Author: Kisah Memek

  • Kisah Memek Tergoda Oleh Tamu Pernikahanku

    Kisah Memek Tergoda Oleh Tamu Pernikahanku


    2960 views

    Duniabola99.com – Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Pria yang sebut saja dia bernama Gatra. Di tengah Malam pesta pernikahan Gatra, ketika itu pandangan mata gatra tiba-tiba tertuju oleh sesosok tamu udangan wanita yang amat cantik dan seksi. Singkat cerita akhirnya Gatra bisa akrab dengan wanita itu, kemudian keakrabpan itu berakhir dengan hubungan sex di sebuah hotel berbintang. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.


    Panggil saja namaku Gatra, usiaku sekarang 28 tahun, disini saya akan menceritakan kisah sex perselingkuhanku dengan seorang wanita, dan ini pengalaman nyata dari kisah hidupku. Kisah ini berawal setelah pesta pernikahanku yang berlangsung di sebuah hotel berbintang di kota “X” dengan istriku yang bernama Dinda (nama samaran). Ketika itu pesta pernikahan kami berlangsung sangat meriah sekali.
    Hampir semua tamu undangan yang aku undang menghadiri pesta pernikahan kami. Ditengah meriahnya pesta pernikahan kami, tanpa disengaja ketika itu mataku tertuju oleh sesosok wanita yang sangat menggoda hatiku. Dia berparas ayu, berambut sedikit pirang, dan berkulit putih mulus. Dengan penampilanya yang seperti itu kulit putihnya semakin kelihatan mencolok di antara tamu undangan lainnya.

    Dengan berpakain seksi dan serba ketat itu, bentuk tubuhnya yang montok serta proposional itu, membuat mataku seolah-olah tidak mau berpaling sedetikpun darinya. Ketika itu aku memperhatikannya secara diam-diam, setelah aku puasa memandanginya aku baru sadar bahwa dia datang bersama suaminya. Singkat cerita, kurang lebih pesta pernikahanku itu berlangsung selama 3 jam.
    Setelah usai, para tamu-pun bersalaman dengan kami, dan di moment itu pada akhirnya aku-pun mendapatkan kesempatan untuk melihatnya dari dekat. Sunnguh memang cantik wanita itu, senyumnya yang menawan sekali. Sungguh, dia benar-benar memiliki daya tarik yang luar biasa. Memandang kecantikannya, saat itu fikiranku sempat melayang sesaat.

    Usai sudah moment itu, ketika itu jam menunjukan pukul 22.00, dan semua tamu-pun beranjak pulang. Setelah itu kami-pun bersantai dengan sanak saudara di kamar hotel sembari membicarakan hal-hal lucu dari pengalaman kami masing-masing. Singkat cerita, tidak terasa jam menunjukan pukul 23.00, lalu semua saudaraku berpamitan ke kamar masing-masing untuk beristirahat.


    Ketika itu sembari menunggu Dinda mandi, aku-pun mulai membuka amplop sumbangan pernikahanku satu-persatu. Ditengah asiknya aku membuka amplop, tidak kusangka aku menemukan ada sebuah kartu nama dengan tulisan samar-samar di belakangnya, ( Call me please, 085640231xxx),. Karena aku penasaran maka kartu nama itu-pun kusimpan dengan aman agar tidak terlihat oleh Dinda.

    Usai sudah amplop telah aku buka, lalu setelah semua amplop sumbangan saya kumpulkan, kemudian saya menyusul Dinda yang sedang mandi dan kmenudian kami-pun mandi bersama. Bulan madu kami pada malam itu dan beberapa malam berikutnya kami habiskan dengan penuh gairah dan kepuasan. Kami berhubungan intim dengan berbagai macam posisi sex, dan tempat yang berbeda-beda.
    Kami berhubungan intim mulai dari kamar mandi, sofa ruang tamu, dapur dan semua tempat yang bisa kami gunakan untuk bercinta pada kamar hotel itu.

    Ketia itu kami memang sengaja memesan di Honeymoon Room dengan fasilitas yang menyediakan kamar tidur, ruang tamu, dapur dan ruang santai. Setelah 2 minggu dari pernikahan kami, aku baru teringat oleh kartu nama yang aku simpan di dalam dompetku. Dengan penuh rasa penasaran, diam-diam aku menghubungi nomor pada kartu nama tersebut. Setelah nada panggil terdengar, akhirnya panggilanku-pun diterima,
    “ Halooo… apakah benar saya berbicara dengan mbak Risa ? ” ucapku.
    Di telefon itu terdengarlah suara wanita yang menjawab dengan lembut dan menawan,
    “ Iya ini saya sendiri. Mohon maaf, ini siapa ya ? ” ucap Risa.
    “ Oh ini saya Gatra Mbak, saya yang menikah 2 minggu lalu. Ketika itu saya mendapatkan kartu nama anda dengan catatan khusus di belakang kartu nama itu… ” godaku pada Risa.


    Setelah mendengar jawabanku, Risa-pun tertawa dan tanpa terasa obrolan kami-pun mengalir begitu saja seolah kami sudah berteman lama. Dari obrolan di telepon selama hampir setengah jam aku-pun mengetahui bahwa Risa adalah wanita yang selalu kuperhatikan secara diam-diam waktu pesta pernikahanku dulu. Dari obrolan kami aku mengetahui tentang latar belakangnya.

    Ternyata Risa ini adalah wanita muda yang berusia 26 tahun, dan dia juga merupakan orang penting pada sebuah perusahaan asing di kota “Y”. Kebetulan sekali perusahaan tempat Risa bekerja sering mengadakan promosi di kotaku. Karena Risa memang memegang peranan penting di perusahaan itu, maka Risa sering ditugaskan untuk hal promosi untuk kepentingan perusahaan-nya.

    Sebelumnya memang kami telah berjanji untuk saling komunikasi, bahkan kami berjanji untuk bertemu jika Risa ditugaskan di kotaku. Seminggu setelah telepon pertamaku handphone-ku berbunyi. Risa menelepon dan mengabarkan bahwa dia sedang berada di kotaku untuk tiga hari promosi. Risa baru tiba di sebuah hotel dan akan mulai bekerja pukul 1 siang ini juga.

    Aku memberanikan diri untuk bertanya apakah aku bisa menemuinya sebelum jam 1. Risa berkata bahwa dia tidak keberatan dan ingin segera bertemu. Aku-pun segera berangkat ke hotel tersebut dan menemui Risa yang sudah menungguku. Ketika itu Risa mengenakan rok mini hitam dipadu dengan blazer sewarna serta kemeja warna putih tipis yang agak menerawang.

    Hal itu membuat saya dapat melihat bayang-bayang BRA-nya yang berwarna hitam. Kami berbincang dengan akrab dan Risa menawarkan untuk mengunjungi kamarnya di lantai 3 pada hotel tersebut. Sampai di kamar Risa melepaskan blazernya, sehingga yang terlihat olehku adalah sosok tubuh wanita yang seksi. Sebagai gambaran sesosok Risa saya akan memberikan sedikit gambaran tentang dia.


    Risa ini mempunyai tinggi 167 cm, dan mempunyai berat badan ideal. Ditambah lagi dia mempunyai body montok, dan buah dada kira-kira berukuran 34B. Singkat cerita tanpa sadar hal itu membuat batang Kejantananku berdiri seketika. Kami duduk berdampingan di ranjang yang berukuran king size. Aku memberanikan diri untuk memegang tangannya dan mengambil kesempatan pertama untuk mencium pipinya.
    Ternyata Risa tidak menunjukkan reaksi menolak dan aku-pun mulai berani. Kami berciuman bibir dan aku terkejut karena secara agresif dia mengeluarkan kemampuannya dengan French Kiss. Kami saling memasukkan lidah kami ke mulut masing-masing dan tanganku mulai menjalar ke bagian tubuhnya yang menonjol. Aku meraba buah dadanya perlahan-lahan.

    Diawali satu tangan dan disusul tangan satunya lagi. Risa mulai mendesah, apalagi setelah tanganku menaikkan rok mininya dan meraba bagian luar Kewanitaan-nya. Aku mulai melepaskan pakaiannya dan dengan perlahan mencopot BRA hitamnya disusul dengan rok mininya sehingga yang telihat olehku sekarang adalah pemandangan yang sangat luar biasa.

    Kemolekan seorang wanita yang dianugerahi kulit putih bersih, buah dada yang kencang dan montok dengan puting kemerahan. CD warna hitam dengan bahan transparan sehingga terlihat samar bulu Kejantanannya yang tipis rapi. Aku segera menjulurkan lidahku ke puting buah dadanya, dengan menjilat kanan dan kiri buah dadanya secara bergantian.

    Sehingga hal itu membuat basah putingnya dan membuat putting susunya berwarna sedikit kemerahan. Putingnya mengeras sehingga membuatku semakin bernafsu. Tanganku perlahan menurunkan CD-nya dan aku mengusap bibir Kejantanannya yang sudah basah.
    Lalu Jari tengahku kutekan di tengah-tengah antara bibir Kejantanannya sehingga sewaktu bergerak naik turun menyentuh klitorisnya.

    Kemudian dia-pun menggelinjang nikmat dengan desahan panjang dan tangannya menarik dan mengacak-acak rambutku. Aku menurunkan lidahku dari puting buah dadanya. Lalu dengan perlahan aku menyusuri bagian perutnya. Sesekali aku memainkan sebentar di sekitar pusarnya sehingga membentuk garis basah seperti aliran sungai.

    Kedua tanganku bermain di buah dadanya, memilin halus puting yang sudah sangat keras tersebut. Sekarang wajahku sudah menghadap kewanitaannya yang ternyata bulunya sudah dicukur habis dengan hanya menyisakan sedikit saja di atas klitoris dan itu-pun dicukur halus. Mulailah lidahku menjelajahi bagian luar kewanitaanya, dengan lidahku aku berusaha menerobos di antara bibir kewanitaan Risa.


    Setealah itu Risa mulai menggelinjang merasakan kenikmatan yang luar biasa. Dengan jari-jari tanganku, aku membuka bibir Kejantanannya dan aku-pun membenamkan wajahku di sana. Lidahku menjelajahi setiap milimeter bagian kewanitaan-nya yang sudah basah secara perlahan. Aku memainkan bagian klitorisnya dengan lembut dengan ujung lidahku yang bergerak membentuk lingkaran.

    Lalu jari tangan kananku-pun aku basahi dengan air liurku dan kubiarkan bermain di lubang duburnya. Ketika Risa merasakan hampir merasakan klimaks, dia menarik-narik rambutku, dan
    “ Ouhhh… ssss…. ahhh… uhhh… ouhhh… ”, terdengar desah nikmat keluar dari mulut Risa.
    Kemudian aku-pun mulai memasukkan lidahku ke liang kewanitaannya, membenamkan ke dalamnya, maju mundur teratur dan ujung hidungku menggosok klitorisnya setiap kali aku memaju mundurkan lidahku. Jari tanganku kumasukkan sedikit ke lubang duburnya. Sampai suatu saat Risa tidak mampu menahan arus klimaksnya, ia menjerit keras sambil menarik rambutku dan membenamkan wajahku lebih dalam lagi ke liang Kejantanannya.

    “ Sss…. Ahhh… Gatra… enakk, ssss… ahhh… ”
    Setelah arus klimaksnya mereda Risa berbalik menindih tubuhku, dia-pun mulai menciumi bibirku, memainkan lidahnya dalam mulutku sambil tangannya melucuti semua yang kukenakan. Lidahnya menyusuri bagian leherku, bermain di telingaku, turun ke puting susuku dan bergerak melingkar di bagian tersebut. Aku merasakan geli yang luar biasa yang membuat perutku serasa kejang.

    Tangannya memainkan batang Kejantananku yang berukuran 15 cm dengan kepala batang Kejantanan berbentuk seperti jamur. Dengan gerak yang sangat cepat dia menurunkan wajahnya dan memasukkan kepala Kejantananku ke dalam mulutnya. Dia membuat gerakan naik turun dan tetap menggunakan lidahnya untuk memainkan batang Kejantananku.

    Terkadang Risa menghisap dengan keras kepala batang Kejantananku sambil melirikku untuk melihat reaksiku. Tatapan matanya sungguh Seksi saat itu. Beberapa kali ia memasukkan semua Kejantananku ke dalam mulutnya sehingga aku bisa merasakan ujung Kejantananku seperti menekan tenggorokannya sementara lidahnya berputar-putar.

    Aku hanya bisa mendesah nikmat dan tanganku menekan kepalanya untuk memainkan irama. Risa mengeluarkan Kejantananku dari mulutnya dan digantikan tangannya yang membuat gerakan naik turun di batang Kejantananku yang basah karena air liurnya sementara kedua kakiku diangkatnya sehingga membentuk huruf “V” dan dia pun memainkan lidahnya di sekitar lubang duburku.

    “ Ssss… ahhh… Ouhhh…. ” aku mendesah keras ketika lidahnya pertama kali menyentuh lubang duburku.
    Aku belum pernah merasakan rasa nikmat dan geli seperti ini. Setelah itu dia kembali memainkan Kejantananku, lidahnya menjulur mengikuti batang Kejantananku, naik turun berirama, dan turun ke buah zakar-ku yang dihisap pelan olehnya. Setelah beberapa saat kami pun berganti posisi, kali ini kami mencoba posisi 69 dengan Risa di bagian bawahku.

    Aku membuka bibir Kejantanannya dengan jari-jariku dan memainkan lidahku di klitorisnya. Risa memasukkan batang Kejantananku ke mulutnya dan membuat gerakan naik turun dengan cepat. Sampai suatu ketika ia mendadak menekan pinggulnya ke wajahku dengan kuat karena klimaksnya kembali. Basah wajahku karena cairan yang keluar dari Kejantanannya tak kuhiraukan.

    Aku-pun mempercepat gerakanku karena kurasa air maniku sudah mendesak untuk dikeluarkan.
    “ Aku hampir keluar… ssss… ahhh …… ”, Ucapku.
    Nampaknya Risa tidak mendengarkanku dan tetap memaju-mundurkan mulutnya tambah cepat dan ketika aku mencapai puncaknya dia tetap tidak melepaskan Kejantananku dari mulutnya, dan…
    “Ahhh… ssss… ahhh… ssss… Ouhhhh… Crot… Crot… Crot…”
    Suara desah panjangku seiring air maniku keluar dan menyembur ke dalam rongga tenggorokan Risa.
    Lalu Risa memundurkan mulutnya sampai batas kepala batang Kejantananku dan kepala Kejantananku dihisap kuat olehnya sehingga pipinya terlihat kempot, tangannya membuat gerakan mengocok batang Kejantananku. Aku menggelinjang merasakan geli dan nikmat yang sangat dahsyat. Batang Kejantananku dihisap dan lidahnya membersihkan sisa-sisa air mani yang tertinggal di batang Kejantananku.

    Tak ada sedikitpun yang tersisa. Batang Kejantananku bersih mengkilat. Aku melihatnya tersenyum dan membuka mulutnya, memamerkan air maniku yang ada di mulutnya dan ia menelannya sambil menatapku lekat-lekat. Suatu pengalaman yang sangat hebat buatku karena aku belum mengalami pengalaman seperti ini dengan Dinda istriku.

    Kami berbaring berpelukan di ranjang hotel tersebut sambil menyalakan rokok. Risa pun bercerita bahwa dia memang maniak dengan apa yang namanya sexs. Hubungannya dengan suaminya baik-baik saja. Mereka sudah menikah 4 tahun tetapi belum mempunyai anak karena Risa masih ingin mengejar karirnya, sedangkan suaminya selalu memaksanya untuk mempunyai anak.

    Iketika itu dia bercerita bahwa dia selalu merasa puas berhubungan sexs dengan suaminya, hanya saja dia malu untuk berterus terang kepada suaminya bahwa dia sebenarnya ingin frekuensi berhubungan lebih banyak lagi karena takut kalau suaminya menganggapnya maniak. Dia juga bercerita bahwa ia sudah mengetahuiku sejak lama dan menyukaiku karena wajahku seperti mantan pacarnya ketika sekolah dulu.
    Tidak terasa 2 batang rokok-pun sudah habis, lalu aku segera menggendongnya ke kamar mandi dan menyalakan shower. Kami saling menyabuni tubuh dan memainkan bagian vital masing-masing. Setelah tubuh kami bersih kami tidak segera mengeringkan tubuh tetapi Risa berjongkok di depanku dan memasukkan batang Kejantananku ke dalam mulutnya.


    Dia memaju mundurkan kepalanya sambil tangannya mengocok batang Kejantananku. Aku hanya bisa bersandar ke dinding kamar mandi sambil menikmati hisapannya. Karena batang Kejantananku sudah keras sekali, aku-pun mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya ke meja wastafel di kamar mandi. Aku-pun memainkan kepala Kejantananku di bibir kewanitaannya.

    Hal itu membuat gerakan melingkar perlahan sampai kurasakan kewanitaan Risa basah. Saat itu aku mulai memasukkan batang Kejantananku sampai bagian kepala Kejantananku saja dan mulai memaju-mundurkan pantatku. Risa yang sudah bernafsu mendesah-desah menyuruhku memasukkan semuanya. Aku mendorong Kejantananku perlahan sampai kurasa sudah masuk seluruhnya.

    Setelah kejatananku tertanam dalam kewanitaan Risa, akupun mulai menggerakan pantatku maju-mundur makin lama makin cepat. Ketika kurasakan Risa sudah mendekati puncaknya aku melambatkan gerakan pantatku dan membuat gerakan memutar sehingga batang Kejantananku tertanam lebih dalam di Kejantanannya. Risa menghisap puting susuku dengan kencang, aku memutar-mutar pinggulku lebih cepat sambil kulihat pantulan tubuh kami yang basah dari kaca di depanku.“ Gatra… ohh… ssss… ahhh… ssss… ahhh…. ” desahnya,
    Ketika itu suaranya seperti tertahan karena dia menggigit bibirnya sendiri. Kemudiana aku menurunkannya dari meja wastafel, membalikkan tubuhnya dan dengan cepat memasukkan batang Kejantananku ke dalam lubang Kejantanannya. Dengan posisi doggie style, lalu aku menarik rambutnya, dan mengangkat kepalanya sehingga dia bisa melihat gerakan-gerakan kami melalui kaca di depannya.

    Disusul dengan jariku yang kumasukkan ke mulutnya, lalu dihisap dan dibasahi dengan liurnya. Kemudian kumasukkan jari telunjukku ke lubang duburnya sambil tetap menggerakkan pantatku maju mundur. Ketika klimaksnya datang lagi, jari telunjukku serasa diremas kencang oleh otot duburnya dan hal itu membuatku tidak tahan lagi. dan…“Crottt… Crottt… Crottt…”Akhirnya kami mendapatkan Klimaks secara bersamaan, ketika itu Risa menjerit kencang bersamaan dengan semprotan air maniku di dalam rahimnya. Setelah kurasa batang Kejantananku mengecil dalam Kejantanannya aku-pun menarik keluar perlahan dan aku membalikkan tubuhnya. Kemudian kami berciuman, bertukar liur melalui lidah kami yang liar.


    Belum sempat aku menghela nafas, Risa-pun kemudian berlulut di depanku dan memasukkan Kejantananku ke dalam mulutnya lalu berkata,“ Cleaning service Tuan, please enjoy your service Sir… hha… ” kata Risa sambil tertawa.

    Singkat cerita kami-pun mandi sekali lagi dan kali ini benar-benar sampai tubuh kami kering kembali. Lalu aku pamit untuk pulang ke rumah dan Risa-pun tetap stay disana untuk mempersiapkan acaranya. Sebelum aku pergi kami berjanji untuk bertemu lagi sehabis acara Risa selesai.

  • Cerita Sex Mbak Siska

    Cerita Sex Mbak Siska


    2957 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Mbak Siska ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexAku yang selama ini hidup di kampung dan berkunjung ke kota metropolitan sungguh sangat beda sekalai ,
    di jalan penuh dengan kendaraan dan bising yang bergerak kesana kesini dan benar benar semrawut, semua
    orang ingin menang sendiri dan kemacetan merupakan hal yang biasa di kota ini.

    Tak heran karenanya para penghuni kota selalu mencari kesempatan untuk refreshing. Melupakan kehidupan
    yang begitu penuh dengan persaingan, saling ganjal, saling sikut demi kepentingan pribadi. Mereka ada
    yang pergi ke luar kota, ke daerah pegunungan, ke pantai atau ada juga yang datang ke tempat-tempat
    hiburan sekedar mendengarkan musik sambil minum-minum bersama teman-temannya.

    Setelah hidup tiga bulan di kota ini, aku sudah mulai bisa menyesuaikan diri dengan gaya kehidupan di
    sini. Aku pernah juga menyempatkan diri mampir ke sebuah café untuk mencari hiburan hanya sekedar
    melepaskan kepenatan keseibukanku sehari-hari.

    Aku pun sudah tak berhubungan dengan suamiku lagi setelah kuminta surat cerai darinya, meski kutahu ia
    berada di kota tempatku kini tinggal. Terakhir kali kami bertemu di suatu tempat dan ia menyatakan
    maaf atas segala perlakuannya selama ini.

    Aku memaafkannya dan meminta untuk tidak lagi berhubungan demi kepentingan bersama. Suamiku sebenarnya
    masih mencintaiku namun keadaan memang tidak memungkinkan lagi. Ia akhirnya menyatakan selamat tinggal
    dan meninggalkan selembar cek bernilai sangat besar. Katanya untuk menunjang kebutuhanku sehari-hari.

    Sebelum aku datang ke kota ini, aku sudah mempersiapkan diri untuk mencari kesibukan. Beruntunglah aku
    berkenalan dengan seorang wanita pengusaha. Usianya tak jauh berbeda denganku. Orangnya pandai
    bergaul, ramah dan pintar.

    Namanya Nuraini. Aku memanggilnya Mbak Siska, karena ia memang meminta dipanggil seperti itu. Cantik,
    tinggi semampai, tubuhnya montok dan suka berpakaian seksi. Orang bilang tipe ‘Bangkok’. Penampilannya
    memang sempurna.

    Wanita berkelas. Katanya ia kenal dengan orang-orang penting dikota ini. Pejabat pemerintah,
    konglomerat sampai ke jenderal-jenderal dikenalnya dengan baik.

    Aku tak tahu bagaimana ia bisa menjalin hubungan dengan mereka. Tapi yang pasti, kalau melihat
    penampilannya yang serba ‘wah’, aku percaya dengan pengakuannya itu. Siapa yang tak suka berhubungan
    dengan Mbak Siska yang cantik dan seksi itu.

    Aku sering berhubungan dengannya dan banyak meminta nasihat, saran berkaitan dengan bisnis di kota ini
    yang penuh dengan persaingan ketat. Aku pun mau tak mau harus bisa mengimbangi gaya hidupnya yang
    serba aktif, termasuk mengunjungi tempat-tempat hiburan atau lebih dikenal dengan istilah ‘Dugem’.

    Sore tadi aku ditelepon Mbak Siska untuk bertemu di sebuah café yang kebetulan tak begitu jauh dari
    tempat tinggalku. Katanya aku akan dikenalkan dengan seorang pengusaha besar. Mbak Siska berjanji akan
    mengikutsertakan diriku untuk sama-sama mengerjakan proyek besar dari pengusaha ini.

    Di telepon dia wanti-wanti agar aku berdandan secantik mungkin, bahkan kalau bisa seseksi mungkin. Aku
    tertawa saja mendengar permintaannya itu dan kukatakan ada-ada saja, masa bertemu dengan pengusaha
    saja harus berpakaian seksi, kataku polos. Tetapi ketika berangkat aku berpakaian seksi juga pada
    akhirnya.

    Sebelum keluar pintu rumah, aku masih menyempatkan diri bercermin di depan kaca yang ada di ruang
    tamu. Kuperhatikan dandananku agar tak membuat malu Mbak Siska nantinya. Aku cukup puas dengan
    penampilanku.

    Blouse warna hitam itu sangat cocok sekali dengan warna kulitku yang putih bersih. Melekat ketat
    mencetak bentuk tubuhku sehingga memperlihatkan lekukan-lekukannya, terutama di bagian dada.
    Payudaraku nampak membusung penuh di balik blouse ketat ini.

    Bahkan kancing bagian atasnya sampai susah dimasukan ke dalam lubangnya saking ketatnya. Aku agak
    jengah melihat tonjolan dadaku sendiri. Ke bawahnya kupadu dengan rok sebatas lutut. Aku sengaja
    memakai rok ini supaya bentuk kakiku yang ramping dan betisku yang indah kelihatan cantik. Aku puas
    dengan dandananku.

    Setengah jam kemudian aku sudah berada di café itu. Aku celingukan mencari Mbak Siska di tengah
    keramaian orang-orang yang berlalu lalang di sana. Agak gugup juga aku berada di sana, mungkin belum
    terbiasa dengan kehidupan malam seperti ini meski telah beberapa kali mencobanya.

    Selang beberapa menit, aku menemukannya di pojok ruangan café itu tengah duduk berdua dengan seorang
    pria. Mbak Siska segera melambaikan tangannya padaku saat kumelangkah ke sana.

    “Sini buruan,” panggilnya.

    “Nah, kenalin ini teman saya. Cantik khan?” katanya kemudian seraya memperkenalkanku kepada pria di
    sampingnya.

    “Anna,” ucapku lirih malu-malu sambil menyodorkan tanganku menyambut uluran tangan pria itu.

    “Aku Danang,” balasnya segera sambil tersenyum padaku.

    Nampaknya pria ini sudah berumur namun penampilannya masih segar, penuh vitalitas, dan juga harum,
    dengan wewangian yang terasa aroma maskulinitasnya. Orangnya masih gagah walau sudah berumur. Tubuhnya
    pun tinggi, tegap, dan kekar.

    Aku dapat merasakannya dari genggaman tangannya yang kuat, dan pemandangan samar bukit dadanya dari
    balik kemeja yang dipakainya. Telapak tangannya yang besar menggenggam habis tanganku yang mungil.

    Cerita Sex Mbak Siska Orangnya ramah, berkharisma, dan menarik. Kuperhatikan wajahnya yang cukup tampan itu. Kekagumanku pun
    semakin bertambah. Penampilannya benar-benar ‘dandy’. Pakaiannya kelihatan mahal. Cukup meyakinkan
    menjadi pengusaha besar.

    “Silakan duduk,” ucapnya sopan.

    Tempat duduk itu berbentuk setengah lingkaran merapat ke dinding dilengkapi meja di depannya. Tadinya
    aku mau duduk paling ujung akan tetapi Mbak Siska menyuruhku bergeser lebih ke dalam agar ada tempat
    duduk baginya. Sementara dari ujung sana, Mas Danang, demikian aku memanggilnya karena kulihat ia
    sudah berumur, bergeser masuk untuk duduk sehingga praktis aku berada di antara mereka berdua.

    Aku lirik Mbak Siska sebagai tanda protes karena posisiku yang terjepit tak ada jalan keluar. Lucunya,
    ia malah mengedipkan mata entah apa maksudnya. Sedangkan dari sisi lain, Mas Danang terus merapat
    padaku sehingga kurasakan bahu kami saling bersentuhan.

    Aku jadi kebingungan oleh keadaan ini. Lagi-lagi Mbak Siska mengedipkan matanya, kali ini sambil
    berbisik

    “santai aja,” katanya. Markas Judi Online Dominoqq

    Kami mulai mengobrol ngalor ngidul. Tanya ini dan itu diselingi canda gurau antara Mas Danang dengan
    Mbak Siska yang agak berbau porno. Kelihatannya mereka sudah akrab betul. Bahkan sekali-sekali Mbak
    Siska mencubit lengan Mas Danang sambil tertawa manja, bahkan genit.

    Sementara aku yang berada di antara mereka hanya bisa tersenyum serba salah mengikuti canda mereka
    yang semakin lama semakin seru. Karena berada di tengah mereka jadi sudah pasti aku terkena sentuhan
    mereka saat saling cubit. Bahkan tangan Mas Danang sempat nyerempet buah dadaku yang menonjol terlalu
    ke depan saat ia mencubit tangan Mbak Siska.

    Dengan refleks, aku memundurkan tubuhku. Mereka nampaknya tidak memperhatikan itu. Sepertinya aku ini
    tidak ada. Sebenarnya aku mulai tak nyaman dengan keadaan ini, kalau saja Mas Danang kemudian tidak
    mengajakku turut dalam obrolan mereka.

    Ia memang tipe pria yang romantis melihat dari tutur katanya. Tenang, kalem, penuh canda diselingi
    pujian yang terdengar tidak gombal. Bahkan membuat wanita merasa tersanjung. Obrolan kami semakin seru
    saja, apalagi setelah minuman pesanan kami tiba.

    Aku ikut-ikutan meneguk minuman seperti mereka, meski sebenarnya tak tahu jenis apa minuman itu, yang
    pasti terasa panas di tenggorakan. Aku tak ingin disebut kampungan. Aku tak mau dibilang ‘norak’.
    Kemudian kami mulai berbicara serius.

    Membicarakan bisnis kami. Mas Danang semakin merapat, bahkan wajahnya menjulur persis di depanku saat
    bicara pada Mbak Siska. Tercium aroma after shave nya. Aroma rempah-rempah. Aroma khas laki-laki
    jantan! Ehm.., aku mulai ngaco.

    “Aku setuju saja dengan usulan Mbak Siska. Tapi engh.., gimana dengan Mbak Anna sendiri? Apa dia
    setuju dengan usulan saya?” demikian kata Mas Danang seraya mengerling genit padaku.

    Kurasakan duduknya semakin mepet padaku. Aku tak mengerti maksud perkataan itu. Aku segera menoleh ke
    arah Mbak Siska seakan minta pertolongan apa yang harus kukatakan. Mbak Siska langsung berbisik padaku
    bahwa ia setuju dengan penawaran harga atas proyek bernilai ratusan milyar itu asal aku dan Mbak Siska
    mau bersenang-senang dengannya.

    “Maksud Mbak?” bisikku semakin bingung.

    Ia tak menjawab bahkan ia langsung mengiyakan pada Mas Danang tanpa meminta pendapatku dahulu. Kulihat
    Mas Danang langsung tersenyum senang mendengar jawaban itu.

    “Nah itu baru rekan bisnis yang jempolan,” katanya seraya menjawil daguku dengan gemas.

    “Ayo kita rayakan kerjasama ini,” belum sempat aku protes apa yang mereka sepakati, tiba-tiba Mbak
    Siska langsung meraih gelas dan mengacungkannya ke atas meja disambut oleh acungan gelas Mas Danang.

    Mereka melirik padaku. Menunggu reaksiku. Aku sepertinya telah terjebak. Tak ada lagi yang bisa
    kupebuat kecuali mengikuti ajakan mereka.

    Kami sama-sama meneguk minuman dalam gelas sampai habis. Minuman itu langsung kutelan. Terasa panas di
    tenggorokan. Bahkan tubuhku mulai terasa hangat. Kepalaku terasa agak melayang. Apa aku ini sudah
    mabok?

    Mereka terlihat gembira sekali sambil bernyanyi-nyanyi mengikuti lagu yang dimainkan oleh sebuah grup
    musik di panggung café. Minuman dalam gelasku sudah terisi penuh kembali. Baik Mas Danang maupun Mbak
    Siska memintaku untuk menghabiskannya.

    Kuturuti permintaan mereka. Aku pun ingin bersenang-senang seperti mereka mengikuti suasana hingar
    bingar musik. Kulihat penyanyi wanita di panggung meliuk-liukan tubuhnya dengan gerakan erotis
    mengikuti irama musik padang pasir yang dimainkan grup musik.

    Persis seperti penari ular. Suasana semakin heboh. Pengunjung lain, pria, wanita mulai ikut-ikutan
    berjoget. Ada yang berpelukan, bahkan berciuman. Mereka tak malu melakukan itu di depan umum.

    Cerita Sex Mbak Siska Suasana ini melanda di meja tempat kami. Mbak Siska tanpa diduga menyodorkan wajahnya persis didepan
    mukaku dan disambut oleh Mas Danang dengan ciuman di bibirnya. Aku terpana melihat aksi mereka di
    depanku.

    Mereka asyik berciuman. Saling mengulum. Seolah aku tak hadir di depannya. Sungguh gila kehidupan di
    kota ini. Aku tak menyangka akan sejauh ini. Begitu bebas. Ciuman mereka nampaknya semakin memanas.

    Pandanganku semakin kabur. Mungkin minuman yang kuteguk tadi mulai mempengaruhiku. Tubuhku terasa
    kelu. Dan entah kenapa pemandangan di depanku membuat diriku bergairah. Kulihat mereka asyik sekali
    berciuman. Membuatku iri.

    Entah bermimpi atau tidak, kurasakan sesuatu bergerak di bawah meja. Meraba-raba lututku dan merayap
    perlahan, menelusup ke balik rokku, menggerayangi pahaku. Kutahu itu tangan Mas Danang. Aku tercekat.
    Kurang ajar lelaki ini! kutukku dalam hati.

    Pura-pura berciuman dengan wanita lain sementara tangannya menggerayang nakal di atas pahaku.
    Kutepiskan tangan itu dari balik rokku. Mas Danang hanya mengerlingkan matanya padaku sementara
    bibirnya tak pernah lepas dari bibir Mbak Siska. Gila semua! Pekikku dalam hati mengutuk perbuatan
    mereka.

    Kelihatannya Mbak Siska tahu apa yang dilakukan Mas Danang tehadapku. Ia tersenyum padaku sambil
    menganggukan kepala. Entah apa maksudnya. Kemudian kurasakan kembali gerayangan di atas pahaku, namun
    kali ini bukan hanya dari sisi kiriku tetapi juga dari sisi kanan tempat Mbak Siska.

    Oh.. dunia ini semakin kacau! Masa Mbak Siska pun berselera kepadaku sesama perempuan? Aku sepertinya
    terpesona oleh gerayangan tangan Mbak Siska yang begitu lembut dan mesra. Aku tak berani menepis
    tangannya yang semakin naik menuju pangkal pahaku.

    Mereka menghentikan ciumannya dan melirik bersama-sama kepadaku. Aku balas memandang tatapan mereka.
    Kulihat kilatan bola mata mereka memancarkan gairah. Tiba-tiba saja, mereka mencium pipiku dari
    kanan-kiri.

    Aku berteriak memprotes perbuatan mereka. Teriakanku nampaknya tenggelam di tengah kegaduhan musik di
    café itu. Tamu-tamu lain pun tak ada yang memperhatikan perbuatan kami. Mereka sibuk dengan
    keasyikannya masing-masing.

    Kurasakan gerayangan tangan mereka semakin nakal, terutama tangan Mbak Siska yang mulai menarik celana
    dalamku. Aku tercekat dan tubuhku terlonjak. Saat itulah dengan mudahnya, Mbak Siska memelorotkan
    celana dalamku hingga turun sampai ke lututku. Aku berteriak
    “Mbak.. apa-apaan?!”

    Mbak Siska tak berkomentar malah terus menciumi pipiku dan bergeser ke bibirku. Aku benar-benar
    kelabakan dikeroyok mereka. Mas Danang tak tinggal diam. Bibirnya menciumi leherku dari samping kiri
    sementara tangannya yang lain meraba-raba dadaku. Aku ingin menangis rasanya diperlakukan seperti ini
    di muka umum.

    Tetapi harus kuakui, mereka memang benar-benar lihai memperlakukanku. Penuh kelembutan. Tak ada
    pemaksaan. Hanya aku saja yang tidak berani berontak. Tenagaku sepertinya hilang entah kemana.

    Cerita Sex Mbak Siska

    Cerita Sex Mbak Siska

    Tubuhku terasa lunglai. Pengaruh minuman itu semakin terasa menguasai pikiran jernihku. Cumbuan hangat
    mereka membuat tubuhku serasa terbakar. Aku mulai terbuai, terpesona oleh perasaanku sendiri. Apalagi
    Mas Danang tak henti-hentinya membisikan rayuan dan pujian di telingaku.

    “Kamu cantik sekali sayang.., tubuhmu benar-benar seksi.. sangat merangsang..” rayunya seraya mencopot
    kancing blouseku untuk kemudian menelusupkan tangannya ke dalam.

    Menggerayangi buah dadaku yang masih tertutup kutang. Diremasnya dengan lembut. Kurasakan jemari
    tangannya mengelus-elus kulit bagian atas dadaku yang terbuka untuk kemudian menelusup ke balik
    kutangku. Tanpa sadar aku melenguh.

    Aku mulaui terbawa arus permainan mereka. Gairahku kembali muncul setelah cukup lama terpendam sejak
    perselingkuhanku dengan Kang Hendi beberapa bulan yang lalu. Bergelora penuh gairah. Tubuhku
    berdenyut-denyut oleh nafsu birahiku sendiri.

    Darahku berdesir kencang, terlebih saat tangan Mbak Siska mengelus-elus bibir kemaluanku. Kurasakan
    daerah itu mulai basah. Aku merasakan sesuatu yang lain dari sentuhan tangan Mbak Siska. Sepertinya ia
    tahu persis titik-titik kenikmatan di daerah itu. Benar-benar indah, sampai-sampai aku tak sadar
    mengerang lirih sambil memanggil namannya.

    “Ya sayang..” jawabnya dengan lirih pula. Terdengar nafasnya mulai tersengal-sengal. Ia lalu berbisik
    padaku untuk mencari tempat yang lebih leluasa dan kemudian disetujui oleh Mas Danang.

    Aku sudah tak perduli mau dibawa kemana dan aku tak ingat bagaimana ia membawaku karena begitu mataku
    terbuka aku sudah berada di atas ranjang empuk di dalam kamar yang dipenuhi oleh berbagai peralatan
    mewah. Lampu yang bersinar temaram menolong pandangan mataku untuk melihat ke sekeliling.

    Kulihat disamping ranjang Mas Danang tengah membantu Mbak Siska melepaskan pakaiannya. Dengan refleks,
    aku melihat kepada diriku sendiri dan menarik nafas lega ketika kutahu pakaianku masih lengkap
    menempel di tubuhku,

    Hanya saja kancing blouseku sudah terlepas beberapa buah sementara rokku tersingkap memperlihatkan
    kemulusan pahaku. Sedangkan kedua kakiku menekuk sebatas lutut sehingga dari arah mereka dapat
    terlihat bagian dalam ujung pangkal pahaku yang masih tertutup celana dalam.

    Aku menonton adegan mereka. Pakaian Mbak Siska sudah terlepas semuanya. Dalam hati aku mengagumi
    keindahan tubuhnya yang sudah telanjang bulat itu. Buah dadanya tak sebear milikku tapi memiliki
    bentuk yang indah dan nampak lebih membusung karena tubuhnya lebih kecil dibandingkan diriku.

    Cerita Sex Mbak Siska Pinggulnya membentuk lekukan sempurna diimbangi oleh buah pantatnya yang bulat penuh. Perutnya rata.
    Selangkangannya dipenuhi oleh rambut hitam legam yang begitu rimbun. Sangat kontras dengan warna
    kulitnya yang putih bersih. Aku merasakan keanehan dalam getaran tubuhku saat memandang tubuh Mbak
    Siska.

    Jantungku berdegub semakin kencang melihat aksi Mbak Siska mencium Mas Danang dengan penuh gairah.
    Kedua tangannya bergerak cekatan mempreteli baju dan celana Mas Danang. Tontonan ini semakin
    mendebarkan.

    Gairahku terpancing melihat tubuh Mas Danang yang masih oke walau sudah tua. Kemaluanku semakin
    berdenyut-denyut melihat tangan Mbak Siska menelusup ke balik celana Mas Danang sambil memperlihatkan
    ekspresi kaget di wajahnya.

    Aku semakin penasaran oleh apa yang telah ditemukannya. Ia melirik padaku yang tergolek di ranjang
    sambil memperlihatkan ekspresi wajah penuh kekaguman. Tanpa sadar, aku bangkit untuk melihatnya.

    Aku jadi penasaran melihat Mbak Siska seperti sengaja menyembunyikannya dari pandanganku. Aku baru
    terpekik kaget begitu Mbak Siska sambil menyeringai senang mengeluarkan sesuatu dari balik celana Mas
    Danang dalam genggaman kedua tangannya.

    Dari balik celana Mas Danang keluar batang kemaluannya yang sudah kencang dengan ukuran yang luar
    biasa. Panjang dan besar! Padahal kedua tangan Mbak Siska sudah menggengamnya penuh tapi masih
    terlihat sisa beberapa senti di atasnya.

    Panjang sekali! Mbak Siska tersenyum senang seperti anak kecil mendapatkan mainan. Mengocoknya naik
    turun sambil melambai-lambaikan batang itu ke arahku. Seolah ingin memperlihatkan kepadaku betapa
    senangnya ia mendapatkan batang kont0l sebesar itu.

    Aku hanya bisa menelan ludah sendiri menyaksikan semua itu. Sementara kulihat Mas Danang mengerling
    padaku sambil tersenyum bangga dengan apa yang dimilikinya. Aku balas tatapan itu dengan menjilati
    bibir dengan lidahku.

    Kuingin ia tahu betapa besarnya keinginanku untuk menjilatinya. Kulihat bola matanya berbinar melihat
    aksi genitku yang membuatnya bergairah. Kelihatannya ia ingin segera meloncat ke atas ranjang tempatku
    berbaring dengan posisi yang menggairahkan.

    Tetapi Mbak Siska menahannya di sana. Wanita itu langsung berjongkok di hadapan Mas Danang dan
    menjilati batang itu dengan penuh nafsu. Kepala Mas Danang menoleh ke belakang sambil mengerang
    kenikmatan merasakan jilatan lihai lidah Mbak Siska di sekujur batangnya.

    Dari bawah naik ke atas, mengulum-ngulum kepalanya untuk kemudian turun kembali ke bawah menjilati
    buah pelernya. Kepalaku terasa pening melihat aksi Mbak Siska.

    Nafsuku mulai terasa di ubun-ubun. Aku diam di ranjang melihat permainan mereka sambil meremas-remas
    dadaku sendiri. Aksiku menarik perhatian Mas Danang. Tangannya mencoba menggapai ke arahku namun tak
    sampai.

    Aku sengaja membusungkan dadaku memndekati ujung tangannya yang hanya tinggal beberapa senti lagi.
    Jemarinya mencoba meraih tetapi tetap tak sampai. Aku tersenyum menggoda. Aku ingin Mas Danang
    terangsang oleh godaanku. Jemariku mencopot kancing blouse satu per satu sambil menatap penuh gairah
    kepadanya.

    “Ooohh.. luar biasa.. ngghh..” erangnya merasakan kenikmatan dan rangsangan yang diberikan oleh dua
    orang perempuan cantik nan seksi sekaligus.

    Mbak Siska semakin semangat dengan aksinya. Mulutnya sudah penuh dengan batang kont0l Mas Danang.
    Dihisap-hisap. Dikulum-kulum dengan penuh kenikmatan. Aku iri melihatnya. Aku lalu bangkit dari
    ranjang dan menghampiri mereka.

    Kupeluk tubuh Mas Danang dari belakang. Menciumi bahu dan punggungnya yang kokoh, sementara kedua
    tanganku menggapai ke atas dadanya yang berotot. Aku bisa merasakan dadanya yang dipenuhi bulu-bulu
    halus.

    Spontan saja aku langsung mengelus-elusnya. Kemudian tanganku bergerak merambahi lengan Mas Rudi.
    Lengan itu terasa begitu kencang, dengan otot-ototnya yang bersembulan. Kuelus dan kumainkan bisepnya
    yang tebal dan padat itu.

    Wajah Mas Danang menoleh ke samping mencari-cari bibirku untuk dikulum. Aku sengaja menghindar.
    Menggodanya. Ia semakin terangsang. Kubiarkan saja seperti itu. Tanganku pun merayap ke arah perutnya.
    Meski sudah berumur tetapi perutnya tidak buncit, sama dengan bagian tubuhnya yang lain, tampak kokoh
    dengan otot-ototnya yang keras dan pejal. Ia nampaknya rajin berolah raga sehingga masih memiliki
    tubuh seperti model pria di majalah kebugaran.

    Kurasakan perutnya bergetar hebat mengikuti rayapan nakal jemariku. Kupermainkan bulu-bulu lebat di
    seputar selangkangannya. Aku sengaja tidak meraba batang kont0lnya yang tengah dikulum Mbak Siska
    meski kutahu pasti ia sangat menginginkan sentuhan tanganku pada batangnya.

    Kudengar ia melenguh memanggil namaku. Ia rupanya tersiksa oleh godaanku. Aku tersenyum penuh
    kemenangan. Entah kenapa dalam lubuk hatiku, aku ingin memberinya lebih dari apa yang diberikan Mbak
    Siska pada Mas Danang saat itu. Inilah mungkin persaingan di antara wanita yang tak pernah disadari
    oleh kaumku.

    Aku lalu berpindah ke depan mereka diiringi tatapan Mas Danang yang begitu penasaran dengan apa yang
    akan kulakukan. Aku ikut berjongkok di belakang Mbak Siska. Kupeluk wanita itu dari belakang. Mbak
    Siska menoleh sebentar untuk kemudian meneruskan kulumannya.

    Kudengar ia merintih saat tanganku memeluk buah dadanya. Kuremas dengan lembut sambil memilin
    putingnya yang sudah mengacung keras. Aksiku tak pernah luput dari pandangan Mas Danang. Kuciumi
    punggung Mbak Siska.

    Sekali-sekali kugigit perlahan. Ia mengaduh. Tapi nampaknya tidak merasa kesakitan malah sebaliknya.
    Ia terangsang karena kurasakan putingnya semakin mengeras.

    Cerita Sex Mbak Siska Tanganku merayap lebih jauh. Turun ke bawah menelusuri permukaan perutnya. Lalu mengelus-elus bulu
    kemaluannya. Jemariku segera menelusuri garis bibir kemaluannya. Mbak Siska melenguh merasakan
    permainan jemariku.

    Ia sudah basah. Jemariku merasakan daerah itu sudah sangat licin sehingga dengan mudah telunjuk jariku
    melesak ke dalam liangnya. Kutekan perlahan. Jemariku bergerak keluar masuk untuk kemudian menusuk
    lebih dalam.

    Pinggul Mbak Siska bergoyang seperti gerakan bersenggama mengimbangi tusukan jariku. Kugeser-geser
    dadaku ke atas punggungnya. Buah dadaku terasa semakin membusung oleh desakan nafsu birahi.

    Meski masih terhalang oleh pakaian, namun terasa hingga ke hatiku. Aku ikut-ikutan melenguh menimpali
    erangan Mbak Siska yang tengah disetubuhi oleh jariku. Kupermainkan kelentitnya. Aku tahu persis
    kelemahannya, tahu mana titik-titik yang bisa membuatnya mem3kik penuh kenikmatan. Sama persis seperti
    yang ada di tubuhku. Karena kami sama-sama wanita.

    Mas Danang terperangah dengan aksi kami berdua di bawah. Pemandangan dihadapannya semakin membuat Mas
    Danang terangsang hebat. Mungkin baru kali ini ia bercinta dengan dua wanita sekaligus dan tak pernah
    membayangkan akan demikian dahsyat rangsangan yang dirasakannya.

    “Oh.. kalian berdua sungguh luar biasa..” katanya dengan suara tersengal.

    “Ayolah kita pindah ke ranjang. Aku sudah tak kuat lagi.. ngghh..” pintanya kemudian.

    Kami lalu berpindah ke ranjang. Mas Danang mengambil posisi telentang, sementara aku berbaring di
    sampingnya sambil berciuman dengannya. Mbak Siska rupanya belum mau melepaskan kuluman pada kont0lnya.
    Ia masih asyik mengemot-emot batang itu.

    Kedua tangannya tak pernah berhenti mengocok. Luar biasa pertahanan Mas Danang. Ia belum
    memperlihatkan tanda-tanda akan mencapai puncaknya. Padahal Mbak Siska sudah mengeluarkan semua
    kemampuannya menghisap kont0l itu. Ia penasaran sekali.

    Aku dan Mas Danang kembali berciuman. Kurasakan tangan kekarnya bergerak lincah mempreteli kancing
    blouseku hingga terlepas. Ia lalu meraih kaitan kutang di punggungku dan melepaskannya. Mas Danang
    melenguh penuh kekaguman begitu kedua buah dadaku yang membusung penuh tumpah dari kutangku. Kedua
    tangannya segera menangkap buah dadaku.

    Meremas-remas seraya berkata betapa kenyal dan montoknya buah dadaku. Ia tak berhnti memuji-muji
    kecantikan tubuhku. Bibir langsung berpindah ke atas payudaraku. Menciumi keduanya dan menjilat-jilat
    putingku. Aku meringis keenakan menghadapi lumatan pada putingku. Tangannya meraih tanganku untuk
    dibimbing ke arah kont0lnya.

    Mbak Siska lalu melepaskan kulumannya dan membiarkan aku menggenggam kont0lnya. Ia bangkit dan
    mengambil posisi jongkok mengangkangi Mas Danang. Liang mem3knya persis di atas kont0l yang tengah
    kupegang. Kuacungkan persis menempel di mulut liangnya. Aku melirik ke arah Mbak Siska dan memberi
    tanda supaya menurunkan tubuhnya. Mbak Siska melenguh panjang saat ujung kepalanya menerobos masuk
    bibir kemaluannya.

    “Oohh.. gedee.. bangeett.. uugghh.. enaakkhh..!” rintih Mbak Siska penuh kenikmatan.

    Kulihat batang yang lebih besar dari pergelangan tanganku itu melesak ke dalam liang Mbak Siska yang
    sempit. Batang itu baru masuk setengahnya. Mbak Siska sudah kelihatan gelagapan. Kelihatannya tak akan
    muat.

    Mbak Siska menggoyang-goyang pantatnya sambil bergerak turun naik. Sedikit demi sedikit gerakan itu
    membantu batang Mas Danang masuk lebih dalam lagi. Mbak Siska baru menjerit lega setelah merasakan
    batang itu masuk seluruhnya.

    Dia tampak puas bisa membenamkan seluruhnya. Setelah itu ia beergerak naik turun. Telihat lambat
    sekali. Ketika naik rasanya tidak sampai-sampai ke ujungnya. Begitu pula saat turun. Terasa lama
    sekali baru mentok hingga ke dasarnya.

    Aku terpesona melihatnya sambil berpikir apakah liangku mampu menerimanya. Aku tak bisa berpikir lama
    karena tangan Mas Danang bergerak semakin nakal. Rokku telah dipelorotkannya sekaligus dengan celana
    dalamku.

    Aku kini sudah telanjang bulat seperti mereka berdua. Kurasakan jemari besar dan lembut Mas Danang
    menusuk-nusuk liang mem3kku. Mulutnya tak pernah berhenti mengemoti puting susuku. Kenikmatan di dua
    tempat ini benar-benar luar biasa.

    Rangsangan dahsyat menyebar ke sekujur tubuhku. Cairan pelumas dari liang mem3kku semakin membanjir
    sehingga memperlancar laju keluar masuk tusukan jari Mas Danang. Menyentuh seluruh relung vaginaku.
    Kelentitku dipermainkan sedemikian rupa. Tubuhku terlonjak-lonjak saking keenakan. Pinggulku
    bergoyang, berputar dan bergerak maju mundur mengikuti irama tusukannya.

    “Ganti posisi Mbak..” kata Mas Danang tiba-tiba.

    Ia bangkit sembari menurunkan tubuh Mbak Siska yang tengah asyik menungganginya.

    Kulihat Mbak Siska sepertinya tahu apa keinginan Mas Danang. Ia langsung mengambil posisi merangkak di
    atas ranjang, bertumpu pada kedua lututnya yang ditekuk sementara pantatnya menungging ke atas.

    Mas Danang mengambil posisi di belakangnya. Ia tekan punggung Mbak Siska sehingga wajahnya menyentuh
    ranjang. Pantatnya yang bulat penuh itu semakin menungging. Mas Danang bergumam tak jelas sambil
    menatap penuh nafsu liang mem3k Mbak Siska yang sudah menganga lebar dari bagian belakangnya.

    Mas Danang memegangi kont0lnya dan diarahkan ke liang itu. Tubuhnya segera didorong ke depan. Mbak
    Siska melenguh seperti sapi yang sedang diperah. Mulutnya menganga sambil mengaduh karena merasakan
    liangnya dijejali benda keras, panjang dan besar milik Mas Danang.

    Aku iri melihat kenikmatan yang diperolehnya. Aku diam tak bergerak menyaksikan persetubuhan mereka.
    Nafsuku semakin memuncak. Kedua tanganku dengan refleks meremas buah dadaku sendiri. Mas Danang
    melihat perbuatanku. Ia menyuruhku untuk bergabung. Mbak Siska segera menarik tubuhku hingga telentang
    persis di bawahnya.

    Kedua kakiku dibukanya lebar-lebar kemudian wajah Mbak Siska mendekati pangkal pahaku. Aku berdebar
    menantikannya. Kemudian kurasakan jilatan lidahnya di bibir kemaluanku. Tubuhku bergetar hebat. Luar
    biasa! Baru kali ini aku merasakan lidah perempuan menjilati mem3kku.

    Tubuhku meggeliat-geliat antara geli dan nikmat. Mbak Siska memang luar biasa. Ia lihai sekali
    memberikan rangsangan padaku. Lidahnya menjilat-jilat kelentitku.

    Pantatku terangkat tinggi-tinggi begitu kurasakan desakan hebat dari dalam tubuhku. Begitu kencang dan
    kuat hingga aku tak dapat menahannya. Aku menjerit lirih sambil menggigit bibirku sendiri.

    Semburan demi semburan memancar dari liang mem3kku. Aku mencapai puncak kenikmatan hanya dalam
    beberapa kali jilatan saja. Kulihat ke bawah wajah Mbak Siska semakin terbenam di antara
    selangkanganku. Mulutnya mengecup-ngecup cairan yang meleleh dari liangku. Menghirupnya dalam-dalam.
    Ia dengan penuh gairah membersihkan ceceran cairanku di sekitar kemaluanku.

    “Oohh.. Mbak Siskai.. ngghh.. mmppffhh..” rintihku sambil menjambak rambutnya dan menekan kepalanya ke
    dalam selangkanganku.

    Sementara di belakang sana, Mas Danang dengan gagahnya menghujamkan senjata terus menerus. Pinggulnya
    meliuk-liuk dan bergerak maju mundur dengan kecepatan penuh. Mbak Siska sampai kelabakan mengimbangi
    keperkasaan pria tua yang jantan itu.

    Selang beberapa detik kemudian Mbak Siska melenguh panjang. Tubuhnya berkelojotan. Nampaknya ia pun
    sudah mencapai puncak kenikmatannya sendiri. Tubuhnya langsung lunglai dan terjatuh di sampingku. Aku
    segera menghujaninya dengan ciuman.

    Bibirnya kukulum. Buah dadanya kuremas-remas. Lenguhannya bertambah keras bahkan setengah menjerit. Ia
    balas memeluk tubuhku. Mengerayangi buah dadaku. Memilin-milin putingku.

    Aku merasakan gairahku muncul kembali. Kami bergumul dengan panasnya. Aku melirik ke arah Mas Danang
    yang terpana menyaksikan aksi kami. Batang kont0lnya nampak masih keras, mengacung dengan gagahnya.
    Aku biarkan dia menonton kami. Perhatianku tersita semuanya oleh cumbuan Mbak Siska. Tubuhku menyambut
    hangat kecupan panasnya. Aku sudah tidak lagi memperhatikan Mas Danang.

    Aku tak pernah menyangka bahwa Mbak Siska memiliki kecenderungan untuk bercinta dengan sesama
    perempuan pula selain dengan lelaki. Bi-sex, kata orang. Aku pun sebenarnya tak pernah berpikir akan
    bercinta dengan sesama perempuan dan tak pernah membayangkan akan kenikmatannya.

    Ternyata rasanya memang lain dari pada yang lain. Aku tak kalah hangatnya menyambut cumbuan Mbak
    Siska. Dadaku seakan mau meledak oleh rangsangan hebat yang bergolak dalam tubuhku. Bibir Mbak Siska
    terus-terusan menghisap puting susuku. Aku menggeliat-geliat saking enaknya.

    Kenikmatanku semakin betambah saat kurasakan bibir kemaluanku digesek-gesek oleh moncong kepala kont0l
    Mas Danang yang mulai ikut bergabung dengan kami. Ya ampun! Aku berteriak dalan hati saking keenakan.
    Mana pernah kualami kenikmatan luar biasa seperti yang sedang kurasakan saat ini.

    “Auuww!” aku merintih saat merasakan kont0l Mas Danang menyeruak di antara bibir kemaluanku yang masih
    rapat.

    Cerita Sex Mbak Siska Rasanya membuatku tersedak dijejali kont0l sebesar itu. Kubuka kedua kakiku lebar-lebar untuk
    memberikan jalan padanya. Pinggulku berkutat agar kont0l itu masuk seluruhnya.

    Aku bisa menarik nafas lega melihat Mas Danang mulai lancar menggoyang pantatnya. Ruang vaginaku
    terasa penuh. Gesekan urat-urat batang Mas Danang sampai terasa ke ulu hati. Ujung kepalanya
    menyodok-nyodok bagian terdalam vaginaku.

    Aku sampai kehabisan nafas mengimbangi goyangan Mas Danang. Ia benar-benar perkasa. Aku takluk
    padanya. Tubuhku serasa dipanggang oleh kont0l panjangnya. Otot-otot vaginaku kukedut-kedut. Mas
    Danang mengerang merasakan kenikmatan kedutanku menghisap-hisap kont0lnya. Baru tahu rasa sekarang,
    ujarku dalam hati. Akan kubikin KO dia, ancamku dalam hati dengan gemas.

    Kuingin ia segera menyemprotkan air maninya dalam vaginaku. Kuingin merasakan kekuatan semprotannya.
    Kuingin ia tumbang dalam pelukannku. Aku bergoyang sekuat tenaga. Kupelintir batang kont0lnya dalam
    mem3kku.

    Kulihat Mas Danang megap-megap. Aku semakin bersemangat. Pinggulku berputar seperti gasing. Meliuk-
    liuk liar. Kurasakan tubuhnya mulai berkelojotan. Aku sudah tak memperhatikan Mbak Siska yang sibuk
    mencumbui tubuhku. Aku lebih berkonsentrasi untuk membuat Mas Danang mencapai orgasme secepatnya.

    Upayaku belum juga memperlihatkan hasil. Mas Danang nampak masih perkasa menggenjotku. Belum terlihat
    tanda-tanda ia akan orgasme. Aku semakin frustrasi melihatnya, karena lama kelamaan aku sendiri yang
    kewalahan.

    Aku sudah merasakan desiran kuat dalam tubuhku. Aku panik oleh gejolakku sendiri. Kucoba bertahan
    sekuat mungkin, tetapi batang kont0l Mas Danang masih terus menusuk-nusuk dengan cepatnya.

    Gesekan kulit batangnya yang keras dan gerinjal urat-uratnya pada kelentitku, membuat pertahananku
    jebol paad akhirnya. Aku berteriak sekuat tenaga saat aliran deras menyembur dari dalam diriku. Aku
    menyerah, pasrah dan membiarkan otot-ototku melemas, melepaskan orgasmeku yang meledak-ledak.

    “Masukiinn.. semuaannyaa..!” Jeritku seraya menarik pantat Mas Danang ke dalam selangkanganku sehingga
    kont0lnya melesak masuk seluruhnya.

    Kurasakan semburan demi semburan memancar dari dalam liangku. Sementara Mbak Siska mengelus-elus
    wajahku seolah sedang menenangkan diriku yang tengah menghadapi amukan kobaran api birahi.

    Aku baru bisa mengambil nafas lega beberapa menit kemudian. Tulang-tulangku serasa pada copot. Aku
    terkulai lemas. Tenagaku terkuras habis dalam pertempuran tadi.

    Mas Danang lalu mencabut batangnya dari liangku. Ia nampak masih perkasa, mengacung gagah. Kepalanya
    mengkilat karena cairan milikku. Mbak Siska menoleh ke arahnya, kemudian kepadaku sepertinya meminta
    bantuanku untuk ‘mengeroyok’ lelaki yang telah membuat kami berdua luluh lantak.

    Aku mengangguk dan segera bangkit menghampiri Mas Danang. Kutarik tubuh atletisnya yang sudah licin
    karena keringatnya, supaya berbaring telentang di ranjang. Bibirku langsung menyerbu daerah
    selangkangannya.

    Aku sudah tak sabar ingin melumat batang kont0lnya. Kuselomoti dengan rakus hingga terdengar suara
    kecipakan air liurku. Sementara Mbak Siska memulai cumbuannya di bagian dadanya. Menjilati puting
    susunya yang besar. Menyusur terus ke bawah dan bergabung denganku menggumuli batangnya.

    “Ouuhh.. sedaapp..” Pekik Mas Danang melihat dua perempuan cantik saling berebut menciumi kont0lnya.

    Mbak Siska kebagian ujung kepalanya, sementara aku menjilati batang dan buah pelernya. Kami berdua
    saling berlomba memberikan kenikmatan kepada Mas Danang. Kami kemudian bergiliran. Aku bagian atas,
    Mbak Siska bagian bawah.

    Seterusnya bergantian sampai beberapa menit lamanya. Ketika kami merasakan Mas Danang menggelinjang
    dan mengerang seperti menahan sesuatu, secara berbarengan mulut kami menciumi moncong kont0lnya dari
    samping. Kedua tangan kami mengocok batangnya.

    “Ouuhh.. saa.. yaa.. ke.. ke.. kelu..” belum sempat ucapannya berakhir, nampak cairan kental dan
    hangat menyemprot keras dari moncongnya.

    Tubuhnya menghentak-hentak seiring dengan semburan air maninya yang tak henti-henti muncrat. Wajah
    kami belepotan disirami air maninya yang keluar begitu banyak. Mbak Siska menghisap terus dengan
    rakusnya. Lidahnya menjilat-jilat sampai bersih batang itu dari ceceran air maninya. Sedangkan aku
    mengocoknya seakan mau memeras kont0l itu hingga habis cairannya.

    Setelah membersihkan cipratan air mani di wajah, lalu kami menjatuhkan diri di kiri dan kanan tubuh
    Mas Danang sambil memeluknya. Kami benar-benar kecapaian. Mata terasa berat karena kantuk. Samar-samar
    kudengar Mas Danang berkata,

    “Kalian memang luar biasa. Saya benar-benar puas bersama kalian..”

    Kami tak tahu apa lagi yang dibicarakannya karena sudah terbang melayang dalam mimpi indah. Senyum
    kepuasan tersungging dari bibirku dan Mbak Siska. Pengalaman yang sungguh tiada duanya….

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Cerita Sex Desahan Seorang Guru

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru


    2956 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Desahan Seorang Guru ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexDisekolahku ada wanita yang cantik dengan tubuh indahnya dia berprofesi sebgai guru sejarah di SMA
    namanya Ibu Yeni umurnya mash muda 28 tahun dan dia bercerai dengan suaminya kalau di diskripsikan
    wajahnya seperti Yeyen Presenter Bola, dengan tinggi 170 cm buah dada kiranya berukuran 36 B, semua
    murid bahkan guru laki pun jika melihat dia berjalan rasanya ingin menggodanya.

    Suatu hari Yeni terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si
    Adi harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Adi juga terkenal karena kekekaran
    tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga
    kebugaran tubuhnya.

    Bagi Yeni, kedatangan Adi ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan
    anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.

    “Sudah selesai Adi?”,

    Yeni masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Adi selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal
    yang diberikannya.

    “Hampir bu”

    “Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..”

    “Iya..”

    “Bu Yeni, Saya sudah selesai”, Adi masuk ke ruang tengah sambil membawa pekerjaannya.

    “Ibu dimana?”

    “Ada di kamar.., Adi sebentar ya”, Yeni berusaha membetulkan t-shirtnya. agen poker terpercaya

    Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk
    payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.

    Begitu ia keluar, mata Adi nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Yeni membiarkan rambut
    panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.

    “Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”

    Muka Adi merah karena malu, karena Yeni tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.

    “Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?”

    “Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..”

    “oo…, begitu to?”

    “Adi kamu mau menolong saya?”, Yeni merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.

    “Apa Ibu?”, tubuh Adi bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Yeni yang
    satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.

    “Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.

    “Tapi tapi…, Saya”.

    “Kenapa?, oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Adi langsung saja merah mendengar perkataan Yeni

    “Iya”

    “Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru Yeni kemudian duduk di pangkuan Adi. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Yeni yang agresif
    karena haus akan kehangatan dan Adi yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya.

    Ia bisa merasakan puting susu Yeni yang mengeras. Lidah Yeni menjelajahi mulut Adi, mencari lidahnya
    untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.

    Setelah puas, Yeni kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya
    berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka
    yang juga muridnya ini.

    “Lepaskan pakaiannmu Adi”, Yeni berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya
    tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.

    “Ahh cepat Adi”, Yeni mendesah tidak sabar.

    Adi kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya
    tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.

    “Adi…, letakkan tanganmu di dada Ibu”, agen poker online

    Dengan gemetar Adi meletakkan tangannya di dada Yeni yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing
    untuk meremas-remas payudara Yeni yang montok itu.

    “Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..”
    Dengan semangat Adi melakukan apa yang gurunya katakan.

    “Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.

    Yeni tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk,

    “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.

    Tubuh Yeni menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia
    pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.

    “Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”,

    Tangan Yeni mendekap erat kepala Adi ke payudaranya.

    Adi semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi
    yang nyaring. Hisapan Adi makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya
    tersebut.

    “mm…, nakal kamu”, Yeni tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.

    “Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Adi menurut saja.

    Duduk diantara kaki Yeni yang membuka lebar. Yeni kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di
    belakangnya.

    “Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Adi memasuki vaginanya.

    “Hangat Bu..

    “Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?”

    “Iya..”

    “Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”
    Pelan-pelan jari Adi mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.

    “Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”,

    Yeni mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Adi.”Kalo diginiin nikmat ya
    Bu?”, Adi tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.

    “Oohh…, Adio…, mm”,

    tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-
    rintih keenakan.

    Tangan Adi semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi.
    Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.
    “Ooaahh…, Anntoo”,

    Tangan Yeni mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya
    menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.

    “Hmm…, kamu lihai Adi…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Adi menurut saja.

    Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.

    “Wah…, wahh.., besar sekali”,

    tangan Yeni segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.

    Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Yeni. Ia segera menjilati penis
    muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Adi
    merintih keenakan.

    “Ahh…, enakk…,enakk”,

    Adi tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman
    Yeni. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Yeni.

    “oohh Ibu…, Ibbuu”

    Muncratlah cairan mani Adi di dalam mulut Yeni, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.

    “Hmm…, manis rasanya Adi”, Yeni masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.

    “Sebentar ya aku mau minum dulu”. daftar poker online

    Ketika Yeni sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan
    seseorang mendekapnya dari belakang.

    “Adi…, biar Ibu minum dulu”.

    “Tidak…, nikmati saja ini”,

    Adi yang masih tegang berat mendorong Yeni ke kulkas.Gelas yang dipegang Yeni jatuh, untungnya tidak
    pecah. Tangan Yeni kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.

    “Ibu…, sekarang!”

    “Ahhkk”, Yeni berteriak,

    saat Adi menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat
    menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.

    “Adio…, enakk…, ohh…, ohh”.

    Tubuh Yeni bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Adi satu menyangga
    tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.

    “Ibu menikmati ini khan”, bisik Adi di telinganya

    “Ahh…, hh”, Yeni hanya merintih,

    setiap merasakan sodokan keras dari belakang.

    “Jawab…, Ibu”,

    dengan keras Adi mengulangi sodokannya.

    “Ahh…,iyaa”

    “Adi…, Adi jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Yeni telah merasakan
    cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras
    pinggulnya.

    “Uuhgghh”,

    penis Adi yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Yeni.

    “Ahh”.

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan.
    Setelah kejadian dengan Adi, Yeni masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan
    mereka. Namun yang mengganjal hati Yeni adalah jika Adi kemudian membocorkan hal ini ke teman-
    temannya.
    Ketika Yeni berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang
    muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Reza. Ia berbeda dengan Adi,
    anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.

    “Bu Yeni salam dari Adi”, Reza melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.

    “Terima kasih, boleh saya masuk”,

    Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Reza menghalangi pintu mobilnya.

    “Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Adi.”

    Langkah Yeni terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskupun sempat kaget.

    “Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.

    “Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan
    pelajaran Adi”, Reza tersenyum penuh kemenangan.

    “Apa hubungannya?”, Keringat mulai menetes di dahi Yeni.

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru

    “Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas”.

    Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Yeni langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat
    mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks perumahan.

    Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu
    depan diketuk oleh seseorang. Yeni segera menuju pintu itu, ia mengira Adi yang datang. Ternyata
    ketika dibuka

    “Reza! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Yeni agak jengkel dengan muridnya ini.

    “Boleh saya masuk?”

    “Tidak!”.

    “Apa guru-guru perlu tahu rahasiamu?”

    .”!!”dengan geram ia mempersilakan Reza masuk.

    “Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV.

    “Pantas aja Adi senang di sini”.

    “Apa hubunganmu dengan Adi?, Itu urusan kami berdua”, dengan ketus Yeni bertanya.

    “Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.

    “Jadi artinya”, Kali ini Yeni benar-benar kehabisan akal.

    Tidak tahu harus berbuat apa.

    “Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Adi, mau?”,

    Reza bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Yeni.Yeni masih belum bisa menjawab pertanyaan
    muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.

    Yeni masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia
    menjawab, Reza telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat penisnya meyembul dan
    telah berada di hadapannya.

    “Bagaimana Bu, lebih besar dari Adi khan?”.Reza ternyata lebih agresif dari Adi, dengan satu gerakan
    meraih kepala Yeni dan memasukkan penisnya ke mulut Yeni.

    “Mmpfpphh”.

    “Ahh yaa…, memang Ibu pandai dalam hal ini. Nikmati saja Bu…, nikmat kok”

    Rupanya nafsu menguasai diri Yeni, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya
    bagai permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Reza merintih keenakan.

    “Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh”, Reza menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Yeni, sementara
    tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Yeni merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut.
    Rupanya Reza sudah hendak keluar.

    “oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Reza muncrat di mulut Yeni, yang segera
    menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.

    “Sudahh…, sudah selesai kamu bisa pulang”, Namun Yeni tidak bisa memungkiri perasaannya.
    Ia menikmati mani Reza yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu
    masuk ke vaginanya.

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru “Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.”

    “Apa! beraninya kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau.

    Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Reza mengikuti saja.

    Setelah ia di dalam, Yeni tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh,
    dugaannya pasti Reza sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Reza. Namun ketika ia
    hendak melepaskan kancing dasternya.

    “Sini saya teruskan”, ia mendengar Reza berbisik ke telinganya.

    Tangan Reza segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya
    jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Yeni juga merasakan penis pemuda itu diantara
    belahan pantatnya.

    “Gilaa…, besar amat”, pikirnya.

    Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Reza digosok-gosokkan di antara pantatnya,
    sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya. Ketika jemari Reza meremas puting susu Yeni, erangan
    kenikmatan pun keluar.

    “mm oohh”.Reza tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya
    melakukan operasi ke vagina Yeni.

    “Reza…, aahh…, aahh”, Tubuh Yeni menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Reza.
    “Enak Bu?”, Reza kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.

    Yeni hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan
    Reza dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Reza mendorong tubuh Yeni agar
    membungkuk. Kakinya di lebarkan.

    “Kata Adi ini posisi yang disukai Ibu”

    “Ahhkk…, hmm…, hmmpp”, Yeni menjerit, saat Reza dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang
    vaginanya dari belakang.

    “Ugghh…, innii…, innii”, Reza medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Yeni.
    Yenipun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.

    “Adduuhh…, teruss.., teruss Rezaa…, oohh”, Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh
    sodokan Reza. Tangan Reza mencengkeram pundak Yeni, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar
    semakin cepat saja menelan penisnya.

    “Oohh Yeni…, Rinnaa”.

    Yeni segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam
    menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.

    Yeni masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya,
    dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya. Sementara itu vaginanya sangat becek,
    berlepotan mani Reza dan maninya sendiri.

    Reza juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk
    mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Yeni, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya
    itu.

    “mm capek…, mm”, bibir Yeni mendesah saat pentilnya dipermainkan.

    Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi.
    Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Reza untuk memainkan clitorisnya.

    “Rezz aahh”, Tubuh Yeni bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Reza mempercepat permainan tangannya.

    “Bu…, balik…, Reza pengin nih”

    “Nakal kamu ahh”, dengan tersenyum nakal, Yeni bangkit dan menungging. Tangannya memegang kayu dipan
    tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan penis Reza.

    Reza meraih payudara Yeni dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya
    yang sudah tegang

    “Adduuhh…, owwmm”, Yeni mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah
    licin melebar karena desakan penis Reza.

    “Bu Yeni nikmat lho vagina Ibu…, ketat”, Reza memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.

    “mm…, aahh…, ahh…, ahhkk”, Yeni tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih
    seiring gerakan Reza. Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Reza. Kenikmatan ia peroleh
    juga dari remasan muridnya itu.

    “Ayoo…, aahh.., ahh… Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr lagi…”.

    Gerakan Yeni makin cepat menerima sodokan Reza.

    Tangan Reza beralih memegangi tubuh Yeni, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy
    style”, melainkan kini Yeni menduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Reza kini telentang di
    tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.

    “Ooww..”, Teriakan Yeni terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya.

    Tangannya mencengkeram tangan Reza, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh
    tubuhnya. Sementara Reza sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Yeni yang makin becek.

    “Ayoo…, makin dalam dalamm”.

    “Ahh.., aahh…, aahh..”, Rezapun mulai berteriak-teriak.

    “Mau kelluuaarr”

    Yeni sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Reza menyemprot dalam liang vaginanya. Yeni kemudian
    ambruk menindih tubuh Reza yang basah oleh keringat. ceritasexdewasa.org Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir
    cairan hangat hasil kenikmatan mereka.

    “Bu Yeni…, sungguh luar biasa, Coba kalau Adi ada disini sekarang”.

    “mm memangnya kamu mau apa”, Yeni kemudian merebahkan dirinya di samping Reza.
    Tangannya mengusap-usap puting Reza.

    “Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat..”

    Yeni tidak bisa menjawab komentar Reza, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan.

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru Akhirnya hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Yeni harus berpisah dengan kedua
    murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di
    Kanwil.

    Karenanya ia memanggil Adi untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya.Ketika
    seputar Indonesia mulai ditayangkan, Adi muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.

    “Bu, Adi kangen lho”.

    “Iya deh…, nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya.
    Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Yeni berkaca-kaca ketika mengucapkan
    itu.

    “…………..”, Adi tidak bisa menjawab.

    Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Yeni merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan
    pelajaran berharga dari gurunya itu.

    “Tapi Adi masih boleh berkirim surat kan?”.Yeni bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah,
    “Iya…, boleh…, boleh”

    “Minum dulu Nto, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar yaa”, Yeni mengerling nakal
    ke muridnya sambil beranjak ke kamar.

    Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu
    saja menyetel VCD ‘Kamasutra-nya Penthouse”. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV.

    Diluar Adi meminum es teh yang disediakan Yeni dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai
    rencana yang telah disusun rapi.Lalu Adi menyusul Yeni ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat
    gurunya tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat.

    Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.”Ganti pakaian itu
    Nto..”, Yeni menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.

    Ketika Adi sedang mencopot celananya Yeni sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik CD GT
    Man-nya. Setelah selesai Adi juga tengkurap di samping Yeni.

    “Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”.

    “Belum tuh…”, Mata Adi tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria
    memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.

    “mm…, itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”.

    “Thanx..”, Adi kemudian mengecup pipi gurunya.

    Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Yeni kini tengkurap dengan tidak
    lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Adi.

    Adi kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Yeni dengan lembut, kemudian
    disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Adi kemudian menciumi tengkuk Yeni, dijilatinya rambut-rambut
    halus yang tumbuh lebat.

    “aahh…”

    Setelah puas, Adi kemudian memberi isyarat pada Yeni agar duduk di pangkuannya.

    “Bu, biar Adi yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Adi di telinga Yeni.

    Yeni yang telah duduk di pangkuan Adi pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya
    yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.

    “Akhh…”, Yeni memejamkan matanya.

    “Adi…, jilatin vagina ibu…”

    Adi kemudian merebahkan Yeni, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia
    mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Adi kian
    bernafsu.

    “oohh…, teruss…, teruuss…”, Yeni bergetar merasakan kenikmatan itu.

    Tangannya membimbing tangan Adi dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.

    “Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Adi menjilati pentil clitoris Yeni, dengan penuh
    semangat.

    “Aduuhh….. Oohh…oohh…hh.. Hh…..”

    “Adi…, massuukk”.

    Kaki Yeni kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Yeni
    yang becek.

    “mm…”, Yeni menggigit bibirnya.

    Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos
    masuk.

    “Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Adi sambil meringis memaju mundurkan penisnya.
    Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Yeni
    mempermainkan puting Adi. Dengan gemas dicubitnya hingga Adi berteriak.

    “Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Adi makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan
    penisnya.

    “aa…”.

    Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Yeni terkejut, tapi tidak bagi Adi. Reza sudah berdiri di muka
    pintu, senjatanya telah tegak berdiri.

    “mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Reza kemudian berjalan mendekati
    mereka. Yeni yang hendak berdiri ditahan oleh Adi, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina Yeni.

    “Nikmati saja…” Reza kemudian mengangkangi Yeni, penisnya berada tepat di mukanya.

    “Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Adi menghentakkan gerakannya. Saat Yeni
    berteriak, saat itu pula penis Reza masuk.

    “Ahh…, nikmat..”, Yeni merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Adi dengan puas
    menggarap vaginanya.

    “uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Reza memegangi kepala Yeni, agar semakin dalam saja mengisap
    penisnya.

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Adi keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di
    lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Reza tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala
    Yeni.Setelah Adi mengeluarkan penisnya dari vagina Yeni,

    “Berdiri menghadap tembok Bu!” Yeni masih kelelahan.

    Ia telah orgasme pula saat Adi keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat
    ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani Adi menetes ke lantai.

    “mm…, Nto…, liat tuh punya kamu..”, seru Reza sambil tertawa.

    Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Yeni. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Yeni.

    “Nih Bu rasakan punya Reza juga ya”.

    Adi dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Reza memegangi pinggang
    Yeni saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat.

    Saat Yeni merintih-rintih menikmati permainan mereka, Adi merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak
    tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali.Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan
    berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.

    “ooww…”, Tubuh Yeni yang disangga Reza menegang, kemudian lemas.

    Adi menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati
    mereka dan menyusup diantara Yeni dan tembok. Dipindahkannya tangan Yeni ke pundaknya, dan penisnya
    menggantikan posisi milik Reza.

    “Adi…”, Lagi-lagi Yeni mendesah saat penis Adi masuk dan pinggulnya didorong oleh Reza dari
    belakang.

    “Ahh.. Ahh…. Dorongg…dorongg………….”

    “aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk..”, Yeni berteriak keras sekali, saat dorongan Reza sangat keras
    menekan pinggulnya.

    penis Adi amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Yeni. Saat itu pula ia merasakan penis
    yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Suster Dan Pasien

    Kisah Memek Suster Dan Pasien


    2948 views

    Duniabola99.com – Saya seorang pemain bola di kesebelasan tempat tinggal saya. Karena terjadi tabrakan dengan teman, kaki saya mengalami patah tulang ringan. Dan saya harus dirawat di rumah sakit. Saya berada di kamar kelas VIP. Jadi saya bebas untuk melakukan apa saja. Saya sebetulnya sudah sehat, tetapi masih belum boleh meninggalkan rumah sakit. Makanya saya bosan tinggal disitu.


    Pada pagi hari ketika saya sedang tidur, saya terkejut pada saat dibangunkan oleh seorang suster. Gila..! Suster yang satu ini cantik sekali.
    “Mas Sony udah bangun ya..? Gimana tadi malam, mimpi indah..?” katanya.
    “Ya Sus, indah sekali. Saya lagi bercinta dengan cewek cantik berbaju putih Sus..? Dan mukanya mirip Suster lho..!” kata saya menggodanya.

    “Ah.. Mas Sony ini bisa aja.., habis ini mas mandi ya..?” katanya lembut.
    Lalu dia membawa handuk kecil, sabun, wash lap, dan ember kecil. Suster itu mulai menyingkap selimut yang saya pakai, serta melipatnya di dekat kaki saya. Terbuka sudah seluruh tubuh telanjang saya. Saya dengan sengaja tadi melepaskan semua baju dan celana saya. Ketika dia melihat daerah di sekitar kemalua saya, terkejut dia, karena ukuran kelamin saya serta kepalanya yang di luar normal. Sangat besar, mirip helm tentara NAZI dulu.
    Lalu dia mengambil wash lap dan sabun.

    “Sus… jangan pake wash lap.., geli… saya nggak biasa. Pakai tangan suster yang indah itu saja…” kata saya memancingnya.

    Suster itu mulai dengan tanganku. Dibasuh dan disabuninya seluruh tangan saya. Usapannya lembut sekali. Sambil dimandikan, saya pandangi wajahnya, dadanya, cukup besar juga kalau saya lihat. Orangnya putih mulus, tangannya lembut. Selesai dengan yang kiri, sekarang ganti tangan kanan. Dan seterusnya ke leher dan dada. Terus diusapnya tubuh saya, sapuan telapak tangannya lembut sekali saya rasakan, dan tidak terasa saya memejamkan mata untuk lebih menikmati sentuhannya.

    Sampai juga akhirnya pada batang kejantanan saya, dipegangnya dengan lembut ditambah sabun. Digosok batangnya, biji kembarnya, kembali ke batangnya. Saya merasa tidak kuat untuk menahan supaya tetap lemas. Akhirnya batang kemaluan saya berdiri juga. Pertama setengah tiang, lama-lama akhirnya penuh juga dia berdiri keras.

    Dia bersihkan juga sekitar kepala meriam saya sambil berkata lirih, “Ini kepalanya besar sekali mas… baru kali ini saya lihat kaya gini besarnya. Dikasih makan apa sih koq bisa gini mas..?” katanya manja.
    “Sus… enak dimandiin gini…” kata saya memancing.

    Dia diam saja, tetapi yang jelas dia mulai mengocok dan memainkan batang kemaluan saya. Sepertinya dia suka dengan ukurannya yang menakjubkan.

    “Enak Mas Sony… kalo diginikan..?” tanyanya dengan lirikan nakal. Judi Bola Online
    “Ssshh… iya terusin ahhh… sus… sampai keluar…” kata saya sambil menahan rasa nikmat yang tidak terkira.
    Tangan kirinya mengambil air dan membilas batang kejantanan saya yang sudah menegang itu, kemudian disekanya dengan tangan kanannya. Kenapa kok diseka pikir saya. Tetapi saya diam saja, mengikuti apa yang mau dia lakukan, pokoknya jangan berhenti sampai disini saja. Bisa-bisa saya pusing nantinya menahan nafsu yang tidak tersalurkan.


    Lalu dia dekatkan kepalanya, dan dijulurkan lidahnya. Kepala batang kejantanan saya dijilatinya perlahan. Lidahnya mengitari kepala senjata meriam saya. Semilyard dollar… rasanya… wow… enak sekali. Lalu dikulumnya batang kejantanan saya. Saya melihat mulutnya sampai penuh rasanya, tetapi belum seluruhnya tenggelam di dalam mulutnya yang mungil. Bibirnya yang tipis terayun keluar masuk saat menghisap maju mundur.
    Lama juga saya dikulumi suster jaga ini, sampai akhirnya saya sudah tidak tahan lagi, dan, “Crooott… crooott…” nikmat sekali.

    Sperma saya tumpah di dalam rongga mulutnya dan ditelannya habis. Sisa pada ujung batang kemaluan pun dijilat serta dihisapnya habis.

    “Sudah ya Mas, sekarang dilanjutkan mandinya ya..?” kata suster itu, dan dia melanjutkan memandikan kaki kiri saya setelah sebelumnya mencuci bersih batang kejantanan saya.
    Badan saya dibalikkannya dan dimandikan pula sisi belakang badan terutama punggung saya.
    Selesai acara mandi.

    “Nanti malam saya ke sini lagi, boleh khan Mas..?” katanya sambil membereskan barang-barangnya.
    Saya tidak bisa menjawab dan hanya tersenyum kepadanya. Saya serasa melayang dan tidak percaya hal ini bisa terjadi. Terakhir sebelum keluar kamar dia sempat mencium bibir saya. Hangat sekali.

    “Nanti malam saya kasih yang lebih hebat.” begitu katanya seraya meninggalkan kamar saya.
    Saya pun berusaha untuk tidur. Nikmat sekali apa yang telah saya alami sore ini. Sambil memikirkan apa yang akan saya dapatkan nanti malam, saya pun tertidur lelap sekali. Tiba-tiba saya dibangunkan oleh suster yang tadi lagi. Tetapi saya belum sempat menanyakan namanya. Baru setelah dia mau keluar kamar selesai meletakkan makanan dan membangunkan saya, dia memberitahukan namanya, rupanya Vina. Cara dia membangunkan saya cukup aneh. Rasanya suster dimanapun tidak akan melakukan dengan cara ini. Dia sempat meremas-remas batang kemaluan saya sambil digosoknya dengan lembut, dan hal itu membuat saya terbangun dari tidur. Langsung saya selesaikan makan saya dengan susah payah. Akhirnya selesai juga. Lalu saya tekan bel.

    Tidak lama kemudian datang suster yang lain, saya meminta dia untuk menyalakan TV di atas dan mengangkat makanan saya. Saya nonton acara-acara TV yang membosankan dan juga semua berita yang ditayangkan tanpa konsentrasi sedikit pun.


    Sekitar jam 9 malam, suster Vita datang untuk mengobati luka saya, dan dia harus membuka selimut saya lagi. Pada saat dia melihat alat kelamin saya, dia takjub.

    “Ngga salah apa yang diomongkan temen-temen di ruang jaga..!” demikian komentarnya.
    “Kenapa emangnya Sus..?” tanya saya keheranan.

    “Oo… itu tadi teman-teman bilang kalau punya mas besar sekali kepalanya.” jawabnya.
    Setelah selesai dengan mengobati luka saya, dan dia akan meninggalkan ruangan. Tetapi dia sempat membetulkan selimut saya, dia sempatkan mengelus kepala batang kejantanan saya.
    “Hmmm… gimana ya rasanya..?” manjanya.

    Dan saya hanya bisa tersenyum saja. Wah suster di sini gila semua ya pikirku. Jam 22:00, kira-kira saya baru mulai tertidur. Saya mimpi indah sekali di dalam tidur saya karena sebelum tidur tadi otak saya sempat berpikir hal-hal yang jorok. Saya merasakan hangat sekali pada bagian selangkangan, tepatnya pada bagian batang kemaluan saya, sampai saya jadi terbangun. Ternyata suster Vina sedang menghisap senjata saya. Dengan bermalas-malasan, saya menikmati terus hisapannya. Saya mulai ikut aktif dengan meraba dadanya. Suatu lokasi yang saya anggap paling dekat dengan jangkauan tangan saya.

    Saya buka kancing atasnya, lalu meraba dadanya di balik BH hitamnya. Terus saya mendapati segumpal daging hangat yang kenyal. Saya menelusuri sambil meremas-remas kecil. Sampai juga pada putingnya. Saya memilin putingnya dengan lembut dan Suster Vina pun mendesah.
    Entah berapa lama saya dihisap dan saya merabai Suster Vina, sampai dia akhirnya bilang, “Mas… boleh ya..?” katanya memelas.

    “Mangga Sus, dilanjut..?” tanya saya bingung.
    Dan tanpa menjawab dia pun meloloskan CD-nya, dilemparkan di sisi ranjang, lalu dia naik ke ranjang dan mulai mengangkangkan kakinya di atas batang kejantanan saya.

    Dan, “Bless…” dia memasukkan kemaluan saya pada lubangnya yang hangat dan sudah basah sekali.
    “Aduh.. Mas.., kontolnya hangat dan enak lho… ohhhh…”
    Lalu dia pun mulai menggoyang perlahan. Pertama dengan gerakan naik turun, lalu disusul dengan gerakan memutar. Wah.., suster ini rupanya sudah profesional sekali. Lubang senggamanya saya rasakan masih sangat sempit, makanya dia juga hanya berani gerak perlahan. Mungkin juga karena saya masih sakit. Lama sekali permainan itu dan memang dia tidak mengganti posisi, karena posisi yang memungkinkan hanya satu posisi. Saya tidur di bawah dan dia di atas tubuh saya.


    Sampai saat itu belum ada tanda-tanda saya akan keluar, tetapi kalau tidak salah, dia sempat mengejang sekali. Tadi di pertengahan dan lemas sebentar, lalu mulai menggoyang lagi. Sampai tiba-tiba pintu kamarku dibuka dari luar, dan seorang suster masuk dengan tiba-tiba. Kaget sekali kami berdua, karena tidak ada alasan lain, jelas sekali kami sedang main. Apalagi posisinya baju dinas Suster Vina terbuka sampai perutnya, dan BH-nya juga sudah terlepas dan tergeletak di lantai.

    Ternyata yang masuk suster Vita, dia langsung menghampiri dan bilang, “Teruskan saja Vin… gue cuman mau ikutan… memek gue udah gatel nich..!” katanya dengan santai.

    Suster Vita pun mengelus dada saya yang agak bidang, dia ciumi seluruh wajah saya dengan lembut. Saya membalasnya dengan meremas dadanya. Dia diam saja, lalu saya buka kancingnya, terus langsung saya loloskan pakaian dinasnya. Saya buka sekalian BH-nya yang berenda tipis dan merangsang. Dadanya terlihat masih sangat kencang. Tinggal CD minim yang digunakannya yang belum saya lepaskan.

    Suster Vina masih saja dengan aksinya naik turun dan kadang berputar. Saya lihat dadanya yang terguncang akibat gerakannya yang mulai liar. Lidah Suster Vita mulai memasuki rongga mulut saya dan langsung saya hisap ujung lidahnya yang menjulur itu. Tangan kiri saya mulai meraba di sekitar selangkangan Suster Vita dari luar. Basah sudah CD-nya, dengan perlahan saya tarik ke samping dan saya mendapatkan permukaan bulu halus menyelimuti liang kewanitaannya. Saya elus perlahan, baru kemudian sedikit menekan. Ketemu sudah klit-nya. Agak ke belakang saya rasakan semakin menghangat. Tersentuh olehku kemudian liang nikmat tersebut. Saya raba sampai tiga kali sebelum akhirnya memasukkan jari saya ke dalamnya. Saya mencoba memasukkan sedalam mungkin jari telunjuk saya. Kemudian disusul oleh jari tengah. Saya putar jari-jari saya di dalamnya. Baru kemudian saya kocok keluar masuk sambil memainkan jempol saya di klit-nya.

    Dia mendesah ringan, sementara Suster Vina rebahan karena lelah di dadaku dengan pinggulnya tiada hentinya menggoyang kanan dan kiri. Suster Vita menyibak rambut panjang Suster Vina dan mulai menciumi punggung terbuka itu. Suster Vina semakin mengerang, mengerang, dan mengerang, sampai pada erangan panjang yang menandakan dia akan orgasme, dan semakin keras goyangan pinggulnya. Sementara saya sendiri mencoba mengimbangi dengan gerakan yang lebih keras dari sebelumnya, karena dari tadi saya tidak dapat terlalu bergoyang, takut luka saya menjadi sakit.

    Suster Vina mengerang panjang sekali seperti orang sedang kesakitan, tetapi juga mirip orang kepedasan. Mendesis di antara erangannya. Dia sudah sampai rupanya, dan dia tahan dulu sementara, baru dicabutnya perlahan. Sekarang giliran Suster Vita, dilapnya dulu batang kemaluan saya yang basah oleh cairan kenikmatan, dikeringkan, baru dia mulai menaiki tubuh saya.

    Ketika Suster Vita telah menempati posisinya, saya melihat Suster Vina mengelap liang kemaluannya dengan tissue yang diambilnya dari meja kecil di sampingku. Suster Vita seakan menunggang kuda, dia menggoyang maju mundur, perlahan tapi penuh kepastian. Makin lama makin cepat iramanya. Sementara kedua tangan saya asyik meremas-remas dadanya yang mengembung indah. Kenyal sekali rasanya, cukup besar ukurannya dan lebih besar dari miliknya Suster Vina. Yang ini tidak kurang dari 36C.


    Sesekali saya mainkan putingnya yang mulai mengeras. Dia mendesis, hanya itu jawaban yang keluar dari mulutnya. Desisan itu sungguh manja kurasakan, sementara Suster Vina telah selesai dengan membersihkan liang hangatnya. Kemudian dia mulai lagi mengelus-elus badan telanjang Suster Vita dan juga memainkan rambutku, mengusapnya. Kemudian karena sudah cukup pemanasannya, dia mulai menaiki ranjang lagi. Dikangkangkannya kakinya yang jenjang di atas kepala saya. Setengah berjongkok gayanya saat itu dengan menghadap tembok di atas kepala saya. Kedua tangannya berpegangan pada bagian kepala ranjang.

    Mulai disorongkannya liang kenikmatannya yang telah kering ke mulut saya. Dengan cepat saya julurkan lidah, lalu saya colek sekali dan menarik nafas, “Hhhmmm…” bau khas kewanitaannya. Saya jilat liangnya dengan lidah saya yang memang terkenal panjang. Saya mainkan lidah saya, mereka berdua mengerang bersamaan, kadang bersahutan. Saya lihat lubang pantatnya yang merah agak terbuka, lalu saya masukkan jari jempol ke dalam lubang pantatnya.

    Suster Vina merintih kecil, “Auuww… mas nakal deh..!”
    Lalu saya jilati lubang pantatnya yang sudah mulai basah itu, tapi kemudian, “Tuuuttt..!”
    Saya kaget, “Suster kentut ya..?” tanya saya.

    Suster Vina tertawa kecil lalu minta maaf. Lalu kembali saya teruskan jilatan saya.
    Lama sekali permainannya, sampai tiba-tiba Suster Vita mengerang besar dan panjang serta mengejang. Setelah Suster Vita selesai, dia mencabut batang kejantanan saya, sedang lidah saya tetap menghajar liang kenikmatan Suster Vina. Sesekali saya menjilati klit-nya. Dia menggelinjang setiap kali lidah saya menyentuh klit-nya. Mendengar desisan Suster Vina sudah lemas dan beranjak turun dari posisinya, saya menyudahi permainan ini. Saya lunglai rasanya menghabisi dua suster sekaligus.

    “Kasihan Mas Sony, nanti sembuhnya jadi lama… soalnya ngga sempet istirahat..!” kata Suster Vina.
    “Iya dan kayanya kita akan setiap malam rajin minta giliran kaya malem ini.” sahut suster Vita.
    “Kalo itu dibuat system arisan saja.” kata Suster Vina sadis sekali kedengarannya.
    “Emangnya gue piala bergilir apa..?” kata saya dalam hati.

    Malam itu saya tidur lelap sekali dan saya sempat minta Suster Vina menemaniku tidur, saya berjanji tiap malam, mereka dapat giliran menemani saya tidur, tetapi setelah mendapat jatah batin tentunya. Malam itu kami tidur berdekapan mesra sekali seperti pengantin baru dan sama-sama polos. Sampai jam 4 pagi, dia minta jatah tambahan dan kami pun bermain one on one (satu lawan satu, tidak keroyokan seperti semalam). Hot sekali dia pagi itu, karena kami lebih bebas tetapi yang kacau adalah setelah selesai. Saya merasa sakit karena luka kaki saya menjadi berdarah lagi. Jadi terpaksa ketahuan dech sama Suster Vita kalau ada sesi tambahan, dan mereka berdua pun ramai-ramai mengobati luka saya, sambil masih ingin melihat kejantanan dasyat yang meluluh lantakkan tubuh mereka semalaman.

    Setelah itu, sekitar jam 5:00, saya kembali tidur sampai pagi jam 7:20. Saya dibangunkan untuk mandi pagi. Mandi pagi dibantu oleh Suster Vita dan sempat dihisap sampai keluar dalam mulutnya.
    Pada pagi harinya, Dokter Vivi melihat keadaan saya.
    “Gimana Mas Sony, masih sakit kakinya..?” katanya.
    “Sudah lumayan Dok..!” kata saya.

    Lalu, “Sekarang coba kamu tarik nafas lalu hembuskan, begitu berulang-ulang ya..!”
    Dengan stetoskopnya, Dokter Vivi memeriksa tubuh saya. Saat stetoskopnya yang dingin itu menyentuh dada saya, seketika itu juga suatu aliran aneh menjalar di tubuh saya. Tanpa saya sadari, saya rasakan batang kejantanan saya mulai menegang. Saya menjadi gugup, takut kalau Dokter Vivi tahu. Tapi untung dia tidak memperhatikan gerakan di balik selimut saya. Namun setiap sentuhan stetoskopnya, apalagi setelah tangannya menekan-nekan ulu hati, semakin membuat batang kejantanan saya bertambah tegak lagi, sehingga cukup menonjol di balik selimut.


    “Wah, kenapa kamu ini..? Kok itu kamu berdiri..? Terangsang saya ya..?” katanya.
    Mati deh! Ternyata Dokter Vivi mengetahui apa yang terjadi diselangkangan saya. Aduh!
    Lalu dia dengan tiba-tiba membuka selimut sambil berkata, “Sekarang saya mau periksa kaki mas…” katanya.
    Dan, “Opsss… i did it again..!” terpampanglah kemaluan saya yang besar dihadapannya.
    Gila! Dokter Vivi tertawa melihat batang kejantanan saya yang besar dan mengeras itu.
    “Uh, kontol mas besar ya..?” kata Dokter Vivi serasa mengelus kemaluan saya dengan tangannya yang halus.
    Wajah saya menjadi bersemu merah dibuatnya, sementara tanpa dapat dicegah lagi, senjata saya semakin bertambah tegak tersentuh tangan Dokter Vivi. Dokter Vivi masih mengelus-elus dan mengusap-usap batang kejantanan saya itu dari pangkal hingga ujung, juga meremas-remas biji kembar saya.
    “Mmm… mas pernah bermain..?” katanya manja.

    Saya menggeleng. Saya pura-pura agar ya…ya…ya….
    “Aahhh…” saya mendesah ketika mulut Dokter Vivi mulai mengulum kemaluan saya.
    Lalu dengan lidahnya yang kelihatannya sudah mahir, digelitiknya ujung kemaluan saya itu, membuat saya menggerinjal-gerinjal. Seluruh kemaluan saya sudah hampir masuk ke dalam mulut Dokter Vivi yang cantik itu. Dengan bertubi-tubi disedot-sedotnya kemaluan saya. Terasa geli dan nikmat sekali.

    Dokter Vivi segera melanjutkan permainannya. Ia memasukkan dan mengeluarkan kejantanan saya dari dalam mulutnya berulang-ulang, naik-turun. Gesekan-gesekan antara kemaluan saya dengan dinding mulutnya yang basah membangkitkan kenikmatan tersendiri bagi saya.

    “Auuh… aahhh…” akhirnya saya sudah tidak tahan lagi.

    Batang kemaluan saya menyemprotkan sperma kental berwarna putih ke dalam mulut Dokter Vivi. Bagai kehausan, Dokter Vivi meneguk semua cairan kental tersebut sampai habis.
    “Duh, masa baru begitu saja mas udah keluar.” Dokter Vivi meledek saya yang baru bermain oral saja sudah mencapai klimaks.

    “Dok.., saya… baru pertama kali… melakukan ini…” jawab saya terengah-engah (kena dia, tetapi memang saya akui hisapannya lebih hebat dari kedua suster tadi malam). Dokter Vivi tidak menjawab. Ia mencopot jas dokternya dan menyampirkannya di gantungan baju di dekat pintu. Kemudian ia menanggalkan kaos oblong yang dikenakannya, juga celana jeans-nya. Mata saya melotot memandangi payudara montoknya yang tampaknya seperti sudah tidak sabar ingin meloncat keluar dari balik BH-nya yang halus. Mata saya serasa mau meloncat keluar sewaktu Dokter Vivi mencopot BH-nya dan memelorotkan CD-nya. Astaga! Sungguh besar namun terpelihara dan kencang. Tidak ada tanda-tanda kendor atau lipatan-lipatan lemak di tubuhnya. Demikian pula pantatnya. Masih menggumpal bulat yang montok dan kenyal. Benar-benar tubuh paling sempurna yang pernah saya lihat selama hidup ini. Saya merasakan batang kejantanan saya mulai bangkit lebih tinggi menyaksikan pemandangan yang teramat indah ini.


    Dokter Vivi kembali menghampiri saya. Ia menyodorkan payudaranya yang menggantung kenyal ke wajah saya. Tanpa mau membuang waktu, saya langsung menerima pemberiannya. Mulut saya langsung menyergap payudara nan indah ini. Sambil menyedot-nyedot puting susunya yang amat tinggi itu, mengingatkan saya ketika menyusu pada kedua suster tadi malam.

    “Uuuhhh… Aaah…” Dokter Vivi mendesah-desah tatkala lidah saya menjilat-jilati ujung puting susunya yang begitu tinggi menantang.

    Saya permainkan puting susu yang memang amat menggiurkan ini dengan bebasnya. Sekali-sekali saya gigit puting susunya itu. Tidak cukup keras memang, namun cukup membuat Dokter Vivi menggelinjang sambil meringis-ringis.

    Tidak lama kemudian, saya menarik tangan Dokter Vivi agar ikut naik ke atas tempat tidur. Dokter Vivi memahami apa maksud saya. Ia langsung naik ke atas tubuh saya yang terbaring telentang di tempat tidur. Perlahan-lahan dengan tubuh sedikit menunduk, ia mengarahkan kemaluan saya ke lubang kewanitaannya yang di sekelilingnya ditumbuhi bulu-bulu lebat kehitaman. Lalu dengan cukup keras, setelah batang kejantanan saya sudah masuk 2 cm ke dalam liang senggamanya, ia menurunkan pantatnya, membuat senjata saya hampir tertelan seluruhnya di dalam lubang surganya. Saya melenguh keras dan menggerinjal-gerinjal cukup kencang waktu ujung kepala kemaluan saya menyentuh pangkal rahim Dokter Vivi. Menyadari bahwa saya mulai terangsang, Dokter Vivi menambah kualitas permainannya. Ia menggerak-gerakkan pantatnya, berputar-putar ke kiri ke kanan dan naik turun ke atas ke bawah. Begitu seterusnya berulang-ulang dengan tempo yang semakin lama semakin tinggi. Membuat tubuh saya menjadi meregang merasakan nikmat yang bukan main.

    Saya merasa sudah hampir tidak tahan lagi. Batang keperkasaan saya sudah nyaris menyemprotkan cairan kenikmatan lagi. Namun saya mencoba menahannya sekuat tenaga dan mencoba mengimbangi permainan Dokter Vivi yang liar itu.

    Akhirnya, “Aaahh…” jerit saya.
    “Ouuhhh..!” desah Dokter Vivi.
    Dokter Vivi dan saya menjerit keras. Kami berdua mencapai klimaks hampir bersamaan. Saya menyemprotkan air mani saya di dalam liang rahim Dokter Vivi yang masih berdenyut-denyut menjepit keperkasaan saya yang masih kelihatan tegang itu.


    Lalu, wajah, mata, dahi, hidung saya habis diciumi oleh Dokter Vivi sambil berkata, “Terima kasih Mas Sony, ohhh… endanggg..!”
    Kami tidak lama kemudian tertidur dalam posisi yang sama, yaitu kakinya melingkar di pinggang saya sambil memeluk tubuh saya dengan hangat. Nah itulah cerita saya.

  • Cerita Sex Putus Cinta

    Cerita Sex Putus Cinta


    2943 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Putus Cinta ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexNama saya Asep (Bukan nama sebenarnya), saya asli anak kampung lahir dilereng pegunungan Bandung Barat (Jawa Barat). Kisah nyata ini berawal sejak saya masuk PSD1 (Pendidikan Setara Diploma) di Bandung, nama gadis itu Lilis (Bukan nama sebenarnya), kelahiran PB (RIAU) yang dikirim orangtuanya ke Bandung untuk menuntut ilmu.
    Singkat cerita setelah kenal selama kurang-lebih tiga bulan, saya dengan Lilis pulang dari kuliah bareng seperti biasanya. Sebelum pulang Lilis meminta saya untuk mencium keningnya (Jelas saya lakukan, saya cinta).

    Tiba-tiba setelah saya melangkahkan kaki beberapa langkah, tiba-tiba Lilis memanggilku,

    “Asep.. kesini bentar”, langkahku terhenti dan membalikan badan untuk menghampirinya. Serta dia berbisik,
    “Kedalam aja dulu yuk.., di dalam nggak ada siapa-siapa”, saya berhenti sejenak lalu masuk.

    Di rumahnya hanya bertiga (Kakaknya, Lilis, dan Adiknya).

    Kemudian saya dipersilakan duduk kemudian Lilis berkata,

    “Sebentar yach saya ganti baju dulu.” 3 menit kemudian Lilis datang dengan membawa air minum dan duduk di samping saya.

    Kemudian dengan sedikit keberanian saya mencium bibir Lilis, dia hanya tertunduk malu sambil berkata

    “Ich.. Asep jangan gitu ach..” dan pipinya memerah menambah kecantikannya.

    Saya bilang,

    “Lilis.. kamu cantik dech kalau pipi kamu merah..” lalu Lilis menyubit pas di kemaluan, saya sedikit teriak
    “Aduh.. sakit donk.” Kemudian Lilis langsung memegang kemaluan saya dan berkata,
    “Coba saya lihat..” sambil membuka retsleting celana saya.
    “Jangan ach malu..” kata saya.

    Tanpa memikirkan hal apapun saya merelakan kemaluanku dilihat sama Lilis, Lilis bilang

    “Bagus yach.. gede dan rada bengkok.” Saya bilang
    “Lilis.. kamu mau?” tanpa menjawab ia hanya merebahkan badannya di kursi panjang tempat saya duduk, tanpa berpikir panjang saya lalu menindih dia, saya ciumi dia, saya buka kancing bajunya dan saya buka juga BH-nya.

    Susunya masih kecil seukuran dengan kepalan tangan. Saya julurkan lidah saya diputar ke kiri dan kanan, ke atas dan ke bawah untuk memainkan puting yang masih kecil. Payudaranya semakin lama semakin mengeras dan kepala saya semakin ditekan ke payudaranya, sambil memanggil-manggil nama saya

    “Terus.. Sep, terus Sep.., nikmat.. sekali Sep” dan terdengar desahan kecil
    “aacchh..” barengan itu pula saya ingin ke belakang, rasanya kepingin pipis, sambil mengangkat kepala dari payudaranya.

    Saya bertanya berbisik

    “Ech.. kamar kecilnya dimana”, dia menjawab sambil mengangkat tangannya menunjukan arah,
    “Masuk ke situ.. lurus lalu belok kanan”, tanpa berpikir panjang saya langsung lari ke kamar kecil dan keluarlah “cairan perjaka” yang pertama.

    Tanpa sepengetahuan saya Lilis ternyata mengikuti dari belakang, lalu masuk ke kamar kecil itu dan bertanya sambil melihat kemaluanku,

    Cerita Sex Putus Cinta “Sep.. kamu kok tiba-tiba lari, kenapa?” Aku hanya terdiam dan aku tak tahu apa yang terjadi, badanku terasa lemas seperti yang sudah menempuh perjalanan jauh.

    Kemudian Lilis membuka baju dan BH-nya yang sudah terlepas tadi.

    “Mandi ach..” Lilis bilang, tanpa rasa malu dia membuka seluruh pakaiannya di depan saya dan di gantungkannya di paku dinding kamar mandi.

    Kemudian saya berpikir

    “Apa yang sedang saya lakukan?”, Lilis dengan tiba-tiba sangat bernafsu menciumi bibir dan leher saya, serta tangannya yang terampil mengocok kemaluan saya yang dari tadi nongol dari retsleting yang belum saya tutup sampai terasa ngilu. Poker Singa

    Tangan Lilis yang sebelah kiri memegang pundak saya dan tangan yang sebelahnya lagi tangan kanan menuntun kemaluan saya yang tadi dikocok-kocok untuk dimasukan ke dalam vaginanya.

    Lilis berbisik,

    “Sep.. kok nggak masuk-masuk..”, saya bilang
    “Nggak tahu atuh, saya nggak bisa memasukannya, kayaknya terlalu sempit nich..” Lalu Lilis berbisik,
    “Kita pindah saja yuk kekamar, biar nggak susah”, sebelum kaki melangkah kami dikejutkan oleh bunyi bel pintu depan “Ding-Dong” (Waduh kagetnya minta ampun, jantung rasanya nggak karuan).

    Kami berdua saling bertatapan sejenak, kemudian dengan spontan Lilis meraih baju, BH serta CD-nya yang digantung di paku, saya langsung lari ke depan untuk membuka pintu, ternyata yang dateng orangtuanya dari Riau (kakaknya ternyata jemput orangtuanya dari Airport).
    Pas buka pintu langsung kakaknya bertanya,

    “Dimana si Lilis, kok nge-bel dari tadi nggak di buka-buka pintunya, lagi pada ngapain sich kalian?” Saya menjawab “Dari tadi Lilis ada dibelakang, saya disini.. lalu Lilis teriak meminta agar saya membukakan pintunya, maafkan saya kak.., karena saya selaku tamu di sini tidak ada hak untuk membuka pintu tanpa seizin tuan rumah. Dan saya kira tadi bukan kakak, jadi tidak saya buka.” Kemudian sambil masuk ke dalam kakaknya bergumam,
    “Ach.. dasar kamu pintar cari alasan.”

    Setelah itu orangtuanya Lilis berbincang-bincang dengan saya (Interogasi), tanya asal-usul, orangtua, pekerjaan orangtua, rumah, pokoknya segalanya. Dan saya jelaskan semuanya, saya di Bandung ini sejak masuk SMP (yach.. inilah nasib anak kampung).

    Kemudian terdengar suara ibunya memarahi Lilis,

    Cerita Sex Putus Cinta “Ngapain kamu pacaran sama anak kampung gitu.., mau diberi makan apa kamu sama dia, pokoknya Mama nggak setuju kamu berhubungan sama dia.” Beberapa menit kemudian Lilis datang dengan mata berkaca-kaca, merah tanda mau menangis dan ia meminta saya untuk meninggalkan rumah itu.

    Tidak banyak berkata saya langsung pulang tanpa pamit dan saya mengerti, serta mendengar apa yang ibunya bilang.

    Waktu itu menjelang pukul 18:00, aku pulang ke rumah dengan 1001 pikiran dan pertanyaan, mengapa hal ini terjadi pada saya? Di tempat tidur kira-kira pukul 19:25 saya melamun memikirkan apa yang sudah saya alami siang tadi.

    Tiba-tiba terdengar ketukan pintu sambil mengucapkan “salam”, dalam pikiranku “perasaan saya hafal suara itu” pas saya buka ternyata Lilis datang dengan wajah dan rambut lusuh dibasahi dengan keringat dan air mata, kemudian tanpa banyak bicara saya peluk, saya cium keningnya dan saya minta untuk menceritakan kenapa bisa begini.

    Sambil tersedu-sedu Lilis menjelaskan semuanya, bahwa setelah saya pulang Lilis bertengkar hebat dengan orangtuanya, lantas ia minta izin untuk tidur di rumah temannya yang bernama Ina (bukan nama sebenarnya, yang sudah ia hubungi). Jika ortunya telepon bilangin Lilis ada disini, tapi sudah tidur, padahal sebenarnya Lilis ke rumah saya “Dengan dalih nginap dirumah Ina.”

    Kemudian saya siapkan air hangat, saya bikin nasi goreng dan saya siapkan juga baju piyama (maklum saat itu ortu masih di kampung dan rumah itu hanya cukup buat sendiri, jadi apa-apa melakukan sendiri).

    Kemudian kami makan nasi goreng yang saya buat, lalu Lilis mengeluarkan air mata lagi.

    Saya bilang,

    “Sudah dong ach.., jangan nangis lagi..” lalu Lilis berkata,
    “Sep.., saya minta maaf atas omongan dan perlakuan orang tua saya terhadap kamu tadi siang.”

    Saya bilang,

    “Walaupun saya marah sama orang tua kamu, tapi kalau melihat kamu senyum saya nggak bisa marah lho..” sambil sedikit merayu.

    Sampailah pada pukul 21:00, kita berdua pergi ke kamar rasanya lelah sekali, saat itu Dunia Dalam Berita, Lilis meminta saya untuk memeluknya dan berkata “Sep.. apa yang bisa membuat kamu percaya bahwa saya betul-betul sayang sepenuhnya sama kamu”, lalu saya berkata berikanlah “kesicuan” kamu, setelah kau berikan baru saya akan percaya.

    (Perlu pembaca ketahuai, bahwa saya belum pernah mencium “bau” wanita sebelumnya, mungkin karena saya tertutup atau karena saya masuk STM (Sekolah Teknik Menengah)dan teman-teman saya tidak ada perempuannya, hanya omong yang besar yang ada kalau membicarakan masalah wanita). Tapi setelah permintaan itu Lilis hanya berdiam saja, tanpa banyak komentar saya pegang payudaranya, kemudian saya buka kancing baju piyamanya serta celana dan CD-nya.

    Lilis seolah-olah pasrah dengan apa yang saya lakukan, kemudian saya mengulangi yang siang tadi saya lakukan. Saya hisap puting payudaranya, kemudian saya mainkan dengan lidah, lalu menyusuri leher, perut, tali pusar terus sampai bawah ke “hutan homogen” yang belum begitu banyak tumbuh bulu.

    Dia tertawa manja sambil memanggil,

    Cerita Sex Putus Cinta

    Cerita Sex Putus Cinta

    “Sep.. jangan geli Sep.., ich.. Asep.. kamu apa-apaan geli ach..” Saya berhenti sejenak dan saya tatap matanya yang penuh gairah, lalu saya berkata “Tapi kamu suka khan..” ia cuma mengangguk sambil tersenyum.

    Lantas saya lebih gila, saya jilati daging yang ada di dalam bibir “Goa” yang sempit itu, Lilis semakin ganas dan liar, dengan keras ia mendorong-dorong kepala saya ke lubang “Goa” sambil menikmati jilatan lidahku. Lalu Lilis meminta saya untuk memasukan penis saya ke dalam “Goanya”, kemudian saya membuka celana dan CD saya, saya berikan penis saya yang lumayan gede dan agak bengkok ketangan Lilis lalu di masukannya penis saya ke vaginanya.

    Mulanya susah masuk, tapi atas kegigihan dan bantuan tangan Lilis akhirnya bisa masuk

    “Blessh” terdengar sedikit rintihan Lilis
    “Sakit Sep.., sakit.” Saya berpikir “Baru saja 1/2 yang masuk sudah begini.., bagaimana kalau semuanya masuk”,

    kemudian saya perlahan-lahan menaik-turunkan pinggang saya berkali-kali, sambil memasukan penis saya lebih dalam lagi, tidak terdengar rintihan hanya bisikan-bisikan mesra yang meminta agar saya memperdalam “galiannya”, saking begitu nikmatnya Lilis memejamkan kedua matanya dan meminta lebih dalam lagi

    “Sep.., terus Sep.., lebih dalam lagi.., terus..” beberapa saat kemudian terasa badan saya mengejang dan saya memeluk tubuh Lilis, tiba-tiba mata Lilis terbuka dan bertanya,
    “Ada apa Sep.., kok kamu berhenti.. ech.. apa ini, kok terasa seperti ada yang menembak ulu hati saya”, lalu dia berkata lagi
    “Sep.., tapi nikmat terusin dong.., ayo dong..” Kemudian saya coba untuk mengangkat penis saya tapi terasa ngilu sekali sampai saya “nyengir”.

    Lilis bertanya,

    “Sep.. kenapa, sakit?” Saya jawab,
    “Tidak..” Dan saya mulai menaik-turunkan pinggang untuk melanjutkan permainan walaupun ada rasa ngilu.

    Beberapa menit Lilis meminta mempercepat tempo gerakan

    “Cepatin dikit..” sambil memegang pantat saya dan akhirnya ia mengejang kurang lebih 6 detik sambil memeluk erat badan saya dan melepaskan napas yang sepertinya tertahan dari tadi, perasaan lemas dan ada sesuatu yang sepertinya membuat saya menyesal, tapi apa yach (saya berpikir) apakah karena saya telah melakukan ini atau ada perasaan takut?

    Akhirnya kami tertidur lelap, pagi harinya setelah kami mandi kemudian sarapan dan bersiap-siap berangkat ke kampus, Lilis memberitahukan bahwa dirinya telah dijodohkan oleh ortunya di Riau dengan anak pengusaha. Katanya

    “Sep.., saya betul-betul minta maaf, bukan maksud Lilis menyakiti kamu, karena setelah kuliah kita nanti selesai, mungkin kita tidak akan bertemu lagi sebab, saya harus kembali ke Riau dan menikah dengan lelaki pilihan ortu Lilis.”

    Waktu itu juga saya seperti tidak ada tenaga, lemas, menyesal campur marah. Saya menangis dan berkata,

    “Mengapa.., Lilis.., mengapa kau lakukan ini semua, kalau seandainya saya tahu kamu sudah dijodohkan dengan pilihan ortu kamu, saya tidak akan menyentuh bahkan tidur dan melakukan di luar batas-batas kewajaran dengan kamu? lantas apa yang harus saya lakukan.”

    Dia menjawab dengan berlinang airmata

    Cerita Sex Putus Cinta “Sep.., saya sayang sama kamu.., saya rela “Kegadisan” saya diberikan kepadamu dan saya bangga bisa memberikan sesuatu yang berharga pada diri saya dan berarti untuk orang yang saya sayangi dan saya cintai, saya mohon setelah kejadian ini kamu harus bisa melupakan saya, waktu semalam sayakan bertanya, apa yang membuat kamu percaya bahwa saya sayang sama kamu, kamu kan yang mengiginkan semua ini?” Saya bantah,
    “Tapi kenapa kamu tidak bilang bahwa kamu sudah dijodohkan dengan orang kaya pilihan ortu kamu?” Ia jawab lagi, “Pokoknya kamu tenang saja Sep.., dan saya juga sekarang akan berusaha untuk melupakan kamu kok..? izinkanlah saya untuk pergi. Saya mau pulang sekarang”, Saya tidak menjawab, ia mencium bibir saya dan berkata
    “Saya sayang kamu kok” saya bentak Lilis
    “Jika kamu sayang kepada saya.., tinggalah bersama saya.” Lilis tersenyum manja dan berkata,
    “Jika saya menikah dengan kamu.., kamu mau memberi makan apa..” Rupanya Lilis memancing supaya saya benci dan kesal terhadap dia, tapi aku nggak bisa marah, hanya menangis, lalu ia duduk dan berkata lagi
    “Maafkan saya Sep.., bukan itu masalahnya.., bukan kamu nggak bisa memberi makan saya dan saya yakin serta percaya kamu bisa membahagiakan saya, tapi yang jadi tujuan utama hidup saya, saya ingin membahagikan orang tua saya, biarlah saya berkorban, walaupun kita melanjutkan hubungan kita ini dan tanpa restu orang tua.., pasti kita tidak akan bahagia (kualat).

    Sejak itu saya sadar, hatinya memang suci, ingin membahagiakan kedua orang tuanya dan menikah dengan “lelaki kaya” serta ia rela berkorban walau harus kehilangan “mahkotanya” demi seseorang yang sayanginya.

    Para pembaca sekalian.., itulah kisah nyata yang menimpa saya sebagai anak kampung.. Cerita ini dulu saya alami 4 tahun yang lalu. Dan kemarin bulan September 1999, saya dengar dari teman bahwa dia melahirkan seorang bayi perempuan dan kenangan saya sewaktu bersamanya terbayang kembali. Ingin saya menengok Lilis, tapi saya takut merusak kebahagiaan rumah tangga mereka.

    Saya merasa bersalah, merasa dibohongi, saya merasa ditipu. Mungkin setelah saya berbagi kisah nyata ini, beban dan rasa bersalah saya bisa sedikit berkurang.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kepergok Tante Lagi Nonton Bokep Di Kamar

    Kepergok Tante Lagi Nonton Bokep Di Kamar


    2935 views


    Duniabola99.com – Perkenalkanlah nama saya Andi 22 tahun. Kejadian ini sebenarnya telah terjadi setahun yang lalu, dimana waktu itu saya sedang kerja praktek di sebuah perusahaan swasta. Waktu itu saya masih duduk di bangku kuliah di suatu universitas di Jogja, pada semester 7 saya harus melakukan magang / kerja praktek di sebuah perusahaan, kebetulan saya mendapat tempat di perusahaan swasta terkenal di jakarta selatan.

    Wah, kalau saya tinggal disana, biaya hidup pasti tinggi, belum biaya kost, buat makan sehari – hari dan buat yang lain. Maka dari itu, karena saya punya tante yang tinggal di Jakarta, tepatnya di daerah Cilandak, maka saya memutuskan untuk sementara waktu tinggal di tempat itu.

    Tanteku ini bernama tante Sintia, umurnya baru 25 tahun, belum lama menikah (kurang lebihnya baru setahun yang lalu). Tetapi karena suaminya yang bekerja di perusahaan pertambangan sering mendapat proyek di luar kota, sampai sekarang tanteku ini belum mendapat momongan. Karena saking sibuknya suaminya itu, terkadang sampai 2 minggu bahkan 1 bulan dihabiskan di luar kota.

    Tante sintia sebenarnya ingin ikut bareng suaminya kalau pas lagi ke luar kota, tapi karena tante Sintia juga seorang wanita karir yang bekerja di bank swasta, maka diurungkannya niatnya itu untuk menjadi ibu rumah tangga saja, sehingga bisa sering ikut dengan suami kemanapun pergi. Tanteku Sintia orangnya manis, dibilang cantik. Wajahnya bulat oriental, punya lesung pipi dan mata yang indah dengan tinggi 160 cm dan rambut lurus seperti bintang iklan shampo saja, sehingga melihatnya berkali-kalipun tidak bakal bosan. Bodinya itu yang aduhai, mungkin karena belum pernah punya anak ya.. jadi kelihatannya masih bodi perawan.

    Rencananya aku akan mendapat kerja praktek selama 2 bulan, maka dalam 2 bulan itu aku meminta izin ke tante Sintia untuk sementara waktu bisa menumpang di rumahnya yang kebetulan juga tidak jauh dari lokasi tempat kerja praktekku. Pertama kali datang ke rumah tante Sintia, suaminya akan pergi ke kalimantan untuk menyelesaikan proyek tambangnya selama 2 bulan, dengan wajah yang sedih, tante Sintia melepas kepergian sang suami untuk sementara waktu. Suaminya bilang, “Tenang saja ma, kan ada dek Andi yang mau tinggal disini.. ga perlu takut kan ?? jadi ada yang bisa nemenin gitu” Tante sintia cuma mengangguk.

    Rumah tante Sintia lumayan bagus, ada 2 lantai dan punya beberapa kamar. Tetapi sayangnya pembantunya baru-baru ini pulang kampung sehingga belum ada pembantu penggantinya. Aku dipersilahkan untuk tidur di kamar dekat dengan kamar tante Sintia yang ada di ruang tengah. Kelihatannya sepi banget rumah ini, jadi aku pikir aku mesti bikin suasana rumah bisa menjadi agak rame.. biar rumah ini gak kayak kuburan saja.

    Seminggu pertama, sepertinya suasana masih biasa-biasa saja, walaupun pas lagi di rumah aku sering nyetel music, nyetel film, ato maen gitar biar nambah rame.. Tapi karena kesibukan tante Sintia sehingga pas pulang kantor langsung makan lalu tidur, ato cuman nonton TV saja terus langsung tidur, Aku jadi kurang akrab dan merasa ga enak saja. Tinggal di rumah cuman berdua, tapi sedikit ngobrolnya.

    Hari jum’at, di akhir pekan aku pulang agak malam. Waktu sampai di rumah, kebetulan tante Sintia juga baru nyampe depan rumah, aku langsung bukain pintu gerbang agar tante sintia bisa langsung masukin mobilnya ke garasi. Hari itu kayaknya tanteku ini lagi suntuk banget, muka sepertinya pucat. Aku langsung berinisiatif buat bikinin teh manis hangat buat tanteku ini, pas tante masuk rumah langsung ia senderan di sofa panjang sambil nyalain TV. Aku datang dan langsung nawarin teh yang aku bikin tadi dan tante sintia langsung meminumnya. Ga lama aku pun ngobrol dengan tante, ga seperti biasanya tante kayak gini.. Jawab tante cuman kecapekan saja. trus aku ngobrol tentang praktek kerjaku di perusahaan itu lumayan, orang – orangnya enak.

    Sambil nonton TV aku dan tante sintia ngobrol kesana kemari, kasihan juga ya tanteku ini udah nikah tapi serasa hidup sendiri saja.. Ga berapa lama, tukang nasi goreng lewat, dan aku yang emang udah laper dari tadi langsung beli dan juga beliin tante yang juga belum makan malam. Sehabis makan, aku langsung mandi. Aku liat tante masih lemes banget, makannya juga ga habis dan langsung ketiduran di sofa. Aku berusaha bangunin tanteku agar segera pindah saja ke kamarnya karena di luar dingin dan banyak nyamuk, tapi karena sudah capek jadi ga bisa dibangunin. Setelah 1 jam, aku berpikir-pikir buat mindahin tante ke kamarnya, tapi ga enak.. trus karena kasihan juga, tanpa pikir panjang langsung kuangkat tante dipindahin ke kamarnya. Sewaktu aku mau meletakkan tante ke tempat tidur, tanteku terbangun dan senyum ke aku, trus bilang “tante tidur di sofa juga gapapa, udah biasa”. Trus aku bilang “lebih baik di dalam saja tante, kan di luar dingin, banyak nyamuk lagi.. ” tante trus bilang makasih ke aku. “Oh ya, Ndi, kamu lagi mau ngapain ga ? kayaknya badan tante pegel-pegel nih.. mau ga mijitin kaki tante sebentar..?” tanya tante Sintia. “Hmm,… ya gapapa deh tante, aku belum mau tidur koq..!” Jawabku.

    Ga lama kemudian aku keluar dari kamar tante, karena tante akan mandi dulu biar agak segeran dikit. ga lama kemudian aku dipanggil ke kamar tante, aku liat tante make piyama yang udah siap untuk tidur, tapi sebelum tidur aku disuruh mijitin bahu, tangan, dan kaki tante. “Ndi, tante tolong pijitin bentar ya.. Badan tante Pegel banget nih.., dari pada manggil tukang urut, mending kamu aja deh gapapa..”. Aku langsung mijitin tangan tanteku dulu, tangannya halus… ada bulu bulu halus yang numbuh di tangan, yang bikin aku jadi nafsu aja. Kemudian aku mijitin bahunya, dengan posisi tanteku telungkup. Badan tanteku ini putih bersih dan wangi banget, ga tau habis make sabun apa, kok wangi banget.. Tante merasa nyaman karena pijitanku ini enak.. sampai-sampai pas belum selesai mijitin kakinya, tanteku sudah tertidur. Aku langsung ngambilin selimut buat tante. Ga lama kemudian aku juga ngerasa ngantuk dan kembali ke kamarku lalu tidur.

    Esok paginya aku bangun agak siangan ga seperti biasa, karena emang hari ini hari sabtu dan perusahaan emang libur. Tau-tau di meja makan sudah tersedia teh hangat dan bubur ayam. Pikirku, “Wah, baek banget nih tante, pagi-pagi udah disiapin sarapan. ” Sehabis mandi, aku liat tante sudah nonton TV dan nungguin aku buat sarapan pagi bareng. aku langsung diajakin sarapan pagi dan aku lihat tante sintia sudah seger.. dan ga keliatan capek lagi. “Wah.. tanteku udah seger nih.. ” kataku. Tante trus bilang makasih udah mijitin sampe-sampe ketiduran. Sehabis sarapan aku dan tante ngobrol-ngobrol bareng sambil nonton TV lagi. Siangnya aku diajakin nemenin tante belanja di supermarket dekat rumah.

    Sehabis belanja banyak, tanteku tidur siang dan aku ke kamar buat mainan game di laptop yang biasa aku bawa. Ga lama maen game, bete juga pikirku. Trus aku cari aja film bokep koleksiku hasil dari download dan dapet dari temen-temen kampus. Ada yang indo, asia, sampe bule-bule. Kurang lebih sejam aku nonton sendirian pake headphone biar suaranya ga kedengeran kemana-mana, sampe burungku bolak-balik mengeras. Tau-tau tanteku masuk ke kamarku, katanya aku dari tadi dipanggil-panggil tapi ga ngejawab, jadi tanteku langsung masuk saja ke kamarku. Aduhh… ketahuan deh aku lagi nonton bokep, tante langsung mendekat ke aku, dan bilang, “kamu ya ndi, nonton sendirian aja.. bagi – bagi tante dong !! ” Aku agak ga enak, aku pikir tante mau marah ke aku, tapi habis itu, aku diminta buat nonton bareng saja di kamar tante. Trus kami berdua nonton film bokep bareng di kamar tante yang lumayan besar.

    Ga lama nonton, tanteku lansung megang guling. Kayaknya tanteku ini udah terangsang.. tingkahnya jadi aneh banget.. Aku jadi ga enak, sambil senyum-senyum aku nonton, trus tanteku yang ngelihatku langsung nyubit aku, kenapa senyum-senyum sendiri. Lama nonton, udah sekitar 1 jam-an, tanteku rupanya sudah ga tahan.. trus nanya ke aku, “Ndi, punyamu segede itu ga ? ” Aku jadi deg-degan, tau-tau tante nanya-nanya anuku. Aku cuman senyum aja, tapi Mukaku jadi memerah.. trus tanteku bilang, “Gapapa, jangan merah gitu dong mukanya, biasa aja.. Kan tante cuman nanya, tuh jadi tegang kan tititnya ? hihihi….” kata tante. “Engga papa tante, kan malu kan masa’ diliatin tante..??” Jawabku. “Yah, cemen.. ngeliat aja ga boleh apalagi gituan.. ?? Andi emang udah punya pacar blom sih ?? ” tanya tante ” ya udah do.. dooong tante ” jawabku gugup. Trus tante balik ngejawab “Belum punya pacar ya.. ?? masih perjaka dong !! hhiihii.. Apa kau mau liat punya tante dulu nih ??”.. tante langsung berdiri dan sambil ngangkat roknya, ngelepas celana dalemnya. Trus ngeliatin semuanya ke aku.. “Nih punya tante.. masih bagus kan ??” jawab tante.

    Aku jadi malu, tapi tetep aja aku liatin,.. Kesempatan kan ga dateng dua kali.. Memeknya keliatan merah dan agak basah, mungkin karena terangsang nonton film tadi. Jembutnya lumayan lebat tapi rapih, mungkin karena sering dicukur dan dirapihin kali. Aku gugup banget, baru kali ini liat punya cewe secara langsung.. aduh rasanya jantungku ini berdegub kencang !!. Kontolku jadi makin mengeras karena terangsang. Ga lama langsung kupelorotin celana dan CD ku langsung sehingga tante Sintia ngelihat langsung kontolku yang sudah menegang kayak rudal. “Nah gitu dong jangan malu-malu.. ga Gentel kalo masih malu-malu gitu.. Tititmu lumayan gede juga ya.. sama kaya punya suami tante.. hehehe.. bulunya ga pernah dicukur ya Ndi ?? Kok semrawut gitu ?? .. Aku pegang ya ndi” kata tante. “Iiii ya tante,.. emang ga pernah aku cukur.. blom ada yang mau nyukurin sih tante.. Aku elus ya punya tante..” kataku, aku jadi ga gugup lagi.

    Tanteku langsung membuka baju dan roknya, kemudian mbuka BHnya .. “Aku jadi kagum ama tante, punya tante bagus ya.. aku mau jilatin nenennya ya..” Aku langsung saja ngejilatin abis nenenya gantian kiri dan kanan.. ukurannya lumayan gede, 36B. Aku semakin terangsang karena tante sintia terus saja ngelus-elus batang kemaluanku. Sambil ngulum abis toketnya, tanganku ga henti-hentinya ngelus-elus memek tanteku yang emang alus banget, dan bulu-bulunya sering aku tarik-tarik.. “Jangan ditarik dong sayang, kan atit.. ” Kata tante. “tapi enak kan tante.. ” jawabku. Kuubahkan posisiku, lalu aku jilatin memeknya yang kemerahan itu, trus aku tarik-tarik bulu jembut ya, aku buka belahan memeknya, ternyata itilnya gede juga, merah gitu. Langsung saja aku jilatin itilnya sampe sampe tante sintia menggelinjang keenakan.

    Ga lama kemudian aku masukin jari ku ke vaginanya. Kukocok -kocok sampe keluar airnya, Tanteku makin keenakan.. “Ochh… ohh..uhhhh…” Kemudian aku mainin itilnya pake lidah, kepalaku langsug dijepit pahanya, karena tanteku kegelian. ga lama kemudian, “Tante mau pipis nih.. adhuuhhh… adhuuh..” kata tante. Trus aku bilang saja “ya pipis aja disini gapapa tante.. ” jawabku. “Aahhhhh.. uuuhhhhh… enaaakkkk… nghhhhhhhh” suara tanteku yang mendesah-desah. trus tanteku pipis karena orgasme yang sangat amat.. karena keluar air banyak banget.. sampe netes-netes. Abis itu gantian, kontolku yang dikocok abis dan dikulum-kulum, ga berapa lama, cuma hanya 3 menit aku langsung ngecrot.. “Adhuhh tante .. kena muka tante deh.. maaf ya..” Tanteku senyum-senyum dan berterima kasih.. Ga lama kemudian HP tanteku bunyi, rupanya suaminya dari kalimantan nelfon. Aku buru-buru pake celana dan ke kamar mandi.

    Selesai dari kamar mandi aku langsung duduk di depan sofa sambil nonton TV. Ga lama tante Sintia teriak dari kamar mau ambil handuk buat mandi “handuk putih tante dimana ya ? “. Rupanya dari tadi suaminya nelfonin. Mudah-mudahan saja ga terjadi nanya apa-apa deh. “Oh di jemur di belakang tante.. aku ambilin apa ??” jawabku. Tau-tau tante Sintia dengan masih telanjang bulat keluar dari kamarnya menuju belakang rumah. Aku heran ama tante, kok ga malu yaa, mungkin udah nanggung kali.. gapapa deh pikirku, lumayan ada pemandangan. heheheh… Tante langsung menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Malam pun berlalu, aku pun kemudian tidur. Demikian juga dengan tante Sintia juga tidur sehabis mandi.

    Hari Minggu pagi, aku bangun dari tidur dan masih terbayang-bayang memek tanteku yang legit banget.. Waktu aku mau mandi, kran di kamar mandi rusak, jadi aku ketok-ketok pintu kamar tanteku buat numpang mandi. Tante Sintia cuman bilang saja langsung masuk karena ga dikunci. Aku langsung menuju kamar mandi di dalam kamar tante Sintia. Belum lama aku mandi, tau-tau tante Sintia ketok-ketok pintu toilet, “Ndi, buka bentar dong..” kata tante. Aku yang lagi nanggung mandi langsung berhenti buka pintu sedikit sambil ngeluarin kepala doang, karena masih telanjang. Tante Sintia tiba-tiba aja masuk ke dalam dan bilang “Tante kebelet pipis nih.. mau liat tante pipis ga ??, semalem tante tidur ga pake CD soalnya jadi udah kebelet pengen keluar jadi ga bisa ditahan.. daripada pipis di kasur, ntar kan repot..!!” jawab tante sambil ngebuka piyamanya langsung duduk di closet. ” Nih liat punya tante lagi pipis.. lucu yaa.. Itil tante gede ga sayang ??” canda tante.

    Aku langsung terangsang.. kontolku langsung bangun, dan tante ngeliatin aja sampe pipisnya abis. Aku bener-bener deg-degan. Sesudah selesai pipis, tanteku langsung megang kedua tanganku, dan tanganku ditempelkannya ke memeknya. “Ayo kita mandi bareng sayang.. ntar sekalian bulu jembut kamu tante rapihin.. kamu juga ntar gantian ya cukurin jembut tante.. kali ini tante pengen ga ada jembutnya.. yah.. yahh.. ” ajak tante. Langsung saja aku jawab “Iya tanteku sayang..”. Aku ngelus-elus toket dan memek tante Sintia yang udah telanjang bulat, demikian juga tante Sintia ngocok-ngocok kontolku yang dari tadi sudah ngaceng. Setelah elus-elusan, tante ngambil alat cukur yang biasa buat nyukur jembutnya. “Sayang, tante cukur ya.. mau model kayak gimana ?? kalo tante pengennya kamu, hmmmm.. dicukur abis aja yah sayang.. biar enak.. ntar punya tante dicukur abis juga.. OK ??” kata tante Sintia. ” iya deh apa aja tante.. yang penting enak buat gituan..” kataku.. “Looh.. kamu ngajakin tante gituan yaa ?? gituan apa hayoo ?? kamu pengen ML ama tante ya ?? nakal ya kamu sekarang… nanti saya sentil tititnya loohh..” canda tante. “Hehehehe..” jawabku singkat.

    Ga lama tante nyukurin abis jembutku yang tadinya gondrong, sekarang jadi alus ga ada bulunya sama sekali. “sekarang gantian yah sayang.. Memek tante udah gatel nih udha pengen dicukur.. Cukurnya hati-hati ya.. jangan sampe punya tante lecet.. Kalo lecet ntar ga dapet jatah kamu..!!” ancam tante. “Sebelum dicukur aku gesek-gesekin penisku ke itilnya tante yah.. biar ga kaget.. ” kontolku yang lagi ngaceng kutempelin ke itilnya tante Sintia, tante Sintia merem melek keenakan. “Punya tante itilnya yang gede, dadi enak buat mainan nih.. “. akuku. Trus aku langsung cukur jembut tante Sintia pelan pelan.. sesekali aku jilatin biar ga bosen.. tanteku kayaknya seneng banget.. sekarang memek tante udah ga ada bulunya sama sekali. Putih bersih dan aku bersihin pake sabun sirih, biar wangi.. jadinya memek tante sintia lucu, nongol itilnya dikit.. aku jadi makin terangsang saja. Abis itu aku dan tante sintia mandi bareng pake shower sambil ciuman pelukan sesekali aku kocok-kocok memek tante pake jari pas mandi. “uhh.. enak banget tante.. romantis .. tante emang gak ada duanya ” akuku. Jadinya aku mandi lama banget sampe ga kerasa lama banget.

    Abis mandi kami berdua keluar tanpa busana lanjutin ML di kasur kamar tante sintia. Langsung aku rebahin tante sintia, kemudian aku kangkangin kakinya, aku jilatin memeknya yang baru dicukur.. tante sintia mendesah-desah keenakan, kuremas remas toketnya sampe kenceng dua-duanya. Benar-benar pagi yang indah.. “Ayo dong masukin … masa cuma coli aja ??” ajak tante buru-buru.

    Rupanya tanteku ini udah gak tahan. Aku langsung genjot.. masukin kontolku ke memek tante sintia yang rupanya masih keset, baru separo panjang kontolku juga masih keset, trus aku masukin sampe abis.. goyangan tante sintia bagai goyang gergaji dewi persik sehingga bikin aku keenakan ngentot. enak tante.. ahhh.. uhhh..aaghhh….plok.. plokk. ga lama tante sudah pengen keluar.. crott..croott.. keluarlah air kenikmatan dari memek tante yang semakin berdenyut-denyut ngenyot kontolku.. “hangattt.. enakkk..” kata tante.

    Aku ganti posisiku di bawah, tante sintia dengan goyangannya mengocok kontolku. Ga berapa lama, aku udah mau keluar. “Tante.. aku mau keluar .. di dalem apa di luar ?? ahh ahh..” … “Ntar tunggu bentar tante juga mau keluar.. ahhh.. uhhh..aggghhhrrr… ahhhh.. uuhhhhhh…. mmgghhhhh…mmhmhmhhhhh nih tante mau keluar.. Ayo sayang kita keluarin bareng..” crrooot.. croottt… argghhhhhhh…enak.

    Akhirnya aku dan tante sintia orgasme bareng.. Langung aku peluk dan cium tante sintia erat-erat dan gak aku lepasin dulu kontolku dari memek tanteku yang nikmat.

  • Foto Ngentot Sarah Vandella berlutut dan memukul batang besar

    Foto Ngentot Sarah Vandella berlutut dan memukul batang besar


    2933 views

    Duniabola99.com – foto cewek montok pantat bahenol Sarah Vandella toketnya gede menhisap dan menduduki kontol besar memakai kondom dan mendapatkan air mani yang besarat diatas pantatnya yang bahenol enak di doggystyle. Situs Judi Online

  • Kisah Memek Ngentot 2 Teman Istriku

    Kisah Memek Ngentot 2 Teman Istriku


    2929 views

    Duniabola99.com – Yah, beginilah nasib auditor kalau lagi dikejar laporan audit. Untung saja, ada anggota timku yang bisa mengurangi keteganganku. Ya, Agnes tentunya, yang semalam telah memberikan servis untukku. Baginya, bersetubuh dengan lelaki lain selain suaminya bukan hal yang tabu, karena dia sendiri juga tidak mempermasalahkan jika suaminya berkencan dengan wanita lain. Prinsip mereka, yang penting pasangan tidak melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri.


    Aku tersenyum mengingat kejadian semalam. Sebenarnya jam 11 malam kami sepakat untuk pulang kantor, tapi ternyata aku dan Agnes sama2 lagi horny. Akhirnya, terjadilah seperti yang sudah kuceritakan diatas. Tak terasa, aku mulai horny lagi. tongkolku pelan2 mengangguk-angguk dan mulai mengacung.“Walah…repot bener nih, pikirku. “Lagi sendiri, eh ngaceng.” Kebetulan, di rumah tidak ada pembantu, karena istriku, Indah, lebih suka bersih2 rumah sendiri dibantu kedua anakku. “Biar anak-anak gak manja dan bisa belajar mandiri. Lagian, bisa menghemat pengeluaran,” kilah istriku. Aku setuju saja. agen poker

    Kurebahkan tubuhku di sofa ruang tengah, setelah memutar DVD BF. Sengaja kusetel, biar hasratku cepet tuntas. Setelah kubuka celanaku, aku sekarang hanya pakai kaos, dan tidak pakai celana. Pelan-pelan kuurut dan kukocok tongkolku. Tampak dari ujung lubang tongkolku melelehkan cairan bening, tanda bahwa birahiku sudah memuncak.

    Aku pun teringat Linda, sahabat istriku. Kebetulan Linda berasal dari suku Chinese. Dia adalah sahabat istriku sejak dari SMP hingga lulus kuliah, dan sering juga main kerumahku. Kadang sendiri, kadang bersama keluarganya. Ya, aku memang sering berfantasi sedang menyetubuhi Linda. Tubuhnya mungil, setinggi Agnes, tapi lebih gendut. Yang kukagumi adalah kulitnya yang sangat-sangat-sangat putih mulus, seperti warna patung lilin. Dan pantatnya yang membulat indah, sering membuatku ngaceng kalo dia berkunjung.

    Aku hanya bisa membayangkan seandainya tubuh mulus Linda bisa kujamah, pasti nikmat sekali. Fantasiku ini ternyata membuat tongkolku makin keras, merah padam dan cairan bening itu mengalir lagi dengan deras. Ah Linda…seandainya aku bisa menyentuhmu..dan kamu mau ngocokin tongkolku..begitu pikiranku saat itu.

    Lagi enak-enak ngocok sambil nonton bokep dan membayangkan Linda, terdengar suara langkah sepatu dan seseorang memanggil-manggil istriku.“Ndah…Indah…aku dateng,” seru suara itu…Oh my gosh…itu suara Linda…mau ngapain dia kesini, pikirku. Kapan masuknya, kok gak kedengaran? Linda memang tidak pernah mengetuk pintu kalau ke rumahku, karena keluarga kami sudah sangat akrab dengan dia dan keluarganya.

    Belum sempat aku berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan diri, tau-tau Linda udah nongol di ruang tengah, dan…“AAAHHH…ANDREEEEW…!!!!,”jeritnya. “Kamu lagi ngapain?”“Aku…eh…anu…aku….ee…lagi…ini…,”aku tak bisa menjawa pertanyaannya. Gugup. Panik. Sal-ting. Semua bercampur jadi satu. Orang yang selama ini hanya ada dalam fantasiku, tiba-tiba muncul dihadapanku dan straight, langsung melihatku dalam keadaan telanjang, gak pake celana, Cuma kaos aja.


    Ngaceng pula.“Kamu dateng ok gak ngabarin dulu sih?” aku protes.“Udah, sana, pake celana dulu!” Pagi-pagi telanjang, nonton bf sendirian,lagi ngapain sih?”ucapnya sambil duduk di kursi didepanku.“Yee…namanya juga lagi horny…ya udah mending colai sambil nonton bf. Lagian anak-anak sama mamanya lagi pergi ke sekolah. Ya udah, self service,”sahutku.“Udah, Ndrew. Sana pake celana dulu. Kamu gak risih apa?”“Ah, kepalang tanggung kamu dah liat? Ngapain juga dtitutupin? Telat donk,”kilahku.“Dasar kamu ya. Ya, udah deh, aku pamit dulu. Salam aja buat istrimu. Sana, terusin lagi.” Linda beranjak dari duduknya, dan pamit pulang.Buru-buru aku mencegahnya. “Lin, ntar dulu lah…,”pintaku.“Apaan sih, orang aku mau ngajak Indah jalan, dia nggak ada ya udah, aku mau jalan sendiri,”sahutnya.“Bentar deh Lin.

    Tolongin aku, gak lama kok, paling sepuluh menit,”aku berusaha merayunya.“Gila kamu ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Linda protes sambil melotot. “Kamu jangan macem-macem deh, Ndrew. Gak mungkin donk aku lakukan itu,”sergahnya.“Lin,”sahutku tenang. “Aku gak minta kamu untuk melakukan hal itu. Enggak.

    Aku Cuma minta tolong, kamu duduk didepanku, sambil liatin aku colai.”“Gimana?”Linda tidak menjawab. Matanya menatapku tajam.Sejurus kemudian..“Ok, Lin. Aku janji gak ndeketin apalagi menyentuh kamu.

    Tapi, sebelum itu, kamu juga buka bajumu dong…pake BH sama CD aja deh, gak usah telanjang. Kan kamu dah liat punyaku, please?” aku merayunya dengan sedikit memelas sekaligus khawatir.“Hm…fine deh. Aku bantuin deh…tapi bener ya, aku masih pake BH dan CDku dan kamu gak nyentuh aku ya. Janji lho,”katanya. “Tapi, tunggu.

    Aku mau tanya, kok kamu berani banget minta tolong begitu ke aku?””Yaaa…aku berani-beraniin…toh aku gak nyentuh kamu, Cuma liat doang. Lagian, kamu dah liat punyaku? Trus, aku lagi colai sambil liat BF…lha ada kamu, kenapa gak minta tolong aja, liat yang asli?”kilahku.“Dasar kamu. Ya udah deh, aku buka baju di kamar dulu.”“Gak usah, disini aja,”sahutku.

    Perlahan, dibukanya kemejanya…dan…ah payudara itu menyembul keluar. Payudara yang terbungkus BH sexy berwarna merah…menambah kontras warna kulitnya yang sangat putih dan mulus. Aku menelan ludah karena hanya bisa membayangkan seperti apa isi BH merah itu. Seteah itu, diturunkannya zip celana jeansnya, dan dibukanya kancing celananya.

    Perlahan, diturunkannya jeansnya…sedikit ada keraguan di wajahnya. Tapi akhirnya, celana itu terlepas dari kaki yang dibungkusnya. Wow…aku terbelalak melihatnya. Paha itu sangat putih sekali. Lebih putih dari yang pernah aku bayangkan. Tak ada cacat, tak ada noda. Selangkangannya masih terbungkus celana dalam mini berbahan satin, sewarna dengan Bhnya.

    Sepertinya, itu adalah satu set BH dan CD.“Nih, aku udah buka baju. Dah, kamu terusin lagi colinya. Aku duduk ya.”Linda segera duduk, dan hendak menyilangkan kakinya. Buru-buru aku cegah.“Duduknya jangan gitu dong…”“Ih, kamu tuh ya…macem-macem banget. Emang aku musti gimana?”protes Linda. “Nungging, gitu?””Ya kalo kamu mau nungging, bagus banget,”sahutku.“Sori ye…emang gue apaan,”cibirnya.“Kamu duduk biasa aja, tapi kakimu di buka dikit, jadi aku bisa liat celana dalam sama selangkanganmu. Toh veggy kamu gak keliatan?”usulku.“Iya…iya…ni anak rewel banget ya.

    Mau colai aja pake minta macem-macem,”Linda masih saja protes dengan permintaanku.“Begini posisi yang kamu mau?”tanyanya sambil duduk dan membuka pahanya lebar-lebar.“Yak sip.” Sahutku. “Aku lanjut ya colinya.”
    Sambil memandangi tbuh Linda, aku terus mengocok tongkolku, tapi kulakukan dengan perlahan, karena aku nggak mau cepet-cepet ejakulasi. Sayang, kalau pemandangan langka ini berlalau terlalu cepat. Aku pun menceracau, tapi Linda tidak menanggapi omonganku.

    “Oh…Liiiinnn….kamu kok mulus banget siiiihhh….”aku terus menceracau. Linda menatapku dan tersenyum.“Susumu montok bangeeeettttt… pahamu sekel dan putiiiihhhh….hhhhh….bikin aku ngaceng, Liiiiiinnn……”Linda terus saja menatapku dan kini bergantian, menatap wajahku dan sesekali melirik ke arah tongkolku yang terus saja ngacai alias mengeluarkan lendir dari ujung lobangnya.“Pantatmu, Liiiinnn….seandainya kau boleh megang….uuuuhhhhh….apalagi kena tongkolku….oouuufff…..pasti muncrat aku….,”aku merintih dan menceracau memuji keindahan tubuhnya.


    Sekaligus aku berharap, kata-kataku dapat membuatnya terangsang.

    Linda masih tetap diam, dan tersenyum Matanya mulai sayu, dan dapat kulihat kalo nafasnya seperti orang yang sesak nafas. Kulirik ke arah celana dalamnya…oppsss….aku menangkap sinyal kalo ternyata Linda juga mulai ternagsang dengan aktivitasku. Karena celana dalamnya berbahan satin dan tipis, jelas sekali terlihat ada noda cairan di sekitar selangkannya. Duduknya pun mulai gelisah. Tangannya mulai meraba dadanya, dan tangan yang satunya turun meraba paha dan selangkangannya. Tapi Linda nampak ragu untuk melakukannya. Mungkin karena ia belum pernah melakukan ini dihadapan orang lain.

    Kupejamkan mataku, agar Linda tau bahwa aku tidak memperhatikan aktivitasku. Dan benar saja…setelah beberapa saat, aku membuka sedikit mataku, kulihat tangan kiri Linda meremas payudaranya dan owww…BH sebelah kiri ternyata sudah diturunkan…Astagaaa..!!! Puting itu merah sekali…tegak mengacung. Meski sudah melahirkan, dan memiliki satu anak, kuakui, payudara Linda lebih bagus dan kencang dibandingkan Agnes. Kulihat tangan kiri Linda memilin-milin putingnya, dan tangan kanannya ternyata telah menyusup ke dalam celana dalamnya.

    “Sssshh….oofff….hhhhhh…..:” Kudengar suaranya mendesis seolah menahan kenikmatan. Aku kembali memejamkan mataku dan meneruskan kocokan pada tongkolku sambil menikmati rintihan-rintihan Linda.

    Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang hangat…basah…lembut…menerpa tongkol dan tanganku. Aku membuka mata dan terpekik. “Lin…kamu…,”leherku tercekat.“Aku nggak tega liat kamu menderita, Ndrew,”sahut Linda sambil membelai tongkolku dengan tangannya yang lembut.My gosh…perlahan impin dan obsesiku menjadi kenyataan. tongkolku dibelai dan dikocok dengan tangan Linda yang putih mulus.

    Aku mendesis dan membelai rambut Linda. Kemudian secara spontan Linda menjilat tongkolku yang sudah bene-bener sewarna kepiting rebus dan sekeras kayu. Dan…hap…! Sebuah kejadian tak terduga tetapi sangat kunantikan…akhirnya tongkolku masuk ke mulutnya. Ya, tongkolku dihisap Linda. Sedikit lagi pasti aku memperoleh lebih dari sekedar cunilingis.

    Tak tahan dengan perlakuan sepiha Linda, kutarik pinggulnya dan buru-buru kulepaskan Cdnya.“Kamu mau ngapain, Ndrew?” Linda protes sambil menghentikan hisapannya. Aku tidak menjawab, jariku sibuk mengusap dan meremas pantat putih nan montok, yang selama ini hanya menjadi khayalanku.“Ohh..Lin…boleh ya aku megang pantat sama memiaw kamu?”pintaku.“Terserah…yang penting kamu puas.”Segera kuremas-remas pantat Linda yang montok.

    Ah, obsesiku tercapai…dulu aku hanya bisa berkhayal, sekarang, tubuh Linda terpampang dihadapanku.Puas dengan pantatnya, kuarahkan jariku turun ke anus dan vaginanya. Linda merintih menahan rasa nikmat akibat usapan jariku.“Achh…Liiiinn…enak bangeeeeett….sssshhh…….”aku menceracau menikmati jilatan lidah dan hangatnya mulut Linda saat mengenyot tongkolku. Betul-betul menggairahkan melihat bibir dan lidahnya yang merah menyapu lembut kepala dan batang kelelakianku.

    Hingga akhirnya….“Liiinn….bibir kamu lembut banget sayaaaannggg….aku…kach…aku…”“Keluarin sayang…tongkol kamu udah berdenyut tuh….udah mau muncrat

    yaaa….”“I…iiy…iiyyaaa….Liiiiinnnnnnnnn….Ouuuuufuffffff…..argggghhhhhhhhhh…..”Tak dapat kutahan lagi. Bobol sudah pertahananku. Crottt…..crooottt….crooootttt…Spermaku muncrat sejadi-jadinya di muka, bibir dan dada Linda. Tanganhalus Linda tak berhenti mengocok batang kejantananku, seolah ingin melahap habis cairan yang kumuntahkanOhhhh…….my dream come true….. Obsesiku tercapai…pagi ini aku muncratin pejuhku di bibir dan muka Linda.“Lin…kamu gak geli sayang…? Bibir, muka sama dada kamu kenas permaku?”Linda menggeleng dengan pandangan sayu.


    Tangannya masih tetap memainkan tongkolku yang sedikit melemas.“Kamu baru pertam kali kan, mainin koto orang selain suami kamu?”“Iya, Ndrew. Tapi kok aku suka ya…terus terang, bau sperma kamu seger banget…kamu rajin maka buah sama sayur ya?” tanya Linda.“Iya…kalo gak gitu, Indahmana mau nelen sperma aku.”“Aihhh….” Linda terpekik. “Indah mau nelen sperma?”Aku mengangguk. “Keapa Lin? Penasaran sama rasanya? Lha itu spremaku masih meleleh di muka sama dada kamu.

    Coba aja rasanya,”sahutku.“Mmmm…ccppp…ssllrppp….” terdengar lidah dan bibir Linda mengecap spermaku. Dengan jarinya yang lentik, disapunya spermaku yang tumpah didada dan mukanya, kemudian dijilatnyajarinya smape bersih.Hmmm….akhirnya spermaku masuk kedalam tubuhnya…“Iya, Ndrew, sperma kamu kok enak ya.

    Aku gak ngerasa enek pas nelen sperma kamu…””Mau lagi….?”“Ih…kamu tuch ya…masih kurang, Ndrew?”“Lha kan baru oral belum masuk ke meqi kamu, Lin.” Sahutku…”Tuh, liat…bangun lagi kan?”“Dasar kamu ya….””Benerkamu gak mau spermaku ? Ya udah kalo gitu, aku mau bersih-bersih dulu.”ancamku sambil bangkit dari kursi.“Mau sih…Cuma takut kalo Indah dateng…gimana donk….”Linda merajuk.

    Perlahan kuhampiri Lida, kuminta dia duduk di sofa, sambil kedua kakiya diangkat mengangkang.Kulihat meqinya yang licin karena cairan cintanya meleleh akibat perbuatan jariku.“Hmmm…Lin…meqi kamu masih basah…kamu masih horny dong…”tanyaku.“Udah, Ndrew….cepetan deh…nanti istrimu keburu dateng…Lagian aku udah…Auuuwwww….!!!! Ohhh..Shhhhh…….”Linda memiawik saat lidahku menari diujung klitorisnya.“Ndrewwww…kamu gilaaa yaaa…”bisiknya samil menjambak rambutku.

    Kumainkan lidahku dikelentitnya yang udah membengkak. Jari ku menguak bibir vagina Linda yang semakin membengkak. Perlahan kumasukkan telunjukku, mencari G-spotnya.Akibatnya luar biasa. Linda makin meronta dan merintih. Jambakannya makin kuat. Cairan birahinya makin membasahi lidah dan mulutku. Tentu saja hal ini tak kusia-siakan.

    Kusedot kuat agar aku dapat menelan cairan yang meleleh dari vaginanya. Ya…aroma vagina Linda lain dengan aroma vagina istriku. Meskipun keduanya tidak berbau amis, tapi ada sensasi tersendiri saat kuhirup aroma kewanitaan Linda.“C’mon..Ndrew…I can’t stand…ochhh…ahhhhhh…shhhh……c’mon honey….quick…quick….”Aku paham, gerakan pantt Linda makin liar. Makin kencang. Kurasakan pula meqinya mulai berdenyut…..seentar lagi dia meledak, pikirku.

    “Ting…tong…”bel rumahku berbunyi.“Mas…..mas Andrew….”suara wanita didepan memanggil namaku.Sontak kulepaskan jilatanku. Linda memandang wajahku dengan wajah pucat. Aku pun memandang wajahnya dengan jantung berdebar.“Ndrew..kok kyaka suara Rika ya…”Linda bertanya“Wah..mau ngapain dia kesini…..gawat dong…”ucapku ketakutan. “Udah Lin, kamu masuk kamarku dulu deh…cepetan…”

    Segera Linda berjingkat masuk ke kamarku, mungkin sekalian membersihkan tubuhnya karena dikamarku ada kamar mandi. Aku tau ada sebersit ekspresi kecewa di wajahnya, karena Linda hampir meledakkan orgasmenya, yang terputus oleh kedatangan Rika, sahabatnya sekaligus sahabat istriku.

    Setelah kupakai kaos dan celana yang kuambil dari lemari dan cuci muka sedikit, aku menuju ke ruang tamu, membuka pintu.

    “Halo, mas….’Pa kabar..?” sahut Rika begitu melihatku membuka pintu.“Baik, dik. Ayo masuk dulu. Tumben nih pagi-pagi, kayaknya ada yang penting?” tanyaku seraya mengajak Rika menuju ruang tengah.Mataku sedikit terbelalak melihat pakaiannya. Bagaimana tidak?Kaos ketat menempel dibadannya, dipadukan dengan celana spandex ketat berwarna putih.

    Aku melihat lipatan cameltoe di selangkangannya menandakan bahwa didaerah itu tidak ada bulu jembutnya, dan saat aku berjalan dibelakangnya, tak kulihat garis celana dalam mebayang di spandexnya.Hmm…mana mungkin dia gak pake CD..mungkin pake G-string, pikirku.Kami berdua segera menuju ruang tengah.


    Untung saja, film bokep yang aku setel udah selesai, jadi Rika nggak sempat melihat film apa yang tengah aku setel.“Ini lho mas, aku mau anter oleh-oleh. Kan kemarin aku baru dateng dari Jepang. Nah, ini aku bawain ….sedikit bawaan lah, buat kamu sama Indah.

    Itung-itung membagi kesenangan.”“Wah…tengkyu banget lho…kamu baik banget”“Ah, biasa aja lageee..hehehe”Kami berdua sejenak ngobrol-ngobrol, karena memang sudah beberapa bulan Rika nggak berkunjung ke rumahku. Rika ini adalah salah satu sahabat istriku, selain Linda.Diam-diam, akupun juga terobsesi dapat menikmati tubuhnya.

    Ya, Rika seorang wanita yang mungil. Tinggi badannya nggak lebih dari 155cm. Bandingkan dengan tinggiku yang 170. Warna kulitnya putih, tapi cenderung kemerahan. Hmm..aku sering berkhayal lagi ngent*tin Rika, sambil aku gendong dan aku rajam memiawnya dengan tongkolku. Pasti dia merintih-rintih menikmati hujaman tongkolku…

    “Hey…bengong aja…ngeliatin apa sih..” tegur Rika.“Eh…ah…anu…enggak.

    Cuma lagi mikir, kapan ya gw bisa jalan-jalan sama kamu…”Eits..kok ngomongku ngelantur begini sih. Aduh…gawat deh…“Alaaa..mikirin jalan-jalan apa lagi ngeliatin sesuatu?” Rika melirikku dengan pandangan menyelidik.Mati aku…berarti waktu aku ngeliatin bodynya, ketahuan dong kalo aku melototin selangkangannya. Wah….“Ya udah, mas. Aku pamit dulu, abis Indah pergi.

    Lagian,dari tadi kamu ngeliatin melulu. Ngeri aku…ntar diperkosa sama kamu deh..hiyyy…” Rika bergidik ambil tertawa.Aku Cuma tersenyum.“Ya udah, kalo kamu mau pamit. Aku gak bisa ngelarang.”“Aku numpang pipis dulu ya.”Rika menuju kamar mandi di sebelah kamarku.“Iya.”

    Tepat saatRika masuk kamar mandi, sambil berjingkat Linda keluar dari kamarku.Aku terkejut, dan segera menyuruhnya masuk lagi, karena takut ketahuan. Ternyata CD Linda ketinggalan di kursi yang tadi didudukinya waktu sedang aku jilat memiawnya.

    Astagaaa…untung Rika nggak ngeliat…atu jangan-jangan dia udah liat, makanya sempat melontarkan pandangan menyelidik? Entahlah…“Cepeeeett..ambil trus ke kamar lagi.”perintahku sambil berbisik.Linda mengangguk, segera menyambar Cdnya dan…

    “Ceklek….!”Pintu kamar mandi terbuka, dan saat Rika keluar, kulihat wajahnya terkejut melihat Linda berdiri terpaku dihadapannya sambil memegang celana dalamnya yang belum sempat dipakainya. Ditambah keadaan Linda yang hanya memaki kaos, tetapi dibawah tidak memakai celana jeansnya. Akupun terkejut, dan berdiri terpaku.

    Hatiku berdebar, tak tahu apa yang harus kuperbuat atau kuucapkan. Semuanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan tak terelakkan. Kepalaku terasa pening.

    “Linda…? Kamu lagi ngapain?” Rika bertanya dengan wajah bingung campur kaget.“Eh…anu…ini lho…”kudengar

    Linda gelagapan menjawab pertanyaan Rika.“Kok kamu megang celana dalem? Setengah telanjang lagi?” selidik Rika. “Oo…aku tau…pasti kamu berdua lagi berbuat yaaa…?”“Enggak Rik. Ngaco kamu, orang Linda lagi numpang dandan di kamarku kok.” Sergahku membela diri.“Trus, kalo emang numpang dandan, ngapain dia diruangan ni, pake bawa celana dalem lagi.” Udah gitu telanjang juga..Hayo!!!” Rika bertanya dengan galak.“Sini liat.”

    Rika menghampiri Linda dan cepat merebut celana dalam yang dipegang Linda, tanpa perlawanan dari Linda.“Kok basah…?”Rika mengerutkan keningnya. “Nhaaaaa..bener kan…hayooooo….kamu ngapain…?””udah deh, Rik…emang bener, aku lagi mau ML sama Linda. Belum sempet aku ent*t, sih. Baru aku jilat-jilat memiawnya, keburu kamu dateng.” Aku menyerah dan memilih menjelaskan apa yang barusan aku lakukan.“Kamu tuh ya…udah punya istri masih doyan yang lain.

    Ini cewek juga sama aja, gatel ngeliat suami sahabatnya sendiri.” Rika memaki kami berdua dengan wajah merah padam.“Terserah kamu lah…kamu mau laporin aku sama Linda ke polisi…silakan. Mau laporin ke Indah…terserah….”ucapku pasrah.“Hmm…kalo aku laporin ke Indah…kasian dia. Nanti dia kaget.Kalo ke polisi….ah…ngrepotin.” Rika meninmbang-nimbang apa yang hendak dilakukannya.“Gini aja mas. Aku gak laporin ke mana-mana.

    Tapi ada syaratnya.” Rika memberikan tawarannya kepadaku.“Apa syaratnya, Rik?”“Nggak berat kok. Gampang banget dan mudah.”“Iya, apaan syaratnya?” Linda ikut bertanya“Terusin apa yang kamu berdua tadi lakuin. Aku duduk disini, nonton. Bagaimana?”“WHAT?” aku dan Linda berteriak bebarengan. “Gila lu ya, masa mau nonton orang lagi ML?”“Ya terserah kamu.Mau pilih mana…?”Rika mencibir dengan senyum kemenangan.

    Aku dan Linda saling berpandangan. Kuhampiri Linda, kubelai tangan dan rambutnya. Linda seolah memahami dan menyetujui syarat yang diajukan Rika.Segera saja kulumat bibirnya yang ranum dan tanganku meremas pantatnya yang sekel. Linda segera membuka kaosnya.Sambil terus berciuman dan meremas pantatnya, kubimbing Linda menuju sofa. Kurebahkan ia disana, dan dengan cekatan dilepaskannya kaos dan celana ku sehingga aku sekarang telanjang bulat di hadapan Linda dan Rika.


    Aku melirik Rika, yang duduk menyilangkan kakinya. Kulihat wajahnya menegang seperti tegangnya tongkolku. Aku tersenyum-senyum kearahnya, sambil memainkan dan mengocok-ngocok tongkolku, seolah hendak memamerkan kejantananku.“Ayo, ndrew…cepetan deh…udah gak tahan, honey…”Linda merintih. “Biarin aja si Rika…paling dia juga udah basah.”“Enak aja kamu bilang.”sergah Rika. “Udah buruan, aku pengen liat kayak apa sih kalian kalo ML.”
    Aku menatap mata Linda yang mulai sayu dan tersenyum.

    Setelah melepas seluruh pakaiannya, sempurnalah ketelanjangbulatan kami berdua. Tak sabar, segera kusosor memiaw Linda yang sangat becek oleh lendir birahinya.

    “Achhhh….sshhhh….ooouufffffggg…Andreeeeewwwwww….”Linda menjerit dan mengerang menerima serangan lidahku. Pantatnya tersentak keatas, mengikuti irama permainan lidahku.Hmmm…nikmat sekali. memiawnya berbau segar, tanda bahwa memiaw ini sangat terawat. Dan yang membutku girang adalah lendir memiawnya yang meleleh deras, seiring dengan makin kuatnya goyangan pinggulnya.

    “Hmmmppppppff…Andrew…Andrew…sayaaaanngg.. akh…akh…akkkkkuu…”Linda terus merintih. Nafasnya tersengal-sengal, seolah ada sesuatu yang mendesaknya.‘Akku……mmmhhhhh…ssshhh….”“Keluarin sayang….keluarin yang banyak…..”aku berbisik sambil jari tengahku terus mengocok memiawnya, dan jempolku menggesek itilnya yang sudah sangat keras. Baik itil maupun memiaw Linda sudah benar-benar berwarna merah, sangat basah akibat lendirnya yang meleleh, hingga membasahi belahan pantat dan sofa.

    Segera aktivitas tanganku kuganti dengan jilatan lidahku lagi. Hal ini membuatpaha Linda menegang, tangannya menjambak rambutku, sekaligus membenamkan kepalaku ditengah jepitan pahanya yang menegang. Aku merasakan memiawnya berdenyut, dan ada lelehan cairan hangat menerpa bibirku.

    “ANDREEEEEEWWWWWWW…..AAAAACCCCHHHHHHHHH……”Linda menjerit keras sekali, menjepit kepalaku dengan pahanya, menekan kepalaku di selangkangannya dan berguncang hebat sekali.Tak kusia-siakan lendir yang meleleh itu. Kusedot semuanya, kutelan semuanya. Ya, aku tidak mau membuang lendir kenikmatan Linda.

    Sedotanku pada memiawnya membuat guncanganLinda makin keras…dan akhirnya Linda terdiam seperti orang kejang. Tubuhnya kaku dan gemetaran.“Oooohhhh…Ndreww…aaachhh…..”Linda menceracau sambil gemetaran.“Enn..en….Nik…mat…bangeth….sssse….dothan…sama jhiilatan kkk…kamu…”

    Kulihat Linda tersenyum dengan wajah puas. Segera kuarahkan bibrku melumat putingnya yang keras dan kemerahan. Meskipun sudah melahirkan dan menyusui dua anak, payudara Linda sangat terawat, kencang. Dan putingnya masih berwwarna kemerahan.

    Siapa lelaki yang tahan melihat warna putting seperti itu, apalgi sekarang puting merah itu benar-benar masih keras dan mengacung meski pemiliknya barusan menggapai orgasme.“Shhh…Dreeewwww…iihhhh…geli….” Lnda menggelinjang saat kuserbu putingnya. Aku tidak mempedulikan rintihannya. Kulumat putingnya dengan ganas sehingga badan Linda mulai mengejang lagi.

    “Acchhh….Andreww….sayaaaannggg…”Linda merintih. “Terus sayang…iss…ssseeeppp…pen….til…kuhh…ooofffffhhhhhhhhh……”

    Tanpa aba-aba, segera kusorongkan tongkolku yang memang sudah mengeras seperti kayu ke memiaw Linda. Blessss…….“Ahhhhkkk…..mmmmppppfff…..ooooooggggghhhh….”pantat Linda tersentak kedepan, seiring dengan menancapnya tongkolku di mekinya. Kutekan tongkolku makin dalam dan kuhentikan sejenak disana. Terasa sekali memiaw Linda berkedut-kedut, walaupun tergolong super becek.“Ayo, nDrew…..gocek tongkol kamuh….akk….kkuuuu….udah mau…keluarrrrr…laggiiiihhh…”Linda merintih memohon.

    Segera kugocek tongkolku dengan ganas. “crep.crep…cplakkk….cplaakkkk…cplaakkkk….” suar gesekan tongkolku dengan memiaw Linda yang sudah basah kuyup nyaring terdengar.


    Tak lupa kulumat bibirnya yang ranum, dan tanganku menggerayang memilin menikmati payudara dan putingnya.Sesaat kemudian kulihat mata Lnda terbalik, Cuma terlihat putihnya. Kakinya dilipat mengapit pinggul dan pantatku. Tangannya memeluk ubuhku erat.

    “AN…DREEEWWWW…….OOOOGGGHHHH…>AAAKKKKKKKKKKKK….” Linda menjerit keras dan sekejap terdiam. Tubuhnya bergetar hebat. Terasa di tongkolku denyutan memiaw Linda…sangat kuat. Berdenyut-denyut, seolah hendak memijit dan memaksa spermaku untuk segera mengguyur menyiram memenya yang luar biasa becek.
    Makin kuat kocokan tongkolku didalam memiaw Linda, makin kencang pula pelukannya.

    Nafas Linda tertahan, seolah tidka ingin kehilangan moment-moment indah menggapai puncak kenikmatan.Karena denyutan memiaw Linda yang membuatku nikmat, ditambah rasa hangat karena uyuran lendir memiawnya, aku pun tak tahan. Ditambah ekspresi wajahnya yangmemandang wajahku dengan mata sayu namun tersirat kepuasan yang maat sangat.

    “Ayo nDrew…keluarin pejuh kamu…keluarin dimemiawku….”Linda memohon.“Kamu gak papa aku tumpahin pejuh di rahim kamu?”tanyaku sambil terengah-engah.“No problem honey…aku safe kok….”sahut Linda. “C’mon honey..shot your sperm inside…c’mon honey….”

    LIN……LINDAAAA…..LINDAAAAAAAA….ARGGGGGGHHHHH…”aku merasakan pejuhku mendesak. Kupercepat kocokanku, dan Linda juga mengencangkan otot memiawnya, berharap agar aku cepet muncrat.AAACCHHHHHHH………..” Jrrrrrooooooooootttt…..jrrrrooooooooottttt..jrrrroooooottttt…..tak kurang dari tujuh kali semprotan pejuhku.

    Banyak sekali pejuh yang kusemprotkan ke rahim Linda, sampai-sampai ia tersentak. Kubenamkan dalam-dalam tongkolku, hingga terasa kepalaku speerti memasuki liang kedua.Ah….ternyata tongkolku bisa menembus mulut rahimnya. Berarti pejuhku langsung menggempur rahimnya.Ohhh…nDrreeeww…enak sayang….nikmat, sayaaannggg…offffffghhhh……” Linda merintih lagi. “Uggghhh…hangat sekali pejuh kamu, Ndrew…” ucap Linda.Setelah beristirahat sejenak dengan menancapkan tongkolku dalam-dalam, secara mendadak kucabu tongkolku.“Plllookkkkk….”

    Kupandangi memiaw Linda yang masih membengkak dan merah denganlubang menganga. Linda segera mengubah posisi duduknya dan…ceeerrrrrr……pejuhku meleleh. Segera saja jemari Linda meraih dan mengorek bibir memiawnya, menjaga agar pejuhku tidak tumpah kesofa. Akibatnya, telapak tangan Linda belepotan penuh dengan pejuhku yang telah bercampur lendir memiawnya.

    Dengan pejuh di telapak tangan kanannya, Linda menggunakan jari tangan kirinya,mengorek memiawny untuk membersihkan memiawnya dari sisa pejuhku.“Brani kam telen lagi?” tantangku.“Idih…syapa takut….”Linda balas menantangku. “Nih liat ya….”Clep…dijilatnya telapak tangan yang penuh pejuhku…“MMmmmm….slrrpppp….glek….aachhhh….” Linda nampak puas menikmati pejuh ditangannya.“Hari ini kenyang sekali aku…sarapan pejuh kamu duakali..hihihihi…”Linda tertawa geli.“Tuh…masih ada sisanya ditangan.

    Mbelum bersih.” Sahutku.“Tenang, nDrew..sisanya buat…ini.” Sambil berkata begitu, Linda mengambil sebagian pejuhku dan mengusapkannya diwajahnya.“Bagus lho buat wajah…biar tetep mulus…”sahut Linda sambil mengerling genit.“Astagaaaa….kamu tuh, Lin…diem-diem ternyata…”kataku terkejut.“Kenapa…? Kaget ya?”“Diem-diem, muka alim..tapi kalo urusan birahi liar juga ya..”“Ya iyalaaahhh..hare gene, Ndrew…orang enak kok ditolak.”

    ”Tau gitu tadi aku semprot di uka kamu aja ya..” sesalku“Iya juga sih..sebenernya aku pengen kamu semprot. Cuman aku dah gak bisa ngomong lagi…nahan enak sih..lagian aku pengen ngerasain semprotan pejuh kamu di memiawku.” Linda tersenyum“Eh, Ndrew…ssstttt…coba liat tuh…jailin yuk…..”ajak Linda
    Ya ampuuunnnn…aku lupa bahwa aktivitasku tengah diamat Rika.

    Segera kulirik Rika, yang ternyata tanpa kami sadari tengah beraktivitas sendiri. Tangannya menggosok-nggosok sapndexnya, yang mulai membasah. Kulihat lekukan cameltoenya makinbesar, lebih besar dari yang kulihat diruang tamu. Pertanda bahwa Rika juga telah dilanda birahi.


    Linda mencolek tanganku, rupanya ia ingin mengerjai Rika. Aku setuju. Sambil berjingkat, aku dan Linda menghampiri Rika. Segera tangan Linda yang masih ada sisa pejuhku dioleskan kemuka dan bibir Rika.“MMppphhhh…..fffggghhh…..” Rika sontak terkejut dan menghentikan aktivitasnya. “apaan nih…kok kayak bau pejuh…?”“Udahlah Rik….aku tau kamu juga ikutan horny, ngeliat aku dient*t sama mas Andrew.” Linda tersenyum-senyum genit.“AH…aku…eeehh….anuu….” Rika gelagapan kehabisan kata-kata.“Rik…gkalo kamu juga horny, gak papa kok…aku masih kuat.” Tantangku. “Tuh, kamu liat. Kon tolku masih bisa bangun.”Ya, walaupun sudah menyemprotkan amunisinya dua kali permainan, kon tolku mash berdiri walaupun tak sekeras waktu ngent*tin Linda.

    Malahan sekarang kon tolku berdenyut dan mengangguk-angguk, seolah menyetujui usulku dan Linda.“Tuhhh, Rik. Kon tolku manggutmanggut.”sahutku.“Tapi nanti kalo Indah pulang gimana?” tanya Rika.“Don’t worry, honey. Kalo memang kepergok, nanti aku bantu jelasin ke Indah.” Hibur Linda. “Soalnya, dulu-dulu aku pernah becandain Indah, gimana kalo sekali-sekali aku minjem tongkol suaminya.”“Trus, Indah bilang apa?” Rika penasaran.“Mmmm.dia sih gak bilang iya tapi juga gak bilang enggak.”jawab Linda. “Dia cuman ngomong, ya kalo kamu gak malu sama Andrew, terserah kamu.

    Tapi kalo Andrew ketagihan, resiko tanggung sendiri lho. Gitu kata Indah.”“Oooo…..” Rika terlongong mendengar penjelasan Linda. Aku pun terperangah. Jadi……ternyata…..???? jangan-jangan mereka berdua memang sengaja kesini…atas suruhan Indah….

    Gak pake lama segera kulumat bibir Rika yang mungil.“Mmmpphhh…mmppfff……..aaahhhh…”Rika mendesah….”Andrewww…puasin aku sayang……guyur aku dengan pejuhmu kayak Linda tadi….oooccchhhhh…..”Aku terus melumat bibirnya..lehernya yang jenjang dan mulus…kujilat pula telinganya yang membuat Rika merinding dan tersengal-sengal.

    Ternyata salah satu titik rangsangannya adala teling.Linda membantu melepaskan spandex Rika.

    Dan…oouuuwww…pantesan di selangkangan Rika terlihat seperti terbelah. Rupanya dia memakai G-String yang segitiganya hanya mampu menutupi itilnya. Selebihnya…terlihat bibir me meknya sudah membengkak kemerahan dan basah kuyup oleh lendirnya. Kulihat me mek Rika sama dengan Linda…bersih dari bulu jembut, sehingga ha ini membuat kon tolku langsung tegak mengeras lagi.

    Linda turut membantu Rika melepaskan G-String, kaos dan Bhnya. Seolah Linda tak ingin Rika direpotkan oleh aktivitas lain yang mengurangi kenikmatan bercinta.

    “Ohhh…nDreeww,,,,sssshhhhh….hhhaaaaaarrrggghhh….mmmppphhhhh…..”Rika merintih-rintih sambil mennggelengkan kepalanya saat bibirku turun ke putingnya. Payudara Rika lebih kecil dari Linda, mungkin hanya 34B, dibandingkan milik Linda yang 36C.

    Putingnya berwarna coklat muda, tegak keras mengacung, seolah menantangku untuk segera melahapnya.

    Dan…hap….kusedot putting kiri, sementara tangan kananku meremas payudara sebelah kanan dan memilin putingnya.“Auuuccchhhh..Anddreewwww…ampunnnn…amppuuuuuunnnnn…..”Rika berteriak menahan nikmat saat jari tangan kiriku menyusuri memiawnya.

    Kumasukkan jari tengahku sambil jempolku menggosok itil Rika yang sangat keras.“Rik…kon tol Andrew diusap dong…biar cepet keras…” ujar Linda. Segera tanpa diperintah dua kali, Rika segera meraih kon tolku, mengusap dan mengocok bergantian.“Uffff…Rika sayaaanng…akhirnya kon tolku kena kamu yaaa…”aku merintih menahan nikmat.


    Ternyata Rika sangat terampil dalam urusan kocok mengocok, sehingga tak perlu waktu lama kon tolku sudah sekeras kayu lagi, mengkilat kemerahan.Tak sabar segera kubalikkan tubuh Rika, sehingga posisinya sekarang nungging didepanku. Lututnya bertumpu pada sofa panjang, sehingga punggungnya meliuk, menambah sexy posisinya saat itu.

    Dengan pantat membulat, tampak bibir me mek Rika merekah merah dan berkilat licin oleh cairan birahinya. Tak tahan, kuserbu me mek Rika, kujilat itilnya dan kukorek liangnya dengan jari-jariku.

    “Arggghhh…Andrew….oohhhh….nik..mat…sss…sseekkk..kali……say….yaannnghhh….”Rika menjerit sambil tersengal.

    Napasnya memburu.“Akk..kku…hammm..ppir sampai, honey…”Rika terus merintih.Ah…ternyata Rika tak sanggupbertahan lebih lama lagi. Terasa sekali dibibirku, suhu me mek Rika makin panas, dan lendir cintanya bertambah banyak mengalir.Segera saja kuarahkan batang kon tolku yang menunggu giliran, merojok me mek Rika.

    “Ugghhhh……aaacccgghhhhhh…Andreeeewwww………”pantat Rika tersentak menerima hunjaman kon tolku yang begitu tiba-tiba.Nikmat sekali me mek Rika. Meskipun sama-sama becek dan mampu berdenyut, aku merasakan sensasi lain dibandingkan me mek Linda.Makin lama makin terasa me mek Rika berdenyut-denyut.

    Tak ada suara yang keluar dari bibir Rika, kecuali erangan dan rintihan. Kurasakan otot disekitar pantat dan selangkangannya mengejang dan tiba-tia Rika menekan pantatku sambil melolong….

    “OOOOUUUWWWWWW….ANDREEEEEEEWWWW…..UUUUUUUFFFFGGGGHHHHHH…..”Nafas Rika tertahan, dan kupercepat hunjaman kon tolku, seolah menyerbu me mek Rika bertubi-tubi.

    Ahh…..betapa hangat lendir birahi yang mengalir, bahkan sampai meleleh membasahi pahaku dan paha Rika.Rika tetap menggoyang-goyangkan pantatnya, sehingga membuatku makin bernafsu menggocek kon tolku dalam me meknya yang becek namun sempit.

    “C’mon honey…shot your sperm inside my mouth….,”Rika menoleh dan menatapku dengan mata sayu seolah memohon agar kusemprotkan spermaku dimulutnya.“Ohhhhh….aaaawwwgghhh….Rikaaaaa…me mek kamu kok ennnnaaakk bangethhh sssssiiiccchhh….,

    ”aku menceracau sambil terus memajumundurkan pantatku “Ngeliat pantat kamu yang bulet..ddaannn…putih…eeegghhhh….bikinnhh….aakkk…..kkkuuuu….pengennnnhhhh….ngecreettthhh…….aaarrrrggghhh….RIIIKKKAAAAAAAAAA……,”aku berteriak keras sambil mencabut tongkolku.

    Serta merta Rika meraih kon tolku, mengocoknya sambil mengisap kepala dan batangnya.

    “C’mon…ayo Ndrew…keluarin pejuhmu…..”“Aku pengen ngerasain pejuh kamu….”Linda pun tak tinggal diam. Ia berbaring telentang dibawahku dan menjilat perineumku, seolah tau bahwa itu adalah daerah “mati”ku. Ya, aku paling gak tahan kalo perineumku dijilat.AAAARRRGGGHHHH….LINDAAAAAA….gila kamu….aaarrrghhhh…..nnnniiikk…mathhh..bangetttt…..”“Aku gak tahan, Rikaaa…Lindaaa….sayangku cintaku…..”Dan…..crrroooooottt….crroooootttt…..“Haeeppphh…eeelllppphhhhh….hhhmmmppphhhhh…..”suara dari mulut Rika.

    Tampak dia gelagapan menerima semburan spermaku, tak kurang dari 5semburan kencang dan banyak…


    “Aaaahhh…..ooouuffhh….auuww…ooouuww…udah Rik…udah…udah…jangan diisep teruss…gelllliiii…..”aku meringis kegelian karena Rika tetep mengisap tongkolku, seolah tak rela kalo pejuhku tak keluar tuntas. Seolah ingin menikmati pejuhku hingga tetes terakhir.

    “Hmmm…udah puas kamu Rik?” tanya Linda sambil bibirnya mengecap-ngecap pejuhku yang menetes ke mukanya.“Ahh…gila juga si Andrew ya…”sahut Rika. “memiawku rasanya penuh banget. Mana kon tol dia panjang lagi.

    Berasa mentok di rahimku kayaknya.”“Liang kamu gak dalem sih Rik,” timpalku. “Tapi asyik kok rasanya. Ternyata memiaw kalian sama2 gak dalem ya…”“Thanks banget ya buat kamu berdua, udah mau bantuin aku,”ucapku.“No problem, dear Andrew,” sahut Rika dan Linda hampir bersamaan.“Gimanapun, kamu kan suami sahabatku, boleh dong kalo saling bantu…”sahut Rika.

    Kami pun bercanda sejenak sekedar melepaskan lelah. Dan sambil masih tetap bertelanjang, kupersilakan Rika dan Linda ke ruang makan untuk sekedar minum minuman segar. Kulirik, jam menunjukkan waktu pukul 11.37 siang, pertanda tak lama lagi istriku dan anak-anak akan segera datang. Mereka berdua pun segera membersihkan diri dari sisa-sisa lendir dan sperma yang membasahi me mek maupun wajah mereka.

    “Ok Ndrew…aku pamit dulu ya…,”Rika pamit sambil mengecup bibirku. “Daaa, sayang…”“Mmmuuaachh…,”Linda memagut bibirku lama, seolah tak mau kehilangan momen yang sangat dahsyat. “Bye, Ndrew…,”Linda juga berpamitan. “Salam buat Indah ya…tapi jangan bilang lho, kalo kamu habis bagi-bagi pejuh…xixixi..” Rika dan Linda cekikikan sambil berjalan keluar.“Ok, hon…don’t worry…thanks ya…”sahutku sambil melambaikan tangan dan mengantar mereka ke pagar.


  • Kisah Memek Tante Minta ML

    Kisah Memek Tante Minta ML


    2928 views

    Duniabola99.com – Kisah ini bermula ketika aku sedang bersantai di apartemenku tiba-tiba tanteku yang seksi dan binal datang, penasaran kah? mari kita simak..

    menghadirkan cerita sex dari seorang karyawan yang bernama Andra yang ketika itu sedang menonton Film porno di pergoki oleh tetangga apartemen-nya yang benrnama Tante Wilda, dari hal itu tidak disangka Andra bisa menikmati tubuh sintal dan mulus Tante Wilda. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.


    Panggil saja namaku Andra, aku adalah seorang pria lajang berumur 24 tahun yang berkerja di salah satu perusahaan asing di daerah Bandung, Jakarta. Sebagai Pria lajang, dulunya aku tinggal bersama orang tuaku di perumahan komplek militer. Namun karena aku adalah seorang Pria yang sudah dewasa, maka aku-pun memutuskan untuk mandiri.

    Sungguh memang sudah rejekiku, ketika aku memang bermaksud untuk tinggal sendiri kebetulan saudaraku menawarkan aku untuk menghuni apartemen miliknya, karena dia akan dibawa untuk tinggal bersama suaminya ke Malang, jawa timur. Pada hari pertama aku akan tinggal di apartemen saudaraku itu, maka aku harus lapor kepada Pengurus Apartemen.

    Setelah melapor aku dimintai untuk ikut menjaga adik perempuan ketua pengurus apartemen yang kebetulan adiknya tinggal di sebelah kamar apartemen saudaraku, adik perempuan ketua pengurus apartemen itu ternyta bernama Tante Wilda. Singkat cerita Hari kedua aku-pun sebagai penghuni baru mulai mencoba berkenalan dengan Tante Wilda.

    Dan ternyata setelah berkenalan ternyata beliau tidak terlalu tua, dan jika aku perkirakarakan usianya sekitar 34 tahunan. Tante Wilda ini tipe wanita yang ramah dan baik sekali. Namun dalam perkenalan dan obrolan kami saat itu aku agak sedikit heran, karena pada usianya yang sudah terhitung matang sekali Tante Wilda belum juga menikah. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Yah mungkin saja Tante Wilda punya masih focus dengan karirnya kali yah, karena aku melihat pada usianya yang segitu dia sudah mapan sekali kehiduoanya, buktinya Tante Wilda sudah mempunyai apartemen dan 2 mobil All New CRV dan All new civic. Tante Wilda ini mempunyai 2 pembantu, yang satu supir dan yang satu asisten rumah tangga di apartemennya.


    Sampai pada suatu hari Tante Wilda menitipkan kunci Apartemen-nya karena pada saat itu pembantu dan supir-nya sedang cuti karena pada saat itu hari raya idul fitri. Sehingga beliau tingal di rumah kakaknya di lantai 12. Oh iya gambaran Tante Wilda sebagai berikut, dia mempunyai tinggi badan sekitar 167 cm, mempunyai pinggul yang besar, pantat yang bulat, pinggang yang ramping, perut singset dan ukuran Bra sekitar 35B.

    Hal itu bisa dimiliki oLeh Tante Wilda karena Tante Wilda rajin senam aerobic, fitness, dan renang yang diikutinya secara rutin. Dengan wajah cantik dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Tante Wilda menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang.
    Hingga pada suatu sore, saat saya pulang kerja saya mendengar ada ketukan pintu di apartemenku , kemudian saya intip dari lubang pintu ternyata Tante Wilda,

    “ Iya sebentar, oh ada tante ada yang bisa saya bantu tante ???, ” ucapku sambil membuka pintu.

    “ Ngga Ndraa ada surat atau tagihan kartu kreditku ngga dari Front Office depan?, ” jawab Tante Wilda.

    “ Sepertinya ngga ada tante, ” jawabku

    “ Eh aku numpang ke kamar mandimu ya, ” sambil meringis, mungkin dia udah kebelet pips he he he.
    “ Silahkan tan tapi kamar mandinya ngga sebersih punya tante lho maklum bujangan, ” ucapku sambil tertawa.

    “ Ngga apa apa, ” jawabnya.

    Baru aku sadar bahwa Tante Wilda memakai baju training tipis mungkin baru lari atau fitness di lantai 2,

    “ Abis lari ya tan, ” tanyaku.

    “ Iya tapi nyari kamar mandi susah mana liftnya lama lagi, ” ujar Tante Wilda sambil ngeloyor ke kamar mandiku.

    Sambil jalan ke dapur aku berfikir kok kayaknya ada yang salah ya dengan membiarkan si tante ke kamar mandi tapi apa ya ?. Ya ampun tadi khan aku lagi nonton film porno di laptop memang kebetulan mau onani sih maklum belum ada pasangan/pacar. Wah mati gue ketahuan dah sama Tante Wilda. Ah bodo amat bodo amat kaya dia ngga pernah muda aja.


    Begitu keluar dari kamar mandi si tante senyum-senyum, wah malu deh aku,

    “ Hayo kamu tadi lagi ngapain Ndraa? tanya si tante.

    “ Ngga ngapa-ngapain kok Tan, ” jawabku sambil menunduk kebawah.

    Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya,

    “ Ndraa, ” ujarnya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu.

    “ Ya Tante ?, ” Jawab saya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    “ Eee… nggak jadi deh, ” Jawabnya ragu-ragu.

    “ Ada yang bisa saya bantu, Tante ?, ” Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-raguannya.

    “ Eee… nggak kok. Tante cuma mau nanya, ” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.

    “ Kamu sering ya nonton film itu di kamar mandi ?, ” tanya dia.

    “ Iya sih tan. Maklum tan belum punya pasangan ?, ” jawab ku terpaksa.

    “ Terus pake sabun ya ? he he he, ” ucap Tante Wilda sambil tertawa.

    “ Iya tan, udah ah aku tengsin nih malu ditanya terus, ” Tegasku sambil ngomel.

    “ Jangan marah dong , biasa lagi bujangan yang penting jangan main pelacur, jorok nanti kena penyakit, ” jawab Tante Wilda.

    “ Eee… mau , dibantuin Tante nggak ?, ” sambungnya.

    “ Maksud tante ?, ” Tanyaku.

    Wah ibarat ada lanjutan dari film ku tadi nih. Kayaknya si tante horni abis,

    “ Iya kamu nonton bareng tante khan biar ngga malu lagi, ” sambil melayang tangan Tante Wilda ke selangkangan ku.

    “ Sana ambil laptop mu, ” ucapnya.

    Asik banget dah pikirku tanpa tendeng aling-aling aku berlari kekamar madi dan membawa keluar laptop itu. Kemudian aku setel lebih dulu film yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian Tante Wilda duduk disebelahku sambil membawa teh panas dengan wangi tubuh yang segar.


    Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut baju training dan kemudian beliau melepas atasannya sehingga terlihat tanktop tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena dia tidak memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras dan kencang.

    Saat itu kelaminku juga sudah mulai menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton Film Porno yang sedang berlangsung,

    “ Cakep-cakep juga yang main, ” akhirnya dia memberi komentarnya.

    “ Dari kapan Ndraa mulai nonton film beginian ?, ”tanyanya.

    “ Udah dari dulu Tante, ” ucapku.

    “ Mainnya juga bagus dan tidak kasar. Ndraa udah tahu rasanya belum ?, tanya dia lagi.

    “ Ya sempet sih tan waktu di rumah sakit sama suster, ” ucapku.

    “ Wah enak dong lagi sakit di servis suster, ” tanggapanya.

    “ Iya tapi udah lama tan udah lupa rasanya, tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih, ” ucapku.

    “ Ah Ndraa ini kok jadi nakal yah sekarang, ”, ujarnya sambil mencubit lenganku.

    “ Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya, ”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Tidak lama berselang, tiba-tiba Tante Wilda menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung membara. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Wilda sudah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut.
    Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku canggung.

    Jujur, karena baru kali ini aku diperlakukan oleh seorang wanita yang usianya diatasku. Kelaminku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur. Kemudian Tante Wilda mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri.

    Tangan kanan Tante Wilda juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap-usap kelaminku. Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk meraba celana yang dia pakai. Aku remas payudaranya dari luar tanktop, dan aku remas-remas, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku,

    “ Sssss… Oughh… ya situ, ” ucapnya setengah berbisik.

    Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kelaminku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya melalui celana trainingnya yang aku pelorotkan ke bawah.


    Sesampai-nya pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Tante Wilda. Satu persatu kami membuka baju, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan Vagina-nya.
    Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar clitoris-nya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua,

    “ Aghhh… Ssssss… Oughhh… terus Ndraa, terus, ” ucap lirih Tante Wilda.

    Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar,

    “ Eughhh… Ndraa terus, Aghhh… Sssss… Aghhh… enak, sebentar lagi, Oughhh…, ” ujar Tante Wilda.

    Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Wilda yang terlihat sangat lemas di sofa,

    “ Aku kapan Tante, kan aku belum dienakin sama Tante?, ” tanyaku.

    “ Nanti dulu yah sayang, sebentar, beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja, ” ucap Tante Wilda.

    Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir Vagina-nya sampai mengenai clitoris-nya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya Tante Wilda juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya.

    Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang Sexy. Aku usap-usapkan kelaminku yang sudah sangat amat tegang di bibir Vagina-nya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang Vagina-nya. Pelan-pelan saya dorong kelaminku agar masuk semua.

    Kepala Penis-ku mulai menyentuh bibir Vagina Tante Wilda,

    “ Sssss… Aghhhh…. ” rasanya benar-benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Lalu Tante Wilda mulai menyuruhku untuk memasukan kelaminku ke liang Vagina-nya lebih dalam dan pelan-pelan. So wow Man… baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan, lalu Tante Wilda mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kelaminku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam.
    Bagian dalam Vagina-nya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tidak dipergunakan. Namun Tante Wilda tetap memaksakannya masuk,

    “ Oughhhh… Ndraa, ” Desah Tante Wilda.

    Saat itu rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kelaminku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Wilda. Lalu Tante Wilda mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam Vagina-nya, yang membuatku semakin gila. Dia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan.


    Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang Vagina-nya bertambah licin, dan makin lama Tante Wilda terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tidak kuasa menahannya. Lalu tiba-tiba kejantanan-ku terasa seperti disedot oleh liang senggama Tante Wilda.

    Tiba-tiba dinding-dinding Vagina-nya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali, bisa-bisa kalau begini terus aku bisa ngecrott cepet nih,

    “ Sssss… Aghhhhhhhhhhhhhh… Tante keluar lagi nih, ” ucapnya dengan keras.

    Saat itu juga makin basahlah di dalam Vagina Tante Wilda, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. Dan akhirnya Tante Wilda terkulai lemas, tapi kelaminku masih tetap tertancap dengan mantap.
    Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa.

    Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku.

    “ Sssss… Oughhh… Aghhhh…, ” desah Tante Wilda sudah mulai terdengar lagi.

    Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Aku mencoba untuk menusukkan kelaminku ke dalam liang Vagina-nya, pelan tapi pasti. Kepala Tante Wilda agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam.

    Kelaminku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam Vagina Tante Wilda, lalu aku mulai menggerakkan kelaminku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang tadi.
    Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan Sexy,

    “ Sssss… Aghhh… Oughhh… terus Ndraa… terus… Aghhh… Oughhh…, ” Tante Wilda terus mengerang.

    Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Wilda merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat. Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu.


    Saat itu lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas, dan aku merasa kelaminku mulai berdenyut-denyut dan aku memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Wilda dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang Vagina Tante Wilda. Tubuhku terasa sangat lemas sekali.

    Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kelaminku dari liang nikmat milik Tante Wilda. Dengan raca kecapaian yang luar biasa Tante Wilda membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan Vagina-nya.

    “ Wah kok ngga ditarik sih Ndraa, nanti aku hamil lho ?, tanyanya dengan suara yang agak bergetar.

    “ Maaf tan aku lupa abis keenakan sih, ” jawabku

    “ Ya sudahlah… tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya ?, ” ujarnya menenangkan diriku yang terlihat takut.


    “ I… iiya Tante, ” jawabku sambil menunduk.

    “ Ya santai aja aku sebenarnya udah minum pil kok Ndraa, ” jawan Tante Wilda.

    Wah rupanya nih tante udah pengalaman dalam hal beginian, tapi ngga apa-apa dah gua belagak culun aja. Kemudian kami berpelukan di sofa, dan melakukan perbuatan itu sekali lagi tapi di kamar mandi. Doggie style terus bro, mantap. Itulah sepenggal cerita sex pada kehidupan nyataku yang telah aku curahkan. Tamat

  • Kisah Memek edukasi sex dari papa dan mama

    Kisah Memek edukasi sex dari papa dan mama


    2927 views

    Duniabola99.com – Sore itu seperti biasa aku dan keluargaku berkumpul bercanda ria di ruang keluarga. Aku, papa dan mama kami bertiga termasuk keluarga yang haromis.


    Perkenalkan namaku Andri umur 16 tahun, ibuku Mayang usia 42 tahun, sedangkan ayahku Ranu usianya 47 tahun. Kami bertiga selalu menghabiskan waktu bersama kalau sore hari seperti itu. Sedangkan bila pagi sampai jam 5 sore kita bertiga sibuk dengan urusan masing-masing aku sekolah, ibuku sibuk dengan bisnis laundrynya, dan sedangkan ayahku bekerja sebagai pemborong. Walaupun hidup kami pas-passan kami tetap bahagia karena selalu bisa berkumpul seperti ini.

    Sore itu ayahku sedang memegang kartu ditanggannya untuk mengajak aku dan mamaku bermain kartu bersama untuk mengusir bosan. Akhirnya kami bertiga bermain kartu bersama memang benar kata ayahku permainan kartu ini awalnya menghilangkan rasa bosan kami bertiga yang sedari tadi hanya ngobrol-ngobrol sambi lihat televisi. Setelah bermain cukup lama akhirnya kami bertiga merasa bosan dengan permainan kartu ini. Ayahku yang menetahui situasi itu langsung mencetuskan ide gilanya, memang ayahku adalah orang yang paling kreatif diantara kami bertiga tapi kali ini ide ayahku tdk bisa diterima dengan akal sehat.

    Ayah pun mulai mengutarakan ide gilanya itu

    “Kalian tampaknya udah merasa bosan iya?” Tanya ayahku kepada aku dan mamaku.

    “Iya nih yah udah bosen dari tadi gini-gini aja” jawabku menyauti pertanyaan dari ayah.

    “Iya bener tuh kata Andri yah mama juga udah mulai bosan” sambung mamaku.

    “Ya udah ayah kali ini punya ide, gimana kalau yang kalah harus membuka pakaiannya satu-persatu?” Ayah mengutarakan ide gilanya saat itu kepada kamu dengan senyum-senyum nggak jelas.

    “Apa yah? Apa ayah ini sudah gila?” Sahut mamaku sedikit sewot.

    “Kenapa seh ma? Apa mama takut?” Tanya ayahku kepada mamaku.

    “Ayah ini apa2an masak yang kalah harus lepas baju? Gimana kalau mama yang kalah?” Ucap mamaku melemparkan pertanyaan balik pada ayahku.

    “Emang kenapa ma? Disini kan cuma kita bertiga tdk ada orang lain” sahut ayahku.

    “Kok malah debat sih?” Tanyaku kesal kepada orang tuaku.

    “Oke deh mama berani, ayo kocok kartunya” ujar mamaku mengakhiri perdebatan mereka.

    Akhirnya ayahku mengocok kartunya dan membaginya rata pada kami bertiga. Permainan pertama pun berlangsung sangat sengit kita bertiga saling adu strategi dan akhirnya aku yang kalah.

    Lalu ayahku segera berkata,

    “Ayo Ndri buka kaos kamu terus kamu kocok lagi kartunya.


    “Iya2 yah” jawabku sedikit sewot karena kalah pada permainan pertama.

    Mamaku hanya senyam-senyum melihat kekalahanku. Akhirnya kartu kuocok lagi untuk permainan kedua. Dipermainan kedua ini mamaku yang akhirnya kalah.

    Dengan sangat senang aku menyuruh mama untuk membuka bajunya,

    “Ayo ma buka bajunya hehehehehe” ocehku sambil tertawa melihat kekalahan mama.

    “Iya tdk toh mama hanya lepas jilbab dulu” sahut mamaku.

    “Kok gitu? Mama curang ah” timpalku sewot mendengar kata2 mama.

    “Iya gk bisa gitu ma perjanjiannyakn baju bukan jilbab jadi mama harus lepas baju dan jilbabnya tetep aja dipakai” ayahku coba menerangkan aturan permainannya pada mamaku.

    Akhirnya mamaku melepas kancing2 bajunya dan terlihatlah toket mama yang masih terbungkus bh warna putih. Dipermainan ketiga mama kalah lagi aku dan ayah memaksa mama untuk membuka celanannya. Permainan ini berlangsung terus sapek tak terasa tubuh kami bertiga benar bugil tanpa ada apa-apa lagi yang menutupi tubuh kita.

    Aku sempat terkesan waktu melihat mama membuka bhnya ternyata toket mama gede banget. Sebelumnya aku tak pernah memperhatikan toket mam karena tertutup oleh jilbab-jilbabnya. Ayah yang sudah menyadari kalau aku sedari tadi sudah terangsang melihat bentuk toketh mamaku mulai memancingku. Ayah pun mengambil tindakan dengan menggeser tempat duduknya dan mendekatkan tubuhnya pada mama. Ayahku juga mulai mengraya2 toket mama.

    “Apaan sih ayah ini malu tuh dilihat Andri” kata mama menghentikan tingkah ayah.

    “Nggak papa ma biarin aja Andri kan udah gede” jawab papa singkat.

    Karena takut ayah marah mama membiarkan tanggan ayah meremas-remas kedua toketnya itu. Aku pun sangat terangsang melihat tanggan ayahku yang sedang asyik dengan pekerjaan barunya saat itu.

    “Andri pengen ya?” Goda ayah padaku.


    “Ayah apaan sih?” Mamaku coba memeringatkan ayah.

    “Halah Nggak papa ma toh Andri juga butuh edukasi tentang sex” jawab ayahku ringan.

    “Enngg……..akkk kok yah” jawabku terbatah2.

    “Ah jangan bo’ong ah Andri, tuh buktinya udah tegang banget” kata ayahku sambil menuding batang penisku.

    “Ternyata punyamu lebih gede dari punya ayah iya Ndri?” Lanjut ayahku.

    Sedangkan mamaku masih bengong melihat batang penisku mungkin mamku takjub dengan ukuran kotolku yang lebih besar dari punya ayah. Ayah terus meremas toket mama seperti orang kesurupan sambil lidahnya menjilati leher mama.

    “Ngapain kamu bengong aja disitu Ndri? Sini bantu ayah” ayahku membuyarkan lamunanku.

    “Ah ayah ini apaan sih? Masak Andri diajak beginian?” Sahut mamaku tapi pandangannya tdk berpaling dari batang penisku.

    “Biarin aja deh ma toh mama juga pengen ngerasain penisnya Andri yang gede itukn?” Ayah langsung to the point kepada mama.


    Mamaku tak menjawab kata2 terakhir yang terlontar dari mulut ayahku. Akupun tetap terdiam dan membisu ditempatku duduk, aku belum percaya kalau ayahku segila ini.

    “Ayo Ndri kok malah bengong” kata2 ayah membuyarkan lamunanku.

    “Andri harus ngapain yah?” Tanyaku yang tampak begitu polosnya.

    “Sini kamu jilatin meqi mamamu” perintah ayah mendengar pertanyaan bodohku.

    Bagai kerbau yang dicocok hidungnya akupun bankit dari tempatku duduk dan mendekat ke tubuh ayah dan mama. Sebenarnya aku masih ragu menuruti perintah ayah karena sebelumnya aku belum pernah melakukan hal yang seperti ini. Aku pun mendekatkan kepalaku dengan meqi mama. Aku sempat menghetikan kepalaku tepat didepan meqi mama karena sebenarnya aku jijik melakukan hal ini, tapi ayah memaksaku.

    Akhirnya kulakukan perintah ayahku menjilati meqi mamaku. Pertama-tama aku agak sedikit kaku melakukan hal seperti ini tapi lama-kelamaan aku sudah mulai terbiasa. Karena aku sudah mulai terbiasa mama mulai menjambak rambutku untuk membenamkan kepalaku kepada meqinya sampai-sampai aku tdk bisa bernafas. Walaupun aku sulit untuk bernafas karena mamaku mebenamkan kepalaku tapi herannya justru aku lebih menikmati permainanku.

    Mamaku mulai meracau,

    “Terus Andri terus jilat itil mama Ndri, ayah juga sedot yang kuat pentil mama mainkan susu mama yah” racau mamku.

    Aku dan papaku terus melakukan pekerjaannya masing-masing. Sampai papa menghentikan jilatanku.

    “Ndri berhenti menjilat meqi mamamu dulu” ucap ayahku sembari bediri disebelah mama dan penisnya tepat pada muka mama.

    “Iya yah” jawablku menuruti perintah ayahku.


    “Ma ayo sekarang giliranmu mainin penis ayah” perintah ayahku yang ditujuhkan pada mama.

    “Dan kamu Andri terusin jilat meqi mamamu dari belakang” lanjut ayah.

    Mama yang mengerti permintaan ayaj langsung mengubah posisinya mamau langsung nungging dan menyergap penis ayah sedangkan aku asyik menjilati meqi mama. Kelihatannya mama semakin liar menyepong penis ayah yang ukurannya sedikit lebih kecil dari punyaku mungkin mama usah terbiasa maini penis ayah.

    Setelah ayah merasah puas dengan sepongin mama sekarang ayah menyuruhku untuk mengantikan posisinya lalu ayah sekaran berpindah kebelakang. Kemudian ayah langsung membuka lebar kedua paha mama dan memasukan kotolnya kedalam lubang meqi mama. Mama sempat menjerit kecil ketika penis ayah berhasil sepenuhnya masuk kedalam meqi mama. Sedangkan aku yang ada didepan mama langsung memajukan penisku tepat pada bibir mama.

    Mungkin mama sudah mengerti maksudku mama langsung meraih penisku dan mejilati kepala penisku pertama-tama. Rasanya ngilu campur geli membuatku meringis2 keenakan. Melihat hal itu mama langsung memasukan penisku kemulutnya. Rasanya hangat sekali, mama mulai memaju mundurkan penisku yang berada didalam mulutnya.

    “Achh……geli ma geli” racauku menahan geli.

    “Udah nikmatin aja Ndri” ucap ayah mendengar racauanku.

    “Emb penismu ahhhh ge ahhh de banget Ndri ahhh” kata mama yang sedikit terputus-putus karena mendapat serangan dari ayah.

    Mama terus mengulum penisku dan sekali2 menyedot batang penisku rasanya enak banget aku belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.

    10 menit berselang ayah mengerang keras sekali tampaknya dia sudah sampai pada puncaknya. Tubuh ayah seketika lemas tak berdaya. Ayah kemudian mencabut penisnya yang masih tertanam dimeqi mama, begitu penis ayah dicopot terlihat jelas olehku ada cairan putih pekat keluar dari meqi mama.

    “Ndri sekarang giliranmu ayo lakukan” perintah papa


    Akupun nurut-nurut aja. Sekarang posisi mama sedang tidur terlentang pahanya terbuka lebar untuk memudahkanku memasukan peniskuyang sedari tadi pengen sekali dimasukan. Aku mengarahkan batangku ke meqi mama walaupun meqi mama sudah licin karena sperma dari ayah tapi aku masih kesulitan untuk memasukannya. Akhirnya denga telaten mama membimbingku, penisku dipegang oleh mama dan langsung diarahkan pas lubang meqinya. Karena lubang meqi mama yang sudah licin oleh sperma ayah penisku langsung masuk seluruhnya ke meqi mama. Mama menyeruak dan mengadahkan kepalanya keatas. Sekarang aku dengan perlahan mulai mengerakan pinggulku maju mundur.

    “Ayo Ndri penismu enak” ujar mama.

    “Iya ma meqi mama juga nikmat” jawabku

    “Och…….Och…..Och….Och…..” Mama tdk berbicara lagi hanta desahan dan desahan yang keluar dari mulutnya.

    Setelah hampir sepuluh menit ayah bangkit dari kursi tempatnya beristirahat. Ia mengisyaratkn padaku untuk membalik badanku akupun menurutinya. Sekarang mam yang berada diatas tubuhku tanpa pikir panjang ayah langsung mengarahkan penisnya ke anus mama. Dengan bantuan dari air liurnya akhirnya penis ayah bisa masuk seluruhnya ke anu mama. Mama hanya bisa mendesah entah dia telah menaha kenikmatan atau kesakitan aku tdk tau itu. Ayah dengan kasar menghajar anus mama.

    “Aduh yah Och……terus…….yah Och…..Och…” Desahan mama

    Akupun tak mau kalah dengan ayah aku langsung mempercepat gerakanku. Dan mama pun mendesah semakin keras.

    “Och……kaaaa….llliiiiiaaannn bbbeeeeee nnneeerrrrr beee nnneeeerr hhhhheeebbbaattt” desahan mama.

    “Oooccchhhhh kaaalllllaauuu bbeeeegggiiiinnniiii mmmmaaammmmaaaa gggaakkkk kkkuuuuuaaaatttt” lanjut desahan mama.

    “Ooooocchhhhhhhh” akhirnya mama mendesah panjang tanda orgasme telah didapatkannya.


    “Kamu kuat banget Ndri belum keluar-keluar juga” tanya mama padaku.

    “Hehehe gk tau juga ma” jawabku singkat.

    Aku yang belum mencapai puncak sendiri berusaha mengerakan tubuh mama dan dibantu oleh ayah.

    Mama terus kami serang daru lubangnya sampai 5 menit kemudian ada rasa geli pada ujung penisku seperti ada benda yang memaksa untuk keluar dari dalam, meskipun kutahn tetap tak bisa dan akhirnya.

    “Croooottttt croootttt croootttt croootttt”

    Sperma keluar membuat penuh seisi meqi mama dipenuhi oleh sperma dan ayah. Tubuhku langsung lemas dan si Andri junior juga langsung melemaskan tubuhnya. Sekarang tinggal ayah yang menutaskan birahinya. Entah sampai kapan ayah mampu begitu yang jelas hari ini aku puas sekali.

  • Video bokep Minami Wakana dientot bergilir rame rame

    Video bokep Minami Wakana dientot bergilir rame rame


    2922 views

    Agen Bola Terpercaya

  • Video Bokep ngetot threesome di tempat gym

    Video Bokep ngetot threesome di tempat gym


    2919 views

  • Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun


    2919 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Mbah Sukro adalah dukun sakti yang tinggal di desa pedalaman di lereng gunung di pulau Jawa. Usianya diatas 60 tahun. Badannya kurus, namun masih sehat. Ia adalah dukun sakti yang menguasai dunia perdukunan sehingga tidak ada yang berani melawannya.

    Ia termasuk dukun yang kaya raya karena ia tak segan-segan mematok harga tinggi bagi para kliennya. Uang bukanlah pantangan baginya. Yang menjadi pantangan saat ia belajar ilmu saktinya adalah ia sama sekali tidak boleh berhubungan intim dengan wanita. Apabila melanggarnya, maka kesaktiannya akan hilang seharian sampai matahari terbenam hari berikutnya.

    Oleh karena banyak dukun-dukun saingannya yang iri akan kesaktiannya, tentu adalah hal yang riskan apabila kesaktiannya hilang walau hanya sehari. Apabila saat itu ada dukun iseng yang menyantetnya, ia sama sekali tidak ada pertahanan diri. Untuk menghindari hal itu, telah bertahun-tahun ia tidak pernah berhubungan intim dengan wanita termasuk kedua istrinya. Dengan demikian ia akan selalu menjadi orang sakti yang tak terkalahkan.

    Salah satu klien utama Mbak Sukro adalah Pak Wijaya, seorang pengusaha yang belakangan ini namanya semakin membumbung tinggi. Sejak ditangani oleh Mbah Sukro, hampir seluruh bisnisnya selalu lancar.
    Namun pada suatu ketika, dua kali berturut-turut ia kalah tender. Oleh karena itu ia pergi ke desa Mbah Sukro untuk berkonsultasi dengannya. Berdasarkan ‘penglihatan’ Mbah Sukro, ternyata ia dijegal oleh salah satu pesaingnya yang menggunakan jasa dukun sakti dari luar pulau.

    Dan pengaruh negatif dari dukun tersebut rupanya telah memasuki dalam rumah Pak Wijaya, sehingga hal itu mempengaruhi performance dirinya maupun orang lain yang tinggal secara tetap di dalam rumah tersebut.
    Untuk mengatasinya, menurut Mbah Sukro, harus dipasang jimat menurut delapan arah mata angin di dalam area rumah Pak Wijaya. Jimat itu harus dipasang sehari satu setiap jam 4 pagi dengan disembahyangi sepanjang hari sampai matahari terbenam.
    Untuk keperluan itu, maka Pak Wijaya mengajak Mbah Sukro untuk datang dan menginap di rumahnya selama 8 hari untuk memasang ke-delapan jimat itu. Oleh karena tugas ini cukup berat dan sangat menguras tenaga, Pak Wijaya berjanji akan memberi imbalan yang sangat besar dan ia memberi uang muka sebesar 50% di depan.
    Selain memasang jimat, Pak Wijaya juga meminta Mbah Sukro untuk membimbing putrinya, A-mei yang masih SMU dan baru berusia 18 tahun. Karena belakangan ini ia merasakan putrinya telah berani melawannya apalagi tanpa sepengetahuannya telah berpacaran dengan teman sekelasnya. Bisa jadi hal ini disebabkan pengaruh negatif di dalam rumah itu, pikirnya.
    Sehingga kini Mbah Sukro tinggal di rumah Pak Wijaya selama delapan malam. Pagi, siang, dan sore hari digunakan untuk memasang dan menyembahyangi jimat. Sementara malamnya ia meluangkan waktu beberapa jam untuk mengajar olah pernapasan bagi A-mei untuk menghilangkan pengaruh negatif dari dalam dirinya.

    Dan hal itu dilakukan berdua di dalam kamar A-mei. Pak Wijaya membolehkan hal itu karena ia tahu pasti akan pantangan Mbah Sukro menyentuh wanita. Sehingga keamanan diri putrinya akan tetap terjamin.
    Sementara itu, proses pemasangan jimat itu berlangsung lancar sampai hari terakhir.

    Sehingga kini lengkaplah sudah seluruh persyaratan jimat sebagai pelindung rumahnya beserta seisinya yang bakal mampu bertahan selama bertahun-tahun.
    Petang itu sehabis matahari terbenam…
    Mbah Sukro mengatakan kepada Pak Wijaya kalau seluruh jimatnya telah terpasang dengan rapi.

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Dukun Sehingga ia minta supaya sisa pembayarannya dapat segera dilunasi. Namun rupanya terdapat kesalahpahaman diantara keduanya. Karena Pak Wijaya berpendapat sisa pembayarannya akan dilunasi dalam waktu dua bulan yaitu setelah pengumuman keputusan pemenang tender proyek berikutnya. Hal itu untuk membuktikan bahwa jimat yang dipasang memang telah benar-benar bekerja.
    Sementara Mbah Sukro menganggap bahwa sisa pembayaran harus dilunasi begitu pemasangan jimat telah selesai. Mendengar pendapat Pak Wijaya, ia merasa ditipu oleh kliennya itu. Padahal ia telah mencurahkan seluruh energinya untuk membuat jimat itu benar-benar bekerja.

    Oleh karena ia adalah orang desa yang tidak biasanya beradu mulut dan mungkin ditambah karena Pak Wijaya adalah salah satu klien besar, maka akhirnya dengan terpaksa ia mengalah. Namun di dalam hati ia merasa sakit hati. Dan diam-diam ia berniat membalas dendam kepada kliennya itu. Ia tidak mungkin membatalkan jimat yang telah dipasang oleh dirinya sendiri itu. Oleh karena itu ia akan mengambil sisa bayarannya itu dengan caranya sendiri sekaligus membalas dendam, dengan menggunakan A-mei, puterinya. Tentu bukanlah hal sulit baginya untuk membuat A-mei takluk kepadanya.

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    Karena Mbah Sukro akhirnya setuju dengan pendiriannya, maka Pak Wijaya sama sekali tak menaruh curiga kepadanya. Sehingga Mbah Sukro bisa melakukan menurut apa maunya dengan bebasnya.
    Sementara bagi A-mei sendiri, yang di hari pertama mula-mula merasa aneh disuruh Papanya belajar pernapasan, namun setelah melakukannya ia merasakan manfaat dari pernapasan yang diajarkan oleh Mbah Sukro. Oleh karena itu ia mau meneruskan setiap hari sampai hari itu, hari kedelapan.
    Malam itu ketika proses pengajaran normal telah berakhir, mereka berbincang-bincang,
    “Ternyata pernapasan begini ada manfaatnya juga ya Mbah. A-mei sekarang jadi lebih tenang dibanding sebelumnya.”
    “Memang betul, Nik. Tapi sebenarnya ada cara lain yang bisa membuat pikiran jadi lebih nyaman lagi.”
    “Gimana caranya Mbah?”
    “Prinsipnya kamu harus menghilangkan prasangka buruk di dalam pikiranmu sampai kamu tidak merasakan adanya ancaman bahaya dari luar. Dengan begitu maka pikiran otomatis akan menjadi tenang.”
    “Wah susah sekali itu Mbah, gimana caranya menghilangkan prasangka buruk di dalam pikiran karena datangnya tiba-tiba?”
    “Ya harus latihan Nik. Namun latihannya tidak mudah dan tidak cocok untuk gadis muda seusia kamu. Karena itu, lupakan sajalah.”
    “Lho kok begitu, Mbah? Khan Mbah sendiri yang bilang kalau pikiran yang tenang dan nyaman itu bagus buat semua orang nggak peduli usia.”
    “Karena untuk latihan ini, kamu harus menghilangkan semua prasangka buruk. Dan hal itu tidak mungkin karena saat ini pun tanpa disadari kamu telah punya prasangka buruk terhadap Mbah.”
    “Ah, aku sama sekali nggak punya pikiran buruk kok terhadap Mbah.”
    “Ah, masa? Kalau begitu, coba sekarang berani nggak kamu buka seluruh baju kamu di depan Mbah.”
    “Ah, Mbah yang benar aja!” protes A-mei sambil matanya melirik ke arah pintu keluar.
    “Nah, itulah. Sekarang kamu punya pikiran takut khan terhadap Mbah? Sebenarnya kenapa sekarang kamu memakai pakaian? Karena kamu malu dilihat telanjang bulat oleh Mbah. Padahal kalau pikiranmu tulus, kamu tidak akan mempunyai pikiran seperti itu.”
    “Tapi kenapa harus sampai buka baju segala, Mbah?”
    “Karena itu adalah cara latihan yang paling praktis dan efisien untuk menghilangkan perasaan malu dan waswas yang timbul. Tapi sudahlah, lupakan saja. Makanya tadi Mbah bilang kalau latihan ini tidak cocok untuk anak gadis apalagi yang masih muda seperti kamu.”
    “Ooh, jadi begitu toh. Terus kalau A-mei mau coba sedikit dan sebentar aja, gimana Mbah?” tanya A-mei penasaran.

    “Ini bukan untuk coba-coba. Kalau kamu pengin latihan, kamu harus betul-betul manut (nurut) dengan Mbah tanpa prasangka apa-apa. Kalau tidak, mending tidak usah.”
    Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya…
    “OK deh, aku mau jalanin Mbah. Asalkan Mbah betul-betul tidak punya maksud jahat.”
    “Tidak bisa seperti itu. Kamu harus 100% percaya sama Mbah dulu baru bisa latihan.”
    “Hmmm. OK, OK, aku percaya sama Mbah. Dengan cara Mbah ngomong seperti ini, aku percaya Mbah nggak punya tujuan jahat. Apalagi khan, hihihi, Mbah juga sudah tua,” katanya sambil tersenyum geli sendiri.
    (Dalam hati Mbah Sukro memaki, sialan bocah ini. Rupanya ia meragukan kemampuanku. Rasain kau nanti, batinnya).
    “Jadi kamu benar-benar mau latihan dan ini adalah kemauanmu sendiri ya?”
    “Iya, Mbah. Aku mau coba latihan ini. Beneran!”
    “Baiklah, sekarang coba kamu berlatih napas seperti biasa tanpa perlu memejamkam mata,” kata Mbah Sukro sambil berjalan mengelilingi A-mei.
    A-mei saat itu mengenakan baju kaus biru tua dengan krah dan celana pendek yang ukurannya sedikit diatas paha. Ia adalah seorang gadis yang cantik. Rambutnya panjangnya sebahu. Ditambah lagi kulitnya yang putih. Usianya masih belia, baru 18 tahun, namun tubuhnya telah tumbuh menjadi tubuh seorang gadis dewasa. Baju biru yang dikenakannya itu nampak menonjol di bagian dadanya. Pertanda payudaranya telah tumbuh. Seandainya bukan Mbah Sukro yang punya pantangan, cowok mana pun pasti akan tergiur kecantikan dan ke-sexy-annya.
    “Omong2, kamu sudah punya pacar, Nik?”
    “Sudah Mbah.”
    “Kamu sudah pernah ngapain saja dengan dia?”
    “Maksud Mbah?”
    “Maksudnya, sejauh mana hubungan kamu dengan dia? Apakah kamu pernah tidur dengan dia?”
    “Idih, Mbah. Ya nggak dong. Kok Mbah jadi nanya yang nggak-nggak sih?”
    “Mbah sengaja nanya hal-hal seperti ini, untuk pemanasan latihan kamu. Untuk itu sejak sekarang kamu nggak boleh punya pikiran jelek, mengerti?
    “OK, Mbah. Aku mengerti.”
    “Jadi, kamu pernah ngapain aja dengan dia?”
    “Cuman ciuman dan peluk-pelukan aja Mbah. Sambil saling pegang-pegang juga,” kata A-mei dan mukanya bersemu kemerahan.
    “Kalo pipimu kemerahan gitu, kamu jadi makin cantik saja, Nik. Cuman gitu aja? Jadi kamu masih perawan?”
    “Iya Mbah.”
    “Bagus, bagus. Lalu apakah dia pernah ngeliat kamu nggak pake baju?”
    “Iiih, Mbah. Ya nggak dong”, katanya sementara mukanya makin merah.
    “Ingat, kamu harus membuang pikiran kotor kamu.
    “Baik, Mbah.”
    “Bagus. Sekarang apakah kamu siap untuk memasuki tahap latihan yang lebih tinggi?”
    “Siap Mbah.”
    “Bagus. Kalo begitu sekarang ayo coba kamu buka baju kaus kamu.”
    Tanpa protes A-mei segera melepas dua kancing baju kausnya sendiri. Lalu dicopotnya baju yang dikenakannya dan dibuang ke lantai.
    Nampak kulit tubuh putih A-mei dengan gundukan kecil di dada yang tertutup oleh bra hijau muda.
    “Wah, Nik, tubuhmu betul-betul putih mulus,” kata Mbah Sukro sambil matanya tak lepas memandangi A-mei. Baru pertama kali ini ia melihat tubuh gadis yang seputih ini. Apalagi sudah lama sekali sejak terakhir kali ia melihat tubuh perempuan yang telanjang.
    “Sekarang coba kamu lepas penutup dada kamu. Mbah pengin lihat seperti apa isinya.”
    Dengan patuh A-mei membuka branya sehingga kini ia berdiri di hadapan Mbah Sukro dengan dadanya telanjang. Nampak payudaranya yang kecil tapi indah dan putingnya berwarna kemerahan.
    “Wow! Dadamu indah sekali. Kamu sungguh beruntung.”
    “Sekarang coba lepas rokmu, Nik,” perintah Mbah Sukro yang dengan patuh dipenuhi oleh A-mei. Dilepasnya rok yang melekat di tubuhnya sehingga kini ia hanya memakai celana dalam saja.
    “Waduuh, mulusnya tubuh kamu Nik. Betul-betul pemandangan yang indah,” kata Mbah Sukro kagum sambil memandangi pahanya dan payudaranya. Sehingga mau tak mau A-mei jadi makin memerah mukanya. Namun karena ia memutuskan untuk latihan, maka ia berusaha menahan perasaan malunya.
    “Bagaimana perasaan kamu sekarang, Nik? Kamu malu telanjang di depan Mbah?”
    “Se-sebenarnya malu sekali Mbah.”“Nah, itulah. Terbukti kalau kamu masih perlu latihan lebih lanjut lagi. Sebenarnya kamu nggak perlu malu. Soalnya tubuh kamu indah sekali kok Nik. Jadi sekarang berani nggak kamu betul-betul telanjang bulat disini?” kata Mbah Sukro.
    A-mei nampak ragu.
    “Masa perlu sampai semuanya, Mbah?”
    “Kalau kamu pengin latihannya sempurna ya harus. Apalagi terbukti sekarang kamu masih belum berhasil menghilangkan perasaan malu. Mumpung Mbah masih disini. Hari ini adalah hari terakhir Mbah disini. Besok kalau kamu pengin latihan sudah tidak bisa lagi. Masa kamu mau latihan seperti ini dengan sembarang orang?”
    “Hmmmh, OK, kalo gitu A-mei nurut aja deh.”

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Dukun Dan tak lama kemudian segera dilepasnya cd yang dipakainya dengan sukarela.
    Kini ia betul-betul telanjang bulat tanpa selembar benang pun di hadapan Mbah Sukro.
    Mbah Sukro nampak memandangi tubuh telanjang A-mei dari atas ke bawah.
    “Wow. Ckckck. Suiit, suiiit. Hebat, hebat. Benar-benar aduhai indahnya tubuhmu, Nik.” Mbah Sukro jadi ngaceng juga melihat A-mei yang telanjang bulat. Hmm, sayang sekali aku tak bisa menikmati tubuhmu, batinnya. Namun tak apalah, yang penting aku sudah memberi pelajaran kepada Wijaya, papamu yang penipu itu. Biar tahu rasa kau sekarang, puterimu yang masih perawan berhasil kutipu mentah-mentah. Lumayan aku bisa cuci mata ngeliat anak gadismu telanjang bulat. Sungguh ini adalah pembalasan yang setimpal.
    Namun rupanya ia tidak ingin berhenti sampai disitu saja. Dalam hati ia berpikir, biarlah kupinjam dulu anak gadismu untuk kumain-mainin bentar, pikirnya.
    “Cowok kamu pernah lihat susu kamu?”
    “Pernah mbah.”
    “Tadi katanya belum pernah. Awas kalo kamu bohong ya?”
    “Bukan gitu Mbah. Maksudku tadi aku belum pernah telanjang bulat seluruh badan gini dengan dia.”
    “OK, nggak apa-apa. Lalu reaksi dia gimana waktu ngeliat susu kamu?”
    “Dia suka Mbah…dia pernah megang-megang juga. Katanya dadaku bagus.”
    “Oh ya? Dia megangnya gimana? Apa begini?” tanya Mbah Sukro sambil kedua tangannya menempel ke kedua payudara A-mei.
    “Iih, Mbah. Jangan Mbah,” kata A-mei sambil secara refleks bergerak mundur.
    “Lho, kenapa. Ayo jawab. Ingat kamu tidak boleh punya pikiran kotor. Mengerti?, kata Mbah Sukro sementara kedua tangannya masih menempel ke dada A-mei.
    “Me-mengerti Mbah.”
    “Jadi gimana caranya memegang susu kamu? Apakah begini?”, katanya sambil tangannya dilepaskan dari dada A-mei sebentar lalu diremasnya kedua payudara A-mei.
    “Atau begini?” kata Mbah Sukro, sambil kedua ibu jarinya meraba-raba dan menggerak-gerakkan kedua putingnya.
    “Ya..ya..ya semuanya Mbah,” kata A-mei tertunduk malu.
    “Huahahaha. Wah, cowok kamu memang beruntung dan pintar cari pacar.”
    “Lalu kamu suka digituin sama cowok kamu?”
    “Suka Mbah.”
    “Sama seperti sekarang, kamu juga suka Mbah begini-in?” katanya sambil meraba-rabai seluruh bagian payudara A-mei.
    “Ehmm… suka Mbah.”
    “Bagus. Itu wajar karena itu tandanya kamu gadis yang sudah dewasa.”
    Ia memperhatikan dan merasakan kedua puting A-mei kini semakin mengeras dan menonjol dibanding pertama kali telanjang. Mungkin karena suhu kamar yang agak sejuk atau mungkin karena tegang dengan suasana itu.
    “Umurmu berapa sih Nik?”
    “Tujuh belas tahun. Aku baru ulang tahun 4 bulan lalu.”
    “Jadi memang kamu sudah jadi gadis dewasa. Kamu ibarat bunga yang baru mekar dan harum semerbak yang sudah siap dihisap madunya, Nik. Kamu sudah siap untuk kawin, Nik.”
    “Iiih. Aku khan baru umur 18 tahun. Masih lama untuk married, Mbah.”
    “Ah, nggak betul itu. Istri pertama Mbah waktu menikah sama Mbah dulu juga seumuran kamu, Nik, 18 tahun juga..”
    “Oh ya? Kapan itu Mbah?”
    “Wah, itu sudah lama sekali. Dulu waktu dia masih muda dan cantik. Sekarang istri Mbah sudah tidak muda lagi, sudah 40 tahun lebih. Tapi meskipun dulu waktu dia masih muda juga nggak bisa ngalahin kamu, Nik. Kamu jauh lebih cantik dan lebih putih dari dia. Ya memang beda lah, gadis desa dibandingkan dengan anak gadis pengusaha kaya di kota besar. Tapi jeleknya orang kota itu suka kawin telat. Padahal itu tidak bagus untuk hormon tubuh. Terutama cewek. Apalagi kawin itu sebenarnya enak lho.”
    “Memang enaknya apa sih Mbah?”
    “Enaknya apa, itu mesti dirasakan sendiri baru tahu, Nik. Dan untuk orang kota yang kawin telat seperti kamu gini, perlu ada persiapan lahir batin dari sekarang. Supaya nantinya tidak kagok dan bisa membahagiakan suami sejak malam pertama perkawinan.”
    “Persiapannya apa aja sih Mbah?”
    “Persiapannya seperti apa susah diungkapkan dengan perkataan. Lebih jelas kalau dilakukan langsung. Mbah bisa ngajarin kamu sekarang. Asalkan pikiran kamu tenang dan ikhlas karena ini semua demi membahagiakan suami kamu kelak. Gimana, mau nggak?”
    “Ehhm, tapi aku nggak tahu mesti gimana, Mbah?”

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    “Nggak usah kuatir, Nik. Kamu manut aja sama Mbah, nanti khan kamu jadi bisa sendiri,” katanya sambil penuh nafsu memandangi sekujur tubuh A-mei yang telanjang,” Yuk, sekarang kamu lanjutkan latihan ini dulu, setelah itu kamu Mbah ajari yang itu,” katanya. Markas Judi Online Dominoqq

    Sebenarnya awalnya Mbah Sukro hanya ingin membalas dendam dengan mempermainkan A-mei dengan cara menyuruhnya telanjang bulat di depannya saja. Namun kini setelah melihat cewek ini telanjang bulat dan begitu penurut begini, Mbah Sukro jadi bernafsu ingin menikmati tubuh perawannya. Apalagi sudah lama sekali sejak terakhir kali ia menikmati seorang wanita, itupun juga dengan kedua istrinya yang sudah tidak muda lagi. Kini di depan matanya ada seorang gadis perawan yang bersikap sangat kooperatif terhadapnya. Ditambah lagi ia tak pernah menikmati gadis kota seperti A-mei gini. Sekaligus ini adalah pembalasan yang telak terhadap papanya. Namun yang menjadi kendalanya adalah ia tidak mungkin melanggar pantangannya sendiri. Karena salah-salah taruhannya adalah nyawanya.
    Ah, sungguh bodoh kau ini, batin Mbah Sukro. Kenapa mesti takut kehilangan kesaktianmu barang sehari? Bukankah kau ada di dalam rumah yang telah dilindungi oleh jimat yang kaupasang sendiri? Biarpun kesaktianmu hilang, asalkan kau tidak keluar rumah sampai matahari terbenam besok, semuanya akan baik-baik saja. Dan kau bisa meninggalkan rumah ini setelah matahari terbenam.
    Sekaligus hal ini membuktikan bahwa apabila tidak ada serangan yang mampu mengenai dirinya, hal itu menandakan kalau jimat yang dipasangnya betul-betul bekerja. Hehehe, rasain kau, Wijaya. Salahmu sendiri kamu meragukan jimatku. Kini anak gadismu yang akan kupake untuk membuktikan apakah jimat itu betul-betul bekerja. Lumayan juga bisa menikmati anak perawanmu yang manis ini.
    Setelah teringat akan kesaktian jimatnya sekaligus cara untuk membalas perlakuan kliennya itu, kini nafsu birahinya jadi benar-benar tak terbendung lagi, yang harus dilampiaskan saat itu juga.
    “Waduuh, mulusnya kamu Nik. Sampai-sampai kamu bikin Mbah jadi ngaceng. Apalagi baru kali ini Mbah lihat Nonik seperti kamu gini telanjang. Betul-betul putih dan merangsang.
    “Nah gitu, bagus. Pikiran kamu tetap tenang ya,” kata Mbah Sukro mengelilingi A-mei memandangi sekujur tubuh telanjangnya dalam jarak dekat. Saat berada di belakang A-mei, kedua tangannya meraba-raba punggungnya yang putih mulus dari atas sampai ke bawah dan diremas-remasnya pantat A-mei yang bulat sexy itu.
    “Hmm, kulitmu halus dan mulus banget, Nik.”
    Lalu tangannya beralih ke depan, kini meraba-rabai payudara A-mei.
    “Waah, susumu betul-betul kenyal Nik. Dan putih mulus. Lihat tuh, Iiiih, puting kamu segar banget dan menonjol gini,” komentar Mbah Sukro dan kedua telunjuknya digesekkan di kedua puting A-mei.
    “Aduuh. Jangan gitu Mbah. Geli,” kata A-mei sambil tubuhnya menggeliat berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Mbah Sukro.
    “Aah, masa cuma diginiin aja kok geli. Tapi gimana rasanya, Nik? Enak khan?”
    “Nggak mau ah Mbah, kalo gini,” kata A-mei. Namun “protesnya” cuman di mulut saja karena ia membiarkan Mbah Sukro jari jemari dukun tua itu meraba-raba dadanya. Kelihatan kalau sebenarnya ia menikmati permainan itu.
    “Nah, sekarang kita lanjutkan latihan tingkat berikutnya sekaligus Mbah ajarin kamu gimana caranya membahagiakan suamimu kelak. Ingat, ini semua demi kebaikan kamu sendiri. Mengerti?”
    “Mengerti, Mbah.”
    “Bagus. Nah, sekarang Mbah juga melepas semua baju Mbah jadi kita sama-sama bugil.”

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Dukun Mbah Sukro melepas baju hitamnya sehingga nampak dadanya yang hitam telanjang. Kulitnya telah berkeriput. Kemudian ia membuka sarungnya. Nampak tonjolan di balik celana dalamnya.
    “Supaya kamu tidak penasaran, ini Mbah tunjukkan kontol pria dewasa milik Mbah yang bisa memuaskan anak gadis seperti kamu, Nik.”
    Tanpa malu-malu lagi, bandot tua umur 60 tahun itu melepas celana dalamnya di depan A-mei, gadis belia berumur 18 tahun. Kini Mbah Sukro juga telah telanjang bulat. Nampak kulit tubuhnya yang hitam legam dan keriput. Sungguh kontras berbeda dengan A-mei yang putih mulus dan segar. Namun A-mei tersipu malu dibuatnya, karena meski telah berumur 60-an dan kulitnya telah keriput, namun kontol Mbah Sukro masih mampu ngaceng dengan tegaknya. Apalagi ukurannya termasuk besar dibandingkan dengan tubuhnya yang kurus, terutama kepalanya yang disunat jadi nampak makin besar.

    “Nah, lihat, kontol Mbah sekarang jadi ngaceng gara-gara ngeliat gadis muda belia telanjang bulat. Karena Mbah jadi terangsang karena kemulusan tubuhmu, A-mei, dan juga karena kecantikan wajahmu, keindahan susumu, kulitmu yang putih halus, pahamu, rambut kemaluanmu, dan daya tarik seksualmu secara keseluruhan yang membuat orang laki normal jadi ingin menikmati dirimu. Apalagi Mbah sebelumnya nggak pernah mencicipi nonik-nonik seperti kamu gini. Jadi, beginilah suamimu nanti, juga akan terangsang terhadap kamu sama seperti Mbah sekarang. Dan untuk itu kamu harus bisa melayani suamimu dengan sebaik mungkin, bikin dia puas. Dengan begitu, kamu juga akan mendapatkan kepuasan yang luar biasa. Nah, supaya nantinya kamu tidak canggung dengan suami kamu, mari sekarang kamu latihan dulu dengan Mbah.”
    Lalu didekapnya A-mei dan diciumi wajahnya dengan penuh nafsu. Dijelajahi wajah gadis belia nan cantik itu dengan bibirnya. Dilumatnya bibir A-mei dengan ganas. Diciuminya lehernya sambil tangannya meraba-raba payudara A-mei dan meremas-remasnya. Kontolnya yang hitam dan berdiri tegak itu menempel di tubuh putih A-mei.
    A-mei didorongnya ke arah tempat tidurnya lalu ditidurkannya ia dengan telentang di atas kasur. Ia sengaja membuka kaki A-mei lebar-lebar supaya ia bisa melihat dengan jelas vagina A-mei yang masih perawan itu. Vaginanya berwarna kemerahan. Sementara diatasnya nampak rambut-rambut kemaluannya yang halus tumbuh di atas kulitnya yang putih. Klitorisnya nampak mencuat di bagian atas liang vaginanya.
    Digarapnya gadis belia yang masih perawan itu oleh si bandot tua. Diciuminya kedua payudara A-mei. Mukanya dibenamkan ke dua bukit kembar itu. Mulutnya aktif menjilati seluruh bagian payudara perawan itu. Terutama kedua putingnya yang diemut dan dikenyot-kenyot di dalam mulutnya. A-mei merasakan kedua putingnya bergantian dikenyot-kenyot di dalam mulut Mbah Sukro yang hangat. Apalagi suhu ruangan yang ber-AC awalnya membuatnya agak kedinginan. Kini kecupan-kecupan hangat Mbah Sukro mampu menghangatkan tubuhnya terutama dadanya.
    Meskipun usianya telah kepala enam, namun rupanya Mbah Sukro tahu bagaimana caranya membuat panas seorang dara perawan belasan tahun. Terbukti A-mei sangat menikmati permainan lidah dan kenyotan Mbah Sukro diatas payudaranya. Apalagi Sukronya yang lebat menggelitik payudaranya yang membuatnya makin terangsang. Tanpa sadar, ia mendesah-desah dibuatnya.
    “Ehhhmm, ehhmmm, ooohhh, oooohhhhh.”
    Suara desahannya itu bercampur dengan suara kecupan Mbah Sukro yang asyik menciumi payudara A-mei.
    Mbah Sukro menyuruh A-mei berbalik telungkup. Rambutnya yang sebahu menempel di punggungnya yang putih mulus. Pantatnya nampak sexy menonjol. Segera diciuminya sekujur punggung dan pantat A-mei yang putih. Kembali Sukronya menggelitik sekujur punggung A-mei.
    Lalu diraba-raba kedua pantat A-mei dan diremas-remasnya pantat nan sexy itu. Didudukinya punggung A-mei dan kontolnya yang hitam ditempelkan di punggung A-mei yang putih. Nampak kontras perbedaan warnanya. Digesek-gesekkan batang kontolnya berikut kedua pelirnya di sekujur punggung putih A-mei. Bagaikan kuas hitam yang menyapu seluruh bagian kanvas putih. Sementara kontol Mbah Sukro telah mulai basah karena cairan pre-cum. Sehingga di beberapa tempat, punggung A-mei menjadi sedikit basah terkena gesekannya.
    Digesek-gesekkan batang kontolnya ke pantat A-mei. Lalu dijepitnya diantara kedua pantat A-mei dan digesek-gesekkannya. Sehingga ujung kontol Mbah Sukro jadi semakin basah yang membuat pantat A-mei menjadi ikutan basah.

    Bokep Online – Setelah puas bermain-main di punggungnya, kembali A-mei ditelentangkan. Kedua kaki A-mei dibukanya lebar-lebar. Lalu kepalanya menyusup diantara kedua paha mulus A-mei. Dijilatinya vagina perawan A-mei yang kemerahan itu. Dan setelah itu diemut-emut dan dihisap-hisap vagina perawan itu. Lidahnya nampak begitu lincah menari-nari di sekitar wilayah terlarang milik dara muda itu. Sehingga tanpa dicegah lagi vaginanya menjadi basah dibuatnya, membuat A-mei mendesah-desah karena kenikmatan yang dirasakannya itu.
    “Nah, sekarang coba kamu genggam dengan tangan kamu, Nik”, kata Mbah Sukro menyuruh A-mei memegang batang kontolnya. Yang segera dilakukannya tanpa protes.
    “Bagus, nah sekarang coba kamu kocok pelan-pelan.”
    “Ya, bagus begitu. Lakukan terus, jangan berhenti dulu,” kata Mbah Sukro menikmati kontol hitamnya dikocok oleh tangan halus milik gadis putih mulus itu. Sementara kedua tangannya memegang-megang payudara cewek itu. Kedua putingnya nampak makin mengeras dan memanjang. Sehingga membuat Mbah Sukro meraba-raba puting segar kemerahan milik dara perawan itu dengan kedua ibu jarinya yang hitam. Nampak ia sangat bernafsu sekali dengan kedua payudara A-mei sampai-sampai ia menciuminya dengan liar. Dijulurkannya lidahnya kesana kemari di dada dara ini. Terutama di kedua putingnya karena ia tahu bahwa bagian ini adalah bagian sensitif buat cewek ini.

    Lalu ditelentangkannya A-mei dan ditindihnya dara yang putih mulus itu dengan tubuhnya yang hitam dan kulitnya telah keriput. Diciuminya bibir dan leher dara itu dengan penuh nafsu. Dadanya yang hitam dan keriputan menempel di payudara cewek muda itu. Meski usianya telah tua, namun ia nampak masih perkasa saja. Batang kontolnya masih mengeras dengan gagahnya menempel di dekat vagina cewek itu.
    Setelah puas menciumi A-mei, kini saatnya ia menikmati ‘hadiah utamanya’. Ia membuka kedua paha A-mei lebar-lebar. Sementara batang kontolnya yang hitam dan berurat itu menegang dengan keras. Didekatkannya kepala penisnya yang membesar itu ke depan liang vagina perawan itu, yang saat itu nampak pasrah dan tanpa perlawanan sama sekali. Lalu segera didorongnya tubuhnya ke depan, dan, ugh dinding vagina perawan itu rupanya mampu menahan daya laju benda tumpul itu.
    Mbah Sukro mencobanya lagi dengan lebih bertenaga, dan akhirnya,
    “Cleeeep”,
    kepala penisnya akhirnya berhasil masuk ke dalam tubuh dara yang kini sudah menjadi tidak perawan lagi itu.
    “Aaahhhhhh”, seketika A-mei menjerit karena rasa nyeri saat kepala penis Mbah Sukro masuk ke dalam tubuhnya.
    Lalu didorongnya tubuhnya sehingga seluruh penisnya amblas masuk ke dalam tubuh gadis yang kini tentunya sudah bukan gadis lagi itu.
    “AAAhhhhhh,” A-mei kembali menjerit merasakan perih di vaginanya.
    Namun Mbah Sukro tidak mempedulikan jeritan gadis itu. Pikirannya telah dipenuhi nafsu ingin menikmati tubuh gadis muda itu selama dan semaksimal mungkin. Segera dimaju-mundurkan penisnya di dalam tubuh gadis itu, menikmati rapatnya gesekan vaginanya.
    “Ahhhh, aaahhhh, aaahhhhhh, aaahhhhhh,” A-mei mendesah-desah dibuatnya. Rasa nyeri dan perih yang mula-mula dirasakannya kini menjadi bercampur dengan rasa enak yang tak terbayangkan sebelumnya. Rasa perih-perih enak itu membuatnya tidak mempedulikan apa-apa lagi dan tanpa dapat dicegah lagi membuatnya mendesah-desah dan merintih-rintih tak keruan. Ia tidak mempedulikan lagi bahwa pria yang menikmati tubuhnya itu sudah uzur dan keriputan. Sementara rasa perih dan nyeri itu berangsur-angsur hilang, sehingga kini hanya tinggal rasa enaknya saja. Membuatnya makin lupa diri akan tata krama sebagai seorang gadis muda yang harus menjaga kehormatan dirinya.
    Sementara Mbah Sukro makin semangat menyetubuhi cewek muda putri kliennya itu. Kapan lagi aku bisa menikmati tubuh cewek muda cantik dan sexy kayak gini, pikirnya. Dan masih perawan lagi. Di desa tidak ada cewek yang kayak gini. Biarlah kesaktianku hilang sehari tak masalah. Meski sudah tua, tapi ia masih kuat untuk mengocok gadis muda itu. Penisnya dengan gagahnya mengobrak-abrik vagina cewek itu. Membuat A-mei benar-benar tak berkutik dan hanya bisa mendesah-desah menikmati apa yang dilakukan pria tua itu terhadap dirinya.
    Mbah Sukro terus menyetubuhi A-mei dengan menindihnya. Sementara kontolnya terus mengocok-ngocok vagina gadis itu, mulutnya asyik mengulum dan menghisap-hisap payudara cewek itu. Mbah Sukro yang biasa mengemut rokok kretek kini mendapat rejeki nomplok bisa mengemut susunya A-mei.
    Nampak kontras sekali pemandangan itu. Tubuh pria kurus yang hitam dan keriput itu menindih tubuh gadis muda yang putih mulus. Dan kontolnya yang hitam menembusi ke dalam tubuh gadis itu.
    Lalu Mbah Sukro menyetubuhi A-mei dalam posisi doggy style. Meski tua-tua begitu, dengan gayanya seperti koboi ia sanggup juga ‘menunggang’ dan menggoyang-goyang tubuh A-mei yang lagi-lagi hanya bisa menjerit-jerit dan mendesah-desah keenakan. Kedua payudaranya bergoyang-goyang dibuatnya. Direngkuhnya payudara gadis itu dengan kedua tangannya dan diremas-remasnya sambil terus menggoyang tubuh gadis muda itu. Sementara itu, digenjotnya terus A-mei dengan kontolnya.

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Dukun Ia mengganti posisi. Ditaruhnya kedua kaki A-mei di pundaknya, lalu dimasukkannya penisnya ke dalam vagina cewek itu dan dikocoknya. Dipandanginya kedua payudara A-mei yang bergerak-gerak mengikuti gerakan penisnya itu. Akhirnya A-mei tidak tahan lagi dan ia mendapatkan orgasmenya. Itulah orgasmenya yang pertama gara-gara disetubuhi oleh seorang laki-laki.
    Setelah mengetahui A-mei baru mengalami orgasme, Mbah Sukro merasa bangga juga. Bangga karena bisa menikmati kemulusan dan keperawanannya serta bangga bisa membuat gadis muda 18 tahun mengalami orgasme. Tak lama setelah itu, akhirnya ia mengalam ejakulasi juga dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam vagina A-mei.
    Setelah seluruh spermanya habis, ia mencabut batang kontolnya yang baru saja mengambil korbannya dengan memerawani A-mei, gadis belia itu. Ia tersenyum saat melihat ada bercak darah di sekitar vagina A-mei. Bangga juga ia bisa merenggut keperawanan gadis muda seperti A-mei ini sekaligus membuatnya orgasme.
    “Waah, gila ternyata kamu betul-betul masih perawan ya, Nik. Nggak rugi Mbah ngasih pelajaran ke gadis cantik dan sexy seperti kamu.
    “Nah, sekarang kamu sudah tahu khan gimana caranya memuaskan suamimu kelak. Dan sekarang kamu sudah mengerti gimana rasanya enaknya kawin.”
    “Iya Mbah. A-mei nggak nyangka kalo rasanya begini enak.”
    “Sekarang setelah “pelajaran” selesai, kamu boleh pake bajumu lagi. Nanti masuk angin. Sekarang Mbah mau tidur dulu ya. Karena “pelajaran ini”, sekarang Mbah jadi capek sekali.”
    “Iya Mbah, A-mei juga capek sekali. OK, sampe ketemu besok pagi Mbah.”
    “Baik. Selamat malam.”
    Malam itu Mbah Sukro kehilangan kesaktiannya dan secara fisik cape sekali. Namun ia merasa aman karena terlindungi oleh jimatnya. Sementara hatinya puas. Karena akhirnya ia berhasil mengambil “sisa bayarannya” dengan memerawani dan menikmati kehangatan A-mei di ranjang sekaligus membalas sakit hatinya terhadap Pak Wijaya. Sementara A-mei pun juga tidur dengan puas karena ia merasa mendapat “pendidikan” yang berharga dari Mbah Sukro sekaligus merasakan kenikmatan yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Sementara Pak Wijaya yang telah tertidur pulas sama sekali tidak tahu akan peristiwa yang terjadi malam itu.
    Keesokan harinya, seperti yang direncanakan sebelumnya, setelah seharian istirahat total, Mbah Sukro meninggalkan rumah itu setelah matahari terbenam. Ia tiba di rumahnya saat hari menjelang subuh.
    Sejak meninggalkan rumah itu, ia merasakan bagian ulu hatinya agak nyeri. Namun ia tidak terlalu menggubrisnya. Tapi alangkah kagetnya saat keesokan harinya, rasa nyeri itu bukannya hilang malah makin bertambah. Dan malamnya, ulu hatinya bagai ditusuk-tusuk. Sungguh ia tidak mengerti bagaimana ini bisa terjadi, karena kesaktiannya sebenarnya telah pulih. Apakah kini telah ada dukun lain yang lebih sakti yang menjahili dirinya? Ia sibuk memikirkan siapa orang yang berani menjahili dirinya. Sementara itu rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Sampai akhirnya ia benar-benar tak tahan lagi.
    Dan beberapa hari kemudian, ada kabar heboh, yaitu Mbah Sukro, dukun sakti yang tiada tandingannya, yang disegani kawan maupun lawan, dengan tidak disangka-sangka meninggal dunia tanpa diketahui secara pasti penyebabnya. Hal ini sungguh mengejutkan terutama bagi dukun-dukun yang selama ini menjadi lawannya. Karena susungguhnya tidak ada seorang pun yang berani menjahilinya.

    Lalu apa penyebab kematiannya? Ternyata kematiannya bukan disebabkan oleh para pesaingnya. Ia lupa bahwa ia telah mengaktifkan jimat pelindung yang akan menyerang balik siapa pun yang mengganggu penghuni rumah itu. Dengan menipu gadis polos seperti A-mei apalagi sampai melangkah terlalu jauh dengan merenggut kegadisannya, ia telah secara fatal mengganggu penghuni rumah itu. Sehingga jimatnya kini bekerja menyerang dirinya sendiri. Oleh karena pikirannya melulu terfokus untuk menangkal kemungkinan serangan dari pihak luar serta arogansi dirinya yang merasa sebagai orang sakti tiada tandingan dan ditambah pikirannya yang dipenuhi nafsu birahi, malam itu ia sama sekali melupakan kemungkinan serangan balik dari jimat yang dipasangnya sendiri.
    Namun semuanya sudah terlambat. Ia tak dapat menangkal serangan jimat itu karena sumber kekuatannya berasal dari dirinya. Semakin ia mengerahkan tenaganya untuk menahan serangan, semakin kuat serangan jimat itu terhadap dirinya. Sementara, setelah disembahyangi selama 8 hari, kekuatan jimat itu tidak bisa dibatalkan sebelum kekuatannya akan menurun dengan sendirinya setelah beberapa tahun.
    Jadi kini terbuktilah kalau jimat yang dipasang di rumah itu benar-benar ampuh. Namun ironisnya, justru pemasangnyalah yang menjadi korban pertama dan satu-satunya dari jimat tersebut.
    Demikianlah nasib Mbah Sukro yang berakhir tragis. Orang sakti yang tak terkalahkan dan tak ada orang lain yang sanggup mengalahkannya, pada akhirnya jatuh karena kesalahan dirinya sendiri dan meninggal karena kesaktiannya sendiri. Dan itulah akhir lembaran hidupnya.
    Sementara, ini adalah awal lembaran kehidupan baru bagi A-mei. Ia sama sekali tak terpengaruh atau tahu menahu akan dunia mistik yang terjadi di sekitar dirinya. Tapi yang jelas, kejadian malam itu sungguh telah mengubah kehidupannya. Dari semula gadis yang polos dan lugu, kini ia menjadi sangat haus untuk mendapatkan pengalaman baru yang sangat menggelorakan hati itu, lagi, lagi, dan lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Cinta Ditolak Dukun Mesum Penakluk Gadis Cantik Bertindak

    Kisah Memek Cinta Ditolak Dukun Mesum Penakluk Gadis Cantik Bertindak


    2911 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan namaku Soffi. Aku adalah seorang wanita berusia 27 tahun yang berstatus janda beranak 1. Dalam keseharianku, aku selalu mengenakan jilbab. Walaupun jilbab yang aku kenakan bukan tergolong jilbab akhwat, akan tetapi, dalam berpakaian aku sudah cukup sopan. Jilbabku menjulur menutupi setengah dadaku. Aku selalu mengenakan baju kurung longgar dengan bawahan rok semata kaki. Kedua kakiku senantiasa terbalut oleh kaus kaki.


    Aku telah menjanda sejak 3 tahun yang lalu, akibat konflik yang tidak terselesaikan dengan mantan suamiku. Setelah usia pernikahan kami menginjak 1 tahun, mantan suamiku mulai menunjukkan watak aslinya. Ia mulai suka bermain tangan ketika marah. Begitu pula, ia tidak pernah memberiku nafkah, karena dia seorang pengangguran. Secara umum, ia bukan laki-laki yang bertanggung jawab. Pada akhirnya, ia pun menceraikanku, setelah berselingkuh dengan wanita lain. Pada saat itu aku sedang mengandung anak hasil perkawinanku dengannya. Kekalutan yang kualami akibat perceraian itu membuatku mengalami depresi selama beberapa bulan, hingga akhirnya aku menyadari bahwa aku harus bangkit. Perlahan-lahan akupun mulai bangkit, dan melupakan perceraian tragis yang menimpa diriku. Aku ingat, bahwa aku harus menghidupi anakku. Akupun pun bekerja pada sebuah biro konsultasi psikologi, mengingat aku adalah sarjana psikologi. Bisa dikatakan, penghasilanku hanya pas-pasan untuk menghidupi diriku dan anakku. Pada saat ini, anakku yang berusia 4 tahun kutitipkan pada neneknya di kota Yogyakarta. Sedangkan aku sendiri bekerja di kota Semarang, sebuah kota di Jawa Tengah. Di kota tersebut aku tinggal di kamar kost sederhana. Setiap akhir pekan aku mengunjungi anakku di rumah neneknya.Banyak pria yang mengatakan bahwa aku memiliki wajah yang cantik dan keibuan. Dengan balutan jilbab yang selalu ku kenakan, aku menjadi nampak anggun di mata para pria. Di samping itu, tak ada tanda-tanda bahwa aku adalah seorang ibu beranak satu. Banyak yang mengagnggap aku masih gadis. Tinggi badanku adalah 165 cm. Ukuran payudaraku tidaklah besar, hanya 32B, akan tetapi, pantatku bulat, padat dan membusung. Walaupun sudah beranak 1, aku memiliki perut yang datar. Hal ini tercapai karena aku memang rajin berolah raga. Tak heran, meskipun statusku janda beranak 1, masih banyak pria yang mengharap cinta dariku. Akan tetapi, pada saat itu, aku belum berfikir untuk menjalin hubungan yang serius dengan seorang priapun, dikutip dari
    Hal ini disebabkan karena masih ada sisa-sisa trauma akibat perceraian yang menyakitkan tersebut. Aku memiliki pandangan bahwa semua pria adalah pendusta. Untuk apa aku menikah lagi kalau hanya untuk bercerai lagi. Sudahlah… aku sudah merasa hidup bahagia sebagai single parent.Tak dapat kupungkiri bahwa aku merindukan pelukan pria. Tentu saja, karena aku pernah merasakan manisnya seks, maka akupun seringkali merindukannya. Hingga saat ini, aku masih kuat untuk menahan hasrat itu, sehingga aku tidak terjerumus dalam seks bebas. Di samping dalam rangka menjaga norma dan keyakinan yang aku anut, aku juga harus menjaga imejku sebagai seorang wanita berjilbab yang selalu berpakaian rapih dan sopan. Sejujurnya, aku seringkali bermasturbasi untuk mengurangi hasrat seksku tersebut. Herannya, semakin sering ku bermasturbasi, keinginanku untuk disetubuhi oleh pria justru semakin menggebu-gebu. Masturbasi hanya mengurangi hasratku untuk sementara, hanya pemuasan kebutuhan biologis semata, namun kepuasan psikologis tidaklah aku dapatkan. Adapun alat yang sering ku pakai untuk bermasturbasi adalah buah mentimun. Uhhh… sungguh beruntungnya buah mentimun itu. Sementara para pria yang mengharap cinta padaku saja belum ada yang berhasil menikmati jepitan lubang di pangkal pahaku, tapi buah mentimun silih berganti telah menyodok berkali-kali. Terkadang diam-diam aku melakukan masturbasi sambil menonton film porno di komputerku ketika di kost sendirian.

    Dengan status jandaku, tentu saja ada beberapa pria yang menganggap diriku adalah perempuan gampangan, yang butuh dibelai. Dengan demikian, ada beberapa pria yang sering melakukan perilaku yang menjurus pada pelecehan seks, dari verbal hingga pada sentuhan fisik. Salah satunya adalah bosku, seorang Cina, yang sekaligus pemilik dari biro konsultasi tempatku bekerja. Dengan pura-pura tidak sengaja, ia terkadang meremas pantatku atau tetekku. Aku sebenarnya risih dengan hal itu, dan tidak krasan untuk bekerja di situ. Ia seakan tidak peduli bahwa aku adalah seorang wanita berjilbab yang selalu sopan dalam berpakaian dan berperilaku. Ia bahkan pernah menempelkan penisnya di belahan pantatku ketika aku sedang membungkuk, karena membetulkan mesin printer di kantor. Aku terkejut, karena di sela-sela pantatku terasa ada batang keras yang menekan. Aku pun lalu segera menghindar. Aku tidak bisa marah padanya, karena aku masih berharap untuk bisa bekerja di biro miliknya tersebut. Aku hanya menampilkan ekspresi muka tidak suka, sambil pipiku memerah karena malu. Ia hanya tersenyum mesum sambil pergi berlalu. Ia nampak paham sekali bahwa aku memang sedang butuh untuk terus bekerja di bironya, dilansir dari
    Sungguh aku sangat benci dan jijik dengan perilaku bosku tersebut. Bosku tersebut seorang pria Cina berusia 40 tahunan. Ia telah berkeluarga, dan keluarganya tinggal di luar Jawa. Namanya Pak Tan. Ia memiliki tinggi 160 cm, dengan badan yang agak gemuk perut yang buncit. Ia nampak gempal.
    Pada suatu hari, aku menerima kabar dari ibuku yang tinggal di kota Yogyakarta, bahwa anakku sakit keras, hingga harus opname. Bahkan dokter menyatakan bahwa anakku harus dioperasi secapatnya, kalau tidak, bisa fatal. Untuk biaya operasi tersebut butuh uang sebanyak lima juta rupah. Orang tuaku menyatakan bahwa mereka telah kehabisan dana untuk biaya pengobatan anakku. Sementara, aku sendiri sudah kehabisan uang karena kini sudah tanggal tua. Uang hanya cukup untuk menyambung hidup beberapa hari. Aku pun bingung, harus mendapatkan uang darimana lagi. Masih banyak hutangku pada kawan-kawanku, sehingga aku segan untuk berhutang lagi pada mereka. Satu-satunya yang bisa aku lakukan adalah mengeluh pada Pak Tan. Tapi aku merasa ngeri, karena itu berarti memberinya kesempatan untuk melecehkanku secara seksual. Aku pun menjadi ragu. Akan tetapi, karena aku sudah sangat panik, akhirnya aku beranikan diri untuk mengungkapkan hal itu pada Pak Tan. Dengan perasaan tidak karuan, aku memberanikan diri untuk menuju ruang Pak Tan. Saat itu, aku mengenakan jilbab warna pink sepanjang lengan, dengan baju kurung yang sewarna, serta rok panjang hitam dari bahan kain yang lemas. Dengan demikian, celana dalamku agak tercetak di permukaan luar rokku.
    Tok… tok.. tok.. tok… suara ketukanku di kamar kerja Pak Tan.
    “Masuk” aku dengar suara pak Tan berseru dari dalam ruangan.
    Aku pun membuka pintu. Pak Tan yang sedang duduk di belakang meja kerjanya menatapku dengan tatapan mesumnya, yang seolah menelanjangi tubuhku.
    “Silahkan duduk”, katanya mempersilahkanku untuk duduk.
    “Ada apa cah ayu?” dia bertanya padaku dengan nada menggoda.
    Sambil menunduk, akupun mengatakan keperluanku pada pak Tan sambil terbata-bata.
    “Mmmaaaff Pak, anak saya sedang sakitt kerass…”
    Keringat dinginku mulai mengucur….
    “Terus???” Pak Tan bertanya dengan nada sedikit ketus.
    “Mmaksud saya, saya mau pinjam uang sama bapak. Untuk pengobatan anak saya. Saya sudah tidak ada uang.”
    Ketika aku berkata seperti itu, pak Tan hanya mengangguk-amgguk dengan tatapan melecehkan.
    “Sofiii, dengan berat hati saya katakan ke kamu, kalo saya tidak ada uang yang bisa saya pinjamkan ke kamu…?”
    “Tolonglah saya pak, anak saya sakit.. berikan saya lima juta rupiah saja… nanti bisa dipotong gaji saya” kataku menghiba.
    Air mataku mulai mengalir dari sudut-sudut mataku.
    “Kamu tau kan, biro ini sedang kekurangan modal”, kata pak Tan dengan datar dan tenang.
    “Jumlah klien kita semakin sedikit, makanya pemasukan ke biro juga sedikit..”
    “Ya sudahlah, aku bisa usahakan uang itu” kata pak Tan.
    Kemudian ia membuka laci mejanya dan mengeluarkan beberapa gepok uang 50ribu rupiahan. Ia pun memberikanya padaku. Setelah dihitung, ia telah memberikan uang padaku sebanyak 6juta rupiah, lebih banyak dari harapanku.


    Pak Tan berkata, Uang itu boleh kamu pinjam dulu. Kamu nggak usah mikirin ntar gimana mengembalikannya.
    “Udah, cepet, kamu bawa pulang… kamu tunggu anak kamu sampe operasinya selesai… kamu boleh libur…”
    Dengan perasaan senang dan rasa terima kasih yang tidak terkira, aku pun berpamitan dengan pak Tan dengan menyalami tangannya..
    Aku pun bersyukur, operasi anakku berjalan dengan lancar. Setelah itu, aku kembali bekerja di kantor Pak Tan. Semenjak itu, Pak Tan semakin menjadi-jadi dalam melecehkanku secara seksual. Karena hutang budiku padanya, aku pun tak bisa berbuat apapun selain pasrah dengan perlakuan Pak Tan. Setiap kali berpapasan denganku, ia tak akan membiarkan pantatku lolos dari jamahannya. Seringkali, ia mengejutkanku dari belakang dengan cara meremas pantatku. Aku hanya bisa menjerit kecil. Semakin lama iapun semakin berani untuk menjamah tubuhku yang lain. Payudaraku dan pangkal pahaku pernah diremasnya. Yang aku heran, dia tetap paling suka meremas pantatku, walaupun ia sesungguhnya dapat dengan bebas untuk menjamahi payudara dan pangkal pahaku. Ketika aku sedang berdiri di dekatnya, ia mengajakku ngobrol sambil jarinya menelusuri belahan pantatnya.
    Dengan perasaan malu aku ingin menghindari setiap perlakuannya, namun ku tak berdaya. Sungguh, aku merasa menjadi seorang perempuan murahan yang bisa dinikmati oleh pria Cina itu demi sejumlah uang. Sungguh kontras dengan penampilanku yang selalu berjilbab sopan ini.
    Suatu ketika, seorang pesuruh kantor bernama Pak Tatang memberitahuku bahwa pak Tan memanggilku untuk datang ke ruangannya.
    “Mbak, Pak Tan manggil mbak ke ruangnya”
    “Huh… ada apa lagi nih??” tanyaku dalam hati. Pelecehan apa lagi yang kan aku terima? gumamku.
    “Mhhh…. iya pak… Nanti saya ke sana…
    “Cepet ya mbak, Pak Tan minta mbak datang cepet….” kata pak Tatang sambil berlalu.
    “Iya… iya Pak Tatang” kataku sambil tersenyum pada Pak Tatang..
    Hari itu aku mengenakan jilbab warna krem yan menutupi dua bukit mungilku, dengan baju kurung dan rok panjang. Dengan gontai dan perasaan yang tidak tenang akupun datang ke ruang Pak Tan.
    Tok… tok… tok ku ketuk pintu ruang Pak Tan.
    “Masuk” terdengar teriakan Pak Tan dari dalam ruangan.
    Aku pun masuk, dan Pak Tan mempersilahkanku duduk. Dengan senyum jahat tersungging di bibrnya, ia menatapku dengan pandangan nafsu. Aku hanya menunduk dengan muka yang malu bercampur cemas.
    “Mhhhhh, begini Soffi…., saya cuma mau informasikan ke kamu, kalau hutang kamu ke kantor sudah jatuh tempo. Kantor butuh uang itu segera. Kamu bilang mau angsur hutang kamu, tapi sampai sekarang, sudah tiga bulan, kamu sama sekali belum angsur. Saya udah kasih kamu keringanan looo….” Pak Tan berkata dengan nada serius.
    Jantungku berdetak keras, memompa darahku cepat sekali. Wah, celaka… pikirku.. Aku jelas tidak mampu untuk membayar hutangku. Bahkan untuk mengangsur pun aku tidak mampu. Kini hutang itu telah ditagih. Ohhhh… betapa malang nasibku, jeritku di hati.
    “Mhhhh…. mmaaf pak, saya belum mampu membayarnya…” jawabku terbata-bata.
    “Kebutuhan saya banyak sekali, dan uang gaji saya saja tidak cukup”
    Tak terasa, air mataku mulai meleleh.
    “Iya, saya tau… tapi masalahnya, kantor ini juga butuh biaya. Kan sudah aku bilang, kalau biro ini lagi seret. Klien kita semakin sedikit?” suara Pak Tan mulai meninggi.
    Air mataku pun semakin deras mengalir. Tak sadar aku mulai sesenggukan. Dengan ujung jilbabku aku usap air mataku. Pak Tan masih nampak cuek, sambil sesekali melirikku. Sorot matanya menunjukkan kelicikan.
    “Hmmmmm… apapun kamu harus membayar hutang kamu…. Atau kita selesaikan saja secara hukum??” ancam Pak Tan.
    Aku semakin panik dengan ancaman itu…
    “Ssaya mohon jangan pak. Saya pasti akan bayar. Saya masih punya anak pak….” kataku tersedu-sedu.
    “Trus, kamu mau bayar pake apa? Kamu bilang nggak punya uang?”
    “Beri saya waktu barang satu minggu, saya bisa usahakan” jawabku putus asa.
    Satu minggu pun aku tidak yakin akan mendapatkan uang sejumlah itu.
    “Wah… wah… aku meragukan kamu bakalan sanggup membayar. Paling hanya menunda waktu. Gak ada gunanya. Saya nggak akan kasi keringanan lagi”
    “Sssayaaa mohon pakkk” aku berusaha menahan tangisku agar tak semakin keras.
    “Mhhhhh… baik… baik…. Aku bisa kasih kamu solusi. Supaya kamu bisa lunasin utang kamu”
    Aku agak lega mendengar ucapan Pak Tan. Aku memandanginya dengan pandangan bertanya.
    “Mhhhhh… boleh tau apa solusinya pak?” ungkapku.
    “Kamu bisa bayar hutangmu dengan tubuh molek kamu itu” kata pak Tan sambil melirik padaku dengan sorot mata birahi.
    Bagai disambar petir, aku terkejut mendengar ucapan Pak Tan. Aku kehabisan kata-kata.
    “Nggak, nggak mau” jawabku sambil menangis.
    “Kamu bisa apa….? Kalo kamu nggak bayar sekarang, ya diselesaikan lewat hukum. Aku akan laporkan kamu ke polisi” ancam pak Tan.
    Dia sungguh lihai mempermainkan perasaanku. Aku merasa semakin putus asa. Aku hanya bisa menangis. Tangisku yang tertahan pun mulai keluar juga. Namun Pak Tan tetap tak peduli. Aku hanya tertunduk sambil menangis. Air mataku telah basahi jilbabku.


    “Hehehe… lagian, kamu kan sudah lama jadi janda. Masa sih, ga kangen sama kontol? Kamu puas, hutangmu lunas… Tawaran menarik kan? goda pak Tan.
    “Kamu tinggal ngangkang aja, biar memekmu disodok pake kontol-kontol lelaki birahi. Dengan tubuh kaya kamu, gak sulit kok kamu dapet duit banyak. heheheh…. Apalagi yang jilbaban kaya kamu, pasti banyak peminatnya.”
    Tanpa ku sadar, pak Tan telah berdiri di sampingku, dan tanpa basa-basi, ia pun menarik tanganku hingga aku berdiri. Aku ingin menolak dan lari, namun aku sadar bahwa aku tidak lagi punya kuasa. Bahkan pada diriku sendiri. Kini aku telah dikuasai oleh pak Tan. Aku hanya pasrah ketika ia menarik tubuhku hingga berdiri.
    Dengan penuh birahi, pak Tan menariku ke dalam pelukannya. Dengan rakus pak Tan melumat mulutku dengan mulutnya. Tangannya menjamahi dua payudaraku yang masih tertutup jilbab itu. Kurasakan perut buncit pak Tan menekan tubuhku.
    “Mhhhh….. mphhhhhh….” aku berusaha meronta, menghindari ciuman pak Tan.
    Namun mulutnya terus mengejar mulutku. Dengan kasar dibaliknya tubuhku hingga aku membelakanginya. Lalu ditekannya tubuhku hingga perutku menempel di tepi mejanya. Tanganku berpegangan pada meja agar menopang badanku. Kini aku dalam posisi agak membungkuk, dengan pantat yang membusung kearah pak Tan. Kini pantatku begitu bebas untuk dijamahinya. Dengan kasar ia meremas pantatku. Aku merasakan ada sesuatu yang mengganjal di pantatku.
    Ohhh, ternyata itu adalah penis pak Tan yang sudah menegang dan mengeras.
    Sambil menggesek-gesekkan penisnya di pantatku, salah satu tangan pak Tan juga meremasi bongkahan pantatku yang montok dan padat itu, sedang tangan yang lain kini telah mencengkram salah satu payudaraku yang masih tertutup jilbab. Jilbab itu menjadi kusut akibat remasan tangan pak Tan. Aku merasakan bahwa tangan pak Tan telah mulai menyusup masuk ke balik jilbabku yang menutup dadaku. Ia meremasi payudaraku dari balik baju kurungku.
    “Mhhhh…. ahhhh…. ohhhhh….” jeritan-jeritan kecil terlontar dari mulutku ketika pak Tan menyentil ujung payudaraku dengan keras, sementara penisnya yang masih berada di dalam celana itu menekan pantatku ke depan.
    Tangan yang satunya kini telah meremas-remas pangkal pahaku. Mulut pak Tan dengan rakus menggigit leherku yang masih tertutup jilbab warna krem itu, hingga nampak basah bekas gigitan. Kepalaku yang tertutup jilbab krem itu hanya bisa menggeleng-geleng, dan terkadang menengadah ke atas, setiap kali pak Tan menyodokkan penisnya ke pantatku.
    Kini tangan pak Tan mulai menarik ritsleting baju kurungku yang ada di punggungku. Dengan trampil tangannya menurunkan baju bagian atas baju kurung itu, dan menyampirkan jilbabku ke pundak. Kini pundak dan punggung putihku pun terbuka. Tak lama kemudian, aku merasa bahwa pengait braku di bagian belakang telah terbuka. Secara umum, bagian atas tubuhku telah setengah terbuka, dan dua payudaraku yang tak seberapa besar itu menggelantung di atas meja. Dengan rakus pak Tan menciumi dan menjilati punggungku, hingga basah oleh liurnya. Kedua tangan pak Tan pun tak henti-hentinya meremas dan memilin dua putting mungilku yang berwarna coklat muda itu.
    “Ahhhhhhh….. udahhh… lama aku menunggu saat ini…” bisik pak Tan di telingaku yang tertutup jilbab itu.
    “Mhhhh… ohhhhh…. mhhhhhh…..” desahku.
    Walaupun aku telah lama tidak menikmati sentuhan pria. Sungguh, aku tetap tidak bisa menikmati perlakuan pak Tan itu. Aku justru merasa terhina, karena penis seorang pria yang bukan suamiku kini sedang menggesek-gesek pantatku yang masih tertutup rok itu. Selama ini hanyalah mantan suamiku yang pernah menikmati bibirku, menghisap dua putingku yang sedang mengeras, dan menyodokkan penisnya di lubang surgaku yang basah.
    Saat ini, seorang pria yang bukan suamiku dengan bebas dapat menikmati pantatku, dan tangannya dengan bebas memilin dan meremas puting payudaraku. Ohhh, betapa malang nasibku..
    Aku dengar suara ritsleting celana pak Tan. Tak lama kemudian pak Tan pun membalikkan tubuhku hingga posisiku berhadapan dengannya. Terlihatlah pemandangan yang membuatku takjub. Penis pak Tan yang menjulang sepanjang 17 cm. Jauh lebih besar daripada milik mantan suamiku. Dengan rakus pak Tan pun menghisap putting payudara kiriku, sementara tangan satunya memilin dan meremas payudaraku yang kanan. Terasa gigitannya pada payudaraku, yang kemudian disentakannya hingga aku menjerit.
    “Aahhhhhhhhh”.
    Pantatku kini bersandar pada tepi meja, dengan posisi tangan menekan meja di belakang tubuhku.
    “Mhhh… ahhhhh….” jeritan dan rintihan yang keluar dari mulutku semakin membakar birahi pak Tan.

    Pak Tan seringkali menyampirkan kembali ujung jilbabku yang turun hingga menutupi dadaku ke pundakku. Pak Tan pun kemudian mengangkat rokku keatas. Nampaklah dua kaki dan paha mulusku telanjang, dan secarik kain celana dalam di pangkalnya. Salah satu tangan pak Tan memegangi ujung rok ku agar tak turun, sementara tangan lain melebarkan dua pahaku, hingga pangkalnya yang masih terutup celana dalam itu semakin menganga. Kurasakan benda keras mulai menyusuri belahan kemaluanku. Salah satu tangan pak Tan menuntun benda keras itu agar menggesek-gesek dengan belahan vaginaku yang tertutup celana dalam itu.
    “Ohhhhh….” walau aku berusaha mengingkarinya, tak dapat kupungkiri bahwa sensasi gatal di vaginaku mulai kurasakan.
    Aku pun mulai merasa lemas dan birahi. Aku berada dalam dilema. Aku dipaksa untuk menikmati perlakuan pak Tan, walaupun sesungguhnya aku enggan. Tangan pak Tan pun mulai mencari-cari ritsleting rokku, dan segera melepasnya. Kini bagian bawahku telah benar-benar telanjang, hanya celana dalam putihku yang masih melindungi lubang kehormatanku. Sedangkan kepalaku dibiarkanya tetap berjilbab, dan payudaraku telah menggelantung indah dengan bekas gigitan dan basah air liur pak Tan.
    Dengan kasar pak Tan menarik jilbabku hingga aku terjatuh dalam keadaan bersimpuh. Dihadapanku kini sebatang penis pak Tan yang tegang dan mengeras itu. Sambil mengarahkan kepalaku dengan tangannya keaarah penisnya, pak Tan mengatakan
    “Ayo… kulum kontol bapak…!!!”
    Dengan perasaan jijik, akupun memenuhi permintaannya. Kepalaku yang tertutup jilbab itu nampak maju mundur. Sementara payudaraku tengah bebas menggelantung, dan bagian bawahku telah telanjang, hanya celana dalam yang tersisa.
    “Mmphhhhh… mhhhhh…” lenguhku saat penis pak Tan menerobos mulutku.
    Pak Tan menyuruhku menjilati ujung penisnya hingga lubang kontolnya. Uhhhh…. aku merasa ingin muntah. Mulutku pun penuh oleh penisnya. Tak satu jengkalpun bagian penisnya yang tidak berkesempatan menikmati pelayanan bibir dan lidahku. Bahkan testisnyapun turut aku jilati. Dengan perasaan muak, aku terpaksa melakukan hal itu.
    Setelah puas, pak Tan memintaku berdiri. Dengan kasar ia mencengkram pantatku yang masih tertutup celana dalam itu, dan menariknya hingga posisiku membelakanginya. Ia menarik turun celana dalamku, hingga kini tak ada lagi yang melindungi lubang kehormatanku. Pak Tan pun berlutut di belakangku. Kini ia menguakkan bongkahan pantatku lebar-lebar. Kini, lubang anus dan kemaluanku telah mengarah tepat di depan wajahnya.
    Tiba-tiba aku merasakan sensasi hangat di permukaan anusku. Ternyata Pak Tan telah menjilati anusku. Sensasi geli kurasakan menjalar dari anus ke seluruh badan. Tubuhku terasa lemas setiap kali lidah pak Tan menyentuh permukaan anusku. Aku heran, dia tidak merasa jijik. Setelah ia puas, lidahnya pun berpindah ke belahan lubang vaginaku. Ia menguakkan bibir bagian luar vaginaku. Tak lama kemudian, ia pun menjilati seluruh permukaannya. Klitorisku tak luput dari jilatan dan gigitan lembutnya. Aku semakin pasrah dengan perlakuan Pak Tan. Kurasakan vaginaku semakin basah, baik oleh air liur pak Tan maupun cairan cinta yang keluar dari dalam vaginaku.
    “Ohhhhhh…. mphhhhhh…. ampuuunnnn…. jangan diteruskannnnn….” racauku.
    Slurp… slurppp… terdengar sedotan pak Tan di permukaan vaginaku semakin bernafsu.
    Tak lama kemudian pak Tan pun berdiri. Ia menarik pinggulku ke belakang, hingga pantatku dan vaginaku semakin terkuak lebar. Tiba-tiba, aku rasakan sebatang penis yag keras telah melesak masuk ke dalam liang kenikmatanku dari bagian belakang. Aku merasakan pedih pada dinding vaginaku saat batang penis pak Tan bergesekan dengan dinding liang kenikmatanku, yang selama ini terjaga dari penis pria selain suamiku.
    “Ahhhhhhhhhhhhhhhhh…..” lengkinganku saat penis pak Tan disodokkan dengan keras.
    Rasanya lubang vaginaku hampir terbelah.
    “Ouhhhh…. Sofiiii….. memekmu enak banget… udah lama bapak nggak ngrasain memek kaya punyamu… mhhhh… ouhhhhh…. akhhhhhh…..” racau pak Tan sambil menggenjot lubang memeku.
    “Cepok, cepok, cepok…” suara pinggul pak Tan saat bertumbukan dengan bongkahan pantatku yang sedang membusung ke arahnya.
    Aku sedang dinikmati dengan posisi doggy. Aku heran, ia nampaknya memang begitu terobsesi dengan pantatku, hingga selama memakaiku pun ia lebih banyak meremas pantatku daripada dua payudaraku.
    “Ohhhh… mhhhh…. oughhhhh….” badanku bergoncang-goncang.
    Kepalaku yang berjilbab itu hanya mampu menggeleng dan mendongak ke atas. Payudaraku bergoyang seiring hentakan penis pak Tan di dalam liang kenikmatanku.
    “Mmhhhhhh… ahhhhhh… mhhhhh….” rintih dan jeritku setiap kali penis pak Tan melesak dalam vaginaku.
    “Soffff…. memekmu masih serettttt…..” racau pak Tan.
    “Kepalamu berjilbab bikin aku tambah ngaceng… ouhhhh….. Bapak ketagihan diservis sama tempikmu….. enak bangetttt….. walaupun janda tapi tempikmu masih nggigit”
    “Mhhhh.. ouhhhhh…. akhhhhhhh….” jawabku dengan desah dan rintih.
    Masih dalam posisi dogi, pak Tan tiba-tiba menarik penisnya keluar dari vaginaku. Kini tubuhku yang lemas hanya bisa terbaring tengkurap diatas meja. Kepalaku yang masih berjilbab aku sandarkan di meja, sedang dua tanganku terentang berpegang pada tepian meja. Sementara itu, aku merasakan cairan dingin di anusku. Aku hanya bisa pasrah.
    “Mmhhhh…. silitmu kayanya masih prawan nihh… sini, biar bapak prawanin”
    Aku ketakutan, dan berusaha menolak.

    “Udahhh, jangan nolak… kok beraninya kamu nolak permintaan bapak…”
    Akupun pasrah. Cairan itu adalah cairan pelumas. Aku merasakan kepala penis pak Tan mulai menempel di lubang matahariku. Perlahan-lahan, kepala penis itu mulai menguakkan lubang matahariku. Kurasakan kepala penis itu semakin dalam masuk ke dalam anusku. Rasanya sungguh perih, walaupun telah dibantu oleh cairan pelumas itu. Pak Tan pun mulai mempercepat genjotannya dalam anusku.
    “Akhhhhh….. ouhhhhh….” terasa panas di dinding anusku akibat gesekan penis pak Tan itu.
    “Oouhhhhh…. sakkkkiiiiittt….. ahhhh.. akhhhhhh….” jeritku.
    Sambil menggenjot anusku, kedua tangan pak Tan meremasi kedua payudaraku. Bahkan satu tangan pak Tan menarik ujung jilbabku ke belakang, hingga kepalaku terdongak keatas.
    “Mhhh ohhh… akhhhhh….” jeritku kesakitan.
    Pak Tan nampaknya telah hampir klimaks. Iapun segera menarik penisnya dari anusku. Seperti kesetanan ia melompat ke atas meja lalu membalikkan tubuhku hingga terlentang di atas meja. Kini posisinya duduk berlutut dengan penis yang mengarah ke wajahku. Dua pahanya mengangkangi wajahku.
    “Akhhhhhhhhhhhhhhh………..” teriakan pak Tan yang telah klimak itu.
    Crott……… crorttt…. crottttt….. cairan putih kental yang berbau tak sedap itu pun menyembur ke wajah dan mulutku. Aku hanya memejam, agar cairan itu tak masuk ke dalam mataku. Sebagian telah tertelan. Jilbabku basah oleh cairan kental berbau amis itu, begitu pula baju kurungku. Kulihat pak Tan terengah-engah setelah mencapai klimaks. Aku hanya terlentang lemas setelah satu jam ia menikmati semua lubang kepuasan di tubuhku.
    “Tempik sama silitmu memang hebat Sof… Bapak ketagihan buat make kamu. Selama setahun bapak cuma bias ngremesin pantatmu, sambil bermimpi suatu saat bisa njebol lubang silitmu….” kata pak Tan.
    Aku sebetulnya merasa tersinggung dengan ucapannya. Harga diriku telah hilang sekarang. Kini aku harus siap untuk dinikmatin kapan saja oleh pak Tan. Aku tak bisa berbuat apa-apa kini.
    Setelah beristirahat selama 30 menit, sambil aku menangis sesenggukan, aku pun minta ijin kepada pak Tan untuk membersihkan diri di kamar mandi yang ada di ruangnya.
    “Oohhhh, tidak usah… kamu kan capek sekarang saatnya kamu yang dilayani” kata pak Tan.
    “Maksud bapak?” jawabku.
    “Biar pak Tatang saja yang bersihkan tubuh Sofi… heheheh”
    Ouhhhh…. laki-laki gila… belum puas ia menghancurkan kehormatan dan harga diriku.. kini aku harus rela dijamah oleh satu pria lagi. Nampak Pak Tan menelpon dengan HPnya, menyuruh pak Tatang masuk sambil membawa ember air hangat dan lap basah. Tak lama pak Tatang pun masuk. Ia sungguh terkejut melihatku dalam keadaan berjilbab, namun dengan baju kurung yang terbuka setengah, hingga payudaraku menggelantung indah, dan bagian bawah yang telah telanjang bulat.
    “Lhoooo, mbak Sofi?” tanya pak Tatang keheranan.
    Aku hanya tertunduk malu, sementara aku tahu bahwa mata pak Tatang tidak lepas memandang tubuh telanjangku.
    “Tenang pak Tatang”, kata pak Tan pada pak Tatang.
    “Mbak Sofi barusan kerja keras, jadi dia sekarang gerah dan capek…. hehehehe… makanya dia kepengen bersihin badannya. Kan kasian, daripada dia bersihin badannya sendiri, kan lebih baik diladenin sama pak Tatang… hehehh…”
    “Maksud bapak?” tanya pak Tatang masih kebingungan.
    “Maksudnya ya tolong pak Tatang ngelapin tubuhnya mbak Sofi, terutama bagian lubang tempik sama silitnya itu. Gimana pak Tatang?”
    “Haaaaa, bapak beneran?” tanya pak Tatang tidak percaya.
    “Beneran… sudah, nggak usah banyak omong… bapak mau ga?” tanya pak Tan.
    “Mauuu… mau… iya pak… mau….” sorak pak Tatang.
    “Ya udah sana…” pak Tan menyahut.
    “Ayoooo, sini mbak Sofi… cah ayuuu…. biar bapak ngelapin tempikmu” seru pak Tatang kegirangan.

    Aku hanya menunduk. Tapi badanku sudah terlalu lemah, sehingga aku hanya bisa pasrah saat pak Tatang menggandengku menuju kamar mandi. Ia pun melucuti seluruh sisa pakaianku termasuk jilbabku, sehingga aku telanjang bulat. Dengan lap basah, ia ia mulai membasuh tubuhku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Saat menggosok liang vaginaku, ia pun berkomentar..
    ”Wahhhh, tempiknya mbak Sofi ini masih sempit yah” sambil jarinya meyentil-nyentil klitorisku.
    “Beda sama tempiknya lonte lokalisasi.. udah pada lower”
    Aku hanya terdiam sambil menahan tangisanku. Pak Tatang memelukku dari belakang. Satu tangannya meremasi payudaraku, sedang tangan lainya sibuk menggosok vaginaku.
    “Mbak, yang bagian dalem tempik mbak belum dibersihkan, biar kontol bapak nanti yang gosokin bagian dalem tempiknya mbak… hahahaha”, kata pak Tatang.
    Pak Tan berdiri di pintu kamar mandi senyum-senyum melihat ulah pak Tatang kepadaku.
    “Kontol bapak udah ngaceng niyy. Wahhh… mimpi apa bapak semalem.. selama ini bapak cuma mbayangin ngentu mbak Sofi… impian bapak jadi kenyataan”
    “Pak Tatang, itu jilbabnya dipakein lagi. Lebih ngacengin kalo make jilbab”
    “Siapp bosss…” kata pak Tatang.
    Setelah selesai membersihkan diriku, aku pun disuruhnya lagi memakai jilbab, namun dengan tubuh yang telanjng bulat. Kini telah kukenakan jilbab warna kremku yang masih ada bercak-bercak sperma pak Tan.
    “Pak Tatang, ini uang buat pak Tatang” Pak Tan mengeluarkan uang seratus ribuan dan diberikan pada pak Tatang.
    “Syaratnya, pak Tatang harus tutup mulut tentang rahasia di kantor ini… ya, sekarang, pak Tatang boleh nikmatin mbak Sofi sepuasnya.
    “Siap bossss” kata pak Tatang.
    Pak Tatang mendorongku ke sofa di ruang pak Tan. Tanpa basa-basi ia pun mengeluarkan penisnya yang berukuran 20 cm. Dengan kasar ia menarik jilbabku hingga kepalaku mengarah ke penisnya.
    “Ayo,dimut mbak… kontolnya bapak sudah lama nggak dibasahin nih…” kata pak Tatang disambut dengan tawa pak Tan.
    Tanpa aku sadar, pak Tan telah datang dengan membawa sebuah handicam untuk merekam persetubuhanku dengan pak Tatang.
    “Hehehe, kamu memang cocok jadi bintang bokep. Apalagi bokep cewek berjilbab hehehehe…”
    “Mhhhh… oukhhhhh……” kepalaku yang berjilbab itu maju mundur mengulum penis pak tatang yang keras.
    Laki-laki duda berusia 50 tahun itu nampak merem melek menikmati kulumanku. Ia duduk di sofa, sedangkan aku kini tersimpuh di lantai ruang itu.
    “Ohhh… mbak Sofi… ohhhh… kuluman mbak lebih enak dari lonte pelabuhan hhhhhh… mhhhh..”
    Setelah puas dengan mulutku, pak Tatang menyuruhku untuk terlentang di sofa. Dengan rakus, ia pun mengulumi payudaraku, dan menggigit-ggit putingnya yang mungil kecoklatan itu…
    “Owhhhh… mhhhh… pak Tatang…. sakkkittttt….”
    Pak Tatang semakin liar, mengulum putingku. Satu tangannya memilin-milin payudaraku yang lain, sedang tangan satunya lagi memainkan klitorisnya. Kini aku merasakan kegelian, kurasakan jari-jari pak Tatang menusuk-nusuk liang vaginaku.
    Pak Tatang kemudian melebarkan kedua pahaku dan blessssssssssssssssss…. penis pak Tatang pun terjepit dalam liang nikmatku. Tubuhku terguncang-guncang, sementara tangan pak Tatang sibuk memilin-milin putingku.
    ”Oohhhh, mbak Sofi…. tempikmu enak banget….. bapak belum pernah ngrasain tempik kaya punya mbak Sofi…”
    Tiba-tiba pak Tatang menghentikan genjotannya, dan menarik penisnya. Ia membalik tubuhku hingga tengkurap, lalu menyuruhku menungging. Aku hanya pasrah mengikuti arahan pak Tatang.

    Dalam posisi menungging, sekali lagi pak Tatang menyodokkan penisnya dalam liang nikmatku. Dengan sodokan-sodokanya yang keras, tubuhku pun terguncang-guncang. Tangannya meremasi payudaraku dan sesekali menampar paha dan pantatku hingga terasa pedih. Aku diperlakukannya seperti seekor kuda tunggangan atau sebuah boneka seks. Aku hanya bisa pasrah menerima perlakuan itu.
    “Mhhhh,… tempik lonte jilbaban ternyata enak… mhhhh…ouhhhh” racau pak Tatang saat penisnya terjepit dalam liang kenikmatan.
    Pak Tatang yang telah lama menduda, dan selama ini memuaskan hasrat seksnya dengan pelacur pelabuhan, yang tentu saja tua-tua dan tidak higienis. Kini penis pak Tatang berkesempatan untuk menikmati liang vagina seorang wanita muda berjilbab, yang liang vaginanya selalu terjaga dan terawat. Bahkan pria kaya dan tampan pun belum tentu kuijinkan untuk bisa menjepitkan penisnya dalam lubang vaginaku, kecuali menikahiku, namun kini, seorang pesuruh kantor yang tua malah berkesempatan menikmati liang vagina miliku dengan gratis… ohhhhh… nasibku….
    Bukan hanya liang vaginaku, penis pak Tatang pun kini telah merasakan pula jepitan lubang anusku. Kali ini tidak terlalu sakit… justru anehnya, akupun mulai menikmati permainan pak Tatang.
    Pak Tatang menarik penisnya, lalu menarik jilbabku hingga kepalaku mendekat kearah penisnya. Tangan satunya sedikit mencekik leherku, sehingga mulutku terbuka, dan
    “Akhhhhhh….” teriakan pak Tatang saat orgasme.
    Crotttt… croootttttt… croottttt…. cairan putih hangat masuk seluruhnya ke mulutku. Bukan hanya itu, pak Tatang pun menyuruhku untuk menelan semua spermanya.
    Hueekkkkkkk…. rasanya muak sekali. Namun aku terpaksa nampak sisa-sisa sperma mengalir dari sela-sela bibirku, hingga menambah noda di jilbab kremku. Sisa-sisa sperma yang ada di lantai dan sofa pun harus kujilati pula.

    Semua adegan itu direkam oleh pak Tan. Pak Tan mengancam, jika aku melaporkan kejadian ini pada polisi, atau tidak mau menuruti kehendaknya, maka video itu akan tersebar. Kejadian di kantor saat itu barulah sebuah awal penderitaanku. Pak Tan ternyata menjualku pada para pria hidung belang, bukan sekedar untuk membayar hutangku, namun juga untuk membiayai bironya yang hampir bangkrut itu. Dengan jilbab di kepala dan wajahku yang keibuan, banyak bos-bos yang rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk diberikan pada pak Tan, demi memperoleh kesempatan menjepitkan penisnya ke dalam liang vagina dan anusku, dengan tetap mengenakan jilbabku. Aku heran, beberapa orang yang memakaiku justru lebih suka menganalku disamping menyodok vaginaku.
    Ramuan keluarga yang aku gunakan membuat lubang anusku selalu sempit, bersih dan tidak berbau busuk. Bahkan lebih ‘menggigit’.
    Bahkan pak Tan pernah sekedar iseng mengumpankanku pada sekelompok supir truk yang sedang mabuk, sehinga aku disetubuhi beramai-ramai di atas bak truk. Dia memasangiku kamera kecil, sehingga ia bisa merekamnya dari mobilnya yang parkir di suatu tempat.

  • Cerita Sex Hadiah Dari Sahabat

    Cerita Sex Hadiah Dari Sahabat


    2910 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Hadiah Dari Sahabat ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexGue punya sahabat namanya Olla kami jarang bertemu atau berjumpa sejak kami sudah berkeluarga hingga
    anak kami bertumbuhya dewasa tapi kami selalu telpon atau sms menanyakan kabar jadi jalinan
    persahabatan kami masih berlanjut sampai sekarang, ada saja yang kami bicarakan dari tanya kabar
    anaknya, orang tuaya dan lain sebagainya.

    Pada hari sabtu pagi Olla menelponku katanya dia habis pulang dari Magelang kota kelahirannya dia
    membawakan oleh oleh kecil untuk keluargaku.

    Katanya Anaknya yang bernama Riko akan mengahantarkan oleh olehnya kerumahku kalau aku tidak keluar,

    Ah terimakasih Olla sudah mengasih oleh oleh. Pasti dia membawa gethuk kesukaanku khas makanan
    magelang, gue pun tidak keluar menunggu kedatangan Riko kerumahku, yang mana hampir 15 tahun aku tidak
    pernah melihat Riko.

    Malam itu Datanglah yang memakai mobil Jeep masuk kedalam rumahku, kuintip dari jendela. Dua orang
    anak tanggung turun dari jeep itu. Mungkin si Riko datang bersama temannya. Ah, jangkung bener anak
    Olla. Gue buka pintu. Dengan sebuah bingkisan si Riko naik ke teras rumah

    “Selamat siang, Tante. Ini titipan mama untuk Tante Erna. Kenalin ini Bonny teman saya, Tante”. Riko
    menyerahkan kiriman dari mamanya dan mengenalkan temannya padaku. Gue sambut gembira mereka.

    Oleh-oleh Olla dan langsung Gue simpan di lemari es-ku biar nggak basi. Gue terpesona saat melihat
    anak Olla yang sudah demikian gede dan jangkung itu. Dengan gaya pakaian dan rambutnya yang trendy
    sungguh keren anak sahabatku ini.

    Demikian pula si Donny temannya, mereka berdua adalah pemuda-pemuda masa kini yang sangat tampan dan
    simpatik. Ah, anak jaman sekarang, mungkin karena pola makannya sudah maju pertumbuhan mereka jadi
    subur. Mereka Gue ajak masuk ke rumah. Kubuatkan minuman untuk mereka.

    Kuperhatikan mata si Donny agak nakal, dia pelototi bahuku, buah dadaku, leherku. Matanya mengikuti
    apapun yang sedang Gue lakukan, saat Gue jalan, saat Gue ngomong, saat Gue mengambil sesuatu.

    Ah, maklum anak laki-laki, kalau lihat perempuan yang agak melek, biar sudah tuaan macam Gue ini,
    tetap saja matanya melotot. Dia juga pinter ngomong lucu dan banyak nyerempet-nyerempet ke masalah
    seksual. Dan si Riko sendiri senang dengan omongan dan kelakar temannya. Dia juga suka nimbrung,
    nambahin lucu sambil melempar senyuman manisnya.

    Kami jadi banyak tertawa dan cepat saling akrab. Terus terang Gue senang dengan mereka berdua. Dan
    tiba-tiba Gue merasa berlGue aneh, apakah ini karena naluri perempuanku atau dasar genitku yang nggak
    pernah hilang sejak masih gadis dulu, hingga teman-temanku sering menyebutku sebagai perempuan gatal.
    Dan kini naluri genit macam itu tiba-tiba kembali hadir

    Mungkin hal ini disebabkan oleh tingkah si Donny yang seakan-akan memberikan celah padaku untuk
    mengulangi peristiwa-peristiwa masa muda. Peristiwa-peristiwa penuh birahi yang selalu mendebarkan
    jantung dan hatiku.

    Cerita Sex Hadiah Dari Sahabat Ah, dasar perempuan tua yang nggak tahu diri, makian dari hatiku untukku sendiri. Tetapi gebu libidoku
    ini demikian cepat menyeruak ke darahku dan lebih cepat lagi ke wajahku yang langsung terasa bengap
    kemerahan menahan gejolak birahi mengingat masa laluku itu.

    “Tante, jangan ngelamun. Cicak jatuh karena ngelamun, lho”. Kami kembali terbahak mendengar kelakar
    Riko. Dan kulihat mata Donny terus menunjukkan minatnya pada bagian-bagian tubuhku yang masih mulus
    ini.

    Dan Gue tidak heran kalau anak-anak muda macam Donny dan Riko ini demen menikmati penampilanku.
    Walaupun usiaku yang memasuki tahun ke 42 Gue tetap “fresh” dan “good looking”. Gue memang suka
    merawat tubuhku sejak muda.

    Boleh dibilang tak ada kerutan tanda ketuaan pada bagian-bagian tubuhku. Kalau Gue jalan sama Oke,
    suamiku, banyak yang mengira Gue anaknya atau bahkan “piaraan”nya. Kurang asem, tuh orang.

    Dan suamiku sendiri sangat membanggakan kecantikkanku. Kalau dia berkesempatan untuk membicarakan
    istrinya, seakan-akan memberi iming-iming pada para pendengarnya hingga Gue tersipu walaupun dipenuhi
    rasa bangga dalam hatiku.

    Beberapa teman suamiku nampak sering tergoda untuk mencuri pandang padaku. Tiba-tiba Gue ada ide untuk
    menahan kedua anak ini.

    “Hai, bagaimana kalau kalian makan siang di sini. Gue punya resep masakan yang gampang, cepat dan
    sedap. Sementara Gue masak kamu bisa ngobrol, baca tuh majalah atau pakai tuh, komputer si oom. Kamu
    bisa main game, internet atau apa lainnya. Tapi jangan cari yang ‘enggak-enggak’, ya..”, Gue tawarkan
    makan siang pada mereka. Markas Judi Online Dominoqq

    Tanpa konsultasi dengan temannya si Donny langsung iya saja. Gue tahu mata Donny ingin menikmati
    sensual tubuhku lebih lama lagi.

    Si Riko ngikut saja apa kata Donny. Sementara mereka buka komputer Gue ke dapur mempersiapkan
    masakanku. Gue sedang mengiris sayuran ketika tahu-tahu Donny sudah berada di belakangku. Dia
    menanyaiku, “Tante dulu teman kuliah mamanya Riko, ya. Kok kayanya jauh banget, sih?”.

    “Apanya yang jauh?, Gue tahu maksud pertanyaan Donny.

    “Iya, Tante pantesnya se-umur dengan teman-temanku”.

    “Gombal, ah. Kamu kok pinter nge-gombal, sih, Don”.

    “Bener. Kalau nggak percaya tanya, deh, sama Riko”, lanjutnya sambil melototi pahaku.

    “Tante hobbynya apa?”.

    “Berenang di laut, skin dan scuba diving, makan sea food, makan sayuran, nonton Discovery di TV”.

    “Ooo, pantesan”.

    “Apa yang pantesan?”, sergapku.

    “Pantesan body Tante masih mulus banget”.

    Kurang asem Donny ini, tanpa kusadari dia menggiring Gue untuk mendapatkan peluang melontarkan kata-
    kata “body Tante masih mulus banget” pada tubuhku. Tetapi Gue tak akan pernah menyesal akan giringan
    Donny ini.

    Dan reaksi naluriku langsung membuat darahku terasa serr.., libidoku muncul terdongkrak. Setapak demi
    setapak Gue merasa ada yang bergerak maju. Donny sudah menunjukkan keberaniannya untuk mendekat ke Gue
    dan punya jalan untuk mengungkapkan kenakalan ke-lelakian-nya.

    “Ah, mata kamu saja yang keranjang”, jawabku yang langsung membuatnya tergelak-gelak.

    “Papa kamu, ya, yang ngajarin?, lanjutku.

    “Ah, Tante, masak kaya gitu aja mesti diajarin”.

    Ah, cerdasnya anak ini, kembali Gue merasa tergiring dan akhirnya terjebak oleh pertanyaanku sendiri.

    “Memangnya pinter dengan sendirinya?”, lanjutku yang kepingin terjebak lagi.

    “Iya, dong, Tante. Gue belum pernah dengar ada orang yang ngajari gitu-gitu-an”.

    Ah, kata-kata giringannya muncul lagi, dan dengan senang hati kugiringkan diriku.

    “Gitu-gituan gimana, sih, Don sayang?”, jawabku lebih progresif.

    “Hoo, bener sayang, nih?”, sigap Donny.

    “Habis kamu bawel, sih”, sergahku.

    “Sudah sana, temenin si Riko tuh, n’tar dia kesepian”, lanjutku.

    “Si Riko, mah, senengnya cuma nonton”, jawabnya.

    “Kalau kamu?”, sergahku kembali.

    “Kalau saya, action, Tante sayang”, balas sayangnya.

    “Ya, sudah, kalau mau action, tuh ulek bumbu tumis di cobek, biar masakannya cepet mateng”, ujarku
    sambil memukulnya dengan manis.

    “Oo, beres, Tante sayang”, dia tak pernah mengendorkan serangannya padaku.

    Cerita Sex Hadiah Dari Sahabat Kemudian dia menghampiri cobekku yang sudah penuh dengan bumbu yang siap di-ulek. Beberapa saat
    kemudian Gue mendekat ke dia untuk melihat hasil ulekannya.

    “Uh, baunya sedap banget, nih, Tante. Ini bau bumbu yang mirip Tante atau bau Tante yang mirip
    bumbu?”.

    Kurang asem, kreatif banget nih anak, sambil ketawa ngakak kucubit pinggangnya keras-keras hingga dia
    aduh-aduhan. Seketika tangannya melepas pengulekan dan menarik tanganku dari cubitan di pinggangnya
    itu.

    Saat terlepas tangannya masih tetap menggenggam tanganku, dia melihat ke matGue. Ah, pandangannya itu
    membuat Gue gemetar. Akankah dia berani berbuat lebih jauh? Akankah dia yakin bahwa Gue juga
    merindukan kesempatan macam ini? Akankah dia akan mengisi gejolak hausku? Petualanganku? Nafsu
    birahiku?

    Gue tidak memerlukan jawaban terlampau lama. Bibir Donny sudah mendarat di bibirku. Kini kami sudah
    berpagutan dan kemudian saling melumat. Dan tangan-tangan kami saling berpeluk. Dan tanganku meraih
    kepalanya serta mengelusi rambutnya.

    Dan tangan Donny mulai bergeser menerobos masuk ke blusku. Dan tangan-tangan itu juga menerobosi BH-ku
    untuk kemudian meremasi payudarGue. Dan Gue mengeluarkan desahan nikmat yang tak terhingga. Nikmat
    kerinduan birahi menggauli anak muda yang seusia anakku, 22 tahun di bawah usiaku.

    “Tante, Gue nafsu banget lihat body Tante. Gue pengin menciumi body Tante. Gue pengin menjilati body
    Tante. Gue ingin menjilati nonok Tante. Gue ingin ngentot Tante”.

    Ah, seronoknya mulutnya. Kata-kata seronok Donny melahirkan sebuah sensasi erotik yang membuat Gue
    menggelinjang hebat. Kutekankan selangkanganku mepet ke selangkangnnya hingga kurasakan ada jendolan
    panas yang mengganjal. Pasti kontol Donny sudah ngaceng banget.

    Kuputar-putar pinggulku untuk merasakan tonjolannya lebih dalam lagi. Donny mengerang.Dengan tidak
    sabaran dia angkat dan lepaskan blusku. Sementara blus masih menutupi kepalGue bibirnya sudah mendarat
    ke ketiakku.

    Dia lumati habis-habisan ketiak kiri kemudian kanannya. Gue merasakan nikmat di sekujur urat-uratku.
    Donny menjadi sangat liar, maklum anak muda, dia melepaskan gigitan dan kecupannya dari ketiak ke
    dadaku.

    Dia kuak BH-ku dan keluarkan buah dadaku yang masih nampak ranum. Dia isep-isep bukit dan pentilnya
    dengan penuh nafsu. Suara-suara erangannya terus mengiringi setiap sedotan, jilatan dan gigitannya.

    Sementara itu tangannya mulai merambah ke pahaku, ke selangkanganku. Dia lepaskan kancing-kancing
    kemudian dia perosotkan hotpants-ku. Gue tak mampu mengelak dan Gue memang tak akan mengelak.

    Birahiku sendiri sekarang sudah terbakar hebat. Gelombang dahsyat nafsuku telah melanda dan
    menghanyutkan Gue. Yang bisa kulakukan hanyalah mendesah dan merintih menanggung derita dan siksa
    nikmat birahiku.

    Begitu hotpants-ku merosot ke kaki, Donny langsung setengah jongkok menciumi celana dalamku. Dia
    kenyoti hingga basah kuyup oleh ludahnya. Dengan nafsu besarnya yang kurang sabaran tangannya
    memerosotkan celana dalamku. Kini bibir dan lidahnya menyergap vagina, bibir dan kelentitku. Gue jadi
    ikutan tidak sabar.

    “Donny, Tante udah gatal banget, nih”.

    “Copot dong celanamu, Gue pengin menciumi kamu punya, kan”.

    Dan tanpa protes dia langsung berdiri melepaskan celana panjang berikut celana dalamnya. kontolnya
    yang ngaceng berat langsung mengayun seakan mau nonjok Gue. Kini Gue ganti yang setengah jongkok,
    kukulum kontolnya.

    Dengan sepenuh nafsuku Gue jilati ujungnya yang sobek merekah menampilkan lubang kencingnya. Gue
    merasakan precum asinnya saat Donny menggerakkan pantatnya ngentot mulutku. Gue raih pahanya biar arah
    kontolnya tepat ke lubang mulutku.

    “Tante, Gue pengin ngentot memek Tante sekarang”. Gue tidak tahu maunya, belum juga Gue puas mengulum
    kontolnya dia angkat tubuhku. Dia angkat satu kakiku ke meja dapur hingga nonokku terbuka. Kemudian
    dia tusukkannya kontolnya yang lumayan gede itu ke memekku.

    Cerita Sex Hadiah Dari Sahabat

    Cerita Sex Hadiah Dari Sahabat

    Gue menjerit tertahan, sudah lebih dari 3 bulan Oke, suamiku nggak nyenggol-nyenggol Gue. Yang
    sibuklah, yang rapatlah, yang golflah. Terlampau banyak alasan untuk memberikan waktunya padaku.

    Kini kegatalan kemaluanku terobati, Kocokkan kontol Donny tanpa kenal henti dan semakin cepat. Anak
    muda ini maunya serba cepat. Gue rasa sebentar lagi spermanya pasti muncrat, sementara Gue masih belum
    sepenuhnya puas dengan entotannya.

    Gue harus menunda agar nafsu Donny lebih terarah. Gue cepat tarik kemaluanku dari tusukkannya, Gue
    berbalik sedikit nungging dengan tanganku bertumpu pada tepian meja. Gue pengin dan mau Donny nembak
    nonokku dari arah belakang. Ini adalah gaya favoritku.

    Biasanya Gue akan cepat orgasme saat dientot suamiku dengan cara ini. Donny tidak perlu menunggu
    permintaanku yang kedua. kontolnya langsung di desakkan ke memekku yang telah siap untuk melahap
    kontolnya itu.

    Nah, Gue merasakan enaknya kontol Donny sekarang. Pompaannya juga lebih mantab dengan pantatku yang
    terus mengimbangi dan menjemput setiap tusukan kontolnya. Ruang dapur jadi riuh rendah.
    Selintas terpikir olehku, di mana si Riko. Apakah dia masih berkutat dengan komputernya? Atau dia
    sedang mengintip kami barangkali? Tiba-tiba dalam ayunan kontolnya yang sudah demikian keras dan
    berirama Donny berteriak.

    “Dang, Riko, ayoo, bantuin Gue .., Dang..”.

    Ah, kurang asem anak-anak ini. Jangan-jangan mereka memang melakukan konspirasi untuk mengentotku saat
    ada kesempatan disuruh mamanya untuk mengirimkan oleh-oleh itu. Kemudian kulihat Riko dengan tenangnya
    muncul menuju ke dapur dan berkata ke Donny

    “Gue kebagian apanya Don?’

    “Tuh, lu bisa ngentot mulutnya. Dia mau kok”.

    Duh, kata-kata seronok yang mereka ucapkan dengan kesan seolah-olah Gue ini hanya obyek mereka. Dan
    anehnya ucapan-ucapan yang sangat tidak santun itu demikian merangsang nafsu birahiku, sangat eksotik
    dalam khayalku. Gue langsung membayangkan seolah-olah Gue ini anjing mereka yang siap melayani apapun
    kehendak pemiliknya.

    Gue melenguh keras-keras untuk merespon gaya mereka itu. Kulihat dengan tenangnya Riko mencopoti
    celananya sendiri dan lantas meraih kepalGue dengan tangan kirinya, dijambaknya rambutku tanpa
    menunjukkan rasa hormat padaku yang adalah teman mamanya itu.

    Untuk kemudian ditariknya mendekat ke kontolnya yang telah siap dalam genggaman tangan kanannya.
    kontol Riko nampak kemerahan mengkilat. Kepalanya menjamur besar diujung batangnya.

    Saat bibirku disentuhkannya aroma kontolnya menyergap hidungku yang langsung membuat Gue kelimpungan
    untuk selekasnya mencaplok kontol itu. Dengan penuh kegilaan Gue lumati, jilati kulum, gigiti
    kepalanya, batangnya, pangkalnya, biji pelernya.

    Tangan Riko terus mengendalikan kepalGue mengikuti keinginannya. Terkadang dia buat maju mundur agar
    mulutku memompa, terkadang dia tarik keluar kontolnya menekankan batangnya atau pelirnya agar Gue
    menjilatinya.

    Duh, Gue mendapatkan sensasi kenikmatan seksualku yang sungguh luar biasa. Sementara di belakang sana
    si Donny terus menggenjotkan kontolnya keluar masuk menembusi nonoknya sambil jari-jarinya mengutik-
    utik dan disogok-sogokkannya ke lubang pantatku yang belum pernah Gue mengalami cara macam itu. Oke,
    suamiku adalah lelaki konvensional.

    Saat dia menggauliku dia lakukan secara konvensional saja. Sehingga saat Gue merasakan bagaimana
    perbuatan teman dan anak sahabatku ini Gue merasakan adanya sensasi baru yang benar-benar hebat
    melanda Gue.

    Kini 3 lubang erotis yang ada padaku semua dijejali oleh nafsu birahi mereka. Gue benar-benar jadi
    lupa segala-galanya. Gue mengenjot-enjot pantatku untuk menjemputi kontol dan jari-jari tangan Donny
    dan mengangguk-anggukkan kepalGue untuk memompa kontol Riko.

    “Ah, Tante, mulut Tante sedap banget, sih. Enak kan, kontolku. Enak, kan? Sama kontol Oom enak mana?
    N’tar Tante pasti minta lagi, nih”

    Cerita Sex Hadiah Dari Sahabat Dia percepat kendali tangannya pada kepalGue. Ludahku sudah membusa keluar dai mulutku. kontol Riko
    sudah sangat kuyup. Sesekali Gue berhenti sessat untuk menelan ludahku.

    Tiba-tiba Donny berteriak dari belakang, “Gue mau keluar nih, Tante. Keluarin di memok atau mau
    diisep, nih?”.

    Ah, betapa nikmatnya bisa meminum air mani anak-anak ini. Mendengar teriakan Donny yang nampak sudah
    kebelet mau muncratkan spermanya,

    Gue buru-buru lepaskan kontol Riko dari mulutku. Gue bergerak dengan cepat jongkok sambil mengangakan
    mulutku tepat di ujung kontol Donny yang kini penuh giat tangannya mengocok-ocok kontolnya untuk
    mendorong agar air maninya cepat keluar.

    Kudengar mulutnya terus meracau, “Minum air maniku, ya, Tante, minum ya, minum, nih, Tante, minum ya,
    makan spermGue ya, Tante, makan ya, enak nih, Tante, enak nih air maniku, Tante, makan ya..”

    Air mani Donny muncrat-muncrat ke wajahku, ke mulutku, ke rambutku. Sebagian lain nampak mengalir di
    batang dan tangannya. Yang masuk mulutku langsung Gue kenyam-kenyam dan kutelan. Yang meleleh di
    batang dan tanganannya kujilati kemudian kuminum pula.

    Kemudian dengan jari-jarinya Donny mengorek yang muncrat ke wajahku kemudian disodorkannya ke mulutku
    yang langsung kulumati jari-jarinya itu. Ternyata saat Riko menyaksikan apa yang dikerjakan Donny dia
    nggak mampu menahan diri untuk mengocok-ocok juga kontolnya.

    Dan beberapa saat sesudah kontol Donny menyemprotkan air maninya, menyusul kontol Riko memuntahkan
    banyak spermanya ke mulutku.

    Gue menerima semuanya seolah-olah ini hari pesta ulang tahunku. Gue merasakan rasa yang berbeda,
    sperma Donny serasa madu manisnya, sementara sperma Riko sangat gurih seperti air kelapa muda.

    Dasar anak muda, nafsu mereka tak pernah bisa dipuaskan. Belum sempat Gue istirahat mereka mengajak
    Gue ke ranjang pengantinku. Mereka nggak mau tahu kalau Gue masih mengagungkan ranjang pengantinku
    yang hanya Oke saja yang boleh ngentot Gue di atasnya. Setengahnya mereka menggelandang Gue memaksa
    menuju kamarku.

    Gue ditelentangkannya ke kasur dengan pantatku berada di pinggiran ranjang. Riko menjemput satu
    tungkai kakiku yang dia angkatnya hingga nempel ke bahunya.

    Dia tusukan kontolnya yang tidak surut ngacengnya sesudah sedemikian banyak menyemprotkan sperma untuk
    menyesaki memekku, kemudian dia pompa kemaluanku dengan cepat kesamping kanan, kiri, ke atas, ke bawah
    dengan penuh irama.

    Gue merasakan ujungnya menyentuh dinding rahimku dan Gue langsung menggelinjang dahsyat. Pantatku naik
    turun menjemput tusukan-tusukan kontol legit si Riko. Sementara itu Donny menarik tubuhku agar
    kepalGue bisa menciumi dan mengisap kontolnya. Kami bertiga kembali mengarungi samudra nikmatnya
    birahi yang nikmatnya tak terperi.

    Hidungku menikmati banget aroma yang menyebar dari selangkangan Donny. Jilatan lidah dan kuluman
    bibirku liar melata ke seluruh kemaluan Donny.

    Kemudian untuk memenuhi kehausanku yang amat sangat, paha Donny kuraih ke atas ranjang sehingga satu
    kakinya menginjak ke kasur dan membuat posisi pantatnya menduduki wajahku. Dengan mudah tangan Donny
    meraih dan meremasi susu-susu dan pentilku.

    Sementara hidungku setengah terbenam ke celah pantatnya dan bibirku tepat di bawah akar pangkal
    kontolnya yang keras menggembung.

    Gue menggosok-gosokkan keseluruhan wajahku ke celah bokongnya itu sambil tangan kananku ke atas untuk
    ngocok kontol Donny. Duh, Gue kini tenggelam dalam aroma nikmat yang tak terhingga. Gue menjadi
    kesetanan menjilati celah pantat Donny.

    Aroma yang menusuk dari pantatnya semakin membuat Gue liar tak terkendali. Sementara di bawah sana
    Riko yang rupanya melihat bagaimana Gue begitu liar menjilati pantat Donny langsung dengan buasnya
    menggenjot nonokku. Dia memperdengarkan racauan nikmatnya,

    “Tante, nonokmu enak, Tante, nonokmu Gue entot, Tante, nonokmu Gue entot, ya, enak, nggak, heh?, Enak
    ya, kontolku, enak Tante, kontolku?”. Gue juga membalas erangan, desahan dan rintihan nikmat yang
    sangat dahsyat. Dan ada yang rasa yang demikian exciting merambat dari dalam kemaluanku.

    Gue tahu orgasmeku sedang menuju ke ambang puncak kepuasanku. Gerakkanku semakin menggila, semakin
    cepat dan keluar dari keteraturan. Kocokkan tanganku pada kontol Donny semakin kencang. Naik-naik
    pantatku menjemputi kontol Riko semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat.

    Dan teriakanku yang rasanya membahana dalam kamar pengantinku tak mampu kutahan, meledak menyertai
    bobolnya pertahanan kemaluanku. Cairan birahiku tumpah ruah membasah dab membusa mengikuti batang
    kontol yang masih semakin kencang menusukki nonokku.

    Dan Gue memang tahu bahwa Riko juga hendak melepas spermanya yang kemudian dengan rintihan nikmatnya
    akhirnya menyusul sedetik sesudah cairan birahiku tertumpah. Kakiku yang sejak tadi telah berada dalam
    pelukannya disedoti dan gigitinya hingga meninggalkan cupang-cupang kemerahan.

    Sementara Donny yang sedang menggapai menuju puncak pula, meracau agar Gue mempercepat kocokkan
    kontolnya sambil tangannya keras-keras meremasi buah dadaku hingga Gue merasakan pedihnya. Dan saat
    puncaknya itu akhirnya datang, dia lepaskan genggaman tanganku untuk dia kocok sendiri kontolnya
    dengan kecepatan tinggi hingga spermanya muncrat semburat tumpah ke tubuhku.

    Cerita Sex Hadiah Dari Sahabat Gue yang tetap penasaran, meraih batang yang berkedut-kedut itu untuk kukenyoti, mulutku mengisap-isap
    cairan maninya hingga akhirnya segalanya reda. Jari-jari tanganku mencoleki sperma yang tercecer di
    tubuhku untuk Gue jilat dan isap guna mengurangi dahaga birahiku.

    Sore harinya, walaupun Gue belum sempat merasakan getuk kirimannya yang kini berada dalam lemari esku
    dengan penuh semangat dan terima kasih Gue menelepon Olla.

    “Wah, terima kasih banget atas kirimannya, ya. Karena sudah lama Gue tidak merasakannya, huh, nikmat
    banget rasanya. Ada gurihnya, ada manisnya, ada legitnya”, kataku sambil selintas mengingat kenikmatan
    yang Gue raih dari Riko anaknya dan Donny temannya.

    Olla tertawa senang sambil menjawab, “Nyindir, ya. Memangnya kerajinan tanduk dari Pucang (sebuah desa
    di utara Magelang yang menjadi pusat kerajinan dari tanduk kerbau) itu serasa getuk kesukaanmu itu.

    N’tar deh kalau Gue pulang lagi, kubawakan sekeranjang getukmu”.
    Gue tersedak dan terbatuk-batuk. Mati Gue, demikian pikirku. Ternyata bingkisan dalam kulkas itu bukan
    getuk kesukaanku.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Horny Di Tempat Umum

    Kisah Memek Horny Di Tempat Umum


    2909 views

    Duniabola99.com – Aku punya sebuah kebiasaan sejak lama. Aku suka sekali bila tubuhku dipandangi dengan bebas. Mungkin karena aku terlalu mencintai tubuhku. Aku selalu merawat tubuhku agar tetap indah untuk dipandangi orang lain. Aku merawat kulit, rajin mandi susu, wax jugakulakukan. Dadaku sangat montok. Ukuran 37B, perutku rata, dan aku masih perawan.


    Aku suka bila dilihati tetapi tidak suka dijamah. Mmemekku sangat indah bila kuperhatikan, karena bulunya tidak begitu lebat, juga tidak tipis. Aku benar-benar mencintai tubuhku.

    Hari itu aku mendapatkan voucher menginap di sebuah hotel di Bali. Tadinya aku ingin mengajak teman-temanku. Tetapi aku berpikir mungkin aku ingin sendiri dulu.

    Aku suka memakai bra yang mendorong dadaku naik. Sehingga dadaku terlihat lebih besar montok. Aku juga suka mengenakan rok pendek dan G string. Hari itu aku mengenakan rok yang sangat pendek hanya sepantat. Dan aku memakai kaos ketat berwarna putih dengan bra yang membuat dadaku sehingga terlihat lebih besar.

    Saat di toilet sebelum check in, aku sadar bahwa dadaku akan tampak lebih indah bila tidak dibungkus bra. Maka aku lepas braku hingga para tamu melihat padaku karena aku cantik, sexy dan tinggi seperti model-model porno yang mereka lihat di majalah.

    Hari itu sangat panas. Aku merasa sangat horny. Ketika masuk ke kamar, aku langsung membuka jendela balkon. Kulihat, di sana langsung menghadap pantai, beberapa kelompok orang sedang berdiri memandangke hotel arahku. Lalu aku bertambah horny.

    Aku membuka kausku begitu saja, duduk di balkon kamarku. Mata-mata mereka memandangi dadaku yang telanjang dan mencuat itu. Aku berniat memanas-manasimereka sambil pura-pura tidak peduli.

    Aku meraba dadaku dan mencubit putingnya. Aku merasakan sensasi menggelitik. Mungkinkarena aku sedang ditonton, juga karena memang aku sedang horny. Aku membelai perutku dan menurunkan sedikit rokku. Mengelus-elus paha dan pangkal pahaku sementara tatapan mereka semakin nyalang.


    Aku pura-pura tidak melihat dan tenggelam dalam duniaku sendiri. Aku menyusupkan tanganku ke dalam rok dan mengusap-usap memekku yang mulai basah. Lalu aku mengeluarkan tanganku dan menghisapnya.

    Kemudian aku menungging di atas kursi dan menggosok-gosokan dadaku di kursi seperti kucing, lalu menggosok-gosokan memekku di lengan kursi. Seakan aku juga terjebak dalam permainanku sendiri, aku menyambar handuk dan menutupi dadaku. Lalu aku menurunkan rokku dengan dramatis, agar mereka bisa melihat pantatku yang indah. Aku sengaja lebih menungging lagi agar mereka bisa melihat memekku dari belakang.

    Aku merasa penontonku semakin banyak. Aku semakin berani. Kunaikkan kakiku di atas pagar balkon dan duduk di kursi dengan handuk menutupi dadaku. Lalu aku merentangkan kakiku selebar-lebarnya dan mengusap-usap klitorisku. Seluruh tubuhku menggelinjang keenakan dan aku melenguh. Semakin lama aku menggosok memekku semakin cepat. Sentuhan di benjolan itu membuat tubuhku menggila.

    Aku berusaha menahan agar aku tidak cepat-cepat orgasme. Aku menggosoknya lebih pelan dan agak turun intensitasnya. Lalu kupercepat
    lagi. Aku hampir menjerit saking nikmatnya. Lalu aku membuka memekku dengan tangan kanan dan tangan kiriku masih menggosok
    memekku dengan penuh nafsu.

    Aku hampir orgasme. Aku benar-benar menjerit keenakan. Kulihat mereka terbengong dengan penuh nafsu. Dan aku pun akhirnya orgasme. Aku merentangkan kakiku semakin lebar dan kumasukkan tiga jari sekaligus ke liang memekku. Kukeluar masukkan di permukaannya karena aku takut menerobos keperawananku.

    Aku menutup mata dalam posisi jari dalam memek. Beberapa saat kemudian, aku mengusap memekkulagi, kali ini dengan tangan meraba-raba dadaku sehingga handukku pun terjatuh. Aku menggosok- gosoknya sampai aku terduduk lemas saking enaknya. Lalu aku menjilat jari-jariku dengan
    tatapan nakal.


    Mereka akhirnya tersadar bahwa aku melakukannya dengan sengaja. Tetapi aku tidak peduli. Mereka bertepuk tangan. Lalu aku berjalan masuk padahal aku semakin terangsang. Aku bermasturbasi dalam kamar sekali lagi. Hari itu sangat luar biasa bagiku.

    Pada hari kedua, aku pergi ke kafe sendirian. Aku sedang dalam nafsu tinggi karena kemarin. Aku memakai rok mini dan bikini tipis yang menunjukkan jelas putingku. Aku tidak memakai celana dalam. Di kafe itu, lampunya cukup remang.

    Kemudian seorang cowok mendekatiku

    “Mbak, sendirian?” tanyanya.

    Kulihat tampangnya lumayan. Aku tersenyum dan bergeser untuknya. Ia terus melihat pada dadaku yang menjulang. Kukatakan padanya dengan blak-blakan..

    “Kuizinkan kamu melakukan oral sex padaku. Tapi kita harus melakukannya di sini.” kataku.
    “Di sini?”, tanyanya sambil melihat ke sekeliling kafe remang itu.
    “Takut?” tantangku.

    Dia menggeleng. Ia melumat bibirku sementara tangannya menjelajahi buah dadaku.

    “Gue bener-bener beruntung! Lanjutinnya dimana?”
    “Nggak ada lanjutin. Aku cuma mau kamu ngoral aku.” kataku. Ia berhenti sejenak.
    “Bagianku?”
    “Mau nggak?” tanyaku menuntun tangannya menyusup di balik rok dan menyentuh memekku yang basah.

    Ia menggigit putingku dari luar bikini. Aku menggelinjang dan mulai bersandar santai pada sofa. Ia meremas-remas dadaku sementara tanganku bermasturbasi sendiri.

    Aku menjerit kecil sehingga mata-mata nakal mulai melihat. Aku bertambah basah. Dia melepaskan bikiniku dan melumat dadaku sementara aku memangkunya. Aku merasakan penisnya menegang. Ia melumatku semakin dahsyat dan aku menjerit lagi.

    Ia lalu menyusupkan tangannya ke dalam celana dalamku dan menggosok naik turun memekku. Aku terkikik antara geli dan nikmat. Ia berjongkok dan kuturunkan rokku ketika aku masih berdiri dengan dada telanjang.


    Pandangan mesum mengarah padaku tetapi aku tidak peduli. Mukanya telah menghadap tepat pada memekku yang kubuka lebar. Saat lidahnya menjilat, aku merasakan sensasi luar biasa. Tubuhku menggelinjang nikmat. Ia menjilat sambil jarinya terus menggosok memekku.

    Aku menjerit-jerit. Lalu jarinya dimasukkan ke dalam memekku. Sakit rasanya. Aku takut kehilangan keperawananku.

    “Aku masih perawan.” ujarku.

    Ia tertawa. Sebagai balasannya, ia menggigit kecil klitorisku hingga aku menjerit.

    “Tenang aja” jawabnya.

    Lalu ia memasukkan jarinya pelan-pelan. Rasanya aneh. Lalu ia memutar-mutar jari-jarinya di dalam memekku. Aku mulai
    merasakan nikmatnya. Aku mengangkat pantatku dan meminta lebih. Ia mulai mempercepat gerakan jarinya sambil juga menjilat klitorisku. Sesekali digigitnya.

    Aku tidak tahu lagi aku dimana. Aku hanya merasa nikmat. Mereka juga memandangiku. Aku begitu bahagia. Aku orgasme. Aku benar-benar lemas. Tiga kali aku dibuatnya orgasme tanpa ia perlu melepas celana.

    Kemudian ia memakaikan rok dan bikiniku. Ia melumat bibirku saat kami selesai. Ia berkata dengan nada lembut dan nafas berderu..
    “Aku mau lebih. Aku mau merawanin kamu.” katanya.

    Aku tersenyum

    “Nggak bisa.” kataku.
    “Kenapa?” tanyanya.
    “Buat aku jatuh cinta.” kataku.

    Ia membuktikannya. Ia mengabulkan apa mauku. Kami berulang kali bercinta di hadapan umum. Semakin hari semakin gila.

    Aku tidak ingin pulang dibuatnya. Suatu hari kami bercinta di pantai. Di lain hari kami bercinta di laut. Kami berkali-kali memotret diri sendiri dan merekamnya untuk kami tonton sendiri ataupun untuk disebarkan.

    Saat menontonnya sendiri ataupun menyaksikan orang lain yang menonton, kami menjadi horny dan bercinta di mana saja selama belum diusir.

    Tetapi akhirnya aku meninggalkannya saat pulang ke kotaku. Aku masih lebih suka mempertontonkan diri sendiri. Kali ini aku berani menggunakan vibrator.

    Akhirnya aku bisa benar-benar jatuh cinta pada seseorang. Ia adalah kakak temanku. Hari itu aku dan teman perempuanku sedang menonton film porno di rumahnya. Kami sama-sama suka bermasturbasi.


    Saat itu kami sedang bugil, lalu aku sadar bahwa kakaknya ada di kamar sebelah. Lalu muncul ide gila ini. Kami akan melakukan adegan sex dengan pintu terbuka. Saat itu orang tua temanku sedang tidak ada. Aku buru-buru melepas pakaianku, tetapi masih memakai G String. Lalu aku duduk di kursi kulit dan menghadap pintu.

    TV kami matikan. Temanku yang ternyata biseks mulai menjelajahi dadaku. Rasanya aneh. Antara sesama wanita rasanya begitu lembut walau aku tidak begitu horny dengannya. Lalu jarinya menjelajah ke memekku. Lalu kakaknya keluar hingga ia terpaku mendengar desahanku. Saat itu temanku sedang memasukkan vibrator dalam memekku.

    Aku menggelinjang keenakan sambil menggosok-gosok klitorisku sendiri. Temanku tertawa nakal. Lalu kakaknya masuk dalam kamarnya dan membentak..

    “Ngapain lo berdua?” Kami pura-pura terkejut.

    Ia benar-benar marah pada adiknya. Tetapi ia tidak marah padaku. Jadi kutunjukkan saja lebih demonstratif untuknya. Aku mencabut vibrator dan berjalan ke arahnya dengan telanjang bulat. Ia terpaku melihatku dengan agak salah tingkah. Aku menciumnya. Ia tidak membalas. Tetapi aku tidak menyerah!

    Aku duduk di hadapannya dan menaikkan kakiku satu-satu. Kurentangkan selebar-lebarnya. Ia terbelalak melihat memekku. Aku bangga akan tubuhku. Aku bermasturbasi di hadapannya. Aku sangat menyukainya. Ia membuatku lebih horny lagi. Ketika aku hampir memasukkan vibrator, ia mendekatiku.

    Melumat bibirku dan turun sampai ke memekku. Aku membuka pakaiannya. Kami sama-sama berdiri. Tadinya aku hampir orgasme tetapi tidak jadi.

    “Aku suka kamu” kataku.

    Ia tidak bereaksi. Ia menciumi tengkukku dan tangannya menggerayangi tubuhku. Aku menidurinya dan memegang penisnya yang mengeras. Temanku keluar sambil tersenyum padaku.


    Aku mengocok penisnya dan menjilatinya. Sesekali menggigit kepalanya. Ia mengerang. Lalu aku menggosok-gosok penisnya pada memekku. Penisnya cukup besar hingga aku agak takut dan terus melumatnya. Semakin lama aku semakin menikmatinya. Rasanya seru. Aku terus menjilat dan berusaha memasukkan penisnya dalam mulutku. Aku menggigit-gigitnya dan sesekali memainkan zakarnya.

    Ia mengerang keenakan sampai akhirnya ia orgasme. Aku menelan semua spermanya. Aku tertawa senang. Lalu ia balik menerkamku. memekku habis dijilat dan digigitinya. Ia bagaikan singa gila. Dan dia adalah pria paling hebat dalam melakukan oral sex yang kutahu selama ini. Aku orgasme sampai empat kali!

    Dia lalu memasukkan penisnya dalam memekku. Aku dan dia sama-sama mendesah-desah keenakan. Aku merasakan denyutan di memekku semakin kuat hingga aku menjerit keenakan.

    Sementara dia juga sesekali menjerit. Kami benar-benar gila. Sesekali ketika aku berkata akan orgasme, ia berhenti dan mengganti posisi. Aku benar-benar lemas dia buat. Ia hebat sekali dalam bercinta.


    Ketika akhirnya aku dan dia sama-sama orgasme, itu adalah orgasme yang paling yang pernah kurasakan. Aku takkan pernah melupakannya. Nikmatnya masih terasa setelah setengah hari berlalu. Ketika mengingatnya, aku jadi sering bermasturbasi sendiri. Bahkan terkadang di hadapan umum sekalipun bila aku sedang horny sekali.

  • Kisah Memek Selingkuhi Istri Orang

    Kisah Memek Selingkuhi Istri Orang


    2908 views

    Duniabola99.com – Ini bermula ketika aku sedang konsultasi ke dokter dan bertemu Bini Salah satu dokter disana. Badanya tegap seksi bokong semok pokoknya wah wah dehh.. mari disimak..

    Peluang sering kali hampir tidak terlihat, ia bisa muncul tiba2 dan menghilang jika tidak teramati. Bentuk peluang juga seingkali tidak jelas, artinya pangkal dan ekornya sangat jauh berbeda.


    Mengapa tulisan ini saya buka dgn kalimat seperti itu, karena cerita saya berikut ini sangat berkaitan dgn kalimat pertama di tulisan ini.

    Saya tidak ingat hari dan tanggalnya, tetapi saya ingat bahwa hari itu saya melintasi jalan Iskandar Muda, atau lebih dikenal dgn sebutan Arteri Pondok Indah, Jakata. Pagi itu lalulintasnya lebih padat dari hari-hari biasa. Saya merasa begitu, karena setiap hari ini adalah rute menuju kantor saya.

    Kira-kira 32 meteran di sebelah kiri depan saya terlihat orang berkerumun, Saya duga ada pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan. Namun tidak terlihat di sekitar situ ada sepeda motor yg tergeletak atau bekas tertabrak . Karena arus maju perlahan, kemudian saya melihat seorang laki-laki duduk tersandar, wajahnya pucat dan sedang dikipasi.

    Melihat itu saya langsung meminggirkan mobil dan memarkir di tempat kosong. Segera saya datangi orang yg tersandar pucat tadi. Saya menduga dia terkena serangan jantung.

    “Mas taruh pil ini di bawah lidah, jangan ditelan, dan bernafas agak panjang. “ kata saya.

    Dia menuruti perintah saya, dan 10 menit kemudian kelihatannya dia agak pulih, lalu duduk sambil bersila. Keringatnya deras bercucuran. Nafasnya masih terengah-engah.

    “Mas kondisi begini, tidak boleh mengendarai motor dulu, “ kata saya sambil membantu dia menitipkan sepeda motor di salah satu toko.
    Oleh pemiliknya dia mau dititipi motor sementara. Saya tak lupa menanyakan nama dan no teleponnya lalu saya masukkan ke HP saya.
    “Mas mari saya bantu untuk ke rumah sakit terdekat, si mas ini dalam bahaya besar, bisa-bisa game kalau tidak mendapat pertolongan segera.” kata saya.

    “Mau dibawa ke rumah sakit mana pak,” kata seorang wanita yg dari tadi tidak terperhatikan saya.

    “Mbak ini siapa,” tanya saya.

    “Saya istrinya Pak,” katanya.

    Sial saya belum terlalu tua malah mungkin sebaya dgn suaminya udah dipanggil pak, mungkin karena pakaian kantoran saya yg rapi dilengkapi dgn jas, jadi dia panggil saya pak mungkin sebagai penghormatan.

    “Kebetulan ini mbak bisa dampingi suami ke rumah sakit,” kata saya.
    Si mas korban serangan jantung tadi duduk di depan dan istrinya duduk di belakang. Wajahnya masih pucat, kendaraaan aku arahkan ke rumahsakit terdekat. Aku langsung membawanya ke instalasi gawat darurat. Istrinya kuminta menunggu. Kepada dokter di situ aku jelaskan bahwa pasien ini kemungkian terkena serangan jantung. Perawat langsung memasang masker oksigen.

    Setelah aku memarkir mobil, Istrinya langsung menyambutku dan dia mengajakku menemui dokter. Menurut dokter pasien terkena serangan jantung, diduga ada penyempitan atau penyumbatan di jantungnya. Dia menyarankan agar pasien jangan pulang, tetapi perlu diperiksa lebih teliti dgn berbagai peralatan. Kami dirujuk ke dokter spesialis jantung. Tidak lama menunggu aku ikut masuk ke ruang praktek.
    Kesimpulan sementara dokter jantung, si pasien perlu penanganan serius, dan sebaiknya langsung rawat inap, karena kondisinya cukup kritis.
    Aku langsung menyetujui dia dirawat inap dan menjalani beberapa pemeriksaan untuk memastikan sumber gangguan di jantungnya. Dokter jantung untuk sementara melihat kemungkinan pasien perlu dipasang ring di pembuluh jantungnya. Iseng saja aku tanya, berapa biaya pemasangan satu ring. Kata doter menyebut satu angka yg jumlahnya ratusan juta rupiah.

    Mendengar itu istrinya tercengang, gantian dia pula yg wajahnya pucat. Aku tenang saja.

    Suster mendorong kursi roda yg diduduki si mas tadi menuju kamar kelas 1, karena memang hanya itu yg ada.


    Setelah dia dibaringkan dan dipasang selang oksigen, dan suster keluar kamar, baru aku berkenalan. Orang yg kutolong itu sambil berterima kasih memperkenalkan namanya Riki, dan dia memperkenalkan istrinya Risma. Ah baru kusadari, ternyata istrnya cantik juga.

    “Pak kami gak sanggup bayar biaya rumah sakit ini, kenapa bapak langsung setuju saja suami saya di rawat di sini, duit dari mana,” kata istrinya langsung menyerangku.

    Aku senyum saja,

    “ Emang si mas gak punya asuransi,”

    “Ah boro-boro asuransi pak, hidup aja pas-pasan,” kata Risma.

    “Ya sudah, tenang sajalah, nanti saya carikan bantuan, untuk sementara saya sudah gesek kartu kredit untuk jaminan deposit,” kataku.

    “Terus pak kalau memang harus dipasang ring kata dokter tadi, mana mungkin kami punya duit segitu banyak, biayanya kok mahal banget ya pak,” kata istrinya sambil matanya berkaca-kaca.

    “Ah itu belum tentu, dokter tadi kan hanya mengira-ngira berdasarkan pengalaman dia praktek, tapi setelah pemeriksaan nanti, belum tentu harus pasang ring. Tapi kalau pun perlu pasang ring, saya punya kenalan dokter ahli jantung dan pembuluh darah yg banyak menolong orang yg akan operasi jantung, akhirnya tidak perlu dioperasi.” kata ku menenangkan.

    “Sudahlah Mas Riki istirahat dulu, kalau mbak Risma bisa menemani, ya temani dulu, tapi kalau mau ditinggal menyelesaikan urusan, silakan saja. Nanti sore saya kembali, ini kartu nama saja,” kataku.
    Aku agak kesiangan tiba di kantor. Aku memang tidak memiliki jam kerja, karena perusahaan itu memang milikku sendiri.

    Forum dewasa Kenikmatan Ngentot Bini Orang

    Setiba di kantor aku langsung memanggil rapat kepala-kepala bagian, untuk mengupdate proyek-proyek. Sekitar setengah jam meeting selesai dan aku pun tenggelam pada berbagai penyelesaian pekerjaan.

    HP ku bergetar, no nya tidak aku kenal.

    “Pak, bapak jadi ke rumah sakit, jam berapa bapak datang, kata suara merdu di seberang sana,” ah ini pasti suara Risma istri Riki yg tadi pagi aku tolong.

    “Sekitar jam 5 nanti saya mampir mbak, gimana keadaan suami mbak” tanyaku.

    Dia menjawab,

    “ dia tidur pak, kelihatannya sih gak apa-apa.”

    Mungkin si Mas Riki perlu tinggal di rumah sakit sampai 3 hari untuk menyelesaikan berbegai pemeriksaan, yah sabar aja mbak, dan gak usah mikirin biaya, ada aja kok yg bantu,” kata saya.

    Wajah Riki masih agak pucat ketika aku kunjungi, kami ngobrol sebentar dan aku meredakan kekuatirannya, baik kuatir mengenai penyakit, maupun kuatir mengenai biaya.
    Hari ketiga aku bertemu dgn dokter yg merawat Riki sebelum menjenguk ke kamar perawatan Riki. Menurut dokter, kondisi jantung Riki kurang baik, sehingga memang benar perlu dipasang satu ring, selain itu dia menderita hipertensi atau darah tinggi dan gula darahnya cukup tinggi. Aku minta pasien bisa dirawat jalan, sehingga hari ini bisa meninggalkan rumah sakit.


    Di kamar kudapati Riki didampingi istrinya. Wajah istrinya agak murung dan Riki sendiri matanya menerawang kosong.

    “Sudahlah, jangan dibawa sedih, semua ada jalannya kalau kita berusaha. Saya sudah bicara dgn dokter, dan hari ini boleh pulang. Kedua wajah mereka langsung gembira. Gimana tadi kata dokter tentang penyakit saya, Pak,” tanya Riki penuh antusias.

    “Ya keadaannya kesehatan bapak kurang baik, gula darah cukup tinggi, tekanan darah juga tinggi dan menurut dokter, jantungnya perlu dipasang ring,” kataku tenang.

    “Tidak perlu risau saya sudah cari bantuan dan mudah-mudahan bisa dapat, saya pikir, jangan terlalu kuatir soal biaya, yg perlu ada semangat untuk kembali sehat” kataku.
    Cerita dipersingkat aku akhirnya diundang ke rumah mereka, yg letaknya lumayan jauh dipinggiran jakarta. Wilayahnya sudah bukan jakarta lagi, tetapi sudah Provinsi Banten. Rumah mereka sederhana dan rapi saya duga ukurannya sekitar 36m2.

    Mereka hidup hanya berdua, karena diusia 35 Riki dan 26 tahun Risma mereka sudah 5 tahun berumah tangga belum dikaruniai momongan.

    Kami akhirnya akrab, dan saya sudah menemukan dokter yg bisa menerapi Riki tanpa perlu pasang ring, semua biaya aku tanggung. Aku sebenarnya tidak punya pamrih apa-apa, kecuali murni hanya menolong saja. Bagiku biaya bantuan yg dikeluarkan untuk mereka tidak terlalu mengganggu cash flow pribadiku, enteng-enteng saja.

    Gula darahnya mulai agak terkontrol, meski masih cenderung tinggi, tekanan darahnya juga sudah normal, tetapi semua kebiasaan lama, seperti olah raga bulu tangkis di lingkungannya, lari pagi, aku suruh stop sama sekali. Olahraga hanya jalan pagi saja setengah jam.
    Kami sudah seperti saudara, sampai akhirnya dia kurekrut menjadi pegawaiku. Nah lama-lama istri si Riki kelihatan makin cantik. Pintar juga Riki dulu cari istri bisa dapat yg cantik begitu, mana nurut banget sama suaminya. Namun aku bertanya dalam hati, apa Riki bisa memenuhi kebutuhan sex istrinya, karena diumur yg relatif muda dia sudah terkena diabetes. Setahuku orang terkena diabetes kemampuan sexnya lemah, kalaupun bisa berhubungan ketegangan k0ntolnya tidak sempurna. Persoalan berikutnya adalah apakah karena itu, mereka belum juga mendapat anak.


    Meski Risma istri Riki cantik, tetapi aku tidak berani menggoda atau bersikap macam-macam. Apalagi dia sudah menjadi pegawaiku.

    Suatu hari aku diundang mereka berdua, katanya merayakan ulang tahun perkawinan yg ke enam. Mereka mengundangku di sebuah restoran di hotel yg cukup terkenal. Aku pikir mereka mengundang banyak kolega, tetapi ternyata setelah beberapa lama kami duduk bertiga, tidak ada yg datang lagi.

    “ kami memang tidak mengundang siapa-siapa kecuali bapak,” kata Riki.

    “Pak ada yg ingin kami sampaikan, selain ucapan terima kasih yg sebesar-besarnya yg menyelamatkan nyawa saya,” kata Riki.

    “Begini pak, kami berdua sudah lama menginginkan anak, tetapi setelah 6 tahun ini usaha kami tidak membuahkan hasil, karena menurut pemeriksaan dokter, sperma saya ternyata lemah Pak,” kata Riki.

    Saya lalu menyarankan adopsi, karena biasanya keluarga yg gagal mempunyai anak kandung, masih bisa mendapat anak adopsi.

    “Itu sudah kami pikirkan, tetapi kami merasa anak itu, tidak atau bukan darah daging dari saya atau istri saya,” kata Riki.

    “O kalian mau ikut program bayi tabung toh”

    “Tidak bisa pak, kami sudah konsultasi ke dokter, sperma saya terlalu lemah,” kata Riki.

    “Terus rencana kalian bagaimana,” tanyaku penuh tanda tanya.

    “Itulah pak kami ingin konsultasi dgn bapak, kami sebenarnya tidak enak dan kesan saya agak kurang ajar, tetapi setelah kami berdua berembug, akhirnya kami terpaksa akan sampaikan kepada bapak, apa pun risikonya kami sudah siap pak, Bapak kami anggap sudah seperti saudara. Mudah-mudahan kami bisa ditolong,” kata Riki.

    Aku terus terang tidak bisa menduga kemana arah permohonan mereka, sehingga aku jadi makin penasaran.

    “Bagaimana saya bisa membantu, “ tanyaku.

    “ Kami mengharapkan benih dari bapak untuk dibuahi oleh indung telur istri saya,” kata Riki terus terang.

    “Maksudnya, program bayi tabung dgn mempertemukan sperma saya dgn telur Risma,” tanya saya makin penasaran.


    “Bukan Pak,” kata Risma kali ini angkat bicara.

    Aku terdiam sejenak dan langsung membaygkan aku melakukan hubungan badan dgn Risma untuk dia mendapatkan anak.
    “Jadi maksud kalian bagaimana,” tanyaku penasaran.

    “Maaf pak, saya sudah bersepakat dgn Risma, dan kalau Bapak tidak keberatan, saya sebagai suami Risma ikhlas mengijin istri saya dibuahi oleh bapak secara langsung.” kata Riki

    Risma tidak berani menatap mataku, dia tertunduk.

    “Apa benar begitu, Risma, “tanyaku menegaskan,

    Risma hanya menangguk.

    Aku terhenyak dan menyandarkan badanku ke sandaran kursi.

    “Mengapa, kalian memlih saya,” tanyaku.

    “ Pertama, bapak orangnya sangat baik dan suka menolong tanpa pamrih, kedua bapak hidup membujang sampai usia 40 tahun, sehingga bagi kami tidak merasa merebut atau merusak rumah tangga lain, dan ketiga, jika berhasil kami mempunyai anak yg masih darah daging dari Risma” kata Riki tanpa ragu menyampaikan kata per kata.

    Kelihatan rencana mereka itu sudah matang sekali mereka rembukkan.

    “Pak tanpa mengurangi rasa hormat apakah bapak bersedia menolong, kami lagi,” kata Riki.

    Selain mata Riki memandangku, Risma juga menatapku.

    Sulit dan malu aku begitu saja langsung menerima, tetapi aku berbohong pada diriku sendiri, jika tidak tertarik pada Risma. Dia adalah wanita yg ideal, meski payudaranya tidak tergolong toge, tetapi cukup monjol, dia juga memiliki pinggang yg ramping, bokong yg rada menonjol dan yg aku paling suka selain mukanya ayu, putih, rambutnya lurus sebahu.

    “Selanjutnya bagaimana rencana kalian,” kataku tanpa menyatakan menerima dan akan membantu mereka.

    “Kami sudah pesan kamar dihotel ini, kalau bapak tidak keberatan dan mau menolong kami, kita bertiga naik ke kamar, besok kan hari libur.

    “Kalian ini memang keluarga yg aneh, dan kau Riki, kau adalah laki-laki yg paling aneh karena memperbolehkan istrimu ditiduri laki-laki lain,” kataku.

    “Bapak juga laki-laki aneh, sudah cukup mapan, tetapi kenapa tidak berumah tangga juga, apalagi yg kurang pak, semua Bapak sudah punya, kecuali pendamping hidup,” kata Risma.
    Batinku berkecamuk, antara mau menerima tawaran dgn rasa gengsi yg cenderung menolak. Jika aku menerima begitu saja, kayaknya kok keliatan banget nafsu rendahku, tetapi kalau aku tolak bisa jadi dia akan mencari laki-laki lain. Ah sayaang juga kesempatan ini disia-siakan.


    Forum dewasa Kenikmatan Ngentot Bini Orang

    “Apakah kalian sudah benar-benar mantap dgn keputusan itu, dan kalau boleh tau ada berapa calon yg sudah dinominasikan untuk menjalankan tugas seperti yg kalian tawarkan ?” tanyaku mengulur waktu untuk berpikir.

    “Terus terang Pak calonnya yg kami bicarakan berdua hanya bapak, kami tidak berpikir mencari calon lain,” kata si Riki.

    “Sepertinya tawaran kalian itu menarik juga, tetapi kalau kelak tidak terjadi pembuahan bagaimana,” tanyaku.

    “ yah itu risiko sudah kami pikirkan dan kami juga berharap bapak legowo jika nanti Risma melahirkan, maka anak itu adalah anak kami, Bapak boleh saja bertemu dan dekat dgn anak itu nanti, tetapi statusnya tetap anak kandung kami, apa bapak keberatan,” kata Riki.

    Hal ini malah belum terpikirkan, karena otakku hanya membaygkan rasa nikmat menggumuli Risma. Aku pikir permintaan mereka wajar, dan bagiku tidak ada masalah. Lucu juga aku belum menikah tetapi punya anak kandung yg dalam pengasuhanku.

    “Baiklah persyaratan itu bisa saya terima,” kataku.

    “Oke Pak kita naik keatas, saya sudah buka kamar,” kata Riki.

    Kami bertiga naik keatas, suasana di dalam lift terasa canggung, kami diam saja sampai pintu lift terbuka. Aku masih belum tahu skenario apa yg mereka persiapkan. Sejaun ini aku pasrah saja, dan penasaran melihat penampilan Risma yg pasti mengundang minat lelaki mana pun.

    Riki memesan kamar suite, sehingga terasa lega, karena ada ruang tamu dan ruang tidur yg terpisah. Kami bertiga duduk di sofa ruang tamu.

    “Pak mohon maaf, saya tinggal bapak dgn Risma,” kata Riki lalu bangkit menuju pintu dan keluar begitu saja. Pasti berkecamuk juga dalam hatinya mendapati kenyataan istrinya ditiduri oleh laki-laki lain. Itu makanya dia berusaha cepat berlalu. Aku sempat berdiri sebentar, tetapi tidak sempat mengejar Riki, karena dia sudah keburu menutup pintu.

    Risma terlihat agak canggung berdua dgnku. Untuk mencairkan suasana aku mengajak dua duduk di sebelahku sambil menonton tv.


    “Ini benar kamu gak keberatan, atau karena paksaan suamimu, tanyaku sambil meraih tangannya lalu kugenggenggam tangan kanannya.

    “ Ini malah ide saya sebenarnya, karena Mas Riki selain bibitnya lemah, dia juga lemah dalam hal hubungan,” kata Risma.

    “ide kamu maksudnya gimana,” tanyaku.

    “Ya saya kan normal Pak, dan pasti juga punya keinginan, sedangkan Mas Riki baru nempel aja udah muncrat, saya kadang-kadang keceplosan karena kesel bilang udah mas kita pisah saja deh dari pada saya selingkuh,” kata Risma.

    “Rupanya ceplosan saya itu jadi bahan renungan Mas Riki cukup lama, sampai suatu hari dia menawari solusi tanpa harus bercerai, Mas Riki ingin diurus saya seumur hidup, katanya gitu. Saya juga gak tega ninggali dia dalam keadaan begitu,” kata Risma.

    Kutarik kepalanya menyandar di bahuku, dia melemah dan aku merasa sepertinya dia menangis. Pasti dia juga mengalami perang batin yg hebat. Kubelai rambutnya sambil pelan-pelan kutengadahkan wajahnya. Benar juga air matanya meleleh. Kucium pipinya dia melemas saja. Lalu keningnya ku kecup, badannya makin melemah, perlahan-lahan kedua mulut kami bertemu. Awalnya Risma tidak bereaksi ketika bibirnya aku kecup, tetapi tidak lama kemudian dia mulai memberi respon, ikut menjulurkan lidahnya masuk ke dalam mulutku.

  • Kisah Memek Tante Ninik Nyokap temen Gue

    Kisah Memek Tante Ninik Nyokap temen Gue


    2896 views

    Duniabola99.com – Halo agan agan,, lama gak posting nih, kini gue ada cerita Panas terbaru dari pengalaman gue sendiri dengan tante tante, bukan tante girang sih, tapi sensasinya emang bikin deg deg ser karena ngeseks dengan wanita setengah baya. Berikut cerita lengkapnya, baca dengan tenang dan santai ya Tante ninik Ibu temanku. Dominoqq


    Ngentot tante
    “Kriing..” jam di meja memaksa aku untuk memicingkan mata. “Wah gawat, telat nih” dengan tergesa-gesa aku bangun lalu lari ke kamar mandi. Pagi itu aku ada janji untuk menjaga rumah tanteku.

    Oh ya, tanteku ini orangnya cantik dengan wajah seperti artis sinetron, namanya Ninik. Tinggi badan 168, payudara 34, dan tubuh yang langsing. Sejak kembali dari Malang, aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku lakukan atas permintaan tante Ninik, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau.

    Oh ya, tante Ninik mempunyai dua anak perempuan Dini dan Fifi. Dini sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang langsing, payudara 36B, dan tinggi 165. Sedangkan Fifi mempunyai tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 168 dan payudara 36. Setiap aku berada di rumah tante Fifi aku merasa seperti berada di sebuah harem. Tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan kalau di rumah.

    Kali ini aku akan ceritakan pengalamanku dengan tante Ninik di kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari.

    Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Ninik. Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Dini dan Fifi masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Ninik belum berangkat kerja.

    “Met pagi semua” aku ucapkan sapaan seperti biasanya.
    “Pagi, Mas Firman. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Fifi membalas sapaanku.
    “Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.
    “Fir, kamu antar Dini dan Fifi ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.
    “OK Tante” jawabku singkat.
    “Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil.
    Iya lho, Dini dan Fifi memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.
    “Daag Mas Firman, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Dini menghilang dibalik pagar sekolahan.

    Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Ninik.
    Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Ninik masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Ninik tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya. Ternyata tante Ninik sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.


    Terdengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”. Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Ninik ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Ninik, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Ninik berhubungan badan denganku.

    “Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Ninik mengagetkan aku.
    “Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Ninik sambil masuk kamar.
    Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Ninik berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.

    “Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Ninik sudah berbaring disebelahku sambil tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.
    “Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Mr. P menegang 90%.
    “Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.
    “Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.
    “Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Firman tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.
    “Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.
    “Iya, tadi Firman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.


    Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah.

    “Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.
    “Emm.., nggak kok tante. Maafin Firman ya.” aku semakin salah tingkah.
    “Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.
    “Maksud Firman, nggak salahkan kalau Firman pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku. Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.
    “Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Fir.” tante Ninik merengek perlahan.
    “Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.

    Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Ninik. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.

    “Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Mr. P yang belum pernah dilihatnya.
    “Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku. Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.
    “Wah, rupanya tante punya Mr. P lain yang lebih gedhe.” Gila tante Ninik ini, padahal Mr. P-ku belum besar maksimal karena terhalang CD.


    Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Mr. P yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.
    “Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.
    “Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.
    “Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi. Tante masih terkesima dengan Mr. P-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.

    “Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.
    “Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Mr. P. Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Mr. P
    “Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.

    Lalu aku tarik kepala tante Ninik sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Ninik. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu. Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.

    “Ayo Fir, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.
    “OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.
    “Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
    “Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.

    Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Ninik. “Ahh..Fir..shh..Firr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras.
    “Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang. Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.


    “Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.
    “Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku sendiri.
    “Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum puas.

    Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Mr. P. Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.
    “Fir, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.

    Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Ninik, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

    “Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.
    “Cepetan Fir, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Mr. P. Dengan pelan aku dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Ninik, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.

    “Fir, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.
    “Ahh.. shh mm, tante ini cara Firman agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante.
    Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Mr. P ke dalam vagina tante.
    “Ahh..” kami berdua melenguh.


    Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Ninik ini masih kencang, pada saat aku menarik Mr. P bibir vaginanya ikut tertarik.
    “Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Ninik semakin menambah rangsangan.
    Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Fir tante nyampai lagi”

    Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Mr. P masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Ninik, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Mr. P.
    “Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.
    “Di dalam aja Fir, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun. Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.

    “Arghh.. tante aku nyampai”.
    “Aku juga Fir.. ahh” tante juga meracau. Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.
    “Fir, kamu hebat.” puji tante Ninik.
    “Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya.
    “Fir, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.
    “Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.
    “Gak apa-apa Fir, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.


    Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih dalam cerita Panas kami. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi.

    Demikian gan, walau sederhana, tapi cerita panas gue benar benar kejadian nyata alias bukan rekayasa, gue melakukannya dengan tante, ngeseks dengan tante ninik yang bahenol dan montok, masih seger kayak daun muda gan..Tante tante emang bisa mendatangkan sensasi lebih.

  • Kisah Memek Keperawananku hilang di renggut kedua temanku

    Kisah Memek Keperawananku hilang di renggut kedua temanku


    2894 views

    Duniabola99.com – Perkenalakan Namaku Sherly. Aku seorang siswi SMU baru saja lulus yang bisa dibilang memiliki wajah cantik, bohay, dan menggiurkan. Ditambah lagi aku ini adalah blesteran, jadi aku juga memiliki bentuk tubuh yang proposional, pokoknya aku ini selera para cowok.


    Disini akau akan menceritakan cerita sex nyata yang aku alami ketika aku baru saja merasakan rasanya menjadi anak SMA. Cerita Sex ini adalah pengalaman Sex saya ketika aku masih kelas satu SMA. Oke kita mulai saja cerita sex saya dari sini.

    Pada awal masuk sekolah SMA, mata pelajaran yang diberikan pada para siswa belum terlalu padat, karena memang kami masih dalam masa transisi dari murid smp menjadi Siswa/siwi SMA. Jujur saja nih para pembaca, aku tidak pernah membayangkan karena aku bisa diterima di SMA yang bisa dibilang favorit di Jakarta ini.

    Sudah lama sekali aku menanti momemn ini, yaitu momen Diamana aku bisa memakai seragam putih abu-abu. Seragam SMA ini memiliki model rok dan baju yang bisa membuatku kelihatan lebih Sexy dan menggemaskan. Pada awal-awal aku masuk sekolah, aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang cowok satu kelasku, panggil saja namanya Ragil.

    Saking terpesonanya, baru membayangkan wajahnya saja aku sudah terangsang, nggak kebayang deh kalau aku bisa jadi ceweknya dan bisa bercinta denganya,hha. Aku in seorang cewek ABG yang bisa dibilang Hypersex. Kenapa aku berkata sepeti itu, jujur saja para pembaca, aku ini sering melakukan masturbasi atau memuaskan diri sendiri dengan jari-jariku,hhe.

    Masturbasi adalah hal yang sangat nikmat menurutku, yah maklumlah aku hanya bisa bermasturbasi saat itu. Hal ini sering aku lakukan ketika aku sedang horny. Apalagi pada saat itu usiaku memasuki usia-usia pertumbuhan, hhe. Mastubasi sering aku lakukan bahkan hamper seetiap hari ketika aku mulai suka pada Ragil. Aku sering masturbasi sembari berfantasi seolah-olah sedang bercinta dengan Ragil.


    Walaupun aku sering bermasturbasi, namun belum pernah sama sekali berhubungan intim dengan seorang laki-laki. Entah setan apa yang masuk ke dalam fikiranku hari itu aku berencana untuk menyatakan cinta kepada Ragil. Pada sampai waktunya, ketika pada jam istirahat aku-pun memanggil Ragil,

    “ Gil, Gue nggak tau gimana ngomongnya, Gil Gue sayang sama Loe, Loe mau kan jadi cowok Gue?,

    ” ucapku dengan rasa malu dan deg-degkan.

    Saat itu Ragil hanya tersenyum saja. Setealah aku mengucapkan rasa cintaku kepada Ragil sebenarnya saat itu aku merasa sangat malu sekali, aku merasa diriku seperti ditelanjangi di dalam kelas, huh,

    “ Nanti aja ya Gue jawabnya pas pulang, ” jawabnya singkat penuh misteri lalu pergi begitu saja.

    Pada saat itu dalam hatiku bertanya-tanya, ( bagimana kalau Ragil sampai nolak Gue, pasti Gue bakal jadi bahan olokan di dalam kelas ) sungguh saat itu aku merasakan risau yang luar biasa, berbagai pertanyaan terus mengalir didalam otaku, untung saja pelajaran belum begitu maksimal. Singkat cerita bel pulang pun berbunyi.

    Setelah terdengar Bel sekolah berbunyi, seketika itu jantungku berdetak sangat cepat. Ketika itu yang bisa aku lakukan hanya duduk menunggu di bangkuku, aku tidak memiliki keberanian untuk menghampiri Ragil dan menanyakan jawabannya. saat kelas sudah berangsur sepi Ragil menghampiriku,

    “ Bentar ya Sher, Gue keluar sebentar, ” ucapnya.

    Saat itu aku hanya mengganguk saja dan menunggu sendirian di kelas, dalam hatiku berkata ( apa jangan-jangan Ragil menunggu sekolah sepi agar dia bisa mengajaku bercinta?) dalam fikiranku hanya dipenuhi dengan bertanya-tanya sendiri, sampai-sampai aku sama sekali tidak bisa berpikir sehat lagi. dalam penantianku tiba-tiba ada orang datang.


    Aku kecewa karena bukan Ragil yang datang melainkan Agus dan Dimas dari kelas 1 C. mereka menghampiriku, Agus didepanku dan Dimas disampingku. perlu diketahui mereka bisa dikatakan sangat jauh dari tampan. dengan kulit yang hitam dan badan yang kurus kering, aku rasa akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan pacar di sekolah ini,

    “ Ehemm… kog belum pulang Loe Sher, lagi nugguin seseorang ya Loe ?, ” Tanya Agus.

    “ Mmmm, kog loe tau sih, ” tanyaku penasaran.

    “ Tahu dong, soalnya tadi tadi Ragil cerita sama kita, hhe… ” jawabnya.
    Huh… apa-apaan nih si Ragil pake acara cerita segala lagi sama 2 orang ini, ucapku dalam hati,

    “ Oh iya, Loe suka kan Sher sama Ragil?, ” ucap Agus mengejutkanku.
    Saat itu aku hanya bisa terdiam saja,

    “ Hemmm, ditanya kog diem aja sih?, ” ucap Dimas menimpa.

    “ Auk ah, males jawabnya, ” jawabku pada mereka.

    Kini aku-pun dipenuhi dengan perasaan kesal, walaupun aku sangat kesal sekali namun aku harus menahan amarahku karena fikirku Dimas dan Agus adalah teman dekat Ragil,

    “ Kog loe bisa suka ma Ragil sih Sher?, ” tanya Dimas namun kali ini sambil merapatkan duduknya kepadaku dan menaruh tangannya di pahaku.

    “ Ragil ganteng dan nggak kurang ajar kayak loe !!!, ” ucapku sembari menyingkirkan tangan Dimas dari pahaku.


    “ kurang ajar kaya gimana maksud loe?, ” tanya Dimas lagi sambil menaruh tangannya lagi di pahaku dan mulai mengelus-elusnya.

    “ Nggak nyadar juga Loe, Loe nggk sopan contohnya kayak gini !!!, ” ucapku tegas sembari menunjuk tangannya namun tidak menepisnya karena aku mulai terangsang dan berpikir mungkin mereka disuruh Ragil.

    “ Tapi enak kan?, ” kali ini Agus ikut bicara.
    Dimas mulai meraba-raba pangkal pahaku, saat itu aku pura-pura berontak padahal dalam hati aku ingin dia melanjutkannya, lalu,

    “ Udah jangan sok berontak, ” kata Agus sambil menunjukkan cengiran lebarnya.
    Semakin lama karena raba’an itu, secara otomatis aku-pun membuka lebar pahaku,

    “ Tadi bilang kita kurang ajar, eh skarang malah ngangkang, ” ucap Dimas.

    “ Nantangin yah kita kamu Sher ?, ” kata Agus.

    Tanpa banyak bicara Agus-pun menggeser bangku di depan mejaku dan mulai masuk ke kolong mejaku. sekarang Dimas berganti mengerjai buah dadaku, tangan kirinya mengusap payudara kananku sedangkan mulutnya menciumi dan menghisap payudarakiriku sehingga seragamku basah tepat di daerah payudaranya saja.

    Agus yang berada di kolong meja menjilat-jilat paha sampai pangakal pahaku. Sesekali lidahnya menyentuh Vagina-ku yang msh terbungkus celana dalam tipisku yang berwarna putih. perbuatan mereka membuatku menggelinjang dan sesaat membuatku melupakan Ragil. Dimas melepas kancing kemeja seragamku satu persatu dan kemudian melempar seragam itu entah kemana.

    Merasa kurang puas dia pun melepas dan melempar BH-ku. lidahnya bergerilia pada putting susu-ku membuatnya menjadi semakin membesar. “ Sssss… Oughhh…hh… Dim udah dong, gimana nanti kalau ketahuan orang, Aghhhh… ” ucapku.

    “ Tenang aja guru dan mjurid lainya pasti udah pada pulang kog, ” kata Agus dari dalam rokku.

    Sementara Dimas sibuk dengan Vagina-ku, Dimas terus memainkan kedua buah dadaku memilinnya, meremas, memghisap, bahkan sesekali menggigitnya. aku benar-benar tak berdaya saat ini, tak berdaya karena nikmat. aku merasakan ada sesuatu yang basah mengenai vaginaku, aku rasa Agus menjilatinya. aku tak dapat melihatnya karena tertunamun oleh rokku.

    Perlakuan mereka sungguh membuatku melayang, saat itu yang kurasakan kewanitaan-ku sudah amat basah dan Agus menarik lepas celana dalamku dan melemparnya juga. Dia menyingkap rokku dan terus mnjilati kewanitaan-ku. tak berapa lama aku merasa badanku menegang. aku sadar aku akan
    klimaks. aku merasa amat malu karena menikmati permainan ini.


    Aku melenguh panjang, setengah berteriak, aku mengalami klimaks di depan 2 orang buruk rupa yang baru aku kenal,

    “ Wkwkwkwk… ” suara tawa Agus dan Dimas bersamaan.

    “ Ternyata Loe suka juga yah Sher ?, ” ucap Dimas sambil tertawa.

    “ Jelas dong Dim, waktu dia masih SMP-kan dia terkenal bispak, wkwkwk…” sambung Agus.

    Benar-benar ucapan mereka membuat telingaku panas saat itu, namun aku biarkan saja ucapan mereka berlalu begitu saja, karena pada saat itu aku sungguh menikamti suasana hot itu. Tak lama setelah itu mereka berdua-pun mengangkat dan menelentangkanku di lantai. Satu-persatu mereka-pun mulai membuka pakainnya,

    Wow, baru pertama kalinya aku melihat kejantanan secara langsung, biasanya aku hanya melihat di Film-film dewasa saja. Agus membuka lebar pahaku dan menaruh kakiku di atas pundaknya. pelan2 ia memasukkan kejantanan-nya ke liang kewanitaan-ku,

    “ Oughhh…, sakit lik, ” teriaku “ tenang Sher, entar juga lo keenakan, ” kata Agus , ” ketagihan malah “ sambung Dimas, ”

    Secara perlahan dia mulai menggenjotku, saat itu rasanya perih-perih sakit namun nikmat. Sementara Dimas meraih tanganku dan menuntunnya ke kejantanan miliknya. Dia memintaku mengocoknya. Agus memberi kode kepada Dimas, aku tidak mengerti maksudnya. Dimas mendekatkan kejantanan-
    nya kemulutku dan memintaku mengkulumnya.

    Aku mejilatinya sesaat dan kemudian me masukkannya ke mulutku,

    “ Isep kontol Gue kuat-kuat Sher, ” ucapnya.

    Mendenagr perintahnya, aku-pun mulai menghisap dan mengocoknya dengan mulutku. tampaknya ini membuatnya ketagihan. Dia memaju mundurkan pingangnya lebih cepat. Disaaat bersamaan Agus menghujamkan kejantanan-nya lebih dalam,

    “ Eummm… Ughhhh…. Sssssss… Aghhhh…., ” desah nikmat bercampur nyeri dan perih.

    Rasanya saat itu aku ingin sekali berteriak, namun apa boleh buat saat itu mulutku dipenuhi oleh kejantanan Dimas. Rupanya arti dari kode mereka ini, agar aku tak berteriak. Pada saat itu aku sadar bahwa keperawanan-ku telah direnggut oleh Dimas dan Agus. Entah ini suatu kenikmatan atau suatu hal yang menyesatkan. Lalu,

    “ Ternyata masih ada juga nak SMP 15 yang masih perawan, ” ucap Agus.

    “ Memang benar-benar nikmat memek cewek virgin Gus, ” kata Dimas.


    Pada saat itu mereka berbicara dengan posisi menggenjot liang senggamaku dengan liarnya. Tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap kejantanan Dimas juga semakin cepat. Tidak lama aku klimaks untuk yang kedua kalinya. akupun menjadi sangat lemas namun karena goyangan Agus semakin liar aku pun juga tetap bergoyang dan meghisap kejantaan Dimas dengan liarnya.
    Tidak lama kemudian Agus menarik keluar kejantanan-nya dan melenguh panjang disusul derasnya semburan air mani-nya diatas perutku. dia merasa puas dan menyingkir. Kira-kira setelah 30 menit aku menghisap kejantanan Dimas namun dia tak kunjung klimaks juga. Dia mencabut kejantanan dari mulutku, aku pikir dia akan klimaks namun aku salah.

    Ternyata dia telentang dan memintaku naik diatasnya, kini aku ngentot dengan gaya WOT (woman on top). Aku berpegangan pada dadanya agar tidak jatuh, sedangkan Dimas leluasa meremas susuku.
    sekitar 10 menit dengan gaya ini tiba-tiba Agus mendorongku dan akupun jatuh menindih Dimas. Agus menyingkap rokku yang selama bergaya woman on top telah jatuh dan menutupi bagian bawahku.

    Dia mulai mengorek-ngorek lubang dubur-ku, saat itu sesungguhnya aku ingin berontak tapi aku tidak ingin saat ini selesai begitu saja. jadi aku biarkan dia mengerjai liang duburku. Tidak lama aku yang sudah membelakanginya segera ditindah. kejantanan-nya masuk ke dalam anusku dengan ganas dan mulai mengaduk-aduk duburku.

    Tubuhku benar-benar terasa penuh, pada saat itu aku hanya bisa menikmati keadaan itu saja. Sampai pada akhirnya dia mulai memasukkan penuh kejantanan-nya ke dalam duburku. Aku merasakan rasa perih dan rasa nikmat menjadi satu, jadilah aku berteriak sekeras-kerasnya. Aku yang kesakitan tdk membuat mereka iba tetapi malah semakin bersemangat menggenjotku.

    Sekitar 15 menit mereka membuatku menjadi daging roti lapis dan akhirnya aku klimaks lagi untuk yang kesekian kalinya. kali ini aku berteriak amat keras dan kemudian jatuh lemas menindih Dimas. Saat itu penjaga sekolah masuk tanpa aku sadar dan menonton aku yang sedang dikerjai 2 orang biadab ini. Goyangan mereka semakin buas menandakan mereka akan segera klimaks.


    Aku yang sudah lemas hanya bisa pasrah saja menerima semua perlakuan ini. tak lama mereka berdua memelukku dan melenguh panjang mereka menyemburkan air maninya di dalam liang dubur dan liang senggamaku. Aku dapat merasakan cairan itu mengalir keluar karena Vagina-ku tidak cukup menampungnya.

    Sementara Mereka mencabut kedua kejantanan mereka, pada saat itu aku merasa lemas dan hampir pingsan langsung tersadar begitu mendengar Dimas berkata,

    “ Nih giliran pak Kasim ngerasain Sherly, ” ucap mereka.

    Aku melihat penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan kejantanan-nya yang lebih besar dari Dimas dan Agus dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. Dia menuntun kejantanan-nya kemulutku untuk kuhisap. Aku kewalahan karena ukurannya yang sangat besar. melihat aku kewalahan tampaknya dia berbaik hati mencabutnya.

    Namun sekarang dia malah membuatku menungging, dia mengorek-ngorek kewanitaan-ku yang sudah basah sehingga makin lama akupun mengangkat pantatku. Saat itu aku merasa takut, kalau sampai pak Kasim menyodomiku. Akhirnya aku bisa sedikit lega saat kejantanan-nya menyentuh bibir kewanitaan-ku.

    Setelah itu ke 2 jari-nya-pun membuka Vagina-ku sedangkan kejantanan-nya terus mencoba memasukinya. Entah apa yang aku pikirkan, aku menuntun kejantanan-nya masuk ke Vagina-ku. Dia pun mulai menggoyangnya perlahan. aku secara tak sadar mengikuti irama dari goyangannya. Rokku yang sudah tersinggkap mulai dibuka kancingnya dan dinaikkannya oleh Pak Kasim.


    Sehingga kini Pak Kasim-pun melucuti rok abu-abuku melalui kepalaku. Kini aku-pun telah telanjang bulat. tangannya meremas buah dadaku dan terus menggerayangi tubuhku. Di saat-saat kenikmatan aku tak sengaja menoleh dan melihat Ragil duduk di pojok. dewi teman sebangkuku megoralnya yang lebih mengagetkan ia memegang handycam dan itu menagarah ke diriku.

    Sebenarnya aku kesal sekali, namun apa boleh buwat aku sudah terlanjur menikmati permainan sex ini, so aku-pun hanya pasrah tanpa perlawanan. akhirnya aku hanya menikmati persenggamaan ini sambil direkam oleh orang yang aku sukai. Pak Kasim semakin ganas meremas dadaku gerakannya pun semakin cepat. tapi entah kenapa dari tadi aku selalu lebih dulu klimaks dibandingkan mereka.
    Aku berteriak panjang dan disusul pak Kasim yang menjambak rambutku kemudian mencabut kejantanan-nya dan menyuruhku menkulum dan meghisapnya, pada saat itu dia berteriak tidak karuan. Lalu Pak Kasim menjambak, meremas buah dada dan sampai pada akhirnya dia menumpahkan air mani-nya di dalam mulutku.

    Saat itu terdengar entay suara Agus, Dimas, atau Ragil yang berteriak agar aku menelan air mani semuanya. aku pun menelannya. mereka meninggalkanku yang telanjang di kelas sendirian. setelah mereka pergi aku menangis sambil mencari-cari seragamku yang mereka lempar dan berserakan di ruang kelas.

    Aku menemukan BH-ku telah digunting tepat di bagian putting-nya dan aku menemukan celana dalamku di depan kelas telah dirobek-robek. Sehingga aku pulang tanpa celana dalam dan BH yang robek bagian putting-nya. di dekat tasku ada sepucuk memo yang bertuliskan ( terima kasih telah memberi kami kepuasan). Sungguh suatu pengalaman sex pertamaku yang begitu sakit, liar namun sangat mengesankan.




  • Semoknya Body Tante Marry

    Semoknya Body Tante Marry


    2891 views


    Sejak kecil aku tinggal bersama nenekku, dan bersama nenekku tinggal om-om dan tante-tanteku (anak-anak dari nenekku). Omku yang ketiga menikah dengan seorang wanita yang bernama Merry yang kupanggil dengan sebutan Tante Merry. Tante Merry orangnya cantik, wajah dan tubuhnya cukup sexy dan orangnya mudah bergaul, terutama denganku.

    Oh ya, namaku adalah Dharma, masih sekolah di SMA waktu itu. Semula omku tersebut tinggal bersama kami, dan aku yang saat itu sedang menikmati masa remaja kira-kira umur 16 tahun sering melihat Tante Merry sedang bercumbu dengan suaminya, dan kadang-kadang di depanku Tante Merry mengusap penis omku, sebut saja Om Chandra. Batang kemaluanku yang saat itu sedang remaja-remajanya langsung menjadi tegang, dan setelah itu aku melakukan onani membayangkan sedang bersetubuh dengan Tante Merry.

    Setelah mereka menikah 1 tahun, akhirnya mereka pindah dari tempat nenek kami dan membeli rumah sendiri yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah nenek kami. Kalau Tante Merry hendak pergi, biasanya dia memanggilku untuk menjaga rumahnya, takut ada maling. Suatu hari aku dipanggil oleh Tante Merry untuk menjaga rumahnya.

    Ketika aku datang, dia sedang ada di kamar dan memanggilku, “Dharma, masuk ke kamar..!” teriaknya.
    “Ya Tante..” jawabku.
    Ternyata di dalam kamar, tante sedang memakai BH dan celana dalam saja, aku disuruh mengaitkan tali BH-nya. Dengan tangan gemetaran aku mengaitkan BH-nya. Rupanya Tante Merry tahu aku gemetaran.
    Dia bertanya, “Kenapa Dharma gemetaran..?”
    “Enggak Tante,” jawabku.
    Tapi tante cepat tanggap, dipeluknya tubuhku dan diciumnya bibirku sambil berkata, “Dharma, Tante ada perlu mau pergi dulu, ini Tante kasih pendahuluan dulu, nanti kalau Tante pulang, Tante akan berikan yang lebih nikmat.”
    “Ya Tante.” jawabku.

    Kepalaku terasa pusing, baru pertama kali aku menyentuh bibir seorang wanita, apalagi wanita cantik seperti Tante Merry. Lalu aku ke kamar mandi melakukan onani sambil membayangkan tubuh Tante Merry.

    Kira-kita jam 3 sore, tante pulang dan aku menyambutnya dengan penuh harap. Tante Merry langsung masuk kamar, sedangkan aku menunggu di ruang tamu, kira-kira 10 menit kemudian, dia memanggil pembantunya untuk disuruh ke supermarket untuk membeli sesuatu, jadi tinggallah di rumah aku dan Tante Merry saja.

    Setelah pembantunya pergi, Tante Merry menutup pintu dan menggandengku untuk masuk ke kamarnya.
    Lalu Tante Merry berkata, “Dharma, seperti yang kujanjikan, aku akan meneruskan pendahuluan tadi.”
    Aku diam saja, gemetar menahan nafsu.
    Tiba-tiba Tante Merry mencium bibirku, dan berkata, “Balaslah Dharma, hisap bibirku..!”
    Aku menghisapnya, dan terasa bibirnya sangat enak dan bau tubuhnya wangi, karena dia memakai parfum Avon yang merangsang, aku menjadi salah tingkah.

    Tiba-tiba dia memegang batang kemaluanku, aku sangat kaget.
    “Wah punyamu sudah tegang dan besar Dharma,” sahut Tante Merry.
    Lalu Tante Merry berkata lagi, “Apakah kamu pernah berhubungan sex dengan wanita?”
    Aku menjawab sambil gemetar, “Jangankan berhubungan sex, mencium wanita saja baru kali ini.”
    Tante Merry tersenyum dan berkata, “Hari ini Tante akan ajarkan cara berhubungan sex dengan seorang wanita.”
    Lalu Tante Merry membuka bajunya sehingga telanjang bulat, lalu dipegangnya tanganku dan dibawanya ke buah dadanya yang cukup besar.

    Sambil gemetaran aku memegang buah dadanya dan memegang putingnya.
    Tante Merry mendesis merasakan kenikmatan usapanku dan berkata, “Terus Dharma.., terus..!”
    Lalu dengan memberanikan diri aku mencium putingnya, dan Tante Merry bertambah mendesis. Dibukanya celana pendekku dan CD-ku, sehingga aku juga menjadi telanjang bulat sepertinya. Penisku dielus-elusnya sambil berkata, “Dharma, punyamu besar amat, lebih besar dari punya Om Chandra.”

    Setelah puas menghisap puting buah dada tante, aku mencium pusarnya, dan akhirnya sampai di vaginanya.
    “Ayo Dharma, cepat hisap punyaku..!”
    Aku memberanikan diri mencium kemaluannya dan menjilat-jilat dalamnya, sedangkan tante tambah mendesis.
    Tante berkata, “Sabar Dharma, Tante kepingin mencium punya Dharma dulu.”
    Lalu dia membaringkanku di tempat tidur dan mulai mencium biji kemaluanku dan menghisap penisku perlahan-lahan. Serasa dunia ini melayang, alangkah nikmatnya, baru pertama kali batang kemaluanku dihisap oleh seorang wanita cantik, apalagi oleh Tante Merry yang sangat cantik.

    Penisku semakin membesar, dan rasanya seperti mau kencing, tetapi rasanya sangat nikmat, ada yang mau keluar dari kemaluanku.
    Aku menjerit, “Tante, Tante.., lepas dulu, aku mau kencing dulu.”
    Tetapi rupanya tante sudah tahu apa yang mau keluar dari kemaluanku, malah dia semakin kuat menghisap penisku. Akhirnya meletuslah dan keluarlah air maniku, dengan mesranya Tante Merry menghisap air maniku dan menjilat-jilat penisku sampai bersih air maniku.

    Batang kemaluanku terkulai lemah, tetapi nafsuku masih terasa di kepalaku.
    Lalu tante berkata, “Tenang Dharma, ini baru tahap awal, istirahat dahulu.”
    Aku diberi minum coca-cola, setelah itu kami berciuman kembali sambil tiduran. Tanpa kusadari kemaluanku sudah membesar lagi dan kembali aku menghisap buah dadanya.
    “Tante.., aku sayang Tante.”
    Lalu tante berkata, “Ya Dharma, Tante juga sayang Dharma.”
    Lalu aku menjilat vagina tante sampai ke dalam-dalamnya dan tante menjerit kemanjaan.
    “Ayo Dharma.., kita mulai pelajaran sex-nya..!”
    Penisku yang sudah tegang dimasukkan ke dalam liang kemaluan Tante Merry yang sudah licin karena air vaginanya.

    Perlahan-lahan batang kemaluanku amblas ke dalam lubang kemaluan tante, dan tante mulai menggoyang-goyangkan pantatnya. Aduh terasa nikmatnya, dan kembali kami berciuman dengan mesranya.
    Lalu aku berkata kepada Tante Merry, “Tante.., kalau tahu begini nikmatnya kenapa enggak dulu-dulu Tante ajak Dharma bersetubuh dengan Tante..?”
    Tante hanya tersenyum manis. Terasa penisku semakin mengembang di dalam vagina Tante Merry, tante semakin mendesis.
    Tante mengoyang-goyangkan pantatnya sambil berkata, “Dharma.., Tante kepengen keluar nih..!”
    Kujawab, “Keluarin saja Tante, biar Tante merasa nikmat..!”

    Tidak lama kemudian tante menjerit histeris karena orgasme dan mengeluarkan air kemaluannya, penisku masih tegang rasanya.
    Dengan lembut aku mencium tante dan berkata, “Tante sabar ya, Dharma masih enak nih..,”
    Kemudian aku semakin memperkuat tekanan batangku ke liang tante, sehingga tidak lama setelah itu aku memuncratkan air maniku di dalam vagina Tante Merry bersamaan dengan keluarnya cairan tante untuk kedua kalinya. Terasa tubuh ini menjadi lemas, kami tetap berpelukan dan berciuman. Setelah istirahat sebentar, kami mandi bersama saling menyabuni tubuh kami masing-masing, dan kami berjani untuk melakukannya lagi dilain waktu.

    Setelah peristiwa itu, setiap malam aku selalu terkenang akan vagina Tante Merry, sehingga rasanya aku ingin tidur bersama Tante Merry, tetapi bagaimana dengan Om Chandra. Rupanya nasib baik masih menemaniku, tiba-tiba saja Om Chandra dipindahkan tugasnya ke Bandung, dan untuk sementara Tante Merry tidak dapat ikut karena Om Chandra tidurnya di mess. Sambil mencari kontrakan rumah, Tante Merry tinggal di Jakarta, tetapi setiap Sabtu malam Om Chandra pulang ke Jakarta.

    Atas permintaan Tante Merry, setiap malam aku menemaninya, aku harus sudah ada di rumah Tante Merry jam 8 malam. Untuk tidur malam, aku disiapkan sebuah kamar kosong, tapi untuk kamuflase saja, sebab setelah pembantunya tidur aku pindah ke kamar Tante Merry. Tentunya Tante Merry sudah siap menyambutku dengan pelukan mesranya, dan kami bercumbu sepanjang malam dengan nikmatnya dan mesranya. Kalau waktu pertama kali aku hanya menghisap kemaluannya, sekarang kami sudah saling menghisap atau gaya 69. Lubang kemaluan Tante Merry sudah puas kuciumi, bahkan sekarang bukan saja lubang vagina, tetapi juga lubang anus, rasanya nikmat menghisapi lubang-lubang tante. Penisku juga dihisap tante dengan ketatnya dan terasa ngilu ketika lubang kencingku dihisap Tante Merry, tapi nikmat.

    Setelah kami saling menghisap, akhirnya barulah kami saling memasukkan kemaluan kami, dan kali ini tante berada di atasku. Batang kemaluanku yang sudah tegang dan berdiri tegak dimasukkan ke kemaluan tante, aduh nikmatnya. Lalu aku menghisap buah dada tante sambil menggoyang-goyangkan pantatku. Kira-kira sepuluh menit, tante mengeluarkan air maninya sambil menjerit nikmat, namun aku belum mengeluarkan air maniku. Lalu aku bertukar posisi, sekarang tante di bawah, aku yang di atas. Karena tante sudah keluar, terasa mudah memasukkan kemaluanku ke dalam vagina tante, dan kembali kami berpacu dalam nafsu.

    Sambil mencium bibir Tante Merry, aku berkata, “Tante… Tante.., kenapa sih lubang Tante enak banget, punyaku terasa dijepit-jepit lubang Tante yang lembut.”
    Sambil tersenyum tante menjawab, “Dharma.., batang kamu juga enak, kalau dengan Om Chandra Tante hanya bisa orgasme sekali, tetapi dengan kamu bisa berkali-kali.”
    Kembali aku menekan batang penisku erat-erat ke liang kemaluan tante sambil mengoyang-goyangkan pantatku, dan akhirnya aku menjerit, “Tante.., Tante.., aku keluar..!”
    Alangkah nikmat rasanya.

    Perlahan-lahan aku mengeluarkan batang kemaluanku dari liang senggama tante. Setelah itu kembali kami berciuman dan tidur sambil berpelukan sampai pagi. Ketika bagun pagi-pagi aku kaget, karena aku tahu di sampingku ada Tante Merry yang tidak memakai apa-apa, nafsuku timbul kembali. Kubangunkan Tante Merry dan kembali kami bersetubuh dengan nikmatnya, dan akhirnya kami mandi bersama-sama.

    Selama hampir 1 bulan lamanya kami seperti sepasang suami istri yang sedang berbulan madu, kecuali hari Sabtu dan Minggu dimana Om Chandra pulang. Pengalaman ini tidak akan terlupakan seumur hidupku, walaupun sekarang aku sudah beristri dan mempunyai 2 orang anak. Kadang-kadang Tante Merry masih mengajak aku bersetubuh di hotel. Tetapi sejak aku beristri, perhatianku kepadanya agak berkurang, lagipula usia Tante Merry sudah bertambah tua.

  • Video bokep Ami Otowa dipaksa entot tidak pemanasan

    Video bokep Ami Otowa dipaksa entot tidak pemanasan


    2890 views

  • Video bokep jepang dokter sange Erika Nishino ngentot dikantor

    Video bokep jepang dokter sange Erika Nishino ngentot dikantor


    2889 views

  • Kisah Memek Ngeseks Dengan Tante Wiwin

    Kisah Memek Ngeseks Dengan Tante Wiwin


    2888 views

    Duniabola99.com – Cerita ini bermula dari suatu kebetulan yang tidak disengaja. Sampai saat ini aku suka tertawa sendiri kalau mengingat awal kejadian ini. Bermula dari suatu Sabtu siang, aku janjian ketemu dengan salah seorang teman chat-ku. Namanya Fenny, mahasiswi tingkat akhir di salah satu PTS di Jakarta Barat. Teman chat-ku yang satu ini cukup misterius. Aku nggak pernah tau dia tinggal dimana, dengan siapa, bahkan aku tak pernah dikasi nomer telepon rumahnya. Kampusnya pun aku nggak yakin kalau yang disebutnya benar.


    Saat janjian dengan Fenny pun hanya lewat SMS. Biasanya aku nggak pernah meladeni teman-teman chat yang janjian ketemu via SMS. Kapok, dulu pernah dibo’ongin. Tapi entah kenapa aku penasaran sekali dengan Fenny. Akhirnya kami janjian untuk ketemu di Mal Kelapa Gading, tepatnya di Wendy’s. Resenya, Fenny juga nggak mau kasi tau pakaian apa yang dia pakai dan ciri-cirinya. Pokoknya surprise, katanya.

    Itulah kenapa hari Sabtu siang ini aku bengong-bengong ditemani baked potatoenya Wendy’s sambil menunggu kedatangan Fenny. Sudah hampir satu jam aku menunggu tapi tidak ada kabar. SMS-ku nggak dibales-bales, mau telepon pulsa udah sekarat. Aku hanya duduk sambil memperhatikan sekelilingku yang cukup sepi. Mataku tertuju pada seorang wanita keturunan Chinese berumur kira-kira 30-an yang duduk sendirian di salah satu sudut. Herannya sejak tadi wanita tersebut memperhatikanku terus. Aku sempat berpikir apa dia yang bernama Fenny. Tapi rasanya bukan. Akhirnya karena bete menunggu aku pun meninggalkan Wendy’s.

    Tiba-tiba aku merasa ada yang menepuk bahuku dari belakang. Aku menoleh dan melihat wanita yang kuperhatikan tadi tersenyum ke arahku.
    “Rio ya?” tanyanya. Aku terkejut. Kok dia tau namaku. Jangan-jangan wanita ini benar Fenny. Aku mengangguk.
    “Iya, mm.. Fenny?” tanyaku. Wanita itu menggeleng sambil mengernyitkan kening.
    “Bukan, kok Fenny sih? Kamu Rio yang di Kayuputih kan?” aku tambah bingung mendengarnya.
    “Bukan, lho tante bukan Fenny?”.

    Kemudian wanita itu mengajakku berteduh di salah satu sudut sambil menjelaskan maksud yang sebenarnya. Aku mendengarkan, lantas aku juga gantian menjelaskan. Akhirnya kami sama-sama tertawa terbahak-bahak setelah tau duduk persoalannya. Wanita itu bernama Linda, dan dia juga sedang janjian dengan teman chat-nya yang juga bernama Rio, seperti namaku. Akhirnya kami malah berkenalan karena orang-orang yang kami tunggu tak kunjung datang juga. Aku memanggilnya Ci Linda, karena dia menolak dipanggil tante. Kesannya tua katanya.


    Siang itu Ci Linda malah mengajakku jalan-jalan. Aku ikut dengan Altis-nya karena aku tidak membawa mobil. Ci Linda mengajakku ke butik teman maminya di daerah Permata Hijau. Tante Wiwin, sang pemilik butik adalah seorang wanita yang sudah berusia di atas 50 tahun, tubuhnya cukup tinggi dan agak montok. Kulitnya yang putih bersih hari itu dibalut blus transparan yang bahunya terbuka lebar dan celana biru tua dari bahan yang sama dengan bajunya. Agak-agak eksentrik. Dasar desainer pikirku. Karena hari itu butik Tante Wiwin tidak begitu ramai, kami bertiga ngobrol-ngobrol sambil minum teh di salah satu ruang santai.

    “Aduh Yo.. maaf..” seru Tante Wiwin. Wanita itu menumpahkan teh yang akan dituangnya ke cangkirku tepat di celanaku bagian pangkal paha. Aku sedikit mengentak karena tehnya agak panas.
    “Nggak pa-pa Tante…” jawabku seraya menepuk-nepuk kemejaku yang juga kena tumpahan teh. Tante Wiwin reflek menepis-nepis bercak teh yang membasahi cenalaku. Ups.. tanpa sengaja jemari lembutnya menyentuh batang kemaluanku.
    “Eh.. kok keras Yoo? Hihihi…” goda Tante Wiwin sambil memijit-mijit kemaluanku. Aku jadi tersenyum. Ya gimana nggak keras sedari ngobrol tadi mataku tak lepas dari bahu Tante Wiwin yang mulus dan kedua belah paha Ci Linda yang putih.
    “Iya.. Tante sih numpahin…” jawabku setengah bercanda.
    “Idih.. Tante Wiwin kumat genitnya deh… biasa Yo, udah lama nggak… awww!!” Ci Linda tak sempat menyelesaikan celetukkannya karena Tante Wiwin mencubit pinggang wanita itu.
    “Iya nih Tante, udah numpahin digenitin lagi. Pokoknya bales tumpahin juga lho hihihi…” aku gantian menggoda wanita itu. Tante Wiwin malah tersenyum sambil merangkul leherku.
    “Boleh, tapi jangan ditumpahin pake teh ya..” bisiknya di telingaku. Aku pura-pura bego.
    “Abis mau ditumpahin apa Tante?” tanyaku. Tante Wiwin meremas batang penisku dengan gemas.
    “Ya sama ‘teh alami’ dari kamu dong sayang.. mmmhhh…. mmmm…” Tante Wiwin langsung mengecup dan melumat bibirku. Aku yang memang sedari tadi sudah horny menyambut lumatan bibir Tante Wiwin dengan penuh nafsu. Kedua tanganku memeluk pinggang wanita setengah baya itu dengan posisi menyamping. Sementara tangan Tante Wiwin yang lembut merangkul leherku. Ah.. lembut sekali bibirnya.


    Ci Linda yang melihat adegan kami tidak tinggal diam. Wanita berkulit putih mulus itu mendakati tubuhku dan mulai memainkan kancing celana jeansku. Tak sampai semenit wanita itu sudah berhasil melucuti celana jeansku sekaligus dengan celana dalamnya. Tanpa ampun lagi batang penisku yang sudah mulai mengeras itu berdiri tegak seolah menantang Ci Linda untuk menikmatinya. Ci Linda turun ke bawah sofa untuk memainkan penisku. Jemarinya yang lembut perlahan-lahan mengusap dan memijit setiap centi batang penisku. Ugghh.. birahiku semakin naik. Lumatan bibirku di bibir Tante Wiwin semakin bernafsu. Lidahku menjelajahi rongga mulut wanita setengah baya itu. Tante Wiwin merasa keasyikan.

    Aku yang semakin terbakar nafsu mencoba menularkan gairahku ke Tante Wiwin. Dari bibir, lidahku berpindah ke telinganya yang dihiasi anting perak. Tante Wiwin menggelinjang keasyikan. Dia meminta waktu sebentar untuk melepas anting-antingnya agar aku lebih leluasa. Lidahku semakin liar menjelajahi telinga, leher dan bahu Tante Wiwin. Tampaknya wanita itu mulai tak kuasa menahan birahinya yang semakin memuncak. Dia melepaskan diri dari tubuhku dan memintaku untuk melorotkan celananya. Tanpa disuruh kedua kalinya aku pun langsung melucuti Tante Wiwin sekaligus dengan bajunya, hingga tubuh wanita itu bersih tanpa sehelai benang pun.

    Gila, udah kepala empat tapi tubuh Tante Wiwin masih kencang. Kulitnya yang putih betul-betul terasa halus mulus. Sambil bersandar pada pegangan sofa, Tante Wiwin merentangkan kedua belah pahanya yang mulus dan memintaku melumat kemaluannya yang bersih tanpa bulu. Tanpa basa-basi aku langsung mendekatkan wajahku ke vaginanya dan mulai menjilati daerah pinggir kemaluannya.

    “Hhhmmmm.. sshhh…. terusss Yoo….” desah Tante Wiwin keasyikan. Aku terus menjilati vaginanya sambil tangan kananku membelai pangkal pahanya yang mulus. Di bawah, Ci Linda masih asyik mempermainkan kemaluanku. Kelima jemarinya yang lentik lincah sekali membelai dan mengocok batang penisku yang ujungnya mulai basah. Sesekali lidahnya membasahi permukaan penisku. Sebagian batang penisku tampak merah terkena lipstik Ci Linda. Kepala wanita itu naik turun mengikuti ayunan kenikmatan di penisku. Ahhh… lembut sekali mulut Ci Linda mengulumnya. Saking asyiknya tak sadar aku sampai menghentikan permainanku dengan Tante Wiwin untuk merasakan kenikmatan yang diberikan Ci Linda. Tante Wiwin tersenyum melihat ekspresiku yang mengejang menahan nikmat. Wanita itu merengkuh kepalaku untuk melanjutkan tugasku memberi kenikmatan untuknya.


    Aku semakin buas melumat kemaluan Tante Wiwin. Jemariku mulai ikut membantu. Liang kemaluan Tante Wiwin sudah kutembus dengan jari tengahku. Sambil kukocok-kocok, aku menjilati klitorisnya. Wanita itu menggelinjang tak karuan menahan rasa nikmat. Kedua tangannya yang lembut menjambak rambutku.

    Tanpa kusadari, Ci Linda sudah melucuti dirinya sendiri sampai telanjang bulat. Tiba-tiba wanita itu naik ke atas tubuhku dan bersiap mengurung penisku dengan vaginanya yang lembut. Kedua tangannya merengkuh leherku. Tubuhnya mulai merendah hingga ujung penisku mulai menyentuh bibir vaginanya. Dengan bantuan tangan kiriku, perlahan penisku mulai masuk ke dalam liang kenikmatan itu, dan…. sssllppp blleeessss.. Amblas sudah penisku di liang kemaluan Ci Linda. Sambil memeluk bahuku, tubuh Ci Linda naik-turun. Ugghh.. nikmat sekali. Aku sampai nggak bisa konsen ngelumat vagina Tante Wiwin. Tapi aku nggak mau kalah. Yang penting Tante Wiwin mesti diberesin dulu.

    Sambil menahan birahiku yang sudah di ubun-ubun gara-gara Ci Linda, aku terus melumat vagina Tante Wiwin. Jari tengahku yang kini sudah dibantu jari manis semakin cepat mengocok-ngocok di dalam vagina Tante Wiwin. Lidahku semakin liar menjelajahi klitoris dan bibir vaginanya. Tubuh Tante Wiwin pun semakin menggelinjang tak karuan. Sepertinya wanita itu sudah tak kuasa lagi menahan kenikmatan yang kuberikan. Aku pun mulai merasa dinding vaginanya berdenyut.

    “Sssshhh… ooohhh… Riioooo…..aahhhh….” Tante Wiwin mendesah meregang nikmat sambil meremas kepalaku yang masih menempel ketat di vaginanya. Aku merasakan rembesan lendir yang cukup deras dari dalam sana. Hmmm… aroma vagina yang begitu khas segera tercium. Aku pun menghirup lendir-lendir kenikmatan itu sambil menjilati sisa-sisa yang menempel di vagina Tante Wiwin. Setelah puas melepas kenikmatannya, Tante Wiwin mengangkat kedua pahanya dari tubuhku dan membiarkan aku leluasa menikmati permainan dengan Ci Linda.

    Bebas dari tubuh Tante Wiwin, kini Ci Linda yang mendekap tubuhku erat. Payudaranya yang bulat dan montok menempel ketat di dadaku. Ahh.. kenyal sekali. Aku semakin merasakan kekenyalannya karena tubuh Ci Linda naik-turun. Sementara bibir kami asyik saling melumat.
    “Mmhhh..ssllppp…aahh…mmmmmm…” berisik sekali kami berciuman. Tante Wiwin sampai geleng-geleng melihat kami berdua yang sama-sama dipacu birahi.


    Kemudian kami bertukar posisi. Tubuh kami berguling ke arah berlawanan sehingga kini tubuh Ci Linda duduk bersandar di sofa dengan posisi kedua kaki mulusnya yang mengangkang. Sambil bertumpu pada lutut di lantai, aku bersiap memasukkan penisku lagi ke dalam liang kemaluan Ci Linda. Ugghh… kali ini lebih mudah karena vagina Ci Linda sudah basah. Pantatku maju mundur seiring kenikmatan yang dirasakan Ci Linda. Wanita itu bahkan sudah tak kuasa memeluk tubuhku. Kedua tangannya direntangkan untuk menahan rasa nikmat yang dirasakannya. Aku semakin menggoyang pantatku dengan keras. Aku tahu bahwa sebentar lagi Ci Linda akan mencapai klimaks, namun aku juga tahu bahwa Ci Linda tak mau kalah denganku. Aku melihat ekspresinya yang berusaha menahan nikmat.

    “Terus Yo… bentar lagi tuh.. hihihi…” goda Tante Wiwin. Aku tersenyum kemudian mengecup bibir wanita yang sedang duduk di samping Ci Linda tersebut. Tante Wiwin malah membantuku dengan menjilat, mengisap dan mengulum payudara dan puting Ci Linda.
    “Aahhh… Yoooo… sssshhhhh…..” akhirnya Ci Linda meregang kenikmatannya. Aku merasakan cairan hangat membasahi penisku di dalam vaginanya. Aku mendekap tubuh Ci Linda yang hangat.
    “Hh.. gila kamu Yo, aku pikir bakal kamu duluan…” ujar Ci Linda. Aku tersenyum sambil melirik ke arah Tante Wiwin.
    “Ya kan berkat bantuan Tante Wiwin..” jawabku seraya mencubit hidung Tante Wiwin. Wanita itu memelukku.
    “Nah, sekarang giliran aku lagi Yo, kamu kan belum puasin aku dengan pentunganmu itu hihihi… Ayo, kali ini pasti kamu udah nggak tahan..” Tante Wiwin menantangku bermain lagi. Tanpa diminta dua kali aku langsung menjawab tantangannya. Aku pun melakukan hal yang sama seperti dengan Ci Linda tadi. Kali ini aku mengakui permainan Tante Wiwin yang jauh lebih liar dan berpengalaman. Akhirnya kami klimaks bersama-sama. Aku klimaks di dalam vagina Tante Wiwin yang hangat.

    Ruang santai itu memang betul-betul hebat. Tak seorang karyawan pun yang mengetahui apa yang baru saja kami lakukan. Setelah puas bermain, kami bertiga mandi bersama. Tadinya setelah mandi kami mau melanjutkan lagi di kamar tidur Tante Wiwin. Tapi karena sudah sore, sebentar lagi suami Tante Wiwin pulang. Untungnya Ci Linda punya ide untuk melanjutkan di hotel. Tante Wiwin pun setuju, namun aku dan Ci Linda berangkat duluan.

    Malam itu kami check-in di salah satu hotel di daerah Thamrin. Aku dan Ci Linda lebih dulu melanjutkan permainan. Satu jam kemudian Tante Wiwin baru datang melengkapi kenikmatan kami. Dan yang bikin aku surprise, malam itu Tante Wiwin mengajak teman seprofesinya yang umurnya kira-kira lebih muda 3 atau 5 tahun, namanya Tante Ida. Malam itu aku betul-betul puas bersenang-senang dengan mereka bertiga. Kami melepas birahi sampai jam 3 pagi. Kemudian kami tidur sampai jam 9 pagi, lantas kembali menuntaskan permainan. Aku betul-betul tidak menyangka kalau gara-gara salah orang bisa sampai seperti ini.


    Sampai kini aku nggak pernah ketemu dengan Fanny, teman chat-ku. Kami pun nggak pernah SMS-an lagi. Entah kemana perginya Fanny. Tapi yang jelas semenjak kejadian itu, aku terus keep contact dengan Ci Linda, Tante Wiwin dan Tante Ida. Sekarang Ci Linda sudah menikah dan tinggal di Australia dengan suaminya. Tapi kami masih sering kontak. Sedangkan dengan Tante Wiwin dan Tante Ida, aku masih terus berhubungan untuk sesekali berbagi kenikmatan. Tadinya mereka ingin memeliharaku sebagai gigolo, namun aku menolak karena aku melakukannya bukan untuk uang dan materi, tapi untuk kesenangan saja. Kadang kalau Ci Linda sedang di Indonesia, kami menyempatkan diri untuk mengunjungi butik Tante Wiwin bersama-sama untuk melepas birahi. Tempat Tante Wiwin sering dijadikan tempat affair kami agar.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Hilang Bersama Neneng Yang Bahenol

    Kisah Memek Hilang Bersama Neneng Yang Bahenol


    2887 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Hilang Bersama Neneng Yang Bahenol ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Setelah sejak siang hari bekerja mengangkut beras kekios tempatnya bekerja Udin nangkring bersama beberapa kuli yang lain. Sudah dua hari anak kampung yang baru 16 tahun itu bekerja.

    Badannya cukup berisi karena sudah biasa bekerja di sawah membantu bapaknya di kampung. Saat Panceklik dia mencoba mencari tambahan ke kota “X”, dan mendapat pekerjaan di kios beras pak Nurdin.

    Saat asik melihat kuli lain yang sedang main kartu datang beberapa perempuan yang biasa mangkal disitu dan melayani birahi para kuli dengan bayaran yang memang “murah”, untuk ukuran orang gedean. Seperti biasa dengan suara yang sedikit keras mereka menggoda para kuli itu.
    “Wah neng lagi bokek euy, kalo boleh ngutang mah akang mau”, kata salah seorang diantara mereka.

    “Wah emang warung nasi, kalo mau maen ya bayar dulu tidak bisa ngutang atuh”, perempuan muda yang bernama Neneng itu menjawab.
    “iya masih ingusan, dari Garut baru dua hari disini”, Neneng tersenyum genit dan mendekati Udin yang dari tadi melihatnya.

    “kenapa jang kok kayak tidak pernah liat perempuan aja”

    “Ah enggak teh”, Udin menjawab dengan malu-malu.

    “Wah neng anak kecil belon bisa apa-apa mendingan sama saya saja”

    “Apa ngutang tidak sudi, mendingan sama barang baru masih orsinil kan asik dapet perjaka, ayo jang ikut saya saja kan bisa ngobrol berdua dari pada di sini sama mereka.”

    “Awas jang jangan kena di rayu entar kena sipilis kamu”

    “Eh jangan suka nakutin orang ya saya mah rajin ke dokter nggak bakalan kena sipilis udah disuntik tau”, sambil mengacungkan tinjunya Neneng memaki para kuli itu dengan sedikit marah.


    Udin agak rikuh juga karena Neneng menggandeng tangannya, kemudian mereka berdua ngobrol disalah satu warung kopi.

    “Jang mau nemenin saya gak, tidak usah bayar lah ya, sekarang kamu anterin saya pulang ayo, ntar saya kasih sesuatu yang enak pisan, mau kan.”

    Udin cuma bisa tersenyum dan mengangguk perlahan. Kemudian mereka berjalan berduamenyusuri gang di belakang pasar menuju ke rumah Neneng yang kebetulan dekat dengan pasar. Sampai dirumah Neneng kemudian menyuruh Udin masuk dan kemudian mengunci pintu, Udin sedikit keheranan.

    “ayo atuh jangan malu-malu, nggak apa-apa disini mah sudah biasa kayak gini sini”, Kata Neneng.

    “Aku ngerti kok kamu belum pernah makanya mau saya ajarin mau kan”, kata Neneng sambil membelai dada Udin yang bidang.Udin hanya diam gemetaran, tidak tahu harus berbuat apa kepalanya mengangguk perlahan.

    “Baju kamu dibuka aja ya”, kata Neneng sambil menarik kaos yang dipakai Udin, dan kemudian dia membuka risleting celana yang dipakai Udin.

    Dengan bernafsu Neneng mencium bibir Udin yang kebingungan diperlakukan seperti ini, namun karena godaan Neneng Udin juga mulai terbakar birahi. Neneng mendorong Udin ketempat tidur sehingga Udin jatuh terlentang diatas tempat tidur, kemudian Neneng menarik celana Udin sehingga anak itu bugil. Kontol Udin sudah berdiri dan dengan refleks dia menutupi kontolnya itu. Neneng hanya tersenyum melihatnya.

    “Wah sama saya sih nggak usah malu-malu udah sering lihat yang kayak gitu..”

    Kemudian Neneng membuka bajunya, Udin makin salah tingkah melihat ada wanita yang bugil didepan dia. Kemudian neneng naik ke tempat tidur dan menciumi bibir, dada dan menggigit puting uding.

    “ahhh aduh geli teh”, Udin mendesah kegelian diperlakukan seperti itu.
    “Sekarang aja ya dimasukin sama teteh.”
    Neneng memengang kontol Udin dan mengarahkannya ke memeknya. Udin melihatnya masih dengan badan gemetaran.

    Udin merem-melek menikmati goyangan Neneng, kontolnya serasa dipijat dan disedot di dalam memek Neneng, kemudian pantatnya mulai naik turun mengikuti gerakan Neneng dan tangannya meremas-remas seprei, baru saat Neneng membimbing tangannya ke susu Neneng

    “Remas Din… Aakhh”. Udin meremas-remas susu neneng, dan saat susu itu disodorkan kemulutnya Udin mulai mengemutnya persis seperti masih bayi, tapi kemudian berhenti saat Neneng menegakkan badannya.

    Neneng masih asik menggoyang pantatnya dan tangannya meremas-remas dada Udin. Udin mulai gelisah tangannya kadang meremas susu, kadang meremas seprei dan kadang memegang pinggang Neneng seolah-olah mengatur agar neneng menekan sedalam mungkin.


    “Aduh… teh… Aakh”,Udin mendesah, bicaranya mulai ngaco, nafasnya mulai memburu dan badannya mulai kejang, kepalanya mendongkak keatas, matanya terpejam dan pantatnya mengangkat naik dan crot…crot…crot… Entah berapa kali semburan yang keluar dari kontolnya dan akhirnya Udin terkulai lemas.

    “Yaaa kan teteh belum, tapi tidak apa-apa istirahat dulu aja ya”, kata Neneng dengan nada sedikit kecewa, mereka tidur sambil berpelukan.

    Saat pagi hari Ujang bangun dan melihat Neneng yang tidur terlentang, dia melihat perempuan itu masih telanjang dan tertarik saat melihat gundukan daging yang ditumbuhi rambut halus, kemudian dia mulai meraba memek Neneng. Saat Neneng merasakan memeknya ada yang mengusap-usap dia terbangun melihat Udin tersenyum dan membiarkan Udin memperlakukannya seperti itu. Udin kemudian naik ke atas tubuh Neneng menindihnya dan mengarahkan kontolnya ke memek Neneng lalu menekannya.

    “Akh…ngehh”
    “Enak kan Din sss… Akh.. Tekan yang dalem din.. Akhh…”

    Udin menggerakkan pantatnya maju mundur dan Neneng Menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan maju mundur pantat Udin. Hanya desahan yang terdengan dari mulut mereka berdua.

    “aduh din…terus… Akh.. Yaaa terus din yang kerasss akhh din yeah…terus akhh…”
    “Akh teh udin mau keluarehh akh teh… sss.. Akkkh…ngahouch…”
    “Teteh dateng din akh…din… Aouchhh…”


    Badan mereka berdua menegang, Neneng mengangkat tinggi-tinggi pantat dan dadanya, sedangkan Udin seperti busur panah, pantanya menekan memek Neneng dan tangannya meremas seprei dan sesaat kemudian mereka terkulai lemas. Kepala Udin rebahan di susu Neneng dan kemudian tidur terlentang di sisi Neneng. Beberapa saat kemudian.

    “Din yang tadi gratis tapi kalo mau teteh bersihin sekalian Udin harus bayar yah murah kok cuman 20000 aja.”

    Udin hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian Neneng mulai menjilati seluruh badan Udin dada Udin kemudian turun kebawah. Saat sampai di kontol Udin Neneng menjilati kepala kontoln Udin yang masih sedikit tersisa spermanya yang mulai kering, dan kemudian mengulumnya.

    “akh…teh..sss… Aduh..geli… Akhh…”, Udin mendesah dan badannya gemetaran, da kontolnya mulai mengeras lagi.

    Neneng terus mengulum kontol Udin sambil mengocoknya. Udin menggerakkan pantatnya naik turun.

    “akhh…teh…teehhhh ouch…”

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.


    .jpg” alt=”” width=”1280″ height=”820″ />



  • Kisah Memek Ngentot dengan ABG tetangga

    Kisah Memek Ngentot dengan ABG tetangga


    2885 views

    Duniabola99.com – Minggu sore hampir pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak pagi penisku tak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin segera disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong. Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang, karena ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya. Anak tunggalku ikut ibunya. Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya. “Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”, gumamku. Langitpoker


    Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda. Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap. “Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang belum tersentuh. Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara.

    Renny anak tetangga mendekat. “Selamat sore Om. Tante ada?” “Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?” “Wah gimana ya..” “Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.”tiny ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku. “Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu. “Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..” “Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.”Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.”Oke silakan masuk dan pilih sendiri”. Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti. “Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa. Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu. “Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku. “Ngg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana” Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku.

    Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dan anak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”. Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan. “Sudah ketemu Ren?” tanyaku.”Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh. “Mau lihat CD bagus nggak?” “CD apa Om?” “Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.” Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar. “Film apa sih Om?” “Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga. “Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh. “Bagus kan?” “Ini kan film porno Om?!” “Iya. Kamu suka kan?” Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya. Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang. “Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya. “Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya. Kucium sekilas tengkuknya.


    Dia menggelinjang. “Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..” “Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak. “Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..” Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang. Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam. “Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi. Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku.

    Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil. “Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan. “Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya. “Iii.. iya Om. Tapi..” “Kamu pengin lebih enak lagi?” Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri. “Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas. Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk. “Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan.

    Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. “Ouu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei. Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu. “Ahh.. ohh.. asshh..”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku. “Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?” “Ouu enak sekali Om..” Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan. Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya.


    Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini. “Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks. “Tapi takut Om..” “Nggak usah takut. Takut apa sih?” “Hamil” Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong” Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku. “Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”. “Kalau ketahuan Tante gimana?” “Ya jangan sampai ketahuan dong” Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani ABG tetangga.




  • Kisah Memek Ngintip Mbak Eka Yang Bohay

    Kisah Memek Ngintip Mbak Eka Yang Bohay


    2882 views

    Duniabola99.com – Pada saat itu saya mempunyai teman akrab yang bernama Deni, Saya dan dia sama–sama sekolah di sekolah yang sama, hanya berbeda kelas, dia di kelas II-E, sedangkan saya di kelas II-F, tetapi kami berteman. Deni adalah seorang anak yang berkecukupan dan bisa dibilang kaya.


    Deni mempunyai dua rumah, rumah yang satu dipakai oleh kedua orang tuanya, sedangkan rumah yang satunya lagi oleh orang tuanya dikontrakkan ataupun dikoskan kepada para pegawai atau mahasiswa, dan kebetulan sekali Deni diam di rumah yang dikontrakkan tadi. Dengan alasan biar tidak susah dan jauh dari sekolah dan ingin belajar hidup sendiri, maka Deni diperbolehkan tinggal di rumah yang satunya itu.

    Memang kebutuhan hidup Deni selalu dipenuhi oleh orang tuanya, dimana kedua orang tuanya bekerja dan Deni mempunyai adik 2 orang, tetapi masih kecil–kecil. Di rumah Deni yang dikoskan tersebut, dari sekian banyak orang yang tinggal, ada seorang wanita yang bernama Eka. Sebut saja Mbak Eka, Mbak Eka tersebut mempunyai bentuk tubuh yang aduhai, dengan ciri-ciri dia mempunyai tinggi sekitar 160 cm dengan badan ideal dan wajah imut–imut, kulit putih, pokoknya cantik dan rambut hitam panjang sebahu.

    Mbak Eka tersebut sudah keluar sekolah SMA telah 2 tahun dan pada waktu itu Mbak Eka bekerja di perusahaan swasta yang masuk kerjanya selalu kebagian masuk siang atau biasa disebut shift dua.

    Deni dan saya sendiri suka pulang sekolah siang hari, kira–kira pukul 13:00 siang, karena saya sekolah pagi. Setiap pulang sekolah Deni selalu pulang ke rumah. Yang ada di rumah hanyalah tersisa Mbak Eka saja, sebab yang lainnya bekerja berangkat pagi dan baru pulang sore hari. Setiap sehabis pulang sekolah, Deni sering sekali dan bahkan hampir tiap hari mengintip Mbak Eka yang sedang mandi untuk pergi ke kantor.

    Kamar mandi di rumah Deni hanya satu, dan Deni tidur di kamar atas, sedangkan kamar mandi tersebut ada celah yang menembus dari atas. Kata si Deni biar cahaya matahari masuk ke kamar mandi untuk mengirit uang. Deni mengintip Mbak Eka yang imut–imut dan berbody mulus itu. Mbak Eka pun mempunyai payudara yang tidak kalah dari model–model majalah top Idonesia dan mempunyai bulu–bulu yang seksi di sekitar alat kelaminnya.

    Pada saat mandi Mbak Eka sering sekali selalu seperti meraba–raba payudaranya sendiri, dan tidak jarang juga Mbak Eka suka seperti menggosok–gosokkan tangannya ke alat kelaminnya. Pernah juga Mbak Eka sepertinya memasukkan tangannya sendiri ke dalam alat kelaminnya atau goa hiro-nya itu dengan mendesah seperti kesakitan dan kenikmatan,


    “Eeh.. ehh.. uuhh.. uuhh.. iihh.. ahh..”

    Karena Deni sering sekali mengintip Mbak Eka mandi pada siang hari untuk pergi ke kantor, Deni menjadi terobsesi untuk menyetubuhi Mbak Eka. Deni pun setelah mengintip Mbak Eka mandi, dia sering sekali langsung melakukan kocokan terhadap alat kelaminnya (loco–loco), karena Deni terangsang oleh bentuk tubuh sensual milik Mbak Eka. Karena Deni sering melakukan hal tersebut, akhirnya Deni pun meminta foto-nya Mbak Eka dengan alasan buat kenang–kenangan.

    Mbak Eka pun memberikannya tanpa curiga sedikit pun. Rasa nafsu birahinya Deni pun semakin meningkat, sebab Deni melakukan onani terhadap alat kelaminnya sambil memandangi foto Mbak Eka. Hampir tiap hari Deni setelah pulang sekolah selalu melakukan aktifitasnya seperti itu. Hubungan Deni dan Mbak Eka memang dekat, karena Mbak Eka pun kepada Deni sudah menganggap seperti adik sendiri, sedangkan Deni ingin sekali menjadi pacar Mbak Eka, apalagi berhubungan badan dengannya, itulah impian Deni.

    Mbak Eka memang selalu hobby nonton film yang semi porno, seperti film remaja barat. Tidak jarang juga menonton bersama Deni di ruang tengah tamu. Bila ada film baru, Deni selalu membawa teman–teman kami, khususnya cowok dan kalau cewek sulit diajaknya, bahkan banyak yang bilang film yang kami tonton itu jorok.

    Hingga suatu hari, Mbak Eka kebetulan libur dan Deni setelah habis pulang sekolah langsung bertanya kepada Mbak Eka,

    “Mbak kok belum mandi..? Enggak masuk kantor yah Mbak..?”

    Dengan nada semangat Mbak Eka pun menjawab,

    “Enggak Den, kan Mbak hari ini libur Deni..”

    Pada waktu itu munculah ide gila dibenak Deni. Deni langsung pergi ke sebuah rental VCD yang letaknya tidak jauh dari rumah Deni. Waktu itu Deni sangat beruntung, Deni mendapatkan kaset vCD tersebut, dan film yang dipinjam Deni bukanlah film cerita tentang kehidupan remaja yang selalu dipinjam dan ditonton oleh kami. Film yang dipinjam Deni pada waktu itu film luar yang memang sebuah film yang bukanlah film semi, melainkan film vulgar atau blue film ataupun bisa dibilang film porno.

    Setelah dari tempat penyewaan VCD, Deni segera pulang dengan perasaan sudah tidak sabar ingin menonton film tersebut bersama–sama Mbak Eka.

    Sesudah sampai, Mbak Eka bertanya pada Deni, “Deni habis dari mana, kok kayaknya cape Den..?”


    Deni langsung menjawab dengan nafas kelelahan,

    “Ohh.. oh.., i.. ini Mbak, habis pinjam film, Mbak mau nonton enggak..?” dengan hati yang berharap supaya Mbak Eka pun ikut menonton.

    Dan Mbak Eka pun menjawab, “Emangnya film apaan tuh Den..?”

    “Oh.., ini filmnya pasti deh okey, Mbak pokoknya pasti ingin nonton deh..!”

    Mbak Eka pun akhirnya ingin tau juga apa film tersebut, “Oke deh Den, tapi Mbak Eka beres–beres dulu yach Den..!”

    “Iyah deh Mbak, Deni tunggu di atas..”

    Memang di kamar Mbak Eka tidak ada TV dan kebetulan di kamar Deni ada TV.

    Setelah menonton Mbak Eka sangat terkejut melihat film tersebut.

    “Den kok ini film-nya full gar amat, dan Kamu harusnya enggak nonton yang ginian Den..?”
    “Ah Embak.., kan Deni udah gede Mbak, masa harus nonton film Doraemon melulu, bosankan Mbak.. lagian biar tidak jenuh.”

    Mbak Eka pada waktu itu terlihat dirinya terangsang oleh adegan–adegan yang diperagakan di film tersebut, terlihat Mbak Eka saat menonton duduknya tidak mau diam dan sekali-kali Mbak Eka pun sepertinya menelan air ludahnya. Deni pun pada waktu itu sudah pasti batang kejantanannya sudah menegang, yang rasanya ingin juga melakukan adegan–adegan seperti di film tersebut, karena sang putri sebagai lawan mainnya sudah di depan mata dia.

    Tapi setelah film kedua selesai, Mbak Eka langsung meminta ijin untuk pergi ke kamar tidurnya dan Deni pun membereskan kaset VCD tersebut. Tidak lama kemudian Mbak Eka masuk ke kamar mandi, tetapi Deni pada saat itu tidak ingin lagi mengintip Mbak Eka, melainkan ingin sekali berhubungan tubuh bersama Mbak Eka.

    Deni sambil menunggu Mbak Eka keluar dari kamar mandi, berpura-pura menonton TV di tengah rumah tersebut. Tidak lama kemudian terlihatlah Mbak Eka keluar dari kamar mandi yang hanya memakai handuk saja sehingga pada saat itu Deni pun semakin terangsang ingin sekali langsung menerkam Mbak Eka.
    Mbak Eka pun sambil jalan menuju ke kamar tidurnya bertanya kepada Deni, “Deni Kamu mau mandi juga..?”

    Deni langsung menjawab, “Ah enggak Mbak..!”

    Tidak lama kemudian Mbak Eka masuk kamar, dan Deni pada saat itu langsung saja secara diam–diam ingin mengintip Mbak Eka. Hari itu adalah suatu keberuntungan bagi Deni, karena ternyata pintu kamar Mbak Eka tidak ditutup rapat. Pada waktu itu Deni yang tidak berpikir panjang langsung saja masuk ke dalam kamar Mbak Eka dan langsung menutup pintu Mbak Eka dan menguncinya. Mbak Eka sangat terkejut karena pada saat itu Mbak Eka sedang memakai CD-nya yang baru sampai ke pahanya.


    “Deni.., Kamu apa–apaan Deni..? Kamu berani kurang ajar Den..?” kata Mbak Eka terkejut.

    Tanpa dihiraukannya omongan Mbak Eka, Deni langsung menerkam Mbak Eka bagaikan harimau menerkam rusa. Langsung saja Mbak Eka berontak dan marah. Deni mendorong Mbak Eka ke kasur tidur dan langsung menutup mulut Mbak Eka agar bungkam seribu kata.

    Deni pada saat itu memang sudah kemasukan setan, Deni langsung menyiumi bibir Mbak Eka sampai dengan payudara Mbak Eka sambil memegang kedua tangan Mbak Eka. Posisi mereka pada saat itu Deni di atas badan Mbak Eka yang hanya memakai CD sampai dengan pahanya. Mbak Eka pun berontak, sehingga Deni menyiumi bibir Mbak Eka tersebut merasa sulit. Setelah itu, Deni menyiumi bibir, leher dan sampai payudara Mbak Eka. Setelah ada 10 menit dengan gigitan kecil, akhirnya Mbak Eka sepertinya sudah pasrah akan tindakan Deni tersebut.

    Karena terlihat di wajah Mbak Eka sudah pasrah dan tidak berontak lagi sambil meneteskan air mata, akhirnya Deni melepaskan bajunya dan celananya hingga Deni tidak memakai sehelai kain apa pun. Deni langsung saja melepaskan CD yang akan dipakai oleh Mbak Eka yang hanya sampai di pahanya. Secara sepontan Deni memegang kedua kaki Mbak Eka dan langsung menariknya sehingga alat kelamin Mbak Eka sudah di ujung pintu kenikmatan.

    Tanpa basa–basi Deni memasukkan batang kejantanannya yang sudah menegang dari tadi dengan bantuan tangannya, tetapi anehnya batang kejantanan Deni sulit sekali dimasukkan ke dalam liang keperawanan Mbak Eka, sehingga Deni berusaha secara paksa.

    Akhirnya Deni dapat menembus tembok sempit liang kewanitaan Mbak Eka, sehingga Mbak Eka langsung menjerit kesakitan,

    “Ahh.. ahh.. aawww..” karena pada saat itu kesucian Mbak Eka sudah hilang oleh batang kejantanannya Deni.

    Karena mendengar Mbak Eka menjerit, nafsu birahinya Deni semakin bertambah. Deni terus mengayun batang keperkasaannya ke depan, mundur-depan-mundur untuk menuju gerbang kenikmatan yang diharapkan Deni pada klimaksnya berhubungan seks. Sekitar 15 menit kemudian, Mbak Eka merasakan liang senggamanya sudah lecet, sehingga Mbak Eka ingin sekali melepaskan batang kejantanan Deni dari liang kewanitaannya.


    Tetapi Deni tidak melepaskannya, malahan menarik paha Mbak Eka agar tetap pada keadaannya. Hal ini mengakibatkan Mbak Eka terlihat lemas sekali dan tidak lagi berontak, karena memang sudah benar-benar lelah di 20 menit terakhir setelah perlakuan tidak senonoh yang dilakukan Deni terhadapnya. Tidak lama kemudian, batang kejantanan Deni pun terasa hangat, lecet, dan akhirnya terasa deyutan–deyutan seperti ingin mengeluarkan cairan. Dan akhirnya cairan penyumbur Deni pun menyempot ke dalam liang senggama milik Mbak Eka.

    Karena deni melihat Mbak Eka sudah lemas, Deni pun segera mengambil tindakan langsung menggenjot kembali batang kemaluannya ke dalam dan keluar liang senggama Mbak Eka secara cepat. Dari mulai sempit hingga terasa liang senggama Mbak Eka semakin lebar. Memang kali ini tidak menyempit lagi, laju jalannya batang kemaluan Deni tidak terhimpit lagi dan terasa saat itu pula terlihat adanya cairan yang dikeluarkan dari liang senggama Mbak Eka. Pemandangan ini membuat Deni bertambah semangat.
    Mbak Eka pada saat kelelahan hanya bisa mengucapkan, “Ahh.. ahh.. iih.. uuhh.. aaw.. uuh.. iihh.. eehh..” saja.

    Dan deni tidak berkata apa–apa karena terlalu nikmatnya perasaan yang dapat Deni rasakan saat itu.

    Hingga ada 1 jam berlanjut, Deni akhirnya melepaskan batang kejantanannya dari dalam liang kewanitaan Mbak Eka. Terlihat cairan mani yang bercampur antara yang dikeluarkan oleh batang keperkasaan Deni dengan air mani yang dikeluarkan oleh Mbak Eka. Mbak Eka hanya tergeletak setelah Deni tidak lagi menggagahinya. Mbak Eka terhempas ke dalam penderitaan birahi dengan tubuh tidak tutupi apa–apa dan matanya sayu meneteskan air mata. Deni karena kelelahan juga tergeletak di samping Mbak Eka dan menikmati keberhasilan dirinya yang telah mencapai kenikmatan dalam berhubungan badan yang selalu diinginkannya.

    Setelah beberapa lama, Deni dan Mbak Eka tergeletak di kasur. Deni segera bangun dan langsung menerkam Mbak Eka kedua kalinya dengan memeras payudara Mbak Eka, sehingga Mbak Eka kembali mengucapkan desahannya.

    “Ahh.. ahh.. Den jangan.. diterusin Denn.. jangann.. Denn..!”

    Deni tidak menghiraukan ucapan Mbak Eka tetapi justru langsung Deni meraba–raba dan sekali-kali memasukkan tangannya ke dalam liang kewanitaan Mbak Eka. Mbak Eka menjerit kesakitan karena liang senggamanya seperti dirobek–robek oleh tangan nakal Deni.


    “Aaawww.. awww.. iihh.. uuhh.. aauuw..!”

    Seteleh itu keluarlah cairan yang hangat dari liang senggama Mbak Eka. Deni langsung menjilati cairan tersebut dari liang kewanitaan yang sudah banjir milik Mbak Eka. Mbak Eka pun anehnya tidak kesakitan, tetapi justru kegelian.

    “Den.. Den.. aduh.. geli.. Den.. geli.. Den..!”

    Karena batang keperkasaan Deni masih sangat tegang tetapi Deni juga melihat Mbak Eka sudah benar–benar kelelahan. Akibatnya, Deni langsung mengocok (mengonani) batang kejantanannya dengan tangannya dengan frekuensi yang sangat cepat, sehingga Deni ingin mengeluarkan air maninya. Tanpa memberi aba-aba, Deni langsung menyodorkan kemaluabnnya tepat di mulut Mbak Eka. Tidak lama kemudian air mani menyempot ke mulut Mbak Eka dan langsung Deni menyusut-nyusutkan batang kejantanannya ke mulut Mbak Eka yang masih tergeletak kelelahan di kasur.

    Deni langsung mengambil tangan Mbak Eka dengan bantuan tangannya sendiri untuk memegang batang keperkasaannya yang sudah loyo. Deni menyuruh Mbak Eka untuk memegang dengan kepalan yang keras dengan bantuan tangan Deni dan langsung mengayunkan keluar ke dalam hingga Deni merasa puas pada saat itu.

    Setelah kejadian tersebut, hubungan Deni dan Mbak Eka menjadi renggang. Dan beberapa minggu sesudah itu, akhirnya Mbak Eka pindah kontarkan. Tidak lagi di rumah Deni. Dan akhirnya Deni sangat kehilangan Mbak Eka karena memang secara diam–diam Deni pun mencintai Mbak Eka.
    “Mbak Eka-ku sayang Mbak Eka-ku malang..” ucap Deni dengan menyesal.

  • Kisah Memek Karena Hutang Aku Disetubuhi

    Kisah Memek Karena Hutang Aku Disetubuhi


    2880 views

    Duniabola99.com – berikut ini memang murni pengalaman pribadiku yang bermula dari keterpaksaan hingga menimbulkan rasa ketagihan. Aku menjadi semakin binal sejak kejadian itu. Kenikmatan dari lelaki yang bukan suamiku membuat aku gila seks.


    Perkenalkan, namaku adalah Anti umurku 29 tahun, aku adalah seorang istri dari seorang lelaki bernama Bayu yang umurnya juga sama denganku. Aku hanyalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan Bayu bekerja hanya kalau sedang ada proyek saja. Kalau sedang tidak ada proyek maka Bayu hanya diam di rumah dan tidak berusaha untuk mencari pekerjaan tetap yang bisa menjamin hidup kami. Selama 3 tahun pernikahan kami, Bayu tidak pernah bekerja tetap di satu perusahaan. Entah untungnya atau sialnya kami sampai sekarang belum dikarunai seorang anak. Akibat dari Bayu yang tidak mempunyai pekerjaan tetap akhirnya dia mempunyai hutang dimana-mana. Sampai suatu saat ada orang yang datang ke rumah kami dan marah-marah karena Bayu belum juga membayar hutangnya.

    Pada saat itu aku hanya bisa menemani Bayu di sisinya menghadapi kata-kata kasar orang yang dihutangi oleh Bayu. Aku sendiri melihat gelagat yang aneh dari orang itu. Sambil marah-marah matanya seringkali tertangkap olehku sedang melirik ke arahku. Aku sendiri memang mempunyai tubuh yang cukup bagus menurutku. Tinggi 170cm (termasuk tinggi untuk perempuan lokal), berat 60kg, kulit sawo matang, dengan ukuran dada 36.

    Kehidupan seks kami tidaklah bermasalah walaupun tidak bisa dibilang istimewa. Bayu selalu dapat memuaskanku walaupun dia adalah seorang yang konservatif yang selalu bermain dengan gaya yang itu-itu saja. Beberapa hari setelah rumah kami didatangi oleh orang yang menagih hutang, aku melihat orang tersebut di jalan ketika aku mau pergi ke rumah saudaraku. Tadinya aku akan meminjam uang dari saudaraku untuk menutupi hutang Bayu pada orang tersebut, tapi ditengah jalan aku mempunyai pikiran lain. Aku ikuti orang tersebut untuk mengetahui dimana rumahnya. Tadinya niatku hanya untuk mengetahui saja, tapi akhirnya aku mempunyai niat lain. Aku putuskan untuk menggadaikan tubuhku untuk melunasi hutang-hutang suamiku kepada orang itu.

    Setelah aku mantap dengan niatku, beberapa hari kemudian aku memberanikan diri untuk mendatangi rumah orang tersebut. Rumah orang itu memang sangat besar dan sangat mewah. Setelah berhasil mengatasi rasa gugupku akhirnya kuberanikan diri untuk memencet bel. Tak lama kemudian seorang lelaki kurus yang kupikir adalah pesuruh di rumah itu keluar.

    “Nyari siapa bu?”

    “Hmm. Bapaknya ada?” tanyaku pada lelaki tersebut.

    “Ibu siapa? Biar saya sampaikan ke Bapak.”

    “Bilang aja dari istrinya pak Bayu.”

    Akhirnya pesuruh itu masuk ke dalam rumah dan tak lama berselang dia keluar lagi untuk membukakan pagar.

    “Tunggu aja di ruang tamu bu.” Katanya padaku. Langsung saja aku menuju ke arah yang ditunjuknya.

    Sebuah pintu dari kayu jati dengan ukiran yang sangat cantik. Belum juga aku sampai ke depan pintu, pintu tersebut sudah dibuka dari dalam. Rupanya yang membukakan pintunya adalah orang yang kucari. Orang dengan perawakan kurang lebih 180cm dan kuperkirakan beratnya 75kg. Aku perkirakan umurnya sekitar 50 tahun. Berkulit hitam dan terlihat masih segar. Kesan angker yang ditunjukkannya pada saat menagih hutang tidak ada sama sekali pada saat aku datang. Justru aku menangkap kesan ramah dan sopan dari dia. Dia langsung menjabat tanganku sambil menyebut namanya.


    “Broto. Mari masuk bu…”

    “Anti” Jawabku langsung ketika melihat dia kebingungan.

    “Oh iya. Bu Anti silahkan masuk”

    Aku langsung masuk menuju ruang tamu. Dan Pak Broto langsung memersilakan aku untuk duduk.

    “Mau minum apa bu Anti?”

    “Ah gak usah repot-repot pak” jawabku dengan gaya basa-basi bangsa timur.

    Akhirnya Pak Broto menyuruh pembantunya untuk membuatkan sirup.

    Sambil menunggu minuman datang pak Broto memulai pembicaraan, sekaligus untuk mencairkan suasana yang kaku. Seolah-olah dia tahu kalau aku gugup dan grogi bertemu dengannya. Kuakui dia adalah sosok yang bisa membuat pembicaraan menjadi santai. Ditambah lagi mungkin dengan wawasan yang cukup luas sehingga dia sepertinya tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan layaknya penyiar radio yang selalu ngoceh sepanjang jam siaran. Semakin jauh kami berbicara justru aku semakin kehilangan rasa gugupku yang tadi menghinggapi. Obrolan kami sempat terhenti karena pembantu pak Broto datang membawakan minuman pesananan majikannya.

    “Silahkan diminum bu Anti”

    “Oh iya pak. Terima kasih.” Tak lama langsung saja kuteguk minuman yang disuguhkan.

    “Koq sepi ya pak? Istri bapak lagi keluar?” Tanyaku unuk memulai obrolan kembali.

    “Istri saya sudah lama meninggal.”

    “Oh maaf pak, saya gak tahu”

    “Oh gak apa-apa. Oh iya bu Anti sudah berapa lama menikah dengan pak Bayu?”

    “Tiga tahun pak. Tapi ya gitu deh pak. Mas Bayu gak pernah punya kerjaan tetap. Jadi makin lama makin numpuk aja hutangnya. Ditambah lagi sampai sekarang kami belum juga punya anak” kataku sekalian curhat sedikit ke pak Broto.

    Setelah disinggung soal hutang, pak Broto akhirnya menanyakan perihal hutang suamiku. Dan dia juga bercerita bahwa sebenarnya suamiku tidak hanya berhutang kepadanya tapi juga ke teman-teman pak Broto. Jujur saja aku kaget, karena selama ini suamiku tidak pernah berkata jujur perihal hutangnya. Rupanya pak Broto sudah menyimpan rencana sendiri yang kurang lebih mirip dengan rencanaku. Dan akhirnya rencana itu disampaikan kepadaku, bahwa hutang suamiku bisa lunas dengan catatan aku mau diajak bercinta dengannya. Pengurangan hutang suamiku satu juta setiap aku melayaninya. Dan itu berlaku juga untuk hutang suamiku dengan teman-temannya yang ternyata ada dua orang lagi. Dan ternyata suamiku berhutang sepuluh juta ke setiap orangnya. Ini berarti aku harus bercinta tiga puluh kali, dengan setiap orangnya aku layani sepuluh kali. Aku sempat berpikir juga melihat keadaan yang seperti itu, tapi demi melunasi hutang suamiku akhirnya aku sanggupi permintaannya. Akhirnya aku disuruh kembali lagi keesokan harinya, karena hari itu Pak Broto sudah mempunyai janji dengan rekan bisnisnya. Sebelum pulang aku menanyakan apakah teman-temannya berkenan dibayar hutangnya dengan tubuhku? Dan Pak Broto berhasil meyakinkan bahwa teman-temannya pasti akan satu suara dengannya.


    Akhirnya keesokan harinya aku datang kembali ke rumah Pak Broto. Hari itu aku untuk pertama kalinya berdandan bukan untuk suamiku, tapi untuk laki-laki lain. Aku datang dengan pakaian tetap casual saja. Toh pikirku nantinya pakaian ini juga tidak berguna karena ketika aku menunaikan tugasku baju ini harus dilepas. Yang jelas aku mempersiapkan mentalku untuk hal ini. Karena ini juga untuk pertama kalinya aku akan disetubuhi oleh laki-laki yang bukan suamiku. Dan yang jelas aku juga mempersiapkan vaginaku. Semua bulu-bulu yang tumbuh disekitar vaginaku kucukur habis, sehingga vaginaku bisa terlihat dengan jelas. Sesampainya di rumah Pak Broto aku disambut dengan hangat, Pak Broto mencium punggung tanganku dan kedua pipiku. Diriku agak canggung menerima perlakuan yang diberikan kepadaku, karena dia bukan suamiku. Tetapi aku sendiri tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh suamiku. Saat itu aku merasa diperlakukan layaknya seorang perempuan. Dia tidak menunjukkan bahwa dia hawa nafsunya, tapi justru menunjukkan sikap seorang lelaki dewasa yang membuatku sedikit “terbius” oleh perlakuannya.

    Setelah sambutan hangatnya aku langsung diajak menuju kamarnya. Kamar yang cukup mewah bagiku. Dan rupanya Pak Broto telah menyulap kamarnya menjadi begitu indah. Wangi bunga telah memenuhi seisi kamarnya. Ketika aku masih terpesona dengan kamarnya yang mewah tiba-tiba dia memelukku dari belakang. Refleks dan sedikit terkejut membuat diriku agak memberontak. Tetapi dia meyakinkan diriku untuk tenang dan menikmati saja saat-saat tersebut. Dia mulai menciumi leher dan kupingku yang jelas membuatku terangsang. Lalu dia membalikkan tubuhku sehingga kami saling berhadapan.

    “Boleh kupanggil Anti saja?” tanyanya padaku.

    “Hmm.. boleh aja pak”

    “Wah. Jangan panggil pak dong. Panggil saja Broto. Supaya lebih mesra.”

    “Iya Broto. Boleh aja kalau kamu mau panggil aku Anti.” aku mulai menikmati keadaan.

    “Hmm.. Anti. Sebenarnya ada satu lagi kejutan untukmu hari ini.”

    “Apa itu?”

    Belum dia menjawabnya tiba-tiba pintu kamar terbuka. Lalu ada dua orang memasuki kamar tersebut. Hal itu jelas saja membuat aku kaget.

    “Ini dia kejutannya. Ada dua orang lagi temanku yang dihutangi suamimu yang ingin ikut bermain dengan kita.”

    “Tapi Broto…” “Tenang saja. Kalau kau melayani kami sekaligus maka bayarannya dinaikkan menjadi 1,5 juta untuk sekali main. Tidak lagi satu juta.”

    Sebenarnya aku agak keberatan juga dengan keadaan itu. Tapi karena suasana yang tercipta sudah kunikmati akhirnya aku menyetujuinya. Kedua temannya memang berbeda sekali dengannya. Temannya yang satu bernama Faisal, keturunan Arab mempunyai dan berkulit putih. Sedangkan yang satunya bernama Hans, keturunan Cina. Tapi yang jelas ketiganya mempunyai postur tubuh yang sama. Tinggi besar dan tegap. Beda sekali dengan suamiku yang tingginya kira-kira sama denganku dan mempunyai tubuh yang tidak sebagus mereka. Jujur saja diam-diam aku mulai mengagumi mereka bertiga dan mulai membayangkan disetubuhi oleh mereka bertiga.

    Aku sudah lagi tidak peduli dengan suasana romantis di kamar Pak Broto, tapi aku sudah mulai membayangkan suasana liar yang akan terjadi berikutnya. Tiba-tiba saja Pak Broto sudah mulai mencium bibirku. Aku yang dari tadi sedang menghayal jelas terkejut, walaupun tidak lama dan langsung membalas ciuman dari Pak Broto. Tak lama berselang Faisal dan Hans langsung bergabung. Faisal datang dari belakangku dan langsung menciumi leherku sedangkan Hans langsung ke tujuan dengan meremas kedua dadaku. Hal ini jelas saja membuat nafsuku meledak. Aku tidak tahan untuk tidak bersuara, dan akhirnya akupun mulai mengeluarkan desahan dari mulutku.


    Setelah itu bajuku dan celana panjang yang aku pakai mulai dilepas dari tubuhku sehingga terlihat bra dan cd yang aku kenakan. Hal ini jelas saja membuat mereka bertiga tambah liar untuk menjamah tubuhku. Dan tak lama berselang bra dan cdku pun ikut lepas dari tubuhku sehingga aku benar-benar bugil. Sudah tidak ada lagi perasaan canggung dan malu di diriku. Yang ada hanya nafsu yang sudah berada di ubun-ubun. Setelah itu mereka bertiga pun melepas pakaiannya masing-masing. Dan aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa kagetku ketika mereka bertiga sudah bugil. Karena mereka semua mempunyai ukuran penis yang sangat besar bagiku. Panjang penisnya sekitar 20 cm dan berdiameter kira-kira 4-5 cm. Aku sendiri tidak dapat membedakan secara pasti punya siapa yang paling besar. Karena ukuran penis mereka yang hampir sama. Tapi yang jelas berbeda sekali dengan punya suamiku yang hanya sekitar 13cm dengan diameter 2 cm. Aku dihadapkan dengan tiga penis raksasa. Perasaan takut dan penasaran bercampur aduk di diriku. Takut karena belum pernah melihat penis dengan ukuran sebesar itu. Penasaran karena perempuan mana yang tidak mau vaginanya dimasuki penis seperti itu.

    Setelah semuanya bugil mereka membimbingku untuk jongkok, dan setelah itu mereka semua mengelilingiku. Mereka minta dioral secara bergantian. Lalu kulakukan permintaan itu dengan senang hati walaupun agak bersusah payah. Aku sering mengoral suamiku, tetapi yang ini beda. Tiga penis dengan ukuran jauh dari penis suamiku. Ukuran penis mereka membuat aku agak gelagapan dan sedikit sesak nafas awalnya. Tapi lama-lama akhirnya aku bisa menguasai keadaan juga. Ketika aku mengoral penis pak Broto kedua tanganku mengocok penis Hans dan Faisal, begitu seterusnya. Jika satu sedang kuoral maka yang dua lagi kebagian kocokan tanganku.

    “Aarrrgghhh nikmat sekali seponganmu anti” ucapan itu terlontar dari Faisal ketika mendapat giliran dioral olehku. Hans mendapat giliran terakhir untuk kuoral.

    Dan ketika giliran Hans mereka membimbingku ke arah tempat tidur. Rupanya mereka memintaku untuk mengoral Hans sambil terlentang sementara penis Hans berada di atas mulutku. Ketika sedang asik-asiknya menikmati penis Hans, tiba-tiba kurasakan rangsangan hebat di kedua payudaraku dan di vaginaku. Rupanya Faisal sedang asik menggerayangi kedua payudaraku. Dia sedang asik meremas dan menjilati kedua payudaraku. Sedangkan Pak Broto berada di selangkanganku, dia terlihat asik menjilati vaginaku. Terang saja aku mengoral Hans sambil mengerang (ingin berteriak tidak bisa karena mulutku disumpal penis Hans) keenakan karena perlakuan kedua orang tadi terhadap dua tempat sensitif di tubuhku. Tak lama kemudian Hans melepaskan penisnya dari mulutku lalu bergabung dengan Faisal untuk menikmati payudaraku. Faisal menggarap payudara kiriku sedangkan Hans yang kanan pak Broto tetap menjilati vaginaku. Hal ini membuatku terangsang hebat sehingga tidak tahan lagi untuk berteriak dan meracau.

    “Aarrrrgghhh, nikmat banget… teruuussss… aaarrgghhh… aayoo teruusss”

    Akhirnya aku sampai juga pada orgasmeku yang pertama. Tak lama kemudian aku merasakan sesuatu menempel di bibir vaginaku. Setelah kulirik ternyata pak Broto sudah siap memasukkan penisnya itu ke dalam vaginaku. Aku merasakan penis pak Broto semakin lama semakin mendesak vaginaku. Aku merasa seperti perawan lagi karena begitu susahnya penis pak Broto memasuki vaginaku. Terang saja susah, penis sebesar itu mencoba masuk ke dalam vaginaku yang biasanya hanya dimasuki penis Bayu yang sekarang menjadi biasa bagiku. Terbantu oleh vaginaku yang sudah basah akhirnya penis pak Broto berhasil masuk juga. Perlahan-lahan pak Broto mulai menggoyangkan penisnya keluar masuk di vaginaku. “Arrrghhh broto… terus… cepetin donkk.. ent*tin…” aku sudah meracau tak karuan karena penis pak Broto yang menghadirkan kenikmatan yang luar biasa. Ditambah lagi Hans dan Faisal yang masih sibuk dengan kedua payudaraku.

    Akhirnya setelah dirasa lancar pak Brotopun mulai mempercepat goyangannya. Baru beberapa goyangan saja aku sudah orgasme lagi padahal kulihat pak Broto masih kuat menggoyang penisnya. Makin lama makin cepat dan cepat sampai akhirnya aku tak tahan dan sampai pada orgasme ku yang kesekekian kali. Setelah agak lama terasa goyangan pak Broto semakin cepat dan cepat kemudian sampai pada goyangan dia yang terakhir, tubuhnya mengejang keras sekali, suaranya melenguh setengah berteriak. Dan aku bisa merasakan kalau dia orgasme. Semburan spermanya di dalam vaginaku terasa sekali. Tak lama berselang pak Broto mencabut penisnya dan aku didatangi oleh Hans dan Faisal yag tampak sudah tidak sabar. Aku lihat Hans membawa baby oil. “Untuk apa?” tanyaku. “Sudahlah nikmati saja” begitu kata Hans.


    Karena memang gairahku masih diatas akhirnya aku tidak pedulikan lagi. Tak lama mereka memintaku untuk berposisi doggy style, dan aku iyakan saja toh aku juga terbiasa dengan gaya itu. Tapi betapa kagetnya ketika kurasakan Hans menumpahkan baby oil di lubang pantatku dan di penisnya lalu kemudian berusaha memasukkan penisnya itu ke pantatku. Tadinya aku ingin berontak, tetapi Faisal memegangi tubuhku dengan erat supaya tidak berontak. Terasa sedikit sakit ketika penis Hans mencoba untuk memasuki lubang pantatku tetapi kemudian setelah masuk terasa nikmat yang luar biasa juga. Tidak kalah dengan nikmatnya ketika masuk ke vagina. Lalu Hans kemudian mulai untuk menggoyang penisnya di dalam pantatku. Ketika sudah lancar dan baru beberapa saat Hans meminta merubah posisi tanpa melepaskan penisnya dari pantatnya. Kami berdua terlentang dan bertindihan dengan aku diatasnya. Sehingga makin kurasa Penis itu bergerilya di lubang pantatku.

    Tak lama kemudian Faisal menghampiri kami dan sudah siap dengan penisnya yang sudah berdiri tegak dan diarahkan ke vaginaku yang terbuka menantang. Akhirnya Faisal memasukkan penisnya ke dalam vaginaku berbarengan dengan Hans dia menggoyangkan penisnya keluar masuk vaginaku. Sebuah pengalaman luar biasa yang belum aku alami sebelumnya. Aku disetubuhi dua laki-laki secara bersamaan. Benar-benar terasa nikmat sekali, ditambah lagi keduanya ditambah pak Broto merupakan sosok lelaki gagah, tampan dan enak dipandang. Pergumulan kami bertiga tak terasa membuatku orgasme berkali-kali, karena rasa nikmat yang luar biasa. Dan akhirnya Faisal dan Hans secara bersamaan mencapai orgasmenya. Hans mengerluarkan spermanya di dalam pantatku sedang Faisal di dalam vaginaku.

    Setelah itu kami berempat mebersihkan diri, dan rupanya di meja makan sudah disiapkan makanan untuk kami berempat. Setelah kami makan akhirnya aku izin untuk pulang dan tidak lupa membuat janji untuk pertemuan berikutnya dengan mereka.

    Setelah kejadian itu aku merasakan tidak nafsu lagi dengan Bayu ketika dia mengajakku untuk bersetubuh. Aku hanya berusaha menjalankan kewajibanku saja. Tetapi jujur saja aku tidak merasa puas. Karena aku sudah menemukan sesuatu yang lebih diluar sana. Dan setelah semua hutang-hutang Bayu lunas aku sering kali mendatangi mereka atau salah satu dari mereka untuk minta disetubuhi. Aku sudah sampai pada taraf ketagihan yang luar biasa. Pada akhirnya akupun jujur kepada Bayu tentang hal yang selama ini terjadi. Dia terkejut, tapi tak biasa marah karena aku melakukan itu untuk melunasi hutang-hutangnya. Setelah kutanyai apakah dia ingin menuntut cerai diriku, dia tidak mau menceraikanku dengan alasan dia masih sayang. Aku memberikan syarat kepada Bayu yaitu, aku bebas bersetubuh dengan ketiga orang itu kapanpun dan dimanapun aku mau tanpa harus dicemburui. Akhirnya Bayu menyetujuinya, karena masih menyayangiku.

    Pernah suatu saat ketika Bayu pulang ke rumah dia mendapati diriku sedang bersetubuh dengan ketiga pria tersebut. Ketika dia akan pergi justru dia dipaksa untuk duduk dan menyaksikan kami oleh pak Broto, Hans dan Faisal. Bahkan dia juga ditelanjangi oleh mereka didepanku. Mereka sengaja melakukan itu hanya untuk membandingkan ukuran penis mereka dan Bayu dan memang penis Bayu menjadi terlihat kecil sekali. Sebenarnya aku kasihan melihatnya diperlakukan seperti itu. Tetapi karena hawa nafsu yang sudah menguasai diriku, maka tak kuacuhkan dia dan aku hana melayani penis-penis raksasa yang dapat memuaskan vaginaku.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Aku Merasakan Kenikmatan Bersama Dua Pria

    Kisah Memek Aku Merasakan Kenikmatan Bersama Dua Pria


    2879 views

    Duniabola99.com – Namun demikian aku masih mampu menjaga kesucianku sampai.. Suatu saat aku dan enam orang kawan Susi (19), Andra (20), Kelvin (22), Vito (22), Toni (23) dan Andri (20). menghabiskan liburan dengan menginap di villa keluarga Andri di Puncak.


    Susi walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36bnya, Susi telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin. Diantara kami bertiga Andra yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang pacar, Vito, sangat tergilagila dengannya.

    Sementara aku, Andri dan Toni masih jomblo. Andri yang berdarah India sebenarnya suka sama aku, dia lumayan ganteng hanya saja bulubulu dadanya yang lebat terkadang membuat aku ngeri, karenanya aku hanya menganggap dia tidak lebih dari sekedar teman.

    Acara ke Puncak kami mulai dengan hangout disalah satu kafe terkenal di kota kami. Larut malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuatku terbangun dan menyadari hanya Susi yang ada sementara Andra entah kemana.


    Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang dilantai bawah, telingaku menangkap suara orang yang sedang bercakapcakap.

    Kuintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Andra. Niat menegur mereka aku urungkan, karena kulihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupankecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatanlumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkahku menuju dapur.

    Adegan ciuman itu bertambah panas mereka saling memagut dan bergulinggulingan, lidah Vito menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam tshirt meremasremas payudara yang menyebabkan Andra mendesahdesah, suaranya desahannya terdengar sangat sensual.

    Disibakkannya tshirt Andra dan lidahnya menjalar dan meliukliuk di putingnya, menghisap dan meremasremas payudara Andra. Setelah itu tangannya mulai merayap kebawah, mengeluselus bagian sensitif yang tertutup gstring. Vito berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Andra keberatan.


    Lamatlamat kudengan pembicaraan mereka.
    Jangan To tolak Andra.
    Kenapa sayang tanya Vito.
    Aku belum pernah.. gituan
    Makanya dicoba sayang bujuk Vito.
    Takut To Andra beralasan.
    Ngga apaapa kok lanjut Vito membujuk
    Tapi To
    Gini deh, potong Vito, Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti
    Janji ya To sahut Andra ingin meyakinkan.
    Janji Vito meyakinkan Andra.

    Vito tidak membuangbuang waktu, ia membuka tshirt dan celana pendeknya dan kembali menikmati bukit kenikmatan Andra yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengecupngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun gstring Andra.

    Dengan hatihati Vito membuka kedua paha Andra dan mulai mengecup kewanitaannya disertai jilatanjilatan. Tubuh Andra bergetar merasakan lidah Vito.
    Agghh.. To.. oohh.. enakk.. Too
    Mendengar desahan Andra, Vito semakin menjadijadi, ia bahkan menghisaphisap kewanitaan Andra dan meremasremas payudaranya dengan liar. Hentakanhentakan birahi sepertinya telah menguasai Andra, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusapusap dan menariknarik rambut Vito, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.


    Andra semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Vito melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekirikekanan, tangannya menggapaigapai, semua yang diraih dicengramnya kuatkuat. Andra sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi. Vito tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Andra.

    Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito di atas sesekali dibawah disertai gerakan erotis pinggulnya, Andra tidak tinggal diam ia melakukan juga yang sama. Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan menekannekan. Melihat itu semua membuat degup jantung berdetak kencang dan bagianbagian sensitif di tubuhku mengeras.. Aku mulai terjangkit virus birahi mereka.

    Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselahselah paha Anggie. Jangan To, katanya cuma cium aja sergah Andra.
    Rileks An bujuk Vito, sambil mengosokgosok ujung penisnya di kewanitaan Andra.
    Tapi.. To.. oohh.. aahh protes Andra tenggelam dalam desahannya sendiri.
    Nikmatin aja An
    Ehh.. akkhh.. mpphh Andra semakin mendesah
    Gitu An.. rileks.. nanti lebih enak lagi
    He eh To.. eesshh
    Enak An..?
    Ehh.. enaakk To
    Aku benarbenar ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah aku melihat milik pria yang sebenarnya, apalagi adegan live seperti itu.


    Tidak ada lagi protes apalagi penolakan hanya desahan kenikmatan Andra yang terdengar.
    Aku masukin ya An pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
    Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan Andra.
    Aakhh.. To.. eengghh erang Andra cukup keras, membuat bulubulu ditubuhku meremang mendengarnya.
    Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Andra.
    Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg Andra meracau.
    Aku suka sekali payudara kamu An.. mmhh
    Aku juga suka kamu isep To.. ahh Andra menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah mudah melumatnya.
    Bukan hanya Andra yang terayunayun gelombang birahi, aku yang melihat semua itu turut hanyut dibuatnya. Tanpa sadar aku mulai meremasremas payudara dan memainkan putingku sendiri, membuat mataku terpejampejam merasakan nikmatnya.

    Vito tahu Andra sudah pada situasi point of no return, ia merebahkan badannya menindih Andra dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Andra dan.. kulihat Vito menekan pinggulnya, dapat kubayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Andra.
    Auuwww.. To.. sakiitt jerit Andra.
    Stop.. stop To
    Rileks An.. supaya enak nanti bujuk Vito, sambil terus menekan lebih dalam lagi.
    Sakit To.. pleasee.. jangan diterusin
    Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam di dalam rongga kenikmatan Andra. Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia mengecupngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Andra kembali jadi bulanbulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan Vito membuat birahi Andra terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesahdesah, lama kelamaan semakin menjadijadi. Bagian belakang tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak luput dari remasanremasan tangan Andra.


    Vito memahami sekali keadaan Andra, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Andra yang dihiasi puting kecil kemerahmerahan.
    Uhh.. ohh.. To desah kenikmatan Andra, kakinya dibuka lebih melebar lagi.
    Vito tidak menyianyiakan kesempatan ini dipercepat ritme gerakan pinggulnya.
    Agghh.. ohh.. terus Too Andra meracau merasakan kejantanan Vito yang berputarputar di kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon Vito tidak ragu lagi untuk menarikmemasukan batang kemaluannya.
    Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too Andra tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saya dari mulutnya.

    Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Andra yang terbuka lebar membuat darahku berdesir, menimbulkan denyutdenyut di bagian sensitifku, kumasukan tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuhku bergetar begitu jarijemariku merabaraba kewanitaanku.
    Ssshh.. sshh desisku tertahan manakala jari tengahku menyentuh bibir kemaluanku yang sudah basah, sesaat life show Vito dan Andra terlupakan. Kesadaranku kembali begitu mendengar pekikan Andra.
    Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii Andra terbuai dalam birahinya yang menggebugebu.
    Nikmati An.. nikmati sepuaspuasnya
    Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too
    Punya kamu enaakk sekalii An.. uugghh
    Ohh.. Too.. aku sayang kamu.. sshh desah Andra seraya memeluk, pujian Vito rupanya membuat Andra lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakanhentakan turunnaik pantat Vito.
    Enaak An.. terus goyang.. uhh.. eenngghh merasakan goyangan Andra Vito semakin mempercepat hujamanhujaman kejantanannya.
    Ahh.. aahh.. Too.. teruss.. sayaang pekik Andra.
    Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka.
    Too.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh erang Andra.
    Vito menekan pantatnya dalamdalam dan tubuh keduanya pun mengejang. Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemudian keduanya.. terkulai lemas.

    Dikamar aku gelisah mengingatingat kejadian yang baru saja kulihat, bayangbayang Vito menyetubuhi Andra begitu menguasai pikiranku. Tak kuasa aku menahan tanganku untuk kembali mengusapusap seluruh bagian sensitif di tubuhku namun keberadaan Susi sangat mengganggu, menjelang ayam berkokok barulah mataku terpejam. Dalam mimpi adegan itu muncul kembali hanya saja bukan Andra yang sedang disetubuhi Vito tetapi diriku.

    Jam 10.00 pagi harinya kami jalanjalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Susi dan Kelvin menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa perutku tibatiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas aku kembali ke villa.

    Selesai dari kamar mandi aku mencari Susi dan Kelvin, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan.. bugil. Lagilagi aku mendapat suguhan live show yang spektakuler. Tubuh Susi setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai, Kelvin berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua kaki Susi, Mulutnya mengulumngulum kewanitaan Susi, tak lama kemudian Kelvin meletakan kedua tungkai kaki Susi dibahunya dan kembali menyantap segitiga venus yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Susi berkelojotan diperlakukan seperti itu.

    Ssshh.. sshh.. aahh desis Susi.
    Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang
    Gigit.. Kel.. pleasee.. gigitt
    Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa
    Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Susi mencengkram kepala Kelvin, tangan lainnya meremasremas payudara 36bnya sendiri serta memilin putingnya.


    Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Susi yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun naik, tangannya mengocokngocok batang kenikmatan itu, sekalikali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susi sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Kelvin.
    Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg desah Kelvin.
    Ohh.. sayangg.. enakk sekalii
    Suara desahan dan erangan membuat Susi tambah bernafsu melumat kejantanan Kelvin.
    Ohh.. Susii.. ngga tahann.. masukin sayangg pinta Kelvin.

    Susi menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Kelvin berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Kelvin, diarahkan kemulut kewanitaannya dan dibenamkan. Aaagghh keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masingmasing. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Susi mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Kelvin mengeliatgeliat merasakan batangnya diuruturut oleh kewanitaan Susi. Sebaliknya, milik Kelvin yang menegang keras dirasakan oleh Susi mengoyakngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi.

    Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku untuk merabaraba2 sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan live show bergegas menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesekgesekan bantal di kewanitaanku. Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam CDku membelaibelai bulubulu tipis di permukaan kewanitaanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku.
    Aaahh.. sshh.. eehh desahku merasakan nikmatnya elusanelusanku sendiri, jariku merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermainmain ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut diriku tibatiba pintu terbuka.. Susi! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya.
    Ehh Ver.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang lain? sapa Susi terkejut.
    Iya Si.. balik lagi.. perut mules
    Aku suruh Kelvin beli obat ya
    Ngga usah Si.. udah baikan kok
    Yakin Ver?
    Iya ngga apaapa kok jawabku meyakinkan Susi yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget.


    Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Andri langsung memutar VCD X2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawankawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Andra dan Vito. Tinggal aku, Toni dan Andri, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahanku.
    Kenapa Ver, gelisah banget horny ya tegurnya bercanda.
    Ngga lagi, ngaco kamu Ton sanggahku.
    Kalau horny bilang aja Ver.. hehehe.. kan ada kitakita Andri menimpali.
    Rese nih berdua, nonton aja tuh sanggahku lagi menahan malu.

    Toni tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Toni tidak menyianyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apaapa.
    Santai Ver, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal bisik Toni sambil meremas pundakku.
    Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulubulu di tubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Toni menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya.
    Remas aja paha aku Ver daripada rok bisik Toni lagi.
    Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang geboy saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.
    Ngga usah malu Ver, santai aja lanjutnya lagi.
    Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang wow kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding.

    Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Toni sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengeluselus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geligeli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjadijadi.
    Ver gue suka deh liat leher sama pundak kamu bisik Toni seraya mengecup pundakku.
    Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadijadi dengan kecupannya itu.
    Jangan Ton namun aku berusaha menolak.
    Kenapa Ver, cuma pundak aja kan tanpa perduli penolakanku Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha jaim.
    Ton.. ahh desahku tak tertahan lagi.
    Enjoy aja Ver bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.
    Ohh Ton aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat live show dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku.
    Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni di leher dan telingaku. Andri yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya.

    Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut CD. Elusanelusan di kewanitaanku, remasan Andri di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadijadinya.
    Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh desahanku bertambah keras.
    Andri menyingkap tangtop dan braku bukit kenyal 34bku menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD merabaraba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras.

    Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh desahanku berganti menjadi eranganerangan.
    Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Toni menjilatjilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, lidahnya bergerakgerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerahmerahan jadi bulanbulanan bibir dan lidahnya.

    Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang awang, terlena dibawah kenikmatan hisapanhisapan mereka. Bahkan aku mulai berani punggung Andri kuremasremas, kujambak rambutnya dan merengekrengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.
    Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii
    Nikmatin Ver.. nanti bakal lebih lagi bisik Andri seraya menjilat dalamdalam telingaku.
    Mendengar kata lebih lagi aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkatangkat, ingin Toni melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedotnyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Andriyang sedang menikmati puting susudengan kuatnya.
    Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh jeritku keras, dan merasakan hentakhentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai.

    Toni dan Andri menyudahi hidangan pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingatingat apa yang baru saja kualami. Permainan Andri di payudara dan Toni di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getargetar birahi diseluruh tubuhku. Aku semakin tenggelam saja dalam bayangbayang yang menghanyutkan, dan tibatiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah polos dan bulubulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebarlebar dengan kepala sudah berada diantaranya.

    Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuhku sebagai hidangan utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu kurasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir kemaluanku, ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisaphisap putingku membuat tubuhku mengeliatgeliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku.

    Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh rintihku tak tertahankan lagi.
    Toni kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerakgerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjeritjerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. kejantanan Andri! Aku mengelenggelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Andri tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak.

    Jilat.. Ver perintahnya tegas.
    Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesahdesah merasakan jilatanku.
    Aaahh.. Verr.. jilat terus.. nngghh desah Andri.
    Jilat kepalanya Ver aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak.
    Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilatjilat batang penis itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Andri mendesis desis.
    Ssshh.. nikmat sekali Verr.. isep sayangg.. isep pintanya diselahselah desisannya.

    Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala kejantanannya pertamatama kumasukan kedalam mulut, Andri meringis.
    Jangan pake gigi Ver.. isep aja protesnya, kucoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat.
    Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Ver
    Melihat Andri saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanannya melesak masuk menyentuh langitlangit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada hentihentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin terombangambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocokngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutku.

    Beberapa saat kemudian Andri mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjadi gelagapan, ku gelenggelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocokkocok. Andri bertambah beringas mengeluarmasukan batangnya dan..
    Aaagghh.. nikmatt.. Verr.. aku.. kkeelluaarr jerit Andri, air maninya menyemburnyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku.

    Aku sampai terbatukbatuk dan meludahludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Toni tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa.
    Gila Andri.. kirakira dong celetukku sambil bersungutsungut.
    Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget jawab Andri dengan tersenyum.
    Udah Ver jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka sela Toni seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku.
    Toni benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Toni membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatanlumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Toni menerobos mulutku meliukliuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahandesahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku.

    Toni merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting yang satu dihisaphisap satunya lagi dipilinpilin oleh jarijarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, dieluselusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliatgeliat merasakan kenakalan jarijari Toni.
    Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh desisku tak tertahan.
    Teruss.. Tonn.. aakkhh
    Aku menjadi lebih menggila waktu Toni mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremasremas payudaraku sendiri.
    Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh desahanku semakin menjadijadi.
    Tak lama kemudian Toni merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Toni membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta.

    Aauugghh.. Tonn.. pelann jeritku lirih, saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku.
    Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. Kemudianmasih sebatas ujungnyasecara perlahan ia mulai memundurmajukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliatgeliat mengikuti tusukantusukan Toni.
    Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn desahku lirih.
    Aku benarbenar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekangesekan di mulut kewanitaanku. Mataku terpejampejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis.
    Enak.. Ver tanya Toni berbisik.
    He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh
    Nikmatin Ver.. nanti lebih enak lagi bisiknya lagi.
    Ooohh.. Tonn.. ngghh

    Toni terus mengayunkan pinggulnya turunnaiktetap sebatas ujung kejantanannyadengan ritme yang semakin cepat. Selagi aku terayunayun dalam buaian birahi, tibatiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaanku.
    Auuhh.. sakitt Tonn jeritku saat kejantanannya merobek selaput daraku, rasanya seperti tersayat silet, Toni menghentikan tekanannya.
    Pertama sedikit sakit Ver.. nanti juga hilang kok sakitnya bisik Toni seraya menjilat dan menghisap telingaku.
    Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Toni yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku.

    Toni kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluarmasukannya. Gesekan kejantanannya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepargelepar.
    Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh desahku tak tertahan.
    Ohh.. Verr.. enak banget punya kamu.. oohh puji Toni diantara lenguhannya.
    Agghh.. terus Tonn.. teruss aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujamanhujaman kejantanan Toni di kemaluanku.
    Peluhpeluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Toni menebar kenikmatan ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya.
    Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku.
    Tubuhku mengejang, kupeluk Toni eraterat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relungrelung kewanitaanku.

    Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Toni mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagilagi tubuhku dibuat mengelepargelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolakbalik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaanku berdenyutdenyut mencapai klimaks tapi Toni sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku. Selagi posisiku di atas Toni, Andri yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku. Apalagi ketika tangannya mulai bermainmain diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang.

    Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Andri, mulutku yang tak hentihentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Andri kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kejantanan Toni mengadukaduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi.
    Aaargghh.. Verr.. enak banget.. terus Ver.. goyang terus erang Toni.
    Erangan Toni membuat gejolak birahiku semakin menjadijadi, kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Andri.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini.

    Andri yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Toni duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya.
    Isep Ver pinta Toni, segera kulumat kejantanannya dengan rakus.
    Ooohh.. enak Ver.. isep terus
    Bersamaan dengan itu kurasakan Andri menggesekgesek bibir kemaluanku dengan kepala kejantanannya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Andriyang satu setengah kali lebih besar dari milik Tonidengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya. Tusukantusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhku. Batang kemaluan Toni kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu.

    Verr.. terus Verr.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh erang Toni.
    Aku tahu Toni akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburansemburan hangat sperma Toni.
    Aaagghh.. nikmat banget Verr.. isep teruss.. telan Verr jerit Toni, lagilagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Toni, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu. Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Toni yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.

    Toni beranjak meninggalkan aku dan Andri, sepeninggal Toni aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujamanhujaman kemaluan Andri yang begitu bernafsu dalam posisi doggy dapat membuatku kembali merintihrintih. Apalagi ditambah dengan elusanelusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokansodokan dikewanitaanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatku mengerangerang.
    Ssshh.. engghh.. yang keras Drii.. mmpphh
    Enak banget Drii.. aahh.. oohh
    Mendengar eranganku Andri tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan.

    Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan dan Ibu jarinya.
    Andrii.. kenapa dicabutt protesku.
    Masukin lagi Dri.. pleasee pintaku menghiba.
    Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Andri berceceran di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya.
    Andrii.. pleasee.. jangan disitu aku menghiba meminta Andri jangan melakukannya.
    Andri tidak menggubris, tetap saja digosokgosokannya, ada rasa geligeli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tibatiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya.

    Aduhh sakitt Drii.. akhh..! keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Andri.
    Rileks Ver.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengeluselus klitorisku.
    Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsurangsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodoknyodok anusku. Perlahanlahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku.
    Aaahh.. aauuhh.. oohh Drii erangerangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Andri yang besar itu.
    Andri dengan buasnya menghentakhentakan pinggulnya. Semakin keras Andri menghujamkan kejantananya semakin aku terbuai dalam kenikmatan.

    Toni yang sudah pulih dari istirahatnya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Toni kami pindah kekamar tidur, jantungku berdebardebar menanti permainan mereka. Toni merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya. Sambil melumat mulutkuyang segera kubalas dengan bernafsuia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku. Andri yang berada dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat kejantanan mereka yang keras mengadukaduk rongga kewanitaan dan anusku. Hentakanhentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan.

    Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, kejantanannya tetap berada didalam anusku. Toni langsung membuka lebarlebar kakiku dan menghujamkan kejantanannya dikemaluanku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga payudaraku. Andri dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadaku, Toni melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantamanhantaman Toni yang semakin buas dibarengi sodokan Andri, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewanitaanku akan meledak, keliaranku menjadijadi.

    Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann jerit dan erangku tak karuan.
    Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Toni kuatkuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.
    Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii
    Aaarrghh.. Verr.. enakk bangeett
    Keduanya menekan dalamdalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku. Tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakanhentakan dikewanitaanku dan akhirnya kami.. terkulai lemas.

    Sepanjang malam tak hentihentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan. Diharihari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni yang memberikan kepuasan, tapi juga priapria lain yang aku sukai. Tapi aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila dijarah oleh dua atau tiga pria sekaligus.

  • Kisah Memek Ngentot Adik Isteri

    Kisah Memek Ngentot Adik Isteri


    2878 views

    Duniabola99.com – Saya, Andry (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pria berumur 35 tahun dan telah berkeluarga , istri saya seumur dengan saya dan kami telah dikarunia 2 putra. Istri saya adalah anak ke 2 dari empat saudara yang kebetulan semuanya wanita dan semuanya telah menikah serta dikarunia putraputri yang relatif masih kecil, diantara saudarasaudara istri , saya cukup dekat dengan adik istri saya yang kurang lebih berumur 34 tahun namanya Siska (bukan nama sebenarnya).

    Keakraban ini bermula dengan seringnya kami saling bertelepon dan makan siang bersama pada saat jam kantor (tentunya kami saling menjaga rahasia ini), dimana topik pembicaraan berkisar mengenai soal pekerjaan, rumah tangga dan juga kadangkala masalah seks masingmasing.

    Perlu diketahui istri saya sangat kuno mengenai masalah seks, sedangkan Siska sangat menyukai variasi dalam hal berhubungan seks dan juga open minded kalau berbicara mengenai seks, juga kebetulan dikeluarga istri saya dia paling cantik dan sensual, sebagai ilustrasi tingginya kurang lebih 165 cm, kulit putih mulus, hidung mancung, bibir agak sedikit kelihatan basah serta ukuran dada 34 a.

    Keakraban ini dimulai sejak tahun 1996 dan berlangsung cukup lama dan pada tahun 1997 sekitar Juni, pembicaraan kami lebih banyak mengarah kepada masalah rumah tangga, dimana dia cerita tentang suaminya yang jarang sekali memperlihatkan perhatian, tanggung jawab kepada dia dan anakanak, bahkan dalam soal mencari nafkahpun Siska lebih banyak menghasilkan daripada suaminya ditambah lagi sang suami terlalu banyak mulut alias cerewet dan bertingkah polah bak orang kaya saja.


    Menurut saya kehidupan ekonomi keluarga Siska memang agak prihatin walaupun tidak dapat dikatakan kekurangan, tetapi boleh dikatakan Siskalah yang membanting tulang untuk menghidupi keluarganya.
    Disamping itu sang suami dengan lenggang keluyuran dengan temantemannya baik pada hari biasa maupun hari minggu dan Siska pernah mengatakan kepada saya bahwa lebih baik suaminya pergi keluar daripada di rumah, karena kalau dia dirumah pusing sekali mendengarkan kecerewetannya.

    Saya menasihati dia agar sabar dan tabah menghadapi masalah ini, karena saya seringkali juga menghadapi masalah yang kurang lebih sama dengannya hanya saja penekanannnya berbeda dengan kakaknya.
    Istri saya seringkali ngambek yang tidak jelas sebabnya dan bilamana itu terjadi seringkali saya tidak diajak berbicara lama sekali.

    Akhirnya Siska juga menceritakan keluhannya tentang masalah seks dengan suaminya, dimana sang suami selalu minta jatah naik ranjang 23 kali dalam semingggu, tetapi Siska dapat dikatakan hampir tidak pernah merasakan apa yang namanya orgasme/climax sejak menikah sampai sekarang, karena sang suami lebih mementingkan kuantitas hubungan seks ketibang kualitas.

    Siska juga menambahkan sang suami sangat kaku dan tidak pernah mau belajar mengenai apa yang namanya foreplay, walaupun sudah sering saya pinjami xxx film, jadi prinsip suaminya langsung colok dan selesai dan hal itupun berlangsung tidak sampai 10 menit.

    Siska lalu bertanya kepada saya, bagaimana hubungan saya dengan kakaknya dalam hal hubungan seks, saya katakan kakak kamu kuno sekali dan selalu ingin hubungan seks itu diselesaikan secepat mungkin, terbalik ya kata Siska.
    Suatu hari Siska telepon saya memberitahukan bahwa dia harus pergi ke Bali ada penugasan dari kantornya, dia menanyakan kepada saya apakah ada rencana ke Bali juga, karena dia tahu kantor tempat saya bekerja punya juga proyek industri di Bali, pada awalnya saya agak tidak berminat untuk pergi ke Bali, soalnya memang tidak ada jadwal saya pergi ke sana. Namun dengan pertimbangan kasihan juga kalau dia seorang wanita pergi sendirian ditambah lagi kan dia adik istri saya jadi tidak akan ada apaapa, akhirnya saya mengiyakan untuk pergi dengan Siska.

    Pada hari yang ditentukan kita pergi ke Bali berangkat dari Jakarta 09.50, pada saat tiba di Bali kami langsung menuju Hotel Four Season di kawasan Jimbaran, hotel ini sangat bernuansa alam dan sangat romantis sekali lingkungannya, pada saat menuju reception desk saya langsung menanyakan reservasi atas nama saya dan petugas langsung memberikan saya 2 kunci bungalow, pada saat itu Siska bertanya kepada saya, oh dua ya kuncinya, saya bilang iya, soalnya saya takut lupa kalau berdekatan dengan wanita apalagi ini di hotel, dia menambahkan ngapain bayar mahalmahal satu bungalow saja kan kita juga saudara pasti engga akan terjadi apaapa kok , lalu akhirnya saya membatalkan kunci yang satu lagi, jadi kita berdua share 1 bungalow.

    Saat menuju bungalow kami diantar dengan buggie car (kendaraan yang sering dipakai di lapangan golf) mengingat jarak antara reception dengan bungalow agak jauh, didalam kendaraan ini saya melihat wajah Siska , ya ampun cantik sekali dan hati saya mulai bergejolak , sesekali dia melemparkan senyumnya kepada saya, pikiran saya, dasar suaminya tidak tahu diuntung sudah dapat istri cantik dan penuh perhatian masih disiasiakan.
    Di dalam bungalow kami merapikan barang dan pakaian kami saya menyiapkan bahan meeting untuk besok sementara dia juga mempersiapkan bahan presentasi , pada saat saya ingin menggantungkan jas saya tanpa sengaja tangan saya menyentuh buah dadanya karena samasama ingin menggantungkan baju masingmasing, saya langsung bilang sorry ya Sis betul saya tidak sengaja, dia bilang udah engga apaapa anggap aja kamu dapat rejeki. wow wajahnya memerah tambah cantik dia.

    Lalu kita nonton tv bareng filmya up close and personal, pada saat ada adegan ranjang saya bilang sama Siska wah kalo begini terus saya bisa enggak tahan nih, lalu saya berniat beranjak dari ranjang mau keluar kamar (kita nonton sambil setengah tiduran di ranjang), dia langsung bilang mau kemana sini aja, engga usah takut deh sambil menarik tangan saya lembut sekali seakan memohon agar tetap disisinya ..selanjutnya kita cerita dan berandaiandai kalau dulu kita sudah saling ketemudan kalau kita berdua menikah dan sebagainya..

    Saya memberanikan diri bicara, Sis kamu koq cantik dan anggun sih, Siska menyahut nah kan mulai keluar rayuan gombalnya, sungguh koq sih saya engga bohong, saya pegang tangannya sambil mengelusnya, oww geli banget , Andry come on nanti saya bisa lupa nih kalo kamu adalah suami kakak saya.biarin aja kata saya.
    Perlahan tapi pasti tangan saya mulai merayap ke pundaknya terus membelai rambutnya tanpa disangka dia juga mulai sedikit memeluk saya sambil membelai kepala dan rambut saya..akhirnya saya kecup keningnya dia bilang Andry kamu sungguh gentle sekaliuh indahnya kalau dulu kita bisa menikah saya bilang abis kamunya sih udah punya pacar..berlanjut saya kecup juga bibirnya yang sensual dia juga membalas kecupan saya dengan agresif sekali dan saya memakluminya karena saya yakin dia tidak pernah diperlakukan sehalus ini.kami berciuman cukup lama dan saya dengar nada nafasnya mulai tidak beraturan, tangan saya mulai merambat ke daerah sekitar buah dadanyadia sedikit kaget dan menarik diri walaupun mulut kami masih terus saling bertempur ..

    Kali ini saya masukkan tangan saya langsung ke balik bhnya dia menggelinjang saya mainkan putingya yang sudah mulai mengeras dan perlahan saya buka kancing bajunya dengan tangan saya yang kanan, setelah terbuka saya lepas bhnya wow betapa indah buah dadanya ukurannya kurang lebih mirip dengan istri saya namun putingnya masih berwarna merah muda mungkin karena dia tidak pernah menyusui putranya, Siska terhenyak sesaat sambil ngomong, Andry koq jadi begini.Sis saya suka ama kamu, terus dia menarik dirisaya tidak mau berhenti dan melepaskan kesempatan ini langsung saya samber lagi buah dadanya kali ini dengan menggunakan lidah saya sapu bersih buah dada beserta putingnya .Siska hanya mendesahdesah sambil tangannya mengusapngusap kepala saya dan saya rasakan tubuhnya semakin menggelinjang kegelian dan keringat mulai mengucur dari badannya yang harum dan putih halus.


    Lidah saya masih bermain diputingnya sambil menyedotnyedot halus dia semakin menggelinjang dan langsung membuka baju saya pada saat itu saya juga membuka kancing roknya dan terlihat paha yang putih mulus nan merangsang, kita sekarang masingmasing tinggal ber cd saja, tangan dia mulai membelai pundak dan badan saya, sementara itu lidah saya mulai turun ke arah pangkah paha dia semakin menggelinjang, ow andry enak dan geli sekali ..

    perlahan saya turunkan cdnya, dia bilang andry jangan bilang sama siapasiapa ya terutama kakak saya.saya bilang emang saya gila kali, pake bilangbilang kalo kita . setelah cdnya saya turunkan saya berusaha untuk menjilat kelentitnya yang berwarna merah menantang pada awalnya dia tidak mau, katanya saya belum pernah , nah sekarang saatnya kamu mulai mencoba
    lidah saya langsung menarinari di kelentitnya dia meraung keras.oohhhhhhhh
    andry enaaaaaaaa aaakkkkkkkkkkk sekali..saya saya enggak pernah merasakan ini sebelumnya kamu pintar sekali sih ..terus saya jilat kelentit dan lubang vaginanya ..tidak berapa lama kemudian dia menjerit. .auuuuuuuuwwww saya keluar andry oooooooooooohhhhhhh hhenak sekali..dia bangkit lalu menarik dengan keras cd saya .langsung dia samber kontol saya dan dilumatnya secara hot dan agresif sekali..oh nikmatnya .terus terang istri saya tidak perah mau melakukan oral sex dengan sayadia terus memainkan lidahnya dengan lincah sementara tangan saya memainkan puting dan kelentitnya. tibatiba dia mengisap kontol saya keras sekali ternyata dia orgasme lagi.. dia lepaskan kontol saya, andry ayo dong masukin ke sini sambil menunjuk lobangnya ..perlahan saya tuntun kontol saya masuk ke memeknya. ..dia terpejam saat kontol saya masuk ke dalam memeknya sambil dia tiduran dan mendesahdesah. .ohhhhhhhh andry biasanya suami saya sudah selesai dan saya belum merasakan apaapa, tapi kini saya udah dua kali keluar, kamu baru saja mulai..waktu itu kami bercinta udah kurang lebih 30 menit sejak dari awal kita bercumbu…

    Sekarang saya angkat ke dua kakinya ke atas lalu ditekuk, sehingga penetrasi dapat lebih dalam lagi sambil saya sodok keluar masuk memeknya. dia terpejam dan terus menggelinjang dan bertambah liar dan saya tidak pernah menyangka orang seperti Siska yang lemah lembuh ternyata bisa liar di ranjang,
    dia menggelinjang terus tak keruan .uhhhhhhh andry saya keluar lagi..saya angkat perlahan kontol saya dan kita berganti posisi duduk , terus dia yang kini mengontrol jalannya permainan ,dia mendesah sambil terus menyebut ohh andry.ohhh andry dia naik turun makin lama makin kencang sambil sekalikali menggoyangkan pantatnya .tangannya memegang pundak saya keras sekali..iiiiiiiiiii hhhhhhhhhhhh uuuuuuuuuhhhhhhhhhh hhhh andry saya keluar lagi ..kamu koq kuat sekali .come on andry keluarin dong saya udah engga tahan nih,,,,,,,, biar aja kata saya..saya mau bikin kamu keluar terus , kan kamu bilang sama saya , kamu engga pernah orgasme sama suami kamu sekarang saya bikin kamu orgasme terus. .iya sih tapi ini betulbetul luar biasa andry, ..ohhhhhhh hhhh betapa bahagianya saya kalau bisa setiap hari begini sama kamuayo jangan ngaco ah mana mungkin lagi, kata saya.


    Saya bilang sekarang saya mau cobain doggy style, apa tuh katanya, ya ampun kamu engga tau, engga tuh katanya, lalu saya pandu dia untuk menungging dan perlahan saya masukkan kontol saya ke memeknya yang sudah banjir karena keluar terus, pada saat kontol saya sudah masuk sempurna mulailah saya tusuk keluar masuk dan goyangin makin lama makin kencang.. dia berteriak dan menggelinjang dan mengguncangkan tubuhnya. .andry. .aaaaaaaam mmmmmmmmmpuuuuuu uuuuuuunnnn dehhhhhhhhhhhhhhhhh hhhh saya keluar lagi nih dan waktu itu saya juga udah mau keluar saya bilang nanti kalau saya keluar maunya di mulut Siska, ah jangan Siska belum pernah dan kayaknya jijik deh cobain dulu ya..akhirnya dia mengangguk..

    Tiba saatnya saya sudah mau orgasme saya cabut kontol saya dan sembari dia jongkok saya arahkan kepala kontol saya ke mulutnya sambil tangan dia mengocokngocok kontol saya dengan sangat bernafsu. ..sis. ..udah mau keluar langsung kontol saya dimasukkan ke dalam mulutnya engga lama lagi..creetttttt tt creeeeeeeettttttttt ttt crettttttttttttttt creeeeeeeeetttttttt ttttt, penuhlah mulut dia dengan sperma saya sampai berceceran ke luar mulut dan jatuh di pipi dan buah dadanya.. dia terus menjilati kontol saya sampai semua sperma saya kering saya tanya gimana sis enak enggak rasanya dia bilang not bad kita berdua tertidur sampai akhirnya kita bangun jam 21.30.
    Siska mengecup halus bibir saya.. ..Andry, thanks a lot ..saya benarbenar puas sama apa yang kamu berikan kepada saya, walaupun ini hanya sekali saja pernah terjadi dalam hidup saya.

  • Kisah Memek Kewalahan Menikmati Memek Hangat

    Kisah Memek Kewalahan Menikmati Memek Hangat


    2878 views

    Duniabola99.com – Jika memang rezeki, susah di rekayasa. Itulah kejadiannya. Aku mendapat tempat duduk berdampingan dengan seorang wanita yang kutaksir umurnya sekitar 25 tahun. Aku duduk di dekat jendela, sedang dia duduk di bagian gang. Bus yang kami tumpangi, Pahala Kencana akan membawa penumpangnya sampai ke kota tujuan akhir adalah Bojonegoro. Dari Terminal Lebak Bulus, Jakarta, bus berangkat pukul 16.30 tepat. Berkali-kali aku lirik, lumayan juga, kulitnya putih dan dadanya cukup membusung. Sambil melirik aku amati dadanya, sepertinya daging atau lemak di buah dadanya meluap dari BH. Bentuk itu tercetak jelas dibalik kaus pink. Tampaknya dia bepergian dengan seorang gadis kecil yang duduk di seberangnya., “Anaknyakah ?” batinku. Menilik dari usia cewek di sebelahku rasanya dia masih terlalu muda untuk mempunyai anak seusia yang kutaksir 12 tahunan. Agen Nova88 Terbesar


    Aku sedang berpikir keras bagaimana ya membuka omongan dengan cewek di sebelahku ini. Kayaknya kalau nggak ngomongan kok aneh ya, karena perjalanan ini bakal lebih dari 12 jam. Belum sempat aku menemukan kata pembuka, eh dia malah menegur duluan. “ Mau kemana mas.” tanyanya.
    “Eh mau ke Bojonegoro, mbak mau kemana, “ tanyaku kembali.
    “Saya ke Rembang, nih mulangin anak bandel ini ke orang tuanya,” katanya .
    “Rumah orang tuanya di Rembang ya,” tanyaku lebih lanjut. Judi Online Nova88
    “ Bukan sih masih jauh di desa, ke Randublatung,” katanya.
    Aku tidak tahu dimana Randublatung tapi seingatku ketika melihat peta, desa itu letaknya jauh dari Rembang.

    Akhirnya kami akrab ngobrol dan dia mengaku bernama Rianti dan di Jakarta bekerja sebagai SPG. Dari gayanya sepertinya Rianti agak gampang di goyang. Suasana makin redup dan akhirnya bus berhenti di wilayah Sukamandi Jabar, kami mendapat makan malam gratis. Ketika aku tinjau, menunya hanya sepotomg bandeng, sambel dan lalapan. Mereka berdua aku tawari traktir makan yang lebih enak di bagian lain restoran. Mulanya Rianti agak canggung, tetapi Ninik, gadis kecil itu langsung setuju. Maka kami makan dengan hidangan yang lebih baik.
    Setelah makan kami kembali duduk di bus, dan obrolan kami makin akrab. Seperti biasanya, bus ini sesampai di Rembang masih gelap mungkin sekitar pukul 3 pagi.

    Menurut Rianti mereka mau menunggu di warung tempat pemberhentian bus sampai hari agak terang. Setelah itu baru melanjutkan perjalanan ke Desa.

    Trenyuh juga mendengar cerita mereka, sehingga aku menawarkan untuk menginap saja di hotel, sampai hari mulai terang, setelah itu baru jalan ke kampung. “ Saya gak punya duit mas, lha wong ini aja uangnya ngepas banget,” kata Rianti. Nova88 Deposit Pulsa

    Aku lalu menawarkan biar aku saja yang bayar, dan aku juga akan ikut turun di Rembang.

    Sejak naik dari rumah makan tadi, Rianti makin akrab saja, dia memeluk tanganku. Katanya dia merasa dingin. Aku merasakan tekanan dari susunya ke bagian lenganku. Perlakuan ini membuat voltase di tubuhku meningkat. Aku lantas berpikir, buat apa turun di Rembang kalau memang tujuannya untuk menginap. Aku menawarkan untuk menginap saja di Semarang. Tanpa pertanyaan sedikit pun Rianti langsung menyetujui. Dia makin erat memelukku, seperti kami sudah lama berkenalan.

    Sementara rangsangan makin tinggi, aku belum menemukan jalan, bagaimana cara mengeksekusi Rianti, kalau ada keponakannya. Tidak ada titik terang, sementara bus sudah mulai memasuki Kendal, yang berarti tidak lama lagi akan sampai Semarang.

    Sesampainya di Semarang kami turun dari bus dan langsung berpindah ke taksi. Aku memilih hotel Ciputra di Simpang lima Semarang.

    Rianti dan Ninik seperti terheran-heran melihat hotel pilihanku. “ Oom bagus banget hotelnya, kan mahal nginep di sini,” kata Ninik.

    Aku mendapat kamar double bed. “ Mas sayang-sayang kalau cuma nginep sebentar di sini, kamarnya enak banget,” kata Rianti sambil melihat sekeliling.

    Ninik mencoba tempat tidur yang memang empuk dia duduk sambil menggenjot-genjot kasur.

    Setelah mengemas barang, yang hanya sebuah ransel, aku pamit mau menyegarkan badan. Sambil menggosok gigi aku mengisi bak dengan air hangat. Rasanya nikmat sekali berendam berlama-lama dalam bak mandi. Kontolku dari tadi sudah menegang, jadi semakin keras ketika terendam air hangat.


    Aku dikejutkan oleh pintu kamar mandi yang tiba-tiba terbuka. Rianti sambil cengar-cengir mengatakan tidak tahan, kebelet pipis. Setelah memelorotkan celana dalamnya dia langsung duduk di closet. Terdengar desiran air kencingnya cukup lama juga.

    Aku tidak bisa berlindung, karena sedang telentang dan full telanjang. Rianti mencoba merasakan hangatnya air. “ Enak ya mas,” tanyanya.

    “Seger banget, “ kataku.

    “Aku ikutan ah berendam, badan ku yo terasa lengket, karena tadi mau berangkat gak sempet mandi.

    Setelah membersihkan kemaluannya dengan semprotan air. Tanpa ragu Rianti mulai membuka bajunya satu persatu. Aku memperhatikan, bodynya cukup menggiurkan, Susunya tegak menantang dengan pentil yang masih kecil. Itu menandakan dia belum pernah hamil. Yang luar biasa bulu di bawah sana hitam lebat. Warnanya kontras sekali dengan kulitnya yang putih. Rianti tanpa ragu langsung melangkah masuk ke dalam bath tub. Rianti mengambil posisi membelakangiku. Tanpa komando tanganku langsung mencengkram kedua bongkahan susunya. Penisku makin mengeras dan menerjang bagian belakang Rianti. Agen Nova88 Terpercaya

    Merasa penisku menrjang badannya Rianti berbalik posisi dan langsung meraih penisku. Digenggam-genggamnya. Nikmat yang luar biasa membuat aku makin menyelonjorkan tubuhku sehingga posisiku jadi telentang terendam air hangat.

    Rianti menyelam dan mulutnya langsung melahap penisku. Aku tidak menduga dia secepat ini melakukan itu, Sehingga aku agak berjingkat ketika bibirnya menyentuh kepala penisku.

    Dia tidak bisa berlama-lama karena sesak nafas di dalam air. Tanpa kuminta, Rianti menduduki penisku dan penisku dipegangnya lalu dibimbingnya memasuki lubang vaginanya.

    Memasukkan penis ke vagina di dalam air, terasa agak sulit, karena lubang memek Rianti terasa kesat. Namun rianti tidak putus asa, dia mencoba terus sampai akhirnya terbenam juga seluruh batangku di dalam memeknya.

    Nikmat sekali rasanya, memek Rianti terasa sempit sekali. Mungkin karena pengaruh berendam di dalam air, atau memang aslinya sempit begini. Aku tidak ambil pusing, karena pikiranku terfokus menikmati genjotan Rianti.

    Pintu kamar mandi terbuka tiba-tiba. Muncul si kecil Ninik. Dia terkejut dan melakukan gerakan menutup mulutnya dengan tangan. Posisi kami tidak bisa disembunyikan lagi, karena Rianti yang bugil sedang berada diatas tubuhku yang juga bugil.


    “Ninik kebelet pipis nih, dari tadi ditunggui lama banget.” Kata Ninik.

    Dia seperti juga Rianti tadi langsung memelorotkan celana dan duduk di closet. Desiran air kencingnya terdengar nyaring.

    Sementara dia duduk di closet, Rianti seperti tidak perduli dia terus menggenjotku sampai aitnya tertumpah dari bak.

    Ninik duduk termangu menonton kami berhubungan, meski kencingnya sudah selesai dari tadi.

    Situasi sudah tanggung, Nini kugamit untuk bergabung berendam di bak. Dia kuminta membuka bajunya.

    Tidak terlalu repot, Ninik mengikuti anjuranku. Dia melolosi satu persatu bajunya. Setelah baju luarnya yang terdiri dari celana jins dan kaus putih di lepas, tinggallah celana dalam pink bergambar tokoh kartun dan miniset.Dia melepas minisetnya terlebih dahulu. Teteknya langsung menyembul gempal dengan pentil yang masih kecil sekali. Ukuran tetek Nini seharusnya sudah memerlukan BH, karena minisetnya sudah kelihatan sempit. Setelah menggantungkan minisetnya dia meloloskan celana dalamnya. Aku tidak bisa langsung melihat kemaluannya. Yang tampak hanya bongkahan pantat kecilnya. Sepintas terlihat memeknya yang masih gundul, ketika dia masuk ke dalam bak mandi. Ninik mengambil tempat di bagian kakiku. Bak mandi jadi sesak diisi tiga orang, dua diantaranya sedang beraktifitas.

    Gerakan jadi tidak leluasa lagi sehingga aku menyarankan Rianti keluar dari bak mandi dan meneruskan di luar. Rianti kuatur memunggungiku dengan posisi merunduk bertopang wastafel, Aku menggenjotnya dari belakang. Batangku dengan mudah masuk ke dalam lubang memeknya yang terasa sangat licin. Rianti seperti tidak peduli dengan kehadiran Ninik. Dia mendesah-desah dan merintih sampai akhirnya menjerit dan kakinya dirapatkan. Terasa lubang memeknya berkedut-kedut. Rianti mendapatkan orgasmenya yang pertama. Sementara aku sebetulnya sudah hampir, tetapi terinterupsi karena Rianti menghentikan gerakannya. Di lepasnya batang kontolku dari lubang memeknya sehingga penisku mengacung kedepan tegap.

    Rianti berusaha memuaskanku dengan jongkok sambil mengulum dan menghisap penisku. Namun karena konsetrasiku sudah buyar, aku jadi sulit menikmati, oralnya.

    Bosan mengoralku yang tak juga mencapai ejakulasi, akhirnya Rianti berdiri dan dia lalu membersihkan dirinya dengan meraih shower.

    Aku kembali masuk ke bak mandi yang di situ masih ada Ninik. Aku berhadap-hadapan dengan Ninik. Kuperhatikan teteknya sangat mengkal dengan putting susu yang menajam diujungnya. Ninik kuraih sehingga dia kupeluk dengan posisi membelakangiku. Aku meremas perlahan-lahan tetek mengkalnya. Beda sekali rasa tetek Rianti dengan Ninik. Jika tetek Rianti terasa lembut oleh lemak, tetek Ninik terasa mengkal dan lebih keras.. Puas memainkan teteknya aku menggapai belahan memeknya. Jari tengahku langsung merasa clitorisnya mencuat dan ketika kuraba halus dia sudah mengeras. Aku terus memainkan clitorisnya sampai akhirnya Ninik kelojotan mencapai orgasme.


    Sementara itu Rianti sudah mengeringkan badan dengan berkemben handuk dia meninggalkan kami berdua. Aku mentas dari bak mandi. Ninik juga kuminta keluar. Aku duduk di colset dengan posisi menyandar, sehingga penisku bebas tegak. Ninik kubimbing berada di atasku . Dia menuruti saja kemauanku. Sambil berdiri mengangkangi badanku Niniki mendekatkan lubang memeknya ke kepala penisku yang telah memerah karena sangat tegang. Aku mengoles-ngoles kepala penisku di sekitar lubang memeknya sampai terasa ada cairan lendir keluar dari dalam. Setelah kurasa pelumasan mencukupi, aku berusaha memasukkan kepala penisku ke memek gundul itu. Agak sempit rasanya, tetapi penisku bisa terus menerobos kedalam. Kesanku Ninik sudah jebol perawannya. Meski jepitannya lebih kuat dibanding memek Rianti, tetapi penisku lancar maju-mundur di lubang memeknya. Aku terus mendekapnya sampai akhirnya aku menjelang orgasme kutarik badannya dan begitu lepas, meledaklah ejakulasiku. Lemas sekali badanku. Kami berdua lalu mandi membersihkan diri dengan shower. Selama mandi itu kutanya Ninik soal keperawanannya. Dia mengaku memang sudah pernah berhubungan, dengan pacarnya yang sudah SMA. Karena itulah dia sempat ketahuan selagi asyik main dikamarnya. Akibatnya Ninik dipulangkan ke kampungnya. Sekarang inilah proses pemulangan Ninik ke orang tuanya di kampung. Di Jakarta Ninik tinggal di rumah budenya, yaitu ibunya Rianti. “ Mbak Anti, bebas menerima cowoknya menginap di kamarnya, kenapa aku gak boleh ajak pacarku ke kamarku,” kata Nini dengan muka agak merajuk.

    Aku tidak mau berkomentar, karena rasanya tidak ada gunanya berkomentar pada saat seperti ini. Aku berbalut handuk dan juga Ninik berkemben handuk kami masuk menyelinap ke bawah selimut. Rianti sudah mengorok tidur di sisi kiri, aku memilih posisi ditengah dan Ninik di sisi kananku. Tidak nyaman rasanya tidur berbalut handuk lembab, maka kubuka handukku dan kulempar ke kursi, Handuk Ninik juga kulepas, sehingga kami berdua telanjang di bawah selimut. Sementara itu Rianti yang juga berbalut handuk perlahan-lahan kulepas dan ku lempat juag ke kursi. Kami bertiga tidur bugil di bawah selimut.

    Rasa lelah dan kecapaian ngentot membuat aku cepat tertidur.

    Aku terbangun karena rasa geli di kemaluanku. Kuintip ke bawah, ternyata Ninik sedang menghisap penisku. Mungkin dia berusaha membangunkan penisku. Aku berpura-pura tidur. Kulirik di celah korden sudah masuk cahaya terang matahari. Kulirik jam di meja sudah menunjukkan hamper jam 7 pagi. Kubiarkan Ninik beroperasi sendiri, sementara Rianti masih ngorok disebelahku. Ninik berusaha memasukkan penisku ke lubang memeknya dengan posisi menduduki badanku. Dia berhasil menelan semua batang penisku lalu dia melakukan gerakan naik turun, kadang-kadang maju mundur. Mungkin dia bosan pada posisi itu, dia bangkit berdiri dan membalikkan badannya sehingga memunggungiku. Ninik kembali jongkok dan kembali menggenjot. Dia mencoba merebahkan badannya ke depan sampai hamir mencium kakiku. Penisku terasa dipaksa menghadap kebawah. Ninik kesulitan melakukan gerakan pada posisi itu, karena lubang memeknya seperti kedongkrak oleh batang penisku yang sedang keras sempurna. Ninik berdiri lagi dan dia berbalik arah kembali ke posisi berhadapan denganku . Penisku kembali dimasukkan ke dalam memeknya. Dia menggenjot sebentar lalu merabhkan badannya. Sambil memelukku dia terus mengggerakkan-gerakan pinggulnya. Posisi ini agak sulit, karena berkali-kali penisku lepas dari lubang memeknya. Ninik kembali ke posisi mendudukiku, dia rupanya menemukan posisi nikmatnya sehingga gerakannya makin liar, dan tak lama kemudian berhenti menggenjot dan terasa memeknya berdenyut-denyut.


    Aku jadi dalam posisi nanggung sehingga kusibak selimut dan langsung kuarahkan penisku memasuki memek Rianti. Memeknya terasa berlendir. Berarti dia sudah bangun dari tadi dan sempat melihat permainan kami sehingga di terangsang. Bagitu penisku ambles, dia langsung mengerang. Kugenjot dengan gerakan kasar, Rianti merintih-rintih. Sayangnya memeknya terlalu banjir sehingga kurang mencengkeram. Aku terus berusaha kosentrasi untuk mencapai puncak. Namun setelah sekian lama masih juga belum berhasil, sampai badanku lelah. Kubalikkan posisi dengan tetap mempertahankan kontolku di dalam memek Rianti. Dia mengerti dan kini Rianti memegang kendali. Dia bergerak maju mundur naik turun di atas tubuhku. Menjelang aku orgasme

    Rianti sudah memekik sambil menjepit kontolku. Mendengar teriakan itu aku jadi tak mampu lagi menahan ejakulasiku dan kulepas saja di dalam memeknya. Pada suasana seperti itu, aku tidak memikirkan risiko hamil dan sebagainya, yang penting rasanya nikmat.

    Rianti langsung jatuh berbaring di sampingku.

    Aku tertidur telentang dan agak terengah-engah. Tiba tiba terasa batang penisku dibersihkan dengan seka an handuk hangat. Kulirik kebawah, ternyata Ninik yang melakukan. Aku tidak sempat memperhatikan apa yang dilakukan Ninik tadi ketika aku bertempur dengan Rianti. Setelah dibersihkan , Ninik kembali mengoral penisku. Tanpa rasa malu dia terus berusaha membangunkan penisku. Lama juga penisku tidak bangun-bangun, Aku merasa kasihan karena usaha Nini tidak membawa hasil. Dia kemudian kuminta berbaring dan kakinya dikangkangkan. Aku melakukan oral buat memek kecil ini. Ninik tersenyum dan terus menggelinjang merasakan sapuan lidahku di ujung clitorisnya yang menonjol. Tidak perlu waktu terlalu lama akhirnya memek Ninik cenat-cenut. Setelah dia mencapai orgasme aku memasukkan jari tengah ke dalam memeknya, aku mencari G-spotnya. Teraba ada jaringan halus. Aku memastikan bagian itu G-spotnya karena ketika kusentuh pelan Ninik bereaksi. Aku serang terus sampai beberapa saat kemudian Ninik memekik. Dia mencapai orgasme tertingginya. Dari lubang pipisnya meleleh cairan kental. Jumlahnya tidak banyak, mungkin cuma 3 tetes, tetapi jelas sekali meleleh keluar. Melihat reaksi itu, penisku mulai bangun. Belum terlalu sempurna tetapi cukup keras untuk disodokkan ke memek Ninik. Aku langsung menindih Ninik dan terasa memeknya mencekat dan masih ada sisa cenat-cenutnya. Aku genjot langsung dengan gerakan cepat. Nikmat sekali rasanya. Ninik merintih-rintih, dan dia kembali mendapatkan orgasme berkualitasnya. Aku menengarai itu karena Ninik kembali menjerit seperti tadi. Aku tidak memberi kesempatan dia melampiaskan orgasmenya, aku terus menggenjotnya. “ Oom ampun oom udah om, memekku ngilu. Aku tidak memperdulikannya dan terus menggenjot. Sambil mengiba-iba Ninik juga mendesis-desis seperti menikmati persetubuhan ini. Itulah maka aku tega menggenjot terus dan memang benar Ninik kembali menjerit. Pada saat mencapai orgasme, lubang memek terasa lebih nikmat karena makin ketat mencengkeram dan ada ritme di dalamnya. Kuhentikan sebentar sampai orgasmenya tuntas lalu kugenjot lagi. Memeknya terasa makin sempit sehingga aku merasa nikmat dan mengantarku mencapai puncaknya. Aku sudah seperti lupa daratan sehingga ketika mencapai orgasme kubenamkan dalam-dalam penisku ke memeknya. Ninikpun menjerit, rupanya dia juga sampai kepada puncak tertingginya.

    “Seru banget mainnya, dan berisik,” kata Rianti yang duduk bersila dengan tubuh telanjang menonton pertempuranku.
    “Gila lu Nik kecil-kecil, ngeseknya kuat juga,” kata Rianti mengomentari adik sepupunya.

    Aku istirahat sebentar. Ninik sempat tertidur dan mendengkur halus. Kulihat jam sudah menunjukkan jam 8 pagi lewat 10 menit. Aku menggamit Rianti dan membangunkan Ninik. Kami mandi bertiga di kamar mandi sambil saling menyabuni.


    Pagi itu badanku terasa ringan sekali. Kami bertiga turun ke coffee Shop untuk sarapan pagi. Ninik terkagum-kagum oleh banyaknya ragam sarapan pagi yang tersedia. Mungkin dia belum pernah mengalami hal semacam ini. Sambil menyantap makanan, Ninik mengusulkan agar bisa menginap semalam lagi di hotel ini. Rianti setuju. Kami memang akhirnya menambah satu malam lagi di hotel. Sepanjang siang aku hanya jalan keluar bersama mereka makan di bawah. Mereka mondar-mandir keluar masuk kamar membawa belanjaan. Rianti dan Ninik memeng kubekali uang yang lumayan banyak untuk sekedar belanja membeli pakaian dan sepatu di mall di bawah hotel.

    Hari berikutnya aku menyempatkan ke Bojonegoro membereskan urusanku . Rianti dan Ninik membatalkan pulang kampung. Mereka ikut aku. Dari Bojonegoro aku langsung memboyong mereka ke Surabaya. Di kota Pahlawan itu aku juga memilih hotel yang menyambung dengan Tunjungan Plaza. Mereka senang sekali bebas berkeliaran di mall, sementara aku milih tidur saja dikamar menjaga stamina.

    Melawan Rianti, bagiku tidak berat, tetapi melayani nafsu Ninik kecil aku agak kewalahan juga. Kecil-kecil kemauannya besar sekali.

    Ninik tidak jadi dipulangkan ke kampung, dia ke Jakarta lagi dan kost bersama Rianti. Rianti memilih tempat kost di dekat tempat kerjanya sehingga dia hanya perlu jalan kaki saja. Aku yang membantu membayar sewa kostnya. Dikala sedang suntuk oleh pekerjaan aku melampiaskan kepada dua memekku itu.

  • Kisah Memek cinta terlarang Halimah

    Kisah Memek cinta terlarang Halimah


    2876 views

    Duniabola99.com – Halimah dan Sidek tinggal menyewa di sebuah kampung.Sidek,yang berumur 51 tahun dan bekerja sebagai buruh kontrak menebang hutan,seringkali masuk ke hutan sehingga berhari-hari lamanya,malah kadang-kala sehingga sebulan tak balik ke rumah.Manakala Halimah pulak,berumur 48 tahun,menjadi suri rumahtangga sepenuh masa menjaga anaknya Shidah yang masih bersekolah rendah.Anaknya Meon,yang berumur 20 tahun bekerja sebagai seorang mekanik di bengkel motorsikal yang terletak selang 2 buah rumah dari rumahnya.Jarak umur Meon dengan adiknya memang jauh,malah Halimah dan Sidek sendiri tidak menyangka bahawa mereka masih boleh menimang cahaya mata setelah sekian lama disangkakan hanya Meon sahajalah anak tunggalnya. Cerita Bokep Indonesia


    Kerja Meon sebagai mekanik bermula sejak dia habis sekolah.Lantaran masalah kewangan keluarganya,dia tidak dapat menyambung pelajaran ke peringkat universiti.Demi membantu keluarga,Meon bekerja di bengkel Abu.Bermula sebagai budak suruhan,Meon kini sudah pandai membaiki motorsikal,hasil didikan Abu yang percaya dan yakin dengan kebolehan Meon.Wang gajinya lebih kepada membantu Ibu dan adiknya mengalas perut lantaran bapaknya,Sidek yang jarang pulang ke rumah akibat bertugas di pedalaman dan jauh dari rumah.

    Halimah yang merupakan suri rumahtangga sepenuh masa,masih cantik orangnya.Berwajah putih berseri dengan tahi lalat di kiri dagunya,sering memakai tudung ketika keluar rumah,menyembunyikan rambutnya yang pendek paras bahu.Selalu jugak Halimah merasakan dahaga dan kegersangan menikmati hubungan seks suami isteri lantaran hidupnya yang selalu ditinggalkan suami.Namun apakan daya,dia tetap teruskan hidup bersama anak-anaknya.Malah,Halimah jugakpernah terniat untuk curang demi tuntutan kegersangan nafsu seksnya yang seringkali sukar untuk dibendung,namun tiada siapa yang ingin mengoratnya lantaran statusnya sebagai isteri orang.Halimah tahu,hanya bontot tonggeknya yang besar dan lebar itulah sahaja senjatanya lantaran bentuknya yang memang tonggek dan melentik,namun walaupun dia cantik,tetapi tubuhnya tidak terlalu seksi untuk dipertontonkan kepada masyarakat.Bertubuh yang berisi,kedua-dua teteknya yang sederhana besar malah sedikit melayut,perut yang buncit,peha dan bontot tonggek yang lebar memberi kemungkinan bahawa tiada siapa yang bernafsu seks kepadanya.Ini mendorong Halimah untuk memendamkan sahaja kegersangan nafsu seksnya sendirian.Sejak suaminya masuk ke hutan 2 minggu lalu,dia tidak pernah merasakan kenikmatan hubungan seks.Pernah jugak dia melancapkan lubang cipapnya sendirian,tidak seronok rasanya,jadi,terpendamlah sahaja perasaan berahinya.

    Namun,sudah hendak menjadi cerita,pada satu pagi yang indah,Shidah menyertai rombongan sekolahnya pergi ke Kuala Lumpur dan esok baru pulang ke rumah,tidur di sekolah di Kuala Lumpur,menurut kata gurunya.Jadi hanya tinggal Halimah dan Meon sahajalah di rumah.Oleh kerana hari itu adalah hari Ahad dan bengkel motorsikal ditutup,maka Meon mengambil keputusan untuk bangun lewat pada pagi yang indah itu.Halimah yang sendirian menonton rancangan “Selamat Pagi Malaysia” merasa boring kerana tiada teman borak,lantaran Shidah sudah pergi mengikuti rombongan sekolahnya.Lantas dia teringatkan Meon yang sedang tidur di biliknya.

    Halimah kemudiannya terus masuk ke dalam bilik Meon,dilihatnya anaknya itu masih berselimut di atas katil.Digerakkan kaki Meon supaya bangun dari tidur.Dengan mata yang kelat,Meon membukakkan matanya.Terlihat Emaknya sedang berdiri di tepi katil memerhatinya.

    “Meon,dah pukul 9:00 pagi ni…!!!Nape tak bangun lagi ni,Sayang…!!!Mak boring la sorang-sorang…!!!”kata Halimah.
    “Hmmm…jap lagi Meon bangun…!!!”balas Meon sambil kembali melelapkan matanya.
    “Bangun tau,Sayang…!!!Kejap lagi kalau Mak datang tak bangun,Mak siram dengan air…!!!”kata Halimah sambil tersenyum dan berlalu dari bilik anak bujangnya.

    Meon,yang terjaga itu sukar hendak melelapkan matanya kembali.Namun dia cuba jugak melelapkan matanya tetapi sukar.Terlalu saying rasanya hendak meninggalkan katil di pagi hari Ahad yang dingin itu.Kabus yang masih menerawang menyejukkan suasana.Batang kote Meon yang semulajadi keras sendiri selepas bangun tidur menongkat selimut yang di pakainya.Perlahan-lahan diurut-urut batang kotenya dari luar selimut,fikirannya terbayangkan Nor,anak Haji Ali yang selalu menjadi modalnya melancapnya itu.

    Tiba-tiba Emaknya muncul kembali.Meon pun pura-pura tidur kerana takut Emaknya perasan kelakuannya yang sedang mengurut-urut batang kotenya yang sedang mencanak menongkat selimut itu.’


    “Ish…ish…ish…masih tak bangun lagi si bujang ni…!!!”bisik hati Halimah.
    Namun,perhatiannya tertarik kepada bonjolan yang menongkat tinggi selimut anaknya.Serta-merta perasaannya berdebar.Naluri keberahian seorang wanita yang dahagakan sentuhan nafsu seks itu terus bangkit melihat kain yang menyelimuti anaknya di tongkat oleh batang kote anaknya yang sedang keras itu.Niatnya yang hendak mengejutkan Meon serta-merta mati.Apa yang ada difikirannya adalah gelora keinginan nafsu seks ingin melihat batang kote keras milik anaknya.

    Halimah yang menyangka anaknya masih tidur itu perlahan-lahan duduk di tepi katil.Tangannya terasa ingin sekali memegang batang kote yang sedang keras menegak itu.Sudah lama rasanya dia tidak dapat memegang batang kote suaminya.Keinginannya telah mendorong Halimah untuk memberanikan diri memegang batang kote Meon.Batang kote Meon dipegangnya dengan lembut.Kekerasan otot batang kote anaknya menambah keberahian Halimah untuk melihatnya dengan lebih dekat lagi.Perlahan-lahan Halimah menyelak selimut Meon,maka terpampanglah tubuh Meon yang tidur tanpa seurat benang di hadapan matanya.Batang kote Meon yang sudah tidak tertutup itu diusapnya dengan lembut.Hampir sama dengan batang kote milik suaminya.Halimah mengusap-usap batang kote Meon dengan perasaan berahi.Keinginan nafsu seksnya yang merindukan batang kote suaminya itu telah menghilangkan kewarasannya dan membuatkannya lupa bahawa dia sebenarnya sedang bernafsu seks memegang batang kote anaknya sendiri.

    Meon yang pura-pura tidur itu,berdebar-debar merasakan batang kotenya dipegang oleh Emaknya.Dia tidak menyangka bahawa Emaknya tergamak dan berani memegang batang kotenya.Hendak dibukak matanya,takut Emaknya memarahinya pulak kerana lambat bangun tidur dan menipu berpura-pura tidur.Jadi Meon mengambil keputusan membiarkan sahaja perlakuan Emaknya terhadap batang kotenya.

    Sentuhan lembut tapak tangan dan jari-jemari Halimah di batang kote Meon membangkitkan kenikmatan kepada Meon.Batang kotenya menegang dengan secukup-cukupnya dan ini memberikan perasaan sensasi kepada Halimah untuk memegangnya dengan lebih kuat lagi.Halimah kemudiannya terus melancapkan batang kote Meon dengan nafasnya yang semakin terburu-buru.Bukan senang nak merasa batang kote lelaki,jadi,peluang dah ada depan mata,inilah masanya…

    Meon yang masih berpura-pura tidur itu benar-benar menikmati kesedapan batang kotenya dilancapkan oleh Emaknya sendiri.Dia membiarkan Emaknya terus melancapkan batang kotenya dan difikirannya terbayangkan Nor anak Haji Ali yang sedang melancapkan batang kotenya.Keberahiannya akhirnya memuncak dan membuatkan air maninya memancut keluar dari batang kotenya yang keras dan sedang dilancapkan oleh Emaknya Halimah.

    Halimah yang teruja dengan pancutan demi pancutan air mani anaknya Meon itu terus melancapkan batang kote anaknya sehingga tiada lagi air mani yang keluar.Aroma air mani yang sudah lama tidak menusuk ke hidungnya memberikannya satu perasaan yang melambangkan sedikit kepuasan.Air mani anaknya yang melekit di tangannya diciumnya dan dihirupnya sedikit demi sedikit dengan penuh bernafsu seks.Meon yang terkejut mendengar bunyi hirupan itu membuka sedikit matanya dan terlihat olehnya bahawa Emaknya Halimah sedang menjilat air maninya yang berlumur di tangan.Berdebar-debar perasaan Meon ketika itu.Dia tidak menyangka bahawa Emaknya Halimah mampu bertindak dengan sebegitu rupa.

    Halimah yang puas merasa air mani anaknya yang melekit di tangannya kembali bangun dari katil dan menyelimuti anaknya.Dia kemudian keluar dari bilik Meon dan kembali ke ruang tamu menonton TV.Terasa saying hendak mencuci tangannya.Bau air mani lelaki yang dirindui itu terasa sayang hendak dihilangkan dari tangannya.Kalau boleh,dia ingin tangannya terus melekat dengan air mani anaknya itu buat selama-lamanya.Perasaan bersalah ada sedikit bersawang dalam mindanya,namun baginya ia tidak perlu dirisaukan kerana perbuatannya itu langsung tidak disedari oleh anaknya.Dia melakukannya ketika anaknya sedang lena.

    Namun berbeza pulak bagi Meon,dia benar-benar tidak menyangka bahawa batang kotenya dilancapkan oleh Emaknya sendiri.Malah,air maninya jugak dinikmati oleh Emaknya dengan penuh nikmat di hadapan matanya sendiri.Meon terasa malu kepada dirinya sendiri,jugak kepada Emaknya.Namun begitu,kenikmatan yang baru sahaja dinikmati secara tiba-tiba membangkitkan seleranya dan kalau boleh dia ingin Emaknya melakukannya lagi, tetapi perasaan hormatnya sebagai anak serta-merta mematikan hasratnya.Baginya,yang lebih baik adalah,merahsiakan perkara ini dan membiarkan Emaknya masih menganggap bahawa dirinya sedang tidur ketika perkara itu berlaku.
    Hari itu,mereka anak-beranak berlagak seperti tiada apa-apa yang berlaku.Masing-masing buat hal sendiri.Namun di hati masing-masing,hanya Tuhan saja yang tahu…

    Pada petangnya,Halimah yang selesai mengangkat pakaian di ampaian terlihat kelibat anaknya yang sedang terbaring di sofa.Bunyi TV masih kedengaran namun tidak pasti adakah anaknya sedang tidur atau tidak.Perlahan-lahan dia menghampiri anaknya dan dia melihat mata anaknya terpejam rapat.Terlintas di fikirannya ingin mengulangi kembali saat-saat indah menikmati batang kote keras anaknya di dalam genggamannya.


    Sementara itu,Meon yang terbaring di sofa sebenarnya tidak tidur.Dia sebenarnya ingin memancing Emaknya kerana kenikmatan batang kotenya dilancapkan pagi tadi mendorongnya untuk menikmatinya sekali lagi.Dia tahu bahawa Emaknya terhendap-hendap memastikan adakah dirinya sedang tidur.Jadi Meon sengaja mematikan dirinya di atas sofa.

    Halimah sedar,inilah masanya yang paling sesuai untuk melepaskan giannya.Tanpa segan silu,Halimah terus menyelakkan seluar pendek sukan anaknya.Batang kote anaknya yang gemuk dan panjang itu dipegang dan terus dilancapkannya.Tidak sampai seminit,batang kote anak bujangnya itu sudah pun mengeras di dalam genggamannya.Halimah berkali-kali menelan air liurnya melihatkan batang kote yang keras di hadapan matanya itu diusap-usap dan dirocoh-rocoh oleh tangannya yang gebu.Semakin dilancap semakin galak kerasnya.Kepala takuk batang kote Meon yang kembang berkilat bak kepala cendawan itu dimainkan dengan ibu jarinya.Meon sedikit menggeliat kerana ngilu.Serta-merta Halimah memperlahankan rentaknya kerana takut Meon akan terjaga.

    Halimah sedar,seleranya kepada batang kote anak lelakinya itu semakin meluap-luap di lubuk keinginan nafsu seksnya.Dia tahu apakah risiko melakukan perkara terkutuk itu,lebih-lebih lagi bersama darah dagingnya sendiri.Halimah menggigit bibirnya kegeraman.Halimah tidak peduli,tekaknya seolah-olah berdenyut ketagihan melihatkan batang kote tegang anaknya di depan matanya sendiri.Nafasnya semakin laju.Halimah akhirnya membuat keputusan nekad.Keberahiannya yang sudah semakin hilang pedoman itu membuatkan dia berani membenamkan batang kote anaknya ke dalam mulutnya yang lembap itu.

    Meon sekali lagi menggeliat kesedapan.Batang kotenya yang sedang dipegang oleh Emaknya tiba-tiba merasakan memasuki lohong yang hangat dan basah.Perlahan-lahan dia membukak matanya kecil.Dilihatnya batang kotenya kini sudah separuh hilang di dalam mulut Emaknya.Terlihat olehnya raut muka Emaknya yang masih cantik itu sedang mengulum-ngulum batang kotenya dengan matanya yang tertutup.Hidung Emaknya kelihatan kembang-kempis bersama deruan nafas yang semakin laju.Inilah pertama kali Meon merasai bagaimana sedapnya batang kotenya dinikmati oleh mulut seorang wanita.Kenikmatan yang dirasai membuatkan dia tidak peduli siapakah wanita yang sedang mengulum-ngulum batang kotenya itu,lebih-lebih lagi ianya bukan dilakukan secara paksa.Meon cepat-cepat kembali memejamkan matanya apabila dilihat Emaknya seakan ingin membukak mata.

    Halimah yang yakin anaknya tidur mati,perlahan-lahan menghisap batang kote anaknya.Perlahan-lahan dia menghirup air liurnya yang meleleh di batang kote anaknya.Penuh mulut Halimah menghisap-hisap batang kote Meon.Semakin lama Halimah menghisap-hisap batang kote Meon,semakin dia lupa bahawa dia sedang menghisap-hisap batang kote anaknya sendiri.Perasaan Halimah yang diselubungi keinginan nafsu seks membuatkan dia semakin galak menghisap-hisap batang kote anaknya.Batang kote keras yang penuh menujah lelangit mulutnya dirasakan sungguh mengghairahkan,air mazi anaknya yang sebati dengan air liurnya dirasakan sungguh menyelerakan.Sudah lama benar dia tidak menikmati batang kote suaminya.Dirinya seolah seorang budak kecil yang sedang kemaruk setelah mendapat barang pemainan baru.


    Meon semakin tidak dapat tahan.Hisapan Emaknya di batang kotenya yang keras menegang itu membuatkan Meon semakin tak keruan.Dia nekad,apa nak jadi,jadilah.Dia tak dapat bertahan lagi berpura-pura tidur sebegitu.Akhirnya di saat air maninya hendak meledak,Meon memberanikan dirinya memegang kepala Emaknya Halimah.Kepala Emak Kandungnya yang sedang galak turun-naik menghisap-hisap batang kotenya itu dipegang dan ditarik rapat kepadanya,membuatkan batang kotenya terbenam jauh ke tekak Halimah,Emak Kandungnya sendiri.Halimah terkejut,jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.Serta-merta dia merasakan teramat malu apabila disedarinya anaknya sedar dengan perbuatannya.Malah,anaknya memegang kepalanya sementara batang kote anaknya itu semakin terbenam jauh ke dalam mulutnya.Halimah cuba menarik kepalanya dan cuba mengeluarkan batang kote anaknya dari dalam mulutnya namun dia gagal.Meon menarik kepala Halimah serapat mungkin ke tubuhnya dan serentak itu,memancut-mancut air mani Meon memenuhi mulut Halimah.Meon benar-benar kenikmatan.

    Halimah yang sedar batang kote anaknya itu sedang memuntahkan air mani di dalam mulutnya terus diam tidak meronta.Dia membiarkan sahaja mulutnya menerima pancutan demi pancutan padu air mani anaknya sehingga tidak dapat ditampung oleh mulutnya yang comel itu.Halimah tiada pilihan,dia tidak dapat menolak kepalanya agar batang kote anaknya memancut di luar mulutnya.Maka,dalam keterpaksaan,berdegup-degup Halimah meneguk air mani anaknya yang menerjah kerongkongnya.Cairan pekat yang meledak dari batang kote anak bujangnya yang dihisap itu ditelan sepenuhnya bersama air mata yang mula mengalir ke pipinya.
    Pautan tangan Meon di kepala Emaknya Halimah semakin longgar,seiring dengan air maninya yang semakin habis memancut dari batang kotenya.Halimah mengambil peluang itu dengan terus menarik kepalanya sehingga tercabut batang kote Meon dari mulutnya.Segera Halimah bangun dan berlari menuju ke dalam biliknya.Meon yang tiba-tiba merasakan penyesalan itu segera bangun menuju ke bilik Emaknya.Pintu bilik Emaknya terkunci dari dalam.Meon mengetuk pintu perlahan berkali-kali sambil suaranya lembut memanggil-manggil Emaknya.Namun hanya suara esakan Emaknya di dalam bilik yang didengarinya.
    “Makk…Maaf,Makk…!!!Meon minta maaf,Mak…!!! Meon tak sengaja,Makk…!!!Makkkkk…!!!”rayu Meon di luar bilik Emaknya.

    Sementara di dalam bilik,Halimah sedang tertiarap di atas katil,memekup mukanya di bantal dengan air matanya yang semakin berjujuran di pipinya yang gebu.Rasa penyesalan akibat pengaruh keinginan nafsu seksnya sendiri telah membuatkan dirinya seolah-olah hilang harga diri sehingga sanggup melakukan perkara terkutuk itu dengan anak kandungnya sendiri.Halimah benar-benar menyesal atas segala perbuatannya.Dia sedar,ini semua bukan salah anaknya.Ini semua salahnya.Halimah tersedu-sedan mengenangkan kesilapannya di atas katil sendirian,membiarkan anaknya,Meon sendirian memujuknya di luar biliknya…

    “Meon,mari makan,Sayang…!!!”ajak Halimah kepada Meon di pintu bilik Meon.
    Meon yang sedang termenung di tebing katil seolah tidak menghiraukan Emaknya.Fikirannya merasa bersalah dan malu atas apa yang telah berlaku pada petang tadi.Halimah sedar perubahan anaknya.Dia terus duduk rapat di sebelah Meon.Jari-jemarinya kemas memegang telapak tangan Meon.Diramas dengan lembut jari-jemari Meon.

    “Mak,Meon rasa bersalah sangat kat Mak…!!!Meon nak minta maaf banyak-banyak,Mak…!!!”kata Meon sambil matanya masih terus menatap kosong ke lantai.
    “Meon,Mak yang sepatutnya minta maaf,Sayang…!!! Meon tak salah langsung,Sayang…!!!Kalau bukan Mak yang mulakan dahulu,perkara ni takkan terjadi,Sayang…!!!”kata Halimah.


    Mereka terdiam seketika.Suasana sepi malam yang mula menjelma seolah memberikan ruang untuk dua beranak itu berbicara secara peribadi dari hati ke hati.Halimah menarik tangan Meon yang digenggamnya ke atas pehanya yang gebu.Jari-jemari anaknya diramas dengan lembut,penuh kasih sayang dari seorang Emak kepada anaknya sendiri.

    “Kenapa Mak buat macam tu…???Mmmm…boleh Meon nak tahu tak,Mak…???”tanya Meon sedikit gugup.
    Halimah terdiam sejenak.Otaknya ligat mencari jawapan bagi soalan yang terlalu sensitif dari anaknya itu.Secara tak langsung,dia gugup hendak menjawabnya.Tangannya yang kemas memegang tangan anaknya di atas pehanya yang lembut itu semakin ditarik ke arah tundun lubang cipapnya.Fikirannya bercelaru,buntu.

    “Kenapa,Mak…???”sekali lagi Meon bertanyakan kepada Halimah.
    “Susah Mak nak cakap la,Sayang…!!!Hal orang perempuan la,Sayang…!!!Nanti Meon tahu la,Sayang…!!!”kata Halimah ringkas dan dia terus berdiri lalu keluar dari bilik Meon,meninggalkan anaknya diam sendirian.

    Meon keliru dengan jawapan Emaknya.Akal mentahnya tidak berapa memahami objektif jawapan Emaknya.Dia hanya mampu melihat Emaknya berlalu keluar dari biliknya meninggalkannya sendiri bersama seribu satu persoalan di kepala.Bontot tonggek lebar Emaknya yang tonggek itu kelihatan melenggok ketika melangkah keluar.Daging bontot tonggeknya yang bulat dan montok kelihatan membonjol di kain batik lusuh yang dipakai Emaknya.Meon menelan air liur melihat harta berharga milik Emaknya Halimah.Hatinya berdebar,perasaannya tiba-tiba bercelaru.Rasa kasihan dan sayang kepada Emaknya Halimah yang sebelum ini terbit dari hatinya secara tiba-tiba di selinap masuk oleh perasaan nafsu seks yang terlalu malu bagi dirinya untuk memikirkan.Meon lantas bangun menuju ke dapur,terlihat Emaknya sedang duduk mendagu di meja makan.Mata Emaknya seolah-olah merenung kosong hidangan makan malam yang telah disediakan di atas meja.Perlahan-lahan Meon menghampiri Emaknya,dipegangnya kedua-dua bahu Emaknya lembut.Meon menunduk dan mulutnya menghampiri telinga Emaknya.

    “Meon berjanji pada Mak yang cuma kita berdua aje yang tahu pasal ni,Mak…!!!Mak jangan la risau apa-apa pun…!!!Meon teramat sangat sayangkan Mak…!!!”bisik Meon di telinga Emaknya.
    Halimah merasakan sejuk hatinya mendengar kata-kata Meon yang lembut itu.Jari-jemari Meon yang sedang memegang bahunya terasa sungguh selesa.Haba dan hembusan nafas dari Meon di telinganya membangkitkan bulu roma Halimah.Perasaan terus berdebar-debar menyelinap ke dadanya bersama selautan rasa sayang yang tinggi menggunung kepada anak bujangnya itu.Halimah menoleh perlahan memandang wajah Meon yang hampir rapat di pipinya.Layanan dan sikap Meon kepadanya seolah-olah mengisi sedikit kekosongan batinnya yang merindukan belaian lelaki,iaitu suaminya.

    Wajah mereka saling berhadapan.Meon mengukir senyuman yang ikhlas di bibirnya,begitu jugak dengan Halimah.Pipi gebu Halimah diusap oleh Meon dengan lembut.Halimah memejamkan matanya.Bibirnya yang lembap dan comel terbukak sedikit.Meon yang seperti dipukau dengan paluan gendang syaitan itu pun tanpa ragu-ragu terus membenamkan mulutnya mengucup bibir Emaknya.Mereka berdua kemudiannya terus saling berkucupan bibir dan mulut,penuh kasih sayang.Perasaan yang sejak mulanya lambang kasih sayang antara Emak dan anak akhirnya bertukar menjadi perasaan kasih sayang yang berlambangkan seks yang saling memenuhi dan memerlukan.


    Tangan Halimah kemudiannya dengan perlahan-lahan mengusap rambut anak bujangnya yang sedang hangat mencumbui bibirnya.Bibir Halimah ligat meneroka mulut Meon yang nampaknya masih tidak mahir dalam permainan manusia dewasa itu.Nafas masing-masing saling bertukar silih-berganti.Degupan jantung dua insan itu semakin kencang,seiring dengan deruan keinginan nafsu seks yang semakin bergelora.Halimah semakin lemah,dia terus memeluk tubuh Meon.Tertunduk Meon dipeluk oleh Emaknya,mulutnya masih mengucup bibir Emaknya.Ghairah Meon kembali bangkit,lebih-lebih lagi apabila bayangan Emaknya menghisap batang kotenya di pagi dan petang hari itu silih-berganti di kotak fikirannya.Meon semakin berani memulakan langkah,tangannya yang tadi memegang bahu Emaknya kini menjalar ke kedua-dua tetek Emaknya yang masih berbalut t-shirt.Kekenyalan kedua-dua tetek Emaknya yang tidak memakai coli itu dirasakan sungguh mengasyikkan.Puting kedua-dua tetek Emaknya yang semakin keras dan menonjol di permukaan t-shirt digentel lembut berulang kali,Halimah semakin terangsang dengan tindakan anaknya itu.Ini mendorong Halimah untuk meraba dada anaknya yang bidang itu.Tangannya kemudian turun ke pinggang anaknya dan seterusnya dia menangkap sesuatu yang keras dan membonjol menujah kain pelikat yang dipakai oleh anaknya.Batang kote Meon yang semakin keras di dalam kain pelikat digenggam oleh Halimah.

    Dirocoh-rocoh batang kote anaknya dengan penuh bernafsu seks.Perasaan penuh bernafsu seks yang melanda Halimah mendorongnya untuk mengulangi sekali lagi perbuatannya seperti di waktu siang tadi.Halimah kemudiannya terus melepaskan kucupan di bibir anaknya.Senyuman terukir di wajahnya,mempamerkan rasa keberahian yang tiada selindung lagi.Halimah kemudiannya terus melucutkan kain pelikat Meon,maka luruhlah kain pelikat yang Meon pakai ke lantai dan sekaligus mendedahkan batang kotenya yang sasa dan berotot itu tegak mengeras menghala muka Emaknya.Halimah tahu kehendak Meon.Malah,dia jugak sebenarnya menginginkannya jugak.Perlahan-lahan Halimah membenamkan batang kote keras Meon ke dalam mulutnya.

    Meon memerhatikan sahaja perbuatan Emaknya tanpa selindung lagi.Sedikit demi sedikit batang kotenya dilihat tenggelam ke dalam mulut Emaknya yang comel.Tahi lalat di dagu Emaknya menambahkan lagi kecantikan wajah Emaknya yang sedang menghisap-hisap dengan perlahan-lahan batang kotenya.

    Halimah semakin galak menghisap-hisap batang kote anaknya.Perasaan keibuan yang sepatutnya dicurahkan kepada anaknya sama sekali hilang.Keinginan nafsu seks dan kerinduan batinnya menguasai akal dan fikiran membuatkannya hilang pertimbangan sehingga tergamak bermain keinginan nafsu seks bersama dengan anak kandungnya sendiri.Halimah benar-benar tenggelam dalam arus gelora keinginan nafsu seks.Batang kote anaknya yang dihisap-hisap dan keluar-masuk di dalam mulutnya benar-benar memberikan sensasi kelazatan menikmati batang kote lelaki yang dirindui selalu.Setiap lengkok batang kote anaknya disedut dan dinikmati dengan penuh perasaan.Tangan kirinya mengusap-usap lubang cipapnya dari luar kain batik.Sungguh bertuah dirinya dirasakan pada ketika itu,kedahagaan batin dan nafsu seksnya yang selama ini membelenggu jiwanya terasa seolah-olah terbang jauh bersama angin.Dirinya merasakan begitu dihargai.Jiwanya semakin tenteram dalam gelora keinginan nafsu seksnya sendiri.

    Meon pulak benar-benar menikmati betapa lazatnya merasakan batang kotenya dihisap-hisap oleh mulut Emaknya.Wajah Emaknya yang sedang terpejam mata menikmati batang kotenya dengan penuh bernafsu seks itu memberikan satu kenikmatan yang sukar untuk diucapkan.Matanya tertancap kepada tangan Emaknya yang sedang menggosok-gosok lubang cipap.Kain batik yang dipakai oleh Emaknya kelihatan terperosok ke bawah kelengkang akibat kelakuan Emaknya itu.Peha gebu Emaknya yang kelihatan lembut dan menyelerakan membangkitkan selera nafsu seks Meon.Serta-merta Meon menarik batang kotenya keluar dari dalam mulut Emaknya.Meon kemudiannya terus tunduk mengucup Emaknya dan sekaligus dia memeluk tubuh Emaknya.Halimah membalas perlakuan Meon dengan kembali mengucupinya.Sambil bibirnya mengucup bibir Emaknya,Meon menarik Halimah agar berdiri dan Halimah terdorong untuk mengikut sahaja kemahuan Meon.Mereka pun kemudiannya sama-samaberdiri dan berpelukan erat,dengan bibir masing-masing yang saling berkucupan penuh keberahian.Meon kemudiannya terus mengusap-usap kelangkang Emaknya.Kain batik lusuh yang menutupi lubang cipap Emaknya terasa basah akibat lendir nafsu seks yang semakin banyak membanjiri lohong kewanitaan Emaknya Halimah itu.Meon kemudiannya terus menyelakkan kain batik Emaknya ke atas,batang kote mudanya yang tidak pernah memasuki mana-mana lubang cipap wanita kekok untuk memulakan langkah yang berani itu.

    Halimah tahu kelemahan yang dihadapi oleh anaknya.Sambil tersenyum,dia terus menyingkap kain batiknya ke atas dan berpusing menghadap meja makan,mempamerkan bontot tonggeknya yang tidak dilindungi sebarang seluar dalam kepada anaknya.Meon seperti terpukau menatap bontot tonggek Emaknya yang putih berseri dan bulat menggebu di hadapan matanya.Bontot tonggek lebar Emaknya diusap-usap dan diramas-ramas dengan penuh bernafsu seks.Usapannya kemudian semakin penuh bernafsu seks,dari pinggang turun ke peha,kelentikan bontot tonggek Emaknya yang tonggek benar-benar membakar keinghinan nafsu seksnya.Sementara itu Halimah mencapai batang kote Meon yang terpacak di belakangnya.Tanpa segan silu,Halimah kemudiannya terus menarik batang kote Meon agar mengambil posisi yang memudahkan untuk mereka menjalankan misi yang seterusnya.Batang kote Meon ditarik sehingga terselit di celah kelengkangnya.Meon yang membiarkan sahaja tindakan Emaknya itu terdorong ke hadapan memeluk belakang tubuh Emaknya dan batang kotenya terus menyelinap ke celah kelengkang Emaknya yang sememangnya sudah terlalu licin dan becak dengan lendiran nafsu seks.Halimah kemudiannya terus menonggekkan tubuhnya dan tubuhnya maju-mundur menggesel-geselkan batang kote Meon di celah kelengkangnya.Bunyi lagaan dan geselan batang kote Meon yang keras di kelengkangnya berdecup-decup di ruang dapur.Meon yang pertama kali menikmati pengalaman yang mengasyikkan itu terangsang yang teramat sangat.Tangannya tak henti-henti meraba-raba dan meramas-ramas bontot tonggek lebar Emaknya yang tonggek menyentuh perutnya.


    Halimah sudah tidak sabar-sabar lagi,tangannya segera mencapai batang kote Meon yang keras di alur kelengkangnya dan memandunya masuk ke mulut lubang cipap segala kenikmatan miliknya.Dia sudah tidak peduli batang kote siapa yang sedang dipegangnya itu.Baginya,peluang menikmati batang kote lelaki bagi mengubati kesakitan keinginan nafsu seks dan batinnya tidak seharusnya dilepaskan begitu sahaja.Dengan sekali lentik sahaja,lubang cipapnya dengan mudah menerima seluruh batang kote keras anaknya menceroboh terowong lubang cipapnya yang sudah lama dahagakan tujahan batang kote lelaki buat kali pertama.Halimah hanya membiarkan batang kote hangat Meon terendam di lubuk lubang cipapnya.Statusnya sebagai Emak kepada anak lelakinya itu sudah hilang begitu sahaja.Keinginan nafsu seksnya benar-benar menghilangkan kewarasannya sebagai seorang Emak,sehingga sanggup menyerahkan seluruh tubuhnya,malah mahkota kewanitaan yang selama ini hanya dinikmati oleh suaminya seorang,dinikmati oleh anaknya atas keinginannya dan kerelaannya sendiri.Halimah benar-benar khayal menikmati batang kote anaknya menunjal-nunjal pangkal lohong lubang cipap nikmatnya.Dia kemudiannya terus mengemut-ngemut batang kote anaknya semahu hatinya,terasa seperti ingin sahaja dia melumatkan batang kote itu di dalam lubang cipapnya.

    Manakala Meon pulak benar-benar menikmati kemutan yang dirasakan oleh batang kotenya yang terendam di dalam lubang cipap Emaknya yang hangat itu.Seluruh otot batang kotenya yang mengembang keras terasa dihimpit oleh dinding lubang cipap Emaknya yang lembut dan licin itu.Terasa seolah-olah batang kotenya disedut-sedut oleh lubang cipap Emaknya.Meon kemudian perlahan-lahan menujah-nujahkan batang kotenya di dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu sehingga kepala cendawannya yang berkembang pesat itu menghenyak-henyak pangkal lubang cipap wanita yang seharusnya disanjung sebagai ibu.Perasaan sayang Meon yang sebelum itu sekadar antara anak kepada ibu semakin dihantui keinginan nafsu seks yang membara.Keberahian yang diciptakan Emaknya Halimah itu telah mendorong Meon untuk menyayangi Emaknya Halimah itu seolah-olah seorang kekasih,yang rela untuk memberikan kenikmatan hubungan seks sumbang mahram antara darah daging.Meon tahu,dari lubang cipap yang sedang ditujahnya dengan batang kotenya itulah dirinya keluar satu masa dahulu.Namun kini lubang cipap itu sekali lagi dia masuki dengan penuh kerelaan,hanya cara dan permainan perasaan sahaja yang berlainan.

    Begitu jugak dengan Halimah.Terfikir jugak di benaknya bahawa batang kote lelaki yang sedang dinikmati di liang lubang cipapnya itu adalah milik seorang bayi yang keluar dari liang lubang cipap yang ditujah itu dahulu.Namun kini,bayi itu sudah besar dan kembali memasuki liang lubang cipapnya atas desakan keinginan nafsu seksnya dan batinnya sendiri.Perasaan berahi Halimah yang selama ini terpendam terasa seolah-olah ingin meletup di perutnya.Peluh semakin timbul di dahi dan tubuhnya bersama nafasnya yang semakin laju dan sempit.Halimah sudah lama tidak merasakan perasaan sebegini.Naluri kewanitaannya semakin merangsang agar perasaan itu semakin memenuhi akalnya.Halimah semakin tidak keruan.Batang kote yang semakin galak menujah lubang cipapnya semakin menenggelamkan Halimah dalam lautan keinginan nafsu seks.Akhirnya Halimah menikmati puncak kenikmatan seksnya sendiri.Tubuhnya bergegar bersama ototnya yang mengejang.Batang kote anaknya yang menujah lubang cipapnya dari arah belakang buat kali pertamadihimpit penuh kegeraman.Bontot tonggeknya semakin dilentikkan agar batang kote anaknya itu semakin kuat menghentak dasar lubang cipapnya.Halimah benar-benar hilang akal.Dia benar-benar di puncak segala nikmat yang selama ini dirindukan.

    Meon hanya memerhati perubahan demi perubahan pada tubuh Emaknya.Dia tahu bahawa Emaknya baru sahaja mengalami satu kenikmatan yang terlalu nikmat.Belakang baju t-shirt Emaknya nampak basah dengan peluh.Begitu jugaklah dengan bontot tonggek Emaknya yang terdedah,terasa perutnya akan peluh Emaknya yang membasahi bontot tonggek Emaknya itu.Kemutan yang begitu sedap dirasakan jugak semakin longgar.
    “Meon…terima kasih,Sayanggg…!!!Mak teramat sangat cintakan dan sayangkan Meon sekarang ni,Sayanggggg…!!!”kata Halimah sambil menoleh kebelakang melihat Meon yang masih berdiri gagah.
    Meon hanya tersenyum,tangannya meramas-ramas lembut daging lembut di pinggul Emaknya.Lemak-lemak yang menambah kegebuan dan kebesaran bontot tonggek Emaknya diusap-usap dengan penuh kasih sayang.Halimah tahu bahawa Meon perlukan kenikmatan seperti dirinya.Halimah kemudiannya terus melentikkan tubuhnya,sambil menekankan batang kote Meon agar tenggelam lebih dalam dan menghenyak-henyak dasar lubang cipapnya.Bontot tonggeknya digelek-gelekkan seperti penari dangdut di kelab malam,membuatkan batang kote Meon menikmati lebih geseran dengan dinding lubang cipapnya.Meon merintih kecil menahan gelora kenikmatan.Halimah tahu,Meon menikmati perbuatannya.


    “Sedap,Sayanggg…???”tanya Halimah dengan penuh manja.
    “Uuuhhh…Seee…Sedap Mmm…Makkk…!!! Ooooohhhhh…!!!”jawab Meon tersekat-sekat.
    Batang kotenya semakin ditekan ke dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu.Bontot tonggek Emaknya yang tonggek itu ditatap dengan penuh bernafsu seks.Halimah sekali lagi menoleh melihat Meon yang sedang penuh bernafsu seks menatap bontot tonggeknya.
    “Mak cantik tak,Sayanggg…???”tanya Halimah menggoda anaknya.
    “Ooohhh…Mak cantikkk…!!!Mmm…Mmakk…Meon… Ttt…tak tahannn…!!!”rintih Meon tak tahan di goda oleh Emaknya Halimah itu.
    “Nanti kalau Mak nak lagi boleh tak Meon tolong buatkan,Sayanggg…???”Tanya Halimah penuh kelembutan dan godaan kepada anaknya yang sudah semakin di ambang puncak kepuasan nafsu seks.
    “Ooohhh…Makkkk…!!!”rintih Meon.Meon semakin tidak tahan melihat Halimah tak henti-henti menggodanya.
    Tubuh Halimah yang menonggeng di tepi meja itu memberikan sensasi keberahian yang meluap-luap kepada Meon.Dia benar-benar tidak menjangka dirinya telah menyetubuhi lubang cipap Emaknya Halimah itu buat kali pertama.Bontot tonggek Emaknya yang tonggek itu semakin menaikkan keinginan nafsu seks Meon.Keinginan nafsu seks dan keberahian Meon semakin kritikal.Dia tidak mampu bertahan lagi.Malah,dia ingin meluahkan perasaannya kepada Emaknya Halimah itu tentang apa yang diingininya,demi perasaannya yang benar-benar ingin menikmati kepuasan nafsu seks yang terlalu sukar untuk diungkapkan itu.
    “Ooohhhhh…Makkk…Meon nak selalu,Makkkkk…!!! Meon…sss…stim…ppp…pada…bbb…bontot tonggek Makkk…!!!”akhirnya Meon meluahkan perasaannya yang ingin sekali diluahkan.
    “Sayanggg…Meon anak Makkk…!!!Meonnn Sayangg…!!!”Halimah jugak menikmati perasaan berahi yang sedang melanda Meon.
    “Makkk…Ahhhhhhh…!!!”rintih Meon.
    Cuurrrrrr…Cruuuttttt…Cruttttt…akhirnya terpancutlah air mani jantan anak muda itu ke dalam lubang cipap dan rahim Emak kandungnya Halimah sendiri itu buat kali pertama.

    Meon menikmati betapa sedapnya melepaskan air mani di dalam liang lubang cipap Emaknya Halimah itu buat kali pertama.Air maninya yang banyak memancut keluar dari batang kotenya yang keras meleding di dalam lubang cipap Emaknya itu memancut-mancut dengan sepuas-puasnya.Halimah memejamkan mata menikmati air mani anaknya yang hangat memenuhi lubang cipapnya.Dasar lubang cipapnya terasa disirami air mani yang hangat yang memancut–mancut memenuhi segenap rongga lubang cipapnya yang sepatutnya hanya untuk suaminya seorang sahaja.Namun akibat desakan keinginan nafsu seksnya yang kegersangan,rongga lubang cipapnya yang biasanya disirami oleh air mani suaminya kini dipenuhi oleh air mani anaknya atas kerelaannya sendiri.
    Mereka berdua kelesuan,namun masih lagi di kedudukan yang sama.Halimah masih terpejam matanya,menonggeng berpaut di tepi meja makan.Kain batiknya yang diselakkan ke atas pinggang masih mendedahkan bontot tonggeknya yang sedang dihimpit rapat oleh anaknya yang sedang terpejam matanya,menikmati saki-baki keindahan dan kenikmatan menyetubuhi lubang cipap Emaknya Halimah itu sendiri.Batang kote Meon masih terendam di dalam lubuk lubang cipap Halimah,seolah-olah begitu sayang untuk melepaskan saat-saat manis itu hilang begitu sahaja.Perasaan kasih dan sayang yang selama ini diperuntukan untuk seorang ibu hilang bersama angin malam,diganti oleh perasaan kasih dan sayang yang sepatutnya hanya dimiliki oleh seorang kekasih.Halimah kepuasan,dahaga keinginan nafsu seksnya dan batinnya yang selama ini mencengkam akhirnya terurai sudah.Kenikmatan yang dialami sebentar tadi sama sekali tidak disesali,malah dia benar-benar menghargainya.Bagaikan harga sebuah maruah kepada seorang suami,bukan lagi kepada seorang anak.Halimah merelakannya,disetubuhi lubang cipapnya oleh darah dagingnya sendiri,demi kepentingan keinginan nafsu seknya dan batinnya sendiri.Dia tahu,dirinya kini bukan lagi dimiliki oleh suaminya seorang,malah anaknya sendiri jugak,yang sudah menikmati tubuhnya.Anaknya kini ‘suami’nya,yang didambakan belaian penuh bernafsu seks untuk dinikmati melebihi dari suaminya.Demi keinginan nafsu seks dan kasih saying yang semakin membara,Halimah kini mencintai ‘suami’ barunya…iaitu anak lelaki kesayangannya Meon…
    *************************************************


    Pada satu pagi,selepas beberapa bulan bermulanya hubungan seks sulit di antara dua beranak itu,Halimah sedang menjemur kain di belakang rumah.Beberapa meter dari tempat menjemur pakaian,sepasang mata sedang galak meratah seluruh pelusuk tubuh Halimah yang sedang berkemban kain batik sahaja,mendedahkan bahagian atas dadanya serta keseluruhan bahunya yang putih melepak itu.Rambutnya yang kering,tanda masih belum mandi terikat di belakang,mempamerkan wajahnya yang cantik.Meon bersandar di bingkai tingkap dapur merenung tubuh Emaknya Halimah itu yang selalu diratah sejak beberapa bulan yang lalu.

    Halimah sedar Meon sedang memerhatikannya.Dia hanya membiarkan sahaja,malah kadangkala sengaja dia menonggeng sehingga melentik-lentik bontot tonggeknya di hadapan Meon.Biar Meon stim dan terus setia berkhidmat untuknya.Baginya,taraf Meon kini sudah lebih tinggi di ranjang berbanding suaminya.Asal ada sahaja peluang,tak dapat banyak,sikit pun jadilah buat stim-stim dan lepaskan rindu.Terutama ketika suaminya pulang dan berada di rumah.

    Dah seminggu suaminya berada di rumah.Esok suaminya akan kembali bertugas di hutan.Projek penebangan balak masih belum selesai di kawasan itu.Banyak lagi kawasan yang masih belum dijelajah.Sepanjang minggu itu,Sidek dan Halimah kerap melakukan hubungan seks suami isteri bersama.Maklumlah,Sidek dah lama tak dapat,paling kuat pun cuma dapat dilancap oleh perempuan Indonesia yang bekerja di pondok kantin pekerja.Itu pun kena modal.

    Oleh kerana keadaan tak clear untuk buat projek,maka Meon hanya kerap menikmati batang kotenya dihisap-hisap dan dilancap oleh Emaknya Halimah itu sahaja.Biasanya ketika Sidek keluar ke kedai membeli rokok ataupun ketika hanya mereka berdua sahaja berada di dapur.Jadi Meon sedikit berasa bosan kerana tak dapat nak buat lebih-lebih dengan Emaknya Halimah itu.Malah,kadangkala malam-malam dia sendirian melancapkan batang kotenya di atas katil sambil mencuri dengar suara rengekan Emaknya Halimah yang kedengaran perlahan.Cemburunya mula bangkit,namun apakan daya.

    Tetapi pada pagi itu,mereka berpeluang menikmati kembali keghairahan hubungan seks sumbang mahram terlarang.Ianya terjadi sewaktu Sidek keluar minum di warung kopi setelah diajak oleh kawannya.
    Selesai menjemur pakaian,Halimah terus masuk ke dalam rumah.Dilihatnya kasut anaknya Shidah tiada di depan rumah.Matanya melilau mencari kelibat Shidah di rumah jiran,ternampak sekumpulan kanak-kanak sedang bermain batu seremban di serambi rumah.Salah seorang dari mereka adalah anaknya,Shidah.Nampak macam baru sampai kerana Halimah nampak anaknya Shidah sedang menanggalkan kasut dan naik ke serambi.Di hatinya berbisik gembira,ada peluang keemasan menanti.

    Segera Halimah menuju ke dapur dan terlihat Meon masih berdiri di tingkap,kali ini dia melemparkan pandangan yang jauh ke luar tingkap.
    “Hai…merenung jauh nampak…???Teringat kat siapa tu,Sayang…???”tanya Halimah,mengejutkan Meon dari lamunan.
    “Teringat kat Mak la…!!!”jawab Meon ringkas.
    Sambil meletakkan bakul pakaian yang kosong ke atas lantai,Halimah kemudiannya terus membongkokkan tubuhnya dan mengambil peluang melentikkan bontot tonggeknya,biar dijamu mata anaknya.Meon hampir terbeliak menonton aksi menggoda Emaknya Halimah itu.Tubuh gebu yang sedang berkemban itu ditatap penuh bernafsu seks.Bontot tonggek Emaknya Halimah yang bulat dan lebar itu ditatap penuh minat.Terus sahaja Meon mendapatkan Emaknya Halimah itu dan mereka berdua kemudiannya terus saling berpelukan dan jugak saling berkucupan penuh bernafsu seks,cuba menghilangkan kerinduan yang meronta-ronta.Tubuh dua beranak itu saling memeluk-meluk dan jugak saling meraba-raba seluruh tubuh pasangan seolah kegersangan yang begitu mendalam sedang melanda naluri keberahian masing-masing.

    Halimah sudah tidak sabar-sabar lagi.Lubang cipapnya sudah basah akibat keghairahan ingin menikmati batang kote anaknya.Perasaan berahinya yang mengundang rasa cinta sehingga merelakan seluruh tubuhnya disetubuhi oleh anak kandungnya semakin menguasai diri.Halimah pun kemudiannya terus memusingkan tubuhnya dan berdiri sambil berpaut pada tepi mesin basuh.Bontot tonggeknya yang sudah memang tonggek itu semakin dilentikkan ke arah Meon yang sedang mengurut-urut batang kotenya yang sudah terjulur keluar dari celah tuala yang masih terlilit di pinggang.Halimah kemudiannya terus menyingkap kainnya ke atas pinggang,mempamerkan bontot tonggeknya yang montok dan lebar itu kepada anaknya.Meon stim,lancapan di batang kotenya semakin laju sehingga ianya benar-benar keras agar mudah menyelinap masuk ke dalam lubuk syurgawi lubang cipap Emaknya Halimah itu sendiri,tetapi matanya tertarik kepada sesuatu.Ada sesuatu di celah bontot tonggek Emaknya Halimah itu. Meon kemudiannya terus menunduk dan mencolet sedikit dan baru dia tahu,ianya adalah air mani bapaknya yang masih melekat di celah bontot tonggek Emaknya Halimah itu,tetapi kenapa di lubang bontot tonggeknya…???Ah,Meon tak kisah.Cairan yang melekat di hujung jarinya dipalitkan di kain batik kemban Emaknya Halimah yang terselak di pinggang.Meon kemudiannya terus menjulurkan kepala takuk batang kotenya di muara lubang cipap Emaknya Halimah itu.Halimah kemudiannya terus membantu batang kote Meon untuk masuk ke dalam lubang cipapnya buat kali pertama pada hari tersebut ( kali secara keseluruhannya).Lubang cipapnya penuh dengan batang kote anaknya.Tubuhnya yang menonggeng di mesin basuh mempamerkan lubang cipapnya sendiri sedang dijolok oleh batang kote anaknya dari arah belakang.


    Meon kemudiannya terus menghayun-hayunkan batang kotenya di dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu,dari perlahan kepada laj dan sebaliknya.Halimah benar-benar tak tahan. Dia tak macam ini ketika bersama dengan suaminya.Mungkin seleranya sudah lebih kepada anaknya,Meon.

    “Ooooohhhhh…Ooooohhhhh…Meonnnn…!!!Erghhh…Sedapnyaa,Sayanggg…!!!Ooooohhhhh…!!!”rengek Halimah.
    Meon terus memacu lubang cipap Emaknya Halimah itu dengan batang kotenya dengan sekuat kuderat anak muda itu.Emaknya Halimah itu benar-benar tenggelam dalam gelora keinginan nafsu seksnya sendiri.Keberahian Halimah akhirnya memuncak.Melengkung tubuhnya bagai udang,bersama dengan peluh yang terbit kecil di tubuhnya.
    Meon tahu bahawa Emaknya Halimah itu gemar jika dia meneruskan permainan non-stop.Maka dia terus memacu batang kotenya di dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu dengan penuh bernafsu seks meskipun ketika itu Emaknya Halimah itu sedang kelelahan setelah puas menikmati puncak kenikmatan.

    “Meonn suka pada Mak tak,Sayanggg…???”tanya Halimah dengan lembut,menggoda anaknya yang sedang memacu lubang cipapnya yang selesa menonggeng di tepi mesin basuh.
    “Suka sangat,Makkk…!!!Ooohhh…Mak seksi sangat laaa…!!!Ooooohhhhh…!!!”Meon bersuara penuh bernafsu seks.
    “Seksi sangat ye,Sayanggg…Tang mana…???Bontot Mak ni ker,Sayanggg…???Mmmmmm… Aaaaahhhhh…!!!”goda Emaknya Halimah sambil melenggok-lenggokkan bontot tonggeknya.
    “Uuuhhh…Uuuhhh…Uuuuuhhhhh…!!!Seksinyaa… bontot Makkkkk…!!!Ooooohhhhh…!!!”desah Meon dalam keadaan yang penuh bernafsu seks.
    “Meon nak pancut dah ker sekarang ni,Sayanggg…???”tanya Halimah.
    “Ye,Makkk…!!!Ooooohhhhh…tak tahan lagi, Makkkkk…!!!Ooooohhhhh…!!!”rengek Meon dengan muka yang semakin berkerut menahan sesuatu yang semakin ingin meledak keluar dari batang kotenya.
    “Ooohhh…kerasnyaaa…!!!Aaaaahhhhh…da… dalammm,Sayanggg…!!!”pinta Halimah ghairah.
    “Aaahhh…!!!Aaahhh…!!!Makkkkk…!!!”rengek Meon bersama air maninya yang pekat memancut laju dan banyak memenuhi segenap rongga lubang cipap Emaknya Halimah itu buat kali pertama pada hari tersebut ( kali secara keseluruhannya).

    “Ooohhh Meonnn…!!!Ooohhh…banyaknya, Sayanggg…!!!Ooohhh…banyaknya air mani, Sayanggggg…!!!”rengek Halimah merasakan batang kote sasa anaknya berdenyut-denyut melepaskan air mani di dalam lubang cipapnya.
    Setelah puas,mereka berdua terus menjalankan aktiviti masing-masing.Halimah kemudiannya terus masuk ke dalam bilik air dan mandi,sementara Meon pulak terus menuju ke biliknya,memakai pakaian dan duduk menonton TV di ruang tamu.Dihati masing-masing bermain soalan yang sama berulang kali.Bilalah Sidek nak balik bertugas…???
    *************************************************


    Pagi tadi,awal-awal lagi Sidek telahpun keluar pergi bertugas.Kali ini perginya agak lama, mungkin sebulan ataupun 2 bulan.Halimah berlagak sedih di saat-saat pemergian suaminya,sedangkan di hatinya bersorak kegirangan.Setelah pemergian Sidek,Halimah kemudiannya terus masuk ke dalam bilik air untuk mandi dan membersihkan dirinya.Sisa-sisa air mani Sidek yang masih pekat di celah bontot tonggeknya dibersihkan.Begitu jugak dengan kesan air mani Sidek yang kering dan melekat di perutnya yang buncit itu.
    Selesai mandi,Halimah terus masuk ke dalam biliknya.Rambutnya dikeringkan dengan menggunakan tuala.Seluruh tubuhnya dilap sehingga kering.Tangannya kemudiannya terus membukak almari pakaian,memilih pakaian apa yang hendak dipakai pada hari itu.Kain batik merah dipilihnya.Tanpa memakai seluar dalam,dia pun terus menyarungkan kain batik di tubuhnya.Lilitan di pinggang diikat kemas.Kemudian dia memilih baju apa yang hendak dipadankan.Matanya tertarik dengan baju t-shirt kuning cair yang terlipat kemas.Terus dicapainya dan dibelek-belek.Nampak kecil baju itu,pasti ianya akan sendat di tubuhnya.Malah, agak singkat.Pasti tundun lubang cipapnya dan perutnya yang buncit itu akan jelas kelihatan.Halimah terus memakai coli berwarna hitam dan disarungkan baju t-shirt itu ke tubuhnya.Tubuhnya ibarat sarung nangka yang sendat dibalut baju t-shirt kuning cair yang ketat dan singkat.Seluruh lengkuk dan bonjolan di tubuhnya jelas kelihatan.Dia kelihatan seksi berpakaian sebegitu.Meskipun tubuhnya tidak ramping lagi seperti di usia muda,namun kemontokan tubuhnya yang mengembang seiring dengan usianya benar-benar terserlah.Lengannya yang montok dan gebu kelihatan sendat,begitu jugak dengan tubuhnya yang sendat dibaluti bau t-shirt itu.Coli hitam yang dipakai dapat dilihat dengan jelas dari baju yang dipakai.Perutnya yang buncit serta tundun lubang cipapnya yang membukit tembam terpampang di balik kain batik yang katat membalut dirinya.Apatah lagi bontot tonggeknya.Tubuhnya yang lentik itu semakin menyerlahkan bontot tonggeknya yang tonggek lantaran baju t-shirt dan kain batik yang dipakai amat sendat.Kemontokan bontot tonggek lebarnya yang besar itu tidak mampu disembunyikan oleh baju t-shirtnya.Baju t-shirtnya terselak ke pinggang,menyerlahkan seluruh bontot tonggeknya yang sendat dibaluti kain batik merah itu.Halimah mengambil tudung berwarna kuning,dipakai di kepalanya dan kemudian dia terus keluar menuju ke bengkel tempat Meon bekerja.

    Suasana di bengkel tersebut tidak terlalu sibuk.Bos Meon keluar minum di kedai kopi di hujung sana.yang tinggal hanyalah Meon dan seorang pelanggan yang sedang menunggu motorsikalnya siap dibaiki oleh Meon.Halimah berjalan menuju ke arah Meon yang sedang mencangkung membaiki sesuatu di bawah enjin motorsikal.Mata pelanggan yang sedang menunggu motorsikalnya siap dibaiki itu terpukau melihat seluruh tubuh montok Halimah yang sedang berjalan menuju ke arah Meon.Kedua-dua tetek Halimah yang sederhana dan sedikit melayut itu ditatap dengan penuh geram.Perut buncit Halimah yang sendat dibaluti t-shirt itu ditatap dengan penuh bernafsu seks sehingga pandangannya turun ke tundunnya yang tembam.

    Halimah kemudiannya terus menghampiri Meon.Meon yang sedar akan kehadiran Emaknya Halimah itu serta-merta menghentikan tugasnya sebentar.Pandangan matanya seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Seluruh tubuh montok Halimah ditatapnya dari atas dan sampai ke bawah.
    “Eeerrrr,Mak…!!!Ada apa,Mak…???”tanya Meon kepada Emaknya Halimah itu.
    “Takde apa-apa…!!!Mak cuma nak cakap aje…!!!Jom balik rumah kejap…Mak ada buat sarapan sikit…!!!Kamu belum sarapan lagi tadi kan…???”kata Halimah cuba nak memancing anaknya.
    “Eeemmm…kejap lagi,ye Mak…!!!Meon nak tunggu Bos datang dulu la,takut tak siap motor Pakcik ni…!!!”jawab Meon.

    “OK,tapi cepat sikit ye…!!!”kata Halimah sambil berlalu meninggalkan Meon.
    Mata Meon dan mata pelanggan itu bulat memerhatikan lenggokkan bontot tonggek Halimah yang montok dan sendat dibaluti oleh kain batik merah itu.Kemudian Meon menyambung kembali tugasnya.
    “Nak,itu Mak kamu ye…???”tanya pelanggan yang menunggu motorsikalnya siap itu.
    “Ye,Pakcik…!!!Kenapa,Pakcik…???”jawab Meon.

    “Takde apa-apa…!!!Eeehhh…kamu buat dulu la ye,Pakcik nak beli rokok kejap…!!!”kata Pakcik itu.
    Meon mengangguk sahaja sementara lelaki itu terus berlalu dari situ.Tujuannya bukanlah ke kedai rokok tetapi mengikut Halimah pulang dari jauh.Kemudian dia nampak Halimah masuk ke rumah melalui pintu dapur.Lelaki itu pun terus menuju ke sana.Pintu dapur yang tidak tertutup itu membolehkan dia melihat kelibat Halimah menyusun juadah sarapan pagi di atas meja makan.

    “Eeehhh…Pakcik,buat apa kat situ…???”tanya Halimah setelah disedarinya dirinya diperhatikan oleh seseorang dari luar rumah.

    “Takde apa-apa…!!!Pakcik saja nak jalan-jalan…!!!Kamu tinggal kat sini ye…???”tanya lelaki itu.
    “Ye,Pakcik…!!!Eeerrr…Pakcik yang ada kat bengkel tadi,kan…???”tanya Halimah.
    “Ye…!!!Ooohhh…boleh kita berbual kejap tak…???Boleh tak saya nak masuk ke dalam…???”tanya lelaki itu sambil kakinya terus melangkah masuk sebelum dipelawa oleh Halimah.
    “Eeerrr…ooohhh…masuk la…!!!”jawab Halimah serba tak kena.
    Kemudian lelaki itu terus berdiri dekat dengan Halimah yang sedang menunduk-nunduk menyediakan sarapan di atas meja makan.Bontot tonggek Halimah yang tonggek dan sendat berkain batik itu ditatapnya geram.
    “Adik,saya suka tengok Adik ni dari bengkel tadi…!!!”kata lelaki itu kepada Halimah.
    “Suaminya mana…???”tanya lelaki itu kepada Halimah pulak.
    “Dia keluar pergi buang air besar…!!!Itu hah…kat jamban belakang rumah…!!!”kata Halimah menipu lelaki itu sambil jarinya menunjuk kepada tandas di belakang rumah yang sebenarnya sudah tidak digunakan lagi.
    “Ooohhh…dia ada kat sini ye…!!!OK la…Pakcik pun nak cepat ni…!!!Tapi sebelum suami Adik tu keluar dari jamban,boleh tak Adik tolong Pakcik sekejap…???”kata lelaki itu.
    “Tolong apa,Pakcik…???”tanya Halimah.


    Tanpa berkata apa-apa,lelaki itu pun terus mengeluarkan batang kotenya yang sudah tegang dari zip seluar yang sudah dibukaknya.Dilancapkan batang kotenya sendiri di hadapan Halimah sambil matanya melahap seluruh kemontokan tubuh Halimah.

    Halimah tahu kehendak lelaki itu,tetapi dia tidak berselera dengan lelaki yang sudah tua itu.Dilihatnya batang kote lelaki itu sudah tegang namun tak semantap kepunyaan anaknya,Meon.
    “Dik,Pakcik suka sangat pada badan Adik tu…!!!Tolong buatkan Pakcik ye…!!!Tolong ye…!!!”kata lelaki itu sambil menghulurkan batang kotenya kepada Halimah.

    “Apa ni,Pakcik…???Baik Pakcik keluar sebelum saya jerit kuat-kuat,biar suami saya belasah Pakcik sampai mati…!!!Cepat,keluar…!!!”bentak Halimah sambil terus menolak lelaki itu keluar dari rumah.
    Menyedari peluangnya untuk menikmati tubuh wanita montok itu tidak kesampaian,lelaki itu terus melancap laju,dengan harapan air maninya sempat menyembur keluar selagi tubuh montok yang sendat dibaluti pakaian-pakaian yang sendat itu masih di depan mata.Sambil dia berundur ke belakang akibat ditolak oleh Halimah,sambil itulah dia mengambil kesempatan untuk menjamu matanya sambil melancap memerhati tubuh seksi itu.

    Akhirnya memancut-mancut air mani lelaki itu terus ke perut,tundun lubang cipap dan peha Halimah.Habis bertompok baju t-shirt dan kain batik Halimah dengan lendir pekat lelaki tua itu.Halimah semakin geram,ditolaknya tubuh lelaki itu lebih kuat.Lelaki itu pun mengambil kesempatan menyimpan batang kotenya yang semakin mengecil kembail ke dalam seluar.

    “OK,saya keluar…!!!OK…terima kasih ye,Dik…!!!”kata lelaki tua itu sambil terus keluar dari rumah,sambil tangannya mengambil peluang meramas pinggul Halimah dan terus berlalu keluar dari situ.
    Halimah berdebar-debar.Selama ini disangkakan tubuhnya tidak menarik lagi,tetapi nampaknya dia silap.Rupa-rupanya masih ada orang yang mengharap untuk menikmati tubuhnya.Mungkin cara pemakaian yang harus dititikberatkan untuk menampilkan tubuhnya agar kelihatan lebih seksi.Jika sebelum ini,hanya baju kurung yang longgar selalu menyarung tubuhnya untuk keluar rumah,kini Halimah tahu,dia harus lebih berani mengenakan pakaian yang lebih mendedahkan kemontokan tubuhnya.Halimah terus masuk ke dalam biliknya,menanggalkan seluruh pakaiannya.Halimah berbogel mencari pakaian di dalam almari pakaian.Matanya tertumpu kepada sepasang kebaya Jawa yang terlipat kemas di almarinya.Itu baju yang dipakai sewaktu Meon masih kecil dahulu.Tak tahulah samada masih muat atau tidak.Dengan berhati-hati Halimah menyarungkan kain batik lepas itu di tubuhnya.

    “Hhhmmm…masih ketat jugak…!!!Tak la teruk sangat,selesa juga…!!!”bisik hati Halimah sambil memusing-musingkan tubuhnya bergaya di hadapan cermin.
    Bontot tonggeknya kelihatan sendat dibaluti kain batik lepas itu.Tundun lubang cipapnya semakin jelas ketembamannya bersama perutnya yang buncit.Kakinya dihulurkan ke hadapan.Kulit betisnya yang putih dan licin itu terserlah kelihatan dari belahan kainnya.Kainnya diselakkan lagi belahannya dan seluruh kakinya,dari hujung kaki sehingga ke peha jelas kelihatan.

    Kemudian Halimah memakai baju kebaya berwarna merah yang jarang dan bersulam bunga-bungaan itu.Agak sendat juga membalut tubuhnya tetapi masih boleh selesa dipakai.Halimah bergaya di depan cermin.Seluruh tubuhnya sendat dibaluti kebaya Jawa yang ketat.Bajunya yang jarang jelas mempamerkan coli hitam yang terikat di tubuhnya yang putih melepak.Lurah kedua-dua teteknya kelihatan jelas di celah bukaan dada baju kebaya itu.Baju kebayanya kelihatan singkat di paras pinggang,mendedahkan seluruh bentuk bontot tonggeknya yang tonggek dan besar itu terserlah kegebuannya di sebalik kain batik lepas yang sendat.Halimah kemudian terus keluar dari bilik dan menuju ke dapur.Ketika itu dia mendengar suara Meon memberi salam dan kelibat Meon masuk ke dapur mencuri tumpuannya.


    Meon terpaku melihat Emaknya Halimah itu bergaya sebegitu.Keberahiannya serta-merta bangkit dan segera dia memeluk tubuh Emaknya Halimah itu,kemudiannya terus saling berkucupan penuh bernafsu seks sambil tangannya meraba-raba seluruh pelusuk tubuh Emaknya Halimah itu.Halimah membiarkan segala perbuatan anaknya,dia suka diperlakukan begitu oleh anaknya.Halimah sedar,Meon tak tahan melihat dirinya berpakaian sebegitu,lalu dua pun terus berlutut di hadapan Meon.Batang kote Meon yang keras itu ditarik keluar dari seluar pendek yang Meon pakai.Halimah kemudiannya terus menghisap-hisap batang kote anaknya yang sedang bernafsu seks itu.

    Meon sungguh terangsang melihat Emaknya Halimah itu yang lengkap berbaju kebaya yang sendat itu sedang berlutut menghisap-hisap batang kotenya.Dia membiarkan sahaja Emaknya Halimah itu melahap-lahap seluruh batang kotenya.Batang kotenya terasa hangat keluar-masuk di mulut comel Emaknya Halimah itu.
    Halimah jugak sudah terangsang.Lalu dia terus bangun berdiri dan memeluk tubuh sasa Meon.Batang kote Meon yang keras dihimpit di perutnya yang lembut.Terasa kehangatan batang kote anaknya seolah-olah menyerap masuk ke daging dan lemak perutnya yang buncit.

    “Meon sayang pada Mak tak…???”tanya Halimah sambil tangannya mula merocoh-rocoh batang kote anaknya.
    “Sayang sangattttt…!!!Kenapa Mak pakai baju lawa-lawa macam ni…???”tanya Meon.
    “Hari ni hari istimewa,Sayang…!!!Mak rindu sangat kat Meon la,Sayanggg…!!!”kata Halimah.
    Mereka kembali saling berkucupan seperti sepasang kekasih.Masing-masing saling meraba-raba tubuh di antara satu sama lain dengan penuh bernafsu seks.Halimah yang tahu keinginan Meon kemudiannya terus menonggeng sambil berpaut di tepi meja makan.Bontot tonggeknya digelek-gelek menggoda.Meon kemudiannya terus menyelakkan kain batik lepas Emaknya Halimah itu dan terus menusuk batang kote kerasnya masuk jauh ke dalam lubuk lubang cipap gatal Emaknya Halimah yang sedang kebanjiran itu buat kali pertama pada hari tersebut ( kali secara keseluruhannya).Tangannya memegang pinggul Emaknya Halimah itu dan dia terus memacu sekuat hatinya.
    Terjerit-jerit Halimah kesedapan menikmati tubuhnya dan jugak lubang cipapnya dibelasah oleh anaknya dalam keadaan menonggeng di meja makan.Halimah kemudiannya melentikkan tubuhnya dan ini membuatkan Meon semakin tak boleh tahan.Tubuh Emaknya Halimah yang gebu dan sendat berbaju kebaya itu menggoncang keinginan nafsu seksnya.Batang kotenya semakin meleding keras mengembang pesat di dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu.Nafasnya semakin terburu-buru seiring dengan peluh jantannya yang semakin timbul di dahinya.Akhirnya…

    Crrruuutttt…crrruuutttttt…memancut-mancut air mani Meon membanjiri liang lubang cipap Emaknya Halimah itu buat kali pertama pada hari tersebut ( kali secara keseluruhannya).
    Halimah kemudiannya terus mengemut-ngemutkan batang kote Meon dengan lubang cipapnya agar mereka menikmati saat-saat indah itu dengan lebih lama.Setelah selesai,mereka berdua kemudiannya terus bersarapan pagi bersama-sama.Selepas selesai bersarapan pagi,Meon kembali ke bengkel dan menyambung kerjanya,sementara Halimah pulak terus mengemaskan meja makan dan dapur.
    Tiba-tiba,kedengaran suara lelaki memberi salam.Dia kenal akan suara itu.Segera dia menuju ke pintu dapur.Terlihat suaminya Sidek tersenyum-senyum berjalan menuju ke arahnya dari kereta yang diletakkan di halaman rumah.
    “Eeehhh…Abang…!!!Ada apa-apa yang tertinggal ker,Bang…???”tanya Halimah sambil tersenyum ke arah suaminya.
    “Mesin gergaji tertinggal la,Mah…!!!Eeehhh… cantiknya Mah hari ni…???Kenapa ni…???”tanya Sidek sambil terus masuk ke rumah.
    “Alah…tadi Mah belek-belek baju-baju lama kat almari tu dan ternampak pulak la baju kebaya ni,tu yang Mah cuba pakai ni…!!!OK tak,Bang…???”tanya Halimah kepada suaminya.
    “Hmmm…OK jugak…!!!Tak tahan Abang tengok sarung nangka ni…!!!”kata suaminya sambil tangannya meraba perut dan tundun lubang cipap isterinya.
    Mereka berdua kemudiannya terus masuk ke dalam bilik.Halimah memulakan langkah mengucup bibir suaminya.Sidek tak tahan memeluk tubuh Halimah.Tangannya meramas setiap inci tubuh isterinya yang montok berlemak itu.Halimah terus menanggalkan seluar suaminya dan terus menangkap batang kote suaminya yang keras menegak.Dilancapkan batang kote suaminya sehingga Sidek menggeliat kesedapan.
    “Tolong hisap batang kote Abang ni,Mah…!!!”pinta Sidek kepada isterinya.
    Halimah menurut.Dia terus melabuhkan bontot tonggeknya di tepi katil.Sidek berdiri merapati isterinya.Batang kotenya yang keras itu didekatkan ke muka isterinya.Halimah kemudiannya terus mengulum-ngulum batang kote Sidek.Mulutnya menghisap-hisap batang kote Sidek dengan penuh perasaan,sehingga matanya terpejam menikmati batang kote lelaki yang keras menongkah mulutnya.
    “Ooohhh…sedapnya,Mahhh…!!!Hisap kuat lagi,Sayanggg…!!!”pinta Sidek penuh nafsu.
    Halimah semakin galak menghisap-hisap batang kote suaminya.Kepala takuk batang kote Sidek yang berkilat itu dinyonyot kuat.Sesekali lidahnya menyapu seluruh kepala batang kote Sidek dengan penuh bernafsu seks.Sidek tak tahan diperlakukan sebegitu.Dia benar-benar merasakan nikmat diperlakukan sebegitu.Halimah mahu Sidek puas di mulutnya.Dia mahu Sidek cepat-cepat pergi kerja.Lagi cepat Sidek meninggalkan rumah lagi bagus.Hatinya berdebar-debar jugak.Nasib baik Sidek balik bukan sewaktu dia dan anaknya sedang asyik berasmara dan saling melakukan hubungan seks sumbang mahram di dapur tadi.Jika tidak,pasti buruk padahnya.


    Sidek semakin tak tahan,hisapan dan kuluman Halimah di batang kotenya semakin laju dan menyedapkan.Bunyi air liur yang Halimah sedut menambah keberahian Sidek.Akhirnya,memancut-mancut air mani Sidek menyembur di dalam mulut Halimah.Halimah seperti biasa,meneguk setiap air mani yang ditakungnya.Berdegup-degup tekaknya meneguk air mani Sidek yang pekat dan kental itu.
    Sidek kepuasan,terduduk di tepi Halimah yang menyandarkan kepala di bahunya.Tangan Sidek sibuk meramas seluruh bontot tonggek Halimah.Halimah hanya membiarkan sahaja.
    “Abang,nanti tak terlewat ker nak pergi ke tempat kerja…???Dah pukul 10:00 pagi ni…!!!”kata Halimah.
    “Alah…sabar la,Sayang…!!!Kalau dapat lagi seround dua ker apa salahnya…!!!”kata Sidek sambil tangannya mula menjalar masuk ke belahan kain batik lepas Halimah.
    Tangan Sidek mengusap-usap peha Halimah yang licin dan gebu itu.Kemudian tangannya meraba bulu-bulu halus di tundun lubang cipap Halimah yang tembam dan seterusnya jarinya menjalar ke belahan kelengkang Halimah yang becak itu.

    Sidek bermain-main jarinya di lubuk lubang cipap Halimah.Halimah terangsang.Jari hantu Sidek masuk menerobos ke lubang cipap berahinya,sehingga diselaputi cairan yang licin dan melekit.Berulang-ulang kali Sidek menjolok lubang cipap Halimah dengan jarinya.Halimah hanya membiarkan penuh rela.Matanya terpejam menikmati lubang cipapnya dilancapkan suaminya.
    Sidek mengeluarkan jarinya dari lubang cipap Halimah,jarinya yang berlumuran dengan lendir itu dicium.Serta-merta mukanya berubah.
    “Mah,cuba bagitahu pada Abang macam mana boleh ada air mani kat dalam lubang cipap Mah ni…???”tanya suaminya dalam nada sedikit marah.
    “Alah…Abang ni,bukan ker itu air mani Abang sendiri…???Bukan ker pagi tadi kita main…???”kata Halimah sambil terus bangun berdiri melindungi lubang cipapnya dari disentuh lagi oleh Sidek.
    “Hey…mana ada…!!!Bila masa pulak Abang pancut lepas kat dalam lubang cipap Mah ni…???Bukan ker pagi tadi Mah yang mintak Abang pancut lepas kat dalam lubang bontot Mah tu…???Lebih baik Mah cakap,air mani siapa ni…!!!Jangan fikir Abang tak kenal baunya…!!!”marah Sidek.
    Halimah serta-merta kaget.Wajahnya pucat lesi,peluh dingin mula menitik di dahinya.Dia terlupa bahawa pada pagi itu dia sendiri yang menginginkan lubang bontotnya disetubuhi oleh batang kote suaminya.Halimah sudah tiada alasan lagi yang hendak diberikan.Dia terus diam membisu.

    “Mah…Abang tak sangka yang Mah sanggup berlaku curang kat belakang Abang…!!!Ini baru sekejap aje Abang tinggalkan…!!!Entah macam mana kalau dah kena tinggal berbulan-bulan lamanya nanti…!!!Abang kecewa sangat,Mah…!!!Abang sangat kecewa,Mah…!!!”herdik Sidek.
    “Baiklah,Abang nak Mah bagitahu sekarang jugak siapa punya kerja ni…???”tanya Sidek.
    Halimah diam.Walau mati pun dia tidak akan beritahu siapa punya angkara.Pasti teruk nanti kalau suaminya tahu itu adalah hasil hubungan seks sumbang mahram sulit antara dia dan anaknya,Meon.Sidek terus bertanyakan soalan yang sama,malah semakin keras.Namun setelah bosan dengan sikap Halimah yang membisu seribu bahasa.
    Akhirnya Sidek mengalah.Dia kemudian membawa masalah itu ke pengetahuan Pejabat Agama Islam Daerah.Akhirnya Halimah diceraikan dengan talak 1 bersaksikan hakim dan hak penjagaan anak diserahkan kepada Sidek.Di Mahkamah Syariah,Halimah hanya diam membisu tidak berkata-apa-apa.Hatinya bagai menanti detik kegembiraan yang sekian lama dinantikan.Selepas sah dirinya diceraikan,dia bagaikan terlepas dari belenggu.Shidah tidak lagi menetap bersamanya.Dia dijaga oleh neneknya,ibu mertuanya yang jugak ibu bekas suaminya,Sidek.Tetapi Meon mengambil keputusan untuk menetap bersama dengan Halimah atas alasan sudah lebih had umur penjagaan dan sudah bekerja serta mampu menjaga diri sendiri.Lebih-lebih lagi dia memberikan alasan supaya dapat menjaga Emaknya Halimah itu yang kini menjanda dan sendirian.
    “Meon,Abah nak cakap sikit…!!!”kata Sidek sambil menarik Meon ke satu sudut yang tiada orang di luar Mahkamah Syariah.

    “Abah nak kau jaga Mak kau tu baik-baik…!!!Shidah biar Abah yang jaga sebab Abah dapat hak untuk jaga dia…!!!Kau perhatikan sikit Mak kau tu…!!!Kalau kau nampak ada lelaki lain dengan dia,terpulang la pada kau nak pelupuh belasah sampai cacat ataupun mampus…!!!Aku dah tak ada hati lagi dengan Mak kau tu…!!!Tapi kalau dia cakap nak kahwin lagi,kau suruh dia kahwin cepat-cepat…!!!Faham tak…???”terang Sidek kepada Meon.
    Meon mengangguk tanda faham akan setiap permintaan ayahnya.Di hatinya berdebar-debar membayangkan bagaimanakah agaknya nanti bila hanya tinggal dia dan Emaknya Halimah itu sahaja yang hidup bersama.Malah ada jugak rasa bersalah di hatinya kerana akibat keterlanjurannya bersama dengan Emaknya Halimah itulah ibubapa dia bercerai-berai.Nasib baik ayahnya tak tahu air mani siapakah yang dipersoalkan lantaran Emaknya Halimah itu yang mengambil sikap tutup mulut dan berdiam diri demi melindungi hakikat sebenar hubungan seks sumbang mahram sulit mereka dua beranak.

    Sepanjang perjalanan pulang dari Mahkamah Syariah,Halimah yang membonceng di belakang Meon memeluk rapat anak bujangnya.Sesekali jika ada peluang,batang kote anaknya diusap-usap.Meon membiarkan sahaja perbuatan gatal Emaknya Halimah itu.Di bibirnya terukir senyuman kemenangan untuk memiliki Emaknya Halimah itu.Baginya,tiada perempuan lain yang mampu memberikan kenikmatan seks sehebat Emaknya Halimah itu.Malahan,baginya seluruh tubuh Emaknya Halimah itu sudah cukup lengkap dan sudah cukup seksi untuk dirinya.Meon sudah mula terfikir,apakah perkara pertama yang ingin dilakukan setibanya di rumah nanti.
    Halimah rapat memeluk Meon.Kedua-dua teteknya sengaja ditekan ke tubuh anaknya.Tangannya menyeluk kelengkang Meon sebaik sahaja mereka memasuki halaman rumah mereka.Rasa cintanya kepada Meon semakin meluap-luap.Perasaan Halimah ibarat seorang pengantin yang baru pulang dari bernikah.Tidak sabar-sabar lagi rasanya ingin mempersembahkan tubuhnya kepada maharaja yang masih muda dan gagah.Malah baru lepas memenangi tubuhnya di medan perang.


    Halimah kemudiannya terus membawa Meon masuk ke dalam bilik.Meon kemudiannya terus memaut pinggang Emaknya Halimah itu dan meramas-ramas bontot tonggek Emaknya Halimah yang lembut dan berlemak itu.Bibir mereka berdua kemudiannya terus mula memagut sesama sendiri setibanya di tepi katil di dalam bilik Halimah.Benteng yang selama ini menjadi pemisah untuk selalu bersama akhirnya runtuh sudah.Tiada lagi halangan,tiada lagi gangguan.Setiap masa dan setiap hari adalah detik bersama yang terlalu sukar untuk diucapkan.Bagaikan pengantin baru mereka berkelakuan sewaktu berdua-duaan di dalam rumah.Sampaikan sanggup Meon mengambil cuti seminggu demi menikmati peluang menyetubuhi tubuh dan lubang cipap seorang wanita yang hamper pencen,yang sentiasa ketagihkan batang kotenya dan benar-benar memuaskannya.
    Cukuplah masa seminggu,tubuh Meon yang sasa menjadi semakin susut,Halimah pulak sampai demam-demam.Semuanya gara-gara kemaruk menikmati setiap inci tubuh di antara satu samal lain.Maklumlah bagaikan pengantin baru.Terciptalah sebuah kasih sayang yang penuh bernafsu seks dan tidak kenal jemu,sepasang kekasih yang terlalu sebati laksana suami isteri,hidup di alam nan nyata bertopengkan watak sepasang ibu dan anak…

  • Kisah Memek Kocokan Nikmat 2 Pramugari

    Kisah Memek Kocokan Nikmat 2 Pramugari


    2872 views

    Duniabola99.com – Namaku Fer, gue tinggal di pulau seribu pura biasa dibilang Bali, memang aku bukan asli orang Bali, cuma karena pekerjaan yang menempatkan gue disana. tinggi badanku 179cm dengan berat 78kg umurku saat ini hampir 27th, aku memiliki kisah menarik 3th yang lalu.

    Pada suatu siang tanggal 12 Sep 2004, HP ku berdering, gue liat nomernya koq bagus, tp gue gak kenal siapa ini, tp gue angkat juga kupikir ini nomer orang miliki orang gede, alangkah terkejutnya aku ketika kuangkat terdengar suara wanita yang serakserak basah menyapa ku halo ini Fer? gue diam sesaat memory otak ku berpikir, siapa gerangan pemilik suara ini, rasanya aku pernah denger dan gak asing, tp gue lupa siapa, lalu ku jawab, halo, iya betul ini Fer, ini siapa ya? sambil aku berpikir..

    hei.. lupa ya ama gue, ini gue Tina, langsung gue teringat, aku kenal baik cewek ini, dia gak temanku waktu kuliah. dulu waktu kuliah dia cukup jadi primadona di kls. umurnya di bawahku 1 tahun dan memiliki tinggin 164 cm, dengan berat 42kg, dengan ukuran BH 34B, yah gue kenal baik ini ce, tapi udah lama lost kontek, sewaktu aku pindah dari Jakarta.


    Hai Tina, lo sekarang dimana?kataku,
    aku ada di Manado nih jawabnya.
    ohh jauh banget ya.. ngapain disana? balasku,
    ini lagi boarding mau ke Makassar? jawabnya
    wah emang lo tinggal dimana sekarang, enak bener ya jalan2 mulu, emang kerja apaan sekarang?, gue menyelidik,

    eh Fer, entar malem gue mau ke Bali, bisakan ketemu, udah lama nih gak ketemu?jawabnya.

    Otakku berpikir, emang ini orang kerja apa, katanya mau ke Makassar, tapi bilang mau ke Bali, Tin katanya mau ke Makassar, tp malam mau ke Bali, emang gawe apa lo sekarang? tanyaku mengulang pertanyaan ku tadi.. hehehe , fer aku kerja jd pramugari? tina berkata sambil tertawa..

    gue :oh pantesan, emang u stay di Bali malam ini
    tina :iya, bisa ya jemput aku di hotel
    gue :pasti jawabku mantap, eh tp jam berapa?
    tina :kalo gak delay jam 9an
    gue :buset ok deh, ntar kl dah sampe bali telp gue aja

    ya.. keluar dulu dah ke langgananku ku.. lamayan buang waktu dari pada diam seharian dikantor. setelah ngobrol ngarol ngidul, gue lirik HP ku, wah udah jam 4 neh, gue pamit pulang, lumayan dapet orderan walau cuma iseng doang. sambil nyetir mobilku tibatiba HP ku berbunyi kupikir Tina telp, eh taunya pacarku yang telp, minta dijemput di kantornya, yah akhirnya kuputar mobilku menuju kantor cewe ku. kujemput ce ku dan kuantar pulang waktu itu baru jam 5an lebih dikit. setelah sampai eh ada aja halangan, ce minta ditemenin, karena ortunya belum balik dari kantor. dengan berbagai macam alasan, akhirnya gue cabut dari rumahnya

    sampe dikantor langsung gue absen keluar (suatu keharusan di perusahaanku) padahal jabatanku cukup tinggi di kantor cabang di Bali.

    setelah mandi kutunggu jamnya sambil tidur2an, rasanya lamaaaaa sekaliii.

    akhirnya jam 9.45 HP ku berbunyi ini dia.. tepat sekali Tina telp mengatakan sudah sampe.

    langsung kutancap gas mobil ku sedalamdalamnya, akhirnya tiba juga di hotel nya. lalu ku telp tina, dia bilang masih owt kehotel. weleh lama amat udah gak sabaran. 10 menitan aku tunggu akhirnya sebuah mobil tiba. kutunggu di lobi sembari dia mandi.

    tak lama akhirnya muncul gadis dari arah lift dengan kaos ketat agak pendek sehingga terlihat sedikit perutnya yang putih mulus berwarna biru laut dengan setelan celana pendek jeans yang seksi memperlihatkan kakinya yang putih mulus buat ngiler aja hehehehe

    maaf ya nunggu lama? tina berkata mengejutkan diriku yang terkagumkagum melihat kedatangan Tina abis waktu itu Tina tampak sedikit lebih berisi dari waktu kuliah makin cantik aja nih orang.
    hallo fer pakabar kaget ya liat gue, makin cantik kan gue? Tina sambil mengulurkan tangan menjabat tanganku.

    gue masih terpukau melihat kecantikan Tina hehehehe di Bali jarang nemuin ce cantik dengan fase chinese emang sih Tina keturunan Chinesse..

    Halo wah lo makin cantik aja sambil ku ulurkan tanganku.

    tak disangka waktu berjabatan tangan Tina langsung memelukku dan memberikan ciuman di pipi kanan dan kiriku otongku langsung konak deh
    setelah Pelukan sebentar Tina melepaskan pelukanku dan berkata fer mau kemana nih, ..eh tp kita makan dulu ya laper nih

    boleh lo mau makan apa.. berat apa yang ringan?
    gue mau makan udang nih jawabnya
    emmm dimana ya malem2 gini, oke deh kita jalan dulu aja. nanti lo tinggal pilih aja, oke gue berkata sambil merangkul Tina sambil mengajak melangkah menuju mobilku.
    ..eeh tunggu.. tunggu Tina menjawab agak terkejut.
    kenapa.. mau makan jam berapa neh, udah malem, ntar keburu tutup?
    eemmm fer.. bolehkan gue ajak temenku, belum kujawab muncul lah temennya, lemes langsung kaki ini, yah koq ngajak temen.. gue bicara dalam hati.
    ini kenalin temenku tina berkata sambil melepaskan rangkulan tanganku dan berbalik sambil menujukan temannya yang baru muncul dari arah lift.
    kami berjabat tangan, Gue Eva temen kerja nya Tina Eva berkata dengan senyum yg manis.

    .eemm gue Fer temen tina waktu kuliah jawabku mantap sabil mataku melirik toketnya, yang sedikit terbuka, malam itu Eva menggunakan kaos putih dengan kerah berbentuk v yang memperlihatkan belahan dadanya dan dibalut celana jeans ketat, wah terlihat pinggunya cukup besar dan agak nungging ke belakang, dengan fase nya mirip orang indo dan eva lebih tinggi dan lebih berisi dari si Tina..

    setelah makan, kita naik mobil pelan pelan sambil ngobrol, eh tina, mau kemana lagi nih? gue memotong pembicaraan antara Tina dan Eva, yang waktu itu menunjukan pukul 11 lebih..

    terserah deh jawabnya. mau kemana udah malem gini. karoke yuk gue jawab sekenanya.. jawaban tak kuduga maumau jawab si eva 30 menitan setelah kita nyanyi di room, gue keluar beli inex. apa tuh fer tina bertanya waktu aku memasukan inex kemulutku.. inex obat nahan ngantuk jawabku sekenanya..

    mau donkjawab si eva.. ok aku belikan inex 2 butir, tapi mereka hanya makan 1/2 butir saja. ya ku simpan di sakuku (akhirnya gue telen juga tuh inek) gak lama setelah itu kita bertiga on bareng. dengan merangkulkan tangan kiri ku ke bahu Tina, dan tangan kanan kurangkulkan ke bahu eva. mereka asik mengelenggelengkan kepala udah kaya heli aja. kuturunkan tangan kiriku merangkul punggung si tina, kusentuh toket kiri dari luar kutunggu sejenak.. wah ini org diem aja, perlahan kuremas toketnya tina langsung memandang mataku.. ku pikir dia marah, eh ternyata tina langsung mencium bibirku dengan ganasnya, tanpa malu padahal di samping kananku ada eva.. permainan lidahnya dimulai kubalas dengan gigitan lembut sewaktu lidahnya masuk dalam mulutku.

    karena ganasnya serangan lidah dari tina, tangan kananku yang dari tadi merangkul di eva, kulepaskan, langsung ku peluk tina. posisi tina disampingku membuat tangan kiriku tergencet tubuhnya. tanpa habis akal ku angkat tubuh tina ke pangkuanku dan tubuh kita langsung berhadapan. ciuman pun berlangsung lama gue gak sadar lagi kalau di eva masih disampingku.. ku ciumi leher tina dengan ganasnya

    gue dan tina sedang asik2nya bercumbu, tibatiba lampu dinyalakan rupanya si eva kesal karena kita anggap kerupuk garing bgt.. hehehe.. kita berdua sadar dan melepaskan cuiman kita, dan tina memperbaiki duduknya yang selama lampu tadi kita padamkan.

    pulang yuk.. BT nih!! eva ngomel karena dari tadi dia kita cuekin.. karena Tina juga baru kenal dengan eva (pas penerbangan ini mereka baru kenal rupanya).. bahkont*lku udah ngaceng berat orang ini minta pulang sebel bgt rasanya karena gak enak, tina akhirnya mengajak pulang.

    sesampainya di depan kamar hotel tina membisiki ku udah malem ini fer nginep aja di kamar kita (tina dan eva satu kamar) gue jawab emang enak, ada di eva ; lo gak liat muka eva, dia jg nafsu kali mendengar itu adekku dibawah yang tadinya ciut langsung tegang semangat 45 .

    eva langsung menjatuhkan badannya di kasur aku masuk kamarnya, dan tina menutup pintu dan langsung mematikan lampu kita melanjutkan pertarungan yang terhenti (double bed) kita berdua langsung masuk dalam selimut, nafsuku udah ampe ubun2 langsung kuciumi lehernya dan dengan cepat ku kulepas kaos dan BH tina, gak keliatan gelap banget, yang penting kita berdua telanjang dulu, ku buka kaosku dan celana jeansku sampai bugil, gue tendang keluar kaos dan celanaku, tina pun dengan cepet membuka celana pendeknya nya, udah gak nahan kali ampe buruburu bugil, nafsu gue sampe ubunubun udah gak tertahankan, ku arahkan mulutku di toketnya, ku jilatan dan hisapanku membuat tina seperti kuda liar, mendesah desah. oh..aaahhh.ahhhh.. tangan kananku menopang tubuhku biar tina tidak terlalu berat, sedangkan tangan kiriku memilik2 toketnya.. 10 menit ku kerjai toketnya kiri dan kanan kucupang berkalikali toketnya hingga berwarna merah.. jilatanku trus menuruni perut dan akhirnya kutemukan gundukan bukit bulu yang halus, lidahku trus menyusuri liang vaginanya, akan tetapi.


    tina menarik tanganku, jangan.. sayang aku jijik dengan nafas tersenggalsengal kunaikan tubuhku menindih tubuhnya, mulutku mulai mencium leher nya yang putih dan kembali kita berpangutan penuh nafsu, tangannya mulai bergerak menuju terpedoku, dipegangnya lembut sayang koq gede banget ya.tina berkata ditelingaku sambil mendesah tin boleh kan gue masukin.. tanyaku. tina hanya menganggukan kepalanya dengan raut muka yang buat gue nafsu banget, kont*lku kuarahkan ke vaginanya, tina pun membantu menuntun kont*lku menuju miliknya

    dorong sayang. tina berkata sambil mendesah. kudorong kont*lku memasuki mem*knya 1 cm.. 2 cm.. aouww.. sakit pppeelanpelan sayang.
    sakit ya emang u masih perawan? tanyaku tina menggelengkan kepalanya.
    koq masih sakit padahal baru dikitdulu gue pernah ngelakuin ini 1 kali ama mantan co ku, trus setelah itu dia menghilang matanya berkacakaca
    fer udah masukin aja gue nafsu banget Tina berkata sambil membimbing kont*lku

    ku pegang kont*lku dengan tangan kanan sambil membimbing kont*lku menuju mem*knya, 1cm 2 cm.ku lihat tina menggigit bibir bawahnya menahan sakit

    sakit ya tin bisiksu di telinganya
    udah gak apa trusin aja gue gpp

    karena nafsuku udah di ubunubun ku dorong paksa pinggulku perlahan tapi pasti2cm.. 3cm4cm5cm. kepala kont*lku sudah masuk semua, lalu ku dorong sekuat tenaga. bleeess aaaaaccchhhh tina menjerit histeris..

    aduh. sakit sakit ku kecup bibirnya agar teriakan Tina tidak membangunkan si Eva
    kudiamkan kont*lku didalam liang vaginanya beberapa saat terasa mem*knya memerasmeras kont*lku, rasanya seret hangat dan nikmat banget
    setelah kudiamkan sekitar 2 menitan, ku coba menarik kont*lku.. aaahhh.. tunggu sayang, masih sakit Tina mendesah..
    kudiamkan kont*lku didalam mem*knya sambil kita melakukan frech kiss yang dasyat
    pelanpelan ku tarik kont*lkulalu secepatnya ku masukan lagi berkalikali kulakukan cairan cinta Tina mulai keluar dan Tina muali merasa enak. Tina hanya mendesah desah ahhhahh..ahh..ah..ohohh pinggul Tina mulai mengikuti irama genjotanku dan nafasku mulai membara sama seperti Tina yang tak mau kalah mengoyangkan pantatnya mengimbangi tusukan kont*lku pada mem*knya, setelah 10 menitan aku menggenjot mem*knya tibatiba kakinya disilangkan pada pinggulku, sehingga posisi kont*l gue memasuki mem*knya lebih dalam tina pun mengerang ahahhaaahhhhaahhhh.. aaaaaaaaahhhhh gue tau Tina pasti mau keluar, genjotan kont*lku di liang vaginanya ku percepat dan kutusuk mem*knya dalam dalam sehingga terasa mentok dalam bibir rahimnya..


    Tina hanya bisa mendesah aaah..ahhhaaahhh..aahhhaaaahhh. tak lama gue rasakan mem*knya berdenyutdenyut dan. aaaahhhh..aaaaahhhh.aaaaaaaaaaaahhhhhhhh rupanya Tina telah orgasme untuk yang pertama kalinya begitu dasyatnya. membuat tubuh Tina bergetar tak lama kemudian kont*lku terasa hangat tersiram cairan miliknya. ku diamkan kont*lku didalam mem*knya setelah itu tina melemas dan melepaskan lilitan kakinya dan tangannya, sayang. enak banget, gue belum pernah seperti ini, fer lu emang luar biasa..makasih ya Tina berkata sambil mengatur nafasnya, kemudiang Tina mencium bibirku, padahal waktu itu gue belum ngerasa apaapa, mungkin pengaruh dari inex tadi

    kulanjutkan genjotanku, mem*knya licin sekali membuat bunyi yang menambah nafsuku..
    30 menit sudah berlangsung setelah tina orgasme yang pertama pinggulku cape sekali tp gue belum merasakan tandatanda mau keluar.. entah sudah 3 atau 4 kali lagi tina ber orgasme dalam 30 itu
    pada saat tina menunjukan dia mau orgasme kali tibatiba selimut di tarik oleh eva, dan lampu kamar dinyalakan..
    lo ini, ganggu orang tidur suara eva mengagetkan kami. akan tetapi waktu itu tina ingin mengalami orgasme yang enah keberapa kali kakinya dililitkan ke tubuhku dan tangannya memeluk tubuhku sehingga, tubuh kami bersatu dengan kuat, tina mendesah aaaahhhaahhh.aaahhhaaaaaaaaahhhhhh. tanpa mempedulikan lampu yang menyala dengan terang dan selimut telah di buka oleh eva.

    gue merasa malu banget, tp mau dimana kaki dan tangan tina memeluk erat tubuhku.

    setelah Tina mengalami orgasme akhirnya tina melapaskan pelukannya. dan tubuhku berguling kesamping kemudian tina berdiri dengan tubuh telanjang tanpa malu dan ngeloyaor ke kamar mandi sambil berkata eva lo mau nyobain, tuh kont*l fer masih berdiri sambil matanya menatap mataku.. kilirik eva.. rupanya eva sedang terkagumkagum melihat kont*lku masih berdiri.

    fer, lo mandi dulu gih badanmu berkeringat dan itu dicuci juga ya.. emoh aku bekasan tina si eva berkata sambil telunjukan telunjuknya menunjuk kont*lku, Tak ku pedulikan omongan eva, gue langsung masuk kekamar mandi yang disana sdh ada si Tina lagi mandi.

    kont*lku trus berdiri padahal air mandinya dingin banget.
    tina nyeletuk wah hari ini lo hoki bangeet bisa nidurin 2 pramugari dalam semalam. hahahah sambil menyabuni kont*lku dikamar mandi kita mandi berdua kami menyabuni satu dengan yang lain.

    Wah Fer lo gak bener deh. liat toket gue pada merahmerah lo cupang, awas ya.. nanti pasti aku bales Tina berkata sambil menyabuni tetek nya.

    gue cuma tersenyum dan meninggalkan tina dikamar mandi sambil mengeringkan badanku dengan handuk hotel.

    kulihat Eva sedang tiduran di kasur.

    ..buset itu meriam apaan gak loyoloyo padahal udah dimandiin
    hehehehe ini bukan meriam, ini rudal skud gue menjawab sambil menunjuk kan telunjukku ke arah kont*lku yang masih berdiri walaupun terlilit handuk.

    kudekati Eva, yang sedang terbaring di kasur. waktu gue mau cium bibirnya, eva memalingkan wajahnya, menghindari ciumanku

    ini makan permen dulu, biar mulutnya wangi Eva berkata sambil memberikan aku permen rasa mint.

    ku ambil sebatang rokok marlboro kuselipkan di bibirku sambil duduk di pinggir kasur Eva. setelah duduk ku nyalakan rokokku dan ku hisap dalam2 rokok ini, wah nikmat banget tak lama tina keluar dari kamar mandi dengan mengunakan handuk menutupi toketnya, kemudian dia membuka kopernya dan memaik baju tidur didepan kami.


    eh gue bobo dulu ya nanti lo jangan berisik Tina berkata sambil membereskan tempat tidurnya yang berantakan sehabis pertempuran kita.

    gue nikmati rokok ku dan ngobrol dengan eva sembari mnghabisi rokok tangan Eva mulai mengelus pahaku dan menyibakan handuk yang ku pakai, maka nampaklah kont*lku yang masih berdiri, walaupun tidak maksimal.

    Eva mulai melakukan pijitanpijitan lembut di kont*lku kemudian aku geser dudukanku membuka handuk, sehingga gue bugil gue nikmati rokok ku dan ngobrol dengan eva sembari mnghabisi rokok
    tangan Eva mulai mengelus pahaku dan menyibakan handuk yang ku pakai, maka nampaklah kont*lku yang masih berdiri, walaupun tidak maksimal.

    Eva mulai melakukan pijitanpijitan lembut di kont*lku kemudian aku geser dudukanku membuka handuk, sehingga gue bugil

    kumatikan rokok yang sedang kuhisap, rupanya eva sudah mengerti, eva menggerser melepaskan pijatan pada kont*lku dan menggeser posisi tidurnya memberi ruang untuk aku menindih tubuhku. Eva masih berpakaian lengkap. mulai ku cium pipi kirinya dan ciuman ku bergeser ke arah bibirnya sedangkan tangan kiriku mulai memeluk tubuh eva.

    gue cium bibir eva yang sudah menanti bibirku. langsung kuserang dengan uluran lidah kedalam mulut eva. eva pun tak kalah ganasnya beradu lidah dan gigitan lembut eva semakin membuatku bernafsu hanya terdengar nafasnya yang kian memburu.

    5 menit sudah kita beradu lidah.. tangan kananku menopang tubuhku dan tangan kiriku mulai bergerak menuju toket indah milik eva.. gue elus lembut koket kanan eva rupanya eva udah gak sabaran, dia mendorong tubuhku terlepaslah ciuman kita. dengan cepet eva membuka kaosnya, gue pun membantu dia membuka kaos dan BH nya yang berwarna krem.. nampaklah toket eva yang menantang membuat nafsuku kiat meningkat.. lalu langsung ku emut toket eva yang ber ukuran 34 c itu, pentilnya masih kecil banget dan berwarna merah mudah sama seperti warna bibirnya

    kuhisap dan ku jilati pentil toket eva dengan ganasnya eva hanya mengerang keeanakan

    ..uuuuhh.uuuhhhhh.aaaaahhhh.aaaahhhha aahhhh
    say gigit donk.. eva berkata dengan suara yang penuh nafsu..

    tanpa abaaba ke 2 langsung ku gigitgigit toket kanannya. sedangkan tangan kananku mulai berusaha membuka celana jeans eva, eva membantu membuka celana miliknya. dan eva mengangkat pantatnya untuk memudahkan tanganku untuk melepas celana panjangnya. karena kesulitan.. kulepas dulu kuluman mulutku pada toketnya dan melepas celananya sekaligus menarik lepas celana dalamnya yang berwarna krem

    terlihatlah gundukan diselangkangannya ditumbuhi bulubulu tipis yang tersusun rapi wah eva ini memperhatikan juga bagian sensitifnya, pikirku.


    setelah eva telah telanjang tanpa sehelai benang ditubuhnya ku pandangi sejenak tubuh eva yang membuat andrenalinku meningkat.
    Eva pun langsung menutupi daerah sensitifnya dengan tangan sambil berkata ..apaan sih koq liatnya kayak gitu, buat gue takut.

    aku hanya tersenyum dan mulai mencium bibir eva dengan lembut. eva pun membalas ciumanku dan tangan kirinya memeluk tubuhku dan meremas kepalaku, sedang tangan kanannya turun menyusuri tubuhku menuju terpedoku. dan eva mulai mengocokngocok kont*lku dengan lembut gue pun tak mau kalah ciumanku mulai turun ke dagunya. lehernya. sampailah di toketnya, langsung ku terkam toketnya yang menantang gigitan lembut membuat tubuh Eva bergetar sedangkan tangan kiriku mulai bergerilya di toket kanannya ku pilinpilin dengan lembut puting susunya.

    .uuuuhhhh..aaaahhhh..aaaaa.aaaaahhh.. ..uuuhhaaaaaahhh.. desahan Eva mulai tak ber aturan
    nafasku pun sudah naik turun.
    feeerrr gue udah gak tahan lo masukin aja deh

    langan kiriku kuturunkan menuju vaginanya ouw.. mem*knya sudah basah sekali ku belai lembut bulubulu halusnya dan ku gosok pelanpelan bibir vaginanya yang sudah basah jari tengahku mulai ku masukan sedikitsedikit dengan trus ku gesekgesekan di bibir vaginanya

    .aaa.aaaaahhh.aaa..uuuhhhh..aaaahh .aaaaaaaa.erangan eva semakin menjadijadi
    feeeerrrr. masukin donk. pleaseeee.. pintanya sambil memelas.

    aku hanya tersenyum bergeser turun sambil mulai berjongkok berhadapan dengan tubuh eva.
    kuatur posisiku dengan tangan kanan menahan tubuhku dan tangan kiri memegang kont*lku sembari mengarahkan ke mem*knya, tangan kanan eva memegang kont*lku dan membantu menepatkan posisi kont*lku pas dengan liang vaginanya setelah pas kepala kont*lku pas dengan vaginanya kudorong pantatku perlahan

    say.. pelanpelan ya.. sakit kata eva
    iya tenang aja.

    perlahan lahan kont*lku mulai membelah vaginanya.

    sssttttt. eva menahan nafasnya
    ouwww. pelan pelan say.. ujarnya lagi
    iya.. jawab ku sambil mataku melihat kepala kont*lku mulai memasuki mem*k eva.

    sediki demi sedikit kepala kont*lku masuk sedalam mem*k eva karena vagina eva yang masih sempit walaupun sudah tidak perawan lagi, terlihat bibir vaginanya tertekan masuk karena kepala kont*lku memang cukup besar dengan diameter 4 cm.

    ..aaaaddduuhh.. sakit eva mengerang. padahal kepala kont*lku hampir masuk semua..
    kutarik kont*lku keluar dulu gue gosokgosokan kont*lku di bibir vaginanya. eva hanya bisa mendesahdesah aaaa..aaa..aahhhh..aaahhh ku coba kembali memasukan kont*lku tangan eva pun berusaha membantu
    va tahan dikit ya. kataku
    iya tapi sakit sayang lo pelanpelan yaaa.. jawabnya

    ku pegang kont*lu dengan tangan kanan dan kuarahkan kont*lku dipaginanya.
    eva membuka kakinyalebarlebar.. sehingga vaginanya terbuka sedikit.

    setelah kont*lku tepat didepan vaginanya, kudorong kont*lku perlahan.
    eva hanya bisa mendesis menahan sakit sambil menggigit bibir bawahnya.
    1cm 2cm 3 4cm akhirnya kepala kont*lku masuk semua
    ku tahan posisiku dulu, biar mem*k eva melakukan penetrasi terhadap kont*lku
    kilirik muka eva terlihat eva meringis kesakitan kemudian eva memberikan senyuman walau terlihat kesakitan.
    lalu ku cim bibirnya sambil tangan kanan ku menopang tubuhku, agar kont*lku tidak terdorong masuk selama beberapa saat..
    setelah eva sidikit menikmati ciumanku, mulai kudorong kont*lku perlahan setengah batang kont*lku sudah memasuki vaginanya dan blleeeeeess.
    akhirnya kont*lku tertelan masuk dalam mem*knya
    eva langsung memeluk erat tubuhku menahan sakit.aaa..aaaaa.sssstttt..aaaahh. .
    kudiamkan sejenak kont*lku agar eva merasa enakan..

    fer goyang donk pelanpelan yaaa. masih sedikit nyeri

    kutarik perlahan dan kugoyang kan pinggangku setelah 2 menitan.. mulai kugoyang agak cepat.

    masih sakit saytanyaku
    enggak enak koq jawabnya

    ku percepet genjotanku pada mem*knya.. 5 menit sudah kita berpacu, goyangan demi goyangan berlalu mulai eva menunjukan gejala orgasme, pinggangnya mulai cepat mengikuti irama goyanganku.

    fer.. gue mau keluar nih , cepet fer..

    tak lama kemudian eva mengerang .aaaa.aaaahhhaaaahhh.aaaaaaa..a aaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh.. sambil tangannya memeluk tubuhku erat.

    sayang. enak banget sambil mengecup bibirku,setelah itu tubuh eva melemas tak berdaya.

    gue merasa belum ada tandatanda mau keluar trus saja aku genjot tubuhnya

    va u diatas donk, cape nih pintaku, eva hanya menggangukan kepala. ku tarik kont*lku dari vagina eva.

    ku balikan tubuhku dan tidur terlentang di kasur, kemudian eva mengangkang diatang tubuhku, setelah tepat eva mengarahkan kont*lku tepat dimem*knya dan langsung menekan tubuhnya, .bleeess kont*lku langsung terbendam dalam mem*knya.

    kemudian eva mulai menggoyangkan tubuhnya.ahhh.aaaaaaaahhh.aaahhhhh aaaa..aaaahhh desahan eva mulai lagi.

    nafasku mulai tak beraturan ..ssssttttt. aaaa. sssstttt.. aaaaahhhh
    setelah 10 menitan eva meminta untuk tukar posisi lagi, fer cape nih goyang trus
    kemudian eva menarik tubuhnya dan terlepaslah kont*lku dari mem*knya.
    kemudian dengan gaya porposional (standart), kutindih tubuhnya, dan kuarahkan kont*lnya kedalam mem*knya
    bblleeeeesss.. kembali kont*lku menyerang mem*knya
    ku goyang kan pantatku dengan cepet baru sekitar 5 menitan. tubuh eva kembali bergetar hebat
    fer aku keluar lagi. aaaaahhhhaaaahhhhh..sssttt.. uhhh. aaa.aaahh .. aaaaaaaaahhhhhhhhh.. erangan eva setelah orgasme yang ke 2
    tubuh eva kembali melemas.

    fer lo masih lama kah? udah cape nih
    ini bentar lagi? sambil aku trus menggenjot tubuhnya
    burungmu kuat banget sih
    udah lo nikmati aja tak kuhentikan kocokanku dalam mem*knya
    fer nanti keluarin di luar aja ya gue takut hamil katanya terlihat sayu

    karena gue mulai ada tandatanda mau keluar tak kuhiraukan tubuh eva yang lemas itu. trus dan trus ke genjot dengan penuh nafsu
    dinginnya ac tak terasa bagi kita tubuh gue dan eva terlihat mengkilap bermandikan keringet
    setelah 10 menit berlalu gue merasakan mau keluar.. ku percepat goyanganku.

    .aaaahhhaaahhhh.aaaaauuuhhhh..a aaahhh. eva pun kembali nafsu
    pantatnya mulai bergoyang mengikuti gerakan ku
    say gu mau keluar nih kataku
    sama gue juga jawabnya

    tak lama kont*lku mulai berdenyutdenyut mau mnyemburkan cairan kepuasan
    kepercepet goyanganku.aaahhh.sssttt..aaaa.ssss aaaaahhhh..


    va aku keluar nih.
    ketika gue mau cabut kont*lku
    tahan. aku jg mau keluar kedua kaki eva dililitkan dibelakang pantatku melarang aku mencabut kont*lku
    .sstttt..aaaahhhh..aaahhhhh..aaaahhhh aaaaahaaaa.aaaaaahhhhhhhh akhirnya karena aku sudah tak bisa menahan lagi muncratlah spermaku didalam rahimnya wah nikmat banget rasanya.
    karena eva mau keluar dia menggoyanggoyangkan pantatnya dan akhirnya

    aaaahhh.aaaaahhh.ssttt..aaaaahhhhh..a aaaaaaaahhhhhhh erangan eva setelah orgasme

    lilitan kaki eva mulai mengendur dan akhirnya terlepas
    kudiamkan sejenak tubuhku, menikmati orgasmeku yang panjang
    kupandang wajah eva yang terlihat lemas sekali.

    fer lo dah keluar.
    aku hanya menggangukan kepalaku..
    hah!!! lo keluarin di dalem ya..?, fer kalo gue hamil gimana nih eva berkata terlihat ketakutan.
    abis gimana, waktu gue mau cabut lo malah tahan badan gue
    ya mao gimana aku juga pas mau keluar sahutnya
    nanti kamu cuci aja yang bersih pake air dingin kataku
    emang ngaruh sambil eva mendorong tubuhku sehingga kont*lku terlepas dari mem*knya

    kemudian eva ngeloyor ke kamar mandi tak lama kudengar suara shower di kamar mandi.
    langsung kususul yang sedang mandi.

    menurut kedokteran sih, sel sperma akan mati bila terkena suhu yang dibawah 32 derajat celsius kataku setiba di kamar mandi/
    masa sih eva menjawab.
    ya suhu badan manusia normal kan 3637,5 derajat celcius, lo sempot aja vagina mu dengan air shower dingin, kalo bisa airnya sampe masuk kedalam vagina eva melakukan apa yang telah ku katakan.

    seusai mandi. kulihat HP ku, udah jam 6 pagi lebih neh, kami membereskan tempat tidur dan gue tiduran disamping eva, jam 7an ku telp bagian HRD dikantorku untuk meminta ijin kalo hari ini gue gak bisa kekantor karena gak enak badan.. hehehehehe gue masih penasaran ama mem*k Tina dan Eva, karenakatanya hari ini mereka libur dan baru besok pagipagi baru berangkat ke Jakarta. masih ada waktu seharian untuk ngentok ama 2 org pramugari ini heheheh.

  • Kisah Memek Les private ibu dan anak

    Kisah Memek Les private ibu dan anak


    2867 views

    Duniabola99.com – Aku mempunyai tetangga di diarea kosku bernama Bu Putri, dia menyandang status singgle parent dan mempunyai anak satu. Cerita Sex aku ini bermula ketika Bu Putri memintaku untuk memberikan les private anaknya yg bernama Esty. Esty sekarang kelas Tiga SMP, sebab ucap Bu Putri Esty lemah dalam pelajaran Bahasa Inggris, dan ditambah lagi sebenanti lagi menMasati Ujian Nasional, sebab itu Bu Putri meminta tolong memberi pelajaran tambahan pada anak perempuanya. Bu Putri sangat khawatir bila anaknya tak lulus dalam ujian nasional. Permintaan Bu Putri-pun aku respon dan itung-itung buat uang tambahan, hhe… maklum namanya juga mahasiswa


    Kebetulan sekali mata pelajaran ini sesuai dgn jurusan yg kuambil, So tak ada kendala bagi aku. Singkat cerita jadwal private yg telah kami sepakati, yaitu jam 07.00-09.00 malam, les private ini dilakukan 3 kali seminggu dirumah Bu Putri. Ini sangat menguntungkan sekali So dgn jalan Bangi saja sudah sampai, irit bensin bro, Cuma modal Bangi aja, lumayan rejeki anak sholeh, hhe. Oh iya Les Private ini sekali pertemuan 60ribu, dgn hasil segitu aku bisa mengkalkulasi penghasilan tambahanku perbulan.

    Pada hari itu mulailah aku memberi les private pada Esty, awalnya semua berjalan lancar, seperti layaknya les private pada umumnya. Pada suatu malam sesuai dgn jadwal, aku dateng ke rumah Bu Putri dgn maksud memberi les private pada Esty. Sesampainya disana ternyata yg ada hanya Bu Putri saja waktu itu, ucap Bu Putri, Esty lagi main dgn temannya sebab ada keperluan. Bu Putri berucap, mungkin sebenanti lagi dia akan pulang. Sambil menunggu Esty, Bu Putri-pun menyuguhkan secangkir kopi hangat dan sedikit cemilan padaku. Sambil menunggu Esty kami-pun berbincang,
    “ Kopinya kok di diamkan sih Mas Adit, ayo silahkan diminum kopinya !!! ” ucap Bu Putri.
    “ Oh Iya, hhe… aku minum ya Bu Kopinya ” jawabku sambil mengambil cangkir berisi kopi hangat yg ada di depanku.

    “ Iya Mas silahkan !!! Sekrang udah semester berapa Mas Adit ? ” Bu Putri memulai percakapan.
    “ Aku sudah semester akhir ini Bu, Tapi, skripsi aku belom selesai, hhe… ” jawab aku malu-malu sambil meletakkan cangkir kopi ke atas meja lagi.
    “ Ouh gitu ya Mas… sebenanti lagi selesai dong, hhe… Nanti kalo sudah lulus, Esty gag ada yg ngajar les private lagi dong Mas Adit ” ucap Bu Putri.
    “ Tenang aja sih Bu, skripsi aku juga masih lama, bisa jadi nanti duluan Esty lulusnya daripada aku… ” jawabku.
    “ Mas Adit ini bisa aja, betah banget sih kuliahnya… hhe… Kuliah lama-lama emang gag kepingin Nikah apa ? ” Tanya Bu Putri mengejutkanku.

    “ Ah Ibu ini ada-ada aja, semua laki-laki pasti kepingin nikahlah Bu… lagian kuliah aja belom selesai, masa iya maumikir Nikah sih Bu ? ” Jawabku.
    “ Kamu itu gimana sih Mas, nanti nyesel hlo kalo nunda-nunda Nikah… ” ucap Bu Putri menggodaku.
    “ Maksudnya nyesel gimna Bu ? ” tanyaku penasaran.
    “ Kamu tahu nggk sih Mas, Kawin itu enak lho…!! ” ucap Bu Putri.


    “ Kalo mikir kawinya aja sih memang enak Bu, tapi tanggung jawabnya-kan besar Bu, belom lagi nanti menafkahinya… hhe… ” Jawabku.
    Mendadak Bu Putri bangkit dari tempat duduknya, dgn sekejap lalu dia duduk di sampingku. Aku-pun kaget dgn apa yg dilakukan oleh Bu Putri, dan mendadak dia berbisik di kupingku,
    “ kalo kamu mau, kamu gag perlu mikir masalah tanggung jawab, apalagi menafkahinya Mas Adit! ” bisik Bu Putri di kupingku.
    Seketika itu juga, mendadak tangannya menyentuh kemaluanku yg tidur di balik celana jeans yg ku kenakan,
    “ Bu! kalo Esty dateng gimana? ” tanyaku dgn gugup dgn aksi Bu Putri terhadapku.

    Mendengar pertanyaanku itu, Bu Putri mendorong badanku hingga terbaring di Kursi, dan menindih badanku lalu kembali berbisik.
    “ Tenang saja! Semua sudah Ibu rencanakan. Esty tak akan pulang ke rumah malam ini, sebab dia sedang ada kegiatan Camping di sekolahnya. Tadi sore, Esty pesan sama Bu, minta tolong menyampaikan ke kamu bahwa private malam ini ditiadakan dulu… ”

    Penjelasan Bu itu cukup mengagetkanku. Dalam perasaan gugup bercampur birahi yg menggoda, mendadak Bu Putri yg duduk di atas badanku yg terbaring di kursi ruang tamu itu, Bu melepaskan pakaiannya sehingga payudara putih besar yg tertampung dalam Bra putih menjadi pemandangan langka di hadapanku. Seterusnya Bu Putri melepaskan rok panjang yg ia kenakan, sehingga sesosok badan wanita yg hanya tertutup oleh BH dan CD menjadi pemandangan nyata di depan mata.
    Sejujurnya, aku tak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini, tapi rasa gugup dan kaget masih menyelimuti hatiku. Di waktu itulah, mendadak Bu Putri berusaha membuka kancing celanaku dan menurunkan reslitingku. Dia tersenyum padaku, lalu berucap,

    “ Burungmu pasti sulit bernafas kalo tak dikeluarkan…. ” ucapnya.
    Mendengar ucap-ucap itu, akupun berusaha melempar senyumku dan seketika itu juga ku turunkan celana jeansku dan ku biarkan Bu Putri yg mengeluarkan kemaluan dari celana dalamku.
    Batang kemaluanku yg sudah tegang, langsung menyembul keluar sesudah Bu Putri menurunkan CDku. Beberapa waktu Bu memandangi dan meremas batang kemaluanku, lalu ia menunduk dan memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. sebuah kenikmatan yg tak tertahan waktu lidah Bu Putri membelai kepala kemaluanku. Sepertinya, aku tak sanggup menahan punjak birahi yg sudah berada di ubun-ubun. Akibatnya, air maniku pun keluar dgn kencang mengisi mulut Bu yg sedang aakuik memainkan lidahnya di kepala kemaluanku.


    Melihat cepatnya aku mencapai puncak, Bu Putri bukannya kecewa. Ia malah tersenyum dgn lelehan air mani di bibirnya. Bu Putri mengeluarkan sisa air mani yg masih berada di mulutnya dan meludahkannya ke batang kemaluanku. Kemudian ia kembali mengulum kemaluanku yg mulai melemah selama beberapa waktu. Dgn bibir yg masih berlumuran air mani, Bu Putri kembali menjatuhkan badannya di atas badanku, lalu mencium bibirku. ku coba untuk membalas reaksinya dgn menyambut lidahnya yg masuk ke mulutku.

    Seketika aku-pun merasakan sebuah sensasi yg luar biasa ketika Bu Putri seakan mengajak berbagi air mani di mulutku. Aku tak perduli dgn bau air mani yg kecut harus masuk ke tenggorokanku, yg ku pikirkan hanyalah bagaimana caranya agar kemaluanku bisa kembali bangkit dari kematiannya. aku mencoba meremas-remas payudara besar yg masih terbungkus BH, sebuah hal yg luar biasa yg tak pernah ku mimpikan sebelomnya. Ternyata menjadi guru private anak tetangga merupakan awal hilangnya keperjakaanku. Bu Putri telah merencanakan ini secara sempurna tanpa ku ketahui sebelomnya.
    Mungkin sebagai seorang janda, ia juga merindukan nikmatnya waktu melakukan hubungan dgn suaminya yg telah meninggal dunia sekitar setahun yg lalu.Sesudah puas berciuman mesra di kursi, Bu Putri bangkit dari badanku. Ia kemudian menarik celana Jeans dan CDku sampai terlepas dan memintaku untuk melepaskan pakaian juga. ku turuti saja keinginannya, hingga aku menjadi sesosok laki-laki bugil dgn kemaluan yg mati tergantung. Bu Putri memegang tanganku dan menarikku menuju sebuah kamar yg bisa dipastikan adalah kamar tidurnya. Sesudah berada di dalam kamar, Bu Putri melepaskan BH dan CD putih yg ia kenakan. Kemudian ia berdiri di hadapanku dgn badan bugil. Dalam posisi berdiri, kami kembali berciuman. Lalu ia berucap padaku:

    “ Dit! jika kamu sudah siap, lakukan saja yg ingin kau lakukan dgn Bu…. Bu akan menunggu… ” demikian perucapannya yg dipenuhi dgn birahi indah.

    Kemudian dia berjalan meninggalkanku dan menghempaskan badannya di atas tempat tidur empuk yg ada di kamarnya itu. Ajakan itu tak ingin ku sia-siakan dan hilang begitu saja. Sesosok badan wanita yg siap untuk dinikmati, kenapa tak aku manfaatkan.Tanpa pikir panjang, ku Masati badan Bu Putri yg telah terhidang siap saji untuk disantap. Lalu ku mulai aksiku dari menaiki badan Bu Putri dan mencium bibirnya. Bibir dan lidah kami saling beradu dalam suasana yg penuh birahi. Sambil terus berciuman, ku remas salah 1 payudara Bu Putri yg lumayan besar dan lembek, dgn salah 1 tangan menopang berat badanku agar tak menindih sempurna badan Bu Putri.

    Aktivitas itu terus ku lakukan, hingga akhirnya batang kemaluanku kembali terjaga dari tidurnya. Dalam suasana penuh nafsu yg tak tertahan, ku belai selangkangan Bu Putri yg ditumbuhi oleh bulu yg lebat. Ku coba untuk merayap dan memasukkan jariku ke belahan di pangkal paha Bu Putri. Tak terlalu sulit untuk mendapatkannya, hingga dalam beberapa detik, aku telah berhasil menenggelamkan jari tengahku di liang kemaluan Bu Putri. Sewaktu kemudian, ku mainkan jariku di liang yg basah itu, sehingga membuat Bu Putri mendesah. Sepertinya dia mulai merasakan kenikmatan bercinta dgnku. Sebagai seorang yg tak pernah melakukan hubungan seks layaknya suami istri, aku tak begitu mengerti apa yg harus ku lakukan pada badan bugil yg waktu itu telah siap untuk ku nikmati.


    Yg ada dalam pikiranku hanyalah menikmati, dan bukan memberi kenikmatan.
    Tanpa terlalu lama bermain dgn benda yg juga baru pertama kali ku belai, aku mulai berpikir untuk memasukkan kemaluanku yg sudah cukup keras ke dalam liang kemaluan Bu Putri yg kenyal dan dikelilingi oleh bulu yg lebat. Aku merubah posisi ku, lalu mengarahkan kepala kemaluanku ke belahan di sela paha Bu dgn tanganku. Mungkin sebab statusnya yg janda beranak 1, alias sudah bukan perawan, batang kemaluanku tak terlalu sulit untuk menerobos masuk ke kemaluan Bu Putri.

    Rasa yg ku dapatkan waktu menggenjot liang kemaluan Bu Putri yg lembat sungguh tak bisa
    ku lukiskan dgn ucap-ucap. Batang kemaluanku yg terjepit oleh dinding kemaluan yg kenyal benar-benar memaksaku untuk menuju puncak birahi. Tak seberapa lama aku melakukan hal tersebut, dapat ku rasakan bahwa desiran darahku seakan berkumpul di pangkal kemaluanku. Waktu itulah, aku semakin meningkatkan tempo permainanku, hingga akhirnya aku tak tahan lagi.
    Ku hentakkan pantatku sekeras mungkin, sehingga kemaluanku tenggelam sempurna di dalam liang kemaluan Bu Putri dan ku rasakan air maniku keluar dan mengisi liang kemaluan Bu Putri.

    Aku sama sekali tak berpikir akan akibat yg mungkin terjadi dgn tertanamnya air mani di rahim Bu Putri, kecuali sesudah batang kemaluanku kembali melemah dan ku jatuhkan badanku di samping badan Bu Putri yg basah bermandikan keringat. Bu Putri tersenyum padaku, lalu berucap,

    “ Gag perlu belajar lama, ya? ” ucap Bu sambil bangkit dari posisinya.

    Entah apa yg akan dia lakukan, ia berdiri di atas tempat tidur lalu ia duduk di atas dadaku sambil mengarahkan kemaluannya yg masih basah tersebut ke daerah wajahku.

    “ Mainkan lidahmu, Dit! ” Ucap Bu Putri kemudian.
    Tanpa pikir panjang dan banyak tanya, ku turuti saja keinginannya, ku jilati belahan kemaluan Bu Putri yg duduk di atas wajahku. Dgn bantuan jariku, ku buka belahan kemaluan Bu yg kenyal itu lalu ku masukkan lidahku sedalam-dalamnya ke liang kemaluan Bu Putri. Mendadak ku rasakan cairan putih kental yg tak lain adalah air maniku keluar dari liang kemaluan Bu Putri dan masuk ke mulutku. Meskipun agak jijik, tapi aku tak berani memuntahkannya dari mulutku. Aku hanya menahannya di mulutku sambil terus memainkan lidahku di liang kemaluan yg terbuka lebar itu.

    Beberapa waktu sesudah aktivitas menjilat itu ku lakukan untuk Bu Putri, ku coba untuk kembali menjatuhkan badan Bu Putri ke tempat tidur. Waktu itulah, kembali ku cium bibir Bu Putri sambil mengeluarkan air mani yg ada di mulutku dan memasukkannya ke mulut Bu Putri. Bu Putri bukannya menolak, ia malah menerima dan bahkan menelat air mani yg ku keluarkan di mulutnya.


    Malam itu, aku tak pulang ke kosku. Aku tak bisa meninggalkan indahnya bercinta dgn Bu Putri, Ibu dari siswa privateku, sebab ia adalah wanita yg telah merampas keperjakaanku, sekaligus orang yg pertama memberiku kenikmatan bercinta. Malam itu, aku tak dapat tertidur. Meskipun aku tahu Bu begitu lelah dan mengantuk, tetapi aku terus mengulangi hubungan seks dgn Bu. Beberapa kali ku paksakan untuk memasukkan kemaluanku ke kemaluan Bu Putri waktu ia tertidur, tetapi gesekan batang kemaluanku di dinding kemaluannya selalu membuatnya terbangun dan kembali memberikan respon untuk aksi ajakanku.

    Seingatku, malam itu aku melakukan hubungan seks dgn Bu Putri lebih dari 10 kali. Sebab setiap kali kemaluanku bangun, aku langsung memasukkan ke liang kemaluan Bu. Dari pelajaran malam itu, yg ada di pikiranku hanyalah keinginan untuk terus bisa merasakan kemaluan, hingga akhirnya aku berhasil merenggut keperawanan Esty, putri Bu Putri sendiri. Sebab seringnya bercinta dgn Bu Putri, Ibu dari siswa privateku, Esty, hubungan gelap tanpa komitmen yg selama ini terjalin anantia kami, tercium oleh Esty. Hal ini terjadi ketika suatu malam, sesudah aku memberikan private di rumah Esty, hujan turun dgn lebatnya.

    Bu Putri menyarankan, agar aku tak usah pulang dulu sebelom hujan reda. Tetapi ternyata hujan tak berhenti hingga lewat jam 11 malam. Bu Putri menyarankan untuk bermalam saja.
    Meskipun dgn sedikit basa-basi penolakan, tetapi tawaran itu ku terima dgn senang hati, dan memang itu harapanku, berharap dinginnya malam dgn suasana hujan lebat, akan menambah indah nuansa pencapaian puncak birahi dalam bercinta dgn janda beranak 1 itu.
    Malam itu, aku hanya tidur di kursi ruang tamu, sebab memang hanya ada 2 kamar di rumah Bu Putri

    Mungkin hanya sekedar mengelabui Esty yg belom tahu hubungan gelap yg ku jalin dgn Ibunya. Di kursi itu, aku terus memainkan jariku di HPku yg hanya bergetar jika ada SMS atau panggilan masuk, sebab memang aku sedang SMSan dgn Bu Putri yg ada di kamarnya. Saling merayu di udara dgn bahasa yg mengoda birahi. Sesudah memastikan Esty tertidur di kamarnya, sekitar pukul 12.30 malam, Bu Putri mengirinkan SMS yg berbunyi,

    “ Dit! Ke Kamar Ibu dong, Ibu udah pngin sekali nih !!! ”
    Menerima SMS itu, dgn penuh semangat, aku keluar dari selimutku dan bangkit dari kursi lalu melangkah perlahan ke kamar Bu Putri. Suasana hujan yg masih sangat lebat memberikan keleluasaan bagiku, sebab suara langkahku tak akan memecah heningnya malam.
    Waktu aku membuka pintu kamar Bu Putri, mendadak Esty keluar dari kamarnya. Hal tersebut tentu saja sangat mengejutkanku. Apalagi melihat ekspresi kekagetan Esty melihat gelagatku.
    “ Bang adit, itukan kamar Mamah, Abang mau ngapain kesitu ? ” tanya Esty pada aku,


    Begitulah ucap yg terucap dari gadis muda berusia 15 tahun, putri tunggal Bu Esty. Aku yg kaget sebab nyaris tertangkap basah dgn dorongan birahiku, langsung berusaha mencari alasan yg tepat untuk jawaban untuk pertanyaannya tersebut.
    “ Eeee…. ” jawabku seraya tanganku melepas gagang pintu kamar Bu Putri yg kebetulan telah terlanjur terbuka, sambil terus berpikir keras untuk mencari alasan.

    “ Begini Es! tadi Abang kira ini kamar kamu… Ucap Mamah kamu, Abang disuruh membangunkan kamu. Kamu disuruh Mamah kamu tidur dgn Mamah, Abang di suruh tidur di kamar kamu… Gitu, Rin! ” Jawabku dgn bahasa yg agar berbelit-belit.
    Esty-pun mengerutkan keningnya beberapa waktu, lalu kemudian melempar senyumnya.
    “ Oo Iya, Bang! Kamar Esty di sini, Abang tidur aja di sini !!! biar Esty tidur di kamar Mamah ” begitu jawab Esty sambil masuk kembali ke kamarnya dgn maksud mungkin mengambil keperluan tidurnya.

    Ku tutup kembali pintu kamar Bu Putri dgn segudang kekecewaan, sebab hasrat yg memuncak tak bisa terlampiaskan di malam yg begitu mendukung ini. Dgn langkah lemas, ku beranjak ke kamar Esty, dan ku lihat Esty telah siap meninggalkan kamarnya menuju kamar Mamahnya.
    “ Silahkan, Ka! ” sapa Esty mempersilahkan aku untuk tidur di kamarnya.
    “ Sebab itusih, ya Rin! ” sapaku waktu dia ke luar dari kamarnya.

    Esty hanya melempar senyum waktu berlalu dari hadapanku. Ku lihat dgn selimut di tangannya, dia membuka kamar Mamahnya, kemudian masuk dan menutup pintu kamar Mamahnya tersebut. Dgn tertutupnya pintu kamar Bu Putri, sebab itu pupuslah harapan untuk bisa kembali bercinta dgn Bu Putri. Malam terus berlalu, tetapi aku tetap tak bisa tertidur sebab gagalnya mencuri kesempatan indah untuk bercinta. jam 1 malam, hujan telah berhenti, mendadak HPku bergetar, dan ku lihat ada SMS masuk. Aku buka dan kubaca, ternyata Bu Putri yg mengirimnya.
    “ Dit! kmu psti belom tdur kn? ” itulah bunyi SMSnya.
    Dgn masuknya SMS itu, aku merasa ada secercah harapan baru untuk kembali bisa melepas hasrat yg tertunda. langsung ku balas SMS Bu Putri,

    “ Belom, Bu? gimana nih? aku udah gak tahan mo nancepin lgi. ” jawabku via SMS.
    Tak lama, masuk lagi balasan dari Bu Putri,
    “ iya, Bu jg nih ” begitu jawab Bu Putri singkat.
    Dgn gesit ku mainkan jariku merangkai SMS balasan, dgn maksud menyusun strategi untuk bisa memadu hasrat tanpa diketahui Esty, anak perempuannya.

    “ Esty dah bobo ya Bu? ” bgitu isi SMSku. “ Iya! ” jawab Bu Putri dgn singkat.
    “ Bu, Tititku dah bngun nih, Bu! sudah ga thn mo ngntot memek Bu! ” begitu rayuanku dalam SMS berusaha mengajak Bu Putri untuk kembali melakukan hubungan seks dgnku.
    “ Dit! kmu tljg dlu, ya! nnti Bu ksana ” bgitulah balasan Bu.
    Dgn girang ku balas SMS Bu Putri dgn dua ucap “ OK! ” Dgn semangat menggebu, ku lepaskan sluruh pakaianku dan ku baringkan badanku di atas tempat tidur di kamar Esty, putri semata waygnya. Dgn rasa tak sabar, kembali ku berniat untuk mengirim SMS ke Bu Putri, tetapi mendadak ku dengar pintu kamar di buka dgn hati-hati, dan ku dgn suara pintu itu kembali di tutup dgn hati-hati. Dalam senyapnya malam yg di hiasi suara rintik-rintik air sisa hujan lebat, tak ku dengar adanya langkah yg dateng menuju kamar dimana aku terbaring menunggu waktu-waktu indah menikmati kemaluan Bu Putri yg lembek dan basah.

    Mendadak gagang pintu kamar mulai bergerak dan pintupun mulai terbuka perlahan. Tetapi aku sangat kaget, sebab yg dateng bukan Bu Putri, melainkan Esty, putrinya yg baru kelas 3 SMP. Esty meletakkan jari telunjuknya di bibir sebagai iakuarat agar aku tak bicara. Aku yg sudah terlanjur telanjang, tak sanggup berbuat apa-apa kecuali menutupi batang kemaluanku yg sudah keras dgn guling yg ada di sampingku.


    Sesudah kembali menutup pintu kamar dgn hati-hati, Esty melangkah ke arahku, dan duduk di sampingku lalu menarik guling yg menutup kemaluanku. Ia kemudian menggenggam batang kemaluanku dgn kencang, sehingga hampir membuatku berteriak. Esty menMasatkan wajahnya ke hadapanku dan dgn nada berbisik, Esty berucap,
    “ Jadi selama ini, Abang dibayar bukan hanya untuk ngasih private aku ya? ”“ Maaf, Rin! Abang… bukan begitu! kamu tak mengerti… ”

    “ Abang gag usah bohong! Esty sudah baca semua SMS Abang di HP Mamah… ”
    “ Apa? jadi yg ….. ”
    Belom selesai aku menjawab,
    “ Iya! yg balas SMS Abang itu Esty ! ”
    “ Maafkan Abang, Es! Abang gag ada maksud begitu… ”
    “ Udah deh! Abang gag usah bohong… Kenapa Abang melakukan ini dgn Mamahku!? ”

    “ Rin! bukan kemauan Abang, Rin! Abang juga gag tahu kenapa ini sampai terjadi…!! ”
    “ Bang! Mulai hari ini, Esty gag mau private lagi sama Abang… Esty kecewa sama Abang! ”
    Mendengar kekecewaan Esty itu, ku peluk badan Esty dan ku ciumi bibirnya, tetapi Esty tak bereaksi melawan, apalagi berteriak. Ku jatuhkan badannya ke tempat tidur sambil terus ku ciumi bibirnya. Ku tahan gerakan kedua tangannya dgn kedua tanganku, dan ku tindih badannya agar dia tak lagi sanggup bergerak. Merasakan Esty yg tak bereaksi melawan terhadap aksiku, dan cenderung pasrah, aku menghentikan ciumanku dan ku tatap wajah Esty. Tetapi yg terlihat dari wajahnya bukan kekecewaan. Esty justru melemparkan senyumannya padaku,

    “ Ada apa ini? ” pikirku dalam hati.
    “ Perawani Esty, Bang! tapi jangan hamili Esty! ” itulah kalimat yg terucap dibalik senyumnya.
    Aku pun senang mendengar kalimat itu. Tanpa pikir panjang, ku lepaskan seluruh pakaian yg menutup badannya, mulai dari babydol yg dikenakannya, hingga BH dan CDnya. Tampak dihadapanku sesosok badan kecil yg lumayan langsung dgn buah dada kecil yg montok. Selangkangan Esty yg cembung dgn rambut ikal tipis yg tumbuh dipermukaannya, merupakan sebuah pemadangan baru yg sangat indah bagiku.

    Aku tak mau melewatkan kesempatan untuk merasakan bagaimana nikmatnya kemaluan seorang perawan berusia 15 tahun. Tanpa menunggu lebih lama, langsung ku angkat kedua Banginya, sehingga selangkangannya terbuka lebar. Terlihat jelas belahan kemaluan Esty yg hanya seperti lipatan kulit berbentuk garis lurus. Tak terlihat disana ada liang untuk masuknya kemaluanku yg sudah siap tempur. Tanpa pikir panjang, langsung ku arahkan kepala kemaluanku ke belahan yg masih sangat rapat itu. Dgn kedua tangannya, Esty memegang Banginya yg terbuka lebar ke atas.


    Dgn bantuannya itu, aku bisa menggunakan jariku untuk membuka belahan kemaluan Esty. Bisa ku lihat di dalamnya daging yg agak basah berwarna merah muda, dan langsung ku tancapkan kepala kemaluanku di sela belahan yg terbuka itu. Dgn sedikit memaksa, kepala kemaluanku berhasil menerobos liang kemaluannya yg terasa sangat sempit. Aku terus menekan agar kemaluanku bisa masuk sempurna ke dalam kemaluan Esty, namun usaha itu harus ku lakukan dgn perlahan. Aku harus tarik ulur agar cairan kemaluannya membasahi seluruh batang kemaluanku. Tanpa cara itu, Kemaluanku tak bisa dipaksa masuk.

    Sedikit demi sedikit, batang kemaluanku semakin dalam masuk ke liang kemaluan Esty yg sangat sempit, sampai akhirnya setengah batang kemaluanku telah berhasil masuk. Dalam posisi kemaluan yg setengah menancap di selangkangannya, ku jatuhkan badanku di dadanya. Ku raih bibirnya dan mencoba menciuminya, ku remas payudara montok yg masih ranum itu, sesekali ku jilati pipi, kuping, leher dan terkadang turun ke payudaranya. Esty terpejam dan sesekali berdesis, sepertinya ia menikmati belaian yg lidahku di leher dan payudaranya. Bahkan mungkin ia melupakan bahwa kemaluanku baru setengah masuk ke liang kemaluannya.

    Melihat keadaan itu, ku tumpukan badanku di atas siku yg berada di kedua sisi badannya dan ku pegang erat bahunya. Dgn terus menjilati payudaranya dan sesekali mengecup puting susunya, kembali ku genjot liang kemaluannya yg sangat rapat dan kesat. Terus ku coba dan ku coba, meski kedua bahunya telah ku pegang erat, tetapi tetap saja genjotan yg ku lakukan untuk menerobos liang kemaluannya hanya bisa masuk dgn perlahan. Akhirnya ku putuskan untuk fokus pada usaha untuk memasukkan kemaluan ke liang kemaluannya. Aku turun dari tempat tidur, dan menarik badan Esty ke sisi tempat tidur itu. Dgn posisi berdiri di sisi tempat tidur, kembali ku arahkan kemaluanku yg sedikit ku basahi dgn air liurku ke liang kemaluannya. Kemaluanku kembali hanya bisa masuk setengah ke dalam liang kemaluan Esty, namun dgn posisi berdiri, aku bisa menahan kedua pahanya agar badannya tak bergerak mengikuti tiap genjotanku. Usahaku akhirnya tak sia-sia, sebab dgn posisi itu, aku bisa lebih cepat menerobos liang kemaluan Esty dgn sempurna.


    Dalam posisi tenggelam sempurna, aku menjatuhkan badanku ke dada Esty dan berguling agar posisi Esty di atas. Ku peluk badan Esty dan ku coba menarik keluar kemaluanku dari liang sempit yg basah itu, lalu mendorongnya masuk kembali. Beberapa kali ku lakukan itu, aku kembali berguling, sehingga posisiku mebali di atas. Waktu itulah permainan sesungguhnya di mulai. Kemaluan Esty sepertinya telah sanggup beradaptasi dgn benda tumpul yg menerobos liang kemaluannya. Rapatnya liang kemaluan Esty memberikan kenikmatan yg luar biasa yg tak pernah ku rasakan waktu bercinta dgn Bu Putri. dinding kemaluan Esty seakan mencengkram erat batang kemaluanku, persis seperti waktu pertama Esty mencengkar kemaluanku dgn tangannya. Berkali-kali aku menyetubuhi Esty, dan membuang air mani ku ke rahimnya, setelah beberapa bulan berlalu aku mendapat kabar bahwa Ibu Putri dan Esty hamil mengandung benih yang ku tanam.. Dan aku pun menikahi mereka berdua, semenjak itu kami selalu bermain bertiga, tak terbayangkan nikmatnya bercinta dengan ibu dan anaknya tersebut..

  • Kisah Memek Main Swinger Sex Dengan Tetangga

    Kisah Memek Main Swinger Sex Dengan Tetangga


    2867 views

    Kisah Memek ini berjudul ”Kisah Memek Main Swinger Sex Dengan Tetangga ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Kisah Memek – Tentang tukar pasangan kali ini berkisah pengalamnku bercinta dengan tetangga baruku, dimana istri tetanggaku yang sangat bahenol dan sering bikin burungku naik turun itu akhirnya bisa kudapatkan walaupun dengan kompensasi aku harus merelakan istriku di tiduri oleh suami tetangga baruku.

    Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya. Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku. Isteriku bernama Resty.

    Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya.

    Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat. Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

    Kisah Memek Sex Tetangga Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya. Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton

    VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami. “Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!” “Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian.” katanya menyebut isteriku. Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit

    Kisah Memek Main Swinger Sex Dengan Tetangga

    Kisah Memek Main Swinger Sex Dengan Tetangga

    sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah. “Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?” kata isteriku ketika kuajak. Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh.

    Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur. Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor.

    Aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang

    Kisah Memek Sex Tetangga kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan. “Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas. Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang. Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?” Aku diam saja

    karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini. Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?” tanyanya setelah kami berbasa-basi. “Maksudmu apa Gus..?” tanyaku heran. “Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya.” Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan. Agus langsung menambahkan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas.” katanya tanpa malu-malu. “Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung

    melanjutkan, “Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?” “Acara apa Gus..?” tanyaku penasaran. “Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?” “Pesta apaan..? Gila kamu.” “Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?” Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada

    Kisah Memek Sex Tetangga persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya. Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian. Markas Judi Online Dominoqq

    hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku. Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang. Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka. “Kegilaan apa lagi ini..?” batinku. Seolah-olah

    Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus. Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku.

    Kisah Memek Sex Tetangga melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya aku lah yang melakukannya. Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana

    dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini. “Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya. Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini

    bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja. Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam. “Sshh.., akh..!” Rini menggelinjang nikmat.

    Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis. Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat. Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku

    Kisah Memek Sex Tetangga tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69. Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami. Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari

    mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya. Cepat-cepat

    kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini. Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!” Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya

    melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan.

    Kisah Memek Sex Tetangga yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini. Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari

    belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk. Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat

    sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini. Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya.

    Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya. Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini. Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja.

    Kisah Memek Sex Tetangga Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera

    kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat. Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum puas.Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik

    Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya. Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi. Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta.

    Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Tante Haus Akan Rudal Besar

    Kisah Memek Tante Haus Akan Rudal Besar


    2865 views

    Duniabola99.com – Aku berlibur ke puncak dengan keluarga, tapi buka keluarga seutuhnya Cuma aku diajak oleh tante tanteku diman ada 3 orang , wajah tante tanteku masih cantik cantik semua, rencan pukul 7 pagi berangkat dan malamnya aku sudah mempersiapkan semuanya.


    Tepat pukul jam 08.30 Tante saya yang bernama Lusi mengsms saya,”Cris tante jemput jam 09.00 yaaa,jangan telat”.Saya pun membalasnya akan datang tepat waktu.Perlu saya deskripsikan ketiga tante saya ini.

    Yang pertama bernama tante Lusi dia berumur 36 tahun,tinggi badannya sekitar 170 an (mantan Peragawati),Ukuran dadanya yang membuat saya menelan ludah yaitu 36b dia sangat berpengalaman dalam urusan sex.

    Yang kedua tante Eka umurnya 39 tahun tinggi badannya 175,walaupun sudah agak tua,tp dia masih seksi dengan ukuran dadanya yang masih kencang yaitu 34b.Yang terakhir tante Anja yang termuda yaitu 34 tahun dengan tinggi 165 serta ukuran dada 36b,

    Khusus Tante Anja,saya sudah sering bermain sex dengan dia sewaktu tante Anja berkunjung kerumah.Tante Anja adalah seorang wanita hypersex karena bisa bermain berkali-kali.

    Tepat Pukul jam 09.00 Mobil tante Lusi sudah ada diujung gang,langsung saja saya masuk dan duduk didepan ,tepat samping tante Lusi.Saat itu saaya hanya bisa terbengong melihat ke3 tante saya itu.Tante Lusi hanya menggunakan kaos ketat Mejiku dengan hot pants,saat itu tante Lusi memakai Bra berenda warna biru,kelihatan karan saking tipisnya baju tante Lusi. Rfbet99

    Tante Eka saat itu memakai baju gaun merah dengan potongan v necknya yang sexy.Tante Eka sepertinya tidak memakai bra,Untuk Tante Eka dia kurang suka memakai bra,katanya tidak enak.

    Sementara Tante Anja lah pakaiannya yang menurut saya paling ekstrim.Dia memakai You can see Putih dan hotpants.Dibalik you can see putih itu Tante Anja memakai bra bikini hitam yang menggoda.Setelah basa-basi dengan cipika-cipiki,saya hanya mengobrol dengan Tante Lusi karna Tante Eka tertidur pulas,sementara Tante Anja merokok deng Mildnya dan mendengarkan mp3nya dengan asik.

    ‘mama apa kabar Cris’ tanya tante Lusi…

    ‘baik tan ‘jawab aku dengan malas.

    Selama 1 jam aku tertidur dimobil,sementara tante Lusi yang menyetir mobil dengan hati-hati.Tepat jam 1 siang kami sampai di vila yang berada dipuncak,cukup besar dengan 3 kamar plus kolam renangnya.


    Tante Lusi,Anja dan Eka langsung masuk kamar dan langsung berenang,sepertinya mereka sudah kepanasan dengan udara diJakarta.Aku pun langsung menuju kolam renang melihat mereka yang sudah tercebur.

    Tante Lusi memakai bikini warna ungu lengkap dengan G-Stringnya,Tante Eka memakai bikini berenda dengan warna hijau sementara Tante Lini dengan menggunakan Bikini Kuning lengkap dengan celana dalam satunnya.

    Aku yang sedang berjalan dipinggir kolam tiba-tiba didorong Tante Anja,Mereka ber 3 hanya tertawaaketika aku tercebur saja ke kolam.Beberapa menit kami berennag ria sampai Tante Eka,Tanteku yang tertua sudah tidak tahan nafsu menarik celana dalam ku hingga lepas.Aku pun naik kepinggir kolam renang agar Tante Eka lepih gampang melepaskan celana dalamku itu.

    Sesaat kucari kemana Tante Lusi dan Tante Anja,ternyata mereka sedang asyik bercinta diruang tamu yang kulihat,Tante Lusi tampak sedang menjilat vagina tante Anja,Perlu diketahui ke3 tante aku ini juga para lesbian.

    Aku pun kembali berkosentrasi dengan tante Eka yang sudah menjilat kontolku ini,Kontolku in cukup besar dengan panjang 19 cm diameter 4 cm.Tante eka menjilat dengan lahap.Aku pun hanya mengerang dengan nikmat,setelah cukup lama,kuangkat saja tante eka keruang tamu untuk gabung dengan tante Lusi dan anja.

    Segera kubuka bikini yang membungkus tante Eka.kuciumi puting yang sudah tegak menantang,tiba-tiba aku pun disuruh tidur telentang oleh tante Eka.Ternyata Tante Lusi akan menghisap kontolku,sementara tante Anja duduk dihadapan wajahku agar aku menghisap memeknya.

    Tante eka sendiri memutuskan untuk merokok dahulu.Kuhisapkan saja memek tante anja yang segar kehisap-hisap sampai tante anja mengerang.Setelah cukup lama,aku memutuskan untuk mengentot tante Lusi terlebih dahulu.

    Dengan posisi doggie style,kutusukan penis ku,tante Lusi hanya bisa mengerang nikmat .Perlahan-lahan kumaju-mundurkan penis ku itu…bunyi plak-plak menghiasi ruangan tamu itu,Tante Lusi hanya bisa mengerang nikmat.

    Kudengar juga desahan tante eka yang sedang menusuk-nusukan dildo gerigi ke memek tante anja.Tante Lusi yang mengerang kuat akhirnya orgasme untuk pertama kali,Tante dian pun terkulai lemas.

    Tante Eka yang sedang jongkok kutarik segera naik kepangkuan ku untuk ronde selanjutnya.Tante Eka pun mengoyang-goyangkan pinggulnya sambil meremas-remas payudaranya.Tante Eka lalu menarik Tante Anja untuk menghisap pyudara tante anja.

    Tante Eka dan Tante Anja saling mendesah nikmat.Bosan dengan posisi itu aku berganti posisi dengan women on top.Tant eka pun lalu mengoyang-goyangkan pinggulnya sambil menciumi bibir ku dengan penuh nafshu.


    Tante eka pun mengerang hebat menandakan orgasme yang pertamanya telah mucul.Bermain dengan tante eka adalah ronde terlama dengan memakan waktu 1 jam! tane eka memang ahli soal ngentot.

    Aku masih menahan agar sperma ku jangan keluar karna masih ada tante anja.Tante anja yang selagi nungging langsung saja kutusukan penis ku ini,kugoyangkan saja penisku sambil meremas payudara tante anja yang sangat ranum itu

    Tidak lama kemudia tante Anja pun orgasme,lalu kucabut saja penis ku tampak ketiga tante ku berbaris untuk menyambut sperma ku yg lezat ini.kukocol-kockan saja didepan wajah mereka,dan akhirnya crottt…cortt… 10x menyembur sperma ku,yang langsung kuarahkan ketiga wajah tante ku itu.

    Mereka dengan rakus dan lahap berebut sperma ku itu.Mereka saling berciuman agar mendapat sperma ku itu,sungguh sangat hot.Tante eka yang terakhir menjilati penisku sampai habis.







  • Ngentot Ibuku Ketika Sedang Stres Berat

    Ngentot Ibuku Ketika Sedang Stres Berat


    2865 views

    Duniabola99.com – Cerita ini memang sungguh sedikit tragis, dimana seorang anak dengan rakusnya menyetubuhi ibunya yang sedang hilang ingatan atatu lebih tepatnya sakit jiwa. Namun kisahnya jika anda membacanya dengan seksama akan membuat anda horny dan ada sensasinya tersendiri.


    Kisah sex ku Yang Telah Memperkosa Ibu Kandungku Sendiri Begini Cerita ya Para pembaca .al kisah Namaku adalah Damar dan aku ingin menceritakan pengalaman incestku dengan menggauli ibuku kandungku sendiri. Peristiwa itu terjadi ketika aku kelas dua SMA dan aku tidak dari dulu tidak pernah berpikiran untuk menyetubuhi ibuku. Aku hidup di sebuah desa di daerah Semarang bersama dengan ayahku yang berprofesi sebagai petani sekaligus peternak sapi, serta dengan ibuku yang berprofesi sebagai bidan desa. Aku memiliki seorang kakak perempuan yang sekarang sudah berkeluarga di kota lain, sedangkan adikku masih kelas empat SD dan tinggal bersama dengan kami. Nenekku juga tinggal bersama kami namun ia sudah jompo, sedangkan kakekku sudah meninggal beberapa tahun lalu. Awalnya kami tergolong keluarga yang mampu dan kami hidup bahagia kecukupan.

    Namun ketika ibuku mencoba berbisnis dengan seseorang, musibah besar menimpa keluarga kami. Ayahku tidak pernah menyetujui ibuku terjun di dunia bisnis dan apalagi itu adalah bisnis besar, karena dengan penghasilan yang didapatpun kami sudah hidup kecukupan. Ibuku tetap tak mempedulikan saran ayahku sampai akhirnya musibah besar menimpanya, yaitu ketika rekan kerjanya menipunya dan melarikan diri ke luar negeri dengan membawa uangnya sebesar lima ratus juta. Bagi orang desa, uang lima ratus juta itu berjumlah luar biasa banyaknya, maklum saja ibuku terus menangis menyesali hal itu. Ibuku sering melamun dengan pandangan kosong sampai akhirnya dia sering teriak-teriak histeris. Ada yang bilang ibuku gila kesurupan ada pula yang bilang ibuku stress. Aku tidak tahu dan ikut juga menanggung beban musibah itu.

    Sejak saat itu ibuku dirawat di rumah saja dan sementara tidak berangkat bekerja di puskesmas. Ibuku sering melamun sendirian di kamar, aku dan ayahku yang merawatnya. Setiap pagi aku membawakannya makanan dan minuman, sedangkan ayahku sering memandikannya. Ibuku selalu kosong pandangan dan selalu tidak menjawab jika diajak ngobrol. Ia diam membisu sepanjang hari namun terkadang ia mengajak bicara kami seperti ia sudah normal kembali. Saat itu kami mengira kalau ibuku sudah normal kembali dan kami tidak terlalu repot mengurusinya. Ayahku juga mulai normal dengan aktivitas kerjanya, dan aku menjadi tenang kalau di sekolah serta tidak terburu-buru pulang lagi. Ibuku tetap belum berniat kembali bekerja, ia sering main ke tetangga sebelah untuk sekedar berbincang. Setelah sekitar tiga hari keluarga kami kembali gempar karena ibuku membanting segala sesuatu di rumah kami. Ia membikin berantakan seisi rumah. Kami kemudian menenangkan ibuku, namu ibu terus berontak sehingga kami terpaksa membawa paksa dirinya dan mengikat tangan dan kakinya di ranjang karena ia terus berontak dan teriak. Lagi-lagi aku dan ayahku direpotkan lagi merawat ibuku selain juga merawat nenekku yang jompo. Rumahku menjadi seperti rumah sakit saja, dan adikku hanya bisa bermain-main tanpa beban.

    Hari besoknya, pada malam hari Ayahku bersama dengan pamanku berencana menemui orang pintar di desa seberang untuk meminta bantuan perihal keadaan ibuku itu. Aku dipasrahi untuk menjaga rumah dan keluarga sampai tengah malam nanti. Ketika jam delapan malam adikku sudah terlelap dan di kamar ibuku tak ada suara sedikitpun. Setelah menengok nenek yang ternyata sudah tidur di kamar sebelah, aku segera menuju ke kamar ibuku untuk menengok keadaanya. Ketika masuk ke kamarnya, lampu masih belum dinyalakan dan ketika kunyalakan kulihat ibuku yang duduk dengan rantai besi yang masih mengikat kedua kakinya. Ibuku benar-benar sudah hilang akal, ia bahkan tidak membenahi roknya yang tersibak ke atas sehingga kelihatan celan dalamnya. Aku mendekat ibu bermaksud membenahi roknya yang tersibak. Ketika itu tanganku bersentuhan dengan kulit pahanya dan aku sekejap merasakan hal aneh pada diriku. Aku berusaha mengajak berbicara ibuku tapi ia hanya diam saja. Aku membimbingnya rebahan dan bermaksud menyeka tubuh ibuku dengan air hangat karena ayahku lupa tidak memandikan ibuku tadi sore. Aku bilang kepadanya aku mau menyeka tubuhnya biar badannya tidak lengket dan enak buat tidur. Ia hanya diam saja dan aku melepas kaos yang dipakainya serta roknya sehingga ia hanya mengenakan kutang dan celana dalam saja. Aku merasa aneh karena aku bernafsu melihat ibuku yang hanya mengenakan cawat dan kutang. Aku terus menyeka seluruh badan ibuku dan kurasakan lembut kulitnya serta ketika menyeka dibagian pantatnya pikiranku berubah menjadi tidak normal lagi, aku semakin bernafsu. Aku tidak mau menyetubuhi ibuku karena takut, maka lebih baik aku beronani saja nantinya di kamar mandi. Aku segera menuju kamar mandi tanpa lebih dahulu memakaikan ibuku baju atau daster. Ketika di kamar mandi pikiranku berkecamuk dan entah ada apa aku tidak mau beronani dan ingin mencicipi tubuh ibuku.

    Ibuku sudah berumur empat puluh lima tahun dan badannya ramping tetapi teteknya luar biasa montok dan pantatnya bahenol. Kulitnya putih namun sedikit sudah kendur tetapi tetap kelihatan cantik. Ketika aku masuk ke kamar lagi, kudapati ibuku berposisi miring ke samping dan hanya terlihat pantatnya yang indah dibalut celana dalam renda merah dan kutang pasangannya. Aku semakin bernafsu melihat pemandangan itu dan langsung saja aku matikan lampu dan kunci pintu. Aku segera melepas pakaianku dan hanya memakai celana dalam dengan kontolku yang sudah tegak. Aku mendekap tubuh ibuku dari belakang dan ibuku hanya diam saja. Aku menggesekkan batang kontolku ke pantat ibuku dan rasanya sungguh membuat jantungku copot. Aku mengelus-elus seluruh tubuh ibuku dan ketika tanganku kuselipkan ke celana dalamnya ia berontak dan berusaha mengeluarkan tanganku. Aku tetap saja melawan ibuku sampai akhirnya ibuku teriak keras. Aku saat itu yakin kalau ia tidak mengenali aku karena pikirannya yang sudah stress. Aku menutupi mukaku dengan masker biar ibuku tidak mengenal aku karena kupikir gampang untuk mengelabuhi orang yang sudah sedikit terganggu pikirannya seperti itu. Aku langsung menyumpal mulutnya dengan kain seka sehingga ia tidak lagi bisa menjarit. Tangannya terus berontak, dan makanya aku ikat ke atas dengan kain jarik. Ia sudah tidak bisa berkutik lagi dan hanya bisa melotot geram dan meludahiku.

    Aku buka kutangnya dan meremas-remas tetek besar itu. Aku sedikit mengeluarkan mulutku dari balik masker yang masih kupakai dan menetek ke susu ibuku seperti ketika aku masih bayi. Ibuku menggeliat dan aku yakin dia juga merasa keenakan. Setelah puas memainkan teteknya aku bergerilya ke bagian pinggangnya. Aku pelorotkan celana dalamnya dan dia tetap berontak dengan suara jeritannya yang tak terdengar karena telah kusumpal dengan kain pel tadi. Aku lihat memek ibuku dibalut dengan rambut kemaluan tipis dan aku memaksakan jariku untuk menerobos masuk liangnya. Ibuku seakan merapatkan kakinya namun aku terus berusaha merenggangkan pahanya dan akhirnya tanganku berhasil menerobos masuk liangnya. Setelah itu aku merasakan untuk pertama kalinya sensasi hangat, lembut dan halus tempek wanita untuk pertama kalinya dan itu milik ibuku kandungku sendiri. Semakin cepat aku menggerakkan kedua jariku keluar masuk lubang tempeknya, semakin ganas nafsuku dan tidak sabar lagi untuk menusukkan kontolku ini ke dalamnya.

    Setelah berapa lama ibuku mengeluarkan cairan-cairan basah dan setelahnya ia hanya diam pasrah. Aku dengan segera langsung menancapkan batang kontolku ke dalam tempeknya yang telah basah sehingga dengan mudah aku bisa menerobosnya. Benar-benar sensasi luar biasa yang membuat tulang sumsumku menggigil keenakan. Ibuku semakin menggeliat keenakan dan akhirnya kuputuskan untuk melepas sumbat yang ada di mulutnya karena aku juga ingin mendengar rintihannya. Ternyata dia menikmati permainanku dan semakin kutancap kencang sehingga membuat ekspresi wajahnya tak karuan. Aku terus menindih ibuku dan segera kulumat bibirnya sambil terus menggoyang tempeknya. Aku sudah tak tahan dan akhirnya cairan pejuku muncrat banyak ke dalam liang tempeknya. Ibuku mendesah keenakan dan badannya menegang kemudian ia juga mengeluarkan banyak cairan dari liang tempeknnya. Setelah jeda beberapa saat aku berbaring di sampingnya dan ia tetap tidak berekspresi malahan tertawa kecil di sampingku. Aku berpikiran mungkin ibuku sudah gila dan tidak ingat dengan diriku.

    Aku beranikan diriku untuk membuka maskerku agar ia benar-benar tahu kalau aku Damar anaknya sendiri. Hal itu kulakukan karena malahan membuatku semakin bernafsu menyetubuhinya. Setelah kubuka maskerku aku memberitahunya kalau aku damar dan aku ingin menyetubuhinya setiap hari. Aku melepaskan semua ikatannya karena aku tahu dia sekarang dalam posisi keenakan jadi tidak mungkin berbuat macam-macam. Saat dia duduk aku angkat sedikit tubuhnya dan aku pangku sambil memasukkan kontolku ke arah lubang tempeknnya. Aku bersandar di tembok dan kubimbing dirinya untuk bergerak naik turun. Awalnya susah banget membimbingnya, namun lama kelaman ia bergoyang sendiri mengoyak kontolku. Aku mendapati kenikmatan yang luar biasa dan terus memeluknya dengan erat dari belakang sambil terus meremas tetaknya. Tak lama kemudian cairan pejuku muncrat untuk kedua kalinya dan aku benar-benar puas dan lemas. Setelah itu aku tidur berbenah dan segera membersihkan tubuh ibuku dari pejuku. Aku memakaikan seluruh pakaiannya dan ketika aku mengikat lagi kedua kakinya dengan rantai ia teriak-teriak namun aku cuek saja. Setelah larut malam akhirnya Bapakku pulang membawa jampi-jampi dari orang pintar. Dalam hati aku mengharap ibuku tidak sembuh biar aku bisa menyetubuhinya setiap hari namun di sisi lain aku ingin dia cepat sembuh.

    Aku melakukannya ketika ayahku sedang pergi keluar dan suasana rumah sepi. Namun ketika kondisi ibuku sudah berangsur-angsur pulih dan bisa sedikit berkomunikasi meski agak kurang jelas dan membingungkan aku tidak berani lagi mengerjainya karena takut kalau dia sadar akan perbuatanku. Setelah itu aku sudah tidak pernah mengerjainya lagi sampai akhirnya ibuku sembuh total dan kembali kerja. Seakan dia tidak sadar betul orang yang telah mengerjainya dan mungkin ia hanya memendamnya dalam hati atau ilusi. Akupun juga tidak tahu dan hanya dia yang merasakannya. Terkadang aku bernafsu kalau mengingat kejadian itu dan hanya kulampiaskan dengan beronani saja.