisi badan sedikit membungkuk. Batang kon tolku kujepit dengan kedua gumpalan toketnya. Kini rasa hangat toket Ines terasa mengalir ke seluruh batang kon tolku.

    Perlahan-lahan kugerakkan maju-mundur kon tolku di cekikan kedua toket Ines. Kekenyalan daging toket tersebut serasa memijit-mijit batang kon tolku, memberi rasa nikmat yang luar biasa. Di kala maju, kepala kon tolku terlihat mencapai pangkal lehernya yang jenjang. Di kala mundur, kepala kon tolku tersembunyi di jepitan toketnya. Lama-lama gerak maju-mundur kon tolku bertambah cepat, dan kedua toket nya kutekan semakin keras dengan telapak tanganku agar jepitan di batang kon tolku semakin kuat. Aku pun merem melek menikmati enaknya jepitan toketnya. Ines pun mendesah-desah tertahan, “Ah… hhh… hhh… ah…”


    kon tolku pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toket Ines. Oleh gerakan maju-mundur kon tolku di dadanya yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tanganku di kedua toketnya, cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadanya yang menjepit batang kon tolku. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kon tolku di dalam jepitan toketnya. Dengan adanya sedikit cairan dari kon tolku tersebut aku merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kon tolku dengan toketnya. “Hih… hhh… … Luar biasa enaknya…,” aku tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafas Ines menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirnya , yang kadang diseling desahan lewat hidungnya, “Ngh… ngh… hhh… heh… eh… ngh…” Desahan-desahan Ines semakin membuat nafsuku makin memuncak.

    Gesekan-gesekan maju-mundurnya kon tolku di jepitan toketnya semakin cepat. kon tolku semakin tegang dan keras. Kurasakan pembuluh darah yang melalui batang kon tolku berdenyut-denyut, menambah rasa hangat dan nikmat yang luar biasa. “Enak sekali, Nes”, erangku tak tertahankan.. Aku menggerakkan maju-mundur kon tolku di jepitan toket Ines dengan semakin cepatnya. Rasa enak yang luar biasa mengalir dari kon tol ke syaraf-syaraf otakku. Kulihat wajah Ines. Alis matanya bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibirnya akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di toketnya. Ada sekitar lima menit aku menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketnya itu.

    Toket sebelah kanannya kulepas dari telapak tanganku. Tangan kananku lalu membimbing kon tol dan menggesek-gesekkan kepala kon tol dengan gerakan memutar di kulit toketnya yang halus mulus. Sambil jari-jari tangan kiriku terus meremas toket kiri Ines, kon tolku kugerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarnya, kepala kon tolku kugesekkan memutar di kulit perutnya yang putih mulus, sambil sesekali kusodokkan perlahan di lobang pusarnya.

    kucopot CD minimnya. Pinggul yang melebar itu tidak berpenutup lagi. Kulit perut yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutnya, jembut yang hitam lebat menutupi daerah sekitar lobang no noknya. Kedua paha mulus Ines kurenggangkan lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perut tadi terkuak, mempertontonkan no noknya. Aku pun mengambil posisi agar kon tolku dapat mencapai no nok Ines dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang batang kon tol, kepalanya kugesek-gesekkan ke jembut Ines.

    Rasa geli menggelitik kepala kon tolku. kepala kon tolku bergerak menyusuri jembut menuju ke no noknya. Kugesek-gesekkan kepala kon tol ke sekeliling bibir no noknya. Terasa geli dan nikmat. kepala kon tol kugesekkan agak ke arah lobang. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut lobang no nok itu menjadi basah. Kugetarkan perlahan-lahan kon tolku sambil terus memasuki lobang no nok. Kini seluruh kepala kon tolku yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut no nok Ines. Jepitan mulut no nok itu terasa hangat dan enak sekali. Kembali dari mulut Ines keluar desisan kecil tanda nikmat tak terperi. kon tolku semakin tegang.


    Sementara dinding mulut no nok Ines terasa semakin basah. Perlahan-lahan kon tolku kutusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh batang yang tersisa di luar. Secara perlahan kumasukkan kon tolku ke dalam no nok. Terbenam sudah seluruh batang kon tolku di dalam no nok Ines. Sekujur batang kon tol sekarang dijepit oleh no nok Ines dengan sangat enaknya. secara perlahan-lahan kugerakkan keluar-masuk kon tolku ke dalam no noknya. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam no nok hanya kepala kon tol saja. Sewaktu masuk seluruh kon tol terbenam di dalam no nok sampai batas pangkalnya. Rasa hangat dan enak yang luar biasa kini seolah memijiti seluruh bagian kon tolku. Aku terus memasuk-keluarkan kon tolku ke lobang no noknya.

    Alis matanya terangkat naik setiap kali kon tolku menusuk masuk no noknya secara perlahan. Bibir segarnya yang sensual sedikit terbuka, sedang giginya terkatup rapat. Dari mulut sexy itu keluar desis kenikmatan, “Sssh…sssh… hhh… hhh… ssh… sssh…” Aku terus mengocok perlahan-lahan no noknya. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Kembali kukocok secara perlahan no noknya. Kurasakan enaknya jepitan otot-otot no nok pada kon tolku. Kubiarkan kocokan perlahan tersebut sampai selama dua menit. Kembali kutarik kon tolku dari no nok Ines. Namun kini tidak seluruhnya, kepala kon tol masih kubiarkan tertanam dalam mulut no noknya. Sementara batang kon tol kukocok dengan jari-jari tangan kananku dengan cepatnya

    Rasa enak itu agaknya dirasakan pula oleh Ines. Ines mendesah-desah akibat sentuhan-sentuhan getar kepala kon tolku pada dinding mulut no noknya, “Sssh… sssh… zzz…ah… ah… hhh…”

    Tiga menit kemudian kumasukkan lagi seluruh kon tolku ke dalam no nok Ines. Dan kukocok perlahan. Kunikmati kocokan perlahan pada no noknya kali ini lebih lama. Sampai kira-kira empat menit. Lama-lama aku tidak puas. Kupercepat gerakan keluar-masuk kon tolku pada no noknya. Kurasakan rasa enak sekali menjalar di sekujur kon tolku. Aku sampai tak kuasa menahan ekspresi

    keenakanku. Sambil tertahan-tahan, aku mendesis-desis, “Nes… no nokmu luar biasa… nikmatnya…”

    Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. rasa gatal-gatal enak mulai menjalar di sekujur kon tolku. Berarti beberapa saat lagi aku akan ngecret. Kucopot kon tolku dari no nok Ines. Segera aku berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhnya agar kon tolku mudah mencapai toketnya. Kembali kuraih kedua belah toket montok itu untuk menjepit kon tolku yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kon tolku dapat terjepit dengan enaknya, aku agak merundukkan badanku. kon tol kukocokkan maju-mundur di dalam jepitan toketnya. Cairan no nok Ines yang membasahi kon tolku kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kon tolku dan kulit toketnya. “Oh… hangatnya… Sssh… nikmatnya…Tubuhmu luarrr biasa…”, aku merintih-rintih keenakan. Ines juga mendesis-desis keenakan, “Sssh.. sssh… sssh…” Giginya tertutup rapat. Alis matanya bergerak ke atas ke bawah. Aku mempercepat maju-mundurnya kon tolku. Aku memperkuat tekananku pada toketnya agar kon tolku terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar lewat kon tolku. Rasa hangat menyusup di seluruh kon tolku.


    Karena basah oleh cairan no nok, kepala kon tolku tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toket Ines. Leher kon tol yang berwarna coklat tua dan helm kon tol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan toketnya. Lama-lama rasa gatal yang menyusup ke segenap penjuru kon tolku semakin menjadi-jadi. Semakin kupercepat kocokan kon tolku pada toket Ines. Rasa gatal semakin hebat. Rasa hangat semakin luar biasa. Dan rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah kocokan hebat kon tolku di toket montok itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal dan enak di kon tolku hampir mencapai puncaknya, aku menahan sekuat tenaga benteng pertahananku sambil mengocokkan kon tol di kempitan toket indah Ines dengan sangat cepatnya. Rasa gatal, hangat, dan enak yang luar

    biasa akhirnya mencapai puncaknya. Aku tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahananku. “Ines…!” pekikku dengan tidak tertahankan. Mataku membeliak-beliak. Jebollah pertahananku. Rasa hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke seluruh sel-sel kon tolku saat menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot!

    Pejuku menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahang Ines. Peju tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang peju mengalir turun ke arah leher Ines. Peju yang tersisa di dalam kon tolku pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal lehernya, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan toketnya. Aku menikmati akhir-akhir kenikmatan. “Luar biasa… nes, nikmat sekali tubuhmu…,” aku bergumam. “Kok gak dikeluarin di dalem aja om”, kata Ines lirih. “Gak apa kalo om ngecret didalem Nes”, jawabku.

    “Gak apa om, Ines pengen ngerasain kesemprot peju anget. Tapi Ines ngerasa nikmat sekali om, belum pernah Ines ngerasain kenikmatan seperti ini”, katanya lagi. “Ini baru ronde pertama Nes, mau lagi kan ronde kedua”, kataku. “Mau om, tapi ngecretnya didalem ya”, jawabnya. “Kok tadi kamu diem aja Nes”, kataku lagi. “Bingung om, tapi nikmat”, jawabnya sambil tersenyum. “Engh…” Ines menggeliatkan badannya. Aku segera mengelap kon tol dengan tissue yang ada di atas meja, dan memakai celana pendek. beberapa lembar tissue kuambil untuk mengelap pejuku yang berleleran di rahang, leher, dan toket Ines. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan pejuku yang sudah terlajur jatuh di rambut kepalanya. “Mo kemana om”, tanyanya. “Mo ambil minum dulu”, jawabku. “Kok celananya dipake, katanya mau ronde kedua”, katanya. Rupanya Ines sudah pengen aku menggelutinya sekali lagi.

    Aku kembali membawa gelas berisi air putih, kuberikan kepada Ines yang langsung menenggaknya sampe habis. Aku keluar lagi untuk mengisi gelas dengan air dan kembali lagi ke kekamar. Masih tidak puas aku memandangi toket indah yang terhampar di depan mataku tersebut. mataku memandang ke arah pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang melebar indah. Terus tatapanku jatuh ke no noknya yang dikelilingi oleh bulu jembut hitam jang lebat. Betapa enaknya ngen totin Ines. Aku ingin mengulangi permainan tadi, menggeluti dan mendekap kuat tubuhnya. Mengocok no noknya dengan kon tolku dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan aku dapat menyemprotkan pejuku di dalam no noknya sambil merengkuh kuat-kuat tubuhnya saat aku nyampe. Nafsuku terbakar.


    “Ines…,” desahku penuh nafsu. Bibirku pun menggeluti bibirnya. Bibir sensual yang menantang itu kulumat-lumat dengan ganasnya. Sementara Ines pun tidak mau kalah. Bibirnya pun menyerang bibirku dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirku. Kedua tangankupun menyusup diantara lengan tangannya. Tubuhnya sekarang berada dalam dekapanku. Aku mempererat dekapanku, sementara Ines pun mempererat pelukannya pada diriku. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketnya yang membusung terasa semakin menekan dadaku. Jari-jari tangan Ines mulai meremas-remas kulit punggungku.

    Ines mencopot celanaku.Ines pun merangkul punggungku lagi. Aku kembali mendekap erat tubuh Ines sambil melumat kembali bibirnya. Aku terus mendekap tubuhnya sambil saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketnya yang montok menekan ke dadaku. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilnya seolah-olah menggelitiki dadaku. kon tolku terasa hangat dan mengeras. Tangan kiriku pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar Ines, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutku. kon tolku tergencet perut bawahku dan perut bawah Ines dengan enaknya.

    Sementara bibirku bergerak ke arah lehernya.kuciumi, kuhisap-hisap dengan hidungku, dan kujilati dengan lidahku. “Ah… geli… geli…,” desah Ines sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai dagunya terbuka dengan luasnya. Ines pun membusungkan dadanya dan melenturkan pinggangnya ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahku dalam keadaan menggeluti lehernya, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kananku lalu bergerak ke dadanya yang montok, dan meremas-remas toket tersebut dengan perasaan gemas.

    Setelah puas menggeluti lehernya, wajahku turun ke arah belahan dadanya. Aku berdiri dengan agak merunduk. Tangan kiriku pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Kugeluti belahan toket Ines, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah toketnya sambil menekan-nekankannya ke arah wajahku. Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan toket itu. bibirku bergerak ke atas bukit toket sebelah kiri. Kuciumi bukit toket nya, dan kumasukkan pentil toket di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot pentil toket kiri Ines.

    Kumainkan pentil di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat. “Ah… ah… om… geli…,” Ines mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada pentilnya. “Om… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu… ngilu…” Aku semakin gemas.

    toket Ines itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toket kadang kusedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya pentilnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya. “Ah…om… terus… hzzz… ngilu… ngilu…” Ines mendesis-desis keenakan. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya.


    Sampai akhirnya Ines tidak kuat melayani serangan-serangan awalku. Jari-jari tangan kanan Ines yang mulus dan lembut menangkap kon tolku yang sudah berdiri dengan gagahnya. “Om.. Batang kon tolnya besar ya”, ucapnya. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketnya, jari-jari lentik tangan kanannya meremas-remas perlahan kon tolku secara berirama. Remasannya itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kon tolku.

    kurengkuh tubuhnyadengan gemasnya. Kukecup kembali daerah antara telinga dan lehernya. Kadang daun telinga sebelah bawahnya kukulum dalam mulutku dan kumainkan dengan lidahku. Kadang ciumanku berpindah ke punggung lehernya yang jenjang. Kujilati pangkal helaian rambutnya yang terjatuh di kulit lehernya. Sementara tanganku mendekap dadanya dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tanganku meremas-remas kedua belah toketnya. Remasanku kadang sangat kuat, kadang melemah. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kananku menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kirinya, sementara tangan kiriku meremas kuat bukit toket kanannya dan bibirku menyedot kulit mulus pangkal lehernya yang bebau harum, kon tolku kugesek-gesekkan dan kutekan-tekankan ke perutnya. Ines pun menggelinjang ke kiri-kanan.

    “Ah… om… ngilu… terus om… terus… ah… geli… geli…terus… hhh… enak… enaknya… enak…,” Ines merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tanganku di toketnya. Akibatnya pinggulnya menggial ke kanan-kiri. Goyang gialan pinggul itu membuat kon tolku yang sedang menggesek-gesek dan menekan-nekan perutnya merasa semakin keenakan. “Ines… enak sekali Ines… sssh… luar biasa… enak sekali…,” aku pun mendesis-desis keenakan.

    “Om keenakan ya? Batang kon tol om terasa besar dan keras sekali menekan perut Ines. Wow… kon tol om terasa hangat di kulit perut Ines. tangan om nakal sekali … ngilu,…,” rintih Ines. “Jangan mainkan hanya pentilnya saja… geli… remas seluruhnya saja…” Ines semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratku. Dia sudah makin liar saja desahannya, rupanya dia sangat menikmati gelutannya, lupa bahwa aku ini om dari suaminya. “om.. remasannya kuat sekali… Tangan om nakal sekali… Sssh… sssh… ngilu… ngilu…Ak… kon tol om … besar sekali… kuat sekali…”

    Ines menarik wajahku mendekat ke wajahnya. bibirnya melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau kalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kulit punggungnya yang teraih oleh telapak tanganku kuremas-remas dengan gemasnya. Kemudian aku menindihi tubuh Ines. kon tolku terjepit di antara pangkal pahanya dan perutku bagian bawah sendiri. Rasa hangat mengalir ke batang kon tolku yang tegang dan keras. Akhirnya aku tidak sabar lagi. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kon tolku untuk mencari liang no noknya.

    Kuputar-putarkan dulu kepala kon tolku di kelebatan jembut disekitar bibir no nok Ines. Ines meraih batang kon tolku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu terbuka agak lebar. “Om kon tolnya besar dan keras sekali” katanya sambil mengarahkan kepala kon tolku ke lobang no noknya. kepala kon tolku menyentuh bibir no noknya yang sudah basah. dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, kon tol kutekankan masuk ke liang no nok. Kini seluruh kepala kon tolku pun terbenam di dalam no noknya. Aku menghentikan gerak masuk kon tolku.

    “Om… teruskan masuk… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Ines protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kon tolku hanya masuk ke lobang no noknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kon tolku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dan ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ines menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan. “Sssh… sssh… enak… enak… geli… geli, om. Geli… Terus masuk, om..” Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara tenaga kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan… satu… dua… tiga! kon tolku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam no nok Ines dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya.

    Sementara kulit batang kon tolku bagaikan diplirid oleh bibir no noknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt! “Auwww!” pekik Ines. Aku diam sesaat, membiarkan kon tolku tertanam seluruhnya di dalam no nok Ines tanpa bergerak sedikit pun. “Sakit om… ” kata Ines sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya. Aku pun mulai menggerakkan kon tolku keluar-masuk no nok Ines. Aku tidak tahu, apakah kon tolku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang no nok Ines yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kon tolku yang masuk no noknya serasa dipijit-pijit dinding lobang no noknya dengan agak kuatnya.

    “Bagaimana Nes, sakit?” tanyaku. “Sssh… enak sekali… enak sekali… kon tol om besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang no nok Ines..,” jawabnya. Aku terus memompa no nok Ines dengan kon tolku perlahan-lahan. toketnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku. kon tolku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot no noknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kon tolku menyentuh suatu daging hangat di dalam no nok Ines. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala kon tol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.


    aku mengambil kedua kakinya dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kon tolku tidak tercabut dari lobang no noknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ines kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok no noknya perlahan dengan kon tolku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku.

    Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan gerakan kon tolku maju-mundur perlahan di no nok Ines. Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah toketnya. Masih dengan kocokan kon tol perlahan di no noknya, tanganku meremas-remas toket montok Ines. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua pentilnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. pentil itu semakin mengeras, dan bukit toket itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ines pun merintih-rintih keenakan.

    Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah. “Ah… om, geli… geli… … Ngilu om, ngilu… Sssh… sssh… terus om, terus…. kon tol om membuat no nok Ines merasa enak sekali… Nanti jangan dingecretinkan di luar no nok, ya om. Ngecret di dalam saja… ” Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kon tolku di no nok Ines. “Ah-ah-ah… bener, om. Bener… yang cepat… Terus om, terus… ” Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ines. Tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kon tolku di no nok Ines. Terus dan terus. Seluruh bagian kon tolku serasa diremas-remas dengan cepatnya oleh no nok Ines. Mata Ines menjadi merem-melek. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

    “Sssh… sssh… Ines… enak sekali… enak sekali no nokmu… enak sekali no nokmu…” “Ya om, Ines juga merasa enak sekali… terusss… terus om, terusss…” Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kon tolku pada no noknya. “Omi… sssh… sssh… Terus… terus… Ines hampir nyampe…

    sedikit lagi… sama-sama ya om…,” Ines jadi mengoceh tanpa kendali. Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau ngecret. Namun aku harus membuatnya nyampe duluan. Sementara kon tolku merasakan no nok Ines bagaikan berdenyut dengan hebatnya. “Om… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar om… mau keluar..ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…” Tiba-tiba kurasakan kon tolku dijepit oleh dinding no nok Ines dengan sangat kuatnya. Di dalam no nok, kon tolku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari no nok Ines dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Ines meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Ines pun berteriak tanpa kendali: “…keluarrr…!” Mata Ines membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ines kurasakan mengejang.

    Aku pun menghentikan genjotanku. kon tolku yang tegang luar biasa kubiarkan tertanam dalam no nok Ines. kon tolku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan no nok Ines. Kulihat mata Ines memejam beberapa saat dalam menikmati puncaknya. Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding no noknya pada kon tolku berangsur-angsur melemah, walaupun kon tolku masih tegang dan keras. Kedua kaki Ines lalu kuletakkan kembali di atas ranjang dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Ines dengan mempertahankan agar kon tolku yang tertanam di dalam no noknya tidak tercabut.


    “Om… luar biasa… rasanya seperti ke langit ke tujuh,” kata Ines dengan mimik wajah penuh kepuasan. kon tolku masih tegang di dalam no noknya. kon tolku masih besar dan keras. Aku kembali mendekap tubuh Ines. kon tolku mulai bergerak keluar-masuk lagi di no nok Ines, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding no nok Ines secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas kon tolku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kon tolku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh no nok Ines beberapa saat yang lalu.

    “Ahhh… om… langsung mulai lagi… Sekarang giliran om.. semprotkan peju om di no nok Ines.. Sssh…,” Ines mulai mendesis-desis lagi. Bibirku mulai memagut bibir Ines dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas toket Ines serta memijit-mijit pentilnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kon tolku di no noknya. “Sssh… sssh… sssh… enak om, enak… Terus… teruss… terusss…,” desis Ines. Sambil kembali melumat bibir Ines dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kon tolku di no noknya. Pengaruh adanya cairan di dalam no nok Ines, keluar-masuknya kon tol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Ines tidak henti-hentinya merintih kenikmatan, “Om… ah… ”

    kon tolku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari toketnya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ines menyusup ke bawah dan memeluk punggungnya. Tangan Ines pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kon tolku ke dalam no nok Ines sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, kon tol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk no nok Ines sedalam-dalamnya. kon tolku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding no nok Ines. Sampai di langkah terdalam, mata Ines membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar no nok, kon tol kujaga agar kepalanya tetap tertanam di lobang no nok.

    Remasan dinding no nok pada batang kon tolku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir no nok yang mengulum batang kon tolku pun sedikit ikut tertarik keluar. Pada gerak keluar ini Ines mendesah, “Hhh…” Aku terus menggenjot no nok Ines dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Tangan Ines meremas punggungku kuat-kuat di saat kon tolku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang no noknya. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kon tolku dan no nok Ines menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil Ines:


    “Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…” kon tolku terasa empot-empotan luar biasa. “Nes… Enak sekali Nes… no nokmu enak sekali… no nokmu hangat sekali… jepitan no nokmu enak sekali…”

    “Om… terus om…,” rintih Ines, “enak om… enaaak… Ak! Hhh…” Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kon tolku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kon tolku ke no noknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kon tolku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di kon tol pun semakin menghebat. “Ines… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu. “Om, Ines… mau nyamper lagi… Ak-ak-ak… aku nyam…”

    Tiba-tiba kon tolku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding no nok Ines mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku. Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kon tolku terasa disemprot cairan no nok Ines, bersamaan dengan pekikan Ines, “…nyampee…!” Tubuh Ines mengejang dengan mata membeliak-beliak. “Ines…!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ines sekuat-kuatnya. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Pejuku pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Pejuku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding no nok Ines yang terdalam. kon tolku yang terbenam semua di dalam no nok Ines terasa berdenyut-denyut.


    Beberapa saat lamanya aku dan Ines terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Aku menghabiskan sisa-sisa peju dalam kon tolku. Cret! Cret! Cret! kon tolku menyemprotkan lagi peju yang masih tersisa ke dalam no nok Ines. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan baik tubuh Ines maupun tubuhku tidak mengejang lagi.

    Aku menciumi leher mulus Ines dengan lembutnya, sementara tangan Ines mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil ngen totin Ines.



  • Video Bokep Asia cewek jepang wakaba onoue becek ngentot di ranjang

    Video Bokep Asia cewek jepang wakaba onoue becek ngentot di ranjang


    2752 views

  • Foto Ngentot gadis muda yang masih perawan dientot kontol gede

    Foto Ngentot gadis muda yang masih perawan dientot kontol gede


    2752 views

    Duniabola99.com – foto gadis muda pirang putih toketnya kecil lagi mencoba pakaian disamperin oleh pacarnya yang lagi sange berkontol besar dan melakukan hubungan seks ngentot diatas kursi dan memeknya yang pink tanpa bulu masih sempit dibobol oleh pacarnya yang berpenis besar dan menembakkan air mani kemulutnya.

  • Cerita Sex Guru Praktik

    Cerita Sex Guru Praktik


    2751 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Guru Praktik ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexWaktu itu aku masih kelas dua, di salah satu SMA Negeri di Bandung. Aku termasuk salah satu siswa dengan segudang kegiatan. Dari mulai aktif di OSIS, musik, olah raga, sampai aktif dalam hal berganti-ganti pacar.
    Tapi satu hal yang belum pernah kulakukan saat itu hubungan kelamin Sering kali aku berkhayal sedang berhubungan badan dengan salah satu wanita yang pernah menjadi pacarku. Tapi aku tidak punya keberanian untuk meminta, mengajak ataupun melakukan itu.

    Mungkin karena cerita sahabatku yang terpaksa menikah karena telah menghamili pacarnya dan sekarang hidupnya hancur lebur. Itu mungkin yang bikin kutakut, setengah mati. Tapi aku menyukai rasa takut itu, bukankah rasa takut itu yang bisa menjauhkan aku dari perbuatan dosa.

    Pada suatu saat, datang gerombolan guru praktek dari IKIP Bandung yang akan menggantikan guru kami untuk beberapa minggu. Salah satu dari guru praktek itu bernama Lisa. Dia orangnya cantik, ah bukan… bukan cantik… tapi dia sempurna. Peduli setan dengan matematika yang diajarkannya, aku hanya ingin menikmati wajahnya, memeluk tubuhnya yang tinggi semampai, mengecup bibirnya, dan… aku pun berkhayal sangat jauh, tapi semua itu tidak mungkin. Dengan pacarku yang seumur denganku saja, aku tidak berani, apalagi dengan Lisa.

    Singkat cerita, aku melaju dengan motorku. Hari sudah sore aku harus cepat-cepat sampai di rumah. Dalam perjalanan kulihat bu Lisa. Aku memberanikan diri berhenti dan menghampirinya. Setelah sedikit berbasa-basi dia bercerita bahwa dirinya baru saja pindah kost dan tempat kost yang sekarang letaknya tepat di tengah-tengah antara sekolahku dengan rumahnya. Sehingga setiap sore aku mengantarkannya ke tempat kost-nya. Kejadian itu berlangsung setiap hari selama 1 minggu lebih. Kami berdua mulai akrab, bahkan nantinya terlalu akrab.

    Seperti biasanya, aku mengantarkan Ibu Lisa pulang ke kost-nya. Anehnya saat itu, dia tidak ingin langsung pulang tapi mengajakku jalan-jalan di pertokoan di daerah Alun-Alun Bandung. Setelah puas kami pun pulang menuju ke kost Ibu Lisa.

    Dan ketika kupamit Ibu Lisa memegang tanganku dan…

    Cerita Sex Guru Praktik “Jangan pulang dulu, dong!” Ibu Lisa menahanku, tapi memang inilah yang selama ini kuharapkan.
    “Udah malam Bu, takut entar dimarahi…” Perkataanku terhenti melihat dia menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya yang kecil.
    “Jangan panggil aku Ibu Lisa, coba tebak berapa umurku?” ternyata umurnya terpaut 5 tahun dengan umurku yang saat itu 17 tahun.
    “Panggil aku Lisa.” Aku hanya menganggukkan kepalaku.
    “Sini yuk, aku punya baju baru yang akan aku pamerkan kepadamu.”

    Ditariknya tanganku menuju kamarnya, jantungku mulai berdetak kencang.

    Sesampainya di kamar, dia menyuruhku duduk di depan televisi yang memperlihatkan pahlawan kesayanganku, McGyver. Lisa kemudian menghampiri lemari pakaian di samping televisi.

    “Aku punya 3 buah baju baru, coba kamu nilai mana yang paling bagus.”

    Kujawab dengan singkat, “OK!” lalu kembali aku menonton McGyver kesayanganku. Walaupun mataku tertuju ke pesawat televisi, tapi aku dapat melihat dengan jelas betapa dia dengan santainya membuka baju seragam kuliahnya, jantungku berdebar keras. Lisa hanya menyisakan BH berwarna hitam dan celana dalam hitam. Dia melakukan gerakan seolah sedang mencari pakaian di tumpukan bajunya yang tersusun rapih di dalam lemari.

    “Aku tidak bisa menemukan baju baruku, kemana ya?” Aku hanya terdiam pura-pura menonton TV, tapi pikiranku tertuju kepada belahan pantat yang hanya tertutup kain tipis. Link Alternatif DewiFortunaQQ

    Sesekali dia membalikkan tubuhnya sehingga aku bisa melihat dua buah benda yang menggunung di balik BH-nya. Akhirnya dia mengenakan gaun tidur berwarna pink yang sangat tipis, Lalu dia menghampiriku, dan kami berdua duduk berhadapan.

    “Kamu kenapa, kok pucat”, aku terdiam.
    “Kamu takut ya?” Aku tetap terdiam.
    “Aku tau kamu suka aku.” Aku terdiam.
    “Hey, ngomong dong.” Aku tetap terdiam.

    Dalam kediamanku selama itu aku menyimpan sesuatu di dadaku yang berdetak sangat kencang dan keras serasa ingin meledak ketika dia menempelkan bibir mungilnya ke bibirku. Dia melumat bibirku, sedikit buas tapi mesra. Aku mulai memberanikan diri untuk membalasnya. Kugerakkan bibirku dan kulumat kembali bibirnya. Tak lama kemudian, telapak tangan lisa yang hangat meraih pergelangan tanganku. Dibawanya tanganku ke arah buah dadanya. Jantungku saat itu sangat tidak karuan. Kuremas buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi tidak juga terlalu kecil, tapi aku dapat merasakan betapa kencangnya kedua gunung surga itu. Lidah kami pun mulai bermain.

    Tiba-tiba dia mendorongku, terus mendorongku sehingga aku telentang di atas karpet kamarnya. Aku hanya menurut dan tak bergerak. Lisa membuka baju tidurnya yang tipis. Kali ini dia tidak berhenti ketika hanya BH dan CD-nya saja yang melekat di tubuhnya, tapi BH-nya kemudian terjatuh ke karpet. Belum sempat aku bergerak, Lisa menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku, buah dadanya yang sangat keras menindih dadaku.

    Cerita Sex Guru Praktik

    Cerita Sex Guru Praktik

    “Kamu suka, ya?” aku mengangguk.

    Aku tak kuasa menahan diri, ketika aku mengangkat kepalaku untuk melumat bibirnya kembali, dia menahan kepalaku, aku heran.

    “Ke.. ke… kenapa Lis?” kataku terbata-bata.

    Dia hanya tersenyum, lalu dengan santainya dia memanjat turun tubuhku. Aku hanya terdiam, aku tidak berani bergerak. Aku bagaikan seorang prajurit yang hanya bergerak berdasarkan komando dari Lisa. Dia mulai membelai pahaku dan sedikit mempermainkan selangkanganku. Sesekali dia menciumi celana seragam abu-abuku tepat pada bagian batang kejantananku. Aku memejamkan mata, aku pasrah,

    “Aku… aku… ah…!”

    Aku membiarkannya, ketika Lisa mulai membuka celana seragamku, mulai dari ikat pinggangku dan berlanjut dengan menyingkapkan CD-ku. Dia meraih batang kemaluanku dengan mesranya.

    “Ah… crot… crot… crot…!” Aku tak kuasa menahan diriku ketika bibirnya yang mungil menyentuh kepala kemaluanku.

    Aku malu, malu setengah mati.

    “Tenang, itu biasa kok.”

    Senyumnya membuat rasa maluku hilang, senyum dari wajah sang bidadari itu membuat keberanianku muncul,

    “Ya aku berani, aku nekat!”

    Aku menarik kepalanya dan membalikkan tubuhku, sehingga aku berada tepat di atasnya. Dia sedikit kaget, tapi hal itu membuat aku suka dan makin berani. Aku beranjak ke bawah, kubuka CD-nya. Saat itu yang ada dipikiranku hanya satu, aku harus mencontoh film-film biru yang pernah kutonton.

    “Kamu mulai nakal, ya.”
    “Ibu guru tidak suka.”

    Aku tak memperdulikan candanya. Kuturunkan CD-nya perlahan, kulihat sekilas rumput kecil yang menutupi celah surganya. Seketika kucumbu dan kumainkan lidahku di celah surga itu. Tangan kananku terus menarik CD-nya sampai ke ujung kakinya dan kulempar entah jatuh di mana. Aku menghentikan sejenak permainan lidahku, kuangkat pinggul yang indah itu dan kugendong dia menuju ke tempat tidur yang terletak tepat di belakang kami berdua.

    Kuletakkan tubuh semampai dengan tinggi 173cm itu tepat di pinggir tempat tidur. Aku kemudian berjongkok, dan kembali memainkan lidahku di sekitar celah surganya, bahkan aku berhasil menemukan batu kecil di antara celah itu yang setiap kutempelkan lidahku dia selalu mengerang, mendesah, bahkan berteriak kecil.

    Tangan kiriku ikut bermain bersama lidahku, dan tangan kananku membersihkan sisa air mani yang baru saja keluar. Wow… batang kejantananku sudah keras lagi. Ketika aku sedang asyik bermain di celah surganya, dia menarik kepalaku.

    “Buka celana kamu, semuanya…!” Aku menurut dan kembali menindih tubuhnya.

    Setelah kepala kami berdekatan dia mencium bibirku sekali dan kemudian dia tersenyum, hanya saat itu matanya sudah sayu, tidak lagi bulat penuh dengan cahaya yang sangat menyilaukan.

    Dia mengangkat kepalanya disertai tangan kananya meraih batangku dan mengarahkannya ke lubang kemaluannya. Tapi ketika batangku menyentuh bibir lubang kemaluannya,

    “Crot… cret… creeett…!” Kembali aku meraih puncakku, dia pun tersenyum.

    Hanya saat itu aku tidak lagi malu, yang ada dipikiranku hanyalah aku ingin bisa memuaskannya sebelum orgasmeku yang ketiga. Aku heran setelah orgasme yang pertama ini batang kejantananku tidak lagi lemas, kubiarkan Lisa mengocok-ngocok batanganku, dengan hanya melihat garis wajah milik sang bidadari di depanku dan juga membelai rambutnya yang hitam legam, aku kembali bernafsu.

    “Pelan-pelan aja tidak usah takut.” Dia berbisik dan tersenyum padaku.

    Tak karuan perasaanku saat itu, apalagi ketika kepala kemaluanku dioles-oleskannya ke bibir kemaluannya. Tangannya yang kecil mungil itu akhirnya menarik batang kemaluanku dan membimbingnya untuk memasuki lubang kewanitaannya.

    “Bles… sss… sek!” Batangku sudah seratus persen tertanam di lubang surganya.

    Rasa percaya diriku semakin meningkat ketika aku menyadari bahwa aku tidak lagi mengalami orgasme. Aku mulai menarik pinggulku sehingga kemaluanku tertarik keluar dan membenamkannya lagi, terus menerus berulang. Keluar, masuk, keluar, masuk, keluar, masuk begitu seterusnya.

    “Oh Dig…!” Dia mulai memanggil nama akrabku, aku dipanggil Jedig oleh sahabat-sahabatku.

    Selama ini Lisa hanya memanggil nama asliku seperti yang tertera di dalam absen kelasku.

    “Dig, terus… kamu mulai pintar…” Aku tak peduli, aku terus bergerak naik turun.

    Cerita Sex Guru Praktik Aku merasakan batang kemaluanku yang basah oleh cairan dari lubang surga milik Lisa. Naik dan turun hanya itu yang kulakukan. Sesekali aku mencium bibirnya, sesekali tanganku mempermainkan bibir dan buah dadanya.

    “Ah… ah… ah, ah… oh!” Nafasnya memburu.
    “Ah Dig… ah… ah… ooowww!” Dia berteriak kecil, matanya sedikit melotot dan kemudian dia kembali tersenyum.

    Aku terdiam sejenak, aku heran kenapa dia melakukan itu. Yang kuingat, saat itu batang kemaluanku serasa disiram oleh cairan hangat ketika masih ada di dalam lubang kemaluannya. “Ntar dulu ya Jedig Sayang.” Dia mengangkat tubuhnya sehingga kemaluanku terlepas, aku menahan tubuhnya. Aku tak ingin kemaluanku terlepas aku masih ingin terus bermain.

    “Eit… sabar dong, kita belum selesai kok.” Kulihat dirinya memutar tubuhnya kemudian nungging di depan mataku.

    Aku sangat mengerti apa yang harus kulakukan, ya… seperti di film-film itu.

    Aku mendekatinya dengan batang kemaluanku yang sudah siap menghunus lubang kemaluannya. Aku mencoba memasukannya, tapi aku mengalami kesulitan. Satu, dua, ya dua kali aku gagal memasukan batangku. Akhirnya dia menggunakan tangan mungilnya untuk membimbing batangku.

    “Blesss…” Batangku masuk dengan perlahan. Berbeda dengan tadi, sekarang aku tidak lagi naik turun tetapi maju mundur.

    Kami berdua mendesah. Nafas kami saling memburu. Terus dan terus lagi.

    “Ah… oh… uh… terus Dig…, ah… oooww!” Kembali dia berteriak kecil, saat ini aku mengerti, setiap kali dia berteriak pasti kemudian dia merubah posisinya.

    Benar saja posisi kami kembali seperti posisi awal. Dia telentang di bawah dan aku menindihnya di atas. Aku tidak lagi memerlukan tangan mungilnya untuk membimbingku. Aku sudah bisa memasukan batang kemaluanku sendiri tepat menuju lubang surga yang sesekali beraroma harum bunga itu.

    Kembali aku melakukan naik dan turun. Kali ini aku menjadi siswa yang benar-benar aktif, tidak hanya di sekolah tapi di ranjang. Kuangkat kaki kanannya, kujilati betisnya yang tanpa cacat itu sambil terus menggerakan pinggulku.

    Beberapa saat kemudian, aku merasakan darahku mengalir dengan keras, ada sesuatu di dalam tubuhku yang siap untuk meledak. Gerakanku semakin kencang, cepat, dan tidak teratur.

    “Terus Dig, lebih cepat lagi… terus lebih cepat lagi Dig, terus.”

    Gerakanku semakin cepat. Kami berdua sudah seperti kuda liar yang saling kejar-mengejar sehingga terdengar suara nafas yang keras dan saling sambut menyambut.

    “Terus Dig, terus… ah… uh… oh…!”
    “Oban sayang… ah… dig… dig… dig… aaoowww!”

    Saat ini teriakannya sangat keras dan kulihat matanya sedikit melotot dan giginya terkatup dengan sangat keras. Kemudian dia terjatuh.

    “Dig cepetan ya sayang…!”
    “Aku capek.”

    Aku tak bisa berhenti menggerakan tubuhku, sepertinya ada suatu kekuatan yang mendorong dan menarik pinggulku.

    “Ah… oh… Ufff… aaah…!”
    “Crot… cret… cret…!”

    Muncratlah air kenikmatan itu dari tubuhku. Aku terjatuh di sampingnya, aku puas! Dia tersenyum padaku dan memelukku, dia menaruh kepalanya di dadaku. Setelah mengecup bibirku kami berdua pun tertidur pulas.

    Beberapa bulan setelah percintaanku dengan Ibu Lisa… Perpisahaan pun dimulai, setelah aku memainkan beberapa lagu di panggung perpisahaan untuk menandakan berakhirnya masa kerja praktek mahasiswa-mahasiswa IKIP di sekolahku. Kulihat mereka menaiki bus bertuliskan IKIP di pinggirnya. Aku mencari Lisa, bidadari yang merenggut keperjakaanku.

    “Lisa… hey…!” Lisa menengok dan matanya melotot.
    “Ups… Ibu Lisa!” Aku lupa, dia kan guruku.
    “Sampai ketemu lagi ya, jangan lupa belajar!” sambil menaiki tangga bus dia menyerahkan surat padaku.

    Aku langsung membaca dan tak mengerti apa maksud dari tulisan itu.

    Akhirnya bus itu pergi dan saat itulah saat terakhir aku melihatnya. Aku tak akan pernah lupa walaupun hanya sekali aku melakukannya dengan Lisa. Tapi itu sangat berbekas. Aku selalu merindukannya. Bahkan aku selalu berkhayal aku ada di dekat dia setiap aku dekat dengan perempuan. Sekarang ketika aku sudah duduk di bangku kuliah aku baru mengerti apa arti dari surat Lisa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Kenikmatan Tubuh Montok Selingkuhanku

    Kisah Memek Kenikmatan Tubuh Montok Selingkuhanku


    2751 views

    Duniabola99.com – Pengalaman pertama selingkuh dengan wanita lain membuat pikiranku tak tenang. Ditambah lagi kenekatanku saat berhubungan intim aq mengeluarkan pejuhku di dalam kemaluan Fani, aq takut kalau dia sampai hamil, kalau itu sampai terjadi, wahh bakal jadi skandal.


    Dan untuk menghilangkan rasa kekhawatiranku serta agar istriku tdk curiga, malam itu aq berhubungan intim dengan istriku. Tapi saat berhubungan intim, aq selalu membayangkan tubuh Fani, gerakan-gerakan erotis, pantatnya yg padat, dan toketnya yg padat montok.

    Keesokkan harinya aq menelpon Fani dan menyampaikan rasa kekhawatiranku. Jawaban Fani cukup menenangkan pikiranku.

    “Tenang mas, kemarin itu aq pas masa nggak subur, jadi aq biarkan pejuh mas keluar di dalam. Aq juga nggak mau suami dan keluargaku tau tentang perselingkuhan kita. Sungguh itu pengalamanku pertama”

    Perbincangan kami lanjutkan dengan nada penyesalan, mengapa perselingkuhan itu harus terjadi. Tapi aq dan Fani tdk berani berjanji perselingkuhan itu tak akan terulang kembali.

    2 Minggu kemudian, Fani sms, menanyakan aq sibuk atau tdk. Kujawab, ‘buat kamu segala kesibukkan bisa kutinggalkan’. Kemudian Fani ngajak ketemuan di salah satu cafe di mall di Kotaku. Katanya ada yg mau dia omongkan.

    Langsung aja aq meluncur dengan mobil yaris kesayangan ke mall itu. Setibanya di mall, kuparkirkan mobilku, dan langsung menuju cafe tempat kami janjian tadi. Di cafe itu aq melihat Fani sedang duduk sambil memainkan hp nya.

    “Siang ini kamu benar-benar cantik Fan” kataku mengejutkanya.

    “Haii, apak kabar mas Hardy Bikin kaget aja, silahkan duduk mas..” jawabnya diiringi dengan senyum manisnya

    Aq pun langsung duduk di sampingnya, memesan kopi. Aq langsung tanya pada Fani.

    “Katanya ada yg mau di omongin, soal apa sih Fan?


    Wajah Fani yg semula semeringah, berubah menjadi sendu, tampak ada beban berat yg sedang dipikulnya. Lalu dia bercerita habis bertengkar dengan mertuanya, karena dia dianggap boros dalam membelanjakan gaji suaminya.

    “Aq menitipkan anakku ke kakak iparku, aq mau cari ketengan, karena itu aq hubungi mas Hardy. Aq malas dirumah dalam kondisi mertua masih uring-uringan”

    “Ya sudah, sekarang kita mau kemana Fan?” tanyaku

    “Terserah mas Hardy saja, yg penting sebelum jam 8 malam aq harus sudah ada di rumah.

    Aq berpikir cepat, lalu kuajak Fani jalan ke tempat wisata pegunungan yg sejuk yg letaknya tak jauh dari kotaku. Ditempat itu aq punya Villa. Dia setuju dengan ajakanku, setelah membayar minuman, kami berdua langsung melangkah menuju tempat parkir, dan langsung meluncur menuju kawasan wisata itu.

    Di perjalanan aq berpikir keras bagaimana caranya menyuruh keluar Pak Aryo penunggu villaku. Tak mungkin aq membawa wanita lain ke villaku, pasti nanti pak Aryo akan bicara sama istriku. Akhirnya aq putuskan untuk chek-in disalah satu penginapan di daerah wisata itu.

    Setibanya di tempat wisata itu, aq mutar-mutar mencari penginapan yg cocok, yg jauh dari villaku. Dan pilihanku jatuh pada villa XXX, tempatnya nyaman, dan kupilih kamar yg paling belakang, agak tersembunyi dengan parkir mobil di bawah, dan kamar di atas.

    Begitu kami masuk ke dalam kamar, pintu kamar tdk aq kunci karena penjaga penginapan pasti akan datang lagi mengantarkan minuman yg kami pesan dan perlengkapan mandi.

    Begitu pintu kututup, tanpa komando kami berdua langsung berpelukan erat, bibir kami saling berciuman. Benar-benar erat pelukan kami, sampai hampir sesak nafas, seperti sepasang kekasih yg sudah lama tak berjumpa.


    “Aq kanget banget sama kamu Mas..” katanya dengan nafas memburu.
    “Aq juga Fan.. aq ingin kamu bersamaku selamanya…” jawabku dengan nafas terputus-putus.
    “Kita nikah aja yukk” pinta Fani.
    “Aq mau.. tapi apa mungkin?” jawabku.

    Hampir 10 menit kami berciuman, dengan posisi masih berpelukan kami melangkah kecil, berputar-putar seperti penari salsa. Ciuman dan pelukan kami harus berhenti waktu terdengar suara pintu di ketuk. Fani pun segera duduk di kursi sofa sambil merapikan pakaianya yg agak acak-acakkan.

    Kubuka pintu itu, dan kubiarkan penjaga penginapan menaruh dua cangkir teh di meja, dan meletakkan perlengkapan mandi di ranjang. Waktu penjaga penginapan pamit, kuselipkan uang 100ribu di sakunya sambil mengucapkan terima kasih. Si penjaga senang sekali mendapat uang tips dariku. Begitu sang penjaga keluar, pintu kamar langsung kututup dan kukunci.

    Aq pun langsung duduk di sofa, disamping Fani.

    “Mumpung masih hangat teh nya,, diminum yukk” kataku.

    Dan Fani langsung mengambil cangkir teh itu, meneguk isinya.

    Kuperhatikan caranya minum, sungguh seksi bibirnya. Aq lihat begitu, Fani tersenyum, senyumnya sungguh manis, yg membuat nafsuku menggelora. Kurapatkan tubuhku ke tubuh Fani.

    Saat Fani meneguk tehnya lagi, segera kutarik tanganya, dan langsung kucium bibirnya yg masih penuh dengan air teh. Akibat lumatan bibirku itu, teh yg ada di mulut Fani sedikit tumpah keluar, dan sebagian masuk di mulutku.

    Kubuka mulutnya dengan lidahku, sampai air teh itu berpindah semua ke mulutku. Dari mulutku kembali kudorong kemulut Fani, begitu bergantian. Hmm ciuman yg mengasyikkan, yg pernah aq impikan tapi baru kali ini bisa aq lakukan.

    Setelah beberapa kali saling tukar air teh yg bercampur dengan ludah kami berdua, akhirnya teh yg ada di mulut kami habis. Kini aq yg minum teh dengan porsi yg lebih banyak, kami pun berciuman lagi, saling dorong air teh ke mulut kami masing-masing. Tak terdengar desahan yg keluar, karena mulut kami penuh dengan air teh. Setelah air teh kedua itu habis dari mulut kami, Fani menarik mulutnya.

    “Gilaa.. darimana mas Hardy dapat ide ciuman yg model gitu, nikmat sekali mas, sungguh mengasyikkan” katanya dengan nafas memburu.

    Memang ciuman dengan model seperti itu membuat nafas kita jadi ngos-ngossan karena harus menjaga minuman agar tdk banyak yg keluar dari mulut.

    “Aq sering membayangkan berhubungan intim dengan berbagai cara, yg romantis dan lembut, termasuk cara berciuman tadi” jawabku

    Kemudian aq bangkit dan kurain tanganya, kemi berdiri saling berhadapan, merapatkan tubuh kami, dan kembali berciuman.

    “Fantasi apa lagi yg mau mas terapkan?” tanya Fani penasaran.

    Tanpa menjawab pertanyaanya, langsung kudorong tubuh Fani ke meja rias yg cerminya besar. Di depan meja rias itu, tubuhku menghadap ke cermin dan tubuh Fani membelakanginya.


    “Aq ingin kita menari, dan tarian kita bisa lihat dari cermin itu” kataku sambil melucuti baju dan celananya.

    Fani memahami maksudku, Fani juga melucuti baju dan celanaku, termasuk CD ku. Sekarang kami berdua dalam kondisi Bugil. Batang penisku yg sudah mengeras menempel di perut Fani, dan biji pelernya menempel di rambut kemaluannya yg tertata rapi.

    Ada sensasi luar biasa saat biji pelerku kegesek-gesek rambut kemaluanya. Dari cermin kulihat pantat Fani,, Oowwhhh pantat itu benar-benar mebangkitkan nafsuku.

    Kuciumi lembut bibir Fani dan Fani membalas dengan cara yg sama, sedangkan tanganku meremas-remas pantat Fani, sesekali tanganku mengelus punggungnya.

    Tangan Fani juga meraba pantatku, sesekali rabaanya menajngkau biji pelerku. Sambil berpelukan, saling cium, saling raba, tubuh kami berdua bergerak ke kanan dan kiri. Sesekali kami berbalik posisi, sehingga Fani ganti yg melihat tubuhku dari cermin.

    Perut Fani pun mulai basah dengan cairan penisku yg terus menetes, dan gesekan-gesekkannya membuat penisku benrdenyut. Dantanganku mulai merayap, membelah pantat Fani, mengikuti lekuk-lekukknya, sampai ke anus, dan terus turun ke kemaluannya.

    Kurasakan kemaluanya sudah basah. Payudaranya yg besar. dan puting susunya yg sudah mengeras semakin denyut penisku bertambah kencang. Tubuh kami mulai di penuhi peluh, dan peluh itu semakin membuat nikmat, karena penisku bisa lebih leluasa bergerak di tubuh Fani.

    Setelah beberapa lama kami berciuman, masih dengan berpelukkan, kubaringkan tubuh Fani ke ranjang. Karena posisi berpelukan, maka tubuhku menindih tubuh Fani. Tanganku beralih ke depan, meremas-remas payudaranya dan memilin-milin puting susunya.

    Sedangkan mulutku menghisap payudaranya yg satunya. Kumainkan lidahku di puting susunya, sesekali menjilati seluruh payudaranya yg membuat Fani geli kenikmatan. Fani cuma bisa mendesah dan menarik-narik rambutku.

    Permainan bibirku terus turun, dari payudara ke perut, sedang kedua tanganku meremas-remas payudaranya.

    “Ogghhh masshh.. nikmaatttt maasss… ohhhh.. terussshhhh” racaunya.

    Kulihat matanya sayu, tanda sudah horny berat. Tapi aq masih ingin berlama-lama memainkan tubuh Fani yg indah, putih mulus dan menggairahkan ini.

    Kini bibirku bermain di paha Fani, kuciumi pahanya bergantian, kanan dan kiri. Kujilati lipatan pahanya sampai ke selangkanganya. Terus jilatan lidahku turun ke betis. Tanganku kini mengelus-elus rambut kemaluannya.

    Fani semakin mengglepar-glepar mendapat perlakuan seperti itu. Kemudian jilatan lidahku naik lagi ke atas, tanganku membuka lebar paha Fani, hingga kemaluannya yg merah dan basah terkuak.

    Klitorisnya kumainkan dengan lidahku. Fani merintih kecil,

    “Owgghhh nikmat masss terusssss masss” rintihnya semakin mebuatku bergairah.

    Semakin liar lidahku memainkan kemaluanya. Kusapu seluruh kemaluannya dengan lidahku, kugigit-gigit pelan klitorisnya. Fani semakin membuka lebih lebar pahanya. Dan memberi kesempatan tanganku untuk meremas payudaranya. Peluhnya semakin deras, cahaya lampu neon membuat tubuhnya yg putih mulus semakin bersinar.

    Fani bertambah kencang menggelinjang kekanan dan kekiri. Tanganya menekan kuat kepalaku agar semakin rapat di kemaluannya. Dan kali ini jilatanku bukan cuma di kemaluannya, tapi juga ke lubang pantatnya.

    “Maassshhh Hardyyyy aakuuuuhhh maauuuuu keluaarrrr” desah Fani.

    Mendengar desahan Fani, langsung saja kumasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluanya. Pantat Fani terjingkat ke atas, dan dalam waktu yg bersamaan keluar lendir hangat dar dalam lubang kemaluannya membasahi lidahku.

    Fani semakin kencang menarik rambutku, dan tubuhnya bergetar hebat, pahanya menjepit kepalaku. Kubiarkan beberapa saat lidahku di dalam lubang kemaluan Fani, sampai lendir hangat itu habis kuhisap.


    Tak lama kemudian, tubuh Fani semakin lemas, jepitan pahanya di kepalaku sudah mengendur. Aq langsung bangkit, dan tidur di sebelah Fani. Fani segera menciumiku dengan buas.

    “Makasih masss, permainanmu bikin aq ketagihan” kata Fani sambil mengalihkan ciuman dari bibir ke keningku.

    “Buat kamu, aq rela melakukan apa saja Fan, karena aq senang” jawabku

    “Mas Hardy, aq mau mandi dulu ya, nggak enak nih basah dan bau keringat begini”

    “Iya, mandilah dulu, biar wangi tubuh kamu. Aq juga mau ke mobil sebentar” jawabku

    Dengan masih dalam keadaan bugil, Fani berjalan menuju kamar mandi yg memang tersedia di dalam kamar. Fani mandi tanpa mengunci pintu kamar mandi, sehingga aq bisa melihat tubuhnya yg semakin bercahaya karena terkena air. Aq segera mengenakan pakaianku, dan berjalan ke mobil.

    Keluargaku selalu minum madu setiap pagi dan menjelang tidur. Karena itu, di mobilku selalu ada persedian madu, karena sering dalam perjalanan jauh kami kesulitan mencari madu. Kuambil botol madu dan kubawa ke kamar.

    Dikamar kulihat Fani sudah selesai mandi, dan dia duduk di kursi sofa, handuk melilit di tubuhnya, tapi pundah dan pahanya tetap kelihatan. Raut kelelahan sudah tak tampak lagi, wajahnya benar-benar segar.

    “Ke mobil ngapain saih mas?” tanya Fani penasaran.

    “Ini ngambil madu” jawabku sambil menujukan botol madu.

    “Emang buat apa sih mas? yanya Fani penasaran.

    Aq tak menjawab pertanyaanya, hanya kuraih tangannya, dan kugandeng menuju ranjang. Fani tidur terlentang di ranjang, dan kulepas lilitan handuk di tubuhnya. Aq juga melepas pakaianku. Kembali kami dalam keadaan bugil. Kubuka tutup botol madu, kuminum sedikit isinya.

    Lalu kulumat bibir Fani. Rupanya Fani baru sadar fungsi madu itu, dan dia juga semakin bergairah melumat bibirku yg manis karena madu. Sambil berciuman, kuteteskan madu itu ke payudara Fani. Kulihat mata Fani membelalak waktu kuteteskan madu ke payudaranya, dia seperti bertanya untuk apa madu itu. Botol mandi yg di tangan keletakkan di ujung ranjang, agar tdk tumpah.


    Bibirku melepaskan ciuman Fani, lalu turun ke bawah menjelajahi payudaranya yg terlumuri dengan madu. Kuhisap payudaranya yg manis. Fani merintih kesakitan karena hisapanku, tapi mulutnya mengatakan sebaliknya.

    “Iyaaahhhh hisap terussss maassshhh, sakit tapi nikmaattt”

    Kuhisap payudara Fani bergantian. Dan satu jari tanganku kuoleskan pada madu yg meleleh di payudara Fani, lalu jariku itu kumasukkan ke dalam mulut Fani. Fani seperti anak kecil dapat es cream, asyik menghisapi jariku

    Karena madu di payudara Fani sudah habis, dan rasa manisnya sudah hilang, kuraih botol madu dengan maksud untuk kulumuri tubuhnya dengan madu. Tapi kali ini Fani merebut botol madu itu. Aq tak tau apa yg dia lakukan.

    Fani mendorong tubuhku, sehingga kini aq yg tidur terlentang di ranjang, dengan kaki menjuntai kebawah. Lalu Fani menuangkan sedikt madu di batang penisku. Dingin-dingin basah rasa penisku. Kemudian Fani langsung menjilati penisku yg berlumuran madu.

    Separuh batang penisku masuk ke dalam mulutnya, dan Fani memaju mundurkan kepalanya mengulum penisku. Kini giliranku yg kelojotan. Fani meletakkan botol madu ke lantai, sambil mulutnya sibuk mengulum dan menghisap penisku.

    “Aaauugghhh… aghhhhssss… terussss Siittttt” cuma itu yg keluar dari mulutku.

    Karena nggak tahan mendapat serangan dahsyat itu, aq lamgsung bangkit, dan dengan sedikit kasar mengangkat tubuh Fani untuk kurebahkan di ranjang.

    Kedua paha Fani kuangkat tinggi-tinggi, hingga kemaluan Fani menyembul dan batang penisku yg sudah tegang mengeras langsung kumasukkan ke lubang kemaluannya. Kedua Kaki Fani bersandar di pundakku. Kusodok terus pelan-pelan sampai masuk semua batang penisku ke lubang kemaluannya. Fani mendesah keenakan. Desah kami memenuhi ruangan kamar villa.

    Sambil kulihat penisku yg keluar masuk di lubang kemaluan Fani, tanganku meremas paha Fani. Sedang tangan Fani cuma bisa meremas-meremas sprei kasur.

    “Penismu nikmaattt mass hardyyy.. aq suka bangett” racau Fani.

    “Ogghhhh iya saaayaannggg,, lubangmu juga nikmaatttt” kami terus berpacu mengejar puncak kenikmatan.

    Bberapa menit kemudian aq merasa ada cairan hangat yg mulai mendesak penisku.

    “Fann, aq mauhh keluarrrr, aq keluarin dimanaaa?

    “Di dalam ajaahhh masshhhh.. akuhhh jugaa mau keluaaarrrrr”

    Kubenamkan seluruh batang penisku ke kemaluan Fani.


    Crett.. crett.. crett.. crett… lendir kenikmatanku dengan kerasanya menyembur membasahi kemaluan Fani, sebelum ia melanjutkan omongannya. Kocokkan penisku dan semburan lendirku juga mempengaruhi kemaluan Fani, hampir bersamaan kemaluan Fani juga mengalirkan lendir hangat kenikmatan.

    Perlahan-lahan kuturnkan paha Fani dari pundakku. Dan tubuhku ambruk menindih tubuh Fani.

    Makasih Fani, kamu sungguh luar biasa” kataku.

    Fani tak menjawab, hanya mencium bibirku, dan dari sudut matanya ada titik air bening.

    Aq tak inigin merusak suasana dengan menanyakan mengapa ia meneteskan air mata. Kubiarkan saja.

    Setelah itu kami mandi bersama, dan mengulangi perstubuhan di kamar mandi. Jam 7 malam aq meluncur kembali ke kotaku, mengantar Fani kerumahnya.

    Lebih dari enam kali kami melakukan perselingkuhan itu. Dan yg paling berkesan adalah perselingkuhan yg kami lakukan di villaku.

  • Kisah Memek Perubahan pacarku yang ku sayang

    Kisah Memek Perubahan pacarku yang ku sayang


    2750 views

    Duniabola99.com – “Sayang, nanti malem aku mau nginep di kos rani ya” kata riska pacarku, sambil memelukku dari belakang.
    “oh iya gapapa, kan besok kamu libur kan, aku juga mau ke lokasi KKN aku kok” jawabku singkat,,

    Hari itu dia setelah pulang dari kampusnya mampir ke kosku karna kos dia memang masih sepi karna masih bangunan kos baru yang letaknya di dekat kampusnya yang memang tergolong bangunan baru, jadi masih sepi di situ karna mahasiswa kampusnya dari jurusan lain kebanyakan masih menempati gedung lamanya.


    Seharian itu kami lalui berdua dengan menonton film, dengar musik dan bercerita tentang aktivitas kami masing-masing hari itu dikampus, Rani itu salah satu temen dia satu kampus tapi rani itu masih berkuliah di gedung lama, rani ini orangnya enerjik dan cerewet, bahkan tingkah lakunya juga mendekati cewe nakal dan penggoda, awalnya aku agak keberatan riska bertemen dengan rani karna aku khawatir dia bakal ikut-ikutan pergaulannya si rani ini.

    Perubahan PacarkuRiska pacarku walaupun sudah tidak perawan tapi dia tetap menjaga tingkah lakunya yang sopan, riska ini orangnya cantik, kulit putih mulus karena memang dia ada keturunan chinesse dari neneknya dulu, drngan body dia yang tidak terlalu tinggi sekitar 165 cm (karna aku gak pernah ngukur tinggi dia) dan payudara yang menurut pengakuannya sih ukuran 36B, tapi aku juga gak pernah ngukur, pernah suatu kali aku coba liat BH dia tapi di BH dia gak tertera ukurannya.

    Singkat cerita malemnya sekitar jam 7 dia pamit mau pulang ke kosnya dan dia juga pamit mau ketempat rani jam8. Aku juga Cuma mengiyakan aja sambil lalu, dia pulang dengan baju yang dipakai tadi saat datang kekampus, akupun melanjutkan tugas kampus yang masih belum dikerjakan dan juga mengechek bahan-bahan buat program KKN besok paginya.

    Karna bosan aku pun ber BBM ria dengan pacarku, sampai sekitar jam10 dia gak lagi balas BBMku dengan alasan ngantuk dan mau tidur, akupun maklum dan melanjutkan tugasku.

    Sekitar jam11aku liat ada BBM masuk, dari temenku Dani, dia bilang dia lihat pacarku masuk ke club malam bersama sekitar 4 orang lainnya, dia kebetulan lihat saat dia lagi nongkrong di indoma**t deket kosnya, dan kos dia memang dibelakang club malam itu, dia bersumpah gak mungkin salah lihat karena dia lihat responku agak gak percaya sama omongan dia, dia nyuruh aku cek sendiri kalo gak percaya.

    Karna penasaran akupun langsung ganti baju dan pakai sepatu, kemudian ku kemudikan mobilku ke club malam itu, aku sempat melirik ke indoma**t tempat nongkrong temenku tadi, dia sudah gak ada disitu, sempat terpikir juga buat pulang lerumah, tapi aku urungkan karna aku pikir kalaupun dia bohong ya paling gak aku bisa refreshing dan siapa tau didalam ada temenku,,


    Akupun membayar di loket, kemudian secara hati-hati aku masuk ke dalam sambil mengawasi dan mencari-cari keberadaan pacarku, suasana club malam saat itu cukup ramai karena malam itu adalah malam rabu gaul, jadi memang agak sulit buat cari pacarku apalagi kalau dia lagi melantai, aku lihat beberapa temenku memang ada disitu tapi aku Cuma sekedar say hai aja karena mereka juga membawa ladies masing-masing.

    Setelah beberapa saat mencari akupun akhirnya menemukan pacarku di sebuah meja bersama 4 orang, yaitu rani dan 3 temannya, aku lihat pacarku duduk disamping kiri rani, kemudian disebelah kiri pacarku aku lihat temen rani yang memang aku agak kenal karna beberapa kali rani ke kosku bareng cowo tersebut, kalo gak salah namanya andi, sementara disebelah kanan rani duduk pacar rani, aku tau itu karna dari bbm pacarku aku lihat rani sering pasang DP berdua dengan cowo tersebut disertai kata-kata romantis, sementara disamping kiri andi aku liat ada seorang cowo dengan badan lumayan kurus yang Cuma duduk sambil memainkan gadgetnya.

    Aku sebenarnya marah karna aku merasa ditipu sama pacarku, ingin sekali aku datangi dan aku seret pulang, tapi aku tau walaupun aku sayang sama dia tapi statusku sama dia masih sebatas pacar walaupun kedua orangtua kami sudah sama-sama saling kenal.

    Akupun akhirnya mencari tempat yang strategis buat mengawasinya, pacarku saat itu sungguh terlihat sangat cantik karena memang dia pandai sekali berhias, apalagi dia malam ini menggunakan gaun kuning yang belahan dadanya agak rendah, walaupun masih tidak mengekspos payudaranya, tapi yang membuatku agak risih adalah bagian bawah gaun itu memang pendek sekitar satu jengkal diatas lutut, pacarku pernah memakai itu saat pergi ke acara ulang tahun temennya, itu pun dia masing menggunakan celana tipis yang mungkin namanya legging, karna aku memang gak tau yang begituan.
    Anakku, Pendamping Hidupku

    Sejauh ini dalam pengawasanku memang tidak ada hal-hal aneh yang mereka lakuin, hanya sebatas ngobrol walau aku lihat rani beberapa kali berciuman dengan pacarnya.


    Tapi detelah sekitar 40 menit pengawasan, aku lihat hal yang mengagetkan, yaitu si andi memberi dan setengah memaksa pacarku buat merokok, tapi pacarku dengan tegas menolak karna dia tidak suka rokok bahkan beberapa kali ngambek gara-gara asap rokokku, tapi setelah beberapa lama dipaksa akhirnya pacarku menyerah dan mencoba sebatang rokok, walaupun awalnya dia canggung dan batuk-batuk, tapi sepertinya si andi itu sangat perhatian dan telaten mengajari dia cara merokok, akhirnya malah terlihat pacarku menyalakan batang kedua rokoknya sambil juga membantu andi menyalakan rokoknya, mereka terlihat mengobrol berdua dengan wajah yang berdekatan sehingga beberapa centi lagi saja bibir mereka pasti saling bertemu.

    Tapi kulihat si andi tidak berusaha untuk menciumnya, mereka tetap mengobrol sambil tangan andi mengelus elus rambutnya, kulihat rani dan pacarnya mulai berdiri menuju lantai dansa kemudian cowo yang disamping kiri andi juga berdiri kemudian berlalu, cowo itu sempat lewat di depanku dan kemudian terlihat seperti menuju pintu keluar, dia terlihat sangat mabuk.

    Aku melihat mereka berdua tetap mengobrol, tapi kemudian andi menawarkan segelas minuman kepacarku, tapi pacarku dengan tegas menolak sambil bersikap seperti mau berdiri, tapi dengan cepat ditarik andi sehingga dia kembali duduk, aku lihat andi memasang mimik serius, sepertinya dia sedang meminta maaf kepacarku, beberapa saat kemudian aku lihat suasana mulai mencair kembali dan pacarku kembali menyalakan rokoknya, tapi kemudian aku lihat ekspresi wajah pacarku agak kaget, sedetik kemudian kulihat dia bisa menguasai perasaannya kemudian dia mulai mengangguk.

    Ternyata merekan melakukan suit, kulihat andi dengan wajah kecewa mengeluarkan dompet kemudian menyerahkan uang 20ribu kepacarku, kemudian mereka terlihat bersuit kembali, aku lihat sekarang malah pacarku menutup wajahnya, sesaat kemudian andi menuangkan minuman ke gelas dan diberikan ke pacarku, kulihat dia dengan wajah kesal tetap meminumnya.

    Permainan itu berlangsung beberapa saat dan kulihat andi menghabiskan beberapa uangnya untuk taruhan dengan pacarku dan pacarku juga mengabiskan beberapa gelas minuman, terlihat dia mulai sedikit mabuk, kemudian pacarku kembali terlonjak kaget saat dibisikan sesuatu, tapi kemudian dia mengangguk.


    Mereka terlihat kembali melakukan suit, kali ini kulihat pacarku kembali malu dengan ekspresi menutup mukanya, tapi kemudian kedua tanganya disingkiran oleh si andi, tapi sejurus kemudian dia mendekati wajah andi, dan bagai tersengat listrik, aku sangat kaget, walaupun gak terlihat dari posisiku mengawasi mereka, tapi aku yakin mereka sedang berciuman dilihat dari gerakan kepalanya, dalam keadaan normal pasti pacarku tidak akan mau, karna ditempat itu banyak orang dan disamping mereka ada rani dan pacarnya yang memperhatikan mereka sambil tertawa.

    Setelah mereka melepas ciumannya, kulihat mereka kembali bersuit, dan aku liat sepertinya pacarku kalah lagi, tapi tanpa membuang waktu andi langsung menyerang pacarku dengan ciuman ciiumannya, kulihat pacarku bersandar di sofa sambil mengimbangi ciuman si andi, tanpa ku duga ternyata andi mulai menurunkan kepalanya dan dia menciumi leher pacarku sambil tangannya mengelus elus pundak pacarku, dia terlihat sangat buas menciumi leher pacarku, aku lihat tangan pacarku menggenggam tangan rani, rani juga terlihat mengelus rambut pacarku sambil membisikan sesuatu, kulihat tangan andi yang tadi mengelus pundak pacarku dia turunkan dan tenggelam dibalik badannya, aku yakin tangan dia berada di payudara pacarku, karna kulihat pacarku menggigit bibir bawahnya, kulihat badan dia juga naik turun seperti orang sesak nafas.

    Aku yang melihatnya pun merasakan perasaan yang campur aduk, antara horni, marah, kecewa, cemburu, karna gak tahan akupun akhirnya pergi ke toilet, kemudian aku beronani sampai ejakulasi di dalam toilet.

    Setelah puas berejakulasi, akupun duduk di kloset sambil merenungi nasibku, ingin sekali aku hajar si andi itu, tapi gimanapun aku masih punya sedikit kewarasan dalam otaku, karna akan fatal kalau sampai aku hajar dia. Beberapa saat kemudian aku dengar seseorang berbicara dengan penjaga kebersihan toilet, seperti orang sedang melakukan transaksi sesuatu, kemudian aku dengar pintu toilet disamping dibuka, aku dengar dari suara sepatunya seperti suara high heels, akupun kembali tenggelam dalam pikiranku sampai aku dengar suara “mmphhh, mmmph” seperti orang berciuman, akupun penasaran.
    Berawal dari Tempat Fitness

    Kemudian terdengar ucapan

    “Tapi janji ya, Cuma lihat tetekku aja, gak lebih” suara cewek yang sangat aku kenal, yang gak lain pacarku, Aku sempat tertegun beberapa saat, sangat kaget.

    Sampai kemudian terdengar suara seperti orang berciuman kembali

    “mmphh ah, mmmphhh”

    “Janji dulu dong ndi, kalo gak yaudah taruhan kita batal” ancam pacarku, yang kemudian dijawab andi

    “Yaah, aku udah abis duit banyak ni masa Cuma dikasih lihat, kasih bonus dong elus atau jilat gitu tetekmu” Keluh andi.


    “yaudah mau elus atau jilat?” tanya pacarku,

    “kalau bisa dua-duanya dong, aku udah abis banyak duit ni, mana kiriman ortu masih lama, ayolah tolongin aku, penasaran banget ni sama rasanya” dari nada bicaranya terdengar dia seperti orang yang memelas.

    “udah dong jangan diremes terus teteku, gimana bisa dibuka kalo diremes terus” protes pacarku.

    Aku yang penasaran kemudian mencari cara untuk mengintipnya, dan entah anugerah atau musibah aku akhirnya menemukan sebuah ventilasi yang sepertinya sedang rusak dan hanya ditutup lakban, dengan menggunakan kunci mobil kemudian dengan hati-hati aku lubangi lakban itu, dan akhirnya berhasil, dan ternyata view disini sangat sempurna karna aku bisa lihat wajah dan body pacarku secara sempurna.

    Kulihat dia sedang duduk di kloset dengan paha mulusnya, paha itu tertutup rapat karna saling dikatupkan, tapi kulihat roknya terlipat lumayan tinggi jadi kalau dia membuka pahanya sedikit sepertinya celana dalamnya akan terlihat. Dia gak lihat saat lakban itu aku lubangi karena kulihat dia sedang melihat kebawah, melihat tangan kekar sedang meremasi payudaranya dari luar gaunnya.

    “Yaudah buka dong bajunya” kata andi,

    “bukain dong” balas cewekku manja sambil menggoyangkan dadanya dan tersenyum.

    “yaudah sini aku bukain, hehe”. Kulihat andi kembali mencium pacarku dengan ganas, kemudian dia menciumi leher pacarku dan kulihat tanganya berada dipunggung pacarku, terlihat dia sedang mencoba menurunkan resleting gaun cewekku, kemudian terbukalah gaunnya.

    Pacarku gak pake BH karna bagian dada gaun dia memang dibuat tebal, kulihat cewekku menunduk karena malu. Kemudian aku lihat tangan andi menyentuh ujung putinngnya yang sebelah kanan, hal itu membuat pacarku mendongak sambil menggigit bibirnya, kulihat jari-jari andi mulai memelintir puting pacarku yang membuat dia semakin menggelinjang.

    Kemudian kulihat kepala andi mendekati payudara kiri pacarku, itu membuat pacarku mendesah panjamg “uhhhhmmmmm” desahnya yang ditutupi dengan tangannya, andi kemudian mendongak kemudian tersenyum kearah pacarku yang kemudian kulihat dia membalas senyumnya. Sambil jarinya memainkan puting pacarku, andi bertanya

    “enak gak ris?”,

    ”enggak enak ah, Cuma geli aja kok, udah puas kan?” jawab pacarku sambil menggigit bibirnya.


    “enak aja udah puas, belum lah orang tetekmu montok gini kok, jujur dong enak gak?” kata andi sambil mengintensivkan serangan ke payudara pacarku,

    “ahhh, iya enak ndi enak banget, belum pernah aku ngrasain gini” kulihat tangan andi satunya mengelus paha pacarku, dan pacarku malah membuka pahanya dan memperlihatkan celana dalam kuningnya, melihat itu si andi gak menyianyiakan kesempatan, sambil kembali memainkan payudara pacarku dengan mulutnya, tangannya mulai mengelus vagina pacarku dari luar, kulihat pacarku memejamkan matanya dan mendesah.

    “memek kamu basah ris, horni ya? Hehe” kekeh andi,

    “enggak, biasa aja Cuma lagi keputihan mungkin” jawab riska,

    “ emang kalo keputihan tu gimana sih?” tanya andi,
    Rekor Berhubungan Seks Dengan 919 Pria Dalam Satu Hari

    “yee kepo, cek aja sendiri” jawab riska sambil terlihat malu,

    “yaudah sini aku lihat” kata rudi sambil menarik turun celana dalam riska, dan riska sedikit mengangkat pinggulnya, sehingga sekarang celana dalamnya terlepas tapi masih tersangkut di betis kirinya,

    “yaah pahanya kok malah ditutup sih, buka dong kan aku penasaran” protes andi melihat riska malah merapatkan pahanya,
    Seks Dengan Teman Kerja

    “yaudah, tpi Cuma lihat ya jangan yang lain” kata riska sambil menggigit jarinya untuk menahan malu, pelan pelan dia membuka kedua pahanya, kemudian posisi duduknya agak diturunkan, lalu kedua kakinya dinaikan ke masing-masing sisi kloset.

    Dengan begitu maka dapat terlihat secara utuh vaginanya, kulihat andi menjururkan kedua tangannya ke vagina riska, kemudian merekahkanya,

    “ ahhhh ndi, kan katanya Cuma liat, kok disentuh gitu ahhh” protes pacarku,

    “gimana bisa tau kalo gak dibuka, masih sempit banget memekmu, jarang dipake atau punya cowokmu yang kekecilan?”, kulihat pacarku tersentak mendengar kata andi yang menyebut kata ‘cowokmu’, tapi kemudian dia tersenyum dan menjawab

    “enak aja, punya dia gede tau”,

    Andi langsung menjilati vagina pacarku, yang membuatnya mendesah desah tidak terkontrol

    “hmmmm, paling juga gedean punyaku kok” jawab andi sambil memainkan vagina riska dengan mulutnya,

    “hhhh, ssssstt, enggak, punya dia besar kok”. Andi langsung menghentikan aktivitasnya, kemudian dia berdiri


    “ayo taruhan lagi, gede mana punyaku atau punya cowokmu? Ini didompetku tinggal 100ribu, kalo punya cowokmu lebih besar, aku kasihin sekalian hapeku, tapi kalo punyaku lebih besar, kamu harus ikut aku pulangnya” tantang andi,

    “emang gimana cara ngukurnya? Masa pake penggaris?” tanya pacarku,

    “ya kamu yang ngukur lah, tinggal bandingin aja kok” jawab andi enteng,

    “yaudah siapa takut, hehe”.

    Andi langsung menurunkan celananya, kemudian terlihat penis dia yang berdiri sempurna,

    Kulihat riska kaget sambil menutup mulutnya, tapi kulihat matanya seolah takjub, kulihat riska menjulurkan tangannya kemudian memegang penis andi, kulihat dia mengelus-elus penis andi,

    “kalo Cuma dipegang gitu gimana bisa teliti ngukurnya?” sergah andi,

    “emang gimana ngukurnya?” tanya riska tapi matanya tidak teralihkan dari penis andi,

    “di emut dong kontolku, rasain seberapa besar”.

    Tanpa berkata kulihat riska menurunkan kakinya dari kloset, kemudian memajukan kepalanya, dia cium ujung penis andi, kulihat dia mulai menjilati penis itu dan kemudian memasukkan kemulutnhya, kulihat riska memejamkan matanya dan terlihat sangat menikmatinya, andi sendiri kulihat dengan brutal meremas payudara riska.

    Mereka terlihat sama-sama saling menikmati,beberapa saat kemudian aku lihat andi mengerang tanda dia akan klimaks, tahu akan andi akan segera klimaks, riska mengeluarkan penis dari mulutmya kemudian mengocoknya sambil di arahkan ke dadanya, muncratlah sperma itu membasahi payudara riska.

    Setelah ejakulasinya mereda, andi mengecup bibir riska kemudian bertanya

    “gedean mana? Jujur ya”,

    “gedean ini ndi, duuh gemes banget deh” jawab riska

    “yaudah, berarti kamu ikut aku malam ini ya” tagih andi,

    “iya deh, tapi janji ya gak ada acara masukin itu ke sini” kata riska sambil memandang penis andi, kemudian riska hendak membetulkan celana dalamnya tapi keburu di cegah andi

    “ehh tunggu, tadi aku janji sama yang jaga toilet mau ngasihin CD kamu ke dia, kalo enggak tar kita bakal di grebek katanya”,

    “loh kok gitu? Duh yaudah deh nih” kata riska sambil memberikan celana dalamnya ke andi, saat andi membentangkan celana dalam itu terlihat ada noda disitu, menandakan tadi riska memang sangat basah.


    “eh ndi, kamu liat itu gak? Perasaan tadi rapet kok jadi bolong gitu ya?” kata riska,

    “ah dari kemarin kok udah berlubang, emang kenapa takut diintip? Kalo ada yang ngintip nih sekalian aku kasih liat memek yang nanti mau aku kontolin hahahahaha” kata andi sambil mendorong bahu riska sehingga dia membungkuk kemudian menarik rok riska keatas sehingga tepampanglah vagina riska dan anusnya.

    “ihh apaan sih, gak ah pokoknya gak mau ml ya, cukup mainin tetek aja loh” protes riska, kemudian mereka berdua keluar toilet tersebut.

    10 menit kemudian aku juga keluar ruangan itu, penjaga toilet cukup kaget begitu melihatku

    “loh mas, daritadi didalem ya?” tanyanya,

    “iya mas aku agak mabok jadi tadi tepar deh didalem, eh itu kok dipalang gitu mas lorongnya? Kalo ada yang mau ke toilet gimana?”tanyaku penasaran,

    ”oh ini abis di pel mas, jadi takut licin terus tar ada yang jatuh mending aku palang dulu mas” jawabnya,

    aku Cuma tersenyum, batinku mengatakan gimana mungkin abis dipel kalo masih agak kotor gini lantainya, dasar mata duitan!

  • Kisah Memek Ngentot di Amerika

    Kisah Memek Ngentot di Amerika


    2748 views

    Duniabola99.com – Anyway… Cerita ini terjadi sekitar 2 tahun yang lalu di Amerika. Saya kuliah di universitas yang lumayan terkenal di dunia. Berhubung ini sekolah bagus…maka anak2Indonesianya rata2 yang anak2belajar dan yang pinter. Cewek2 yang cantik aja cuman beberapa…itu pun udah ada cowoknya semua. Nah…awalnya…ada cewek yang baru datang dari Jakarta bernama Vira (nama samaran). Gue sudah sering dengar2 cerita dari temen2 bawa Vira ini cantik dan suka berpakaian sexy…apalagi di awal Fall semester itu udara masih panas2nya. Langitpoker


    Singkat cerita…suatu hari di campus gue berpapasan dengan teman2 cewek. Seperti biasa…gue cuman basa basi saja karena gue emang terkenal cuek didepan cewek2. Setelah basa basi…gue bilang gue udah telat kekelas. Pas balik badan…eh hampir tabrakan ama cewek tinggi cantik yang pas lewat dibelakang gue. Yang lain langsung ngetawain gitu…”alahh Ricky pasti deh disengaja supaya kenalan” kata tuh cewek2. Ternyata itu yang namanya Vira. Gue saking mikirin telat kekelas…cuman sempet bilang, “Alow…gue Ricky.” “Vira”…katanya cuek. Setelah hari itu gue nggak pernah lagi ketemu ama Vira.

    Sampe suatu hari pas baru keluar dari kelas…lagi jalan pulang gue liat si Vira lagi duduk sendirian ngerokok diluar gedung English. Ah kesempatan nih pikir gue. Langsung gue hampirin dia. Wah gila deh…pakaiannya nggak tahan man. Baju minim bertali atasnya dan celana pendek berwarna coklat. Pas gue didepannya…keliata n toketnya yang nonjol dengan tali beha hitamnya yang menambah sexy penampilannya. Wah…begini rupanya cewek2 Jakarta jaman sekarang ya. Setelah basa basi dikit…saya ikutan ngerokok bareng dia dan cerita2 tentang diri masing2. Tiba2 dia nanya “Eh Ric…loe kalau nggak ada kelas lagi jalan yuk…gue asli boring banget nih.” Trus…setelah bingung mau jalan kemana…kita mutusin ke kekota H yang jaraknya 2 jaman. Katanya dia mau ke mall gedenya…pingin shopping. Hari itu kita jadi akrab sekali…sampe sempet gandeng tangan di mallnya itu. Gue nggak tau kenapa…gue yang awalnya nafsu…jadi suka beneran ama dia. Anaknya cuek…asik dan lucu lagi. Apalagi dia seneng aja jalan ama gue yang termasuk anak “bawah” dikota gue. Mobil udah butut…duit selalu pas2an…wah…untun g deh kayaknya si Vira ini nggak matre.

    Setelah sebulan jadi temen deket…suatu malam pulang dari main billiard dia ngajakin gue ketempat dia. Dia tinggal sama tantenya yang sudah berkeluarga dan punya 2 anak. Waktu itu sekitar jam 2an malam. Jadi om-tantenya sudah pada tidur semua. Dia langsung ngajak gue ke dapurnya yang gede banget. “Mau beer Ky?” tawar Vira. “nggak usahlah Vir…kalau loe mau ya satu berdua aja” Jawab gue (gue emang nggak gitu doyan yang namanya minum2). Trus waktu Vira datang bawa beernya…dia langsung jongkok didepan gue yang lagi duduk dikursi. Wah…lagi2 dengan salah satu baju sexynya…pemandanga n toketnya persis didepan mata gue. Tanpa sadar anu gue udah naek ngeliat tonjolan toket yang putih itu. Karna posisi gue yang lagi duduk…anu gue yang lagi naek jadi agak nyangkut. Langsung deh gue bungkuk dikit supaya konaknya enakan. “Ky…loe tuh udah gue anggap temen deket gue disini. Terus terang…loe tuh satu2nya yang cuek2 aja kalau didepan gue…makanya gue suka. Cowok2 kan rata2 suka genit2gitu…ah males banget deh gue liat cowok2 gituan.” kata Vira sambil natap tajam ke mata gue. “Jadi temen doank nihh?” kata gue sambil ketawa kecil. “Ini baru mau nanya…loe ama gue aja mau gak?” kata vira sambil senyum2 kecil. “Ah canda loe…gue nggak ada modal buat pacaran Vir.” Gue nanggapinya sambil senyum2 juga. “Udah ah…kalau nggak mau ya udah” kata Vira dengan pura2 cemberut. Nggak tau ada dorongan dari mana…tiba2 jari telunjuk gue mainin bahunya.


    Terus jari gue naik nelusurin ke leher dan ketelinganya. Gue liat Vira diam aja menikmati permainan kecil gue. Setelah beberapa saat gue tanya ” Vir…gue boleh cium loe nggak?” “Sekali aja ya Ky…” katanya dengan senyum nakalnya. Gue bungkukkan badan dan langsung gue cium bibirnya dengan lembut. Pertama2 sih main bibir aja…trus dia yang mulai mainin lidah. Setelah beberapa saat…dia pegang tangan gue trus nuntun gue kekamarnya. Dengan was2..gue tanya “eh Oom loe nggak bangun ntar Vir?” “makanya jangan ribut!” jawab Vira cuek. Sampai dikamar…dia duduk duluan di kasurnya yang lumayan gede. Gue jongkok didepannya dan mulai cium bibirnya lagi. Sekali ini tangan gue mulai berani megang toketnya yang 34B. Buat ukuran badannya yang tinggi kurus…itu termasuk gede dan pas sekali. Tiba2 Vira ndorong gue menghentikan ciuman dan ngomong “Ky…ada satu yang perlu loe tau. Gue belum pernah lho yang aneh2. Paling jauh cuman ciuman.” Dengan kaget gue langsung bilang “Ya udah deh Vir…nggak usah aja ginian.” Dengan cepet Vira motong omongan gue “bukan gitu Ky. Maksud gue…ya pelan2 aja. Gue juga nggak mau loe ngira gue beginian ama semua cowok.” “Gue nggak perduli juga dengan masa lalu loe Vir…yang penting sekarang gue seneng ama loe. Kalau loe dulu sering juga gak papa kok…kan jadi asik loe udah pengalaman” canda gue sambil ketawa2 kecil takut oom-tantenya kebangun. “sialan loe!” katanya ikutan ketawa2 kecil. NGgak berapa lama…gue maju lagi dan mulai cium Vira lagi. Setelah beberapa menit…gue buka bajunya.

    Tinggal beha silk yang berwarna biru muda. Tanpa melepas behanya…toketnya gue keluarin dan mulai gue pindah ciumin dan mainin kedua payudaranya. Terus terang…sebelum2 ini belum pernah gue liat toket sebagus ini. Asli gue konaknya minta ampun. Apalagi permainan yang pelan2begini…bikin suasana makin erotis dan menahan rasa napsu yang menggebu2 membikin gue makin menikmati permainan ini. “Vir…gue boleh ciumin bawah elo nggak?” Tanya gue hati2. Vira hanya ngangguk kecil. kelihatan diwajahnya bahwa dia juga menikmati sekali permainan gue. “Loe tiduran aja Vir” kata gue sambil berdiri dan membuka baju dan celana gue. Setelah dia telentang…gue buka pelan2 celananya. Tinggallah celana dalamnya yang juga berwarna biru muda. Gue cium kakinya…dari betis…naik pelan2 ke paha…dan berenti diselangkangannya. Dengan pelan gue tarik kebawah celana dalamnya. Ternyata bulu memeknya tipis dan lurus. Pas sekali nih dalam hati gue. Gue soalnya nggak gitu suka memek yang lebat2. Mulailah gue jilatin memeknya…sambil gue masukin sekali2 lidah gue kedalamnya. Vira diam aja sambil goyang2 dikit. Setelah beberapa menit…Vira sudah basah dan gue juga udah nggak tahan dari tadi cuman ngaceng aja. Gue ciumin pelan pusarnya…naik ke toketnya lagi…trus leher dan melumat bibirnya. Sambil ciuman…gue coba masukin anu gue ke memeknya. Pertama sih pelan2…eh taunya nggak masuk2. Anu gue sih nggak gitu gede…tapi lumayan panjang. Gue coba lagi tusuk2…eh tetep aja nggak masuk2. “bener juga nih anak masih perawan” dalam hati gue. Sambil ciumin dia…gue ngomong kecil…”gue coba agak keras ya Vir?” Tanpa nunggu jawabannya…langsun g gue coba terobos lagi dengan lebih keras. Tetep aja nggak bisa. Akhirnya…setelah kira2 10 menitan…tembus juga pertahanan Vira.

    PErtamanya dia tampak kesakitan…tapi lama2 Vira mulai mendesah2 kecil keenakan. Tangan kanan gue disuruhnya nutup mulutnya supaya dia nggak mendesah kekerasan. Sayang gara2 udah konak lama banget dari tadi…gue cuman bisa tahan 10 menitan. “Gue mau keluar nih Vir…” kata gue dengan napas yang nggak teratur. “Diluar Ky!” jawabnya cepet. Nggak berapa lama…gue keluarin sperma gue diperutnya. Gue langsung ngambil tissue dan bersihin sperma gue diperutnya. Vira masih aja telentang diam ditempat tidur. “loe nggak papa Vir?” tanya gue kawatir takut dia nyesel. “aduh Ky…sakit nih kalau gue gerakin” jawabnya dengan muka meringis. “Pelan2 aja Vir” kata gue sambil berpakaian lagi. Akhirnya Vira berdiri dan ikutan berpakaian. “Ky…loe balik deh…besok kan ada kelas pagi” Kata Vira tanpa expressi. “Iya deh Vir…” JAwab gue sambil cium bibir dan keningnya. Diaanterin gue sampe dipintu depan…dan gue tanpa banyak omong langsung cabut pulang dan banyak pikiran dihati. Ini pertama kali gue ngambil perawan cewek. Ada perasaan was2 gitu.


    Besoknya di campus seperti biasa ketemu Vira didepan library. Gue dengan deg2an coba senyum2 ke Vira. Pas didepan gue…dada gue ditonjok dengan keras. “sakit tau!!!!” kata Vira dengan nada keras. Gue diem aja nggak tau mau ngomong apa. Eh tau2 dia langsung ketawa terbahak2. “Nggak papa kok Ky…gue nggak marah ama loe…asal…” katanya dengan senyum2. “asal apaan??” tanya gue nggak sabar. “asal loe jadi cowok gue mulai sekarang.” Kata Vira sambil natap tajam. Dengan hati senang gua langsung bilang “gue sih udah nganggep loe cewek gue dari dulu” gurau gue sambil sok2 pede. Akhirnya kita ketawa…dan sejak itu Vira mulai belajar seks pelan2…dengan gue tentunya! Nanti deh gue ceritain lagi suatu permainan kita yang sangat HOT! Sayang hubungan kita cuman bertahan 8 bulan. Dia harus pindah kota…dan gue juga harus pindah. Kapan gue bisa ketemu cewek yang punya body kayak gitu lagi ya? Tinggi…kurus…sex y…cakep…wah??!! Oh.. Vira…dimanapun engkau berada.





  • Kisah Memek Selingkuh dengan adik ipar sendiri

    Kisah Memek Selingkuh dengan adik ipar sendiri


    2748 views

    Duniabola99.com – Aku terbangun saat merasakan ada tangan yang menggerayangiku, Aku melihat Dimas berjongkok di samping tempat tidur ku dengan sebelah tangan disusupkan ke bawah baju tidur ku yg tipis dan sebelahnya lagi hilang dalam celana boxernya. Terkejut bukan main, kutepiskan tangannya. Di sampingku, tampak suamiku tidur membelakangi aku. Setengah berbisik aku marah pada Dimas.


    “Jangan gila, Dim. Kalo ketahuan abangmu, aku bisa jadi janda beneran”
    Tapi yang kulihat Dimas hanya senyum² saja, malah sekarang tangannya mulai meraba² pahaku.

    Aku memang ‘selingkuh’ dengan adik iparku. Tapi hanya sebatas pada permainan seks. Aku tak pernah punya perasaan padanya. Tapi aku tidak bisa menolak tongkat ajaib dibalik boxernya. Nikmatnya lain dari kepunyaan suamiku.

    Biasanya aku bercinta dengan Dimas saat Hermawan , suamiku, tidak ada. Tapi kali ini Dimas benar² gila. Tengah malam begini dia masuk ke kamarku dan menggerayangi aku yang sedang tidur di samping suamiku. Aku juga heran bagaimana Dimas bisa masuk karena biasanya aku selalu mengunci pintu kamar saat akan tidur. Ini kulakukan karna aku malas berpakaian setelah bercinta dengan Hermawan dan Hermawan pun tahu sifatku. Dia selalu membiarkanku tidur telanjang. Malam ini, setelah adu mulut dengan suamiku, acara bercinta pun terkorbankan. Masalah sepele akhirnya membuatnya tidur membelakangiku. Aku yang merasa tidak bersalah jg tak mau kalah. Aku tidak akan minta maaf.


    Entah berapa lama aku tidur sampai aku terbangun saat Dimas menggerayangi tubuhku. Sedikit memaksa, aku menariknya keluar dari kamar. Aku meninggalkannya di luar kamar dan berbalik masuk tanpa suara. Takut Hermawan terbangun. Pintu kamar kukunci dan aku mengeceknya sampai ² kali, kemudian aku kembali berbaring di samping Hermawan. Mencoba U/ tidur lagi ternyata tidak gampang. Rasanya sentuhan tangan Dimas tak mau lepas dari pikiranku. Jelas² membuatku horny, apalagi kalau membayangkan sesuatu dibalik boxer ketatnya itu. Ahh.. Aku terangsang. Tapi aku gengsi kalau harus minta ke Hermawan . Nekat karna sudah terangsang, pelan² sekali aku bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamarku. Lalu aku masuk ke kamar Dimas yang letaknya persis di sebelah kamarku. Dimas tersenyum nakal padaku.

    “Akhirnya…………”
    Sengaja digantung kata²nya.
    “Kok nekat gitu sih tadi? Gimana caranya Dim masuk? Perasaan tadi aku mengunci pintu kamar kok.”
    “Ada deh..”
    “Jawab dulu.”
    “Oh.. Jadi Yuniar kesini cuman buat tanya² toh? Kirain buat ini..” sambil mengelus² penisnya.
    Jujur saja, aku lebih memilih untuk tidak perlu tahu alasannya mengapa masuk ke kamarku daripada harus kehilangan momen bercinta dengan Dimas. Toh, Hermawan jg tidak tahu Dimas masuk ke kamar kami.

    “Kok bengong sih?”
    Memang aku belum sempat menjawab apa². Aku naik ke tempat tidur Dimas dan mengelus Kontol nya yang sudah tegak dan keras.
    “Memang untuk ini, tapi kalo bonus jawaban dari pertanyaanku tadi, lebih bagus lagi.”
    Dimas tertawa lumayan keras. Tanpa pikir panjang aku bungkam mulutnya dengan bibirku. Bisa gawat kalo Hermawan bangun. Dimas memang kurang jago bermain lidah, tapi kekurangannya itu tertutupi dengan pusaka miliknya yang lebih besar dan panjang dari kepunyaan Hermawan . Sambil berciuman tangan Dimas sudah menyusup ke balik baju tidurku. Payudara ku diremas² dengan penuh nafsu. Aku juga beraksi, tanganku langsung masuk ke celana boxernya dan menggenggam Kontol nya yang besar dan hangat. Pelan² aku mengocoknya. Tiba² Dimas melepas ciumannya. Aku pikir dia akan mempelorotkan boxernya dan menyuruhku meng-oralnya. Tapi ternyata aku salah.


    “Yuk, pindah ke kamarmu. Hermawan pasti udah nunggu”
    Aku terrbengong. Masi dalam keadaan bingung, Dimas menarik tanganku keluar dari kamarnya dan masuk ke kamarku. Dan benar, Hermawan sudah bangun dan duduk di tepi ranjang. Aku speechless. Dimas mengunci pintu kamar dan membimbingku ke tempat tidur, sementara Hermawan hanya melihat. Tidak ada sorot marah atau kecewa dari matanya. Ini yang membuatku semakin bingung. Aku hanya bisa menurut, ditarik bahkan saat Dimas membaringkan aku di tempat tidur. Lalu Dimas melepas baju tidurku dengan tenang. Aku melihat ke arah Hermawan , tapi Hermawan masi tenang² saja. Aku bisa gila dibuat keadaan ini. Nampaknya Hermawan memang sudah tahu kalo aku dan Dimas sudah pernah bercinta. Pikiranku masi melayang² saat Dimas memainkan lidahnya di Memek ku. Terkejut dan berusaha bangkit, ternyata Hermawan buka suara.

    “Yuniar tiduran aja.”
    Hah? Tak salah dengar? Hermawan menyuruhku tiduran dan membiarkan lidah Dimas menjilati Memek ku. Lalu Hermawan yang membaringkan aku karena aku tidak bergerak sama sekali saat Hermawan menyuruhku tiduran.
    “Lanjutkan kerjaanmu, Dim” kata Hermawan.

    Lalu Hermawan mencium bibirku. Sementara bibir di pangkal pahaku dijilat dan dihisap² oleh Dimas. Ternyata abang beradik ini mengerjaiku. Rasa penasaranku hilang ditelan kenikmatan yang aku rasakan. Hermawan melepas ciumannya dan membiarkan mendesah². Dimas masi menjilati Memek ku yang makin basah. Air liurnya bercampur dengan cairan pelumasku. Kini Hermawan duduk di tepi ranjang memperhatikan aku dan Dimas.

    Aku yang sudah terangsang hebat menggesek²kan jariku ke ujung toket gede ku yang keras. Dimas berdiri dan melepas boxernya. Nampak Kontol nya yang panjang dan besar berdiri tegak. Pelan² Dimas memasukkan Kontol nya ke Memek ku. Aku merasakan sensasi kenikmatan baru. Rasa aneh tapi enak sekali saat Dimas mendorong masuk Kontol nya disaksikan oleh Hermawan suamiku.


    Dimas mulai bekerja, mengoyang pantatnya maju mundur. Kontolnya menggaruk² dinding Memek ku. Hanya ada satu kata yang bisa mendeskripsikan keadaan ini : Nikmat!!!! Aku mulai berani beraksi. Menggoyangkan pinggulku seirama goyangan Dimas. Tak lama Dimas mencabut Kontol nya, dan berganti ke posisi Doggy Style. Posisi ini yang paling disukai Dimas. Aku menikmati setiap goyangan Dimas. Diam² aku melirik Hermawan . Hermawan ternyata juga terangsang. Kontol nya dikeluarkan dari celananya dan dikocok. Tusukan Kontol Dimas makin kuat makin liar. Aku juga hampir mencapai orgasme. Dimas makin menggila, menggoyang Kontol nya makin cepat. Pahanya dan pantatku yang beradu juga menimbulkan bunyi. Aku orgasme menerima rangsangan begitu nikamat dari Kontol Dimas, sementara Dimas masi berusaha mencapai kenikmatannya. Hermawan juga mengocok makin cepat melihat acara live yang disuguhkan aku dan adiknya. Tiba² Dimas mencabut Kontol nya dan menembakkan spermanya ke punggungku. Setelah isi Kontol nya dikeluarkan semua, aku berbalik dan mengulum Kontol nya. Membersihkan sisa² sperma di ujung kepala Kontol nya. Tiba² Hermawan memelukku dari belakang.

    “Giliranku, sayang”
    Lalu aku berbaring dan membuka kakiku lebar² utk jalan masuk Kontol Hermawan . Dimas sekarang sudah memakai kembali boxernya dan mendekatiku. Bersamaan dengan masuknya Kontol Hermawan ke Memek ku, Dimas mendaratkan bibirnya ke toket ku. Aku digenjot suamiku dan payudaraku disedot adik iparku. Aku hanya bisa mendesah nikmat. Hermawan yang sedari dari sudah mengocok Kontol nya tidak butuh waktu yang lam utk mencapai titik nikmatnya. Hermawan menyemprotkan spermanya ke dalam Memek ku lalu mencabut Kontol nya dan lanjut meng-oralku karna dia tahu aku belum sempar orgasme dengannya. Hermawan memang lebih lihai memainkan lidahnya dibandingkan Dimas. Hermawan menjilat² dan menyedot² Memek ku sampai akhirnya aku orgasme. Kelelahan digarap abang beradik ini aku tertidur pulas tak berapa lama setelah permainan panas ini usai.


    Keesokan paginya aku baru mendapat jawaban dari rasa penasaranku. Ternyata Hermawan yang meminta Dimas memberiku kenikmatan. Hermawan yang membuka pintu utk Dimas dan ternyata saat dinas beberapa waktu yang lalu, saat pertama kali aku bercinta dengan Dimas, itu juga atas permintaan Hermawan . Hermawan tahu aku tipe hypersex dan takkan tahan ditinggal tanpa sex. Maka Hermawan ‘menugaskan’ Dimas utk menggantikan posisinya saat dia dinas keluar kota.


  • Video Bokep Asia cewek jepang cantik ngentot dengan om om

    Video Bokep Asia cewek jepang cantik ngentot dengan om om


    2747 views

  • Kisah Memek Tergoda Lekuk Tubuh Indah Istri Temanku

    Kisah Memek Tergoda Lekuk Tubuh Indah Istri Temanku


    2745 views

    Duniabola99.com – Kami coba mengadu nasib di kota Kabupatenku dgn mengontrak rumah yg sangat sederhana. Beberapa bi&g usaha saya coba tekuni agar dapat menanggulangi keperluan hidup kami sehari-hari, namun hingga kami mempunyai 3 orang anak, nasib kami tetap belum banyak berubah.


    Kami masih hidup pas-pasan & bahkan harapanku semula untuk mempertebal kecintaanku terhadap istriku malah justru semakin merosot saja. Untung saja, saya orangnya pemalu & sedikit mampu bersabar serta terbiasa dalam penderitaan, sehingga perasaanku itu tidak pernah diketahui oleh siapapun termasuk kedua orangtua & saudara-saudaraku.

    Entah pengaruh setan dari mana, suatu waktu tepatnya Bulan Oktober aku sempatkan diri berkunjung ke rumah teman lamaku sewaktu kami sama-sama di SMA dulu. Sebut saja namanya Andik.

    Dia baru saja pulang dari Kalimantan bersama dgn istrinya, yg belakangan saya ketahui kalau istrinya itu adalah anak majikannya sewaktu dia bekerja di salah satu perusahaan swasta di sana. Mereka juga melangsungkan perkawinan bukan atas dasar saling mencintai, melainkan atas dasar jasa & balas budi.

    Sekitar pukul 16.00 sore, saya sudah tiba di rumah Andik dgn naik ojek yg jaraknya sekitar 1 km dari rumah kontrakan kami. Merekapun masih tinggal di rumah kontrakan, namun agak besar dibanding rumah yg kami kontrak.

    Maklum mereka sedikit membawa modal dgn harapan membuka usaha baru di kota Kabupaten kami. Setelah mengamati tanda-tanda yg telah diberitahukan Andik ketika kami ketemu di pasar sentral kota kami, saya yakin tidak salah lagi, lalu saya masuk mendekati pintu rumah itu, ternyata dalam keadaan tertutup.

    “Dog.. Dog.. Dog.. Permisi ada orang di rumah” kalimat penghormatan yg saya ucapkan selama 3 kali berturut-turut sambil mengetuk-ngetuk pintunya, namun tetap tidak ada jawaban dari dalam. Saya lalu mencoba mendorong dari luar, ternyata pintunya terkunci dari dalam, sehingga saya yakin pasti ada orang di dalam rumah itu.

    Hanya saja saya masih ragu apakah rumah yg saya ketuk pintunya itu betul adalah rumah Andik atau bukan. Saya tetap berusaha untuk memastikannya. Setelah duduk sejenak di atas kursi yg ada di depan pintu, saya coba lagi ketuk-ketuk pintunya, namun tetap tidak ada tanda-tanda jawaban dari dalam.

    Akhirnya saya putuskan untuk mencoba mengintip dari samping rumah. Melalui sela-sela jendela di samping rumahnya itu, saya sekilas melihat ada kilatan cahaya dalam ruangan tamu, tapi saya belum mengetahui dari mana sumber kilatan cahaya itu.


    Saya lalu bergeser ke jendela yg satunya & ternyata saya sempat menyaksikan sepotong tubuh tergeletak tanpa busana dari sebatas pinggul sampai ujung kaki. Entah potongan tubuh laki-laki atau wanita, tapi tampak putih mulus seperti kulit wanita.

    Dalam keadaan biji mataku tetap kujepitkan pada sela jendela itu untuk melihat lebih jelas lagi keadaan dalam rumah itu, dibenak saya muncul tanda tanya apa itu tubuh istrinya Andik atau Andik sendiri atau orang lain.

    Apa orang itu tertidur pula sehingga tersingkap busananya atau memang sengaja telanjang bulat. Apa ia se&g menyaksikan acara TV atau se&g memutar VCD porno, sebab sedikit terdengar ada suara TV seolah film yg diputar.

    Pertanyaan-pertanyaan itulah yg selalu mengganggu pikiranku sampai akhirnya aku kembali ke depan pintu semula & mencoba mengetuknya kembali. Namun baru saja sekali saya ketuk, pintunya tiba-tiba terbuka lebar, sehingga aku sedikit kaget & lebih kaget lagi setelah menyaksikan bahwa yg berdiri di depan pintu adalah seorang wanita muda & cantik dgn pakaian sedikit terbuka karena tubuhnya hanya ditutupi kain sarung. Itupun hanya bagian bawahnya saja.

    “Selamat siang,” kembali saya ulangi kalimat penghormatan itu.

    “Ya, siang,” jawabnya sambil menatap wajah saya seolah malu, takut & kaget.

    “Dari mana Pak & cari siapa,” tanya wanita itu.

    “Maaf dik, numpang tanya, apa betul ini rumah Andik,” tanya saya.

    “Betul sekali pak, dari mana yah?” tanya wanita itu lemah lembut.

    “Saya tinggal tidak jauh dari sini dik, saya ingin ketemu Andik. Beliau adalah teman lama saya sewaktu kami sama-sama duduk di SMA dulu,” lanjut saya sambil menyodorkan tangan saya untuk menyalaminya. Wanita itu mebalasnya & tangannya terasa lembut sekali namun sedikit hangat.

    “Oh, yah, syukur kalau begitu. Ternyata ia punya teman lama di sini & ia tak pernah ceritakan padaku,” ucapannya sambil mempersilahkanku masuk. Sayapun langsung duduk di atas kursi plastik yg ada di ruang tamunya sambil memperhatikan keadaan dalam rumah itu, termasuk letak tempat tidur & TVnya guna mencocokkan dugaanku sewaktu mengintip tadi


    Setelah saya duduk, saya berniat menanyakan hubungannya dgn Andik, tapi ia nampak buru-buru masuk ke dalam, entah ia mau berpakaian atau mengambil suatu hi&gan.

    Hanya berselang beberapa saat, wanita itu sudah keluar kembali dalam keadaan berpakaian setelah tadinya tidak memakai baju, bahkan ia membawa secangkir kopi & kue lalu diletakkan di atas meja lalu mempersilahkanku mencicipinya sambil tersenyum.

    “Maaf dik, kalau boleh saya tanya, apa adik ini saudara dgn Andik?” tanyaku penuh kekhawatiran kalau-kalau ia tersinggung, meskipun saya sejak tadi menduga kalau wanita itu adalah istri Andik.

    “Saya kebetulan istrinya pak. Sejak 3 tahun lalu saya melangsungkan pernikahan di Kalimantan, namun Tuhan belum mengaruniai seorang anak,” jawabnya dgn jujur, bahkan sempat ia cerita panjang lebar mengenai latar belakang perkawinannya, asal usulnya & tujuannya ke Kota ini.

    Setelah saya menyimak ulasannya mengenai dirinya & kehidupannya bersama Andik, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa wanita itu adalah suku di Kalimantan yg asal usul keturunannya juga berasal dari suku di Sulawesi.

    Ia kawin dgn Andik atas dasar jasa-jasa & budi baik mereka tanpa didasari rasa cinta & kasih sayg yg mendalam, seperti halnya yg menimpa keluarga saya. Ia tetap berusaha & berjuang untuk menggali nilai-nilai cinta yg ada pada mereka berdua siapa tahu kelak bisa dibangun.

    Anehnya, meskipun kami baru ketemu, namun ia seolah ingin membeberkan segala keadaan hidup yg dialaminya bersama suami selama ini, bahkan terkesan kami akrab sekali, saling menukar pengalaman rahasia rumah tangga tanpa ada yg kami tutup-tupi.

    Lebih heran lagi, selaku orang pendiam & kurang pergaulan, saya justru seolah menemukan diriku yg sebenarnya di rumah itu. Karena senang, bahagia & asyiknya perbincangan kami berdua, sampai-sampai saya hampir lupa menanyakan ke mana suaminya saat ini. Setelah kami saling memahami kepribadian, maka akhirnya sayapun menanyakan Andik (suaminya itu).

    “Oh yah, hampir lupa, ke mana Andik sekarang ini, kok dari tadi tidak kelihatan?” tanyaku sambil menyelidiki semua sudut rumah itu.

    “Kebetulan ia pulang kampung untuk mengambil beras dari hasil panen orangtuanya tadi pagi, tapi katanya ia tidak bermalam kok, mungkin sebentar lagi ia datang. Tunggu saja sebentar,” jawabnya seolah tidak menghendaki saya pulang dgn cepat hanya karena Andik tidak di rumah.


    “Kalau ke kampung biasanya jam berapa tiba di sini,” tanyaku lebih lanjut.

    “Sekitar jam 8.00 atau 9.00 malam,” jawabnya sambil menoleh ke jam dinding yg tergantung dalam ruangan itu. Padahal saat ini tanpa terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 7.00 malam.

    Tak lama setelah itu, ia nampaknya buru-buru masuk ke ruang dapur, mungkin ia mau menyiapkan makan malam, tapi saya teriak dari luar kalau saya baru saja makan di rumah & melarangnya ia repot-repot menyiapkan makan malam.

    Tapi ia tetap menyalakan kompornya lalu memasak seolah tak menginginkan aku kembali dgn cepat. Tak lama sesudah itu, iapun kembali duduk di depan saya melanjutkan perbincangannya. Sayapun tak kehabisan bahan untuk menemaninya. Mulai dari soal-soal pengalaman kami di kampung sewaktu kecil hingga soal rumah tangga kami masing-masing.

    Karena nampaknya kami saling terbuka, maka sayapun berani menanyakan tentang apa yg dikerjakannya tadi, sampai lama sekali baru dibukakan pintu tanpa saya beritahu kalau saya mengintipnya tadi dari selah jendela. Ka&g ia menatapku lalu tersenyum seolah ada sesuatu berita gembira yg ingin disampaikan padaku.

    “Jadi bapak ini lama mengetuk pintu & menunggu di luar tadi?” tanyanya sambil tertawa.

    “Sekitar 30 menit barangkali, bahkan hampir saya pulang, tapi untung saya coba kembali mengetuk pintunya dgn keras,” jawabku terus terang.

    “Ha.. Ha.. Ha.. Saya ketiduran sewaktu nonton acara TV tadi,” katanya dgn jujur sambil tertawa terbahak-bahak.

    “Tapi bapak tidak sampai mengintip di samping rumah kan? Maklum kalau saya tertidur biasanya terbuka pakaianku tanpa terasa,” tanyanya seolah mencurigaiku tadi. Dalam hati saya jangan-jangan ia sempat melihat & merasa diintip tadi, tapi saya tidak boleh bertingkah yg mencurigakan.


    “Ti.. Ti.. Dak mungkin saya lakukan itu dik, tapi emangnya kalau saya ngintip kenapa?” kataku terbata-bata, maklum saya tidak biasa bohong.

    “Tidak masalah, cuma itu tadi, saya kalau tidur jarang pakai busana, terasa panas. Tapi perasaan saya mengatakan kalau ada orang tadi yg mengintipku lewat jendela sewaktu aku tidur. Makanya saya terbangun bersamaan dgn ketukan pintu bapak tadi,” ulasnya curiga namun tetap ia ketawa-ketawa sambil meman&giku.

    “M.. Mmaaf dik, sejujurnya saya sempat mengintip lewat sela jendela tadi berhubung saya terlalu lama mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Jadi saya mengintip hanya untuk memastikan apa ada atau tidak ada orang di dalam tadi. Saya tidak punya maksud apa-apa,” kataku dgn jujur, siapa tahu ia betul melihatku tadi, aku bisa dikatakan pembohong.

    “Jadi apa yg bapak lihat tadi sewaktu mengintip ke dalam? Apa bapak sempat melihatku di atas tempat tidur dgn telanjang bulat?” tanyanya penuh selidik, meskipun ia masih tetap senyum-senyum.

    “Saya tidak sempat melihat apa-apa di dalam kecuali hanya kilatan cahaya TV & sepotong kaki,” tegasku sekali lagi dgn terus terang.

    “Tidak apa-apa, saya percaya ucapan bapak saja. Lagi pula sekiranya bapak melihatku dalam keadaan tanpa busana, bapak pasti tidak heran, & bukan soal baru bagi bapak, karena apa yg ada dalam tubuh saya tentu sama dgn milik istri bapak, yah khan?” ulasnya penuh canda. Lalu ia berlari kecil masuk ke ruang dapur untuk memastikan apa nasi yg dimasaknya sudah matang atau belum.

    Waktu di jam dinding menunjukkan sudah pukul 8.00, namun Andik belum juga datang. Dalam hati kecilku, Jangan-jangan Andik mau bermalam di kampungnya, aku tidak mungkin bermalam berdua dgn istrinya di rumah ini. Saya lalu teriak minta pamit saja dgn alasan nanti besok saja ketemunya, tapi istri Andik berteriak melarangku & katanya,

    “Tunggu dulu pak, nasi yg saya masak buat bapak sudah matang. Kita makan bersama saja dulu, siapa tahu setelah makan Andik datang, khan belum juga larut malam, apalagi kita baru saja ketemu,” katanya penuh harap agar aku tetap menunggu & mau makan malam bersama di rumahnya.

    Tak lama kemudian, iapun keluar memanggilku masuk ke ruang dapur untuk menikmati hi&gan malamnya. Sambil makan, kamipun terlibat pembicaraan yg santai & penuh canda, sehingga tanpa terasa saya sempat menghabiskan dua piring nasi tanpa saya ingat lagi kalau tadi saya bilang sudah kenyg & baru saja makan di rumah. Malu sendiri rasanya.


    “Bapak ini nampaknya masih muda. Mungkin tidak tepat jika aku panggil bapak khan? Sebaiknya aku panggil kak, abang atau Mas saja,” ucapnya secara tiba-tiba ketika aku meneguk air minum, sehingga aku tidak sempat menghabiskan satu gelas karena terasa kenyg sekali.

    Apalagi saya mulai terayu atau tersanjung oleh seorang wanita muda yg baru saja kulihat sepotong tubuhnya yg mulus & putih? Tidak, saya tidak boleh berpikir ke sana, apalagi wanita ini adalah istri teman lamaku, bahkan rasanya aku belum pernah berpikir macam-macam terhadap wanita lain sebelum ini. Aku kendalikan cepat pikiranku yg mulai miring. Siapa tahu ada setan yg memanfaatkannya.

    “Bolehlah, apa saja panggilannya terhadapku saya terima semua, asalkan tidak mengejekku. Hitung-hitung sebagai panggilan adik sendiri,” jawabku memberikan kebebasan.

    “Terima kasih Kak atau Mas atas kesediaan & keterbukaannya” balasnya.

    Setelah selesai makan, aku lalu berjalan keluar sambil meman&gi sudut-sudut ruangannya & aku sempat mengalihkan perhatianku ke dalam kamar tidurnya di mana aku melihat tubuh terbaring tanpa busana tadi.

    Ternyata betul, wanita itulah tadi yg berbaring di atas tempat tidur itu, yg di depannya ada sebuah TV color kira-kira 21 inc. Jantungku tiba-tiba berdebar ketika aku melihat sebuah celana color tergeletak di sudut tempat tidur itu, sehingga aku sejenak membaygkan kalau wanita yg baru saja saya temani bicara & makan bersama itu kemungkinan besar tidak pakai celana, apalagi yg saya lihat tadi mulai dari pinggul hingga ujung kaki tanpa busana. Namun pikiran itu saya coba buang jauh-jauh biar tidak mengganggu konsentrasiku.

    Setelah aku duduk kembali di kursi tamu semula, tiba-tiba aku mendengar suara TV dari dalam, apalagi acaranya kedengaran sekali kalau itu yg main adalah film Angling Dharma yaitu film kegemaranku. Aku tidak berani masuk nonton di kamar itu tanpa dipanggil, meskipun aku ingin sekali nonton film itu. Bersamaan dgn puncak keinginanku, tiba-tiba,

    “Kak, suka nggak nonton filmnya Angling Dharma?” teriaknya dari dalam kamar tidurnya.

    “Wah, itu film kesukaanku, tapi saygnya TV-nya dalam kamar,” jawabku dgn cepat & suara agak lantang.

    “Masuk saja di sini kak, tidak apa-apa kok, lagi pula kita ini khan sudah seperti saudara & sudah saling terbuka” katanya penuh harap.

    Lalu saya bangkit & masuk ke dalam kamar. Iapun persilahkan aku duduk di pinggir tempat tidur berdampingan dgnnya. Aku agak malu & takut rasanya, tapi juga mau sekali nonton film itu.

    Awalnya kami biasa-biasa saja, hening & serius nontonnya, tapi baru sekitar setengah jam acara itu berjalan, tiba-tiba ia menawarkan untuk nonton film dari VCD yg katanya lebih bagus & lebih seru dari pada filmnya Angling Dharma, sehingga aku tidak menolaknya & ingin juga menyaksikannya. Aku cemas & khawatir kalau-kalau VCD yg ditawarkan itu bukan kesukaanku atau bukan yg kuharapkan.


    Setelah ia masukkan kasetnya, iapun mundur & kembali duduk tidak jauh dari tempat dudukku bahkan terkesan sedikit lebih rapat daripada sebelumnya. Gambarpun muncul & terjadi perbincangan yg serius antara seorang pria & seorang wanita Barat, sehingga aku tidak tahu maksud pembicaraan dalam film itu.

    Baru saja aku bermaksud meminta mengganti filmnya dgn film Angling Dharma tadi, tiba-tiba kedua insan dalam layar itu berpelukan & berciuman, saling mengisap lidah, bercumbu rayu, menjilat mulai dari atas ke bawah, bahkan secara perlahan-lahan saling menelanjangi & meraba, sampai akhirnya saya menatapnya dgn tajam sekali secara bergantian menjilati kemaluannya, yg membuat jantungku berdebar, tongkatku mulai tegang & membesar, sekujur tubuhku gemetar & berkeringat, lalu sedikit demi sedikit aku menoleh ke arah wanita disampingku yakni istri teman lamaku.

    Secara bersamaan iapun sempat menoleh ke arahku sambil tersenyum lalu mengalihkan pan&gannya ke layar. Tentu aku tidak mampu lagi membendung birahiku sebagai pria normal, namun aku tetap takut & malu mengutarakan isi hatiku.

    “Mas, pak, suka nggak filmnya? Kalau nggak suka, biar kumatikan saja,” tanyanya seolah memancingku ketika aku asyik menikmatinya.

    “Iiyah, bolehlah, suka juga, kalau adik, memang sering nonton film gituan yah?” jawabku sedikit malu tapi mau & suka sekali.

    “Saya dari dulu sejak awal perkawinan kami, memang selalu putar film seperti itu, karena kami sama-sama menyukainya, lagi pula bisa menambah gairah sex kami dikala sulit memunculkannya, bahkan dapat menambah pengalaman berhubungan, syukur-syukur jika sebagian bisa dipraktekkan.

    “Sungguh kami ketinggalan. Saya kurang pengalaman dalam hal itu, bahkan baru kali ini saya betul-betul bisa menyaksikan dgn tenang & jelas film seperti itu. Apalagi istriku tidak suka nonton & praktekkan macam-macam seperti di film itu,” keteranganku terus terang.

    “Tapi kakak suka nonton & permainan seperti itu khan?” tanyanya lagi.

    “Suka sekali & kelihatannya nikmat sekali yach,” kataku secara tegas.

    “Jika istri kakak tidak suka & tidak mau melakukan permainan seperti itu, bagaimana kalau aku tawarkan kerjasama untuk memperaktekkan hal seperti itu?” tanya istri teman lamaku secara tegas & berani padaku sambil ia mendempetkan tubuhnya di tubuhku sehingga bisikannya terasa hangat nafasnya dipipiku.

    Tanpa sempat lagi aku berfikir panjang, lalu aku mencoba merangkulnya sambil menganggukkan kepala pertanda setuju. Wanita itupun membalas pelukanku. Bahkan ia duluan mencium pipi & bibirku, lalu ia masukkan lidahnya ke dalam mulutku sambil digerak-gerakkan ke kiri & ke kanan, akupun membalasnya dgn lahap sekali.

    Aku memulai memasukkan tangan ke dalam bajunya mencari kedua payudaranya karena aku sama sekali sudah tidak mampu lagi menahan birahiku, lagi pula kedua benda kenyal itu saya sudah hafal tempatnya & sudah sering memegangnya.

    Tapi kali ini, rasanya lain daripada yg lain, sedikit lebih mulus & lebih keras dibanding milik istriku. Entah siapa yg membuka baju yg dikenakannya, tiba-tiba terbuka dgn lebar sehingga nampak kedua benda kenyal itu tergantung dgn menantang.

    Akupun memperaktekkan apa yg barusan kulihat dalam layar tadi yakni menjilat & mengisap putingnya berkali-kali seolah aku mau mengeluarkan air dari dalamnya. Ka&g kugigit sedikit & kukunyah, namun wanita itu sedikit mendorong kepalaku sebagai tanda a&ya rasa sakit.


    Selama hidupku, baru kali ini aku melihat peman&gan yg indah sekali di antara kedua paha wanita itu. Karena tanpa kesulitan aku membuka sarung yg dikenakannya, langsung saja jatuh sendiri & sesuai dugaanku semula ternyata memang tidak ada pelapis kemaluannya sama sekali sehingga aku sempat menatap sejenak kebersihan vagina wanita itu.

    Putih, mulus & tanpa selembar bulupun tumbuh di atas gundukan itu membuat aku terpesona melihat & merabanya, apalagi setelah aku memberanikan diri membuka kedua bibirnya dgn kedua tanganku, nampak benda kecil menonjol di antara kedua bibirnya dgn warna agak kemerahan.

    Ingin rasanya aku telan & makan sekalian, untung bukan makanan, tapi sempat saya lahap dgn lidahku hingga sedalam-dalamnya sehingga wanita itu sedikit menjerit & terengah-engah menahan rasa nikmatnya lidah saya, apalagi setelah aku menekannya dalam-dalam.

    “Kak, aku buka saja semua pakaiannya yah, biar aku lebih leluasa menikmati seluruh tubuhmu,” pintanya sambil membuka satu persatu pakaian yg kukenakan hingga aku telanjang bulat. Bahkan ia nampaknya lebih tidak tahan lagi berlama-lama meman&gnya.

    Ia langsung serobot saja & menjilati sekujur tubuhku, namun jilatannya lebih lama pada biji pelerku, sehingga pinggulku bergerak-gerak dibuatnya sebagai tanda kegelian. Lalu disusul dgn memasukkan penisku ke mulutnya & menggocoknya dgn cepat & berulang-ulang, sampai-sampai terasa spermaku mau muncrat.

    Untung saya tarik keluar cepat, lalu membaringkan ke atas tempat tidurnya dgn kaki tetap menjulang ke lantai biar aku lebih mudah melihat, & menjamahnya. Setelah ia terkulai lemas di atas tempat tidur, akupun mengangkanginya sambil berdiri di depan gundukkan itu & perlahan aku masukkan ujung penisku ke dalam vaginanya lalu menggerak-gerakkan ke kiri & ke kanan maju & mundur, akhirnya dapat masuk tanpa terlalu kesulitan.

    “Dik, model yg bagaimana kita terapkan sekarang? Apa kita ikuti semua posisi yg ada di layar TV tadi,” tanyaku berbisik.

    “Terserah kak, aku serahkan sepenuhnya tubuhku ini pada kakak, mana yg kakak anggap lebih nikmat & lebih berkesan sepanjang hayat serta lebih memuaskan kakak,” katanya pasrah. Akupun meneruskan posisi tidur telentang tadi sambil aku berdiri menggocok terus, sehingga menimbulkan bunyi yg agak menambah gairah sexku.

    “Ahh.. Uhh.. Ssstt.. Hmm.. Teeruus kak, enak sekali, gocok terus kakak, aku sangat menikmatinya,” demikian pintanya sambil terengah & berdesis seperti bunyi jangkrik di dalam kamarnya itu.

    “Dik, gimana kalau saya berbaring & adik mengangkangiku, biar adik lebih leluasa goygannya,” pintaku pa&ya.

    “Aku ini sudah hampir memuncak & sudah mulai lemas, tapi kalau itu permintaan kakak, bolehlah, aku masih bisa bertahan beberapa menit lagi,” jawabnya seolah ingin memuaskanku malam itu.

    Tanpa kami rasakan & pikirkan lagi suaminya kembali malam itu, apalagi setelah jam menunjukkan pukul 9.40 malam itu, aku terus berusaha menumpahkan segalanya & betul-betul ingin menikmati pengalaman bersejarah ini bersama dgn istri teman lamaku itu.


    Namun saygnya, karena keasyikan & keseriusan kami dalam bersetubuh malam itu, sehingga baru sekitar 3 menit berjalan dgn posisi saya di bawah & dia di atas memompa serta menggoyg kiri kanan pinggulnya, akhirnya spermakupun tumpah dalam rahimnya & diapun kurasakan bergetar seluruh tubuhnya pertanda juga memuncak gairah sexnya. Setelah sama-sama puas, kami saling berciuman, berangkulan, berjilatan tubuh & tidur terlentang hingga pagi.

    Setelah kami terbangun hampir bersamaan di pagi hari, saya langsung lompat dari tempat tidur, tiba-tiba muncul rasa takut yg mengecam & pikiranku sangat kalut tidak tahu apa yg harus saya perbuat.

    Saya menyesal tapi ada keinginan untuk mengulanginya bersama dgn wanita itu. Untung malam itu suaminya tidak kembali & kamipun berusaha masuk kamar mandi membersihkan diri. Walaupun terasa ada gairah baru lagi ingin mengulangi di dalam kamar mandi, namun rasa takutku lebih mengalahkan gairahku sehingga aku mengurungkan niatku itu & langsung pamit & sama-sama berjanji akan mengulanginya jika ada kesempatan.

    Saya keluar dari rumah tanpa ada orang lain yg melihatku sehingga saya yakin tidak ada yg mencurigaiku. Soal istriku di rumah, saya bisa buat alasan kalau saya ketemu & bermalam bersama dgn sahabat lamaku.

  • Video bokep Rion Ichijo pantat bahenol squirt ngentot dengan banyak gaya

    Video bokep Rion Ichijo pantat bahenol squirt ngentot dengan banyak gaya


    2745 views

    Agen Joker128

  • Pacar Binal Yang Susunya Besar Bikin Nafsu

    Pacar Binal Yang Susunya Besar Bikin Nafsu


    2744 views


    Duniabola99.com – Di hari pertamaku masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Semarang, tidak ada yang aku kenal satupun, sehingga aku seperti orang nyasar, bingung celingak-celinguk kesana kemari. Sewaktu sedang bingung-bingungnya tiba-tiba ada cewek yang menegurku, ‘Eh, tau kelas MI1-3 nggak?’.

    Eeiittss.., ternyata aku juga cari kelas itu.., lalu aku jawab, ‘mm.., saya juga tidak tahu, mendingan cari sama-sama yuk’. ‘Saya Sherly’ dia sebut namanya duluan. ‘Aku Galih’, aku sebut namaku juga, di situlah aku mulai punya teman bernama Sherly. Cewek manis ini mempunyai kulit kuning langsat, nyaris tanpa cacat, tinggi badan kira-kira 166 cm, dengan berat 49 Kg. Tapi yang bikin aku tidak bosan melihatnya adalah dadanya yang menantang, cukup besar untuk ukurannya, tapi tidak terlalu besar sekali.

    Begitu pula dengan pantatnya, aku paling suka jika dia memakai jeans ketat, dengan kaos oblong warna putih. Kadang jika ia bercanda, ngomongnya nyerempet-nyerempet porno terus, walaupun sekali-sekali saja. Tiga bulan sudah lamanya aku dekat dengannya, jalan kemanapun selalu bersama, walaupun dia belum resmi jadi pacarku, tetapi aku dan dia selalu berdua kemanapun. Sampai akhirnya aku dan dia pergi jalan-jalan ke daerah Dieng, salah satu daerah dingin di Jawa Tengah, niatnya cuma jalan-jalan saja, tidak menginap.

    Entah kenapa hari ini dia mengajakku bercanda yang berbau porno terus, dari pagi hingga siang hari. Sampai akhirnya ia bertanya begini, ‘Galih, kalau kamu punya istri suka yang buah dada nya besar atau

    sedeng-sedeng saja?’. Lalu aku jawab ‘Mm.., yang kayak apa ya?, kayaknya aku suka yang seperti punya kamu itu lho’. ‘Lho emang kamu pernah liat punyaku?’, tanya dia. Aku bilang ‘Gimana mau liat, orang kamunya ajah nggak pernah kasih kesempatan.., heheheh’. Dia tanya lagi sambil bercanda, ‘Kalo aku kasih kesempatan gimana?’.

    Aku jawab, ‘Yaa.., nggak aku sia-sia’in’. ‘Emang berani?’, tantang Sherly. ‘Siapa takut..’, jawabku tidak mau kalah. ‘Kalo gitu bukti’in!’, kata Sherly. ‘Oke.., kita cari losmen sekarang.., gimana?’, tantangku gantian. ‘Siapa takut..’, jawabnya tidak mau kalah juga. Jujur saja aku masih berfikir bahwa ini cuma bercanda saja, sampai tiba-tiba di depan sebuah losmen, dia berkata, ‘Galih, disini ajah.., kayaknya losmennya bagus tuh’. ‘Deg!!’, jantungku terasa berhenti. Dengan ragu-ragu kuarahkan mobilku masuk ke halaman losmen tersebut. Aku masih diam dan setengah tidak percaya. Terus dia berkata, ‘Kamu angkat tas-tas kita, aku yang check in.., OK?’.

    Seperti babu kepada majikannya, aku ikuti kata-katanya dan mengikuti langkahnya masuk ke losmen. Masuk ke kamar losmen langsung kita tutup dan kunci pintunya, aku masih terdiam terus duduk di atas kasur sampai dia berkata, ‘OK, sekarang aku kasih kamu kesempatan liat dadaku, tapi jangan macem-macem yaa?’. Tiba-tiba saja Sherly menarik kaosnya ke atas, dan langsung melemparkan ke atas tempat tidur. Lalu dia terdiam sambil menatapku yang juga terdiam, walaupun sebenarnya aku sedang terpana.

    Beberapa saat dia arahkan tangan kanannya ke pundak kirinya, digesernya tali BH-nya jatuh ke lengan. Lalu gantian tangan kirinya ke pundak kanan melakukan hal yang sama. Lalu tangan kanannya diarahkan ke punggung, tetapi tangan kirinya masih memegangi BH bagian depannya. Oh God.., Nafasku terasa berhenti di tenggorokanku.., BH-nya telah terlepas, tetapi masih ditahan bagian depannya oleh tangan kirinya. Sherly terus memandangiku. Sherly menggigit bibir bagian bawahnya.

    Tiba-tiba ia berkata, ‘Aku nggak akan lepas ini, jika kamu nggak buka pakaianmu semuanya’ Aku ragu-ragu.., tetapi nafasku sudah tidak bisa diatur lagi.., aku buka kaosku.., aku buka jeansku.., lalu aku berhenti, tinggal celana dalam yang aku kenakan.., gantian aku yang menantang, ‘Aku nggak akan buka ini, jika kamu nggak lepas itu sekarang’ Sherly diam sejenak lalu dia turunkan perlahan tangan kirinya dan akhirnya terlihat jelas buah dada nya yang kuning langsat dan benar-benar menantang.

    Belum sempat aku rampung menikmati pemandangan ini, tiba-tiba ia melompat ke arahku dan mendorongku telentang di kasur, dengan cepat dia mencium bibirku. Aku yang masih kaget akan serangan mendadak ini tidak menyia-nyiakannya, kami saling berciuman, saling melumat bibir, ‘uugghh.., oohh..’, hanya kata itu yang Sherly keluarkan. Tiba-tiba saja di berdiri, dalam 5 detik celana jeansnya sudah terlepas. Kami sama-sama hanya memakai celana dalam saja, saling pandang tetapi itu hanya berlangsung 6 detik, dengan cepat ia menarik celana dalamku kebawah dan melepasnya.

    Sherly tersenyum dan sedikit tertawa, aku tak tahu dia senang melihat punyaku atau menertawai punyaku? Akupun tidak mau kalah, kutarik perlahan-lahan celana dalamnya sedikit demi sedikit, ternyata Sherly sudah tidak sabar lalu dia tarik sendiri celana dalamnya dan melemparnya ke belakang, belum sempat celana dalamnya menyentuh lantai bibirnya sudah melumat bibirku, ‘oohh..’, kami sekarang benar-benar telanjang bulat. Sherly mulai mencium leherku tapi itu tidak lama karena aku keburu membalik badanku. Sekarang gantian ia yang telentang di kasur.

    Pemandangan yang indah sekali tetapi kali ini aku tidak mau lama-lama memandang, langsung aku berada diatasnya, kedua tangannya sudah kupegang dan tahan di samping kiri-kanan kepalanya. Aku ciumi lehernya, bibir, leher lagi. ‘Hhmmhh.., uugghh.., sstt’, cuma itu yang dia katakan. Ciumanku sudah ‘bosan’ di leher. Aku mulai turun. Melihat gerakanku itu, tiba-tiba dia mengangkat dadanya. Kesempatan ini tidak kusia-siakan. Aku langsung ciumi buah dada nya sebelah kiri, sedang tangan kananku mengelus-elus buah dada nya yang kanan.

    Kali ini tangan kirinya sudah memegang kepalaku. ‘sstt.., hh.., sstt..’, mulutnya berdesis seperti ular. Dia menarik rambutku dan kepalaku dan mengarahkan kepalaku ke buah dada nya sebelah kanan. Dengan t’. Lalu dengan gigiku aku mulai mengigit-gigit sedikit puting susunya, kiri-kanan, kiri-kanan selalu bergantian dan adil. Sementara dari mulut Sherly terus keluar kata, ‘Teruuss.., teruuss.., yang keras.., aahh.., gigit Galih.., gghh.., sstt’. Sementara punyaku sudah tegang keras.

    Kepalaku mulai turun lagi tetapi tiba-tiba ia berteriak kecil, ‘Galih.., Galih.., uugghh.., sekarang ajjaah.., masuk’iin.., nggak usah pake mulut lagi.., masukin sekaraanng.., plizz..’. Aku langsung di dorongnya. Sekarang ganti posisi, aku yang telentang dan Sherly berada di atasku. Selangkangannya mencari-cari posisi, walau aku tahu pasti yang dia cari adalah punyaku. Begitu posisinya tepat, Sherly mendorongnya dengan kuat. ‘uugghh..’, sedang aku sedikit berteriak, ‘aahh’. Punyaku sudah terbenam di dalam selangkangannya. Sherly terus menggerak-gerakan pinggulnya ke atas, ke bawah, kiri-kanan, naik-turun segala arah gerakan ia lakukan.

    Matanya terpejam, bibirnya digigit seperti menahan sesuatu, sering dari mulutnya keluar kata-kata, ‘oohh.., sshhtt.., uugghh.., sshhss.., sshhiitt.., aacchh.., oouuhh..’, nafasnya tidak lagi teratur. Kedua tangannya meremas-remas buah dada nya sendiri, kepalanya sering menengadah ke atas, ‘uugghh.., oohh.., sshhsstt’. Sedangkan aku hanya sanggup meremas sprei di kiri dan kananku dengan kedua tanganku. Gigi atas dan gigi bawahku sudah saling menekan, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku hanya suara nafasku saja yang terdengar. Kali ini aku yang mengambil alih ‘kekuasannya’ gantian kudorong tapi dia malah tengkurap, melihat pantatnya yang putih mulus.

    Aku jadi tambah bernafsu untuk segera memasukkan punyaku ke punyanya. Aku angkat pinggulnya dan Sherlypun mengangkat badannya dengan kedua tangan dan kakinya. Sekarang posisinya seperti mau merangkak. Langsung tanpa tunggu waktu lagi aku mencoba memasukan ‘adikku’ ke lubang vaginanya. ‘Mmaasuukkiinn.., ceeppeett..’, Sherly memohon kepadaku tapi belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya punyaku sudah masuk ke vaginanya. ‘oohh..’, dari mulutku keluar kata tersebut. Dengan semangat aku mulai mendorong ke depan, menarik, mendorong, menarik terus menerus seiring dengan gerakanku.

    Gerakannyapun berlawanan dengan gerakanku, setiap aku mendorong ke depan ia mendorong pantatnya ke arahku diiringi desahan dan leguhan dari mulutnya. ‘uugghh.., aahh.., Sshshhss.., oohh.., uugghh..’. Tiba-tiba ia berteriak, ‘Iwaann.., sshh.., oohh’, aku merasakan sesuatu keluar dari dalam lubang kemaluannya tapi, ‘oohh.., oohh.., aacchh.., Gitt.., aakku..’. Akupun merasakan kenikmatan yang tiada bandingannya seiring dengan keluarnya cairan dari dalam punyaku. ‘oohh.., uugghh’, banyak sekali cairanku keluar. ‘Terus Galih.., keluarin semuanya..’, pinta Sherly.

    Tubuhku terasa sudah tidak kuat lagi berdiri. Aku langsung telentang di kasur, sedangkan Sherly langsung memelukku dan menaruh kepalanya di dadaku. ‘Sherly sayang sama Galih’, hanya itu yang keluar dari mulutnya, lalu matanya terpejam sambil terus memelukku.

    ‘Galih juga sayang sama Sherly’, kataku. Akhirnya sejak itu aku dan Sherly resmi pacaran.

  • Kisah Memek Bibiku Pendamping Setiaku

    Kisah Memek Bibiku Pendamping Setiaku


    2743 views

    Duniabola99.com – Bermula dari 5 tahun silam, ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di Jakarta saat itu umurku baru 18 tahun dan baru lulus SMA. Sebagai seorang pemuda perantau yang masih lugu, saya ke pulau Jawa untuk melanjutkan studi dan mengadu nasib. Paman dan Bibi yang tinggal di sebuah kota kecil B sebelah timur Jakarta. Dengan berbekal alamat rumah Paman, saya memutuskan untuk langsung berangkat ke kota B dengan menggunakan bis.


    Tiba di kota B sudah menjelang sore hari, kedatanganku disambut dengan baik oleh Paman dan bibiku, sudah sebulan aku tinggal dirumah mereka dan aku diperlakukan sangat baik oleh mereka maklum mereka tidak memiliki anak, sehari-hari kusibukan diriku dengan membantu bibik berbelanja kebutuhan warung di agen sambil menunggu panggilan kerja, selama aku tinggal dirumah mereka ku perhtikan Pamanku sangat jarang berada di rumah tekadang dalam seminggu hanya sekali pamanku berada di rumah, saat itu tidak ada dalam pikiranku kalau paman memiliki dua isteri karena yang kutahu hanya Bibik lah isteri Paman satu-satunya dan aku pikir mungkin karena kesibukan Paman sebagai sopir Ekspedisi lah yang membuat Paman jarang pulang, menginjak bulan kedua aku mulai merasakan ada perubahan di rumah paman dan bibiku, pada suatu malam ketika Pamanku pulang kerumah setelah seminggu tidak pulang, ku dengar keributan antara Paman dan Bibiku saat itu kudengar Bibi menuduh Paman telah membohongi dirinya dan telah kawin lagi dengan wanita lain, hanya itu yang aku dengar dari keributan antara bibi dan pamanku selebihnya aku tutup kuping dan ngeloyor masuk kamar untuk tidur.

    Hari-hari berikutnya kulihat Bibiku tampak murung dan lebih banyak mengurung diri di kamarnya sedangkan Pamanku sebagaimana kebiasaannya tidak pernah ada dirumah otomatis kegiatan toko kelontong dirumah aku yang ngurus, Pada Suatu malam setelah menutup pintu toko kulihat bibiku keluar dari kamarnya menggunakan daster tipis dengan wajah sendu memanggilku mengajak aku ngobrol sambil nonton TV, pada saat ngobrol tersebut ku coba menghibur Bibiku sambil melaporkan keuangan toko, namun kulihat sepertinya Bibiku kurang respon terhadap obrolanku dan lebih banyak melamun, kemudian kuberanikan diriku untuk bertanya kepada Bibiku apa yang sebenarnya terjadi dengan harapan aku dapat membantunya, tiba-tiba Bibiku menangis kemudian menceritakan kejadian yang sebenarnya bahwa ternyata Pamanku telah kawin lagi dengan wanita lain dan sudah memiliki anak umur 2 tahun dari wanita tersebut,


    sambil mendekatinya kucoba menghibur bibiku untuk bersabar, tiba-tiba bibiku memeluku da tangisnya makin menjadi-jadi dalam tangisnya ia berkata lebih baik mati daripada dimadu dengan Jablay, kuusap-usap punggungnya sambil ku menasehatinya agar bersabar, bibiku makin memelukku dengan kencang, aku yang selama ini gak pernah dipeluk perempuan, pelukan erat bibiku tersebut membuat nafsuku berdiri, aku yang selama ini sering membayangkan bibiku dan mengintip bibiku ketika mandi, di usianya yang ke 37 bibiku masih terlihat gempal dan cantik mungkin karena bibi belum pernah hamil dan melahirkan, hilang ras ibaku terhadap bibi dan aku mulai berani untuk mengalihkan usapanku dari pungung dan kerambutnya dan daerah leher, dari cerita teman-temanku sewaktu SMA bahwa wanita apabila dibelai didaerah leher dan daerah sekitar kuping maka akan terangsang dan trik tersebut aku coba pada bibi, dibelai seperti itu bibi hanya diam namun tidak berapa lama tiba-tiba bibiku mendorongku sehingga tertidur disopa kemudian menarik celana pendekku berikut kolornya sehingga kontolku yang sudah berdiri tegak keluar dan tanpa basa-basi lagi kemudian memegang dan mengulum kontolku,

    aku sempat kaget dengan ulah bibiku tersebut, aku gak mengerti apa sebab bibiku berbuat seperti itu apakah karena belianku atau sebab lain, karena kuluman bibi dikontolku sangat nikmat akhirnya kuputuskan untuk mnikmati saja toh selama ini hal ini yang aku inginkan, setelah puas mengulum kontolku kira-kira 5 (lima) menit lamanya kemudian bibiku melepaskan kulumannya dan berdiri melepaskan daster berikut celana dalam dan BH yang dikenakannya, aku hanya tertegun menikmati pemandangan indah tubuh bibiku, kulihat memeknya yang dihiasi bulu yang agak tebal dan buah dadanya yang masih tegak berdiri maklum gak pernah dipake untuk nyusui bayi, kemudian bibiku meminta aku untuk berdiri dari sopa setelah aku berdiri bibiku gentian rebahn di sopa sambil mengangkangkn pahanya terlihat lubng memeknya yang merah merekah dan telihat sudah basah, kemudian bibiku meminta aku untuk segera memasukkan kontolku kelubang memeknya, karena aku sebelumnya gak pernah punya pengalaman dalam hal ngentot tanpa ba.. bi ..bu lagi aku masukkan kontoku kedalam memek bibiku sesuai dengan perintahnya,


    ketika kontolku masuk terasa memek bibi enak sekali, hangat dan sempit, sambil mendesah nikmat bibiku meminta aku untuk memompa kontolku didalam memeknya setelah menggenjotnya kurang lebih 10 menit tiba-tiba kurasakan ada desakan dari dalam kontolku yang ingin keluar setengah tersengal-sengal menahan nikmat kukatakan pada bibiku akua mau keluar, shut bibiku keluarkan didalam saja Wan ….aaah bibi juga ah…ahh mau keluar, bebarengan dengan semprotan air maniku yang menyembur didalam memeknya, bibi mergang dan mendesah ahh…ahh bibi keluar saying, setelah itu kami berpakaian dan duduk di sopa seperti semula dengan perasaan tak karuan kucoba memint maaf kepada bibi karena aku telah berani berbuat lancang menyetubuhinya, namun dijawab Bibi …gak perlu minta maaf Wan, Bibi juga menikmati kok, toh selama ini bibi juga kesepian karena sering ditinggal Pamanmu, selain itu Bibi juga ingin balas dendam sama Pamanmu dan ingin membuktikan bahwa Bibi juga bias Hamil dan tidak mandul, mendengar hal tersebut aku hanya tertegun, tiba-tiba bibiku menepuk pundakku kamu menyesal ya Wan keperjakaanmu bibi renggut, enggak kok Bik selama ini aku sering menghayal dapat meniduri bibik bahkan kalau onani juga yang Iwan hayalkan adalah Bibi, habis bibi cantik dan montok sih jawbaku, dengan manja bibiku mencubit pahaku ih… kamu nakal masak bibik sendiri kamu hayalin, … ya udah mulai sekarng kamu gak usah ngayal lagi kamu bias langsung ngajak Bibi begituan kata bibiku, yang benar bik aku boleh gitu lagi dengan bibik kataku,…. Iya jawab bibiku mulai malam ini kamu tidur sama bibik, selanjutnya bibiku mengajakku ke kamar mandi untuk buang air kecil, sampai dikmr mandi tanpa menutup pintu dan tanpa segan segan lagi bibiku langsung jongkok dan pipis didepanku kulihat memeknya yang tadi aku sogok-sogok pake kontolku merekah indah mengeluarkan air kencing membuat kontolku bangun kembali, ih..ih pengen lagi yah kok bangun udah nanti di kamar aja tolong ambilkan air untuk cebok Bibik Wan kata bibiku mengagetkan aku yang lagi horni melihat memeknya,

    selesesai buag air kecil sambil berpelukan kami masuk kedalam kamar tidur ku yang letaknya tidak jauh dari kamar mandi didalam kamar kami masing-masing langsung membuka pakaian yang dikenakan kemudian bibi rebahan di atas ranjang dengan posisi kaki mengangkang kemudian diikuti aku dengan posisi diatas seperti akan menindihnya tidak seperti sebelumnya yang langsung memasukan kontolku kedalam memeknya kali ini aku mulai dengan mencium bibirnya dan dibalas oleh bibik sedangkan tnganku meremas buah dadanya dan tangan bibi membelai mesra kontolku, setelah puas berciuman kemudian aku turun menghisap putting susu bibik, bibik hanya bias meracau Huh… hah… hah enak saying terus hisap saying setelah puas menghisap dan meremas kedua putting susunya perhatianku mulai tertuju kepada memeknya yang sudah banjir dengan cairan yang keluar dari memeknya kemudian kudekatkan hidungku tercium bau memek yang sangat merangsang aku selanjutnya kujilat memeknya dan terasa asin putting susu kemudian sambil ku rojok-rojok memeknya menggunakan dujari tangan kanan ku kuhisap itil Bibik , akibat perbuatan ku terhadap memeknya, gerakan Bibik tubuh makin gak karuan sambil menggelinjal kekanan dn kekiri bibik meracau Aduh…


    Wan enak sekli Bibik Gak tahan sayng Bibik gak pernah diginiin sama Pamanmu sayang cepat sayang masukkan kontomu Bibik udah gak tahan ahh…ahh…ahh, setelah puas menghisap itil dan merojok-rojok lubang memek Bibik kemudian kuarahkan kontolku yang berdiri tegak ke memek Bibik dan menekannya pelan, pada saat ****** ku masuk kedalam memeknya, Bibik meracau dengan mengatakan “Teruss.. Wan..! Tekan..! Huh.. hah.. huh.. hahh.. ditekan.. enakk sekali.. Bibik rasanya.. nikmatt.. teruss.., Bibik udah mau nyampen nih.. peluk Bibik yang erat Wan..!” desahnya mengiringi gerakan kami.

    Sementara itu saya merasakan makin kencang jepitan vagina Bibik.

    “Saya udahh.. mauu.. jugaa.. Bik..! Goyang.. Bik.., goyang..!”

    Dan akhir.., pembaca dapat merasakannya sendiri. Akhirnya kami terkulai lemas sambil tidur berpelukan.

    Jam 7 Pagi kami bangun, dan kemudian mandi bersama. Saya meminta Bibik menungging, dan saya mengusap pantat dan vaginanya dengan baby oil. Rupanya usapan saya tersebut membuat Bibik kembali horny, dan meminta saya untuk memasukkan kembali ****** saya dengan posisi menungging. Tangan saya mempermainkan kedua putingnya.


    “Teruss.. ohh.. teruss.. yang dalam Wan..! Kok begini Bibik rasa lebih enak..!” katanya.

    “Bibik goyang dong..!” pinta saya.

    Sambil pantatnya digoyangkan ke kiri dan ke kanan, saya melakukan gerakan tarik dan masuk.

    “Oohh.. ahh.. uhh.. nikmat Wan.. terus..!” desahnya.

    Akhirnya Bibik minta ke kamar, dan mengganti posisi saya telentang. Bibik duduk sambil menghisap putingnya.

    “Ohh.. uhh.. nikmat Wan..!” katanya.

    Kadang dia menunduk untuk dapat mencium bibir saya.

    “Bibik.. udahh.. mau nyampe lagi Wan.. uhh.. ahh..!” katanya menjelang puncak kenikmatannya.

    Dan akhirnya saya memuntahkan sperma saya, dan kami nikmati orgasme bersama. Hari itu kami lakukan sampai 3 kali, dan Bibik benar-benar menikmatinya seangkan toko hari itu sengaja tidak buka


    Tak terasa sudah tiga bulan perselingkuhan aku dengan Bibik tersebut sudah berjalan tanpa diketahui oleh Pamanku atau orang lain karena sejak kejadian ribut dengan Pamanku, Paman hanya sekali datang kerumh untuk meminta maaf sama Bibik namun Bibik tidak mau memaafkannya dan mengusir Pamanku untuk pergi, sejak kepergian Pamanku, aku dan Bibik semakin bebas, hamper setiap ada kesempatan kami melakukannya hinga akhirnya Bibik hamil karena aku, aku meminta bibiku untuk menggugurkan kandungannya namun bibik menolaknya dengan alasan sudah lama dia mendambakan seorang anak dan dia senang dapat membuktikan ke pada Pamanku bahwa yang mandul sebenarnya bukan Bibik tapi Paman dan anak yang lahir dari isteri kedua Paman tersebut bukan anak Paman melainkan anak orang lain tetapi hingga anak aku dan bibiku tersebut lahir dan sekarang sudah berumur 2 tahun Paman tidak pernah kembali kerumah, sampai sekarang aku masih setia menemani Bibikku dan sesuai dengan permintaan Bibikku, aku tidak kerja melainkan mengurus toko yang sekarang sudah menjadi Toko besar atau Agen, dari penghasilan toko tersebut aku dapat membiayai kehidupan ku dengan bibik dan anakku bahkan sekarang aku sudah hidup mapan.

  • Kisah Memek Gara-gara SPP – 3

    Kisah Memek Gara-gara SPP – 3


    2741 views

    Duniabola99.com – Kini tampak jelas terlihat payudara Lia yang berukkuran 34D itu, karena seragamnya yang basah seperti tercetak mengikuti bentuk tubuhnya. Ia tampak terkejut dan hendak berteriak, tapi ia tahan, sepertinya takut penghuni rumahku curiga.


    Mengetahui kekhawatirannya, aku segera memberitahu bahwa saat itu keadaan rumahkku sedang kosong, orangtuaku ke luar kota, tapi pembantuku aku bilang sedang tidak ada, (padahal mereka mungkin sedang pacaran) jadi aku bilang tinggal kami berdua yang ada di dalam rumah, kontan saja dia langsung hendak memukulku, tapi kuhindari dan berlari ke atas, ke kamarku, dan seperti yang kuduga dia mengejarku.

    Aku segera masuk dan menghidupkan handycam, membiarkan alat itu merekam sendiri dengan menaruhnya di tempat yang telah kupersiapkan, yaitu di antara pakaianku yang menggantung di dinding di sebelah pintu, dan mengambil posisi di luar jangkauan kamera. Dan biarkan semuanya terekam dengan sendirinya.

    Dan setelah beberapa saat kemudian baru dia masuk, aku tahu Lia pasti tadi mencari-cari kamarku, karena dia lantai dua ini ada 3 kamar, kamarku, kamar kakakku dan kamar tamu.

    Ia masih pasang tampang merajuk kemudian aku dipukulnya dengan manja. Kemudian aku kembali menanyakan permintaanku yang kedua, bahwa ia kuminta datang ke rumahku dengan tanpa pakaian dalam sama sekali, dan ia benar datang tanpa mengenakan BH, tapi bagian bawahnya belum terbukti, kalo itu tak dapat dibuktikannya, aku tidak akan mememinjamkan uangku padanya.


    “Ayo sekarang buktikan kalo, kamu gak pake celana dalam!” perintahku padanya, “Kalo gak, aku gak bakal pinjemin duit buat kamu”. Kataku lagi.

    Lia tampak keberatan.. Dan bingung.

    “Ya udah. Kalo gak bisa buktikan, pinjam duitnya juga batal dong!?” kataku mendesak.

    Aku tahu itulah senjataku yang tidak bisa dia tolak. Aku terus memintanya untuk memperlihatkan bahwa dia memang benar tidak memakai CD.

    “Kalo malu, ya udah gak usah dari deket”, kataku sambil berjalan dengan maksud agar Lia menghadap ke kamera yang ada di belakangku tanpa aku menghalagi kamera.

    Akhirnya ia pun menyerah, dengan masih menghadap ke arahku dan ke arah kamera tentunya, ia berjalan mundur untuk menjauhiku, sampai di depan lemari pakaian, sehingga ia tidak bisa mundur lagi.

    “Ayo tunjukin, nanti aku kasih duit”, kataku mengingatkan tujuannya datang ke rumahku.

    Kemudian dengan perlahan, tangannya mulai menarik roknya ke atas, tampaklah pahanya yang putih mulus sampai ke atas pusarnya, dan terlihatlah bagian vaginanya yang bersih dan terawat rapi, hanya tampak beberapa bulu halus di sekitarnya.


    Aku tadinya mengira akan melihat bulu hitam lebat, seperti milik Widi, tapi ternyata, vagina Lia, tampak bersih, dan terawat, dan sejak saat itulah aku menyukai vagina yang terawat, tidak ditumbuhi bulu lebat.

    Melihat aku terbengong alias terkejut, Lia tidak langsung menurunkan rok pendeknya. Dia malah sepertinya bangga melihatku terkagum-kagum akan keindahan daerah v-nya.

    “Kamu cantik sekali Lia”, kataku terlontar begitu saja dari mulutkku.

    Memang harus diakui bahwa sebenernya Lia itu cantik dan sexy, dengan wajahnya yang cantik mirip Dina Lorenza bagiku, dan kulitnya yang putih, makin menambah kecantikannya, ditambah lagi, buah dadanya yang besar dan pantatnya yang berisi, makin menimbulkan kesan sexy.

    Memang sebenarnya aku dulu waktu kelas satu, sempat suka padanya, tapi karena aku cenderung pemalu dengan cewek, akhirnya aku hanya sekedar suka, karena kemudian banyak cowok yang jadi pacarnya, dan beredarlah isu bahwa ia itu pecun. Dan akhirnya akupun jadian dengan Widi, itupan karena dicomblangi oleh temanku yang ceweknya adalah sobatnya Widi, sampai sekarang. Kini perasan itu hadir lagi, ada sedikit rasa suka di hatiku. Tapi perasaan itu akhirnya kubuang jauh-jauh, Lia kan terkenal pecun, batinku dalam hati.

    Setelah tersadar, aku lalu mengelurkan dompetku dan mengeluarkan uang Rp. 50 ribu, dan memberikan kepadanya.

    “Ini bonus buat pertunjukan yang tadi” kataku.


    Hatiku sebenarnya berharap Lia menolaknya, tapi harapanku ternyata salah, Lia malah mendekat dan mengulurkan tangannya menerima uang pemberianku. Lia pada awalnya menunjukan sedikit perasaan malu, tapi segera sirna digantikan oleh senyumnya yang mengembang di bibirnya yang mungil. Segera ia memasukan uang itu ke dalam saku roknya. Dan kembali pikiranku berkata, “Dasar pecun!”

    “OK sekarang kembali ke rencana semula, yaitu sesi pemotretan” kataku pada Lia.
    “Sesuai kesepakatan kan? 1 rol berarti 400 ribu, ya kan?!”, tanya Lia padaku memastikan.
    “Iya, deal!” jawabku.

    Kemudian berlangsunglah acara pengambilan foto-foto sexy Lia, yang dengan tanpa diketahuinya adegan itu juga terekam oleh kamera handycam yang tersembunyi di sela-sela baju yang tergantung di dinding dekat pintu yang tertutup.

    Saat itu Lia kuminta melepaskan beberapa kancing bajunya untuk menambah kesan sexy, belahan dadanya yang putih dan sexy menimbulkan daya tarik sendiri, kemudian berlajut kuminta Lia untuk melepaskan seluruh kancing bajunya, sehingga kini dari atas sampai bagian perutnya yang rata terlihat dengan jelas.

    Lia tampaknya semakin asyik dan tidak malu-malu lagi, jika ia malu maka aku akan berkata, “Aku kan sudah melihat bagian yang terpenting yang kau miliki, kenapa harus malu. Lagian ini hanya untuk jaminan kok!”


    Dan kata-kata itu mujarab sekali, Lia pun kemudian tak malu lagi, melakukan pose-pose yang aku minta. Semua pose yang ada di kepalaku sudah aku minta pada Lia untuk melakukanya.

    Kini tubuh indahnya benar-benar terekspose secara lebih vulgar, karena kini seragam Lia sudah berganti dengan kaos dalam tipis milikku, tadi sempat kuminta ia melepaskan bajunya dan menggantinya dengan kaos dalam tipis milikku.

    Setelah beberapa kali berfoto, kuminta ia membuka kaosnya dan membiarkan bagian atas tubuhnya tidak tertutupi sehelai benang pun, tadinya ia agak malu dan menutupi kedua payudaranya dengan tangannya, tapi setelah kudesak dan kurayu ia mau berpose tanpa menutupi kedua payudaranya.

    Sedang roknya kini telah bertambah pendek karena aku gunting 10 cm lebih pendek. Sehingga kini rok itu benar-benar tidak bisa menutupi keindahan tubuh bagian bawahnya, saat ia membungkuk, akan terlihat bagian kewanitaannya menyembul di sela-sela belahan pantatnya yang indah.

    Tadinya Lia menolak roknya aku potong, karena takut dimarahi ibunya saat pulang ke rumah nanti, tapi karena aku desak, agar makin sexy kataku, akhirnya dia merelakan rok seragamnya aku potong.

    Tak terasa, sudah satu roll film aku habiskan untuk mem-fotonya.


    “Wah udah satu roll nih,” kataku padanya, sambil mengeluarkan dompetku lagi. Karena sesuai janjiku, aku harus membayarnya 400 ribu setiap roll-nya.

    Lia pun menerima uang yang aku berikan dan kembali memasukannya ke dalam sakunya.

    “Mau tambah lagi nggak?” tanyaku.
    “Iya dong, kan belum cukup uangnya!” balasnya sambil senyum.
    “Tapi aku gak mau gini terus ah, bosen, aku ingin gaya yang lain, dan lokasi yang lain”, kataku lagi.
    “Gimana kalo di kolam renang belakang?!” tanyaku.
    “Boleh aja, asyik juga sepertinya” jawabnya senang.
    “Kalo gitu, mulai saat ini, kamu lepas semua kain yang menempel di badanmu, aku ingin kamu tidak mengenakan seutas benangpun selama berada di lingkungan rumahku ini!!” aku mulai berkata agak keras padanya.
    “Dan sejak saat ini, aku yang berkuasa terhadap dirimu, dan kamu harus menuruti semua perkataanku kamu mengerti?!!”
    “Kalau kamu mau menuruti semua kemauanku, kamu akan kukasih bonus uang lagi!!”
    “Tapi kalo tidak foto-foto ini akan aku sebarkan Lia..!!” kataku lagi sambil memperlihatkan satu roll film yang ada di genggamanku.
    “Ayo buka semua pakaianmu!!” kataku sambil menepuk pantatnya yang terbuka dengan agak keras, kerena roknya yang kini sangat pendek itu telah tersingkap.

    Tampak ia agak terkejut, dan hampir menangis, mungkin dia kaget melihat perubahan sikapku, yang tadinya lembut kini berubah sedikit kasar padanya.

    Kini Lia benar benar tidak punya pilihan lagi, karena tentunya ia tak ingin foto-fotonya tersebar luas, ia akan malu sekali jika teman-temanya melihat foto-foto itu, walau ia sama sekali tidak telanjang dalam foto foto itu, tapi secara keseluruhan sepertinya tak ada bagian tubuhnya yang tidak dapat dengan jelas terlihat.


    Lia terdiam sejenak..

    “Ayolah Lia, buka semua pakaianmu, aku tahu, di sekolah kamu terkenal sebagai pecun, aku yakin bukan sekali ini saja kamu bugil di depan laki-laki, sudah pasti kamu sudah seringkali telanjang di depan cowok!” kataku padanya.
    “Akui saja?! “Betul kan?!” desakku padanya.

    Lia hanya diam.. Dan kemudian mengangguk kecil.

    “Nah benar kan kataku, nah mulai sekarang kamu adalah pecunku, dan kamu sekarang harus menuruti semua keinginanku”.
    “Kalo kamu kuminta datang, segera datang!, pokoknya apapun permintaanku, kamu harus turuti!!”.
    “Kalau tidak kamu tahu sendiri akibatnya!, kamu mau kan jadi pecunku..?!!” aku berkata padanya dengan nada sedikit keras.

    Lia mengangguk..

    “Jawab dong, jangan diam aja” kataku lagi.
    “Iya, aku mau..” jawabnya kemudian.

    Nah mulai saat itu resmilah Lia menjadi pecunku, Tapi yang paling sering adalah, Lia kujadikan objek eksibisiku, seperti juga saat itu.

    Bersambung . . . .

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Puaskan Nafsu Dengan Vera Seksi

    Kisah Memek Puaskan Nafsu Dengan Vera Seksi


    2740 views

    Duniabola99.com – Vera merupakan gadis yang aku suka sejak kami masih kuliah dulu tapi dia menolakku ketika aku dengan terus terang menyatakan cinta padanya. Karena waktu kuliah dulu dia memang banyak di perebutkan oleh cowok kampus, karena wajah cantik dengan serta kulit mulusnya. Hingga dia menjadi primadona kampus apalagi orangnya begitu supel sehingga mudah mendapatkan teman.


    Namaku Hendri dan aku seorang pria yang kini sudah menginjak usia 25 tahun dengan seorang anak yang masih berusia 1 tahun. Aku sudah berkeluarga dengan Tari istriku dan dia merupakan anak dari teman mamaku karena aku memang menikah dengan cara di jodohkan oleh orang tuaku karena aku sendiri masih trauma untuk mendekati seorang cewek setelah mendapat penolakan dari Vera.

    Karena hal itu juga aku belum pernah melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa sebelum menikah dengan istriku. Bagiku wanita mesti di hormati dan di sayangi sepenuh hati, bersama istriku juga aku begitu sayang bahkan tidak pernah terlintas dalam benakku untuk melakukan perselingkuhan seperti dalam cerita dewasa dimana seorang pria beristri kerap melakukan perselingkuhan.

    Setelah mereka sukses tapi hal itu jauh dari pikiranku. Aku hanya ingin membahagiakn istri apalagi sekarang aku sudah memeiliki seorang jagoan kecil, lengkap sudah kebahagianku menjadi seorang pria, namun hal itu tidak berlangsung lama karena belum genap tiga tahun pernikahanku dengan Tari istriku aku harus di hadapakan dengan problem hatiku sendiri.


    Ketika aku bertemeu lagi dengan Vera gadis yang dulu pernah menolak cintaku. Pertama kali bertemu dengannya di sebuah pusat perbelanjaan ternama dikota ini, saat itu Vera menyapaku terlebih dahulu di waktu aku sedang belanja keperluan anakku karena aku memang sering belanja sendiri. Kamipun mengobrol lama sampai-sampai Vera menceritakan kisah kehidupannya yang tidak berjalan sesuai keinginannya.

    Kalau di lihat dari penampilannya saat ini Vera memang sedikit lebih sintal dari dulu, bahkan dia terlihat seksi dengan penampilan yang sering menonjolkan tubuh seksinya. Tapi dia bilang kalau dia hanya menjadi istri simpanan seorang pengusaha sukses dan sampai saat ini dia tidak menerima kabar dari laki-laki itu setelah sempat kepergok istrinya ketika mereka sedang berduaan.

    Trenyuh juga mendengar cerita Vera akupun sering memikirkannya sejak pertemuan waktu itu. Dan akupun akhirnya melakukan perselingkuhan dengan Vera layaknya dalam cerita dewasa, awalnya aku hanya menjadi tempat curhatan Vera tentang mantannya dan tidak jarang dia menangis dalam dekapanaku di waktu dia luapkan perasaan jengkelnya pada mantannya itu.


    Lambat laun kamipun menjadi lebih dekat dan akhirnya pada suatu hari kami dengan sengaja mengadakan pertemuan di salah satu hotel yang tidak jauh dari tempatku bekerja, kamipun masuk dalam kamar hotel tersebut. Karena sudah sama-sama dewasa kamipun langsung melakukan adegan pelukan dan dengan nafas yang tersengal akupun mendaratkan ciumanku pada bibir Vera.

    Mungkin ini yang di namakn cinta karena aku begitu bergairah ketika bibirku mendarat dengan lembut pada bibir Vera yang sudah lama aku impikan. Aku kulum lama bibirnya hingga diapun membalas jauh lebih hangat lagi pada bibirku membuat aku ingin segera melepas pakaiannya tapi aku masih dapat menahan keinginan itu agar tidak cepat melakukan aksi ini, karena aku masih ingin lama melakukannya.

    Tapi begitu Vera memegang kontolku dan dia dengan lembut membuka resletingku lalu dengan bibir seksinya dia lumat kontolku “Oooouuggghh…. aaaagggghh… Ver… pelan… sa.. yang… aaaagggghh… ” Bukan cuma memainkan kontolku tapi buah zakarnyapun tidak luput dari lumatan bibir Vera dan aku menggelinjang di buatnya terasa nikmat di setiap sentuhan bibirnya pada kontolku.

    Menikmati hal itu aku terus menggelinjang bahkan aku pegang rambut Vera, aku tarik rambut itu begitu aku tidak kuat menahan permainan bibirnya pada kontolku. Verapun bersikap seolah dia ingin seklai memuaskan aku ” Ooouuugghh… ooouuugghhh… eeeemmmmmmuuuuuuaaaaaccchhhh… aaaaaggghh… aaaagggghh… aaaaggghh.. ” Terdengar dia begitu keras mendesah kala itu.


    Sampai akhirnya akupun tidak dapat menahan untuk segera menggoyanganya apalagi aku lihat dia juga sudah horny. Dengan bergerak perlahan aku naik pada tubuhnya diapun melebarkan pahanya dapat aku lihat lubang memeknya ” Uuuuggghh… uuugghh… aaaagggghhh… sa.. yang… aaagggghh.. ” Meski terlihat basah namun memeknya masih terasa sempit beda dengan memek istriku.

    Aku yakin Vera begitu pintar melakukan perawatan pada bagian yang satu ini. Semakin keras aku menggoyangnya ” OOouuuggghhh… oooouuggghh… aaaaaggghhh… aaaagggghhh…. aaaaaagggghh… aaaaagggghh… ” tak dapat aku lambatkan lagi gerakanku di atas tubuhnya karena nikmatnya rasa dalam kontolku layaknya adegan dalam cerita dewasa yang sering aku baca.

    Dengan gerakan yang semakin cepat dan keras itu akhirnya kontolku menumpahkan sesuatu yang terasa hangat dan aku rasa memenuhi rongga kemaluan Vera yang sedari tadi memejamkan mata, seolah tidak ingin melewatkan permainan sex ini. Begitupun aku meras puas dengan permainan sex kali ini bahkan aku tidak rela jika harus berpisah dengan Vera untuk selamanya.

  • Kisah Memek Sungguh Nikmatnya Tubuh Sepupu Istriku

    Kisah Memek Sungguh Nikmatnya Tubuh Sepupu Istriku


    2738 views

    Duniabola99.com – Yuni baru saja selesai mengepel lantai lalu ke belakang. Rasanya ada yang aneh pada Yuni. Tiap hari dia memang mengepel lantai dan itu biasa. Entah apanya yang berbeda pada dia pagi ini Saya tak memperhatikan dan memang tak ingin tahu. Hanya saya rasakan agak aneh saja. Kembali Saya membaca koran. Ketika terdengar suara guyuran air di kamar mandi belakang, juga masih biasa, Yuni selesai bersih-bersih rumah lalu mandi.


    Lalu setengah jam kemudian dia tampak sliweran antara dapur dan ruang makan juga biasa. Juga ketika masuk ke kamar anak saya. Sekilas Saya sempat melihatnya lewat dari balik bentangan koran saya. Mungkin ini yang tak biasa, dia tampak lebih rapi dari biasanya. Daster yang dia kenakan tampaknya baru. Mungkin dia mau keluar belanja, pikirku.

    Dalam kesibukan dia di ruang makan kadang dia membuat suara-suara benturan piring dan alat lainnya. Dengan sendirinya Saya sedikit mengangkat kepala mengalihkan pandangan dari koran ke arahnya. Itu gerakan refleks yang biasa. Yang tak biasa adalah dia beberapa kali ‘tertangkap’ sedang memandang ke arah saya tapi tatapan matanya agak ke bawah. Ketika dia sedang ke belakang Saya coba meneliti adakah yang aneh pada diri saya ? Kebiasaan di rumah Saya selalu mengenakan celana pendek. Itu sudah sering dan Yuni juga sudah tahu. Jadi apanya yang aneh? Ah, memang Saya peduli! Saya terus saja membaca.

    Sampai tak lama kemudian, saat sedang asyiknya Saya membaca tanpa saya sadari Yuni sudah berdiri di depan saya. Koran saya letakkan, belum sempat Saya membuka mulut untuk bertanya, tiba-tiba Yuni menghambur ke arah saya, duduk di pangkuan saya dan memeluk tubuh saya. Lalu kepalanya yang tersembunyi di dada saya terlihat sedikit berguncang. Yuni menangis. Ada angin apa nih?

    “Maafkan aku Kang…” katanya di sela-sela isakan tangisnya.

    Yuni memang bukan pembantu. Dia adalah sepupu istri saya, sama-sama dari Kuningan, asal istri saya. Dia cukup cerdas walau SMK saja tak tamat, karena keburu disuruh menikah oleh ibunya. Teman-temannya di kampung pada umumnya hanya tamatan SMP atau bahkan SD. Dia sebenarnya ingin sekolah sampai tingkat sarjana, hanya kebiasaan di kampung mengharuskan anak perempuan sudah berrumah-tangga ketika mencapai umur 16 atau 17 tahun. Malang baginya, ketika usia pernikahan menjelang setahun suaminya tertangkap basah berselingkuh. Dia minta cerai dan ingin ikut istri saya ke Jakarta sambil siapa tahu bisa meneruskan sekolahnya dan menggapai cita-citanya menjadi sarjana pertanian. Di kampung dulu dia memang amat dekat dengan istri saya.

    Setelah bicara dengan saya, istri saya setuju menyekolahkan dia sampai tamat. Yuni bersedia kerja apa saja, jadi pembantu sekalipun, untuk mengejar cita-citanya. Kami, saya, istri dan anak saya tak pernah menganggap dia sebagai pembantu. Kami perlakukan dia sebagai salah satu kerabat dekat. Sudah hampir dua bulan dia ikut dengan keluarga kami. Dia sudah terdaftar di SMK kelas tiga, hanya belum mulai sekolah karena menunggu tahun ajaran baru, bulan depan. Umurnya kini 18 tahun. Memang sedikit terlambat. Anak seusia dia umumnya sudah tamat SMU.


    “Kenapa Yun?”

    “Maafkan aku Kang…”

    “Kamu salah apa?”

    Dia tak menjawab, masih terisak. Saya coba menduga-duga, mungkin dia tak betah karena mengerjakan urusan rumah tangga mirip pembantu.

    “Kamu pengen pulang?”

    Yuni menggeleng. Sebenarnya tidak juga sebagai pembantu karena istri saya kalau sedang di rumah juga ikut terjun kerja bersama dia. Anak saya pun begitu. Kami memang sudah biasa tak punya pembantu.

    “Atau kamu gak betah di sini?”

    “Bukan Kang bukan… Saya senang tinggal sama Teteh…” yang dia sebut teteh adalah istri saya.

    “Jadi kenapa?”

    Hening sejenak, lalu

    “Sayanya Kang, aku yang tak beres…”

    “Tak beres apanya? Ayo cerita, jangan sungkan-sungkan. Kamu kan sudah aku anggap adikku sendiri”

    “Bukan masalah itu Kang… Akang sekeluarga disini baik-baik semua… aku betah…”

    “Lalu ?”

    Yuni masih diam, tangisnya mereda. Tapi masih belum mau bicara. Tak sadar Saya mengelus-elus rambutnya yang lurus dan panjang sepunggung, seperti rambut istri saya. Memang Yuni banyak kemiripan dengan istri saya. Wajah mirip, hanya istri saya langsat dia sawo matang. Bentuk tubuhnya sama langsing, hanya dada Yuni sedikit lebih besar. Jangan berpikiran macam-macam. Dari ‘tampak luar’ saja sudah terlihat, tak harus ‘memeriksa’ ke dalam.
    Memangnya Saya sekurang ajar itu berani memeriksa dada sepupu istri saya. Dada? Ah… gumpalan daging kembarnya itu melekat erat di dada saya sekarang. Baru sekarang juga Saya menyadari bahwa bongkahan itu menempel di tubuh saya nyaris tak ada penghalang. Tak ada ‘kain keras’ di antara kami. Masa sih ? Untuk memenuhi rasa penasaran saya, tangan saya yang sedang membelai rambut Yuni ‘mampir’ sebentar ke punggungnya. Hanya kain daster saja yang ada dipunggungnya. Benar, Yuni tak mengenakan bra! Saya lebih banyak berpikiran positif. Mungkin saja tadi dia sehabis mandi belum sempat memakainya. Tapi menyadari ‘keadaan’ begini, sebagai lelaki normal tak urung ada yang menggeliat di balik celana pendek saya.

    Lalu, saya biarkan pikiran saya mengelana, saya bayangkan bentuk bongkahan yang menekan dada saya, tentunya masih kencang sebab dia belum punya anak dan belum setahun ‘dipakai’, dengan putingnya yang kecil dan kecoklatan. Imagi begini jelas saja membuat perangkat bawah saya semakin mengencang. Tiba-tiba Yuni mengangkat kepalanya yang dari tadi ngumpet di dada saya. Ditatapnya mata saya sejenak, lalu pandangan beralih ke tubuh saya bagian bawah dan kemudian menatap saya lagi. Saya yakin pantatnya telah merasakan perubahan yang terjadi di celana saya.


    “Kang…” bisiknya serak.

    Pantatnya bergerak menggoyang, melumati kelamin saya. Mendadak mulut saya dipagutnya. Saya masih shock atas tindakannya ini sehingga bibir saya pasif saja menerima sapuan bibirnya. Tapi itu tak lama, hanya beberapa saat kemudian bibir saya malah merespon lumatan bibirnya. Kami berciuman. Celakanya, entah bagaimana Saya jadi membayangkan bahwa yang sedang saya ciumi ini adalah istri saya sehingga ciuman kami makin seru.

    Saya sempat melayang-layang sampai suatu saat kesadaran saya mendarat kembali ke bumi, rasio mengalahkan emosi. Saya dorong kepala Yuni menjauh, ciuman terlepas.

    “Yun…?”

    Saya lihat ekspresi wajahnya yang kaget sekejap.

    “Kang… maafkan aku… tapi aku butuh banget… butuh Kang… udah lama banget menahan…”

    “Kamu sadar Yun?”

    “Iya Kang, sadar bahwa aku sangat membutuhkanmu Kang…”

    “Kenapa aku?” tanya saya lagi.

    “Gak tahu Kang. Tubuhku ini udah lama membara… Udah lama aku coba menahannya tapi aku gak mampu Kang… tolong Akang mengerti…”

    Tanpa menunggu reaksi saya Yuni kembali menciumi saya. Kami berpagutan lagi. Saya mulai menikmati. Kesadaran saya berangsur menghilang.

    Kemudian, ini gerakan refleks yang wajar dan biasa ketika sambil berciuman telapak tangan kanan saya mulai meremas-remas buah dada kirinya yang hanya tertutup daster. Daging yang sekal sesuai bayangan saya tadi. Yuni melepas ciuman lalu mengerang sambil kepalanya mendongak menikmati remasan saya. Bahkan erangannya mirip rintihan istri saya. Cuma sebentar, kembali dia mengejutkan saya, dengan sigapnya dia melepas kancing-kancing dasternya lalu menyodorkan dadanya ke muka saya. Dua bulatan kembar itu kini terhidang di depan hidung saya. Putingnya kecil tapi telah mengacung ke depan. Saya ciumi buah dadanya, bergantian kanan dan kiri. Puting kecil itu memang keras.

    Juga gerakan wajar jika tangan saya kemudian mulai membelai-belai pahanya, menyusup ke balik dasternya, merambat sampai pangkalnya. Lagi-lagi Saya dibikin kaget. Hanya daster itulah satu-satunya pakaian yang melekat di tubuh sintal Yuni. Saya tadi tak memperhatikannya. Selangkangan berbulu halus itu telah membasah dan lembab. Yuni makin menggila.


    “Ayo Kang. Sekarang… Aku mohon…”

    Rangsangan saya sudah tinggi, tak ada lagi pikiran jernih, gelap mata. Saya bopong Yuni menuju kamar saya, saya rebahkan tubuhnya ke kasur. Secepat kilat Yuni melepas dasternya melalui kepalanya.

    Tubuh coklat langsing sekal itu kini telanjang bulat tergolek di kasur saya. Kedua belah dadanya memang bulat dan menonjol dihiasi puting dan lingkaran aerola yang kecil menambah keindahannya. Bulu-bulu halus di bawah perutnya terlihat rapi tanda terawat. Tubuh itu kini gelisah, bergerak-gerak tak tentu. Pahanya sudah membuka lebar. Tunggu apa lagi?

    “Ayo Kang…”

    Secepat kilat Saya memelorotkan celana pendek saya sekaligus dalemannya. Saya naik ke tempat tidur dan mengarahkan penis saya ke selangkangannya. Kebiasaan saya kalau awal penetrasi lebih suka posisi misionaris, sebab Saya bisa melihat ekspresi wajah lawan main saya ketika penis saya mulai menusuk. Wajah dengan mata terpejam dan kepala sedikit mendongak adalah pemandangan paling eksotis. Saya rebahkan tubuh saya menindihnya. Lalu dengan gerakan agak kasar Saya menekan. Muka Yuni berkerut, dia menggigit bibirnya sendiri, ekspresi seperti orang yang sedang kesakitan. Benar saja…

    “Aaaww… pelan-pelan Kang, aku udah lama banget engga …”

    Memang, kepala penis saya serasa membentur tembok walaupun Saya yakin dia telah lembab.

    “Oh… maaf Yun…”

    Lalu dengan sabarnya Saya perlahan membuat gerakan-gerakan pendek maju-mundur untuk membuka ‘pintu’ yang sudah lama tak pernah dimasuki. Memang agak susah, harus perlahan dan bertahap. Akhirnya seluruh batang saya tertelan oleh vaginanya. Mulailah Saya ‘memompa’, masih perlahan agar bisa lebih merasakan gesekan batang saya dengan dinding-dinding liang vaginanya. Milik Yuni begitu eratnya menjepit batang saya, persis seperti milik istri saya pada awal-awal kami menikah. Saya jadi teringat sewaktu berbulan madu dengan istri saya beberapa tahun lalu. Cerocohan ribut yang keluar dari mulut Yuni pun sama. Beginilah rasanya. Hanya satu kata: nikmat!

    Lalu Yuni? Sulit saya gambarkan. Gerakan tubuhnya begitu liar, ekspresi wajahnya begitu ekstasi manjadikan dia tampak lebih cantik dibanding biasanya. Itu tanda bagi wanita yang sedang merasakan nikmatnya bersenggama. Rasanya Saya bisa lebih lama bertahan memompa, mungkin karena tadi malam Saya sudah mengeluarkan dua kali ‘tabungan’ ke tubuh istri saya setelah tersimpan selama 3 hari di luar kota.


    Hingga beberapa saat kemudian…

    Kedua tangannya mengunci amat erat di tubuh saya dan tubuhnya saya rasakan berguncang-guncang teratur beberapa kali. Saya lalu menghentikan pompaan, memberi kesempatan dia menikmati orgasmenya. Guncangan lalu melemah seiring melemahnya kuncian tangannya. Lalu tangannya rebah ke samping. Yuni terkapar.

    “Terima kasih Kang… terima kasih…” katanya sambil menciumi wajah saya.

    “Gimana Yun…”

    “Enak banget…”

    Tubuh saya masih telungkup menindih tubuhnya, batang saya yang masih tegang masih ‘tersimpan’ di dalam tubuhnya. Saya masih tak bergerak walaupun Saya belum mencapai puncak. Sengaja untuk memberi waktu kepada Yuni untuk menyelesaikan puncak hubungan seks, orgasme. Karena Saya tahu berdasarkan pengalaman, wanita tak mau ‘diganggu’ bila sedang dalam masa puncak dan beberapa waktu setelahnya. Syaraf-syaraf pada alat kelaminnya menjadi amat sensitif ketika masa orgasme.

    Tapi ketegangan penis saya mulai mengendur karena masa pause begini. Saya harus mulai memompa lagi untuk meningkatkan ketegangan batang saya. Lalu Saya mulai gerakan dengan memundurkan penis saya sedikit dan menusuk lagi.

    “Aaaahhh… Kang…” erangnya.

    Saya terus saja memompa.

    Mulutnya mulai berkicau.

    Makin cepat.

    Gerakannya makin gila.

    Saya melambung.

    Melayang.

    Beberapa detik kemudian…

    Saya sampai.

    Saya tumpahkan semuanya ke dalam tubuhnya.


    Ya. Saya ejakulasi didalam tubuhnya. Tak terpikirkan lagi untuk mencabutnya. Karena kedua kaki Yuni keburu menjepit erat pinggul saya, dan lalu tubuhnya berguncang teratur seperti tadi.

    Beberapa saat berlalu, baru Saya menyadari akan akibat penumpahan ke dalam liangnya.

    “Yun… Aku keluar didalam…”

    “Engga apa-apa Kang… jangan khawatir”

    “Maksudmu?”

    “Aku masih menyimpan spiral di dalam…”

    Saya lega walaupun di kepala ini menumpuk banyak pertanyaan seperti mengapa dia nekat begini.



  • Kisah Memek Jepitan Bokong Semok Tante Reta

    Kisah Memek Jepitan Bokong Semok Tante Reta


    2736 views

    Duniabola99.com – Tante Reta adalah wanita dewasa yang bersebelahan apartemennya dengan apartemen keluargaku. Namaku Evan aku seorang pelajar SMA swasta di kota besar ini, dan aku merupakan anak tunggal dari kedua orang tuaku sebenarnya kami masih baru tinggal disini karena aku berasal dari kota Samarinda awalnya dan pindah ke kota ini karena pekerjaan Papaku yang menuntutnya untuk pindah ke kota ini.


    Apartemen ini menjadi pilihan keluargaku karena dengan menempati apartemen ini kedua orang tuaku berharap dapat bekerja dengan tenang karena sudah ada pengamanan di tempat ini. Jadi mereka tidak cemas jika harus meninggalkan aku seorang diri di dalam apartemen, karena mereka kira aku masih memerlukan pengawasan mereka tidak pernah menganggap kalau aku sudah beranjak dewasa.

    Kedua orang tuaku sama-sama bekerja jadi mereka tidak mengetahui kalau aku sudah sering menonton film dewasa, bahkan untuk menghilangkan rasa bosan dalam aprtemen aku sering membaca cerita dewasa ataupun melakukan mesum dengan mengajak pacarku ke sini. Tapi hingga saat ini aku belum juga di ketahui oleh kedua orang tuaku, karena jika mengajak teman atau pacarku sewaktu tidak ada orang tuaku.

    Tapi aku tidak menyangka kalau ada seseorang yang memperhatikan tingkah atau kelauanku. Dia tidak lain adalah tante Reta wanita yang berada di sebelah apartemenku, sebenarnya akupun sering emmperhatikan tante Reta karena dia memiliki tubuh yang begitu seksi dan juga bokongnya begitu montok atau semok. Setiap dia berjalan selalu membuat mata menatap pada bokong semoknya itu.

    Teman-temanku saja jika bermain kesini selalu menyakan tentang tante Reta bahkan mereka mengintip jika tante Reta keluar dari apartemennya. Tapi bukannya marah jika mereka menggodanya tante Reta malah tersenyum sambil terus melenggang di depan kami, bahkan aku lihat sepertinya dia sengaja melakukan hal itu layaknya pemain dalam cerita dewasa yang bertubuh seksi.


    Sampai akhirnya akupun dekat dengan tante Reta dia sering mengajakku makan siang bareng. Dan aku tidak tahu apa pekerjaan tante Reta karena aku lihat dia hampir tiap hari berada di apartemennya dan tidak aku lihat ada orang lain disana. Tapi sejauh ini aku belum pernah menanyakan hal yang aku anggap masalah pribadi tersebut karena aku tidak mau di bilang terlalu ikut campur urusan orang lain.

    Namun akhirnya tanpa aku bertanya lebih dulu tante Reta mencurahkan hatinya padaku. Saat itu aku memang melihat dia begitu sedih dan aku rasa dia butuh seorang teman karena itu dia langsung menghubungi aku ketika aku baru pulang dari sekolah, sampai-sampai akupun makan siang di sana terus kembali tante Reta mengeluh kesah padaku dan akupun siap mendengarkannya.

    Hari itupun tanpa terasa aku sudah berada lama di dalam apartemennya, sampai akhirnya aku telah berani menyentuh bibir tante Reta diapun membalas ciumanku dengan mesranya. Tanganku mulai menggerayangi tubuh tante Reta bahkan sampai dia menggelinjang menikmatinya lalu berkata ” Ayo Evan teruskan sayang……. ” Pintanya padaku sambil terus mendesah .

    Dengan perlahan aku tetap melakukan adegan oral sex padanya, dengan merebahkan tubuhnya di atas sofanya akupun mencoba memasukan satu jariku pada lubang memeknya diapun kembali menggelinjang ” OOouuughhh… aaaaagghhh… Evan.. jangan permainkan tante… aaaaggghh… E… van…. aaaagghhh… ” Semakin menggila aku memainkan jariku dalam memeknya.


    Agar tante Reta tidak lagi mendesah terlalu keras akupun memainkan lidahku dalam mulutnya. Dia menyambut dengan begitu buasnya ” OOouugghh… aaaaggggghh… Evan… tante… nggak ku..at.. lagi… aaaaaaggggghhhh….. ” Katanya dan aku mengerti kalau dia saat itu memang benar-benar ingin melakukan hal itu dan segera aku merangkak naik ke atas tubuhnya.

    Layaknya pemain dalam cerita dewasa akupun memasukkan kontolku yang sudah berdiri tegak dari tadi ke dalam memek tante Reta. Begitu kontolku menyelinap masuk diapun merintih berulang kali ” Ooooouuggghhh… uuuuuffffsss…. aaaggggghhh… aaaaaaaagggggghhhhh….. aaaaggghhh…. ” Terus saja aku memainkan kontolku dalam memeknya bahkan sesekali aku putar kontolku dalam memek tante Reta.

    Dia membalikkan tubuhku dan layaknya menunggangi kuda tante Reta berada di atas tubuhku. Diapun melakukan gerakan yang sama pada tubuhku ” Eeeeuummpppggghh… aaaaggghhhh…. aaaggggghhh… begi.. ni sa..yang… aaaagghh… ” Katanya berusaha memberi tahu aku cara dia melakukan adegan cerita dewasa itu dan aku tidak tionggal diam dengan kedua tanganku.


    Akupun meremas tetek tante Reta yang menggelantung di depan mataku ” E..van.. jangan keras.. ke…ras… sayang….. aaaggghhhh… aaaggghhhh… ” Begitu lihainya tante Reta menggoyang pinggulnya bahkan terasa ada yang beda di waktu aku melakukan adegan layaknya cerita dewasa ini dengan gadis lain yang biasa aku ajak melakukan hubungan intim ini.

    Tante Reta semakin gencar memutar dan menggoyang pinggulnya membuatku akhirnya mencapai puncak klimaks ” Aaagghhhh… aaaagggghhh… aku nggak kuat tante… aaaaaggghhh….. aaaggh.. ” Tumpah sudah spermaku dalam memek tante Reta, karena dia begitu lihainya memutar bokong semoknya dan membuatku mencapai puncak lebih dulu tapi tante Reta memalukku dengan mesranya.

  • Kisah Memek Mbak Ita dan Desi Merenggut Keperjakaan ku

    Kisah Memek Mbak Ita dan Desi Merenggut Keperjakaan ku


    2734 views

    Duniabola99.com – Aku adalah seorang pria lajang 20 th dengan tinggi 175 cm berat 70 kg yang sedang kuliah di salah satu PTN di daerahku. Aku tinggal disebuah rumah bedeng 5 pintu dan aku berada pada pintu yang pertama. Kalau dibandingkan dengan teman-temanku, aku termasuk anak yang pemalu alias kuper (kurang pergaulan).
    Hal ini membuatku lebih betah berada di kosanku, oh ya di bedeng tersebut aku nge-kost, dari pada harus keluar rumah tanpa tujuan.


    Sesekali aku juga sering menonton film BF untuk memuaskan hasrat birahiku dan selalu berakhir dengan beronani. Cukup sudah pengantarnya ok. Sekarang lanjut ke pengalaman pertamaku yang berawal dari tempat kost dimana aku tinggal. Disebelah (pintu no2) tinggal seorang wanita muda sekitar 25 tahun bernama Desi tinggi 160 berat 50 kg yang bersuamikan seorang supir taxi tetapi sudah 7 tahun belum dikarunia seorang anak. Pintu no3 ditempati oleh seorang wanita 35 tahun tinggi 165 berat 60 kg yang sudah memiliki 2 orang anak 7 dan 5 tahun yang semuanya perempuan, ia bernama Ita. Nah, dari sinilah semuanya berawal.

    Seperti biasa pada pagi hari semua penghuni bedeng sibuk dibelakang (mandi, mencuci). Perlu diketahui bahwa kondisi di rumah ini memiliki 5 kamar mandi terpisah dari rumah dan 2 buah sumur (air harus diangkat ke kamar mandi, maklum yang punya rumah belum punya Sanyo). Aku yang sudah terbiasa mandi paling pagi sedang duduk santai sambil nonton TV. Lagi asik nonton terdengar olehku gemercik air seperti orang sedang mandi.
    Mulanya sih biasa saja, tapi lama kelamaan penasaran juga aku dibuatnya. Aku mencoba melihat dari balik celah pintu belakang rumahku, dan aduh!! betapa kagetnya aku ketika melihat Mbak Desi yang sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Aku tidak tahu mengapa ia begitu berani untuk membuka tubuhnya pada tempat terbuka seperti itu. Mbak desi yang sedikit kurus ternyata memiliki payudara sekitar 32b dan sangat seksi sekali. Dengan bentuknya yang kecil beserta puting warna merah jambu untuk orang yang sudah menikah bentuknya masih sangat kencang.
    Aku terus mengamati dari balik celah pintu, tanpa kusadari batang kejantananku sudah mulai berdiri. Sudah tak tahan dengan pemandangan tersebut aku langsung melakukan onani sambil membayangkan bercinta dengan Mbak desi ditempat terbuka tersebut. Semenjak hal itu, aku jadi ketagihan untuk selalu mengintip jika ada kesempatan. Keesokan harinya, aku masih sangat terbayang-bayang akan bentuk tubuh Mbak desi. Hari itu adalah hari minggu, dan aku sedikit kesiangan.

    Ketika aku keluar untuk mandi, aku melihat Mbak Ita sedang mencuci pakaian. Dengan posisinya yang menjongkok terlihat jelas olehku belahan payudaranya yang terlihat sudah agak kendor tapi berukuran 34 b. Setiap kali aku memperhatikan pantatnya, entah mengapa aku langsung bernafsu dibuatnya (mungkin pengaruh film BF dengan doggy style yang kebetulan favoritku). Kembali batang kemaluanku tegang dan seperti biasa aku melakukan onani di kamar mandi.
    Dua hari kemudian terjadi keributan di tetanggaku, yaitu Mbak ita yang sedang bertengkar hebat dengan suaminya (seorang agen). Ia menangis dan kulihat suaminya langsung pergi entah kemana. Aku yang kebetulan berada disitu tidak bisa berbuat apa-apa. Yang ada dipikiranku adalah apa sebenarnya yang sedang terjadi. Keesokan harinya Mbak Ita pergi dengan kedua anaknya yang katanya kerumah nenek, dan kembali sorenya.
    Sore itu aku baru akan mandi, begitu juga dengan Mbak ita. Setelah selesai aku langsung buru-buru keluar dari kamar mandi karena kedinginan. Diluar dugaanku ternyata aku menabrak sesuatu yang ternyata adalah Mbak ita. Keadaan waktu itu sangat gelap (mati lampu) sehingga kami saling bertubrukan. Menerima tubrukan itu, Mbak ita hampir jatuh dibuatnya. Secara reflek aku langsung menangkap tubuhnya. AduH! Tenyata aku tanpa sengaja telah menyentuh payudaranya. ” Maaf.. Aduh maaf mbak, nggak sengaja” ucapku. ” Nggak, nggak pa pa kok, wong saya yang nggak liat” balasnya.


    Sejenak kami terdiam dikeheningan yang pada saat itu sama-sama merasakan dinginnya angin malam. Tanpa dikomando, tubuh kami kembali saling berdekatan setelah tadi sempat malu karena kecerobohan kami berdua. Aku sangat degdegan dibuatnya dan tidak tahu harus berbuat apa pada posisi seperti ini. Sepertinya Mbak ita mengetahui bahwa aku belum pengalaman sama sekali. Ia kemudian mengambil inisiatif dan langsung memegang kemaluanku yang berada dibalik handuk.
    Est ..est.. auw ..aku mengerang keenakan. Belum selesai aku merasakan belaian tangannya, tiba-tiba ujung kemaluanku terasa disentuh oleh benda lembut dan hangat. Mbak ita sudah berada dibawahku denagn posisi jongkok sambil mengulum kemaluanku. Aduuhh .. nikmatt.. terus .. Akh ..est .. Sekarang aku sudah telanjang bulat dibuatnya.
    10 menit sudah kemaluanku dikulum oleh Mbak ita. Aku yang tadi pemalu sekarang mulai mengambil tindakan. Mbak ita kusuruh berdiri dihadapanku dan langsung kulumat bibinya dengan lembut. Est .. Ah ..uh ouw .. Ia mendesah ketika bibir kami saling berpagutan satu sama lain. Ciumanku sekarang telah berada pada lehernya. Bau sabun mandi yang masih melekat pada tubuhnya menambah gairahku. Est .. Ah .. teruss.. kepalanya tengadah keatas menahan nikmat. Kini tiba saat yang kutunggu. Handuk yang masih menutupi tubuhnya langsung kubuka tanpa hambatan. Secara samar-samar dapat kulihat bentuk payudaranya. Kuremas dan kukecup dengan lembut dan au ..est..nikmaat..teruss ..aow .., Mbak ita menahan nikmat.

    Sambil terus mencicipi bagian tubuhnya akhirnya aku sampai juga didaerah kemaluannya. Aku sedikit ragu untuk memcicipi kemaluanya yang sudah sedikit basah itu. Seperti difilm BF aku mencoba mempraktekkan gaya melumat kemaluan wanita. Kucoba sedikit dengan ujung lidahku, rasanya ternyata sedikit asin dan berbau amis. Tetapi itu tidak menghentikanku untuk terus menjilatinya. Semakin lama rasa jijik yang ada berubah menjadi rasa ninkmat yang tiada tara.
    Est ..est ..teruuss ..tee..russ..auw ..nik, mat..mbak ita tak mampu menahan nikmat yang diterimanya dari jilatan mautku yang sesekali kuiringi dengan memasukkan jariku ke liang senggamanya. “Mbak mau .. kelu..ar ahh” racaunya. Tanpa kusadari tiba-tiba keluar cairan kental dari vagina nya yang belakangan kutau bahwa itu adalah cairan wanita. Aku belum berhenti dan terus menjilati kemaluanya sampai bersih.
    Puas aku menjilati kemaluannya kemudian langsung aku angkat ia kedalam rumahnya menuju kamar tidurnya. Aduh .. benar-benar tak habis pikir olehku, wanita segede ini bisa kuangkat dengan mudah. Sesampai dikamarnya aku langsung terbaring dengan posisi terlentang. Mbak ita tanpa diperintah sudah tahu apa yang kumau dan langsung mengambil posisi berada diatasku. Oh ..ya pembaca, bahwa batang kemaluanku standar-standar saja untuk orang Indonesia. Aku yang berada dibawah saat itu sengaja tidak berbuat apa-apa dan membiarkan Mbak Ita mengambil inisiatif untuk memuaskanku.

    Mbak Ita langsung memegang kemaluanku dan mencoba memasukkannya kedalam liang senggamanya. Blues..bleb.. tanpa hambatan batang kejantananku tenggelam seluruhnya kedalam liang kenikmatan Mbak Ita. Est..es..auw..oh..ah..aku hanya terpejam merasakan kemaluanku seperti diperas-peras dan hangat sekali rasanya. Aku tak menyangka bahwa kenikmatan bersenggama dengan wanita lebih nikmat dibanding dengan aku beronani. Mbak Ita mulai menggenjot pantatnya secara perlahan tapi pasti.
    Ah..ah..ah..oh..oh..nik..maatt..ahh.. Mbak Ita terus melakukan gerakan yang sangat erotis. Desahan Mbak Ita membuatku semakin bernafsu ditambah dengan payudaranya bergoyang kesana-kemari. Rupanya aku tak bisa lagi tinggal diam. Aku berusaha mengimbangi genjotan Mbak Ita sehingga irama genjotan itu sangat merdu dan konstan. Tangankupun tidak mau kalah dengan pantatku.

    Aku berusaha mencapai kedua payudara yang ada didepan mataku itu. “Wah ..indahnya pemandangan ini” ucapku dalam hati. Tidak puas dengan hanya menyentuh payudara Mbak Ita, aku langsung mengambil posisi duduk sehingga payudara Mbak ita tepat berada didepan wajahku. Kembali aku melumat putingnya dengan lembut kiri dan kanan bergantian. Ahh..ah ..ah..oh.. Est..ss Mbak ita kelihatannya tak tahan menahan nikmat dengan perlakuanku ini.

    Lama kelamaan genjotan Mbak Ita semakin cepat dan aku..a..ku.. kee..luuarr..ahh..ohh..nikmaatt Mbak ita akhirnya mencapai klimaks yang kedua kalinya. Aku yang belum apa-apa merasa kesal tidak bisa klimaks secara bersamaan. Akhirnya aku meminta Mbak Ita untuk kembali mengulum kemaluanku. Mbak Ita yang sudah mendapat kepuasan dengan semangat mengulum dan menjilati kemaluanku. Est..est..ahh..oh ucapku ketika Mbak Ita semakin mempercepat kuluman dan kocokannya pada kemaluanku. Sepertinya ia ingin segera memuaskanku dan menikmati air kejantananku.
    Selang 10 menit ah..auw..oh..nik..maatt..oh.. crot..crot..crot..semua air maniku tertumpah diwajah Mbak Ita dan diseluruh tubuhnya. Saat itu Mbak Ita tidak berhenti kulumannya dan menjilati seluruh air jantan tersebut. Aku sangat ngilu dibuatnya tapi sungguh masih sangat nikmat sekali.
    Setelah merasakan kepuasan yag tiada tara kami langsung jatuh terkulai diatas kasur. Mbak Ita tampaknya sangat kelelahan dan langsung tertidur pulas dengan keadaan telanjang bulat. Aku yang takut nanti ketahuan orang lain langsung keluar dari kamar tersebut dan mengambil handukku menuju rumahku.

    Ketika aku baru akan keluar dari rumah Mbak Ita, alangkah terkejutnya aku ketika dihadapanku ada seorang wanita yang kuduga sudah berdiri disitu dari tadi dan menyaksikan semua perbuatan kami. Eh..mm..mbak..mbak ..Desi..ternyata ia tidak lain adalah Mbak Desi. “Permisi mbak, aku mau masuk dulu” ucapku pura-pura tidak ada yang terjadi. Sambil berjalan tergesa-gesa aku langsung menuju rumahku untuk menghindari introgasi dari Mbak Desi. Tiba-tiba “tunggu!!” teriak Mbak Desi.
    Aku langsung panas dingin dibuatnya. “Jangan jangan ia akan melaporkanku ke Kepala Desa lagi” ucapku dalam hati.” Aduuhh gawat nih, bisa-bisa cuci kampung” pikirku. ” A..a..ada apa ya mbak” balasku. Mbak Desi langsung mendekatku dan berkata ” kamu akan aku laporkan kesuami Mbak Ita dan kepala desa atas apa yang telah kamu lakukan” ucap Mbak Desi. ” Ta..tapi kami melakukannya atas dasar suka sama suka Mbak ” balasku dengan perasaan sedikit cemas. Tiba-tiba ” ha..ha..ha..ha.. ” Mbak desi tertawa.
    Aku semakin bingung dibuatnya karena mungkin Mbak desi punya dendam dan sekarang berhasil membalaskannya. ” Nggak usah takut, pokoknya sekarang kamu tetap berdiri disitu dan jangan sekali-kali bergerak ok!” usulnya. “Mbak mau melaporkan saya atau takut saya lari” ucapku semakin bingung. Tanpa bicara lagi Mbak Desi semakin mendekatiku. Setelah tidak ada lagi jarak diantara kami tangan Mbak Desi langsung melepas handuk yang kugunakan tadi sehingga aku kembali telanjang bulat.”Mbak jangan dikebiri ya..” ucapku.”Nnggak..nggak pa pa kok” balasnya. Mbak Desi ternyata langsung berjongkok dan mulai mengocok kemaluanku.

    Ah..ah..oh..oh.. aku yang tadi lemas kembali bergairah dibuatnya. Belum lagi aku selesai merasakan nikmatnya kocokan lembut dari tangan Mbak Desi, aku kembali merasakan ada benda lembut, hangat dan basah menyentuh kepala kemaluanku. Aku langsung tahu bahwa itu adalah kuluman dan jilatan dari mulut Mbak Desi setelah tadi aku merasakannya dengan Mbak Ita. Kuluman dan jilatan Mbak Desi ternyata lebih nikmat dari Mbak Ita. Aku bertaruh bahwa Mbak Desi telah melakukan berbagai macam gaya dan variasi dengan suaminya untuk memperoleh keturunan.

    Estt..ah..oh..oh..aduhh..auw.. desahku menahan hebatnya kuluman Mbak Desi. 15 menit sudah acara kulum-kuluman itu dan sekarang Mbak Desi telah berganti posisi dengan menungging. Pantatnya yang kecil namun berisi itu sekarang menantangku untuk ditusuk segera dengan rudalku. “Ayo..cepetan..kamu sudah lama menginginkan ini kan..Mbak tau kamu sering ngintip dari celah pintu itu..ayoo masukkan dong” ucapnya dengan mesra.
    Aku jadi malu dibuatnya bahwa selama ini ia tahu akan perbuatanku. Tanpa pikir panjang aku langsung mencoba memasukkan batang kemaluanku ke liang kenikmatan Mbak Desi. “Aduh!!” meleset pada tusukanku yang pertama. Aku kembali mecoba dan bluess..akhirnya aku berhasil juga. “Gila nih perempuan “pikirku, “ternyata lubang kemaluannya masih sempit sekali” ucapku. Perlahan aku coba menggoyangkan pantatku mau-mundur. Ah.ah..ahh..oh..oh..oh..ah.. Mbah Desi mulai mendesah menahan nikmat. Aku semakin mempercepat goyanganku karena memang ini adalah gaya favoritku. “Ayo..teruuss..ayo..” teriakku memberi semangat”.
    Ah..ah..ah..oh..desah Mbak Desi semakin terdengar kencang. Melihat payudaranya yang bergelantung dan bergoyang-goyang membuatku ingin mewujudkan impianku selama ini. Sambil terus menggenjot Mbak Desi aku berusaha mencapai payudaranya. Kuremas-remas dengan garangnya seolah meremas santan kelapa. Aw..sakiitt..adu..hh..ah..ah.. Mbak Ita tak tahan akan perlakuanku. Aku tidak memperdulikannya dan tetap menggenjot dengan cepat.
    Kemudian aku mengganti posisi dengan menggendong Mbak Desi didepanku. Bluess.. Kembali batang kejantananku kumasukkan kedalam liang senggamanya. Ahh..ah..ah..ah..desah Mbak Desi menahan nikmat. Kulumat bibir dan kuciumi seluruh leher dan kukecup kedua puting susunya yang merah itu. Adu..nikkmatt sekaalii ah..ah..ah..oh..oh.. Mendapat perlakuan demikian bertubi-tubi akhirnya Mbak Desi tak sanggup lagi menahan klimaksnya “Keeluuarr ..mau..ke..lua..rr akhirnya Mbak Desi mencapai klimaksnya.


    Aku yang sedikit lagi juga hampil finish semakin menggenjot dengan cepat.”Blep..blep..blep..bunyi hentakan sodokan antara kemaluanku dan kemaluan Mbak Desi yang sudah sangat basah tersebut. Tidak lama kemudian aku merasakan ada denyut-denyut di ujung batang kemaluanku dan:”Crot..crot..crot..tumpahlah seluruh iir maniku kedalam liang senggamanya.
    Setelah itu kami berciuman sambil merasakan sisa-sisa nikmat yang ada dan kembali kerumah masing-masing. Keesokan harinya ketika bertemu, kami seolah-olah tidak merasakan sesuatu terjadi. Pembaca sekalian rupanya Mbak Ita tidak mau lagi berbicara denganku semenjak kejadian itu tapi aku terkadang masih melakukan hubungan sex ini hanya dengan Mbak Desi saja ketika saya sedang ingin atau ia sedang sangat ingin melakukannya.

    Sekarang saya sudah selesai kuliah dan tidak lagi tinggal dibedengan itu. Saya masih sangat merindukan untuk kembali berhubunagn sex dengan Mbak Desi atau Mbak Ita karena mereka telah membuat saya tidak virgin lagi.

  • Kisah Memek Bersetubuh dengna adik sendiri ketika pacar tak mampu memuaskanku

    Kisah Memek Bersetubuh dengna adik sendiri ketika pacar tak mampu memuaskanku


    2733 views

    Duniabola99.com – Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki. Berikut ini aku ingin berbagi pengalaman tentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri. Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun. Agen Bola

    Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya, sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah.

    Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya bersetubuh dengan melakukan petting, saling raba, saling cium dan saling hisap…..

    Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya.

    Keseringan bersetubuh dengan cara petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa aku jadi ketagihan… Sampai akhirnya kalau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri.

    Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme. Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku… ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri.

    Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan.

    Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan.

    Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya. Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.


    Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aku sangat terangsang sekali… dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya bersetubuh dan memasukkan kontolnya ke memekku.

    Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong.

    Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku langsung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

    Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

    Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab:

    “Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen bersetubuh, aku kan juga lelaki” aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain bersetubuh dengan cewe?” dia bilang “ya, belum pernah bersetubuh kak”…. itulah percakapan awal bencana itu.

    Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya…

    Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegang alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku… Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku… Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.


    Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku datang… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat.

    Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya… sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.

    “Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya” lalu dia mulai menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku… begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku…

    “Ohhhhh…” katanya.

    Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.

    “Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku…

    “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

    Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dari tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

    Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.


    Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna”

    “Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi”
    “Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya

    Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi… Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”.

    Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku… adikku terus memandang tubuhku dan ketika kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.


    Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selalu melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan. Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata:

    “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu”
    “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya
    “Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani
    “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…

    Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar.

    Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.


  • Kisah Memek Tiga Wanita Satu Laki-Laki

    Kisah Memek Tiga Wanita Satu Laki-Laki


    2731 views

    Duniabola99.com – Namaku Jackie dan tentunya bukan nama asliku. Aku adalah pria yang kurang beruntung, karena sudah dua kali ingin berniat untuk berkeluarga dan dua-duanya gagal. Aku berasal dari Indonesia, tapi sudah lama sekali tinggal di negerinya “kanguru”. Dan atas saran teman-teman, maka aku mensponsori seorang cewek dari Indonesia dengan niat untuk menikah. Tapi setelah wanita itu mendapatkan izin tinggal tetap di negeri ini, wanita itu meninggalkan aku. Begitu juga dengan yang kedua, yang berasal dari Amerika Latin. Nah, karena rumah yang kumiliki ini mempunyai dua kamar dan karena aku hanya tinggal sendiri sekaligus sudah kapok untuk mencari pasangan lagi, maka kamar yang satunya aku sewakan pada seorang pelajar (cowok) dari Jepang. Namanya Gamhashira. Gamha yang playboy ini sudah dua hari pulang ke negerinya untuk berlibur setelah menamatkan SMA-nya.


    Pada suatu sore di hari libur (liburan dari kerja) aku buang waktu dengan main internet, lebih kurang satu setengah jam bermain internet, tiba-tiba terdengar suara bel. Setengah kesal aku hampiri juga pintu rumahku, dan setelah aku mengintip dari lubang kecil di pintu, kulihat tiga orang gadis. Kemudian kubuka pintu dan bertanya (maaf langsung aku terjemahkan saja ke bahasa Indonesia semua percakapan kami),
    “Bisa saya bantu?” kataku kepada mereka.
    “Maaf, kami sangat mengganggu, kami mencari Gamha dan sudah satu jam lebih kami coba untuk telepon tapi kedengarannya sibuk terus, maka kami langsung saja datang.”
    Yang berwajah Jepang nyerocos seperti kereta express di negerinya.
    “Oh, soalnya saya lagi main internet, maklumlah soalnya hanya satu sambungan saja telepon saya,” jawabku.
    “Memangnya kalian tidak tahu kalau si Gamha sedang pulang kampung dua hari yang lalu?” lanjutku lagi.

    Kali ini yang bule berambut sebahu dengan kesal menjawab, “Kurang ajar si Gamha, katanya bulan depan pulangnya, Jepang sialan tuh!”
    “Eh! Kesel sih boleh, tapi jangan bilang Jepang sialan dong. Gua tersinggung nih,” yang berwajah Jepang protes.
    “Sudahlah, memang belum rejeki kita dijajanin sama si Gamha,” sekarang bule bermata biru nyeletus.
    Dengan setengah bingung karena tidak mengerti persoalannya, kupersilakan mereka untuk masuk. Mulanya mereka ragu-ragu, akhirnya mereka masuk juga. “Iya deh, sekalian numpang minum,” kata bule yang berambut panjang masih kedengaran kesalnya.

    Setelah mereka duduk, kami memperkenalkan nama kami masing-masing.
    “Nama saya Jacky,” kataku.
    “Khira,” kata yang berwajah Jepang (dan memang orang Jepang).
    Yang berambut panjang menyusul, “Emily,” (Campuran Italia dengan Inggris).
    “Saya Eve,” gadis bermata biru ini asal Jerman.
    “Jacky, kamu berasal dari mana?” lanjutnya.
    “Jakarta, Indonesia,” jawabku sambil menuju ke lemari es untuk mengambilkan minuman sesuai permintaan mereka. Agen Bola Terbaik
    Sekembalinya saya ke ruang tamu dimana mereka duduk, ternyata si Khira dan Eve sudah berada di ruang komputer saya, yang memang bersebelahan dengan ruang tamu dan tidak dibatasi apa-apa.
    “Aduh, panas sekali nich?!” si Emily ngedumel sambil membuka kemeja luarnya.


    Memang di awal bulan Desember lalu, Australia ini sedang panas-panasnya. Aku tertegun sejenak, karena bersamaan dengan aku meletakkan minuman di atas meja, Emily sudah melepaskan kancing terakhirnya. Sehingga dengan jelas dapat kulihat bagian atas bukit putih bersih menyembul, walaupun masih terhalangi kaos bagian bawahnya. Tapi membuatku sedikit menelan ludah. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara si Eve,
    “Jacky, boleh kami main internetnya?”
    “Silakan,” jawabku.
    Aku tidak keberatan karena aku membayar untuk yang tidak terbatas penggunaannya.
    “Mau nge-chat yah?” tanyaku sambil tersenyum pada si Emily.
    “Ah, paling-paling mau lihat gambar gituan,” lanjut Emily lagi.
    “Eh, kaliankan masih di bawah umur?” kataku mencoba untuk protes.
    “Paling umur kalian 17 tahun kan?” sambungku lagi.

    Khira menyambut, “Tahun ini kami sudah 18 tahun. Hanya tinggal beberapa bulan saja.” Aku tidak bisa bilang apa-apa lagi. Baru saja aku ngobrol dengan si Emily, si Eve datang lagi menanyakan, apa saya tahu site-nya gambar “gituan” yang gratis. Lalu sambil tersenyum saya hampiri komputer, kemudian saya ketikkan salah satu situs seks anak belasan tahun gratis kesukaanku. Karena waktu mengetik sambil berdiri dan si Khira duduk di kursi meja komputer, maka dapat kulihat dengan jelas ke bawah bukitnya si Khira yang lebih putih dari punyanya si Emily. Barangku terasa berdenyut. Setengah kencang. Setelah gambar keluar, yang terpampang adalah seorang negro sedang mencoba memasuki barang besarnya ke lubang kecil milik gadis belasan. Sedangkan mulut gadis itu sudah penuh dengan barang laki-laki putih yang tak kalah besar barangnya dengan barang si negro itu. Terasa barangku kini benar-benar kencang karena nafsu dengan keadaan. Si Emily menghampiri kami berada, karena si Eve dan Khira tertawa terbahak-bahak melihat gambar itu. Aku mencoba menghindar dari situ, tapi tanpa sengaja sikut Khira tersentuh barangku yang hanya tertutup celana sport tipis. Baru tiga langkah aku menghindar dari situ, kudengar suara tawa mereka bertambah kencang, langsung aku menoleh dan bertanya, “Ada apa?” Eve menjawab, “Khira bilang, sikutnya terbentur barangmu,” katanya.
    Aku benar-benar malu dibuatnya. Tapi dengan tersenyum aku menjawab, “Memangnya kenapa, kan wajar kalau saya merasa terangsang dengan gambar itu. Itu berarti aku normal.” Kulihat lagi mereka berbisik, kemudian mereka menghampiriku yang sedang mencoba untuk membetulkan letak barangku. Si Eve bertanya padaku sambil tersipu,
    “Jacky, boleh nggak kalau kami lihat barangmu?”
    Aku tersentak dengan pertanyaan itu.
    “Kalian ini gila yah, nanti aku bisa masuk penjara karena dikira memperkosa anak di bawah umur.”
    (Di negeri ini di bawah 18 tahun masih dianggap bawah umur).
    “Kan tidak ada yang tahu, lagi pula kami tidak akan menceritakan pada siapa-siapa, sungguh kami janji,” si Emily mewakili mereka.
    “Please Jacky!” sambungnya.
    “Oke, tapi jangan diketawain yah!” ancamku sambil tersenyum nafsu.

    <img width= width=”1024″ height=”650″ />

    Dengan cepat kuturunkan celana sport-ku dan dengan galak barangku mencuat dari bawah ke atas dengan sangat menantang. Lalu segera terdengar suara terpekik pendek hampir berbarengan.
    “Gila gede banget!” kata mereka hampir berbarengan lagi.
    “Nah! Sekarang apa lagi?” tanyaku.
    Tanpa menjawab Khira dan Emily menghampiriku, sedangkan Eve masih berdiri tertegun memandang barangku sambil tangan kanannya menutup mulutnya sedangkan tangan kirinya mendekap selangkangannya. “Boleh kupegang Jack?” tanya Khira sambil jari telunjuknya menyentuh kepala barangku tanpa menunggu jawabanku. Aku hanya bisa menjawab, “Uuuh…” karena geli dan nikmat oleh sentuhannya. Sedang Eve masih saja mematung, hanya jari-jari tangan kirinya saja yang mulai meraih-raih sesuatu di selangkangannya. Lain dengan Emily yang sedang mencoba menggenggam barangku, dan aku merasa sedikit sakit karena Emily memaksakan jari tengahnya untuk bertemu dengan ibu jarinya. Tiba-tiba Emily, hentikan kegiatannya dan bertanya padaku, “Kamu punya film biru Jack?” Sambil terbata-bata kusuruh Eve untuk membuka laci di bawah TV-ku dan minta Eve lagi untuk masukan saja langsung ke video.

    Waktu mulai diputar gambarnya bukan lagi dari awal, tapi sudah di pertengahan. Yang tampak adalah seorang laki-laki 60 tahun sedang dihisap barangnya oleh gadis belasan tahun. Kontan saja si Eve menghisap jarinya yang tadinya dipakai untuk menutup mulut sedangkan jari tangan kirinya masih kembali ke tugasnya. Pandanganku sayup, dan terasa benda lembut menyapu kepala barangku dan benda lembut lainnya menyapu bijiku. Aku mencoba untuk melihat ke bawah, ternyata lidah Khira di bagian kepala dan lidah Emily di bagian bijiku.
    “Uuh… ssshh… uuuhh… ssshhh…” aku merasa nikmat.
    Kupanggil Eve ke sampingku dan kubuka dengan tergesa-gesa kaos dan BH-nya. Tanpa sabar kuhisap putingnya dan segera terdengar nafas Eve memburu.
    “Jacky… ooohh… Jacky… terusss… ooohhh…” nikmat Eve terdengar.
    Kemudian terasa setengah barangku memasuki lubang hangat, ternyata mulut Khira sudah melakukan tugasnya walaupun tidak masuk semua tapi dipaksakan olehnya.
    “Slep… slep… chk… chk…”
    Itulah yang terdengar paduan suara antara barangku dan mulut Khira. Emily masih saja menjilat-jilat bijiku.

    Dengan kasar Eve menarik kepalaku untuk kembali ke putingnya. Kurasakan nikmat tak ketulungan. Kuraih bahu Emily untuk bangun dan menyuruhnya untuk berbaring di tempat duduk panjang. Setelah kubuka semua penghalang kemaluannya langsung kubuka lebar kakinya dan wajahku tertanam di selangkangannya.
    “Aaahhh… Jacky… aaahhh… enak Jacky… teruskan… aaahhh… terussss Jacky!” jerit Emily.
    Ternyata Eve sudah bugil, tangannya dengan gemetar menarik tanganku ke arah barangnya. Aku tahu maksudnya, maka langsung saja kumainkan jari tengahku untuk mengorek-ngorek biji kecil di atas lubang nikmatnya. Terasa basah barang Eve, terasa menggigil barang Eve.
    “Aaaahhh…” Eve sampai puncaknya.


    Aku pun mulai merasa menggigil dan barangku terasa semakin kencang di mulut Khira, sedangkan mulutku belepotan di depan barang Emily, karena Emily tanpa berteriak sudah menumpahkan cairan nikmatnya. Aku tak tahan lagi, aku tak tahan lagi, “Aahhh…” Sambil meninggalkan barang Emily, kutarik kepala Khira dan menekannya ke arah barangku. Terdengar, “Heeerrkk…” Rupanya Khira ketelak oleh barangku dan mencoba untuk melepaskan barangku dari mulutnya, tapi terlambat cairan kentalku tersemprot ke tenggorokannya. Kepalanya menggeleng-geleng dan tangannya mencubit tanganku yang sedang menekan kepalanya ke arah barangku. Akhirnya gelengannya melemah Khira malah memaju mundurkan kepalanya terhadap barangku. Aku merasa nikmat dan ngilu sekali, “Sudah… sudah… aku ngiluuu… sudah…” pintaku. Tapi Khira masih saja melakukannya. Kakiku gemetar, gemetar sekali. Akhirnya kuangkat kepala Khira, kutatap wajahnya yang berlumuran dengan cairanku. Khira menatapku sendu, sendu sekali dan kudengar suara lembut dari bibirnya, “I Love you, Jacky!” aku tak menjawab. Apa yang harus kujawab! Hanya kukecup lembut keningnya dan berkata, “Thank you Khira!”
    Rasa nikmatku hilang seketika, aku tak bernafsu lagi walaupun kulihat Eve sedang memainkan klitorisnya dengan jarinya dan Emily yang ternganga memandang ke arahku dan Khira. Mungkin Emily mendengar apa yang telah diucapkan oleh Khira. Demikianlah, kejadian demi kejadian terus berlangsung antara kami. Kadang hanya aku dengan salah satu dari mereka, kadang mereka berdua saja denganku. Aku masih memikirkan apa yang telah diucapkan oleh Khira. Umurku lebih 10 tahun darinya. Dan sekarang Khira lebih sering meneleponku di rumah maupun di tempat kerjaku. Hanya untuk mendengar jawabanku atas cintanya. Dan belakangan aku dengar Eve dan Emily sudah jarang bergaul dengan Khira.





  • Kisah Memek Bekas Jiran

    Kisah Memek Bekas Jiran


    2731 views

    Duniabola99.com – Ini Merupakan pengalaman pertama aku melakukan kerja yang tidak pernah aku buat selama ini. Sekarang aku rasa sungguh menyesal tetapi apakan daya,tak guna menyesal lagi kalau dah terlanjur……

    Begini ceritanya,….Hari tersebut merupakan hari terakhir aku tinggal bersebelahan rumahnya sebagai seorang jiran.Sebab pada hari itu aku akan berpindah ke tempat lain iaitu di seksyen 9 shah alam.sebelum ni aku tinggal di seksyen 19.NAk di ringkaskan lagi cerita,Pada tengahhari tersebut iaitu pada 15 mei 2000,aku cuma keseorangan sahaja dirumah lamaku untuk mengemas barangan untuk diangkut ke tempat kediamanku yang baru.Jadi,semasa aku tengah mengemas barang barang tu,aku talifon lah ex jiran aku nie untuk mintak tolong sedikit,suruh die bawakan air dan sedikit alas perut.So masa die datang nie,aku tengah mengemas barang barang aku sendiri.Jadi maklumlah,setiap lelaki mesti ade simpan sekurang kurangnya satu cd lucah.So,cd ni terletak dalam kocek beg aku.Sewaktu aku angkat beg tu,terjatuh lah cd tu depan jiran aku ni,aku pun mintak tolong die suruh angkatkan cd tu,sebenarnye aku pun mula mula tak tau cd tu cd lucah pasal sibuk angkat beg aku tu nak letak kat luar rumah.

    Jadi,dia ni pun tengoklah isi cd tu pasal aku buang cover cd tu takut ae orang lain jumpa cd tu.Masa dia bukak isi cd tu dia ternampak tajuk cd tu “amateur sex”.Dia pun tanyalah kat aku,cd ni siapa yang punya?.Aku pun tergamam bila dia tanya macam tu,secara spontan aku pandang dia dan ambik cd tu dari dia.muka dia merah padam pasal terlihat isi cd tu.Dia minta maaf pada aku pasal bukak isi cd tu tanpa tanye izin aku terlebih dahulu.

    Aku cakap “takpe lah pasal ini pun kali terakhir kita berjumpa kan yana?”,Dia buat buat takpaham ape yang aku cakap.lepas tu dia kata nak pasang cd tu kat vcd player aku.Itu pun pasal aku belum cabut player aku tu.Dia pun pasang lah cd haram tu.Aku dah sound die awal awal supaya jangan tengok cd tu tapi dia degil juga.Jadi apa aku boleh buat hanya temankan dia tengok cd tu.

    Masa starting cd tu dia aku tengok ok lagi,tapi bila time pertengahan cd tu,aku tengok cara dia duduk pun dah lain dah,tadi dia duduk bersila,sekarang kaki dia dah terbukak sikit dah.Aku punya batang dah perlahan lahan bangun dari lamunan dah,masa tu aku dari awal lagi duduk terkangkang,jadi nampak lah batang aku tu menegang kluar sluar track aku tu.

    Dia pandang kearah muka aku untuk tanye kenapa diorang sanggup buat cd macam tu,tak pikir nasib diorang?.Aku tak jawab,tapi die terpandang batang aku tu.Aku terperasan,aku pandang balik muka dia,cepat cepat die alihkan pandangannya.

    aku kata nak pandang pandang ajelah,ape nak dimalukan?.Sebenarnye masa tu aku gurau ajelah, terlepas cakap.Jadi diapun tanyalah aku,aku tak kisah ke kalau dia nak lepaskan geram dia dengan aku?.Aku pun jawab lah,Awak ni dah tak waras ke?,kita ni jiran,mati nanti kalau jiran lain tau mampus kita!.dia jawab,takpelah,awak pun dah nak pindah,lasttime kita berjumpa,dulu kecik kecik kita berkawan skarang ni saya rasa kita dah cukup matang.

    Aku paham maksud dia.Dia pun mula rapat dengan aku,Aku pun biar ajelah pasal ingatkan dia saje aje nak rapat dengan aku,tapi lama kelamaan dia macam cacing kepanasan,tak boleh duduk diam,Aku cakap dengan dia kalau tak tahan pegilah tandas.Dia cakap saya tak tahan lain,bukannye nak ke tandas.Dia pun mulalah meraba paha aku.Aku terkejut masa tu,tak pernah aku terfikir pasal sex dengan dia sebelum ni.dia pun makin berani,cuba menaikkan nafsu aku dengan meraba raba batang ku,aku membalas “jemputan dia”.Aku pun mengusap pipi nya dan cakap,maafkan saya kalau sayya buat benda ni keatas awak.Dia faham,Dia seperti merelakan tubuhnya dimamah oleh aku.Aku mulakan dengan mulutnya.Aku kucup beberapa kali sampai dia rimas.Dia mengerang kesedapan.Sambil aku bercium jari jemari aku gatal merayap ke payudaranya,dapat ku rasa putingnya yang dah mengeras macam buah anggur tu.

    Aku pun tarik mulut aku dan cakap yang aku nak buka baju dia.Dia mengangguk,rela disetubuhi oleh ku.Aku cuba jadi gentlemen,secara perlahan aku buaka bajut shirt nya,nampak lah buah dada nya yang mengeras tu,coli dia pun macam dah nak putus,Aku bukak cangkuk coli nya.Buah tersebut macam hidup,melompat kluar dari kulitnya.aku jilat sepuas puasnya,ini ;lah permata setiap lelaki.aku buka seluar aku pual.Dia melihat dengan tajam.Dah tegang dah massa tu.Aku cepat cepat suakan batang ku ke mulutnya.dia tak menolak.Dia mengulum sekejap saja.Pasal aku kata aku nak jelajah gua nya.dia senyum.dia kata teruskan.aku pun benamkan mulutku ke pantatnya.dia mengerng kesakitan keras=na aku gigit kelentitnya.dia kata “ahhh perlahan sikit,takut berdarah”aku tak hiraukan permintaan tersebut.terus dengan kerja tadi.dia terlonjak sambil mengerang kesedapan.

    Air mazinya terpancut,dia climax,aku terus hirup air tersebut.dia sempat angkat muka dah senyum pada aku.Aku angkat beg aku tadi,letak bawah papan punggungnya.aku pun melutut.aku geselkan kepala kote ku ke bibir pantatnya.dia menggeliat.aku terus terjah batangku ke dalam lurahnya.dia terkejut pasal dia masih ada dara.aku dayung dengan perlahan.sempit pasal dia masih dara.umur baru 16 thn.dia kata batang aku besar sangat samai dia tak boleh nak tierima nya.aku teruskan dayungan.Batangku ku tusuk d=sedalam yang boleh.Aku jumpa daranya.Dia minta belas kasihan dari pada ku.aku endahkan permintaannya.terusaku tusuk dalam dalam.prak,aku rasa ade benda koyak,dia spontan menjerit kesakitan,aku tutup mulutnya,dia merengek kesakitan.air matanya meleleh jatuh ke pipinya.aku rehat sekejap.biar darah dara nya kluar sekejap.Aku teruskan adegan tadi,aku kata aku nak pancut dah,dia kata pancut saja lah,aku pun pancu lah dalam lurahnya.dia kata ade benda panas masuk dalam pantat dia.

    aku kata itu air mani aku.dia senyum.aku nampak air mani aku kluar dengan darah pantatnya.dia kata dia sedih pasal dah hilang dara.Tapi lepas tuh pintu diketuk orang.aku tak tau apa nak buat.aku pakai baju dan buka pintu.awek tu pun dah siap pakai baju dah.mak ddia datang nak tengok aku buat apa.aku relax aje..itulah pengalaman aku yang pertama.smpai sekaranag aku masih contact ngan dia.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek nafsu di rumah rusak

    Kisah Memek nafsu di rumah rusak


    2731 views

    Duniabola99.com – Namaku Carline (20thn) atau biasa juga dipanggil Fei Chen, terlahir sebagai keturunan Chinese di Indonesia. aku anak kedua dari 3 bersaudara yang semuanya perempuan, ciciku Christine (22 thn), adikku Evelyn (16 thn). Seperti umumnya gadis Chinese, kulit kami bertiga sangat putih dan mulus karena aku selalu merawatnya, tapi adikku yang terkenal paling putih diantara kami bertiga. Kata orang, wajah kami bertiga sangat innocent sehingga membuat penasaran para pria yang melihatnya, dan ciciku yang tercantik diantara kami bertiga. Aku agak tomboy, adikku malah sangat feminim, ciciku terkesan cuek.


    Papaku pengusaha garment home industri yang cukup sukses. Keluargaku mulai berantakan sejak aku mengetahui mamaku menjadi simpanan Pak Nurdin, sopir keluarga kami dan papa mengizinkannya karena dia kena penyakit impoten 5 tahun yg lalu sehingga tidak dapat memberi kepuasan pada mama. Umur papa dan mama memang terpaut jauh 10 tahun, sekarang mama berumur 38 tahun, dulu mereka menikah diusia muda karena menurut selentingan mereka kebablasan. Mama jadi sering menginap ditempat lain bersama sopir itu, sedangkan papa menyibukkan diri dengan pekerjaannya sehingga kami, ketiga anaknya sudah terlupakan.

    Dirumah seringkali hanya ada kami bertiga bersama para buruh garment papa, sopir truk dan kernetnya yang kerjanya malasmalasan dirumah karena kerjanya hanya order barang seminggu sekali. kalau papa dan mama sedang tidak dirumah, mereka seringkali menggoda kami bertiga sehingga kami semua sangat ketakutan kalau bertemu mereka.

    Terus terang kami bertiga sangat risih terhadap mereka yang sering melihat kami dengan pandangan menelanjangi itu. Kami hanya berani memarahi mereka kalau kami semua ada dirumah atau kalau ada papa dan mama, kalau mereka tidak ada kami semua lebih suka diam dikamar karena bila keluar kamar para buruh itu sering menggoda kami secara kurang ajar. kejadian ini tidak diketahui papa atau mama karena kami sendiri malu untuk menceritakannya. Apalagi setelah hubungan mama dan sopir kami mulai diketahui buruhburuhku, mereka seakan mendapat angin segar untuk lebih bisa bersikap semaunya pada kami bertiga yang notabene adalah putri majikan mereka sendiri. Mereka menganggap papa sangat pelit dan suka memeras tenaga mereka, padahal bagi kami sudah merupakan keharusan untuk bekerja keras, bukan memeras karena mereka bekerja pada papa, jadi sudah seharusnya begitu. Papaku tahu hal ini, tapi keluarga kami harus mempertahankan mereka bekerja pada kami karena kebetulan daerah rumah kami dikelilingi rumahrumah penduduk pribumi yang ratarata kumuh, jadi bila papa memecat mereka, bukan mustahil akan memicu kerusuhan yang sasarannya tentu rumahku.

    Singkat cerita, sejak aku sering memergoki mama sedang disetubuhi Pak Nurdin, aku malah jadi ingin terus menontonnya, seakan adegan live sex, aku sering mengintipnya bila mereka ada dirumah, bagiku mulanya hanya ingin membandingkan penis Albert, pacarku dengan penis pria lain dan aku sangat terkejut karena ternyata penis Pak Nurdin jauh lebih besar dibanding penis Albert. Aku masih perawan karena aku dan Albert belum berani bersetubuh, kami hanya berani melakukan oral sex. Sejak aku sering mengintip itu, gairahku seringkali bangkit terutama bila melihat priapria pribumi yang kekar seperti Pak Nurdin, celakanya semua buruh dirumah kami ratarata punya perawakan yang kekar dengan kulit yang gelap menghitam, mungkin karena sering bekerja dipanas matahari, sehingga dadaku sering bergolak bila sedang dirumah. Aku tidak tahu apa reaksi cici dan adikku terhadap mama, tapi aku tidak peduli, yang jelas reaksiku menjadi horny bila melihat mereka sedang berdua dirumah. Terlebih bila buruhku bekerja, mereka terbiasa bertelanjang dada, sungguh jauh beda dari Albert yang berdada kurus rata dengan kulit putihnya. Tapi aku tidak berani bertatapan langsung dengan mereka, karena aku takut melihat kegarangan wajah mereka, aku hanya berani melihat dari jendela kamarku. Kalaupun aku keluar dari kamarku, tentu kulit mukaku menjadi merah sekali karena mereka sering menggoda dan melecehkanku dengan ucapan yang jorok.

    Dahulu aku sering marah bila mereka mengolokolokku, tapi anehnya sekarang aku malah merasa sudah biasa bila dilecehkan mereka, dadaku bergetar hebat bila mereka memandangku dengan penuh nafsu. Terbayang kembali diotakku adegan mama yang bertubuh putih dan masih kencang digumuli oleh nurdin sampai merintihrintih, sepertinya nikmat sekali. Aku mulai berpikir ada kelainan pada diriku, tapi dorongan dalam dadaku ini sulit untuk dibendung sehingga pada akhirnya aku harus mengalah pada nafsuku sendiri. Aku mulai berani memakai rok 10 cm diatas lutut dalam rumah, padahal dulunya aku hanya memakai itu waktu jalanjalan atau kepesta saja. Hasilnya mudah ditebak, mata para buruhburuhku seperti mau loncat melihatku keluar kamar dengan pakaian begitu.
    Dulah : waw, liat si amoy itu putih amat pahanya ya.. gua jadi pengen nih. hahaha
    Kodir : Iya, tumben ya si neng keluar pake rok pendek gitu
    Odet : Woi, non, seringsering dong pake rok mini gitu, putih tenan pahanya non. boleh dipegang gak nih?:
    Suhe : gua bisa langsung ngecrot nih
    Arman : Neng sini dong ngobrol sama kitakita biar akrab, koq sombong banget sih

    Darahku berdesir mendengar komentarkomentar jorok mereka, tapi aku tidak berani meresponnya, aku dengan cepat berlari melintasi tempat kerja mereka diiringi tawatawa kurang ajar tapi anehnya lagilagi aku menikmatinya, terbayang dipikiranku bila aku disetubuhi mereka dengan penuh nafsu, tentu nikmat sekali. Vaginaku terasa berdenyut bila memikirkan itu. Saat aku balik kekamarku pun terdengar lagi celotehan kotor dan suitsuitan mereka. Aku segera berpikir untuk mengusir pikiran itu, bayangkan saja aku masih perawan, masa sebagai gadis suci malah mengobralnya pada priapria yang notabene adalah pekerjaku sendiri, sungguh sangat memalukan sekali. Aku langsung saja tertidur dikamarku, ada rasa menyesal dalam diriku. Hari berikutnya gairah itu datang kembali dan bahkan semakin tak terkendali. Aku sungguh telah menjadi gadis yang menderita exhibist, aku kegilaan memamerkan tubuhku pada pekerjaku dengan maksud supaya mereka melecehkanku, menggodaku atau bahkan agar mereka berani menyentuh tubuhku, menyetubuhiku dengan liar. Aku mulai tak dapat berpikir jernih, bahkan aku sudah tidak mempedulikan Albert. Aku seringkali menolak ajakan kencannya. Aku lebih suka dirumah terutama bila cici dan adikku sedang kuliah.


    Suatu hari secara tidak sengaja aku mengintip dan menguping pembicaraan 5 orang buruhku yang kebetulan sedang membicarakanku sambil tertawatawa.
    Odet : Dir, gua hari ini koq belum liat neng Carline ya, padahal udah kangen liat badannya yang putih itu, aduh coba kalau gua bisa ngentotin dia, pasti enak banget kayaknya ya
    Kodir : Bukan cuma elu yang kepingin, gua juga udah lama pengen ngentotin si non kalau bisa sih bukan cuma Carline, tapi kakak dan adiknya juga. hahaha
    Dulah : Ternyata kita samasama punya minat ngentotin amoy ya.. hahahaha betul sekali deh, kayaknya badan mereka tu enak sekali ya buat kita gumulin seharian, putihputih lagi, mulus pula dalamnya.hahaha
    Arman : Ah si abang bisanya cuma ngomong aja, berani gak kalau beneran, bilang langsung sama non Carline, kali aja dia mau sama kita
    Suhe : Mimpi kali yee, mana ada amoy yang mau sama kitakita, buat ngentot lagi, mustahil bang, kecuali kita yang mulai duluan ngerjain dia, biar dia juga tau rasa terlalu sombong sama kita, iya ga?
    Dulah : Akur, sekalian kita kasi pelajaran sama bokapnya yang pelit itu, boleh aja gaji ga naek, tapi anaknya yang kita naekin. hahaha, kan adil namanya.

    Terdengar suara riuh rendah digudang tempat mereka bekerja, aku terkesima mendengarnya, serasa sumsumku mau copot dilanda gairah asing yang melanda tubuhku.
    Kodir : Tapi gimana caranya Dul, biar non Carline mau kita ewe bersamasama, gua jadi gak tahan nih pengen melumat susunya, pasti badannya lebih putih lagi ya.. sedapp!
    Dulah : Gimana kalau kita kasih obat perangsang aja diminumannya, trus dikamarnya kita kasih juga film porno yang maen keroyokan biar dia horny, baru kita sergap
    Arman : Bagus juga tuh rencana, nanti biar gw rekam biar dia tutup mulut
    Odet : Setuju, besok aja kita jalanin, gua punya obat perangsang super yang bisa bikin cewek kepingin semaleman, jangan lupa juga obat biar dia ga bunting, biar bisa kita pake terus. heheheh
    Dulah : gua sih malah pengen buntingin tuh amoy, biar tau rasa terutama bapaknya yang pelit pasti pingsan liat anaknya kita entotin sampe bunting, malah kalau bisa semua anaknya kita buntingin, pasti rame ya dir.
    Kodir : Wah kalo masalah buntingbuntingan gw mikirmikir dulu deh, nanti malah kita yang kena bui, bapaknya kan banyak kenal pejabat polisi, kalau mau juga suruh aja tementemen kita yang diterminal buat buntingin mereka, jadi bisa langsung kabur kalo ketauan, iya ga? yang penting kan kita puas ngentotin mereka.
    Odet : Udah deh bang, jangan ngehayal, non Carline aja belum dapet, udah mikir yang lainlain, kita garap Carline dulu aja pas bokapnya ga dirumah, toh kayaknya tuh amoy udah pengen dientot, liat aja bajunya sekarang kan jadi berani liatin ke kitakita, kalian sadari gak?

    Arman : Betul juga lu det, gua koq baru sadar ya, dulu kan non Carline selalu pake celana panjang, jeans lagi kalau dirumah, lha, sekarang koq dia maumaunya pake celana pendek dirumah, apa gak takut lagi sama kita?
    Kodir : hahaha bukan takut lagi mungkin man, tapi sengaja liatin sama kita.hahaha dulu ibunya juga gitu sama bang Nurdin, eh malah mau diewe, sekarang jadi kecanduan deh
    Dulah : dasar amoyamoy munafik, sok kaya lagi, akhirnya malah kecanduan kontol bang nurdin, Mungkin anaknya juga bakal kayak gitu ya, kita coba besok, anaknya kan lebih muda, pasti lebih enak dibanding ibunya, siapatau malah jadi ketagihan kayak ibunya
    Odet : Pasti bang, udahlah kita jadiin aja rencana kita besok, kontol gua jadi tegang nih, kirakira masih perawan gak ya si Carline itu.
    Arman : Ah, lu kayak gak tau aja pergaulan mereka, ke kita aja mereka nutup diri, tapi ke sesamanya kan ga, apalagi non Carline kan suka dugem sama pacarnya, pasti udah ga perawanlah

    Aku segera kembali kekamarku, pikiranku meracau sekali mengingat obrolan mereka itu, dadaku serasa mau pecah menahan birahi yang menerpaku, tapi aku harus berpikir jernih, aku masih virgin dan aku tidak mau menyerahkan keperawananku begitu saja, tapi gairah ini seakan tidak peduli pada virginitas. Aku menutup mataku, tapi tetap tak dapat mengusir rasa itu dalam dadaku, akhirnya aku seperti kesetanan berfikir untuk besok, bukan untuk menghindari buruhburuhku, tapi bersiapsiap menyambut apapun yang terjadi padaku. Paginya aku mandi membersihkan tubuhku lalu pergi kuliah seperti biasa purapura tidak tahu apa yang akan terjadi. Di kampus pun aku tidak sabar ingin cepat pulang. akhirnya jam 11 siang aku cepatcepat memacu mobil new accordku ke rumah. Tiba dirumah aku langsung menuju kamarku, hari terasa panas sekali, dipicu gairah birahi aku berganti pakaianku, baju tanktop dan rok pendek seperti biasa kupakai. Sudah kebiasaanku minum segelas air sepulang kuliah, hari itupun aku minum segelas air putih yang sengaja sudah kusiapkan sejak pagi. Terasa segar, tapi sejam sesudahnya kepalaku menjadi pusing, aku sadar para buruhku sedang menjalankan rencananya, gairahku menjadi terbakar diselasela panasnya udara hari itu, dadaku seakan meluap, tubuhkupun bereaksi seakanakan tidak sabar ingin disentuh tangantangan kasar itu. Aku teringat film porno yang dibicarakan buruhku dan benar saja dimejaku telah ada setumpuk DVD porno, entah siapa yang menyimpannya dengan masuk kekamarku. Seakan tidak tahu aku memutar filmfilm itu, hampir pingsan aku menahan gejolak birahi yang melanda tubuhku, aku mulai bepikir para buruhku tentu menaruh obat perangsang pada air minumku.


    Gairah yang memang sudah ada sejak semula menjadi kian bertambah dipicu perangsang dan film porno yang mereka berikan cukup untuk membuatku segera keluar kamar dan melihat para buruhku, berharap mereka cukup jantan untuk bertanggung jawab atas birahi yang mereka timbulkan padaku, karena aku masih sadar bahwa aku seorang gadis tidak boleh meminta lebih dulu apalagi masalah birahi, gengsiku masih tinggi. Jadi kubiarkan saja mata mereka melumat tubuhku ketika aku lewat gudang tempat kerja mereka, mereka bersorak ketika melihatku.
    Neng, kepanasan ya, sini dong, biar kita bukain baju neng, pasti asik, Arman mulai menggodaku.
    Mereka semua bertelanjang dada karena memang sudah kebiasaan mereka bekerja apalagi hari panas begini.
    Sini aja lah non, kita tau koq non kepanasan, kita bikin asik yuk non, mama non juga mau koq di telanjangin sama Nurdin, Kodir yang sudah terlihat horny berusaha membujukku.
    Ada apa bang? buka aja jendelanya biar ga panas, papa kan belum beli ac buat ruangan ini, kataku purapura ketus tidak mengerti.
    Non carline bukain jendelanya dong, kita udah ga kuat kepanasan nih, Odet cengarcengir mesum memandangku.
    Kalian tau masalah mama? gimana mulanya sampai mama bisa begitu sama Pak Nurdin? teriakku ketika sadar ucapan mereka tadi telah menyinggungnyinggung mama, aku sudah tidak tahan lagi menahan gejolak nafsuku.
    Sini Non, biar gua ceritain mama lu yang jadi lonte sekarang, tapi buka dulu baju lu, nanti kita ajarin juga ke Nonpasti demen deh, teriak Dulah dengan muka garangnya.

    Dengan langkah ingin tahu akupun menuruti perintah Dulah, aku masuk ke gudang tempat kerja mereka, tempat yang selama ini aku tidak berani memasukinya, kotor dan bau keringat diruangan itu.
    Heh, lu masih belum buka baju, ayo buka! atau mau kita yang bukain?, Dulah kembali teriak seakan memberi sugesti padaku.
    Keempat temannya serentak mendekatiku dan menarik tanganku
    Sini non biar abang yang buka, ga usah malumalu ya, nanti juga non kalau ketagihan pasti mau buka sendiri, Arman yang mulai menyentuh punggungku.
    Bang, kalau mau cerita, cerita aja, kenapa harus bukabuka baju segala, kataku seolah mempertahankan kehormatanku.
    Harus neng!, karena kita juga tau neng Carline lagi horny, nanti kalau diceritain, neng bisa lebih horny lagi, kan lebih enak kalau sambil telanjang, kalau mau kita telanjang samasama aja gimana? kodir mulai melecehkanku lagi.
    Mereka rupanya sudah menebak bahwa aku sudah ingin digarap sehingga tanpa tedeng alingaling lagi Dulah berkata, Udahlah ga usah banyak bacot, buka cepet Non, karena kita semua mau nyoba ngentotin lu sekalian meriksa amoy kayak lu masih perawan atau ga? lu pasti bisa dipake kan?
    Seharusnya aku marah dan takut mendengarnya, tapi aku malah senang tapi purapura ketakutan.
    Saya masih perawan bang, jangan perkosa saya bang, ampun! Nanti papa marah, kataku dengan wajah tegang.

    Mereka tertawa bergelak mendengar katakataku yang terdengar aneh.
    Dasar amoy sombong, udah horny juga masih purapura malah bawabawa bapaknya segala, lu tuh malah mau kita bikin bunting tau!! harusnya lu seneng dapet hadiah anak dari kita.
    Coba neng abang periksa apa bener nih masih perawan? duh mulusnya dada neng, pasti pentilnya merah ya
    Kodir berani meraba dadaku yang masih memakai tanktop. Anehnya aku seakan terkena hipnotis akibat sentuhan itu, aku diam saja ketika tangantangan kasar mereka melucuti pakaianku satupersatu hingga aku hanya mengenakan bra dan celana dalam saja.
    Bang, ampun, Fei Chen ga mau hamil, jangan bang, Fei janji gakan sombong lagi sama abangabang, rintihku masih purapura.
    Rintihanku ternyata membiuat mereka semakin beringas.
    Hehehe telat neng, kontol kita udah ngaceng nih, ga kan hamil koq, abang punya obatnya, Odet berkata sambil mulai membuka celana panjangnya, terlihat gembungan besar dalam celana dalamnya, bulu kudukku bergidik melihatnya, tapi tulangku terasa lemas sekali.
    kalo lu hamil pun apa peduli gua, lo emang harus kita bikin hamil biar ga pada sombong, ayo det sekalian buka semuanya, gila putih banget euy, mulus lagi, gua mau ngecrot banyak nih, pasti dalemnya lebih mulus lagi, kata Odet lagi.

    Secara tibatiba aku merasa dadaku dingin ketika Odet menarik braku sampai terlepas. mereka tertawatawa sambil membuka celana masingmasing.
    Buset! baru sekarang gua liat susu amoy, putih banget non! pentilnya pink lagi, pasti memek non juga pink ya, Kodir berkata keras sekali.
    Dadaku memang cuma berukuran 32B, tapi bentuknya bulat tegak menantang. Sesaat kemudian Dulah melepas celana dalamku sambil tidak henti menjilat payudaraku yang sudah mengeras.
    Non, kita maen dikamar lu aja yah, biar ada kasurnya, masa lu mau kita entotin dimeja, Dulah berkata sambil memanggul tubuhku seperti ringan sekali.
    Diiringi tertawa temannya aku beramairamai di gotong kekamarku lalu mereka mengunci pintu kamarku dari dalam.
    Dul, periksa dulu bener ga dia masih perawan, Arman berkata penasaran.
    Ayo lu tengkarak diranjang lu, gua periksa dulu memek lu.., kata Dulah.
    Aku menuruti katakata dulah, aku telentang diatas ranjangku.
    Wah, bener kata lu dul, memeknya pink, mirip film bokep jepang, jembutnya tipis lagi, neng buka pahanya donk, biar kita semua liat memek neng, Kodir menyuruhku mengangkang sambil tangannyapun ikut membuka pahaku.
    Dengan sangat malu aku membuka kedua belah pahaku, terasa angin menyentuh lubang vaginaku. aku merasa sangat terhina dalam keadaan ini, mengangkang dan dipelototi mata buas para buruhku.Tapi dadaku sudah terbakar nafsu sehingga aku malah menikmatinya.


    Anjrit, ni amoy emang masih perawan, rejeki nomplok nih dir, memeknya udah basah gini lagi. Heh Non lu ga pernah sama pacar lu gitu?, Dulah bertanya padaku
    Aku menggeleng lemah.
    Hahaha kita beruntung amat ya dapet barang mewah gini, siapa yang mau duluan hayo?, kata Dulah.
    Suhe berkata lantang, Ga usah rebutan, suruh aja nih amoy pilih sendiri kontol mana yang beruntung dapetin perawannya.
    Semua buruhku ternyata sudah telanjang bulat, aku merasa ini akhir masa keperawananku, terlihat penispenis yang ratarata hitam itu sudah tegak mengeras.
    Kodir yang maju lebih dulu, neng, jilat dulu kontol kita ya
    Dia memasukkan penisnya dalam mulutku, terasa lain ketika aku mengoral Albert, mulutku terasa lebih penuh oleh penis Kodir yang melesak sampai tenggorokanku, lidahku terbiasa bermain dalam mulutku ketika aku mengoralnya membuat Kodir merem melek menikmatinya.
    Duh enak bener neng, udah biasa ya, gimana rasanya kontol gua? enak kan?, Kodir meracau.
    Aku merasakan aroma menyengat pada penis kodir, tapi aku menikmatinya.
    Hai, gantian donk Dir, kitakita juga mau dikaraoke sama non Carline, yang lain teriakteriak minta jatah, akhirnya satu persatu penis mereka masuk dalam mulutku, sampai mulutku terasa bau aroma penis mereka.

    Rupanya mereka kuat sekali karena kalau aku mengoral Albert, dalam 10 menit spermanya sudah keluar, tapi para penis buruhku ini malah terasa makin membesar dan mengeluarkan cairan pelumas dari kepala penisnya yang sudah disunat itu, sungguh berbeda dengan albert, penisnya tidak berkepala karena dia tidak disunat sehingga cairan pelumasnya masih dalam kulit penisnya. Benarbenar sensasi yang membuat darahku berdesir melihat penispenis hitam yang mengkitat didepan wajahku. Penis Dulah yang terbesar tapi tidak sepanjang penis arman, sementara penis yang lainnya miripmirip, tapi tetap lebih besar dari milik albert yang hanya kirakira 10 cm waktu ereksi. ini ratarata bisa sampai 20 cm, duakali lipat dari segi panjangnya dan juga besarnya
    Nah non ayo pilih penis yang mana yang non mau buat pertama kalinya?, Suhe memintaku memilih penis dari buruhburuh yang mengelilingiku.
    Aku kembali merasa terhina dengan katakata itu.
    Aku menggeleng lemah lirih sekali aku berkata, Yang mana aja bang, Fei udah ga tahan tanpa sadar aku mengakuinya.
    Iya gua tau, tuh memek lu udah keliatan basah. Dir, ambil saputangan disitu, kita tutup aja matanya biar ga liat siapa yang ambil perawannya, iyakan Non, yang penting nanti kita bikin lu enak waktu diperawanin, Dulah menyuruh Kodir, matakupun ditutup oleh saputanganku sendiri.
    Farahku bergolak menikmati sensasi ini, dalam keadaan terhina aku malah tidak tahu siapa yang pertama menyetubuhiku, tanpa sadar pula aku makin membuka kedua pahaku hingga lubang vaginaku terasa sedikit terbuka. Terdengar tawatawa kurang ajar yang makin melecehkanku.

    Tuh kan anak pasti mirip ibunya, ni cewek bakal jadi calon lonte kita hahaha, ayo kita undi siapa yang beruntung, terdengar suara mereka tertawatawa aku tidak melihat apa yang mereka lakukan tetapi sesaat kemudian terasa ada lidah yang menjilati vaginaku.
    Aku semakin tidak tahan,, para buruhku seakan mau mempermainkanku, mereka tidak bersuara sama sekali sehingga aku tidak tahu saat ada benda tumpul yang berusaha menerobos vaginaku, aku tahu sesaat lagi aku akan melepas virginku, aku berusaha supaya tidak tegang dan melemaskan otototot tubuhku.aku merasakan penis itu berusaha menerobos vaginaku yang masih sempit tertutup.Penis itu menekan kuat sekali sampai aku merasa ada yang pedih sekali, aku mengerang kesakitan, penis yang telah terbenam itu tibatiba dicabut keluar dari vaginaku, perih sekali rasanya. Lalu aku merasakan penis memasuki vaginaku kembali, rasa nikmat mulai menjalari sekujur tubuhku diselasela perihnya vaginaku.penis itu maju mundur sebentar lalu keluar lagi, lalu penis itu masuk lagi. Aku mulai sadar pastilah kelima buruhku sedang bergantian menggagahiku, karena penis ketiga ini terasa berbeda dari yang sebelumnya, begitupun dengan peniispenis sesudahnya. Setelah kelima penis itu bergiliran memasuki lubang vaginaku, terdengar suara riuh rendah buruhku yang telah berhasil memerawaniku.
    Neng sekarang buka penutup matanya, pasti neng mau liat kan? aku mengangguk pelan, lalu kubuka penutup mataku.
    Aku kaget sekali waktu kulihat darah merah tua mengalir diantara kedua pahaku, dipenis kelima buruhkupun ada darahku.

    Nah sekarang lu udah bebas kita entotin, hahaha lu pasti bingung siapa yang pertama tadi? mulai sekarang lu harus mau kita entotin, sekarang lu telentang lagi kayak tadi, buka mata lu lebarlebar biar lu tau enaknya kontol kita, Dulah dengan kasar mendorong tubuhku sampai terjengkang keatas kasurku, rupanya dia sudah ingin menggagahiku lagi.
    Aku menurut saja meskipun vaginaku masih terasa sakit, diiringi sorak para buruhku aku kembali membuka kedua pahaku memperlihatkan vaginaku yang sudah berdarah.Penis Dulah begitu besar ketika menyeruak memasukiku, aku terpejam menikmatinya, aku tidak sadar telah merintihrintih menikmatinya.
    he Non, memek lu ternyata enak juga ya, lebih enak dari memek perek terminal Dir, coba kalau semua amoy kayak lu, pasti laku dah, Odet yang dari tadi memperhatikan kami mengeluselus kedua putingku lalu menyedotnya.
    Suhe yang bertugas memegangi kakikupun sibuk mengeluselus kedua pahaku, sementara Dulah menindihku diantara kedua pahaku, arman sibuk mengocokngocok penisnya dan kodir menyuruhku mengulum penisnya. Seluruh otot ditubuhku seakan copot ketika aku merasakan arus orgasme pada vaginaku. Inikah rasanya orgasme nikmat sekali. Dulah semakin mempercepat gerakannya, terasa penisnya sudah keras sekali dalam tubuhku, lima belas menit kemudian terasa ada aliran hangat membanjiri rahimku, rupanya Dulah sudah mencapai klimaks. Spermanya banyak sekali dirahimku sampai yang meleleh keluar vaginakupun banyak.


    Wuah benerbener enek ni amoy, gua udah lama nungguin saat ini, anjrit banget Dir lu cobain deh, Dulah melepaskan penisnya dari vaginaku, melelehlah sperma dulah bercampur darah dan mungkin juga cairan orgasmeku.
    Neng, sekarang giliran abang ya, Dul lu tega, memeknya udah disiram begini, dibersihin dulu ya neng, Kata kodir sambil mengambil tisu dan mulai mengorek vaginaku.
    Setelah bersih Kodir memintaku dalam posisi nungging. Aku yang sudah dikuasai birahi sudah tidak peduli siapa yang menyetubuhiku, aku hanya ingin merasakan orgasme lagi.dan lagi, pantas saja mamaku betah bersama Nurdin. Aku menuruti Kodir, lalu dia memasukkan penisnya dalam vaginaku, masih terasa ngilu pada posisi dogi ini, tapi karena vaginaku sudah licin oleh sperma dulah, penis Kodir pun berhasil memasuki vaginaku.
    hhmmmmm, bang, aku melenguh sejadijadinya saat kenikmatan itu menguasai tubuhku.
    Penis Kodir yang panjang bergerak maju mundur menggedor rahimku, sementara tangantangan jahil odet, arman dan suhe masih sibuk menggerayangi sekujur tubuhku. Tibatiba tubuhku mengejang saat puncak kenikmatan datang, tawapun kembali meledak dikamarku.
    Si non udah ngerasa keenakan tuh, terusin Dir, lebih dalem lagi, liat matanya sampe merem melek gitu.enak ya non?, ucap Odet setengah melecehkanku.
    Tanpa mempedulikannya aku mengangguk.
    Mmhhhh enak bang aduuuhh, tak terasa glombang orgasme kembali menimpaku.

    Baca juga : Cerita Dewasa Lubang Kenikmatan Tante Erni Yang Wangi Pandan

    Inilah keuntungan jadi wanita, bisa orgasme berulangulang. Penis Kodir masih saja terus menyodoknyodok vaginaku, dia telah tahu titik lemah wanita, aku melenguh sejadijadinya menikmati perlakuan ini.
    Non, daripada ributribut nih emut aja kontol gua, Odet memegangi penisnya menuju mulutku.
    Benarbenar tak sadar aku membuka mulutku menyambut penis Odet yang tampak berurat tegang. Dia memaju mundurkan pantatnya sehingga penisnya pun ikut maju mundur dalam mulutku.
    Non Carline keliatan cantik sekali kalo lagi kayak gini ya, liat susunya bergerakgerak, aku tak tahu siapa yang nyeletuk begitu.
    Neng Carline gua mau keluar nih, didalem ya neng, sperma Kodir akhirnya muncratmuncrat dalam vaginaku.
    Mulutku tetap mengulum penis Odet karena gerakan odet pun semakin cepat sampai akhirnya diapun menyemprotkan spermanya dalam mulutku, terasa asin, jijik sekali.
    Telen aja non, nanti kebiasa malah jadi enak koq, Odet rupanya tahu aku mau memuntahkan spermanya.


    Aku mengangguk sambil berusaha menelan cairan spermanya yang kental. masih mending makan telor mentah pikirku karena baunya aneh sekali. Baru kali itu aku menelan sperma, dengan Albert dia selalu keluar diluar mulutku. Sekarang tubuhku sudah penuh lelehan sperma, dan Arman yang sedari tadi mengocokngocok penisnya mulai maju mendekatiku.
    Neng masih tetep nungging ya, gua mau coba anus lu, kata Arman membuatku kaget sekali.
    Jangan bang, jangan lewat situ, takut, cegahku sambil menutupi anusku dengan tangan.
    Dulah terlihat menyeringai, dia sudah ada dikasurku, sambil memegangi tanganku dia berkata, Elu nurut aja deh,biar kita jebol semua lubang dibadan lu, nanti juga lu kebiasa, jadi hari ini sekalian aja bukan cuma memek sama mulut lu tapi juga anus lu.
    Tenaga dulah sangat kuat bagiku, dalam posisi tak bisa bergerak penis Arman masuk dalam anusku, berkalikali gagal sampai Arman meludahi anusku.
    Anjing lu susah bener, omel Arman.
    Setengah berteriak menahan sakit aku sampai menggigit bibirku.
    Tahan neng, dikit lagi, arman terus menyodok anusku.
    Dan dia berhasil menerobos anusku dan langsung orgasme karena daritadi dia sudah lama mengocok penisnya.
    Gila sempit banget nih bool, baru masuk aja gua udah ngecrot, katanya kecewa.
    Semua menertawakannya, janganjangan lu ga tahan lama man.

    Aku merasa lega setelah semua sudah membuang hajat najisnya. Dalam keadaan telanjang bulat aku masih telentang dikasurku dengan posisi kaki mengangkang, rasa nyeri, perih dan linu masih ada dalam vaginaku.
    hari ini neng boleh istirahatin memek neng ya, lain kali kita maennya semaleman. Mulai sekarang lu harus layanin kita semua kapanpun, dimanapun kecuali kalo lu lagi haid, itu juga lu harus buktiin dulu kalo lu benerbener haid, Suhe ambil kanera itu cepat, Tak lama Dulah memotret tubuh telanjangku dengan kamera digital milikku.
    Non, kamera ini kita pinjem dulu, kalo lu macemmacem, inget gua punya kamera yang isinya tubuh lu hahhahaha, kata Dulah.
    Aku menghela nafas panjang, kenapa harus begitu pikirku, tanpa kamerapun aku masih mau disetubuhi mereka, tapi ah aku tidak ambil pusing jadi kubiarkan saja mereka mengambil kamera dan mengambil foto bugilku.
    Tapi jangan sampai tersebar ya bang, Fei malu kalo sampe ketauan, aku memohon.
    Tenang aja non, ini rahasia kita koq, ini cuma buat jagajaga aja, Odet menimpaliku.
    Lah, masih takut ketauan segala, mama lu juga sekarang malah terangterangan, Udah sekarang lu gua suntik dulu biar ga hamil, karena kita masih mau entotin lu laen kalim ayo cepat tengkurap!, perintah Dulah, yang segera kuikuti karena akupun tidak ingin hamil oleh mereka.

    Setelah disuntik aku diberi sebutir pil yang katanya supaya aku terlindungi dari penyakit. Aku tidak tahu mereka mendapat obat seperti itu darimana tapi aku tidak mau ada resiko hamil, jadi kuturuti saja anjuran mereka. Hari sudah sore, tak terasa sudah 4 jam yang lalu aku digilir para buruhku, aku masih tergolek dikamarku tanpa busana. Benarbenar pengalaman yang tak terlupakan. Aku mandi setelah cici dan adikku pulang. Sejak saat itu sikapku pada buruhku berubah 180 derajat, seakan aku sudah menjadi milik mereka. Setiap rumahku sepi, aku berani berkeliaran dirumah tanpa pakaian, dan merekapun berani memasuki kamarku, menyetubuhiku dengan bebas. Kalau aku berkunjung ke gudangpun, mereka tidak ragu lagi merabaraba pahaku yang sengaja kuperlihatkan pada mereka, mereka pun tidak ragu lagi menyetubuhiku digudang. Demikianlah pembaca sekalian, sampai sekarang aku selalu ketagihan untuk disetubuhi. Merekapun punya jadwal tidur bersamaku. Cerita berikutnya aku membawa cici dan adikku untuk disetubuhi bersamasama, tunggu kelanjutan cerita ini pada kesempatan berikutnya.

  • Kisah Memek Tetangga Yang Cantik dan Bohay

    Kisah Memek Tetangga Yang Cantik dan Bohay


    2730 views

    Duniabola99.com – Aku biasa dipanggil Arman (nama samaran). Saat ini aku kuliah di salah satu Akademi Pariwisata sambil bekerja di sebuah hotel bintang lima di Denpasar, Bali. Kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata yang terjadi terjadi saat aku masih duduk di kelas 2 SMA, di kota Jember, Jawa Timur.

    Saat itu aku tinggal di sebuah gang di pusat kota Jember. Di depan rumahku tinggalah seorang wanita, Nita namanya, tapi ia biasa dipanggil Yuli. Usianya saat itu sekitar 24 tahun, karena itu aku selalu memanggilnya Mbak Yuli. Ia bekerja sebagai kasir pada sebuah departemen store di kotaku. Ia cukup cantik, jika dilihat mirip bintang sinetron Sarah Vi, kulitnya putih, rambutnya hitam panjang sebahu.

    Namun yang paling membuatku betah melihatnya adalah buah dadanya yang indah. Kira-kira ukurannya 36B, buah dada itu nampak serasi dengan bentuk tubuhnya yang langsing.


    Keindahan tubuh Mbak Yuli tampak semakin aduhai saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremas-remas pantatnya yang aduhai itu. Bahkan jika Mbak Yuli memintaku mencium pantatnya akan kulakukan. Satu hal lagi yang membuatku betah melihatnya adalah bibirnya yang merah. Ingin sekali aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan keindahan tubuhnya.

    Setiap pagi saat menyapu teras rumahnya, Mbak Yuli selalu menggunakan kaos tanpa lengan dan hanya mengenakan celana pendek. Jika ia sedang menunduk, sering kali aku melihat bayangan celana dalamnya berbentuk segi tiga. Saat itu penisku langsung berdiri dibuatnya. Apalagi jika saat menunduk tidak terlihat bayangan celana dalamnya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak memakai celana dalam.

    Kemudian aku membayangkan bagaimana ya tubuh Mbak Yuli jika sedang bugil, rambut vaginanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap pagi, dan selalu penisku berdiri dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika keinginanku terkabul, aku akan menciumi seluruh bagian tubuh Mbak Yuli. Terutama bagian pantat, buah dada dan vaginanya, akan kujilati sampai puas.

    Malam itu, aku pergi ke rumah Ferri, latihan musik untuk pementasan di sekolah. Kebetulan orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi aku sendirian di rumah. Kunci kubawa dan kumasukkan saku jaket. Karena latihan sampai malam aku keletihan dan tertidur, sehingga terlupa saat jaketku dipakai Baron, temanku yang main drum. Aku baru menyadari saat sudah sampai di teras rumah.

    “Waduh kunci terbawa Baron,” ucapku dalam hati. Padahal rumah Baron cukup jauh juga. Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah Ferri tentu tidak sopan. Terpaksa aku tidur di teras rumah, ya itung-itung sambil jaga malam.

    “Lho masih di luar Man..” Aku tertegun mendengar sapaan itu, ternyata Mbak Yuli baru pulang.

    “Eh iya.. Mbak Yuli juga baru pulang,” ucapku membalas sapaannya. “Iya, tadi setelah pulang kerja, aku mampir ke rumah teman yang ulang tahun,” jawabnya.
    “Kok kamu tidur di luar Man.”

    “Anu.. kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak bisa masuk,” jawabku. Sebetulnya aku berharap agar Mbak Yuli memberiku tumpangan tidur di rumahnya. Selanjutnya Mbak Yuli membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Sebab setelah dipaksa-paksa pintunya tetap tidak mau terbuka. Melihat hal itu aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan.

    “Kenapa Mbak, pintunya macet..”
    “Iya, memang sejak kemarin pintunya agak rusak, aku lupa memanggil tukang untuk memperbaikinya.” jawab Mbak Yuli.
    “Kamu bisa membukanya, Man.” lanjutnya.
    “Coba Mbak, saya bantu.” jawabku, sambil mengambil obeng dan tang dari motorku.

    Aku mulai bergaya, ya sedikit-sedikit aku juga punya bakat Mc Gayver. Namun yang membuatku sangat bersemangat adalah harapan agar Mbak Yuli memberiku tumpangan tidur di rumahnya.

    “Kletek.. kletek…” akhirnya pintu terbuka. Aku pun lega.
    “Wah pinter juga kamu Man, belajar dari mana.”
    “Ah, nggak kok Mbak.. maklum saya saudaranya Mc Gayver,” ucapku bercanda.
    “Terima kasih ya Man,” ucap Mbak Yuli sambil masuk rumah.

    Aku agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku tidur di rumahnya. Aku kembali tiduran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak Yuli keluar dan menghampiriku.

    “Tidur di luar tidak dingin? Kalau mau, tidur di rumahku saja Man,” kata Mbak Yuli.
    “Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja, sudah biasa kok, “jawabku basa-basi.
    “Nanti sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apa-apa kok.. ayo.”
    Akhirnya aku masuk juga, sebab itulah yang kuinginkan.

    “Mbak, saya tidur di kursi saja.”
    Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa yang terdapat di ruang tamu.
    “Ini bantal dan selimutnya Man.”

    Aku tersentak kaget melihat Mbak Yuli datang menghampiriku yang hampir terlelap. Apalagi saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.


    “Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju,” ujarku.
    “Oh nggak pa-pa Man, telanjang juga nggak pa-pa.”
    “Benar Mbak, aku telanjang nggak pa-pa,” ujarku menggoda.
    “Nggak pa-pa, ini selimutnya, kalau kurang hangat ada di kamarku,” kata Mbak Yuli sambil masuk kamar.

    Aku tertegun juga saat menerima bantal dan selimutnya, sebab Mbak Yuli hanya memakai pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar aku bisa melihat seluruh tubuh Mbak Yuli. Apalagi ia tidak mengenakan apa-apa lagi di dalam pakaian tidur tipis itu.

    Aku juga teringat ucapannya kalau selimut yang lebih hangat ada di kamarnya. Langsung aku menghampiri kamar Mbak Yuli. Ternyata pintunya tidak ditutup dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak Yuli tidur dan pakaiannya sedikit terbuka. Aku memberanikan diri masuk kamarnya.

    “Kurang hangat selimutnya Man,” kata Mbak Yuli.
    “Iya Mbak, mana selimut yang hangat,” jawabku memberanikan diri.
    “Ini di sini,” kata Mbak Yuli sambil menunjuk tempat tidurnya.

    Aku berlagak bingung dan heran. Namun aku mengerti Mbak Yuli ingin aku tidur bersamanya. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemana-mana. Hal itu membuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Yuli yang tertutup kain tipis itu.

    “Sudah jangan bengong, ayo sini naik,” kata Mbak Yuli.
    “Eit, katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek, buka dong kan asyik,” kata Mbak Yuli saat aku hendak naik ranjangnya.

    Kali ini aku benar-benar kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. Tapi kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek berikut cekana dalamku. Saat itu penisku sudah berdiri.

    “Ouww, punyamu sudah berdiri Man, kedinginan ya, ingin yang hangat,” katanya.
    “Mbak nggak adil dong kalau hanya aku yang bugil, Mbak juga dong,” kataku.
    “OK Man, kamu mau membukakan pakaianku.”

    Kembali aku kaget dibuatnya, aku benar-benar tidak mengira Mbak Yuli mengatakan hal itu. Ia berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan penis berdiri. Aku memang baru kali ini tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Yuli penisku sudah berdiri.

    “Ayo bukalah bajuku,” kata Mbak Yuli.

    Aku segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benar-benar menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita bugil di film sih sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini.

    Setelah Mbak Yuli benar-benar bugil, tanganku segera melakukan pekerjaannya. Aku langsung meremas-remas buah dada Mbak Yuli yang putih dan mulus. Tidak cuma itu, aku juga mengulumnya. Puting susunya kuhisap dalam-dalam. Mbak Yuli rupanya keasyikan dengan hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan posisi berdiri.

    “Oh, Man nikmat sekali rasanya..”

    Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh tubuh Mbak Yuli. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremas-remas pantat Mbak Yuli. Pantat yang padat dan sintal itu begitu asyik diremas-remas. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Yuli yang merah.

    “Man, kamu ahli juga melakukannya, sudah sering ya,” katanya.
    “Ah ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue,” jawabku.

    Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Yuli. Aku menunduk hingga kepalaku menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina Mbak Yuli. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium dan menjilatinya. Tanganku juga masih meremas-remas pantat Mbak Yuli. Sehingga dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Yuli.


    “Naik ranjang yuk,” ucap Mbak Yuli.

    Aku langsung menggendongnya dan merebahkan di ranjang. Mbak Yuli tidur dengan terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan buah dada yang menantang dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati vagina Mbak Yuli. Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau harum.

    Mungkin Mbak Yuli rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Yuli menggeliat keasyikan hingga pahanya sedikit menutup. Aku terjepit diantara paha mulus itu terasa hangat dan nikmat.

    “Masih belum puas menjilatinya Man.”
    “Iya Mbak, punyamu sungguh asyik dinikmati.”
    “Ganti yang lebih nikmat dong.”

    Tanpa basa-basi kubuka paha mulus Mbak Yuli yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu yang menutupi vaginanya. Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri hebat, kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vagina Mbak Yuli.

    “Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah..”
    “Terus Man, masukkan sampai habis.. ah.. ah..”

    Aku terus memasukkan penisku hingga habis. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam vagina Mbak Yuli. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun dan maju mundur.

    “Mbak Yuli.. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah..”
    Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Itu membuat Mbak Yuli semakin menggeliat keasyikan.
    “Oh.. ah.. nikmaatt.. Man.. terus.. ah.. ah.. ah..”

    Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Yuli memintaku menarik penis. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mbak Yuli memegang kendali permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya.

    Aku kelonjotan merasakan nikmatnya kuluman Mbak Yuli. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya.

    “Oh.. Mbak Yuli.. nikmaaatt sekali.. hangat dan oh..”

    Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremas-remas buah dada Mbak Yuli. Jika ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bibir Mbak Yuli.

    “Oh Man punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah..”
    “Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. ah.. oh.. ah…”


    Mbak Yuli rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan vagina Mbak Yuli mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerakan Mbak Yuli disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa penisku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat.

    “Mbak Yuli.. Mbaaakk.. Niiikmaaattt..”
    “Eh.. ahh.. ooohh.. Man.. asyiiikkk.. ahh.. ennakk.. nikmaaatt..”

    Setelah dengan gerakan turun naik, Mbak Yuli melepas penisku. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pantatnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya.

    Sebelum kemasukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat Mbak Yuli kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.

    “Man, ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih,” kata Mbak Yuli.
    Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku.
    “Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan,” jawabku.

    Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas vagina Mbak Yuli. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan makin lama makin keras.

    “Oh.. Aah.. Man.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt Man.. terus.. lebih keras Man…”
    “Mbak Yuli.. enak sekaliii.. niiikmaaatt sekaaliii..”

    Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina Mbak Yuli membasahi penisku. Cairan itu membuat vagina Mbak Yuli bertambah licin. Sehingga aku semakin keras menggerakkan penisku maju mundur.Mbak Yuli berkelonjotan, ia memejamkan mata menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.

    “Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi..”

    Kutarik penisku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwarna putih. Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Yuli yang masih menungging. Aku meratakan spermaku dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mbak Yuli.

    “Oh, Mbak Yuli.. Mbaak.. nikmat sekali deh.. Hebat.. permainan Mbak bener-bener hebat..”
    “Kamu juga Man, penismu hebat.. hangat dan nikmat..”

    Kami berpelukan di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati permainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami terbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.

    “Kamu nggak sekolah Man,” tanya Mbak Yuli.
    “Sudah terlambat, Mbak Yuli tidak bekerja?”
    “Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang..”

    Kemudian Mbak Yuli pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi berdua dan saat mandi kembali kami melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri, tubuh Mbak Yuli tetap nikmat.


    Akhirnya pukul 14:30 aku pergi ke rumah Baron dan mengambil kunci rumahku. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat pertama aku melakukan permainan nikmat dengan seorang wanita.

    Kini saat aku kuliah dan bekerja di Denpasar, aku masih sering mengingat saat itu. Jika kebetulan pulang ke Jember, aku selalu mampir ke rumah Mbak Yuli dan kembali menikmati permainan nikmat. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau aku tidur di rumah Mbak Yuli, orang tuaku tidak tahu.

  • Pemuas Nafsuku Yanti

    Pemuas Nafsuku Yanti


    2725 views


    Setelah aku lulus SMA, aku melanjutkan studi di Bandung. Kebetulan aku diterima di sebuah PTN yang terkenal di Bandung. Mengenai hubunganku dengan tante “U” di kota asalku sudah berakhir sejak kepindahan keluarga Oom U ke Medan, dua bulan menjelang aku ujian akhir SMA. Namun kami masih selalu kontak lewat surat atau telepon.

    Perpisahan yang sungguh berat, terutama bagiku; mungkin bagi tante U, hal itu sudah biasa karena hubungan sex buat dia hanya merupakan suatu
    kebutuhan biologis semata, tanpa melibatkan perasaan. Namun lain halnya denganku, aku sempat merasa kesepian dan rindu yang amat sangat terhadapnya, karena sejak pertama kali aku tidur dengannya, hatiku sudah terpaut dan mencintainya. Sejak aku mengenal tante U, aku mulai mengenal beberapa wanita teman tante U, mereka semuanya sudah berkeluarga dan usianya lebih tua dariku. Wanita lain yang sering kutiduri adalah tante H; dan tante A seorang janda cina yang cantik. Jadi semenjak kepindahan tante U ke Medan, merekalah yang menjadi teman kencanku. Karena tante H dan tante A sudah berstatus janda, maka tak ada ke-sulitan bagi kami untuk mengatur kencan kami.

    Hampir setiap hari aku menginap di rumah tante H, dengan tante H boleh dikata setiap hari aku melakukan hubungan intim tidak mengenal waktu, dan tempat. Pagi, siang sore atau malam, di kamar, di ruang tamu, di dapur bahkan pernah di teras belakang rumahnya.Teradang kami main bertiga, yakni aku, tante H dan tante A. Di rumah tante H benar-benar diperas tenagaku. Sesekali waktu aku harus melayani temen tante H yang datang ke sana untuk menghisap tenaga mudaku. Aku sudah nggak peduli lagi rupanya aku dijadikan gigolo oleh tante H. Pokoknya asal aku suka mereka, maka langsung kulayani mereka.

    Suatu saat aku bertemu dengan seorang gadis. Cantik dan sexy banget bodynya. Dian namanya temen adik perempuanku. Dengan keahlianku, maka kurayu dan kupacari Dian. Suatu hari aku berhasil mengajaknya jalan-jalan ke suatu tempat rekreasi. Di suatu motel akhirnya aku berhasil menidurinya, Aku agak kecewa, rupanya Dian sudah nggak perawan lagi. Namun perasaan itu aku pendam saja. Kami tetap melanjutkan hubungan, dan setiap kali bertemu maka kami selalu melakukan hubungan badani.

    Rupanya Dian benar-benar ketagihan denganku. Tak malu-malu dia mencariku, dan bila bertemu langsung memintaku untuk menggaulinya. Tapi aneh, Dian tak pernah menga-jakku bahkan melarang aku datang ke rumahnya. Kami biasa melakukan di motel atau hotel melati di kotaku, beberapa kali aku mengajak Dian ke rumah tante H. Kuperkenal-kan tante H sebagai familiku, dan tentunya aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bercumbu dengannya di kamar yang sering aku dan tante H gunakan bercumbu.

    Suatu hari, entah kenapa tiba-tiba Dian memintaku untuk main ke rumahnya, katanya dia berulang tahun. Dengan membawa seikat bunga dan sebuah kado aku ke rumahnya. Aku pencet bel pintu dan Dian yang membukakan pintu depan. Aku dipersilahkan duduk di ruang tamu. Segera Dian bergegas masuk dan memanggil mamanya untuk diperkenalkan padaku. Aku terkejut dan tergugu melihat mamanya; sebab perempuan itu.. ya.. mamanya Dian sudah beberapa kali tidur denganku di rumah tante H. Mama Dian nam-pak pias wajahnya namun segera mama Dian bisa cepat mengatasi keadaan. Mama Dian berlagak seolah-olah tak mengenalku, padahal seluruh bagian badannya sudah pernah kujelajahi. Beberapa saat mama Dian menemani kami ngobrol. Dengan sikap tenangnya akupun menjadi tenang pula dan mampu mengatasi keadaan. Kami ngobrol sambil bercanda, dan nampak terlihat bahwa mama Dian benar-benar seorang Ibu yang sayang pada putri tunggalnya itu.

    Keesokan harinya, mama Dian menemuiku. Di ruang tamu rumah tante H mama Dian menginterogasiku, ingin tahu sudah sejauh mana hubunganku dengan Dian. Aku tak mau segera menjawab, tanganku segera menarik tangannya dan menggelandang tubuhnya ke kamar. Dia berusaha melepaskan peganganku, namun sia-sia tanganku kuat mencekal, sehingga tak kuasa dia melepaskan tangannya dari genggamanku. Kukunci pintu kamar dan segera aku angkat dan rebahkan tubuhnya di atas kasur. Segera kulucuti pakaianku hingga aku telanjang bulat, dan segera kutindih tubuhnya. Dia meronta dan memintaku untuk tak menidurinya; namun permintaanya tak kuindahkan. Aku terus mencumbunya dan satu persatu pakaiannya aku lucuti, dan akhirnya aku berhasil memasukkan kontolku di vaginanya. Begitu penisku melesak masuk, maka mama Dian bereaksi, mulai memba-las dan mengimbangi gerakanku. Akhirnya kami berpacu mengumbar nafsu, sampai akhirnya mama Dian sampai pada puncak kepuasan.

    Peluhku bercucuran menjatuhi tubuh mama Dian, kuteruskan hunjaman kontolku di memeknya.. Mama Dian mengerang-erang keenakkan, sampai akhirnya orgasme kedua dicapainya. Aku terus genjot penisku, aku bener-bener kesal dan marah padanya, karena aku tahu dengan kejadian itu maka bakalan usai hubunganku dengan Dian, pada-hal cinta mulai bersemi dihatiku.

    Sambil terus kugenjot kontolku di memeknya, kukatakan padanya bahwa Dian juga sudah sering aku tiduri, namun aku sangat mencintai, menyayangi bahkan ingin menika-hinya. Aku katakan semua itu dengan tulus, sambil tak terasa air mataku menetes. Akhirnya dengan hentakan yang keras aku mengejan kuat, menumpahkan segala rasa yang aku pendam, menumpahkan seluruh air maniku ke dalam memeknya. Badanku tera-sa lemas, kupeluk tubuh mama Dian sambil sesenggukan menangis di dadanya. Air mata-ku mengalir deras, mama Dian membelai kepalaku dengan penuh rasa sayang; kemudian dikecup dan dilumatnya bibirku.

    Tubuhku berguling telentang di samping kanan tubuhnya, mama Dian merangkul tubuh-ku menyilangkan kaki kiri dan meletakkan kepalanya didadaku. Terasa memeknya hangat dan berlendir menempel diperutku, tangan kirinya mngusap-usap wajahku. Tak henti-hentinya mulutnya menciumku.

    Sambil bercumbu aku ceritakan semua kisah romanceku, hingga aku sampai terlibat dalam pergaulan bebas di rumah tante H. Dengan sabar didengarnya seluruh kisahku, sesaat kemudian kembali penisku menegang keras. Segera tanganku bergerilya kembali di memeknya, selanjutnya kembali kami berpacu mengumbar nafsu kami. Kami bercumbu benar-benar seperti sepasang pengantin baru saja layaknya. Seolah tak ada puasnya. Sampai akhirnya kami kembali mencapai puncak kepuasan beberapa kali.

    Setelah babak terakhir kami selesaikan, mama Dian bangkit dan menggandengku menuju kamar mandi, kami mandi berendam bersama di kamar mandi sambil bercumbu. Sambil berendam kami bersenggama lagi. Setelah puas kami menumpahkan hasrat kami, kami keringkan tubuh kami dan segera berpakaian. Nampak sinar puas membias di wajah mama Dian.

    Dengan bergandeng tangan kami keluar kamar, kupeluk pinggangnya dan kuajak menuju ke ruang tamu. Kami duduk berdua, kemudian berbincang mengenai kelanjutan hubunganku dengan Dian. Mama Dian ingin agar hubunganku dengan Dian diakhiri saja, walaupun kami sudah begitu jauh berhubungan, sekalipun Dian sudah hamil karenaku. Dia memberikan pandangan tentang bagaimana mungkin aku menikahi Dian, sedangkan aku dan mama Dian pernah berhubungan layaknya suami istri, sebab bagaimanapun kami akan tinggal serumah. Bagaimana mungkin kami melupakan begitu sqaja affair kami; rasanya tak mungkin.

    Aku bisa mengerti dan menerima alasan mama Dian, namun aku bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Dian. Aku tak sanggup kalau harus memutuskan Dian. Akhirnya aku ideku pada mama Dian. Selanjutnya selama beberapa hari aku tak mene-muidan sengaja menghindari Dian. Mamanya memberitahu kalau Dian saat ini dalam keadaan hamil 2 bulan akibat hubungannya denganku.

    Pada suatu hari, aku di telepon mama Dian. Dia memberitahu kalau Dian sedang menuju ke rumah tante H untuk menca-ri aku. Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan, saat itu tante H sedang menyiram tanaman kesayangannya di kebun belakang. Segera kuhampiri dia dan aku ajak ia ke kamar yang biasa aku dan Dian pakai untuk berkencan.

    Kulucuti seluruh pakaian tante H dan juga pakaianku sendiri, selanjutnya kami bersenggama seperti biasanya. Tak berapa lama Dian datang dan langsung menuju ke kamarku. Terdengar pekik tertahan dari mulut-nya saat melihat adegan di atas ranjang; dimana aku dan tante H sedang asyik bersenggama. Terdengar pintu kamar dibanting, Dian pulang ke rumah dengan hati yang amat terluka. Tante H merasa tak tega dengan kejadian itu, tante H memintaku untuk segera menyusul Dian; namun tak kuhiraukan; bahkan aku semakin keras dan cepat menghentakan penisku di memeknya. Tante H mengerang-erang keenakan, mengimbangi dengan gerakan yang membuat penisku semakin cepat berdenyut. Kami mencapai orgasme hampir bersama, aku berguling dan menghempaskan badanku ke samping tante H. Mataku menerawang jauh menatap langit-langit kamar, air mataku bergulir membasahi pipiku. Inilah akhir hubunganku dengan Dian, akhir yang amat menyakitkan. Dian pergi dariku dengan membawa benih anaku di rahimnya.

    Musnah sudah impian dan harapanku untuk membina rumah tangga dengannya. Tante H menghiburku; Dia mengingatkan aku bahwa aku sudah membuat keputusan yang benar. Jadi tak perlu disesali. Didekapnya tubuhku, aku menyusupkan mukaku ke dada tante H; ada suatu kedamaian disana; kedamaian yang memabukkan; yang membangkitkan hasrat kelelakianku lagi. Sessat kemudian kami berpacu lagi dengan hebat, hingga beberapa kali tante H mencapai puncak kepuasan. Aku memang termasuk tipe pria hypersex dan mampu mengatur timing orgasmeku, sehingga setiap wanita yang tidur denganku pasti merasa puas dan ketagihan untuk mengulangi lagi denganku.

    Beberapa hari kemudian aku terima telepon Dian, sambil terisak Dian pamit padaku karena dia dan mamanya akan pindah ke Surabaya. Aku minta alamatnya, tapi Dian keberatan. Dari nada suaranya nampak Dian sudah tidak marah lagi padaku; maka aku memohon padanya untuk terakhir kali agar dapat aku menemuinya. Dian mengijinkan aku menemuinya di rumahnya, segera aku meluncur ke rumahnya untuk Inilah saat terakhir akku berjumpa dengan kekasihku.

    Kupencet bel pintu, mama Dian membuka pintu dan menyilahkan aku masuk. Nampak wajahnya masih berbalut duka dan kesedihan, dia amat merasa bersalah karena menjadi penyebab hancurnya hubunganku dengan Dian. Mama Dian menggandengku menuju ruang keluarga, nampak Dian kekasihku duduk menungguku.

    Melihat aku Dian bangkit dan menghampiri aku, tak kusangka pipiku ditamparnya dengan keras. Kubiarkan saja agar rasa kesal dan tertekan dihatinya terlampiaskan. Dian berdiri bengong setelah menamparku, dilihat tangan dan pipiku bergantian seolah tak percaya akan apa yang dia lakukan. Tiba-tiba ditubruk dan dipeluknya badanku, dibenamkan mukanya ke dadaku sambil sesenggukan menumpahkan tangisnya. Aku peluk tubuhnya dan kuelus rambut-nya.

    Agak lama kami demikian; kami menyadari bahwa saat inilah saat terakhir bagi kami untuk bertemu. Mama Dian mendekat dan merangkul kami berdua, dan membimbing kami untuk duduk di kursi panjang. Kami bertiga duduk sambil berpelukan, mama Dian ditengah; kedua tangannya memeluk kami berdua.

    Akhirnya kesunyian diantara kami terpecahkan dengan ucapan mama Dian. Mama Dian mengatakan memberi kesempatan pada kami untuk memutuskan, apakah akan kami lanjutkan hubungan kami atau kami putuskan sampai disini saja.
    Berat sekali rasanya, jika kami teruskan hubungan kami maka berarti aku memisahkan jalinan kasih ibu dan anak tunggalnya ini. Aku menyerahkan keputusan akhir pada Dian. Sambil terisak Dian akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, saat kuingatkan bahwa dirahimnya ada benih anakku, Dian menjawab biarlah.., ini sebagai tanda cinta kasih kami berdua.., Dian kan tetap memelihara kandungannya dan akan membesarkan anak itu dengan kasih sayangnya.

    Beberapa saat kemudian aku berpamitan, dengan berat Dian melepaskan pelukanku, namun sebelum kami berpisah sekali lagi Dian memintaku untuk menemaninya. Ditariknya aku ke kamarnya dan dengan penuh kasih sayang, dibukanya pakaianku dan pakaian yang melekat di tubuhnya. Kami berdiri berpelukan dnegan tanpa sehelai benang menempel pada tubuh kami.

    Kucumbui Dian kekasihku untuk terakhir kalinya, aku genjot penisku di memeknya dengan lembut dan penuh perasaan, aku khawatir kalau-kalau genjotanku akan menyakit-kan anakku yang ada dirahimnya. Semalam kami bercengkerama, pada pagi keesokan harinya aku berpamitan. Dengan perasaan yang amat berat dilepas kepergianku, aku berpamitan pula pada mama Dian, aku cium punggung tangannya sebagai tanda kasih anak ke ibunya, ditengadahkan mukaku dan dikecupnya keningku dengan penuh rasa sayang. Aku menitipkan anakku pada Dian dan mohon padanya agar memberi kabar saat kelahirannya nanti. Sampai disitulah akhir hubunganku dengan Dian dan mamanya.

    Beberapa hari setelah perpisahanku dengan Dian, aku merasa sepi dan sedih. tante H yang senantiasa menghiburku, dengan gurauan, kemolekan, kehangatan tubuhnya, dan dengan kasih sayangnya Terkadang di dalam kesendirianku, aku terngat tante U, dengan segala kehangatan tubuhnya. Aku teringat moment-moment yang pernah kami jalani di salah satu kamar di rumah tante H.

    Di salah satu kamar di rumah tante H itulah kami biasa mengumbar nafsu kami, saling menumpahkan rasa rindu kami, sudah tak terhitung lagi barapa banyak aku menyengga-mainya menumpahkan segenap rasa dan nafsuku, dan sebanyak itu kami berhubungan tak pernah sekalipun kami menggunakan alat kontrasepsi, baik itu kondom, spriral, tablet atau sebangsanya. Jadi kami melakukannya secara alami saja, dan tentunya dapat dibayangkan akibatnya. Yach.. tante U pergi dengan membawa banyak kenangan indahku, membawa cintaku dan membawa pula janin dari benih yang kutanam di rahimnya..

    Awal semester pertama sudah berjalan 2 bulan lebih 5 hari, jadi tak terasa aku sudah menempati rumah petak kontrakanku selama itu. Setiap hari aku berjalan kaki ke tempat kuliah, yang memang tak jauh dari rumah kontrakanku.
    Setiap kali aku berangkat atau pulang kuliah, aku selalu melewati sebuah rumah yang dihuni satu keluarga dengan dua anak perempuannya, sebenarnya 3 orang anaknya dan perempuan semuannya. Dua sudah berkeluarga, yaitu Kak Rani dan Kak Rina, sedangkan si bungsu Yanti masih SMA kelas 1 (baru masuk).

    Kak Rani dan Kak Rina anak kembar, hanya saja nasib Kak Rani lebih baik ketimbang Kak Rina. Kak Rani bersuamikan pegawai Bank dan sudah memiliki rumah serta dua anak perempuan, sedangkan Kak Rina bersuamikan seorang pengemudi box kanvas suatu perusahaan dan belum dikarunia anak, serta masih tinggal bersama ibunya. Bu Maman seorang janda yang baik hati dan sayang benar sama cucunya, yaitu anak Kak Rani.

    Pada mulanya aku berkenalan dengan Yanti, Yanti termasuk gadis yang agresif dan aku juga sudah mendengar cukup banyak tentang petualangan cintanya sejak dia duduk di bangku SMP, jadi masalah sex buat Yanti bukan hal yang baru lagi.

    Perkenalanku terjadi saat aku pulang kuliah sore hari, dimana hujan turun cukup lebat. Pada saat aku berjalan hendak memasuki mulut gang, berhentilah sebuah angkot dan ternyata yang turun Yanti dengan seragam SMAnya.

    Aku menawarinya berpayung bersama dan ternyata dia mau. Kuantar Yanti sampai rumahnya, setiba di rumahnya dipersilahkannya aku masuk dan duduk di ruang tamu, sementara dia masuk berganti pakaian. Saat aku menunggu Yanti, Kak Rina keluar dengan membawa secangkir teh hangat dan kue. Mulutku secara tak sadar ternganga melihat kecantikan Kak Rina. Mata nakalku tak henti melirik dan mencuri pandang padanya. Padahal Kak Rina hanya berpakaian sederhana, hanya mengenakan daster motif bunga sederhana, namun kecantikannya tetap nampak. Kulitnya yang putih kekuningan dan badannya yang segar dengan buah dada yang menonjol, semakin menambah kecan-tikan penampilannya sore itu.

    Melihatku dia tersenyum, nampak sebaris gigi putih yang bersih berjajar. Aku tergagap dan segera kuulurkan tangan untuk berkenalan dengannya. Hangat tengannya dalam genggamanku, dan sambil menunggu Yanti selesai berganti pakaian dia menemaniku ngobrol. Dalam obrolan ku dengan Kak Rina sore itu, baru kutahu kalau Kak Rina sering melihatku saat aku berjalan berangkat dan pulang kuliah. Itulah hari pertamaku berke-nalan dengan keluarga Yanti.

    Pagi esok harinya, saat aku berangkat kuliah, aku bertemu Kak Rina di mulut gang. Kami bersalaman, tiba-tiba timbul kenakalanku, kugelitik telapak tangan Kak Rina saat kugeng-gam, ternyata dia diam saja bahkan senyum padaku. Sejenak kami berbasa-basi bicara, kemudian aku cepat bergegas kuliah.

    Sore hari aku baru pulang kuliah, langit mendung tebal sepertinya mau hujan. Saat kubuka pintu rumah, kulihat Yanti dan teman kostku sedang ngobrol di ruang tamu., rupanya dia sengaja datang untukku. Tak lama kemudian temen kostku pamit mau kuliah sore sampai jam 19.00 WIB. Setelah aku berganti pakaian kutemui Yanti dan kami ngobrol berdua. Tiba-tiba aku teringat bahwa Yanti belum kusuguhi minum, cepat-cepat aku permisi ke dapur untuk membuat minuman buatnya. Saat aku beranjak ke dapur Yanti mengikutiku dari belakang, dan di dapur kami lanjutkan obrolan kami sambil kuteruskan membuat minuman.

    Yanti berdiri bersandar meja dapur, aku mendekatinya dan iseng kupegang tangannya. Agaknya Yanti memang mengharap suasana demikian, dia tanggapi pegangan tanganku dengan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku, sehingga muka kami berjarak cuman beberapa senti saja. Hembusan nafasnya terasa menerpa wajahku. Kesempatan itu tak kubiarkan lewat begitu saja, segera aku sambar pinggangnya dan kucium lumat mulutnya.

    Kami berciuman agak panjang, lidah kami saling beradu dan memilin, sementara sigap tanganku menggerayangi dan meremas pantat Yanti. Tanganku tidak berhenti, terus bergerak menyingkap bagian depan roknya, dan segera tanganku mengelus-elus memek Yanti yang masih tertutup celana tipis, sementara itu mulutku menjalar dan menciumi lehernya. Yanti merintih lembut, dan semakin mempererat pelukannya.

    Tangan kananku yang sudah terlatih segera melepas kancing depan bajunya, selanjutnya meremas-remas buah dadanya, kulepas tali Bhnya dan segera kujelajahi dua bukit kembarnya yang sudah mengeras. Kuhisap lembut puting susunya, Yanti semakin menekan kepalaku ke dadanya.

    Aku sudah tahu apa yang dikehendakinya, segera kutarik dia ke kamarku, dan segera kubuka resleting roknya, kulepas bajunya kemudian BHnya. Nampak tubuh Yanti polos tak tertutup kain, hanya CD tipisnya saja yang tinggal melekat di badannya. Segera kuhujani Yanti dengan ciuman, kujilati sekujur tubuhnya, kuhisap puting susunya, dan terus mulutku bergerak ke bawah, sambil pelan-pelan tanganku melepas CD-nya.
    Begitu CD-nya lepas segera kuserbu memeknya, lidahku menjilati memeknya, sementara kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat penuh. Yanti merintih dan mengerang, dan sesaat kemudian ditariknya bahuku ke atas, sehingga kami berdiri berhadapan. Segera dilepas kancing bajuku, dan dilepasnya semua pakaianku. Sambil membungkukan badan dihisap kontolku, dijilati dan dikocoknya pelan.. Ohh.. sungguh nikmat tak terbayang.

    Segera kudorong tubuhnya terlentang di atas dipan dan lidahku terus bergerilya di memeknya, juga ke dua jari tanganku ikut pula menjelajahi memeknya, ke dua pahanya mengangkang lebar dan nampak lobang memeknya sepertinya siap melahap kontolku bulat-bulat. Yanti mengerang-ngerang dan memintaku segera memasukkan kontol ke dalam memeknya. Mas.. ayo.. masukkan.. ayo maas..

    Hujan di luar turun dengan deras, suara hujan mengalahkan erangan dan teriakan Yanti, sehingga aku tak khawatir orang akan mendengar suaranya. Kubiarkan Yanti dalam keadaan begitu, sambil lidahku terus menjilati memeknya. Yanti merintih dan mengerang.. sambil menghiba untuk segera memulai permainan kami. Bau memeknya, semakin membangkitkan gairahku, dan akhirnya akupun tak tahan..

    Segera kutindih tubuhnya dan kebenamkan kontolku dimemeknya dengan satu sentakan yang sedikit agak keras. Segera kukocok memeknya dengan cepat dan keras. Yanti mengerang, merintih dan mengimbangi gerakan keluar masuk kontolku dengan pas.., sehingga kadang terasa kontolku bagai dihisap dan diremas di dalam memeknya.
    Terasa kontolku berdenyut-denyut, sepertinya hendak keluar air maniku; segear kuhentikan gerakan kontolku dan segara kucabut. Kugeser tubuhku dan kumasukan penisku ke dalam mulutnya. Segera dihisap dan dikulumnya penisku, tanpa rasa jijik. Setelah agak berkurang denyutan penisku, segera kubenamkan lagi dalam memek Yanti.

    Bukan main, remasan dan sedotan memek Yanti. Aku jadi mengerti sekarang beda antara memek seorang wanita yang masih gadis dan belum pernah melahirkan dengan wanita yang sudah melahirkan seperti tante U. Kubalik tubuh Yanti dan kuangkat pantatnya agak tinggi, sehingga Yanti dalam posisi nungging. Segera kutancapkan penisku ke memeknya dari belakang. Lagi-lagi Yanrti mengerang-erang kadang menjerit kecil Tiba-tiba diangkat dan diputar badannya ke belakang, serta di raihnya kepalaku serta diciumnya mulutku, sementara penisku tetap bekerja keluar masuk memeknya.

    Berapa saat kemudian kuganti posisi, aku berbaring terlentang dan Yanti menindih tubuhku. Dipegang dan dibimbingnya penisku masuk ke vaginanya, dan segera digoyang badanya naik turun di atas tubuhku. Kuremas payu daranya dan kuhentakan pantatku ke atas, saat badan Yanti bergerak ke bawah menekan masuk penisku ke dalam memeknya. Tak lama kemudian gerakan Yanti makin menggila dan makin cepat. Dari mulutnya terdengar erangan yang semakin keras dan akhirnya badanya menegang sambil dari mulutnya terdengar lenguhan Ughh.. Aaah.. Aaah.., kemudian tubuhnya menubruk dan memeluk tubuhku erat-erat, mass.. aku sudah.., keluar..ooh.. Enak..
    Pelan kubalik badanya, dan kutindih serta kugenjot memeknya cepat dan keras.., terlihat mata Yanti mendelik, membalik ke atas.., mulutnya merintih dan mengerang..
    Kupercepat gerakanku dan kugenjot penisku sepenuh tenaga.., 15 menit kemudian terasa penisku berdenyut-denyut. Kepala Yanti bergoyang ke kanan dan ke kiri dan ke kanan, kedua kakinya mengepit pantatku sehingga tak ada kemungkinan aku mencabut kontolku saat air maniku keluar nanti, dan akhirnya dengan suatu sentakan yang keras kubanjiri liang memeknya dengan cairan maniku..

    Kumarahi Yanti, karena dia tak memberiku kesempatan membuang air maniku di luar liang kemaluannya. Aku khawatir hal ini akan berakibat fatal, yaitu Yanti hamil..
    Dia cuma ketawa kecil dan memelukku erat, sambil berbisik di telingaku bahwa dia sudah KB suntik. Aku terheran-heran mendengarnya, karena sudah sedemikian jauhnya pengetahuan dia tentang berhubungan sex dan menjaga diri dari kehamilan. Mendengar itu aku lega dan segera kucium dan kulumat mulutnya. Kami bercumbu, berciuman dan bergumul di atas dipan, kebetulan dipanku ukurannya lebar, sehingga kami leluasa bercumbu di atasnya.

    Dua puluh menit berlalu, terasa penisku mulai menegang dan mengeras. Segera kumasukan lagi kontolku ke memek Yanti. Kembali kami berdua mengumbar nafsu sepuas hati, kali ini aku tetap menjaga posisi di atas, karena aku tahu bahwa pada ronde kedua dan ketiga aku lebih bisa mengatur dan menahan klimaks lebih lama. Yanti mengerang dan merintih, dan akhirnya pada puncak kepuasan yang kedua kusemburkan lagi benih-benih manusia ke dalam rahim Yanti.

    Keringat kami telah bercampur dan membasahi tubuh kami, seprei tempat tidur sudah berantakan nggak karuan, kami berbaring berpelukan, kepalanya di dadaku, tangan Yanti memainkan penisku, dan sesekali kami saling berciuman.
    15 menit kemudian kami ulangi lagi hal yang sama, hingga klimaks kami dapatkan lagi, Kembali kuguyur memeknya dengan caiaran maniku, sambil kami berciuman panjang sekali.., seolah tak akan henti..

    Setelah cukup beristirahat, segera kami berkemas dan berpakaian, dan tidak lupa berjanji untuk mengulangi lagi apa yang kami lakukan sore ini. Menjelang maghrib kuantar Yanti pulang ke rumah, dan sebelum aku pamit pulang, sekali lagi kupeluk pinggangnya dan kucium bibirnya dengan mesra. Sejak hari itu resmilah Yanti menjadi pacar tetapku, alias pemuas nafsuku.

  • Kisah Memek Menu Spesial

    Kisah Memek Menu Spesial


    2724 views

    Duniabola99.com – Sebut saja namaku Hendra, 19 tahun. Aku seorang mahasiswa di salah satu PTN di kotaku, kota A saat ini aku baru tahun pertama kuliah. Aku akan menceritakan pengalaman seksku, memang bukan yang pertama tapi masih asyik untuk diceritakan. Aku teringat pengalamanku dengan adik sepupu ibuku.


    Kejadian ini terjadi kira-kira 1 bulan yang lalu. Ketika itu saat liburan semester 1, aku pergi ke kota P dimana di kota itu aku dilahirkan. Memang kepergianku itu sudah lama kurencanakan dandidorong oleh sepupu ibuku yang di kota P, (aku memanggilnya dengan sebutan mama, sedangkan ibuku sendiri kupanggil ibu). Karena aku selalu dimanja dan menganggapnya benar-benar seperti ibuku sendiri. Baiklah aku akan menceritakan sedikit tentang keluarga mamaku ini. Ia berumur lebih kurang 43 tahun, wajahnya lumayan cantik, badannya tinggi kira-kira 167 cm, ukuran dadanya lumayan besar 36 C, terlihat sangat menantang juka berdiri tegap. Rambutnya ikal sebahu lebih sedikit, pinggangnya ramping dan pantatnya aduhai cukup menggairahkan diusianya yang sudah melebihi 40 tahun ini. Dan mengenai suaminya, bekerja di sebuah perusahaan yang cukup terkenal, dan hanya akan pulang 3 hari dalam 2 minggu, anak-anaknya yang pertama cewek umur 21 tahun sekarang sedang studi di luar propinsi kota P, dan yang kedua cowok sebaya denganku tapimasih sekolah di salah satu Sekolah Kejuruan di kota P.

    Aku sampai di kota P, hari senin pukul 03:00 siang, karena aku memang sengaja berangkat dengan perkiraanku sampai di kota P sore hari karena aku akan bisa istirahat di malam harinya. Tapi sialnya aku saat itu malah tidak bisa istirahat karena aku selalu diganggu sepupuku yang masih sekolah itu. Dengan ajakan kemana-mana. Tapi memang dasar suka bermain, akhirnya aku pergi juga malam harinya. Aku memang sangat rindu akan keadaan kota P, karena memang sudah 3 tahun lebih aku tidak pernah ke kota P, ditambah lagi dengan saudaraku ini yang karena sebaya dan setipe denganku, sebut saja nama saudaraku itu Jermy. Malam itu, karena aku belum istirahat dan di tambah lagi dengan pergi jalan-jalan aku langsung tergeletak tidur sampai pagi harinya, aku terbangun kira-kira pukul 09:00 pagi. Kulihat Jermy sudah tidak ada pasti sudah pergi sekolah, pikirku.

    Aku langsung mandi. Sehabis mandi aku berencana mau sarapan di lantai bawah, karena memang rumah sepupuku ini memang cukup besar dan berlantai 2. Aku sampai di bawah dan melihat mama lagi di dapur tidak tahu lagi ngapain. Sepertinya sedang bersih-bersih, aku melihat meja makan bundar yang terbuat dari marmer kosong tidak ada apa-apa di situ, tiba-tiba mama datang.Udah bangun Hend, tanya mama.Udah Ma, udah mandi lagi khan udah wangi, sambil mengangkat tanganku.Belum sarapan yach. tanya mama lagi.Iyach belum Ma, sediain dong Ma Hendra khan lapar. balasku dengan manja.Udah kamu duduk aja di menja makan, ntar Mama sediain yang special buat Hendra, ujarnya sambil melangkah ke dalam kamarnya.


    Tak lama kemudian mama keluar, aku yang lagi bengong duduk di meja makan.Tunggu yach. katanya singkat.Yup.. balasku.Sekarang kamu tutup mata biar Mama sediain buat kamu, sarapan special, kata mama.Tanpa banyak bertanya aku langsung saja menutup mata dan menunggu, gerangan apakah sarapan special buatku.Udah Mama. tanyaku penasaran.Tunggu sebentar. balas mamaku.

    Aku merasa suaranya dekat sekali kalau tidak salah di meja makan, dan tiba-tiba ia memegang kepala dari arah depan. Aku sepertinya mencium sesuatu yang wangi yang pernah kukenal, belum habis aku melamun, mama berkata sambil mendekatkan kepalaku ke sumber bau yang cukup wangi itu.

    Udah kamu sekarang buka mata, dan cicipi sarapan specialmu.Ahh aku terbelalak kaget saat melihat mama sudah tidak memakai apa-apa lagi. Ia duduk mengangkang di atas meja dari batu itu dan tangan kanannya memegang kepalaku. Jantungku berdegub kencang melihat selangkangan mama yang berwarna merah kekuningan, bulu halus yang tertata rapi di sekitar tepian lubang vaginanya, buah dadanya bergelayut indah. Penisku langsung terbangun dari tidurnya dan berdiri keras menyesakkan celana trainingku (aku memang suka memakai celana training di rumah).


    Ayo Sayang, cicipi sarapanmu. katanya sambil mengedipkan sebelah matanya. Tanpa pikir panjang, aku yang telah pernah melakukan oral seks langsung menusukkan lidahku ke dalam vaginanya dan menyedotnya dengan penuh nafsu. Aku menghisap vaginanya dan mengeluar-masukkan lidahku di dalam vaginanya. Aaah.. ehmmm.. enak.. Sayang terusin. desahnya. Klitorisnya kuhisap-hisap, ia semakin menggelinjang dan pantatnya terangkat sedikit, nafasku semakin memburu. Kakinya merangkul kepalaku dan menjepitnya dengan keras, aku nyaris kehabisan nafas. Tangan kananku mencari lubang pantatnya dan memasukkan jari tengahku ke dalamnya dan mengeluar-masukkan di lubang itu. Ah.. ah.. ah.. ooohh.. nikmat sekali Sayang ia semakin menggelinjang.

    Kira-kira 12 menit lidahku bergerilya di vaginanya, aku turun ke bawah dan mengangkat kakinya. Aku melihat lubang anusnya berwarna kecoklatan dan langsung lidahku bermain di sana dan ia seperti buang air menahan nafas dan lubang pantatnya terbuka sedikit demi sedikit dan memudahkan permainan lidahku di dalam anusnya.

    Setelah beberapa saat aku berdiri kemudian membuka pakaianku, ia hanya memandang sampaI aku membuka celana trainingku dan ia melotot tak bekedip melihat penis pusakaku telah berdiri tegap dan menantang.


    Wow.. besar sekali. gumannya lembut, tapi masih dapat kudengar. Pusakaku ini memang kuakui besar untuk remaja seusiaku, panjangnya kira-kira 20 cm dengan diameter 6 cm. Ia langsung tengkurap di atas meja makan dan memegang penisku dan langsung mengeluarkan lidahnya.Ah.. ehmmm.. desahku, mulutnya mulai berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya tapi sepertinya kemaluanku terlalu besar untuk bisa muat di dalam mulutnya tapi karena ia tetap berusaha, aku menyentakan pinggulku ke depan, Ehghhhkk ia tersedak tapi kemaluanku berhasil masuk, walaupun sedikit sakit karena terkena giginya. Sepertinya mulutnya cuma pas buat ujungnya saja dan tanpaknya ia kepayahan dengan mulutnya tetap berisi kemaluanku. Aku mulai memaju-mundurkan pantatku seolah-olah aku sedang menyetubuhi vaginanya, tapi tiba-tiba ia mencengkeram pahaku dengan kuat. Pandangannya seperti memohon untuk mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya dan akhirnya aku mengeluarkan dari mulutnya, aku hanya tersenyum melihat ia megap-megap. Setelah kemaluanku keluar dari mulutnya, Hend kamu kasar.. katanya kembali memegang dan mengelus penisku dan aku menggelinjang ketika ia mulai kembali menghisap kepala kemualuanku, Ah.. enak.. Ma.. Ma tanganku memegang rambutnya yang ikal dan tanpa sadar aku mengacak-ngacak rambutnya.

    Lalu aku naik ke atas meja makan itu dan melakukan posisi 69 dan aku menyedot kembali vaginanya, belum lama aku menjilati vaginanya yang berbau wangi itu tubuhnya mulai mengejang dan mulutnya berhenti menjilati penisku dan kemudian ia memekik lirih. Ohhh.. ahhh.. enakkk.. Sayang.. Kemudian dari vaginanya keluar cairan putih. Ser.. slur.. slur.. Cairan itu banyak sekali dan aku langsung menjilatinya dn menelan sampai habis dan membersihkan tepiannya. Ia mulai lemas dan aku rasanya mulai tak sabar untuk memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya yang sudah mengkilap karena ludah dan maninya.

    Aku turun dan menarik kakinya sehingga kedua kakinya terjuntai ke bawah dan aku mengarahkan kemaluanku ke vaginanya. Yach.. masukkan sekarang Sayang.. nafas mama semakin memburu berartiia kembali bernafsu dan, Bles.. shhh.. penisku yang besar masuk ke dalam vaginanya tanpakesulitan lagi. Ah.. beh.. shetttss.. pekik mamaku merasakan kemaluanku amblas di dalam lembah kenikmatannya. Aku mulai mengocoknya. Bleb.. bleb.. begitu bunyi ketika aku mulai mengocok kemaluanku dengan penuh semangat. Mama hanya menggigit bibirnya menahan nikmat. Tanganku meremas kedua payudaranya yang menantang itu, putingnya yang besar berwarna coklat tua kuhisap dan meremasnya dengan kuat. Akh.. ahhh.. nikmhhmmat Sayannggg.. sambil memilin keduaputingnya secara bergantian, goyangan pinggulku kupercepat dan bergerak sangat beraturan. Aku naik ke atas dan mencium bibirnya dan memainkan lidahku di dalam rongga mulutnya dan lidah kami saling memilin dengan bibir saling menghisap. Kemaluanku terasa disedot-sedot oleh diding vaginanya dan terasa dipijit.


    Ma.. ahhh.. enak sekali Ma.. aku semakin bersemangat.Heendraaa.. lebih kencang.. rintihnya memberi semangat kepadaku, aku merasakan kemaluanku disedot dan badannya mulai mengejang kaku, aku tahu pasti ia sudah hampir pada puncaknya, aku mempercepat gerakanku dengan nafas ngos-ngosan dan tiba-tiba ia memekik sambil mencekeram bahuku dengan kuat.Ah.. Mama keluuaarrr Sayang.. nafasnya turun naik, penisku terasa dijepit kuat sekali dan terasa semburan cairan kental panas yang banyak di sekitar kemaluanku dan sedotannya membuatku merasakan sesuatu pada diriku. Badanku terasa melayang dan Ah.. ah.. owwhhh.. Maammaaaaku keluar Ma.. teriakku di rumah yang besar ini. Ia malah mendekapku dengan kuat. Kemaluanku mengeluarkan sperma dengan banyak sekali mungkin sampai 7 kali sembur di dalam vaginanya, hingga spermaku memenuhi rahim mamaku, terasa penuh oleh campuran cairan mamaku dan spermaku sendiri.

    Sepuluh menit kemudian aku mencabut kemaluanku dan mengelapnya begitu juga badanku yang mengkilat karena keringat. Mama pun bangkit dan kemudian aku berkata, Wah.. enak sekali sarapan pagi special Ma.. candaku.Mau nambah.. kedip mata mamaku.Tentu dong, sapa takut.. ujarku meremas lembut dua bukit kembarnya.Waktu itu pukul 11:30 siang. Kemudian aku bermain lagi dengan mamaku sepuasnya sampai Jermy pulang dan kemudian aku, mama dan Jermy makan siang bersama. Dalam makan siang aku selalu memandang mama seolah aku tidak percaya kalau aku telah melakukan permainan seks dengannya.

    Siang itu, Jermy harus pergi praktek di tempat yang ditunjuk sekolah karena itu ia harus pergiselama seminggu.Ma.. Jermy akan pergi praktek lapangan kira-kira seminggu. izin Jermy pada mamanya.Yach nggak pa-pa Sayang, khan itu keharusan.. itu khan untuk nilai lapor juga.Hend.. jangan balik dulu ke A yach.. tunggu aku balik dari praktek, baru kamu balik ke A. Kasihan khan mama sendiri, Papa khan baru balik 10 hari lagi. kata Jermy setengah memohon, karena ia memang sayang pada mama dan takut terjadi apa-apa pada mamanya jika ditinggal sendiri.Yach tentu, Jermy. ujarku tersenyum pada mama dengan penuh arti.Pukul 03:00 siang Jermy pergi dengan sepeda motornya dan akan kembali minggu depan.Ma, apa menu makan malam kita Ma.. tanyaku sambil mencolek pantatnya yang bahenol.


    Sejak saat itu hampir setiap waktu hingga Jermy pulang aku melakukannya dengan mama, baik di tempat tidur, kamar mandi, dapur, garasi dan kadang sampai di gudang. Dan paling enak bagiku mungkin di atas meja makan.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Bersetubuh Dengan Adik Kandung Sendiri

    Kisah Memek Bersetubuh Dengan Adik Kandung Sendiri


    2720 views

    Duniabola99.com – Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki. Berikut ini aku ingin berbagi pengalaman tentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri. Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun.

    Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya, sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah.

    Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya bersetubuh dengan melakukan petting, saling raba, saling cium dan saling hisap…..

    Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya.

    Keseringan bersetubuh dengan cara petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa aku jadi ketagihan… Sampai akhirnya kalau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri.

    Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme. Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku… ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri. Agen Judi Bola Terpercaya

    Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan.

    Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan.

    Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya. Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.

    Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aku sangat terangsang sekali… dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya bersetubuh dan memasukkan kontolnya ke memekku.

    Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong.

    Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku langsung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

    Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

    Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab:

    “Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen bersetubuh, aku kan juga lelaki” aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain bersetubuh dengan cewe?” dia bilang “ya, belum pernah bersetubuh kak”…. itulah percakapan awal bencana itu.


    Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya…

    Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegang alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku… Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku… Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.

    Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku datang… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat.

    Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya… sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.

    “Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya” lalu dia mulai menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku… begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku…

    “Ohhhhh…” katanya.

    Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.

    “Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku…

    “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

    Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dari tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

    Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

    Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna”


    “Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi”

    “Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya

    Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi… Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”.

    Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku… adikku terus memandang tubuhku dan ketika kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

    Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selalu melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan. Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata:

    “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu”

    “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya

    “Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani

    “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…

    Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar.

    Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

    “Kenapa dimatiin” kataku

    “Udah cukup panas kak” katanya

    Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

    Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku “nanti kak”.

    “Kan udah saunanya ” timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

    “Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku

    “Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku

    “Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya

    “Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.


    Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string.

    “Oh kak…. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu.

    “Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.

    “Pengen bersetubuh kak” katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku.

    Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aku kan kakakmu John, inget dong”

    Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempel aja.. ngga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget”

    “Tolong kak,” katanya memelas. Aku di suruh ngapain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak”.

    Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik..

    “Persetan dengan pacar brengsek” batinku.

    “Jangan disini” pintaku.

    “Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremas pinggulku.

    “Kakak belum siap” kataku.

    “Kakak nungging aja, nanti aku panasin” katanya.

    Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang…

    “Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya.

    Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh… gila pikirku… enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku

    “Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku… Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali…

    Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku..

    “Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku….

    “udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku…

    “Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku.

    Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar… dia kesulitan…

    “Mana lubangnya kak..” katanya.

    Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku…

    “Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”.


    “Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya.

    “aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”.

    Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aku gemas….

    “Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura-pura…..

    “Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….”

    “Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang.

    Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku”

    Aku merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…” teriakku.

    Adikku menahan batangnya didalam memekku ….

    “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku…

    “Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya.

    “Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku.

    Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.

    “Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget…” katanya

    Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku…

    “Ma kasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Aku langsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. “kenapa adikku????”


    Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna… Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi… Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

    Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku. Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

    Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan sex nya.

  • Kisah Memek Gara-gara SPP – 2

    Kisah Memek Gara-gara SPP – 2


    2720 views

    Duniabola99.com – Lia tampaknya, hendak mengutarakan sesuatu, tapi sudah keburu aku tutup, ia kemudian, kembali memijit bel rumahku, tapi tidak aku gubris, akhirnya ia pun berjalan ke arah toko di seberang dengan perasan tak karuan, karena malu ia melipat tangannya di depan dadanya, agar guncangan dadanya tidak terlalu nampak. Akupun naik ke lantai atas untuk bisa melihatnya lagi.


    Tampak Lia dengan kikuk berbicara dengan Mas Yus, begitu aku biasa memanggil pemilik toko itu, karena kebetulan di sana sedang ramai pembelinya, itu memang biasa terjadi karena walaupun tak seberapa besar, tapi barang yang disediakan cukup lengkap, dan tidak terlalu beda jauh dengan di toko grosir.

    Tampak Lia yang sedang berbincang sering diamati dari atas ke bawah oleh bapak-bapak dan mas-mas yang kebetulan sedang berbelanja, sepertinya mereka tahu kalau Lia tidak memakai bra, karena aku yang melihatnya memakai teropong dari arah belakang tak sedikitpun melihat ataupun tersamar tali BH, padahal pakaian Lia cukup transparan karena mungkin usianya yang cukup lama, karena mungkin tanggung bagi Lia untuk membeli baju seragam baru, karena sekarang sudah mendekati kelulusan.

    Gerakan badannya saat mengambil uang di saku roknya pun mendapat perhatian dari semua laki-laki yang ada di sana, payudaranya kembali berguncang hebat, karena sepertinya dia cukup sulit mengambil uang yang ada di saku roknya, mungkin karena roknya pun sepertinya dibuat pada waktu dia masih baru kelas dua, jadi dengan ukuran tubuhnya yang sekarang rok itu terlihat mini dan sangat pas di pantatnya. Akupun jadi teringat bahwa akupun menyuruhnya untuk tidak memakai CD di balik roknya. Dan ternyata memang tidak terlihat bentuk CD dibalik roknya yang ketat itu, dan gerakan dua belahan pantatnya terlihat cukup menggairahkan. Bergoyang dengan sangat natural saat ia bergerak.


    Pantas saja laki laki yang melihatnya di sana memandangnya seperti hendak menelanjanginya, memandangi dari atas ke bawah. Ternyata Lia memang sangat sexy dengan keadaan yang seperti itu. Dengan tanpa memakai penutup dada alias BH dengan pakaian seragam yang transparan karena termakan usia, dan roknya yang sepertinya dua ukuran di bawah ukurannya yang sekarang.

    Kemudian tampak, ia kembali merogoh seluruh sakunya, baik baju dan roknya, gerakannya itu kembali mengundang tatapan para lelaki di sekitarnya, karena kali ini terlihat jelas guncangan di payudaranya dan jelas sekali kalo dia tidak memakai BH, karena goyangan paudaranya terlihat sangat jelas. Sepertinya dia terlihat panik dan menunjuk ke arah rumahku, mungkin uang yang dimilikinya kurang untuk membayar rokok dan tali yang kuminta, atau dompetnya tertinggal barangkali. Itu yang ada di benakku saat melihatnya kebingungan.

    Karena tak tega melihatnya kebingungan dan jadi tontonan gratis terlalu lama. Akhirnya kutelepon Mas Yus dengan HP-ku, dan pura-pura menanyakan apakah ada temanku cewek yang beli tali pramuka dan rokok, karena aku beralasan bahwa aku khawatir kok lama banget, dan ternyata benar, Mas Yus menerangkan bahwa Lia memang mengaku duitnya kurang karena dompetnya tertinggal di rumahku, dan tadinya Mas Yus curiga apa betul Lia temanku dan disuruh beli tali dan rokok olehku, karena ia baru pertama kali ini melihat Lia, tidak seperti temanku yang lain yang sering membeli barang ke tokonya kala main ke rumahku, begitu katanya.


    Akhirnya Lia bisa meninggalkan toko itu, setelah aku bilang bahwa kekuranganya nanti akan diantarkan, dan bahwa benar Lia itu temanku. Di akhir pembicaraan Mas Yus sempet bilang bahwa Lia itu sexy banget dengan keadaan seperti ini, suruhlah sering sering ia belanja ke tokonya. Dan aku yakin Lia mendengarnya, karena tempat Mas Yus menerima telepon hanya berjarak setengah meter dari tempat Lia berdiri, sedang saat ia mengucapkanya Mas Yus berbicara biasa, tidak berbisik. Jadi aku yakin Lia pasti mendengarnya. Aku pun menyanggupi bahwa Lia juga nanti yang akan mengantarkan kekurangan pembayarannya.

    Mereka tidak tahu kalau aku mengamati semua yang terjadi sejak tadi dari jauh.

    Saat Lia berjalan ke arah rumahku, para pembeli yang sedari tadi ada di sana tampak ribut ada yang bertepuk tangan, bersiul (terlihat dari bibirnya yang monyong), ada juga yang bersuit dengan “irama menggoda” karena terdengar juga olehku.

    Lia kini tambah kikuk dan malu, karena kini dia sadar bahwa semua orang yang ada di sana telah tahu bahwa ia tidak memakai BH, karena saat ia panik tadi ia tidak dapat lagi menutup-nutupi lagi keadaannya yang tanpa pakaian dalam, dan gerakanya tadi membuat orang semakin jelas melihat payudaranya yang terguncang kesana kemari, saat ia merogoh saku baju dan rok pendeknya. Tapi Lia enggan berlari karena takut akan lebih memepertontonkan payudaranya yang bergoyang jika ia berlari. Ia hanya berjalan sedikit cepat untuk mencapai rumahku.


    Aku telah menunggunya di depan pintu pagar yang telah aku buka, dan menyambutnya dengan tersenyum. Satu rencanaku telah tercapai.

    Lia yang masih terlihat malu, semakin malu, karena akulah yang jelas tahu jika dibalik seragamnya ia tidak memakai apa-apa lagi, karena akulah yamg memintanya melakukan semua ini. Tapi aku bersikap wajar saja, dan itu membuat Lia tenang berada di dekatku. Memang selama ini aku dikenal sebagai cowok yang baik, dan cenderung pemalu, karena itu banyak cewek yang tertarik padaku.

    Setelah ngobrol ini-itu, akhirnya meunuju ke pokok permasalahan, bahwa ia butuh uang untuk membayar tunggakan SPP dan uang bangunan, yang sebenarnya telah orang tuanya berikan, tapi telah ia pergunakan untuk beli ini dan itu serta “biaya kenakalannya” seperti narkoba dan minuman keras. Dan aku menyanggupi untuk meminjaminya tapi semua itu ada timbal baliknya kataku padanya.

    “Seperti yang kubilang tadi, mau nggak, sebagai jaminanya aku foto kamu dengan pose yang sexi dan dengan pakaian seadanya?!” tanyaku padanya.
    “Ya mau gimana lagi, toh aku sudah datang ke sini sesuai dengan keinginanmu, nggak pake BH dan CD”.
    “Sudah kepalang basah, lagian hanya kamu yang bisa menolong aku. So, mo gimana lagi.. Ak.. Aku terima deh! Tapi janji nggak akan menyebarkan foto-fotoku khan?!”, Ia bertanya dengan sedikit terbata-bata.

    Rupanya ia sudah terlalu sering berbohong pada orang tuanya, tentang ke mana saja barang barang yang mereka berikan untuknya, seperti HP, jam tangan (bermerk) serta beberapa perhiasan emas kecil seperti anting, yang sering ia katakan hilang, tertinggal di rumah teman dll. Padahal semua itu sudah ia jual. Dan tampaknya orang tuanya sudah mulai curiga dengan semua itu, karena itu HP yang ia miliki sekarang tidak berani ia jual, karena takut akan menambah kecurigaan orang tuanya, lagi pula kalau di jual paling hanya laku sedikit karena itu adalah HP keluaran lama. Itu ceritanya kemudian, saat aku mulai mempersiapkan peralatanku.


    Saat kutanya kenapa dia mau menerima syaratku untuk di foto dengan pakaian minim dan sexy, ia menjawab bahwa ia percaya denganku, bahwa ia yakin, aku adalah cowok yang bisa dipercaya, dan tidak akan berbuat yang tidak-tidak, karena ternyata selama ini Widi sering bercerita padanya mengenai apa saja yang telah ia lakukan untukku, tentang foto sexy Widi yang aku buat, tentang aku yang mengajaknya jalan tanpa memakai BH dan memutuskan kancing bajunya, tentang aku yang selama ini tidak pernah minta yang macam-macam (ML) pada Widi, sehingga Widi percaya padaku, begitu ceritanya (tapi soal yang tentang Widi hanya memakai celana pendek saja selama menemani aku yang berkunjung ke rumahnya, sepertinya tidak Widi beritahukan), itu pulalah yang membuat Lia percaya padakku, bahwa aku senang melihat cewek sexy dan mem-foto mereka. Karena selama ini ternyata Widi dan Lia berteman cukup dekat sejak SD, hanya saja ia beda SMP dengan Widi dan juga denganku, jadi aku baru mengenalnya di SMA/SMU. Selain alasan yang pasti dia butuh duit juga tentunya.

    Karena keadaan rumah sepi, lagi pula pintu gerbang sudah aku kunci, rasa isengku muncul, seberapa percayanya Lia padaku. Lalu akupun mulai melakukan aksiku.

    “Lia, kamu kan aku suruh ke sini, hanya boleh memakai seragam tanpa BH dan CD, tapi aku belum liat buktinya tuh!”.
    “Idih lu Yurie.. Masa sih dari tadi kau gak liat toket gue yang terayun ayun gini” katanya sambil memegang toketnya denga dua tangannya.

    Tampaknya dia sudah mulai rilex denganku karena sudah memakai bahasa lu-gue.

    “Iya serius, aku belum bisa liat jelas tuh!”

    Kemudian ia menarik baju seragamnya ke belakang, sehingga toketnya yang tadinya tersamar di balik seragamnya. Kini makin jelas terlihat, putingnya yang kecil, menonjol di seragamnya,


    “Wah mana, tetep gak jelas” kataku.
    “Mungkin kalo gini baru jelas” lanjutku sambil menyambar satu gelas air es yang memang sedari tadi ada di meja depanku sebagai obat kalau aku haus kala menunggu dia datang tadi. Kemudian menyiramkannya ke arah dada Lia yang sedang memamerkan puting payudaranya.

    Kontan seragam di bagian depannya basah kuyup, karena air es yang tersisa masih cukup banyak, karena aku memang tidak begitu lama menunggu Lia datang.

    Bersambung . . ..

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri


  • Kisah Memek Asmara ditengah Rimba

    Kisah Memek Asmara ditengah Rimba


    2720 views

    Duniabola99.com – Ada suatu liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 laki-laki dan 5 wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan satu guru pria ( guru olah raga ). Acara liburan ini sebenarnya amat tidak didukung oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal musim hujan. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu. Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa ( saya memanggilnya Anisa ) yang terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! denger-denger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok. Bu Anis usianya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Sedangkan teman – teman cewek lainnya terdiri dari cewek-cewek bawel tapi cantik-cantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya bandit asmara ! termasuk pak Martin guru olah raga kami itu.


    Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan mulus-mulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari monyet-monyet liar dan galak. Menjelang sore, setelah rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi. Kata pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua. Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentar-sebentar minta istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benar-benar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak.

    Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Anisa sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui orang.

    Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Anisa minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.

    Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.

    Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. “Maaf” katanya. Aku diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin.


    Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh pakaian bawaan Anisa basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel. Anisa minta aku meminjamkan jakaetku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi ? wow…Anisa dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Anisa. Dia cuek saja, payudaranya nampak samar-samar dalam gelap itu. Tiba-tiba dia memelukku lagi.

    “Dingin banget” katanya. “Terang dingin , habis kamu bugil begini” jawabku.

    “Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ?” pinta Anisa.

    Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman
    ” Maaf Nisa ?”

    “Enggak apa-apa ?!”: sahutnya.

    Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Anisa merangkulku, “Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat. ” Hangat bu ?” tanyaku ” iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya ” pintanya. Otomatis aku peluk erat-erat dan semakin erat.

    Aneh bin ajaib, Anisa tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu aku menghindar. “Kenapa?” tanya Anisa

    ” Maaf Nisa ? ” Jawabku.

    ” Tidak apa-apa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat.

    Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku. Kami masih berciuman, tangan Anisa melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. Veggy’nya Anisa, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari tadi. Karena remang-remang aku sampai tak melihatnya. ‘Ms. Veggy’nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat.


    Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ?

    ” Kamu kuat ya?” bisiknya mesra.

    ” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik.

    ” Biasa main dimana ?” tanyanya

    “Ada apa sayang?” tanyaku kembali.

    ” Akh enggak” jawabnya sambil melepas ‘Ms. Veggy’nya dari ‘Mr. Penny’ku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati ‘Mr. Penny’ku tanpa rasa jijik sedikitpun. Anisa meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah ‘Ms. Veggy’nya. Aku jilati ‘Ms. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Tiba-tiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.

    Aku sempat bertanya, “Bagaimana jika kamu hamil ?”

    ” Don’t worry !” katanya. Dan setelah dia memebersihkan ‘Ms. Veggy’nya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda, bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Paras Anisa tampak anggun dan cantik sekali. Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali ‘Mr. Penny’ku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macam-macam rasa ‘Mr. Penny’, dia kan belum nikah ? tidak punya pacar ? kata orang dia lesbi.

    Aku menuruti permintaan Anisa. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya, segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya. Dia minta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang ‘Ms. Veggy’nya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas.

    Anisa minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan. Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan. Anisa hanya memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Anisa dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus, demikian pula dia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng.


    Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok pagi kami harus pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta aku mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohon-pohon besar. Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Anisa menuntun ‘Mr. Penny’ku masuk ke ‘Ms. Veggy’nya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan ‘Mr. Penny’ku masuk kedalam ‘Ms. Veggy’nya.

    Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, ‘Ms. Veggy’nya terbuka lebar, disuruhnya aku menjilati bibir ‘Ms. Veggy’nya hingga klitoris bagian dalam yang ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang ‘Ms. Veggy’nya, dan menekannya dalam-dalam. Mata Anisa merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, ‘Mr. Penny’ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu,

    “Tahan ya ?” pintanya. ” Jangan dikeluarin lho ?!” pintanya lagi.

    Lalu dia menghisap ‘Mr. Penny’ku dalam-dalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan ‘Mr. Penny’ku di ‘Ms. Veggy’nya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Anisa mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang “keluar” dan oh,,,,oh…oh….muncratlah air maniku dilubang ‘Ms. Veggy’ Anisa.
    “Jahat kamu ?!” kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. ” Jahat kamu Rangga, aku kalah terus sama kamu ” Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu.

    Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi. Tak sedikitpun waktu yang kami sia-siakan. Anisa menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata


    ” Aku suka kamu ” Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. Penny’ku. Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap mengocok-ngocoknya. Aku terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku ” keluar” karena tangan Anisa selalu memainkan ‘Mr. Penny’ku sepanjang perjalanan di Taxi itu.

    ” Aku lemas sayang ?!” bisikku mesra

    ” Biarin !” Bisiknya mesra sekali. ” Aku suka kok !” Bisiknya lagi.

    Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Anisa. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jari-jari tanganku menyolok ‘Ms. Veggy’nya, dia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Anisa sudah ‘keluar’ banyak, ‘Ms. Veggy’nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami sama-sama basah oleh cairan kemaluan. Ketika sampai di rumah Anisa, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang.

    Hari-hari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku, nampak wajar-wajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Hari-hari selanjutnya selalu bertemu ditempat-tempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali selama 12 hari.

    Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Anisa malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Anisa. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah dengannya. Anisa memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Anisa. Cincin Anisa hanya mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya. Anisa berencana berhenti menjadi guru, “sakit rasanya” ujarnya kalau terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di USA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga sekian tahun, tanpa kontak lagi.

    Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima. Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, ketika aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banya itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya.


    “Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku ” Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku.
    Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Anisa”. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.

    Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari Anisa dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku. Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Anisa masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Nafsu Tinggi Dibalik Kerudung

    Kisah Memek Nafsu Tinggi Dibalik Kerudung


    2716 views

    Duniabola99.com – Di kamar kostnya Abi berbaring sambil ngelamun. Diluar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, dikota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Abi suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Teh Tita, ibu kostnya.


    Teh atau Teteh adalah sebutan kakak dalam bahasa Sunda. Dibayangkannya perempuan itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satupersatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan buah dada itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang bukit kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah.Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna BH, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu jembut menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.

    Blarrrr! Suara guntur membuyarkan lamunannya. Abi bangkit berdiri sambil menggaruk batang kontol di selangkangnnya yang mulai tegang dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat teh panas. Setelah membuat teh kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kost. Baru sekitar satu bulan ia kost dirumah keluarga Pak Hamdan setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Hamdan telah beristri dengan anak satu berumur tujuh tahun.

    Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Teh Tita sudah tidur bersama anaknya karena Pak Hamdan sedang ke Bandung menemani ibunya yang akan dioperasi. Akhirnya Abi duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV. Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus. Abi mencoba semua saluran dan cuma Indosiar saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik. Mungkin antenanya kena angin, pikirnya.Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Abi selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.


    Tiba-tiba Abi mendengar pintu kamar dibuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan yang biasa dipanggil Teh Tita. Abi kaget melihat kehadiran perempuan itu yang tiba-tiba.
    “Eh, Teteh belum tidur? Keberisikan ya?” tanya Abi tergagap
    “Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok” jawab perempuan itu dengan logat Sunda yang kental.

    Yang membuat Abi kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Tita, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Tita.

    Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alismatanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.Entah mengapa Abi selalu tertarik dengan perempuan cantik berkerudung. Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Tita tanpa busana. Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Tita yang masih dibawah tigapuluh tahun. Akhirnya jadilah ia kost di paviliun disamping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Hamdan. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Tita dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi.

    Tapi malam ini Tita berpenampilan lain, tanpa jilbab/kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga dengan bajunya, Tita memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Abi, Tita seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur.

    “Gambar tivinya jelek ya?” tanya Tita mengagetkan Abi.
    “Eh, iya. Antenenya kali” jawab Abi sambil menunduk.

    Abi semakin berdebar ketika perempuan itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Abi kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Abi menelan ludah.
    ” Semuanya jelek, ” kata Tita ” Nonton VCD saja ya?”
    “Terserah Teteh” kata Abi masih berdebar menghadapi situasi itu.
    “Tapi adanya film unyil, nggak apa?” kata Tita sambil tersenyum menggoda.
    Abi faham maksud Tita tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno.
    “Ya terserah Teteh saja” jawab Abi. Tita kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya.

    Abi semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Tita keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam.

    “Mau nonton yang mana?” tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Abi. Abi menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno.
    “Eh, ah yang mana sajalah” kata Abi belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itu.
    “Yang ini saja, ada ceritanya” kata Tita mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV. Abi mencoba menenangkan diri.
    “Memang Teteh suka nonton yang beginian ya?” tanya Abi memancing
    “Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk” jawab Tita sambil tertawa kecil
    “Bapak juga?” tanya Abi lagi


    “Ngga lah, marah dia kalau tahu” kata Tita kembali duduk setelah memencet tombol player. Memang selama ini Tita menonton film-film itu secara sembunyi-sembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral.
    “Bapak kan orangnya kolot” lanjut Tita “dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen!”

    Abi tertegun mendengar pengakuan Tita tentang hal yang sangat rahasia itu. Abi mulai faham rupanya perempuan ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya ditempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya.

    Film sudah mulai, sepasang perempuan dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Abi tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan disebelahnya. Tita duduk sambil mengangkat satu kakinya keatas kursi dengan tangannya ditumpangkan dilututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Abi sudah tidak ragu lagi.

    “Teteh kesepian ya?” Tanya Abi sambil menatap perempuan itu Tita balik menatap Abi dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan.
    “Kamu mau tolong saya?” tanya Tita sambil memegang tangan Abi.
    “Bagaimana dengan Bapak ?” tanya Abi ragu-ragu tapi tahu maksud perempuan ini.
    “Jangan sampai Bapak tahu” kata Tita”Itu bisa diatur” lanjut Tita sambil mulai merapatkan tubuhnya.

    Abi tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan itu. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora dimata Tita. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk di kecup. Tanpa menunggu lagi bibir Abi segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu.Abi semakin yakin bahwa perempuan ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Tita.

    Bahkan terkesan perempuan itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Tita memegang belakang kepala Abi menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Abi mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Tita. Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya.

    Tita bergetar ketika jemari Abi menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Abi memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Tita telah merenggangkan kedua pahanya. Dan rupanya Tita telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya. Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Abi dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu.

    Segera saja tangan Abi merambahi kembali lembah hangat milik Tita yang telah terbuka itu. Dirasakan bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Abi membelai bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah.Tita makin mendesah ketika jemari Abi mulai menyentuh bibir memeknya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Tita rasakan pada daerah kemaluannya.

    Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang kontolnya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang memek Tita. Bahkan ketika lubang memek itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Tita.Selama hampir delapan tahun menikah, Tita belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus bercinta, cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Hamdan suaminya yang berusia hampir empatpuluhlima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya.


    Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang. Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan airmani didalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak.Sehingga selama bertahun-tahun, Tita tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang airmani suaminya bila tangkinya sudah penuh. Tita sebagai perempuan, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi.

    Selama bertahun-tahun. Hanya kira-kira setahun ini Tita bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati. Dari wanita ini, Lilis namanya, Tita mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian.

    Tetapi sebagai perempuan normal Tita tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu. Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu ditubuh Tita. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar.

    “Ah..terus Bi..” desahnya membara.
    Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Abi mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Tita mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahun-tahun Tita dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal.Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah. Sejak Abi kost dirumahnya, Tita telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya.

    Malam ini Tita tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan. Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Abi mulai menyusuri leher jenjang Tita yang selama ini tertutup rapat. Mulut Abi menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus kebawah sepertinya hendak kedaerah belahan dada Tita, tapi tiba-tiba Abi bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Tita yang mengangkang dimana bibir memeknya sedang dirabai jemari pemuda itu.Rupanya Abi ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Tita juga faham maksud Abi.

    Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Abi lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya. Tita menunduk memperhatikan kepala Abi dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hotDihadapan Abi selangkangan perempuan yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu jembut yang menghitam agak keriting menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus.

    Abi menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. Labia mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu jembut menghitam ditepi dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu.Kedua tangan Abi bergeser mendekati lubang memek itu untuk lebih menguakkannya
    “Ahhh….!” Tita mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir memeknya.


    Desahannya semakin menjadi ketika lidah Abi mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Tita blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dihayalkan. Abi terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah keatas meremasi buah dada yang montok padat.

    Rupanya Tita sudah merasa semakin panas meskipun diluar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat disofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati memeknya.Mata Tita merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Abi. Hasrat yang telah lama dihayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak hayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno.

    Demikian juga dengan Abi, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya.Jilatan dan rabaan Abi rupanya telah menaikkan nafsu Tita makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Tita yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme. Dengan ganas di tariknyanya kepala Abi agar makin rapat keselangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Abi yang mengesek memeknya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu.
    “Ahhh…duh gusti…! Ahhh! enak euy !” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga.

    Abi sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat keselangkangan itu ditambah Tita merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Tita menyenderkan kepalanya disandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Abi kembali membuka sehingga Abi dapat melepaskan diri. Muka Abi basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan yang keluar dari lubang kenikmatan Tita.

    Abi bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan itu secara utuh.
    “Hatur nuhun ya Bi” kata Tita berterima kasih sambil membuka matanya sehabis meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.

    Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Abi telah berdiri telanjang bulat dengan batang kontol mengacung keras. Batang kontol yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Abi mendekat dan meraih tangan Tita, dan menariknya berdiri. Kemudian Abi mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan itu lebih seksama.
    ” Kenapa sih?” tanya Tita sambil senyum-senyum.
    “Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup” jawab Abi yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.

    Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Tita, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tubuh Tita memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.

    Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang kontol Abi. Dan Tita yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Tita kembali duduk sambil tetap menggengam batang kontol itu. Abi mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya.Dengan mata berbinar diperhatikan batang kontol yang tegang dihadapannya. kontol yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya. Telah lama Tita ingin merasakan mengulum kontol lelaki seperti yang dilihatnya difilm porno.

    Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala kontol yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang kontol yang telah basah itu dan dikulumnya. Abi meringis nikmat diperlakukan begitu. Apalagi Tita mulai melumati batang kontol didalam mulutnya dengan semakin bernafsu.


    Tita mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya difilm. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang kontol itu dengam giginya, membuat Abi semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Tita adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Abi agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya. Tita yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film.

    Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.Abi yang batang kontolnya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Tita meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya….
    “Ah Teh, sudah mau keluar nih” desis Abi mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya.

    Tapi Tita yang memang mau merasakan semburan mani dimulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang kontol itu menumpahkan cairan kenikmatan didalam mulut Tita. Abi meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Tita semakin menguatkan kuluman bibirnya di kontol itu. Dirasakannya cairan hangat menyemprot didalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya. Tanpa ragu Tita semakin keras mengocok batang kontol itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang kontol Abi, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang kontol itu. Tanpa rasa jijik atau mual.

    “Bagai mana rasanya Teh?” tanya Abi. Ia kagum ada perempuan yang mau menelan air maninya dengan antusias.
    “Enak, gurih” kata Tita tanpa ragu. Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Tita bangkit.

    “Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu” katanya sambil kedapur dengan hanya mengenakan kimono. Abi sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang kontolnya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Tita di dapur membuatkan minuman.

    Abi mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bukit kembar yang menggantung bebas. Tita menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Abi. Perlahan dirasakan batang kontol Abi mulai bangkit lagi mengganjal dipantatnya. Tita semakin mengelinjang ketika tangan Abi yang satunya mulai merambahi selangkangannya.
    “Sudah nggak sabar ya” katanya sambil ketawa dan berbalik. Kembali keduanya berciuman dengan rakus.
    “Dikamar saja ya” ajak Tita ketika ciuman mereka semakin larut.Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu. Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk.

    Tita mendorong tubuh Abi keranjang dan jatuh celentang. Tita juga segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Abi. Keduanya kembali berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Tita mendorong kepala Abi kebawah. Ia ingin Abi mengerjai buahdadanya. Abi menurut karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang montok berisi itu. Tita mendesah sambil mengerumus rambut Abi yang mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil buahdadanya. Sedangkan yang satunya diremasi tangan Abi dengan lembut. Abi merasakan buahdada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang mengeras.

    “Oh… Bi…! Geliin..terus akh…!”Tangan Abi yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan itu. Tita menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.

    “Ahh..terus sayang!” desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya. Jemari Abi dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana didalamnya terdapat bibir lembut yang lembab.

    Tita semakin menggelinjang ketika ujung jari Abi menyentuh kelentitnya. Kini mulut dan tangan Abi secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempuan kesepian yang haus seks itu. Sementara Tita juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu.Beberapa lama kemudian Abi mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak kebawah menyusuri perut mulus Tita dan berhenti di pusarnya.

    Tita menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu.Tita rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Abi kearah kepalanya. Abi faham maksudnya. Dengan segera dikangkangi kepala Tita diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang kontol yang menegang keras diatas muka Tita. Yang segera disambut kuluman Tita dengan bernafsu. Abi juga sudah menempatkan kepalanya diantara paha Tita yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali lembah harum berjembut lebat itu. Keduanya melakukan tugas dengan nafsu yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan masing-masing.

    Tita istri kesepian yang bertahun-tahun menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang sepertinya tak habis-habis untuk ditumpahkan. Demikian juga dengan Abi pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan tapi baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya.


    “Oh…! Bi, lakukanlah” desah Tita mulai tak tahan menahan hasratnya. Abi segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Tita celentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang kontol Abi pada lubang memeknya yang telah semakin berdenyut.

    Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuhbelas tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang kontol Hamdan merobek lubang kemaluannya. Untung cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya. Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan.

    Tita tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh bibir memeknya. Direngkuhnya tubuh Abi ketika perlahan batang kontol yang keras itu mulai menyusuri lubang memeknya.
    “Akh…! enak Bi!” desisnya. Tangannya menekan pinggul Abi agar batang kontol pemuda itu masuk seluruhnya.

    Abi juga merasakan nikmat. Memek Tita masih terasa sempit dan seret. Abi mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Tita. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat.
    “Ayo Bi geyol terusss!” desis Tita makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan. Abi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang kontolnya tuntas masuk seluruhnya kedalam memek Tita.

    “Oh..Bi !”jerit Tita nkmat setiap kali Abi melakukannya. Terasa batang kontol itu menyodok dasar lubang memeknya yang terdalam.
    Semakin sering Abi melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Tita sehingga pada hentakan yang sekian Tita merasakan otot diseluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Abi agar hujaman bantang kontol itu semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyut-denyut didalam lubang memeknya.

    “Ahk..! Ah…duh akhh!” teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki. Sangat nikmat dirasakan Tita. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Abi yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Tita kembali berusaha mengimbangi.

    Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga memeknya semakin menjengkit. Menyebabkan hujaman kontol Abi semakin dalam. Abi yang berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Tita seperti itu. Demikian juga dengan Tita, perlahan kenikmatan puncak yang belum turun benar naik lagi.Tita mengangkat dan menumpangkan kakinya dipundak Abi, sehingga selangkangannya lebih terangkat.

    Abi memeluk kedua kaki Tita, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan memek Tita lebih terasa sehingga gesekan batang kontolnya menjadi semakin nikmat. Abi semakin menghentakkan pinggulnya ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan.

    “Ahhh…” Abi mendesah nikmat ketika dari batang kontolnya menyembur cairan kenikmatannya. Dikocoknya terus batang kontol itu untuk menuntaskan hasratnya. Bersamaan dengan itu Tita rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua kalinya.

    “Akhh…!!” jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut. Tubuh Abi ambruk diatas tubuh Tita. Keduanya saling berdekapan. Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya, bersatu. Nafas saling memburu.

    “Hatur nuhun ya Bi, hatur nuhun” kata Tita terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu. Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.

    Tak sampai sepuluh menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Abi, batang kontolnya yang telah lepas dari lubang memek Tita mulai dirabai dan diremas kembali oleh tangan Tita. Rupanya perempuan ini sudah ingin lagi. Abi tersenyum dalam hati, lembur nih ini malam!Memang Tita sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Abi sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya.

    Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat, cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai pagi.

    Abi bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring diranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Tita. Dilihatnya jam sudah pukul sembilan. Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Tita yang ternyata tak kenal puas. Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat.


    Abi ingat setiap dua atau tiga ronde, Tita selalu membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan yang haus sex itu berkali-kali. Abi masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. Perempuan yang terlihat lembut tapi ternyata sangat ganas di tempat tidur. Berbagai posisi bercinta telah mereka lakukan semalam.

    Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan masuklah Tita dengan pakaian lengkap dengan kontol rapat menutup rambutnya membawa nampan berisi roti dan minuman.
    “Eh sudah bangun, bagaimana tidurnya nyenyak” katanya sambil tersenyum dan langsung duduk ditepi ranjang.
    “Nih sarapan dulu, nantikan kerja keras lagi” katanya sambil senyum menggoda.

    Disodorkanya gelas yang berisi telor setengah matang dicampur minuman yang menurut Tita ramuan rahasia menambah gairah lelaki. KemudianTita memberikannya sepotong roti yang dilahap oleh Abi dengan cepat. Baru terasa perutnya sangat lapar.

    “Teteh mau kemana sih kok rapi…” tanya Abi
    “Baru nganter anak saya ke rumah Teh Siti. Biar kita bebas” kata Tita kembali tersenyum nakal. Abi merasa girang karena hasratnya juga mulai berkobar lagi justru karena melihat Tita berpakaian lengkap.
    “Teteh beda banget deh kalau pake jilbab gini…. Jadinya takut aku macem-macem sama teteh… alimmm banget….” Goda Abi sambil pura-pura menutupi tubunya yang masih bugil itu.

    “Kamu bisa aja sih Bi, biar pake jilbab aku kan juga manusia biasa… pengen kehangatan, pengen kenikmatan…” jawabnya sambil mencubit paha Abi, sambil tangan kanannya mencoba melepas jilbabnya.
    “Teh .. jangan dilepas dulu jilbabnya… Teteh mau ngga memenuhi permintaan saya?” kata Abi
    “Apa sih?” tanya Tita agak heran
    “Maaf nih Teh, “kata Abi ” Teteh mau ngga bergaya seperti penari striptease, membuka satu-persatu baju Teteh didepan saya”
    “Kenapa tidak” kata jawab Tita Tita tersenyum manis sambil bangkit dan mulai bergaya seperti penari salsa. Mengerakkan tangannya juga pinggulnya. Sambil berputar berusaha melepas jilbabnya.

    “jilbabnya jangan dilepas dulu teh…” seru Abi.Abi memperhatikannya sambil berbaring menyender di ranjang. Matanya berbinar menyaksikan gaya dan aktrasi Tita. Dengan masih bergoyang, Tita mulai membuka kancing bajunya sehingga mencuatlah buah dada montoknya yang terbungkus BH. Sambil terus menggoyangkan pinggulnya meluncurlah celana panjang yang dipakainya, hingga kini Tita hanya mengenakan jilbab, BH dan Celana dalam berwarna pink.

    Dalam keadaan setengah bugil itu goyangan Tita semakin seronok dan menggoda. Kedua tangannya meremasi buahdadanya sambil pinggulnya bergoyang maju-mundur. Abi benar-benar terpesona memandang didepan matanya seorang wanita berkontol menari erotis hanya menggunakan BH dan celana dalam wow… dan perlahan batang kontolnya mulai ngaceng.

    Tita naik keatas ranjang. Tariannya kini semakin liar. Disorongkannya pangkal pahanya ke muka Abi sambil menurunkan celana dalamnya sedikit, memperlihatkan bulu jembutnya. Abi menanggapi dengan meraba paha Tita dan membelainya. Kini selangkangan Tita tepat dimuka Abi.Dengan tangannya ditariknya kebawah celana dalam Tita dan langsung dijilati rimbunan jembut menghitam yang dibaliknya terdapat lembah yang nikmat. Tita mengangkangkan kedua kakinya sambil sedikit menekuk lututnya. Tangannya memegang tembok.

    Pinggulnya kini bergerak perlahan mengimbangi jilatan lidah Abi pada selangkangannya. Abi menengadah dengan mulut dan lidahnya merambahi daerah kemaluan Tita dengan rakus. Tita mendesah nikmat diperlakukan seperti itu, satu tangannya kini meremasi buahdadanya yang telah terbuka. Dengan ujung lidahnya Abi menjilati lubang memek Tita yang sudah dikuakkan jari tangannya.

    Dengan penuh nafsu belahan lembut itu tidak hanya dijilat tapi juga dihisap. Sangat eksotis sekali melihat pemandangan ini, seorang wanita yang masih mengenakan kerudung/jilbabnya sedang dalam keadaan terangsang berat dan kedua tangannya meremas buah dadanya sendiri. Tita merintih nikmat ketika satu jari tengah Abi dimasukkan kedalam lubang memeknya yang semakin basah. Abi menggerakkan jarinya keluar masuk di liang kenikmatan itu dengan sesekali mengoreknya seperti mencari sesuatu, ditambah lidahnya terus menjilati kelentit perempuan itu, menyebabkan Tita semakin mengelinjang liar.

    Tita semakin keras meremasi buah dadanya. Tubuhnya bergetar hebat menerima sentuhan pada lubang memeknya. Kaki Tita terasa tidak kuat menyangga tubuhnya hingga terduduk. Jari Abi masih terhujam dilubang memeknya. Tita membaringkan tubuhnya kebelakang sedangkan pinggulnya diangkat keatas sehingga posisinya melengkung seperti pemain akrobat. Kemaluannya mendongak keatas disangga kedua kakinya yang terbuka. Sehingga kembali mulut Abi dapat merambahi lembah berbulu itu dengan bebas.

    Entah kenapa, Abi sangat suka menjilati seputar memek Tita, selain berbau harum juga sangat indah bila dipandang. Dan tentu Tita juga sangat menyukai perlakuan Abi itu, sesuatu yang telah didambakan selama bertahun-tahun. Setelah beberapa lama, rupanya Tita ingin segera disodok lubang memeknya dengan batang kontol pemuda itu yang telah keras mengaceng.


    Diturunkan tubuhnya dan mengarahkan selangkangannya kebatang kontol Abi yang telah mengaceng keatas. Abi membantu mengarahkan batang kontolnya kelubang yang telah basah merekah itu. Tita mendesah ketika kepala kontol Abi perlahan menyusup kedalam lubang memeknya yang sempit. Lubang memek Tita meskipun sudah pernah melahirkan masih terasa sempit dan peret. Itu hasil dari rutinnya ia minum ramuan warisan orang tuanya. Sehingga selain lebih rapet juga memeknya berbau harum. Begitu juga ramuan yang diberikan kepada Abi, ramuan khusus untuk lelaki yang membuatnya perkasa dan selalu siap tempur. Dan itu dirasakan oleh Abi setelah minum ramuan buatan Tita. Tubuhnya kembali segar dan batang kontolnya selalu siap tempur.Secara normal Abi memang lelaki yang kuat berhubungan sex, tapi semalaman lima kali bertempur pastilah pagi ini ia masih kecapaian.

    Nyatanya pagi ini ia kembali bergairah bahkan semakin tinggi dorongan birahinya. Abi sempat bertanya kenapa ramuan itu tidak diberikan kepada suaminya. Ternyata Tita pernah memberikan suaminya minuman itu, tapi ternya suaminya marah-marah dan melempar gelasnya. Baginya haram minum minuman yang cuma untuk meningkatkan nafsu belaka.

    Abi merasakan selusuran batang kontolnya didalam lubang memek Tita yang kering tapi lembut. Sehingga sentuhan kepala kontolnya yang sensitif pada dinding lubang memek itu menjadi lebih nikmat. Tita mulai menggerakkan tubuhnya naik turun perlahan dan semakin cepat diselingi hentakan-hentakan yang liar. Posisi Abi yang duduk menyandar di sandaran tempat tidur hanya bisa sedikit mengimbangi gerakan Tita yang semakin cepat. Tangannya memegang pinggul montok perempuan itu mengikuti gerakan turun naiknya.

    Sepasang buah dada yang montok itu terguncang-guncang menggesek muka Abi. Sesekali Tita menghempaskan pingulnya kebawah sehingga batang kontol Abi menghujam seluruhnya didalam lubang memeknya. Dan itu mendatangkan nikmat yang sangat bagi Tita ketika kepala kontol Abi menghujam lubang memeknya yang terdalam yang paling sensitif. Tita terus mehentakkan pinggulnya semakin cepat ketika dirasahan tubuhnya mulai dialiri getaran yang semakin keras, dan tanpa bisa dicegah tubuhnya mengejang ketika getaran itu mencapai puncaknya.

    “Achhh..!! ” jeritnya keras merasakan puncak kenikmatan.
    Tubuhnya mendekap Abi dengan ketat. Abi yang belum tertuntaskan hasratnya kemudian mendorong tubuh Tita kebelakang hingga terlentang dengan tubuh Abi berada diatasnya. Batang kontolnya masih bertaut dalam dilubang memek Tita. Segera Abi mengerakkan pinggulnya naik turun melanjutkan gerakan yang dibuat Tita. Gerakan Abi langsung cepat karena ia juga ingin membuat Tita orgasme yang kedua kalinya berturut-turut, seperti yang selalu dilakukan sepanjang malam tadi. Bahkan ia ingin membuat hatrick, yaitu membuat Tita klimaks tiga kali berturut-turut.

    Abi merasa mampu karena tubuhnya terasa segar sedangkan batang kontolnya masih belum terasa sensitif. Dan nyatanya dihentak sedemikian rupa klimaks Tita yang belum surut, kembali berkobar semakin tinggi. Tita mencoba mengimbangi goyangan Abi, tapi ternyata hanya sebentar ketika orgasme yang kedua kali melandanya.
    “Duh gusti.!.ackhh. .oh! ” jeritnya nikmat.

    Ia merasa puas dengan kemampuan Abi, bukan semata karena ramuan yang diberikannya tapi karena pemuda ini memang pintar bercinta dengan teknik yang bisa mengimbangi hasratnya. Abi terus saja menggerakkan pinggulnya tanpa perduli, ia ingin memberikan yang terbaik kepada perempuan ini. Kembali Abi berusaha memacu kembali hasrat Tita yang baru klimaks dan memang tak lebih dari satu menit kembali tubuh Tita diguncang getaran yang paling nikmat. “Aaaarrggghh. .!” desahnya kembali.

    Belum pernah ia merasakan orgasme tiga kali berturut-turut. Bahkan yang dua kali secara beruntun. Sehingga tubuhnya terasa melayang kelangit kenikmatan ketujuh. Abi yang masih segar belum menghentikan goyangannya bahkan semakin cepat karena ia mulai merasakan nikmat pada batang kontolnya. Tita yang telah KO tiga kali hanya bisa celentang pasrah, seluruh persendiannya terasa lemas. Tapi tiba-tiba hasratnya untuk menikmati airmani Abi muncul. “Bi, saya mau kulum punya kamu” pintanya kembali bersemangat.

    Abi menghentikan goyangannya, dia maklum rupanya Tita sudah haus ingin minum. Minum air maninya.Abi juga merasa senang karena ada kenikmatan lain menumpahkan air maninya didalam mulut perempuan itu. maka dicabutnya batang kontol dari lubang kenikmatan itu. Tita mengatur posisi. Kepalanya diganjal dengan bantal sehingga setengah berbaring. Abi segera berlutut mengangkangi badan Tita dengan batang kontolnya mengacung tepat dimuka Tita yang langsung menyambarnya dan mengulumnya dengan nikmat.

    Benar-benar pemandangan yang penuh sensasi…. luar biasa, seorang wanita terbaring telanjang bulat dengan hanya mengenakan jilbab, suatu paduan yang bertolak belakang… apalagi mulut wanita berjilbab ini membuka siap menerima batang kontolnya yang keras dan basah dengan lendir vaginanya. Abi merem-melek, gairahnya seakan semakin terbakar melihat dan merasakan bibir wanita berjilbab ini melahap dan mengulum batang kontolnya yang sedang ngaceng dan Abi sangat menikmati sentuhan itu, dibiarkan perempuan itu memperlakukan kontolnya dengan mulutnya.

    Tita dengan penuh nafsu mengulum dan menjilatinya. Cara perlakuannya semakin pintar dan terampil, hingga nikmat yang dirasakan Abi semakin tinggi.Jarang ada perempuan yang dikencaninya mau mengulum batang kontolnya apa lagi menelan air maninya. Yang mau melakukan itu biasanya perempuan bayaran. Tapi kini perempuan baik-baik, seorang istri yang kesepian dengan rakus melakukannya. Abi merasa beruntung bertemu dengan Tita.

    Tidak terpikirkan apa reaksi Pak Hamdan bila tahu perbuatan mereka.Abi merasa batang kontolnya semakin sensitif dikulum dan dilumati mulut Tita yang semakin rakus. Dan tanpa dapat ditahan lagi muncratlah cairan kenikmatan hangat dari otot tegang itu, yang segera dilahap dengan nikmat oleh Tita. Batang kontol itu dikulum hingga hampir sepenuhnya masuk kedalam mulutnya sehingga airmani yang tercurah langsung masuk ketenggorokannya dan tertelan. Enak sekali dirasakan Tita.

    Demikian juga dengan Abi, tubuhnya meregang tersentak-sentak seiring curahan cairan kenikmatannya yang dengan rakus ditelan perempuan itu. Tita bahkan juga menjilati cairan yang meleleh dibatang kontol hingga tuntas. Dan tuntas juga ronde pertama dipagi itu. Di pagi itu, seperti malam tadi, mereka terus kembali merengkuh kenikmatan hingga sore.Di kamar kostnya Abi berbaring sambil ngelamun. Diluar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, dikota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Abi suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Teh Tita, ibu kostnya.

    Teh atau Teteh adalah sebutan kakak dalam bahasa Sunda. Dibayangkannya perempuan itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satupersatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan buah dada itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang bukit kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah.Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna BH, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu jembut menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.

    Blarrrr! Suara guntur membuyarkan lamunannya. Abi bangkit berdiri sambil menggaruk batang kontol di selangkangnnya yang mulai tegang dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat teh panas. Setelah membuat teh kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kost. Baru sekitar satu bulan ia kost dirumah keluarga Pak Hamdan setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Hamdan telah beristri dengan anak satu berumur tujuh tahun.


    Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Teh Tita sudah tidur bersama anaknya karena Pak Hamdan sedang ke Bandung menemani ibunya yang akan dioperasi. Akhirnya Abi duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV. Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus. Abi mencoba semua saluran dan cuma Indosiar saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik. Mungkin antenanya kena angin, pikirnya.Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Abi selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.

    Tiba-tiba Abi mendengar pintu kamar dibuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan yang biasa dipanggil Teh Tita. Abi kaget melihat kehadiran perempuan itu yang tiba-tiba.
    “Eh, Teteh belum tidur? Keberisikan ya?” tanya Abi tergagap
    “Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok” jawab perempuan itu dengan logat Sunda yang kental.

    Yang membuat Abi kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Tita, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Tita.

    Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alismatanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.Entah mengapa Abi selalu tertarik dengan perempuan cantik berkerudung. Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Tita tanpa busana. Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Tita yang masih dibawah tigapuluh tahun. Akhirnya jadilah ia kost di paviliun disamping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Hamdan. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Tita dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi.

    Tapi malam ini Tita berpenampilan lain, tanpa jilbab/kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga dengan bajunya, Tita memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Abi, Tita seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur.

    “Gambar tivinya jelek ya?” tanya Tita mengagetkan Abi.
    “Eh, iya. Antenenya kali” jawab Abi sambil menunduk.

    Abi semakin berdebar ketika perempuan itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Abi kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Abi menelan ludah.
    ” Semuanya jelek, ” kata Tita ” Nonton VCD saja ya?”
    “Terserah Teteh” kata Abi masih berdebar menghadapi situasi itu.
    “Tapi adanya film unyil, nggak apa?” kata Tita sambil tersenyum menggoda.
    Abi faham maksud Tita tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno.
    “Ya terserah Teteh saja” jawab Abi. Tita kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya.

    Abi semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Tita keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam.

    “Mau nonton yang mana?” tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Abi. Abi menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno.
    “Eh, ah yang mana sajalah” kata Abi belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itu.
    “Yang ini saja, ada ceritanya” kata Tita mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV. Abi mencoba menenangkan diri.
    “Memang Teteh suka nonton yang beginian ya?” tanya Abi memancing
    “Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk” jawab Tita sambil tertawa kecil
    “Bapak juga?” tanya Abi lagi


    “Ngga lah, marah dia kalau tahu” kata Tita kembali duduk setelah memencet tombol player. Memang selama ini Tita menonton film-film itu secara sembunyi-sembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral.
    “Bapak kan orangnya kolot” lanjut Tita “dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen!”

    Abi tertegun mendengar pengakuan Tita tentang hal yang sangat rahasia itu. Abi mulai faham rupanya perempuan ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya ditempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya.

    Film sudah mulai, sepasang perempuan dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Abi tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan disebelahnya. Tita duduk sambil mengangkat satu kakinya keatas kursi dengan tangannya ditumpangkan dilututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Abi sudah tidak ragu lagi.

    “Teteh kesepian ya?” Tanya Abi sambil menatap perempuan itu Tita balik menatap Abi dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan.
    “Kamu mau tolong saya?” tanya Tita sambil memegang tangan Abi.
    “Bagaimana dengan Bapak ?” tanya Abi ragu-ragu tapi tahu maksud perempuan ini.
    “Jangan sampai Bapak tahu” kata Tita”Itu bisa diatur” lanjut Tita sambil mulai merapatkan tubuhnya.

    Abi tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan itu. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora dimata Tita. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk di kecup. Tanpa menunggu lagi bibir Abi segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu.Abi semakin yakin bahwa perempuan ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Tita.

    Bahkan terkesan perempuan itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Tita memegang belakang kepala Abi menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Abi mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Tita. Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya.

    Tita bergetar ketika jemari Abi menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Abi memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Tita telah merenggangkan kedua pahanya. Dan rupanya Tita telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya. Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Abi dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu.

    Segera saja tangan Abi merambahi kembali lembah hangat milik Tita yang telah terbuka itu. Dirasakan bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Abi membelai bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah.Tita makin mendesah ketika jemari Abi mulai menyentuh bibir memeknya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Tita rasakan pada daerah kemaluannya.

    Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang kontolnya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang memek Tita. Bahkan ketika lubang memek itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Tita.Selama hampir delapan tahun menikah, Tita belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus bercinta, cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Hamdan suaminya yang berusia hampir empatpuluhlima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya.

    Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang. Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan airmani didalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak.Sehingga selama bertahun-tahun, Tita tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang airmani suaminya bila tangkinya sudah penuh. Tita sebagai perempuan, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi.


    Selama bertahun-tahun. Hanya kira-kira setahun ini Tita bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati. Dari wanita ini, Lilis namanya, Tita mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian.

    Tetapi sebagai perempuan normal Tita tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu. Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu ditubuh Tita. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar.

    “Ah..terus Bi..” desahnya membara.
    Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Abi mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Tita mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahun-tahun Tita dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal.Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah. Sejak Abi kost dirumahnya, Tita telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya.

    Malam ini Tita tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan. Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Abi mulai menyusuri leher jenjang Tita yang selama ini tertutup rapat. Mulut Abi menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus kebawah sepertinya hendak kedaerah belahan dada Tita, tapi tiba-tiba Abi bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Tita yang mengangkang dimana bibir memeknya sedang dirabai jemari pemuda itu.Rupanya Abi ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Tita juga faham maksud Abi.

    Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Abi lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya. Tita menunduk memperhatikan kepala Abi dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hotDihadapan Abi selangkangan perempuan yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu jembut yang menghitam agak keriting menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus.

    Abi menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. Labia mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu jembut menghitam ditepi dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu.Kedua tangan Abi bergeser mendekati lubang memek itu untuk lebih menguakkannya
    “Ahhh….!” Tita mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir memeknya.

    Desahannya semakin menjadi ketika lidah Abi mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Tita blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dihayalkan. Abi terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah keatas meremasi buah dada yang montok padat.


    Rupanya Tita sudah merasa semakin panas meskipun diluar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat disofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati memeknya.Mata Tita merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Abi. Hasrat yang telah lama dihayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak hayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno.

    Demikian juga dengan Abi, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya.Jilatan dan rabaan Abi rupanya telah menaikkan nafsu Tita makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Tita yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme. Dengan ganas di tariknyanya kepala Abi agar makin rapat keselangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Abi yang mengesek memeknya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu.
    “Ahhh…duh gusti…! Ahhh! enak euy !” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga.

    Abi sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat keselangkangan itu ditambah Tita merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Tita menyenderkan kepalanya disandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Abi kembali membuka sehingga Abi dapat melepaskan diri. Muka Abi basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan yang keluar dari lubang kenikmatan Tita.

    Abi bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan itu secara utuh.
    “Hatur nuhun ya Bi” kata Tita berterima kasih sambil membuka matanya sehabis meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.

    Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Abi telah berdiri telanjang bulat dengan batang kontol mengacung keras. Batang kontol yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Abi mendekat dan meraih tangan Tita, dan menariknya berdiri. Kemudian Abi mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan itu lebih seksama.
    ” Kenapa sih?” tanya Tita sambil senyum-senyum.
    “Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup” jawab Abi yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.

    Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Tita, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tubuh Tita memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.

    Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang kontol Abi. Dan Tita yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Tita kembali duduk sambil tetap menggengam batang kontol itu. Abi mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya.Dengan mata berbinar diperhatikan batang kontol yang tegang dihadapannya. kontol yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya. Telah lama Tita ingin merasakan mengulum kontol lelaki seperti yang dilihatnya difilm porno.

    Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala kontol yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang kontol yang telah basah itu dan dikulumnya. Abi meringis nikmat diperlakukan begitu. Apalagi Tita mulai melumati batang kontol didalam mulutnya dengan semakin bernafsu.

    Tita mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya difilm. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang kontol itu dengam giginya, membuat Abi semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Tita adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Abi agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya. Tita yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film.


    Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.Abi yang batang kontolnya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Tita meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya….
    “Ah Teh, sudah mau keluar nih” desis Abi mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya.

    Tapi Tita yang memang mau merasakan semburan mani dimulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang kontol itu menumpahkan cairan kenikmatan didalam mulut Tita. Abi meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Tita semakin menguatkan kuluman bibirnya di kontol itu. Dirasakannya cairan hangat menyemprot didalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya. Tanpa ragu Tita semakin keras mengocok batang kontol itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang kontol Abi, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang kontol itu. Tanpa rasa jijik atau mual.

    “Bagai mana rasanya Teh?” tanya Abi. Ia kagum ada perempuan yang mau menelan air maninya dengan antusias.
    “Enak, gurih” kata Tita tanpa ragu. Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Tita bangkit.

    “Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu” katanya sambil kedapur dengan hanya mengenakan kimono. Abi sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang kontolnya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Tita di dapur membuatkan minuman.

    Abi mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bukit kembar yang menggantung bebas. Tita menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Abi. Perlahan dirasakan batang kontol Abi mulai bangkit lagi mengganjal dipantatnya. Tita semakin mengelinjang ketika tangan Abi yang satunya mulai merambahi selangkangannya.
    “Sudah nggak sabar ya” katanya sambil ketawa dan berbalik. Kembali keduanya berciuman dengan rakus.
    “Dikamar saja ya” ajak Tita ketika ciuman mereka semakin larut.Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu. Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk.

    Tita mendorong tubuh Abi keranjang dan jatuh celentang. Tita juga segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Abi. Keduanya kembali berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Tita mendorong kepala Abi kebawah. Ia ingin Abi mengerjai buahdadanya. Abi menurut karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang montok berisi itu. Tita mendesah sambil mengerumus rambut Abi yang mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil buahdadanya. Sedangkan yang satunya diremasi tangan Abi dengan lembut. Abi merasakan buahdada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang mengeras.

    “Oh… Bi…! Geliin..terus akh…!”Tangan Abi yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan itu. Tita menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.

    “Ahh..terus sayang!” desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya. Jemari Abi dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana didalamnya terdapat bibir lembut yang lembab.

    Tita semakin menggelinjang ketika ujung jari Abi menyentuh kelentitnya. Kini mulut dan tangan Abi secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempuan kesepian yang haus seks itu. Sementara Tita juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu.Beberapa lama kemudian Abi mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak kebawah menyusuri perut mulus Tita dan berhenti di pusarnya.

    Tita menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu.Tita rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Abi kearah kepalanya. Abi faham maksudnya. Dengan segera dikangkangi kepala Tita diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang kontol yang menegang keras diatas muka Tita. Yang segera disambut kuluman Tita dengan bernafsu. Abi juga sudah menempatkan kepalanya diantara paha Tita yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali lembah harum berjembut lebat itu. Keduanya melakukan tugas dengan nafsu yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan masing-masing.

    Tita istri kesepian yang bertahun-tahun menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang sepertinya tak habis-habis untuk ditumpahkan. Demikian juga dengan Abi pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan tapi baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya.

    “Oh…! Bi, lakukanlah” desah Tita mulai tak tahan menahan hasratnya. Abi segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Tita celentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang kontol Abi pada lubang memeknya yang telah semakin berdenyut.

    Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuhbelas tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang kontol Hamdan merobek lubang kemaluannya. Untung cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya. Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan.

    Tita tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh bibir memeknya. Direngkuhnya tubuh Abi ketika perlahan batang kontol yang keras itu mulai menyusuri lubang memeknya.
    “Akh…! enak Bi!” desisnya. Tangannya menekan pinggul Abi agar batang kontol pemuda itu masuk seluruhnya.

    Abi juga merasakan nikmat. Memek Tita masih terasa sempit dan seret. Abi mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Tita. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat.
    “Ayo Bi geyol terusss!” desis Tita makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan. Abi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang kontolnya tuntas masuk seluruhnya kedalam memek Tita.

    “Oh..Bi !”jerit Tita nkmat setiap kali Abi melakukannya. Terasa batang kontol itu menyodok dasar lubang memeknya yang terdalam.
    Semakin sering Abi melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Tita sehingga pada hentakan yang sekian Tita merasakan otot diseluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Abi agar hujaman bantang kontol itu semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyut-denyut didalam lubang memeknya.


    “Ahk..! Ah…duh akhh!” teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki. Sangat nikmat dirasakan Tita. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Abi yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Tita kembali berusaha mengimbangi.

    Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga memeknya semakin menjengkit. Menyebabkan hujaman kontol Abi semakin dalam. Abi yang berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Tita seperti itu. Demikian juga dengan Tita, perlahan kenikmatan puncak yang belum turun benar naik lagi.Tita mengangkat dan menumpangkan kakinya dipundak Abi, sehingga selangkangannya lebih terangkat.

    Abi memeluk kedua kaki Tita, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan memek Tita lebih terasa sehingga gesekan batang kontolnya menjadi semakin nikmat. Abi semakin menghentakkan pinggulnya ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan.

    “Ahhh…” Abi mendesah nikmat ketika dari batang kontolnya menyembur cairan kenikmatannya. Dikocoknya terus batang kontol itu untuk menuntaskan hasratnya. Bersamaan dengan itu Tita rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua kalinya.

    “Akhh…!!” jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut. Tubuh Abi ambruk diatas tubuh Tita. Keduanya saling berdekapan. Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya, bersatu. Nafas saling memburu.

    “Hatur nuhun ya Bi, hatur nuhun” kata Tita terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu. Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.

    Tak sampai sepuluh menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Abi, batang kontolnya yang telah lepas dari lubang memek Tita mulai dirabai dan diremas kembali oleh tangan Tita. Rupanya perempuan ini sudah ingin lagi. Abi tersenyum dalam hati, lembur nih ini malam!Memang Tita sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Abi sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya.

    Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat, cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai pagi.

    Abi bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring diranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Tita. Dilihatnya jam sudah pukul sembilan. Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Tita yang ternyata tak kenal puas. Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat.

    Abi ingat setiap dua atau tiga ronde, Tita selalu membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan yang haus sex itu berkali-kali. Abi masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. Perempuan yang terlihat lembut tapi ternyata sangat ganas di tempat tidur. Berbagai posisi bercinta telah mereka lakukan semalam.

    Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan masuklah Tita dengan pakaian lengkap dengan kontol rapat menutup rambutnya membawa nampan berisi roti dan minuman.
    “Eh sudah bangun, bagaimana tidurnya nyenyak” katanya sambil tersenyum dan langsung duduk ditepi ranjang.
    “Nih sarapan dulu, nantikan kerja keras lagi” katanya sambil senyum menggoda.

    Disodorkanya gelas yang berisi telor setengah matang dicampur minuman yang menurut Tita ramuan rahasia menambah gairah lelaki. KemudianTita memberikannya sepotong roti yang dilahap oleh Abi dengan cepat. Baru terasa perutnya sangat lapar.

    “Teteh mau kemana sih kok rapi…” tanya Abi
    “Baru nganter anak saya ke rumah Teh Siti. Biar kita bebas” kata Tita kembali tersenyum nakal. Abi merasa girang karena hasratnya juga mulai berkobar lagi justru karena melihat Tita berpakaian lengkap.
    “Teteh beda banget deh kalau pake jilbab gini…. Jadinya takut aku macem-macem sama teteh… alimmm banget….” Goda Abi sambil pura-pura menutupi tubunya yang masih bugil itu.

    “Kamu bisa aja sih Bi, biar pake jilbab aku kan juga manusia biasa… pengen kehangatan, pengen kenikmatan…” jawabnya sambil mencubit paha Abi, sambil tangan kanannya mencoba melepas jilbabnya.
    “Teh .. jangan dilepas dulu jilbabnya… Teteh mau ngga memenuhi permintaan saya?” kata Abi
    “Apa sih?” tanya Tita agak heran
    “Maaf nih Teh, “kata Abi ” Teteh mau ngga bergaya seperti penari striptease, membuka satu-persatu baju Teteh didepan saya”
    “Kenapa tidak” kata jawab Tita Tita tersenyum manis sambil bangkit dan mulai bergaya seperti penari salsa. Mengerakkan tangannya juga pinggulnya. Sambil berputar berusaha melepas jilbabnya.

    “jilbabnya jangan dilepas dulu teh…” seru Abi.Abi memperhatikannya sambil berbaring menyender di ranjang. Matanya berbinar menyaksikan gaya dan aktrasi Tita. Dengan masih bergoyang, Tita mulai membuka kancing bajunya sehingga mencuatlah buah dada montoknya yang terbungkus BH. Sambil terus menggoyangkan pinggulnya meluncurlah celana panjang yang dipakainya, hingga kini Tita hanya mengenakan jilbab, BH dan Celana dalam berwarna pink.

    Dalam keadaan setengah bugil itu goyangan Tita semakin seronok dan menggoda. Kedua tangannya meremasi buahdadanya sambil pinggulnya bergoyang maju-mundur. Abi benar-benar terpesona memandang didepan matanya seorang wanita berkontol menari erotis hanya menggunakan BH dan celana dalam wow… dan perlahan batang kontolnya mulai ngaceng.

    Tita naik keatas ranjang. Tariannya kini semakin liar. Disorongkannya pangkal pahanya ke muka Abi sambil menurunkan celana dalamnya sedikit, memperlihatkan bulu jembutnya. Abi menanggapi dengan meraba paha Tita dan membelainya. Kini selangkangan Tita tepat dimuka Abi.Dengan tangannya ditariknya kebawah celana dalam Tita dan langsung dijilati rimbunan jembut menghitam yang dibaliknya terdapat lembah yang nikmat. Tita mengangkangkan kedua kakinya sambil sedikit menekuk lututnya. Tangannya memegang tembok.


    Pinggulnya kini bergerak perlahan mengimbangi jilatan lidah Abi pada selangkangannya. Abi menengadah dengan mulut dan lidahnya merambahi daerah kemaluan Tita dengan rakus. Tita mendesah nikmat diperlakukan seperti itu, satu tangannya kini meremasi buahdadanya yang telah terbuka. Dengan ujung lidahnya Abi menjilati lubang memek Tita yang sudah dikuakkan jari tangannya.

    Dengan penuh nafsu belahan lembut itu tidak hanya dijilat tapi juga dihisap. Sangat eksotis sekali melihat pemandangan ini, seorang wanita yang masih mengenakan kerudung/jilbabnya sedang dalam keadaan terangsang berat dan kedua tangannya meremas buah dadanya sendiri. Tita merintih nikmat ketika satu jari tengah Abi dimasukkan kedalam lubang memeknya yang semakin basah. Abi menggerakkan jarinya keluar masuk di liang kenikmatan itu dengan sesekali mengoreknya seperti mencari sesuatu, ditambah lidahnya terus menjilati kelentit perempuan itu, menyebabkan Tita semakin mengelinjang liar.

    Tita semakin keras meremasi buah dadanya. Tubuhnya bergetar hebat menerima sentuhan pada lubang memeknya. Kaki Tita terasa tidak kuat menyangga tubuhnya hingga terduduk. Jari Abi masih terhujam dilubang memeknya. Tita membaringkan tubuhnya kebelakang sedangkan pinggulnya diangkat keatas sehingga posisinya melengkung seperti pemain akrobat. Kemaluannya mendongak keatas disangga kedua kakinya yang terbuka. Sehingga kembali mulut Abi dapat merambahi lembah berbulu itu dengan bebas.

    Entah kenapa, Abi sangat suka menjilati seputar memek Tita, selain berbau harum juga sangat indah bila dipandang. Dan tentu Tita juga sangat menyukai perlakuan Abi itu, sesuatu yang telah didambakan selama bertahun-tahun. Setelah beberapa lama, rupanya Tita ingin segera disodok lubang memeknya dengan batang kontol pemuda itu yang telah keras mengaceng.

    Diturunkan tubuhnya dan mengarahkan selangkangannya kebatang kontol Abi yang telah mengaceng keatas. Abi membantu mengarahkan batang kontolnya kelubang yang telah basah merekah itu. Tita mendesah ketika kepala kontol Abi perlahan menyusup kedalam lubang memeknya yang sempit. Lubang memek Tita meskipun sudah pernah melahirkan masih terasa sempit dan peret. Itu hasil dari rutinnya ia minum ramuan warisan orang tuanya. Sehingga selain lebih rapet juga memeknya berbau harum. Begitu juga ramuan yang diberikan kepada Abi, ramuan khusus untuk lelaki yang membuatnya perkasa dan selalu siap tempur. Dan itu dirasakan oleh Abi setelah minum ramuan buatan Tita. Tubuhnya kembali segar dan batang kontolnya selalu siap tempur.Secara normal Abi memang lelaki yang kuat berhubungan sex, tapi semalaman lima kali bertempur pastilah pagi ini ia masih kecapaian.

    Nyatanya pagi ini ia kembali bergairah bahkan semakin tinggi dorongan birahinya. Abi sempat bertanya kenapa ramuan itu tidak diberikan kepada suaminya. Ternyata Tita pernah memberikan suaminya minuman itu, tapi ternya suaminya marah-marah dan melempar gelasnya. Baginya haram minum minuman yang cuma untuk meningkatkan nafsu belaka.

    Abi merasakan selusuran batang kontolnya didalam lubang memek Tita yang kering tapi lembut. Sehingga sentuhan kepala kontolnya yang sensitif pada dinding lubang memek itu menjadi lebih nikmat. Tita mulai menggerakkan tubuhnya naik turun perlahan dan semakin cepat diselingi hentakan-hentakan yang liar. Posisi Abi yang duduk menyandar di sandaran tempat tidur hanya bisa sedikit mengimbangi gerakan Tita yang semakin cepat. Tangannya memegang pinggul montok perempuan itu mengikuti gerakan turun naiknya.

    Sepasang buah dada yang montok itu terguncang-guncang menggesek muka Abi. Sesekali Tita menghempaskan pingulnya kebawah sehingga batang kontol Abi menghujam seluruhnya didalam lubang memeknya. Dan itu mendatangkan nikmat yang sangat bagi Tita ketika kepala kontol Abi menghujam lubang memeknya yang terdalam yang paling sensitif. Tita terus mehentakkan pinggulnya semakin cepat ketika dirasahan tubuhnya mulai dialiri getaran yang semakin keras, dan tanpa bisa dicegah tubuhnya mengejang ketika getaran itu mencapai puncaknya.

    “Achhh..!! ” jeritnya keras merasakan puncak kenikmatan.
    Tubuhnya mendekap Abi dengan ketat. Abi yang belum tertuntaskan hasratnya kemudian mendorong tubuh Tita kebelakang hingga terlentang dengan tubuh Abi berada diatasnya. Batang kontolnya masih bertaut dalam dilubang memek Tita. Segera Abi mengerakkan pinggulnya naik turun melanjutkan gerakan yang dibuat Tita. Gerakan Abi langsung cepat karena ia juga ingin membuat Tita orgasme yang kedua kalinya berturut-turut, seperti yang selalu dilakukan sepanjang malam tadi. Bahkan ia ingin membuat hatrick, yaitu membuat Tita klimaks tiga kali berturut-turut.

    Abi merasa mampu karena tubuhnya terasa segar sedangkan batang kontolnya masih belum terasa sensitif. Dan nyatanya dihentak sedemikian rupa klimaks Tita yang belum surut, kembali berkobar semakin tinggi. Tita mencoba mengimbangi goyangan Abi, tapi ternyata hanya sebentar ketika orgasme yang kedua kali melandanya.
    “Duh gusti.!.ackhh. .oh! ” jeritnya nikmat.

    Ia merasa puas dengan kemampuan Abi, bukan semata karena ramuan yang diberikannya tapi karena pemuda ini memang pintar bercinta dengan teknik yang bisa mengimbangi hasratnya. Abi terus saja menggerakkan pinggulnya tanpa perduli, ia ingin memberikan yang terbaik kepada perempuan ini. Kembali Abi berusaha memacu kembali hasrat Tita yang baru klimaks dan memang tak lebih dari satu menit kembali tubuh Tita diguncang getaran yang paling nikmat. “Aaaarrggghh. .!” desahnya kembali.

    Belum pernah ia merasakan orgasme tiga kali berturut-turut. Bahkan yang dua kali secara beruntun. Sehingga tubuhnya terasa melayang kelangit kenikmatan ketujuh. Abi yang masih segar belum menghentikan goyangannya bahkan semakin cepat karena ia mulai merasakan nikmat pada batang kontolnya. Tita yang telah KO tiga kali hanya bisa celentang pasrah, seluruh persendiannya terasa lemas. Tapi tiba-tiba hasratnya untuk menikmati airmani Abi muncul. “Bi, saya mau kulum punya kamu” pintanya kembali bersemangat.

    Abi menghentikan goyangannya, dia maklum rupanya Tita sudah haus ingin minum. Minum air maninya.Abi juga merasa senang karena ada kenikmatan lain menumpahkan air maninya didalam mulut perempuan itu. maka dicabutnya batang kontol dari lubang kenikmatan itu. Tita mengatur posisi. Kepalanya diganjal dengan bantal sehingga setengah berbaring. Abi segera berlutut mengangkangi badan Tita dengan batang kontolnya mengacung tepat dimuka Tita yang langsung menyambarnya dan mengulumnya dengan nikmat.

    Benar-benar pemandangan yang penuh sensasi…. luar biasa, seorang wanita terbaring telanjang bulat dengan hanya mengenakan jilbab, suatu paduan yang bertolak belakang… apalagi mulut wanita berjilbab ini membuka siap menerima batang kontolnya yang keras dan basah dengan lendir vaginanya. Abi merem-melek, gairahnya seakan semakin terbakar melihat dan merasakan bibir wanita berjilbab ini melahap dan mengulum batang kontolnya yang sedang ngaceng dan Abi sangat menikmati sentuhan itu, dibiarkan perempuan itu memperlakukan kontolnya dengan mulutnya.

    Tita dengan penuh nafsu mengulum dan menjilatinya. Cara perlakuannya semakin pintar dan terampil, hingga nikmat yang dirasakan Abi semakin tinggi.Jarang ada perempuan yang dikencaninya mau mengulum batang kontolnya apa lagi menelan air maninya. Yang mau melakukan itu biasanya perempuan bayaran. Tapi kini perempuan baik-baik, seorang istri yang kesepian dengan rakus melakukannya. Abi merasa beruntung bertemu dengan Tita.

    Tidak terpikirkan apa reaksi Pak Hamdan bila tahu perbuatan mereka.Abi merasa batang kontolnya semakin sensitif dikulum dan dilumati mulut Tita yang semakin rakus. Dan tanpa dapat ditahan lagi muncratlah cairan kenikmatan hangat dari otot tegang itu, yang segera dilahap dengan nikmat oleh Tita. Batang kontol itu dikulum hingga hampir sepenuhnya masuk kedalam mulutnya sehingga airmani yang tercurah langsung masuk ketenggorokannya dan tertelan. Enak sekali dirasakan Tita.

    Demikian juga dengan Abi, tubuhnya meregang tersentak-sentak seiring curahan cairan kenikmatannya yang dengan rakus ditelan perempuan itu. Tita bahkan juga menjilati cairan yang meleleh dibatang kontol hingga tuntas. Dan tuntas juga ronde pertama dipagi itu. Di pagi itu, seperti malam tadi, mereka terus kembali merengkuh kenikmatan hingga sore.
    Demikian juga dengan Abi, tubuhnya meregang tersentak-sentak seiring curahan cairan kenikmatannya yang dengan rakus ditelan perempuan itu. Tita bahkan juga menjilati cairan yang meleleh dibatang kontol hingga tuntas. Dan tuntas juga ronde pertama dipagi itu. Di pagi itu, seperti malam tadi, mereka terus kembali merengkuh kenikmatan hingga sore.

  • Kisah Memek Ngentot Pramugari Garuda

    Kisah Memek Ngentot Pramugari Garuda


    2716 views

    Duniabola99.com – Aku lahir dari keluarga yang kaya, di Singapura, Usaha ayahku di bidang eksport/import makanan beku mengharuskanku untuk sering keluar negeri bertemu dengan klien.


    Suatu waktu, aku harus terbang ke LA. Dan perjalanan selama 15 jam dari Singapura direct ke LA sangatlah panjang dan membosankan. Aku sudah menonton tiga film, makan dua kali dan masih ada sisa 7 jam perjalanan.

    Karena aku duduk di bussiness class di upper deck, aku bisa leluasa turun ke lower deck. Karena dua-duanya adalah zone Bussiness Class. Sekitar lima menit, aku melihat pemandangan awan dari jendela kecil.

    ” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku. ” Are you from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip name tag di dadanya.

    Yuliana Sastri… wah nama indonesia nih ! ” I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan. ” Dari Indonesia ya kamu? ” todongku. ” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi. ” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku Joe… ” ” Oh… saya Lia… Bapak eh… kamu mau ke LA ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.

    Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.


    ” Yah… aku ditinggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ” ” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi… ”

    Lia tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?” tanyaku iseng. ” Lagi ga ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion… ”

    Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya memerah ketika ia bercerita. ” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini… hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya menerawang.

    ” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, ” seksi… bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine. ” Masa? Kamu boong ya… Joe… aku kan ga seksi. Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku liat, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.

    Lia tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Lia memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.


    Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu. ” Lia… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink. Lia membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Lia mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.

    Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Lia mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Lia mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kont*lku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Lia ke westafel dan kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati mem*knya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.

    Kumasukan dua jari tanganku ke dalam mem*knya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati mem*knya. ” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh… uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok mem*knya. Semenit kemudian, Lia benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

    Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kont*lku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Lia melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kont*lku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.


    Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Lia tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh… gitu Joe… gigit seperti itu… I feel sexy… ” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Lia makin terangsang. kont*lku terus memompa mem*knya dengan cepat, dan kurasakan mem*knya semakin menyempit… ” gila… mem*k lo kok menyempit gini, sih Lia… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang. Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur mem*knya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kont*lku keluar masuk mem*knya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Lia merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.

    ” Ah joe… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Lia orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kont*lku dari mem*knya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Lia tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kont*lku ke mem*knya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.

    Aku mulai memompa mem*knya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fu*k me real hard… please… ”

    Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kont*lku makin cepat menusuk2 mem*knya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Lia naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kont*lku semakin tegang dan terus menghantam mem*knya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kont*lku terasa makin becek oleh cairan mem*knya.

    “Lia… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kont*lmu… tahan!!!!” Lia langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kont*lku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Lia menyedot kont*lku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kont*lku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kont*lku dengan gerakan makin pelan.

    Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Lia berlutut dan menjilati seluruh kont*lku dengan rakus. ” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!


    Setelah Lia menjilat bersih kont*lku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.

    Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.

    ” Baiklah, Pak Joe… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.

    Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Lia sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali sehari. Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.
    Pacarku? Masih jalan juga lah… jadi punya dua cewek, deh…

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri