Author: Kisah Memek

  • Kisah Memek Selingkuh dengan bu RT

    Kisah Memek Selingkuh dengan bu RT


    3132 views

    Duniabola99.com – sebagai bu RT yang mendampingi Pak RT, walau umur sudah cukup matang penampilan tetap harus enak dilihat. Usia Bu Haritono sebenarnya tidak muda lagi bisa disebut ibu setengah baya. Mungkin menjelang 40 tahun. Sebab suaminya, Pak Hariiono yang menjabat Ketua RT di kampungku sebentar lagi memasuki masa pensiun. Aku mengetahui itu karena hubunganku dgn keluarga Pak Hariiono cukup dekat. Maklum sebagai tenaga muda aku sering diminta Pak Hariiono untuk membantu berbagai urusan yang berkaitan dgn kegiatan RT.

    Namun berbeda dgn suaminya yang sering sakit-sakitan, sosok istrinya wanita beranak yang kini menetap di luar Jawa mengikuti tugas sang suami itu, jauh berkebalikan. Kendati usianya hampir memasuki kepala empat, Bu Hari (begitu biasanya aku dan warga lain memanggil) sebagai wanita belum kehilangan daya tariknya. Memang beberapa kerutan mulai nampak di wajahnya. Tetapi buah dadanya, pinggul dan pantatnya, sungguh masih mengundang pesona. Aku dapat mengatakan ini karena belakangan terlibat perselingkuhan panjang dgn wanita berpostur tinggi besar tersebut..

    Kisahnya berawal ketika Pak Hariiono mendadak menderita sakit cukup serius. Ia masuk rumah sakit dalam keadaan koma dan bahkan berhari-hari harus berada di ruang ICU (Intensive Care Unit) sebuah RS pemerintah di kotaku. Karena ia tidak memiliki anggota keluarga yang lain sementara putri satu-satunya berada di luar Jawa, aku diminta Bu Hari untuk membantu menemaninya selama suaminya berada di RS menjalani perawatan. Dan aku tidak bisa menolak karena memang masih menganggur setamat SMA setahun lalu.

    “Kami bapak-bapak di lingkungan RT meminta Mas Rhidhoo mau membantu sepenuhnya keluarga Pak Hariiono yang sedang tertimpa musibah. Khususnya untuk membantu dan menemani Bu Hari selama di rumah sakit. Mau kan Mas Rhidhoo,?”

    Begitu kata beberapa anggota arisan bapak-bapak kepadaku saat menengok ke rumah sakit. Bahkan Pak Nandang, seorang warga yang dikenal dermawan secara diam-diam menyelipkan uang Rp 100 ribu di kantong celanaku yang katanya untuk membeli rokok agar tidak menyusahkan Bu Hari. Dan aku tidak bisa menolak karena memang Bu Hari sendiri telah memintaku untuk menemaninya. Hari-hari pertama mendampingi Bu Hari merawat suaminya di RS aku dibuat sibuk. Harus mondar-mandir menebus obat atau membeli berbagai keperluan lain yang dibutuhkan. bahkan kulihat wanita itu tak sempat mandi dan sangat kelelahan. Mungkin karena tegang suaminya tak kunjung siuman dari kondisi komanya.

    Menurut dokter yang memeriksa, kondisi Pak Hariiono yang memburuk diduga akibat penyakit radang lambung akut yang diderita. Maka akibat komplikasi dgn penyakit diabetis yang diidapnya cukup lama, daya tahan tubuhnya menjadi melemah. Menyadari penyakit yang diderita tersebut, yang kata dokter proses penyembuhannya dapat memakan waktu cukup lama, berkali-kali aku meminta Bu Hari untuk bersabar. Fastbet99

    “Sudahlah bu, ibu pulang dulu untuk mandi atau beristirahat. Sudah dua hari saya lihat ibu tidak sempat mandi. Biar saya yang di sini menunggui Pak Hari,” kataku menenangkan.

    Saranku rupanya mengena dan diterima. Maka siang itu, ketika serombongan temannya dari tempatnya mengajar di sebuah SLTP membesuk (oh ya Bu Hari berprofesi sebagai guru sedang Pak Hari karyawan sebuah instansi pemerintah) ia meminta para pembesuk untuk menunggui suaminya.

    “Saya mau pulang dulu sebentar untuk mandi diantar Nak Rhidhoo. Sudah dua hari saya tidak sempat mandi,” katanya kepada rekan-rekannya.


    dgn sepeda motor milik Pak Hari yang sengaja dibawa untuk memudahkan aku kemana-mana saat diminta tolong oleh keluarga itu, aku pulang memboncengkan Bu Hari. Tetapi di perjalanan dadaku sempat berdesir. Gara-gara mengerem mendadak motor yang kukendarai karena nyaris menabrak becak, tubuh wanita yang kubonceng tertolak ke depan. Akibatnya di samping pahaku tercengkeram tangan Bu Hari yang terkaget akibat kejadian tak terduga itu, punggungku terasa tertumbuk benda empuk. Tertumbuk buah dadanya yang ku yakini ukurannya cukup besar. Ah, pikiran nakalku jadi mulai liar. Sambil berkonsentrasi dgn sepeda motor yang kukendarai, pikiranku berkelana dan mengkira-kira membayangkan seberapa besar buah dada milik wanita yang memboncengku. Pikiran kotor yang semestinya tidak boleh timbul mengingat suaminya adalah seorang yang kuhormati sebagai Ketua RT di kampungku. Pikiran nyeleneh itu muncul, mungkin karena aku memang sudah tidak perjaka lagi.

    Aku pernah berhubungan seks dgn seorang WTS kendati hanya satu kali. Hal itu dilakukan dgn beberapa teman SMA saat usai pengumuman hasil Ebtanas. Setelah mengantar Bu Hari ke rumahnya yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahku, aku pamit pulang mengambil sarung dan baju untuk ganti.

    “Jangan lama-lama nak Rhidhoo, ibu cuma sebentar kok mandinya. Lagian kasihan teman-teman ibu yang menunggu di rumah sakit,” katanya.

    Dan sesuai yang dipesannya, aku segera kembali ke rumah Pak Hari setelah mengambil sarung dan baju. Langsung masuk ke ruang dalam rumah Pak Hari. Ternyata, di meja makan telah tersedia segelas kopi panas dan beberapa potong kue di piring kecil. Dan mengetahui aku yang datang, terdengar suara Bu Hari menyuruhku untuk menikmati hidangan yang disediakan.

    “Maaf Nak Rhidhoo, ibu masih mandi. Sebentar lagi selesai,”

    suaranya terdengar dari kamar mandi di bagian belakang. Tidak terlalu lama menunggu, Ia keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ke kamarnya lewat di dekat ruang makan tempatku minum kopi dan makan kue. Saat itu ia hanya melilitkan handuk yang berukuran tidak terlalu besar untuk menutupi tubuhnya yang basah. Tak urung, kendati sepintas, aku sempat disuguhi pemandangan yang mendebarkan. Betapa tidak, karena handuk mandinya tak cukup besar dan lebar, maka tidak cukup sempurna untuk dapat menutupi ketelanjangan tubuhnya.

    Ah,.. benar seperti dugaanku, buah dada Bu Hari memang berukuran besar. Bahkan terlihat nyaris memberontak keluar dari handuk yang melilitnya.

    Bu Hari nampaknya mengikat sekuatnya belitan handuk yang dikenakannya tepat di bagian dadanya. Sementara di bagian bawah, karena handuk hanya mampu menutup persis di bawah pangkal paha, kaki panjang wanita itu sampai ke pangkalnya sempat menarik tatap mataku. Bahkan ketika ia hendak masuk ke kamarnya, dari bagian belakang terlihat mengintip buah pantatnya. Pantat besar itu bergoyang-goyang dan sangat mengundang saat ia melangkah. Dan yang tak kalah syur, ia tidak mengenakan celana dalam. Bicara ukuran buah dadanya, mungkin untuk membungkusnya diperlukan Bra ukuran 38 atau lebih. Sebagai wanita yang telah berumur, pinggangnya memang tidak seramping gadis remaja. Tetapi pinggulnya yang membesar sampai ke pantatnya terlihat membentuk lekukan menawan dan sedap dipandang. Apalagi kaki belalang dgn paha putih mulus miliknya itu, sungguh masih menyimpan magnit. Maka degup jantungku menjadi kian kencang terpacu melihat bagian-bagian indah milik Bu Hari. Sayang cuma sekilas, begitu aku membatin. Situs Dewasa

    Tetapi ternyata tidak. Kesempatan kembali terulang. Belum hilang debaran dadaku, ia kembali keluar dari kamar dan masih belum mengganti handuknya dgn pakaian. Tanpa mempedulikan aku yang tengah duduk terbengong, ia berjalan mendekati almari di dekat tempatku duduk. Di sana ia mengambil beberapa barang yang diperlukan. Bahkan beberapa kali ia harus membungkukkan badan karena sulitnya barang yang dicari (seperti ia sengaja melakukan hal ini). Tak urung, kembali aku disuguhi tontonan yang tak kalah mendebarkan. Dalam jarak yang cukup dekat, saat ia membungkuk, terlihat jelas mulusnya sepasang paha Bu Hari sampai ke pangkalnya. Paha yang sempurna, putih mulus dan tampak masih kencang.


    Dan ketika ia membungkuk cukup lama, pantat besarnya jadi sasaran tatap mataku. Kemaluannya juga terlihat sedikit mengintip dari celah pangkal pahanya. Perasaanku menjadi tidak karuan dan badanku terasa panas dingin dibuatnya.

    Apakah Bu Hari menganggap aku masih pemuda ingusan? Hingga ia tidak merasa canggung berpakaian seronok di hadapanku? Atau ia menganggap dirinya sudah terlalu tua hingga mengira bagian-bagian tubuhnya tidak lagi mengundang gairah seorang laki-laki apalagi laki-laki muda sepertiku? Atau malah ia sengaja memamerkannya agar gairahku terpancing?

    Pertanyaan-pertanyaan itu serasa berkecamuk dalam hatiku. Bahkan terus berlanjut ketika kami kembali berboncengan menuju rumah sakit. Dan yang pasti, sejak saat itu perhatianku kepada Bu Hari berubah total.

    Aku menjadi sering mencuri-curi pandang untuk dapat menatapi bagian-bagian tubuhnya yang kuanggap masih aduhai. Apalagi setelah mandi dan berganti pakaian, kulihat ia mengenakan celana dan kaos lengan panjang ketat yang seperti hendak mencetak tubuhnya. Gairahku jadi kian terbakar kendati tetap kupendam dalam-dalam. Dan perubahan yang lain, aku sering mengajaknya berbincang tentang apa saja di samping selalu sigap mengerjakan setiap ia membutuhkan bantuan. Hingga hubungan kami semakin akrab dari waktu ke waktu. Sampai suatu malam, memasuki hari kelima kami berada di rumah sakit, saat itu hujan terus mengguyur sejak sore hari. Maka orang-orang yang menunggui pasien yang dirawat di ruang ICU, sejak sore telah mengkapling-kapling teras luar bangunan ICU. Maklum, di malam hari penunggu tidak boleh memasuki bagian dalam ruang ICU. Dan pasien biasanya memanfaatkan teras yang ada untuk tiduran atau duduk mengobrol. Dan malam itu, karena guyuran hujan, lahan untuk tidur jadi menyempit karena pada beberapa bagian tempias oleh air hujan.

    Sementara aku dan Bu Hari yang baru mencari kapling setelah makan malam di kantin, menjadi tidak kebagian tempat. Setelah mencari cukup lama, akhirnya aku mengusulkan untuk menggelar tikar dan karpet di dekat bangunan kamar mayat. Aku mengusulkan itu karena jaraknya masih cukup dekat dgn ruang ICU dan itu satu-satunya tempat yang memungkinkan untuk berteduh kendati cukup gelap karena tidak ada penerangan di sana. Awalnya Bu Hari menolak, karena posisinya di dekat kamar mayat. Namun akhirnya ia menyerah setelah mengetahui tidak ada tempat yang lain dan aku menyatakan siap berjaga sepanjang malam. “Janji ya Rhid (setelah cukup akrab Bu Hari tidak mengembel-embeli sebutan Nak di depan nama panggilanku),

    kamu harus bangunkan ibu kalau mau kencing atau beli rokok. Soalnya ibu takut ditinggal sendirian,” katanya. “Wah, persediaan rokokku lebih dari cukup kok bu. Jadi tidak perlu kemana-mana lagi,” jawabku.

    Nyaman juga ternyata menempati kapling dekat kamar mayat. Bisa terbebas dari lalu-lalang orang hingga bisa beristirahat cukup tenang. Dan kendati gelap tanpa penerangan, bisa terbebas dari cipratan air hujan karena tempat kami menggelar tikar dan karpet terlindung oleh tembok setinggi sekitar setengah meter. Sambil tiduran agak merapat karena sempitnya ruang yang ada, Bu Hari mengajakku ngobrol tentang banyak hal. Dari soal kerinduannya pada Dewi, anaknya yang hanya bisa pulang setahun sekali saat lebaran sampai ke soal penyakit yang diderita Pak Hariiono.

    Menurut Bu Hari penyakit diabetis itu diderita suaminya sejak delapan tahun lalu. Dan karena penyakit itulah penyakit radang lambung yang datang belakangan menjadi sulit disembuhkan.

    “Katanya penyakit diabetes bisa menjadikan laki-laki jadi impotensi ya Bu?”

    “Kata siapa, Rhid?”

    “Eh,.. anu, kata artikel di sebuah koran,” jawabku agak tergagap.

    Aku merasa tidak enak berkomentar seperti itu terhadap penyakit yang diderita suami Bu Hari.

    “Rupanya kamu gemar membaca ya. Benar kok itu, makanya penyakit kencing manis di samping menyiksa suami yang mengidapnya juga berpengaruh pada istrinya. Untung ibu sudah tua,” ujarnya lirih.


    Merasa tidak enak topik perbincangan itu dapat membangkitkan kesedihan Bu Hari, akhirnya aku memilih diam. Dan aku yang tadinya tiduran dalam posisi telentang, setelah rokok yang kuhisap kubuang, mengubah posisi tidur memunggungi wanita itu. Sebab kendati sangat senang bersentuhan tubuh dgn wanita itu, aku tidak mau dianggap kurang ajar. Sebab aku tidak tahu secara pasti jalan pikiran Bu Hari yang sebenarnya. Tetapi baru saja aku mengubah posisi tidur, tangan Bu Hari terasa mencolek pinggangku.

    “Tidurmu jangan memunggungi begitu. Menghadap ke sini, ibu takut,” katanya lirih.

    Aku kembali ke posisi semula, tidur telentang.

    Namun karena posisi tidur Bu Hari kelewat merapat, maka saat berbalik posisi tanpa sengaja lenganku menyenggol buah dada wanita itu. Memang belum menyentuh secara langsung karena ia mengenakan daster dan selimut yang menutupi tubuhnya. Malangnya, Bu Hari bukannya menjauh atau merenggangkan tubuh, tetapi malah semakin merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Seperti anak kecil yang ketakutan saat tidur dan mencari perasaan aman pada ibunya. Akhirnya, dgn keberanian yang kupaksakan – karena ku yakin saat itu Bu Hari belum pulas tertidur – aku mulai mencoba-coba. Seperti yang dimauinya, aku mengubah kembali posisi tidur miring menghadapinya. Jadilah sebagian besar tubuhku merapat ketat ke tubuhnya hingga terasa kehangatan mulai menjalari tubuhku. Sampai di situ aku berbuat seolah-olah telah mulai lelap tertidur sambil menunggu reaksinya.

    Reaksinya, Bu Hari terbangkit dan menarik selimut yang dikenakannya. Selimut besar dan tebal itu ditariknya untuk dibentangkan sekaligus menutupi tubuhku. Jadilah tubuh kami makin berhimpitan di bawah satu selimut. Akhirnya, ketika aku nekad meremas telapak tangannya dan ia membalas dgn remasan lembut, aku jadi mulai berani beraksi lebih jauh. Kumulai dgn menjalari pahanya dari luar daster yang dikenakannya dgn telapak tanganku. Ia menggelinjang, tetapi tidak menolakkan tanganku yang mulai nakal itu. Malah posisi kakinya mulai direnggangkan yang memudahkanku menarik ke atas bagian bawah dasternya. Baru ketika usapan tanganku mulai menjelajah langsung pada kedua pahanya, kuketahui secara pasti ia tidak menolaknya. Tanganku malah dibimbingnya untuk menyentuh kemaluannya yang masih tertutup celana dalam. Seperti keinginanku dan juga keinginannya, telapak tanganku mulai menyentuh dan mengusap bagian membusung yang ada di selangkangan wanita itu. Ia mendesah lirih saat usapan tanganku cukup lama bermain di sana. Juga saat tanganku yang lain mulai meremasi buah dadanya dari bagian luar Bra dan dasternya.

    Sampai akhirnya, ketika tanganku yang beroperasi di bagian bawah telah berhasil menyelinap ke bagian samping celana dalam dan berhasil mencolek-colek celah kemaluannya yang banyak ditumbuhi rambut, dia dgn suka rela memereteli sendiri kancing bagian depan dasternya. Lalu seperti wanita yang hendak menyusui bayinya, dikeluarkannya payudaranya dari Bra yang membungkusnya. Layaknya bayi yang tengah kelaparan mulutku segera menyerbu puting susu sebelah kiri milik Bu Hari. Kujilat-jilat dan kukulum pentilnya yang terasa mencuat dan mengeras di mulutku. Bahkan karena gemas, sesekali kubenamkan wajahku ke kedua payudara wanita itu. Payudara berukuran besar dan agak mengendur namun masih menyisakan kehangatan. Sementara Ia sendiri, sambil terus mendesis dan melenguh nikmat oleh segala gerakan yang kulakukan, mulai asyik dgn mainannya. Setelah berhasil menyelinap ke balik celana pendek yang kukenakan, tangannya mulai meremas dan meremas penisku yang memang telah mengeras. Kata teman-temanku, senjataku tergolong long size, hingga Ia nampak keasyikkan dgn temuannya itu. Tetapi ketika aku hendak menarik celana dalamnya, tubuhnya terasa menyentak dan kedua pahanya dirapatkan mencoba menghalangi maksudku.

    “Mau apa Rhid,.. jangan di sini ah nanti ketahuan orang,” katanya lirih.

    “Ah, tidak apa-apa gelap kok. Orang-orang juga sudah pada tidur dan tidak bakalan kedengaran karena hujannya makin besar.” Hujan saat itu memang semakin deras.Entah karena mempercayai omonganku. Atau karena nafsunya yang juga sudah memuncak terbukti dgn semakin membanjirnya cairan di lubang kemaluannya, ia mau saja ketika celananya kutarik ke bawah. Bahkan ia menarik celana dalamnya ketika aku kesulitan melakukannya. Ia juga membantu membuka dan menarik celana pendek dan celana dalam yang kukenakan.

    Akhirnya, dgn hanya menyingkap daster yang dikenakannya aku mulai menindih tubuhnya yang berposisi mengangkang. Karena dilakukan di dalam gelap dan tetap dibalik selimut tebal yang kupakai bersama untuk menutupi tubuh, awalnya cukup sulit untuk mengarahkan penisku ke lubang kenikmatannya. Namun berkat bimbingan tangan lembutnya, ujung penisku mulai menemukan wilayah yang telah membasah.


    Slep.. penis besarku berhasil menerobos dgn mudah liang sanggamanya. Aku mulai menggoyang dan memaju-mundurkan senjataku dgn menaik-turunkan pantatku. Basah dan hangat terasa setiap penisku membenam di vaginanya. Sementara sambil terus meremasi kedua buah dadanya secara bergantian, sesekali bibirnya kulumat. Maka ia pun melenguh tertahan, melenguh dan mengerang tertahan.

    Ah, dugaanku memang tidak meleset tubuhnya memang masih menjanjikan kehangatan. Kehangatan yang prima khas dimiliki wanita berpengalaman. Dihujam bertubi-tubi oleh ketegangan penisku di bagian kewanitannya, Ia mulai mengimbangi aksiku. Pantat besar besarnya mulai digerakkan memutar mengikuti gerakan naik turun tubuhku di bagian bawah. Memutar dan terus memutar dgn gerak dan goyang pinggul yang terarah. Hal itu menjadikan penisku yang terbenam di dalam vaginanya serasa diremas. Remasan nikmat yang melambungkan jauh anganku entah kemana. Bahkan sesekali otot-otot yang ada di dalam vaginanya seolah menjepit dan mengejang.

    “Ah,.. ah.. enak sekali. Terus, ah.. ah,”

    “Aku juga enak Rhid, uh.. uh.. uh. Sudah lama sekali tidak merasakan seperti ini. Apalagi punyamu keras dan penjang. Auh,.. ah.. ah,” Sampai akhirnya, aku menjadi tidak tahan oleh goyangan dan remasan vaginanya yang kian membanjir. Nafsuku kian naik ke ubun-ubun dan seolah mau meledak. Gerakan bagian bawah tubuhku kian kencang mencolok dan mengocok vaginanya dgn penisku.

    “Aku tidak tahan, ah.. ah.. Sepertinya mau keluar, shh, ah, .. ah,”

    “Aku juga Rhid, terus goyang, ya .. ya,.. ah,” Setelah mengelojot dan memuntahkan segala yang tak dapat kubendungnya, aku akhirnya ambruk di atas tubuh wanita itu. Maniku cukup banyak menyembur di dalam lubang kenikmatannya. Begitupun Ia, setelah kontraksi otot-otot yang sangat kencang, ia meluapkan ekspresi puncaknya dgn mendekap erat tubuhku.Dan bahkan kurasakan punggungku sempat tercakar oleh kuku-kukunya.

    Cukup lama kami terdiam setelah pertarungan panjang yang melelahkan.

    “Semestinya kita tidak boleh melakukan itu ya Rhid. Apalagi bapak lagi sakit dan tengah dirawat,” kata Ia sambil masih tiduran di dekatku. Aku mengira ia menyesal dgn peristiwa yang baru terjadi itu.

    “Ya Maaf Bu,.. soalnya tadi,..”

    “Tetapi tidak apa-apa kok. Saya juga sudah lama ingin menikmati yang seperti itu. Soalnya sejak 5 tahun lebih Pak Hari terkena diabetis, ia menjadi sangat jarang memenuhi kewajibannya. Bahkan sudah dua tahun ini kelelakiannya sudah tidak berfungsi lagi. Cuma, kalau suatu saat ingin melakukannya lagi, kita harus hati-hati. Jangan sampai ada yang tahu dan menimbulkan aib diantara kita,” ujarnya lirih.

    Plong, betapa lega hatiku saat itu. Ia tidak marah dan menyesal dgn yang baru saja terjadi. Dan yang membuatku senang, aku dapat melampiaskan hasrat terpendamku kepadanya. Kendati aku merasa belum puas karena semuanya dilakukan di kegelapan hingga keinginanku melihat ketelanjangan tubuhnya belum kesampaian. Dan seperti yang dipesankannya, aku berusaha mencoba bersikap sewajar mungkin saat berada diantara orang-orang. Seolah tidak pernah terjadi sesuatu yang luar biasa diantara kami

    Kendati aku sering harus menekan keinginan yang menggelegak akibat darah mudaku yang gampang panas saat berdekatan dgnnya. Dan sejak itu lokasi teras di belakang kamar mayat menjadi saksi sekitar tiga kali hubungan sumbang kami. Hubungan sumbang yang terpaksa kuhentikan seiring kedatangan Bu Haritini, adik Pak Hariiono yang bermaksud menengok kondisi sakit kakaknya.

    Hanya terus terang, sejak kehadirannya ada perasaan kurang senang pada diriku. Sebab sejak Ia ada yang menemani merawat suaminya di rumah sakit, kendati aku tetap diminta untuk membantu mereka dan selalu berada di rumah sakit, aku tidak lagi dapat menyalurkan hasrat seksualku. Hanya sesekali kami pernah nekad menyalurkannya di kamar mandi ketika hasrat yang ada tak dapat ditahan. Itu pun secara kucing-kucingan dgn Bu Rina dan segalanya dilaksanakan secara tergesa-gesa hingga tetap tidak memuaskan kami berdua. Sampai suatu ketika, saat Pak Hari telah siuman dan perawatannya telah dialihkan ke bangsal perawatan yang terpisah, Bu Rina menyarankan kepada Ia untuk tidur di rumah.


    “Kamu sudah beberapa hari kurang tidur Mbak, kelihatannya sangat kelelahan. Coba kamu kalau malam tidur barang satu dua hari di rumah hingga istirahat yang cukup dan tidak jatuh sakit. Nanti kalau kedua-duanya sakit malah merepotkan. Biar yang nunggu Mas Har kalau malam aku saja ditemani Dik Rhidhoo kalau mau” ujarnya.

    Ia setuju dgn saran adik iparnya. Ia memutuskan untuk tidur di rumah malam itu. Maka hatiku bersorak karena terbuka peluang untuk menyetubuhinya di rumah. Tetapi bagaimana caranya pamit pada Bu Rina?

    Kalau aku ikut-ikutan pulang untuk tidur di rumah apa tidak mengundang kecurigaan?

    Aku jadi berpikir keras untuk menemukan jalan keluar. Dan baru merasa plong setelah muncul selintas gagasan di benakku. Sekitar pukul 21.00 malam, lewat telepon umum kutelepon rumahnya. Wanita itu masih terjaga dan menurut pengakuannya tengah menonton televisi. Maka nekad saja kusampaikan niatku kepadanya.

    Dan ternyata ia memberi sambutan cukup baik.

    “Kamu nanti memberi tanda kalau sudah ada di dekat kamar ibu ya. Nanti pintu belakang ibu bukakan. Dan sepeda motornya di tinggal saja di rumah sakit biar tidak kedengaran tetangga. Kamu bisa naik becak untuk pulang,” katanya berpesan lewat telepon. Untuk tidak mengundang kecurigaan, sekitar pukul 23.00 aku masuk ke bangsal tempat Pak Hari dirawat menemani Bu Rina. Namun setengah jam sesudahnya, aku pamit keluar untuk nongkrong bersama para Satpam rumah sakit seperti yang biasa kulakukan setelah kedatangan Bu Rina. Di depan rumah sakit aku langsung meminta seorang abang becak mengantarku ke kampungku yang berjarak tak lebih dari satu kilometer. Segalanya berjalan sesuai rencana.

    Setelah kuketuk tiga kali pintu kamarnya, kudengar suara Ia berdehem. Dan dari pintu belakang rumah yang dibukakannya secara pelan-pelan aku langsung menyelinap masuk menuju ruang tengah rumah tersebut. Rupanya, bertemu di tempat terang membuat kami sama-sama kikuk. Sebab selama ini kami selalu berhubungan di tempat gelap di teras kamar mayat. Maka aku hanya berdiri mematung, sedang Ia duduk sambil melihat televisi yang masih dinyalakannya. Cukup lama kami tidak saling bicara sampai akhirnya Ia menarik tanganku untuk duduk di sofa di sampingnya. Setelah keberanianku mulai bangkit, aku mulai berani menatapi wanita yang duduk di sampingku. Ia ternyata telah siap tempur. Terbukti dari daster tipis menerawang yang dikenakannya, kulihat ia tidak mengenakan Bra di baliknya. Maka kulihat jelas payudaranya yang membusung. Hanya, ketika tanganku mulai bergerilya menyelusuri pangkal paha dan meremasi buah dadanya ia menolak halus.

    “Jangan di sini Rhid, kita ke kamar saja biar leluasa,” katanya lirih.

    Ketika kami telah sama-sama naik ke atas ranjang besar di kamar yang biasa digunakan oleh suami dan dia, aku langsung menerkamnya. Semula Ia memintaku mematikan dulu saklar lampu yang ada di kamar itu, tetapi aku menolaknya.

    “Saya ingin melihat semua milikmu,” kataku.

    “Tetapi aku malu Rhid. Soalnya aku sudah tua,.”

    Persetan dgn usia, dimataku, Ia masih menyimpan magnit yang mampu menggelegakkan darah mudaku. Sesaat aku terpaku ketika wanita itu telah melolosi dasternya. Dua buah gunung kembarnya yang membusung nampak telah menggantung. Tetapi tidak kehilangan daya pikatnya. Buah dada yang putih mulus dan berukuran cukup besar itu diujungnya terlihat kedua pentilnya yang berwarna kecoklatan. Indah dan sangat menantang untuk diremas. Maka setelah aku melolosi sendiri seluruh pakaian yang kukenakan, langsung kutubruk wanita yang telah tiduran dalam posisi menelentang. Kedua payudaranya kujadikan sasaran remasan kedua tanganku. Kukulum, kujilat dan kukenyot secara bergantian susu-susunya yang besar menantang. Kesempatan melihat dari dekat keindahan buah dadanya membuat aku seolah kesetanan. Dan Ia, wanita berhidung bangir dgn rambut sepundak itu menggelepar.

    Tangannya meremas-remas rambut kepalaku mencoba menahan nikmat atas perbuatan yang tengah kulakukan. Dari kedua gunung kembarnya, setelah beberapa saat bermain di sana, dgn terus menjulurkan lidah dan menjilat seluruh tubuhnya kuturunkan perhatianku ke bagian perut dan di bawah pusarnya. Hingga ketika lidahku terhalang oleh celana dalam yang masih dikenakannya, aku langsung memelorotkannya.


    Ah, vaginanya juga tak kalah indah dgn buah dadanya. Kemaluan yang besar membusung dan banyak ditumbuhi rambut hitam lebat itu, ketika kakinya dikuakkan tampak bagian dalamnya yang memerah. Bibir vaginanya memang nampak kecoklatan yang sekaligus menandakan bahwa sebelumnya telah sering diterobos kemaluan suaminya. Tetapi bibir kemaluan itu belum begitu menggelambir. Dan kelentitnya, yang ada di ujung atas, uh,.. mencuat menantang sebesar biji jagung. Tak tahan cuma memelototi lubang kenikmatan wanita itu, mulailah mulutku yang bicara. Awalnya mencoba membaui dgn hidungku. Ah, ada bau yang meruap asing di hidungku. Segar dan membuatku tambah terangsang. Dan ketika lidahku mulai kumainkan dgn menjilat-jilat pelan di seputar bibir vaginanya besar itu, Ia tampak gelisah dan menggoyang-goyang kegelian.

    “Ih,.. jangan diciumi dijilat begitu Rhid. Malu ah, tapi, ah..ah.. ah,”

    Tetapi ia malah menggoyangkan bagian bawah tubuhnya saat mulutku mencerucupi liang nikmatnya. Goyangannya kian kencang dan terus mengencang.

    Sampai akhirnya diremasnya kepalaku ditekannya kuat-kuat ke bagian tengah selangkangnya saat kelentitnya kujilat dan kugigit kecil. Rupanya ia telah mendapatkan orgasme hingga tubuhnya terasa mengejang dan pinggulnya menyentak ke atas.

    “Seumur hidup baru kali ini vaginaku dijilat-jilat begitu Rhid, jadinya cepat kalah. Sekarang gantian deh Aku mainkan punyamu,” ujarnya setelah sebentar mengatur nafasnya yang memburu. Aku dimintanya telentang, sedang kepala dia berada di bagian bawah tubuhku. Sesaat, mulai kurasakan kepala penisku dijilat lidah basah milik wanita itu. Bahkan ia mencerucupi sedikit air maniku yang telah keluar akibat nafsu yang kubendung. Terasa ada sensasi tersendiri oleh permainan lidahnya itu dan aku menggelinjang oleh permainan wanita itu. Namun sebagai anak muda, aku merasa kurang puas dgn hanya bersikap pasif. Terlebih aku juga ingin meremas pantat besarnya yang montok dan seksi. Hingga aku menarik tubuh bagian bawahnya untuk ditempatkan di atas kepalaku. Pola persetubuhan yang kata orang disebut sebagai permainan 69. Kembali vaginanya yang berada tepat di atas wajahku langsung menjadi sasaran gerilya mulutku. Sementara pantat besarnya kuremas-remas dgn gemas. Tidak hanya itu jilatan lidahku tidak berhenti hanya bermain di seputar kemaluannya. Tetapi terus ke atas dan sampai ke lubang duburnya.

    Rupanya ia telah membersihkannya dgn sabun baik di kemaluannya maupun di anusnya. Maka tak sedikit pun meruap bau kotoran di sana dan membuatku kian bernafsu untuk menjilat dan mencoloknya dgn ujung lidahku. Tindakan nekadku rupanya membuat nafsunya kembali naik ke ubun-ubun. Maka setelah ia memaksaku menghentikan permainan 69, ia langsung mengubah posisi dgn telentang mengangkang. Dan aku tahu pasti wanita itu telah menagih untuk disetubuhi. Ia mulai mengerang ketika batang besar dan panjang milikku mulai menerobos gua kenikmatannya yang basah. Hanya karena kami sama-sama telah memuncak nafsu syahwatnya, tak lebih dari 10 menit saling genjot dan menggoyang dilakukan, kami telah sama-sama terkapar. Ambruk di kasur empuk ranjang kenikmatannya. Ranjang yang semestinya tabu untuk kutiduri bersama wanita itu. Malam itu, aku dan dia melakukan persetubuhan lebih dari tiga kali. Termasuk di kamar mandi yang dilakukan sambil berdiri.

    Dan ketika aku memintanya kembali yang keempat kali, ia menolaknya halus.


    “Tubuh ibu cape sekali Rhid, mungkin sudah terlalu tua hingga tidak dapat mengimbangi orang muda sepertimu. Dan lagi ini sudah mulai pagi, kamu harus kembali ke rumah sakit agar Bu Rina tidak curiga,” katanya.

    Aku sempat mencium dan meremas pantatnya saat Ia hendak menutup pintu belakang rumah mengantarku keluar. Ah,.. indah dan nikmat rasanya. Usia Pak Hari ternyata tidak cukup panjang. Selama sebulan lebih dirawat di rumah sakit, ia akhirnya meninggal setelah sebelumnya sempat dibawa RS yang lebih besar di Semarang. Di Semarang, aku pun ikut menunggui bersamanya serta Bu Rina selama seminggu. Juga ada Mbak Dina dan suaminya yang menyempatkan diri untuk menengok. Hingga hubunganku dgn keluarga itu menjadi kian akrab. Namun, hubungan sumbangku dgnnya terus berlanjut hingga kini. Bahkan kami pernah nekad bersetubuh di belakang rumah keluarga itu, karena kami sama-sama horny sementara di ruang tengah banyak sanak famili dari keluarganya yang menginap. Entah kapan aku akan menghentikannya, mungkin setelah gairahnya telah benar-benar padam.

  • Aidra Fox lagi latihan yoga dipagi hari

    Aidra Fox lagi latihan yoga dipagi hari


    1913 views

  • Misaki Yoshimura cantik ngentot dengan 2kakek dirumah mewah

    Misaki Yoshimura cantik ngentot dengan 2kakek dirumah mewah


    1944 views

  • Kisah Memek Keperawananku di Renggut Ayahku

    Kisah Memek Keperawananku di Renggut Ayahku


    16051 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan, namaku Nina, umurku 24 tahun. Aku memiliki kehidupan seks yang cukup menarik. Temanku memberitahuku mengenai situs RumahSeks dan ketika aku pertama kali browse RumahSeks, aku langsung tertarik untuk ikut mencurahkan kisahku di situs ini. Semoga kisahku ini dapat menjadi salah satu bacaan yang menarik. Kisah ini dimulai ketika aku merasakan seks-ku yang pertama dengan Papa tiriku ketika aku masih berumur 16 tahun. Pada saat umurku 3 tahun, Papa kandungku telah meninggal hingga ibu menikah lagi dengan Oom Mardi ketika umurku 5 tahun. Jadi, selama 11 tahun aku telah menganggapnya sebagai Papa kandungku, toh aku juga tidak ingat lagi akan kehadiran Papa kandungku. Namun, sejak kejadian ini aku tidak hanya menganggapnya sebagai Papa, tapi sekaligus juga sebagai pemuas nafsu birahiku. Begitupun Papa Mardi yang menganggapku sebagai anak sekaligus budak seks-nya.

    Untuk lebih memperjelasnya, aku memiliki tubuh yang cukup bagus dengan buah dada berukuran 34B. Kulitku putih bersih dengan rambut panjang sepunggung. Aku beberapa kali menonton dan membuka situs porno karena rasa penasaranku terhadap aktivitas seks yang sangat digemari di kalangan anak laki-laki. Ketika menonton film-film porno itu, ada rasa ingin mencoba karena kulihat betapa nikmatnya wajah sang wanita yang disetubuhi. Aku pun sering membayangkan bahwa yang ada di film itu adalah aku dan pria idamanku, namun ironisnya aku kehilangan keperawanan bukanlah dengan pria idamanku. Beginilah cerita awalnya..

    Pada suatu Minggu pagi, Ibuku tidak ada di rumah hampir sepanjang hari karena harus menunggui kakaknya yang sedang dirawat di rumah sakit. Jadi, aku tinggal di rumah sendiri. Ketika aku berjalan ke ruang makan untuk makan pagi, aku hanya melihat Papa seorang diri sedang menyantap nasi goreng.

    “Pa, Mama mana? Kok gak ada?” tanyaku sambil mengucek mataku yang masih mengantuk.

    Pada saat itu Papaku tidak langsung menjawab, Ia tercengang untuk beberapa saat dan menatapku dengan pandangan tajam. Ketika kusadari, ternyata pada saat itu aku mengenakan daster putih tipis pendek yang tembus pandang hingga memamerkan lekuk tubuhku. Puting susuku terpampang jelas karena aku tidak memakai bra. Kurasakan mukaku memerah dan spontan aku menutupi dadaku. Agen Judi Online

    “Ehem.. Nin, Mama pergi sejak jam 4 subuh. Tante Firda mendadak koma,” kata Papa segera setelah sadar dari kagetnya.

    “Apa?! Tan.. Tante koma?” ujarku terbata-bata.

    “Iya, Nin. Papa tahu kamu kaget. Nanti kita jenguk jam 12 ya?”

    Aku terisak sedih dan air mataku mulai mengalir. Tante Firda adalah tante favoritku. Ia sangat baik terhadap Ibu dan aku. Ketika aku masih terisak, Papa segera menghampiri dan memeluk diriku.

    “Tenang Nin, masih ada harapan kok,” hiburnya sambil mengelus rambutku.


    Aku balas mendekapnya dan mulai menangis tersedu-sedu. Papa mengelus-elus punggungku ketika aku menangis, namun nafas Papaku terdengar berat dan kurasakan penisnya yang membesar menekan perutku. Aku segera melepaskan pelukanku namun Papa menahannya.

    “Pa, lepaskan aku!” jeritku ketakutan.

    “Tidak bisa, Nina sayang.. Salahmu sendiri menggoda Papa dengan baju tipismu itu,” ujar Papa, kemudian tangannya mulai meremas-remas pantatku dengan gemas.

    “Pa, jangan.. Nina gak mau, Pa!” isakku sambil memberontak, namun tenaga Papa jauh lebih kuat daripadaku, tak ada gunanya aku melawan juga.

    “Kamu diam saja, sayang.. Enak kok.. Nanti pasti kamu ketagihan,” bisik Papa sambil terengah-engah, setelah itu tangan Papa mulai menyusup ke dalam celana dalamku dan meremas kembali pantatku dari dalam.

    Aku berkali-kali melawan, namun tak berdaya karena perbedaan tenaga kami. Kemudian, Papa mengangkat satu kakiku dan menahannya selagi tangan satunya meraih lubang vaginaku.

    “Ohh.. Pa.. Ja.. Jangan,” rintihku.

    Namun, kurasakan birahiku mulai naik, bahkan lebih daripada ketika aku menonton film porno di kamarku diam-diam. Jarinya dengan lincah menggosok-gosok lubang vaginaku yang mulai basah. Nafasku juga mulai cepat dan berat. Melihat reaksiku yang mulai pasrah dan terbawa nafsu, Papa melanjutkan aksinya. Ia membawaku ke sofa ruang tamu dan mendudukkan diriku di pangkuannya dengan posisiku memunggunginya. Tak lupa pula ia membuka celana dalamku dengan kasar. Tangannya dengan kasar membuka lebar-lebar pahaku sehingga vaginaku terpampang lebar untuk dijelajahi oleh tangannya. Sebelum sempat melawan, dengan sigap tangannya kembali meraih vaginaku dan meremasnya.

    “Nin, memek kamu seksi banget.. Nanti Papa sodok ya..” bisik Papaku di telingaku dan menjilatinya ketika tangannya mulai bermain di klitorisku.

    Birahiku sudah tak tertahankan lagi hingga aku pun pasrah terhadap perlakuan Papaku ini. Aku mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telingaku menambah nafsuku. Papa terlihat mencari-cari titik rawan di klitorisku dengan cara menekan-nekan klitorisku dari atas ke bawah. Ketika akhirnya sampai di titik tertentu, aku meracau tak karuan.


    “Ahh.. Shh.. Paa..” desahku bernafsu.

    “Nin, Papa suka banget sama kamu..” balas Papa sambil mencium pipiku.

    Jarinya dengan lihai menggosok-gosok dan menekan titik rawan itu dengan berirama. Rasanya bagaikan melayang dan desahanku berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit kemudian, aku mendapat orgasmeku yang pertama.

    “Paa.. Nina pengen pipiss..” desahku tak tahan menahan sesuatu yang ingin meledak di dalam diriku, tanganku meremas tangan Papa yang sedang bermain di klitorisku dengan bernafsu.

    Di luar perkiraanku, Papa malah memperkeras dan mempercepat gerakannya. Papa merebahkanku di sofa dan merentangkan kedua pahaku. Kurasakan jilatan lidah di bibir vaginaku, rasa menggelitik yang luar biasa menyerang tubuhku. Jilatan itu menjalar ke klitoris dan membuat vaginaku membanjir. Di sela jilatan-jilatan Papa yang maut, kurasakan gigitan lembut di klitorisku yang kian merangsang hasrat seks-ku. Aku melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh papaku untuk terus dan tak berhenti.

    Melihat reaksiku, Papa semakin berani dan menggesekan jarinya di liang vaginaku yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, aku pun mendesah keras terus-menerus. Aku meracau tidak beraturan. Kemudian kurasakan sensasi yang luar biasa nikmatnya tak lama kemudian. Vaginaku mengeluarkan cairan deras bening yang sebelumnya belum pernah kulihat. Papa tampak senang melihatku mengalami orgasme yang pertama. Setelah sensasi nikmat itu surut, kurasakan tubuhku lelah tak berdaya bagai tak bertulang. Papa membopongku ke kamarnya dan menidurkanku di kasur.

    Papa memelukku dengan lembut. Kami tidak berkata apa-apa. Papa kemudian membuka dasterku, kemudian Papa tampak semakin bernafsu ketika melihat payudaraku yang berukuran cukup besar. Hasratku sudah menurun dan rasa malu mulai menyergapku hingga aku segera menutupi payudara dan vaginaku dengan kedua tangan, namun Papa malah menyingkirkan tanganku dengan kasar. Lelah masih terasa karena orgasme tadi sehingga aku tidak mampu melawan.


    “Pa.. Jangan, Pa. Sudah cukup.. Nina takut..” isakku mulai menitikkan air mata. Melihat reaksiku, Papa malah semakin bernafsu.

    “Nina sayang. Papa entot kamu ya.. Oh, Nina. Memekmu pasti nikmat. Sini Papa entotin ya, sayang..” rayu Papa dengan nafas memburu karena nafsu.

    Dengan semangat 45, Papa meremas payudaraku dengan sangat keras. Pertama-tama, aku berteriak kesakitan namun Papa tak mempedulikan teriakan minta ampunku, malah tampak dia semakin bernafsu untuk menyetubuhiku. Jari-jarinya dengan terampil memilin putingku diselingi dengan cubitan keras sehingga lama kelamaan teriakanku berubah menjadi jeritan nikmat. Libidoku mulai naik lagi dan vaginaku mulai basah. Puting susuku yang berwarna merah muda sekarang berwarna merah tua karena cubitan-cubitan kerasnya, begitu pula dengan payudara putihku yang berubah menjadi kemerahan.

    “Ahh.. Ahh.. Ukhh.. Paa..” racauku tak karuan.

    Merasa puas melihat reaksiku, Papa membuka semua bajunya dan betapa terkejutnya aku melihat penis papaku yang berukuran besar. Dengan lihainya, Papa segera menggesekkan kepala penisnya yang kemerahan ke lubang vaginaku yang sudah basah. Aku merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidah Papa di vaginaku sebelumnya hingga kutanggapi sensasi luar biasa itu dengan rintihanan keras kenikmatan.

    “Ahh! Papaa.. Ohh.. Entotin Nina, paa..” racauku. Sudah hilang kesadaran akan harga diriku.

    Melihat lampu hijau dariku, Papa segera menjalankan aksinya. Dengan perlahan ia memasukkan kepala penisnya ke dalam liang vaginaku, namun terhalang oleh selaput daraku. Papa tampak kesulitan menembus selaput daraku. Akhirnya dengan satu sodokan keras, vaginaku berhasil ditembus untuk pertama kalinya. Rasa sakit luar biasa terasa di vaginaku. Papa dengan tanpa perasaan segera menyodok-nyodok penisnya dengan kuat dan keras di vaginaku yang masih sempit.

    Rasa sakit itu berubah menjadi rasa nikmat bagaikan melayang di surga. Papa mendesah terus-menerus memuji kerapatan dan betapa enaknya vaginaku. Penis Papa yang panjang dan besar terasa menyodok dinding rahimku hingga membuatku orgasme untuk kedua kalinya. Papa tampak masih bernafsu menggenjot vaginaku. Kemudian Papa membalikkan badanku yang telah lemas dan menusukkan penisnya ke dalam vaginaku lewat belakang. Ternyata posisi ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding vaginaku yang masih sensitif.

    “Oh Ninaa.. Memekmu bagaikan sorga, Nin.. Nanti Papa entotin tiap hari yaa.. Ahh..”

    Akhirnya setelah menggenjotku selama setengah jam, Papa mendapatkan orgasmenya yang luar biasa. Spermanya terasa dengan kuat menyemprot dinding vaginaku. Papa menjerit-jerit nikmat dan badannya mengejang-ngejang. Tangannya dengan kuat meremas payudaraku dan menarik-narik putingku. Setelah orgasmenya, Papa berbaring di sebelahku dan menjilati puting susuku. Putingku disedot-sedot dan digerogotinya dengan gemas. Tampaknya Papa ingin membuatku orgasme lagi.


    Tangannya kembali menjelajahi vaginaku, namun kali ini jarinya masuk ke dalam liang vaginaku. Papa menekang-nekan dinding vaginaku yang masih rapat. Ketika sampai pada suatu titik, badanku mengejang nikmat dan Papa tampaknya senang sekali hingga jarinya kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. Wow! Rasanya ajaib sekali! Terasa seperti ingin pipis, namun nikmatnya tak tertahankan. Ternyata itulah G-Spot.

    Aku tidak bertahan lama dan akhirnya orgasme untuk ketiga kalinya. Badanku mengejang dan cairan orgasme kembali mengalir dengan deras bercampur darah keperawananku. Akhirnya, kami menyudahi permainan seks kami yang perdana dan mandi. Baru setelah itu, kami pergi ke rumah sakit.

    Sejak kejadian itu, kami menjadi sering melakukan hubungan seks dan mencari-cari kesempatan untuk melakukannya tanpa sepengetahuan orang lain. Bahkan aku pernah membolos sekolah karena pada saat itu Papa sedang naik libidonya. Akhirnya kami memesan hotel dan sama-sama membolos, aku dari sekolah dan Papa dari kantornya. Papa juga mengajariku berbagai posisi dan bagaimana cara mengulum penis dengan benar (blow-job). Ilmu seks yang Papa berikan akhirnya membuatku dicintai oleh beberapa lelaki lain karena serviceku yang memuaskan.

    Itulah pengalaman seks-ku yang pertama kalinya dan tak akan kulupakan seumur hidup. Terima kasih,


  • Kisah Memek Bercumbu di Pom Bensin

    Kisah Memek Bercumbu di Pom Bensin


    2351 views

    Duniabola99.com – Panggil saja namaku Rezha, ini nama samaran di cerita,hhe. Statusku sekarang adalah sebagai mahasiswa di salah satu kampus yang letaknya di daerah Jakarta utara. Disini aku akan menceritakan cerita sex pribadiku yang pastinya bakal bikin para pembaca ngecrottt, hhe. Jadi begini awal mulanya, pada suatu ketika suatu hari aku baru pulang dari event yang diadakan oleh pertamina, kalau nggak salah 1 tahun yang lalu, pokoknya pas pertamina lagi promo gitu deh.

    Pada waktu itu kebetulan sekali aku para spg yang disewa oleh pihak pertamina yang pastinya cantik dan sexy abis pada mangkal tuh di pom kuningan. Maka dari itu aku-pun sering sekali membeli bensin di pom daerah kuningan. Nah pada saat itu akupun membeli bensin yang Spgnya cantik dan asik tentunya.

    Pada akhirnya pilihanku-pun jatuh kepada SPG yang warna kulitnya putih mulus, gak terlalu tinggi badanya standart, dan rambutnya terkuncir seperti ekor ayam gitulah, hhe. Oh iya saat itu aku membawa mobil, ketika aku sedang mebgisi bensin spg itu menyapa aku,

    “ Mas, noleh mengganggu waktunya sebentar, kalau boleh saya mau ganggu sebentar ? , ” sapanya.

    “ Apa Mbak, mau ganggu sebentar, hemmm… lama juga boleh kog Mbak,hhe… , ” ucapku.

    Mendengar jawabanku itu Spg itu-pun tersenyum manis sekali, bener-bener aduhai banget senyumanya para pembaca,lalu,

    “ Hehe, mas bisa aja deh, Oh iya ngomong-ngomong Mas namanya siapa ? , ” ucapnya.

    “ Oh nama aku Rezha Mbak, nama mbak sendiri siapa ? , ” tanyaku balik.

    “ Oh namaku Rikha Mas, saya boleh minta nomer handphone Mas nggak ?, , ” katanya. Aseanbet

    Saat itu aku dimintai nomer handphone karena memang seperti biasa kalau promo selalu dimintai biodata kita, entah itu promo rokok, atau produk lainya, lalu,

    “ Boleh dong, masak iya nggk boleh dimintain nomer handphone sama Mbak yang cantik ini, hhe, tapi nanti Mbak harustelfon saya ya nanti, hhe… ?, , ” ucapku menggoda.

    Pada saat itu Mbak Spg hanya tersenyum saja,

    “ Kog Cuma senyum sih Mbak, yaudah deh ini aku kasih nomer handphone aku, tapi ntar jangan lupa telefon aku Mbak yah, , ” ucapku lalu memberikan nomer handphoneku kepada Spg itu. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    “ Hhe, makasih ya Mas, , ” ucapnya singkat kemudian berlalu begitu saja.

    Biar nggak bertele-tele ceritanya, singkat cerita kini aku-pun telah sampai dirumah. Sesampainya dirumah akupun langsung menuju dikamar dan menononton Tv di kamarku. Ketika aku sedang santai dan menikmati acara TV tidak kusangka ada telefon dari nomer yang tidak terdaftar di montak Hp-ku , karena penasaran aku-pun mengangkat telefon itu, dan ternyata itu adalah telefon dari seorang wanita,

    “ Siang Mas, ini benerkan nomer mas Rezha?, , ” ucapnya.

    “ Iya bener, ngomong-ngomong ini siapa yah, sori soalnya nomernya nggak ada dicontact hanphone saya, , ” tanyaku.

    “ Hemm… yaiyalah Mas pasti nggak tau nomer aku, akuaja baru tau nomer Mas tadi, , ” ucapnya.

    “ Wah… emangnya ini siapa sih ?, , ” tanyaku peasaran.

    “ Masak lupa sih, ini aku ini aku Rikha Yang tadi di pom bensin, , ” ucapnya.

    Wow, pucuk dicinta ulam-pun tiba, hha… emang kalau rejeki nggak kemana, lalu,

    “ Oh… Rikha, yaya aku inget, sori ya aku agak lupa soalnya aku baru nyampe rumah banget nih, , ” kataku.

    “ Iya nggak papa kok Zha,namanya juga baru kenal, wajar kalau lupa,hhe…, , ” ucapnya.

    “ Hhe, oh iya ngomong-ngomong kamu lagi dimana Rikha ??? ,, ” tanyaku basa-basi.

    “ Aku lagi dikosan aj nih, aku juga barusan pulang kok sama kayak kamu, hhe…, , ” ucapnya.

    Pada saat itu kami-pun mengobrol banyak di telefon, dalam obrolan kami dia-pun banyak cerita tentang kehidupanya dan memberitahukan dimana dia tinggal. Dari obrolan kami itu pada akhirnya akupun tahu kalau dia adalaha anka kos yang ngekos di daerah tebet dan statusnya adalah sebagai mahasiswa dikampus daerah taman puring.

    Setelah1 jam kami ngobrol, pada sebelum mengakhiri obrolan kami janjian untuk ketemuan tapi belum deal kapan dan dimana kami akan ketemuan. 1 hari kemudian tepatnya pada pukul 1 siang Rikha-pun menelefon aku, pada saat itu kebetulan aku sedang di kampus,


    “ Kamu lagi dimana nih Zha ?, , ” tanyanya.

    “ Oh ni aku lagi dikampus Kha, kamu sendiri dimana?, , ” tanyaku balik.

    “ Aku lagi prepare buwat berangkat kerja nih Zha, biasa sampingan jaga shift di Pom kemarin , , ” jawabnya.

    “ Oh gitu ya, emang kamu kerjanya sampai jam berapa Kha?, , ” tanyaku.

    “ Sampe jam 9 malem doang kok, , ” ucapnya.

    “ Ntar ntar jam 9 aku jemput ya Kha, mau nggak , pokoknya aku jam 9 udah sampai sana, ” ucapku.

    “ Boleh juga tuh Zha, oke deh aku tunggu nanti, see you Rezha, ” jawabnya.

    Lumayan nih ada temen maen, hhe… hari ini aku langsung ke mobil, ngambil stok ganja (andalan aku banget ini kalau lagi mau minta jatah ama selir), terus langsung sibuk ngelinting buat persiapan nanti. Pada akhirnya jam 8 malam aku-pun cabut dari kampus dan sampe spbu jam 9.

    Pada saat itu Rikha terlihat sudah siap buwat aku angkut tuh, setelaha ku mengahmpirinya dengan mpobilku dia langsung saja dia masuk mobil aku,

    “ Hey Zha apa kabar ?, ” sapanya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    “ Baik, nggak nyangka yah kamu beneran nelpon aku kemaren, ” kataku.

    “ Abis kamu lucu sih. aku suka aja, ” ucapnya.

    Hahaha, kena nih cewek, seketika itu Rezha junior aja tegang dan langsung manggut-manggut kesenengan gitu, hha… lalu,

    “ Yauda ni kita mau kemana ni ?, ” tanyaku.

    “ Ke kosan aku aja deh Zha, aku uda cape banget soalnya, ” ucapnya.

    Wah mantap nih ucap dalam hatiku,

    “ Ok deh, yauda tunjukin jalannya yah, oh iya nih biar ilang rasa capeknya, ” kataku sembari ngasih lintingan bag’s (ganja) ke Rikha.

    “ Wah, mantep nih Zha pas banget, aku demen banget nih ma ginian, masih ada lagi nggak ?, ” ucapnya girang.

    “ tenang aja, masih ada ada banyak kok, ntar aku bikinin lagi di kosan ya, ” ucapku.

    Pada saat itu Rikha nggak jawab, karena udah sibuk sendiri sama bag’s. Setelah beberapa waktu dalam perjalanan pada akhirnya kamipun akan sampai dikosan Rikha. Lalu Rikha-pun menunjukan kosanya,


    “ Zha belok kanan ya, nah itu kosan aku yang sebelah kanan pagernya warna kuning, ” ucapnya.

    Sesampainya didepan kosnya, pada saat itu kami-pun turun dan masuk ke kosannya. Ternyata kosannya campur gitu ( cowok/cowek). Aku-pun kemudian dibawa langsung masuk ke kamarnya Rikha. Kamarnya enak, kasurnya dibawah, ac nya dingin jadi ntar kalau Ml nggak keringetan nih kayaknya, wkwkwk. Kemudian kamipun ngobrol diatas kasur,

    “ Oh iya Zha, aku ini juga mahasiswi hlo Zha di kampus A, ” ucapnya.

    “ Oh, masi kuliah ?, ” tanyaku.

    “ Iya ni lagi ada kerjaan jadi SPG aja dari agency aku, ”

    “ Oh iya Zha, bikin lagi dong bags-nya ( ganja ), ” kata Rikha minta ganja.

    “ Oke deh, yauda aku bikin dulu ya bag’s-nya, ” ucapku lalu bergegas melinting daun kenikmatan.

    Saat itu ketika aku lagi asik-asiknya ngelinting, tiba-tiba dia berdiri,

    “ Aku ganti baju dulu ya Zha, ” kata Rikha.

    Aku kira dia mau keluar ganti di kamar mandi, eh taunya dia langsung copot kaos didalem kamar. Emang si ngebelakangin aku, tapi kurang ajar juga, nantangin gitu, Mantap juga nih. Bener-bener ni bocah nekat banget. Tanpa banyak kata aku langsung hampiri dia, aku peluk pinggangnya dari belakang sembari aku cium lehernya dari belakang,

    “ Eummmm… Sssss.. Aghhhh…. ” desah Rikha tanpa perlawanan, hanya menikmati ciumanku di lehernya.

    “ nantangin sih kamu Kha, masak iya ganti baju di depanku, ” kataku sambil terus nyiumin lehernya.

    Kemudian akun meneruskan aksiku dan tanganku yang udah naik ke dadanya yang saatb itu hanya memakai Bra, karena kaosnya uda dilepas sama dia,

    “ Haha, emang aku sengaja, weeekkk… kan biar kamu tergoda, ” ucapnya sambil menunjukan wajah genitnya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Wah… liat mukanya yang nakal langsung naik drastis titit aku. titit aku jadi naik kena ke pantatnya,

    “ hahaha kok uda kenceng banget ?, ” kata Rikha sambil muter tubuh-nya dan meluk aku dari depan.

    “ hhe, ini tandanya aku udah Horny sayang, ” ucapku.

    Sumpah, pada saat itu aku udah horny banget. Saat Rikha hanya mencium bibirku dan berkata,

    “ Bag’s dulu yuk Zha, uda lama banget aku nggak ngebag’s, ” ucapnya.

    Pada saat itu terhentilah sementara percumbuan kami, dan kami-pun menuju ke kasur dan ngobrol lagi sambil ngebag’s. Enak banget coy, ngebag’s tapi di depannya ada cewek yang telanjang setengah badan. Ketika lagi asik ngebag’s, tiba-tiba aja dia iseng membuka Bra-nya, Wow.. nice banget toket-nya, nggak terlalu kenceng dan ga terlalu turun cocok lah sama selera aku, lalu,


    “ kamu ngeliatin apa Zha ?, ” ucapnya.

    “ Nggak kok, aku Cuma lagi ngerencanain gerakan-gerakan pas nanti aku ngisep toket kamu,hha…, ” ucapku,

    “ Hahaha Gila kamu Zha…, ” kata Rikha.

    “ Buka celananya dong, ga afdol kalau atasnya doang, ” kataku sambil nyengir.

    Rikha langsung berdiri dan ngebelakangin aku. ngelepas celana jeansnya dengan sensual sangat! pelan-pelan buka jeansnya, sambil mukanya ngeliat aku dengan muka menggoda. Beuh… mana pake g-string lagi, gila baru kali itu aku ngebag’s sambil di kasi private striptease, mantap nggak tuh. Setelah jeansnya lepas, Rikha duduk dan ngangkang.

    Sekarang dia ngelepas g-stringnya di depan mata aku dan di depan Rezha Junior. So wow… memek-nya ga ada bulu sama sekali, udah gitu memek-nya tembem menantang coy. Rikha yang uda telanjang merangkak mendekati aku dan berbisik,

    “ Aku pengen di enakin samau kamu Zha please !!!, ” ucapnya penuh birahi.

    Shit man… Rezha Junior langsung berdiri tegak menantang. Tanpa banyak kata aku lepas kaos aku sambil celana aku dipelorotin sama dia, untung aku cuma pake celana pendek,

    “ Aku mau isep kontol kamu yaaaa…, ” ucapnya.

    Pada saat itu Penis-kupun langsung disepong dengan cara yang sensual, dijilat dari pangkal batang sampe ujung kepala kontolku,

    “ Eummhh… enak Kha, emut terus sayang, Aghhhh…, ” desahku.

    Pada saat itu kontol aku langsung ditelen abis sama mulutnya, dan lanjut dikocokin sama mulutnya sambil tangannya meraba-raba buah zakarku,

    “ Oughh… Sssshhhh…. Teruss sayang, ” ucap nikmatku.

    Saat itu aku pun hanya terlentang sambil menikmati nimkatnya kuluman Rikha. Lidahnya ngejilatin semua batang kontol aku dan diakhiri dengan jilatan di ujung kepala. Setelah puas dengan kuluman Rikha, aku-pun mulai mengangkat tubuh-nya dan dia langsung ngambil posisi duduk diatas paha aku, lagi-lagi aku cuma pasrah dan membiarkan Rikha beraksi.

    Mulailah kini kontol-ku dipegang dan digesek-gesekkan ke memek-nya yang sudah becek itu, kemudian dengan perlahan Rikha mulai memasukan kontolku kedalam memeknya,

    “ Oughhhhhh… Ssssssshhh….,” desahnya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Saat kontolku mulai masuk kedalam memek-nya, aku melihat mata Rikha berkaca-kaca menahan sakit. Walaaupun Rikha sudah tidak perawan lagi namun memek-nya masih sempit, kontol-ku saat itu terasa seperti terjepit namun nikmat. Setelah kontol aku di dalem memek-nya, dia mulai terbiasa dan mulai mengoyankan tubuh-nya naik turun,


    “ Oughhh… Sssshhh… enak kontol kamu Zha, Aghhh…, ” desah nikmatmya mulai terdengar.

    Yang ini belum seberapa, Rikha belom tau kalau aku punya jurus lidah setan kober,hha. Sambil Rikha masih goyang naik turun, aku jilatin puting kanan sambil aku mainin yang kiri, aku plintir dan aku isep putting-nya sampe dia berkata,

    “ Oughhh…. Geli ZhA.. Ssssss… Aghhhhh…, ” desahnya.

    Lalu tidak lama kemudian dia,

    “ Aghhhhhhhhhhhhh…. Aku keluar sayang… Aghhhhhhhh…. , ” desahnya.

    Setelah dia ngomong gitu, kontol aku serasa dipencet sama memek-nya dan kepala kontol aku serasa tersiram air hangat didalam memek Rikha. Enak banget kontol aku dipress sama memek-nya. Setelah mendapat klimaknya Rikha-pun roboh di atas tubuhku. Karean aku taaku kasi Rikha napas bentar.

    begitu aku rasa napasnya uda teratur, aku posisiin dia ke doggy style.

    Raut muka Rikha ngeliat ke belakang sambil tangannya yang ngelebarin memek-nya mempersilakan adek aku masuk langsung aku masukin kontol aku sampe mentok, untung aja memek-nya masi becek dan pantatnya Rikha yang ga terlalu besar. jadi kontol aku bisa masuk sampe dalem banget.

    waktu kontol aku mentok, mulut Rikha kebuka lebar nikmatin kontol aku.

    Mukanya meringis sakit bercampur nikmat,

    “ Oughhhh… panjang banget kontol sayang, masukin lagi kontol kamu lagi sayang yah !!!, ” pintanya.

    Tanpa banyak kata aku langsung aku tancap aja dengan rpm tinggi. aku goyang sambil aku pegangin pantatnya yang kecil tapi padet. Rikha ga kalah seksinya pasang gaya, sambil nungging, dia mainin klitoris-nya,

    “Ughhh… Ssssss… Aghhh… Enak Zha, teruss sayang… Aghhh, ” desahnya.

    Desahnya Rikha semakin membuat birahiku semakin membara, karena aku sudah tidak tahan dengan desahannya, aku-pun menggenjot terus memek-nya sambil aku cium leher belakangnya dan tangan aku yang meremas payudara-nya,

    “ Oughhh.. enak banget Zha, genjot terus memek aku Zha, Aghhhhhh… ” desahnya makin menggila.

    Karena aku rasa aku uda mau keluar, aku buru-buru ganti gaya ke gaya man on top, aku lepas kontol aku dan aku balik tubuh-nya dia. mungkin Rikha lagi tinggi banget ya, dia langsung ngangkang dan narik kontol aku buat langsung masuk memek-nya,

    “ Cepet masukin lagi sayang, Oughhhh… Ssssshhh…, ” pintanya.

    Aku goyang lagi kontol aku maju mundur sambil kita ciuman dengan liar, tidak lama kemudian aku merasa kalau aku uda mau. Begitu aku mau narik kontol aku, Rikha melingkarkan kakinya di pantat aku buat nahan kontol aku agar tetep di memek-nya, Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!


    “ keluarin di dalem aja Sayang, biar kamunya enak, Oughhh… ” pintanya.

    Dengan full speed aku goyang lagi kontol-ku asal-asalan biar cepet keluar, dan tidak lama kemudian,

    “ Aku mau keluar sayang …. Aghhhhhhh, ” ucapku penuh kenikmatan.

    “ Keluarin di dalem sayangg…, ” teriak Rikha.

    “ Croooottttt… Crottt… Crottt… Crottt…”

    Akhirnya air manikupun keluar dengan derasnya membanjiri memek Rikha. Setelah puas menyemburkan air mani-ku didalam memek Rikha, aku-pun melepas kontolku dan kemudian akupun tiduran di sampingnya. Gila, capek banget, mungkin aja gara-gara ML-nya sambil ngebag’s kali ya,hha.

    Pada saat itu karena kami lelah, kami berdua-pun ketiduran dengan posisi masih telanjang bulat sembari berpelukan.

    Setelah beberapa saat aku tertidur aku-pun terbangun sekitar jam 3 dini hari, dan aku bergegas memakai pakaianku kembali. Setelah itu aku membangunkan Rikha untuk berpamitan pulang karena jam 7 pagi aku harus kuliah,


    “ Say, aku aku cabut dulu yah, aku nggak soalnya nanti aku ada ujian jam 7 pagi, ” ucapku.

    “ Iya Rezha sayang, yaudah ati-ati yah, besok-besok kabarin lagi yah ?, ”

    “ iya sayang bey… emuaachhh…., ” ucapku sembari mencium keningya.

    Setelah kejadian itu aku-pun tidak pernah bertemu Rikha lagi, soalnya aku udah kebanyakan stok selir-selir nakal, hhe. So, Rikha jadi nggak keurus deh karena kalah saing sama selir-selir nakalku yang lain.

  • Kisah Memek Perselingkuhan Dengan Janda Bernama Ratih

    Kisah Memek Perselingkuhan Dengan Janda Bernama Ratih


    2646 views

    Duniabola99.com – Sebagai pasangan suami istri muda yg baru setahun berumah tangga, kehidupan keluarga kami berjalan dgn tenang, apa adanya dan tanpa masalah. Aqu, sebut saja Ratih (23), seorang sarjana ilmu pemerintahan. Usai tamat kuliah, aqu bekerja pada kantor pemerintah daerah di Solo. Kulit badan aqu putih bersih, tinggi 163 cm dan berat 49 kg. Sementara ukuran bra 34b.

    Sementara , suami aqu juga ganteng. Adri namanya. Usianya tiga tahun diatas aqu atau 26 tahun. Bergelar insinyur, ia berkerja pada perusahaan jasa konstruksi. Adri orangnya pengertian dan sabar. Soal hubungan kami, terutama yg berkaitan dgn ‘malam-malam di ranjang’ juga tak ada masalah yg berarti. Memang tak setiap malam. Paling tak dua kali sepekan, Adri menunaikan tugasnya sebagai suami.

    Hanya saja , jika hasrat aqu sedang meninggi ,dan Adri menolak berhubungan badan dgn alasan lelah , itu membuat aqu kecewa. Memang aqu aqui kalo soal yg satu ini , aqu lebih agresive . Bila Adri sudah berkata, “Kita tidur ya,” maka aqu pun menganggukkan kepala walau waktu itu mata aqu masih belum mengantuk.

    Akibatnya, tergolek disamping badan suami , dgn mata yg masih nyalang itu, aqu sering , menghayal. Menghayalkan banyak hal. Tentang jabatan di kantor, tentang anak, tentang hari esok , sampai tentang ranjang. Seperti cerita Ani atau Indah di kantor, yg setiap pagi selalu punya cerita menarik tentang apa yg mereka perbuat dgn suami mereka pada malamnya.

    Kalo sudah begini , tanpa aqu sadar , kemaluan aqu mulai berlendir . Untuk mengobati kekecewaan dgn suami aqu , aqu melaqukan mastubasi . Tak ada jalan lain , entah apa kah aqu seorang hypersex . Suatu malam sepulang makan malam di salah satu resto favorit kami, entah mengapa, mobil yg disopiri suami aqu menabrak sebuah sepeda motor. Untung tak terlalu parah betul. Lelaki yg membawa sepedamotor itu hanya mengalami lecet di siku tangannya. MarkasJudi

    Tetapi, lelaki itu marah-marah. “Anda tak lihat jalan atau bagaimana. Masak menabrak motor aqu. Mana surat-surat mobil Anda? Aqu ini polisi!” bentak lelaki berkulit hitam , berperut buncit itu pada suami aqu. Kulihat sorot matanya tajam memandang diriku . Ketika mataqu sejajar dgn matanya , aqu menerima sinyal sinyal , aneh . Matanya seperti mengirim , sinyal birahi ke otakku . Aqu segera menghindar , memalingkan mukaqu.

    Setelah bernegosiasi dgn suamiku , Kemudian dicapai kesepakatan, suami aqu akan memperbaiki semua kerusakan motornya. Sementara motor itu dititipkan pada sebuh bengkel. Orang berperut buncit itu , yg kemudian kita ketahui bernama Karmin , pun setuju . Akhirnya kita melanjutkan , perjalanan dan tiba dirumah . Entah kenapa , sosok Karmin membaygiKu , dan membuatKu agak birahi . Aqu masuk ke kamar mandi, untuk mencuci muka , dan menganti pakaian .

    Untuk mengoda suamiKu , aqu mengenakan pakaian tidur tipis , tanpa bra . Lalu aqu kembali ke kamar tidur . Aqu memerima kekecewaan , suamiku terlihat sudah tertidur pulas . Aqu dgn membawa rasa kecewa , berbaring di samping suamiku . mataqu menerawang jauh . Tiba tiba ruangan tidurku menjadi gelap , badanku kehilangan gaya gravitasi , seakan badanku melayg .

    Dan aqu meresa sesak , badanku di himpit sosok berbadan besar , aqu berusaha sekuat tenaga mendorongnya . Sosok itu mundur beberapa langkah , waktu itu juga ruang kamarku kembali terang . Kudapati Karmin , dgn mimik muka , penuh nafsu menghapiriku . Badanku bagai kehilangan tenaga . Dia merambet baju tidurku , dan merobek begitu saja . Kemudian tangan tangannya yg kasar , meremas buah dadaqu , aqu merasa sakit sekali . “ lepaskan , tolong .. tolong… “ pekik panikKu .


    Lidahnya yg terlihat kasar , menjulur keluar , dan mengenai putting susuku . Waktu itu juga , getaran getaran birahi merasuk badanku . Aqu mendesah kenikmatan . Lidahnya turus berputar , memberi sensasi nikmat di puting susuKu yg mulai membesar. Tanpa kusadar , bagian bawah badanku mulai berlendir . Lidah Karmin terus turun dan turun , pusar ku pun di gelitik oleh lidah kasarnya . Lidah kasar itu tak bisa berhenti , dan terus memberiku rasa yg sangat nikmat . Makin kebawah , terus dan lidah itu mulai menjilati bagian paling pribadi di badanKu.

    Aqu mengerang , merasakan nikmat yg tak pernah aqu rasakan sebelumnya . Lidah itu terus menjilati selangkangan celana dalamku . Tapi rasanya lidah itu bersentuhan langsung ke klitorisku . Aqu mendesah desah , dgn penuh nafsu . Pinggulku bergoyg seirama dgn jilatan Karmin . Dan terus begitu , sampai badanku mengeram , kejang . Aqu menjerit sekeras mungkin “ Aghhh aqu aqu keluarrr “ .

    Badanku mengeliat , menikmati orgasme yg di berikan Karmin . Sewaktu kemudian Karmin , hendak menarik turun celana dalamKu . Waktu itu aqu teringat suamiku tercinta . Segera Kakiku dgn kuat mendgn badannya . Karmin hanya tersenyum , dan dia mengambil pentungannya . Pentungan yg selalu dibawanya . Pentungan hitam sepanjang 60 cm , di hantam keras ke perutku . Aqu menjerit , menerima rasa sakitnya . Berkali kali Karmin memukulku dgn pentungan itu . Sampai badanku terasa lemas .

    Tak bisa kulawan lagi , waktu dia menarik turun celana dalamku . Matanya jalang , menatap kemaluanKu dgn bukit berbulu , yg sangat berlendir itu . Dia segera membuka celananya dan aqu bergidik . Pak Karmin tak mempunyai kemaluan . Yg tegak mengantung itu adalah pentungan hitam yg di gunakan memukul badanku tadi . Aqu menjerit jerit , ini monster , bukan manusia . Karmin semakin mendekat , pentungan yg mengantung di selangkangannya itu terus mendekat ke liang kemaluanku . “ tolong , hentikan tolong , tolong “ jaritKu .

    Dan tiba , tiba aqu merasakan sakit yg luar biasa di kemaluanKu . Dan ruang kamarku menjadi terang benderang menyilaukan. Aqu terbangun dari mimpi yg aneh itu. Peluh membasahi badanKu . Kulihat suamiku masih terlelap . Perlahan Aqu beranjak dari ranjang , dan mengambil air minumku . Aqu meminum segela air , untuk menghilangkan rasa kering di tenggorokanku .

    Aqu ke kamar mandi , membuka celana dalamku , dan duduk di kloset . Aqu mendapati celana dalamku basah sekali , begitu juga kemaluanku . Jari jariku menyentuh klitorisku , dan kembali sinyal sinyal birahi , aktif di otakku . Jari jari ku terus bermain di klitorisku , badanku menerima rasa nikmat . Terus dan terus , sampai aqu mengejang , mencapai puncak birahiKu di atas kloset itu. Esoknya, setelah menjemput aqu di kantor, Suami aqu mengajak aqu mampir ke rumah Karmin . “ untuk apa , mas ? “ tanyaqu . “ yah , kita silaturami saja , kan tak enak rasanya , aqu telah menabraknya “ kata suamiKu .


    Aqu mengalah , sebenar aqu tak mau ketemu Karmin , apalagi sejak mimpiku yg aneh itu . Dan Aqu tak pernah menceritakan mimpi itu pada siapa pun , tak terkecuali suamiKu sendiri . kami pun pergi ke rumah Karmin . Setelah berbasa basi dan minta maaf, Suami aqu mengatakan kalo sepedamotor Pak Karmin sudah diserahkan anak buahnya ke salah satu bengkel besar. Dan akan siap dalam dua atau tiga hari mendatang.

    Sepanjang Adri bercerita, Pak Karmin tampak cuek saja. Ia menaikkan satu kaki ke atas kursi. Sesekali ia menyeruput secangkir kopi yg ada di atas meja. Yg aqu tahu matanya terus jelalatan menatap badanku . Dan tiap kali matanya , bertemu mataqu , ada getaran aneh yg kurasakan . Tapi aqu tak tahu apa itu . Yg jelas , aqu sepertinya manjadi birahi. Kalo Memandang badan Karmin, aqu bergidik juga. Badannya besar walau ia juga tak terlalu tinggi. Lengan tangannya tampak kokoh berisi. Sementara perutnya membusung. Dari balik kaosnya yg sudah kusam itu tampak dadanya yg berbulu. Jari tangannya seperti besi yg bengkok-bengkok, kasar.

    Setelah suamiku ngobrol cukup lama , akhirnya kita pamitan . Suamiku segera menjalankan mobilnya dan pulang kerumah . Malam itu aqu berencana mengajak suamiku bercinta , tapi begitu dia masuk kamar dia langsung berkata “ ayo kita bobo yuk , aqu lelah sekali hari ini , banyak tugas ..” Aqu tersenyum dalam kekecewaan . Dan ikut berbaring bersama suamiku .

    Di kantor ,esok harinya aqu tak semangat bekerja . Jam makan siang aqu gunakan untuk pergi ke Mall . Tapi apes , di perempatan lampu merah , aqu kecopetan . Dompetku di gondol pencopet itu . Aqu tak terlalu memikirkan uang di dompet itu. Tapi KTP dan SIM , mau tak mau aqu harus lapor polisi. Setelah proses verbal selesai , aqu pamit . Ketika berjalan di koridor kantor polisi itu aqu berpapasan dgn Karmin. “ Bu Ranta, ngapain kesini “ kata Karmin . “ oh engak , cuma , lapor , aqu habis kecopetan “ jawabku . Dan terus berjalan , mencoba menghindari dirinya.


    “ Eh , Bu Ratih , kebenaran kemari , ayo kita makan di kantin sana “ ajak Karmin . Matanya yg tajam menatap wajahku . Aqu diam sewaktu , berpikir , namanya juga polisi , pasti minta di bayarin makan . “ baik ,lah pak , tapi aqu gak bisa lama lama yah “ kataqu . Setelah memilih tempat duduk , aqu memesan air jeruk . Karmin memesan nasi goreng. Sambil makan ia bercerita. Tentang tentang istri yg minta cerai, tentang dirinya yg disebut orang-orang suka menanggu istri orang. Aqu hanya diam mendengarkan ceritanya.

    Kadang Karmin juga bercerita , tentang hal hal kehidupannya . Aqu mendengarkan, rasa birahi mulai timbul , dan rasanya badan aqu mulai , menyukai Karmin . Setelah itu dia menyakan bagai mana kehidupan sex aqu .

    Aqu hanya bisa menjawab “ ah , biasa aja Pak Karmin , namanya juga suami istri “ . Pak Karmin tersenyum , “ iyah maksud aqu , bagaimana suami kamu di ranjang apa hot kayak aqu engak ? “ . Aqu hanya diam , aqu berpikir , Karmin mulai kurang ajar , di lain pihak aqu sepertinya tertarik bicara sama dia .

    Aqu berusaha mengalihkan arah pembicaraan . “ suami aqu dan aqu sedang ikut program , kami ingin punya anak , jadi kita main pakai aturan . “ . Dan ini mendapat perhatian besar Pak Karmin. Ia antusias sekali. Matanya tampak berkilau.

    “Oh ya. kalo yg itu mungkin aqu bisa bantu,” katanya . “Bagaimana caranya?” tanya aqu bingung.

    “Mudah-mudahan aqu bisa bantu. Kalo mau kita kerumah aqu . Aqu beri obat,” kata Pak Karmin pula. Aqu berpikir , dan melirik jam tanganku , baru pukul 3.00 sore . “ Naik apa kita “ tanyaqu .

    Setelah motor yg aqu tumpangi berhenti di rumah Karmin , dia segera mengajakku masuk kerumahnya . Tanpa bisa menolak , dia memegang tangan dan membawaqu masuk kerumahnya.


    “Sekarang saja kita mulai pengobatannya,” ujarnya seraya membawa aqu masuk kamarnya. Kamarnya kecil dan pengab. Jendela kecil disamping ranjang tak terbuka. Sementara ranjang kayu hanya berasalan kasur yg sudah menipis.

    Aqu masih berdiri , rasanya badanku kaqu . “ loh koq bengong , ini minyak khusus untuk pengobatan , supaya cepat hamil “ katanya sambil memperlihat botol kecil berwarna hitam . “ Ayo , buka baju kamu ..” katanya lagi . Entah apa yg terjadi pada diriku , aqu seperti kehilangan akal sehat . Perlahan kancing bajuku aqu buka satu persatu . Kemudian , aqu membuka rok ku sendiri . Kini badanku hanya memaki Bra dan celana dalam hitamku saja . berdiri terpaqu di depan orang yg pantas manjadi ayaqu .

    “ Oh , Ratih , BH nya juga harus di buka dong “ kata Karmin lagi . Tanganku seperti di gerakan oleh pikirannya . Dgn gemetar , tanganku melepas kait BH ku . Dan kini dia bisa melihat jelas buah dadaqu yg mengantung bebas , besar dan montok

    “ Oh , Ratih , suami kamu berutung bisa , memperoleh istri secantik kamu . “ guman pak Karmin , lalu memintaqu berbaring terlentang di ranjangnya.

    Setelah aqu berbaring , dia mengolesi tanganya dgn minyak yg ada di botol kecil itu , sebagian minyak itu di tuang di atas badanku . Perlahan tangan kasarnya mulai menyentuh badanku . Tangannya bergerak mengurut perutku . Tanganya sepertinya bukan mengurut , melainkan mengelus elus perutku . Makin lama gerakkan tanganya makin keatas , dan tangan itu kini memainkan buah dadaqu Aqu tak kuasa menolaknya . Aqu memejamkan mata , merasakan nikmat sentuhan tangan kasarnya. Aqu merasakan bibir kemaluan aqu pun sudah mulai basah. Aqu mulai merasakan birahi aqu meningkat. Jari jari itu terus mamainkan buah dada aqu , tak ketinggalan putting susu aqu di sentuh lembut oleh jarinya .

    Sambil mengigit bibir aqu , berusaha untuk tak mengeluarkan desahan aqu . Karmin terus memainkan buah dada aqu. Perlahan tanganya turun kebawah , dan terus turun , jari jarinya menyentuh selangkangan celana dalam aqu . Aqu tak kuasa , badan aqu bagai terkena segatan listrik “ ohh Karmin , apa yg kamu laqukan ..” . Jari jarinya terus menekan nekan selangkangan celana dalam aqu , yg otomasis , menyentuh klitoris aqu , yg berada di balik celana dalam aqu.


    Lendir nikmat aqu merember ke celana dalam aqu , terus dan terus membasahi selangkangan celana dalam aqu. Jari jari Karmin pun , terus bergetar di selangkangan celana dalam aqu . “ oh , Karmin aqu tak tahan .. aqu tak kuat.. “.

    “ oh , ayo sayg , lepaskan nafsu kamu , lepaskan jangan di tahan “ katanya lembut , membuat badanku tak bisa lagi bertahan . Waktu jarinya bergerak semakin liar , badanku mengejang hebat , bokongku terangkat , “ Karmin , a aqu keluarrr “ .Bokongku kembali terhempas di kasur lusuhnya , badanku lunglai . Aqu merasakan sensasi nikmat , hampir sama dgn mimpi anehku beberapa hari yg lalu .

    “ Ratih sayg , itu baru jari aqu bermain di celana dalam kamu , kamu bisa baygkan kalo kamu , buka celana dalam kamu , dan rasakan lidah aqu menjilati m-e-m-e-k kamu “ bisik Karmin di telingaqu . Tangan Karmin memegang celan dalam aqu , berusaha membukanya , tapi tangan aqu segera menghalanginya “ jangan Karmin , aqu malu .. jangan “ .

    Tapi Karmin terus memaksa , dan lepaslah celana dalam aqu , dia orang kedu yg melihat kemaluan aqu . Aqu sungguh merasa bersalah sama Adri , tapi badan aqu , pikiran aqu sudah di kuasi nafsu birahi yg tak bisa aqu tolak . Waktu jari jarinya , membuka bibir kemaluan aqu , dan lidahnya menjulur , menjilati kitoris aqu badan aqu , mangejang , merasakan nikmat sekali .

    “ Karmin ahhh , i-t-i-l aqu , ohh i-t-i-l aqu gatel sekali .. “ desahku yg tak lagi menghiraukan rasa malu . Lidah lidahnya terus menjilati klitoris aqu . Membuat badan aqu mengejang tak karuan . “ Karmin ohh .. enak enak ..” .

    Lidah Karmin juga tak ke tinggalan menjulur julur seperti memasuki liang sagamaqu. Berputar di dalam liang sagamaqu . Badanku terasa ringan , seluruh kulitku sensitif Waktu , Karmin kembali menjilati Klitorisku yg membesar , karena birahi , Aqu tak tahan lagi “ ahh , gatel gatel banget , Karmin ..ahh…” . Klitoriku rasanya mau pecah . Badan terhentak , aqu menjejang , mengejet beberapa kali . Aqu mengalami orgasme yg , hebat .

    Karmin membiarkan aqu , dia menatap badan bugil ku , yg sesekali masih mengejet Matanya yg jalang , tak melepaskan satu inci pun bagian badanKu. Puas menatap badan bugilku Karmin melepas pakaiannya . Aqu bergidik , jika mengingat mimpiku . Apa iya , kemaluan Karmin sebesar pentungan. Setelah kemaluan hitamnya mencuat keluar aqu baru tenang . Kemaluan tak sebesar tongkat , tapi lebih besar dari milik suamiku .


    Dia mendekat . Aqu merapatkan kakiku .” tolong , jangan yg satu ini Karmin, tolong..” . Karmin tersenyum “ Ratih , aqu sudah memberikan kamu nikmat , apa salahnya ganti kamu yg memberiku nikmat , sayg “ .

    “ jangan , tolong Karmin , aqu masih punya suami , tolong lah “ pintaqu . “ Hemm , oke deh , aqu mengerti , kalo gitu pakai mulut kamu saja “ katanya .

    “ oh , aqu tak pernah , jangan ..” kataqu , dan kemaluan Karmin terus mendekati wajahKu . “ masa sih , kamu gak pernah ngisep k-o-n-t-o-l suami kamu “ tanya Karmin . Aqu mengangguk “ Sumpah Karmin , aqu tak pernah “ .

    “ Apa suami kamu pernah jilatin m-e-m-e-k kamu ? “ tanya Karmin lagi . Aqu kembali mengeleng . “ gila , mana enak sih , jadi kalian , langsung aja buka baju , terus n-g-e-n-t-o-t .” katanya . Aqu diam saja .

    Tapi seakan Karmin tak peduli , kemaluan hitamnya terus di dekatkan ke wajah ku. Seakan tak mampu menolak , aqu memejamkan mataqu . Yg aqu rasakan pipiku terasa hangat , dia menekan nekan kemaluannya di pipiku . Kemaluan itu bergerak terus ke bibirku , dan berusaha masuk ke mulutku . Perlahan aqu membuka mulutku . dan kemaluannya mulai masuk ke mulutku . Kemaluan itu bergerak , Karmin seperti menzinai mulutku. Keluar masuk mulutku . Kepalaqu di pegangnya.

    Karmin mendengus kenikmatan , dan terus bergerak . Lama kelaman aqu pun merasa terbiasa. Dan rasanya aqu mulai suka permainan ini . Karmin terus memainkan kemaluannya di mulutku , sampai dia mengeram , dan spermanya keluar di mulutku . Aqu segera memuntahkan spermanya . Baru kali ini Aqu merasakan sperma . Rasanya aqu ingin muntah . Karmin tampak terduduk lemas. Waktu itu aqu segera memakai pakaianku kembali . Aqu segera meninggalkan ruamahnya , tanpa permisi

    Hari sudah gelap waktu aqu keluar dari rumahnya . Dgn menyetop taksi Aqu segera pulang kerumahKu . Aqu melihat Opel Blazer suamiku sudah terpakir dgn rapi . Sial Aqu ke duluannya. Jantung berdegup , aqu taqut suamiku curiga , otakku segera berpikir , mencari alasan yg tepat jika suamiku menayakan hal ini . Perlahan Aqu membuka pintu , dan memasuki rumah ku . Tiba tiba suamiku memelukku dari belakang . Aqu terkejut “ Ah .. mas bikin kaget aja ..” kataqu .


    “ ha ha ha , Aqu gembira sayg , jabatanku di naikan , yg berarti gajiku juga di naik kan .. “ kata suamiku . Dia ingin menciumku . Tapi aqu menghindar , mulutku kotor , aqu malu terhadap diriku sendiri. “ Mas , yg benar ah , jangan bercanda “ kataqu untuk menhidari ciumannya .

    “ benar sayg , benar , kita harus rayakan “ kata suamiku . “ oh , rayakan di mana mas “ tanyaqu . “ karena sudah malam , kita rayakan di ranjang saja yah, sayg “ kata suamiku . Dan tangannya segera mengangkat rok ku , dan menyetuh selangkanganKu .

    Aqu berusaha mengindar lagi , ih mas masa di sini , nanti kelihatan orang dong di kamar saja “ kataqu . “ loh , di rumah ini kan cuma kita berdua ..” kata suamiku . Yg jarinya segera meraba selangkangan ku . Jarinya menyelinap di balik celana dalamKu . Aqu taqut , suamiku curiga , karena Kemaluanku basah , akibat di buat Karmin tadi .

    “ Sayg , koq m-e-m-e-k kamu sudah basah benar sih , kamu horny yah “ kata suami ku . “ ih mas bisa aja , tadi aqu habis pipis , di rumah bu Ani “ kataqu berbohong . “ oh , kamu di rumah Ani , toh “ kata suamiku .

    “ aqu mandi dulu yah “ kataqu langsung lari ke kamar mandi .

    Aqu segar membasuh mulutku , mencuci bersih kemaluanku . Aqu merasa sangat menyesal telah melaqukan hal ini terhadap suamiku. Walaupun selama setahun menikah dgnnya tak pernah sekalipun aqu merasa begitu nikmat dalam bercinta. Aqu membutuhkan kenikmatan itu , tapi aqu juga membutuhkan suamiku . Aqu tak habis pikir , pikiranku menolak Karmin , tapi badanku sangat menginginkan Karmin .

    “ sayg , cepat dong ..” terdengar suara mesra suamiku .

    Malam itu kami bercinta . ada rasa hambar disitu . Aqu mencintai suamiku , tapi rasanya sexku tak terpuaskan . Sekarang aqu makin bisa membedakan . Benar kata Karmin , Aqu seperti tempolong , suamiku hanya mempergunakan kemaluanku untuk mengeluarkan spermanya , tanpa bisa memuaskan diriku. Tapi biar bagaimanapun , Adri adalah pilihanKu , aqu harus konsekuen . Aqu mencintainya apa adanya. Aqu lebih baik mengekang nafsu birahi . Aqu memutuskan untuk tak menemui Karmin lagi .


    “ Ratih , mas besok harus ke Jakarta , menemui dereksi darti kantor pusat “ kata Adri tiga hari setelah kenaikan jabatannya .

    “ ha , berapa hari mas , aqu boleh ikut ? kataqu.

    “ Ah cuma sehari koq , “ kata Adri . “ tapi mas , aqu taqut di rumah sendiran “ kata ku , dgn harapan suamiku mau mengajakku ke Jakarta . Tapi jawabannya , berbeda dgn yg kuharapkan .

    “ aqu sudah minta Pak Karmin unutk mengawasi rumah kita , dia akan mengirim anak buahnya , untuk jaga di sini , kamu tenang aja deh “ kata suamiku. Jantung berdugup keras , Karmin lagi ..

    Pagi itu suamiku di jemput mobil dari kantornya , dan mobil itu segera membawa suamiku ke airport . Dangan melambaikan tangan aqu melepas suami ku ke Jakarta. Belum sempat aqu menutup pintu rumahku , sosok badan besar itu sudah berada di depan pintu rumahku . “ Karmin , mau apa pagi pagi begini ke rumah orang “ kataqu ku buat ketus.

    “ loh , suami mu minta , aqu menjaga rumah mu , juga menjaga dirimu he he he “ kata Karmin , yg terus masuk ke rumahku tanpa di persilakan.

    “ Karmin , tolong jangan ganggu aqu , “ kataqu . Karmin menatapku , bola matanya bagaikan bersinar , yg menerobos ke mataqu . “ Ratih , ayo katakan dgn nurani kamu , kamu tak membutuhkan diriku “ kata Karmin .

    “ Aqu , aqu , aqu “ lidahku seperti terkunci . Tangan Karmin segera mengandeng badanku , membawaqu masuk ke kamarku.

    “ sayg , aqu tak bermaksud jahat sama kamu , aqu cuma mau memberi kamu kenikmatan sayg . kita sama sama butuh itu “ kata Karmin .

    Perlahan Karmin melepas daster tidurku , yg di balik daster itu aqu tak memakai bra . Dan buah dadaqu langsung terpampang di hadapannya . Perlahan lidahnya menjilat puting susuku . “ ahh .. “ desahku. Pikiranku kosong melopong , aqu lupa suamiku . aqu hanya ingat kenikmat yg kudapat dari Karmin . Lidahnya terus bermain di putingku . Jari jarinya hinggap di selangkangan celana dalam merahku . “ ohh Karmin .. sudah tolong jangan bikin aqu nafsu ” .

    Jari jari itu bergerak , dan kemaluanku mulai mengeluarkan lendir birahi . Mulutnya pun terus menyedot nyedot buah dadaqu . Jarinya terus menari nari di selangkangan celana dalamku yg makin membasah .

    “ Ohh , Karmin kamu jahat ooh i-t-i-l aqu jadi gatel .. “ desah aqu . Karmin terus menaikkan birahi aqu dgn permainannya. Aqu sudah tak tahan , aqu mendesah kenikmatan “ Karmin , aqu mau keluar “ . Waktu itu , Karmin dgn sekuat tenaga , meremas buah dada aqu .


    Aqu menjerit kesakitan , otomatis , birahi aqu menurun , orgasme aqu menghilang . Tapi Karmin perlahan menjilati lagi putting susu aqu . mengelitik . Membuat birahi aqu berangsur naik kembali . Kembali aqu mendesah kenikmatan . Waktu aqu hampir menuju puncak kenikmatan aqu , Karmin mengigit putting susu aqu , memberi aqu rasa sakit . kembali aqu gagal orgasme.

    Tapi Karmin segera menaikan birahi aqu lagi ,dgn memainkan selangkangan aqu “ Karmin tolonglah , aqu mau orgasme buat aqu orgasme . ” aqu memohon orgasme pada dirinya setelah dia mengagalkan orgasme aqu yg ke tiga kali .

    “ tenang sayg , aqu pasti kasih kamu orgasme yg ternikmat yg pernah kamu rasakan “ . Sambil dia mendorong badan aqu dan aqu terduduk di pinggir ranjang.

    Celana dalan aqu , sudah terlepas dari badan aqu . dangan dua jarinya bibir kemaluan aqu di buka . Lidahnya menjulur menjilati klitoris aqu . Aqu mengerang “ ohh , iyah terus buat aqu orgasme , aqu mau keluar …Karmin ..” . Lidahnya dgn cepat , terus merangsang klitoris aqu yg semakin membesar ,

    “ oh.. Karmin , gatel , enak sekali teruss “ . Lidah itu terus menjilati klitoris aqu .

    Aqu sudah dekat , dan seperti nya Karmin tahu , Dia sengaja , segera klitoris aqu di sedotnya dgn kuat , aqu merasakan sakit sekali , yg membuat orgasme aqu pergi menjauh .

    “ Karmin , kamu jahat , kamu jahat , tolong aqu mau keluarr “ kata aqu mengiba , rasanya aqu ingin menangis . Mengiba minta orgasme , dari orang seperti Karmin , sangat merendah kan diri aqu. Tapi apa boleh buat , aqu tengah di amuk birahi .


    “ Ratih sayg , tenang kamu pesti mendapatkan orgasme “ katanya . Lidahnya kembali menjilati klitoris aqu dgn lembut. Tiga buah jarinya di gunakan menekan perut aqu di bawah pusar . Ini membuat aqu merasa ingin pipis . Aqu mencoba mengeser tanganya . Tapi aqu seperti tak bertenaga.

    Lidahnya terus memberi kenikmatan di klitoris aqu , sebentar saja , rasa ingin orgasme telah mendera badan aqu . “ Ohh , Karmin , aqu , oh i-t-i-l nya ..oh gatel sekali , aqu tak kuatt .. oh kebelet.. mau pipis “ . Aqu merasakan seperti nya sulit menahan rasa ingin pipis , tapi aqu juga mau orgasme.

    “ Yah , lepaskan Ratih , ayo keluarkan nafsu birahi kamu ..” kata Karmin . Badanku mengejang “ OOHHHH .. Karmin .. ahh gatell gatell aqu tak tahan“ jeritku tak karuan .

    Badanku mengerang nikmat , dan Aqu menyemburkan pipiku dgn kuat . Aqu merasa kan setiap tetes air seniku , mengalir memberi sensasi kenikmatan , berbarengan orgasmeKu . Aqu orgasme dangan begitu fantastik , tak aqu perdulikan kamarku yg basah dgn air pipisku . Badanku sepertinya rontok , tulangku seperti lepas , aqu terbaring dgn lemas. Karmin hanya melihatku dgn tersenyum . Dan membiarkan diriku beristirahat.

    Setelah itu badan Karmin yg bugil merangkang menaikki badanku , aqu berusaha mendorong badannya “ Karmin jangan , aqu pakai mulutku saja “ kataqu , tak rela kemaluannya memasuki badanku .

    “ aqu sudah pernah merasakan mulut kamu sayg , sekarang aqu mau coba m-e-m-e-k kamu “ kata Karmin . Badan terasa lemas , seperti tak bertulang , Karmin dgn mudah membuka lebar kaki ku , kepala kemaluannya mulai menyetuh liang kemaluanku .

    Air mataqu meleleh di pipiku waktu itu aqu teringat suamiku Adri . Aqu memejamkan mata . Waktu kurasa , kemaluannya mulai memasuki badanku . Getar getar nikmat mulai berkecamuk di diriku . Aqu merasakan sentuhan kemaluannya yg menikmatkan. Tak pernah Sekalipun aqu menemukan rasa ini pada kemaluan Adri . Tat kala gagang kemaluan hitamnya bergerak keluar masuk , aqu mulai merakan nikmat yg luar biasa , Karmin yg terus mengocok kemaluanku dgn kemaluannya mendengus “ m-e-m-e-k kamu luar biasa nikmatnya sayg “ katanya .


    Dalam hati aqu pun berkata yg sama . “ Ahh Karmin .. ahhh “ desahku Goygannya yg lembut, tapi mantap segera membawaqu ke puncak orgasme . Tapi seperti sebelumnya Karmin menahannya . Dia membenamkan kemaluan besar di dalam , kemaluanku , dan dia diam tak bergerak .

    “ Karmin , ayo goyg dong ..” pintaqu . Karmin tersenyum “ loh , tadi gak mau , koq sekarang minta “ . Wajahku sepertinya panas , birahiku melorot .

    Kembali Karmin mengoyg , dan membawaqu kepuncak orgasmeku . Aqu sudah tak tahan , aqu harus mendapatkan orgasmeku . Dan lagi lagi Karmin dgn sengaja membatalkan orgasmeku . Kemaluannya di hentak keras ke dalam kemaluanku , rasanya kepala kemaluannya memukul rahimku . Aqu mengerang sakit . “ Karmin , kamu jahat sekali ..” kataqu . Karmin tersenyum . “ kalo mau ninta orgasme dari aqu yah , kamu harus minta dgn mesra dan nafsu dong “ katanya.

    Aqu seperti seorang cewek murahan tak bisa berpikir jernih . langsung aqu berkata “ Ayo , mas Karmin e-n-t-o-tin Ratih ,yah , Ratih minta orgasme , ayo mas tolong “.

    Karmin tersenyum , dan dia mulai mengoyg gagang kemaluannya. Kemaluan itu membuat aqu gila . Sebentar saja , rasa gatel di kemaluanku , membuat badanku mengerang dan menjerit “ ahhh , enak….aqu keluarrr “ .


    Aqu lemas , Karmin menahan gerakan kemaluannya sebentar , merasakan otot otot kemaluanku meremas gagang kemaluannya , dan kemudian bergerak lagi . Sebentar saja , aqu mencapai orgasme lagi .

    Entah hari itu berapa kali badanku , mengejang di buat orgasme oleh gagang kemaluan Karmin . Yg jelas aqu sangat menikmati permainannya . Aqu lupa siapa diriku , aqu lupa siapa suamiku.

    Sejak waktu itu, aqu pun ketagihan dgn permainan Pak Karmin. Kami masih sering melaqukannya. Kalo tak di rumahnya, kami juga nginap di Tawangmangu. Walau, kemudian Pak Karmin juga sering minta duit, aqu tak merasa membeli kepuasan sahwat kepadanya. Semua itu aqu laqukan, tanpa setahu Adri. Dan aqu yakin Adri juga tak tahu sama sekali. Aqu merasa berdosa padanya. Tapi, entah mengapa, aqu juga butuh belaian keras Karmin itu. Entah sampai kapan.

  • Kisah Memek Bersetubuh Dengan Adik Kandung Sendiri

    Kisah Memek Bersetubuh Dengan Adik Kandung Sendiri


    2591 views

    Duniabola99.com – Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki. Berikut ini aku ingin berbagi pengalaman tentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri. Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun.

    Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya, sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah.

    Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya bersetubuh dengan melakukan petting, saling raba, saling cium dan saling hisap…..

    Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya.

    Keseringan bersetubuh dengan cara petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa aku jadi ketagihan… Sampai akhirnya kalau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri.

    Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme. Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku… ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri. Agen Judi Bola Terpercaya

    Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan.

    Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan.

    Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya. Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.

    Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aku sangat terangsang sekali… dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya bersetubuh dan memasukkan kontolnya ke memekku.

    Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong.

    Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku langsung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

    Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

    Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab:

    “Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen bersetubuh, aku kan juga lelaki” aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain bersetubuh dengan cewe?” dia bilang “ya, belum pernah bersetubuh kak”…. itulah percakapan awal bencana itu.


    Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya…

    Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegang alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku… Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku… Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.

    Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku datang… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat.

    Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya… sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.

    “Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya” lalu dia mulai menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku… begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku…

    “Ohhhhh…” katanya.

    Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.

    “Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku…

    “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

    Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dari tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

    Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

    Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna”


    “Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi”

    “Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya

    Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi… Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”.

    Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku… adikku terus memandang tubuhku dan ketika kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

    Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selalu melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan. Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata:

    “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu”

    “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya

    “Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani

    “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…

    Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar.

    Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

    “Kenapa dimatiin” kataku

    “Udah cukup panas kak” katanya

    Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

    Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku “nanti kak”.

    “Kan udah saunanya ” timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

    “Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku

    “Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku

    “Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya

    “Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.


    Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string.

    “Oh kak…. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu.

    “Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.

    “Pengen bersetubuh kak” katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku.

    Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aku kan kakakmu John, inget dong”

    Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempel aja.. ngga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget”

    “Tolong kak,” katanya memelas. Aku di suruh ngapain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak”.

    Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik..

    “Persetan dengan pacar brengsek” batinku.

    “Jangan disini” pintaku.

    “Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremas pinggulku.

    “Kakak belum siap” kataku.

    “Kakak nungging aja, nanti aku panasin” katanya.

    Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang…

    “Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya.

    Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh… gila pikirku… enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku

    “Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku… Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali…

    Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku..

    “Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku….

    “udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku…

    “Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku.

    Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar… dia kesulitan…

    “Mana lubangnya kak..” katanya.

    Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku…

    “Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”.


    “Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya.

    “aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”.

    Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aku gemas….

    “Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura-pura…..

    “Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….”

    “Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang.

    Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku”

    Aku merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…” teriakku.

    Adikku menahan batangnya didalam memekku ….

    “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku…

    “Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya.

    “Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku.

    Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.

    “Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget…” katanya

    Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku…

    “Ma kasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Aku langsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. “kenapa adikku????”


    Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna… Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi… Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

    Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku. Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

    Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan sex nya.

  • Kisah Memek Dengan Gadis Pemandu Karoke

    Kisah Memek Dengan Gadis Pemandu Karoke


    2036 views

    Duniabola99.com – Keluargaku sudah terbilang bahagia karena saya merasa sudah cukup, sebab sudah punya rumah sendiri dan punya mobil walaupun masih kredit, anak sudah punya sepasang, istri juga masih satu belum dua hehehe.keinginanku mau apalagi? Awalnya mulanya dari iseng iseng dan menjadi keterusan.

    Padahal istriku juga cantik dan selalu menggairahkan dalam berhubungan tapi namanya juga pria ya ada sifat untuk hal lain, seakan akan belum puas, singkat cerita awalnya begini aku cuma iseng-iseng main ke sebuah klub karaoke. Tidak disangka di sana banyak juga gadis-gadis cantik berusia remaja. Tingkah laku mereka sangat menggoda. Dan mereka memang sengaja datang ke sana untuk mencari kesenangan. Tapi tidak sedikit yang sengaja mencari laki-laki hidung belang.

    Terus terang waktu itu aku sebenarnya tertarik dengan salah seorang gadis di sana. Wajahnya cantik, Tubuhnya juga padat dan sintal, kulitnya kuning langsat. Dan aku memperkirakan umurnya tidak lebih dari delapan belas tahun.

    Aku ingin mendekatinya, tapi ada keraguan dalam hati. Aku hanya memandanginya saja sambil menikmati minuman ringan, dan mendengarkan lagu-lagu yang dilantunkan pengunjung secara bergantian.

    Tapi sungguh tidak diduga sama sekali ternyata gadis itu tahu kalau aku sejak tadi memperhatikannya. Sambil tersenyum dia menghampiriku, dan langsung saja duduk disampingku. Bahkan tanpa malu-malu lagi meletakkan tangannya di atas pahaku. Tentu saja aku sangat terkejut dengan keberaniannya yang kuanggap luar biasa ini.

    “Sendirian aja nih…, Omm..”, sapanya dengan senyuman menggoda.

    “Eh, iya..”, sahutku agak tergagap.

    “Perlu teman nggak..?” dia langsung menawarkan diri.

    Aku tidak bisa langsung menjawab. Sungguh mati, aku benar-benar tidak tahu kalau gadis muda belia ini sungguh pandai merayu.

    Sehingga aku tidak sanggup lagi ketika dia minta ditraktir minum. Meskipun baru beberapa saat kenal, tapi sikapnya sudah begitu manja. Bahkan seakan dia sudah lama mengenalku. Padahal baru malam ini aku datang ke klub karaoke ini dan bertemu dengannya.

    Semula aku memang canggung, Tapi lama-kelamaan jadi biasa juga. Bahkan aku mulai berani meraba-raba dan meremas-remas pahanya. Memang dia mengenakan rok yang cukup pendek, sehingga sebagian pahanya jadi terbuka. Starbet99

    Hampir tengah malam aku baru pulang. Sebenarnya aku tidak biasa pulang sampai larut malam begini. Tapi istriku tidak rewel dan tidak banyak bertanya.

    Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Wajah gadis itu masih terus membayang di pelupuk mata. Senyumnya, dan kemanjaannya membuatku jadi seperti kembali ke masa remaja.

    Esoknya Aku datang lagi ke klub karaoke itu, dan ternyata gadis itu juga datang ke sana. Pertemuan kedua ini sudah tidak membuatku canggung lagi. Bahkan kini aku sudah berani mencium pipinya. Malam itu akau benar-benar lupa pada anak dan istri di rumah.

    Aku bersenang-senang dengan gadis yang sebaya dengan adikku. Kali ini aku justru pulang menjelang subuh.

    Mungkin karena istriku tidak pernah bertanya, dan juga tidak rewel. Aku jadi keranjingan pergi ke klub karaoke itu. Dan setiap kali datang, selalu saja gadis itu yang menemaniku. Dia menyebut namanya Susiana.

    Entah benar atau tidak, aku sendiri tidak peduli. Tapi malam itu tidak seperti biasanya. Susiana mengajakku keluar meninggalkan klub karaoke. Aku menurut saja, dan berputar-putar mengelilingi kota Jakarta dengan kijang kreditan yang belum lunas.

    Entah kenapa, tiba-tiba aku punya pikiran untuk membawa gadis ini ke sebuah penginapan. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali ternyata Susiana tidak menolak ketika aku mampir di halaman depan sebuah losmen. Dan dia juga tidak menolak ketika aku membawanya masuk ke sebuah kamar yang telah kupesan.

    Jari-jariku langsung bergerak aktif menelusuri setiap lekuk tubuhnya. Bahkan wajahnya dan lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang membangkitkan gairah. Aku mendengar dia mendesah kecil dan merintih tertahan. Aku tahu kalau Susiana sudah mulai dihinggapi kobaran api gairah asmara yang membara.

    Perlahan aku membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan satu persatu aku melucuti pakaian yang dikenakan Susiana, hingga tanpa busana sama sekali yang melekat di tubuh Susiana yang padat berisi. Susiana mendesis dan merintih pelan saat ujung lidahku yang basah dan hangat mulai bermain dan menggelitik puting payudaranya.


    Sekujur tubuhnya langsung bergetar hebat saat ujung jariku mulai menyentuh bagian tubuhnya yang paling rawan dan sensitif. Jari-jemariku bermain-main dipinggiran daerah rawan itu. Tapi itu sudah cukup membuat Susiana menggelinjang dan semakin bergairah.

    Tergesa-gesa aku menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan, dan menuntun tangan gadis itu ke arah batang penisku. Entah kenapa, tiba-tiba Susiana menatap wajahku, saat jari-jari tangannya menggenggam batang penis kebanggaanku ini, Tapi hanya sebentar saja dia menggenggam penisku dan kemudian melepaskannya. Bahkan dia melipat pahanya yang indah untuk menutupi keindahan pagar ayunya.

    “Jangan, Omm…”, desah Susiana tertahan, ketika aku mencoba untuk membuka kembali lipatan pahanya.

    “Kenapa?” tanyaku sambil menciumi bagian belakang telinganya.

    “Aku…, hmm, aku…” Susiana tidak bisa meneruskan kata-katanya. Dia malah menggigit bahuku, tidak sanggup untuk menahan gairah yang semakin besar menguasai seluruh bagian tubuhnya.

    Saat itu Susiana kemudian tidak bisa lagi menolak dan melawan gairahnya sendiri, sehingga sedikit demi sedikit lipatan pahanya yang menutupi vaginanya mulai sedikit terkuak, dan aku kemudian merenggangkannya kedua belah pahanya yang putih mulus itu sehingga aku bisa dengan puas menikmati keindahan bentuk vagina gadis muda ini yang mulai tampak merekah.

    Dan matanya langsung terpejam saat merasakan sesuatu benda yang keras, panas dan berdenyut-denyut mulai menyeruak memasuki liang vaginanya yang mulai membasah. Dia menggeliat-geliat sehingga membuat batang penisku jadi sulit untuk menembus lubang vaginanya.


    Tapi aku tidak kehilangan akal. Aku memeluk tubuhnya dengan erat sehingga Susiana saat itu tidak bisa leluasa menggerak-gerakan lagi tubuhnya. Saat itu juga aku menekan pinggulku dengan kuat sekali agar seranganku tidak gagal lagi.

    Berhasil!, begitu kepala penisku memasuki liang vagina Susiana yang sempit, aku langsung menghentakkan pinggulku ke depan sehingga batang penisku melesak ke dalam liang vagina Susiana dengan seutuhnya, seketika itu juga Susiana memekik tertahan sambil menyembunyikan wajahnya di bahuku, Seluruh urat-urat syarafnya langsung mengejang kaku.

    Dan keringat langsung bercucuran membasahi tubuhnya. Saat itu aku juga sangat tersentak kaget, aku merasakan bahwa batang penisku seakan merobek sesuatu di dalam vagina Susiana, dan ini pernah kurasakan pula pada malam pertamaku, saat aku mengambil kegadisan dari istriku.

    Aku hampir tidak percaya bahwa malam ini aku juga mengambil keperawanan dari gadis yang begitu aku sukai ini. Dan aku seolah masih tidak percaya bahwa Susiana ternyata masih perawan.

    Aku bisa mengetahui ketika kuraba pada bagian pangkal pahanya, terdapat cairan kental yang hangat dan berwarna merah. Aku benar-benar terkejut saat itu, dan tidak menyangka sama sekali, Susiana tidak pernah mengatakannya sejak semula. Tapi itu semua sudah terjadi. Dan rasa terkejutku seketika lenyap oleh desakan gairah membara yang begitu berkobar-kobar.


    Aku mulai menggerak-gerakan tubuhku, agar penisku dapat bermain-main di dalam lubang vagina yang masih begitu rapat dan kenyal, Sementara Susiana sudah mulai tampak tidak kesakitan dan sesekali tampak di wajahnya dia sudah bisa mulai merasakan kenikmatan dari gerakan-gerakan maju mundur penisku seakan membawanya ke batas ujung dunia tak bertepi.

    Malam itu juga Susiana menyerahkan keperawannya padaku tanpa ada unsur paksaan. Meskipun dia kemudian menangis setelah semuanya terjadi, Dan aku sendiri merasa menyesal karena aku tidak mungkin mengembalikan keperawanannya.

    Aku memandangi bercak-bercak darah yang mengotori sprei sambil memeluk tubuh Susiana yang masih polos dan sesekali masih terdengar isak tangisnya.

    “Maafkan aku, Susiana. Aku tidak tahu kalau kamu masih perawan. Seharusnya kamu bilang sejak semula…”, kataku mencoba menghibur.

    Susiana hanya diam saja. Dia melepaskan pelukanku dan turun dari pembaringan. Dia melangkah gontai ke kamar mandi. Sebentar saja sudah terdengar suara air yang menghantam lantai di dalam kamar mandi.


    Sedangkan aku masih duduk di ranjang ini, bersandar pada kepala pembaringan.

    Aku menunggu sampai Susiana keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit handuk dan rambut yang basah.

    Aku terus memandanginya dengan berbagai perasaan berkecamuk di dalam dada. Bagaimanapun aku sudah merenggut kegadisannya. Dan itu terjadi tanpa dapat dicegah kembali. Susiana duduk disisi pembaringan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk lain.

    Aku memeluk pinggangnya, dan menciumi punggungnya yang putih dan halus. Susiana menggeliat sedikit, tapi tidak menolak ketika aku membawanya kembali berbaring di atas ranjang. Gairahku kembali bangkit saat handuk yang melilit tubuhnya terlepas dan terbentang pemandangan yang begitu menggairahkan datang dari keindahan kedua belah payudaranya yang kencang dan montok, serta keindahan dari bulu-bulu halus tipis yang menghiasi di sekitar vaginanya.

    Dan secepat kilat aku kembali menghujani tubuhnya dengan kecupan-kecupan yang membangkitkan gairahnya. Susiana merintih tertahan, menahan gejolak gairahnya yang mendadak saja terusik kembali.


    “Pelan-pelan, Omm. Perih…”, rintih Susiana tertahan, saat aku mulai kembali mendobrak benteng pagar ayunya untuk yang kedua kalinya. Susiana menyeringai dan merintih tertahan sambil mengigit-gigit bibirnya sendiri, saat aku sudah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama yang tetap dan teratur.

    Perlahan tapi pasti, Susiana mulai mengimbangi gerakan tubuhku. Sementara gerakan-gerakan yang kulakukan semakin liar dan tak terkendali. Beberapa kali Susiana memekik tertahan dengan tubuh terguncang dan menggeletar bagai tersengat kenikmatan klimaks ribuan volt.

    Kali ini Susiana mencapai puncak orgasme yang mungkin pertama kali baru dirasakannya. Tubuhnya langsung lunglai di pembaringan, dan aku merasakan denyutan-denyutan lembut dari dalam vaginanya, merasakan kenikmatan denyut-denyut vagina Susiana, membuatku hilang kontrol dan tidak mampu menahan lagi permainan ini.

    Hingga akhirnya aku merasakan kejatan-kejatan hebat disertai kenikmatan luar biasa saat cairan spermaku muncrat berhamburan di dalam liang vagina Susiana . Akupun akhirnya rebah tak bertenaga dan tidur berpelukan dengan Susiana malam itu.


  • Kisah Memek Dengan Gadis Genit

    Kisah Memek Dengan Gadis Genit


    2264 views

    Duniabola99.com – Rempuan, mungkin kekurangan itu dalam bergaul dengan cewek.

    Namun ironisnya, aku mempunyai hasrat seks yang tinggi, aku mudah terangsang bila melihat cewek yang bagiku menarik, apalagi memakai pakaian ketat. Jujur saja, bila sudah begitu pikiranku sering mengkhayal ke arah persetubuhan. Bila hasratku sudah tak lagi dapat kutahan, terpaksa aku melakukan onani. Aku memilih itu sebab aku tak tahu lagi harus menyalurkan kemana.

    Sifat pendiamku ternyata membuat cewek-cewek di kampusku penasaran, sepertinya mereka ingin tahu lebih banyak tentangku. Cuma mereka harus kecewa sebab aku kesulitan untuk bergaul dengan mereka. Di samping itu teman-temanku bilang aku mempunyai face yang lumayan ganteng (nggak nyombong lo..), kulitku putih, rambuntuku gondrong, dan tinggiku sekitar 170 cm.

    Bila aku melintas di koridor kampus, aku merasa ada beberapa cewek yang melirikku, tetapi aku berusaha cuek saja, toh aku tak bisa mendekatinya. Namun ada seorang cewek yang diam-diam menyukaiku, hal itu aku ketahui dari sahabatku.

    Ketika aku minta untuk menunjukkan anaknya, kebetulan penampilannya sesuai degan seleraku. Tinggi tubuhnya sama denganku, rambut panjang, kulit putih bersih, wajah menarik, ukuran toketnya juga pas dengan seleraku, dan badannya padat berisi.

    Sebut saja namanya Yuni (samaran). Sejak itu setiap kali aku melihatnya, aku sering berpikiran edan, yaitu membayangkan bisa bersetubuh dengannya. Sebaliknya bila ia melihatku, sikapnya biasa-biasa saja, walaupun aku tahu sebenarnya dia menyukaiku.

    Pada suatu hari yang tak terduga olehku, seolah-olah keinginanku dikabulkan (masa?). Saat kuliah usai pada jam 19.00 sore, selepas keluar ruangan aku hendak untuk mencuci muka, sekedar menyegarkan diri.

    Aku menuju WC kampus yang kebetulan letaknya agak menyendiri dari “peradaban” kampus. Sampai disana aku mendapati beberapa orang yang juga akan mempergunakan kamar mandi. Selagi menunggu giliran, aku ingin buang air kecil dulu, tapi kamar mandi sedang dipakai.

    Praktis aku urungkan saja. Begitu tiba giliranku, aku hendak menuju ke arah kran, tiba-tiba dari arah pintu kamar mandi yang tertutup tadi keluarlah seorang cewek yang selama ini kusukai dan dia juga mengincarku. Agen Judi Bola

    Aku sangat tekejut melihatnya, sikapku hampir salah tingkah, begitu pun dengan dia. Kami saling bertatapan mata dan terdiam beberapa saat. Kemudian dia sedikit tersenyum malu-malu. Kok dia ada disini sih?, Pikirku. Akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai percakapan.

    “La, ngapain elo masuk ke WC cowok?” tanyaku penuh rasa heran.

    “Ehh.. itu.. ehmm.. tempat cewek penuh semua, makanya gue ke sini..”

    “Emang yang di lantai bawah juga penuh?”, tanyaku.

    Padahal dalam hati aku merasa mendapat kesempatan emas.

    “Iya. Emang kenapa? Boleh dong sebentar doang.. lagi pula ‘kan sekarang udah nggak ada siapa-siapa, ya kan..?”, jawab Yuni rada genit.

    Aku pun tidak mau kalah.

    “Tapi kan gue cowok, elo nggak malu?”, gantian aku membalasnya.

    “Kalo elo, gue emang nggak keberatan kok.., untungnya cuman tinggal elo dong yang ada di sini, daripada yang laen..”, jawab Yuni.

    Denger jawaban kayak gitu, aku malah jadi tambah bengong. Gila.. kayaknya dia emang ngasih kesempatan nih! Pikirku. Tiba-tiba dia menyerobot posisi gue yang dari tadi udah berdiri di samping kran.

    “Sorry yah, gue duluan, habis elo bengong aja sih..”, katanya.

    Rupanya dia juga mau mencuci muka. Selama dia mencuci muka, aku seperti orang bingung. Kadang-kadang aku mencuri pandang ke arah bagian yang terlarang. Posisinya yang sedang membungkuk membuat pantatnya yang berisi menungging ke arah selangkanganku.

    Ditambah lagi CD-nya yang berwarna krem terlihat olehku. Lama kelamaan aku menjadi terangsang, kontolku mulai tegang tak keruan. Langsung saja di pikiranku membayangkan kontolku kumasukkan ke dalam memeknya dari belakang pada posisi seperti itu.


    Entah apa yang merasuki pikiranku, aku berniat untuk menyetubuhinya di WC ini, sebab hasratku sudah tak tertahankan. Aku tak peduli dia keberatan atau tidak. Pokoknya aku harus ngentot dengan dia, apapun caranya.

    Diam-diam aku berdiri di pintu keluar, mengamati keadaan. Aman pikirku, tak ada seorang pun. Jadi aku bisa leluasa melaksanakan niat bejatku. Saat dia menuju pintu keluar, dari jauh aku sudah melihat senyumannya yang merangsang birahiku.

    Sepertinya dia memang sengaja menarik perhatianku. Tiba-tiba dengan cepat kupalangkan tanganku di depannya, sehingga ia menghentikan langkahnya. Dia melihatku seakan- akan mengerti maksudku.

    “Buru-buru amat La, emang elo udah ada kuliah lagi?”, tanyaku.

    “Enggak kok, gue cuman pengen istirahat di sini aja”, jawabnya.

    Aku tak menanggapinya, dengan cepat aku segera menutup dan mengunci pintu dari dalam. Melihat sikapku, Yuni mulai menatapku dalam-dalam. Dengan perlahan kudekati dia. Kutatap kedua matanya yang indah. Dia mulai bereaksi, perlahan dia juga mulai mendekatiku, sehingga wajah kami berdekatan. Aku mulai merasa bahwa dia juga merasakan hal yang sama denganku. Nafasnya juga semakin memburu, seolah-olah dia mengerti permainan yang akan kulakukan.

    Mulutnya mulai terbuka seperti akan mengatakan sesuatu, namun dia keburu mengecupku dengan lembut. Perasaanku saat itu tak menentu, sebab baru kali inilah aku dicium oleh seorang cewek. Dengan spontan aku pun membalasnya dengan mesra. Aneh, walaupun aku belum pernah melakukannya, otomatis aku tahu apa yang harus mesti kulakukan. Apalagi aku juga sering melihat di film BF.

    Kami saling bermain lidah cukup lama, sampai kami kesulitan bernafas. Kedua bibir kami berpagut sangat erat. Desahan Yuni membuatku semakin hot menciumnya. Aku mulai menggerakkan tanganku menuju ke pantatnya, kuraba dengan lembut, dan dengan gemas kuremas pantatnya.

    Kemudian aku mencoba untuk mengusap bagian memeknya. Kugosok-gosok sampai dia mengerang kenikmatan. Aku panik kalau erangannya terdengar ke luar. Setelah kuberi tahu dia mengerti dan mengecup bibirku sekali lagi.


    Usapanku membuat cairan memeknya membasahi celananya. Karena dia memakai celana bahan, maka cairannya juga membasahi tanganku.

    “Ssshhtt.. gilaa.. enak banget.. ehmm..”, desah Yuni.

    Aku melepaskan ciumanku dan berpindah menciumi lehernya yang putih mulus. Lehernya yang harum membuatku makin gencar menciumi lehernya. Mata Yuni terlihat mendelik dan menengadahkan mukanya ke atas merasakan kenikmatan. Tangannya mulai berani untuk meremas kontolku yang keras. Enak sekali pijitannya, membuat kontolku semakin berdenyut- denyut.

    Aku berhenti menciumi lehernya, aku mulai meraba-raba toketnya yang sudah mengeras. Yuni mulai membuka kaosnya, dan memintaku untuk memainkan kedua toketnya. Kuraba-raba dengan lembut, dan sesekali kuremas sedikit.

    Merasa masih ada penghalang, kubuka BH-nya yang berwarna putih. Benar-benar pemandangan yang sangat indah, toketnya yang berukuran sedang, putih mulus, dan putingnya merah kecoklatan terlihat menantang seperti siap untuk dikemot.

    Langsung saja aku sedot susunya yang kenyal itu. Yuni menggelinjang kenikmatan dan memekik. Aku tak peduli ada orang yang mendengar. Rupanya dia senang menyemprotkan parfum ke dadanya, sehingga terasa lebih nikmat mengulum toket harum.

    Aku benar-benar menikmati toket Yuni dan aku ingin mengemoti toket Yuni sampai dia menyerah. Kujilat puting susunya sampai putingnya berdiri tegak. Kulihat Yuni seperti sudah di awang-awang, tak sadarkan diri.

    Tangan Yuni mulai membuka ritsleting celana gue dan berusaha mengeluarkan kontol gue yang sudah keras sekali. Begitu semua terlepas bebaslah kontol gue menggantung di depan mukanya yang sebelumnya dia telah mengambil posisi jongkok.

    Dia kocok-kocok kontol gue, sepertinya dia sedang mengamati dahulu. Lalu dia mulai mencium sedikit-sedikit. Kemudian dia mencoba membuka mulutnya untuk memasukkan kontolku. Pertama hanya 1/4 nya yang masuk, lama-lama hampir seluruh kontolku masuk ke mulutnya yang seksi, kontolku sama sekali sudah tak terlihat lagi.


    Lalu dia mulai memaju mundurkan kontolku dalam mulutnya. Sedotan dan hisapannya sungguh luar biasa, seperti di film BF. Aku menahan rasa geli yang amat sangat, sehingga hampir saja aku mengeluarkan maniku di dalam mulutnya.

    Belum saatnya, pikirku. Aku ingin mengeluarkan maniku di dalam memeknya. Maka aku memberi tanda agar Yuni berhenti sebentar. Aku berusaha menenangkan diri sambil mengusap-ngusap toketnya. Setelah rileks sedikit, Yuni mulai melanjuntukan permainannya selama kurang lebih 10 menit. Yuni sempat menjilat cairan bening yang mulai keluar dari ujung kontolku dan menelannya.

    Yuni kemudian bangkit untuk melepaskan celana panjangnya, ia juga melepaskan CD-nya yang berwarna krem. Aku mengambil posisi jongkok untuk menjilati memeknya dahulu, agar licin. Kubuka pahanya lebar-lebar.

    Terlihatlah memek Yuni yang sangat bersih, berwarna merah, lipatannya masih kencang, tak tampak sehelai bulu satu pun. Sepertinya Yuni memang pandai merawat kewanitaannya. Aku mulai menjulurkan lidahku ke memeknya.

    Aku sempat berpikir bagaimana kalau di memeknya tercium bau yang tidak sedap. Ah, bodo amat aku sudah bernafsu, aku tahan nafas saja.

    Kubuka belahan memeknya. Lalu kujilat bagian dalamnya. Tapi ternyata koq baunya tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Memek Yuni tidak berbau kecut, tapi juga tidak berbau harum, bau memek alami. Justru bau yang alami seperti itulah yang membuatku makin bernafsu serasa ingin melumatnya semua ke dalam muluntuku. Aaahh..Yuni benar-benar pandai merawat memeknya. Sungguh beruntung aku.

    Aku terus menjilat-jilat memeknya yang mulai basah dengan cairannya. Yuni terlihat sangat menikmati permainan ini. Matanya sayu, desahannya makin keras seraya menggigit bibir bawahnya.

    “Akkhh.. sstt.. uugh.. gilaa.. enak banget..”, desah Yuni.

    Memeknya terasa hangat dan lembut. Betul-betuk memek ternikmat yang kurasakan.

    Kumasukkan jari telunjukku ke dalam memeknya sambil mengait-ngaitkan ke dinding memeknya. Tentu saja Yuni makin edan reaksinya, membuat semakin kelojotan nggak keruan. Sampai ia menjepitkan kedua belah pahanya hingga kepalaku terjepit di antara sepasang paha yang putih mulus, dan tangannya menjambak rambuntuku sampai aku sendiri merasa kesakitan.

    Cairan yang keluar dari memeknya sampai meleleh ke pipiku dan kepahanya. Sebagian sempat mengalir ke bibirku. Karena penasaran dengan selama ini yang kutahu, kucicipi cairan itu. Gila! Rasanya enak koq, agak asin.


    Langsung aja aku hisap sebanyak-banyaknya dari memeknya. Yuni sempat risih melihat perbuatanku. Namun aku cuek saja, sebab dia tadi juga melakukan hal yang sama pada kontolku.

    Tiba-tiba Yuni mendorong kepalaku dari memeknya. Kayaknya dia sudah nggak kuat lagi.

    “Masukin dong punya elo, gue udah nggak tahan nich.. ayo dong sayy..”, pinta Yuni dengan suara mendesah.

    Aku sempat tertegun sejenak, sebab sama sekali aku belum pernah melakukannya.

    “Ayo cepat dikit dong..”, katanya sambil memandangku yang tertegun sejenak.

    Dengan bermodal nekat dan pengetahuan dari film BF, gue turutin saja permintaan Yuni.

    Kuangkat satu kakinya ke atas bak mandi, sehingga posisi memeknya lebih terbuka. Memeknya sudah basah sekali oleh cairan sehingga terlihat mengkilat. Hal itu makin membuatku bernafsu untuk memasukkan kontolku ke memeknya. Kuelus-elus dahulu kepala kontolku ke bibir memeknya. Kudorong kontolku perlahan.. masuk sedikit demi sedkit..

    Pantatku terus kudorong, terasa sebagian kepala kontolku sudah masuk ke lobang memek Yuni yang sudah basah dan licin tapi terasa sempit banget. Dalam hati aku beruntung juga bisa ngerasain sempitnya memek perawan.

    Kucoba kugesek dan menekan perlahan sekali lagi. Kontolku sudah masuk setengahnya, namun masih terasa sempit sekali. Tubuh Yuni sempat tersentak ketika kontolku sudah masuk seluruhnya.

    “Auuwww.. sakitt.. pelann.. sstt..”, Yuni sedikit menjerit.

    Kutarik kontolku keluar, lalu kudorong lagi sekuat tenaga. Aku sengaja membiarkan kontolku menancap di dalamnya beberapa saat agar memek Yuni terbiasa menerima kontolku. Kemudian barulah aku memulai gerakan maju mundur.

    Terasa kontolku bergesekan dengan dinding memek yang bergerinjal-gerinjal. Jadi ini toh yang dinamakan bersetubuh, pikirku dalam hati. Kontolku terasa agak perih dijepit oleh memeknya, tapi tetap kuteruskan, aku tak mau kehilangan kesempatan berharga ini.

    Tampaklah pemandangan indah ketika kontolku keluar masuk memek Yuni. Kontolku sudah tidak terasa perih lagi, malah sebaliknya, terasa geli ngilu enak. Yuni semakin tidak jelas rintihannya, seperti orang menangis, air matanya meleleh keluar.


    Mulutnya menggigit bibirnya sendiri menahan sakit. Aku sempat kasihan melihatnya. Mungkin aku sudah keterlaluan. Kucoba berbicara padanya sambil kedua pinggul kami menghentak-hentak.

    “Ke.. napa.. La.. ehhgg.., elo.. pe.. ngen udahann..?”, tanyaku.

    “Ja.. ngan dilepas.. terussinn.. aja.. gue.. nggak.. apa.. apa.. kok.. sstt..”, kata Yuni.

    Goyangan pinggul Yuni sangat luar biasa, hampir aku dibuat ngecret sekali lagi. Kutarik kontolku keluar dan kudiamkan beberapa saat. Setelah itu aku minta ganti posisi, aku ingin ngentotin dia dari belakang. Yuni berpegangan pada pintu kamar mandi, sedangkan pantatnya sudah menungging ke arahku.

    Dalam posisi itu lipatan memeknya terlihat lebih jelas. Tanpa basa-basi lagi kumasukkan saja kontolku dengan hentakan yang kuat. Kali ini lebih lancar, sebab memeknya sudah terbiasa menerima kontolku.

    Kali ini gerakan Yuni lebih hot dari sebelumnya, ia mulai memutar- mutar pantatnya. Setiap gerakan pantatnya membuat kontolku sangat geli luar biasa.. kontolku berdenyut-denyut seperti ingin memuntahkan lahar yang panas..aku merasa tak tahan lebih lama lagi. Tapi aku tak ingin mengecewakan Yuni, aku pun berusaha mengimbangi permainannya.

    Aduhh srr.., ada cairan licin kembali keluar dari kontolku. Cairan itu makin menambah licin dinding memek Yuni. Aku benar-benar merasakan kenikmatan persetubuhan ini. Aku makin tenggelam dalam kenikmatan bersetubuh dengan Yuni, sungguh aku tak akan melupakannya.

    Tubuh kami terlihat mengkilat oleh keringat kami berdua. Toket Yuni bergoyang-goyang mengikuti irama gerakan kami, membuatku makin gemas untuk meremasnya dan sesekali kukemot sampai ia memjerit kecil. Memek Yuni makin berbusa akibat kocokan kontolku.

    Aku merasakan sesuatu yang tak tertahankan lagi. Aku makin pasrah ketika kenikmatan ini menjalar dari buah zakar menuju dengan cepat ke arah ujung kontolku. Seluruh tubuhku bergetar hendak menerima pelepasan yang luar biasa.


    “Laa.. gue udah mau keluar.. nihh.. Elo.. masih.. lama.. nggak..?”, rintihku.

    “Sa.. bar.. se.. bentarr.. sayaangg.. sama.. samaa.. gue.. juga.. hampir.. keluarr.. oohh.. ahhgghh..”, pantatnya menekan kontolku dengan kuat.

    Mukanya berusaha menengok ke arahku berusaha mengulum bibirku. Kudekatkan bibirku agar dia bisa mengulumnya.

    Bersamaan dengan itu..

    “Aaahh..”

    Kontolku menyemprotkan air mani ke dalam lobang memeknya berkali-kali. Sampai cairan putih itu meleleh ke pahanya dan sempat menetes ke lantai. Tak kusangka banyak sekali spermaku yang berlumuran di memeknya.

    Yuni berjongkok memegang kontolku. Lalu ia menjilat dan mengulum kontolku yang masih berlumuran sperma. Dia menelan semua spermaku sampai kepala kontolku bersih mengkilat. Dia kelihatan tersenyum bangga.

    Yuni kembali berdiri memandangi penuh kepuasan. Tubuh Yuni terjatuh lemas membebani tubuhku, badannya bergetar merasakan orgasme.

    Yuni memandangku tersenyum, disertai dengan nafas yang masih terengah-engah. Kami pun berpelukan dalam tubuh penuh keringat dengan alat kelamin kami masih saling menyatu. Bibir kami saling mengecup dengan mesra, sambil memainkan bagian-bagian sensitif.

    Kami membersihkan diri bersama sebelum beranjak keluar WC. Selama kami mandi kami saling mengutarakan sesuatu hal. Iseng-iseng aku bertanya mengapa dia mau menerima perlakuanku barusan.

    Ternyata Yuni mengatakan bahwa selama ini dia sudah lama menyukaiku, namun ia tidak berani mengutarakannya, sebab malu sama teman-temannya. Aku sempat tertegun mendengarnya. Kemudian aku juga mengatakan bahwa aku juga suka padanya.


    Seakan dia tak percaya, tetapi setelah kejadian tadi kami menjadi saling menyayangi. Kami kembali berpelukan dengan mesra sambil saling mengecup bibir.

    Aku sempat khawatir kalau Yuni hamil, sebab aku mengeluarkan spermaku di dalam memeknya. Aku tidak mau menikah, aku belum siap jadi bapak. Biarlah, kalaupun Yuni hamil, aku akan membuat suatu rencana. Lagipula kami melakukannya baru sekali, jadi kemungkinan dia hamil kecil peluangnya.

    Selesai mandi aku menyuruh Yuni keluar belakangan, aku keluar duluan agar bisa mengamati keadaan. Setelah tidak ada orang satupun, barulah Yuni keluar, kemudian kami pergi berlawanan arah dan bertemu kembali di suatu tempat. Sampai saat ini hubunganku dengan Yuni masih berjalan baik, cuma kami belum mengulang apa yang kami lakukan di WC dulu.

    Beberapa minggu setelah kejadian itu aku mendengar fakta dari teman-temannya bahwa Yuni itu sebenarnya cewek yang haus seks. Dia juga telah bersetubuh dengan banyak pria, baik dari kalangan mahasiswa atau om-om.


    Makanya aku sempat curiga waktu kami bersetubuh dulu, sebab walaupun memeknya masih rapat seperti perawan, namun aku tidak merasakan menyentuh selaput daranya, bahkan aku sama sekali juga tidak melihat darah yang keluar dari lubang memeknya.

  • Akubi Yumemi cantik sangat becek ngentot anal threesome

    Akubi Yumemi cantik sangat becek ngentot anal threesome


    2102 views

  • Kisah Memek Bercinta Dengan Pengantin Baru Yang Kesepian

    Kisah Memek Bercinta Dengan Pengantin Baru Yang Kesepian


    2856 views

    Duniabola99.com – Nama saya Andi, saat itu saya berumur 25 tahun, telah berkeluarga dengan istri bernama Sinta, serta telah dikaruniai dua orang anak yang pertama berumur 3 tahun dan kedua berumur 1 tahun. Cerita ini bermula dari kebiasaan saya yang sering nongkrong di warteg di komplek tempat saya tinggal pada waktu santai.

    Istri Pemilik Warteg itu adalah sepasang pengantin baru yang baru menikah 7 bulan. Penjaganya adalah istri dari pengantin baru tersebut yang bernama Diana, sedangkan suaminya adalah seorang sopir bus AKAP, yang sering bertugas sampai berhari-hari baru pulang dan bernama Juanda. Saya dan istri sayapun kenal baik dan akrab dengan mereka.

    Pada suatu hari saya kembali nongkrong di Warteg itu yang pada saat itu suasana sudah mulai sepi karena hari sudah menjelang malam. Pada saat itu Diana sedang berkemas-kemas untuk menutup wartegnya. Saya lalu mengajak Diana mengobrol sambil dia berkemas-kemas

    “Kok sendirian Yan?” tanya saya.

    “Iya nih Kak, Kak Juandanya tadi pagi baru berangkat!”

    “Kemana?”

    “Katanya hari ini tujuan Jakarta, dan sampai 8 hari baru bisa pulang,” katanya.

    “Oh ya Kak saya tinggal dulu ya, mau mandi, habis dari tadi rame sih belum sempat mandi,” katanya lagi. Lalu Diana masuk ke dalam rumahnya untuk mandi.

    Setelah setengah jam Diana keluar lagi dengan rambut yang masih basah, dan memakai daster yang membuat saya menahan napas karena kalau kena lampu kelihatan BH dan CDnya yang menerawang dari balik daster yang dipakainya, serta membawa secangkir kopi untukku, dan duduk di kursi yang ada di depanku. Harum sabun mandi yang dipakai saat mandi masih tercium saat Diana duduk, dan ini membuat nafsu saya agak tergugah dan kontol saya mulai ngaceng.

    “Diminum Kak kopinya,” katanya mempersilakan.

    “Terima kasih,” jawabku sambil menghirup kopi yang disuguhkan.

    “Apa enggak takut ditinggal sendirian,” tanyaku memulai obrolan.

    “Ya enggaklah, kan tetangga di sekitar sini baik-baik Kak?” jawabnya. Fortunebet99

    Lalu obrolan kami terus berlanjut dan haripun bertambah malam. Karena suasana yang mulai sepi saya mencoba memancingnya dengan obrolan yang dapat membangkitkan gairah.

    “Yan kamu nggak kesepian ditinggal suamimu berhari-hari gini?”

    “Mau gimana lagi Kak, namanya juga tuntutan pekerjaan”

    “Kasihan! Masa pengantin baru ditinggal kedinginan kaya gini”

    “Ih, siapa lagi yang kedinginan?” jawabnya agak centil.

    Merasa ada respon sayapun tambah semangat.

    “Ya kan kasihan, orang pengantin baru itu biasanya kan kalau tidur selalu berpelukan biar tidak kedinginan”

    “Siapa bilang kalau pengantin baru itu kalau tidur selalu berpelukan?”

    “Buktinya kakak semasa pengantin baru selalu tidur berpelukan.”

    “Enak dong Mbak Sinta selalu tidur dipeluk kakak”

    “Ya begitulah, kalau kamu mau, saya juga mau tidur pelukin kamu,” kata saya sambil bercanda.

    “Ih kakak ini Piktor (pikiran kotor) deh”

    “Emang Mbak Sinta boleh kakak tidur pelukin cewek lain?” sambungnya.

    “Ya jangan ketahuan dong,” jawabku, sambil aku memandang wajah cantiknya dan menanti responnya.

    Diana lalu memandangku dengan tatapan yang menggoda.

    “Kalau kakak tidur pelukin saya dan ketahuan Mbak Sinta gimana hayoo?”

    “Nggak mungkin ketahuan kalau kamu mau,” pancingku sambil bergeser duduk disampingnya, dan kugenggam tangannya yang tampak bergetar, dan ternyata Diana diam saja.

    “Jangan disini Kak nanti ada orang lihat,” katanya.

    Karena mendapat angin aku mengajak Diana masuk ke dalam rumahnya. Begitu masuk ke dalam rumahnya saya langsung menutup pintu dan memeluk Diana dari belakang. Semula dia menolak dengan alasan takut ketahuan. Aku yang sudah dikuasai nafsu terus merayu Diana yang masih ragu. Aku sudah tidak peduli apa-apa lagi kecuali menikmati tubuh Diana yang cantik ini. Aku membalikkan tubuh Diana dan langsung melumat bibirnya yang sexy itu.

    “Mmhh,” desah Diana.

    Aku terus menyerangnya dengan bergairah. Tangankupun tak tinggal diam, aku meremas buah dadanya yang montok dari balik dasternya.


    “Mmhh Kak,” desahnya yang mulai terangsang.

    Aku lalu membopong tubuh Diana ke kamarnya yang ditunjuk Diana dan merebahkannya di ranjang yang merupakan ranjang pengantin Diana. Lalu aku berdiri dan membuka baju dan celana panjangku agar tidak kusut, dan yang tertinggal hanya celana dalamku.

    Kontolku yang dari tadi ngaceng tampak menonjol di balik CDku. Lalu aku mendekati Diana yang terbaring diranjang sambil memandangku. Aku kembali mengulum bibirnya yang sexy itu sambil tanganku mengelusi pahanya yang putih. Diana menyambut ciumanku dengan bernafsu. Setelah puas aku melanjutkan ciumanku ke lehernya yang jenjang dan secara perlahan-lahan aku membuka dasternya, dan dilanjutkan dengan BH dan CDnya. Kini tubuh Diana yang mulus terpampang pasrah di ranjang. Kemudian aku menciumi buah dadanya yang kiri sedangkan tanganku meremas buah dadanya yang kanan.

    “Aww… geli Kak,” rintihnya yang membuat aku tambah bersemangat.

    “Buah dada kamu bagus Yan” kataku.

    “Emang punya Mbak Sinta jelek ya?” tanyanya menggodaku.

    “Bagusan punya kamu” kataku merayunya.

    “Aahh enak Kak, terus Kak, isap Kak yang kuaat” rintihnya.

    Setelah puas dengan buah dadanya ciumanku aku lanjutkan ke bawah menyusuri perutnya yang ramping terus ke bawah hingga menyentuh bulu bulu halus diatas memeknya. Lalu aku mulai menjilati memeknya yang telah basah oleh cairan birahi.

    “Aahh enak Kak, diapain Kak memekku,” rintihnya.

    “Terus Kak aahh!! Enak sekali Kak, Kak juanda tidak pernah mau begini Kak aahh!!” rintihnya lagi.

    Sesaat kemudian Diana menekan kepalaku semakin dalam di memeknya, dan ternyata dia mendapat orgasmenya yang pertama. Kemudian aku naik untuk mencium bibirnya kembali dan disambut dengan buas oleh Diana.


    “Enak nggak Yan?” tanyaku.

    “Enak sekali Kak,” jawabnya

    “Emang Juanda nggak pernah ya?”

    “Enggak Kak, jijik katanya”

    “Tolol sekali dia,” batinku.

    “Buka dong Kak CDnya”

    “Diana dong bukain”

    “Ih Kak Andi manja deh,” katanya sambil membuka CDku.

    Kontolku yang sudah tegang dari tadi langsung meloncat keluar begitu CD ku diturunkan oleh Diana. Tampak Diana terbelalak melihat kontolku.

    “Besar sekali Kak,” katanya kaget.

    “Emang punya suamimu kecil ya?” tanyaku.

    “Paling setengah dari punya kakak,” katanya sambil meremas kontolku.

    “Aahh enak Yan” desahku

    “Enak nggak Kak kontol sebesar ini masuk dimemekku nanti?” tanyanya.

    Aku tersenyum sambil mengangguk.

    “Jilati Yan” pintaku.

    Lalu Diana menunduk untuk mencium Kontolku yang super menurutnya.

    “Aahh enak, enak Yan jilati terus Yan aahh!!” rintihku.

    Lalu Diana memasukkan kontolku ke dalam mulutnya, dan mengulum kontolku. Tampak Diana kesusahan mengulum kontolku yang besar didalam mulutnya. Setelah beberapa saat aku menarik Diana keatas dan membaringkannya secara telentang. Diana mengerti dan segera membuka pahanya lebar lebar. Aku segera mengarahkan kontolku dan menyentuh lobang memeknya yang semakin banjir oleh cairannya.

    “Lambat-lambat Kak, aku belum pernah dimasuki kontol sebesar itu” pintanya.

    Aku tersenyum memandangnya sambil mengangguk.

    “Aaww… Kak, sakit Kak aahh!!”

    Aku menghentikan dorongan pantatku dan mendiamkannya sejenak. Setelah Diana tenang kembali aku mendorong laju kontolku ke dalam memeknya.

    “Aaww Kak enak!! Terus Kak enak, kontol kakak enak Kak, aawwuuhh enak kontol kakak besar enak,” erangnya dengan liar.

    Mendengar itu aku tambah bersemangat untuk memompa kontolku didalam memeknya. Kemudian aku memeluknya sambil berbisik ditelinganya,

    “Enak nggak kontol kakak?”

    “Oohh enak sekali Kak, kontol kakak enak sekali, besar panjang sampai sesak memek diana” racaunya dengan Vulgar.


    Mendengar itu aku terpancing untuk melayani racau Vulgarnya.

    “Enak mana kontol kakak dengan kontol suamimu?” tanyaku.

    “Lebih enak kontol kakak, kontol kakak tiada duanya oohh!! Aahh” rintihnya.

    “Memek kamu juga enak, legit juga sempit sepeti perawan” kataku.

    Mendengar itu Diana lalu bertanya,

    “Enakan mana memek Diana dengan memek Mbak Sinta aaww!! Oohh!!”

    “Sama sama enak, tapi lebih enak punya Diana karena masih sempit,” jawabku sambil terus memompa kontolku.

    Tak lama kemudian aku merasa akan segera meledak begitu juga dengan Diana.

    “Aahh aku mau keluar Yan”

    “Diana juga Kak”

    “Kita keluarkan sama sama Yan, aahh!! Oohh keluarkan dimana Yan?”

    “Keluarkan didalam saja Kak aahh,” jerit panjang Diana, lalu akupun menyusul.


    “Aahh!!” jeritku sambil memeluk erat Diana.

    Kemudian kami berdua terkulai lemas setelah pertempuran panjang itu. Aku mencium kening Diana lalu mengecup bibirnya.

    “Terima kasih Yan”

    “Sama-sama Kak”

    Lalu aku segera turun dari ranjang dan berpakaian karena tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Sebelum pulang aku kembali menghampiri Diana yang masih tergolek lemas di ranjang dan melumat bibirnya, sambil berjanji untuk mengulanginya.

    Setelah dirumah ternyata istri dan anak-anak telah tidur.

    Dan pada saat suami Diana tak ada di rumah kamipun kembali melakukannya, baik di rumahnya maupun di hotel, sampai suami Diana berhenti dari pekerjaanya, karena Diana telah melahirkan bayi dan harus merawat bayinya.

    Sampai saat ini saya dan Diana masih tidak dapat memperhitungkan sebenarnya bayi yang dilahirkannya itu merupakan benih dari siapa, apakah benih dariku atau suaminya, karena kalau dilihat secara teliti wajah sang bayi sangat mirip suaminya tetapi badan si bayi sangat mirip denganku. Namun demikian masalah ini sampai sekarang tidak pernah dipermasalahkan oleh suami Diana sehingga perselingkuhanku dengan Diana tidak pernah terbongkar dan kami dua keluarga tetap bersahabat dan tetap akrab.

  • Video Bokep Eropa menghisap kontol pacarnya saat latihan

    Video Bokep Eropa menghisap kontol pacarnya saat latihan


    1691 views

  • Kisah Memek Menyetubuhi Anak Ibu Kost Yang Masih Perawan

    Kisah Memek Menyetubuhi Anak Ibu Kost Yang Masih Perawan


    2285 views

    Cerita ini bermula saat saya mendapatkan tempat kossan yang baru. Dari kemarin-kemarin saya muter-muter di daerah sampangan , dan pada akhirnya saya dapet juga tuh tempat kossan yang buat saya tempatin. Dengan tempa yang masuk ke dalam-dalam perkampungan dan ada satu satu hal , yang buat tertarik saya untuk tinggal di kossan itu.

    Karena di tempat kos sinilah, ada anak dari ibu kos yang cantiknya bukan maen.

    Gadis itu bernama Lia, dia merupakan mahasiswi dari kampus UNTAG. Saat saya melihat dia,

    seketika kontol saya begitu ngaceng dan tegang karena Lia sangat cantik dan seksi. Sebelumnya saya bertanya untuk mencari kossan , saat itulah yang menyapa dan menjawab si Lia dan berkata:

    “Iya , masih ada satu kamar kok Kak”.

    Dengan jawaban seperti itu , saya langsung tak pikir lama-lama dengan suara yang lembut dan halus menjadikan kontol saya semakin bersemi. Dengan pemilik Ibu kos yang juga begitu ramah juga, tapi kadang –kadang Ibu kos yang dengan profesi berdagang di Solo juga jarang untuk pulang ke rumah nya.

    Lia juga mengatakan kalo Bapak dan Ibu juga jarang di rumah.Dan pada akhirnya di kemudian hari, saya langsung untuk mengambil kamar kossan yang kebetulan bersebelahan dengan pemilk rumahnya. Dengan tepat kos yang lumayan terpencil dan jauh saya dari teme-temenm gak jadi masalah lah buat saya. Yang penting saya bisa dapetin hati Si Lia anak dari pemilik yang punya kossan.

    Dan kemudian saya sudah siap untuk menempati kamar kossan yang baru. Saat saya duduk kan di luar, saya melihat Lia sedang telpon-telponan ntah dari siapa dengan duduk di teras rumahnya.

    “ wow. . .kesempatan buat saya nih. . ?”ucap saya.

    Begitu nungguin Lia telpon-telponan, langsung saya samperin dia. Situs Poker Online

    “ Hay…lagi ngapaian nih. .?”ucap saya.

    Dengan sambil tersenyum.

    “ Iya ,Kak sedang santaian aja kok Kak..”ucap Lia.

    Dengan membalas dengan senyum simpul.

    “Sedang telponan sama si pacar ya. . ?”ujar saya.

    “ Pacar Kak .. . ?”jawab Lia.

    Terasa hati ini remuk medengar ucapan Si Lia. Ternyata Lia sudah punya pacar. Ampun deh. . . !!

    Tapi pembicaraan masih tetap berjalan , walau Lia sudah punya gebetan. Saya berkeinginan untuk akrab dengan Lia, ya….sapa taukalo Lia bosen atau Bete dengan pacarnya. Sapa tau. . . . . .?

    Saya perhatikan dengan wajah cantik nya Si Lia,

    Sumpaaaah. . . .!!!! bener-bener mirip wajah Indo. Dengan kulit yang eksotik dan dengan paras yang beda dari lingkungannya.

    “Kok . , Liatin Lia seperti itu sih Kak. . .?”tanya Lia

    Saya yang bengong kemudian tersadar.

    “ Eh ,iya. .ternyata Lia ada tai lalat nya juga ya. . ?”jawab saya.

    “ Kalau orang punya ciri-ciri seperti itu, orang nya sering beruntung lho. . .?” ucap saya.

    “ Lha memangnya ada apa ikh Kak?” Tanya Lia

    “ Ya iyalah beruntung. . .! untung aja tai lalat, kalo tai kambing gimana jal. . .?” dengan bercanda.

    Lia seketika langsung tertawa. Manis banget senyumnya ngeliat dia tertawa. Pada akhirnya pada malam itu saya berhasil ngobrol begitu laama dan tertawa bersama Lia. Bahkan setelah cerita tentang tai lalat itu, Lia bahkan nunjukin kalau dia punya tanda lahir di pundaknya.

    “Mana mungkin itu tanda lahir .. !

    kayaknya tatto deh!” dengan menuduh.

    “Beneran kok Kak ini tanda lahir!” balasnya.

    “Gak percaya ah. . .!

    Pasti kamu orangnya suka tato kan. . !

    Harus dicek nih!” tuduh saya.

    Dia malah tertawa ngekek. Saya begitu senang.. Dan paginya, saya sempetin dulu joging pagi.

    Dengan lari di tempat dan push up ringan sudah jadi rutinitas pagi buat saya. Punya badan tegap dan berotot memang inilah saya.


    Walaaah. . .. tiba-tiba saya denger suara cebar-cebur dari kamar mandi. Saya usut dari mana asal suara tersebut, ternyata persis bersebelahan dengan dinding disebelah kamar yang saya tempati.

    Ternyata disebelahnya kamar mandi tho. . . !

    Saya coba mendengar suara gemercik air tersebut. Ternyata suara kemudian adalah suara nyanyian seorang gadis.

    Tidak salah lagi, itu suara Lia!

    Saya begitu seksama dan menikmati suara nyanyiannya. Merdu dan apik banget.. !

    Akhirnya timbul pikiran kotor saya. Dengan dinding tembok yang sebenarnya tidak terlalu tinggi itu bisa saya panjat!

    Akhirnya dengan cepat, otak saya berfikir mesum.

    Bagaimana caranya untuk memanjat dinding yang tingginya seperti ini. Setelah yakin orang tua Lia sudah berangkat pergi berdagang dan Lia pasti sendirian di rumah, saya nekat untuk ngintipin Lia mandi.

    Dengan panjatan kursi, akhirnya saya bisa mencapai ujung tembok paling atas. Pelan-pelan saya angkat kepala untuk melihat pemandangan di dalam kamar mandi.

    Dan memang benar. . !

    Lia sedang mandi sambil bernyanyi. Lia dengan wajah Indo itu ternyata punya tubuh yang sangat seksi. Dari ujung rambut hingga ujung kakinya dapat saya liat secara jelas.

    Dengan tetek yang montok bergelantungan. Kulitnya putihnya yang sebagian tertutup dengan busa-busa sabun. Hingga rambut-rambut halus yang tumbuh didaerah memeknya dapat terlihat sanagat jelas. Tanpa sadar sudah membuat batang kontol saya langsung mengeras.

    Lia masih asyik menggosok-gosok bagian tubuhnya dengan sabun.

    Yang membuat saya tak tahan dengaan kondisi tangannya yang meremas teteknya sendiri. Terpaan busa sabun dari teteknya yang putih licin oleh sabun membuat saya serasa mau horny. Kemudian ,

    Lia membilas sabunnya dengan mengguyurkan air.

    Kulitnya makin terlihat putih bercahaya dan pada berikutnya bagian selangkangannya yang dicuci dengan air. Diluar dugaan saya, ternyata Lia menjamaahi dan mengelus-elus bagian memeknya. Saya berfikir Lia melakukan pembersihan di daerah memeknya.

    Ternyata, Lia begitu nikmat dengan mengelus-elus daerah yang berbulu tersebut. Saya liat matanya sudah merem-merem keenakan.


    “Ohh Yessss. . .. Lia sedang masturbasi. . .!”

    Baru kali ini saya melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri ada seorang cewek yang masturbasi. Secara jelas saya menonton Lia yang tengah keasyikan memainkan jarinya di bibir memeknya. Secara tak sadar saya jadi lupa diri kalau sebenarnya posisi saya sangat terlihat. Bisa bahaya kalau sampai ketahuan oleh Lia.

    Malu deh jadinya kalo ketahuan , lagi satu hari ngekos ditempat orang sudah berlaku mesum seperti ini. Ternyata dingklik yang menjadi pijakan saya untuk mengganjal kursi tak sanggup lagi menahan pijakan saya. Akhirnya dingklik tersebut meleset.

    Dan Lia jadi kaget dan menghentikan adegan masturbasinya.

    “Mampuss deh.. kalo Lia sampai tau!” batin dengan rasa cemas.

    Saya langsung menghentikan tontonan sebentar. Saya segera turun dari dinding yang saya panjat buru- buru. Ternyata Lia menyadari dirinya diintip. Lia segera mengenakan handuk dan pakainnya lalu buru-buru keluar kamar mandi.

    Saya segera menuju pintu kamar mandi untuk menghalangi dan menenangkan Lia, kalau-kalau Lia bisa berteriak. Bisa mateng saya kalau dia nanti akan mengadu ke Bapak Ibunya setelah pulang dari berdagangnya. Saya yang buru-buru melintasi pintu kamar mandi langsung bertumbukan dengan Lia yang baru saja keluar kamar mandi.

    Kemudian handuk Lia langsung lepas, dan Lia terjatuh.

    “Sorii..Sorii. .. “

    Dengan kata kata itu yang bisa terucap dari mulut saya sambil membantu Lia untuk berdiri. Saya langsung mengambil handuknya. Dan nampaknya Lia kelabakan ketika handuknya hampir saja copot. Lia tidak memakai apa-apa kecuali handuk yang membuat teteknya menyembul kelihatan.

    “Kakak, barusa ngintipin Lia yah?” tanya Lia

    Dengan menundukkan kepalanya, Lia menunduk mungkin karena dia malu. Karena baru saja dia melakukan masturbasi. Saya jadi ngerasa berdosa.

    “Kakak minta maaf ya.. Kakak menyesal banget”


    saya ucapin itu dengan nada memelas. Lia cuma mengangguk tapi masih menunduk. Tangannya masih memegang handuknya erat-erat. Tak lama setelah itu dia berjalan pelan kedalam rumahnya sambil menahan malu. Matanya berkaca-kaca. Saya jadi tambah merasa bersalah.

    “Blum ada lho yang ngeliat Lia begituan. . ?”

    “ Kok kakak berani sih?” suaranya lirih.

    Akhirnya saya anterin Lia ke kamarnya. Saya bimbing dia menuju kamarnya. Dibenak saya semuanya campur aduk. Perasaan bersalah udah membuat dia ketakutan. Mungkin saja bagi cewek hal seperti itu bisa membuatnya trauma.

    Setelah sampai dikamar Lia, saya malah memeluknya. Terlintas dipikiran saya, kalau cewek sedang sedih begitu cara untuk menenangkannya hanyalah dengan di peluk ,menurut teori saya yang pernah saya lakukan .

    “Lia . . .. ,Kakak minta maaf ya . . ”

    saya bisikin itu ke telinganya. Sekali lagi Lia mengangguk. Dari pelukan, saya beralih mendekap Lia.

    Saya langsung saja cium pipinya kemudian bibirnya. Kemudian dengan naluri saya, tangan saya juga ikut memainkan perannya meremas dada Lia dari luar handuknya.

    “Kakak! Sedang ngapaain nih. . .!” ucap Lia kaget.

    Dalam teori saya, kepalang becek , basah aja sekalian!

    Tanggung ketahuan ngintipin Lia mandi, kenapa gak saya tidurin aja sekalian?

    Mumpung ada kesempatan !!

    Saya kemudian men dorong Lia ke tempat tidurnya. Pintu kamarnya segera saya kunci. Dan kemudian handuknya dengan mudah saya lepas. Bibir Lia saya lumat dan beradu dengan lidah. Tangan saya menjamah teteknya yang semok. Lia sedikit berontak dan kakinya berulah gak karuan.

    “Kakaaaakk..” Lia berteriak.

    Saya mulai cemas. Nanti kalau ada warga yang dengar gimana?

    Saya bisa dihajar masa. Akhirnya saya menghentikan aksi birahi saya. Saya mutusin untuk membujuk Lia pelan-pelan. Sambil mengelus-elus pundaknya dan membelai rambutnya saya ngomong pelan-pelan.


    “ Lia, tenang aja yaa.. kakak gak bermaksud ngapa-ngapain Lia”.

    “Kakak gak mungkin menyakiti Lia karena kakak sayang banget sama Lia..”.ucap saya.

    Lalu saya cium leher Lia, tangan saya mulai lagi main-main mengelus teteknya, meremas dan mengelus kemudian turun ke daerah memeknya.

    “Kakak, Lia mohon jangan ya kak. .” Lia memelas ketakutan.

    “Lia pokoknya santai aja yaa.. Kakak gak akan nyakitin Lia. Kakak Sayang sama Lia.”

    Tangannya terus mendorong-dorong saya. Lia sangat ketakutan setengah mati. Saya terus memberikan rangsangan dengan terus menciumi leher Lia. Kemudian turun dan menjilati puting teteknya yang merona.

    Dan tangan kanan saya mengelus-elus daerah memeknya. Jari tengah mulai saya masukkan ke selakangan memeknya. Saya terus mainkan itu pelan-pelan.

    “Kakak.. Lia mohon, Lia belom pernah begituan kak.. . .”

    “ Lia takut.. . . .” Lia masih memelas.

    Tangannya terus menahana tangan kanan saya yang menjamah didaerah bibir memeknya. Saya cuma jawab permohonan Lia dengan ciuman dan kuluman dibibirnya. Saya terus lumat bibir Lia dan bibir memeknya dilumat jari tengah saya. Perlahan saya masukan jari tengah saya dengan pelan-pelan.

    Terasa daerah memeknya Lia sudah basah. Mengetahui daerah memeknya nya sudah basah dan licin, saya jadi yakin kalau sebenarnya Lia juga pingin menikmati permainan saya. Kayaknya Lia juga sudah tidak menunjukkan perlawanan yang kuat.

    “Lia. . . “.

    “Kakak masukin jari kakak pelan-pelan ya.”

    “ Kagak sakit kok..”

    “ Lia tenang aja yaa..”

    Belum lagi Lia memberikan persetujuannya, jari tengah saya terus saja masuk ke memeknya.

    Akhirnya jawaban Lia Cuma erangan dan desahan. Saya terus mainkan dengan memasukkan jari tengah saya kedalam memeknya sedikit demi sedikit.

    Akhirnya bisa masuk jari saya!

    “Kakak.. Lia takut kak..” Lia terus ngomong.

    Tapi kakinya malah membuka lebar dan sesekali nafasnya agak berat. Saya yakin Lia sebenarnya mungkin saja sering bermasturbasi.


    Cewek-cewek seperti Lia mungkin saja cewek hyperseks yang sering memuaskan dirinya dengan masturbasi sendiri.

    Seperti yang saya liat barusan di kamar mandi. Saya makin sibuk dengan tangan kiri saya membelai rambutnya, mulut saya sesekali mengisap dan menjilati putingnya, dan tangan kanan saya memasukkan jari kedalam liang memek Lia yang makin banjir dengan cairan dan licin.

    Akhirnya saya gak tahan lagi. Dengan sekejap segera saya lepaskan semua pakaian saya hingga kami berdua sudah benar-benar telanjang bulat. Segera saya tindih tubuh Lia yang tergeletak.

    “Lia, kita coba masukin yuk.. !!”

    “Tahan sedikit ya.. “

    “Mungkin sedikit nyeri.”

    Lia dengan lugunya mengangguk.

    Tampaknya Lia sudah diliputi gejolak birahi yang gak bisa di kontrol. Saya makin birahi dan bersemangat. Perlahan saya sempret-sempretkan kontol saya yang udah tegang dari tadi ke bibir memeknya Lia. Lia yang makin terangsang gak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.

    Jiwa raganya sudah diliputi hasrat seks. Setelah kontol saya licin dengan cairan Lia, perlahan saya tancapkan kontol saya ke dalam liang memek Lia. Walaupun pekerjaan saya halus dan pelan, tetap saja Lia merintih kesakitan. Sekarang kontol saya tercampur dengan cairan licin dari Lia dan darah virginnya. Kemudian Lia menangis, Namun bibirnya terus mengeluarkan suara

    “Arrhhh.. ahhhh.. kakak..”

    Saya gak mau ambil pusing. Saya sibuk dengan mengobrak abrik memek Lia yang sangat sempit agar batang kontol saya bisa masuk lebih dalam lagi. Dibantu dengan cairan pelicin Lia yang sudah banjir, kontol saya bisa masuk semuanya.

    Saya terus menggenjot dengan maju mundur batang kontol saya. Sesekali saya cium dan jilatin leher Lia hingga ke teteknya. Kemudian putting nya saya emut dan sedot sekuat-kuatnya. Akhirnya saya meliat tanda-tanda Lia akan birahi kembali. Segera saya atur dengan kecepatan goyangan saya.

    Saya pun pengen keluar dan klimaks. Akhirnya Lia lebih dahulu mencapai klimaks dan berteriak


    “Kakakk…. . ”

    Berurutan setelah itu saya juga keluar menyemprotkan cairan pejuh saya didalam memeknya.

    “Aaaaahhh.. Ahhhh.. Lia..”

    Saya ngecrooot. .. . . . .

    “Croooott. . . . .Jrooot……Criiiit. . .. “

    Beberapa kali semburan dengan menekan kontol saya sedalam-dalamnya kedalam liang memeknya. Lia pun menjepitkan pahanya. Akhirnya untuk beberapa saat kita menikmati dan merasakan nikmatnya bagaimana orgasme yang sebenarnya. Beberapa saat setelah itu terasa kedut- kedut dan denyutan dari memeknya.

    Kontol saya yang masih menancap dan belum saya cabut. Batang kontol saya itu saya biarin sampai lemas didalam memeknya Lia. Saya terus perhatikan wajah menawan Lia yang lemas sayu setelah saya renggut bunga keperawanannya.

    Sesaat saya jadi tak tega dan kasihan telah melakukan ini semua kepada Lia. Kembali saya elus-elus dan benerin rambutnya yang berantakan. Saya tatap matanya dalam-dalam sambil berkata pelan

    “Lia, maukah kamu jadi pacar kakak?” Lia hanya diam.

    Saya tau dia udah punya pacar. Tapi saya sama sekali gak tau apa yang mau saya katakan selain itu kepada Lia.

    Saya pasang kembali celana dan keluar dari kamar Lia. Lia masih terdiam lemas dan sayu diranjangnya dan belum memakai pakaiannya. Saya udah siap dengan segala resiko dari perbuatan saya barusan. Setelah itu saya langsung berkemas di dalam kamar kos saya.

    “Mungkin setelah ini Lia akan mengadukan semua itu ke orang tuanya dan saya bakal di pidana kan” pikir saya.

    Siang harinya, saya sudah selesai beres-beres barang-barang. Saya pengen cabut duluan sebelum saya di usir sama orang tuanya Lia. Atau mungkin saja hal yang lebih buruk bakal terjadi ke saya.

    Ternyata pintu kamar kos saya diketuk.

    Setelah saya buka ternyata Lia. Saya persilahkan Lia masuk. Lia pun masuk kedalam kamar saya. Lia melihat saya sudah berkemas dengan barang-barang siap-siap mau kabur.

    “Kakak mau kemana?” tanya Lia. Saya cuma diam.


    “Kakak gak boleh pergi!”

    Lia takut.. !

    “Gimana coba kalau Lia sampai hamil?”

    “Kakak harus bertanggungjawab untuk semua ini!” kata Lia lirih.

    “Baiklah kakak tak akan pergi. Kakak akan tanggungjawab kalau terjadi apa-apa”.

    “Tapi kakak mohon jangan mengadu sama orang tua Lia ya..”permintaan saya.

    Lia hanya mengangguk, dan dengan matanya masih sembab karena menangis.

    Saya jadi kasihan, akhirnya Lia saya peluk lagi. Seminggu setelah itu, saya dan Lia Cuma diam-diam dan tak ada tegur sapa. Tapi akhirnya saya mencoba beranikan diri lagi untuk menegurnya dan mengajaknya bercanda lagi.

    Akhirnya, saya bisa ngajakin Lia untuk berhubungan badan lagi. Ya. . .Kadang dikamar kos saya, kadang dikamar dia. Bahkan dia sempat tidur di kamar saya, padahal orang tuanya ada dirumah. Ternyata Lia selalu diliputi sex gairah.

    Permainan birahi ini kami semakin hari semakin variasi. Dalam waktu tak kurang dari seminggu, Lia sudah berani menelan habis sperma yang saya semburin didalam mulutnya.

    Permainan seks lagi dan lagi.. kami berdua sama-sama diliputi gairah birahi yang liar. Walaupun status hubungan saya belum jelas hingga saat ini, saya tetap menjalani ini sama Lia. Dan Lia masih berhubungan dengan pacarnya.


    Tapi kalo soal ranjang Lia lari ke saya dan hampir setiap malam Lia mampir ke kamar saya buat adegan gituan. . .

    itung-itung pengahantar tidur malamnya. Kadang setelah gituan dia balik ke kamarnya, kadang tidur di kamar saya. Sejak saat itulah, Lia ternyata diam-diam juga main sama pacarnya. Saya pernah nanya ke Lia, apa dia pernah melakukan hubungan badan dengan cowoknya? Awalnya Lia bilang belum.

    Tapi setelah saya selidiki sms dari cowoknya, ternyata mereka juga udah ngelakuin hal begituan.

    Setelah perawannya saya renggut, Lia malah jadi hyperseks dan binal yang pengen ngelakuin hal itu terus.

    Pada saat itu, pembicaraan saya sama Lia sampai ke sesuatu yang bahkan gak saya duga. Lia berkata sedandainya kalau dia membayangkan di setubuhi dengan dua orang, yaitu saya dan pacarnya.



    Hehehee… Tak habis pikir saya membayangkannya. . . ., mengapa cewek yang dulu nya pemalu dan cupu ini bisa jadi binal seperti ini ya?? Sekian.

  • Mizuki Ogawa menghisap kontol kecil dan menelas semua spermanya

    Mizuki Ogawa menghisap kontol kecil dan menelas semua spermanya


    1711 views

  • Kisah Memek Merasakan Tebalnya Kemaluan Gadis Medan

    Kisah Memek Merasakan Tebalnya Kemaluan Gadis Medan


    2582 views

    Duniabola99.com – Kisah ini terjadi ketika aku mash berumur delapanbelas tahun, murid kelas dua sekolah teknik setingkat SMU di sebuah kota kabupaten di Sumatera.


    Namaku Didit. Aku lahir di satu keluarga pegawai perkebunan yang memiliki lima orang anak yang semua laki-laki. Yang tertua adalah aku. Dan ini menjadi akar masalah pada kehidupan remajaku. Jarang bergaul dengan perempuan selain ibuku, akupun jadicanggung kalau berdekatan dengan perempuan. Maklumlah di sekolahku umumnya juga cowok semua, jarang perempuan.

    Selain itu aku merasa rendahdiri dengan penampilan diriku di hadapan perempuan.Aku tinggi kurus dan hitam, jauh dari ciri-ciri pemuda ganteng. Wajahku jelek dengan tulang rahang bersegi. Karena tampangku yang mirip keling, teman-temanku memanggil aku Pele, karena aku suka main sepakbola.

    Tapi sekalipun aku jelek dan hitam, otakku cukup encer. Pelajaran ilmu pasti dan fisika tidak terlalu sulit bagiku. Dan juga aku jagoan di lapangan sepakbola. Posisiku adalah kiri luar. Jika bola sudah tiba di kakiku penonton akan bersorak-sorai karena itu berartibola sudah sukar direbut dan tak akan ada yang berani nekad main keras karena kalau sampai beradu tulang kering, biasanya merekalah yang jatuh meringkuk kesakitan sementara aku tidak merasa apa-apa. Dan kalau sudah demikian lawan akan menarik kekuatan ke sekitar kotak penalti membuat pertahanan berlapis, agar gawang mereka jangan sampai bobol oleh tembakanku atau umpan yang kusodorkan. Hanya itulah yang bisa kubanggakan, tak ada yang lain.

    Tampang jelek muka bersegi, tinggi kurus dan hitam ini sangat mengganggu aku, karena aku sebenarnya ingin sekali punya pacar. Bukan pacar sembarang pacar, tetapi pacar yanf cantik dan seksi, yang mau diremas-remas, dicipoki dan dipeluk-peluk, bahkan kalau bisa lebih jauh lagi dari itu. Dan ini masalahnya. Kotaku itu adalah kota yang masih kolot, apalagi di lingkungan tempat aku tinggal. Pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang sedikit mencolok menjadi sorotan tajam masyarakat. Dan jadi bahan gunjingan ibu-ibu antar tetangga.

    Oh ya mungkin ada yang bertanya mengapa kok soal punya pacar atau tidak punya pacar saja begitu penting. Ya itulah. Rahasianya aku ini punya nafsu syahwat besar sekali. Entahlah, barangkali aku ini seorang *********. Melihat ayam atau ****** main saja, aku bisa tegang. Setiap pagi penisku keras seperti kayu sehingga harus dikocok sampai muncrat dulu baru berkurang kerasnya. Dan kalau muncrat bukan mainbanyaknya yang keluar. Mungkin karena ukuranku yang lebih panjang dari ukuran rata-rata. Dan saban melihat perempuan cantik syahwatku naik ke kepala. Apalagi kalau kelihatan paha. Aku bisa tak mampu berpikir apa-apa lagi kalau gadis dan perempuan cantik itu lewat di depanku. Senjataku langsung tegang kalau melihat dia berjalan berlenggak-lenggok dengan panggul yang berayun ke kiri dan ke kanan. Ngaceng abis kayak siap berlaga.


    Dia? Ya dia. Maksudku Lala dan ….. Tante Ratih.

    Lala adalah murid salahsatu SMU di kotaku. Kecantikannya jadi buah bibir para cowok lanang seantero kota. Dia tinggal dalam jarak beberapa rumah dari rumahku, jadi tetanggaku juga. Aku sebenarnya ingin sekali seandainya Lala jadi pacarku, tapi mana bisa. Cowok-cowok keren termasuk anak-anak penggede pada ngantri ngapelin dia, mencoba menjadikannya pacar. Hampir semua bawa mobil, kadang mobil dinas bapaknya, mana mampu aku bersaing dengan mereka.

    Terkadang kami berpapasan kalau ada kegiatan RK atau kendurian, tetapi aku tak berani menyapa, dia juga tampaknya tidak tertarik hendak berteguran dengan aku yang muka saja bersegi dan hitam pula. Ya pantaslah, karena cantik dan dikejar-kejar banyak pemuda, bahkan orang berumur juga, dia jadi sombong, mentang-mentang. Atau barangkali itu hanya alasanku saja. Yang benar adalah, aku memang takut sama perempuan cantik. Berdekatan dengan mereka aku gugup, mulutku terkatup gagu dan nafasku sesak.

    Dan ada satu lagi perempuan yang juga membuat aku gelisah jika berada di dekatnya. Tante Ratih. Tante Ratih tinggal persis di sebelah rumahku. Suaminya pemasok yang mendatangkan beberapa bahan kebutuhan perkebunan kelapa sawit. Karena itu dia sering bepergian. Kadang ke Jakarta,

    Medan dan ke Singapura. Belum lama mereka menjadi tetangga kami. Entahlah orang dari daerah mana suaminya ini. Tapi aku tahu Tante Ratih dari Bandung, dan dia ini wuahh mak … sungguh-sungguh audzubile cantiknya. Wajah cakep. Putih. Bodinya juga bagus, dengan panggul berisi, paha kokoh,meqi tebal dan pinggang ramping. Payudaranya juga indah kenceng serasi dengan bentuk badannya. Pernah di acara pentas terbuka di kampungku kala tujuhbelas agustusan dia menyumbangkan peragaan tari jaipongan. Wah aku betul-betul terpesona.

    Dan Tante Ratih ini teman ibuku. Walau umur mereka berselisih barangkali 15 tahun, tapi mereka itu cocok satu sama lain. Kalau bergunjing bisa berjam-jam, maklum saja dia tidak punya anak dan seperti ibuku tidak bekerja, hanya ibu rumahtangga saja. Terkadang ibuku datang ke rumahnya, terkadang dia datang ke rumahku.

    Dan satu kebiasaan yang kulihat pada Tante Ratih ini, dia suka duduk di sofa dengan menaikkan sebelah atau kedua kakinya di lengan sofa. Satu kali aku baru pulang dari latihan sepakbola, saat membuka pintu kudapati Tante Ratih lagi bergunjing dengan ibuku. Rupanya dia tidak mengira aku akan masuk, dan cepat-cepat menurunkan sebelah kakinya dari sandaran lengan sofa, tapi aku sudah sempat melihat celahkangkangan kedua pahanya yang putih padat dan celana dalam merah jambu yang membalut ketat meqinya yang bagus cembung. Aku mereguk ludah, kontolku kontak berdiri.

    Tanpa bicara apapun aku terus ke belakang. Dan sejak itu pemandangan sekilas itu selalu menjadi obsesiku. Setiap melihat Tante Ratih, aku ingat kangkangan paha dan meqi tebal dalam pagutan ketat celana dalamnya.

    Oh ya mengenai Tante Ratih yang tak punya anak. Saya mendengar ini terkadang jadi keluh-kesahnya pada ibuku. Aku tak tahu benar mengapa dia dan suaminya tak punya anak, dan entah apa yang dikatakan ibuku mengenai hal itu untuk menghibur dia.


    Apalagi? Oh ya, ini yang paling penting yang menjadi asal-muasal cerita. Kalau bukan karena ini barangkali takkan ada cerita hehehhehe …. Tante Ratih ini, dia takut sekali sama setan, tapi anehnya suka nonton film setan di televisi hehehe …. Terkadang dia nonton di rumah kami kalau suaminya lagi ke kota lain untuk urusan bisnesnya. Pulangnya dia takut, lalu ibuku menyuruh aku mengantarnya sampai ke pintu rumahnya.

    Dan inilah permulaan cerita.

    Pada suatu hari tetangga sebelah kanan rumah Tante Ratih dan suaminya meninggal. Perempuan tua ini pernah bertengkar dengan Tante Ratih karena urusan sepele. Kalau tidak salah karena soal ayam masuk rumah. Sampai si perempuan meninggal karena penyakit bengek, mereka tidak berteguran.

    Tetangga itu sudah tiga hari dikubur tak jauh di belakang rumahnya, sewaktu suami Tante Ratih, Om Hendra berangkat ke Singapur untuk urusan bisnes pasokannya. Sepanjang hari setelah suaminya berangkat Tante Ratih uring-uringan sama ibuku di rumahku. Dia takut sekali karena sewaktu masih hidup tetangga itu mengatakan kepada banyak orang bahwa sampai di kuburpun dia tidak akan pernah berbaikan dengan Tante Ratih.

    Lanjutannya ketika aku pulang dari latihan sepakbola, ibu memanggilku. Katanya Tante Ratih takut tidur sendirian di rumahnya karena suaminya lagi pergi. Dan pembantunya sudah dua minggu dia berhentikan karena kedapatan mencuri. Sebab itu dia menyuruhku tidur di ruang tamu di sofa Tante Ratih. Mula-mula aku keberatan dan bertanya mengapa bukan salah seorang dari adik-adikku.

    Kukatakan aku mesti sekolah besok pagi. Yang sebenarnya seperti sudah saya katakan sebelumnya,saya selalu gugup dan tidak tenteram kalau berdekatan dengan Tante Ratih (tapi tentu saja ini tak kukatakan pada ibuku). Kata ibuku adik-adikku yang masih kecil tidak akan membantu membuat Tante Ratih tenteram, lagi pula adik-adikku itupun takut jangan-jangan didatangi arwah tetangga yang sudah mati itu hehehehe.

    Lalu malamnya aku pergi ke rumah Tante Ratih lewat pintu belakang. Tante Ratihtampaknya gembira aku datang. Dia mengenakan daster tipis yang membalut ketat badannya yang sintal padat.

    “Mari makan malam Dit”, ajaknya membuka tudung makanan yang sudah terhidang di meja.

    “Saya sudah makan, Tante,” kataku, tapi Tante Ratih memaksa sehingga akupun makan juga.

    “Didit, kamu kok pendiam sekali? Berlainan betul dengan adik-adik dan ibumu”, kata Tante Ratih selagi dia menyendok nasi ke piring.

    Aku sulit mencari jawaban karena sebenarnya aku tidak pendiam. Aku tak banyak bicara hanya kalau dekat Tante Ratih saja, atau Lala atau perempuan cantik lainnya. Karena gugup.

    “Tapi Tante suka orang pendiam”, sambungnya.

    Kami makan tanpa banyak bicara, habis itu kami nonton televisi acara panggung musik pop. Kulihat Tante Ratih berlaku hati-hati agar jangan sampai secara tak sadar menaikkan kakinya ke sofa atau ke lengan sofa. Selesai acara musik kami lanjutkan mengikuti warta berita lalu filem yang sama sekali tidak menarik.


    Karena itu Tante Ratih mematikan televisi dan mengajak aku berbincang menanyakan sekolahku, kegiatanku sehari-hari dan apakah aku sudah punya pacar atau belum. Aku menjawab singkat-singkat saja seperti orang blo’on. Kelihatannya dia memang ingin mengajak aku terus bercakap-cakap karena takut pergi tidur sendirian ke kamarnya. Namun karena melihat aku menguap, Tante Ratih pergi ke kamar dan kembali membawa bantal, selimut dan sarung. Di rumah aku biasanya memang tidur hanya memakai sarung karena penisku sering tidak mau kompromi. Tertahan celana dalam saja bisa menyebabkan aku merasa tidak enak bahkan kesakitan.

    Tante Ratih sudah masuk ke kamarnya dan aku baru menanggalkan baju sehingga hanya tinggal singlet dan meloloskan celana blujins dan celana dalamku menggantinya dengan sarung ketika hujan disertai angin kencang terdengar di luar. Aku membaringkan diri di sofa dan menutupi diri dengan selimut wol tebal itu ketika suara angin dan hujan ditingkah gemuruh guntur dan petir sabung menyabung. Angin juga semakin kencang dan hujan makin deras sehingga rumah itu seperti bergoyang. Dan tiba-tiba listrik mati sehingga semua gelap gulita.

    Kudengar suara Tante memanggil di pintu kamarnya.

    “Ya, Tante?”

    “Tolong temani Tante mencari senter”.

    “Dimana Tante?”, aku mendekat meraba-raba dalam gelap ke arah dia.

    “Barangkali di laci di dapur. Tante mau ke sana.” Tante baru saja menghabiskan kalimatnya saat tanganku menyentuh tubuhnya yang empuk. Ternyata persis dadanya. Cepat kutarik tanganku.

    “Saya kira kita tidak memerlukan senter Tante. Bukankah kita sudah mau tidur? Saya sudah mengantuk sekali.”

    “Tante takut tidur dalam gelap Dit”.

    “Gimana kalau saya temani Tante supaya tidak takut?”, aku sendiri terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulutku, mungkin karena sudah mengantuk sangat. Tante Ratih diam beberapa saat.

    “Di kamar tidur Tante?”, tanyanya.

    “Ya saya tidur di bawah”, kataku. “di karpet di lantai.” Seluruh lantai rumahnya memang ditutupi karpet tebal.

    “Di tempat tidur Tante saja sekalian asal ….. “

    Aku terkesiap. “A … asal apa Tante?”

    “Asal kamu jangan bilang sama teman-temanmu, Tante bisa dapat malu besar. Dan juga jangan sekali-kali bilang sama ibumu”.


    “Ah buat apa itu saya bilang-bilang? Tidak akan, Tante”. Dalam hati aku melonjak-lonjak kegirangan. Tak kusangka aku bakalan dapat durian runtuh, berkesempatan tidur di samping Tante

    Ratih yang cantik banget. Siapa tahu aku nanti bisa nyenggol-nyenggol dia sedikit-sedikit.

    Meraba-raba seperti orang buta menjaga jangan sampai terantuk ke dinding aku kembali ke sofa mengambil selimut dan bantal, lalu kembali meraba-raba ke arah Tante Ratih di pintu kamarnya.

    Cahaya kilat dari kisi-kisi di puncak jendela membantu aku menemukan keberadaannya dan dia membimbing aku masuk. Badan kami berantuk saat dia menuntun aku ke tempat tidurnya dalam gelap. Ingin sekali aku merangkul tubuh empuknya tetapi aku takut dia marah.Akhirnya kami berdua berbaring berjajar di tempat tidur. Selama proses itu kami sama menjaga agar tidak terlalu banyak bersentuhan badan. Perasaanku tak karuan. Baru kali inilah aku pernah tidur dengan perempuan bahkan dengan ibuku sendiripun tak pernah. Perempuan cantik dan seksi lagi.

    “Kamu itu kurus tapi badanmu kok keras Dit?” bisiknya di sampingku dalam gelap. Aku tak menjawab.

    “Seandainya kau tahu betapa ******-ku lebih keras lagi sekarang ini,” kataku dalam hati. Aku berbaring miring membelakangi dia. Lama kami berdiam diri. Kukira dia sudah tidur, yang jelas aku tak bisa tidur. Bahkan mataku yang tadinya berat mengantuk, sekarang terbuka lebar.

    “Dit,” kudengar dia memecah keheningan. “Kamu pernah bersetubuh?”

    Nafasku sesak dan mereguk ludah.

    “Belum Tante, bahkan melihat celana dalam perempuanpun baru sekali.” Wah berani sekali aku.

    “Celana dalam Tante?”

    “Hmmh”.

    “Kamu mau nanggelin Dit?” dalam gelap kudengar dia menahan tawa.

    Aku hampir-hampir tak percaya dia mengatakan itu.

    “Nanggelin celana dalam Tante?”

    “Iya. Tapi jangan dibilangin siapapun.”

    Aku diam agak lama.

    “Takutnya nanti bilah saya tidak mau kendor Tante”.

    “Nanti Tante kendorin”.

    “Sama apa?”

    “Ya tanggelin dulu. Nanti bilahmu itu tahu sendiri.” Suaranya penuh tantangan.


    Dan akupun berbalik, nafsuku menggelegak. Aku tahu inilah kesempatan emas untuk melampiaskan hasrat berahiku yang terpendam pada perempuan cantik-seksi selama bertahun-tahun usia remajaku. Rasanya seperti aku dapat peluang emas di depan gawang lawan dalam satu pertandingan final kejuaraan besar melawan kesebebelasan super kuat, dimana pertandingan bertahan 0-0 sampai menit ke-85. Umpan manis disodorkan penyerang tengah ke arah kiri. Bola menggelinding mendekati kotak penalti. Semua mengejar, kiper terjatuh dan aku tiba lebih dulu.

    Dengan kekuatan penuh kulepaskan tembakan geledek. GOL! Begitulah rasanya ketika aku tergesa melepas sarungku dan menyerbu menanggalkan celana dalam Tante Ratih. Lalu dalam gelap kuraih kaitan BH dipunggungnya, dia membantuku. Kukucup mulutnya. Kuremas buah dadanya dan tak sabaran lagi kedua kakiku masuk ke celah kedua pahanya. Kukuakkan paha itu, kuselipkan paha kiriku di bawah paha kanannya dan dengan satu tikaman kepala kontolku menerjang tepat akurat ke celah labianya yang basah. Saya tancapkan terus. MASUK!

    Aku menyetubuhi Tante Ratih begitu tergesa-gesa. Sambil menusuk liang vaginanya kedua buah dadanya terus kuremas dan kuhisap dan bibirnya kupilin dan kulumat dengan mulutku. Mataku terbeliak saat penisku kumaju-mundurkan, kutarik sampai tinggal hanya kepala lalu kubenam lagi dalam mereguk nikmat sorgawi vaginanya. Kenikmatan yang baru pertama kalinya aku rasakan. Ohhhhh … Ohhhhh ….

    Tetapi malangnya aku, barangkali baru delapan kali aku menggenjot, itupun batang kemaluanku baru masuk dua pertiga sewaktu dia muntah-muntah dengan hebat. Spermaku muncrat tumpah ruah dalam lobang kewanitaannya. Dan akupun kolaps. Badanku penuh keringat dan tenagaku rasanya terkuras saat kusadari bahwa aku sudah knocked out. Aku sadar aku sudah keburu habis sementara merasa Tante Ratih masih belum apa-apa, apalagi puas.

    Dan tiba-tiba listrik menyala. Tanpa kami sadari rupanya hujan badai sudah reda. Dalam terang kulihat Tante Ratih tersenyum disampingku. Aku malu. Rasanya seperti dia menertawakan aku. Laki-laki loyo. Main beberapa menit saja sudah loyo.

    “Lain kali jangan terlampau tergesa-gesa dong sayang”, katanya masih tersenyum. Lalu dia turun dari ranjang. Hanya dengan kimono yang tadinya tidak sempat kulepas dia pergi ke kamar mandi, tentunya hendak cebok membersihkan spermaku yang berlepotan di celah selangkangannya.


    Keluar dari kamar mandi kulihat dia ke dapur dan akupun gantian masuk ke kamar mandi membersihkan penis dan pangkal penisku berserta rambutnya yang juga berlepotan sperma. Habis itu aku kembali ke ranjang. Apakah akan ada babak berikutnya? Tanyaku dalam hati. Atau aku disuruh kembali ke sofa karena lampu sudah nyala?

    Tante Ratih masuk ke kamar membawa cangkir dan sendok teh yang diberikan padaku.

    ”Apa ini Tante?”

    “Telor mentah dan madu lebah pengganti yang sudah kamu keluarkan banyak tadi”, katanya tersenyum nakal dan kembali ke dapur.

    Akupun tersenyum gembira. Rupanya akan ada babak berikutnya. Dua butir telurmentah itu beserta madu lebah campurannya kulahap dan lenyap kedalam perutku dalam waktu singkat. Dan sebentar kemudian Tante kembali membawa gelas berisi air putih.

    Dan kami duduk bersisian di pinggir ranjang.

    “Enak sekali Tante”, bisikku dekat telinganya.

    “Telor mentah dan madu lebah?”, tanyanya.

    “Bukan. Meqi Tante enak sekali.”

    “Mau lagi?” tanyanya menggoda.

    “Iya Tante, mau sekali”, kataku tak sabar dengan melingkarkan tangan di bahunya.

    “Tapi yang slow ya Dit? Jangan buru-buru seperti tadi.”

    “Iya Tante, janji”.

    Dan kamipun melakukannya lagi. Walau di kota kabupaten aku bukannya tidak pernah nonton filem bokep. Ada temanku yang punya kepingan VCD-nya. Dan aku tahu bagaimana foreplay dilakukan.

    Sekarang aku coba mempraktekkannya sendiri. Mula-mula kucumbu dada Tante Ratih, lalu lehernya.

    Lalu turun ke pusar lalu kucium dan kujilat ketiaknya, lalu kukulum dan kugigit-gigit pentilnya, lalu jilatanku turun kembali ke bawah seraya tanganku meremas-remas kedua payudaranya. Lalu kujilat belahan vaginanya. Sampai disini Tante Ratih mulai merintih. Kumainkan itilnya dengan ujung lidahku. Tante Ratih mengangkat-angkat panggulnya menahan nikmat. Dan akupun juga sudah tidak tahan lagi. Penisku kembali tegang penuh dan keras seakan berteriakmemaki aku dengan marah “Cepatlah *******, jangan berleha-leha lagi”, teriaknya tak sabar. Penis yang hanya memikirkan mau enaknya sendiri saja.

    Aku merayap di atas tubuh Tante Ratih. Tangannya membantu menempatkan bonggol kepala penisku tepat di mulut lobang kemaluannya. Dan tanpa menunggu lagi aku menusukkan penisku dan membenamkannya sampah dua pertiga. Lalu kupompa dengan ganas.

    “Diiiiiiiit”, rengeknya mereguk nikmat sambil merangkul leher dan punggungku dengan mesra.


    Rangkulan Tante Ratih membuat aku semakin bersemangat dan terangsang. Pompaanku sekarang lebih kuat dan rengekan Tante Ratih juga semakin manja. Dan kupurukkanseluruh batangku sampai ujung kepada penisku menyentuh sesuatu di dasar rahim Tante. Sentuhan ini menyebabkan Tante menggeliat-geliat memutar panggulnya dengan ganas, meremas dan menghisap kontolku. Reaksi

    Tante ini menyebabkan aku kehilangan kendali. Aku bobol lagi. Spermaku muncrat tanpa dapat ditahan-tahan lagi. Dan kudengar Tante Ratih merintih kecewa. Kali ini aku keburu knocked out selagi dia hampir saja mencapai orgasme.

    “Maafkan Tante”, bisikku di telinganya.

    “Tak apa-apa Dit,” katanya mencoba menenangkan aku. Dihapusnya peluh yang meleleh di pelipisku.

    “Dit, jangan bilang-bilang siapapun ya sayang? Tante takut sekali kalau ibumu tahu. Dia bakalan marah sekali anaknya Tante makan”, katanya tersenyum masih tersengal-sengal menahan berahi yang belum tuntas penuh. Kontolku berdenyut lagi mendengar ucapan Tante itu, apa memang aku yang dia makan bukannya aku yang memakan dia? Dan aku teringat pada kekalahanku barusan. Ke-lelakian-ku tersinggung. Diam-diam aku bertekad untuk menaklukkannya pada kesempatan berikutnya sehingga tahu rasa, bukan dia yang memakan aku tetapi akulah yang memakan dia.

    Aku terbangun pada kokokan ayam pertama. Memang kebiasaanku bangun pagi-pagi sekali. Karena aku perlu belajar. Otakku lebih terbuka mencerna rumus-rumus ilmu pasti dan fisika kalau pagi.

    Kupandang Tante Ratih yang tergolek miring disampingku. Dia masih tidak ber-celana dalam dan tidak ber-BH. Sebelah kakinya menjulur dari belahan kimono di selangkangannya membentuk segitiga sehingga aku dapat melihat bagian dalam pahanya yang putih padat sampai ke pangkalnya.

    Ujung jembutnya juga kulihat mengintip dari pangkal pahanya itu dan aku juga bisa melihat sebelah buah dadanya yang tidak tertutup kimono. Aku sudah hendak menerkam mau menikmatinya sekali lagi sewaktu aku merasa desakan mau buang air kecil. Karena itu pelan-pelan aku turun dari ranjang terus ke kamar mandi.

    Aku sedang membasuh muka dan kumur-kumur sewaktu Tante Ratih mengetok pintu kamar mandi. Agak kecewa kubukakan pintu dan Tante Ratih memberikan handuk bersih. Dia sodorkan juga gundar gigi baru dan odol.

    “Ini Dit, mandi saja disini,” katanya. Barangkali dia kira aku akan pulang ke rumahku untuk mandi? Goblok bener.

    Akupun cepat-cepat mandi. Keluar dari kamarmandi dengan sarung dan singlet dan handuk yang membalut tengkuk, kedua pundak dan lengan kulihat Tante Ratih sudah di dapur menyiapkan sarapan.

    “Ayo sarapan Dit. Tante juga mau mandi dulu,” katanya meninggalkan aku.


    Kulihat di meja makan terhidang roti mentega dengan botol madu lebah Australia disampingnya dan semangkok besar cairan kental berbusa. Aku tahu apa itu. Teh telor. Segera saja kuhirup dan rasanya sungguh enak sekali di pagi yang dingin. Saya yakin paling kurang ada dua butir telor mentah yang dikocokkan Tante Ratih dengan pengocok telur disana, lalu dibubuhi susu kental manis cap nona dan bubuk coklat. Lalu cairan teh pekat yang sudah diseduh untuk kemudian dituang dengan air panas sembari terus dikacau dengan sendok. Lezat sekali. Dan dua roti mentega berlapis juga segera lenyap ke perutku. Kumakan habis selagi berdiri. Madu lebahnya kusendok lebih banyak.

    Tante tidak lama mandinya dan aku sudah menunggu tak sabar.

    Dengan hanya berbalut handuk Tante keluar dari kamar mandi.

    “Tante, ini teh telornya masih ada”, kataku.

    “Kok tidak kamu habiskan Dit?” tanyanya.

    “Tante kan juga memerlukannya” , kataku tersenyum lebar. Dia menerima gelas besar itu sambil tersenyum mengerling lalu menghirupnya.

    “Saya kan dapat lagi ya Tante”, tanyaku menggoda. Dia menghirup lagi dari gelas besar itu. “Tapi jangan buru-buru lagi ya?” katanya tersenyum dikulum. Dia menghirup lagi sebelum gelas besar itu dia kembalikan padaku. Dan aku mereguk sisanya sampai habis.

    Penuh hasrat aku mengangkat dan memondong Tante Ratih ke kamar tidur.

    “Duh, kamu kuat sekali Dit”, pujinya melekapkan wajah di dadaku.

    Kubaringkan dia di ranjang, handuk yang membalut tubuh telanjang-nya segera kulepas. Duhhh cantik sekali. Segalanya indah. Wajah, toket, perut, panggul, meqi, paha dan kakinya. Semuanya putih mulus mirip artis filem Jepang.

    Semula aku ragu bagaimana memulainya. Apa yang mesti kuserang dulu, karenasemuanya menggiurkan. Tapi dia mengambil inisiatif.Dilingkarkannya tangannya ke leherku dan dia dekatkan mulutnya ke mulutku, dan akupun

    melumat bibir seksinya itu. Dia julurkan lidahnya yang aku hisap-hisap dan perasan airludahnya yang lezat kureguk. Lalu kuciumi seluruh wajah dan lehernya. Lalu kuulangi lagi apa yang aku lakukan padanya tadi malam. Meremas-remas payu daranya, menciumi leher, belakang telinga dan ketiaknya, menghisap dan menggigit sayang pentil susunya. Sementara itu tangan Tante juga liar merangkul punggung, mengusap tengkuk, dan meremas-remas rambutku.

    Lalu sesudah puas menjilat buah dada dan mengulum pentilnya, ciumanku turun ke pusar dan terus ke bawah. Seperti kemarin aku kembali menciumi jembut di vaginanya yang tebal seperti martabak Bangka, menjilat klitoris, labia dan tak lupa bagian dalam kedua pahanya yang putih. Lalu aku mengambil posisi seperti tadi malam untuk menungganginya.

    Tante menyambut penisku di liang vaginanya dengan gairah. Karena Tante Ratih sudah naik birahi penuh, setiap tusukan penisku menggesek dinding liangnya tidak hanya dinikmati olehku tetapi dinikmati penuh oleh dia juga.

    Setiap kali sambil menahan nikmat dia berbisik di telingaku “Jangan buru-buru ya sayang, …….. jangan buru-buru ya sayang.” Dan aku memang berusaha mengendalikan diri menghemat tenaga. Kuingat kata-kata pelatih sepakbola-ku. Kamu itu main dua kali 45 menit, bukannya cuman setengah jam. Karena itu perlu juga latihan lari marathon. Dari pengalaman tadi malam kujaga agar penisku yang memang berukuran lebih panjang dari orang kebanyakan itu jangan sampai terbenam seluruhnya karena akan memancing reaksi liar tak terkendali dari Tante Ratih. Aku bisa bobol lagi. Aku menjaga hanya masuk dua pertiga atau tiga perempat.

    Dan kurasakan Tante Ratih juga berusaha mengendalikan diri. Dia hanya menggerakkan panggulnya sekadarnya menyambut kocokan batangku. Kerjasama Tante membantu aku. Untuk lima menit pertama aku menguasai bola dan lapangan sepenuhnya. Kujelajahi sampai dua pertiga lapangan sambil mengarak dan mendrible bola, sementara Tante merapatkan pertahanan menunggu serangan sembari melayani dan menghalau tusukan-tusukanku yang mengarah ke jaring gawangnya.

    Selama lima menit berikutnya aku semakin meningkatkan tekanan. Terkadang bola kubuang ke belakang , lalu kugiring dengan mengilik ke kiri dan ke kanan, terkadang dengan gerakan berputar. Kulihat Tante mulai kewalahan dengan taktik-ku. Lima menitberikutnya Tante mulai melancarkan serangan balasan. Dia tidak lagi hanya bertahan. Back kiri dan bek kanan bekerjasama dengan gelandang kiri dan gelandang kanan, begitupun kiri luar dan kanan luar bekerjasama membuat gerakan menjepit barisan penyerangku yang membuat mereka kewalahan. Sementara merangkul dan menjepitkan paha dan kakinya ke panggulku Tante Ratih berbisik mesra “jangan buru-buru ya sayang …. jangan tergesa-gesa ya Dit?”. Akupun segera mengendorkan serangan, menahan diri. Dan lima menit lagi berlalu. Lalu aku kembali mengambil inisiatif menjajaki mencari titik lemah pertahanan Tante Ratih. Aku gembira karena aku menguasai permainan dan lima menit lagi berlalu.


    Tante Ratih semakin tersengal-sengal, rangkulannya di punggung dan kepalaku semakin erat. Dan aku tidak lagi melakukan penjajakan. Aku sudah tahu titik kelemahan pertahanannya. Sebab itu aku masuk ke tahap serangan yang lebih hebat. Penggerebekan di depan gawang. Penisku sudah lebih sering masuk tiga perempat menyentuh dasar liang kenikmatan Tante Ratih. Setiap tersentuh Tante Ratih menggelinjang. Dia pererat rangkulannya dan dengan nafas tersengal dia kejar mulutku dengan mulutnya dan mulut dan lidah kamipun kembali berlumatan dan kerkucupan.

    “Dit”, bisiknya. “Punyamu panjang sekali.”

    “Memek Tante tebal dan enak sekali”, kataku balas memuji dia. Dan pertempuran sengit dan panas itu berlanjut lima lalu sepuluh menit lagi. Lalu geliat Tante Ratih semakin menggila dan ini menyebabkan aku semakin gila pula memompa. Aku tidak lagi menahan diri. Aku melepaskan kendali syahwat berahiku selepas-lepasnya. Kutusuk dan kuhunjamkan kepala ******-ku sampai ke pangkalnya berkali-kali dan berulang-ulang ke dasar rahimnya sampai akhirnya Tante Ratih tidak sadar menjerit “oooooohhhhhh…” . Aku terkejut, cepat kututup mulutnya dengan tanganku, takut kedengaran orang, apalagi kalau kedengaran oleh ibuku di sebelah. Sekalipun demikian pompaanku yang dahsyat tidak berhenti. Dan saat itulah kurasakan tubuh Tante Ratih berkelojotan sementara mulutnya mengeluarkan suara lolongan yang tertahan oleh tanganku. Dia orgasme hebat sekali.

    “Sudah Dit, Tante sudah tidak kuat lagi”, katanya dengan nafas panjang-singkatan setelah mulutnya kulepas dari bekapanku. Kulihat ada keringat di hidung, di kening dan pelipisnya. Wajah itu juga kelihatan letih sekali. Aku memperlambat lalu menghentikan kocokanku. Tapi senjataku masih tertanam mantap di memek tebalnya.

    “Enak Tante?”, bisikku.

    “Iya enak sekali Dit. Kamu jantan. Sudah ya? Tante capek sekali”, katanya membujuk supaya aku melepaskannya. Tapi mana aku mau? Aku belum keluar, sementara batang kelelakianku yang masih keras perkasa yang masih tertancap dalam di liang kenikmatannya sudah tidak sabaran hendak melanjutkan pertempuran.

    “Sebentar lagi ya Tante,” kataku meminta , dan dia mengangguk mengerti. Lalu aku melanjutkan melampiaskan kocokanku yang tadi tertunda. Kusenggamai dia lagi sejadi-jadinya dan berahinya naik kembali, kedua tangannya kembali merangkul dan memiting aku, mulutnya kembali menerkam mulutku. Lalu sepuluh menit kemudian aku tak dapat lagi mencegah air mani-ku menyemprot berkali-kali dengan hebatnya, sementara dia kembali berteriak tertahan dalam lumatan mulut dan lidahku. Liang vaginanya berdenyut-denyut menghisap dan memerah sperma-ku dengan hebatnya seperti tadi. Kakinya melingkar memiting panggul dan pahaku.

    Persetubuhan nikmat diantara kami ternyata berulang dan berulang dan berulang dan berulang lagi saban ada kesempatan atau tepatnya peluang yang dimanfaatkan.


    Suami Tante Ratih Om Hendra punya hobbi main catur dengan Bapakku. Kalau sudah main catur bisa berjam-jam. Kesempatan itulah yang kami gunakan. Paling mudah kalau mereka main catur di rumahku. Aku datangi terus Tante Ratih yang biasanya berhelah menolak tapi akhirnya mau juga. Aku juga nekad mencoba kalau mereka main catur di rumah Tante Ratih. Dan biasanya dapat juga walau Tante Ratih lebih keras menolaknya mula-mula. Hehe kalau aku tak yakin bakalan dapat juga akhirnya manalah aku akan begitu degil mendesak dan membujuk terus.

    Tiga bulan kemudian sesudah peristiwa pertama di kala hujan dan badai itu aku ketakutan sendiri. Tante Ratih yang lama tak kunjung hamil, ternyata hamil. Aku khawatir kalau-kalau bayinya nanti hitam. Kalau hitam tentu bisa gempar. Karena Tante Ratih itu putih. Om Hendra kuning. Lalu kok bayi mereka bisa hitam? Yang hitam itu kan si Didit. Hehehehe … tapi itu cerita lain lagilah.

  • Vinna Reed yang lagi horney menggoda pacarnya

    Vinna Reed yang lagi horney menggoda pacarnya


    1743 views

  • Kisah Memek Sange Setelah Mabuk Berat

    Kisah Memek Sange Setelah Mabuk Berat


    2513 views

    Duniabola99.com – Cerita kali ini bermula ketika aku sedang Dugem dan bertemu Cewek Mabuk di sebelahku tak berlangsung lama langsung aku sikat. Mari kita simak Cerita ini..Perkenalkan namaku adalah Rino, umur 29 tahun, tubuhku kekar dan besar serta atletis dan juga hitam, maklum bekas kuli bangunan. Tetapi beberapa saat lalu temanku menawariku kerja di sebuah diskotik “C” sebagai sekuriti, diskotik “C” sangatlah terkenal dgn cewek-cewek cantik dan tajir di karenakan tempatnya sangat bonafit dan high class jadi pengunjungnya juga ikut-ikut bonafit, harga minumannya pun aku ga sanggup untuk membelinya dgn gaji sebulanku.

    Tapi aku sangat menikmati kerja di diskotik ini karena kerjanya nyantai, malam hari dan aku juga bisa jelalatan pada cewek-cewek. Banyak cewek-cewek cantik yang berkeliaran (rasanya ingin menyetubuhi semua cewek-cewek disini).

    Diskotik ini terdapat 2 pintu masuk, pintu masuk atas dan pintu masuk bawah. Bila pengunjung lewat pintu atas berarti mobil mereka di vallet dan bila pengunjung lewat bawah, mobil mereka diparkir sendiri di basement.

    Kita mulai ceritanya…berawal di hari Rabu (Ladies Free)

    Banyak cewek-cewek pastinya, aku kebetulan bertugas di pintu bawah bersama temanku Rendra. Saat pintu dibuka aku dan Rendra harus memeriksa satu-satu tamu yang masuk, tidak kusia-siakan mataku untuk mencari mangsa, cewek-cewek yang datang sangat cantik-cantik dan berpakaian sexy dan wangi sehingga membangunkan adikku si “Ujang” (ga’ kuat lagi rasanya). Dan acara pun dimulai, tamu-tamu berangsur-angsur habis yang datang.

    Kami berdua pun bisa bersantai sejenak.

    Rendra pun membuka perbincangan.

    “Sob…ghini nich enaknya ngapaian ya?”.

    Rino : “G tau nich, BT jg lama-lama”. HokiJudi99

    Rendra : “aaaa….Aku ada ide, gimana klu aku minta minuman ke Andri?”.

    (Andri adalah temanku yang menawari pekerjaan kepadaku sebagai sekuriti, dia bekerja sebagai bartender, terkadang aku mendapatkan minuman gratis dari dia).

    Rino : “Ide bagus tuh”.

    Akhirnya Rendra naik ke atas untuk mengambil minuman.

    Ga’ lama kemudian Rendra pun datang.

    Rendra : “Nich sob… kita adakan pesta kecil-kecilan, kebetulan Andri ngasih kita camilan”.

    Rino : “Tuch anak baik banget”.

    Akhirnya kita menikmati pesta kecil kita sambil ketawa-ketawa.

    Rino : “Kurang ceweknya nich”

    Rendra : “Terus…”

    Rino : “Y ga’ terus-terus… kurang lengkap aja”

    Kamipun tertawa terbahak-bahak.

    Tiba-tiba telpon kantor berdering dan Rendra mengangkatnya, kulihat dia serius menjawab telponnya dan dari situ bisa kutebak pasti telpon dari bos.

    “Aku ke atas dulu ya, dipanggil sama bos nich” ucap Rendra.

    Rino : “OK”

    Lama juga Rendra pergi, ga’ heran sih…biasanya juga ghitu. Lama-lama pun aku merasa bosan di dalam kantor sekuriti, aku keluar dan celingukan kearah parkiran mobil, sepi dan gelap. Merinding juga rasanya kalau sendirian, akhirnya aku masuk lagi dan duduk sambil meminum bir ku tadi.


    Tiba-tiba aku di kagetkan dgn suara lift tamu, keluarlah seorang cewek yang cantik berambut hitam panjang tergerai, kulit berwarna putih memakai baju putih sexy terusan hingga ke paha dan belahan dada yang rendah dan agak sempit di karenakan toket si perempuan sangatlah besar serta pantat dan celana dalam yang tercetak.

    Dapat kulihat kalau daleman wanita itu berwarna hitam karena baju putihnya sangatlah sedikit menerawang, potur tubuhnya proporsional kaya’ model kelas atas. Jalannya agak sempoyongan, kelihatannya habis dugem nich cewek dan sedikit mabuk dan aku pun berinisiatif untuk membantunya.

    “Malam mba’, bisa saya bantu?” tanyaku dgn sopan.

    “Biar saya bantu” tambahku lagi, akupun menolongnya berjalan (wangi banget tubuhnya,seger rasanya)

    Akupun menuntunnya karena sedang mabuk dan bertanya lagi.

    “Mobilnya dmn?”

    sakong-klik-qq-7288

    Dia hanya menunjukkan jari telunjuk ke suatu arah dan aku pun bertanya kembali.

    “Bisa pinjam kunci mobilnya?”

    Dia pun mencari dan memberikannya kepadaku (maksudku daripada jalan ga’ jelas kan mending menyalakan remote mobilnya), dan akupun melihat lampu mobilnya. Ditengah jalan akupun sedikit kemasukkan setan (ini disebabkan aku dari tadi dapat melihat toketnya).

    Dan akhirnya akupun mengubah arah menuju gudang penyimpanan barang yang sudah ga’ pernah di pakai lagi, aku membuka pintunya… terdapat sebuah matras besar, sofa besar, meja dll. Barang-barang disini sangat masih bisa dipakai hanya karena bentuknya sudah kurang up to date makanya diskotik ini membuangnya dan menggantinya dgn yang model baru.

    Aku menggiring cewek ini yang lagi mabuk menuju sofa, setelah dia duduk ku pandangi sekali lagi…(cantik banget, sexy, putih mulus lagi,makin ga’ kuat nich si “Ujang”), aku menggeledah isi tasnya, ada hp, dompet dan alat-alat kecantikan.

    Akupun membuka isi dompetnya, terdapat banyak uang 100 rb an di dalamnya, kartu ATM dll, akupun melihat KTP-nya, tinggal di daerah elite memang…pantes tajir, kunci mobilnya aja kunci mobil Eropa dan akhirnya aku mengetahui namanya adalah Diana. Setelah itu kumasukkan semua barang-barangnya kembali. Aku kembali ke kantor sekuriti untuk mengambil minuman dan kembali ke gudang lagi.

    Aku duduk di sebelah cewek mabuk itu dan menyodorkan minuman ke dia, awalnya dia si ga’ mau tapi terus ku paksa akhirnya dia terpaksa meminumnya, sambil dia minum langsung dari botol, ku coba untuk mencium lehernya dari samping aku duduk… lehernya wangi banget, wanginya tuch dapat merangsang gairah cowok, sambil ku cium-cium lehernya aku berusaha untuk mulai meraba-raba toketnya.

    Ternyata lebih besar dari perkiraanku, tanganku sampai ga’ cukup untuk menampung toketnya…aku raba-raba dan kuremas-remas hingga Diana yg lagi mabuk meringis kesakitan, akupun mencoba mencari puting toketnya, yang bikin ga’ nahan nich belahan baju bagian dadanya yang rendah sehingga toketnya rasanya mau menyembul keluar…kucium-cium belahannya dan ku jilat-jilat (empuk rasanya).


    Akupun mempunyai ide, kuambil botol bir dan menuangnya kebelahan dadanya hingga basah semua toketnya dan kujilat-jilat lagi. Kucium kembali lehernya dan aku mulai meraba-raba daerah memeknya, kuraba-raba dan kugesek-gesekan memakai jari tengah, sedikit kutekan kedalam sehingga Diana yg lagi mabuk bergerak ga’ karuan, akhirnya aku ga’ kuat lagi…aku membuka celana dan celana dalamku si “Ujang” sudah berdiri tegak.

    Akupun menindihi tubuh Diana yg lagi mabuk dan melebarkan kedua kakinya, aku mencium kembali leher dan mulutnya dan ku gesek-gesekan si “Ujang” ke celana dalamnya (baru celana dalamnya aja sudah cenut-cenut apalagi klu nanti sudah ke dalamnya), kamipun akhirnya perang lidah dan ga’ ketinggalan akupun meremas-remas toketnya…Diana yg lagi mabuk pun akhirnya malah bergerak tambah ga’ karuan, aku merasakan daerah celana dalamnya sudah basah, kelihatannya nich cewek sudah horny.

    Akupun berdiri dari sofa dan memegang kepala Diana, aku memajukan si “Ujang” untuk dikulumnya…Diana sempat ga’ mau dan lagi-lagi aku memaksanya, penisku berukuran sangat besar (bisa dikatakan di atas ukuran normal orang Asia), Diana pun mencoba untuk memasukkan penisku kedalam mulutnya, hanya masuk bagian kepalanya saja, mulut Diana terlalu mungil, kucoba memaju mundurkan kepalanya (enak sekali rasanya) tidak lupa bagian buahnya penisku.

    Tanganku pun tidak tinggal diam, tangan kiriku tetap memegangi kepala Diana dan tangan kananku mencoba menerobos kedalam belahan bajunya, halus dan besar toketnya…kuremas-remas kuat-kuat hingga dia kesakitan lagi, aku coba mencari putingnya…kuputar-putar sambil kutarik-tarik.

    30 menitpun berlalu di posisi mengulum, akhirnya kutarik penisku. Aku akhirnya membuka baju Diana hingga hanya tersisa BH dan celana dalam berwarna hitam, kulihat perutnya yang putih mulus dan rata. Aku pun memindahkan Diana ke matras, dia berbaring diatasnya…

    Aku membuka BH-nya (toketnya memang benar-benar besar sekali), kuremas-remas kembali (memang gemas sekali melihatnya), akupun berada di atas perut Diana dan mendudukinya, aku menaruh penisku diantara toketnya sambil kutarik kepalanya kedepan dan aku menyuruh menjilati ujung penisku, tangan kanan ku mencoba meraba-raba belakang ke celana dalamnya.


    Diana pun mengeluarkan suara-suara aneh dan bergerak ga’ karuan kembali. Setelah puas aku berganti posisi ke posisi 69, kumasukkan penisku kembali ke mulutnya dan aku membuka celana dalamnya dan mulai menjilati memeknya serta menyedotnya (harum banget memeknya orang tajir), aku mencoba menggelitiki memeknya dan itu berhasil membuat memeknya banjir kembali.

    Sudah ga’ tahan lagi nich…

    Aku pun mulai menyerang memeknya menggunakan penis ku, perlahan kumasukkan…terasa susah banget, memeknya kecil dan masih seret banget walau sudah ga’ perawan. Baru kumasukkan sedikit Diana sudah menjerit “Aaaaaaaaargggggggggggggh…sakit”.

    Akupun tidak menghiraukan dan tetap berusaha dan akhirnya barangku masuk semua kedalam liang kenikmatannya dgn susah payah dan agak sedikit lama, aku pun memulai memompanya perlahan dan meraih kedua toketnya dan kuremas-remas, aku mendekatkan mukaku kelehernya dan menciumi serta menciumi bibirnya, aku berpindah ke toket…menjilat-jilati putingnya yang berwarna pink dan menggigitnya serta menariknya “Aaaaaaaaawwwww…” jerit Diana.

    Aku pun mencepatkan tempo pompaanku, Diana pun mengimbanginya (dasar pertamanya ga’ mau tapi keenakkan juga), pompaan yang cepat membuat toketnya bergoyang-goyang kemana-mana membuat tambah gemas saja, akupun meremas-remas kedua toketnya. Tiba-tiba aku merasakan cairan hangat, ternyata Diana sudah mencapai puncak, “Koq sudah keluar?” tanyaku…akupun mempercepat pompaanku dan menyebabkan Diana tambah berteriak ga’ karuan.

    Bosen dgn Man on Top akupun berpindah posisi sekarang Woman on Top, toket Diana terlihat besar bergelantungan dan bergoyang-goyang saat aku memompanya dgn cepat, aku pun merasa gemas lagi dan aku manarik Diana kebawah sehingga mukaku sekarang berada diantara kedua toket Diana, kuciumi,kujilati, kuremas, kupilin-pilin putingnya…


    Kurubah lagi posisi, sekarang Diana ku gendong, aku menopang kedua pahanya dari bawah dan Diana memelukku…enak nich posisi ini, Diana pun tambah menjerit “aaah… aaah… aaah…sakit… aaah…”, ini di karenakan penisku terasa sekali menyodok memeknya…posisi ini berlangsung 15 menit dan aku merasakan aku sudah akan keluar juga, kutaruh Diana diatas meja, kupercepat pompaanku dan tidak lupa untuk diam tanganku meremas-remas toketnya dan akhirnya aku pun sampai puncak,

    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaarghhhh…” aku dan Diana pun berteriak bersama, cairanku dan cairannya menyembur liang kenikmatannya sangat banyak sekali dan aku pun mecium bibirnya dan kedua toketnya (enak sekali pertempuran ini, hingga membuatku sangat lemas), aku menggendong Diana kembali ke matras dan menyuruhnya untuk menjilati sisa spermaku yang ada di penisku hingga habis.

    Tidak lupa aku mencatat nomer HP-nya dan memfoto tubuhnya yang sedang bugil bersamaku memakai foto dari HP ku dan HP-nya Diana, dgn tujuan mungkin suatu saat aku bisa memakai tubuhnya lagi dan kami pun tertidur bersama, berpelukkan dalam keadaan bugil hingga pagi.

    Tak terasa pagi pun berlalu, aku sudah bangun mendahului Diana karena aku ada apel pagi sebelum aku pulang kerumah dan Diana masih di ruangan gudang, ku kunci agar Diana tidak bisa keluar. Setelah apel pagi bubar aku dikagetkan dgn suara Rendra.

    “Oi kmn aja sob kemarin, aku cari-cari koq ga’ ada?” tanya Rendra.

    “Ga’ kemana-mana…keliling-keliling sekitar sini saja ” jawabku lemas gara-gara pertempuran kemarin.

    Kita pun berpisah, kulihat Rendra sudah pergi pulang mengendarai motornya dan aku kembali ke gudang. Aku masuk dan melihat Diana belum bangun, aku pun memakaikan baju-bajunya kembali dan menggendongnya ke sofa…tiba-tiba dia terbangun dan berteriak “sapa km?”

    Akupun menjawab dgn enteng “Cowok kamu”

    Diana pun kebingungan “Tempat apa ini? Kotor banget”, “Mau apa kamu?”…”Jangan-jangan kamu mau memperkosa aku?”


    Akupun memotong pertanyaannya yang super panjang itu “Ga usah di omongin juga kita semalam sudah jadi layaknya suami istri, kamu menikmati permainanku dan aku menikmati tubuhmu”

    Diana pun kaget “huh…apa kamu bilang? Ihhh jijik amat dech sama kamu…klu ngomong tuch di atur!!!” (Diana pun agak mulai marah).

    “Kalau ga’ percaya ya lihat aja foto-foto di HP mu” celetukku.

    Diana pun mencari Hpnya, belum lihat dari album fotonya dia pun kaget, foto wallpaper Hpnya ku ganti foto kita berdua lagi bugil dan dia pun sibuk mencari foto-foto di album Hpnya dan dia mulai menangis.

    “Sudah ga’ usah nangis, aku ga’ akan bilang siapa-siapa lagian kamu juga sudah ga’ perawan…jadi apa bedanya” aku pun berbicara seenaknya serasa sudah menang.

    Diana pun berdiri dan menuju pintu keluar dan akupun mencegatnya.


    “Mau kemana?” tanyaku.

    “Pulang!!!” bentak Diana.

    “Aku yang nyetir kamu nanti di sebelahku melayani aku lagi” akupun tertawa didepannya.

    “Huh…mau apa lagi?” Dianapun bingung.

    “Sudah turuti aja kemauanku atau foto-fotomu yang semalam mau ku sebarin ke orang-orang” ancamku.

    Akhirnya Diana menurut kepadaku karena ancaman itu, aku menyetir dan Diana duduk disebelahku, diperjalanan pulang aku dipuaskan kembali oleh Diana, aku menyuruhnya mengulum penisku kembali dan tidak lupa aku meremas-remas toketnya yang menggemaskan, cukup lama mengulumnya hingga akhirnya aku keluarin didalam mulutnya.

    Pertama Diana sempat berontak saat cairan penisku menyembur ke mulutnya tapi aku menahan kepalanya setelah selesai aku melihat Diana sempat memuntahkan cairannya di mobilnya, bisa kulihat dia sangat jijik melihatnya. Akhirnya aku sampai di terminal karena aku harus naik bemo menuju kos-kosanku, aku parkirkan mobil di tempat sepi dan aku pamitan sambil menciumi Diana.

    “Hati-hati ya sayaang kalau pulang,terima kasih atas kenikmatannya semalam,kapan-kapan lagi ya” akupun tersenyum ke Diana.

    Diana pun pergi dgn cepatnya dan aku hanya bisa tersenyum puas karena bisa ngewe wanita montok karena dia telah mabuk.

  • Rosa Kawashima menampar lalu melakukan ngentot dimemek yang berbulu lebat

    Rosa Kawashima menampar lalu melakukan ngentot dimemek yang berbulu lebat


    1754 views

  • Amber Cute berambut merah ngentot anal setelah selesai dilukis

    Amber Cute berambut merah ngentot anal setelah selesai dilukis


    1911 views

  • Kisah Memek Menginap Berdua Dengan Ponakan di Hotel Pantai

    Kisah Memek Menginap Berdua Dengan Ponakan di Hotel Pantai


    2508 views

    Duniabola99.com – Sekitar 2 minggu yang lalu saya dapat tugas keluar kota tepatnya ke Pan***daran untuk melakukan tugas rutin , saya sendiri tinggal dikota Band**g . Hari itu tepatnya hari rabu jadi subuh- subuh saya sudah berangkat kesana sendiri dgn mobil operasional kantor , sengaja saya gak bawa supir karena ingin berlibur disana , kebetulan hari senin dpnya pas merah jadi saya Cuma kerja kamis dan jumat jadi masih ada 3 hari untuk berlibur.

    Singkat cerita dari rabu sore sampai jumat siang , saya hanya disibukkan dengan kerjaan , meeting dengan cabang dikota tersebut , jumat siang saya mohon pamit balik kehotel karena semua kerjaan saya sudah selesai. Setelah tiba dihotel lalu makan siang dan ganti baju saya bergegas bersiap-siap mau main surfing dilaut , ini hobi yg sudah saya tekuni dari 1 tahun lalu apalagi tiap bulan saya pasti kekota ini.Hal ini yg membuat saya selalu semangat setiap dinas ke Pan***daran.

    Saat hendak beranjak dari kamar , HP saya bunyi dan dilayar hp saya lihat nama Kak Lisa , ” aduh…ada-ada aja yg ganggu ” pikirku agak kecewa”. Lalu hp saya angkat siapa tau penting.
    “iya…halo ada apa kak”.sahut saya ketus.
    “lho..lho…kok…marah si”.balas kak lisa.
    “kakak Cuma mau minta tolong bisa gak…”sahutnya merayu.
    “…iya deh ada apa “balas saya dgn nada lembut.
    ” gitu dong jadi adek , yang baik sama kakak” sahutnya
    “iya…ada apa” sahut saya memotong
    “itu..Nadya kan lagi di pangandaran , kakak minta tolong kalo bisa entar pulang bareng kamu ke bandung , bisa gak leo “Tanya kakak saya.

    Oh iya Kak Lisa adalah kakak kandung saya dan sudah menikah punya 3 anak , yg pertama Nadya umur 17 tahun masih kelas 11 SMU , yang kedua Cintya Umur 15 thn kelas 9 SMP dan yg terahir Liam umur 10 thn kelas 4 SD.

    ” emang Nadya nginap dimana ” kata saya. Situs Judi Online
    “Dia nginap di Hotel ANU , Cuma sore hari ini rombongannya sdh mau pulang ke Bandung , jadi tadi Nadya telp kakak , eh..saya bilang kalo Om Leo lagi disitu ” sahut kakak saya
    “trus ” sahut saya kembali
    ” nah pas dia dengar gitu , eh..dia malah pengen ikut kamu pulangnya hari senin , gimana boleh gak Leo , kalo boleh telp Nadya sekarang iya” kata kaka saya memelas.
    “iya udah gak apa-apa ” kata saya

    Akhirnya saya telp Nadya dan menjemput dihotel dia nginap , setelah izin dari guru-gurunya saya pun bawa dia ke Hotel tempat saya nginap.
    Awalnya saya tdk terlalu memperhatikan penampilan ponakan saya ini karena hamper 3 bulan terakhir saya jarang ketemu dia , Nah pas masuk kamar baru saya sadar akan kemolekan tubuh Nadya .dengan tinggi 165 cm , buah dadanya yg montok besar terlihat dari kaos pink ketatnya dipadu denga BH putih ikat leher membuat penisku mulai sadar dari kebisuannya , apalagi saat itu dia Cuma pakai rok mini ketat memamerkan pahanya yg seksi dan bongkahan pantat yg padat berisi . kulit Nadya sangat putih mulus bersih didukung wajah yg cantik seperti gadis oriental . Ponakan saya ini sangat aktif didunia Modeling dikota bandung hal ini membuat dia selalu rajin mengurus badannya.

    ” Om..tidurnya disini iya, asik sekali kamarnya , viewnya langsung kelaut sunset trus kolam renang juga kelihatan ” sahut dia sambil masuk kekamar dgn santai dan menuju balkon kamar hotel , hotel yang disediain kantor emang kelas VIP jadi fasilitas lengkap.
    ” eh..bukannya bantu Om Leo bawa barangmu , km malah main nyelonong aja ” kata saya . ” ihhh…om Leo gitu aja sudah cape , huu….payah”sahut dia menantang dari ruangan kamar padahal saya baru mindahin kesebalah pintu dan menutup pintu.

    “apa….kamu bilang om..payah , awas iya” kata saya sambil berlari mengejar dia pengen dijotos eh dicubitin, eh dia malah lari naik ke atas kasur lalu saya kejar , eh dia lari kearah balkon saya lompat kelantai dan hap……” kena…” kata saya , saya langsung memeluk pinggangnya dari belakang dan mengangkatnya keatas , dia hanya berontak bergoyang kesana kemari sambil tertawa dan meronta ampun..om…ampun.., saya pun mempererat pegangan saya takut lepas dan tanpa saya sadari tangan kanan saya memegang buah dadanya yang kiri dan Nadya juga tidak merasakan hal tersebut , lalu saya angkat kekasur dan saya jatuhkan , dia berguling kekiri mau lari saya langsung tindih dia dari atas kedua tangannya saya pegang dia hanya berontak biar lepas masih sambil tertawa .

    saya baru sadar bahwa posisi saya saat itu sangat erotis persis gaya misionaris dimana Nadya dibagian bawah menghadap kearah saya dengan kedua tangan terlentang saya pegang erat dan kedua pahanya terbuka lebar dgn posisi kemaluan kami saling menempel tapi masih pake baju.tiba- tiba saya terdiam dan Nadya juga diam , kami saling menatap membisu , saya merasakan penisku berdiri dibalik celanaku dan tampa Nadya sadari saat kami berguling dikasur ternyata roknya naik dan memperlihatkan G-Stringnya yang merah merona ( seleranya bagus juga pikirku).


    Tiba-tiba dia mau bangkit karena menyadari akan hal itu , tapi saya tidak membiarkankan malah saya pegang erat ,
    “om..lepasin om..” kata Nadya memelas , saya tau kalau vaginnya merasakan kontolku yg berdiri makin tegang menempel di kemaluannya , saat itu saya sudah lupa dengan daratan bahkan saya tdk berpikir lagi siapa gadis yg ada didepan saya ,
    ” om…lepas..” kata Nadya sekali lagi , tapi saya malah langsung membuka celana pendekku dgn tangan kanan sedangkan yg kiri tetap memegang erat tangan kanan Nadya. Secepat kilat kontolku yg tegang sudah kelihatan mengacung . Nadya mencoba brontak untuk bisa lepas. ” jangan..om ” kata Nadya menangis , bukannya saya sadar eh malah makin liar , dengan sigap saya buka g-string nadya karena memang ada tali disamping sehinggah memudahkan reaksiku , pas melihat vaginannya yg gemuk merah merona dgn bulu –bulu halus membuatku makin liar ingin membenamkan kontolku , Nadya menangis ingin melepaskan diri , tapi apa daya saya lebih kuat apalagi bandanku sangat atletis.

    Dengan tangan kananku saya arahkan kontolku kelubang vaginanya , apalagi sudah 1 bulan saya tdk melakukan hal ini dgn pacarku Vega.
    Setelah pas didepan lubang vaginaya , saya dorong dikit , ” aduh…sakit om…jangan Om”,pinta Nadya menangis karena kaget kontolku ingin memasuki vaginanya .akhirnya saya mencoba fore play karena vaginanya kering saya langsum cium sedot sedot klistorilnya tapi tangan saya yg kiri tetap memegang tangan kanannya , tapi tangan kananku sudah masuk ke balik kaosnya dan meremas – remas bergantian buah dadanya yang memang besar .”akh…om..jangan..om” sahut nadya , tapi kali ini dia berhenti brontak hanya menangis saja tersedu –sedu . “Om ingin menikmati tubuhmu , jadi diam saja nanti kamu malah ketagihan ” sahut saya langsung , dan Nadya terdiam saja mungkin kaget dgn omong saya yg dimatanya omnya ini memang baik dan sayang sama dia.Lalu saya menaikkan kaosnya keatas dan menarik kasar BH putihnya …brakkk….
    “om…sadar om..” sahutnya.
    Langsung saya kulum pentil dadanya , yg memang menggairahkan berwarna pink dgn buah dada yg putih bersih .saya kulum dada yg kiri yg kana saya remas .
    “uh…oh…uh..” tib-tiba suara ponakan saya berubah merintih keenakan , sepertinya nafsunya naik pikirku dan memang benar kelemahan ponakan saya memang pada buah dadanya pada pentilnya, saya terus lanjutkan aksi saya , puas menjilati dadanya saya naik mencium bibirnya mengulum sambil tangan kanan saya mengelus vaginanya , kali ini Nadya makin terbawa arus dia membalas semua kecupanku ,setelah itu saya kembali menjilati klistorilnya , Nadya makin meracu..

    Uh…uh…..oh…….oh…. Suara ponakan saya bikin saya makin bernafsu ,
    Saya terus jilati vaginanya yang harum karena sering dirawat , tiba-tiba 3 menit kemudian
    Akh…oh…okhhhhh…ouuuuuuuuuuuuuuuuuuu……. Badan keponakan saya bergetar hebat dan saya melihat cairan bening keluar dari vaginanya , saat dia mengalami organisme matanya tertutup sambil menggigit bibir bawahnya , keenakan kali pikirku , lalu saya buka kaos saya saya buka rok dan kaosnya , dan saya ambil posisi saya arahkan kontolku yg tegang memerah itu kepintu vaginannya saat itu nadya masih merasakan kenikmatan yg baru dia alami , dan tampa tunggu komando kontolku saya dorong keras dan…


    Akh…kkk…saaaakkkkitttt ommm…” jerit Nadya sadar dari sisa sisa kenikmatan tadi
    Saya hanya diam meliahat wajahnya yg manis menggoda sambil memegang erat pinggulnya , setelah dia agak tenang saya langsung dorong keras….

    Blesss………kotolku masuk semua
    Akh…..sakit……….rintih nadya
    Dan akhirnya saya diamkan dulu , saya melihat airmatanya menetes dan perlahan saya merasakan kontolku terasa dipijit dan raut muka Nadya mulai merasakan keenakan kelihatan dari dia menggigit bibirnya…

    Lalu saya tarik pelan kontolku dan dorong lagi kedalam makain lama makin kencang

    Akh…akkhhh,,,,ouhhh…ouhhhh…jerit Nadya keenakan
    Saya dorong terus makin kencang sambil meremas kedua buah dadanya yg menggemaskan.
    Akah…akah…saya…mau pipis om…”sahut Nadya .
    “keluarain aja kata saya , dan aouuuuhhhhh….yeassss…ohhhh…” suara keenakan dari ponakan saya.Setelah itu saya turun kelantai saya tarik badannya setengah menggantung dan saya masukin lagi kontolku , saya dorong terus….makin cepat ….

    Akhhh,…akkhhhh….” Sayang vaginamu enak sekali apalagi buah dadamu , om senang bisa menidurimu hahaha…” sahut saya sambil bersemangat mendorong mudur kontolku.

    Akh…akahhhhh…..eeehhhhh..” suara Nadya keenakan .lalu saya rubah gaya dogy stile sampay gaya monyet memanjat , dan akhirnya balik ke misionaris . kira kira 20 menit kemudia Nadya mengalami organisme dan saya juga sepertinya sdh mau keluar , makin saya percepat genjotan saya sambil mengangkat paha kiri Nadya inin membuat efek yg berbeda pada kontolku…dan tiba-tiba…

    Akh…akhhh….croot….crooot….. saya keluarkan spermaku kedalam vaginannya.

    Dan bandanku lemas kemudian , kami pun tertidur pulas karena kelelahan.
    Tiba-tiba saya terbangun , dan melihat nadya masih tidur pulas saya lihat jam masih jam 6 sore diluar matahari mulai terbenam , eksotis pikirku , saya pun bangun dan membuat minuman penyegar tubuh tak lupa saya membuat minuman penambah tenaga , karena saya masih ingin memuaskan hasratku dgn ponakanku.


    Malam itu saya melakukan 5 kali dgnnya dan sampai hari senin kami mau pulang , bahkan dijalan yg sepi saya sempat menuntaskan nafsuku dgn Nadya.

    Setelah kejadian itu saya hapir tiap malam tidak bisa tidur.

    Dan akhirnya saya coba telpon kak lisa 2 hari yg lalu , Katanya Nadya baik-baik saja bahkan , saya minta mau bicara padanya ,

    “halo Nadya”kata saya
    “iya” katanya pendek
    ” besok kan minggu ” kata saya
    ” habis dari gereja langsung keapartemen om ya “sahut saya kembali.
    Sambil menulis cerita ini saya menunggu keponakan saya akan datang ,dan

    Tok…tok..tok pintu apartemen saya terbuka dan hp saya bunyi ada sms , sebelum saya beranjak membuka pintu saya baca sms dulu ” Om..saya sudah didepan pintu”
    Asik kata saya…udah dulu ya agan agan , kapan kapan saya lanjut cerita dgn ponakan saya yg kedua.


  • Kisah Memek Pertemuan Dengan ABG Imut Pecinta BDSM

    Kisah Memek Pertemuan Dengan ABG Imut Pecinta BDSM


    1996 views

    Duniabola99.com – Malam yang gelap,tidak ada aktivitas lagi yang aku kerjakan setelah semua tugas-tugas kuliah kelar. Nonton Tv juga monoton saja,acara itu-itu aja ah bete,ngapain enaknya”Hp berdering si beb’,teman kampusku tlp.apalagi kalau bukan nanyain tugas dari Dosen A udah aku selesaikan belom,dasar gelo sering nyontek aku pekerjaannya tapi gak apa-apa demi teman karena kesibukannya sendiri paling lali mengerjakan materi kul setelah trima tlp.

    Usai utak-utik atau browsing di internet cari sohip-sohip dunia maya enak kali,mesti hanya memandang monitor tapi rasanya persahabatan tetep terjalin indah sampai aku berkenalan dengan wanita yang akan aku temui sebagai wujud kalau pertemanan ini tidak maya, Berawal dari email lalu SMS, aku berkenalan dengan Mini, panggilanku pada dominique.

    Kami sepakat untuk saling bertemu di sebuah kafe, daerah atas kota Bandung. Dari penampilan awalnya aku cukup tertarik, meskipun bodinya tergolong biasa-biasa saja tapi wajahnya yang sangat cute membuatku terdiam untuk sesaat.

    Perawakan Mini kurang lebih tinggi 165 cm, 50 kg dengan kulit putih, rambut hitam lurus sebahu, sama-sama keturunan cina sepertiku juga dan berumur 20 tahun merupakan mahasiswa di sebuah universitas swasta di Bandung, ukuran payudaranya 34B dibalut dengan kaos ketat sungguh ideal.

    Kami pun mulai mengobrol panjang di kafe tersebut dan pendek kata kami pun mulai serius tentang hubungan kami yang mungkin lain dari biasanya, yaitu kegiatan BDSM. Kuketahui juga Mini sudah tidak perawan karena pernah ML dengan cowonya yang sekarang tidak tahu ada dimana.

    Mini terlihat sedikit nakal dan sesuai harapanku yang sedang mendalami bidang ini. Mini menganjurkan di tempat kosnya, karena katanya dalam 2-3 hari ke depan tidak ada orang lain karena pada mudik liburan. Aku pun setuju dan berjanji besok aku akan langsung datang ke tempat kosnya. Nexiabet

    Hari yang telah ditentukan telah datang, aku pergi menuju 711, swalayan dekat kampusku, di sana aku membeli beberapa gulung tali pramuka, jepitan jemuran 1 pack, lilin merah besar yang biasa ada di kuil-kuil 2 buah, dan beberapa minuman. Siaplah aku menuju cafe yang telah ditentukan, aku dengan perlengkapan aku di tas sudah lengkap plus belanjaan tadi.

    Meluncurlah aku dengan menggunakan motor bebekku ke tempat kos Mini. Aku mulai memperlahan laju motorku dan melihat alamat yang tertera di HP-ku, setelah beberapa lama kutemukan sebuah rumah tinggal yang dijadikan tempat kos.

    “Biasa saja, lebih bagus kos gue”, pikirku.

    Aku langsung menelepon Mini agar keluar dari tempat kosnya.

    “It’s show time” dalam benakku.

    Lalu aku melihat Mini keluar dengan pakaian senam yang masih basah keringat hingga membuatnya makin aduhai.

    “Sori gue baru beres joging nih, masuk.., masuk”, kata Mini sambil membukakan gerbang.

    Akupun mulai masuk dan celengak-celinguk melihat kos-an yang berisi 4 kamar layaknya rumah tinggal biasa.

    “Beneran kaga ada sapa-sapa neh?”, tanyaku.
    “Kaga ada, pembokat dah pulang dari tadi, now cuma ada lo ama gue, kapan neh mulainya?”, Jawab Mini.

    Aku langsung mengeluarkan tasku dan Mini langsung ikut melihat barang yang kubawa.


    “Hehe.. kok gituan aja seh, disini juga ada kaga usah repot-repot”, kata Mini sambil mengeluarkan kotak di kamarnya.
    “Pake semua yang lu mau ke gue” jawabnya sambil memberikan kotak tersebut padaku.
    “Wahh.., gila lo dapat dari mana semua alat ini?”, tanyaku karena baru kali ini aku melihat alat-alat penyiksaan yang biasanya hanya aku liat di internet.

    “Jangan rewel, cepetan donk gue dah ga sabar lu bisa apa aja”, jawabnya.

    Tanpa menjawab karena aku masih keasyikan melihat “barang-barang” yang sebagian masih tidak kuketahui fungsinya.

    “OK., siplah ayo kita mulai”, jawabku.

    Permainan dimulai, Mini hanya duduk melihatku meninjau tempat yang ingin aku gunakan.

    “Sini lo, gue dapat tempat yang enak buat nyiksa lo”, kataku sambil tersenyum melihat lapangan basket dengan 1 tiang dengan luas 4×5 meter di ruangan tertutup belakang kos.

    Aku mulai mengambil bambu bulat berukuran 1 1/2 meter dengan diameter 10 cm dan mengikat tangan Mini bersama bambu tersebut. Hasilnya tangan Mini terentang ke arah berlawanan seperti orang yang disalib. Belum puas dengan itu aku mengikat “shibari”, sehingga payudaranya tampak menonjol.

    Mini merasa kesakitan terlihat dari wajahnya yang mulai merah, tapi saat kutanyakan Mini menjawab “Lanjutin aja gue nikmatin kok, jangan sungkan-sungkan gue kaga marah gue hepi kok” sambil tersenyum.

    Akupun tidak tanggung-tanggung lagi langsung mengambil sepatu hak tinggi merahnya sekitar 10 cm, penjepit yang telah kubeli, ball gag di kotak Mini, dan sun block untuk kuoleskan pada kulit Mini karena rencanaku akan kujemur Mini di lapangan tersebut dalam waktu cukup lama, matahari masih cukup terik meskipun jam sudah menunjukan pukul 4 sore. Setelah kuoleskan pada sekujur tubuhnya, aku memasangkan ball gag ke mulutnya.

    Aku yakin Mini tidak akan bisa bersuara lagi. Kemudian sepatu tingginya untuk memberikan efek pegal dan kejang, aku mulai membuat simpul di bambu yang menempel di punggung Mini untuk digantung di tiang ring. Akhirnya Mini hanya menapak pada hak sepatu yang kecil dengan badan tergantung tanpa daya. Terakhir aku memasangkan penjepit di kedua belah puting, di ketiak, di paha, di perut, di bagian kemaluannya.


    “Erghh. Hh.. Hh..”, kudengar erangan Mini tapi tidak kuhiraukan.
    “Ok gue tinggal dulu, gue laper mo makan”, kataku dengan senyuman sambil memasangkan 2 jepitan tersisa di daun telinganya, langsung terlihat Mini berusaha melepasnya dengan menggeleng-gelengkan kepalanya tapi percuma karena jepitannya cukup kuat.

    Maka tinggalah Mini sendirian, karena aku sudah pergi untuk melihat-lihat “lokasi” berikutnya, lalu aku benar-benar pergi membeli makan tak jauh dari situ ada tempat makan nasi campur yang sudah jadi langgananku meskipun aku tidak kuliah di daerah tersebut.

    Tak terasa aku sudah makan dan nonton TV, serasa pemilik rumah tersebut hingga sudah 1 jam lebih aku meninggalkan Mini. Sebenarnya aku bisa saja berbuat jahat, tapi jika aku hanya ingin kesenangan materi, aku sudah berkecukupan .

    Kutengok Mini yang sudah bersimbah keringat semua baju senamnya sudah basah. Pertama kulepaas jepitan-jepitan yang terpasang.

    “Aarrgg.. Hh..”, desah Mini karena aliran darahnya berjalan lagi.

    Mini terlihat pucat, lemah sekali kehabisan tenaga karena “upacara” tadi. Kulepaskan juga ikatan pada bambu tapi tali shibari yang mengelilingi tubuhnya tak kulepas malah kutekukkan pergelangan tangan Mini ke bagian belakang dan kuikat, dadanya makin menonjol.

    Sebenarnya aku cukup prihatin karena walau tak kuikatpun Mini sudah pasrah dan tidak akan kabur.

    Aku tanya padanya, “Lo masih kuat gak?”, sambil kulepas ball gag yang menyisakan garis merah di pipinya.
    “Gak papa kok gue cuma cape aja”, jawabnya sambil tersenyum kecil.

    Kemudian kupapah dirinya ke kamarnya lalu kusuapi makan dan minum dengan kondisi tangan masih terikat.

    “Sudah siap untuk selanjutnya?”, tanyaku setelah memberinya waktu istirahat setengah jam yang Mini lewatkan untuk rebahan di tempat tidurnya.
    “Ok”, jawabnya lemah.

    Lalu akupun mulai membuka semua ikatan yang ada di tubuh Mini. Meskipun aku sudah tidak tahan ingin ML dengan Mini aku masih kasihan melihat keadannya. Akupun memandikannya sambil meraba-raba sekujur tubuhnya dan membincangkan apa yang diinginkan Mini untuk permainan berikutnya.

    Jam telah menunjukkan pukul 7 malam saat aku mengajak Mini makan keluar, minipun menyetujuinya dan Mini tidak kuperbolehkan memakai pakaian dalam baik bra ataupun CD, sebelum Mini menjawab, aku sudah memainkan lidahku di puting susunya yang mulai menegak dan terdengar desahan Mini.


    “Lo boleh ikut tapi kukenakan ini ya”, kataku sambil mengambil rantai kecil dengan jepitan berskrup di kotak peralatan BDSM Mini.

    Kukenakan di sebelah putingnya yang telah menonjol lama, lalu kukencangkan skrupnya sehingga aku yakin tidak akan lepas, tidak hanya itu, aku juga mulai foreplay di selangkangan Mini dengan lidah hingga cukup membuat Mini terangsang dan hampir orgasme karena kumainkan jemariku juga di kemaluannya. Aku berhenti tapi Mini merengek dan kukatakan agar bersabar, sambil tersenyum dan mengambil dildo berbentuk kapsul yang biasa ada di film jepang dengan kekuatan 2 batere kecil.

    “Gue pakein ini juga OK”, ujarku sambil memasukkan dildo itu dalam vaginanya yang sudah basah sehingga mudah dimasuki.

    Terakhir kuambil tali dan merapatkan Mini dan mengikat paha atasnya sehingga mainanku akan tetap berada di dalam kemaluan Mini. Aku lalu mengambil rok hitam ketat sebatas lutut untuk menutupi badan bawah Mini, aku tertawa kecil ketika aku menyuruh Mini berjalan bak artis melenggok di cat walk, karena Mini harus menyilangkan kakinya akibat ikatan tadi.

    “Sip.. Deh OK kita pergi”, ajakku sambil kukenakan jaket bulu untuk menutupi badan Mini yang hanya dihiasi rantai.

    Kami keluar dengan motorku. Sebelum berjalan, aku menyalakan switch on pada mainan yang “tertanam” tadi sehingga bergetar dan membuat Mini kehilangan tenaga. Di sepanjang jalan Mini memelukku dengan tangan yang tidak berhenti meremas-remas jaket aku.

    “Dah mulai basah ya? Ga tahan ya?”, godaku. Mini tidak menjawab.

    Tak lama kemudian kami berhenti di tukang jagung bakar di daerah Dago dan memesan makanan dan minuman. Kulihat Mini agak salah tingkah dan seperti maling takut ketahuan polisi, banyak gerakannya yang tidak lazim dan aku mengingatkannya sambil memeluknya.

    “Anter gue beli pulsa ya di BEC”, suatu tempat elektronik di Bandung, pintaku.

    Mini hanya mengiyakan dan aku sengaja membawa jalan-jalan karena aku tahu bahwa semakin banyak gerakan maka Mini makin terangsang jadinya. Mini berusaha bertindak sebiasa mungkin. Perlu diketahui pacarku masih pulang kampung dan aku sudah biasa jalan dengan cewe-cewe sehingga tidak takut kalau kepergok teman. Minipun karena baru masuk kuliah dia belum punya banyak teman dan dia bukan asli orang Bandung.

    Pendek cerita kami berdua sudah sampai di tempat kos seks Mini lagi dan aku segera membuka jepitan di putingnya dan mengeluarkan dildo yang sudah basah. Kami berdua tidak tahan lagi hingga langsung saja kami melakukan ML dan setelah setengah jam aku mengeluarkan sperma di kondom, Kemudian dilepasnya kondom tersebut dan kusuruh Mini yang sudah terkulai lemas mengisap-isap kemaluanku.


    “Aarrgg.. ngghh”, erangku keenakan karena baru pertama kali mengalaminya, biasanya hanya “ngocok” di kamar .

    Aku menggapai tasku dan kuambil lilin yang tadi kubeli, dan menanyakan..

    “Pake ini kuat gak?”
    “Boleh dicoba tuch”, jawabnya dengan nada menantang hingga cukup membuatku bersemangat kembali.

    Tanpa ragu aku kembali dengan membawa tambang berwarna merah, dan mulai dengan mengikat kedua tangan Mini di belakang punggungnya hingga ke siku, terus ke depan tubuh hingga membentuk “breast-bondage” yang ketat. Lalu kurebahkan Mini menungging di lantai, dan siksaan dimulai dengan mencambuki Mini dengan cambuk kulit, tapi tidak terlalu keras dan hanya bertujuan merangsangnya. Kemudian tubuhnya kubalik telentang. Pergelangan kaki kirinya diikat menyatu dengan pangkal paha, yang kemudian ditambatkan ke pinggir ruangan, sedangkan ikatan pada pergelangan kaki kanan ditambatkan ke atas, sehingga bagai sedang memamerkan vaginanya.

    Kembali kucambuki tubuhnya dalam posisi begini. Mini mengerang keras dan meronta-ronta tapi ikatanku cukup kuat untuk dilawan seorang cewe hingga akhirnya Mini hanya bisa pasrah. Selanjutnya tubuh Mini kuikat dengan model “shibari”, di atas bondage-bra, sehingga payudaranya tampak menonjol. Dengan kedua tangannya yang terikat ke belakang, dia hanya bisa pasrah menerima cambukan bertubi-tubi pada kedua payudaranya. Begitu juga ketika kedua tonjolan itu masing-masing kujepit dengan penjepit jemuran berukuran besar. Kembali ujung-ujung cambuk mendarat ke arah perut dan payudaranya. Mini menjerit-jerit kesakitan, namun aku tetap tidak peduli dan terus mengayunkan cambuk, karena aku yakin dia juga menikmatinya walau sulit dijelaskan dari wajahnya di balik rasa sakitnya.

    Kini pada ronde berikutnya aku membaringkan Mini di tengah ruangan, lalu aku berjalan mengitarinya dan mengambil semacam minyak untuk dioleskan ke sepasang payudaranya. Kemudian tetesan-tetesan lilin panas jatuh menimpa puting dan seluruh daerah payudaranya. Tubuhnya meronta-ronta berkelojotan menahan panas dan rasa nyeri. Setelah itu lapisan lilin itu kukelupas sehingga menghasilkan bentuk gundukan menyerupai payudaranya.

    Tak tahan mendengar rintihan dan erangan Mini ditambah melihat gerakan Mini, “adik”-ku bangkit kembali dan kulepaskan ikatan tangan dan kaki Mini lalu kuambil dildo berbentuk kemaluan pria berukuran sedang dan kembali kusuruh Mini untuk menghisap penis (blow-job) aku.

    Sebelumnya aku sudah memasangkan dildo ke anusnya dan kemudian meneteskan lilin panas ke pinggulnya. Rangsangan dildo dan panasnya lilin membuat Mini kian agresif melakukan blow-job nya.

    Akhirnya aku mengeluarkan “lahar seks panas”-ku untuk kedua kalinya. Aku merebahkan Mini di ranjangnya dan tak terasa kami tertidur pulas karena kecapean, untung saja pada saat pulang dari BEC tadi kami sudah mengunci rapat semua pintu dan jendela.

    Jam telah menunjukan pukul 5 dini hari. Mini masih tertidur pulas. Aku mengingat kejadian semalam sambil menyiapkan mie instant untuk sarapan pagi lalu setelah siap kubangunkan Mini, lalu kami makan sambil mengobrol di ruang makan.

    “Gimana semalem?”, tanyaku.
    “Gila lo puting gue masih sakit gara-gara lilin, tanggung jawab lo”, jawabnya sambil tersenyum.

    Dari air mukanya aku tahu bahwa Mini menikmatinya. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, lalu aku mengajak Mini mandi bersama tapi tentu saja tak lepas dari aktifitas BDSM kesukaan kami berdua.


    Mini mulai kuikat bersujud di kamar mandi dan lalu kusuntikkan cairan ke dalam anusnya dengan menggunakan suntikan besar. Tidak puas dengan suntikan, aku memasukkannya dengan menggunakan selang infus.

    Setelah 1 liter air di tabung habis, tabung kembali kuisi penuh dan terus dialirkan memasuki anusnya. Mini menggeliat tanpa daya menahan rasa mual akibat air yang menyesakkan tersebut.

    Setelah berliter-liter air memasuki tubuhnya, selang kulepas. Karena sudah penuh, maka air itu memancur kembali keluar dari anusnya. Demikian kulakukan terus berulang-ulang, hingga akhirnya yang keluar bukan lagi hanya air bening memek, namun sudah bercampur dengan kotorannya. Aku sedikit merasa jijik tapi segera kubersihkan dan kutaruh badan Mini yang masih terikat di dalam bath-tub dan mulai merendamnya. Selama itu aku mandi dan menyiapkan diriku sendiri untuk acara selanjutnya. Setelah selesai, Mini kulepaskan ikatannya dan kusuruh untuk bersiap-siap juga.

    Mini keluar dari kamar mandi dengan handuknya dan akan menuju kamarnya untuk berpakaian, tapi aku melarangnya dan langsung berkata bahwa aku akan pergi dan aku ingin memajang dirinya dalam posisi bondage yang lain. Mini bertanya aku akan pergi kemana, karena dia takut kalau aku kabur, tapi aku memberi jaminan dan janji bahwa aku akan balik lagi, maka Mini pun pasrah mau menerima siksaan berikutnya.

    Kini Mini terbaring di lantai. Kedua tangannya kuikat terpisah masing-masing ke arah bawah, sedangkan kedua kakinya juga kuikat terpisah, namun masing-masing ke atas kepala, sehingga tubuhnya tertekuk sedemikian rupa dengan pinggul di udara, dan kedua lutut mengapit kepalanya. Dalam posisi seperti ini, dia bagaikan sedang memamerkan lubang duburnya yang menengadah ke udara. Tentu saja kondisi ini menimbulkan rasa pegal yang luar biasa.

    Tak lupa aku memasangkan ball gag di mulutnya dan kutaruh mangkuk untuk menampung air liur yang keluar dari mulutnya. Pergilah aku dan kukunci pintu kamarnya dan rumah kos itu untuk beberapa saat. Aku cukup khawatir meninggalkan Mini sendirian dengan posisi tersebut, untung saja teman yang berjanji akan menemuiku membatalkan dan aku langsung meluncur ke tempat kos Mini kembali dan itu juga sudah hampir 1 jam sejak kutinggalkan Mini.

    Aku langsung membuka ikatan yang menyebabkan tubuhnya sudah mulai membiru dan air liurnya sudah sebanyak setengah mangkuk lebih. Mini menangis dan tidak mau ditinggal olehku lagi. Aku tidak bisa berbicara lagi selain memeluknya. Kami mengamati garis-garis yang tampak jelas di badan Mini dan kami pun terbaring di ranjang kos sambil berbincang-bincang seputar bdsm yang telah dan akan kami lakukan.

  • Kisah Memek Bercinta Bersama Mahasiswi Cantik, Anak Didik Ibuku

    Kisah Memek Bercinta Bersama Mahasiswi Cantik, Anak Didik Ibuku


    2155 views

    Duniabola99.com – Cerita Seks Dewasa ini terjadi dikarenakan ibuku adalah salah seorang dosen di salah satu universitas. Cerita Sex ini tidak pernah aku lupakan karena sangat istimewa sekali dihatiku. Ibuku adalah seorang dosen komputer di sebuah perguruan tinggi di *********** Ia memiliki banyak mahasiswa maupun mahasiswi dan karena kepiawaian Ibuku dalam mengajar, banyak mahasiswanya yang datang ke rumahku unuk meminta diajar secara privat.

    Kisah ini adalah nyata yang terjadi ketika Ibuku sedang tidak di rumah. Namaku adalah Joe. Saat itu aku sedang dalam masa pengangguran karenanya aku hanya tinggal di rumah sehingga membuatku sangat bosan karena kegiatanku sepanjang hari hanya menonton VCD dan bermain komputer saja.

    Tetapi kebosananku berakhir ketika salah seorang mahasiswi Ibuku datang kerumah. Ingrid namanya, dia kuliah di Universitas **** ***** (edited). Karena Ibuku kebetulan sedang ada urusan, maka Ingrid menunggunya datang dikarenakan ada urusan yang sangat penting dengan Ibuku. Karena aku tidak ada pekerjaan dan aku sangat bosan dengan kegiatanku, maka aku menemaninya menunggu Ibuku. Tetapi, aku sengaja tidak memberitahukan kepadanya bahwa Ibuku sedang pergi ke luar kota bersama Bapakku selama beberapa hari. Jika kuperhatikan dengan seksama, Ingrid sama sekali tidak jelek. Bagiku dia bahkan menarik sekali, dengan proporsi badan yang bagus dan seksi dan dikombinasikan dengan rambutnya yang panjang tergerai dan hitam. Sekilas wajahnya mirip dengan Maudy Kusnaedi dan karenanya aku tidak bosan-bosannya menatap Ingrid sambil terus mengajaknya bercakap-cakap sambil menawarkannya minum segelas air jeruk.

    Sampai suatu ketika, dia minta ijin untuk pergi ke WC dan aku menunjukkannya lokasi WC yang berada di belakang kamar orang tuaku. Di saat dia pergi kesana, aku memasukkan pil perangsang yang kubeli sewaktu aku masih berkuliah di luar negeri dulu. Pil perangsang itu larut dengan air jeruk tetapi tidak memberikan perubahan pada warna maupun rasa air jeruk itu sendiri. Setelah itu, aku hanya tersenyum-senyum memikirkan rencanaku selanjutnya sambil menunggu Ingrid keluar dari WC. Setelah Ingrid kembali dari WC, ia kembali duduk dan mengajakku ngobrol mengenai bisnis orang tuaku sambil meminum air jeruk yang kusuguhkan kepadanya. Beberapa menit setelah ia meminumnya, ia memperlihatkan reaksi dari obat tersebut, dia berkali-kali meminta maaf kepadaku karena ia merasa kegerahan dan setelah itu ia mulai membuka pakaiannya. Judi Bola Online

    Di saat ia membuka pakaiannya, aku dapat melihat sosok Ingrid yang hanya mengenakan BH dan celana dalamnya. Hal ini membuat penisku mendadak berdiri dan siap dimasukkan ke “lubang kenikmatan”. Aku mengajak Ingrid ke kamarku sambil kuberikan alasan agar aku dapat menyalakan Air Conditioner sehingga dia tidak lagi kegerahan. Ia percaya saja dan mengikutiku ke kamar. Di dalam kamarku, ia duduk di ranjang sambil sesekali mengusap dadanya. Aku menjadi tidak tahan melihat adegan ini sehingga aku mulai mencium bibirnya. Ketika aku menciumnya, tidak ada perlawanan sama sekali. Kami bermain lidah hingga 10 menit. Dikala kami bermain lidah, aku mulai membuka BH dan celana dalamnya. Setelah dia bugil, kemudian aku membuka pakaianku sendiri. Disaat aku sedang membuka pakaianku, Ingrid mengusap-usap tubuhnya dan memainkan jari-jarinya di sekitar vaginanya sehingga membuatnya basah. Aku tidak tahan lagi maka kudekati vaginanya dan memainkan lidahku di dalam vaginanya.

    Aku sempat terkejut karena ternyata Ingrid masih perawan sehingga aku berpikir bahwa ini adalah hari keberuntunganku. Aku terus menjilati vagina Ingrid berulang-ulang dan diiringi dengan desahan Ingrid yang sangat sensual, “Hmm…, shhh…, aahh…”. Aku tidak peduli dan terus menjilatinya hingga beberapa saat kemudian Ingrid menjepit kepalaku dengan kedua kakinya sehingga membuatku menjadi sulit bernafas selama beberapa saat dan tubuhnya mendadak menjadi gemetar dan ia berteriak tertahan sambil melengkungkan punggungnya yang membentuk siluet yang indah sekali. Aku mengerti kalau dia sedang klimaks, aku senang sekali tetapi juga sekaligus belum puas, why? Karena aku sendiri belum memperoleh kepuasan darinya. Setelah ia terbaring lemas karena klimaks tersebut, aku segera saja memasukkan penisku yang panjang karena sudah tegang ke dalam vagina Ingrid. Ketika penisku merobek keperawanannya, ia berteriak kesakitan dan aku merasakan penisku telah dibasahi oleh darah segar keperawanannya, tapi aku tidak ambil peduli. Sambil kucium bibirnya yang seksi, tanganku bermain di puting susunya, juga kutusukkan penisku ke dalam liang vaginanya.

    Teriakan yang tadi kudengar lama kelamaan berubah menjadi desahan-desahan dan tangannya mulai aktif memegang dan menekan-nekan selangkanganku seakan- akan menginginkan agar aku memasukkan penisku lebih dalam lagi. Tusukanku di dalam liangnya membuatnya mendesah-desah sensual dan memintaku mempercepat gerakan. Aku terus mempercepat gerakanku hingga dapat kurasakan vaginanya semakin basah. Ia memintaku mengubah posisi. Ia sekarang berada di atas. Dengan hati-hati ia menindihku dan memasukkan penisku yang masih tegang ke dalam liang vaginanya. Dengan posisi berbaring, kupeluk punggung Ingrid sambil menaik-turunkan tubuhnya sehingga aku merasa semakin nikmat karena pijitan vaginanya. Aku semakin mempercepat gerakan sehingga membuat adegan yang kami lakukan semakin panas karena Ingrid terus menggenjot tubuhku sambil tangannya memainkan puting susunya sambil sesekali menekan-nekan payudaranya yang cukup besar itu.


    Setengah jam terus berlalu dan aku mulai merasakan seolah-olah akan ada ledakan dalam diriku dan dirinya. Aku mengetahui bahwa dia akan klimaks lagi karena dia semakin kuat mendesah dan juga semakin cepat menggenjot tubuhku. Aku semakin tidak tahan dan kusemprotkan cairan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya dan di saat yang bersamaan pula, Ingrid berteriak dengan disertai getaran hebat sambil semakin cepat menggenjotku. Penisku terasa seperti sedang di”pipis”in olehnya karena ada cairan yang mulai membasahi penisku.

    Setelah beberapa menit kami bersama-sama melepaskan nafsu, aku mencium bibir Ingrid dan memeluknya. Aku bermain cinta dengannya hingga sore hari dan kemudian kuberitahu padanya bahwa orang tuaku baru akan kembali seminggu kemudian. Tetapi di luar dugaanku, karena justru hal ini malah membuatnya senang karena itu berarti dia bisa tinggal untuk bercinta bersamaku selama seminggu. Setelah itu, aku dan Ingrid terus menerus bercinta di rumahku sampai dengan Ibuku kembali dari luar kota.


  • Kisah Memek Sebagai Pria Aku Terlalu Polos Untuk Mengenal ML

    Kisah Memek Sebagai Pria Aku Terlalu Polos Untuk Mengenal ML


    2030 views

    Duniabola99.com – Namaku adalah Andi (bukan nama yang sebenarnya), dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh.

    Kejadian ini bermula pada waktu kira-kira 4 bulan yang lalu. Tepatnya hari itu hari Selasa kira-kira jam 14:12, aku sendiri bingung hari itu beda sekali, karena hari itu terlihat mendung tapi tidak hujan-hujan. Teman satu kostan-ku mengatakan kepadaku bahwa nanti temanya anak SMU akan datang ke kost ini, kebetulan temanku itu anak sekolahan juga dan hanya dia yang anak SMU di kost tersebut.

    Setelah lama menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, kemudian temanku langsung mengajaknya ke tempat kamarku yang berada di lantai atas. Akhirnya aku dikenali sama perempuan tersebut, sebut saja namanya Ria. Lama-lama kami ngobrol akhirnya baru aku sadari bahwa hari menjelang sore. Kami bertiga bersama dengan temanku nonton TV yang ada di kamarku. Lama-lama kemudian temanku pamitan mau pergi ke tempat temannya, katanya sih ada tugas.

    Akhirnya singkat cerita kami berdua di tinggal berdua dengan Ria. Aku memang tergolong cowok yang keren, Tinggi 175 cm, dengan berat badan 62 kg, rambut gelombang tampang yang benar-benar cute, kata teman-teman sih. Ria hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku yang sangat vital itu kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Ria yang terus menerus menggelitikiku. Lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, dan kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang, kemudian tanpa kusadari Ria mencium bibirku dan aku hanya diam kaget bercampur bingung.

    Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku, aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati. Ria pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang uih… entah aku tidak tahu mata itu seolah-olah ingin menerkamku. Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum tertutup, Ria pun memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes untuk membantah kata-katanya.

    Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Ria langsung memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan. Kemudian kurebahkan Ria di kasur dan kami saling berciuman mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya Ria yang kira-kira berukuran berapa ya…? 34 kali, aku tidak tahu jelas tapi sepertinya begitu deh, karena baru kali ini aku menuruni BH cewek. Dia mengenakan tengtop dan memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan tengtop-nya tanpa membuka kutangnya. Kulihat buah dada tersebut… uih sepertinya empuk benar, biasanya aku paling-paling lihat di BF dan sekarang itu benar-benar terjadi di depan mataku saat ini. Judi Bola Online

    Tanpa pikir panjang, kusedot saja buah dada Ria yang kanan dan yang kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio. Ria hanya mendesah, “Aaahhh… aaahhh… uuhhh…”Aku tidak menghiraukan gelagat Ria yang sepertinya benar-benar sedang bernafsu tinggi. Kemudian aku pun kepingin membuka tali BH tengtop-nya. Kusuruh Ria untuk jongkok dan kemudian baru aku melihat ke belakang Ria, untuk mencari resliting kutangnya. Akhirnya ketemu juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Ria yang baru duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini bisa terjadi. Dengan rakusnya kembali kulumat dada Ria yang tampak kembali mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Ria dan aku melihat celana hitam Ria yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.

    Aku memberanikan diri untuk menurunkan celana panjang Ria, dan Ria pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya. Ria pun tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Ria mempunyai celana pendek yang berwarna hitam satu lagi…” ejek Ria sambil tersenyum girang.Aku pun dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah kelihatan celana dalam yang berwarna cream dan dipinggir-pinggirnya seperti ada motif bunga-bunga, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Ria dan tampaklah kali ini Ria dalam keadaan bugil tanpa mengenakan apapun. Barulah aku melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani berilusi dan nonton tidak pernah berbuat yang sebenarnya.

    Aku pandangi dengan seksama kemaluan Ria dengan seksama yang sudah ditumbuhi bebuluan yang kira-kira panjangnya hanya 2 cm tapi sedikit, ingin rasanya mencium dan mengetahui aroma kemaluan Ria. Aku pun mencoba mencium perut Ria dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hampir mengenai sasaran kemaluannya Ria pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium memeknya akh.. geliii…” Ria mengatakan sambil menutup rapat kedua selangkangannya.

    Yah, mau bagaimana lagi, langsung saja kutindih Ria, kucium-cium sambil tangan kiriku memegang kemaluan Ria dan berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan Ria. Eh, Ria berontak iiihhh… ge.. li..” ujar Ria. Tahu-tahu Ria mendorong badanku dan terbaliklah keadaan sekarang, aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 45 kg dengan tinggi 160 cm ini, pikirku dalam hati. “Eh… buka dong bajunya! masak sih Ria doang yang bugil Andinya tidak…?” ujar Ria sambil mencopotkanbaju kaos yang kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang Ria inginkan.


    Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Ria masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku. Gila pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sdah berpengalaman dan dia lebih berpengalaman dariku. Perlahan-lahan Ria mulai menurunkan celana pendekku dan muncullah kemaluanku yang besarnya minta ampun (kira-kira 22 cm). Dan Ria berdecak kagum dengan kejantananku, tanpa basa-basi Ria memegangnya dan membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya Ria, langsung saja kutepis dan tidak jadi barang tersebut masuk ke lubang kemaluan Ria. “Eh, jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya gue belum pernah ngelakuinnya…” ujarku polos. “Ngapain kita udah bugil gini kalau kita tidak ngapa-ngapain, mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala,” ujar Ria dengan nada tinggi.

    Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan Ria tanpa memasukkanya. “Begini aja ya…?” ujarku dengan nada polos. Ria hanya mengangguk dan begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Ria tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya milik Ria, aku hanya memegang kedua buah pantat Ria yang montok dan secara sembunyi-sembunyiaku menyentuh bibir kemaluan Ria, lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk di dalam kemaluan Ria dan Ria terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun.Aku kaget dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperawanan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya hilang gara-gara anak SMU. Padahal sebelum-sebelumnya sudah ada yang mau menawari juga dan dia masih perawan lebih cantik lagi aku tolak dan sekarang hanya dengan anak SMU perjakaku hilang.

    Lama aku berpikir dan sedangkan Ria hanya naik-turun menggoyangkan pantatnya semenjak aku melamun tadi, mungkin dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan terhadapku. Yach, kepalang tanggung sudah masuk, lagi nasi sudah jadi bubur akhirnya kugenjot juga pantatku naik-turun secara berlawanan dengan yang dilakukan Ria, dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan, “Cplok.. cplok… cplok…” Ria mendesah kenikmatan karena kocokanku yang kuat dilubang vaginanya. Lama kami berada di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di atas.akhirnya aku mencoba mendesak Ria agar dia mau mengganti posisi, tapi dorongan tangannya yang kuat membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama cewek, pikirku. Kudorong ia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya kami berada di posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri kokoh tanpa dilepas. Ria tanpa diperintah menggerakkan sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku dalam hati. Tapi sayang tidak perawan.


    Akhirnya kudorong lagi Ria agar dia tiduran telentang dan aku ingin sekali melihat kemaluanku yang besar membelah selangkangan kemaluan Ria, makanya aku sambil memegang batang kemaluanku menempelkannya di lubang kemaluan Ria dan “Bless…” amblaslah semuanya. Kutekan dengan semangat “45” tentunya karena nasi sudah hancur. Kepalang tanggung biarlah kuterima dosa ini, pikirku. Dengan ganasnya dan cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang kemaluan Ria dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan tersebut karena ternyata lubang kemaluan Ria telah banjir dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti apakah itu spermanya Ria, apakah hanya pelumasnya saja? dan Ria berkata,

    “Loe.. udah keluar ya…?” ujarnya.
    “Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan nada ketus.
    Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Ria dan aku ingin segera mencapai puncaknya.

    Dengan cepat kukeluarkan kemaluanku dari lubang kemaluannya dan kukeluarkan spermaku yang ada diperutnya Ria, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam vaginanya aku pikir dia akan hamil,kan berabe. Aku baru sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku! Ria tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk berbuat tidak senonoh terhadapnya.


    Huu, dasar nasib, dan semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaaan burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau menyerahkannya untuk istriku seorang. Aku baru berusia 21 tahun saat ini. Aku nantikan keritik dan saran dengan apa yang terjadi denganku saat ini dan itu membuatku shock.

  • Chiki Dulce : Keinginan yang kuat

    Chiki Dulce : Keinginan yang kuat


    2004 views

  • koleksi panas ono maria merah ngentot dirumah seram

    koleksi panas ono maria merah ngentot dirumah seram


    1651 views

  • Kisah Memek Keenakan Jahil Dengan Teman Sekelas

    Kisah Memek Keenakan Jahil Dengan Teman Sekelas


    2516 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan sobat semua, sebelumnya gw mau bilang nama-nama orang dibawah ini hanya samaran, kalau ada kesamaan nama mohon dimaklumi. nama gw Ferdi, cerita ini terjadi saat saya masih kelas 2 SMP tahun 2017 di salah satu kota besar. dulu belum ada istilah modus, cowo dan cewek masih saling percaya, ya kaya belum ada pembatas lah…. saat saya belum tahu-menahu tentang namanya sex. teman saya semua juga belum tau, cuma guru selalu bercerita sebagaimana cewek dan cowok saat masa pubertas. saya dan teman tidak terlalu menghiraukan layaknya masih bocah yg belum tau apa-apa.

    suatu hari saya lupa kapan, teman saya namanya Shelly pingsan di kelas, memang sih saat dia masuk aja udah jaket-an, trus kaya kedinginan gitu (cuacanya gerah banget padahal) pucet. shelly pingsan baru disadari saat guru saya berusaha membangunkanya (saat jam pulang) saat itu saya masih membereskan kelas atau piket, tiba-tiba guru saya manggil saya. “ferdii…tolongin ibu, kayanya shelly pingsan deh”. “wahh gawat tuh bu, saya harus berbuat apa ?” “sudah tolong kamu gendong si shelly ke uks, soalnya mungkin yang lain sudah pulang.”

    “baik bu” saat itu ide setan belum ada di benak saya, yang ada cuma harus membawa shelly ke uks (jujur aja sob, dia orang yang saya sukai di kelas, mau nembak malu mulu). ibu guru saya lalu lapor mengambil kunci uks menyusul saya ke uks, setelah sampai saya baringkan shelly. jujur saja, saat saya menggendong shelly, posisi menggendong saya agak enak, tangan kiri saya di ketiaknya jadi setengah memegang payudaranya dan tangan kanan saya tepat di pantatnya. saya saat itu ga banyak pikir, mau nyentuh apanya yang penting bisa nyelamatin dia.

    begitu di periksa sama guru UKS saya, hanya bilang dia kurang tidur dan kelelahan. selebihnya dia baik-baik saja, biarkan dia istirahat sejenak saja. saat itu juga temen-temen saya datang ke ruang UKS. nina,hendri,lila dan rido. guru uks saya pamit soalnya mau rapat buat tour sekolah kami. saat itu juga hendra ngingetin ada rapat osis “oh ya kan ada rapat, gimana nih ?” (saya dan temen-temen saya tuh masuk Osis sob, bisa dibilang best friend lah kemana-mana bareng, makan bareng belajar bareng). kita bingung juga siapa yang jaga, akhirnya gw disuruh jagain shelly “dah lu aja yang jagain shelly, nanti kita kasih tau kabar selajutnya,” “ocedeh pak boss” saat itu gw ditinggal sendiri buat jaga shelly. gw baca-baca aja koran bekas… tiba-tiba mata gw tertuju pada shelly, sama guru uks, gesper,dasi dan kancing agak dilonggarin, otomatis saya bisa melihat jendolan dadanya dari balik kaos pinknya. RFbet99

    si dede jadi sakit, kayanya tegang berat sampai-sampai jadi sakit, dan pikiran setan pun muncul, perlahan-lahan saya coba memegang payudaranya dengan 1 tangan dari kursi saya, begitu megang enak banget gitu namun saya belum tau apa-apa. tangan kanan saya pun mencoba memegang yang satunya. dan wow, luar biasa, ukuran normal anak smp bisa terpegang oleh saya. saya coba goyang-goyangkan payudaranya, enak sekali rasanya, trus saya usap-usap. tiba-tiba saya merasa ada jendolan gitu (maklum masih pake miniset bukan BH).

    saya coba usap jendolan tersebut. saya kaget bukan main, tiba-tiba dia seperti mendesah gitu. begitu melihat aman, gw coba sentuh dede gw yg masih di dalam celana sekolah gw di payudaranya (nonjol gede banget dede saya, padahal dah dilapisi pengaman). pelahan-lahan menyentuh dan wow… luar biasa sekali rasanya. saya tekan-tekan penis saya, lalu memutarnya di jendolan pentilnya. setelah itu saya kecup kedua dadanya dan bibirnya. saya akhirnya menonton TV (takut ada orang masuk, ga berani lama-lama). sekitar 30 menitan temen saya balik dan menyampaikan hal-hal osis. dan saat itupula si shelly siuman, setelah siuman saya antar kerumahnya dan pulang masih memikirkan hal barusan terjadi.

    beberapa hari kemudian, disaat sekolah sudah sepi, saya dan shelly masih membereskan ruang osis (piket), setelah selesai, kamipun memutuskan ngerjain pr di ruang UKS (soalnya ada TV, bisa jadi hiburan dan kebetulan kunci uks di kita). saat kami belajar, tiba-tiba si shelly mulai iseng, dia senggol tangan saya sampai kertas kecoret sata lagi nulis, saya bales, lalu jadinya main kelitik-kelitikan, saat saya mengkelitik ketiaknya tanpa sengaja menyentuh puting susunya.

    tiba-tiba dia mengerang “aahhh….” “kenapa ?” “ahh..kok lu kelitik gw dibagian ini malah enak ya ?” sambil nunjuk dadanya, “ga tauh deh…” tiba tiba “lagi dong kelitik gw disini, enak banget rasanya” darah mulai terpompa cepat, saya putusin lakuin hal kemarin aja, saya pegang tuh kedua payudara,

    saya goyang-goyang,usap-usap. dia mengerang kenikmatan. entah kenapa setiap dia mengerang saya menjadi makin deg-degan. si dede ngamuk di dalam celana. saya iseng aja niat setan “coba kalau kamu buka baju, mungkin lebih enak.a” ternyata dia nurut, dia buka baju,minisetnya. dan wow luar biasa indah payudaranya. saya langsung menciuminya dan secara naluri saya menjilatnya juga.terutama dibagian puting. tanpa saya sadari dia telah menanggalkan roknya.


    dan sekarang dia setengah telanjang, hanya menggunakan celana dalam saja.saya buka buka baju saya juga samai CD doang.dia agak malu gitu, saya cium saja dia, dan membisikan, gw suka sama lu, tiba-tiba dia membalas ciuman lebih hot.lalu dia menjatuhkan gw seperti posisi woman on top, dia membuka celana dalamnya dan wow, tanpa bulu masih rapat… saya juga buka baju saya, lalau shelly memegang mencium dan menjilat itu saya seperti professional. diapun mengarahkan dede saya ke liangnya dalam hati saya bergumam “*eeh gila nih perawanin cara WOT*”

    saya sudah tau tentang keperawanan dari guru biologi saya, namun prosesnya agak lama perawaninya. pertama neken-neken,masuk kepala,masuk masuk lalu jleeeb masuk semua, dia seperti nahan sakit, saya remas payudaranya lalu darah menetes ga banyak, saya ambil tisu dan melapnya (agar ga jatuh ke seprei.)dia lalu memompa penis saya, makin cepet trus trus sampai “eh sel gw mau kencing nih” “gw juga fer,…” namun kami ga bisa berhenti dan croott… muncrat semua…

    lumayan banyak cairan saya, buru-buru saya lapyang menetes keluar. setelah itu kita berpakaian lagi dan membereskan uks, secara resmi kita jadian dan selalu melakukanya jika ada kesempatan.






  • Hollie Mack dan Adriana Chechik pecinta ngentot anal

    Hollie Mack dan Adriana Chechik pecinta ngentot anal


    2041 views

  • Miho Tsujii toket gede disuruh bermastrubasi dedepan banyak orang

    Miho Tsujii toket gede disuruh bermastrubasi dedepan banyak orang


    1712 views

  • Video Bokep Eropa ngentot lesbian di pegunungan

    Video Bokep Eropa ngentot lesbian di pegunungan


    1767 views

  • Yui Misaki dientot threesome di pantat dan memeknya yang berbulu lebat hingga becek

    Yui Misaki dientot threesome di pantat dan memeknya yang berbulu lebat hingga becek


    1737 views

  • Kisah Memek Rasa Ibaku Kepada Wanita Yang Terlilit Hutang Berbuah Kenikmatan 2

    Kisah Memek Rasa Ibaku Kepada Wanita Yang Terlilit Hutang Berbuah Kenikmatan 2


    2784 views

    Duniabola99.com – Keliatan bukan Ratih yang tadi malam aku temui. Aku tersenyum melihat penampilannya yang tomboy itu. Setelah mencium bibirnya, aku gandeng tangannya, kami bergegas keluar kamar. Setelah mengembalikan kunci kamar di resepsionis, kami langsung masuk ke taksi. Ransel kuletakkan di tempat duduk depan. Ratih dan aku duduk di belakang. Taksi langsung tancap gas ke airport. Aku minta cepat dengan alasan mengejar jam.

    Di dalam taksi, Ratih terlihat menikmati perjalanan. Wajahnya begitu berseri-seri. Dia menikmati kesibukan jalan raya yang kami lalui. Perlahan-lahan aku lihat matanya meredup. Dia pasti capek banget, pikirku. Aku tepuk pelan lengannya dan kuisyaratkan dengan tanganku ke bahuku, Ratih mengerti dan menyandarkan kepalanya ke bahuku.

    Taksi melaju dengan cepat menuju airport. Tidak banyak halangan berarti di jalan. Sampai di airport, sebelum turun aku bangunkan Ratih. Sambil merapikan rambut dan pakaiannya, Ratih mengikutiku berjalan ke arah terminal keberangkatan. Sambil membawa ranselku, aku perhatikan loket-loket di terminal keberangkatan yang ada jurusan Denpasar. Terlihat ada jurusan Denpasar, aku langsung menarik tangan Ratih, menanyakan jam keberangkatan dan harga tiket pesawat. Staf yang bertugas menyebutkan angka di bawah 500-an ribu per orang. Aku hitung sebentar, aku pikir uangku cukup. Apalah arti uang segitu, yang penting nyawa Ratih bisa aku selamatkan, pikirku lagi. Aku keluarkan kartu kredit dan minta diselesaikan pembayaran. Kebetulan keberangkatan 1 jam lagi, Ratih masih bisa beristirahat.

    Aku lihat Ratih begitu bersemangat. Tidak ada ketakutan atau kecemasan di wajahnya. Hanya senyum yang terkembang lebar dan binar mata gembira yang aku lihat. Aku senang akhirnya Ratih akan keluar dari masalahnya. Aku mulai mengingat-ingat nama teman yang bisa aku minta tolong untuk mencarikan pekerjaan buat Ratih nanti.

    Setelah tiket aku dapatkan, aku pegang tangan Ratih, aku gandeng ke tempat duduk tunggu penumpang yang akan berangkat. Bangku di tengah-tengah deretan terlihat masih kosong. Ada sandaran juga. Setelah Ratih duduk, aku dekatkan ranselku ke kakinya biar dia bisa selonjorkan kakinya. Lalu aku sandarkan punggungku. Sambil meluruskan kakinya, Ratih kembali menyandarkan kepalanya di bahuku. Waktu di hendak melepaskan topinya, aku larang. Situs Judi Bola

    “Pakai aja terus. Nanti di dalam pesawat aja baru lepas” bisikku.
    “Siapa tahu di sini ada teman bos kamu atau ada orang yang pernah kamu kenal. Bahaya” bisikku lagi.

    Ratih mengerti. Dia menganggukkan kepala lalu menyandarkan kepalanya di bahuku. Setelah lebih kurang satu jam menunggu, aku dengar suara informasi dari pengeras suara yang memberitahukan pesawat dengan jurusan Denpasar akan berangkat dan para penumpang diminta bersiap-siap. Aku bangunkan Ratih. Dengan memanggul ranselku, aku gandeng tangan Ratih.

    Perjalanan pesawat menuju Denpasar lancar dan kami tiba pada saat hari menjelang sore. Ratih tertidur dengan pulas di pesawat. Sekarang wajahnya terlihat lebih segar. Keluar dari terminal kedatangan, kami langsung masuk ke dalam taksi yang aku hentikan. Tak terasa beberapa menit lagi kami akan tiba di kamar kostku. Aku punya segudang rencana yang akan kulakukan untuk Ratih. Kulihat wajahnya yang berseri-seri.

    Wajahnya celingukan kanan-kiri memperhatikan kendaraan yang lalu-lalang. Persimpangan jalan raya yang besar. Kesibukan di sepanjang jalan. Para turis yang berjalan kaki di sepanjang trotoar. Semua tak lepas dari pengamatannya. Karena begitu penasaran atau heran, Ratih memandang sambil memutar kepalanya ke belakang. Lalu menanyakan kepadaku setiap yang dilhatnya. Aku sedikit sibuk menerangkan dan menjawab. Sopir taksi senyum-senyum memperhatikan kami dari kaca spion di depannya. Kadang dia ikut menerangkan sambil tertawa-tawa.

    Aku senang karena Ratih mulai melupakan masalahnya. Keceriaan di wajah dan kata-katanya yang kadang konyol meyakinkanku bahwa Ratih siap memasuki dunia yang baru. Dunia yang lebih cerah untuk masa depannya.

    Pintu pagar rumah kostku terlihat. Aku bisikkan bahwa kami sudah sampai, Ratih bergegas an merapikan pakaian dan memakai topinya lagi. Aku katakan dia sudah aman, gak perlu pakai topi lagi. Dia langsung tertawa. Kulihat argo taksi dan kulebihkan uang untuk tips si sopir.


    Keluar dari taksi, aku sandang ranselku dan kugandeng tangan Ratih. Di depan pintu, aku peluk pinggangnya, setelah pintu terbuka, kupersilahkan dia masuk duluan. Hari menunjukkan sekiytar pukul 4 sore. Untung aku terbiasa rapi. Jadi aku tak malu mengajak wanita masuk kamarku. Lima hari aku tinggalkan kamarku untuk pendakian ke Semeru. Rencananya aku mendaki bersama-sama mahasiwa pecinta alam dari Surabaya. Tapi mereka masih terkendala dana akhirnya aku berangkat sendiri.

    Kuletakkan ranselku dan kulihat Ratih langsung terbaring di tempat tidur. Aku maklum Ratih pasti sangat lelah. Kuhidupan pemanas air dan kutuangkan dua sachet kopi ke dua buah gelas untuk kami minum berdua. Lalu kunyalakan TV. Kukeluarkan semua pakaian di dalam ranselku dan keletakkan di atas tempat tidur. Ratih terlihat langsung tertidur pulas. Tanpa bermaksud membangunkannya, pakaian yang aku letakkan di tempat tidur menyentuh lenngannya. Dia langsung terbangun.

    “Oh maaf, sayang. Gak sengaja” kataku.
    “Kamu mau langsung tidur? Gak mandi dulu?” tanyaku.
    “Capek, sayang” jawabnya pelan. Matanya masih tertutup.

    Aku tersenyum. Sambil berdiri, aku elus lengannya. Aku lihat warna pemanas air sudah berubah. Air masak, pikirku. Aku tuangkan untuk dua gelas kopi. Lalu aku duduk di lantai sambil meluruskan kakiku. Sambil merokok. Aku nikmati tayangan di TV. Ratih tertidur pulas sekali. Dengan tidur miring begitu, kaki kanan disilangkan ke kaki kiri memperlihatkan bulatan pantatnya yang indah. Gak pakai CD, gumamku sambil tertawa sendiri.

    Sekitar pukul setengah delapan malam, Ratih terbangun. Aku selesai merapikan pakaianku. Semua yang masih bersih sudah aku masukkan ke dalam lemari. Ratih duduk di tempat tidur sambil mengucek-ngucek matanya.


    “Enak tidurnya, sayang?” tanyaku sambil mencuci gelas yang aku pakai untuk kopi tadi.
    “Tuh kopi kamu. Udah dingin. Kamu tadi langsung tidur. Padahal aku buat dua gelas kopinya” sambungku. Aku letakkan gelasku di rak kecil.
    “Jam berapa sekarang, sayang?” tanya Ratih sambil celingukan mencari jam dinding.
    “Setengah delapan, sayang. Ayo mandi. Aku temani. Abis mandi kita beli makan malam ya” ajakku mengulurkan tangan ke arahnya. Ratih menyambut tanganku. Sambil berjalan ke kamar mandi, aku ambil handuk dari lemari pakaian.

    Di dalam kamar mandi, setelah aku hidupkan lampunya aku masukkan tangan ke dalam bak kamar mandiku. Huuuuhh… lumayan dingin, gumamku. Dengan air kran yang mengalir, sedikit mengurangi dingin suhu air. Aku bantu Ratih membuka kemejanya. Aku buka retsleiting celanaku, aku lepaskan dan aku gantung bersama kemeja yang Ratih pakai. Ratih juga gantungkan celana pendek yang dipakainya.

    Dalam keadaan telanjanhg bulat seperti itu, aku takkan bosan mengagumi keindahan bentuk tubuh Ratih. Tubuh sintal dengan kulit putih bersih. Bulatan belahan dadanya begitu sempurna dengan putting kecil yang berwarna merah kecoklatan. Lingkaran berwarna coklat mmuda di sekitar putingnya sangat mengundang lidahku menjilati. Pinggulnya membulat diimbangi dengan perut rampingnya membentuk lekukan huruf V di tengah selangkangannya. Berakhir di bulu-bulu tipis yang berurutan tumbuh mengarah ke samping kanan-kiri.

    Sambil menunduk, aku cium bibirnya, tanganku mengambil air dari dalam bak. Aku guyurkan ke atas tubuh kami berdua. Ratih langsung memelukku erat sambil berteriak.

    “Aaaaaah… Dingin, sayaaaang…” teriaknya megap-megap.

    Aku tertawa melihat tingkahnya. Ratih memelukku erat sambil meloncat-loncat kecil. Air dingin yang aku guyurkan sangat menusuk kulit halusnya pikirku. Lalu aku ambil lagi dari dalam bak. Aku guyurkan lagi beberapa kali. Sambil mengulum bibirnya, aku sabunkan punggungnya. Sabun berganti-ganti dari tangan kiriku ke tangan kanan. Sambil aku sabuni punggungnya, aku remas-remas pantatnya dengan tanganku yang lain. Ratih membalas ciumanku sambil memeluk tubuhku. Ratih memelukku dengan kedua tangannya masuk ke bawah ketiakku, dilingkarkan ke bahuku dari belakang lewat punggung. Tangannya menekankku agak menunduk. Ratih hanya setinggi bahukku.


    “Ooooohhh… sayaaang… “ Ratih melepaskan ciumanku, mendesah dengan pelan sambil menyandarkan kepalanya ke dadaku.
    “Enak banget ciuman kamu, sayang. Bikin horny berat” katanya sambil tersenyum menatapku.

    Aku membalas senyumannya dengan meneruskan ciumanku. Sabun aku letakkan di dinding bak, kedua tanganku bebas meremas, mengelus bulatan pantat dan pinggulnya. Satu tangan Ratih mengelus punggungku, tangannya yang mencari batang kejantananku tang tertekan tubuhnya yang memelukku erat. Gesekan batang kejantananku di perutnya mungkin mengundang tangannya untuk mengukurs udah seberapa keras berdiri. Ratih menggenggam sambil meremas-remas.

    Lalu dikocoknya pelan-pelan. Ratih selalu gemas tiap memegang batang kejantananku. Dia meremas kuat-kuat setelah mengelus dari sela pahaku naik ke batang otot keras yang mengacung berdiri di sela pahaku. Batang kejantananku yang bersih bulu itu mungkin membuatnya betah mengelus dan meremas dengan bebas. Tanpa terhalang oleh bulu-bulu selangkangan. Tubuh kami yang berhimpitan rapat menekan buah dadanya ke dadaku. Tergesek-gesek karena gerakan tubuhnya yang menikmati aliran rangsangan ke selangkangan.

    “Ooooohhhhh… Jilatin, sayang…” pintanya sambil menundukkan tubuhku lebih ke bawah.
    Aku guyurkan dulu air dari dalam bak beberapa kali ke tubuhnya untuk membersihkan sabun yang akan menghalangi kenikmatanku mengemut bibir belahan di sela pahanya. Lalu aku menunduk dan jongkok di depan Ratih sambil meletakkan satu kakinya di bahuku. Ratih merapatkan tubuhnya ke dinding bak. Satu tangannya pegangan di pinggir bak. Sambil meremas rambutku, Ratih mendesah-desah menikmati lidahku yang menggesek-gesek bibir dan belahan dalam di sela pahanya. Aku gesek-gesekkan gigiku pelan, aku hisap bibirnya lalu lidahku menjulur ke dalam sambil menggesek-gesek dinding kanan-kirinya. Aku keluarkan lidahku dari dalam belahan sela pahanya, aku jilatin gundukan tembem itu kea rah atas. Di bagian atas belahannya, lidahku berhenti lalu menekan-nekan lebih kuat daging kecil yang menonjol keluar di sela bagian atasnya.

    “Ooooooohhhhh… Enak banget, sayaaaang…” Ratih melenguh keras. Tangannya meremas kuat rambutku. Tiap lidahku menekan atau menggesek area selangkangannya, pantat Ratih langsung bergerak maju-mundur dan berputar-putar. Terutama tiap mulutku mengemut sambil menghisap blehan sela pahanya itu.


    “Ooooohhh… Enak, sayaaaang…” Ratih mendesah berulang-ulang. Aku lihat ke atas, kepalanya menengadah sambil memejamkan mata. Kakinya yang bersandar di bahuku bergerak menekan-nekan bahuku. Aku rasakan aliran cairan kental dari dalam sela pahanya. Sambil lidahku menggesek-gesek dinding belahan sela pahanya, aku jilat cairan kental itu. Lidahku terus menggesek-gesek dinding belahan sela pahanya sampai ke dalam-dalam. Tanganku mencengkeram pantat Ratih dengan kuat. Aku pegang sambil kuremas-remas.

    Lalu aku berdiri, aku cium bibirnya sambil kuangkat satu kakinya. Ratih langsung melingkarkan kedua tangannya di leherku. Kemudian aku angkat satu lagi kakinya hingga akhirnya aku gendong. Kedua kakinya kutahan di tanganku, tangannnya memeluk erat leherku. Sambil menggendong, aku sandarkan pantat Ratih sedikit di dinding bak mandi. Yakin poisi bercinta kami aman, sambil mengangkat-angkat tubuhnya, batang kejantananku mulai mngocok-ngocok liang kewanitaannya dengan cepat. Kedua kakiku aku lebarkan. Ratih menyandarkan kepalanya di bahuku sambil mendesah-desah.

    “Oooooohhh, sayaaang… Ooooohhhhhhh, sayaaaang…” desahnya berulang-ulang.

    Sambil memperbaiki gendonganku, dengan tubuhnya yang sedikit terangkat, bibirku sekarang bisa menjangkau bibir Ratih. Dengan memeluk leherku erat-erat Ratih membalas ciumanku. Lidahnya terjulur ke dalam mulutku memilin dan menjilat lidahku. Bibirnya tak henti-henti menyedot bibirku. Aku balas dengan mengemut bibirnya juga. Lidahku juga kugesek-gesekkan dengan lidahnnya di dalam mulut. Tapi Ratih tak dapat menahan aliran kenikmatan dari belahan sela pahanya yang dikocok-kocok batang kejantananku.

    “Oooooohhhh, sayaaaang… Aku mau keluar, sayaaaaang…” Ratih menjerit sedikit keras. Cepat-cepat aku cium lagi bibirnya. Meredam suara desahan kami yang sedang bercinta mungkin terdengar orang di luar kamar. Tapi Ratih benar-benar tidak dapat lagi menahan kenikmatan yang datang bertubi-tubi merangsang belahan sela pahanya.

    “Oooooohhhh, sayaaaaang… Oooooohhh, sayaaaang…. Ooooohhhhhhh…” Ratih mendongakkan kepalanya menikmati aliran kenikmatannya keluar dari dalam. Dijepitkan kedua kakinya yang aku tahan dengan tanganku. Aku rasakan denyutan-denyutan bibir dan dinding belahan sela pahanya meremas batang kejantananku berulang-ulang. Cairan kental dari cinta kami berdua mengalir membasahi batang kejantananku yang terus mengocok-ngocok dari bawah.


    “Ooooooohhhh… Enak banget, sayaaaang… “ Ratih menjatuhkan kepalanya bersandar di bahuku. Pelukan tangannya di leherku sedikit berkurang. Aku cium bibirnya dengan lembut. Berlawanan dengan kocokan batang kejantananku yang semakin kencang menyodok-nyodok dari bawah. Denyutan dinding belahan sela paha Ratih merangsang batang kejantananku. Aliran kenikmatan itu semakin memenuhi kepala batang kejantananku dengan cepat. Aku mungkin tidak dapat menahan lebih lama dorongan yang telah terkumpul di kepala batang kejantananku. Pantatku berdenyut-denyut kencang. Aku kencangkan otot pantatku. Tapi aku tak sangup lagi.

    “Aaaaaaaahhhh… Ratiiih… Oooooohhhh, sayaaaaaang…” aku mendesah kencang. Kuangkat pantatku menekan ke atas, masukkan batang kejantananku lebih dalam di belahan sela paha Ratih. Aliran kenikmatan yang aku tahan dari tadi menyembur dengan kencang ke dalam belahan liang kewanitaan Ratih yang sangat aku cintai. Sejenak aku diamkan batang kejantananku yang berdenyut-denyut memuncratkan cairan kental hasil percintaan kami malam ini. Aku masih merasakan dinding belahan liang kewanitaan Ratih terus berdenyut meremas batang kejantananku yang masih keras. Sambil menikmati aliran kenikmatan yang tersembur keluar hasil percintaan kami, aku cium lembut bibir Ratih. Lalu pelan-pelan aku turunkan tubuhnya.

    “Suka, sayang? Enak tadi?” tanyaku sambil mengguyurkan air dari dalam bak ke tubuhnya lalu ke tubuhku.
    “Selalu enak bercinta dengan kamu, sayang“ katanya dengan gembira. Senyum lebar terkembang di bibirnya. Aku cium lagi bibirnya. Kami bersih-bersih dan langsung berpakaian.


    Kami makan keluar malam ini sambil keliling bermotor berdua menikmati suasana malam di daerah Kuta, Bali. Sambil makan aku memperhatikan Ratih yang memakai pakaianku. Akan banyak pengeluaranku untuk menata ulang hidup Ratih termasuk membeli pakaiannya. Ratih juga harus bekerja. Karena dengan bekerja, hidupnya akan semakin berkembang baik. Tapi hatiku gembira karena aku harus menyelamatkan hidup Ratih, seorang anak manusia yang butuh seseorang untuk membantunya meniti perjalanan hidup. Aku harus siap dengan segala beban dan resiko, pikirku sambil menghela nafas.

    Sambil mengarahkan laju motor ke kost, aku nikmati hangatnya dekapan Ratih yang menyandarkan kepalanya di punggungku. Besok kami punya banyak kegiatan yang sudah aku rencanakan untuk masa depan Ratih. Aku sendiri masih memiliki dua hari lagi libur sebelum masuk kerja.





  • Kisah Memek Rasa Ibaku Kepada Wanita Yang Terlilit Hutang Berbuah Kenikmatan 1

    Kisah Memek Rasa Ibaku Kepada Wanita Yang Terlilit Hutang Berbuah Kenikmatan 1


    2179 views

    Duniabola99.com – Dalam perjalananku kembali ke Denpasar, aku kesulitan menemukan bus yang berangkat malam. Setelah diyakinkan oleh agen bus yang biasa aku naiki, aku terpaksa menginap di terminal untuk mendapatkan bus yang berangkat besok pagi pukul 9-an. Aku bentangkan matras karet yang aku bawa, sambil tiduran aku gunakan tas ranselku untuk sandaran kepala.

    Aku bukan terganggu oleh kotornya lantai ruangan tunggu di terminal itu tapi suara nyamuk yang seakan-akan mengejekku yang tidur di lantai terminal yang kotor ini, sungguh menjengkelkan. Berulang kali aku mesti kibaskan tangan untuk mengusir. Dalam perjalananku mendaki gunung, aku sebenarnya biasa bawa deodoran anti nyamuk. Beberapa teman baru yang aku temui di areal kaki gunung sebelum mendaki, berebutan meminta deodoran anti nyamukku. Karena wangi dan terasa nyaman di kulit. Aku tersenyum sendiri terbayang mereka yang berebut. Lucu juga, batinku.

    Kukeluarkan telpon genggamku membaca lagi beberapa sms dari mereka setelah kami turun gunung dan bertukar nomor telpon. Kapan kita mendaki Semeru lagi bro, aku baca dalam hati. Thanks untuk rotinya, bro. Aku ke Bali, boleh numpang di kost kamu, bro? Aku baca ulang-ulang sambil senyum-senyum. Hmmmmmm…sayang aku gak ketemu pendaki cewek, gumamku.

    Telpon aku masukkan ke saku celana dan aku mulai meluruskan kaki untuk peregangan otot. Terasa capek di bagian betisku. Aku mesti pijet nih nanti nyampe di Denpasar, batinku. Kulihat jam tanganku. Pukul 11-an malam. Pantesan ngantuk banget, gumamku lagi. Perlahan-lahan mataku mulai menutup dan aku hanya mendengar suara hiruk-pikuk kendaraan yang lewat di depan terminal.

    Di antara alam sadar dan bawah sadarku, aku dikejutkan dengan suara jeritan seorang wanita. Wanita tersebut menjerit minta tolong.

    Aku terbangun, duduk dan mencari asal suara. Aku melihat seorang wanita yang dipukuli oleh tiga orang laki-laki. Wanita itu terjatuh, rambutnya langsung ditarik oleh satu satu laki-laki itu untuk menyuruhnya berdiri. Sementara dua laki-laki lain bergantian menampar pipi dan kepalanya. Kulihat ada beberapa orang yang menonton tapi mereka tidak berbuat apa-apa.

    Karena geram dengan perlakuan ketiga laki-laki terhadap si wanita yang sedang tersungkur jatuh itu, aku langsung berdiri dan mendekati mereka. Aku langsung melerai memisahkan wanita itu dari mereka.

    “Mas, mas…sabar, mas. Sabar, mas” kataku sambil tanganku menghalangi mereka memukul dan menampar lagi.

    “Hei, siapa kamu?” bentak salah satu dari laki-laki itu.

    “Hei, mau cari mati ya?” bentak satunya lagi. Solaire99

    Aku perhatikan laki-laki yang pertama membentakku. Bertubuh lebih pendek daripada tinggi badanku tapi sedikit gemuk. Aku perhatikan juga laki-laki yang kedua membentakku. Rambutnya panjang tapi awut-awutan. Sementara laki-laki yang ketiga hanya berdiri tapi memandangku dengan sorot mata yang menyeramkan. Tangan mereka semua mengepal dan dalam sikap siap berkelahi. Aku berusaha tenang. Aku tetap tersenyum.

    “Sabar, mas. Kasihan mbaknya dipukul sampe jatuh-jatuh gitu” kataku kalem.

    Tapi aku siapkan kewaspadaanku dengan semua kemungkinan yang akan terjadi. Aku berdiri dengan tanganku menghalangi mereka memukuli wanita itu lagi sambil sedikit kurenggangkan kakiku. Aku melihat setiap pergerakan mereka.

    “Hiiiaaaa…!” salah satu dari mereka tiba-tiba bergerak cepat hendak memukul kepalaku, dengan menunduk, kuputar badan dan kutendang betisnya dengan kuat. Satu jatuh.

    “Aaaah..nyari mati anak ini rupanya…!” seseorang dari antara mereka berteriak lalu seorang lagi tiba-tiba menendang dengan cepat ke arah kepalaku. Dengan sigap aku tangkap kakinya dan sambil berdiri, aku putar badanku sambil memukul ke arah rusuknya. Dua jatuh.

    Aku sedikit mundur sambil memperhatikan keadaan wanita itu. Lalu dengan isyarat tanganku, aku meminta laki-laki yang seorang lagi untuk menghentikan tindakannya. Kulihat dia mengeluarkan pisau belati dari balik pinggangnya.

    “Sabar, mas. Hati-hati dengan pisaunya. Sabar, mas” kataku menenangkan dia.

    Kulihat teman-temannya yang lain sedang meringis kesakitan terkapar di tanah sambil memegangi bagian tubuh mereka yang aku serang. Aku mempersiapkan kakiku untuk menendang saat laki-laki yang membawa pisau itu akan menyerang. Kuda-kuda siap menhadapi serangan, dengan tanganku yang terkepal, saat laki-laki itu maju menyerangku, aku menghindar sambil menepis sementara satu tanganku langsung memukul wajah laki-laki itu. Tiga jatuh.

    Cepat-cepat aku tarik tangan wanita tadi untuk berdiri dan kubereskan barang-barangku. Kami berdua langsung berlari meninggalkan mereka bertiga yang masih terkapar kesakitan. Orang-orang yang melihatku menghajar ketiga orang laki-laki itu, langsung menyingkir dan membiarkan kami pergi.

    “Ayo, mbak. Cepat-cepat, mbak” kataku sambil menarik tangannya. Kami langsung berlari keluar terminal.


    Pada saat aku sedang bersiap-siap menghadapi serangan mereka tadi, aku kerahkan tenaga dalamku ke tangan dan kaki. Sehingga pada saat tangan dan kakiku mengenai tubuh mereka, berarti serangan yang fatal mereka terima. Mungkin tulang rusuk yang retak atau tulang kaki yang retak. Atau mungkin tulang pipi yang retak. Mereka akan terkapar untuk sekitar 30-an menit. Ada waktu untuk kami berlari jauh.

    Setelah agak jauh dari terminal, aku hentikan angkot yang melintas. Kami langsung masuk dan menenangkan diri. Wanita tadi duduk agak jauh di sampingku. Di dalam angkot kami terdiam tanpa bicara. Aku menoleh memperhatikan wajah wanita itu. Dia kalihatan sangat ketakutan. Wajahnya yang pucat terlihat terluka di pipi, bibir dan hidung. Rambutnya kusut. Kakinya kotor tanpa alas kaki. Di lututnya aku lihat darah mengalir. Ada luka di lututnya. Angkot ternyata tidak melewati terminal sehingga aku lebih lega.

    Aku biarkan dia duduk terdiam. Tapi aku perhatikan wajahnya dengan seksama. Lumayan cantik rupanya, batinku. Penumpang angkot di baris depan hanya satu orang. Di depan kami kosong. Sementara kami berdua duduk di baris belakang. Aku lambaikan tanganku memanggil wanita itu.

    “Duduk dekat sini, mbak. Aku mau nanya” kataku.

    Wanita itu duduk beringsut ke arahku. Wajahnya masih keliatan sangat ketakutan.

    “Jangan takut, mbak. Mbak aman sekarang” kataku lagi sambil memperhatikan luka di wajah dan lututnya.

    “Mas siapa?” tanyanya.

    “Mbak sendiri siapa? Ada masalah apa tadi sampai dipukuli begitu?” tanyaku.

    “Kita mau kemana, mas”? tanyanya lagi sambil memperhatikan jalan yang dilewati angkot yang kami tumpangi.

    “Kita cari tempat beristirahat dulu ya. Baru nanti kita ngobrol banyak” kataku berusaha mengerti yang sedang dipikirkan oleh wanita itu.

    Aku kurang begitu mengenal kota ini walau sebenarnya aku sudah beberapa kali datang ke sini untuk mendaki gunung. Sambil juga memperhatikan jalan yang kami lalui, aku perhatikan apakah ada hotel atau penginapan yang dapat kami tinggali untuk malam ini. Lalu mataku menangkap sebuah plank nama hotel, cepat-cepat aku beritahu sopir untuk menghentikan kendaraan. Setelah membayar, kami masuk ke dalam hotel dan mendaftar untuk menginap. Satu kamar single agar lebih murah. Sambil menunggu kamar dipersiapkan, aku ajak wanita tadi untuk memesan makanan dan minuman di restoran hotel. Aku mintakan untuk dibawa kekamar dan nanti akan kubayar.


    Kami dapat kamar yang lumayan bagus. Ada AC dan air hangat. Tempat tidur spring-bed ukuran queen size single dengan TV dan kulkas. Aku letakkan barang-barangku di dekat meja. Aku hidupkan TV, sambil duduk menonton, aku hisap rokok dalam-dalam. Sepintas mataku melihat wanita yang ikut denganku terbaring di ranjang.

    Telentang dengan kaki yang terjuntai ke ranjang. Terdengar suara ketukan di pintu, aku beranjak ke arah pintu. Setelah memastikan dari lubang pintu bahwa staf hotel yang datang membawa makan dan minuman pesananku beserta handuk dan perlengkapan mandi, aku buka pintu. Setelah membayar, aku bawa pesananku dan kuletakkan di atas meja. Iba hatiku memperhatikan wanita itu. Ia tertidur dengan nafas yang berat. Aku lihat luka di lututnya. Cukup besar lukanya. Lalu luka yang di wajah juga lumayan parah kulihat. Kakinya kotor berdebu.

    “Mbak, silahkan mandi dulu. Makanan udah datang. Nanti kita makan sama-sama” kataku pelan sambil menepuk lengannya.

    Tubuhnnya bergerak perlahan. Dikucek-kucek matanya lalu duduk. Ia memandang sekeliling. Makanan dan minuman di atas meja lalu handuk hotel.

    “Ayo, mbak. Mbak mandi dulu” kataku lagi.

    Pada waktu ia berdiri, tiba-tiba ia mau jatuh, cepat-cepat aku tangkap tangannya. Aku peluk dan kuangkat ke atas tempat tidur. Kualasi kepalanya dengan bantal. Ternyata wanita itu pingsan. Lalu aku telpon resepsionis untuk menanyakan obat-obatan luka. Syukurlah resepsionisnya begitu ramah. Ia akan menyuruh staf yang lain untuk mengantarkan ke kamarku tanpa banyak pertanyaan lagi. Setelah obat-obatan diantarkan, sambil duduk di samping wanita yang sampai saat itu aku belum tahu siapa namanya, aku bersihkan darah kering di bibirnya.

    Aku lihat ada memar dan goresan di dahi dan pipi. Aku bersihkan dengan kapas yang aku basahi dengan obat pembersih luka. Ada juga luka di telapak tangan dan siku. Setelah aku bersihkan luka di wajah dan tangannya, aku oleskan salep luka. Lalu luka di lututnya juga aku bersihkan dan aku oleskan salep luka. Aku ambil teko air, aku isi dan dengan handuk hotel yang ujungnya sudah aku basahkan dengan air teko, aku bersihkan kakinya. Setelah selesai, aku luruskan kaki dan tubuhnya. Aku selimuti.

    Aku tidak terlalu memperhatikan pahanya yang putih mulus sewaktu rok yang ia pakai aku singkapkan. Aku singkap roknya untuk memudahkanku membersihkan luka di lututnya. Kakinya juga kotor. Aku basuh mulai dari pangkal paha sampai ke telapak kaki. Aku lihat pahanya yang padat, kulit pahanya yang putih bersih. Setelah selesai, aku rapikan lagi pakaianny dan kemudian aku bergegas ke kamar mandi.

    Selesai mandi, aku lihat wanita itu sedang duduk di tempat tidur sambil memegangi kepalanya.

    “Pusing, mbak?” tanyaku sambil duduk di dekatnya.

    “Iya. Kepalaku sakit sekali” jawabnya.

    “Kita makan dulu ya. Mungkin mbak belum makan makanya pusing. Apalagi tadi mbak kan dipukuli orang-orang itu” jelasku.


    Aku berdiri, berjalan ke arah meja mengambil makanan yang tadi kami pesan. Aku berikan makanan yang dia pesan. Aku dekatkan kursi ke tempat tidur dan kuletakkan gelas minuman kami. Kami makan di tempat tidur. Aku lihat wanita itu tidak hendak menghabiskan makanan di piringnya, aku berinisiatif mengambil dan meletakkan piringnya ke atas meja. Acara TV tidak terlalu menarik tapi aku nikmati sambil makan. Setelah kami semua makan, aku kembali ke tempat tidur. Sambil duduk bersandar ke dinding yang merapat ke tempat tidur, aku nyalakan rokokku dan menghisap dalam-dalam..

    “Nama mbak siapa?” tanyaku pelan.

    “Ada apa tadi sampai dipukuli mereka?” tanyaku lagi.

    Aku lihat wanita itu terbaring menyamping menghadapku. Dia melirikku sesaat. Lalu bangun dan duduk bersandar juga sepertiku.

    “Boleh minta rokoknya?” tanyanya.

    Dengan sedikit terkejut, aku sodorkan rokok kretekku.

    “Mereka bosku dan tukang pukulnya” jawab wanita itu sambil menghembuskan asap rokok.

    “Yang mana yang bos, mbak?” tanyaku lagi.

    “Yang pegang pisau” jawabnya singkat lalu menghisap rokok dan menghembuskan kuat-kuat seperti menghela nafas.

    “Ada apa kog mereka sampai memukuli mbak? Sadis banget. Mbak udah jatuh gitu masih juga dipukuli” tanyaku sambil mengernyitkan dahi. Bagiku sungguh kejam memperlakukan manusia seperti itu.

    “Aku kerja untuk mereka. Aku call-girl,” jawabnya sambil menunduk.

    “Ceritanya panjang” katanya lagi melanjutkan.

    “Aku terjebak hutang kepada bosku itu.

    Dia menghendaki aku menuruti semua kemauannya. Semua laki-laki yang telah memesan perempuan melalui dia, aku harus layani. Sebenarnya untuk laki-laki yang aku tolak, makanya dia marah besar, adalah laki-laki yang sangat aku benci. Laki-laki itu yang memperkosaku waktu aku pertama kali kerja dengan bosku ini. Aku tidak pernah lagi menerima uang bookingan karena bosku itu yang mengambil semua. Aku terjerat hutang dan aku gak bisa keluar dari lilitan hutangku itu” ceritanya sambil menunduk.

    Aku masih belum tahu namanya. Aku lihat airmata menetes ke pakaian yang dikenakannya. Dia bercerita sambil menangis. Tapi ia menahan suara tangisannya. Lalu dihisapnya lagi rokoknya dalam-dalam. Dihembuskan sambil menyeka airmatanya yang jatuh. Aku benar-benar iba dengan keadaannya. Tak kusangka cerita hidup seperti ini masih ada di alam nyata. Bukan hanya di dalam film.


    “Tapi kenapa bos mbak sampe segitu tega mukuli mbak?” tanyaku penasaran.

    “Aku menolak bookingan yang kemarin dia perintahkan karena aku belum pernah sama sekali memegang uang bookinganku.

    Lagipula aku sangat membenci laki-laki yang aku harus layani. Bosku bilang aku masih terikat hutang. Aku tanyakan sampai kapan hutangku lunas sementara uang bookinganku dia yang ambil semua. Dia marah besar karena selama ini tidak pernah ada cewek yang berani membantah apalagi mendebatnya” lanjutnya lagi mulai sesenggukan. Bahunya terguncang hebat karena tangisan. Mungkin ia sudah tak sanggup lagi menahan beban yang sedang dihadapinya.

    Aku duduk mendekatinya. Aku rangkul bahunya, aku elus. Aku dapat memahami kesakitan yang sedang dirasakannnya.

    “Untung ada kamu. Mungkin aku bisa mati tadi. Atau aku mungkin cacat atau terluka parah” katanya sesenggukan.

    Dijatuhkannya kepala ke bahuku. Aku elus-elus bahunya sambil mendengarkan. Hatiku terasa panas karena perlakuan yang kejam dari bosnya tapi aku juga sedih dengan nasibnya.

    “Kamu jago berkelahi” Ratih tiba-tiba mengangkat kepalanya menatapku dengan mata yang berlinang.

    “Aku gak takut lagi selama ada kamu” lanjutnya.

    “Aku benar-benar gak tega membiarkan mbak dipukuli ramai-ramai seperti itu. Kejam tapi pengecut” tukasku.

    “Rencana mbak selanjutnya apa?” tanyaku pelan.

    “Aku belum tahu” jawabnya menundukkan kepala.

    “Mbak mau tidur sekarang?” tanyaku.

    “Besok kita lanjutkan ya?” saranku. Kami sejenak terdiam.

    “Aku ikut kamu aja?” tiba-tiba kepalanya diangkat sambil menatapku.

    Dari kedua matanya aku lihat airmata masih mengalir. Wajahnya basah oleh airmata. Ada harapan yang besar terpancar dari kedua mata yang basah itu sewaktu menatapku. Aku pikir dia mungkin jadi bebanku nanti. Atau mungkin dia sendiri sebenarnya bisa jadi teman yang mengurusku di Denpasar. Aku bingung sesaat. Tidak kujawab pertanyaannya. Aku hanya menatap tajam matanya, menumbus ke dalam relung hatinya.

    “Kita lihat besok aja ya? Mbak mesti tidur. Besok sebelum pukul 12 siang kita sudah harus berangkat dari sini. Kita harus naik pesawat. Berbahaya kalau kita ke terminal lagi” kataku.

    “Emangnya kamu tinggal dimana?” tanyanya lagi dengan heran. Mungkin karena aku bilang naik pesawat tadi.

    “Aku bukan dari kota ini, mbak” jawabku.


    “Aku udah lap kaki mbak. Lihat tuh udah bersih kaki mbak kan? Tidurlah sekarang ya” saranku dengan lemah lembut. Sambil mengangkat kedua kakinya ke atas tempat tidur. Lalu dengan pelan aku gendong dan aku letakkan di tengah tempat tidur. Kuambil satu bantal, aku letakkan di kakinya.

    “Terimakasih. Kamu baik sekali” ia tersenyum manis sambil berbaring. Tangannya dilipat di atas dada.

    Untuk pertama kali, aku melihat wajahnya yang memang ternyata sangat cantik. Aku mau katakan isi hatiku tapi tertahan karena keadaannya yang sedang shock berat. Lalu aku berbaring di sampingnya. Sejak kemarin malam aku belum tidur sama sekali. Semua bagian tubuhku terasa pegal. Otot-ototnya terasa kaku dan keras. Apalagi tadi di terminal akku sempat mengerahkan tenaga dalamku. Tak terasa mataku pelan-pelan tertutup.

    Saat terbangun, aku langsung teringat dengan wanita yang aku tolong tadi malam. Kulihat di sampingku ternyata tidak ada. Kuperhatikan sekeliling kamar. Tidak ada orang lain selain aku. Tapi sayup-sayup aku dengar suara dari dalam kamar mandi. Oh ternyata dia di kamar mandi, pikirku.

    Aku bangun dari tempat tidur, kulihat gelasku dan kutuang air lalu kuminum. Segar…

    Aku berjalan ke arah TV, aku nyalakan dan sambil merokok, aku duduk nonton. Sambil nunggu si mbak selesai mandi pikirku. Aku lihat barang-barangku masih di dalam ransel yang aku bawa. Nanti check-out tinggal berangkat pikirku. Aku periksa uang dan kartu kreditku di dompet. Cukup untuk sampai ke airport dan bayar tiket pesawat , gumamku. Aku memalingkan wajah ke arah kamar mandi. Dan woow… ternyata pintu kamar mandi terbuka. Aku lihat sesosok wanita telanjang sedang berdiri mandi di bawah shower yang mengucur membasahi tubuhnya. Aku terpana tanpa sanggup berbicara apa-apa. Tapi aku juga tak sanggup mengalihkan pandanganku ke arah lain. Terlalu indah untuk aku lewatkan pemandangan di dalam kamar mandi itu.

    Tak kusadari, aku berdiri, melepas pakaianku berjalan ke arah kamar mandi. Si mbak tersenyum melihatku yang berjalan telanjang ke dalam kamar mandi. Sambil tetap berdiri di bawah siraman air dengan kaki kanannya disilangkan ke kaki kiri. Bulatan buah dadanya yang putih terlihat bersinar bersama air yang jatuh mengalir dari rambutnya. Buah dada yang bulat dengan puting merah kecoklatan di tengah-tengah. Belahan dadanya yang bulat begitu sempurna memisahkan bulatan buah dada kanan dan kiri.


    Air jatuh mengguyur, membasahi tubuh telanjangnya, mengalir ke sela pahanya yang dihiasi bulu-bulu tipis. Bulu-bulu tipis basah membentuk lekuk-lekuk sela pahanya yang indah. Rapi tertata. Bulatan pinggul yang putih terang benderang ditimpa cahaya lampu kamar mandi dan guyuran air yang jatuh mengalir di tubuhnnya. Mulai dari pinggul sampai ke betis, aku nikmati bentuk tubuh indah yang sedang telanjang mandi di hadapanku.

    Sejenak aku berhenti di depan pintu kamar mandi. Aku nikmati lagi pemandangan itu. Aku hendak memanjakan mataku. Otot daging di sela pahaku perlahan-lahan mengeras. Batang kejantananku berdiri gagah dengan urat-urat yang menghiasi sekelilingnya. Batang kejantananku berdiri keras tanpa terhalangi oleh bulu satupun. Aku biasa mencukur bersih bulu di sekitar sela paha dan batang kejantananku. Mulai dari sela pantat hingga ke sekeliling batang kejantananku.

    “Namaku Ratih” katanya sambil tersenyum. Matanya memandangi batang kejantananku yang keras berdiri gagah. Di bawah guyuran air yang jatuh membasahinya, aku lihat wajahnya begitu berseri-seri. Tersenyum manis, bibir bawah digigit dan tangan disilangkan di dada. Ada rona bahagia di matanya. Sangat berbeda dengan sorot mata yang aku lihat tadi malam.

    “Namaku Surya” kataku kemudian.

    “Gede panjang, mas” katanya malu-malu melirik ke batang kejantananku yang tegak berdiri keras di selangkanganku. Kepala batang kejantananku yang berdiri hampir menyentuh pusarku. Terlihat sekali kebahagiaan di wajah Ratih. Kedua tangannya terkembang melambai ke arahku yang berdiri di depan pintu kamar mandi. Mempersilahkan aku masuk dan ikut mandi bersama dia.

    “Bersih gak ada bulu lagi” katanya menatapku sambil memegang batang kejantananku sesaat aku sudah di depannya. Tangannya meremas dengan gemas. Dikocok-kocok dan diremas-remas lagi. Sambil mendongakkan kepala menatapku, bibir indahnya tersenyum. Aku dekati bibirnya, kedua tanganku melingkari pinggulnya, meremas pantatnya. Dengan menundukkan kepala, aku lumat bibirnya, aku kecup, aku hisap kedua bibirnya. Lidah kujulur-julurkan di dalam mulut mencari lidahnya. Lalu lidahku menggesek-gesek lidahnya. Aku hisap lidahnya sambil aku emut bibirnya.

    Ratih, aku akhirnya memanggilnya seperti itu, membalas dengan menjulurkan juga lidahnnya di dalam mulutku. Tangannya meremas dan mengocok-ngocok batang kejantananku dengan gemas. Kepalanya didongakkan ke arahku menikmati ciuman bibir yang kami lakukan sambil berdiri.

    “Oooohhh… maasss…” desahnya setelah melepaskan ciuman di mulutku.

    Aku yang sudah basah terguyur air yang tercurah dari shower, melanjutkan ciumanku di pipi, telinga dan telinganya. Aku gesek-gesek lekukan di bagian dalam telinganya dengan ujung lidahku.

    “Oooooohhhh… maaasss…” Ratih semakin mendesah. Kali ini ia mendesah dengan keras. Kocokan tangannya di batang kejantananku semakin cepat. Satu tangannya lagi melingkar ke belakang memeluk punggungku. Pantatnya bergerak berputar. Sesekali dimaju-mundurkan.

    “Oooohhhhhhhhhh…maaaassss… Enak bangeeeeet…” Ratih merintih dan melenguh. Ia menyandarkan kepalanya ke dadaku. Lalu menengadah. Kelihatan Ratih sangat menikmati remasan tanganku di pantatnya dan gesekan lidahku di telinganya yang berpindah ke lehernya yang jenjang putih bersih. Tangannya berhenti mengocok batang kejantananku tiap mendesah. Berganti dengan remasan yang kuat menahan kenikmatan sambil memaju-mundurkan pantatnya.

    Sambil lebih menunduk, aku teruskan jilatan lidahku, turun ke sekitar leher dan dadanya yang putih bersih. Aku jilat sambil sesekali gigit dengan lembut kedua bulatan dadanya. Aku jilatin pangkal buah dadanya memutar ke atas dan turun lagi ke bawah. Di bagian tengah belahan bulatan dadanya, aku jilat naik-turun. Aku gigit-gigit kecil sambil jilat.


    Lalu lidahku mulai menjilati sekitar puting buah dadanya tanpa menghisap. Sengaja aku tekan-tekan putingnya dengan lidahku. Aku gesek-gesek bagian tengah putingnya dengan menekan lidahku. Aku hisap dan aku gesek-gesek pelan dengan gigiku. Ratih mencengkeram punggungku dengan kuat. Pegangan tangannya dipererat. Tangannya yang berada di punggungkku sedikit menarikku ke bawah. Ke arah buah dadanya. Terkadang aku hisap putting buah dadanya sedikit kencang. Sambil aku tekan-tekan dan gesek-gesek dengan lidahku.

    “Oooooohhh… Enak banget, maaass…” Ratih mengangkat satu kakinya menjepit pinggangku merapat ke tubuhnya. Tangannya yang meremas batang kejantananku sejenak berhenti. Desahannya semakin menjadi-jadi.

    Air yang mengguyur tubuh kami berdua menambah kemesraan kami bercinta. Ratih mundur mendekati dinding dan bersandar menahan tubuhnya agar tetap berdiri. Sambil bersandar, tangannya mendorong tubuhku turun ke bawah. Aku mengerti, jongkok di depannya dan aku angkat satu kaki Ratih. Kuletakkan di bahuku. Tanganku bisa bebas mengelus pahanya dan meremas bulatan bongkahan pantatnya.

    “Maassss… Jilatin, mass…” rintihnya sambil menutup mata. Aku melihat ke atas. Ekspresi wajah yang sangat menambah rangsangan buatku. Ratih menengadahkan kepalanya sambil bersandar di dinding. Kedua tangannya menekan kepalaku yang diarahkan ke selangkangannya. Air yang mengguyur tak kami hiraukan.

    Aku mulai menjelajahi pinggul bulatnya. Dari samping lidahku bergerak ke arah perut. Aku tekan-tekan lidahku di sekitar pusarnya. Aku jilat dan aku gigit-gigit pelan kulit perutnya. Lalu lidahku bergerak terus ke arah lipatan pahanya. Lidahku tetap menggesek-gesek sela pahanya. Dengan gerakan naik-turun, aku jilati setiap inchi dengan lembut. Lalu daerah sekitar belahan liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu pendek yang halus aku gigit-gigit pelan sambil lidahku menjelajahi sekellilingnya. Dari sekitar bulu-bulu itu, lidahku mulai turun ke bawah ke arah belahan liang kewanitaannya. Di bagian atas liang kewanitaannya, lidahku sengaja menekan sambil menggigit-gigit kecil daging kecil yang menonjol keluar.

    “Ooooooohhh… Enak bangeeeeeet… Hisap, massss…” Ratih menjerit sewaktu lidahku menggesek-gesek daging kecil di atas belahan liang kewanitaannya itu. Lidahku gesek-gesek lebih cepat sambil kutekan-tekan lebih dalam. Aku turuti kemauan Ratih. Aku hisap kuat-kuat daging kecil itu. Ratih menekan kepalaku lebih dalam ke selangkangannya sambil memajukan pantatnya. Wajahku terbenam di sela pahanya. Lidahku terasa menyentuh cairan kental di belahan liang kewanitaannya. Aku jilat lalu kutelan. Dia orgasme, pikirku.

    Aku berdiri. Aku cium bibirnya lama dan dalam. Tanganku meremas bongkahan pantatnya yang bulat. Kulihat matanya yang meredup. Wajah pasrah. Aku cium pipinya sambil kuangkat satu kakinya. Ratih mengerti dengan tindakanku. Kedua tangannya langsung memeluk leherku. Setelah satu kakinya terangkat, aku angkat kakinya yang satu lagi. Sekarang Ratih berada dalam gendonganku. Kedua kakinya aku tahan di tanganku.

    “Masukin, sayang” pintaku.

    Satu tangan Ratih bergerak ke bawah pantatnya, mencari batang kejantananku, memasukkannya ke dalam belahan liang kewanitaannya yang hangat. Lalu aku pelan-pelan tekan batang kejantananku ke atas. Sambil memeluk leherku, Ratih mendekapkan wajahnya ke leherku sambil mendesah panjang.

    “Oooooohhhh, maaasssss…” rintihnya menikmati gesekan batang kejantananku yang memasuki lliang kewanitaannya dari bawah.

    “Ooooohhhh…” aku mendesah merasakan jepitan dan remasan otot-otot liang kewanitaannya.

    Batang kejantananku bertambah keras. Aku rasakan kepalanya dijepit dengan kencang. Perlahan-lahan aku kocok-kocok liang kewanitaan Ratih dari bawah. Sambil menggendong tubuhnya, aku angkat-angkat. Aku berdiri sedikit mengangkang agar pijakan kakiku cukup kuat menahan berat tubuhnya. Tapi tubuh Ratih ramping. Sementara tinggi tubuh Ratih sendiri kira-kira sebahuku. Pstur tubuh yang ideal untuk posisi bercinta seperti ini.

    Bulatan buah dada Ratih tergesek-gesek di dadaku yang menambah rangsangan tersendiri untuk kami berdua. Tak tahan dengan aliran kenikmatan yang dirasakannya, Ratih menciumi bibirku dengan rakusnya. Bibirku dihisap dan diemut dengan lahap. Ratih mengencangkan pelukan tangannya di leherku.


    “Ooooohhh… Enak banget, masss..” desahnya berulang-ulang..

    Guyuran air yang jatuh membasahi terus tubuh kami, terasa bagaikan pendingin dan penyejuk yang menguatkan aku untuk bertahan dengan posisi bercinta seperti ini. Pantatku terus bergerak naik-turun mengocok-ngocokkan batang kejantananku ke dalam loiang kewanitaan Ratih dari bawah.

    “Ooooohhh… Capek, mas?” tanyanya tiba-tiba.

    “Kita ke tempat tidur aja ya?” sarannya kemudian.

    Lalu aku turunkan tubuhnya, kami basuh tubuh kami dengan shower dan bergegas ke tempat tidur. Sambil tersenyum, Ratih menggenggam batang kejantananku, menarikku mengikutinya ke arah tempat tidur. Aku bawa handuk dan kubentangkan sebagai alas di tempat tidur. Ratih langsung berbaring. Aku ambil bantal dua-duanya dan aku alaskan untuk sandaran kepalanya. Sambil mengangkang, Ratih menarik batang kejantananku. Aku memposisikan tubuh di depannya dengan sedikit berjinjit lalu Ratih mengarahkan batang kejantananku ke dalam liang kewanitaannya.

    Dengan bersandar, Ratih dapat melihat batang kejantananku keluar-masuk dengan cepat, mengocok-ngocok liang kewanitaannya. Kedua tangannya memegang pinggulku dengan kencang. Aku mulai gerakkan pantatku maju-mundur. Dengan berjinjit seperti itu, aku dapat memasukkan batang kejantananku lebih dalam. Aku letakkan kedua kaki Ratih di pahaku. Lalu aku dekatkan tubuhku ke arahnya. Sambil mengocok-ngocokkan batang kejantananku, aku lumat bibirnya. Aku gesek-gesek lidahnya dengan lidahku. Aku hisap dan aku gesek-gesek lagi. Ratih memutar-mutarkan pantatnya dengan cepat mengikuti kocokan batang kejantananku.

    “Ooooouuuugghhh, masss…” Ratih melepaskan ciumanku lalu mendesah kencang. Aku lihat wajahnya. Matanya terpejam menikmati percintaan kami.

    “Ooooooohh… Oooooooohhhh…” desahnya berulang-ulang.

    “Aku keluar… Aku keluar, maaass…” desahnya lagi.

    “Oooooohhh… Aku keluar, maaaassss….” Ratih mengangkat pantatnya sambil menekan pantatku ke bawah.

    Kuat sekali ia menjepitkan selangkangan kami bersatu. Aku tekan batang kejantananku dalam-dalam di liang kewanitaannya. Terasa liang kewanitaannya berdenyut-denyut. Batang kejantananku diremas dengan kuat tiap Ratih mengangkatkan pantatnya sambil menjepitkan kakinya di pinggangku.

    “Enak, sayang?” tanyaku sambil mencium kelopak matanya.

    “Enak banget, sayang… “ jawabnya pelan sambil tersenyum manis. Aku tersenyum. Hatiku berbunga-bunga mendengar sapaan “sayang” yang diucapkan Ratih.


    “Aku terusin ya sayang?” tanyaku sambil mulai menggoyangkan pantatku lagi. Aku mulai memaju-mundurkan pantatku. Sekarang aku kocokkan batang kejantananku lebih cepat. Ratih kembali mengencangkan jepitan kakinya di pinggangku. Tangannya mencengkeram pantatku. Sambil mellihat ke arah liang kewanitaannya yang sedang dikocok-kocok dengan cepat, Ratih sesekali melihat ke arahku. Digigitnya bibir bawah sambil memejamkan mata. Lalu melihat ke arah selangkangannnya lagi. Bergantian ke wajahku. Dahinya yang mengernyit menahan kenikmatan menambah semangatku untuk mengejar orgasme sekali lagi untuk Ratih. Aku dekati bibirnya, aku lumat sambil aku arahkan batang kejantananku mengocok lebih dalam. Ratih membalas dengan hisapan yang dalam di bibirku. Tangannya yang mencengkeram pantatku tiba-tiba menekan lebih keras. Dilepaskannya ciumanku dan berteriak.

    “Aaaaaaahhhh, sayaaaaang… Ooooooohhhh, sayaaaaaang…” teriaknya sambil memejamkan mata.

    Aku semakin mempercepat kocokan batang kejantananku. Aku angkat badanku sehingga batang kejantananku masuk lurus ke dalam belahan liang kewanitaannya. Lalu tanganku kuletakkan di sela kakinya untuk menahan kangkangannya semakin lebar. Dengan pantatnya yang terangkat seperti itu, batang kejantananku terasa begitu dijepit. Terasa lebih nikmat kocokan yang aku lakukan. Hingga akhirnya aku rasakan denyutan di ujung batang kejantananku. Ditambah dengan remasan liang kewanitaan Ratih yang semakin mengurut dengan erat, aku tak dapat menahan lagi dorongan semburan dari batang kejantananku.

    “Ooooougggghhh… Aku mau keluar, sayaaang…” kataku tertahan.

    Ratih memandangku dengan mempererat cengkeraman tangannya di pantatku. Dilepaskan kakinya yang menjepit pinggangku. Gantinya ia mengangkat-angkat pantatnya sambil memutar-mutar pinggulnya dengan cepat.

    “Ooooohhhh sayaaang… Ayo sayaaang…” desahnya memberiku semangat. Hingga akhirnya…

    “Aaaaarggggghhhh… Sayaaaaaaaang… “ aku menjatuhkan tubuhku ke tubuh Ratih. Sambil siku tanganku menahan berat tubuhku, aku tekan pantatku dalam-dalam. Batang kejantananku menyemburkan sperma dengan derasnya di dalam liang kewanitaan Ratih. Pantatku menekan berulang-ulang mengikuti denyutan di batang kejantananku. Selangkangan kami bersatu erat. Lalu sambil mengangkat pantatnya, Ratih menjerit lagi.

    “Aaaaaaaahhhhh… Aku keluar, sayaaaang…” jerit Ratih sambil menekan pantatku dan mengangkat pantatnya.


    Kami terdiam. Nafas kami tidak beraturan. Sambil menahan tubuhku dengan siku lenganku, aku baringkan kepalaku di dada Ratih. Kuciumi dadanya sambil memperbaiki nafasku. Satu tangan Ratih mengelus-elus punggungku. Satu tangan yang lain mengelus pantatku. Kedua kakinya menjepit kakiku. Ditimpakan mengapit kedua kakiku dengan erat.

    “Suka, sayang?” tanyaku. Aku cium kelopak matanya, hidungnya dan bibirnya.

    “Suka, sayang. Kamu kuat banget… Aku keluar tiga kali, sayang” jawab Ratih sambil membalas mencium pipiku.

    “Kita beres-beres sekarang?” tanyaku lagi. Aku tersenyum karena aku tahu Ratih pasti capek banget.

    “Kita naik apa ke airport, sayang?” Ratih balik bertanya.

    “Nanti minta resepsionis cariin taksi aja. Kita naik pesawat biar lebih aman. Bos kamu sama anak buahnya mungkin dari tadi malam udah bergerak nyari kita” jawabku.

    “Ayo, kita beres-beres…!” tiba-tiba Ratih bergerak untuk bangun. Aku yang masih di atas tubuhnya langsung bangun.

    “Kamu gak capek?” tanyaku heran.

    “Capek tapi nanti di taksi kan bisa tidur” jawabnya cepat sambil berjalan ke arah kamar mandi.

    Di kamar mandi dia bersih-bersih lalu keluar masih dengan tubuh telanjang. Gantian aku yang ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku. Kami beres-beres kamar sebentar.

    “Kamu mau pakai kemejaku, sayang?” tanyaku.


    “Lebih baik pake kemejaku, sayang. Bersih lagian biar orang lain gak terlalu kenal kamu” kataku menerangkan. Ratih berpikir sebentar.

    “Iya deh. Pakaian itu juga udah kotor” jawabnya.

    “Terpaksa gak pake CD sama BH, sayang” katanya sambil tertawa.

    “Kamu pake jaketku biar gak kentara dadanya, sayang” saranku.

    Aku keluarkan kemejaku dan kuberikan ke Ratih untuk dipakainya. Aku ambil juga celana pendekku lalu aku berikan ke dia.

    Selesai berpakaian, Ratih bergegas menyisir rambutnya. Dengan kemeja kotak-kotak biru lengan panjang, Ratih terlihat sangat cantik. Rambutnya yang hitam sebahu menambah pesona wajahnya. Lebam di dahi, luka di pipi rahang kiri dan luka di bibirnya tidak mengurangi kecantikan alaminya. Pantes aja bosnya tergila-gila dengan perempuan ini, pikirku.

  • Kisah Memek Di Ajari Ngentot Tante Yosi

    Kisah Memek Di Ajari Ngentot Tante Yosi


    2570 views

    Duniabola99.com – Cerita ini adalah sebuah pengalaman saya yang terjadi sekitar 1 tahun yang lalu. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan bersama Tante Yossie. Umur saya sekarang adalah 23 tahun, saya (Donnie) baru saja menyelesaikan kuliah saya di sebuah perguruan swasta yang terkenal di Jakarta.

    Dulu ketika saya masih duduk di bangku SMA, saya mempunyai teman bermain yang cukup akrab, namanya Jessy. Dia adalah teman dekat saya sejak perkenalan pertama kali ketika masih duduk di bangku SMP. Karena hubungan kami sangat dekat, maka saya sering bermain ke rumahnya di kawasan Menteng.

    Hampir tiap minggu pasti saya bermain ke rumahnya, entah untuk mengajaknya pergi atau hanya bermain di rumahnya saja. Karena hubungan kami yang dekat, maka hubungan saya dengan keluarganya cukup dekat pula. Apalagi dengan Tante Yossie, yang tidak lain adalah ibu kandung Jessy. Perlu anda ketahui, Tante Yossie menikah di umur yang sangat muda dengan Om Anwar. Tante Yossie melahirkan Jessy ketika masih berumur 18 tahun. Selain Jessy, Tante Yossie juga mempunyai anak lagi yaitu George yang baru berumur 2 tahun saat itu. Memang perbedaan umurnya dengan Jessy sangat jauh, apakah mungkin Tante Yossie memang ingin mempunyai anak lagi ataukah..? Setiap hari Tante Yossie hanya di rumah saja, sedangkan Om Anwar-nya adalah seorang karyawan perusahaan asing yang cukup sukses. Pada akhirnya ketika baru menginjak SMA tahun ke-2 hubungan saya dan Jessy serta dengan keluarganya putus, ketika ternyata mereka sekeluarga harus pindah ke Jerman untuk mengikuti Om Anwar yang mendapat pekerjaan di Jerman.

    Namun kira–kira setahun yang lalu saya mendapat berita bahwa Jessy sedang liburan ke Jakarta. Tentu saja saya senang sekali karena bisa bertemu teman lama saya. Ketika sudah berada di Jakarta, Jessy menelepon saya dan dia menyuruh saya datang ke apartmentnya di kawasan Kuningan. Dan akhirnya saya pun datang bertemu dengan dia di apartmentnya. Ketika datang saya sangat kaget, karena ternyata Tante Yossie sudah tinggal kembali di Jakarta. Tante Yossie ternyata tidak terlalu betah dengan suasana di Jerman, kira–kira setelah 1 tahun di Jerman dia memutuskan bersama George untuk kembali ke Jakarta. Sedangkan Om Anwar dan Jessy tetap tinggal di sana. George sekarang sudah sekolah pada sebuah SD swasta terkenal di kawasan Lippo Karawaci.

    Ketika bertemu dengan Jessy maupun dengan anggota keluarganya yang lain, saya sangat senang sekali, karena sudah lama sekali saya tidak berjumpa dengan mereka semua. Namun setelah kira–kira 2 minggu berada di Jakarta untuk liburan, akhirnya Jessy harus kembali ke Jerman untuk meneruskan studinya. Namun setelah 1 minggu Jessy balik ke Jerman, tiba–tiba saya mendapat telepon dari nomor HP yang biasa dipakai Jessy ketika dia berada di Jakarta, dan ternyata setelah saya ingat nomor tersebut adalah nomor HP Tante Yossie.

    “Don.. Tante nih, kamu lagi dimana?” tanya si Tante. Situs Judi Online
    “Saya baru saja habis makan siang tuh sama teman saya Tante, ada apa memangnya?” tanyaku kembali.
    “Gini.. ada yang aneh sama TV di rumah Tante, kamu bisa tolong kemari tidak?” tanyanya.
    “Yah.. bisa deh Tante, cuman kira-kira 2 jam lagi deh yah,” jawab saya.

    Akhirnya saya datang juga ke apartmentnya untuk membantunya. Setelah sampai di apartmentnya alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Yossie memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi bagiku, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Yossie masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira–kira 36B. Ketika saya mengecek TV-nya ternyata memang ada yang rusak. Waktu saya sedang berusaha mengeceknya tiba–tiba Tante Yossie menempel di belakang saya. Mula–mula saya tidak menaruh curiga sama sekali mungkin karena dia ingin tahu bagian mana yang rusak, namun lama–lama saya merasakan ada sesuatu yang menempel di punggung saya, yaitu payudaranya yang montok. Setelah TV berhasil saya benarkan, kami berdua akhirnya duduk di ruang keluarganya sambil menonton acara TV dan berbicara tentang kabar saya.

    “Don, kamu masih seperti yang dulu saja yah?” tanya Tante Yossie.
    “Agh.. Tante bisa aja deh, emang nggak ada bedanya sama sekali apa?” jawabku.
    “Iyah tuh.. masih seperti yang dulu saja, cuman sekarang pastinya sudah dewasa dong..” tanyanya.
    Lalu belum saya menjawab pertanyaannya yang satu itu, tiba–tiba tangan Tante Yossie sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
    “Don.. mau kan tolongin Tante?” tanya si Tante dengan manja.
    “Loh.. tolongin apalagi nih Tante?” jawabku.
    “Tolong memuaskan Tante, Tante kesepian nih..” jawab si Tante.
    Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Yossie yang memiliki rambut sebahu dengan warna rambut yang highlight, saya benar–benar tidak membayangkan kalau ibu teman dekatku sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Yossie ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
    “Wah.. saya harus memuaskan Tante dengan apa dong?” tanyaku sambil bercanda.
    “Yah.. kamu pikir sendiri dong, kan kamu sudah dewasa kan..” jawabnya.

    Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulailah memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas–remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Yossie juga tidak mau kalah, ia langsung meremas–remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini, apalagi setelah kepulangannya dari Jerman. Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu seperti di atas, Tante Yossie menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya dia langsung melucuti semua baju saya, pertama–tama dia melepas kemeja saya kancing perkancing sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya. “Wah.. Don, gede juga nih punya kamu..” kata si Tante sambil bercanda. “Masa sih Tante.. perasaan biasa–biasa saja deh,” jawabku. Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Yossie yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.


    Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba–tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas–remas, sementara itu Tante Yossie terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit–gigit putingnya yang sudah mengeras.
    “Oghh.. saya merindukan suasana seperti ini Don..” desahnya.
    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah?” kataku.
    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu–bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan. “Ogh.. Don, pintar sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah. “Wah.. natural tuh Tante, padahal saya belum pernah sampai sejauh ini loh..” jawabku. Tak terasa, tahu–tahu rambutku dijambaknya dan tiba–tiba tubuh tante mengejang dan aku merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, cuma berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apapun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar–benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Yossie sekarang meminta saya untuk memasukan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Don.. ayoo dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih,” minta si Tante.
    “Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..” tanyaku.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang–tenang aja deh,” sambil berusaha meyakinkanku.
    Benar–benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya. Walaupun sakitnya juga lumayan. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan, karena masih terasa sakit. “Ahh.. dorong terus dong Don..” minta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali. Mendengar desahannya saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat walaupun rasa sakit juga terasa. Akhirnya saya mulai terbiasa dan mulai mendorong dengan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas–remas payudaranya, sampai tiba–tiba tubuh Tante Yossie mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya. Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar–benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, dan tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
    “Oh.. oh.. nikmat sekali Donniie..!” teriak si Tante.
    “Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..” kata saya.
    “Sabar yah Don.. tunggu sebentar lagi dong, Tante juga udah mau keluar lagi nih..” jawab si Tante.


    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante. “Arghh..!” teriak si Tante Yossie. Tante Yossie kemudian mencakar pundak saya sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang kemaluanku. Setelah itu kami berdua letih dan langsung tidur saja di atas ranjangnya. Tanpa disadari setelah 3 jam tertidur, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke dapur. Ketika di dapur saya melihat Tante Yossie dalam keadaan telanjang, mungkin dia sudah biasa seperti itu. Entah kenapa, tiba–tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata–kata, saya langsung memeluk Tante Yossie dari belakang, dan mulai lagi meremas–remas payudaranya dan pantatnya yang bahenol serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.
    “Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh Tante bisa aja deh,” jawabku sambil menciumi bibirnya kembali.
    Saking nafsunya, saya mengajak untuk sekali lagi bersenggama dengan si Tante, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Yossie kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di dapurnya. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya doggie style.”Um.. dorong lebih keras lagi dong Don..” desahnya. Semakin nafsu saja aku mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokanku kepada si Tante, sementara itu tanganku menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
    “Don.. mandi yuk?” mintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah?” jawab saya.

    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie di atas wastafel, dan kemudian saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm.. nikmat sekali jilatanmu Don.. agghh..” desahnya.
    “Don.. kamu sering–sering ke sini dong..” katanya dengan nafas memburu.
    “Tante, kalo tahu ada service begini mah saya tiap hari kalau bisa juga mau,” jawabku sambil tersenyum.
    Setelah puas menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan saya kembali ke lubang kemaluan Tante Yossie. Kali ini, dorongan saya sudah semakin kuat, karena rasa sakit saya sudah mulai berkurang ataukah saya sudah mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut, saya duduk di atas kloset dan Tante Yossie saya dudukkan di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini saya sudah mulai tidak terlalu merasakan sakit sama sekali, namun rasa nikmat lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat akhirnya saya “KO” kembali, saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Yossie kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.


    Setelah selesai mandi, Tante Yossie memasakkan makan malam untuk kami berdua, dan setelah itu saya pamitan untuk balik ke rumah. Setelah kajadian itu saya baru tahu bahwa kesepian seorang Tante dapat membawa nikmat juga kadang–kadang. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan bersetubuhan. Kami biasanya melakukan di apartmetnya di kala anaknya George sedang sekolah atau les. Dan sering juga Tante mem-booking hotel berbintang dan kami bertemu di kamar.

     

  • Kisah Memek Keperawanan Gadis Belia Sebagai PL di Tempat Karaoke

    Kisah Memek Keperawanan Gadis Belia Sebagai PL di Tempat Karaoke


    1968 views

    Duniabola99.com – Istri sudah punya. Anak juga sudah sepasang. Rumah, meskipun cuma rumah BTN juga sudah punya. Mobil juga meski kreditan sudah punya. Mau apalagi? Pada awalnya aku cuma iseng-iseng saja. Lama-lama jadi keterusan juga. Dan itu semua karena makan buah terlarang.

    Kehidupan rumah tanggaku sebetulnya sangat bahagia. Istriku cantik, seksi dan selalu menggairahkan. Dari perkimpoian kami kini telah terlahir seorang anak laki-laki yang kini berusia delapan tahun dan seorang anak cantik berusia tiga tahun, aku cuma pegawai negeri yang kebetulan punya kedudukan dan jabatan yang lumayan.

    Tapi hampir saja biduk rumah tanggaku dihantam badai. Dan memang semua ini bisa terjadi karena keisenganku, bermain-main api hingga hampir saja menghanguskan mahligai rumah tanggaku yang damai. Aku sendiri tidak menyangka kalau bisa menjadi keterusan begitu.

    Awalnya aku cuma iseng-iseng main ke sebuah klub karaoke. Tidak disangka di sana banyak juga gadis-gadis cantik berusia remaja. Tingkah laku mereka sangat menggoda. Dan mereka memang sengaja datang ke sana untuk mencari kesenangan. Tapi tidak sedikit yang sengaja mencari laki-laki hidung belang.

    Terus terang waktu itu aku sebenarnya tertarik dengan salah seorang gadis di sana. Wajahnya cantik, Tubuhnya juga padat dan sintal, kulitnya kuning langsat. Dan aku memperkirakan umurnya tidak lebih dari delapan belas tahun. Aku ingin mendekatinya, tapi ada keraguan dalam hati. Aku hanya memandanginya saja sambil menikmati minuman ringan, dan mendengarkan lagu-lagu yang dilantunkan pengunjung secara bergantian.

    Tapi sungguh tidak diduga sama sekali ternyata gadis itu tahu kalau aku sejak tadi memperhatikannya. Sambil tersenyum dia menghampiriku, dan langsung saja duduk disampingku. Bahkan tanpa malu-malu lagi meletakkan tangannya di atas pahaku. Tentu saja aku sangat terkejut dengan keberaniannya yang kuanggap luar biasa ini.
    “Sendirian aja nih…, Omm..”, sapanya dengan senyuman menggoda.
    “Eh, iya..”, sahutku agak tergagap.
    “Perlu teman nggak..?” dia langsung menawarkan diri.

    Aku tidak bisa langsung menjawab. Sungguh mati, aku benar-benar tidak tahu kalau gadis muda belia ini sungguh pandai merayu. Sehingga aku tidak sanggup lagi ketika dia minta ditraktir minum. Meskipun baru beberapa saat kenal, tapi sikapnya sudah begitu manja. Bahkan seakan dia sudah lama mengenalku. Padahal baru malam ini aku datang ke klub karaoke ini dan bertemu dengannya.

    Semula aku memang canggung, Tapi lama-kelamaan jadi biasa juga. Bahkan aku mulai berani meraba-raba dan meremas-remas pahanya. Memang dia mengenakan rok yang cukup pendek, sehingga sebagian pahanya jadi terbuka. Fontana99

    Hampir tengah malam aku baru pulang. Sebenarnya aku tidak biasa pulang sampai larut malam begini. Tapi istriku tidak rewel dan tidak banyak bertanya. Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Wajah gadis itu masih terus membayang di pelupuk mata. Senyumnya, dan kemanjaannya membuatku jadi seperti kembali ke masa remaja.

    Esoknya Aku datang lagi ke klub karaoke itu, dan ternyata gadis itu juga datang ke sana. Pertemuan kedua ini sudah tidak membuatku canggung lagi. Bahkan kini aku sudah berani mencium pipinya. Malam itu aku benar-benar lupa pada anak dan istri di rumah. Aku bersenang-senang dengan gadis yang sebaya dengan adikku. Kali ini aku justru pulang menjelang subuh.

    Mungkin karena istriku tidak pernah bertanya, dan juga tidak rewel. Aku jadi keranjingan pergi ke klub karaoke itu. Dan setiap kali datang, selalu saja gadis itu yang menemaniku. Dia menyebut namanya Reni. Entah benar atau tidak, aku sendiri tidak peduli. Tapi malam itu tidak seperti biasanya. Reni mengajakku keluar meninggalkan klub karaoke. Aku menurut saja, dan berputar-putar mengelilingi kota Jakarta dengan kijang kreditan yang belum lunas.

    Entah kenapa, tiba-tiba aku punya pikiran untuk membawa gadis ini ke sebuah penginapan. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali ternyata Reni tidak menolak ketika aku mampir di halaman depan sebuah losmen. Dan dia juga tidak menolak ketika aku membawanya masuk ke sebuah kamar yang telah kupesan.

    Jari-jariku langsung bergerak aktif menelusuri setiap lekuk tubuhnya. Bahkan wajahnya dan lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang membangkitkan gairah. Aku mendengar dia mendesah kecil dan merintih tertahan. Aku tahu kalau Reni sudah mulai dihinggapi kobaran api gairah asmara yang membara.


    Perlahan aku membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan satu persatu aku melucuti pakaian yang dikenakan Reni, hingga tanpa busana sama sekali yang melekat di tubuh Reni yang padat berisi. Reni mendesis dan merintih pelan saat ujung lidahku yang basah dan hangat mulai bermain dan menggelitik puting payudaranya. Sekujur tubuhnya langsung bergetar hebat saat ujung jariku mulai menyentuh bagian tubuhnya yang paling rawan dan sensitif. Jari-jemariku bermain-main dipinggiran daerah rawan itu. Tapi itu sudah cukup membuat Reni menggelinjang dan semakin bergairah.

    Tergesa-gesa aku menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan, dan menuntun tangan gadis itu ke arah batang penisku. Entah kenapa, tiba-tiba Reni menatap wajahku, saat jari-jari tangannya menggenggam batang penis kebanggaanku ini, Tapi hanya sebentar saja dia menggenggam penisku dan kemudian melepaskannya. Bahkan dia melipat pahanya yang indah untuk menutupi keindahan pagar ayunya.
    “Jangan, Omm…”, desah Reni tertahan, ketika aku mencoba untuk membuka kembali lipatan pahanya.
    “Kenapa?” tanyaku sambil menciumi bagian belakang telinganya.
    “Aku…, hmm, aku…” Reni tidak bisa meneruskan kata-katanya. Dia malah menggigit bahuku, tidak sanggup untuk menahan gairah yang semakin besar menguasai seluruh bagian tubuhnya. Saat itu Reni kemudian tidak bisa lagi menolak dan melawan gairahnya sendiri, sehingga sedikit demi sedikit lipatan pahanya yang menutupi vaginanya mulai sedikit terkuak, dan aku kemudian merenggangkannya kedua belah pahanya yang putih mulus itu sehingga aku bisa dengan puas menikmati keindahan bentuk vagina gadis muda ini yang mulai tampak merekah.

    Dan matanya langsung terpejam saat merasakan sesuatu benda yang keras, panas dan berdenyut-denyut mulai menyeruak memasuki liang vaginanya yang mulai membasah. Dia menggeliat-geliat sehingga membuat batang penisku jadi sulit untuk menembus lubang vaginanya. Tapi aku tidak kehilangan akal. Aku memeluk tubuhnya dengan erat sehingga Reni saat itu tidak bisa leluasa menggerak-gerakan lagi tubuhnya. Saat itu juga aku menekan pinggulku dengan kuat sekali agar seranganku tidak gagal lagi.

    Berhasil!, begitu kepala penisku memasuki liang vagina Reni yang sempit, aku langsung menghentakkan pinggulku ke depan sehingga batang penisku melesak ke dalam liang vagina Reni dengan seutuhnya, seketika itu juga Reni memekik tertahan sambil menyembunyikan wajahnya di bahuku, Seluruh urat-urat syarafnya langsung mengejang kaku. Dan keringat langsung bercucuran membasahi tubuhnya. Saat itu aku juga sangat tersentak kaget, aku merasakan bahwa batang penisku seakan merobek sesuatu di dalam vagina Reni, dan ini pernah kurasakan pula pada malam pertamaku, saat aku mengambil kegadisan dari istriku. Aku hampir tidak percaya bahwa malam ini aku juga mengambil keperawanan dari gadis yang begitu aku sukai ini. Dan aku seolah masih tidak percaya bahwa Reni ternyata masih perawan.


    Aku bisa mengetahui ketika kuraba pada bagian pangkal pahanya, terdapat cairan kental yang hangat dan berwarna merah. Aku benar-benar terkejut saat itu, dan tidak menyangka sama sekali, Reni tidak pernah mengatakannya sejak semula. Tapi itu semua sudah terjadi. Dan rasa terkejutku seketika lenyap oleh desakan gairah membara yang begitu berkobar-kobar.

    Aku mulai menggerak-gerakan tubuhku, agar penisku dapat bermain-main di dalam lubang vagina Renny yang masih begitu rapat dan kenyal, Sementara Reni sudah mulai tampak tidak kesakitan dan sesekali tampak di wajahnya dia sudah bisa mulai merasakan kenikmatan dari gerakan-gerakan maju mundur penisku seakan membawanya ke batas ujung dunia tak bertepi.

    Malam itu juga Reni menyerahkan keperawannya padaku tanpa ada unsur paksaan. Meskipun dia kemudian menangis setelah semuanya terjadi, Dan aku sendiri merasa menyesal karena aku tidak mungkin mengembalikan keperawanannya. Aku memandangi bercak-bercak darah yang mengotori sprei sambil memeluk tubuh Reni yang masih polos dan sesekali masih terdengar isak tangisnya.
    “Maafkan aku, Reni. Aku tidak tahu kalau kamu masih perawan. Seharusnya kamu bilang sejak semula…”, kataku mencoba menghibur.

    Reny hanya diam saja. Dia melepaskan pelukanku dan turun dari pembaringan. Dia melangkah gontai ke kamar mandi. Sebentar saja sudah terdengar suara air yang menghantam lantai di dalam kamar mandi. Sedangkan aku masih duduk di ranjang ini, bersandar pada kepala pembaringan.

    Aku menunggu sampai Reni keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit handuk dan rambut yang basah. Aku terus memandanginya dengan berbagai perasaan berkecamuk di dalam dada. Bagaimanapun aku sudah merenggut kegadisannya. Dan itu terjadi tanpa dapat dicegah kembali. Reni duduk disisi pembaringan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk lain.

    Aku memeluk pinggangnya, dan menciumi punggungnya yang putih dan halus. Reni menggeliat sedikit, tapi tidak menolak ketika aku membawanya kembali berbaring di atas ranjang. Gairahku kembali bangkit saat handuk yang melilit tubuhnya terlepas dan terbentang pemandangan yang begitu menggairahkan datang dari keindahan kedua belah payudaranya yang kencang dan montok, serta keindahan dari bulu-bulu halus tipis yang menghiasi di sekitar vaginanya.


    Dan secepat kilat aku kembali menghujani tubuhnya dengan kecupan-kecupan yang membangkitkan gairahnya. Reni merintih tertahan, menahan gejolak gairahnya yang mendadak saja terusik kembali.
    “Pelan-pelan, Omm. Perih…”, rintih Reni tertahan, saat aku mulai kembali mendobrak benteng pagar ayunya untuk yang kedua kalinya. Renny menyeringai dan merintih tertahan sambil mengigit-gigit bibirnya sendiri, saat aku sudah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama yang tetap dan teratur.

    Perlahan tapi pasti, Reni mulai mengimbangi gerakan tubuhku. Sementara gerakan-gerakan yang kulakukan semakin liar dan tak terkendali. Beberapa kali Reni memekik tertahan dengan tubuh terguncang dan menggeletar bagai tersengat kenikmatan klimaks ribuan volt. Kali ini Reni mencapai puncak orgasme yang mungkin pertama kali baru dirasakannya.

    Tubuhnya langsung lunglai di pembaringan, dan aku merasakan denyutan-denyutan lembut dari dalam vaginanya, merasakan kenikmatan denyut-denyut vagina Reni, membuatku hilang kontrol dan tidak mampu menahan lagi permainan ini.. hingga akhirnya aku merasakan kejatan-kejatan hebat disertai kenikmatan luar biasa saat cairan spermaku muncrat berhamburan di dalam liang vagina Renny. Akupun akhirnya rebah tak bertenaga dan tidur berpelukan dengan Reni malam itu.

  • Kisah Memek Hari Yang Kelam Bagi Merry Si Mahasiswi Judes

    Kisah Memek Hari Yang Kelam Bagi Merry Si Mahasiswi Judes


    1884 views

    Duniabola99.com – Minggu siang itu udara Jakarta panas sekali, Sebuah metromini masih ngetem di depan sebuah gedung di Jakarta utara, menunggu penumpang. Meski kesal, para penumpang terpaksa bersabar.

    Tak lama, masuk seorang pemuda preman. Sebut saja namanya Joni. Dengan mulut bau minuman, dia lantas beraksi di depan para penumpang metromini. “Siang bapak-ibu, langsung aja, saya minta duit recehnya 500 atau 1000 perak. Receh buat anda, berharga buat saya!”.

    Joni lantas menadahkan tangannya ke tiap penumpang. Ada yang ngasih, ada yang cuma melambaikan tangan. Di pojok, seorang mahasiswi asyik dengan handphonenya sehingga dia tidak sadar kalau Joni sudah di depannya dan menadahkan tangan.

    “Mbak! recehnya dong!” kata Joni sambil nyolek mahasiswi itu.

    “Ih apaan sih! Ga ada!” kata mahasiswi yang kita sebut saja Merry itu sambil sebal. Dia lantas bangkit dan pindah duduk ke bangku depan.

    Joni melotot. Dalam hatinya dia ngedumel “Sialan lo! awas lo ya!”. Biasanya langsung turun, Joni kali ini tetap di dalam metromini, duduk sambil agak sembunyi di bangku belakang.

    Metromini berjalan lagi. Saat sampai di depan sebuah mal besar, metromini berhenti. Beberapa penumpang turun termasuk Merry. Dia tidak sadar kalau Joni ikut turun dan membuntuti agak jauh di belakang. Situs Judi Online

    Merry keluar-masuk beberapa toko di dalam mal, sedangkan Joni memperhatikannya terus. Selang beberapa saat, Joni melihat Merry berjalan ke arah WC. “Ini die kesempatan gue. Awas lo ya!” kata Joni dalam hati.

    Sambil celingak-celinguk, Joni memperhatikan sekeliling. Kebetulan WC itu berada di pojok gedung dan suasana sepi. Dia melihat Merry sudah masuk ke dalam WC perempuan.

    Joni segera ikut masuk setelah melihat tidak ada penjaga di situ. Dia lalu mengganjal pintu masuk dengan bangku di situ supaya tidak ada yang bisa masuk lagi. Dia kemudian bersembunyi di sebuah kamar toilet yang kosong sambil mendengarkan Merry yang sedang buang air.

    Joni mendengar pintu toilet tempat Merry berada terbuka. Pelan-pelan dia mengintip dan melihat Merry sudah keluar dan kini sedang berada di depan kaca sambil membetulkan roknya.

    “Ini die saatnya!” kata Joni. Dengan cepat dia keluar dari toilet lalu berlari ke belakang Merry, memiting lehernya lalu membantingnya ke lantai. Merry yang tidak tahu bakal diserang menjadi kaget. Dia mencoba bangun tapi Joni segera memukul wajahnya dan perutnya. Buk! Buk!

    Saking kerasnya pukulan, Merry langsung mengerang kesakitan. Joni tidak tanggung-tanggung lagi. Dia segera menyibakkan rok yang dipakai Merry, langsung menarik celana dalam putih yang dipakai mahasiswi itu. “Awas lo ****** lo!” kata Joni dengan ganas.

    Joni lantas menindih Merry, tangannya berusaha membuka paha Merry lebar-lebar. Merry yang masih kesakitan berusaha menangkis tapi tidak kuat melawan Joni yang sudah nafsu. Dengan terburu-buru, Joni lalu membuka retsleting celananya dan memperosotkan celananya. Kontolnya yang sudah tegang langsung keluar.

    Sambil tangan kanannya memegang kedua tangan Merry, Joni memakai tangan kirinya untuk mengarahkan kontolnya ke arah vagina mahasiswi itu. Merry mulai menangis tapi langsung ditampar Joni. Joni mulai mencoba memasukkan kepala kontolnya tapi masih susah karena lobang vagina Merry kecil dan masih kering. “****** lo!” sumpah Joni lagi sambil membuang ludah yang kemudian dipakai membasahi kontolnya.

    Kali ini kepala kontolnya mulai bisa masuk. Joni lantas mengangkat kedua kaki Merry supaya dia lebih leluasa beraksi. Merry terus menangis dan mengerang, tapi tidak bisa apa-apa karena tangannya dipegangi. Dengan sekuat tenaga Joni mencoba memasukkan batang kontolnya dan kali ini mulai masuk.

    Joni merasa ada sesuatu yang menghalangi. “Ini die perawan asli!” kata Joni dalam hati sambil ketawa-ketawa. Dia agak mencabut keluar kontolnya, lalu dengan sekuat tenaga mendorong kontolnya sejauh-jauhnya ke dalam vagina Merry. Slep! Srot! Selaput dara Merry pecah!


    “Aaa..huhuhuhuh!” jerit Merry yang kesakitan setelah selaput daranya pecah ditembus ****** Joni. Perlahan darah kental mulai keluar dari lobang vaginanya, membasahi lantai WC.

    Joni masih terengah-engah, kontolnya keluar-masuk vagina Merry. Peluh Joni menetes membasahi muka mahasiswi yang terus menangis. “Rasain lo ******!” kata Joni sambil kembali menampar perempuan manis itu.

    Karena sudah tidak tahan lagi, Joni segera mengangkat kaki Merry lebar-lebar, lalu sambil mengeden keras, dia segera mengucurkan seluruh air maninya di dalam vagina perempuan itu. “Aaah…!” kata Joni sambil mengeden menahan kenikmatan.

    Joni terdiam sejenak. Seluruh kenikmatan itu membuat badannya bergetar. di bawah badannya, Merry masih mengguguk menangis kesakitan.

    Perlahan Joni bangun, mengusap kepala kontolnya yang masih berlumur darah dengan celana dalam Merry. Lantas celana dalam itu dilemparkannya ke muka perempuan itu. “Nih rasain lo ******!”


    Joni lantas memakai kembali celananya dan perlahan sambil celingak-celinguk melihat keluar dari pintu WC. Aman, tidak ada orang lain. Dia segera sedikit berlari keluar dari mal itu dan lantas mencegat sebuah metromini untuk kembali ke tempat nongkrongnya.

    Merry sendiri perlahan bangkit dari lantai WC. Vaginanya perih sekali. Dia menangis lalu berusaha bangkit sambil berpegangan ke dinding WC. Darah masih mengalir dari vaginanya dan jatuh ke paha. Dengan terseok-seok Merry kembali masuk toilet dan menggunakan celana dalamnya untuk membersihkan diri. Sungguh hari itu menjadi hari kelam baginya.

  • Kisah Memek Curi Curi Pandang Dengan Guru Les Piano Mesum

    Kisah Memek Curi Curi Pandang Dengan Guru Les Piano Mesum


    2263 views

    Duniabola99.com – Ketika masi abege banget, aku tinggal ma paklikku, dia adik dari ibuku almarhum. Paklik membantu membiayai sekolahku, karena itulah aku tinggal dirumahnya. Mereka merupakan pasangan muda, anak mereka baru kelas 5 SD, sedang aku sekolah selevel(bukan sekelas lo) lebih tinggi dari sodaraku itu. Sodaraku itu sangat dimanja, anak tunggal pula, sehingga apa maunya selalu dituruti ortunya. Ya biar aja, bukan urusanku kan, lagian itu kan anak mereka jadi mo dimanja kaya apa ya hak ortunya lah. Aku cuma numpang, jadi ya jelaslah ada perbedaan perlakuan. aku dah bersyukur banget ada yang mo nyekolahin dan ngasi tumpangan tempat tinggal.


    Sejak kedua ortuku almarhum, hidupku sangat terlunta2 tergantung dari belas kasihan kerabat ortuku. Aku tinggal pindah2 tergantung kepada siapa yang mau menampung aku, sekolahku menjadi berantakan. Anak lain menyelesaikan skolah level pertama dalam 6 tahun, aku baru selesai 8 tahun, ya ngerti kerna yang mo nanggung kontinyu sekolahku gak ada. Ya dijalani aja, sehingga sekarang aku yang paling tua dikelasku. Badanku mungil dengan kulit yang tidak putih, tapi kata cowokku aku seksi banget dengan tidak berkulit warna putih. Tokedku juga mungil, proporsional dengan tinggi-berat badanku. Cowokku sudah mahasiswa, makanya dia yang memperkenalkan nikmatnya ranjang kepadaku, aku menjadi ketagihan untuk mereguknya setiap kali kita ketemu.

    Lagian cowokku itu pinter banget melakukan tugasnya dalam memuaskan napsuku yang selalu berkobar kalo aku ada didekatnya. Sungguh aku sangat menikmati kehangatan dari laki-laki itu. Merasakan tangan cowokku meraba raba dan menjilat jilat nonokku, meremasi toketku dan aku meremas remas kontolnya dan melumatnya lalu ngentotlah kita.

    Aku di rumah selalu pakai pakaian seadanya, hanya bercelana yang bener2 pendek. Kadang aku tak pakai cd dan bh, juga bajuku tanpa lengan sehingga ketekku yang mulus kelihatan. Itulah sebabnya cowokku bilang aku tu sexy sekali, dan dia selalu napsu kalo ketemu aku. Memang aku bebas dirumah omku, aku tinggal dibagian belakang dari rumah besar si om, sehingga aku mo ngapain juga gak da yang ngurus. Kamarku gak kecil2 amat si, ada kamar mandinya didalem, jadi aku gak repot kalo mo pipis pa eek. Si om taunya mbayari sekolahku dan memenuhi kebutuhan dasarku. Uang saku aku dikasi juga biar gak banyak. Kalo gak da keperluan aku jarang ngumpul di rumah besar sehingga aku lebi sering menyendiri dikamarku. Makanya cowokku bebas aja kalo dateng kerumah, kamu selalu ngobrol di kamarku kalo gak kemana2, sehingga jelaslah aku selalu terangsang sekali kalo cowokku memulai aksinya.

    beberapa hari terakhir ada seorang bapak2, yang rutin dateng kerumah untuk memberi les piano buat sodaraku, sehingga kalo ada les kedengaran tang ting tung suara piano yang gak keruan. Namanya, kita sebut saja dengan si om, umurnya 40an, orangnya cakep, rambut ikal, kumis tipis dan badannya atletis, suka banget aku ngeliatnya. Kadang-kadang dia curi-curi pandang kemulusan pahaku dan ketekku. Aku merasakan kalau dia tertarik dengan tubuhku, akupun senang masih bisa menarik perhatian laki-laki laen, karena akhir2 ini cowokku mulai pindah kelain hati, mendekati temen sekolahku yang lebih bahenol dari aku. Aku pengen dicumbu si om, dipeluknya dan diraba raba. Sering kulihat tonjolan celananya kupikir kontolnya pasti lumayan besar, rupanya dia terangsang melihat pahaku dan aku pun ikut terangsang kalau membayangkannya.

    Sungguh aku kepingin meremas benda menonjol di selangkangannya itu dan kuingin dia meremas remas punyaku, tapi gimana caranya? Lagian gak selalu kalo dia ngasi les aku ketemu, karena seperti yang sudah aku bilang aku jarang kerumah besar kalo gak da keperluan. Aku punya ide, kenapa gak aku pura2 liat sodaraku latihan piano aja, paklikku si gak keberatan selama aku gak minta dilesin piano juga. Saat pas dia datang kerumah aku coba merangsangnya dengan dudukku yang agak seksi sambil kusilangkan kakiku sehingga celanaku makin tertarik ke atas dan pahaku yang putih mulus makin banyak kelihatan. Kadang kubuka sedikit kakiku sehingga cdku kelihatan, dia meliriknya dan menikmati kemulusan pahaku. Kulihat tonjolan celananya makin menonjol rupanya dia terangsang juga. akupun dalam hati senang juga dia tertarik melihat kemulusan tubuhku tapi dia tidak berani bereaksi selanjutnya atau dia mungkin sungkan dan tak berani takut aku tak mau. Ya kerna gak ada reaksi selain celananya dibagian selangkangan yang menggembung, aku ya diem aja, rasanya usahaku menarik perhatian si om dah maksimal, tapi dianya adem2 aja, ya udah.


    Suatu sore dia datang ke rumah. Padahal paklik sekeluarga sedang keluar kota, tentunya sodaraku ya ikut ortunya lah. Aku menyambutnya dirumah besar, karena pembantu bilang si om dateng nyari aku. “Kok dateng om, kan lagi pada keluar kota, mangnya om gak tau ya”. “Tau kok”. “Kok dateng juga, mangnya mo ngasi les gratis buat Inez”. “Mau di lesin juga toh”. “Gak kok om, becanda, siapa yang mo bayarin?”. “Buat abege secantik kamu gratis deh”. “Gak enak ma paklik nantinya om”. “Ya sekarang ja aku ajarin kamu maen piano, kan gak da orang dirumah”. “Cuma sekali diajarin mana bisa om, tu sodaraku yang dah sekian lama om lesin ja masi tang ting tong gak keruanan”. “Ya anak segitu kan bosenan, awalnya ja menggebu, sekarang ya gimana kalo dia gak mo latihan ndiri dirumah, ya gak da kemajuannya”. “Om dah bilang ke paklik”. “Dah bolak balik, tapi ya gitu gak da folo ap nya, paling kalo sesinya abis ya udahan lesnya, padahal dah beli pano mahal2 gini”. “Piano kaya gini mahal ya om”. “Ya lumayanlah, mau gak diajarin, sini duduk sebelah aku”. Dia menarik tangaku untuk duduk disebelahnya. Bangku untuk maen piano memang gak besar sehingga aku duduk merapat ke dia. Ketika kulirik, dia lagi memelototi pahaku dari dekat, terdengar napasnya memburu, aku pun semakin senang saja. Pura-pura aku menggaruk pahaku dan selangkanganku supaya dia makin terangsang. “Napa, banyak nyamuk ya”. “Gak kok”. “Tu garuk2, diselangkangan lagi”. “Gatel aja, alergi ma om kali”, jawabku becanda. “Wah kalo alergi kudu aku yang ngegarukin, biar alerginya ilang”. “Katanya mo ngajarin piano, kok sekarang mo ngegarukin Inez”. “abis kamu sexy banget si, padahal masi umur abege banget ya”. “mangnya napa kalo Inez sexy?” “Ya aku napsu lah”. Wah kliatan aslinya sekarang dia, rupanya dia sungkan ma paklik makanya sok cuek. Aku ngerti napa kok dia dateng sore ini, sengaja pengen ngegelutin aku kayanya, hihi geer ya.

    Tiba-tiba tanganku dipegangnya dan diajaknya aku duduk disofa, aku disuruh duduk di samping nya, tanganku masih dipegangnya telapak tanganku diremasnya. Tangannya mulai meraba lenganku dan mengelus elusnya, enganku dielusnya naik ke atas sampai belahan ketekku dan mulai diciumnya pundakku. Aku terdiem ngerasain, elusannya makin nikmat kurasakan dan terangsang aku dibuatnya. Karena aku diem, dia makin berani, dia mulai mencium belakang ketekku dan dia coba mengangkat tanganku supaya dia dapat mencium ketekku. ”oh oh geli om, jangan”, desahku kegelian. dia tetap memaksa mengangkat tanganku lalu ketekku diciumnya dibenamkannya hidungnya dalam-dalam sambil menghirup aroma ketekku. ”Nez, harum lo ketekmu dan mulus lagi, aku senang sama ketekmu”, rayunya sedangkan aku kegelian dan terangsang, enak juga ketekku diciumnya.

    Dia tak puas-puasnya terus mencium ketekku. ”sudah dari pertama ketemu kamu aku pengen merasakan ketekmu, aku terangsang kalau sedang lihat ketekmu” katanya lagi. Dia mulai meraba raba toketku yang tak pakai bh dan diciumnya leherku pipiku terus kebelahan dadaku,aku menggelinjang nikmat dan menahan geli. Terus dia mencium toketku yang masih terbungkus baju, lalu tangannya lewat bawah bajuku mulai masuk ke arah toketku dan dia meremasnya langsung, diremasnya makin kuat dan aku merasa kesakitan. “Jangan keras2 dong om, atit”, desahku manja. “Abis aku gemes ngeremes toket kamu”.

    “Kan kecil om”. “Tapi proporsionallah ma badan kamu yang imut ngegemesin”. “Tapi napsuin kan…” “Banget”. ”Aahh…om om geli aku, sudah…sudah…geli om!” desahku mengerang nikmat. Mendengar eranganku dia makin bernapsu meremas toketku kiri dan kanan. Napasnya makin memburu dan dia mencium pipiku. Diciumnya terus pipiku dan aku makin pasrah saja, bibirku mulai dikecupnya dan dilumatnya. aku pun tak tahan membalasnya. Lidahku dilumatnya. Tanganku merangkul erat di belakang kepalanya. Aku dan dia makin napsu sambil satu tangannya meraba raba paha bagian dalam hampir dekat selangkangan dan cdku. “Kamu dah pinter banget ciuman Nez, latihan ma cowok kamu ya”. “He eh”, cuma itu yang keluar dari mulutku, napsu mulai menguasai aku, lagian dah lama aku gak ngerasain kenikmatan ini sejak cowokku pindah kelaen hari, ya cowokku gak mo lagi ma aku ya suka2 dialah, aku gak maksain dia tetep ma aku.

    “slangkangan kamu napsuin deh Nez, aku jilat ya”. Aku kebelet pipis rasanya. ”om Inez pipis dulu, kebelet banget nih!”. Di kamar mandi kulihat cdku sudah banyak cairan nikmatku, nonokku kusabuni sampai bersih biar nanti kalau dicium wangi baunya. Aku pun tak pakai cd lagi. Cd kukantongin ja. Ganti dia sekarang mau pipis. Ketika dia kembali ke sofa, aku disuruh duduk di pangkuannya dan tanganku disuruh merangkul pundaknya karena dia mau mencium ketekku. Terasa kontolnya tegang dan hangat tertekan bokongku, enak juga dipangku, terasa kontolnya berdenyut di bawah nonokku. ketekku diciumnya dan dibenamkannya hidungnya dalam-dalam sambil menghirup aroma ketekku yang harum. Dia sungguh menikmati kelembutan dan harumnya ketekku. “Ketek kamu lembut dan merangsang sekali deh”. . Aku juga menikmati rangsangan ini dan senang ketekku dicium ciumnya sambil tangannya mulai meraba raba selangkanganku lagi, nyelip ke balik celpenku dan menyentuh tepi nonokku yang sudah tak ber cd. “Kamu dah napsu banget ya Nez, sampe cd kamu lepasin, biar gampang aku kilik2 ya”. Aku tersipu mendengarnya. Perasaan geli bercampur nikmat ketika selangkanganku dielus elusnya dengan lembut. kubuka kakiku supaya dia bisa lebi leluasa meraba nonokku. kuarahkan tangannya ke nonokku, lalu dirabanya dan dielus elus, aku menggelinjang keenakan dan tak sadar aku mendesah sambil pantat kugoyang goyang makin menekan kontolnya dengan nonokku. Tangannya mulai meraba itilku dan ditekannya sambil dipilin pilin geli. Jarinya mulai meraba bibir dalam nonokku yang semakin basah, aku makin menggelinjang dan mendesah nikmat. “Aahhh…om, enak om cepet dimasukin om aaahh…aahh” aku mendesis keenakan sambil kaki kurapatkan dan kubuka menahan kegelian di nonokku. ”Nez, enak ya, sudah mo keluar ya, mau aku jilat nonoknya,boleh ya?” bisiknya di telingaku


    Mendengar bisikannya aku makin tak tahan lalu kulumat bibirnya dan lidahku diisep nya. Tangannya tak masuk-masuk ke nonokku hanya meraba raba bibirnya dan itilku. Lalu aku disuruh turun dari pangkuannya dan duduk di sofa dan dia duduk di bawah mau mencium dan menjilat nonokku. aku malu nonokku sudah basah lagi dan banyak cairannya, ”om Inez cebok dulu ya, nonok Inez basah”. “Gak usah Nez, yang basah gitu lebi napsuin aromanya” Kakiku dibukanya satu dinaikkan ke sofa sekarang nonokku terasa terbuka lebar tapi masih pakai celana. Diciumnya pahaku kiri kanan terus paha bagian dalam dekat selangkanganku. Aku makin merinding nikmat dan merintih keenakkan. Nikmat rasanya selangkanganku kena hembusan napasnya, selangkanganku

    diciumnya lama sekali. “sejak ketemu kamu pertama kali aku dah ngarepin kesempatan kaya gini nez”. “Inez juga suka kok ma om, tapi omnya acuh gitu”. “Ya belon saatnya lah ketika itu, kan ada paklik kamu”.

    celanaku dibuka ritslutingnya dan diturunkan sampe ke dengkul. aku mengangkangkan kakiku sehingga nonokku lebi bebas menantang untuk dicium dan dijilatnya. Dipandangnya dengan napsu nonokku yang diliputi bulu2 kriting cukup banyak, mengairahkan untuk dijilat, lalu mulai diciumnya. hidungnya masuk kesela sela bibir nonokku sambil digesek gesek naik turun. Aku menggelinjang geli dan nikmat. “oh enak sekali…dijilat sekarang dong om” pintaku merajuk kepingin lidahnya bermain di dalam nonokku. Tapi dia masih asik mencium nonokku, tak puas-puasnya dia mereguk aroma nonokku. ”Nez, nonok kamu harum dan hangat, aku senang bisa cium nonokmu,” katanya membuatku makin terangsang saja. Lalu dia mulai menjulurkan lidahnya dan disapunya bibir nonokku. itilku dikulumnya. Sungguh nikmat rasanya mau pipis rasanya. nonokku berdenyut, lidahnya mulai masuk ke dalam nonokku, aku mengangkat pantatku supaya makin dalam lidahnya masuk. aku makin menggelinjang dan merinding seluruh tubuhku merasakan kenikmatan ini. Nonokku makin basah karena banyaknya cairan yang keluar dan makin diisepnya cairan nonokku dan direguknya dengan nikmat. “Gurih banget rasanya Nez”. Tak puas-puasnya diamenjilati nonokku. Aku pun makin mengelinjang, pahaku mengapit kepalanya saking tak tahannya dan aku orgasme, langsung disedotnya cairanku. “Om baru dijilatin ja dah nikmat gini ya, palagi kalo….” “Kalo apa Nez”. “Kalo om masukin”. Nonokku terasa panas dan agak perih sedikit.

    Setelah puas melumat nonokku, aku disuruhnya meremas remas kontolnya, ganti dia duduk di sofa aku duduk di sampingnya sambil meremas remas kontolnya tapi masih diluar celananya. Terasa sudah tegang dan besar. Dia mendesah desah, “enak Nez, pinter kamu”.Kepingin aku melihat kontolnya dan meremasnya langsung, kumasukkan tanganku ke celananya dan kulepas berikut cdnya. Kontolnya besar, kepalanya seperti helm tentara dan berwarna keunguan, kulitnya agak coklat tidak hitam. kuremas dan kukocok pelan. “Om gede banget kontolnya”. “Mangnya ****** cowok kamu kecil ya”. “Gede juga si rasanya, tapi gak da papanya dibanding ma om punya”. “Wah kamu dah pengalaman banget urusan ranjang ya”. Kontolnya terasa hangat di tanganku, lubangnya kuraba terasa basah dan dia makin mendesah keenakan. Akupun ikut terangsang dan nonokku terasa berkedut kepingin dimasuki ****** gedenya.

    “Diemut dong Nez”. Kujilat kepala kontolnya, terasa asin. Kocokan tanganku jalan terus, pelan kumasukkan kepala kontolnya ke mulutku dan kuemut pelan, dia menggelinjang keenakan, “Nez nikmat banget emutanmu”. Gak percuma aku dilatih ma cowokku urusan ginian, skarang aku praktekin ke dia. lidahku menjilat jilat kepalanya, kulumat dengan bibirku dan ku keluar masukin sambil disedot dan kuputar putar. Dia mengelinjang dan mendesah, “gila nikmatnya”. Disuruhnya aku berhenti karena mau orgasme tapi aku tetap mengemutnya supaya aku dapat merasakan orgasmenya di mulutku. Kontolnya makin tegang dan panas berdenyut, dia makin menggelinjang dan mendesah dan akhirnya terasa pejunya menyemprot dalam mulutku, terus kusedot supaya tuntas keluarnya. ”Aduh Nez, enak sekali emutanmu sayang, nikmat sekali, blajar ma cowok kamu ya”. Aku cuma ngangguk.

    Dia mencium pipiku dengan sayang, dia kurangkul sambil kubisiki aku sayang dan mau jadi pacarnya. “Trus cowok kamu dikemanain”. “Dia pindah kelaen hati om”. “wah jablay dong kamu ya, pantes kamu menggebu2 gitu napsunya”. aku dipeluknya dan pipiku diciumnya dengan mesra kubalas dengan rangkulanku. bibirku dilumatnya, lidahku diisepnya. Sambil lidahnya masuk kumulutku mencari liurku lalu diteguknya dengan napsu, terasa kontolnya sudah tegang lagi. “Om kuat amir, baru ja ngecret dimulut Inez dah ngaceng lagi”. “pengen ngecret di nonok kamu soale Nez, bole kan”. kuraih kontolnya dan kuremas remas. Dia kembali mencium ketekku. Hidungnya dibenamkan menikmati aroma ketekku yang lembut tak berbulu. Aku menggelinjang kegelian nikmat, lalu tangannya mulai meraba raba pahaku terus naik membelai selangkanganku. ”Om ayo om ngentot di kamar Inez ya, Inez pengin ngerasai ****** om”. Dia segera merapikan celananya, akupun juga. Kami berjalan menuju ke kekamarku di bagian belakang rumah.


    Kuajak dia masuk kamarku dan aku merebahkan di tempat tidur dengan kaki kubuka lebar menantangnya. Dia mulai mencium pahaku dari bawah sampai naik ke selangkanganku. Diciumnya dengan napsu selangkanganku digesek geseknya hidungnya ke selangkanganku sambil menghirup aromanya yang katanya amat mengairahkan. “aku lepasin ya celana kamu”, katanya sambil melepas kancing celana pendekku, menurunkan ritsluitingnya dan meloloskannya dari tubuhku. Kuangkat pantatku supaya celanaku gampang dilepas. Diciumnya dan dibenamkan hidungnya ke nonokku seraya menghirup aroma vaginaku yang selalu kurawat. “Jembut kamu banyak juga ya Nez”. “masak si segini banyak om”. “Ya bisa dibilang lebatlah, gak heran napsu kamu gede gini”. “mangnya apa hubungannya om”. “Biasanya kalo cewek jembutnya lebat napsunya gede, kaya kamu gini Nez. “Eemmm…emmm, enak dan wangi hangat!” katanya sambil kembali mencium nonokku. hidungnya masuk ke belahan nonokku tak perduli sudah banyak lendirku makin bernapsu dia menciumnya.”Non0k kamu rapet banget Nez, jarang dipake cowok kamu ya”. “Sering kok om, tiap ktemuan pasti Inez dia entotin”. lidahnya kembali menjilat jilatnya. ”ooooh ommm eenaaak, jilat terus ooh!!” aku meracau keenakan.

    Mulai lidahnya menjilat dari bawah dekat anusku. “Aaw…aw…geli ah om!!” aku kegelian kena lidahnya terus menelusuri belahan nonokku, ke bawah lagi makin dekat anusku naik lagi sambil bibirnya melumat bibir nonokku. Nikmat sekali, sekarang anusku dijilat jilatnya lidahnya bermain main lama di sana. Serasa melayang aku kegelian dia tak merasa jijik menjilat anusku. Jilatannya menyebabkan aku makin mendesah keenakan. Kakiku kupegang rapat nempel di dadaku sehingga nonokku makin menonjol dan merekah lidahnya mulai masuk dan menjilat jilat di dalam, lendirku makin banyak keluar. Pantatku diganjalnya dengan bantal supaya aku tak capek. lendirku yang makin banyak keluar diisepnya sampai habis.

    Sekarang dia mau aku mengemut kontolnya lagi. dia naik dan mengangkangi kepalaku. diganjalnya kepalaku dengan bantal. Kujilat kepalanya dulu dan lobang kencingnya dia meringis kegelian kena jilatanku. Kemudian kuemut emut kontolnya dengan lahap, kuurut dengan bibirku sambil lidah ku menjilat jilat, kukocok dengan tanganku pelan supaya dia tambah enak. Terasa kontolnya makin keras. Lalu aku minta gaya 69 saja karena nonokku kepingin dijilati lagi. Kami memutar badan sehingga nonokku sekarang berada dimukanya, dia segera melakukan tugasnya dengan lidahnya sementara aku trus ja nyepongin kontolnya. “Dah dulu Nez, masak ak ngecret lagi dimulut kamu”. Dia melepaskan bajuku dan bajunya, kami sudah bertelanjang bulat diranjangku.

    Aku minta sekarang dia menusuk nonokku dengan kontolnya karena nonokku sudah tak tahan gatalnya. Aku telentang dan kubuka kakiku lebar-lebar sambil mendesah. “Ayo om…entot in Inez, udah gak tahan nih!!“aku memohon dengan sangat. Diapun naik keatasku sambil mengarahkan kontolnya ke nonokku. Kontolnya digesek gesek ke bibir nonokku dan mulai masuk pelan-pelan kepalanya. Dia mulai memasukkan kontolnya yang besar itu ke nonokku. Pantatnya semakin didorong2, sampai aku merem melek keenakan ngerasain nonokku digesek kontolnya. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar dan masuk dinonokku yang sempit itu. “Wuah Nez, sempit betul nonokmu”, dia menggumam tak keruan. Aku mulai merasakan nikmat yg luar biasa. Secara naluri aku gerakkan pantatku kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kontolnya yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Kulihat wajahnya menikmati sekali gesekkan kontolnya di nonokku. Tubuhnya yang berada diatas tubuhku bergoyang-goyang maju mundur, dia memperhatikan kontolnya sendiri yang sedang keluar masuk di nonokku. Kakiku kunaikkan ke pinggangnya, pantatku kunaikan supaya aku bisa menekan kontolnya makin masuk. Blees aw aw enak sekali terasa nonokku sesak dimasuki ****** besarnya. aduh enaknya, terus makin masuk kontolnya sampai tinggal pangkalnya.

    Selang beberapa saat, dia mengajak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku disuruhnya nungging, dan dia menyodokkan kontolnya dari belakang ke nonokku. Enngghh…” desahnya tak keruan. Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku dengan erat, aku merasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama dia menggenjot nonokku dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya aku nyampe, “Om, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritku. Dia mengenjot kontolnya lebih cepat lagi dan kemudian pejunya muncrat didalam nonokku berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ Aku merasa nonokku agak membengkak akibat disodok oleh kontolya yang besar itu. Setelah istirahat beberapa saat, dia bertanya padaku “Gimana Nez? enak kan?”. “Enak sekali om, rasanya nikmat sekali, no nok Inez sampe sesek kemasukan kon tol om, abis gede banget sih”, jawabku. Dia mencabut kontolnya yang sudah lemes dari nonokku. kontolnya berlumuran pejunya dan cairan nonokku. Mungkin saking banyaknya ngecretin pejunya dinonokku. Aku yang kelelahan hanya terkapar di ranjang. Tak lama kemudian aku tertidur.


    Ketika aku bangun, hari udah gelap. Segera aku kekamar mandi. Dia gak ada, keluar dari kamar mandi, dia masuk kamarku dengan membawa bungkusan. “Ni aku beliin nasgor, sukakan?” “Om tau aja kalo Inez laper”. “Ya laperlah, dah kerja keras gitu, kalo gak diisi ntar gak bisa ke ronde brikutnya lagi”. Waduh, sia blon puas ngentotin akunya. Ya gak apalah, soale nikmat banget dientot ma kont0l gede si om, jauh lebi nikmat katimbang dientot cowokku. Kami segera melahap nasi goreng yang dibelinya, dia juga membeli teh kotak untuk kami minum. Dikamarku kalo air putih aja si ada dispensernya. Nasi goreng yang dia beli porsinya gede abnget, ampe aku kenyang banget jadinya. “Om kena penyakit orang kaya neh”. “Paan tu?” “Abis makan ngantuk”. “Ya mandi ja dulu biar segeran”. Kami masuk ke kamar mandi. Dia memelukku. Hebatnya kontolnya udah ngaceng lagi. “Om, gak puas2nya si ngentotin Inez, tu kont0l om dah ngaceng lagi”. Dia diem, tapi tangannya meremas2 toketku. Leherku diciuminya dengan penuh napsu. Itu membuat napsuku juga bangkit dengan cepat.

    Dia segera duduk di toilet dan aku dipangkunya dalam posisi memunggunginya. Kuarahkan kontolnya ke belahan bibir nonokku. Dengan menggunakan tanganku, kugesek-gesekkan ujung kontolnya ke belahan bibir nonokku. Kutempelkan ujung kontolnya ke ujung itilku dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini nonokku kembali mengeluarkan cairan bening. Kemudian kontolnya yang sudah ngaceng keras kembali dimasukkannya ke dalam nonokku. Awalnya agak sulit juga kontolnya masuk kedalam nonokku. Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung kontolnya berhasil menyeruak ke dalam nonokku yang kubantu dengan sedikit menekan badanku kebawah, dan kuangkat kembali pantatku hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga kontolnya amblas semua ke dalam nonokku. Dengan posisi begini membuatku harus aktif mengocok kontolnya dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatku, sehingga nonokku bisa meremas dan mengocok-ngocok kontolnya. kontolnya terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam nonokku. Saat aku duduk terlalu ke bawah, kontolnya terasa sekali menusuk keras nonokku, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. nonokku semakin lama semakin basah sehingga keberadaan kontolnya dalam nonokku sudah tidak sesesak tadi. Kini aku pun sudah tidak kuat lagi menahan napsuku.

    Aku tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatku seperti tadi, kini aku hanya bisa terduduk dalam posisi kontolnya masih tertancap di dalam nonokku. Kugoyang-goyangkan saja pantatku sambil duduk di pangkuannya, persis seperti Inul menggoyangkan pinggul dan pantatnya, ngebor. Kedua tangannya sedari tadi asyik meremas kedua toketku. Pentilku dicubit dan dipilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri bagiku. Dia rupanya tidak mampu bertahan lama merasakan goyang ngebor gaya Inul yang kulakukan. “Aduuh..! Nez, hebat banget empotan no nok kamu! Aku hampir ngecret nich!” serunya sambil tetap memilin pentilku. “Kita keluarin sama-sama yuk!” sahutku sambil mempercepat goyanganku.

    Dia rupanya sudah benar- benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga didorongnya aku sedikit ke depan sambil dia berdiri, sehingga posisiku menungging membelakanginya sambil berpegangan ke wastafel, tetapi kontolnya masih menancap di dalam nonokku. Dia berdiri sambil mengambil alih permainan, dia mengocok-ngocokkan kontolnya keluar masuk nonokku dalam posisi doggy style. “Aa.. Aacch!” kini giliranku yang menyeracau tidak karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam nonokku, terasa sekali semburan hangat yang menerpa dinding nonokku, pejunya rupanya langsung muncrat keluar memenuhi nonokku. Bersamaan dengan itu, aku pun mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan nonokku berkali- kali saat aku nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga nonokku kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah nonokku dan merembes keluar hingga membasahi perutku karena posisiku masih setengah menungging saat itu. dia juga memejamkan matanya keenakan kontolnya merasakan kehangatan nonokku. “Nez enak banget deh nonok kamu, peret banget”, bisiknya sambil dia melumat bibirku “Abis ****** om gede banget si, Inez juga nikmat banget om, sesek rasanya nonok Inez kemasukan ****** om, kerasa banget deh gesekannya”. Kami pun melanjutkan mandi bersama-sama. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk.


    Malem itu dia gak pulang, dia membawaku berkali2 mereguk kenikmatan bersamanya. Staminanya luar biasa sehingga dia bisa berkali2 menggocek nonokku dengan kontolnya sampe aku berkali2 nyampe. “Om kuat amir si, bisa berkali2 ngentotin Inez terus, Inez lemes banget deh”. “Tapi nikmat kan”. “Banget”. “Masi mau jadi cewekku?” “Mau om, asal dikasi nikmat gini tiap malem ya”. Sungguh kenikmatan yang melelahkan.